Referat Dyspnea Interna

  • Uploaded by: andhita96
  • 0
  • 0
  • January 2021
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Referat Dyspnea Interna as PDF for free.

More details

  • Words: 1,476
  • Pages: 20
Loading documents preview...
Referat

DYSPNEA RS Bhayangkara Semarang Periode 08 Januari – 17 Maret 2018

Pembimbing : dr. Hadi Sp.PD, M.H.Kes, FINASIM

Disusun oleh : Andita Rizky Cinanthia 406162122 FK UNTAR

DYSPNEA Gejala subjektif berupa keinginan penderita untuk meningkatkan upaya mendapatkan udara pernapasan Ortopnea

Morgan WC, Hodge HL. Diagnostic evaluation of dyspnea

PROSES PERNAFASAN NORMAL ADA 3 TAHAP

1. Ventilasi  masuknya gas-gas kedalam &

keluar paru

2. Diffusi  gas-gas melintasi membran sangat

tipis antara alveoli & kapiler  masuk kedalam kapiler paru

3. Perfusi  distribusi darah dalam sirkulasi

Pulmoner & penyesuaiannya dengan distribusi udara dalam Alveolus

3

•Guyton, Arthur C. Hall, John E.Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 11. Jakarta: EGC.2007.pp:539-540

mc

P A T F I S

Terjadinya dispnea berasal dari beberapa mekanisme patofisiologis yang berbeda. Dispnea sering dihubungkan dengan kondisi dimana pusat pernafasan meningkat atau adanya beban mekanis pada system respiratori. Kondisi-kondisi ini dikarakteristikan dengan sensasi air hunger atau peningkatan usaha untuk bernafas. Beberapa gangguan yang berhubungan dengan stimulasi receptor irritant di paru dikarakteristikan dengan pasien mengeluh susah bernafas, sesak, konstriksi. Selain dari faktor kualitatif tersebut, intensitas dari dyspnea juga dipengaruhi oleh respiratory motor command atau signal yang berasal dari sentral nervous sistem dan feedback afferent yang berasal dari berbagai macam reseptor di sistem respiratori •Guyton, Arthur C. Hall, John E.Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 11. Jakarta: EGC.2007.pp:539-540

PHATOFISIOLOGI SESAK NAFAS Timbulnya sesak nafas sebagai akibat dari : 1. O2 jaringan yang menurun  anemia, penyakit saluran nafas 2.

Kebutuhan O2 yang bertambah  infeksi,temperatur tubuh yg naik, tirotoksikosis, aktivitas jasmani

3. “WORK OF BREATHING” meningkat Peny. parenkim paru Untuk mengimbangi Edema paru Kebutuhan O2 otot Ventilasi Asma bronkiale pernafasan bekerja Bronkhiolisis lebih keras. Obesitas 4.

Rangsangan saraf pusat  kelainan sentral  sesak nafas 6 ( cheyne stokes respirasi )

HAL YANG PENTING DIKETAHUI? Keluhan subyektif dari seseorang seperti perasaan berat didada, kurang lega, kurang puas, sulit bernafas Menyebabkan seseorang merasa cemas sehingga minta pertolongan

Penting untuk diketahui & dicari keadaan serta ciri-ciri yang menyertai sebagai petunjuk untuk menentukan penyakit dasarnya Penting diketahui patofisiologi sesak nafas, kelainan yg mendasarinya untuk mengambil tindakan lebih lanjut 7

Parshall, M.B, et all.An official American Thoracic Society Statement: Update on

SESAK Sesak

Fraser Health. Dyspnea: symptom guidelines. https://www.fraserhealth.ca/media/dyspnea.pdf

Klasifikasi Sesak Nafas (American Thoracic Society) Tingkat

Derajat

Kriteria

0

Normal

Tidak ada kesulitan bernapas kecuali aktivitas berat

1

Ringan

Terdapat kesulitan bernapas, napas pendek-pendek ketika terburu buru atau ketika nenuju puncak landai

2

Sedang

Berjalan lebih lambat dari pada kebanyakan orang yang berusia sama karena sulit bernapas atau harus berhenti berjalan untuk bernapas

3

Berat

Berhenti berjalan setelah 90 meter untuk bernapas atau setelah berjalan beberapa menit

4

Sangat berat

Terlalu sulit untuk bernapas bila meninggalkan rumah atau memekai baju atau membuka baju

TAHAP I 1. ANAMNESA harus teliti krn bisa

mengarahkan ke diagnosis Etiologik yang benar.

