Loading documents preview...
REFERAT Gizi Buruk pada Anak PEMBIMBING : DR. -PENYUSUN : --
KEPANITERAAN KLINIK ILMU RUMAH SAKIT=== PROGRAM STUDI PROFESI KEDOKTERAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ===== PERIODE ====I 2019
BAB I PENDAHULUAN
PENDAHULUAN Kejadian gizi buruk perlu dideteksi secara dini melalui intensifikasi pemantauan pertumbuhan dan identifikasi faktor risiko yang erat dengan kejadian luar biasa gizi seperti campak dan diare melalui kegiatan surveilans. Prevalensi balita yang mengalami gizi buruk di Indonesia masih tinggi
Kekurangan gizi anak biasanya disebabkan oleh akses asupan makanan, atau penyediaan yang tidak memadai; buruknya akses terhadap kesehatan dan sanitasi; dan / atau praktik pemberian makan atau perawatan anak yang tidak tepat
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
DEFINISI
APA ITU KWASHIORKOR?
Kwashiorkor merupakan hasil dari asupan protein yang tidak memadai dengan adanya asupan kalori yang baik. Hypoalbuminemic menghasilkan edema pitting yang dimulai di ekstremitas bawah dan naik dengan tingkat keparahan yang meningkat.
DEFINISI
APA ITU MARASMUS?
Marasmus merupakan respon fisiologis tubuh terhadap kalori (karbohidrat) dan nutrisi yang tidak adekuat. Hilangnya massa otot dan cadangan lemak subkutan dapat dikonfirmasi dengan inspeksi atau palpasi dan diukur dengan pengukuran antropometrik.
DEFINISI MALNUTRISI
EPIDEMIOLOGI
Prevalensi balita yang mengalami gizi buruk di Indonesia masih tinggi
Berdasarkan laporan dari Dinas Kesehatan seluruh Indonesia terjadi penurunan kasus gizi buruk yaitu pada tahun 2005 terdata 76.178 kasus kemudian turun menjadi 50.106 kasus pada tahun 2006 dan 39.080 kasus pada tahun 2007.
MANIFESTASI KLINIS Malnutrisi berpotensi mempengaruhi semua sistem organ dalam tubuh.
Awalnya, temuan klinis meliputi kurangnya adipositas dan jaringan subkutan, otot yang lemah, mudah tersinggung, dan edema. Seiring malnutrisi berkembang, pertumbuhan tertunda, menyebabkan stunting, dan sistem lainnya terlibat, dengan perubahan pada rambut, kulit, kuku, selaput lendir, dan organ lainnya.
MANIFESTASI KLINIS Kekurangan mikronutrien, terutama kekurangan vitamin dan mineral, umum terjadi pada pasien dengan kekurangan gizi, sehingga banyak pasien juga akan menunjukkan tanda-tanda kekurangan ini. Kekurangan mikronutrien yang paling sering dilaporkan adalah zat besi, seng, yodium, dan vitamin A.
40 Kekurangan nutrisi mikronutrien lainnya, bagaimanapun, termasuk kalsium, vitamin D, vitamin C, asam folat, tiamin, dan riboflavin semakin banyak dikenali.
MANIFESTASI KLINIS
PATOFISIOLOGI Asupan energi yang tidak memadai menyebabkan berbagai adaptasi fisiologis, termasuk pembatasan pertumbuhan; Kehilangan lemak, otot, dan massa viseral; Mengurangi tingkat metabolisme basal, dan mengurangi total pengeluaran energi.
Perubahan biokimia dalam kelaparan berkepanjangan melibatkan mekanisme metabolik, hormonal, dan glukoregulasi yang kompleks.
PATOFISIOLOGI Perubahan metabolisme berkembang dari fase awal, dimana terjadi glukoneogenesis cepat akibat hilangnya otot rangka yang disebabkan oleh penggunaan asam amino, piruvat dan laktat, ke tahap konservasi protein selanjutnya, dengan mobilisasi lemak yang menyebabkan lipolisis dan ketogenesis.
