Satuan Acara Penyuluhan

  • Uploaded by: Muslihati FA
  • 0
  • 0
  • March 2021
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Satuan Acara Penyuluhan as PDF for free.

More details

  • Words: 2,051
  • Pages: 13
Loading documents preview...
Telahdisetujui/diterimaPembimbing Hari/Tanggal : TandaTangan :

ILMU KEPERAWATAN MATERNITAS DALAM KONTEKS KELUARGA PROGRAM PROFESI NERS

SAP Terapi Murottal AL-Quran pada Kehamilan Pre Eklampsia

Oleh :

Benny Putra Pratama, S.Kep 04021481518003

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2017

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) Terapi Murottal AL-Quran pada Kehamilan Pre Eklampsia

Topik

: Pre-Eklampsia

Pokok Bahasan

: Terapi Murottal AL-Quran pada Kehamilan Pre Eklampsia

Sub Pokok bahasan

: a.

Ibu hamil mengerti tentang definisi pre-eklampsia

b.

Ibu hamil mengetahui klasifikasi pre-eklampsia

c.

Ibu hamil mengetahui faktor resiko dari pre-eklampsia

d.

ibu hamil mengetahui tanda dan gejala pre-eklampsia

e.

Ibu hamil mengetahui dampak dari pre-eklampsia

f.

Ibu hamil mengetahui pencegahan pre-eklampsia

Pukul

: 08.30 WIB – 09.15 WIB

Sasaran

: Ibu Hamil

Tempat

: wilayah Puskesmas Sako

Hari/Tanggal

: Sabtu, 26 Agustus 2017

Lama Waktu

: 45 menit

I. LATAR BELAKANG Preeklampsia merupakan kelainan yang ditemukan pada waktu kehamilan yang ditandai dengan berbagai gejala klinis seperti hipertensi, proteinuria, dan edema yang biasanya terjadi setelah umur kehamilan 20 minggu sampai 48 jam setelah persalinan. Sedangkan eklampsia adalah kelanjutan dari preeklampsia berat dengan tambahan gejala kejang-kejang atau koma. Kehamilan risiko tinggi adalah kehamilan yang dapat menyebabkan ibu hamil dan bayi menjadi sakit dan meninggal, sebelum persalinan berlangsung.

Banyak

faktor

resiko

ibu

hamil

dan faktor

yang

memengaruhi

diantaranya adalah usia dan paritas ibu. Ibu hamil pada usia lebih dari 35 tahun lebih beresiko tinggi untuk hamil dibandingkan bila hamil pada usia normal, yang biasanya terjadi sekitar 21-30 tahun. Umur seorang wanita pada saat hamil sebaiknya tidak terlalu muda dan tidak terlalu tua. Umur yang kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun, berisiko tinggi untuk melahirkan. Kesiapan seorang perempuan untuk hamil harus siap fisik, emosi, psikologi, sosial dan ekonomi

II. TUJUAN PENYULUHAN a. Tujuan Umum Setelah diadakan penyuluhan diharapkan ibu hamil mampu memahami dan mencegah terjadinya gangguan kehamilan terutama pre eklampsia dan eklampsia.

b. Tujuan Khusus Setelah diberikan penyuluhan, peserta dapat : 1. Ibu hamil mengerti tentang Definisi pre-eklampsia 2. Ibu hamil mengetahui klasifikasi pre-eklampsia 3. Ibu hamil mengetahui faktor resiko dari pre-eklampsia 4. ibu hamil mengetahui tanda dan gejala pre-eklampsia 5. Ibu hamil mengetahui dampak dari pre-eklampsia 6. Ibu hamil mengetahui pencegahan pre-eklampsia

III. MATERI PENYULUHAN 1) Definisi Pre-eklampsia 2) Klasifikasi Pre-eklampsia 3) Faktor Resiko Pre-eklampsia

4) Tanda dan Gejala Pre-eklampsia 5) Dampak dari Pre-eklampsia 6) Pencegahan Pre-eklampsia