A. Onset dan Progresivitasnya  Mendadak & cepat  asma, emboli paru,

pneumotorak, IMA

 Perlahan-lahan dari beberapa jam sampai hari 

penyakit jantung kongestif, efusi pleura

•Nurdjanah S. Sirosis hati. In: Setiati S, Alwi I, Sudoyo AW, Simadibrata MK, Setiyahadi B, Syam AF, editors. Buku 10 ajar ilmu penyakit dalam jilid II. 4th ed. Jakarta: InternaPublishing

B. Adanya gejala yang menyertai

 Sesak dan nyeri dada  emboli paru, infark miokard,

penyakit pleura, pneumotorak, trauma dada

 Sesak & nyeri dada yang mendadak seperti di iris-

iris unilateral pada orang muda  pneumotorak spontan

 Sesak dan batuk dengan sputum produktif / purulent

 paru

 Sesak dan batuk darah  gangguan integritas

vaskuler  Emboli paru, Neoplasma, dan infeksi saluran nafas •Nurdjanah S. Sirosis hati. In: Setiati S, Alwi I, Sudoyo AW, Simadibrata MK, Setiyahadi B, Syam AF, editors. Buku 11 ajar ilmu penyakit dalam jilid II. 4th ed. Jakarta: InternaPublishing

C. Pengaruh Perubahan Posisi     

Perubahan posisi dapat mengurangi atau menambah berat sesak nafas Kegagalan jantung kiri  sesak berkurang jika mengambil sikap duduk Paralisa Diafragma  posisi tidur terasa lebih sesak dibanding duduk atau berdiri Eksaserbasi akut PPOK / status asmatikus enak posisi duduk dan tangan bertumpu Emboli, Acidosis, infeksi perubahan posisi tidak berpengaruh

D.Paparan terhadap lingkungan atau obat E. Riwayat penyakit dahulu Adakah penyakit hipertensi, PPOK, DM, Pendarahan, immobilisasi lama •Nurdjanah S. Sirosis hati. In: Setiati S, Alwi I, Sudoyo AW, Simadibrata MK, Setiyahadi B, Syam AF, editors. Buku 12 ajar ilmu penyakit dalam jilid II. 4th ed. Jakarta: InternaPublishing

2. Pemeriksaan Fisik Harus telliti dan menurut urutan yang sebenarnya. A. Tanda tanda vital tekanan darah, t, n, rr, Sesak

Tanda vital N  Penyakit ringan atau kronis Ada perubahan tanda2 vital  ada kelainan akut  butuh evaluasi & pertolongan segera

Temperatur dibawah 35 0C / diatas 40 oC / tek sistolik dibawah 90 mmHg  menunjukkan suatu kegawatan Pulsus Paradoksus Petunjuk adanya Obtruksi Jalan nafas pada asma atau PPOK Eksaserbasi akut Frekuensi Pernafasan Kurang dari 5x / menit  Hipoventilasi & impending respirasi Arrest, bila lebih dari 35x /menit  gangguan sesak yang berat bila berlangsung lama otot pernafasan lelah  gagal nafas

13

•Nurdjanah S. Sirosis hati. In: Setiati S, Alwi I, Sudoyo AW, Simadibrata MK, Setiyahadi B, Syam AF, editors. Buku ajar ilmu

B. Inspeksi KU dapat menjadi petunjuk kearah diagnosis  Nafas pelan & dangkal biasanya oleh karena sedasi obat-

obatan, retensi CO2, kelainan sistem saraf pusat seperti stroke, edema serebri, pendarahan subarakhnoid  Pasien gelisah dengan pernafasan cepat dan dalam mungkin

oleh karena Hipoksemia  penyakit paru, jantung, Anxietas  Sianosis Sentral ( umumnya oleh karena penyakit paru ) seperti

Pulmonary Arterio Venous Fistule, Penyakit paru kronis, Pneumonia.  Sianosis perifer ( oleh karena Cardiac Output yang menurun )

 stenosis mitral, stenosis pulmonal dan gagal jantung •Nurdjanah S. Sirosis hati. In: Setiati S, Alwi I, Sudoyo AW, Simadibrata MK, Setiyahadi B, Syam AF, editors. Buku 14 ajar ilmu penyakit dalam jilid II. 4th ed. Jakarta: InternaPublishing

 Pernafasan Cheyne Stokes

 khas untuk gagal jantung kiri, juga dijumpai pada tekanan intracranial yang naik, keracunan narkotik  Pernafasan kusmaull

 keracunan alkohol, obat bius, coma diabetikum, uremia  Otot bantu nafas pada leher dan otot intercostalis digunakan

pada obstruksi jalan nafas sedang sampai berat

 Gerakan Asimetri dada

Deviasi trakhea Menurunnya gerakan satu sisi dd dada Hemithorax lebih cembung Restriksi dd dada

