Rekayasa Ide Filsafat Pendidikan

  • Uploaded by: lena
  • 0
  • 0
  • January 2021
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Rekayasa Ide Filsafat Pendidikan as PDF for free.

More details

  • Words: 1,954
  • Pages: 12
Loading documents preview...
LAPORAN REKAYASA IDE MK. FILSAFAT PENDIDIKAN PRODI S1 PBI-FBS

Skor Nilai:

REKAYASA IDE

NAMA MAHASISWA : LENA SAPUTRI NIM

: 2183311035

DOSEN PENGAMPU : FARUR ROZI, S.Pd. M.Pd. MATA KULIAH

: FILSAFAT PENDIDIKAN

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA FAKULTAS BAHASA DAN SENI - UNIVERSITAS NEGERI MEDAN 2018

Abstrak : Tulisan ini merupakan acuan untuk meningkatkan mutu pendidikan, disadari atau tidak, nampaknya dapat mempengaruhi situasi dan kondisi yang memprihatinkan seperti saat ini, kita menumpukan seluruh harapan kepada pendidikan, karena sadar bahwa hanya melalui pendidikan kita dapat memperbaiki hidup. Manusia tidak terlepas dari jangkauan pikirannya yang mencirikan hakekat manusia dan berpikirlan dia menjadi manusia, dan selanjutnya

Ilmu pengetahuan berkembang dari rasa ingin tahu, yang merupakan ciri

khas manusia. Ilmu pengetahuan merupakan upaya khusus manusia untuk menyingkapkan realitas, supaya memungkinkan manusia berkomunikasi satu sama lain, membangun dialog dengan

mengakui yang

lain,

dan

meningkatkan harkat

kemanusiaannya. Kata Kunci: Filsafat, Ilmu Pendidikan Abstract : this article discusses philosophy on education. Philosophy is a reference to improve the quality of education, whether we realize it or not, it seems that it can affect the situation and conditions that are alarming as it is today, we accumulate all hope in education, knowing that only through education can we improve life. Man is inseparable from the reach of his mind which characterizes human nature and thinks he becomes human, and furthermore science develops out of curiosity, which is a characteristic of human beings. Science is a human-specific effort to reveal reality, so as to enable people to communicate with each other, build dialogue by recognizing others, and improve their humanity. Keywords : Philosophy, Educational Science

i

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan yang Maha Esa karena berkat rahmat dan kasih karunia-Nya saya dapat menyelesaikan Tugas Rekayasa Ide mengenai “Filsafat Pendidikan” ini. Saya juga berterima kasih kepada Dosen yang bersangkutan yang telah memberikan bimbingan nya dalam penyelesaian tugas rekayasa ide ini. Saya menyadari bahwa makalah ini masih ada kekurangan nya oleh sebab itu saya minta maaf dan harap memaklumi apabila terdapat penjelasan dan dan hal-hal yang masih belum sempurna. Akhir kata saya ucapkan terima kasih dan semoga tugas ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Medan, 02 Oktober 2018

Penulis

ii

DAFTAR ISI Abstrak ............................................................................................................................ i KATA PENGANTAR ........................................................................................................ ii DAFTAR ISI ...................................................................................................................... iii BAB I. PENDAHULUAN .................................................................................................. 1 a. Rasionalisasi pentingnya TRI .............................................................................. 1 b. Tujuan TRI ........................................................................................................... 1 c. Manfaat TRI ......................................................................................................... 1 BAB II. IDENTIFIKASI PERMASALAHAN FILSAFAT PENDIDIKAN ............................. 2 a. Permasalahan Umum .......................................................................................... 2 b. Identifikasi Permasalahan Sesuai Tema Yang Dibahas ...................................... 2 BAB III. SOLUSI DAN PEMBAHASAN ........................................................................... 3 1. Pembahasan permasalahan 1 ............................................................................. 3 2. Pembahasan permasalahan 2 ............................................................................. 4 3. Permasalahan permasalahan 3 ........................................................................... 5 BABIV PENUTUP............................................................................................................. 7 a. Kesimpulan .......................................................................................................... 7 b. Rekomendasi ....................................................................................................... 7 DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................... 8

