Sang Pencipta

  • Uploaded by: vicaargareta ramadhani
  • 0
  • 0
  • January 2021
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Sang Pencipta as PDF for free.

More details

  • Words: 3,238
  • Pages: 55
Loading documents preview...
MUNGKINKAH LOBANG INI MENAMPUNG AIR LAUT ITU? MUNGKINKAH MISTERI ALLAH YANG MAHA BESAR DIPAHAMI SECARA TUNTAS OLEH OTAK MANUSIA YG KECIL ?

BAB II ALLAH A. PENDAHULUAN : WAHYU,IMAN, DAN AGAMA B. KERINDUAN AKAN ALLAH DAN PENCARIAN/PENGENALAN ALLAH : PENDEKATAN AKAL BUDI (FILSAFAT) DAN WAHYU C. Arti Kata Allah (SIAPA ALLAH ITU?) D. Monoteisme PL E. Pendalaman Arti Allah di PB F. Sifat-sifat illahi G. Filsafat tentang Allah : FISAFAT KETUHANAN=>5

A. WAHYU , IMAN DAN AGAMA • WAHYU : PENYATAAN/PENYINGKAPAN/PERKENALAN DIRI ALLAH KEPADA MANUSIA (KOMUNIKASI DIRI ALLAH KEPADA MANUSIA). • IMAN: TANGGAPAN (PENERIMAAN, DAN PEMBERIAN/PENYERAHAN DIRI) MANUSIA KEPADA WAHYU ALLAH. KOMUNIKASI DIRI MANUSIA DENGAN ALLAH. • AGAMA : UNGKAPAN/BENTUK LAHIR KOMUNIKASI/RELASI MANUSIA DENGAN ALLAH. • AGAMA KRITEN KATOLIK

A. ARTI KATA ALLAH • Kata Allah merupakan perpadua dua kata Arab: “al” dan “ilah”, artinya “the God” atau Yang (Maha) kuasa. • Kata Semit ‘ilah’ sama arti dan akarnya dg kata Ibrani ‘el’, yg artinya ‘yang kuat’, ‘yang berkuasa’ dan menjadi sebutan untuk ‘Tuhan’. • Di PL salah satu sebutan untuk ‘Yahwe adalah El’ atau ‘Elohim’(=Ketuhanan,majemukabstrak:Ibr).

ALLAH • God- Ada tertinggi (a) yang harus disembah dan diabdi (UL 6:4-5) dan (b) yang dalam tradisi monoteis, diyakini sbg pencipta yang personal, abadi, tidak berubah, mahatahu dan mahakuasa.

B. ALLAH MENURUT PL • Dlm PL sebutan paling tua untuk Allah adalah ‘EL’. Sebutan ini menunjuk kpd subyek yang berpribadi dalam pengertian keagamaan dan dikagumi dgn rasa segan karena kekuatanNya.Kekuatan Allah tak tertandingi manusia. Allah Maha kuat vs manusia lemah(yeh 28,2 dan hos 11,9).Sebutan EL dapat ditukar dengan nama pribadi Allah, yaitu ‘Yahwe’, yang diterjemahkan atau yang berarti ‘Tuhan’. Dalam ungkapan ‘Yahwe Elohim’, Elohim merupakan keterangan tambahan Yahwe yaitu Allah. Elohim adalah bentuk abstrak yang digunakan untuk mengungkapkan keseluruhan kekuasaan ilahi, hampir sama dengan ‘keilahian’ atau ‘ketuhanan’.

