Proposal Tak Dpd Fix

  • Uploaded by: Rizky
  • 0
  • 0
  • February 2021
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Proposal Tak Dpd Fix as PDF for free.

More details

  • Words: 6,839
  • Pages: 37
Loading documents preview...
PROPOSAL TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK DEFISIT PERAWATAN DIRI DI RUANG K STIKES HANGTUAH SURABAYA

Disusun Oleh : Kelompok 5 Aril Eki Kriswanti Febriansyah Wahyu I. Feby Arbityas Putri Kurrotul Aini Rizky Novitasari S Tyas Solit Naomiyah Yurista Prahesti N.

1510004 1510015 1510017 1510026 1510048 1510053 1510059

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HANG TUAH SURABAYA 2017

1

LEMBAR PENGESAHAN PROPOSAL TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK DEFISIT PERAWATAN DIRI DI RUANG K STIKES HANGTUAH SURABAYA

Surabaya, 23 November 2017 Pembimbing Institusi

Pembimbing Lahan

_________________________

_________________________

2

KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan proposal ‘Terapi Aktivitas Kelompok Defisit Perawatan Diri’ ini tepat waktu. Penyusunan proposal ini merupakan salah satu metode pembelajaran pada Mata Kuliah Keperawatan Jiwa II di Program Studi S1 Keperawatan STIKES Hang Tuah Surabaya. Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung, berupa saran, dorongan, dan bimbingan kepada penulis dalam menyusun proposal ini baik dari segi moril dan materil. Ucapan terima kasih ditujukan kepada: 1. Ibu Ns. Sukma Ayu Candra Kirana, M.Kep., Sp.Kep.J., selaku penanggung jawab dan dosen Mata Kuliah Keperawatan Jiwa II di STIKES Hang Tuah Surabaya; 2. Ibu Lela Nurlela., S.Kep., M.Kes., selaku dosen Mata Kuliah Keperawatan Jiwa II di STIKES Hang Tuah Surabaya; 3. Rekan-rekan Angkatan 21 Prodi S1 Keperawatan STIKES Hang Tuah Surabaya; 4. Serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu. Dalam penyusunan proposal ini, penulis menyadari masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu sangat diharapkan saran dan kritik yang sifatnya konstruktif dari semua pihak untuk perbaikan proposal ini. Demikian yang dapat penulis sampaikan, semoga proposal ini bermanfaat bagi yang membaca dan bagi pengembangan ilmu keperawatan.

Surabaya, 1 November 2017

Penulis

3

DAFTAR ISI COVER...................................................................................................................... 1 LEMBAR PENGESAHAN ....................................................................................... 2 KATA PENGANTAR ............................................................................................... 3 DAFTAR ISI ............................................................................................................. 4 PROPOSAL TAK ..................................................................................................... 4 A. LATAR BELAKANG ........................................................................................ 4 B. LANDASAN TEORI ....................................................................................... 5 C. TUJUAN .......................................................................................................... 7 D. SESI YANG DIGUNAKAN ............................................................................. 7 E. KARAKTERISTIK KLIEN ............................................................................. 7 F. KRITERIA EVALUASI .................................................................................... 7 G. ANTISIPASI MASALAH ................................................................................. 8 H. PENGORGANISASIAN TAK .......................................................................... 8 I. PROSES PELAKSANAAN TAK ...................................................................... 10  Sesi I A : Kebersihan Diri : Mandi 11  Sesi I B : Kebersihan Diri : Keramas 13  Sesi I C : Kebersihan Diri : Menyikat Gigi 16  Sesi I D : Kebersihan Diri : Perawatan Kuku 19  Sesi II A : Berdandan : Berpakaian Rapi 22  Sesi II B : Berdandan : Berhias Diri 25  Sesi III A : Tata Cara Makan 28  Sesi III B : Tata Cara Minum 31  Sesi IV A : Tata Cara Buang Air Besar 34  Sesi IV B : Tata Cara Buang Air Kecil 37 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 40

4

PROPOSAL TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK DEFISIT PERAWATAN DIRI DI RUANG K STIKES HANG TUAH SURABAYA Kamis, 23 November 2017

A. Latar Belakang Organisasi kesehatan dunia (WHO) mendefinisikan kesehatan sebagai keadaan sehat fisik, mental, dan sosial, bukan keadaan semata- mata keadaan tanpa penyakit atau kelemahan. Devinisi ini menekankan kesehatan sebagai suatu keadaan sejahtera yang positif, bukan sekadar keadaan tanpa penyakit. Orang yang memiliki kesejahteraan emosional, fisik, dan sosial dapat memenuhi tanggung jawab kehidupan, berfungsi dengan efektif, dalam kehidupan sehari-hari, dan puas dengan hubungan interpersonal dan diri mereka sendiri. Tidak ada satupun devinisi universal kesehatan jiwa, tetapi kita dapat menyimpulkan kesehatan jiwa seseorang dari perilakunya. Karena perilaku seseorang dapat di lihat atau ditafsirkan berbeda oleh orang lain, yang bergantung pada nilai dan keyakinan, maka penentuan definisi kesehatan jiwa menjadi sulit (Sheila, 2008). Kesehatan jiwa adalah suatu kondisi sehat emosional, psikologis, dan sosial yang terlihat dari hubungan interpersonal, yang memuaskan, perilaku dan koping yang efektif, konsep diri yang positif, dan kesetabilan emosional (Sheila, 2008). Gangguan jiwa adalah suatu sindrom atau pola psikologis atau perilaku yang penting secara klinis yang terjadi pada seseorang dan dikaitkan dengan adanya distres atau disabilitas (kerusakan pada satu atau lebih area fungsi yang penting) atau disertai peningkatan resiko kematian yang menyakitkan, nyeri, disabilitas, atau sangat kehilangan kebebasan (Sheila, 2008) Keperawatan jiwa mempelajari berbagai macam kasus yang berhubungan dengan gangguan jiwa sesorang. Salah satunya adalah Defisit Perawatan Diri (Personal Hygiene). Kurang perawatan diri pada klien dengan gangguan jiwa merupakan : Suatu keadaan dimana seseorang mengalami kerusakan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan (kegiatan hidup sendiri). Defisit Perawatan Diri merupakan akibat dari ketidak mampuan seseorang dalam perawatan dirinya karena lupa akan caranya maupun ketidak tahuan dalam perawatan diri. Kurang perawatan diri tampak dari ketidak mampuan merawat kebersihan diri, makan secara mandiri, berhias diri secara mandiri, dan toileting secara mandiri. Kurangnya perawatan diri pada pasien dengan gangguan jiwa terjadi akibat adanya perubahan proses pikir sehingga kemampuan untuk melakukan aktifitas perawatan diri menurun. Kurang perawatan diri tampak dari ketidak mampuan merawat kebersihan diri, makan secara mandiri,berhias secara mandiri,dan toileting, buang air besar/buang air kecil (Damaiyanti, 2008). Defisit perawatan diri adalah gangguan kemampuan untuk melakukan aktifitas perawtan diri seperti kebersihan diri, berhias, makan dan toileting. (Herdman, 2012).