iii

BAB I PENDAHULUAN A. Rasionalisasi pentingnya TRI Sering kali kita bingung memilih buku atau jurnal refrensi untuk kita baca dan pahami. Terkadang kita memilih satu jurnal, namun kurang memuaskan hati kita. Misalnya dari segi analisis bahasa, pembahasaan tentang filsafat pendidikan . Oleh karena itu, penulis membuat tugas rekayasa ide ini untuk mempermudah pembaca dalam memilih buku atau jurnal refrensi, terkhusus pada pokok bahasa tentang filsafat pendidikan. B. Tujuan penulisan TRI 1. Menambah wawasan dan Pengetahuan penulis dan pembaca mengenai filsafat pendidikan. 2. Meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam meringkas, menganalisa dan membandingkan serta memberikan kritik pada suatu buku atau jurnal berdasarkan fakta yang ada. 3. Menguatkan pemahaman pembaca tentang filsafat pendidikan. C. Manfaat TRI Manfaat dibuatnya TRI adalah agar mempermudah mahasiswa dalam mempelajari dan memahami isi buku atau jurnal, serta memperkuat ilmu pengetahuan mahasiswa dalam mengkritisi sebuah jurnal.

1

BAB II IDENTIFIKASI PERMASALAHAN FILSAFAT PENDIDIKAN A. Permasalahan Umum Pembahasan tentang konsep pendidikan perlu dikaitkan dengan ilmu pendidikan karena keduanya menyangkut masalah hakikat manusia yang menjelaskan kedudukan peserta didik dan pendidik dalam interaksi pendidikan. Teori pendidikan merupakan pengetahuan tentang apa dan bagaimana seyogyanya pendidikan dilaksanakan. Sedangkan pendidikan praktis merupakan pelaksanaan pendidikan secara konkret. Keduanya tidak dapat dipisahkan. O’Connor menyatakan bahwa teori pendidikan memiliki syarat-syarat berpikir lurus dan benar (logis), deskriptif, dan menjelaskan (Barnadib, 1996:8-9). Teori pendidikan disusun sebagai latar belakang yang hakiki dan rasional. Teori pendidikan dalam ilmu pendidikan atau pedagogik adalah ilmu yang membicarakan masalah-masalah umum pendidikan, secara menyeluruh dan abstrak. B. Identifikasi permasalahan sesuai tema yang dibahas 1. Realita, yaitu berupa kenyataan yang menjurus kepada masalah kebenaran. Kebenaran akan timbul apabila orang dapat menarik kesimpulan bahwa pengetahuan yang dimilikinya memang benar-benar ada (nyata). 2. Permasalahan Aksiologi, cabang filsafat ilmu yang mempertanyakan bagaimana manusia menggunakan ilmunya. 3. Permasalahan

Epistemologi

yang

menjadi

masalah

dalam

tataran

epistemologi ini adalah proses apa yang memungkinkan mendapatkan pengetahuan logika, etika, estetika, bagaimana cara dan prosedur memperoleh kebenaran ilmiah, kebaikan moral dan keindahan seni, apa yang disebut dengan kebenaran ilmiah, keindahan seni dan kebaikan moral.

2

BAB III SOLUSI DAN PEMBAHASAN 1. Masalah Kenyataan Berdasarkan Pandangan Naturalisme, Idealisme, Realisme, dan Pragmatisme Tinjauan dari masing-masing aliran tersebut sebenarnya menuju pada muara yang sama yaitu berbicara masalah kenyataan. Oleh karena kenyataan merupakan masalah utama, maka pandangan tersebut dianggap dapat memberikan gambaran ciri pokok dari masing-masing aliran tersebut. Naturalisme mempunyai pandangan bahwa kenyataan yang sebenarnya adalah alam semesta fisik ini. Hal ini berarti bahwa yang dimaksud adalah bukan kenyataan spiritual atau supranatural. Oleh karena itu, menurut pandangan naturalis, jiwa itu dapat menurun kedudukannya, menjadi dan mempunyai hakikat sebagai unsur-unsur materi. Dengan demikian naturalisme bisa menjadi materialisme. Filsafat naturalisme adalah filsafat dunia itu sendiri, karena memandang bahwa segala sesuatru ini berasal dari alam dan tiada sesuatupun yang ada ini terdapat dibaliknya. Atas dasar prinsip ini naturalisme modern cenderung untuk menjadi pluralisme; suatu paham yang berpendirian, bahwa kenyataan itu dapat terdiri dari banyak tipe benda-benda alamiah. Idealisme mempunyai pendirian bahwa kenyataan itu terdiri atau tersusun atas substansi sebagaimana gagasan-gasan atau spirit. Alam fisik ini tergantung dari jiwa universal atau Tuhan, yang berarti pula alam adalah ekspresi dari jiwa tersebut. Jiwa mempunyai tempat utama dalam susunan alam semesta ini dan arena dunia yang sebenarnya menurut pandangan idealisme ini adalah berbeda dengan apa yang nampak oleh indera dihadapan manusia. Selain daripada itu pandangan aliran ini menganggap bahwa dunia beserta bagian-bagiannya harus dipandang mempunyai hubungan satu sama lain, sehingga secara keseluruhan merupakan suatu sistem. Dunia adalah suatu totalitas, suatu kesatuan yang logis dan bersifat spiritual. Realisme adalah filsafat yang timbul pada jaman modern dan sering disebut “anak” dari aliran naturalisme. Pandangannya tentang dunia adalah sebagai suatu obyek yang nyata. Realisme memandang pula bahwa kenyataan itu berbeda dengan jiwa yang mengetahui obyek atau dunia luar tersebut. Kenyataan tidak sepenuhnya

