Risk Matriks Hm Sampoerna.docx

  • Uploaded by: nuraini nainggolan
  • 0
  • 0
  • January 2021
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Risk Matriks Hm Sampoerna.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,808
  • Pages: 7
Loading documents preview...
Profil Perusahaan PT. HANJAYA MANDALA SAMPOERNA TBK merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang produksi rokok. Perusahaan ini sudah berdiri sejak tahun 1913 oleh seorang imigran asal China bernama Liem Seeng Tee. Pertama kali memproduksi dan memasarkan rokok kretek dan rokok putih. Sejumlah merek produk PT. HM Sampoerna Tbk. yang terkenal di Indonesia adalah A Mild, Sampoerna Kretek, dan Dji Sam Soe. Perusahaan ini merupakan afiliasi dari PT Philip Morris International Inc. yang merupakan sebuah perusahaan tembakau terkemuka di dunia. Misi Sampoerna adalah menawarkan pengalaman merokok terbaik kepada perokok dewasa di Indonesia dengan senantiasa mencari tahu preferensi perokok dewasa dan memberikan produk yang memenuhi ekspektasi mereka. Visi PT. HM Sampoerna Tbk. adalah 'Falsafah Tiga Tangan' yang maknanya menunjukkan bahwa ketiga tangan tersebut mewakili perokok dewasa, karyawan dan mitra bisnis, serta masyarakat luas. Tiga pihak ini merupakan pemangku kepentingan yang harus dirangkul oleh perusahaan dalam rangka meraih visi menjadi perusahaan paling terkemuka di Indonesia. PT. HM Sampoerna Tbk. mengoperasikan sembilan pabrik yang ada di Pulau Jawa: dua pabrik Sigaret Kretek Mesin di Pasuruan dan Karawang serta tujuh pabrik Sigaret Kretek Tangan yang berada di Surabaya (sebanyak tiga pabrik), Malang, Prolinggo, Lumajang, dan Jember masing-masing sebanyak satu pabrik. Penjualan dan distribusi dilakukan melalui 105 kantor penjualan yang terletak di Pulau Sumatera, Jawa, Bali, Kalimantan, serta kawasan Indonesia Timur. PT. HM Sampoerna Tbk. membawahkan beberapa anak perusahaan yang terdiri dari PT. Perusahaan Dagang dan Industri Panamas, Sampoerna International Pte. Ltd., PT Handal Logistik Nusantara, PT Harapan Maju Sentosa, PT Persada Makmur Indonesia, PT Sampoerna Indonesia Sembilan, PT Taman Dayu, PT Sampoerna Printpack, PT Union Sampoerna Dinamika, PT Wahana Sampoerna, dan PT Golf Taman Dayu.

PT. HM Sampoerna Tbk., memiliki 5 unit produk antara lain Sigaret Kretek Tangan, Sigaret Kretek Mesin Reguler, Sigaret Mesin Mild, Sigaret Kretek Mesin Slim, dan Sigaret Putih Mesin. Setiap unit produk memiliki sub unit yang masih terdiri dari beberapa sub sub unit. A. Analisis Risiko Saham Perusahaan, Risiko Pasar, Dan Risiko Bisnis Perusahaan 1. Risiko Saham Perusahaan Pengujian yang dilakukan terhadap data harga saham PT. HM Sampoerna Tbk. sejak tanggal 1 Januari 2010 sampai 23 Oktober 2015 menunjukkan rata-rata return saham sebesar Rp 52.041,4 dan standar deviasi saham sebesar 0,025321676 dan standar deviasi return pasar sebesar 0,011795785. Sementara return pasar yang dilakukan terhadap data harga saham JKSE sebesar Rp 4.204,816698. Beta saham PT. HM Sampoerna Tbk. mencapai 0,541261236. Beta saham sebesar 0,541261236 menunjukkan bahwa risiko saham di PT. HM Sampoerna Tbk. terbilang aman. Beta saham merupakan instrument pengukur risiko saham suatu perusahaan dengan rentang nilai di bawah 1 hingga di atas 1. Jika nilai beta saham kurang dari 1, maka risiko saham perusahaan terbilang cukup aman untuk investasi terutama bagi investor pemula karena risikonya cukup rendah. Begitu sebaliknya dengan nilai beta saham di atas 1 menunjukkan bahwa saham perusahaan tersebut memiliki sifat high risk high return, risiko yang ditanggung cukup tinggi namun diberi apresiasi berupa return yang tinggi pula. Return saham perusahaan sebesar Rp 52.041,4 dan return pasar sebesar Rp 4.204,816698 menunjukkan adanya selisih return sebesar Rp 47.836,5833. Tingkat return pasar menjelaskan tingkat keuntungan rata-rata yang diberikan oleh perusahaan tercatat di BEI. Selisih return yang besar ini mengindikasikan bahwa saham PT. HM Sampoerna Tbk. bersifat high return. Tingkat keuntungan yang tinggi ini bisa didapat dari: -

