Proposal Ptk Biologi Sma

  • Uploaded by: siti hajar
  • 0
  • 0
  • January 2021
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Proposal Ptk Biologi Sma as PDF for free.

More details

  • Words: 3,532
  • Pages: 16
Loading documents preview...
UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS XI IPA D DENGAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING DI SMA NUSA INDAH KABUPATEN MUARA ENIM Oleh: Siti Hajar (Guru Biologi SMA Nusa Indah) A. Latar Belakang SMA Nusa Indah beralamat di Jalan H. Rakhyan RT VII.A Tegal Rejo Kabupaten Muara Enim. SMA Nusa Indah terdiri dari 18 kelas yaitu masingmasing 6 kelas untuk kelas X, XI, dan XII yang terdiri dari 30-32 siswa di setiap kelasnya. SMA Nusa Indah Kabupaten Muara Enim memiliki 3 guru yang mengajar untuk kelas X, XI dan XII. Data yang diperoleh peneliti berdasarkan hasil wawancara dengan guru biologi yang mengajar dikelas XI IPA D menunjukkan bahwa pada saat proses pembelajaran berlangsung siswa menunjukkan sikap yang cenderung pasif, hanya beberapa orang saja yang menunjukkan sikap aktif. Hasil belajar yang ditunjukkan oleh siswa kelas XI IPA D juga tergolong masih rendah hal ini dibuktikan dengan persentase nilai biologi pada semester genap tahun 2013 sebanyak 35% siswa memiliki nilai di bawah KKM sekolah yaitu 75. Pengamatan yang dilakukan peneliti menunjukkan bahwa proses pembelajaran materi biologi pada kelas XI IPA D masih berpusat pada guru (teacher oriented) sehingga peran siswa dalam proses pembelajaran sebatas sebagai penerima informasi hal tersebut sangat bertolak belakang dengan kurikulum 2013 yang berlaku saat ini. Seperti yang tercantum dalam Permen No. 65 tahun 2013 yang menyatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan

diselenggarakan

secara

interaktif,

inspiratif,

menyenangkan,

menantang, memotivasi siswa untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis siswa. Selain proses pembelajaran yang berpusat pada guru pengamatan yang dilakukan menunjukkan guru kurang

memanfaatkan media dan sumber pembelajaran hal ini dibuktikan dengan hanya menggunakan buku teks sebagai sumber belajar padahal pembelajaran biologi merupakan mata pelajaran yang sangat erat kaitanya dengan lingkungan sekitar. Data yang ditunjukkan tersebut menunjukkan belum terjadinya interaksi dan komunikasi yang baik antara guru dan siswa. Siswa dikelas XI IPA D kurang termotivasi untuk belajar biologi karena proses pembelajaran yang terkesan pasif sehingga tidak ada kesempatan siswa untuk mengembangkan pengetahuan yang di miliki dan hanya menerima informasi yang diberikan oleh guru saja. Siswa juga menunjukkan hasil belajar yang tergolong rendah. Kurikulum 2013 yang berlaku sekarang menuntut siswa untuk mencari dan mengolah pengetahuan yang didapat dengan kemampuannya sendiri sedangkan tugas guru hanya sebagai fasilitator. Berdasarkan permasalahan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa diperlukan perbaikan proses pembelajaran pada siswa di kelas XI IPA D untuk mata pelajaran biologi. Tujuannya agar proses pembelajaran dapat berlangsung secara aktif dan bermakna bagi siswa. Perbaikan yang dimaksudkan adalah dengan menggunakan model pembelajaran yang dapat memicu siswa untuk lebih aktif selama proses pembelajaran berlangsung. Model pembelajaran yang dapat digunakan adalah Discovery Learning (DL). Discovery learning merupakan suatu rangkaian kegiatan pembelajaran yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis dan logis sehingga mereka dapat menemukan sendiri pengetahhuan, sikap, dan keterampilan sebagai wujud adanya perubahan perilaku (Hanifiah, dkk, 2012). Model pembelajaran DL mengutamakan kegiatan siswa untuk saling bertukar informasi dan mengemukakan pendapat sesuai dengan materi yang sedang diajarkan. Penerapan model pembelajaran DL diharapkan dapat meningkatkan proses dan hasil belajar biologi siswa dikelas XI IPA D. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Upaya Meningkatkan Keaktifan dan Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas XI IPA D dengan Model Pembelajaran Discovery Learning di SMA Nusa Indah Kabupaten Muara Enim”.

