Scale Up Bisnis

  • Uploaded by: Arie Jb
  • 0
  • 0
  • February 2021
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Scale Up Bisnis as PDF for free.

More details

  • Words: 3,556
  • Pages: 71
Loading documents preview...
BUILT UP YOUR TEAM Membangun Tim dan Militan Untuk Scale Up

Team Building Untuk Lolos Zona UMKM (Dari Omzet 0 sampai minimal 400 jt/bulan)

Apa yang akan Anda baca ini adalah tips “daging” yang telah viral di facebook dan berbagai grup WA pebisnis. Sebagian pembaca tips ini telah mempraktekkan dan merasakan hasilnya. Tips ini adalah sebagian kecil dari materi yang dibahas lebih dalam di buku Scale Up Playbook Jilid 1 yang cara mendapatkannya akan saya jelaskan nanti. Sekarang, buka pikiran, kencangkan ikat pinggang. Kita gas pol untuk scale up. Siap? Mari kita mulai.

Yang bikin banyak UKM sulit take off salah satunya karena ga bangun tim. Penyebabnya banyak.

Satu… Bisa dari belief system. Meyakini bahwa lebih enak, cepat, dan murah kalo dikerjain sendiri. Jadinya males ngerekrut. Atau, saat diminta hire orang yang lebih pinter, mereka takut ditipu.

Tapi seringnya, kegagalan bangun tim ini ada di level capabilities.

Kemampuan. Jadi kebanyakan emang udah ada niat untuk hijrah dari SUPERMAN ke SUPERTEAM. Tapi karena ga ngerti caranya, malah jadi SUPERMI kremes… Remuk ra karu-karuan...! hehehe #peace

Karena Ndak ngerti caranya. Ndak punya skill-nya. Ndak tahu step by step nya. Sehingga yang terjadi… Nambah orang malah nambah beban. Bukan nambah tenaga. Bikin tim biar mereka bantuin mikir bisnis kita, malah kita yang jadi capek mikirin mereka (yang ga mikirin perusahaan) Dan ………… (silakan isi sendiri dengan curhatanmu)........

Jadi, Gimana Caranya?

1) Tentukan Standar Kenapa sering ngerasa kerjaan melambat kalo didelegasikan? Salah satunya karena kita sendiri ga nge-set standar yang kita inginkan. Jadi, kalo ada yang ga perform, jangan buru-buru dipecat. Bisa jadi kitanya yang ga bisa mimpin. Terus, standar apa aja nih yang perlu kita tentuin?

Standar Karakter / Culture Perusahaan Mungkin pernah ngalami. Kok saya ga nyaman ya sama tim saya? Mungkin karena anda ga punya standar / basic rule karakter tim. Panjang kalo dijelasin. Saya kasih contoh aja. Basic rule yang powerul. Bikin perusahaan Anda punya culture yang ngedukung untuk scale up. Langsung klik http://bit.ly/ContohBasicRules Download aja. Dan sesuaikan dengan culture yang ingin Anda bangun.

Standar Skill Masing-masing Divisi Bayangin lomba lari estafet. Biar menang, pelari berikutnya harus lebih kenceng dari sebelumnya. Minimal sama. Kalo CS lama bisa deal 10 pcs/day, CS baru harus di atasnya. Jangan sampe turun. Biar ga turun, perlu ada “SOP peningkat omzet”. Cara bikinnya? Breakdown keberhasilan the Best CS kita saat ini. ● ● ● ● ● ●

Kok bisa deal 10 pcs/day? Apa aja yang dilakuin? Chat ke berapa orang? Nelpon berapa customer? Dateng jam berapa? Minta dia sharing ke temen-temennya.

Sebelum ngundang trainer CSing atau kirim dia ke workshop mahal, mending the best CS Anda ngisi training internal dulu. Kalo mentok, baru deh kirim buat upgrade ilmu. Terapin juga ke operation dan finance. Kok bisa packingnya cuma 30 detik? Kok bisa keuangannya rapi?