Menunjukkan penyakit paru ipsilateral Seperti pneumothorak, pleural efusion, empyema

15 •Nurdjanah S. Sirosis hati. In: Setiati S, Alwi I, Sudoyo AW, Simadibrata MK, Setiyahadi B, Syam AF, editors. Buku th ajar ilmu penyakit dalam jilid II. 4 ed. Jakarta: InternaPublishing

C. Palpasi

 Gerakan dd dada yang lambat pada satu hemithorak 

gangguan pengembangan paru  obstruksi jalan nafas, pneumothorak atau efusi plura . D. Perkusi

Obstruksi bronkhus / efusi pleura Fremitus raba 

Fremitus raba Pada keadaanserangan konsolidasiasma akut  Hipersonor dengan pneumothorak, Fremitus raba 

 Keredupan pada konsolidasi, efusi pleura

•Nurdjanah S. Sirosis hati. In: Setiati S, Alwi I, Sudoyo AW, Simadibrata MK, Setiyahadi B, Syam AF, editors. Buku 16 ajar ilmu penyakit dalam jilid II. 4th ed. Jakarta: InternaPublishing

E. Auskultasi



Suara nafas menurun pada kedua paru dengan  obstruksi jalan nafas akibat spasme bronkus



Suara nafas menurun pada sisi yang sakit  pneumothorak, efusi pleura



Adanya ronki basah & wheezing  spasme bronkus



Ronki bilateral disertai irama gallop  kegagalan jantung kongestif



Ronkhi terlokalisir  konsolidasi



Sesak nafas, nyeri dada & ada Friction rub  khas adanya pleuritis •Nurdjanah S. Sirosis hati. In: Setiati S, Alwi I, Sudoyo AW, Simadibrata MK, Setiyahadi B, Syam AF, editors. Buku 17 ajar ilmu penyakit dalam jilid II. 4th ed. Jakarta: InternaPublishing

3. Pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan lain sebagai penyaring a.

Periksaan Sputum

b.

Analisa gas darah  menunjukkan adanya & beratnya hipoksemia / Hiperkapnia, Juga petunjuk pemberian jumlah O2 pada pemakaian Ventilator

c.

Pemeriksaan Fungsi Organ Uremia pada gagal ginjal Asidosis diabetika pada DM

Penyebab sesak nafas

d.

Px darah lengkap Anemia, Leukemia, Tanda2 infeksi akut seperti leukositosis, LED, SHIFT TO THE LEFT

e.

Px. EKG Aritmia, IMA, Pembesaran atrium/ventrikel

f.

Foto polos dada •Nurdjanah S. Sirosis hati. In: Setiati S, Alwi I, Sudoyo AW, Simadibrata MK, Setiyahadi B, Syam AF, editors. Buku 18 ajar ilmu penyakit dalam jilid II. 4th ed. Jakarta: InternaPublishing

•Penanganan Umum Dispnea •Periksalah orofaring untuk memastikan saluran napas tidak tersumbat karena pembengkakan (edema) atau suatu benda asing. •Memposisikan pasien pada posisi setengah duduk atau berbaring dengan bantal yang tinggi •Diberikan oksigen sebanyak 2-4 liter per menit tergantung derajat sesaknya •Pengobatan selanjutnya diberikan sesuai dengan penyebab

TATALAKSANA AWAL

Parshall, M.B, et all.An official American Thoracic Society Statement: Update on the mechanism, Assesment, and Management of Dyspnea.2011.

•Farmako •Quick relief medicine bronkodilator •Long relief medicine Kortikosteroid bentuk inhalasi •Terapi inhalasi Pemberian obat secara langsung ke dalam saluan napas melalui hirupan. Ada tiga macam alat terapi inhalasi : •Nebulizer •MDI (Metered Dose Inhaler) •DPI (Dry Power Inhaler)

Parshall, M.B, et all.An official American Thoracic Society Statement: Update on the mechanism, Assesment, and Management of Dyspnea.2011.

Related Documents

Referat Dyspnea Interna
January 2021 0
Leaflet Dyspnea
January 2021 1
Auditoria Interna
January 2021 0
Auditoria Interna
February 2021 1
Medicina Interna
March 2021 0

More Documents from "Jorge Armando Rocha"

Referat Dyspnea Interna
January 2021 0