5

Personal Hygiene merupakan perawatan diri sendiri yang dilakukan untuk mempertahankan kesehatan, baik secara fisik maupun psikologis. Pemenuhan perawatan diri di pengaruhi berbagai faktor diantaranya : budaya, nilai sosial pada individu, atau kelurga, pengetahuan terhadap perawatan diri, serta persepsi terhadap perawatan diri (Hidayat, 2006). B. Landasan Teori Kelompok adalah kumpulan individu yang mempunyai hubungan satu dengan yang lainnya serta mempunyai norma yang sama. Fungsi kelompok secara umum ; 1. Setiap anggota kelompok dapat bertukar pengalaman 2. Memberikan pengalaman dan penjelasan kepada anggota yang lain 3. Merupakan proses menerima umpan balik Terapi aktivitas kelompok adalah metode yang efektif dalam menyelesaikan masalah serta dapat dilihat keuntungannya, yaitu mendapat dukungan, pendidikan dan meningkatkan kemampuan menyelesaikan masalah. Penggunaan kelompok dalam keperawatan jiwa memberi dampak positif dalam pencegahan, pengobatan dan terapi pemulihan kesehatan jiwa melalui terapi aktivitas kelompok. Salah satu bentuk dari terapi aktivitas kelompok adalah orientasi realita. Pada dasarnya terpi aktivitas kelompok telah dipergunakan dalam praktek kesehatan jiwa yang juga merupakan bagian terpenting dalam keterampilan teraupetik dalam keperawatan. Terapi aktivitas kelompok sebagai metode yang efektif dan efisien untuk menyelesaikan masalah serta dapat dilihat keuntungannya yaitu: 1. Mendapat dukungan (support) 2. Pendidikan 3. Meningkatkan kemampuan memecahkan masalah Perawat sebagai pimpinan kelompok dapat menilai respon klien selama berada dalam kelompok. Perawat sebagai pimpinan kelompomdapat menggunakan kelompom untuk mendorong individu mengungkapkan masalah dan mendapat bantuan pemecahan masalah dari kelompok. Pada saat ini perawat dapat menilai respon klien selama berada dalam kelompok. Defisit Perawatan Diri adalah suatu keadaan seseorang mengalami kelainan dalam kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas kehidupan seharihari secraa mandiri. Tidak ada keinginan untuk mandi secara teratur, tidak menyisir rambut, pakaian kotor, bau badan, bau nafas, dan penampilan tidak rapi. Defisit perawatam diri merupakan salah satu masalah yang timbul pada pasien gangguan jiwa. Pasien gangguan jiwa kronis sering mengalami ketidakpedulian merawat diri. Keadaan ini merupakan gejala perilaku negative dan menyebabkan pasien dikucilkan baik dalam keluarga maupun masyarakat.

6

C. Tujuan 1. Tujuan Umum Tujuan umum yaitu klien mampu memahami pentingnya kebersihan diri dan perawatan diri secara maksimal. 2. Tujuan Khusus a. Klien mampu melakukan aktivitas mandi/kebersihan diri. b. Klien mampu memakai pakaian dan aktivitas berdandan sendiri. c. Klien mampu menunjukkan aktivitas makan. d. Klien mampu melakukan atau menyelesaikan aktivitas toileting sendiri. D. Sesi yang Digunakan 1. Sesi I A : Kebersihan Diri : Mandi 2. Sesi I B : Kebersihan Diri : Keramas 3. Sesi I C : Kebersihan Diri : Menyikat gigi 4. Sesi I D : Kebersihan Diri : Perawatan kuku 5. Sesi II A : Berdandan : Berpakaian rapi 6. Sesi II B : Berdandan : Berhias diri 7. Sesi III A : Tata cara makan 8. Sesi III B : Tata cara minum 9. Sesi IV A : Tata cara buang air besar 10. Sesi IV B : Tata cara buang air kecil E. Karakteristik Klien Klien sebagai anggota yang mengikuti terapi aktifitas kelompok ini adalah: 1. Klien dengan riwayat gangguan jiwa disertai dengan gangguan perawatan perawatan diri : defisit perawatan diri. 2. Klien yang mengikuti terapi aktifitas ini adalah tidak mengalami perilaku agresif atau mengamuk dan dalam keadaan tenang. 3. Klien dapat diajak bekerjasama (cooperative). F. Kriteria Evaluasi 1. Evaluasi struktur: a. Peserta 8 orang. b. Setting tempat sesuai dengan rencana. c. Peserta dapat mengikuti kegiatan dari awal hingga akhir dengan tertib. 2. Evaluasi proses: a. Klien tidak meninggalkan tempat selama kegiatan berlangsung. b. Klien dapat mengikuti peraturan permainan yang telah ditetapkan. c. Klien berpartisipasi aktif dalam permainan dan dapat memberikan tanggapan tentang permainan dan manfaat permainan. d. Pengorganisasian dapat terlaksana sesuai rencana. 3. Evaluasi hasil:

7

a. b. c. d.

Klien mampu menyebutkan salah satu contoh manfaat perawatan diri. Klien mampu menyebutkan cara menjaga kebersihan diri. Klien mampu mempraktekkan cara menjaga kebersihan diri. Klien mampu menyebutkan akibat apabila tidak melakukan perawatan diri.

G. Antisipasi Masalah 1. Penanganan klien yang tidak aktif saat aktivitas kelompok: a. Memanggil klien. b. Memberi kesempatan kepada klien tersebut untuk menjawab sapaan perawat atau klien yang lain. 2. Bila klien meninggalkan permainan tanpa pamit: a. Panggil nama klien. b. Tanya alasan klien meninggalkan permainan. c. Berikan penjelasan tentang tujuan permainan dan berikan penjelasan pada klien bahwa klien dapat melaksanakan keperluannya setelah itu klien boleh kembali lagi. 3. Bila ada klien lain ingin ikut: a. Berikan penjelasan bahwa permainan ini ditujukan pada klien yang telah dipilih. b. Katakan pada klien lain bahwa ada permainan lain yang mungkin dapat diikuti oleh klien tersebut c. Jika klien memaksa, beri kesempatan untuk masuk dengan tidak memberi peran pada permainan tersebut. H. Pengorganisasian TAK 1. WaktudanTempat Jadwalkegiatan TAK : Kamis, 23 November 2017

2.

Waktu

: 08.00

Tempat

: Ruang K STIKES Hang Tuah Surabaya

Alokasiwaktu a. Perkenalandanpengarahan (10 menit) b. Terapikelompok (25 menit) c. Penutup (10 menit)

8

3.

Jadwal kegiatan TAK Waktu

4.