Perubahan elektrolit utama termasuk retensi natrium dan deplesi kalium intraselular dapat dijelaskan dengan penurunan aktivitas pompa natrium bergantung energi glikosida yang sensitif terhadap permeabilitas membran sel dalam kwashiorkor
PERUBAHAN PADA SISTEM ORGAN
Sistem endokrin
Sistem imunitas
Sistem pernapasan
Sistem pencernaan
Sistem saraf
Sistem kardiovaskular
Hematologi
PERUBAHAN PADA SISTEM ORGAN Sistem endokrin • Hormon utama yang terkena adalah hormon tiroid, insulin, dan hormon pertumbuhan. Perubahan meliputi penurunan kadar tri-iodothyroxine (T3), insulin, insulin-like growth factor1 (IGF-1), dan peningkatan kadar hormon pertumbuhan dan kortisol. • Tingkat glukosa biasanya awalnya rendah, dengan menipisnya cadangan glikogen. • Pasien sering juga mengalami beberapa tingkat intoleransi glukosa dari etiologi yang tidak jelas dan berisiko mengalami hipoglikemia dalam fase renourishment
PERUBAHAN PADA SISTEM ORGAN Sistem imunitas • Imunitas seluler paling banyak terkena karena atrofi timus, kelenjar getah bening, dan tonsil. • Perubahan termasuk penurunan CD4 namun limfosit CD8-T cukup, kehilangan hipersensitivitas delayed, fagositosis terganggu, dan imunoglobulin A yang dimediasi sekresi (IgA). • Perubahan ini meningkatkan kerentanan anakanak yang kekurangan gizi terhadap infeksi invasif
PERUBAHAN PADA SISTEM ORGAN Sistem pencernaan • Atrofi villi dengan kurangnya disakarida, hipoplasia kriptografi, dan permeabilitas usus yang berubah menyebabkan malabsorpsi, namun kehilangan seringkali cepat pulih begitu nutrisi membaik. • Pertumbuhan berlebih bakteri sering terjadi pada sekresi asam lambung yang berkurang. Atrofi pankreas juga umum terjadi dan berakibat pada malabsorpsi lemak. • Meskipun infiltrasi lemak pada hati biasa terjadi, fungsi sintetis biasanya ada. • Sintesis protein, glukoneogenesis, dan metabolisme obat menurun
PERUBAHAN PADA SISTEM ORGAN Sistem kardivaskular
• Jantung myofibril menipis dengan kontraktilitas yang terganggu. • Curah jantung berkurang sebanding dengan penurunan berat badan. • Bradycardia dan hipotensi juga sering terjadi pada orang yang terkena dampak parah. • Volume intravaskular sering menurun. • Kombinasi bradikardi, gangguan kontraktilitas jantung, dan ketidakseimbangan elektrolit mempengaruhi anakanak ini terhadap aritmia
PERUBAHAN PADA SISTEM ORGAN Sistem pernapasan • Berkurangnya massa otot toraks, penurunan tingkat metabolisme, dan ketidakseimbangan elektrolit (hipokalemia dan hipofosfatemia) dapat menyebabkan ventilasi per menit yang menurun, yang menyebabkan gangguan respons ventilasi terhadap hipoksia.