Resep Sukses tim Anda ini jadiin SOP. Kalo belum punya tim? Ya breakdown aja apa yang Anda lakuin selama ini. Mungkin yang Anda lakukan belum yang terbaik. Tapi minimal, kualitasnya ga turun. Begitu nanti dapet ilmu lebih canggih, update lagi SOP nya.

2. Tentukan Komposisi Tim Untuk scale up, kita butuh hire marketing dulu. Kalo udah muntah-muntah leads dan conversionnya, baru operation. Lalu finance. Terus HR. Lalu terakhir Chief Technology.

Siapa aja yang perlu di-hire? Tergantung channel marketing kita. Kalo offline, ya marketer and sales offline. Kalo online, ya standar. Copywriter, Desainer dan editor (Tim konten), dan advertiser.

3. Buka Lowongan

Saatnya Anda Mencari Best Talent untuk menjadi tim Anda..

Tapii…..

Dimana Nyarinya?

1) Jobs DB dan Jobstreet. Untuk scale up tahap 1, kita lebih banyak perlu fresh graduate. Di platform ini kita bisa dapet banyak. Tinggal cara kita buka lowongan yang diperhatikan. Biar yang masuk, sesuai kualifikasi. Caranya? Sabar.. .Bentar lagi saya bahas.

2. Info Lowker kota. Baik IG, Grup FB Ada yang gratis, ada yg berbayar. Sebelum pasang iklan, kepoin dulu akun nya. Rame ga. Terus, gimana iklan-iklan lowker lain? Iklan Anda perlu stand out from the crowd untuk attract the best-right talent.

3. WA Grup Profesi. Waktu nyari HRD Assistant, saya sama sekali ndak post di FB saya. Kenapa? Karena FB saya bukan kolam yang tepat. Waktu itu langsung dapet 500+ pelamar di hari pertama justru krn iklan lowker saya viral di WA group HRD. Udah dapet banyak, qualified pula... (dan GRATIS)

4. FB ADS Jago pasang iklan buat produk kan? Pasang iklan juga dong buat hire team.

Melalui facebook ads kita Bisa targetkan iklan kepada orang-orang berdasarkan : ● ● ● ● ● ● ●

Jenis Kelamin Usia Pendidikan Domisili Jabatan pekerjaan Minat Kebiasaan tertentu misalkan Anda mencari seorang digital marketing, Anda bisa targetkan orang yang memiliki halaman facebook.

5. Career Page di Fanspage Di FP, kita bisa bikin tab career lho. Baru tahu?

6. Career page di web perusahaan. Udah jelas lah ya… Anda bisa membuat sub domain atau halaman karir di web perusahaan Anda sendiri. Sekedar catatan, inilah perilaku job seeker jaman sekarang. Begitu dapet info lowker, dia akan cari nama perusahaan. Lalu googling nama perusahaan itu. Cek review nya. Baik review di google maps maupun kaskus dan web lain. Juga akan ngepoin akun sosmed nya. Jadi, pastiin IG dan web kita menarique… GImana bikin sosmed dan web kita menarique bagi best talent?

INTERMEZZO INTERMEZZO Saya cerita dikit ya… Suatu siang, saya sudah tidak tahan lagi. Dan akhirnya saya curhat ke guru saya. “Saya mentok!” Sudah sebulan penuh saya berusaha mendatangkan talent. Tapi hasilnya belum sesuai dengan yang saya inginkan. Saya belum dapat 1 orang pun. “Oo.. Ya wajar lah,” kata partner saya. “Kita belum se-terkenal perusahaan lain. Gaji yang kita tawarin standar-standar aja. Bangunan kantor juga biasa-biasa aja. Jelek malah,” Dia mulai nyerocos. Saya senang, kalau dia mulai begini. Biasanya sebentar lagi ada sesuatu yang “gold” akan keluar.