Kegiatan

07.30 -08.00

Persiapan

08.00-08.10

Pembukaan dan perkenalan

08.10-08.35

TAK

08.35-08.45

Evaluasi dan penutup

Tim TAK Leader

:

Co-Leader

:

Observer

:

Fasilitator

:

Pasien

:

5. Peran dan fungsi : a. Pemimpin (leader)  Memimpin jalannya kegiatan  Menyampaikan tujuan dan waktu permainan  Menjelaskan cara dan peraturan kegiatan  Memberi respon yang sesuai dengan perilaku klien  Meminta tanggapan dari klien atas permainan yang telah dilakukan  Memberi reinforcement positif pada klien  Menyimpulkan kegiatan b. Pembantu pemimpi (co-leader)  Membantu tugas leader  Menyampaikan informasi dari fasilitator ke leader  Mengingatkan leader tentang kegiatan  Bersama leader menjadi contoh kegiatan c. Observer  Mengobservasi jalannya acara  Mencatat jumlah klien yang hadir  Mencatat perilaku verbal dan non verbal selama kegiatan berlangsung  Mencatat tanggapan tanggapan yang dikemukakan klien

9

 Mencatat penyimpangan acara terapi aktivitas bermain  Membuat laporan hasil kegiatan d. Fasilitator  Memfasilitasi jalannya kegiatan  Memfasilitasi klien yang kurang aktif  Mampu memotivasi klien untuk kesuksesan acara  Dapat mengatasi hambatan-hambatan yang terjadi dari dalam/luar kelompok 6. Setting Pelaksana dan peserta duduk bersama membentuk lingkaran

Keterangan: Leader

:

Co leader :

Observer :

Fasilitator :

Klien

:

10

I. Proses Pelaksanaan TAK  Sesi I A : Kebersihan Diri : Mandi a. Tujuan:  Klien memahami pentingnya mandi  Klien memahami cara mandi yang baik  Klien mampu mandi dengan baik b. Kriteria Anggota Kriteria klien sebagai anggota yang mengikuti Terapi Aktivitas Kelompok ini adalah:  Klien dengan riwayat gangguan jiwa disertai dengan gangguan perawatan diri: defisit perawatan diri  Klien yang mengikuti terapi aktivitas ini adalah tidak mengalami perilaku agresif atau mengamuk, dalam keadaan tenang.  Klien dapat diajak bekerjasama (cooperative) c. Nama Klien dan ruangan Klien yang mengikuti terapi aktivitas kelompok berjumlah 3 orang. Adapun nama-nama klien yang akan mengikuti terapi aktivitas kelompok ini adalah :  Klien A  Klien B  Klien C d. Alat  Ember  Gayung  Handuk bersih  Sabun mandi  Air bersih e. Metode  Dinamika Kelompok  Diskusi dan Tanya Jawab  Simulasi f. Langkah Kegiatan 1. Persiapan Persiapan tempat : pastikan ruangan diskusi tenang dan nyaman. Tempat praktik mandi bersih dan aman Persiapan alat : siapkan alat selengkap mungkin Persiapan klien :  Pilih klien sesuai dengan indikasi terapi  Buat kontrak kegiatan, waktu dan tempat  Jelaskan manfaat TAK  Jelaskan peraturan yang harus dipatuhi oleh klien :  Ikut kegiatan sampai tuntas 11

 Bila ingin keluar dari ruangan angkat tangan  Bekerja sama dengan kelompok 2. Orientasi Pada tahap ini terapis melakukan:  Memberi salam terapeutik: salam dari terapis.  Evaluasi/validasi: Menanyakan perasaan klien saat ini.  Jelaskan kegiatan yang akan dilaksanakan, waktu yang dibutuhkan, dan tempat kegiatan 3. Tahap Kerja  Tanyakan pentingnya mandi pada klien. Beri kesempatan semua peserta menjawab. Jika ada klien yang pasif, Tanya langsung kepada klien tersebut.  Buat rangkuman pendapat klien yang benar tentang manfaat mandi yang benar. Tambahkan informasi jika rangkuman pendapat klien masih ada yang kurang. Manfaat mandi :  Membersihkan kotoran untuk mencegah infeksi kulit dan gatalgatal  Menghilangkan bau badan  Meningkatkan penampilan diri  Diskusikan alat-alat mandi. Beri kesempatan kepada setiap klien untuk menjelaskan alat-alat yang sering digunakan untuk mandi.  Buat rangkuman alat-alat mandi, tunjukkan alat-alat tersebut Alat/bahan mandi :  Ember  Gayung  Handuk bersih  Sabun mandi  Air bersih  Diskusikan tahapan mandi yang benar. Beri kesempatan klien menjelaskan cara mandi. Beri pujian pendapat klien yang benar. Bila ada pendapat klien yang salah, lakukan koreksi dengan meminta pendapat klien yang lain.  Buat rangkuman cara mandi yang benar dari pendapat klien dan tambahkan informasi jika kurang.  Lakukan demonstrasi mandi yang benar. Bila tidak memungkinkan lakukan simulasi saja dengan menggunakan alat dan bahan yang sudah disediakan Cara mandi :  Basahi seluruh permukaan tubuh dengan air yang tersedia  Ambil sabun, gosokkan ke permukaan tubuh mulai dari permukaan

12

yang dianggap paling bbersih ke permukaan yang paling kotor : badan dari anggota badan, wajah, baru kemudian daerah perineal dan area seputar kelamin.  Bilas dengan air hingga sisa sabun hilang di seluruh permukaan tubuh dan permukaan kulit terasa kesat  Keringkan dengan menggunakan handuk yang bersih  Berikan pujian untuk peragaan yang telah dilakukan, koreksi jika ada tahapan yang kurang tepat. 4. Tahap Terminasi  Evaluasi Evaluasi subjektif : tanyakan perasaan klien setelah peragaan atau praktik manndi Evaluasi objektif : minta klien bergantian menyebutkan kembali tentang; manfaat mandi, alat dan bahan mandi, cara mandi  Rencana Tindak Lanjut Anjurkan klien mandi dengan cara mandi yang telah dilatih sebanyak 2x per hari (pagi dan sore hari)  Kontrak yang akan datang Buat kontrak berikut: belajar keramas. Waktu pelaksanaan dan tempat pelaksanaan kegiatan. Evaluasi dan Dokumentasi Nama Klien Aspek Yang No. Dinilai 1. Menyebutkan manfaat mandi 2. Menjelaskan alat dan bahan mandi 3. Menjelaskan tahapan mandi 4. Memperagakan mandi dengan tepat Komitmen mandi 2x per hari Jumlah Catatan : Beri tanda check (√) untuk kemampuan yang dapat dilakukan Bila klien tidak mampu, stimulasi/latih sampai klien mampu Bila klien dianggap mampu jika semua unsure kemampuan tercapai

