Referat (parkinson)

  • Uploaded by: Reny Maulina
  • 0
  • 0
  • February 2021
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Referat (parkinson) as PDF for free.

More details

  • Words: 3,461
  • Pages: 60
Loading documents preview...
PARKINSON DISEASE AGRA CESARIENNE PRADITO 030.08.010

BACKGROUND • Penyakit Parkinson adalah penyakit neurodegeneratif yang bersifat kronis progresif • Terbanyak KEDUA setelah Demensia Alzheimer • Dimensi GEJALA yang sangat luas  Mempengaruhi kualitas hidup penderita • Pertama kali ditemukan oleh seorang dokter inggris  James Parkinson pada tahun 1887

BACKGROUND • Penyakit ini merupakan suatu kondisi ketika seseorang mengalami ganguan pergerakan. • Tanda-tanda khas yang ditemukan pada penderita diantaranya : • Resting Tremor • Rigiditas • Bradikinesia • Instabilitas Postural.  Akibat degenerasi neuron dopaminergik

HISTORY • Berbagai macam tremor  tahun 2500 sebelum masehi oleh bangsa India • Tremor waktu istirahat  Glen sejak tahun 138-201 • dr. James Parkinson  Pertama kali menulis deskripsi gejala penyakit Parkinson dengan rinci dan lengkap kecuali kelemahan otot  paralysis agitans • 1894  Blocg dan Marinesco menduga substansia nigra sebagai lokus lesi • 1919  Tretiakoff : Hasil penelitian post mortem penderita penyakit Parkinson ada kesamaan lesi yang ditemukan disubstansia nigra

PREVALENCE • Di Indonesia  jumlah penduduk 210 juta orang • Diperkirakan ada sekitar 200.000-400.000 penderita. • Rata-rata usia penderita di atas 50 tahun dengan rentang usia-sesuai dengan penelitian yang dilakukan di beberapa rumah sakit di Sumatera dan Jawa adalah berusia 18 hingga 85 tahun. • Statistik menunjukkan, baik di luar negeri maupun di dalam negeri, lelaki > perempuan (3:2) dengan alasan yang belum diketahui.

ANATOMI • Susunan saraf pusat terdiri dari otak dan sumsum tulang belakang. • Otak terdiri dari : • Serebrum • Diencephalon : Talamus, hipotalamus • Trunkus serebri : Mesensefalon, pons, medulla oblongata • Serebellum • Serebrum terdiri dari 2 belahan besar : • Badan sel saraf yang berwarna kelabu  KORTEKS SEREBRI • Serabut saraf yang berwarna putih • Dibagian bawah hemisfer terdapat kelompok-kelompok substansi kelabu yang disebut ganglia basalis

ANATOMI & FISIOLOGI • Perintah dari korteks motorik  inti motorik medulla spinalis dipengaruhi oleh ganglia basalis dan serebellum lewat talamus.  Gerakan otot menjadi halus, terarah, dan terprogram. • Sistem ekstrapiramidal terdiri dari : • Ganglia basalis • Substansi nigra • Nukleus subtalamus • Gangguan pada sistem ekstrapiramidal menyebabkan : • Hiperkinetik (Korea, Atetosis, Balismus) • Hipokinetik (Akinesia, Bradikinesia)

ANATOMI & FISIOLOGI • Gangguan pada ganglia basalis  Gangguan Ekstrapiramidal • Gangguan pada Substansia Nigra akan menyebabkan terganggunya pembuatan NEUROTRANSMITER DOPAMIN  PARKINSON DISEASE. • PARKINSON merupakan gangguan ekstrapiramidal

DEFINISI  Penyakit Parkinson adalah penyakit neurodegeneratif progresif dari sistem saraf pusat yang berkaitan erat dengan usia yang mempunyai karakteristik terjadinya

degenerasi dari neuron dopaminergik pada substansia nigra pars kompakta, dan adanya inklusi intraplasma yang terdiri dari protein (Lewy Bodies)

 Neurodegeneratif pada parkinson juga terjadi pada daerah otak lain : lokus ceruleus, raphe nuklei, nukleus basalis Meynert, Hipothalamus, korteks cerebri, motor nukelus dari saraf kranial, dan sistem saraf otonom.

