Rekayasa Ide Bahasa Inggris

  • Uploaded by: Andres S
  • 0
  • 0
  • January 2021
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Rekayasa Ide Bahasa Inggris as PDF for free.

More details

  • Words: 2,961
  • Pages: 16
Loading documents preview...
REKAYASA IDE “PEMANFAATAN MEDIA AUDIO DAN VIDEO UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN LISTENING (MENDENGARKAN) PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS”

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Bahasa Inggris

Disusun Oleh :

NAMA

:

ANDRES HARLIKY SIANIPAR (1183111126) GUSMA INDRAWAN (1183111138) ANDRES HARLIKY SIANIPAR (1183111140)

KELAS

:

PGSD REGULER F 2018

DOSEN PENGAMPU

:

EVA BETTY SIMANJUNTAK, M.PD.

MATA KULIAH

:

BAHASA INGGRIS

Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan UNIVERSITAS NEGERI MEDAN 2019

1

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmatNya sehingga saya masih diberikan kesempatan untuk dapat menyelesaikan tugas rekayasa ide ini dengan judul “PEMANFAATAN MEDIA AUDIO DAN VIDEO UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN LISTENING (MENDENGARKAN) PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS”. Rekayasa Ide ini saya buat guna memenuhi penyelesaian tugas mata kuliah bahasa inggris, semoga rekayasa ide ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan bagi para pembaca. Dalam penulisan rekayasa ide ini, tidak lupa saya ucapkan terima kasih kepada Bapak dosen serta kepada teman-teman yang telah memberikan motivasi kepada saya, sehingga saya bisa menyelesaikan tepat pada waktunya. Saya menyadari bahwa rekayasa ide ini masih jauh dari kata sempurna karena itu, saya meminta maaf mengharapkan kritik serta saran yang membangun guna perbaikan dan penyempurnaan kedepannya. Akhir kata saya ucapkan selamat membaca dan semoga materi yang ada dalam rekayasa ide yang berbentuk makalah ini dapat bermanfaat bagipara pembaca.

Medan, Mei 2019

Penulis

2

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

............................................................

2

DAFTAR ISI

.............................................................

3

ABSTRAK

.............................................................

4

1.1 LATAR BELAKANG

............................................................

4

1.2 TUJUAN

............................................................

5

1.3 MANFAAT

............................................................

5

............................................................

6

............................................................

10

BAB I

: PENDAHULUAN

BAB II

: TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kajian Tentang Pembelajaran Bahasa Inggris 2.2 Kajian Tentang Hasil Belajar BAB III

: PEMBAHASAN

3.1 Pengalaman Menerapkan Inovasi Pembelajaran 1. Perencanaan

…………………………………………..

13

2. Pelaksanaan

…………………………………………..

13

Hasil

…………………………………………..

14

3. Dampak

…………………………………………..

14

4.1 KESIMPULAN

............................................................

16

4.2 SARAN

............................................................

16

DAFTAR PUSTAKA

............................................................

17

BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN

3

ABSTRAK Pembangunan dalam bidang pendidikan merupakan salah satu sektor Program Pembangunan Nasional, oleh karena itu pembangunan pendidikan dengan segala perluasan lahannya harus mendapat prioritas yang utama demi meningkatkan kualitas pendidikan itu sendiri serta meminimalkan permasalahan-permasalahan didalamnya. Kualitas pendidikan di Indonesia masih sangat memprihatinkan. Hal tersebut tercemin antara lain dari hasil studi kemampuan membaca untuk tingkat Sekolah Dasar (SD) yang dilaksanakan oleh organisasi International Educational Achievement (IEA) yang menunjukkan bahwa siswa SD di Indonesia berada diurutan ke 38 dari 39 negara peserta studi. Sementara untuk tingkat Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP), studi untuk kemampuan siswa matematika untuk siswa SLTP di Indonesia hanya berada pada urutan ke 39 dari 42 negara dan untuk kemampuan Bahasa Inggris hanya berada pada urutan ke 40 dari 42 negara peserta. Kata Kunci : Pembelajaran Bahasa Inggris, Listening, dan hasil belajar