13

 Sesi I B : Kebersihan Diri : Keramas a. Tujuan  Klien memahami pentingnya mandi  Klien memahami cara mandi yang baik  Klien mampu mandi dengan baik b. Setting  Diskusi : perawat dan klien duduk melingkar  Demonstrasi/stimulasi : di kamar mandi c. Alat  Shampoo  Ember  Gayung mandi  Air bersih  Handuk bersih d. Metode  Diskusi  Tanya jawab  Simulasi e. Langkah Kegiatan 1. Persiapan Persiapan klien: pilih klien sesuai dengan indikasi Buat kontrak kegiatan, manfaat kegiatan, waktu dan tempat Persiapan tempat dan setting tempat Tempat diskusi : siapkan kursi atau tikar Tempat peragaan : kamar mandi bersih dan alat yang digunakan tersedia 2. Orientasi  Memberi salam terapeutik: salam dari terapis.  Evaluasi/validasi: Menanyakan perasaan klien saat ini.  Jelaskan kegiatan yang akan dilaksanakan adalah latihan keramas yang benar, waktunya 1 jam, dan tempat di ruang diskusi dan kamar mandi untuk praktik 3. Tahap Kerja  Diskusikan manfaat keramas pada klien. Beri kesempatan semua peserta menjawab. Jika ada klien yang tidak bisa menjawab, beri stimulasi hingga pasien bisa menjawab.  Buat rangkuman pendapat klien tentang manfaat keramas yang benar. Tambahkan informasi jika rangkuman pendapat klien masih ada yang kurang. Manfaat keramas:  Mencegah gatal

14

 Mencegah infeksi/kutu kulit kepala  Menghilangkan bau rambut  Meningkatkan penampilan diri  Diskusikan alat-alat untuk keramas. Upayakan setiap klien untuk menyampaikan pendapatnya.  Rangkum jawaban klien, bila ada yang kurang ditambahkan oleh perawat  Diskusikan alat dan bahan untuk keramas Alat/bahan keramas:  Shampoo  Ember  Gayung mandi  Air bersih  Handuk bersih  Diskusikan tahapan keramas yang benar. Beri kesempatan klien menjelaskan cara keramas. Beri pujian pendapat klien yang benar. Bila ada pendapat klien yang salah, lakukan koreksi dengan meminta pendapat klien yang lain.  Buat rangkuman cara keramas yang benar dari pendapat klien dan tambahkan informasi jika kurang. Cara keramas:  Siapkan alat  Basahi rambut sampai merata.  Ambil sampo secukupnya, gosokkan merata diseluruh permukaan kepala  Bilas dengan air sampai tidak ada sisa shampo  Keringkan dengan menggunakan handuk yang bersih  Ajak klien ke kamar mandi. Peragakan cara keramas tiap tahap demi tahap. Minta salah satu klien menjadi peraga. Sementara klien yang lain mengamati.  Minta semua klien lain melakukan keramas bersama-sama  Beri pujian untuk kemajuan klien. 4. Tahap terminasi  Evaluasi Evaluasi subjektif : tanyakan perasaan klien setelah melakukan peragaan atau praktik keramas Evaluasi objektif : minta klien bergantian menyebutkan kembali tentang; manfaat keramas, alat dan bahan keramas, cara keramas.  Rencana Tindak Lanjut Anjurkan klien mandi dengan cara keramas yang telah dilatih sebanyak 2x per seminggu  Kontrak yang akan datang

15

Buat kontrak berikut: buat kesepakatan dengan klien kegiatan berikutnya yaitu TAK SP DPD: makan dan minum. Kapan akan dilaksanakan dan bertempat dimana. Evaluasi dan dokumentasi Lakukan evaluasi kemampuan masing-masing klien dnegan mengisi format berikut ini. Klien dikategorikan mampu jika semua kemampuan dapat dilakukan oleh klien. Jika salah satu atau lebih kemampuan tidak bisa dicapai harus distimulasi hingga mampu. Jika belum mampu juga klien dirujuk ke perawat penanggung jawabnya untuk dilatih secara individual. Nama Klien Aspek Yang No. Dinilai 1. Menjelaskan manfaat keramas 2. Menyebutkan alat dan bahan keramas 3. Menjelaskan tahapan keramas 4. Memperagakan keramas dengan tepat 5. Komitmen melakukan keramas 2x per minggu Jumlah Catatan : Beri tanda check (√) untuk kemampuan yang dapat dilakukan Bila klien tidak mampu, stimulasi/latih sampai klien mampu Bila klien dianggap mampu jika semua unsure kemampuan tercapai  Sesi I C : Kebersihan Diri : Menyikat Gigi a. Tujuan  Klien memahami manfaat menyikat gigi  Klien memahami alat dan bahan untuk menyikat gigi  Klien mampu melakukan menyikat gigi dengan benar b. Setting  Diskusi: perawat dan klien duduk melingkar  Demonstrasi/stimulasi: berdiri di wastafel

16

c. Alat  Sikat gigi  Pasta gigi  Gelas plastic besar/gayung  Air bersih satu gelas  Handuk kecil bersih d. Metode  Diskusi  Tanya jawab  Simulasi e. Langkah Kegiatan 1. Persiapan Persiapan klien : Pilih klien sesuai dengan indikasi. Jumlah 5-10 klien. Buat kontrak kegiatan, manfaat kegiatan, waktu dan tempat Persiapan tempat dan setting tempat : siapkan tempat diskusi dan tempat peragaan (diwastafel atau kamar mandi) 2. Orientasi  Memberi salam terapeutik: salam dari terapis. Perkenalkan diri jika perlu.  Evaluasi/validasi: Menanyakan perasaan klien saat ini.  Jelaskan kegiatan yang akan dilaksanakan adalah latihan menyikat gigi yang benar, waktunya 1 jam, dan tempat di ruang diskusi dan dekat wastafel/kamar mandi untuk praktik 3. Tahap Kerja  Diskusikan manfaat menyikat gigi pada klien. Tanyakan kepada semua klien secara bergantian tentang manfaat menyikat gigi. Jika ada klien yang tidak bisa menjawab, beri stimulasi hingga pasien bisa menjawab.  Buat rangkuman pendapat klien tentang menyikat gigi. Tambahkan informasi jika rangkuman pendapat klien masih ada yang kurang benar Manfaat menyikat gigi:  Mencegah kerusakan gigi dan infeksi gusiatal  Menghilangkan bau mulut  Meningkatkan penampilan diri  Diskusikan alat-alat untuk menyikat gigi. Upayakan setiap klien untuk menyampaikan pendapatnya.  Rangkum jawaban klien, bila ada yang kurang ditambahkan oleh perawat Alat/bahan menyikat gigi:  Sikat gigi  Pasta gigi  Gelas plastic besar/gayung