DEFINISI  Sindrom Parkinson (Parkinsonismus) merupakan suatu penyakit/sindrom karena gangguan pada ganglia basalis akibat penurunan atau tidak adanya pengiriman dopamine dari substansia nigra ke globus palidus/neostriatum (striatal dopamine deficiency).  Sindrom yang ditandai oleh tremor waktu istirahat, rigiditas, bradikinesia, dan hilangnya refleks postural akibat penurunan kadar dopamine dengan berbagai

macam sebab.

ETIOLOGI  Parkinson disebabkan oleh rusaknya sel-sel otak, tepatnya di substansi nigra sebagai suatu kelompok sel yang mengatur gerakan-gerakan yang tidak dikehendaki (involuntary)  penderita tidak bisa mengatur/menahan gerakan-gerakan yang tidak disadarinya.  Mekanisme terjadinya kerusakan belum dapat diketahui secara pasti, namun diduga beberapa faktor resiko yang bersifat MULTIFAKTORIAL

ETIOLOGI Risk Factor yang bersifat Multifaktorial

 USIA  Usia bertambah  reaksi mikrogilial yang meningkat dapat mempengaruhi kerusakan neuronal, terutama pada substansia nigra  GENETIK  TRAUMA KEPALA  Cedera kranio serebral bisa menyebabkan penyakit parkinson dengan peranannya yang belum jelas  STRESS & DEPRESI  depresi dapat mendahului gejala motorik dan pada keadaan depresi terjadilah peningkatan turnover katekolamin yang memacu stress oksidatif.  FAKTOR LINGKUNGAN  Dipengaruhi oleh beberapa hal, seperti Xenobiotik, pekerjaan, infeksi, dan diet.

ETIOLOGI  GENETIK  Telah dibuktikan mutasi yang khas tiga gen terpisah (alpha-Synuclein , Parkin , UCHL1 ) dan empat lokus tambahan ( Park3 , Park4 , Park6 , Park7 ) yang berhubungan dengan Parkinson keturunan • Penelitian menunjukkan adanya mutasi genetik yang berperan pada penyakit Parkinson • mutasi pada gen a-sinuklein pada lengan panjang kromosom 4 (PARK1)  Pasien dengan Parkinsonism autosomal dominan • Ditemukan delesi dan mutasi point pada gen parkin (PARK2) di kromosom 6  Pasien dengan autosomal resesif parkinson

ETIOLOGI • Etiologi yang dikemukan oleh Jankovics ( 1992 ) adalah sebagai berikut :

Genetik predispositions + Environmental Factor ( exogenous and endogenous ) + Trigger factor ( stress, infection , trauma , drugs , toxins ) + Age related neuronal attrition and loss of anti-oxidative mechanism  Parkinsons Disease Bagan : Etiologi dari Parkinsons disease ( Jankovic 1992)

 LINGKUNGAN

ETIOLOGI

 Xenobiotik  Paparan pestisida menimbulkan kerusakan mitokondria  Pekerjaan  Paparan metal yang tinggi dalam durasi panjang akan meningkatkan resiko  Infeksi  Paparan virus influenza intrautero menjadi faktor predisposisi parkinson disease dengan menyebabkan kerusakan substansia nigra oleh infeksi Nocardia astroides  Diet  Konsumsi lemak & tinggi kalori akan meningkatkan stress oksidatif.

