Loading documents preview...
18 April 2020
Resusitasi Kardio pulmoner
Konfirm atau curiga Covid 19 ELYA ENDRIANI ,dr, SpAn
Pasien kritis CONFIRM covid 19 / curiga DEFINISI: pasien dalam kondisi yg rentan atau berpotensi mengancam nyawa, Ciri khasnya : beratnya penyakit berhubungan dengan prognosa STRATEGI : YANG MENDASAR UNTUK MEMPERBAIKI OUTPUT ADALAH:; DETEKSI DINI PASIEN YG MEMPUNYAI RESIKO TINGGI DAN PX KRITIS SERTA MENJALANKAN PROTOKOL INTERVENSI DINI PX KRITIS DETEKSI DINI: 1. DETEKSI DINI UNTUK INFEKSI COVID 19: - Pemeriksaan rRT-PCR semua px influenza atau gangguan napas berat KLINISI : CT SCAN , RAPIS TEST , Penggunaan Ealy Warning score 2. DETEKDI DINI PASIEN YG MEMERLUKAN PENANGANAN INTENSIF PADA PASIEN RESIKO TINGGI ( SpO2 <93% , RR.30x/mnt, HR >.120 )x/mnt. Ada tanda gagal organ)
PRINSIP TERAPI OKSIGEN NRM : 15 LPM
HFNC : 5- 6 lpm Tenaga kesehatan harnus menuggunakan respirator (N95,PAPR) Batasi flow tidak > 30 L/mnt Lakukan 1 jam evaluasi
NON INVASIF VENTILATION (NIV) VENTILASI MEKANIK
High Flow Nasal Oxygen (HFNO)
Non-invasive Ventilation (NIV)
KELANJUTAN DETEKSI DINI
• • •
GOLD STANDARD PENANGANAN BELUM ADA UPAYA : MENCEGAH PERBURUKAN 3 CARA : o Gunakan High Flow Nasal Canul (HFNC) atauNIV o Sedikit pembatasan cairan o Awake prone position
! Anda menangani pasien yang saat ini dicurigai ataupun telah terkonfirmasi positif terinfeksi COVID-19, kemudian pasien tersebut mengalami kondisi henti jantung mendadak
APA YANG HARUS ANDA LAKUKAN?
INI YANG HARUS ANDA LAKUKAN! 01
Bila pasien tidak berespon (unresponsive) disertai dengan pola pernafasan tidak normal (gasping), hubungi tim resusitasi untuk segera dilakukan RJP dan sampaikan adanya resiko infeksi COVID-19
02
Hanya petugas terlatih yang boleh meraba denyut nadi karotis untuk mengidentifikasi henti jantung
03
Jangan lakukan tindakan look, listen, dan feel untuk menilai jalan nafas dan pernafasan pasien
04
Seluruh anggota tim resusitasi harus menggunakan APD tingkat 3 sebelum memasuki ruang tindakan dan selama melakukan tindakan. Pada kondisi ketiadaan APD tingkat 3, tim resusitasi dapat menunda tindakan RJP pada pasien COVID-19
APD TINGKAT 3 Lokasi/Cakupan : a. Ruang prosedur dan tindakan operasi pada pasien dengan kecurigaan atau terkonfirmasi COVID-19 b. Kegiatan yang menimbulkan aerosol
Untuk mengurangi kemungkinan terjadinya penundaan, maka set APD tingkat 3 perlu dipersiapkan bersama alat-alat lainnya yang dibutuhkan untuk tindakan resusitasi
PEMAKAIAN ALAT PELINDUNG DIRI
Pastikan selalu untuk mengenakan APD sesuai protokol yang berlaku secara berurutan
LAKUKAN INI SETELAH MENGENAKAN APD TINGKAT 3 ANDA ! 05
RJP dimulai hanya dengan kompresi dada yang dilakukan dalam kondisi mulut dan hidung pasien tertutupi oleh masker oksigen
06
Pasangkan perangkat monitoring fungsi vital pada pasien
07
Lakukan tindakan intervensi jalan nafas (insersi supraglottic airway atau intubasi endotrakeal) yang dilengkapi dengan filter HME (Heat Moisture Exchanger), tanpa disertai kompresi dada
08
Tindakan ventilasi tekanan positif hanya dilakukan setelah melakukan tindakan intervensi jalan nafas (supraglottic airway atau endotracheal tube yang dilengkapi dengan filter HME)
LAKUKAN INI SETELAH MENGENAKAN APD TINGKAT 3 ANDA ! 09
Lakukan defibrilasi pada irama jantung yang shockable sebelum memulai kompresi dada
10
Identifikasi dan lakukan upaya penanganan terhadap semua penyebab henti jantung yang bersifat reversibel (misal; hipoksemia berat) sebelum memutuskan untuk menghentikan tindakan RJP
11
Proses briefing setelah resusitasi sangatlah penting untuk menentukan langkah selanjutnya sekaligus memastikan APD dari seluruh tim resusitasi dilepaskan sesuai prosedur
RJP tidak disarankan pada pasien dengan kecurigaan COVID-19 atau kasus terkonfirmasi COVID-19 dengan hipoksemia berat yang refrakter (Saturasi oksigen <80% pada fraksi oksigen 100% dan PEEP >15)