17

 Air bersih satu gelas  Handuk kecil bersih  Diskusikan tahapan menyikat gigi yang benar. Beri kesempatan klien menjelaskan cara menyikat gigi.  Buat rangkuman jawaban klien tentang cara menyikat gigi yang benar. Cara menyikat gigi:  Siapkan alat  Kumur-kumur  Ambil sikat gigi, oleskan pasta gigi sebesar biji jagung.  Gosok gigi minimal 8x gosokan di masing-masing sisi gigi  Kumur secukupnya  Bersihkan sikat gigi  Peragakan cara menyikat gigi yang benar. Minta salah satu klien mendemonstrasikan cara menyikat gigi.  Beri pujian untuk kemajuan klien. 4. Tahap terminasi  Evaluasi Evaluasi subjektif : tanyakan perasaan klien setelah belajar menyikat gigi dan setelah mencoba menyikat gigi Evaluasi objektif : minta klien bergantian menyebutkan kembali tentang; manfaat menyikat gigi, alat dan bahan menyikat gigi, cara menyikat gigi.  Rencana Tindak Lanjut Anjurkan klien untuk menyikat gigi minimal 2x sehari, yaitu setelah makan pagi dan sebelum tidur malam.  Evaluasi dan dokumentasi Aspek Yang No. Dinilai 1. Menjelaskan manfaat gosok gigi 2. Menyebutkan alat dan bahan gosok gigi 3. Menjelaskan tahapan gosok gigi 4. Memperagakan gosok gigi dengan tepat 5. Komitmen

Nama Klien

18

melakukan gosok gigi 2x sehari Catatan : Beri tanda check (√) untuk kemampuan yang dapat dilakukan Bila klien tidak mampu, stimulasi/latih sampai klien mampu Bila klien dianggap mampu jika semua unsur kemampuan tercapai  Sesi I D : Kebersihan Diri : Perawatan Kuku a. Tujuan  Klien memahami manfaat perawatan kuku  Klien memahami cara perawatan kuku b. Setting Diskusi : perawat dan klien duduk melingkar c. Alat  Gunting kuku  Tisu  Bengkok  Air bersih, lebih bagus apabila air hangat  Sabun cuci tangan (sabun mandi) d. Metode  Diskusi  Tanya jawab  Simulasi e. Langkah Kegiatan 1. Persiapan Persiapan klien : Pilih klien sesuai dengan indikasi. Jumlah 5-10 klien. Buat kontrak kegiatan, manfaat kegiatan, waktu dan tempat Persiapan tempat dan setting tempat : siapkan tempat diskusi dan tempat peragaan 2. Orientasi  Memberi salam terapeutik: salam dari terapis. Perkenalkan diri jika perlu.  Evaluasi/validasi: Menanyakan perasaan klien saat ini.  Jelaskan kegiatan yang akan dilaksanakan adalah perawatan kuku, waktunya 1 jam, dan tempat di ruang diskusi. 3. Tahap Kerja  Diskusikan manfaat perawatan kuku. Tanyakan kepada semua klien secara bergantian tentang manfaat perawatan kuku. Jika ada klien yang tidak bisa menjawab, beri stimulasi hingga pasien bisa menjawab.

19

 Buat rangkuman pendapat klien tentang menyikat gigi. Tambahkan informasi jika rangkuman pendapat klien masih ada yang kurang benar Manfaat perawatan kuku:  Mencegah infeksi  Meningkatkan penampilan diri  Diskusikan alat-alat untuk perawatan kuku. Tanyakan kepada kklien sesuai kebiasaan klien sesuai kebiasaan klien selama ini.  Rangkum jawaban klien, bila ada yang kurang ditambahkan oleh perawat Alat/bahan perawatan kuku:  Gunting kuku  Tisu  Bengkok  Air bersih, lebih bagus apabila air hangat  Sabun cuci tangan (sabun mandi)  Diskusikan tahapan perawatan kuku yang benar. Beri kesempatan klien menjelaskan cara menyikat gigi.  Buat rangkuman jawaban klien tentang cara perawatan kuku yang benar. Cara perawatan kuku:  Siapkan alat  Rendam kuku di air hangat selama ±10 menit, keringkan menggunakan tisu  Potong kuku sampai bersih  Cuci tangan menggunakan sabun di wastafel atau air mengalir  Keringkan dengan menggunakan tisu  Peragakan cara perawatan kuku yang benar. Minta salah satu klien mendemonstrasikan cara menyikat gigi.  Beri pujian untuk kemajuan klien. 4. Tahap terminasi  Evaluasi Evaluasi subjektif : tanyakan perasaan klien setelah belajar perawatan kuku dan setelah mencoba perawatan kuku Evaluasi objektif : minta klien bergantian menyebutkan kembali tentang; manfaat perawatan kuku, alat dan bahan perawatan kuku, cara perawatan kuku yang benar.  Rencana Tindak Lanjut Anjurkan klien untuk perawatan kuku minimal 1x seminggu

20

Evaluasi dan dokumentasi Nama Klien Aspek Yang No. Dinilai 1. Menjelaskan manfaat perawatan kuku 2. Menyebutkan alat dan bahan perawatan kuku 3. Menjelaskan tahapan perawatan kuku 4. Memperagakan perawatan kuku dengan tepat 5. Komitmen melakukan perawatan kuku 1x seminggu Jumlah Catatan : Beri tanda check (√) untuk kemampuan yang dapat dilakukan Bila klien tidak mampu, stimulasi/latih sampai klien mampu Bila klien dianggap mampu jika semua unsur kemampuan tercapai.  Sesi II A : Berdandan : Berpakaian Rapi a. Tujuan  Klien memahami manfaat berpakaian rapi  Klien mampu mengelola pakaian bekas pakai  Klien mampu memilih pakaian yang seusai  Klien mampu menggunakan pakaian yang sesuai b. Setting Diskusi : perawat dan klien duduk melingkar c. Alat  Satu set pakaian dalam: celana dalam, kaos dalam. BH (wanita)  Satu set pakaian luar: kemeja, celana panjang atau rok, jilbab (jika wanita berjilbab)  Kaca cermin d. Metode  Diskusi 21

 Tanya jawab  Simulasi e. Langkah Kegiatan 1. Persiapan Persiapan klien : Pilih klien sesuai dengan indikasi. Jumlah 5-10 klien. Buat kontrak kegiatan, manfaat kegiatan, waktu dan tempat Persiapan tempat dan setting tempat : siapkan tempat diskusi dan tempat peragaan 2. Orientasi  Memberi salam terapeutik: salam dari terapis. Perkenalkan diri jika perlu.  Evaluasi/validasi: Menanyakan perasaan klien saat ini.  Jelaskan kegiatan yang akan dilaksanakan adalah berpakaian dengan baik, waktunya 1 jam, dan tempat di ruang diskusi. 3. Tahap Kerja  Diskusikan manfaat berpakaian dengan baik. Tanyakan kepada semua klien secara bergantian tentang manfaat berpakaian dengan baik. Jika ada klien yang tidak bisa menjawab, beri stimulasi hingga pasien bisa menjawab.  Buat rangkuman pendapat klien tentang berpakaian dengan baik. Tambahkan informasi jika rangkuman pendapat klien masih ada yang kurang benar. Manfaat berpakaian dengan baik:  Mencegah infeksi  Meningkatkan penampilan diri  Diskusikan alat-alat untuk berpakaian dengan baik. Tanyakan kepada kklien sesuai kebiasaan klien sesuai kebiasaan klien selama ini.  Rangkum jawaban klien, bila ada yang kurang ditambahkan oleh perawat Alat/bahan berpakaian dengan baik:  Satu set pakaian dalam: celana dalam, kaos dalam. BH (wanita)  Satu set pakaian luar: kemeja, celana panjang atau rok, jilbab (jika wanita berjilbab)  Kaca cermin  Diskusikan cara berpakaian dengan baik dan benar. Beri kesempatan klien menjelaskan cara berpakaian dengan baik dan benar.