• Menyebut Yahwe itu ‘Elohim’ berarti mengakui bahwa Allah mempunyai keseluruhan sifat EL. • Istrael mengimani Yahwe sebagai pencipta seluruh dunia. Yahwe mereka imani sebagai Yang Maha Kuasa, Esa dan personal. • Yahwe mereka alami sebagai yang menolong dan membebaskan, yang mengadili dan yang menghibur umatnya. • Mereka memiliki paham monotheisme(keluaran 20:2-3;Ul 6,4 ;Yes 41:1-5;43,10;44,7-8). • Yahwelah Allah satu-satunya;kekuasaannya unik dan tak terbandingkan. Dialah pencipta langit dan bumi. Dialah penguasa seluruh sejarah manusia

• Menurut PL, Allah Israel yg satu dan kudus mengatasi dunia material dan tidak boleh digambarkan dalam bentuk apa pun (Kel 20:4;Im 19:4;Ul 4:12.15-25). • Dari lain pihak Allah selalu dekat kepada umat pilihan, menyayangi mereka dengan cinta sesuai perjanjian dan kesetian penuh belas kasih (Yos 24;Yes 46:1-13;Kos 2:14-23).

Kata kunci • EL : pribadi yang maha kuat dan kuasa shg dikagumi dan disegani • YAHWE : Tuhan Yang Maha Kuasa, Esa dan personal; pencipta langit dan bumi. Dialah penguasa seluruh sejarah manusia. Dialah menolong dan membebaskan, yang mengadili dan yang menghibur umatnya .ELOHIM – Allah – Ketuhanan / keilahian

C. Allah menurut PB • Allah adalah Bapa yang Maha Kasih Iman PL akan Yahwe menjadi dasar seluruh ajaran PB tentang Allah. Allah secara khas mewahyukan diri dan kehendaknya dalam diri Yesus yang sisebut Kristus(Almasih). Sejak jaman PB, sikap hormat dan segan manusia dalam menyembah Allah diresapi suasana akrab, sebab Yesus memperkenalkan dan mengajar kepada para muridnya supaya menyebut Allah itu Bapa(Mat 6,9;Lk 11,2). Yesus menganugrahkan mereka rohNya;dan berkat kesaksian Roh Kudus itu dalam lubuk hati mereka terdorong untuk berseru:’Aba, ya Bapa’ (Rom 8,15-16).

• Allah dalam PB dinyatakan sebagai Dia yang mencintai (1Yoh 4:7-10) semua orang ( Mat 28:19-20;Rm 3:29-30;9:1-11:36).

C. SIFAT-SIFAT ALLAH • • • • • •

MAHA KUASA MAHA SEMPURNA MAHA ESA MAHA SUCI MAHA RAHIM MAHA KASIH

E. LIMA JALAN PENGENALAN ALLAH MENURUT ST. THOMAS 1. 2. 3. 4. 5.

ST. THOMAS MENUNJUKKAN LIMA JALAN UNTUK MENGENAL YG MAHA TINGGI , YG DIKENAL OLEH ORANG BERIMAN SEBAGAI “ALLAH” BERKAT WAHYU ILAHI GERAK: PENGGENGGERAK PERTAMA YANG MENYEBABKAN GERAK LAIN DAN TIDAK DIGERAKKAN. SEBAB : SEBAB UTAMA (CAUSA PRIMA, KAUSALITAS TRANSENDEN) YG MENYEBABKAN SEBAB-SEBAB TERBATAS (CAUSAE SECUNDAE) ADA : ADA YANG MUTLAK YANG MENYEBABKAN ADANYA ADA YG TIDAK HARUS ADA (ENTIA. BEINGS). TINGKATAN HAL YG BENAR,BAIK DAN INDAH YANG MENUNTUT ADANYA YG MAHABENAR,MAHA BAIK, DAN MAHA INDAH SEBAGAI PENYEBABNYA. AKAL,KETERATURAN : SEGALA HAL YG MASUK AKAL DAN BERTUJUAN DIDUNIA INI DIATUR OLEH AKAL TERTINGGI.

TEST FORMATIF 2 : ALLAH 1. Sebut dan jelaskan arti dan hubungan dari ketiga konsep sbb: a. Wahyu, b. Iman dan c. Agama ! 2. Siapakah Allah menurut pengalaman dan refleksi saudara ! 3. Siapakah Allah menurut KS PL dan PB ! 4. Sebut dan jelaskan 5 jalan untuk mengenal Allah menurut St.Thomas Aquino !