4

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam suatu proses pembelajaran, khususnya dalam proses pembelajaran bahasa, media sangat dibutuhkan dalam proses belajar mengajar di dalam kelas. Fungsi media dalam pembelajaran bahasa sangat urgent, sebagai sarana penyampai pesan seorang pendidik kepada peserta didik. Dalam proses pembelajaran bahasa, media digunakan untuk mempermudah peserta didik dalam mempelajari bahasa itu sendiri. Selain itu juga dapat mempermudah pendidik menyampaikan informasi yang ingin disampaikan kepada peserta didiknya. Keberhasilan suatu pencapaian pembelajaran ditentukan tidak hanya dari hasil nilai yang didapat peserta didik ketika berada di dalam kelas. Akan tetapi, suatu pembelajaran dapat dikatakan berhasil manakala peserta didik mampu menyerap semua informasi baik berupa pengetahuan maupun keterampilan yang disampaikan pendidik dengan baik, sehingga mampu mengingat dan mengaplikasikannya dalam berbagai cabang ilmu. Listening (mendengarkan) merupakan salah satu keterampilan dalam pelajaran bahasa Inggris yang harus dikuasai siswa/peserta didik bersama tiga keterampilan lainnya yaitu membaca (reading), menulis (writing), dan berbicara (speaking).

Dari pengalaman dan

diskusi dengan beberapa siswa, banyak yang merasa kesulitan untuk bisa mencapai kompetensi yang diharapkan dalam keterampilan ini. Seringkali guru/pendidik dalam prakteknya kurang mampu untuk mengajarkan listening yang mudah dimengerti oleh siswa. Hal ini mengakibatkan banyak siswa yang gagal dalam ujian listening dan harus mengulang. Terlepas dari ujian atau tes listening dalam bahasa Inggris, setiap pembelajar bahasa Inggris tentunya ingin dapat memahami apa yang orang lain ucapkan dalam bahasa Inggris, baik secara langsung (face to face), televisi, radio, film, CD, atau media rekaman juga bagus untuk pengucapan (pronunciation) peserta didik. Semakin sering mereka mendengarkan, semakin baik yang mereka peroleh, baik dalam memahami perkataan lawan bicara maupun dalam berbicara sendiri.

Dengan kata lain, suksesnya komunikasi lisan tidak hanya

tergantung pada kemampuan kita untuk berbicara tetapi juga keefektifan cara kita dalam mendengarkan (the way how we listen).

5

Salah satu sumber belajar untuk listening siswa adalah suara pendidik/guru mereka sendiri. Namun demikian kemampuan mendengarkan siswa perlu dikembangkan dengan mendengarkan suara atau ucapan penutur asli bahasa Inggris mengingat logat pembicara bahasa Inggris bisa bervariasi tergantung dari mana asal pembicara tersebut. pada umumnya pembicara bahasa Inggris yang berasal dari Asia Tenggara lebih jelas ucapannya (pronunciation) dibanding dengan penutur asli Bahasa Inggris (native speaker). Karena itu siswa/peserta didik perlu dilatih kemampuan mendengarnya (listening) dengan suara asli native speaker. Namun demikian kadang-kadang peserta didik sudah merasa apriori terhadap pelajaran listening karena dianggap sulit dan membosankan. Ini disebabkan mereka tidak terbiasa mendengarkan ucapan bahasa Inggris dari penutur aslinya. Sebenarnya banyak cara dan bahan yang bisa diberikan pada peserta didik untuk melatih listening mereka tanpa mengabaikan minat dan hobi mereka. Salah satunya adalah melalui musik dan lagu. Lagu sangat berguna karena bila kita bisa memilihnya dengan baik lagu bisa sangat menarik dan menyenangkan (Harmer, 2007: 143). Selain itu video dan audio juga bisa dijadikan sumber belajar untuk melatih listening. Dengan menayangkan video yang memutar lagu berbahasa Inggris dalam proses pembelajaran listening siswa lebih tertarik untuk memperhatikan dengan seksama gerak bibir penyanyi yang menyanyikan lagu tersebut sehingga pembelajaran ini sekaligus bisa melatih pronunciation peserta didik. Selain itu, video yang memuat film-film berbahasa Inggris juga bisa dijadikan media pembelajaran listening dan pronunciation. Dengan pemutaran film berbahasa Inggris (film barat) peserta didik juga bisa diminta untuk memahami dan mengambil pelajaran dari film yang ditonton. Mengingat begitu pentingnya kemampuan listening dalam belajar bahasa Inggris untuk keberhasilan komunikasi dan sulitnya siswa dalam menguasai keterampilan ini, kami sebagai instruktur bahasa Inggris di kelas bahasa Inggris Pondok Pesantren (PP) Al-Munawir Krapyak berusaha menerapkan sistem pembelajaran interaktif dan empirik yang berbasis teknologi informasi melalui pemanfaatan media audio dan video, yaitu dengan memperdengarkan lagulagu dan juga menayangkan video atau film berbahasa Inggris. Sistem pembelajaran ini mempunyai banyak manfaat. Selain bisa meningkatkan kemampuan siswa dalam listening, metodenya tidak membosankan, materinya juga sangat mendukung tujuan pembelajaran yang diharapkan. 6

