Loading documents preview...
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
“PENTINGNYA DUKUNGAN KELUARGA DALAM MEMBINA KELUARGA KECIL SEHAT JIWA”
Oleh kelompok 12A : 1. 2. 3. 4.
Gigih Eko Santoso Hardyantining Astuti Setyaningtyas Zakiya Isnaini Fitri
1401100031 1401100016 1401100038 1401100054
PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN POLTEKKES KEMENKES MALANG APRIL 2016
Pokok Bahasan
: Pentingnya Dukungan Keluarga Dalam Membina Keluarga Kecil Sehat Jiwa
Sasaran
: Masyarakat Desa Lesanpuro, Malang
Tempat
: Puskesmas Kedungkandang
Hari/Tanggal
: Sabtu, 16 April 2016
Waktu
: 45 menit
Penyuluh
: Kelompok 12A
Tujuan a. Tujuan Umum Peserta mampu mengetahui dan memahami menejemen stres dan mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. b. Tujuan Khusus 1. Peserta memahami pengertian stres 2. Peserta memahami faktor penyebab stres (stresor) 3. Peserta mengetahui tanda dan gejala stres 4. Peserta mengetahui dampak stres 5. Peserta memahami cara menejemen stres 6. Peserta mampu mengaplikasikan manajemen stres terhadap berbagai stresor dengan tepat B. Manfaat 1. Meningkatkan pemahaman siswa-siswi tentang stres 2. Meningkatkan pemahaman dalam mengenali tanda dan gejala stres. 3. Mencegah dampak negatif dari stres 4. Meningkan kemampuan siswa-siswi dalam menejemen stres C. Sasaran Masyarakat D. Tempat dan Waktu Tempat : Puskesmas Kedungkandang Waktu : 09.00-09.45 E. Metode Metode yang digunkan adalah ceramah dan tanya jawab F. Media Media yang digunakan adalah leaflet dan lembar balik G. Kegiatan Penyuluhan Tahap Pendahuluan
Waktu 5 menit
Kegiatan Penyuluh 1. Mengucapkan salam 2. Memperkenalkan diri 3. Menjelaskan sub topik yang akan dibahas 4. Menjelaskan maksud, tujuan, dan kontrak
Kegiatan Pasien 1. Menjawab salam 2. Memperhati kan dengan baik 3. Mendengar kan dengan
Metode Ceramah
Media -
waktu 5. Menggali
seksama
pengetahuan peserta tentang materi Penyajian
penyuluhan 30 menit 1. Menjelaskan tentang pengertian stres 2. Menjelaskan faktor-
1. Mendengar dengan
faktor penyebab stres 3. Menjelaskan tanda
seksama 2. Memperhati kan dengan
gejala stres 4. Menjelaskan dampak
baik 3. Bertanya
stres 5. Menjelaskan mengenai
Ceramah dan tanya jawab
Lembar balik danLeafl et
mengenai hal yang belum dimengerti
manajemen stres 6. Menjelaskan bentuk dukungan keluarga dalam membina Penutup
kelurga sehat jiwa 10 menit 1. Memberikan kesempatan peserta didik untuk bertanya 2. Memberikan pertanyaan kepada peserta didik 3. Menyimpulkan kegiatan belajar 4. Mengucapkan salam penutup
1. Bertanya jika
Ceramah
lembar
ada yang
dan tanya
evaluasi
belum
jawab
mengerti 2. Menjawab pertanyaan 3. Mendengar dengan seksama 4. Menjawab salam penutup
H. Evaluasi a. Struktur 1. Adanya koordinasi dengan pihak masyarakat 2. Adanya persiapan yang baik terkait materi dan sarana yang digunakan b. Proses 1. Jumlah peserta penyuluhan minimal 10 orang 2. Media yang digunakan adalah leaflet dan lembar balik
3. Waktu penyuluhan 45 menit 4. Persiapan penyuluhan dilakukan beberapa hari sebelum kegiatan dimulai 5. Pemateri diharapkan menguasai materi yang baik 6. Tidak ada peserta yang meninggalkan ruangan saat kegiatan penyuluhan berlangsung 7. Peserta aktif dan antusias dalam mengikuti kegiatan penyuluhan c. Hasil Masyarakat dapat memahami maksud dan tujuan dalam manajemen stress yang baik dan benar.