2. ALIRAN KETUHANAN 2.1 TEISME 2.2 DEISME 2.3 ATEISME

3. PANDANGAN PARA FILOSUF MENGENAI KONSEP KETUHANAN 3.1 SANTO AGUSTINUS 3.2 THOMAS AQUINAS 3.3 DESCARTES 3.4 IMMANUEL KANT 3.5 HEGEL

4. PERBEDAAN ANTARA ALIRAN KETUHANAN

5. KONSEP TENTANG APA DAN SIAPA TUHAN • Barat, Yahudi,Islam,Kristen : Gagasan generik tentang Tuhan • Tuhan merujuk ke suatu pribadi yg menjadi asal dan tujuan, yg memiliki, kebaikan sempurna, dan kekuasaan tertinggi,pencipta dan pemberi takdir pd dunia, manusia kadang bisa merasakan kehadirannya khususnya sebagai sumber aturan moral dan pengalaman religius, menjadi landasan yg mendasari makna dan harapan, sehingga patut disembah.

6. PEMBUKTIAN ADANYA TUHAN ST. THOMAS MENUNJUKKAN LIMA JALAN UNTUK MENGENAL YG 1. 2.

3. 4.

5.

MAHA TINGGI , YG DIKENAL OLEH ORANG BERIMAN SEBAGAI “ALLAH” BERKAT WAHYU ILAHI GERAK: PENGGERAK PERTAMA YANG MENYEBABKAN GERAK LAIN DAN TIDAK DIGERAKKAN. SEBAB : SEBAB UTAMA (CAUSA PRIMA, KAUSALITAS TRANSENDEN) YG MENYEBABKAN SEBAB-SEBAB TERBATAS (CAUSAE SECUNDAE) ADA : ADA YANG MUTLAK YANG MENYEBABKAN ADANYA ADA YG TIDAK HARUS ADA (ENTIA. BEINGS). TINGKATAN HAL YG BENAR,BAIK DAN INDAH YANG MENUNTUT ADANYA YG MAHABENAR,MAHA BAIK, DAN MAHA INDAH SEBAGAI PENYEBABNYA. AKAL,KETERATURAN : SEGALA HAL YG MASUK AKAL DAN BERTUJUAN DIDUNIA INI DIATUR OLEH AKAL TERTINGGI.

FILSAFAT KETUHANAN

Siapakah TUHAN itu ……???

ETIMOLOGIS & TERMINOLOGIS • Kata Tuhan dalam bahasa Melayu kini kata tuan. • Menurut Heuken SJ (1976) dalam Ensiklopedi Populer Gereja menjelaskan

Lanjutan • Menurut Heuken SJ (1976) dalam Ensiklopedi Populer Gereja menjelaskan, arti kata Tuhan ada hubungannya dengan kata Melayu tuan yang berarti atasan/penguasa/pemilik. • Kata "tuan" ditujukan kepada manusia, atau hal-hal lain yang memiliki sifat menguasai, memiliki, atau memelihara.

Lanjutan • Digunakan pula untuk menyebut seseorang yang memiliki derajat yang lebih tinggi, atau seseorang yang dihormati. Penggunaannya lumrah digunakan bersama-sama dengan disertakan dengan kata lain mengikuti kata "tuan" itu sendiri, dimisalkan pada kata "tuan rumah" atau "tuan tanah" dan lain sebagainya. Kata ini biasanya digunakan dalam konteks selain keagamaan yang bersifat ketuhanan.