PATOFISIOLOGI • Penyakit Parkinson terjadi karena penurunan kadar dopamin akibat kematian neuron di pars kompakta substansia nigra disertai adanya inklusi sitoplasmik eosinofilik (Lewy bodies) • Substansia Nigra (black substance) suatu region kecil di otak (brain stem) yang terletak sedikit di atas medulla spinalis sebagai pusat control/koordinasi dari seluruh pergerakan • Lewy bodies adalah inklusi sitoplasmik eosinofilik konsentrik dengan halo perifer dan dense cores

PATOFISIOLOGI • Sel-sel substansia nigra menghasilkan neurotransmitter yang disebut dopamine  untuk mengatur seluruh gerakan otot dan keseimbangan tubuh yang dilakukan oleh sistem saraf pusat. • Dopamine diperlukan untuk komunikasi elektrokimia antara sel-sel neuron di otak terutama dalam mengatur pergerakan, keseimbangan dan refleks postural, serta kelancaran komunikasi (bicara). • Parkinson  sel-sel neuron di SNc mengalami degenerasi produksi dopamine menurun  semua fungsi neuron di system saraf pusat (SSP) menurun dan menghasilkan : • Kelambatan gerak (bradikinesia), • Kelambatan bicara dan berpikir (bradifrenia), • Tremor • Kekauan (rigiditas)

PATOFISIOLOGI • Dalam Fungsi Motorik  Inti Motorik medula spinalis diatur oleh sel piramid korteks motorik • Dalam pengaturannya dapat bersifat DIRECT atau NonDirect melalui inti batang otak. • Pengendalian langsung oleh korteks motorik melalui traktus piramidalis, sedangkan yang tidak langsung adalah melewati sistem ekstrapiramidal  ganglia basalis ikut berperan. • Komplementasi kerja traktus piramidalis dengan sistem ekstapiramidal menimbulkan gerakan otot menjadi halus, terarah, dan terprogram. • Pada Parkinson Disease, adanya gangguan pada sistem ekstrapiramidal (ganglia basalis) menyebabkan gerakan otot menjadi TIDAK halus, terarah, dan terprogram.

PATOFISIOLOGI • Ganglia Basalis (GB)tersusun dari beberapa kelompok inti , yaitu : 1. Striatum (neostriatum dan limbic striatum)  Neostriatum terdiri dari putamen (Put) dan Nucleus Caudatus (NC) 2. Globus Palidus (GP) 3. Substansia Nigra (SN) 4. Nucleus Subthalami (STN)

PATOFISIOLOGI • PATOFISIOLOGI KELAINAN PADA GANGLIA BASALIS  2 pendekatan : 1. Berdasarkan cara kerja obat menimbulkan perubahan keseimbangan saraf dopaminergik dengan saraf kolinergik 2. Perubahan keseimbangan jalur direk (inhibisi) dan jalur indirek (eksitasi).

PATOFISIOLOGI Saraf Dopaminergik Nigristriatum

Degenerasi Subs. Nigra

Rangsang terhadap reseptor D1 dan D2 (-)

D1 tidak terangsang (eksitatorik)

Jalur direk terhadap GABA + Aktif (inhibitarik)

NST naik

GPI terangsang berlebihan melalui saraf Glutamirergik

Inhibisi Reseptor D2 (inhibitorik) tidak terangsang

Jalur indirek Putamen – Globus Palidus Eksterna yang bersifat GABAergik Fx. Inhibitorik GABAergik dari GPE  Nukleus sub thalamikus melemah

Fx. Inhibitorik Globus Palidus seg. Eksterna berlebihan

Keg. Neuron GP naik

Output GB erlebihan kearah thalamus (bersifat GABAnergik)  kegiatan thalamus tertekan

PATOFISIOLOGI D2 : Reseptor dopamin 2 bersifat inhibitorik D1 : Reseptor dopamin 1 bersifat eksitatorik SNc : Substansia nigra pars compacta SNr : Substansia nigra pars retikulata GPe : Globus palidus pars eksterna GPi : Globus palidus pars interna STN : Subthalamic nucleus VL : Ventrolateral thalamus = talamus

PATOFISIOLOGI • Patofisiologi depresi pada penyakit Parkinson sampai saat ini belum diketahui pasti. Namun teoritis diduga hal ini berhubungan dengan defisiensi serotonin, dopamin dan noradrenalin. • Perubahan neurotransmiter dan neuropeptid menyebabkan perubahan neurofisiologik yang berhubungan dengan perubahan suasana perasaan.