Dari permasalahan tersebut, maka saya angkat judul rekayasa ide saya ” PEMANFAATAN MEDIA

AUDIO

DAN

VIDEO

UNTUK

MENINGKATKAN

KEMAMPUAN

LISTENING (MENDENGARKAN) PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS”

1.2 Tujuan -

Mendeskripsikan pengalaman nyata dalam menerapkan penggunaan media audio dan video untuk meningkatkan kemampuan listening peserta didik

-

Mendeskripsikan faktor pendukung dan penghambat dalam menerapkan penggunaan media audio dan video untuk meningkatkan kemampuan listening peserta didik

-

Mendeskripsikan RPPM dan RPPH dalam satu unit / standar dan elemen / kompetensi dasar.

1.3 Manfaat 1. Manfaat bagi penulis Rekayasa ide ini diharapkan dapat melatih penulis dalam mengeluarkan ide dan sisi kreatifnya sehingga menyumbang suatu manfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya mengenai masalah bagaimana inovasi yang cocok digunakan untuk anak sd kelas rendah. 2. Manfaat bagi pembaca Rekayasa ide ini diharapkan dapat memberikan sebuah informasi dan masukan bagi pembaca pada umumnya, khususnya demi mengetahui masalah inovasi pembelajaran bahasa inggris khususnya untuk anak sd kelas rendah dan bagaimana merekayasa ini agar lebih mudah diterapkan bagi diri masing-masing.

7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Tentang Pembelajaran Bahasa Inggris Mempelajari suatu bahasa telah dilakukan oleh manusia sejak lahir. Mempelajari bahasa dimulai dari belajar bahasa ibu, yang merupakan suatu hal yang wajar dan alamiah. Namun lain halnya dengan belajar bahasa kedua atau bahasa asing. Secara singkat Littlewood (1984:3) membedakan kedua istilah ini yaitu “a “second” language has social functions within the community where it is learnt (e.g., as a lingua franca or as the language of another social group), whereas a “foreign” language is learnt primarily for contact outside one‟s own community”. Pendapat tersebut diartikan bahwa bahasa kedua memiliki fungsi sosial dalam masyarakat di mana ini dipelajari (misalnya, sebagai lingua franca atau bahasa kelompok sosial lain), sedangkan bahasa asing dipelajari terutama untuk hubungan di luar komunitas sendiri. Sementara itu (Quirk 1972:32)