IV. METODE 1) Ceramah 2) Tanya jawab

V. MEDIA & ALAT 1) Leaflet

VI. SETTING TEMPAT Petugas

Klien

VII. KEGIATAN PENYULUHAN

No

1

Tahap Kegiatan Pembukaan (5 menit)

Penyuluh

Peserta

1. Membuka pertemuan a. Memberi salam

Menjawab salam

b. Memperkenalkan diri

Mendengarkan

Metode

Media

Ceramah

Leaflet

Ceramah

Leaflet

dan

memperhatikan 2. Menyampaikan

judul Mendengarkan

materi 3. Menjelaskan

dan

memperhatikan tujuan Memperhatikan

Penyuluhan 4. Melakukan kontrak waktu

Menyetujui waktu

yang

kontrak telah

ditentukan 2

Penyajian (20 menit)

1. Menggali pengetahuan ibu Klien

tentang pre-eklampsia dan menyampaikan yang dan eklampsia

diketahuinya

Tanya

2. Memberikan reinforcement

jawab

3. Penyampaian Materi : a. Menggali pengetahuan Klien mengutarakan klien

tentang pendapat

pengertian preeklampsia b. Memberikan reinforcement

Memperhatikan dan

c. Menyampaikan materi memahami penyuluhan

yang

tentang disampaikan

pengertian

penyuluh

preeklampsia

Klien mengutarakan

d. Menggali pengetahuan pendapat klien tentang klasifikasi preeklampsia e. Memberikan reinforcement

Memperhatikan dan

f. Menyampaikan materi memahami penyuluhan

yang

tentang disampaikan

klasifikasi

penyuluh

preeklampsia

Klien mengutarakan

g. Menggali pengetahuan pendapat klien

tentang

faktor

resiko preeklampsia h. Memberikan

Memperhatikan dan

reinforcement

memahami

yang

i. Menyampaikan materi disampaikan penyuluhan faktor

tentang penyuluh resiko Klien mengutarakan

preeklampsia j. Menggali pengetahuan klien tentang tanda dan gejala preeklampsia

pendapat

k. Memberikan

Memperhatikan dan

reinforcement

memahami

yang

l. Menyampaikan materi disampaikan penyuluhan tanda

tentang penyuluh

dan

gejala Klien mengutarakan

preeklampsia

pendapat

m. Menggali pengetahuan klien tentang dampak preeklampsia

Memperhatikan dan

n. Memberikan

memahami

reinforcement

yang

disampaikan

o. Menyampaikan materi penyuluh penyuluhan

tentang Klien mengutarakan

dampak preeclampsia

pendapat

p. Menggali pengetahuan klien

tentang

pencegahan

Memperhatikan dan

preeklampsia

memahami

q. Memberikan

yang

disampaikan

reinforcement

penyuluh

r. Menyampaikan materi Klien Bertanya penyuluhan

tentang

pencegahan

Klien

preeklampsia

Memperhatikan

4. Memberikan kesempatan Klien klien untuk bertanya

Memperhatikan

5. Menjawab pertanyaan yang Klien diajukan klien

Memperhatikan

6. Memberikan reinforcement Menerima leaflet

7. Memberikan umpan balik

8. Membagikan leaflet 3

Penutup (20 Menit)

1. Memberikan

kesempatan Klien bertanya

Tanya

pada klien untuk bertanya

jawab,

tentang materi penyuluhan

ceramah

2. Menanyakan

kembali

materi yang telah dijelaskan 3. Menyimpulkan

Klien menjawab

hasil

penyuluhan bersama peserta Klien mendengarkan 4. Mengucapkan

terimakasih Klien mendengarkan

atas peran serta klien yang hadir dalam penyuluhan 5. Memberikan salam penutup

Menjawab salam

VIII. SUSUNAN PANITIA KEGIATAN 1. Penyaji

: Benny Putra Pratama

IX. TUGAS PANITIA KEGIATAN 1. Peran Penyuluh a. Menyajikan materi penyuluhan b. Bersama fasilitator menjalin kerja sama dalam acara penyuluhan. c. Mengamati jalannya kegiatan. d. Mengevaluasi kegiatan. e. Menjadi contoh dalam kegiatan.