B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: Apakah dengan penerapan model pembelajaran discovery learning dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar biologi siswa kelas XI IPA D SMA Nusa Indah Kabupaten Muara Enim? C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk meningkatkan keaktifan dan hasil belajar biologi siswa kelas XI IPA D SMA Nusa Indah Kabupaten Muara Enim. 2. Untuk memperbaiki kinerja guru biologi di SMA Nusa Indah Kabupaten Muara Enim. 3. Untuk meningkatkan kualitas siswa pada pembelajaran biologi di SMA Nusa Indah Kabupaten Muara Enim. D. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat: 1. Meningkatkan keaktifan dan hasil belajar biologi siswa kelas XI IPA D SMA Nusa Indah Kabupaten Muara Enim. 2. Memperbaiki kinerja guru biologi di SMA Nusa Indah Kabupaten Muara Enim. 3. Meningkatkan kualitas siswa pada pembelajaran biologi di SMA Nusa Indah Kabupaten Muara Enim. E. Kajian Pustaka 1. Pembelajaran Biologi Pembelajaran adalah kegiatan yang bertujuan membelajarkan siswa. Pembelajaran diartikan sebagai suatu konsep yang bisa berkembang seirama dengan tuntutan kebutuhan hasil pendidikan yang berkaitan dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang melekat pada wujud pengembangan kualitas sumber daya manusia. Pembelajaran merupakan kemampuan dalam mengelola secara operasional dan efisien terhadap komponen-komponen yang berkaitan

dengan pembelajaran, sehingga menghasilkan nilai tambah terhadap komponen tersebut menurut standar yang berlaku. Komponen yang berkaitan dengan sekolah dalam rangka peningkatan kualitas pembelajaran antara lain adalah pembelajar, peserta didik, pembina sekolah sarana/prasarana, dan proses pembelajaran (Yamin, 2013). Dick mendefinisikan pembelajaran sebagai intervensi pendidikan yang dilaksanakan dengan tujuan tertentu, bahan atau prosedur yang ditargetkan pada pencapaian tujuan tersebut, dan pengukuran yang menentukan perubahan yang diingikan pada perilaku (Yamin, 2013). Jadi, pembelajaran berorientasi pada bagaimana membuat pembelajar mengalami proses belajar, yaitu cara-cara yang dilakukan untuk mencapai tujuan yang berkaitan dengan cara pengorganisasian materi, cara penyampaian pelajaran, dan cara mengelola pembelajaran. Biologi berasal dari bahasa Yunani, yakni kata “bio” yang artinya hidup, dan “logos” yang artinya ilmu. Jadi, biologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang makhluk hidup. Menurut Permen 22 Tahun 2006 tentang standar isi, biologi sebagai salah satu bidang IPA menyediakan berbagai pengalaman belajar untuk memahami konsep dan proses sains. Keterampilan proses ini meliputi keterampilan mengamati, mengajukan hipotesis, menggunakan alat dan bahan secara baik dan benar dengan selalu mempertimbangkan keamanan dan keselamatan kerja, mengajukan pertanyaan, menggolongkan dan menafsirkan data, serta mengkomunikasikan hasil temuan secara lisan atau tertulis, menggali dan memilah informasi faktual yang relevan untuk menguji gagasan-gagasan atau memecahkan masalah sehari-hari. Mata pelajaran biologi dikembangkan melalui kemampuan berpikir analitis, induktif, dan deduktif untuk menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan peristiwa alam sekitar. Penyelesaian

masalah yang

bersifat kualitatif dan kuantitatif dilakukan dengan menggunakan pemahaman dalam bidang matematika, fisika, kimia dan pengetahuan pendukung lainnya. Pembelajaran biologi merupakan upaya membelajarkan siswa dengan tujuan terjadinya perubahan sikap kearah yang lebih baik dan mengembangkan kemampuan berpikir kritis siswa dengan menggunakan prinsip dasar biologi dalam berinteraksi antar sesama makhluk hidup dan lingkungannya serta meningkatkan kesadaran dan berperan serta dalam menjaga kelestarian alam.