memberikan definisi tentang bahasa kedua,“a

language necessary for certain official, social, commercial or educational activities within their own country” sedangkan bahasa asing adalah: “a language used by persons for communication across frontier or with others who are not from their country”. Pendapat ini diartikan bahwa bahasa kedua sebagai bahasa yang diperlukaan pada saat kegiatan formal, sosial, perdagangan atau pendidikan di negara mereka sendiri" sedangkan bahasa Asing Adalah: "bahasa yang digunakan oleh orang-orang untuk berkomunikasi antar perbatasan atau dengan orang lain yang bukan dari negara mereka". Nunan (2005:9) menyebutkan “the ability to use a second language (knowing “how”) would develop automatically if the learner were required to focus on meaning in the process of using the language to communicate”. Pendapat tersebut diartikan bahwa kemampuan untuk menggunakan bahasa kedua (mengetahui bagaimana) akan berkembang secara otomatis jika pembelajar diarahkan untuk fokus makna dalam proses menggunakan bahasa untuk berkomunikasi. Bahasa kedua yang dimaksud di sini adalah bahasa asing yang pada umumnya dipelajari oleh siswa di suatu lingkup sekolah. Harmer (2007:15) menggolongkan tiga kelompok umur pembelajar, yaitu anak anak (children), remaja (adolescents), dan dewasa (adults). Anak-anak adalah kelompok pembelajar dengan usia 2 sampai dengan 14 tahun, remaja adalah kelompok pembelajar dengan usia antara 12 sampai dengan 17 tahun, dan dewasa umumnya mereka yang berumur antara 16 tahun ke atas. Khusus untuk istilah anak-anak (children), Harmer menggolongkan 8

dua kelompok usia anak-anak, yaitu young learners adalah mereka yang berumur antara 5 sampai dengan 9 tahun, dan very young learners biasanya antara 2 sampai dengan 5 tahun. McKay (2007: 1) mendefinisikan young language learners sebagai berikut: “Young language learners are those who are learning a foreign or second language and who are doing so during the first six or seven years of formal schooling. In the education system of most countries, young learners are children who are in the primary or elementary school. In terms of age, young learners are between the ages of approximately five and twelve.” Kutipan tersebut menegaskan bahwa yang dimaksud dengan pembelajar anak-anak adalah mereka yang belajar bahasa Inggris sebagai bahasa asing atau bahasa kedua pada enam atau tujuh tahun pertama pembelajaran di sekolah formal dan biasanya diajarkan di sekolah dasar. Dari segi usia, mereka rata-rata berusia antara 5 sampai dengan 12 tahun. 2.2 Kajian Tentang Hasil Belajar Bahasa Inggris 1. Pengertian Belajar Menurut Aunurrahman (2010: 32), belajar dapat diartikan dengan perubahan tingkah laku. Perubahan tidak hanya berkaitan dengan penambahan ilmu pengetahuan, tetapi juga berbentuk kecakapan, keterampilan, sikap, pengertian, harga diri, minat, watak, dan penyesuaian diri. Sugihartono dkk, (2007: 7) berpendapat bahwa belajar merupakan suatu proses memperoleh pengetahuan dan pengalaman dalam wujud perubahan tingkah laku dan kemampuan bereaksi yang relatif permanen atau menetap karena adanya interaksi individu dengan lingkungannya. Slameto (2003: 2) menyatakan bahwa belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Berdasarkan teori belajar diatas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah proses untuk membuat perubahan dalam diri seseorang dengan cara berinteraksi dengan lingkungan untuk mendapatkan perubahan dalam aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. 2. Pengertian Hasil Belajar Hasil belajar merupakan hal yang sangat penting dalam proses pembelajaran karena dapat dijadikan petunjuk untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan siswa dalam belajar. 9

Nana Sudjana (2006: 3) mengatakan hasil belajar siswa hakikatnya adalah perubahan tingkah laku yang mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotorik. Mulyono Abdurahman (2003: 37-38) berpendapat bahwa hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar. Belajar merupakan suatu proses dari seseorang yang berusaha untuk memperoleh suatu bentuk perubahan perilaku yang relatif menetap. Kegiatan belajar terprogram dan terkontrol yang disebut kegiatan pembelajaran atau kegiatan instruksional, tujuan belajarnya telah ditetapkan terlebih dahulu oleh guru. Anak yang berhasil adalah anak yang berhasil mencapai tujuan-tujuan pembelajaran.