Harga per lembar saham PT. HM Sampoerna Tbk. yang tinggi. Rata-rata harga saham per tahun 2010 mencapai Rp 18.370 per lembar, tahun 2011 Rp 29.980 per lembar, tahun 2012 Rp 51.813 per lembar, tahun 2013 Rp 73.708 per lembar, tahun Rp 2014 Rp 69.100 per lembar, dan hingga tanggal 23 Oktober 2015 Rp 73.781 per lembar.

-

Rokok merupakan komoditas yang memiliki pangsa pasar yang cukup besar di Indonesia. Hingga akhir tahun 2014 sebesar 34.9% dari jumlah keseluruhan perokok aktif di Indonesia merupakan pelanggan PT. HM Sampoerna Tbk. Dengan tren peningkatan jumlah perokok aktif di Indonesia, jumlah ini diproyeksikan akan terus meningkat seiring dengan kenaikan jumlah perokok aktif di Indonesia.

-

Konsumen mulai memiliki kesadaran akan risiko di balik konsumsi rokok yang memiliki kandungan TAR dan Nikotin tinggi. Produk Sampoerna memiliki keunggulan berupa kandungan TAR dan Nikotin yang relatif rendah sehingga banyak konsumen beralih ke produk rokok Sampoerna yang Low Tar Low Nicotin (LTLN) yang sudah diproduksi sejak tahun 1988 dengan merk A-Mild dan Dji Sam Soe.

-

Jumlah penduduk di Indonesia terbesar ketiga setelah China dan India sehingga tidak menutup kemungkinan pangsa pasar rokok akan terus melebar. Adanya tren rokok bukan hanya barang konsumsi masyarakat pria tetapi juga dikonsumsi oleh masyarakat wanita mulai dari remaja hingga dewasa.

-

Indonesia merupakan satu-satunya negara yang belum meratifikasi Konvensi Anti Tembakau.

2. Risiko Pasar Pergerakan return saham dan return pasar dipengaruhi oleh beberapa faktor yang terjadi selama periode waktu 1 Januari 2010 dan 23 Oktober 2015. Faktor-faktor ini meliputi faktor eksternal yang mempengaruhi faktor internal, di antaranya: a. Tahun 2012 Isu yang berkaitan dengan investasi saham PT. HM Sampoerna Tbk. tahun 2012 adalah perayaan hari jadi perusahaan ke-99 pada bulan Agustus. Sebelumnya, pada bulan Juli 2012 perusahaan meresmikan dua pabrik baru yaitu di Probolinggo dan Lumajang yang artinya ini akan mengundang banyak investor untuk menanamkan modal di perusahaan karena pembukaan pabrik baru berarti akan menambah produksi sebagai respon akan permintaan produk yang meningkat. Hal inilah yang cukup