2. Siswa Siswa adalah organisme yang unik yang berkembang sesuai dengan tahap perkembangannya. Perkembangan anak adalah perkembangan seluruh aspek kepribadiannya, akan tetapi tempo dan irama perkembangan masing-masing anak pada setiap aspek tidak selalu sama (Sanjaya, 2009). Proses pembelajaran dapat dipengaruhi oleh perkembangan anak yang tidak sama itu, di samping karakteristik lain yang melekat pada diri anak. Faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran dilihat dari aspek siswa meliputi aspek latar belakang siswa dan sifat yang dimiliki siswa. Aspek latar belakang meliputi jenis kelamin siswa dan tingkat sosial ekonomi siswa; sedangkan dilihat dari sifat yang dimiliki siswa meliputi kemampuan dasar, pengetahuan dan sikap. 3. Keaktifan Siswa Keaktifan siswa dalam belajar meliputi motivasi dan aktivitas belajar. Motivasi merupakan salah satu determinan penting dalam belajar, motivasi berhubungan dengan arah perilaku, kekuatan respon setelah belajar siswa mengikuti tindakan tertentu dan ketahanan perilaku atau beberapa lama seseorang itu terus menerus berperilaku menurut cara tertentu. Mc. Donald mendefinisikan motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya “feeling” dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan (Yamin, 2013). Jadi, motivasi mengandung tiga ciri poko dalam motivasi itu, yakni motivasi itu mengawali tejadinya perubahan energi, ditandai dengan adanya feeling dan dirangsang karena adanya tujuan. Motivasi belajar merupakan daya penggerak psikis dari dalam diri seseorang untuk dapat melakukan kegiatan belajar dan menambah keterampilan, pengalaman. Motivasi mendorong dan mengarah minat belajar untuk tercapainya suatu tujuan. Aktivitas adalah kegiatan yang dilakukan untuk mencapai suatu tujuan yang baru atau suatu perubahan hasil pengalaman individu itu sendiri dengan

lingkungannya. Winkel (1996) mengatakan belajar adalah suatu aktivitas mental yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan pemahaman, keterampilan dan nilainilai perubahan itu bersifat relative konstan dan berbekas. Keaktifan siswa adalah tingkat atau derajat tingkah laku siswa serta hubungan kegiatan pembelajaran. Aktivitas siswa yang diamati meliputi memusatkan perhatian, serta memberikan tanggapan, hubungan sosial antar siswa dan siswa mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru selama kegiatan belajar mengajar. 4. Hasil Belajar Belajar terjadi bila ada hasil yang dapat diperlihatkan. Bila kita mengajarkan sesuatu, maka siswa harus dapat mengingat dan menjawab bila ia ditanya tentang itu, walaupun dalam jangka waktu yang pendek sekali setelah diajarkan. Jadi, belajar terjadi hanya dapat diketahui bila ada sesuatu yang diingat dari apa yang dipelajari itu. Suatu fakta yang dipelajari harus dapat diingat dengan baik segera setelah diajarkan. Akan tetapi dalam jangka waktu tertentu dapat terjadi perubahan, karena yang diingat itu dapat dilupakan sebagian atau seluruhnya. Faktornya : jumlah hal yang dipelajari dalam waktu tertentu, adanya kegiatan-kegiatan lain sesudah belajar yang merupakan “interference” yang mengganggu apa yang diingat itu, waktu yang lewat setelah berlangsungnya belajar itu, yang juga dapat mengandung kegiatan yang mengganggu (Nasution, 2005:141-142). Menurut Syah (2003:132) faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa dapat dikelompokkan menjadi tiga yaitu: 1. Faktor internal (dalam diri siswa) yaitu keadaan atau kondisi jasmani dan rohani siswa. 2. Faktor eksternal (luar diri siswa) yaitu kondisi lingkungan sekitarnya, misalnya keadaaan rumah, lingkungan sekolah dan guru. 3. Faktor pendekatan belajar yaitu jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran, untuk mencapai hal-hal tersebut guru dituntut memiliki

kemampuan mengolah proses belajar yang memberikan rangsangan kepada siswa hingga ia mau belajar.