10

BAB III PEMBAHASAN

A. Pengalaman Menerapkan Inovasi Pembelajaran Ada empat keterampilan / kompetensi yang harus dikuasai peserta didik dalam pembelajaran bahasa Inggris yaitu keterampilan aktif atau yang biasa disebut productive skills. Productive skill mencakup speaking (berbicara), dan writing (menulis). Sedangkan keterampilan lain adalah receptive skill yang mencakup reading dan listening. Dari keempat keterampilan tersebut, listening dianggap paling sulit oleh peserta didik. Hal ini pada umumnya disebabkan kurangnya guru-guru native speaker (penutur asli bahasa Inggris) dan juga praktek listening yang dianggap sulit dan membosankan. Namun demikian hal tersebut bisa disiasati bila guru/pendidik mampu membaca minat atau hobi dari peserta didik dan juga mampu memanfaatkan media untuk mendukung prmbelajaran. Penggunaan media audio dan video sangat bermanfaat untuk melatih kemampuan listening peserta didik. Materi untuk praktek listening ini adalah lagu-lagu berbahasa Inggris yang sedang populer baik dengan atau tanpa video klip. Selain familiar dan mudah ditangkap, pemutaran lagu-lagu membuat peserta didik merasa senang dan nyaman. Sedangkan kriteria lagu yang dijadikan materi untuk listening adalah: 1. Sesuai dengan materi dalam silabus 2. Lagu-lagu yang sedang populer (terbaru) 3. Dinyanyikan oleh native spaker Berikut deskripsi pengalaman dalam menerapkan sistem pembelajaran menggunakan media audio dan video ini 1. Perencanaan Perencanaan dimulai dari silabus dan RPPM (Rencana Program Pembelajaran Mingguan). Kemudian menentukan musik dan lagu yang akan diperdengarkan kepada siswa. Teks lagu harus disesuaikan dengan materi yang ada di RPPM. Contoh materi RPPM : Simple Pas Tense

11

Pemilihan lagu disesuaikan dengan materi yang akan diajarkan, sehingga apa yang siswa tangkap dalam lagu melalui kegiatan listening bisa diaplikasikan. Selain itu pemilihan materi lagu juga disesuaikan dengan usia peserta didik sehingga menarik untuk diikuti karena sesuai dengan selera mereka. Setelah menentukan lagu yang akan dijadikan bahan belajar, tutor menyiapkan teks yang berisi lirik lagu yang telah dihapus satu kata atau lebih dalam setiap kalimat. Teks yang berisi lirik lagu ini digandakan untuk dibagikan kepada siswa pada saat lagu diperdengarkan. Penggunaan media audio dan video ini dilaksanan secara bertahap yaitu: a

Penggunaan media audio saja untuk memutar lagu berbahasa Inggris dengan memberikan teks berisi lirik lagu yang tidak lengkap;

b Penggunaan media video saja tanpa disertai suara agar peserta didik mengamati gerak bibir penyanyi; c

Penggunaan media audio dengan video lengkap dengan teks berisi lirik lagu yang tidak lengkap.

2. Pelaksanaan Langkah-langkah: a

Setelah rekaman lagu dan teks lirik disiapkan, tutor menyiapkan perangkat keras berupa laptop dan speaker untuk memutar lagu yang telah ditentukan. Siswa tidak mengenakan headphone karena keterbatasan sarana yang ada.

b Print out berisi teks lirik lagu yang akan diputar dibagikan ke peserta didik untuk diamati terlebih dahulu (karena siswa berada pada kelas pre-intermediate sehingga perlu persiapan awal) c

Tutor meminta peserta didik mendengarkan dengan seksama lagu yang akan diputar dan mengisi titik-titik /ruang kosong dengan kata-kata sesuai dengan yang mereka dengar dalam lagu yang sedang diputar.

d Tutor memutar lagu tersebut sampai 2 kali sehingga peserta didik bisa mengisi titik-titik yang disediakan. e

Peserta didik diminta menyebutkan kata-kata yang telah ditulis dalam lirik yang kosong secara bergiliran , tutor mencocokkan dengan jawaban yang benar sambil menilai peserta didik mana yang bisa menyebutkan kata-kata paling banyak.