PERUBAHAN PADA SISTEM ORGAN Sistem saraf • Sekuel perkembangan spesifik neurodevelopmental yang hanya berasal dari PEM sulit untuk dipastikan, karena PEM sering berdampingan dengan kekurangan gizi lainnya. • Malnutrisi telah diketahui menyebabkan penurunan jumlah neuron, sinaps, arborisasi dendritik, dan mielinasi, yang semuanya berakibat pada penurunan ukuran otak. • Korteks serebral menipis dan pertumbuhan otak melambat. • Penundaan fungsi global, fungsi motor, dan memori telah dikaitkan dengan PEM, dengan neonatus dan bayi yang paling rentan meskipun terdapat plastisitas otak pada bayi
PERUBAHAN PADA SISTEM ORGAN
Hematologi • Anemia normokromik sering timbul namun dapat diperburuk oleh defisiensi nutrisi dan zat gizi lainnya (zat besi dan folat) seperti infeksi malaria atau parasit lainnya. • Fungsi pembekuan darah biasanya baik
DIAGNOSIS
Anamnesis
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Penunjang
DIAGNOSIS Anamnesis
Keluhan yang sering ditemukan adalah pertumbuhan yang kurang, anak kurus, atau berat badannya selalu kurang. Selain itu ada keluhan anak kurang/tidak mau makan, sering menderita sakit yang berulang atau timbulnya bengkak pada kedua kaki, kadang sampai seluruh tubuh.
PEMERIKSAAN FISIK
Gizi kurang belum menunjukan gejala klinis yang khas, hanya dijumpai gangguan pertumbuhan dan anak tampak kurus.
Pada gizi buruk, di samping gejala klinis didapatkan kelainan biokimia sesuai dengan bentuk klinis.
Pada gizi buruk didapatkan 3 bentuk klinis yaitu kwashiorkor, marasmus, dan marasmik-kwashiorkor, walaupun demikian dalam penatalaksnaannya sama
PEMERIKSAAN FISIK MEP ringan
Sering ditemukan gangguan pertumbuhan: • Anak tampak kurus • Pertumnbuhan linier berkurang atau terhenti • Berat badan tidak bertambah, adakalanya bahkan turun • Maturasi tulang terlambat • Rasio berat badan terhadap tinggi badan normal/menurun\ • Tebal lipatan kulit normal atau berkurang • Anemia ringan • Aktivitas dan perhatian berkurang jika dibandingkan dengan anak sehat
PEMERIKSAAN FISIK
MEP berat Kwashiorkor:
Marasmus
Marasmik-kwashiorkor
•Perubahan mental sampai apatis •Anemia •Perubahan warna dan tekstur rambut, mudah dicabut/rontok •Gangguan system gastrointestinal •Pembesaran hati •Perubahan kulit (dermatosis) •Atrofi otot •Edema simetris pada kedua punggung kaki,dapat sampai seluruh tubuh.5
•Penampilan wajah seperti orang tua, •Terdapat tanda dan gejala klinis terlihat sangat kurus marasmus dan kwashiorkor secara bersamaan •Perubahan mental, cengeng •Kulit kering, dingin dan mengendor, kriput •Lemak subkutan menghilang hingga turgor kulit berkurang •Otot atrofi sehingga kontur tulang terlihat jelas •Kadang-kadang terdapat bradikardia •Tekanan darah lebih rendah dibandingkan anak sehat yang sebaya.5
PEMERIKSAAN FISIK Kriteria diagnosis5 •Terlihat sangat kurus •Edema nutrisional, simetris •Berat badan/Tinggi Badan < -3 SD •Lingkar Lengan Atas <11,5 cm.
Penampilan anak dengan Marasmus
Penampilan anak dengan Kwashiorkor
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Kadar gula darah, darah tepi lengkap, urin lengkap, feses lengkap, elektrolit serum, protein serum (albumin, globuilin), ferritin.
Tes mantoux
Radiologi (dada, AP dan Lateral)
Elektrokardiografi.
PENATALAKSANAAN Tingkat metabolisme basal dan kebutuhan nutrisi segera menurun dalam kasus kekurangan gizi.
Bila nutrisi diberikan, tingkat metabolisme meningkat, merangsang anabolisme dan meningkatkan kebutuhan nutrisi.
Tubuh anak yang kekurangan gizi mungkin telah mengkompensasi kekurangan mikronutrien dengan tingkat metabolisme dan pertumbuhan yang lebih rendah, dan pengulangan dapat membongkar adanya kekurangan gizi ini.