5. Discovery Learning Discovery mempunyai prinsip yang sama dengan inkuiri (inquiry) dan Problem Solving. Tidak ada perbedaan yang prinsipil pada ketiga istilah ini, pada Discovery Learning lebih menekankan pada ditemukannya konsep atau prinsip yang sebelumnya tidak diketahui, masalah yang diperhadapkan kepada peserta didik semacam masalah yang direkayasa oleh guru. Sedangkan pada inkuiri masalahnya bukan hasil rekayasa, sehingga peserta didik harus mengerahkan seluruh pikiran dan keterampilannya untuk mendapatkan temuan-temuan di dalam masalah itu melalui proses penelitian, sedangkan Problem Solving lebih memberi tekanan pada kemampuan menyelesaikan masalah. Pada Discovery Learning materi yang akan disampaikan tidak disampaikan dalam bentuk final akan tetapi peserta didik didorong untuk mengidentifikasi apa yang ingin diketahui dilanjutkan dengan mencari informasi sendiri kemudian mengorgansasi atau membentuk (konstruktif) apa yang mereka ketahui dan mereka pahami dalam suatu bentuk akhir (Kemendikbud, 2014). Penggunaan Discovery Learning, ingin merubah kondisi belajar yang pasif menjadi aktif dan kreatif. Mengubah pembelajaran yang teacher oriented ke student oriented. Merubah modus Ekspository peserta didik hanya menerima informasi secara keseluruhan dari guru ke modus Discovery peserta didik menemukan informasi sendiri (Kemendikbud, 2014). Menurut Syah (2003) dalam mengaplikasikan metode Discovery Learning di kelas,ada beberapa prosedur yang harus dilaksanakan dalam kegiatan belajar mengajar secara umum sebagai berikut. Stimulation (stimulasi/pemberian rangsangan) Pertama-tama pada tahap ini pelajar dihadapkan pada sesuatu yang menimbulkan kebingungannya dan timbul keinginan untuk menyelidiki sendiri. Guru dapat memulai kegiatan pembelajaran dengan mengajukan pertanyaan, anjuran membaca buku, dan aktivitas belajar lainnya yang mengarah pada

persiapan pemecahan masalah.Stimulasi pada tahap ini berfungsi untuk menyediakan kondisi interaksi belajar yang dapat mengembangkan dan membantu peserta didik dalam mengeksplorasi bahan.Dengan demikian seorang Guru harus menguasai teknik-teknik dalam memberi stimulus kepada peserta didik agar tujuan mengaktifkan peserta didik untuk mengeksplorasi dapat tercapai. Problem statement (pernyataan/ identifikasi masalah) Setelah dilakukan stimulation guru memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin masalah yang relevan dengan bahan pelajaran, kemudian salah satunya dipilih dan dirumuskan dalam bentuk hipotesis (jawaban sementara atas pertanyaan masalah) Data collection (pengumpulan data) Pada saat peserta didik melakukan eksperimen atau eksplorasi, guru memberi kesempatan kepada para peserta didik untuk mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya yang relevan untuk membuktikan benar atau tidaknya hipotesis.Data dapat diperoleh melalui membaca literatur, mengamati objek, wawancara dengan nara sumber, melakukan uji coba sendiri dan sebagainya. Data processing (pengolahan data) Menurut Syah (2003:244) pengolahan data merupakan kegiatan mengolah data dan informasi yang telah diperoleh para peserta didik baik melalui wawancara, observasi, dan sebagainya, lalu ditafsirkan. Dalam Model Pembelajaran Discovery Learning, penilaian dapat dilakukan dengan menggunakan tes maupun non tes. Penilaian dapat berupa penilaian pengetahuan, keterampilan, sikap, atau penilaian hasil kerja peserta didik. Jika bentuk penialaiannya berupa penilaian pengetahuan, maka dapat menggunakan tes tertulis. Jika bentuk penilaiannya menggunakan penilaian proses, sikap, atau penilaian hasil kerja peserta didik, maka pelaksanaan penilaian dapat menggunakan format penilaian sikap, penilaian proses dan hasil belajar (Kemendikbud, 2014).