X. EVALUASI 1. Evaluasi struktur: a. Materi sudah dipersiapkan sebelum Penyuluhan b. Media sudah dipersiapkan sebelum Penyuluhan c. Tempat sudah siap 1 jam sebelum Penyuluhan d. SAP sudah dipersiapkan sebelum Penyuluhan 2. Evaluasi proses: a. Peserta datang tepat waktu 10 menit sebelum penyuluhan dimulai b. Peserta memperhatikan penjelasan perawat

Leaflet

c. Peserta aktif bertanya atau memberikan pendapat d. Media dapat digunakan secara efektif 3. Hasil : a. Klien mampu menjawab tentang Definisi pre-eklampsia b. Klien menjawab tentang tanda dan gejala pre-eklampsia c. Klien mampu menjawab tentang pencegahan pre-eklampsia

XI.

MATERI TERLAMPIR 1. Pengertian Pre-eklampsia dan Eklampsia Pre-eklamsi atau keracunan kehamilan sering juga disebut toksemia adalah penyakit dengan tanda-tanda hipertensi, edema, proteinuria yang timbul karena kehamilan. Penyakit ini umumnya terjadi pada triwulan ke-3 kehamilan, tetapi terjadi sebelumnya. Eklampsia adalah kelainan akut pada wanita hamil, kondisi lanjutan dari Pre Eklampsia yang tidak teratasi dengan baik, dalam persalinan atau nifas yang ditandai dengan timbulnya kejang atau koma yang timbul bukan akibat kelainan neurologi. Sebelumnya wanita tadi menunjukkan gejala-gejala Preeklampsia. 2. Klasifikasi Preeklampsia Preeklampsia dibagi menjadi dua jenis sesuai dengan berat dan ringannya penyakit yang diderita. a. Preeklampsia ringan Ketika tekanan darah tetap di bawah 160 sistolik (angka yang lebih besar), atau 110 diastolik (angka yang lebih kecil), dan tidak ada gejala penyakit yang parah. b. Preeklampsia berat 1. ketika tekanan darah sistolik melebihi 160 atau 110 diastolik, dan atau disertai dengan gejala adanya penyakit tertentu seperti dibawah ini: 2. perubahan visual dan gangguan penglihatan, penglihatan kabur. 3. Sakit kepala yang terus menerus 4. kesulitan bernapas akibat kelebihan cairan di paru-paru 5. sakit perut parah bagian atas 6. penurunan output urin, lebih dari 5000 miligram protein dalam sampel 24 jam, 7. trombosit rendah secara signifikan (bagian dari darah yang membantu gumpalan darah) 8. disfungsi hati atau janin yang sangat kecil atau terlalu sedikit cairan ketuban di sekitarnya.

3. Faktor Resiko 1. Kehamilan pertama 2. Jika ibu hamil lebih muda dari 18 tahun atau lebih tua dari 40 tahun. 3. berhubungan dengan jarak antara dua kehamilan. 4. Status sosial ekonomi rendah. 5. Beberapa kehamilan seperti kembar atau kembar tiga. 6. Kehamilan mola, kondisi abnormal yang meniru kehamilan normal tetapi sebenarnya tumor. 7. Riwayat tekanan darah tinggi kronis, diabetes, gangguan ginjal, migrain, rheumatoid arthritis 8. Riwayat keluarga pra-eklampsia (yaitu, ibu, adik, nenek atau bibi yang memiliki gangguan tersebut). 9. Wanita dengan lemak tubuh lebih tinggi dari rata-rata.