3

bergantung dari jiwa yang mengetahui, tetapi merupakan hasil pertemuan dengan obyeknya. Orang dapat memiliki pengetahuan yang dianggap kurang tepat mengenai benda atau sesuatu hal yang sesungguhnya, tetapi sebaliknya dapat memiliki gambaran yang tepat apa yang nampak. Oleh karena itu pengamatan, penelitian, dan penarikan kesimpulan mengenai hasil-hasilnya perlu agar dapat diperoleh gambaran yang tepat secara langsung atau tidak langsung tentang sesuatu. Pragmatisme berpendapat bahwa kenyataan itu berada pada pengetahuan itu sendiri. Oleh karena itu kemampuan perwujudan nyata adalah hal-hal yang mempunyai kedudukan utama disekitar pengetahuan itu sendiri. Aliran ini memandang realita sebagai suatu proses dalam suatu periode tertentu, ini berarti bahwa orang yang mengetahui mempunyai peranan untuk menciptakan atau mengembangkan hal-hal yang diketahui. Hal ini berarti pula bahwa tindakan yang dilakukan oleh orang yang memiliki pengetahuan dapat menjadi unsur penentu untuk mengembangkan pengetahuan tersebut. Berdasarkan pandangan dari berbagai aliran tersebut, filsafat berusaha untuk mengadakan penyelidikan mengenai hakikat dari segala sesuatu. Artinya bahwa filsafat berusaha mempelajari makna yang paling utama dari segala sesuatu itu. Filsafat juga untuk selamanya menjadi sarana utama manusia untuk mengatur diri sendiri, berusaha menyesuaikan, dan mengikuti perkembangan jaman sesuai tuntutan keadaan. Oleh karena itu manusia dapat mengenal dirinya sendiri. 2. Aksiologi adalah istilah yang berasal dari kata Yunani yaitu: axios yang berarti nilai. Sedangkan logos berarti teori/ ilmu. Aksiologi dipahami sebagai teori nilai. Jujun S.suriasumantri mengartikan aksiologi sebagai teori nilai yang berkaitan dengan kegunaan dari pengetahuan yang diperoleh. Menurut John Sinclair, dalam lingkup kajian filsafat nilali merujuk pada pemikiran atau suatu sistem seperti politik, sosial dan agama. Sedangkan nilai itu sendiri adalah sesuatu yang berharga yang diidamkan oleh setiap insan.Pembahasan aksiologi menyangkut masalah nilai kegunaan ilmu. Ilmu tidak bebas nilai. Artinya pada tahap-tahap tertentu kadang ilmu harus disesuaikan dengan nilai-nilai budaya dan moral suatu masyarakat, sehingga nilai kegunaan ilmu tersebut dapat dirasakan oleh masyarakat dalam usahanya meningkatkan kesejahteraan bersama, bukan

4

sebaliknya malah menimbulkan bencana. Dalam aksiologi ada dua penilaian yang umum digunakan yaitu: 1. Etika 2. Estetika Aksiologi mempelajari mengenai manfaat apa yang diperoleh dari ilmu pengetahuan, menyelidiki hakikat nilai,serta berisi mengenai etika dan estetika. Penerapan aksiologi dalam pendidikan misalnya saja adalah dengan adanya mata pelajaran ilmu sosial dan kewarganegaraan yang mengajarkan bagaimanakah etika atau sikap yang baik itu,selain itu adalah mata pelajaran kesenian yang mengajarkan

mengenai

estetika

atau

keindahan

dari

sebuah

karya

manusia. Dasar Aksiologis Pendidikan adalah Kemanfaatan teori pendidikan tidak hanya perlu sebagai ilmu yang otonom tetapi juga diperlukan untuk memberikan dasar yang sebaik-baiknya bagi pendidikan sebagai proses pembudayaan manusia secara beradab. 3. Dalam memperoleh ilmu pengetahuan yang dapat diandalkan tidak cukup dengan berpikir secara rasional ataupun sebaliknya berpikir secara empirik saja karena keduanya