F. Metode Penelitian 1. Setting Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan pada semester 1 tahun ajaran 2015/2016. Direncanakan PTK ini akan berlangsung di SMA Nusa Indah Kabupaten Muara Enim pada Pelajaran Biologi sebanyak 4 JP dalam setiap minggu yang terangkum dalam 2 kali pertemuan setiap minggu dalam rentang waktu selama 2 minggu. Subjek yang digunakan dalam penelitian tentang penerapan model discovery learning untuk meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran Biologi adalah siswa Kelas XI IPA D SMA Nusa Indah Kabupaten Muara Enim yang berjumlah 32 siswa yang terdiri dari 14 siswa laki-laki dan 18 siswa perempuan. PTK ini dilakukan oleh peneliti dan teman sejawat (kolaborator) Rounnisa Aminy yang membantu dalam penelitian yang berperan sebagai observer ketika proses pembelajaran berlangsung. JADWAL PELAKSANAAN TINDAKAN KELAS N

KEGIATAN

O 1

Juli 1

Persiapan

2

Agustus 3

4

5

1

2

x

Pengajuan proposal PTK Penyusuna n

x

konsep

pelaksanaa n Menyusun instrument 2

Pelaksanaa n

x x x X

3

September 4

1

2

3

4

Oktober 5

1

2

3

November 4

5

1

2

3

4

Desember 5

1

2

3

4

5

Menyiapka

X x

n kelas dan alat Siklus I

x

Siklus II

x

Siklus III

x x

Analisis data

x

Pembahasa n /Diskusi 3

Penyusuna n Laporan Menyusun

X

X

konsep laporan Seminar

X

hasil penelitian Perbaikan

X

lapran

2. Prosedur Penelitian Penelitian Tindakan Kelas ini menggunakan model penelitian Kemmis & Mc. Taggart, yakni siklus sistem yang dilakukan berulang-ulang sampai masalah terselesaikan (Sanjaya, 2010). Model Penelitian Tindakan Kelas ini peneliti gunakan karena model ini sederhana dan dapat dilaksanakan oleh peneliti. Siklus sistem yang dimaksud dalam penelitian ini terdiri dari empat tahap kegiatan, yaitu: (1) tahap kegiatan perencanaan tindakan; (2) tahap kegiatan pelaksanaan

tindakan; (3) tahap kegiatan observasi tindakan; dan (4) tahap kegiatan refleksi tindakan. Keempat tahap tersebut merupakan rangkaian kegiatan sebagai satu siklus.

Pada pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas ini, guru sebagai peneliti melakukan kegiatan-kegiatan dari awal sampai akhir secara sistematis. Hal itu dilakukan dengan harapan dapat menyelesaikan masalah secara tuntas dan baik. Rangkaian kegiatan-kegiatan tersebut meliputi: Perencanaan penelitian (planing), Pelaksanaan tindakan (action), Observasi tindakan (observation), dan Kegiatan refleksi tindakan (reflection). Berikut akan peneliti uraikan masing-masing tiap langkah kegiatan dari Penelitian Tindakan Kelas ini. Prosedur penelitian ini menggunakan desain penelitian tindakan kelas yang terdiri dari empat kegiatan pokok dalam setiap siklus atau putaran, yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi yang dilaksanankan hingga 3 siklus. a. Perencanaan Dalam perencanaan ini dibuat skenario pembelajaran untuk mata pelajaran Biologi dengan alokasi waktu pembelajaran 2 x 45 menit. Rumusan skenario pembelajaran tiap siklus dapat dilihat pada lembar lampiran berupa RPP dan lembar pengamatan oleh observer. Dalam tahap perencanaan ini dibuat pula format-format

observasi,

lembar

kerja

siswa,

serta

menyediakan

dan

mempersiapkan sarana dan prasarana pembelajaran yang berhubungan dan diperlukan dalam penelitian.

Dilakukan juga konsultasi serta membuat

kesepakatan dengan teman yang akan membantu (kolaborator) tentang sasaran observasi, teknik observasi, dan alat observasi yang akan dipakai pada waktu observasi pelaksanaan tindakan penelitian. b. Pelaksanaan Persiapan-persiapan yang telah dilakukan secara matang pada tahap perencanaan, selanjutnya dilakukan pelaksanaan tindakan penelitian di kelas XI IPA D SMA Nusa Indah Kab. Muara Enim sesuai dengan perencanaannya. Pada tahap pelaksanaan tindakan ini, dilakukan proses pembelajaran sesuai dengan skenario pembelajaran yang telah dibuat pada tahap perencanaan, yakni setiap siklus dilakukan 1 tindakan proses pembelajaran (2 JP) dalam tiga siklus penelitian. Secara garis besar proses pembelajaran pada setiap pertemuan meliputi kegiatan orientasi umum secara individual, belajar kelompok, presentasi kelompok, dan tes secara individual. Model yang digunakan adalah Discovery learning dalam setiap kegiatan pembelajaran yang telah berlangsung sekaligus merencanakan perbaikan pembelajaran dilakukan tindakan-tindakan bimbingan agar siswa dapat melakukan setiap tahap pembelajaran dengan baik. c. Observasi dan Monitoring Kegiatan observasi dan monitoring akan dilakukan ketika pelaksanaan tindakan dilakukan. Jadi, ketika tatap muka pembelajaran biologi berlangsung, maka kegiatan obsevasi dan monitoring ini dilakukan. Adapun yang melakukan kegiatan ini adalah peneliti sendiri dan teman sejawat (guru) sebagai kolaborator. Adapun yang menjadi bahan observasi adalah kegiatan pembelajaran biologi dengan penerapan model pembelajaran Discovery Learning di kelas. Dengan demikian sikap, prilaku, dan hasil belajar siswa serta kegiatan guru dalam mengajar menjadi bahan untuk di observasi. Alat yang digunakan untuk kegiatan observasi dan monitoring PTK ini adalah pedoman observasi dan catatan lapangan atau harian.