KLASIFIKASI 1. Parkinsonismus primer/ idiopatik/paralysis agitans 2. Parkinsonismus sekunder atau simtomatik 3. Sindrom paraparkinson (Parkinson plus)

KLASIFIKASI 1. Parkinsonismus primer/ idiopatik/paralysis agitans.  Etiologi Parkinson primer belum diketahui, masih belum diketahui.  Terdapat beberapa dugaan, di antaranya ialah : infeksi oleh :  Virus yang non-konvensional  Pemaparan terhadap zat toksik yang belum diketahui  Terjadinya penuaan yang prematur atau dipercepat.

KLASIFIKASI 2. Parkinsonismus sekunder atau simtomatik  Dapat disebabkan oleh  Pasca ensefalitis virus,  Pasca infeksi lain : tuberkulosis, sifilis  Meningovaskuler  Iatrogenik atau drug induced, misalnya golongan fenotiazin, reserpin, tetrabenazin  Merupakan Obat-obatan yang menghambat reseptor dopamin dan menurunkan cadangan dopamin

KLASIFIKASI

3.Sindrom paraparkinson (Parkinson plus) Pada kelompok ini gejalanya hanya merupakan sebagian dari gambaran penyakit keseluruhan. Jenis ini bisa didapat pada keadaan :  Progressive supranuclear palsy  Multiple system atrophy (sindrom Shy-drager)  Degenerasi striatonigral  Olivo-pontocerebellar degeneration  Parkinsonism-amyotrophy syndrome  Degenerasi kortikobasal ganglionik  Sindrom demensia  Hidrosefalus normotensif  Kelainan herediter (Penyakit Wilson, penyakit Huntington, Parkinsonisme familial dengan neuropati peripheral).

GEJALA KLINIS  Diawali oleh Gejala Non-Spesifik  Kelemahan umum  Kekakuan pada otot  Pegal-pegal atau kram otot  Distonia fokal  Gangguan ketrampilan  Kegelisahan  Gejala sensorik (parestesia)  Gejala psikiatrik (ansietas atau depresi).

GEJALA KLINIS

GEJALA KLINIS  GEJALA MOTORIK          

Tremor/bergetar Rigiditas/kekakuan Akinesia/Bradikinesia Freezing/Tiba-tiba berhenti Start hesitation/Ragu-ragu untuk melangkah Mikrografia Sikap Parkinson  Langkah & Gaya berjalan Bicara Monoton Demensia Gangguan Behavioral

GEJALA KLINIS  GEJALA MOTORIK  Tremor/bergetar  Tangan tremor (bergetar) jika sedang beristirahat dan menghebat waktu emosi terangsang. Namun, jika orang itu diminta melakukan sesuatu, maka getaran tersebut tidak terlihat lagi, DAN getaran tersebut juga akan hilang sewaktu tidur.  resting tremor  Tremor disebabkan oleh hambatan pada aktivitas gamma motoneuron yang mengakibatkan menurunnya kontrol dari gerakan motorik halus danmenimbulkan gerakan involunter yang dipicu dari susunan saraf pusat.

GEJALA KLINIS  GEJALA MOTORIK    

    

Tremor/bergetar Tremor terdapat pada jari tangan Sendi metakarpofalangis Tremor seperti menghitung uang logam atau memulungmulung (pil rolling)  KHAS Sendi tangan  Pronasi-supinasi ; fleksi-ekstensi Kaki  Fleksi-Ekstensi Kepala  Fleksi-ekstensi ; rotasi Mulut membuka menutup Lidah terjulur-tertarik



Pada awalnya tremor hanya terjadi pada satu sisi, namun semakin berat penyakit, tremor bisa terjadi pada kedua belah sisi.

GEJALA KLINIS  GEJALA MOTORIK  Rigiditas/kekakuan  Rigiditas disebabkan oleh peningkatan tonus pada otot antagonis dan otot protagonis dan terdapat pada kegagalan inhibisi aktivitas motoneuron otot protagonis dan otot antagonis sewaktu gerakan  Jika kepalan tangan yang tremor tersebut digerakkan (oleh orang lain) secara perlahan ke atas bertumpu pada pergelangan tangan, terasa ada tahanan seperti melewati suatu roda yang bergigi sehingga gerakannya menjadi terpatah-patah/putus-putus (cogwheel phenomenon).