“Kita gak bisa ngalahin mereka dengan cara main mereka. Sampai kiamat juga gak bakal bisa,” kata dia. “Gak usah tampil sok korporat. Karena kita bukan korporat. Jadi diri sendiri aja. Just try to be You. being us. being human..” Kata-kata nya menampar kesadaran saya. “Bener juga,” saya bilang dalam hati. Being human. Menjadi manusia. Dari situ, sejak momen itu, saya berusaha lebih jujur. Lebih jadi manusia. Selain content-content standar seperti syarat umur, posisi yang dilamar, dll, kami selalu tambahkan setidaknya SATU paragraf di bagian lowongan. Satu paragraf dimana kami bicara kepada kandidat, sebagai “manusia.”

Kalau sudah lancar bikin halaman web sederhana, tambahkan halaman karir di website Anda. Atau bikin pdf yang bisa di download tentang kita. Disana kita bisa bercerita lebih banyak. Terutama tentang budaya kita. Kasih link nya di iklan lowongan kita. Semakin spesifik dan jujur kita cerita, semakin kita bisa mendapatkan kandidat yang persis keinginan kita. Tidak usah cerita terlalu tinggi, cerita pakai hati saja. Tentang kita. Bicara sebagai manusia, kepada manusia yang sama-sama ingin berkarya dengan hati nyaman.

Contoh?

https://career.idphotobook.com/ scroll dulu sampe bawah. Lalu balik ke atas. Cari tombol “lihat keasikannya”. Klik aja. Nanti akan download life at Id Photobook. Di situ kita cerita dengan hati. Kita ini siapa. Mau ke mana.. Dan kenapa kita butuh kamu… iya, kamu :)

Dapatkan Buku Scale Up Playbook Jilid 1

Bagaimana Menarik BEST TALENT untuk bergabung di Tim Anda

Saya membagi 2 Elemen untuk bisa attract talent.

MAGNET DAN ESSENTIALS

MAGNET PERTAMA: CULTURE DAN WORK ENVIRONMENT

Budaya kerja dan lingkungan kerja. Tiap perusahaan pasti punya culture yang unik. Ini bisa kita angkat di iklan dan website lowongan.

Berapa biaya menyediakan culture? GRATIS.

Misalnya satu hal sederhana saja. Let's say, kita punya budaya apresiasi. Coba lah share di lowongannya. Anda jelaskan satu paragraf seperti yang ada di slide selanjutnya.

"Kami disini punya budaya untuk saling mengapresiasi keberhasilan orang lain. Budaya ikut senang ketika ada orang lain yang senang, dan ikut sedih ketika ada orang lain yang sedih. Bagaimana rasanya ketika kerja keras mu selalu di apresiasi oleh perusahaan dan teman-teman di sekitarmu? Budaya apresiasi menjadi sumber energi yang terus mencerahkan hari-hari kami :) Gabung sama kami yuk.."

Atau misalnya, Anda punya budaya data oriented. Bisa Anda jelaskan:



"Kami punya budaya based on data. Senang rasanya, saat Ide kita tidak dimatikan dan diremehkan oleh bos yang otoriter. Siapapun boleh memberikan ide. Sepanjang kita punya data dan argumen yang jelas, pasti akan diapresiasi dan digunakan oleh perusahaan. Entah kamu anak baru ataupun senior. Mari, bergabung dengan perusahaan kami :)"

Atau misal punya budaya ceria:



"Disini kita punya budaya good vibes, dimana suasana kantor dan suasana hati setiap orang dikondisikan untuk membahagiakan. Karena bahagia itu menular :)

Sikasik kan?"

Menceritakan budaya, GRATIS.

Tapi jarang yang melakukan ini. Bahkan ketika budaya Anda konservatif pun, bisa diceritakan.

Misalnya, bahwa di tempat kerja Anda, orang bisa sholat tepat waktu tanpa dimarahi karena meninggalkan pekerjaan sejenak untuk ibadah.