Rehabilitasi nutrisi harus dimulai dan dilanjutkan perlahan untuk meminimalkan komplikasi pada anak.
PENATALAKSANAAN (10 Hal) Mencegah dan mengatasi hipoglikemi
Mencegah dan mengatasi hipotermi
Mencegah dan mengatasi dehidrasi
Koreksi gangguan elektrolit
Mencegah dan mengatasi infeksi
Mulai pemberian makan
Koreksi kekurangan zat gizi mikro
Memberikan makanan untuk tumbuh kejar
Memberikan stimulasi untuk tumbuh kembang
Mempersiapkan untuk tindak lanjut di rumah
PENATALAKSANAAN 1. Mencegah dan mengatasi hipoglikemi • Hipoglikemi terjadi apabila kadar gula darah < 54 mg/dl atau ditandai lemah, kejang, suhu tubuh sangat rendah, kesadaran menurun, keluar keringat dingin dan pucat. • Dapat diterapi dengan memberikan segera cairan gula 50 ml dekstrosa 10% atau gula 1 sendok teh dicampurkan ke air 3,5 sendok makan, penderita diberi makan tiap 2 jam, antibotik, jika penderita tidak sadar dapat diberikan lewat sonde. • Kemudian dilakukan evaluasi setelah 30 menit, jika masih dijumpai tandatanda hipoglikemi maka pemberian cairan gula tersebut diulangi
PENATALAKSANAAN 2. Mencegah dan mengatasi hipotermi • Dikatakan hipotermi jika suhu tubuh anak < 35oC. • Dapat ditatalaksana dengan ruang anak harus hangat, tidak ada lubang angin, sering diberi makan, anak diberi pakaian, tutup kepala, sarung tangan dan kaos kaki, anak dihangatkan dalam dekapan ibunya (metode kanguru), cepat diganti jika popok basah. • Dilakukan pengukuran suhu rectal tiap 2 jam sampai suhu > 36,5oC, pastikan anak memakai pakaian, tutup kepala dan kaos kaki.
PENATALAKSANAAN 3. Mencegah dan mengatasi dehidrasi • Pengelolaannya diberikan cairan Resomal (Rehydration Solution for Malnutrition) 70-100 ml/kgBB dalam 12 jam atau mulai dengan 5 ml/kgBB setiap 30 menit secara oral dalam 2 jam pertama. • Selanjutnya 5-10 ml/kgBB untuk 4-10 jam berikutnya, jumlahnya disesuaikan seberapa banyak anak mau, feses yang keluar dan muntah. • Penggantian jumlah Resomal pada jam 4,6,8,10 dengan F75 jika rehidrasi masih dilanjutkan pada saat itu. Monitoring tanda vital, diuresis, frekuensi berak dan muntah, pemberian cairan dievaluasi jika kecepatan pernafasan dan nadi menjadi cepat, tekanan vena jugularis meningkat, atau jika anak dengan oedem maka oedemnya bertambah
PENATALAKSANAAN 4. Koreksi gangguan elektrolit • Berikan ekstra Kalium 150- 300mg/kgBB/hari, ekstra Mg 0,4-0,6 mmol/kgBB/hari dan rehidrasi cairan rendah garam (Resomal). 5. Mencegah dan mengatasi infeksi
• Jika tidak ada komplikasi maka dapat diberikan kotrimoksazol selama 5 hari, namun bila ada komplikasi dapat diberikan amoksisilin 15 mg/kgBB tiap 8 jam selama 5 hari. • Dan hendaknya dilakukan monitoring terhadap komplikasi infeksi seperti hipoglikemia atau hipotermi