PERUBAHAN BAHASA • Ahli bahasa Remy Sylado menemukan bahwa perubahan kata "tuan" yang bersifat insani, menjadi "Tuhan" yang bersifat ilahi, bermula dari terjemahan Alkitab ke dalam bahasa Melayu karya Melchior Leijdecker yang terbit pada tahun 1733. • Dalam terjemahan sebelumnya, yaitu kitab suci Nasrani bahasa Melayu beraksara Latin terjemahan Brouwerius yang muncul pada tahun 1668, kata yang dalam bahasa Yunaninya, Kyrios, dan sebutan yang diperuntukkan bagi Isa Almasih ini diterjemahkannya menjadi "tuan".

• Kata yang diterjemahkan oleh Brouwerius sebagai “Tusn”-sama dengan bahasa Senhor, Perancis Seigneur, Inggris Lord, Belanda Heere-melalui Leijdecker berubah menjadi "Tuhan" dan kemudian, penerjemah Alkitab bahasa Melayu melanjutkan penemuan Leijdecker tersebut.

• Kini kata Tuhan yang awalnya ditemukan oleh Leijdecker untuk mewakili dua pengertian pelik insani dan ilahi dalam teologi Kristen atas sosok Isa Almasih akhirnya menjadi tema khas dalam bahasa Indonesia. (perubahan kata tuan kepada Tuhan dari tafsiran filsup)

PENGGUNAAN • Kata "Tuhan" pada umumnya dipakai untuk merujuk kepada suatu zat abadi dan supernatural. • kata Tuhan sendiri biasanya mengacu pada Allah, yang diyakini sebagai zat yang Mahasempurna, pemilik langit dan bumi yang disembah manusia.

• Dalam bahasa Arab kata ini sepadan dengan kata rabb. Menurut Ibnu Atsir, Tuhan dan tuan secara bahasa diartikan pemilik, penguasa, pengatur, pembina, pengurus dan pemberi nikmat. • Kata Tuhan disebutkan lebih dari 1.000 kali dalam Al-Qur'an, sementara di dalam Alkitab kata Tuhan disebutkan sebanyak 7677 kali.

KONSEP TENTANG TUHAN Konsep ketuhanan meliputi : • Teisme • Deisme • Panteisme Apakah…………………………….???

Lanjutan • Teisme : Tuhan merupakan pencipta sekaligus pengatur segala kejadian di alam semesta • Deisme : Tuhan merupakan pencipta alam semesta, namun tidak ikut campur dalam kejadian di alam semesta. • Panteisme : Tuhan merupakan alam semesta itu sendiri

• •



• •

Teisme pada umumnya mengajarkan bahwa Tuhan ada secara realistis, objektif, dan independen. Tuhan diyakini sebagai pencipta dan pengatur segala hal; mahakuasa dan kekal abadi; personal dan berinteraksi dengan alam semesta melalui pengalaman religius dan doa-doa umat-Nya. Teisme menegaskan bahwa Tuhan sukar dipahami oleh manusia sekaligus kekal selamanya; maka, Tuhan bersifat tak terbatas sekaligus ada untuk mengurus kejadian di dunia. Meski demikian, tidak seluruh penganut teisme mengakui dalil tersebut. Teologi Katolik menyatakan bahwa Tuhan Mahakuasa sehingga tidak akan terikat pada waktu. Banyak penganut teisme percaya bahwa Tuhan Mahakuasa, Mahatahu, dan Mahapenyayang, meskipun keyakinan ini memicu timbulnya pertanyaan mengenai tanggung jawab Tuhan terhadap adanya kejahatan dan penderitaan di dunia. Beberapa penganut teisme menganggap Tuhan menahan diri meskipun memiliki kuasa, tahu apa yang akan terjadi, dan penuh kasih sayang. Sebaliknya, menurut teisme terbuka, karena adanya sifat asasi waktu, atribut Mahatahu tidak berarti bahwa Tuhan juga dapat memprediksikan masa depan. "Teisme" kadangkala digunakan untuk mengacu kepada kepercayaan terhadap adanya Tuhan dan dewa/dewi secara umum, contohnya monoteisme dan politeisme.