mempengaruhi tren investasi saham perusahaan pada tahun 2012 hingga mengalami kenaikan return saham perusahaan. b. Tahun 2013 Secara keseluruhan pada tahun ini kinerja PT. HM Sampoerna Tbk. berhasil memberikan dampak positif berupa peningkatan pendapatan selama 9 bulan pertama tahun 2013 dengan penjualan bersih mencapai Rp 54.7 triliun atau mengalami peningkatan sebesar 12.8% di periode yang sama tahun 2012. Hal ini ditunjukkan dari volume penjualan yang kuat didorong oleh merek unggulan serta bersamaan dengan hari jadi perusahaan ke-100 perusahaan juga memberikan sumbangsih penting sebagai penyedia lapangan pekerjaan, investor, pembayar pajak dan kontributor kegiatan sosial. c. Tahun 2014 Pada tahun 2014 survei yang dilakukan Schroders Global Investment Trends Report 2014 menunjukkan adanya peningkatan investasi yang dipicu dari perilaku investor Indonesia yang mengalokasikan dananya lebih banyak untuk saham dan alokasi dana ini didapat dari sisa pendapatan yang sudah dikurangi dengan pengeluaran rutin. Laporan yang diberikan menunjukkan tanda-tanda kepercayaan investor yang meninggi didorong oleh pertumbuhan ekonomi dan performa pasar yang baik di banyak negara berkembang. Hal ini kemudian juga memberikan dampak bagi saham PT. HM Sampoerna Tbk. yang terbukti mengalami kenaikan return saham secara signifikan pada bulan Mei 2014, sekitar 2 bulan setelah peluncuran hasil survey tersebut. d. Tahun 2015 Pada tahun ini perusahaan mengalami penurunan kinerja yang tercermin dari return saham perusahaan yang menurun pada bulan April 2015. Hal ini disebabkan karena segmen SKT turun meski tidak terlalu signifikan bila dibandingkan dengan tahun 2014. Tercatat adanya peningkatan yang cukup signifikan pada saham perusahaan bulan Oktober 2015 karena perusahaan meluncurkan saham baru dengan harga Rp

77.000 per lembar guna mencari tambahan dana baru dan membuka peluang bagi masyarakat umum yang ingin menanamkan modalnya di PT. HM Sampoerna Tbk. di samping perusahaan ingin mewujudkan ketaatan pada ketentuan yang ditetapkan Bursa Efek Indonesia bahwa perusahaan terbuka yang terdaftar harus memenuhi syarat kepemilikan publik minimal 7.5%.

3. Risiko Bisnis Perusahaan Beberapa faktor yang mempengaruhi risiko bisnis perusahaan dari sisi risiko keuangan adalah a.

Risiko nilai tukar mata uang asing Risiko nilai tukar mata uang asing timbul dari transaksi komersial masa depan serta asset dan liabilitas yang diakui dalam mata uang asing dengan menggunakan instrument keuangan lain. PT. HM Sampoerna menggunakan kontrak swap valutaasing atas pinjaman tersebut dibayar dengan arus kas yang berasal dari mata uang yang sama. Tujuan dari transaksi swap ini untuk mengantisipasi dampak perubahan nilai tukar mata uang asing terhadap laporan keuangan konsolidasian. Risiko nilai tukar mata uang asing yang timbul dari berbagai eksposur mata uang, terutama pada Dollar AS.

b.

Risiko suku bunga Risiko perusahaan berupa risiko suku bunga atas pinjam an jangka pendek. Kebijakan PT. HM Sampoerna untuk meminimalisasi risiko suku bunga adalah dengan menganalisa opergerakan tingkat suku bunga dan profil jatuh tempo asset dan liabilitas.

c.

Risiko kredit Penjualan produk terhadap pelanggan dilakukan secara tunai dan kredit. Penjualan dengan jangka waktu kredit diatas jumlah tertentu dijamin dengan bank garansi dari pelanggan. Kualitas kredit dari tiap pelanggan dinilai berdasarkan posisi keuangan, pengalaman masa lalu, dan faktor lainnya. PT HM Sampoerna mengelola risiko kredit yang terkait dengan simpanan di bank dengan simpanan di bank dengan memonitor reputasi dan tingkat rasio permodalan bank.

d.

Risiko likuiditas PT. HM Sampoerna Tbk. mengelola risiko likuiditas dengan memastikan ketersediaan kas dan setasa kas yang cukup dan tersedianya pendanaan dari sejumlah fasilitas kredit yang meningkat.

e.