22

Cara berpakaian: Siapkan pakaian bersih Pakai pakaian dalam Pakai pakaian luar Bercermin, perhatikan sudah rapi Simpan pakaian kotor ditempat yang disediakan  Peragakan cara berpakaian dengan baik. Minta salah satu klien mendemonstrasikan cara berpakaian dengan baik.  Beri pujian untuk kemajuan klien. 4. Tahap terminasi  Evaluasi Evaluasi subjektif : tanyakan perasaan klien setelah belajar berpakaian dengan baik dan setelah mencoba berpakaian dengan baik Evaluasi objektif : minta klien bergantian menyebutkan kembali tentang; manfaat berpakaian dengan baik, alat dan bahan peraw berpakaian dengan baik atan kuku, cara berpakaian dengan baik.  Rencana Tindak Lanjut Anjurkan klien untuk berpakaian dengan baik minimal 2x semingg.

Evaluasi dan dokumentasi No.

Aspek Yang Dinilai

1.

Menjelaskan manfaat per berpakaian dengan baik awatan kuku 2. Menyebutkan alat dan bahan berpakaian dengan baik 3. Menjelaskan tahapan berpakaian dengan baik 4. Memperagakan berpakaian dengan baik 5. Komitmen melakukan berpakaian dengan baik 2x sehari Jumlah Catatan :

23

Nama Klien

Beri tanda check (√) untuk kemampuan yang dapat dilakukan Bila klien tidak mampu, stimulasi/latih sampai klien mampu Bila klien dianggap mampu jika semua unsur kemampuan tercapai  Sesi II B : Berdandan : Berhias Diri a. Tujuan  Klien memahami manfaat berhias diri  Klien memahami alat dan bahan berhias diri  Klien mampu memahami cara berhias diri b. Setting  Diskusi : ruang diskusi yang tenang dan nyaman  Demonstrasi: ruang hias/ruang ganti c. Alat  Alat rias wanita: sisir, bedak, lipstick, ikat rambut  Alat rias pria: sisir, alat cukur kumis  Cermin d. Metode  Diskusi dan tanya jawab  Simulasi e. Langkah Kegiatan 1. Persiapan Persiapan klien : Pilih klien sesuai dengan indikasi. Jumlah 5-10 klien. Buat kontrak kegiatan, manfaat kegiatan, waktu dan tempat Persiapan tempat dan setting tempat : siapkan tempat diskusi dan tempat peragaan 2. Orientasi  Memberi salam terapeutik: salam dari terapis. Perkenalkan diri jika perlu.  Evaluasi/validasi: Menanyakan perasaan klien saat ini.  Jelaskan kegiatan yang akan dilaksanakan adalah berhias diri, waktunya 1 jam, dan tempat di ruang diskusi. 3. Tahap Kerja  Diskusikan manfaat berhias diri. Tanyakan kepada semua klien secara bergantian tentang manfaat berhias diri. Jika ada klien yang tidak bisa menjawab, beri stimulasi hingga pasien bisa menjawab.  Buat rangkuman pendapat klien tentang berhias diri. Tambahkan informasi jika rangkuman pendapat klien masih ada yang kurang benar Manfaat berhias diri:

24

 Membuat rasa nyaman  Meningkatkan penampilan diri  Diskusikan alat-alat untuk berhias diri. Tanyakan kepada kklien sesuai kebiasaan klien sesuai kebiasaan klien selama ini.  Rangkum jawaban klien, bila ada yang kurang ditambahkan oleh perawat Alat/bahan berhias diri:  Alat rias wanita: sisir, bedak, lipstick, ikat rambut  Alat rias pria: sisir, alat cukur kumis  Cermin  Diskusikan cara berhias diri yang benar. Beri kesempatan klien menjelaskan cara berhias diri yang benar.  Rangkum jawaban klien tentang cara berhias diri Cara berdandan wanita:  Pakai bedak  Pakai lipstik  Pakai sisir rambut dan ikat rapi  Cara berdandan pria:  Rapikan kumis/cukur rapi  Bersih  Bercermin, pastikan rapi  Peragakan cara berhias diri. Minta salah satu klien mendemonstrasikan cara berhias diri.  Beri pujian untuk kemajuan klien. 4. Tahap terminasi  Evaluasi Evaluasi subjektif : tanyakan perasaan klien setelah berhias diri dan setelah mencoba berhias diri. Evaluasi objektif : minta klien bergantian menyebutkan kembali tentang; manfaat berhias diri, alat dan bahan berhias diri, cara berhias diri.  Rencana Tindak Lanjut Anjurkan klien untuk berhias diri minimal 2x sehari setelah mandi

Evaluasi dan dokumentasi No.

Aspek Yang Dinilai

25

Nama Klien

1.

Menjelaskan manfaat berhias diri 2. Menyebutkan alat dan bahan berhias diri 3. Menjelaskan tahapan berhias diri 4. Memperagakan berhias diri 5. Komitmen melakukan berhias diri 2x sehari setelah mandi Jumlah Catatan : Beri tanda check (√) untuk kemampuan yang dapat dilakukan Bila klien tidak mampu, stimulasi/latih sampai klien mampu Bila klien dianggap mampu jika semua unsur kemampuan tercapai

 Sesi III A : Tata Cara Makan a. Tujuan  Klien mampu memahami manfaat makan yang baik

26

b. c.

d.

e.

 Klien memahami tata cara makan yang baik  Klien mampu mengelola peralatan makan Setting  Di ruang makan. Duduk mengelilingi meja makan Alat  Piring  Sendok  Garpu  Tisu  Wastafel  Sabun cuci tangan Metode  Diskusi  Tanya jawab  Simulasi Langkah Kegiatan 1. Persiapan Persiapan klien : Pilih klien sesuai dengan indikasi. Jumlah 5-10 klien. Buat kontrak kegiatan, manfaat kegiatan, waktu dan tempat Persiapan tempat dan setting tempat : siapkan tempat diskusi dan tempat peragaan 2. Orientasi  Memberi salam terapeutik: salam dari terapis. Perkenalkan diri jika perlu.  Evaluasi/validasi: Menanyakan perasaan klien saat ini.  Jelaskan kegiatan yang akan dilaksanakan adalah tata cara makan, waktunya 1 jam, dan tempat di ruang makan. 3. Tahap Kerja  Diskusikan manfaat tata cara makan. Tanyakan kepada semua klien secara bergantian tentang tata cara makan. Jika ada klien yang tidak bisa menjawab, beri stimulasi hingga pasien bisa menjawab.  Buat rangkuman pendapat klien tentang tata cara makan. Tambahkan informasi jika rangkuman pendapat klien masih ada yang kurang benar Manfaat tata cara makan:  Meningkatkan selera makan  Meningkatkan penghargaan diri  Diskusikan alat-alat untuk tata cara makan. Tanyakan kepada kklien sesuai kebiasaan klien sesuai kebiasaan klien selama ini.