PENATALAKSANAAN 6. Mulai pemberian makan • Segera setelah dirawat, untuk mencegah hipoglikemi, hipotermi dan mencukupi kebutuhan energi dan protein. • Prinsip pemberian makanan fase stabilisasi yaitu porsi kecil, sering, secara oral atau sonde, energy 100 kkal/kgBB/hari, protein 1- 1,5 g/kgBB/hari, cairan 130 ml/kgBB/hari untuk penderita marasmus, marasmik kwashiorkor atau kwashiorkor dengan edem derajat 1,2, jika derajat 3 berikan cairan 100 ml/kgBB/hari. 7. Koreksi kekurangan zat gizi mikro • Berikan setiap hari minimal 2 minggu suplemen multivitamin, asam folat (5mg hari 1, selanjutnya 1 mg), zinc 2 mg/kgBB/hari, cooper 0,3 mg/kgBB/hari, besi 1-3 Fe elemental/kgBB/hari sesudah 2 minggu perawatan, vitamin A hari 1 (1 tahun 200.000 IU)
PENATALAKSANAAN 8. Memberikan makanan untuk tumbuh kejar
• Satu minggu perawatan fase rehabilitasi, berikan F100 yang mengandung 100 kkal dan 2,9 g protein/100ml, modifikasi makanan keluarga dengan energi dan protein sebanding, porsi kecil, sering dan padat gizi, cukup minyak dan protein. 9. Memberikan stimulasi untuk tumbuh kembang • Mainan digunakan sebagai stimulasi, macamnya tergantung kondisi, umur dan perkembangan anak sebelumnya. Diharapkan dapat terjadi stimulasi psikologis, baik mental, motorik dan kognitif. 2,4,5 10. Mempersiapkan untuk tindak lanjut di rumah • Setelah BB/PB mencapai -1SD dikatakan sembuh, tunjukkan kepada orang tua frekuensi dan jumlah makanan, berikan terapi bermain anak, pastikan pemberian imunisasi boster dan vitamin A tiap 6 bulan.
KOMPLIKASI Infeksi
Anak-anak kurang gizi lebih rentan terhadap infeksi, terutama sepsis, pneumonia, dan gastroenteritis.
Hipoglikemia
Hipoglikemia umum terjadi setelah puasa berat namun juga bisa menjadi pertanda sepsis.
Hipotermia
Hipotermia dapat menandakan infeksi atau, dengan bradikardia, dapat menunjukkan tingkat metabolisme yang menurun untuk menghemat energi.
Bradikardia
Bradikardia dan curah jantung yang buruk mempengaruhi anak malnutrisi akibat gagal jantung, yang diperparah oleh cairan akut atau muatan zat terlarut.
Kekurangan mikronutrient
Kelainan mikronutrien juga dapat mempersulit malnutrisi. Kekurangan vitamin A dan seng umum terjadi di negara berkembang dan merupakan penyebab penting respons imun yang berubah dan peningkatan morbiditas dan mortalitas.
BAB III KESIMPULAN
KESIMPULAN
Kwashiorkor merupakan hasil dari asupan protein yang tidak memadai dengan adanya asupan kalori yang baik.
Dan Marasmus merupakan respon fisiologis tubuh terhadap kalori dan nutrisi yang tidak adekuat. Hilangnya massa otot dan cadangan lemak subkutan dapat dikonfirmasi dengan inspeksi atau palpasi dan diukur dengan pengukuran antropometrik. Malnutrisi pada anak tidak hanya meningkatkan angka kesakitan dan angka kematian tetapi juga dapat menimbulkan gangguan dalam pertumbuhan fisik, mental maupun kemampuan berpikir yang pada akhirnya akan menurunkan produktivitas kerja. Kejadian gizi buruk perlu dideteksi secara dini melalui intensifikasi pemantauan pertumbuhan dan identifikasi faktor risiko serta harus segera ditangani dengan cepat dan cermat.
Masalah gizi buruk dapat ditatalaksana dengan pemberian asupan gizi yang seimbang secara bertahap sesuai dengan kebutuhan pada tahap tersebut.
THANK YOU