• Deisme mengajarkan bahwa Tuhan sukar dipahami oleh akal manusia. • Menurut penganut deisme, Tuhan itu ada, namun tidak ikut campur dalam urusan kejadian di dunia setelah Ia selesai menciptakan alam semesta. • Menurut pandangan ini, Tuhan tidak memiliki sifat-sifat kemanusiaan, tidak serta-merta menjawab doa umatnya dan tidak menunjukkan mukjizat. • Secara umum, deisme meyakini bahwa Tuhan memberi kebebasan kepada manusia dan tidak mau tahu mengenai apa yang diperbuat manusia. • Dua cabang deisme dan pandeisme mengkombinasikan deisme dengan panteisme dan panenteisme. • Pandeisme dimaksudkan untuk menjelaskan mengapa Tuhan menciptakan alam semesta kemudian mengabaikannya, sebagaimana panteisme menjelaskan asal mula dan maksud keberadaan alam semesta

• Panteisme mengajarkan bahwa Tuhan adalah alam semesta dan alam semesta itu Tuhan, sedangkan panenteisme menyatakan bahwa Tuhan meliputi alam semesta, namun alam semesta bukanlah Tuhan. • Konsep ini merupakan pandangan dalam ajaran Gereja Katolik Liberal, Theosophy, beberapa mahzab agama Hindu, Sikhisme, beberapa divisi Neopaganisme dan Taoisme. Kabbalah, mistisisme Yahudi, melukiskan pandangan Tuhan panteistis/panenteistis- yang diterima secara luas oleh aliran Yahudi Hasidik, khususnya dari pendiri mereka, Baal Shem Tov-namun hanya sebagai tambahan terhadap pandangan Yahudi mengenai Tuhan personal, tidak dalam pandangan panteistis murni yang menolak batas-batas persona Tuhan.

PANDANGAN TENTANG TUHAN MENURUT BEBERAPA FILSUF • • • • • •

Santo Agustinus Thomas Aquinos Descartes Imanuel Kant Hegel Scheleimer

PANDANGAN ALIRAN KETUHANAN • Dalam monoteisme, biasanya dikatakan bahwa Tuhan mengawasi dan memerintah manusia dan alam semesta atau jagat raya. • Hal ini bisa juga digunakan untuk merujuk kepada beberapa konsep-konsep yang mirip dengan ini, misalnya sebuah bentuk energi atau kesadaran yang merasuki seluruh alam semesta, yang keberadaan-Nya membuat alam semesta ada; sumber segala yang ada; kebajikan yang terbaik dan tertinggi dalam semua makhluk hidup; atau apapun yang tak bisa dimengerti atau dijelaskan.

Lanjutan • Di dalam bahasa Melayu atau bahasa Indonesia, dua konsep atau nama yang berhubungan dengan ketuhanan, yaitu: Tuhan sendiri, dan dewa. • Penganut monoteisme biasanya menolak menggunakan kata dewa, karena merujuk kepada entitas-entitas dalam agama politeistis. Meskipun demikian, penggunaan kata dewa pernah digunakan sebelum penggunaan kata Tuhan. • Dalam Prasasti Trengganu, prasasti tertua di dalam bahasa Melayu yang ditulis menggunakan huruf Arab (huruf Jawi) menyebut Sang Dewata Mulia Raya. • Dewata yang dikenal orang Melayu berasal dari kata devata, sebagai hasil penyebaran agama Hindu-Buddha di Nusantara. • Bagaimanapun, pada masa kini, pengertian istilah Tuhan digunakan untuk merujuk Tuhan yang tunggal, sementara dewa dianggap mengandung arti salah satu dari banyak Tuhan sehingga cenderung mengacu kepada politeisme.