12

f

Setelah menuliskan kata-kata dalam lirik yang kosong, pendidik memutar video klip lagu yang telah diputar tanpa disertai suara dan peserta didik diminta mengamati gerak bibir penyanyinya;

g Langkah berikutnya menayangkan video klip lagu disertai suara penyanyinya dan siswa kembali diminta mengamati dan mendengarkan dengan seksama. h Karena setiap lagu mempunyai lirik yang disesuaikan dengan materi dalam RPPM maka siswa bisa diminta untuk membuat contoh kalimat yang sesuai dengan grammar yang ada dalam lagu. i

Setelah siswa menyelesaikan tugasnya, tutor memutar kembali lagu tersebut dan menyanyikannya secara bersama-sama.

3. Hasil a

Memudahkan peserta didik dalam membuat kalimat dalam bahasa Inggris sesuai tenses yang ditentukan karena ada contoh langsung dari lirik lagu;

b Peserta didik belajar memahami bahasa sastra seperti yang ada dalam lirik lagu yang notabene jarang digunakan dalam percakapan sehari-hari; c

Meningkatkan pronunciation (pengucapan) peserta didik dengan mendengarkan langsung pronunciation native speaker (penutur asli bahasa Inggris) lewat lagu video klip yang diputar.

4. Dampak Pembelajaran listening dalam kelas bahasa Inggris di PP. Al-Munawir menggunakan sistem pembelajaran Interaktif dan Empirik dimana strategi ini mengajak peserta didik untuk lebih aktif dan peka terhadap setiap permasalahan yang dibahas dalam pembelajaran tersebut dan juga menekankan pada aktivitas yang dilakukan oleh para peserta didik selama pembelajaran. Hal

ini

ditunjukkan

dari

aktivitas

siswa

dalam

mendengarkan

dan

mengucapkan/menyebutkan kata-kata yang diperoleh dari lagu dan video yang diputar. Karena itu sistem pembelajaran menggunakan perangkat audio dan vidoe ini mempunyai dampak sebagai berikut: a

Bagi Peserta didik:

1) Meningkatnya aktivitas peserta didik dalam pembelajaran karena kegiatannya menuntut siswa ikut terlibat secara langsung; 13

2) Meningkatnya antusiasme peserta didik dalam setiap kegiatan listening karena apa yang dikerjakan sesuai dengan hobi mereka; b. Bagi Pendidik: 1) Memudahkan pendidik untuk memotivasi peserta didik dalam mengikuti pembelajaran 2) Menambah wawasan pengetahuan pendidik dalam variasi tata bahasa Inggris yang berbeda.

14

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan Secara umum inovasi diartikan sebagai suatu keadaan lain yang berbeda dengan keadaan sebelumnya. Perubahan hampir sama dengan inovasi atau pembaharuan. Dalam perubahan proses terjadinya bisa berlangsung secara alamiah. Tetapi suatu perubahan dikatakan inovasi apabila perubahan tersebut dilakukan dengan sengaja untuk memperbaiki keadaan sebelumnya agar lebih menguntungkan bagi peningkatan kualitas hidup terutama dalam dunia pendidikan yang erat kaitannya dengan kemajuan suatu bangsa. Inovasi pembelajaran merupakan sesuatu yang penting dan harus dimiliki atau dilakukan oleh guru . Inovasi didalam bidang pendidikan dilakukan untuk merubah kualitas pendidikan menjadi lebih baik dari keadaan sebelumnya.

B. Saran Dalam perencanaan inovasi pemebelajaran ini hendaknya dilakukan bukan hanya untuk mengurangi kasus siswa yang sering mengantuk didalam kelas.

15

DAFTAR PUSTAKA Asih dkk dan Sulistyowati, Eka. 2014. Metodologi Pembelajaran. Yogyakarta: PT Bumi Aksara. Purwanto. 2010. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Belajar. Trianto. 2013. Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: PT Bumi Aksara. Din Azwar dkk,2015.inovasi pembelajaran. Jurnal UNY Vol 1 No.2 . http://journal.uny.ac.id/index.php/jipi Sri Wurtastuti,2008.inovasi pembelajaran bahasa inggris di sekolah dasar. Jurnal pendidikan dasar No.9 Jurnal.ums.ac.id

16

Related Documents


More Documents from "Richo Han"