27

 Rangkum jawaban klien, bila ada yang kurang ditambahkan oleh perawat Alat/bahan tata cara makan:  Piring  Sendok  Garpu  Tisu  Wastafel  Sabun cuci tangan  Diskusikan tata cara makan yang benar. Beri kesempatan klien menjelaskan tata cara makan yang benar.  Rangkum jawaban klien tentang cara berhias diri Tata cara makan:  Cuci tangan  Duduk tertib  Siapkan alat makan  Ambil makanan dengan tertib  Makan pelan dan tertib  Selesai makan alat makan dikumpulkan  Cuci tangan dan keringkan tangan  Peragakan tata cara makan. Minta salah satu klien mendemonstrasikan tata cara makan.  Beri pujian untuk kemajuan klien. 4. Tahap terminasi  Evaluasi Evaluasi subjektif : tanyakan perasaan klien setelah belajar tata cara makan dan setelah mencoba tata cara makan yang sudah dilatih. Evaluasi objektif : minta klien bergantian menyebutkan kembali tentang; manfaat tata cara makan, alat dan bahan tata cara makan, cara tata cara makan.  Rencana Tindak Lanjut Anjurkan klien untuk makan sesuai tata cara makan sebanyak 3x sehari, seperti yang sudah dilatih.

Evaluasi dan dokumentasi

28

Nama Klien

No. Aspek Yang Dinilai 1.

Menjelaskan manfaat tata cara makan 2. Menyebutkan alat dan bahan tata cara makan 3. Menjelaskan tahapan tata cara makan 4. Memperagakan tata cara makan 5. Komitmen menerapkan tata cara makan 3x sehari Jumlah Catatan : Beri tanda check (√) untuk kemampuan yang dapat dilakukan Bila klien tidak mampu, stimulasi/latih sampai klien mampu Bila klien dianggap mampu jika semua unsur kemampuan tercapai  Sesi III B : Tata Cara Minum a. Tujuan  Klien mampu memahami cara minum yang baik  Klien memahami manfaat cara minum yang baik b. Setting  Di ruang makan. Duduk mengelilingi meja makan c. Alat  Gelas  Air minum d. Metode  Diskusi  Tanya jawab  Simulasi e. Langkah Kegiatan 1. Persiapan Persiapan klien : Pilih klien sesuai dengan indikasi. Jumlah 5-10 klien. Buat kontrak kegiatan, manfaat kegiatan, waktu dan tempat Persiapan tempat dan setting tempat : siapkan tempat diskusi dan tempat peragaan 2. Orientasi

29

 Memberi salam terapeutik: salam dari terapis. Perkenalkan diri jika perlu.  Evaluasi/validasi: Menanyakan perasaan klien saat ini.  Jelaskan kegiatan yang akan dilaksanakan adalah tata cara minum, waktunya 1 jam, dan tempat di ruang makan. 3. Tahap Kerja  Diskusikan manfaat tata cara minum. Tanyakan kepada semua klien secara bergantian tentang tata cara minum. Jika ada klien yang tidak bisa menjawab, beri stimulasi hingga pasien bisa menjawab.  Buat rangkuman pendapat klien tentang manfaat tata cara minum. Tambahkan informasi jika rangkuman pendapat klien masih ada yang kurang benar Manfaat tata cara minum:  Mencegah dehidrasi  Meningkatkan harga diri  Diskusikan alat-alat untuk tata cara minum. Tanyakan kepada klien sesuai kebiasaan klien sesuai kebiasaan klien selama ini.  Rangkum jawaban klien, bila ada yang kurang ditambahkan oleh perawat Alat/bahan tata cara minum:  Gelas  Air minum  Diskusikan tata cara minum. Beri kesempatan klien menjelaskan tata cara minum.  Rangkum jawaban klien tentang tata cara minum Tata cara minum:  Pilih air minum yang bersih dan sehat  Jumlah minum sehari ±1500 cc atau 7-8 gelas sehari.  Jenis minuman sebaiknya air putih  Pakai gelas pribadi, bukan gelas orang lain untuk mencegah penularan infeksi.  Simpan gelas kotor di bak cuci piring  Peragakan tata cara minum. Minta salah satu klien mendemonstrasikan tata cara minum.  Beri pujian untuk kemajuan klien. 4. Tahap terminasi  Evaluasi Evaluasi subjektif : tanyakan perasaan klien setelah belajar tata cara minum dan setelah mencoba tata cara minum yang sudah dilatih.

30

Evaluasi objektif : minta klien bergantian menyebutkan kembali tentang; manfaat tata cara minum, alat dan bahan tata cara minum, tata cara minum.  Rencana Tindak Lanjut Anjurkan klien untuk minum sesuai tata cara minum yang sudah dilatih sesuai kebutuhan.

Evaluasi dan dokumentasi No.

Aspek Yang Dinilai

Nama Klien

1.

Menjelaskan manfaat tata cara minum 2. Menyebutkan alat dan bahan tata cara minum 3. Menjelaskan tahapan tata cara minum 4. Memperagakan tata cara minum 5. Komitmen menerapkan tata cara minum sesuai kebutuhan Jumlah Catatan : Beri tanda check (√) untuk kemampuan yang dapat dilakukan Bila klien tidak mampu, stimulasi/latih sampai klien mampu Bila klien dianggap mampu jika semua unsur kemampuan tercapai  Sesi IV A : Tata Cara Buang Air Besar a. Tujuan  Klien memahami manfaat buang air besar (BAB) yang benar  Klien mampu menggunakan peralatan BAB dengan tepat  Klien mampu BAB dengan benar b. Setting  Diskusi di ruang diskusi, duduk melingkar  Simulasi : di WC c. Alat  Ember  Air bersih  Gayung mandi  Sabun

