Satuan Acara Penyuluhan (sap) Batu Ginjal

  • Uploaded by: Sinta Fatmala Sari
  • 0
  • 0
  • January 2021
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Satuan Acara Penyuluhan (sap) Batu Ginjal as PDF for free.

More details

  • Words: 1,657
  • Pages: 8
Loading documents preview...
MAKALAH SAP BATU GINJAL Di susun untuk memenuhi tugas mata kuliah “SISTEM PERKEMIHAN” Dosen Pembimbing : Sheylla Margareta, S.Kep.Ns.,M.Kep

Disusun oleh : Callista Seylma Sri Wahyuningsih Advensiana Vinna Iffada L. Sinta Fatmala Sari Moch. Diyan Hermanto Nalendra Bogas Muhammad A.F Yosep Peregrinus Sina Fidelis Soares

(10213002) (10213012) (10213019) (10213033) (10213029) (10213010) (10213011) (10213032) (10213017) (10213034)

PRODI S1 KEPERAWATAN TINGKAT III FAKULTAS ILMU KESEHATAN INSTITUT ILMU KESEHATAN KEDIRI

2015KATA PENGANTAR Assallamuallaikum Wr. Wb. Segala puji hanya milik Allah SWT. Shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada Rasulullah SAW. Berkat limpahan dan rahmat-Nya penyusunan mampu menyelesaikan tugas makalah ini guna memenuhi tugas Sistem Perkemihan. Dalam penyusunan tugas dan materi, tidak sedikit hambatan yang penulis hadapi. Namun penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak lain berkat bantuan, dorongan, dan bimbingan orang tua, sehingga kendala-kendala yang penulis hadapi teratasi. Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang Penyakit Batu Ginjal, yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber informasi. Makalah SAP ini disusun oleh penyusun dengan berbagai rintangan. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Allah SWT akhirnya makalah ini dapat terselesaikan. Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya para mahasiswa IIK Bhakti Wiyata Kediri S1 – Keperawatan tingkat III. Penyusun sadar bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Untuk itu kepada dosen pembimbing penyusun meminta masukannya demi perbaikan pembuatan makalah kami di masa yang akan datang dan mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca. Wassallamuallaikum Wr. Wb.

Kediri, 26 November 2015

Penyusun

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) Topik

: Batu Ginjal

Sasaran

: Masyarakat umum

Tempat

: Balai Desa, Bandar Lor Kediri

Hari/ Tanggal : Kamis, 27 November 2015 Waktu

: 30 Menit

Penyuluh

: Mahasiswa

I. Latar Belakang Batu ginjal merupakan batu saluran kemih (urolithiasis), sudah dikenal sejak zaman Babilonia dan Mesir kuno dengan diketemukannya batu pada kandung kemih mummi. Batu saluran kemih dapat diketemukan sepanjang saluran kemih mulai dari sistem kaliks ginjal, pielum, ureter, buli-buli dan uretra. Batu ini mungkin terbentuk di di ginjal kemudian turun ke saluran kemih bagian bawah atau memang terbentuk di saluran kemih bagian bawah karena adanya stasis urine seperti pada batu buli-buli karena hiperplasia prostat atau batu uretra yang terbentu di dalam divertikel uretra. Penyakit batu saluran kemih menyebar di seluruh dunia dengan perbedaan di negara berkembang banyak ditemukan batu buli-buli sedangkan di negara maju lebih banyak dijumpai batu saluran kemih bagian atas (ginjal dan ureter), perbedaan ini dipengaruhi status gizi dan mobilitas aktivitas sehari-hari. Angka prevalensi rata-rata di seluruh dunia adalah 1-12 % penduduk menderita batu saluran kemih. Penyebab terbentuknya batu saluran kemih diduga berhubungan dengan gangguan aliran urine, gangguan metabolik, infeksi saluran kemih, dehidrasi dan keadaan-keadaan lainyang masih belum terungkap (idiopatik). II. Tujuan Instruksional Umum (TIU) Setelah dilakukan penyuluhan, diharapkan seluruh masyarakat Bandar Lor Kediri dapat mengerti dan memahami tentang batu ginjal. III.

Tujuan Instruksional Khusus (TIK) Setelah dilakukan penyuluhan, diharapkan masyarakat mampu : 1. Mengerti tentang batu ginjal. 2. Mengerti tentang etiologi dari batu ginjal. 3. Mengerti tentang patofisiologi dari batu ginjal. 4. Mengerti tentang manifestasi klinis batu ginjal. 5. Mengerti tentang komplikasi akibat batu ginjal. 6. Mengerti penatalaksanaan dan pencegahan batu ginjal.

7. Menjelaskan kembali apa yang telah disampaikan oleh pemateri tentang batu gintal. IV.

Materi Terlampir

V. Metode a. Ceramah. b. Tanya jawab. VI.

Media a. Flip cart. b. Leaflet.

VII.

Proses Pendidikan Kesehatan

NO 1.