4. Tanda dan Gejala Pre-eklampsia dan Eklampsia Adanya Pre Eklampsia bisa diketahui dengan pasti, setelah pada pemeriksaan didapatkan : 1. Hipertensi : Temuan tekanan darah yang tinggi atau peningkatan tekanan darah dari biasanya. Sebagai patokan digunakan batasan tekanan darah lebih dari 130/90 mmHg. 2. Bengkak : Bengkak dapat mudah dikenal di daerah kaki dan tungkai. Pada kondisi yang

lebih

berat didapatkan bengkak di seluruh tubuh. Pembengkakan ini terjadi akibat pembuluh kapiler bocor, sehingga air yang merupakan bagian dari sel merembes keluar dan masuk ke dalam jaringan tubuh dan tertimbun di bagian tersebut. 3. Protein dalam urin : Ada kadar protein tinggi dalam urin karena gangguan pada ginjal. Gejala Pre Eklampsia ringan menunjukkan angka kadar protein urin lebih tinggi dari 500 mg per 24 jam. Yang parah dapat mencapai angka 5 gram dalam 24 jam. Produksi urin pun kurang dari 400 ml per 24 jam. 4. Kenaikan berat badan :Kenaikan berat badan lebih dari 1,36 kg setiap minggu selama trimester

kedua, dan lebih dari 0,45

setiap minggu

pada trimester ketiga. Berat

badan yang meningkat secara drastis akibat dari penimbunan cairan dalam tubuh. 5. Nyeri perut.

6. Sakit kepala yang berat beserta mual muntah 7. Perubahan pada refleks. 8. Penurunan produksi kencing atau bahkan tidak kencing sama sekali. 9. Ada darah di air kencing. Terjadinya Eklampsia pada umumnya kejang

yang didahului

oleh semakin

memburuknya Pre Eklampsia dan terjadinya gejala-gejala nyeri kepala dibagian frontal, gangguan penglihatan, mual, nyeri epigastrium dan hiperrefleksia

1. Dampak yang terjadi bila Pre Eklampsia tidak segera ditangani 1. Berkurangnya aliran darah menuju plasenta. Preeklampsia akan mempengaruhi pembuluh arteri yang membawa darah menuju plasenta. Jika plasenta tidak mendapat cukup darah, maka janin akan mengalami kekurangan oksigen dan nutrisi sehingga pertumbuhan janin melambat atau lahir dengan berat kurang. Preeklampsia juga dapat menyebabkan terjadinya kelahiran prematur dan komplikasi lanjutan dari kelahiran prematur yaitu keterlambatan belajar, epilepsi, sereberal palsy, dan masalah pada pendengaran dan penglihatan. 2. Lepasnya plasenta. Preeklampsia meningkatkan risiko lepasnya plasenta dari dinding rahim sebelum lahir, sehingga terjadi pendarahan dan dapat mengancam bayi maupun ibunya. 3. Sindrom HELLP HELLP adalah singkatan dari Hemolysis (perusakan sel darah merah), Elevated liver enzym dan low platelet count (meningkatnya kadar enzim dalam hati dan rendahnya jumlah sel darah dalam keseluruhan darah). Gejalanya, pening dan muntah, sakit kepala serta nyeri perut atas.

4. Eklampsia Jika preklampsia tidak terkontrol, maka akan terjadi eklampsia. Eklampsia dapat mengakibatkan kerusakan permanen organ tubuh ibu, seperti otak, hati atau ginjal. Eklampsia berat menyebabkan ibu mengalami koma, kerusakan otak bahkan berujung pada kematian janin maupun ibunya.