mempunyai

keterbatasan

dalam

mencapai

kebenaran

ilmu

pengetahuan. Jadi pencapaian kebenaran menurut ilmu pengetahuan didapatkan melalui metode ilmiah yang merupakan gabungan atau kombinasi antara rasionalisme dengan empirisme sebagai satu kesatuan yang saling melengkapi. Banyak pendapat para pakar tentang metode ilmu pengetahuan, namun penulis hanya memaparkan beberapa metode keilmuan yang tidak jauh beda dengan proses yang ditempuh dalam metode ilmiah Metode ilmiah adalah suatu rangkaian prosedur tertentu yang diikuti untuk mendapatkan jawaban tertentu dari pernyataan yang tertentu pula. Epistemologi dari metode keilmuan akan lebih mudah dibahas apabila mengarahkan perhatian kita kepada sebuah rumus yang mengatur langkah-langkah proses berfikir yang diatur dalam suatu urutan tertentu Kerangka dasar prosedur ilmu pengetahuan dapat diuraikan dalam enam langkah sebagai berikut: a. Sadar akan adanya masalah dan perumusan masalah b. Pengamatan dan pengumpulan data yang relevan

5

c. Penyusunan atau klarifikasi data d. Perumusan hipotesis e. Deduksi dari hipotesis f. Tes pengujian kebenaran (Verifikasi)21 Keenam langkah yang terdapat dalam metode keilmuan tersebut masing-masing terdapat unsur-unsur empiris dan rasional. Menurut AM. Saefuddin bahwa untuk menjadikan pengetahuan sebagai ilmu (teori) maka hendaklah melalui metode ilmiah yang terdiri atas dua pendekatan: Pendekatan deduktif dan Pendekatan induktif. Kedua pendekatan ini tidak dapat dipisahkan dengan menggunakan salah satunya saja, sebab deduksi tanpa diperkuat induksi dapat dimisalkan sport otak tanpa mutu kebenaran, sebaliknya induksi tanpa deduksi menghasilkan buah pikiran yang mandul. Proses metode keilmuan pada akhirnya berhenti sejenak ketika sampai pada titik “pengujian kebenaran” untuk mendiskusikan benar atau tidaknya suatu ilmu. Ada tiga ukuran kebenaran yang tampil dalam gelanggang diskusi mengenai teori kebenaran, yaitu teori korespondensi, koherensi dan pragmatis.23 Penilaian ini sangat menentukan untuk menerima, menolak, menambah atau merubah hipotesa, selanjutnya diadakanlah teori ilmu pengetahuan.

6

BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Van Peursen mengemukakan bahwa dahulu ilmu merupakan bagian dari filsafat, sehingga definisi tentang ilmu bergantung pada sistem filsafat yang dianut (Peursen, 1985). Dahulu seorang filsuf memiliki pengetahuan yang luas sehingga beberapa ilmu dipahaminya karena pada waktu itu jumlah atau volume pengetahuan belum sebanyak zaman kini. Sebagai contoh, Plato adalah filsuf yang mampu di bidang politik kenegaraan, kosmologi, filsafat manusia, filsafat keindahan, dan juga seorang pendidik. Aristoteles adalah filsuf yang ahli di dalam masalah epistemologi, etika, dan ketuhanan. Plotinos bahkan ahli disemua cabang filsafat kecuali filsafat politik. Dalam memperoleh ilmu pengetahuan yang dapat diandalkan tidak cukup dengan berpikir secara rasional ataupun sebaliknya berpikir secara empirik saja karena keduanya

mempunyai

keterbatasan

dalam

mencapai

kebenaran

ilmu

pengetahuan. Jadi pencapaian kebenaran menurut ilmu pengetahuan didapatkan melalui metode ilmiah yang merupakan gabungan atau kombinasi antara rasionalisme dengan empirisme sebagai satu kesatuan yang saling melengkapi. B. Rekomendasi Adapun rekomendasi yang dapat saya berikan dalam rekayasa ide filsafat pendidikan ini adalah tentang gambaran ciri pokok tentang permasalahan yang sering di perbicangkan tentang filsafat.

7

DAFTAR PUSTAKA

e-journal.unipma.ac.id/index.php/PE/article/view/44

https://jurnal.isi-ska.ac.id/index.php/gelar/article/download/1441/1415

journal.uin-alauddin.ac.id/index.php/sls/article/download/1276/1243

https://jurnal.ugm.ac.id/wisdom/article/viewFile/3111/9363

https://anzdoc.com/kajian-filsafat-ilmu-dan-filsafat-pendidikan-tentang-relativ.html

8

Related Documents


More Documents from "mufdi alhusri"