WAKTU 5 menit

KEGIATAN PENYULUHAN Pembukaan : a. b. c. d. e.

KEGIATAN PESERTA

Mengucapkan salam. Memperkenalkan nama dan akademi Menjelaskan tujuan dari penyuluhan Menyebutkan materi yang diberikan. Menanyakan kesiapan peserta

Menjawab salam Mendengarkan Memperhatikan Memperhatikan Memperhatikan

2.

15 menit

Pelaksanaan : 1.

Penyampaian materi. a. Menjelaskan tentang Urinary

Mendengarkan

calculi (batu ginjal). b. Menjelaskan tentang etiologi dari Urinary calculi (batu ginjal). c. Menjelaskan tentang patofisiologi dari Urinary calculi (batu ginjal). d. Menjelaskan tentang manifestasi klinis

Urinary

calculi

(batu

ginjal). · e. Menjelaskan tentang komplikasi dari Urinary calculi (batu ginjal). f. Menjelaskan tentang penatalaksanaan

dari

urinary

calculi (batu ginjal) 2.

Bertanya dan menjawab

Tanya jawab Memberikan

kesempatan

kepada

pertanyaan yang diajukan

peserta untuk bertanya 3.

10 menit

Evaluasi: Menanyakan materi

kepada peserta

yang

telah

tentang

diberikan,

Menjawab pertanyaan

dan·

reinforcement kepada peserta yang dapat menjawab pertanyaan.

VIII. Kriteria Evaluasi Diharapkan setelah mendapatkan penjelasan tentang diet Penyakit Batu Ginjal Kalsium, mahasiswa dapat menjawab pertanyaan sebagai berikut: 1. Menjelaskan Pengertian BATU GINJAL KALSIUM 2.

menjelaskan anatomi Ginjal BATU GINJAL KALSIUM

3.

Menyebutkan Penyebab BATU GINJAL KALSIUM

4.

Menyebutkan gejala BATU GINJAL KALSIUM

5.

Menyebutkan Pencegahan BATU GINJAL KALSIUM

6.

Menyebutkan Diet Penderita BATU GINJAL KALSIUM

MATERI BATU GINJAL 2.1 DEFINISI Batu ginjal merupakan batu saluran kemih (urolithiasis). Batu di dalam saluran kemih (Urinary Calculi) adalah massa keras seperti batu yang terbentuk di sepanjang saluran kemih dan bisa menyebabkan nyeri, perdarahan, penyumbatan aliran kemih atau infeksi. Batu ini bisa terbentuk di dalam ginjal (batu ginjal) maupun di dalam kandung kemih (batu kandung kemih).

Proses pembentukan batu ini disebut urolitiasis (litiasis renalis,

nefrolitiasis). 2.2 ETIOLOGI 1. Faktor dalam, meliputi: a) Herediter : diduga dapat diturunkan dari generasi ke generasi. b) Umur : paling sering didapatkan pada usia 30-50 tahun. c) Jenis kelamin : jumlah pasien pria 3 kali lebih banyak dibanding pasien wanita.

2. a)

Faktor luar, meliputi: Geografi : pada beberapa daerah menunjukkan angka kejadian yang lebih tinggi

b) c)

daripada daerah lain sehingga dikenal sebagai daerah stone belt (sabuk batu). Iklim dan temperatur. Asupan air : kurangnya asupan air dan tingginya kadar mineral kalsium dapat

d)

meningkatkan insiden batu saluran kemih. Diet : diet tinggi purin, oksalat dan kalsium mempermudah terjadinya batu saluran

e)

kemih. Pekerjaan : penyakit ini sering dijumpai pada orang yang pekerjaannya banyak duduk atau kurang aktivitas fisik (sedentary life).

2.3 PATOFISIOLOGI Mekanisme pembentukan batu ginjal tidak diketahui secara pasti, akan tetapi beberapa masalah buku menyebutkan proses terjadinya batu dapat disebabkan oleh hal-hal berikut : 1. Adanya presipitasi garam-garam yang larut dalam air seni, dimana apabila air seni jenuh akan terjadi pengendapan. 2. Adanya inti (nidus). Misalnya ada infeksi kemudian terjadi tukak, dimana tukak ini menjadi inti pembentukan batu, sebagai tempat menempelnya partikel-partikel batu pada inti tersebut. 3. Perubahan Ph atau adanya koloid lain di dalam air seni akan menetralkan muatan dan menyebabkan terjadinya pengendapan. Jenis batu ginjal, salah satunya adalah Batu Urat. Batu asam urat meliputi 5-10% dari seluruh batu saluran kemih, banyak dialami oleh penderita gout, penyakit mieloproliferatif, pasein dengan obat sitostatika dan urikosurik (sulfinpirazone, thiazide dan salisilat). Kegemukan, alkoholik dan diet tinggi protein mempunyai peluang besar untuk mengalami penyakit ini. Faktor yang mempengaruhi terbentuknya batu asam urat adalah : urine terlalu asam (pH < 6, volume urine < 2 liter/hari atau dehidrasi dan hiperurikosuria. 2.4 MANIFESTASI KLINIK 1. Obstruksi. 2. Peningkatan tekanan hidrostatik. 3. Distensi pelvis ginjal. 4. Rasa panas dan terbakar di pinggang. 5. Kolik. 6. Peningkatan suhu (demam). 7. Hematuria (keberadaan darah dalam urine).