5. Pencegahan 1. Diet yang tepat dan sesuai.

Karena penyebab pastinya belum diketahui, maka pencegahan utama yang baik adalah meminta ibu hamil untuk mengurangi konsumsi garam, meski dianggap tidak efektif menurunkan risiko preeklampsia. Diet yang dianjurkan cukup protein, rendah karbohidraat, lemak dan garam. 2. Periksalah kehamilan secara teratur, untuk mengetahui kondisi ibu dan janin. Preklampsia yang terdiagnosa lebih awal, akan memudahkan dokter menyarankan terapi yang tepat untuk ibu dan janinnya. Sebuah penelitian di tahun 2006, lebih dari 70 persen wanita yang mengkonsumsi multivitamin dan menjaga berat tubuh sebelum hamil terbukti risiko terkena preeklampsianya lebih rendah. Suplemen nutrisi ditengarai mampu menurunkan risiko terkena preeklampsia, tapi Anda harus sangat selektif. Konsultasikan pada dokter, sebelum mengkonsumsi suplemen di saat hamil. 3. Perbanyak minum Sangat dianjurkan ibu hamil untuk minum dalam jumlah yang banyak tiap hari. Minuman yang baik adalah air putih, karna air akan mendorong garam ke luar tubuh. Dengan banyak minum akan membuat lebih sering ke toilet sehingga dapat membawa kelebihan garam bias terbawa keluar, selain itu juga mengurangi aktivitas. Minimal minum 2 liter per hari. 4. Olahraga Berolahraga selama 20-30 menit sehari, 3-5 hari seminggu sudah cukup untuk mencegah pre-eklampsia. Olahraga yang disarankan tentunya adalah olahraga yang tidak terlalu berat dan aman dijalankan oleh ibu hamil, seperti, jalan cepat, yoga atau senam khusus ibu hamil dan renang. Ketika berolahraga, pemanasan tidak boleh ditinggalkan, lakukanlah selama 5-10 menit untuk mempersiapkan tubuh berolahraga. Jika jalan kaki menjadi pilihan, berjalanlah perlahan sebagai pemanasan. Setelah itu, naikkan intensitasnya, Anda bisa berjalan lebih cepat. Namun, tidak boleh sampai kelelahan. Saat selesai latihan, jangan mendadak berhenti. Akhiri dengan pendinginan, secara bertahap kurangi kecepatan berjalan hingga akhirnya berhenti. 6. Terapi murottal Terapi murottal adalah rekaman suara Al-Qur’an yang dilagukan oleh seorang qori’ (pembaca Al-Qur’an), lantunan Al-Qur’an secara fisik mengandung unsur suara manusia.

Tujuan terapi murottal adalah untuk menurunkan hormon-hormon stres, mengaktifkan hormon endorfin alami, meningkatkan perasaan rileks, dan mengalihkan perhatian dari rasa takut, cemas dan tegang, memperbaiki sistem kimia tubuh sehingga menurunkan tekanan darah serta memperlambat pernafasan, detak jantung, denyut nadi, dan aktivitas gelombang otak. Persiapan 1.Persiapan Pasien Pasien dan keluarga diberi penjelasan tentang hal-hal yang akan dilakukan 2.Persiapan Alat -Earphone -MP3/Tablet berisikan murottal (Al-fatihah) 3.Persiapan Perawat -Menyiapkan alat dan mendekatkan ke arah pasien -Mencuci tangan 4.Persiapan Lingkungan -Menutup sampiran -Memastikan privaci pasien terjaga Pelaksanaan Cara melakukan terapi murottal adalah: 1.Mencuci tangan 2.Menghubungkan earphone dengan MP3/Tablet berisikan murottal (Al-fatihah) 3.Pasien berbaring diatas tempat tidur 4.Letakkan earphone di telinga kiri dan kanan 5.Dengarkan murottla (Al-fatiha) selama 15 m

DAFTAR PUSTAKA

Efendi, Ferry dan Makhfudli. 2009, Keperawatan Kesehatan Komunitas. Teori dan Praktik dalam Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika Prawirohardjo S, Pre-eklampsia dan Eklampsia, dalam Ilmu Kebidanan, edisi ke Mansjoer, Arif, Triyanto, Kuspuji, dkk. (2012). Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta : Media Aesculapius. Mariam siti, Makalah pre-eklampsia, 14 april 2013, diakses tanggal 21 Juli 2017dari, http://sitimaryamhsb.makalah-pre-eklamsia.html Winkjosastro, Hanifa. 2006. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka

Related Documents


More Documents from "Irmaya Meilindas13"