Fluktuasi Laba Perusahaan Penjualan bersih yang didapatkan oleh perusahaan dari produk-produk yang dipasarkan per tahunnya adalah sebagai berikut:

Tahun

Penjualan Bersih

Rata-Rata Nilai Tukar

Konversi ke dalam

(dalam jutaan Rupiah)

Rupiah Per US$1

Dollar AS

2010

Rp 43.381.658,00

Rp 9,130.02

$4,751,538,120.86

2011

Rp 52.856.708,00

Rp 8,823.43

$5,990,496,552.28

2012 2013

Rp 66.626.123,00 Rp 75.025.207,00

Rp 9,427.22 Rp 10,503.67

$7,067,420,347.41 $7,142,760,746.82

2014

Rp 80.690.139,00

Rp 11,937.73

$6,759,255,740.09

Dari tabel di atas bisa dilihat bahwa secara nominal Rupiah penjualan bersih produk PT. HM Sampoerna Tbk. mengalami kenaikan dari tahun 2010 hingga akhir tahun 2014. Namun perlu diketahui bahwa nilai tukar Rupiah terhadap Dollar AS juga mengalami fluktuasi dengan rata-rata terlampir dalam tabel. Analisis ini dihubungkan dengan nilai tukar terhadap dollar karena memengaruhi perekonomian Indonesia dalam hal penetapan harga komoditas. Pengkonversian ini dilakukan untuk mendapatkan nilai yang sama dari penjualan bersih perusahaan di tahun yang berbeda, untuk menghitung nilai yang sama, maka nilai penjualan bersih perusahaan diubah ke dalam kurs dollar dengan menyesuaikan nilai dollar pada tahun terkait. Selain ada kontribusi risiko keuangan, terdapat faktor lain yang mempengaruhi bisnis perusahaan yaitu nilai wajar instrumen keuangan dan pengelolaan modal.

Nilai wajar instrument berupa nilai tercatat dari asset dan liabilitas keuangan diasumsikan mendekati nilai wajarnya karena jatuh tempo dalam jangka waktu yang pendek dan dampak dari diskonto yang tidak signifikan. Pengelolaan modal dilakukan untuk mempertahankan kelangsungan usaha PT. HM Sampoerna Tbk. guna memberi imbal hasil kepada pemegang saham. Untuk mempertahankan atau menyesuaikan struktur modal, perusahaan menyesuaikan jumlah dividen yang dibayar kepada pemegang saham, menerbitkan saham baru atau menjual asset untuk mengurangi hutang. A.

Analisis Portfolio Perusahaan Analisis portfolio perusahaan dapat dilakukan dengan menggunakan model BCG matrix.

Model ini didasarkan pada pertumbuhan pasar dan pangsa pasar. BCG matrix diklasifikasikan ke dalam empat kategori, yaitu: DOG Pada posisi ini tingkat pertumbuhan suatu produk masih sangat rendah dan market sharenya juga masih rendah. Pada posisi ini harus segera mengambil tindakan, kalau tidak secepatnya mengambil tindakan maka suatu perusahaan akan mengalami kebangkrutan. Question Pada quadrant ini, product yang ditawarkan walau masih mempunyai market share rendah, tapi demannya udah kelihatan banyak. sehingga market growthnya tinggi. Star Kalau sudah sampai di posisi star dimana market share sudah dominan, tapi growth masih banyak, advertising bisa seperlunya saja, penambahan fitur minor bisa dilakukan, kerjasama dengan club juga bisa digiaatkan lagi dalam promosi. Cash Cow Pada posisi ini perusahaan sudah mempunyai market share yang tinggi dan growth yang cukup baik, untuk mempertahankan produk perusahaan dapat menjaga satabilitas dari tingkat pemasaran produk dan harga.

Related Documents

Matriks
January 2021 4
Hm Inquisicion
February 2021 0
Matriks Transpose
February 2021 1
Country Risk
January 2021 1

More Documents from "Rioko Aditya Pambudi"