• Monoteisme dan Henoteisme Hubungan antara Allah Bapa, Allah Anak, dan Rob Kudus dalam Scutum Fidei, menjelaskan garis besar konsep Tritunggal. • Penganut monoteisme mengklaim bahwa Tuhan hanya ada satu, dan beberapa ajaran monoteistis mengklaim bahwa Tuhan sejati adalah Tuhan yang dipuja oleh semua agama dengan nama yang berbeda-beda. • Pandangan bahwa seluruh pemuja Tuhan (dalam agama yang berbeda-beda) sesungguhnya memuja satu Tuhan yang sama-entah disadari atau tidak disadari oleh umat tersebut-terutama diajarkan dalam agama Hindu dan Sikh.

• Agama samawi atau dikenal juga sebagai rumpun agama abrahamis (karena meyakini Abraham/Ibrahim sebagai nabi) atau agama langit dimaksudkan untuk menunjuk agama Yahudi, Kristen, dan Islam. • Agama-agama ini dikenal sebagai agama monoteistis karena hanya menekankan keberadaan satu Tuhan. Yahudi dan Islam bahkan menolak visualisasi Tuhan karena menurut mereka tidak ada sesuatu yang dapat menyerupai Tuhan. • Meskipun serumpun, agama-agama ini menggunakan sebutan/panggilan yang berbeda yang disebabkan oleh perbedaan bahasa dan rentang sejarahnya. Adapun nama yang sering disebutkan yaitu: Yahweh dalam agama Yahudi; Bapa atau Yesus Kristus dalam Kristen; Allah dalam Islam.

KONSEP LAIN TENTANG TUHAN • Tidak ada kesepahaman mengenai konsep ketuhanan. Konsep ketuhanan dalam agama samawi meliputi definisi monoteistis tentang Tuhan dalam agama Yahudi, pandangan Kristen tentang TriTunggal, dan konsep Tuhan dalam Islam. • Agama-agama dharma juga memiliki pandangan berbeda-beda mengenai Tuhan. Konsep ketuhanan dalam agama Hindu tergantung pada wilayah, sekte, kasta, dan beragam, mulai dari panenteistis, monoteistis, politeistis, bahkan ateistis. • Keberadaan sosok ilahi juga diakui oleh Gautama Buddha, terutama Sakra dan Brahma.

KEBERADAAN TUHAN • Ada banyak persoalan filosofis mengenai keberadaan Tuhan. • Beberapa definisi Tuhan tidak bersifat spesifik, sementara yang lainnya menguraikan sifat-sifat yang saling bertentangan. • Argumen tentang keberadaan Tuhan pada umumnya meliputi tipe metafisis, empiris, induktif, dan subjektif, • Pendapat yang menentang keberadaan Tuhan pada umumnya meliputi tipe empiris, deduktif, dan induktif.

• Ada banyak pendapat yang dikemukakan dalam usaha pembuktian keberadaan Tuhan. • Beberapa pendapat terkemuka adalah Quinque viae, argumen dari keinginan yang dikemukakan oleh C.S. Lewis, dan argumen ontologis yang dikemukakan oleh St. Anselmus dan Descartes. • Bukti-bukti tersebut diperdebatkan dengan sengit, bahkan di antara para penganut teisme sekalipun. Beberapa di antaranya, misalnya argumen ontologis, masih sangat kontroversial di kalangan penganut teisme. Aquinas menulis risalah tentang Tuhan untuk menyangkal bukti-bukti yang diajukan Anselmus.

• Pendekatan yang dilakukan Anselmus adalah untuk mendefinisikan Tuhan sebagai "tidak ada yang lebih besar daripada-Nya untuk bisa direnungkan". • Filsuf panteis Baruch Spinoza membawa gagasan tersebut lebih ekstrem: "Melalui Tuhan aku memahami sesuatu yang mutlak tak terbatas, yaitu, suatu zat yang mengandung atribut-atribut tak terbatas, masing-masing menyiratkan esensi yang kekal dan tidak terbatas". • Bagi Spinoza, seluruh alam semesta terbuat dari satu zat, yaitu Tuhan, atau padanannya, yaitu alam. Bukti keberadaan Tuhan yang diajukannya merupakan variasi dari argumen ontologis.