MATERI PENYULUHAN A. Definisi Stres adalah pola adaptasi umum dan pola reaksi mengahadapi stressor, yang dapat berasal dari dalam di individu maupun dari lingkungannya. Dalam arti umum stres merupakan pola reaksi atau respons penyesuaian seseorang terhadap situasi yang dipersepsikan mengancam atau tekanan terhadap kesejahteraan orang yang bersangkutan (Kreitner dan Knicki, 2005). B. Penyebab Stres (Stresor) Terdapat tiga sumber utama stres, yaitu: 1. Lingkungan, misalnya cuaca, suara bising, kepadatan penduduk, tekanan waktu, sandar prestasi, penyesuaian diri dengan teman, pasangan, dan perubahan dalam keluarga. 2. Fisik,yaitu perubahan bentuk tubuh, misalnya masa pubertas, hamil, haid, kecelakaan atau cacat, perubahan berat badan. 3. Pikiran. Pikiran menjelaskan dan menterjemahkan
pengalaman
perubahan dan menentukan kapan menekan tombol panik. Bagaimana kita memberi makna atau lebel pada pengalaman dan antisipasi ke depan, bisa membuat kita rileks atau stres. Karnadi (1998) mengungkapkan bahwa
manusia
sering
memperoleh kemajuan dan stres yang disertai prestasi fisik maupun
ketrampilan. Hal ini merupakan hal yang sehat asalkan tetap percaya diri, dan dapat mempergunakan enersi dan ketegangan yang timbul dari tuntutan tambahan tersebut. Kondisi emosional tertentu juga dapat merupakan stresor sekunder, kebosanan dengan kurangnya rangsangan atau minat pada pekerjaan, menganggur, atau pensiun dapat menimbulkan depresi, apati, dan stres. keraguan akan apakah masih dibutuhkan atau dihargai dapat menimbulkan citra diri yang buruk dan rasa terasing. Kesedihan atau kehilangan pasangan dengan pengaruh yang dalam dan berkepanjangan dan bila kesedihan tetap tidak dapat diatasi dapat mencetuskan sakit mental atau fisik. C. Tanda dan Gejala Stres Tanda-tanda fisik seseorang mengalami stres adalah sebagai berikut: 1. Gerakan motorik yang tidak disadari berupa: a. Menggigit kuku b. Mengepalkan tangan c. Mengencangkan rahang d. Mengetuk-ngetuk jari e. Menggesek-gesek gigi f. Menarik bahu g. Mencubit kulit muka h. Mengetuk-ngetukkan kaki i. Menyentuh rambut j. Gemetar 2. Aspek emosi ditandai sebagai berikut: a. Cemas b. Depresi c. Kecewa d. Marah atau bermusuhan e. Tidak berdaya f. Tidak sabar g. Mudah tersinggung h. Gelisah 3. Aspek perilaku, ditandai sebagai berikut: a. Agresif b. Gangguan pola tidur c. Mengerjakan beberapa hal sekaligus d. Ledakan emosional e. Meninggalkan pekerjaan yang belum selesai f. Reaksi berlebihan g. Berbicara terlalu keras atau cepat D. Dampak Stres Penatalaksanaan stres yang tidap tepat dapat menimbulkan perubahan dalam hidup seseorang. Perubahan tersebut dapat berupa perubahan fisiologis, psikologis, dan perilaku.
1. Dampak Fisiologis Secara umum gangguan fisik pada orang yang mengalami stres antara lain: a. b. c. d. e.
Mudah masuk angin Kepala pusing Kejang otot (kram) Mengalami kegemukan atau penurunan berat badan Menderita penyakit tertentu seperti penyakit jantung, hipertensi,
gangguan menstruasi, maupun gangguan pernafasan. 2. Dampak Psikologis a. Keletihan emosi b. Jenuh c. Konsentrasi menurun d. Gangguan mental 3. Dampak Perilaku a. Prestasi belajar menurun b. Tidak aktif mengikuti kegiatan pembelajaran c. Membolos d. Suka mengantuk e. Daya ingat menurun f. Tidak mampu mengambil keputusan dengan tepat E. Manajemen Stres Manajemen stres merupakan kemampuan penggunaan sumber daya (manusia) secara efektif untuk mengatasi ganguan atau kekacauan mental dan emosional yang mucul karena tanggapan (respons). Tujuan dari manajemen stres adalah untuk memperbaiki kualitas hidup individu agar menjadi lebih baik. Menejemen stres dapat dikatakan sebagai kecakapan seseorang dalam menghadapi tantangan dengan cara mengendalikan tanggapan secara proporsional. Manajemen stres dapat dilakukan dengan beberapa cara misalnya melakukan pernafasan dalam, mandi santai dalam bak, tertawa, pijat, membaca, kecanduan positif seperti melakukan yang disukai secara teratur, istirahat teratur, dan ngobrol. 1. Nafas dalam Teknik relaksasi nafas dalam merupakan suatu bentuk asuhan keperawatan yang dalam hal ini berperan sangat penting bagi tubuh kita seperti: a. Memperlambat denyut jantung b. Mengatur tekanan darah c. Menghilangkan ketegangan otot d. Mengembalikan keseimbangan mental dan emosional Adapun cara untuk melakukan teknik relaksasi nafas dalam adalah sebagai berikut:
Tahap persiapan a. Kaji dan berikan informasi terkait dengan pelaksaan tindakan b. Sediakan waktu selama 5 – 10 menit c. Atur posisi duduk/ berbaring yang nyaman Tahap pelaksanaan a. b. c. d. e.