8. Gejala gastrointestinal : mual, muntah, diare. 9. Nyeri hebat. 2.5 KOMPLIKASI 1. Sumbatan atau obstruksi akibat adanya pecahan batu. 2. Infeksi, akibat diseminasi partikel batu ginjal atau bakteri akibat obstruksi. 3. Kerusakan fungsi ginjal akibat sumbatan yang lama sebelum pengobatan atau pengangkatan batu ginjal. 2.6 PENATALAKSANAAN 1. Terapi medis dan simtomatik Terapi medis berusaha untuk mengeluarkan batu atau melarutkan batu. Terapi simtomatik berusaha untuk menghilangkan nyeri. Selain itu dapat diberikan minum yang berlebihan/ banyak dan pemberian diuretik. Jenis batu yang memang dapat dilarutkan adalah dari batu asam urat. Batu ini terjadi bila pH urin asam (pH: 6,2) sehingga dengan pemberian bikarbonas natrikus disertai makanan alkalis, batu asam urat diharapkan larut. Hasil lebih baik dilaporkan dengan pemberian alopurinol dan usaha menurunkan kadar asam urat. Batu struvit tidak dapat dilarutkan tetapi dapat dicegah dengan pengasaman urin dan pemberian antiurease. Bila terdapat kuman harus dibasmi. Akan tetapi pemberian antibiotic sukar membasmi kuman karena kuman didalam batu susah dicapai oleh antibiotic. 2. Litotripsi Pada batu ginjal, litotripsi dilakukan dengan bantuan nefroskopi perkutan untuk membawa tranduser melalui sonde kebatu yang ada di ginjal. Cara ini disebut nefrolitotripsi. Salah satu alternatif tindakan yang paling sering dilakukan adalah ESWL. ESWL (Extracorporeal Shock Wave Lithotripsy) yang adalah tindakan memecahkan batu ginjal dari luar tubuh dengan menggunakan gelombang kejut. 3. Tindakan bedah Pembedahan terbuka itu antara lain : pielolitotomi yaitu pembedahan yang dilakukan jika batu terletak di dalam piala ginjal atau nefrolitotomi yaitu insisi pada ginjal untuk mengangkat batu yang terletak si dalam ginjal. 2.7 PENCEGAHAN : Secara umum, tindakan pencegahan yang perlu dilakukan adalah : Diet kadar zat-zat pembentuk batu seperti : 1. Makanan yang tidak boleh dimakan :

Kentang/ ubi, Susu, keju, kepiting, ikan teri, ikan asin, sardine, Bayam, daun melinjo, daun pepaya, daun singkong, talas, Buah-buahan yang dikeringkan, Minuman soda, soft drink, teh kental, kopi, Salak, asparagus 2. Makanan yang dibatasi: a) Tahu/ tempe maksimal 100 grm/hari b) Kacang-kacangan kering max 25 grm/hari c) Sayuran (kecuali yang dilarang) max 200 grm/hari d) Buah (kecuali yang dilarang) max 100 grm/hari 3. Batasi Kalsium Semakin tinggi kalsium bisa menaikkan pula eksresi yang menambah pembentukan kristalisasi garam-garam dapur. Batasi kalsium tinggi seperti ikan salmon, sarden, keju, susu, es krim. 4. Kurangi Oksalat Pembentuk Kristal Oksalat dalam air kemih berasal dari dalam tubuh, dari makanan yang kita makan serta hasil metabolisme vitamin C. Oleh karena itu pasien batu ginjal disarankan tidak mengkonsumsi vitamin C lebih dari 1 gram per hari dan penderita tidak boleh kekurangan vitamin B6 karena kedua penyebab tersebut dapat memicu peningkatan produk oksalat. 5. Kurangi Konsumsi Protein Hewani Protein hewani dapat meningkatkan terbuangnya kalsium dan asam urat dalam air kemih yang kemudian diikuti dengan menurunnya PH (tingkat keasaman) urin dan pembuangan sitrat. Urine yang asam dalam jangka lama memudahkan terbentuknya kristal. 6. Minum Air Putih Semakin kurang seseorang minum air putih makin kurang pula air kemih yang terbentuk. Junlah yang dianjurkan adalah minimmal 2 liter air per hari. Umumnya penderita batu ginjal minum air kurang dari 1 liter per harinya. 7. Batasi Garam Setiap peningkatan 100 mg garam dalam makanan dapat meningkatkan 25-30 mg kalsium dalam urine. Keluarnya kalsium dari air kemih karena garam ini mempermudah terbentuknya kristalisasi ikatan kalsium urat oleh natrium (sodium).

Related Documents


More Documents from "Ners Rifqi"