• Fisikawan kondang, Stephen Hawking, dan penulis Leonard Mlodinow menyatakan dalam buku mereka, The Grand Design, bahwa merupakan hal yang wajar untuk mencari tahu siapa atau apa yang membentuk alam semesta, namun bila jawabannya adalah Tuhan, maka pertanyaannya berbalik menjadi siapa atau apa yang menciptakan Tuhan. • Terkait pertanyaan ini, lumrah terdengar bahwa ada sesuatu yang tidak diciptakan dan tidak perlu pencipta, dan sesuatu itu disebut Tuhan. • Hal ini dikenal sebagai argumen sebab pertama untuk mendukung keberadaan Tuhan. Akan tetapi, kedua penulis tersebut mengklaim bahwa pasti ada jawaban masuk akal secara ilmiah, tanpa mencampur keyakinan tentang hal-hal gaib

• Beberapa teolog, misalnya ilmuwan sekaligus teolog A.E. McGrath, berpendapat bahwa keberadaan Tuhan bukanlah pertanyaan yang bisa dijawab dengan metode ilmiah. Agnostik Stephen Jay Gould berpendapat bahwa ilmu pengetahuan dan agama tidak bertentangan dan tidak saling menjatuhkan. • Beberapa kesimpulan yang diperoleh dari berbagai argumen yang mendukung dan menentang keberadaan Tuhan adalah: "Tuhan tidak ada" (ateisme kuat); "Tuhan hampir tidak ada" (ateisme de facto); "tidak jelas apakah Tuhan ada atau tidak" (agnostisisme); "Tuhan ada, namun tidak bisa dibuktikan atau dibantah (teisme lemah); dan "Tuhan ada dan dapat dibuktikan" (teisme kuat).

BUKTI-BUKTI ADANYA TUHAN Ada beberapa bukti yang akan dibicarakan seperti : • bukti ontologis, • bukti kosmologis, • Bukti teleologis dan • bukti moril

BUKTI ONTOLOGIS • Bukti ini telah dipakai oleh Plato, dan kemudian dipergunakan oleh tokoh-tokoh Kristen dan Islam. Plato mengemukakan dalil yang demikian: Oleh karena di dalam pikiran manusia terdapat idea atau cita yang sifatnya umum, maka haruslah diambil kesimpulan, bahwa ada akal yang mutlak, yang merangkumkan segala idea atau cita. Idea yang merangkumkan segala idea ini adalah yang benar dan yang indah secara mutlak. Idea yang demikian itu adalah Tuhan.

• Pada zaman pertengahan Anselmus membuat dalil, yang jika diuraikan secara bebas berbunyi: Sesuatu yang tertinggi (yaitu yang di atasnya tidak dapat dipikirkan sesuatu yang lebih tinggi) tentu tidak hanya berada di dalam pikiran manusia saja, melainkan juga di luarnya. • Sebab seandainya yang tertinggi (yang di atasnya tidak dapat dipikirkan sesuatu yang lebih tinggi lagi) tadi hanya berada di dalam pikiran saja, maka sesuatu yang tertinggi itu tentulah juga harus dapat dipikirkan sebagai berada secara istimewa. • Padahal ada lebih banyak hal yang dapat dipikirkan secara istimewa. Jika yang tertinggi itu hanya berada di dalam pikiran saja, tentu yang tertinggi tadi sama dengan apa yang di atasnya dapat dipikirkan sesuatu yang lebih tinggi lagi. • Hal yang demikian tidak mungkin. Oleh karena itu kesimpulannya tidak dapat lain kecuali: sesuatu yang di atasnya tidak dapat dipikirkan yang lebih tinggi, tentu tidak hanya berada di dalam pikiran, melainkan juga berada di dalam kenyataan, bukan hanya berada di dalam akal, melainkan juga di dalam kenyataan. Demikianlah Tuhan Allah bukan hanya berada di dalam pikiran orang, melainkan juga berada di dalam kenyataan