GEJALA KLINIS  GEJALA MOTORIK  Rigiditas/kekakuan  Akibat kekakuan itu, gerakannya menjadi tidak halus lagi seperti break-dance.  Gerakan yang kaku membuat penderita akan berjalan dengan postur yang membungkuk. - Untuk mempertahankan pusat gravitasinya agar tidak jatuh & langkahnya menjadi cepat tetapi pendek-pendek.

GEJALA KLINIS  GEJALA MOTORIK  Akinesia/Bradikinesia  Bradikinesia merupakan hasil akhir dari gangguan integrasi dari impuls optik sensorik, labirin, propioseptik dan impuls sensorik lainnya di ganglia basalis.  Hal ini mengakibatkan perubahan pada aktivitas refleks yang mempengaruhi alfa dan gamma motoneuron.  Gejala ini muncul setelah kedua gejala tsb timbul & tidak mendapatkan terapi.  Keadaan ini akan menyebabkan gerakan pasien menjadi serba lambat dan terganggunya gerakan asosiatif.

GEJALA KLINIS  GEJALA MOTORIK  Akinesia/Bradikinesia  Dalam pekerjaan sehari-hari akinesia/bradikinesia bisa terlihat pada tulisan/tanda tangan yang semakin mengecil, sulit mengenakan baju, langkah menjadi pendek dan diseret, wajah seperti topeng, sulit memulai berjalan, lambat mengambil suatu obyek, bila berbicara gerak lidah dan bibir menjadi lambat, kedipan mata berkurang,, dan berkurangnya gerak menelan ludah.  Dengan keadaan tsb dan kesadaran pasien masih tetap baik  Memicu terjadinya Stress secara psikologik.

GEJALA KLINIS  GEJALA MOTORIK  Freezing & Start Hesitation  freezing, yaitu berhenti di tempat saat mau mulai melangkah, sedang berjalan, atau berputar balik;  start hesitation, yaitu ragu-ragu untuk mulai melangkah.  Keadaan tersebut berimplikasi pada Hilangnya refleks postural disebabkan kegagalan integrasi dari saraf propioseptif dan labirin dan sebagian kecil impuls dari mata, pada level talamus dan ganglia basalis yang akan mengganggu kewaspadaan posisi tubuh  penderita mudah jatuh

GEJALA KLINIS  GEJALA MOTORIK  Mikrografia  Tulisan tangan secara gradual menjadi kecil dan rapat  Sikap Parkinson  Berjalan dengan langkah kecil menggeser dan makin menjadi cepat (marche a petit pas)  Bicara Monoton  Disebabkan oleh karena bradikinesia dan rigiditas otot pernapasan, pita suara, otot laring, sehingga bila berbicara atau mengucapkan katakata yang monoton dengan volume suara halus

GEJALA KLINIS  GEJALA MOTORIK  Demensia  Adanya perubahan status mental selama perjalanan penyakitnya dengan defisit kognitif.  Gangguan Behavioral  Lambat-laun menjadi dependen (tergantung kepada orang lain), mudah takut, sikap kurang tegas, depresi.

GEJALA KLINIS  GEJALA NON MOTORIK  Disfungsi Otonom o Keringat berlebihan, air ludah berlebihan, gangguan sfingter terutama inkontinensia dan hipotensi ortostatik. o Kulit berminyak dan infeksi kulit seborrheic o Pengeluaran urin yang banyak o Gangguan seksual yang berubah fungsi, ditandai dengan melemahnya hasrat seksual, perilaku, orgasme.