PROSEDUR PELEPASAN ALAT PELINDUNG DIRI
Pastikan selalu untuk melepaskan APD sesuai protokol yang berlaku secara berurutan
REKOMENDASI POSISI PEMBUKAAN JALAN NAPAS ● Lakukan tindakan hanya pada ruangan yang memenuhi kriteria tempat perawatan pasien COVID-19 ● Pasien COVID-19 dirawat di ruangan tunggal bertekanan negatif dengan laju aliran pertukaran udara yang baik (>12 pertukaran per jam) untuk mengurangi risiko paparan penularan udara ● Libatkan petugas dengan jumlah sesedikit mungkin
PENULARAN COVID-19 Tindakan perawatan pasien COVID-19 berat
>
DROPLET
AEROSOL
Partikel cairan tubuh lebih besar yang dipengaruhi oleh gravitasi dalam beberapa detik, hanya bisa menyebar dalam jarak dekat di udara sebelum mendarat pada permukaan benda, dimana virus aktif dari beberapa jam hingga beberapa hari
Partikel cairan tubuh yang lebih kecil dan dapat bertahan di udara untuk waktu yang lama. Terdapat beberapa peristiwa dan tindakan medis yang dapat memicu terjadinya partikel aerosol, hal ini tentu saja meningkatkan risiko penyebaran
TINDAKAN MEDIS YANG MENYEBABKAN TERJADINYA AEROSOL 01 Resusitasi kardio pulmoner (yang didahului oleh intubasi endotrakeal)
02 NIV atau ventilasi tekanan positif dengan masker yang tidak adekuat
03 Melakukan nebulisasi atau obat yang diasapkan melalui simple mask
04
05
06
Jet ventilasi
High flow nasal oxygen (HFNO)
Ekstubasi
Saat pasien batuk/bersin/mengeluarkan dahak juga dapat berpeluang menyebabkan terjadinya aerosol
TINDAKAN MEDIS YANG MENINGKATKAN RESIKO TERJADINYA AEROSOL 01
03
02
Suction endotrakeal tanpa sistem tertutup
04 Bronkoskopi/gastroskopi
Laringoskopi
Intubasi endotrakeal
05 Tindakan front-of-neck airway (FONA), termasuk trakeostomi, krikotiroidotomi
REKOMENDASI STRATEGI PROTEKSI TERJADINYA AEROSOL (a) Gunakan BATUK
preoksigenasi
• Gunakan APD lengkap sebelum memasuki ruang intubasi atau mendekati jalan napas pasien
• Gunakan facemask yang sesuai (fitting) dengan filter virus.
• Jaga jarak minimal saat melepas masker pasien
• Gunakan Vice (V-E) grip.
• Gunakan facemask dengan lapisan yang baik disertai filter Virus • Pastikan pasien dilumpuhkan sebelum tindakan dilakukan (adekuat dosis dan onset) • Hindari batuk saat ekstubasi
• Gunakan alat ventilasi manual dengan collapsible bag. • Gunakan monitor EtO2 untuk menandai preoksigenasi yang adekuat untuk memperpendek durasi penggunaan facemask.
2 hands Vice (V-E) grip
(b) Hindari penggunaan 1 hand C-E grip
REKOMENDASI STRATEGI PROTEKSI TERJADINYA AEROSOL Ventilasi tekanan positif • Hindari ventilasi tekanan positif • Facemask (FM): gunakan seperti penjelasan pada slide sebelumnya • Supraglottic airway (SGA): gunakan SGA generasi kedua, ukuran sesuai, kedalaman anestesi adekuat saat insersi, kembangkan balon cuff. • ETT: pastikan posisi balon cuff di bawah plica vocalis, gunakan cuff manometry, fiksasi ETT
• Gunakan alat ventilasi manual dengan collapsible bag untuk mengurangi tekanan positif • Gunakan airway manometry untuk meminimalkan tekanan ventilasi • Kurangi tekanan ventilasi dengan penggunaan pelumpuh otot, head-up 30 derajat dan gunakan oropharyngeal airway
HIGH FLOW NASAL OXYGEN
• Hindari HFNO (High Flow Nasal Oxygen
SUMBER •
Arif SK et. al, 2020. Buku Pedoman Penanganan Pasien Kritis COVID-19. Perhimpunan Dokter Spesialis Anestesi Indonesia
•
Kemenkes RI, 2020. Standar Alat Pelindung Diri (APD) dalam Manajemen Penanganan COVID19. Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan
•
Resuscitation Council UK, 2020. Adult Advanced Life Support for COVID-19 patients – Acute Hospital Settings . Resuscitation Council UK
• Resuscitation Council UK, 2020. Guidance for the resuscitation of COVID-19 patients in hospital. Resuscitation Council UK