d. Analisis dan Refleksi Kegiatan analisis dan refleksi akan dilakukan oleh peneliti dan kolaborator setelah pelaksanaan tindakan dilakukan. Adapun bahan yang dianalisis adalah data-data hasil observasi dan monitoring. Jadi, data-data dari observasi dan catatan lapangan atau harian akan dianalisis untuk disimpulkan. Berdasarkan analisis inilah peneliti dan kolaborator akan menyimpulkan hasil dari penelitian apakah tindakan yang telah diterapkan sudah berhasil atau belum. Jika pada tindakan penelitian pada siklus satu belum berhasil maka harus dilakukan tindakan penelitian selanjutnya. Ketidakberhasilan dalam tindakan penelitian yang telah dilakukan dapat disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya, waktu pembelajaran yang kurang efisien karena banyaknya kegiatan/acara sekolah yang diadakan oleh pihak sekolah, pembagian kelompok dalam diskusi yang terlalu besar sehingga siswa yang bekerja dalam kelompok hanya beberapa orang saja, dan penerapan model pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru belum maksimal serta variasi media yang digunakan oleh guru belum maksimal. 3. Teknik Pengumpulan Data Sebagai bahan pertimbangan bagi penentu keberhasilan atau tidak berhasilnya penelitian ini diperlukan data yang cukup. Data-data tersebut diperoleh melalui teknik-teknik observasi dan kemampuan siswa. Berikut diuraikan teknik-teknik pengumpulan data yang digunakan tersebut secara pokok. a. Observasi Observasi ialah upaya merekam segala peristiwa dan kegiatan yang terjadi ketika tindakan pembelajaran berlangsung, untuk kemudian ditindaklanjuti dengan interpretasi. Observasi ini menggunakan alat bantu yaitu format pengamatan. Format pengamatan dilakukan oleh guru peneliti ketika pelaksanaan tindakan dan atau setelahnya untuk mencatat hal-hal penting yang terjadi di kelas. Observasi dengan menggunakan format pengamatan dilakukan oleh rekan guru sebagai partisipan serta rekan konsultatif. Pelaksanaannya dilakukan ketika proses pembelajaran berlangsung dari sejak awal sampai akhir pembelajaran.

Sebelum pelaksanaan observasi, dilakukan dahulu konsultasi antara peneliti dengan observer untuk membuat kesepakatan tentang arah dan sasaran observasi. Setelah pelaksanaan observasi, dilakukan lagi konsultasi antara peneliti dengan observer tentang hasil observasi yang dilakukannya. Kegiatan tersebut dilakukan 15 menit setelah proses pembelajaran selesai dilaksanakan. (Format pengamtan terlampir). b. Tes Prestasi Siswa Tes prestasi siswa yang dimaksud ialah tes untuk mengukur hasil belajar siswa dengan menggunakan metode pemecahan masalah dalam menyelesaikan soal-soal Biologi sebagai prestasi atau kecakapan nyata yang dimiliki siswa setelah melaksanakan pembelajaran. Tes prestasi ini dilakukan dengan cara diberikan lembar kerja siswa dan soal

untuk diselesaikan siswa. Tes yang

diberikan merupakan tes formatif perorangan dalam setiap akhir pembelajaran. Acuan penilaian hasil belajar yang diukur dalam tes prestasi siswa tersebut meliputi tahap-tahap proses pemecahan masalah. 4. Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan dalam PTK ini adalah teknik analisis deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Analisis deskriptif kualitatif digunakan