Putar musik dengan suara perlahan dan rileks Tutup mata, dan letakkan satu tangan pada perut kanan atas Tarik nafas dalam secara perlahan –lahan lewat hidung. Hembuskan secara perlahan lewat mulut Fokuskan pada pernafasan anda, dan rasakan pergerakan keluar
masuknya udara pada tubuh anda. f. Ulangi sampai anda merasakan rileks g. Buka mata perlahan-lahan Tahap terminasi a. Evaluasi perasaan klien setelah prosedur dilakukan b. Evaluasi manfaat yang dirasakan 2. Pijat (massage) Pijat adalah rangsangan pada kulit dan jaringan dibawahnya dengan tingkat tekanan tangan yang berubah-ubah untuk menurunkan nyeri, memberikan relaksasi, dan/ atau memperbaiki sirkulasi. Pelaksanaan : a. Ciptakan lingkungan yang nyaman, hangat, dan tenang. b. Posisikan diri dengan nyaman untuk pemijatan 3. Relaksasi otot progresif Relaksasi otot progresif adalah teknik menegangkan dan merilekskan otot-otot. Peregangan dilakukan selama 5 – 7 detik, kemudian rileks selama 20 – 3- detik. Saat inspirasi otot ditegangkan, lalu ekspirasi secara
perlahan
ketika
lekasasi
otot.
Dengan
berkurangnya
ketegangan otot dan emosi, merangsang pelepasan endorphin sehingga menimbulkan relaksasi. Indikasi: Nyeri, kecemasan, insomnia Tujuan yang diharapkan: Mengurangi kecemasan, nyeri, mual, insommnia, dan meningkatkan kontrol diri Tahap persiapan a. Lakukan pengkajian dan berikan informasi berkaitan dengan tindakan b. Nyalakan musik c. Atur posisi pada tempat duduk atau di tempat tidur yang nyaman. Gunakan bantal untuk menopang lengan, buat klien dalam posisi nyaman. d. Jaga pelaksanaan prosedur untuk tidak terputus selama 15 – 30 menit.
Tahap pelaksanaan a. Kurangi cahaya lampu dan putar musik pelan-pelan b. Instruksikan klien tutup mata pelan-pelan, anjurkan tarik nafas dalam dan hembuskan secara perlahan (3 -6 kali) dan rileks (saat menginstruksikan pertahanan suara lemah lembut. c. Mulai proses penegangan dan relaksasi diiringi tarik nafas dan hembuskan secara perlahan wajah, rahang, mulut (kedipkan mata dan kerutkan wajah dengan rileks), leher (tarik dagu ke leher lalu rileks), dan tangan kanan (genggam lalu rileks) 4. Memperbanyak Berdzikir dan berdoa Menurut pandangan islam, ketika seseorang sedang mendapatkan musibah yang tentu saja dapat menimbulkan keadaan tertekan, islam mengajarkan
untuk
memperbanyak
berdzikir
dan
bersabar.
Memperbanyak berdoa kepada Tuhan dan meminta bantuan-Nya untuk memperoleh jalan keluar terbaik. 5. Mengungkapkan masalah yang dimiliki kepada anggota keluarga terdekat Dalam keadaan tertekan karena adanya masalah, sebaiknya tidak dipendam atau dipikirkan sendiri. Memendam masalah akan semakin memperburuk keadaan karena kondisi stressful akan semakin meningkat. Dengan mengungkapkan masalah kepada keluarga terdekat akan membantu seseorang tersebut menemukan jalan keluar dari masukan pemikiran orang lain sehingga beban lebih berkurang.
Daftar Pustaka Kabo, Peter. 2008. Mengungkap Pengobatan Penyakit Jantung Koroner Kesaksian Seorang Ahli Jantung dan Ahli Obat. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama. Agustini. 2006. Terapi Salat Tahajut : Menyembuhkan Berbagai Penyakit. Jakarta : Hikmah. Ibung, Dian. 2008. Stres pada Anak usia 6 – 12 tahun. Jakarta : Elex Media Komputindo.