 Gangguan suasana hati, penderita sering mengalami depresi  Ganguan kognitif, menanggapi rangsangan lambat  Gangguan tidur, penderita mengalami kesulitan tidur (insomnia)  Gangguan sensasi,

DIAGNOSIS Diagnosis berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang. Pada setiap kunjungan penderita : • •



Tekanan darah diukur dalam keadaan berbaring dan berdiri, hal ini untuk mendeteksi hipotensi ortostatik. Menilai respons terhadap stress ringan,  Misalnya berdiri dengan tangan diekstensikan, menghitung mundur dari angka seratus, bila masih ada tremor dan rigiditas yang sangat berarti belum berespon terhadap medikasi. Mencatat dan mengikuti kemampuan fungsional, disini penderita disuruh menulis kalimat sederhana dan menggambarkan lingkaran-lingkaran konsentris dengan tangan kanan dan kiri diatas kertas, kertas ini disimpan untuk perbandingan waktu follow up berikutnya.

DIAGNOSIS BERDASARKAN KRITERIA :  Secara klinis • Didapatkan 2 dari 3 tanda kardinal gangguan motorik : tremor, rigiditas, bradikinesia atau • 3 dari 4 tanda motorik : tremor, rigiditas, bradikinesia dan ketidakstabilan postural.  Krieteria Koller • Didapati 2 dari 3 tanda cardinal gangguan motorik : tremor saat istirahat atau gangguan refleks postural, rigiditas, bradikinesia yang berlangsung 1 tahun atau lebih. • Respons terhadap terapi levodopa yang diberikan sampai perbaikan sedang (minimal 1.000 mg/hari selama 1 bulan) dan lama perbaikan 1 tahun atau lebih.

DIAGNOSIS BERDASARKAN KRITERIA : Kriteria Gelb & Gilman • Gejala kelompok A (khas untuk penyakit Parkinson) terdiri dari : • Resting tremor • Bradikinesia • Rigiditas • Permulaan asimetris • Gejala klinis kelompok B (gejala dini tak lazim), diagnosa alternatif, terdiri dari : • Instabilitas postural yang menonjol pada 3 tahun pertama • Fenomena tak dapat bergerak sama sekali (freezing) pada 3 tahun pertama • Halusinasi (tidak ada hubungan dengan pengobatan) dalam 3 tahun pertama • Demensia sebelum gejala motorik pada tahun pertama.

DIAGNOSIS BERDASARKAN KRITERIA : Kriteria Gelb & Gilman • Diagnosis “possible” : terdapat paling sedikit 2 dari gejala kelompok A dimana salah satu diantaranya adalah tremor atau bradikinesia dan tak terdapat gejala kelompok B, lama gejala kurang dari 3 tahun disertai respon jelas terhadap levodopa atau dopamine agonis. • Diagnosis “probable” : terdapat paling sedikit 3 dari 4 gejala kelompok A, dan tidak terdapat gejala dari kelompok B, lama penyakit paling sedikit 3 tahun dan respon jelas terhadap levodopa atau dopamine agonis. • Diagnosis “pasti” : memenuhi semua kriteria probable dan pemeriksaan histopatologis yang positif.

DIAGNOSIS Untuk kepentingan klinis diperlukan adanya penetapan berat ringannya penyakit dalam hal ini digunakan stadium klinis berdasarkan Hoehn and Yahr (1967) yaitu :  Stadium 1: Gejala dan tanda pada satu sisi, terdapat gejala yang ringan, terdapat gejala yang mengganggu tetapi menimbulkan kecacatan, biasanya terdapat tremor pada satu anggota gerak, gejala yang timbul dapat dikenali orang terdekat (teman)  Stadium 2: Terdapat gejala bilateral, terdapat kecacatan minimal, sikap/cara berjalan terganggu  Stadium 3: Gerak tubuh nyata melambat, keseimbangan mulai terganggu saat berjalan/berdiri, disfungsi umum sedang • Stadium 4: Terdapat gejala yang berat, masih dapat berjalan hanya untuk jarak tertentu, rigiditas dan bradikinesia, tidak mampu berdiri sendiri, tremor dapat berkurang dibandingkan stadium sebelumnya • Stadium 5: Stadium kakhetik (cachactic stage), kecacatan total, tidak mampu berdiri dan berjalan walaupun dibantu.