untuk

menganalisis

data-data

yang

berupa

proses

kegiatan

pembelajaran. Sementara itu, teknik analisis deskriptif kuantitatif digunakan untuk menganalisis skor minat belajar biologi siswa sesudah implementasi tindakan dilakukan. Sebagai bahan dasar untuk menentukan hasil penelitian, maka selanjutnya dilakukanlah analisis terhadap data yang diperolehnya. 5. Data Hasil Observasi Data yang diperoleh melalui tes kemampuan bersifat kualittaif yaitu hasil pengamatan yang dilakukan oleh observer tentang

pelaksanaan proses

pembelajaran. 6. Data Hasil Tes Prestasi Siswa Data yang diperoleh melalui tes prestasi siswa bersifat kuantitatif, dimana nilai kemampuan tiap siswa diperoleh dari penghitungan skor berdasarkan

nilai rata-rata siswa. Adapun untuk menghitung nilai kemampuan menyelesaikan soal tiap siswa dan kelompok menggunakan rumus di bawah ini: S N  max x 100 Keterangan: N = Nilai dengan rentangan 10 – 100 ∑SS = Jumlah skor yang diperoleh siswa ∑max = Jumlah skor maksimum yang akan diperoleh Nilai hasil belajar yang diperoleh diinterpretasikan ke dalam bentuk kategori kualitatif. Kategori kualitatif yang digunakan diadaptasi dari Depdiknas (2002) dalam Putra (2009), yaitu dengan ketentuan sebagai berikut di bawah ini:    

00 – 55 = kurang (D) 56 – 70 = cukup (C) 71 – 85 = baik (B) 86 – 100 = Amat baik (A)

Selanjutnya data nilai kemampuan menyelesaikan soal perorangan yang telah dihasilkan dari tes prestasi siswa secara formatif tersebut diinterpretasikan dan dideskripsikan dalam bentuk tabel. Daftar nilai prestasi siswa kemudian diinterpretasikan secara umum, yaitu melihat kategori umum nilai hasil belajar siswa dalam menyelesaikan soal dalam mata Biologi di kelas XI IPA D tersebut. Kategori umum nilai kemampuan siswa didapat dengan menghitung nilai rata-rata kemampuan siswa tersebut. Nilai ratarata yang didapat kemudian diinterpretasikan apakah ada peningkatan dari kondisi awal atau tidak. Hasil interpretasi ini selanjutnya dikorelasikan dengan data observasi kegiatan perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran guru dan aktivitas siswa yang kemudian dapat diputuskan berlanjut atau tidaknya sebuah siklus penelitian. Bila ada peningkatan yang signifikan dalam arti bahwa permasalahan penelitian telah terselesaikan dengan baik, maka kegiatan siklus penelitian diakhiri sampai siklus tersebut. Tetapi bila permasalahan belum terselesaikan dengan baik dalam arti belum ada peningkatan hasil belajar siswa, maka kegiatan siklus penelitian dilanjutkan dengan kegiatan siklus berikutnya.

G. Daftar Pustaka Dimyati dan Mudjiono. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Kementrian pendidikan dan Kebudayaan. 2014. Jakarta: PSDMPK-PMP. Nasution, S. 2005. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara. Sanjaya, Wina. 2009. Strategi pembelajaran berorientasi standar proses pendidikan. Jakarta: kencana prenada media group. Syah, Muhibbin. 2003. Psikologi Belajar. Jakarta: PT. Raja Gravindo Persada. Winkel. 1996. Psikologi Pengajaran. Jakarta: PT. Gravindo. Yamin, Martinis. 2013. Paradigma Baru Pembelajaran. Jakarta: Referensi.

Related Documents

Proposal Ptk Biologi Sma
January 2021 1
Ptk Biologi Sma
January 2021 1
Ptk Biologi Ma
January 2021 1
Rangkuman Biologi Sma
February 2021 0
Xpress Un Biologi Sma 2019
February 2021 0

More Documents from "EVA FC"

Proposal Ptk Biologi Sma
January 2021 1
Ekma4116_edisi 2.pdf
January 2021 12
Rhodophyta Makalah Kel 8
February 2021 1
March 2021 0
January 2021 2
Resume_sql_partie_1.pdf
January 2021 1