BUKTI KOSMOLOGIS ATAU KAUSALITAS • Bukti kosmologis ini dapat dirumuskan demikian: Segala yang ada memiliki suatu sebab (dunia ada, jadi dunia atau kosmos memiliki suatu sebab, yaitu Tuhan Allah). Itulah sebabnya bukti ini juga disebut bukti kausalitas. • Thomas Aquinas mengemukakan, bahwa adanya rentetan sebab-musabab menunjukkan kepada adanya sebab pertama, yaitu Tuhan Allah.

• Juga bukti ini sebenarnya bukan bukti. Harus diakui, bahwa memang tidak ada sebab-musabab yang tiada akhirnya. Harus ada sebab pertama. Akan tetapi bahwa sebab pertama itu adalah Tuhan Allah, hal itu masih harus dibuktikan lagi. • Di antara kosmos dan Tuhan Allah mungkin masih ada sebab-sebab yang banyak sekali. Bahwa sebab pertama adalah Tuhan Allah, sebenarnya bukan bukti. Bukti kosmologis ini paling banyak hanya dapat sampai kepada kesimpulan bahwa oleh karena tidak mungkin untuk menerima adanya sebab-musabab yang tiada akhirnya, maka harus ada suatu sebab pertama yang berdiri sendiri secara mutlak, yang menjadi sebab adanya dunia ini. • Jika orang masih meneruskan uraiannya kepada Tuhan Allah, sebagai sebab pertama, ia meloncat kepada keyakinannya sendiri, yang memang telah menjadi prasangkanya. Perbuatan yang demikian tentu tidak akan dapat memuaskan orang yang memang mempunyai prasangka yang lain, yang tidak percaya atau tidak mau percaya kepada adanya Tuhan Allah

BUKTI TELEOLOGIS (TELOS = TUJUAN) • Di dalam seluruh kosmos ada suatu tata tertib, suatu harmoni, suatu keselarasan dan suatu tujuan, maka ada suatu zat yang sadar, yang menentukan tujuan itu terlebih dahulu. • Bahwa musim datang pada waktunya, tiap makhluk mendapat pemeliharaan masingmasing dan sebagainya, menunjukkan bahwa ada Tuhan Allah yang menjadikan dan yang mengatur semuanya itu.

BUKTI MORIL • Bukti ini mengemukakan, bahwa dalam diri seseorang ada kesadaran tentang kesusilaan, yaitu pengertian mengenai yang baik dan yang jahat. Dari mana asalnya itu, jika tidak ada yang memberitakannya? Ini adalah pekerjaan Tuhan Allah. • Tata tertib kesusilaan bukanlah suatu tata tertib yang berdiri sendiri, melainkan tata tertib yang timbul secara berangsur-angsur. Apa yang dianggap susila bagi bangsa yang satu tidak tentu diterima oleh bangsa yang lain, dan seterusnya

KESIMPULANNYA • Sifat-sifat yang ada pada Tuhan didasarkan pada konsep ketuhanan yang berbeda-beda seperti Mahatahu, Mahakuasa, Mahahadir, Mahamulia • Banyak konsep tentang Tuhan, namun semuanya tidak ada satupun keharusan/kesamaan yang dibuat secara universal

• Konsep tentang Tuhan memunculkan banyak pemikiran dikalangan para filsuf. Kebenaran secara teologis yang mendasari tentang Tuhan diamati oleh berbagai agama dalam sudut pandang yang berbeda-beda • Sesungguhnya agama-agama didunia ini menyembah pada satu Tuhan yang sama, Namun melalui konsep/pencitraan mental yang berbeda-beda

RINGKAS DAN SAJIKAN SECARA SISTEMATIK MENURUT SILABUS

Related Documents


More Documents from "Ramadhan Yunus"