PEMERIKSAAN PENUNJANG • EEG (Elektroensefalografi)  Melalui pemeriksaan EEG, diharapkan akan didapatkan perlambatan dari gelombang listrik otak yang bersifat progresif. • CT Scan kepala  Melalui pemeriksaan CT Scan kepala, diharapkan akan didapatkan gambaran terjadinya atropi kortikal difus, dengan sulki melebar, dan hidrosefalus eks vakuo.

TATA LAKSANA Strategi penatalaksanaannya adalah : 1) Terapi simtomatik, untuk mempertahankan independensi pasien, 2) Neuroproteksi 3) Neurorestorasi • Neuro proteksi dan neurorestorasi keduanya untuk menghambat progresivitas penyakit Parkinson. • Strategi ini ditujukan untuk mempertahankan kualitas hidup penderitanya.

TATA LAKSANA Pengobatan penyakit parkinson dapat dikelompokan, sebagai berikut : I. Farmakologik 1. Bekerja pada sistem dopaminergik 2. Bekerja pada sistem kolinergik 3. Bekerja pada Glutamatergik 4. Bekerja sebagai pelindung neuron 5. Lain –lain . II. Non Farmakologik 1. Perawatan 2. Pembedahan 3. Deep-Brain Stimulasi 4. Transplantasi

TATA LAKSANA A. Bekerja pada sistem dopaminergik • Obat pengganti dopamine (Levodopa, Carbidopa)  Di dalam otak levodopa dirubah menjadi dopamine. Ldopa akan diubah menjadi dopamine  Pada neuron dopaminergik oleh L-aromatik asam amino dekarboksilase (dopa dekarboksilase). • Agonis Dopamin  Agonis dopamin seperti Bromokriptin (Parlodel), Pergolid (Permax), Pramipexol (Mirapex), Ropinirol, Kabergolin, Apomorfin dan lisurid dianggap cukup efektif untuk mengobati gejala Parkinson.  Obat ini bekerja dengan merangsang reseptor dopamin, akan tetapi obat ini juga menyebabkan penurunan reseptor dopamin secara progresif yang selanjutnya akan menimbulkan peningkatan gejala Parkinson.

TATA LAKSANA A. Bekerja pada sistem dopaminergik • Penghambat Monoamin oxidase (MAO Inhibitor) Selegiline (Eldepryl), Rasagaline (Azilect).  Inhibitor MAO diduga berguna pada penyakit Parkinson karena neurotransmisi dopamine dapat ditingkatkan dengan mencegah perusakannya. • Penghambat Catechol 0-Methyl Transferase/COMT Entacapone (Comtan), Tolcapone (Tasmar). Obat ini masih relatif baru, berfungsi menghambat degradasi dopamine oleh enzim COMT dan memperbaiki transfer levodopa ke otak.

TATA LAKSANA B. Bekerja pada sistem kolinergik • Antikolinergik  Obat ini menghambat sistem kolinergik di ganglia basal dan menghambat aksi neurotransmitter otak yang disebut asetilkolin. Obat ini mampu membantu mengoreksi keseimbangan antara dopamine dan asetilkolin, sehingga dapat mengurangi gejala tremor.  Ada dua preparat antikolinergik yang banyak digunakan untuk penyakit parkinson , yaitu thrihexyphenidyl (artane) dan benztropin (congentin

TATA LAKSANA C. Bekerja pada sistem glutamatergik • Amantadin Berperan sebagai pengganti dopamine, tetapi bekerja di bagian lain otak. Obat ini dulu ditemukan sebagai obat antivirus, selanjutnya diketahui dapat menghilangkan gejala penyakit Parkinson yaitu menurunkan gejala tremor, bradikinesia, dan fatigue pada awal penyakit Parkinson dan dapat menghilangkan fluktuasi motorik (fenomena on-off) dan diskinesia pada penderita Parkinson lanjut.