31

 Handuk d. Metode  Diskusi  Tanya jawab  Simulasi e. Langkah Kegiatan 1. Persiapan Persiapan klien : Pilih klien sesuai dengan indikasi. Jumlah 5-10 klien. Buat kontrak kegiatan, manfaat kegiatan, waktu dan tempat Persiapan tempat dan setting tempat : siapkan tempat diskusi dan tempat peragaan 2. Orientasi  Memberi salam terapeutik: salam dari terapis. Perkenalkan diri jika perlu.  Evaluasi/validasi: Menanyakan perasaan klien saat ini.  Jelaskan kegiatan yang akan dilaksanakan adalah tata cara BAB, waktunya 1 jam, dan tempat di ruang makan. 3. Tahap Kerja  Diskusikan manfaat tata cara BAB. Tanyakan kepada semua klien secara bergantian tentang tata cara BAB. Jika ada klien yang tidak bisa menjawab, beri stimulasi hingga pasien bisa menjawab.  Buat rangkuman pendapat klien tentang manfaat tata cara BAB yang baik. Tambahkan informasi jika rangkuman pendapat klien masih ada yang kurang benar Manfaat BAB:  Mencegah penyakit  Meningkatkan kenyamanan lingkungan  Diskusikan alat-alat untuk tata cara BAB yang baik. Tanyakan kepada klien sesuai kebiasaan klien selama ini.  Rangkum jawaban klien, bila ada yang kurang ditambahkan oleh perawat Alat/bahan tata cara BAB yang baik:  Ember  Air bersih  Gayung mandi  Sabun  Handuk  Diskusikan tata cara BAB yang baik. Beri kesempatan klien menjelaskan tata cara BAB yang baik.

32

 Rangkum jawaban klien tentang tata cara BAB yang baik Tata cara BAB yang baik:  Siram kloset  Buka pakaian bawah  Lakukan BAB  Siram kloset sampai bersih  Bersihkan area perineal menggunakan air dan sabun  Keringkan menggunakan handuk  Peragakan tata cara BAB yang baik. Minta salah satu klien mendemonstrasikan tata cara BAB yang baik.  Beri pujian untuk kemajuan klien. 4. Tahap terminasi  Evaluasi Evaluasi subjektif : tanyakan perasaan klien setelah belajar tata cara BAB yang baik dan setelah mencoba tata cara BAB yang sudah dilatih. Evaluasi objektif : minta klien bergantian menyebutkan kembali tentang; manfaat tata cara BAB, alat dan bahan tata cara BAB, dan tata cara BAB.  Rencana Tindak Lanjut Anjurkan klien untuk BAB sesuai tata cara BAB yang sudah dilatih sesuai kebutuhan.

33

Evaluasi dan dokumentasi No.

Aspek Yang Dinilai

Nama Klien

1.

Menjelaskan manfaat tata cara BAB 2. Menyebutkan alat dan bahan tata cara BAB 3. Menjelaskan tahapan tata cara BAB 4. Memperagakan tata cara BAB 5. Komitmen menerapkan tata cara BAB sesuai kebutuhan Jumlah Catatan : Beri tanda check (√) untuk kemampuan yang dapat dilakukan Bila klien tidak mampu, stimulasi/latih sampai klien mampu Bila klien dianggap mampu jika semua unsur kemampuan tercapai  Sesi IV B : Tata Cara Buang Air Kecil a. Tujuan  Klien memahami manfaat buang air kecil (BAK) yang benar  Klien mampu menggunakan peralatan BAK dengan tepat  Klien mampu BAK dengan benar b. Setting  Diskusi di ruang diskusi, duduk melingkar  Simulasi : di WC c. Alat  Ember  Air bersih  Gayung mandi  Sabun  Handuk d. Metode  Diskusi  Tanya jawab  Simulasi e. Langkah Kegiatan 1. Persiapan

34

Persiapan klien : Pilih klien sesuai dengan indikasi. Jumlah 5-10 klien. Buat kontrak kegiatan, manfaat kegiatan, waktu dan tempat Persiapan tempat dan setting tempat : siapkan tempat diskusi dan tempat peragaan 2. Orientasi  Memberi salam terapeutik: salam dari terapis. Perkenalkan diri jika perlu.  Evaluasi/validasi: Menanyakan perasaan klien saat ini.  Jelaskan kegiatan yang akan dilaksanakan adalah tata cara BAK, waktunya 1 jam, dan tempat di ruang makan. 3. Tahap Kerja  Diskusikan manfaat tata cara BAK. Tanyakan kepada semua klien secara bergantian tentang tata cara BAK. Jika ada klien yang tidak bisa menjawab, beri stimulasi hingga pasien bisa menjawab.  Buat rangkuman pendapat klien tentang manfaat tata cara BAK yang baik. Tambahkan informasi jika rangkuman pendapat klien masih ada yang kurang benar Manfaat BAK:  Mencegah penyakit  Meningkatkan kenyamanan lingkungan  Diskusikan alat-alat untuk tata cara BAK yang baik. Tanyakan kepada klien sesuai kebiasaan klien selama ini.  Rangkum jawaban klien, bila ada yang kurang ditambahkan oleh perawat Alat/bahan tata cara BAK yang baik:  Ember  Air bersih  Gayung mandi  Sabun  Handuk  Diskusikan tata cara BAK yang baik. Beri kesempatan klien menjelaskan tata cara BAK yang baik.  Rangkum jawaban klien tentang tata cara BAK yang baik Tata cara BAK yang baik:  Pergi ke WC  Siram kloset  Mulai BAK di kloset  Siram kloset sampai bersih  Bersihkan area perineal  Keringkan menggunakan handuk

35

 Peragakan tata cara BAK yang baik. Minta salah satu klien mendemonstrasikan tata cara BAK yang baik.  Beri pujian untuk kemajuan klien. 4. Tahap terminasi  Evaluasi Evaluasi subjektif : tanyakan perasaan klien setelah belajar tata cara BAK yang baik dan setelah mencoba tata cara BAK yang sudah dilatih. Evaluasi objektif : minta klien bergantian menyebutkan kembali tentang; manfaat tata cara BAK, alat dan bahan tata cara BAK, dan tata cara BAK.  Rencana Tindak Lanjut Anjurkan klien untuk BAK sesuai tata cara BAK yang sudah dilatih sesuai kebutuhan.

Evaluasi dan dokumentasi No.

Aspek Yang Dinilai

1.

Nama Klien

Menjelaskan manfaat tata cara BAK 2. Menyebutkan alat dan bahan tata cara BAK 3. Menjelaskan tahapan tata cara BAK 4. Memperagakan tata cara BAK 5. Komitmen menerapkan tata cara BAK sesuai kebutuhan Jumlah Catatan : Beri tanda check (√) untuk kemampuan yang dapat dilakukan Bila klien tidak mampu, stimulasi/latih sampai klien mampu Bila klien dianggap mampu jika semua unsur kemampuan tercapai

DAFTAR PUSTAKA

36

DepKes (2000). Standar Pedoman Keperawatan Jiwa. Jakarta: DepKes. Nurhasanah. J. dkk, (2006). Ilmu Komunikasi dalam Konteks Keperawatan. Jakarta: TBK. Tarwoto & Wartonah (2000). Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta: EGC. Keliat, Budi Anna. Dkk, (2007). Manajemen Kasus Gangguan Jiwa. Jakarta: EGC. Keliat, Akemat, (2004). Keperawatan Jiwa Teori Aktivitas Kelompok. Jakarta: EGC.

37

Related Documents


More Documents from "fadhil"