TATA LAKSANA D. Bekerja sebagai pelindung neuron • Neuroproteksi  Berbagai macam obat dapat melindungi neuron terhadap ancaman degenerasi akibat nekrosis atau apoptosis yang diinduksi progresifitas penyakit. a. Neurotropik faktor b. Anti-exitoxin c. Anti oksidan d. Bioenergetic suplements e. Immunosuppressant f. Bahan lain yang masih belum jelas cara kerjanya diduga bermanfaat untuk penyakit parkinson.

TATA LAKSANA

TATA LAKSANA Terapi pembedahan

• Bertujuan untuk memperbaiki atau mengembalikan seperti semula proses patologis yang mendasari (neurorestorasi). Tindakan pembedahan untuk penyakit parkinson dilakukan bila penderita tidak lagi memberikan respon terhadap pengobatan / intractable • Ada 2 jenis pembedahan yang bisa dilakukan : a. Pallidotomi , yang hasilnya cukup baik untuk menekan gejala : - Akinesia / bradi kinesia - Gangguan jalan / postural - Gangguan bicara b. Thalamotomi , yang efektif untuk gejala : - Tremor - Rigiditas - Diskinesia karena obat.

TATA LAKSANA • Deep Brain Stimulation (DBS)  Memperbaiki waktu off dari levodopa dan mengendalikan diskinesia. • Transplantasi

TATA LAKSANA • NON FARMAKOLOGI o EDUKASI  Pasien serta keluarga diberikan pemahaman mengenai penyakitnya, misalnya pentingnya meminum obat teratur dan menghindari jatuh. o TERAPI RAHBILITASI  untuk meningkatkan kualitas hidup penderita dan menghambat bertambah beratnya gejala penyakit serta mengatasi masalah-masalah yang dialami oleh sang penderita akibat keterbatasan yang dihadapinya.

DAFTAR PUSTAKA o Nasution, Sjahrir H., Gofir, Abdul. Parkinson’s Disease & Other Movement Disorders. Pustaka Cedekia dan Departemen Neurologi FK USU Medan. 2007. Hal 4-53. o Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I. Penyakit Parkinson. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III. FKUI. 2007. Hal 1373-1377. o Price, Wilson LM, Hartwig MS. Gangguan Neurologis dengan Simtomatologi Generalisata. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-proses Penyakit Vol 2. Penerbit Buku Kedokteran EGC. 2006. Hal 1139-1144. o Harsono. Penyakit Parkinson. Buku Ajar Neurologis Klinis. Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia dan UGM. 2008. Hal 233-243. o Duus Peter. Diagnosis Topik Neurologi Anatomi, Fisiologi, Tanda dan Gejala Edisi II. Penerbit Buku Kedokteran EGC. 1996. Hal 231-243. o Fahn, Stanley. Merrit’s Neurology. Tenth edition. Lippincott Williams & Wilkins.2000. o De Long, Mahlon.Harrison Neurology in Clinical Medicine. First edition. McGraw-Hill Professional.2006 o John C. M. Brust, MD, “Current Diagnosis & Treatment In Neurology”, McGraw-Hill 2007, hlm 199 – 206. o Clarke CE, Moore AP., “Parkinson's Disease”, Available at http://www.aafp.org/afp/20061215/2046.html, Accessed on March 5th2013. o Mayo clinic staff, 2012. Parkinson’s disease. Available at http://www.mayoclinic.com/print/parkinsonsdisease/DS00295/METHOD=print&DSECTI ON=all Accessed on March 5th2013. o Hauser, Robert A. 2013. Parkinson disease. Available at http://www.emedicine.com/neuro/topic304.htm Accessed on March 3th2013.

TERIMA KASIH

Related Documents

Referat (parkinson)
February 2021 1
Parkinson
February 2021 1
Ppt Parkinson
February 2021 1
Recuperare Parkinson
January 2021 1
Boala Parkinson
January 2021 0
Kineto - Boala Parkinson
January 2021 1

More Documents from "lala_girl"

Referat (parkinson)
February 2021 1
Artikel K3.docx
January 2021 0
Makalah Kuinon
January 2021 0
March 2021 0
Rktp-2020 Reni.doc
February 2021 1