MAGNET KEDUA: PEOPLE

Pajang foto, dan background beberapa tim kita. Biar pelamar yang masih asing sama kita, bisa ngebayangin.. “Oh, nanti temen kerja ku kayak gini.” Mulai dari ekpresi muka, skill set, dan hal yang diceritakan, silakan diatur agar ketemu talent yang sesuai. Mau rekrut yang ceria, ya pajang tim yang ceria. Mau rekrut yang data oriented, ya pajang yang cerita yang sesuai.

MAGNET KETIGA: Pertumbuhan Perusahaan dan Perkembangan Industri

Ceritakan bahwa industri dan bisnis Anda terus berkembang. Faktanya, makin banyak job seekers yang lebih memilih bekerja di perusahaan yang kecil, tapi perkembangannya cepat ketimbang bekerja di perusahaan yang mapan. Mereka ingin merasa ikut membangun perusahaan. Ini kabar baik buat Anda yang bisnisnya masih UKM. Semoga segera lolos zona UKM ya :) Amiiiin…!

MAGNET KEEMPAT: OFFICE

Sebenarnya ini penting nggak penting. Tapi generasi Z dan generasi Y (millenials) kadang melihat hal ini.

Kantor ini nggak harus gimana-gimana, tapi misal let's say kantor kita ada di daerah pinggiran-pinggiran, kita bisa bilang 'kerja dengan fresh di kantor yang dari jendela bisa kelihatan sawah'.

Atau bisa bilang 'bikin coding buat aplikasi di depan kolam ikan koi'. Atau ada meja pingpongnya, atau kantor Instagrammable.

Bisa juga ketika kita kantornya masih rumahan bisa kita angkat story nya.

'kerja di kantor kami yang sederhana dengan suasana yang casual dan seperti kerja di rumah'.

Kalau tim kita belum banyak dan ingin kelihatan keren, sekarang banyak banget bermunculan co-working space yang kita bisa sewa 1 ruangan, dan biaya sewanya masih reasonable, 4-5 juta sebulan.

Tapi di tempat tersebut, kita bisa pakai banyak shared facility seperti pantry yang gaul, bisa dipakai bareng-bareng. Ada juga meeting room, dan lain lain yang bermartabat.

Ini bisa jadi alternatif kalau kita ngejar keren tanpa keluar biaya besar untuk membangun kantor sendiri.

MAGNET KELIMA : Fasilitas-fasilitas tambahan yang nice to have, nice to offer.

Contohnya: ● ● ● ● ● ● ● ● ● ●

Free snack Free coffee Dress code casual Ada event-event yang fun Pengajian Sebulan sekali kita ada nonton bareng Ada lomba 17 Agustusan Ada pemandangan bagus dari jendela Setahun sekali bisa libur 2 minggu, dll. dsb.

Hal-hal sederhana seperti ini menjadi something nice to offer. Karena zaman sekarang, orang ingin kerja di tempat yang fun. Sesuatu yang bisa mereka share dan mereka ceritakan ke orang lain, dan itu beda dari tempat lain.

MAGNET KEENAM: Liputan Media

Ini juga nilai tambah. Seandainya punya, liputan media tentang perusahaan di halaman lowongan akan meningkatkan kepercayaan pada produk Anda.

Kandidat jadi lebih convinced untuk gabung dengan kita.

Temukan Detail Cara Mendapatkan Best Talent Scale Up Playbook Jilid 1

Pertanyaan saat Interview

QUESTIONS FOR INTERVIEW “Hire for character, train for skills.” Rekrutlah karena karakternya bagus, latihlah agar skillnya meningkat. Pertanyaannya: Bagaimana melihat karakter seseorang? Bagaimana kita tahu seberapa jago skill kandidat? Agar lebih sederhana, pertanyaan saat interview bisa dibagi menjadi dua. Pertanyaan untuk mengukur skill, dan pertanyaan untuk melihat karakter. Kita mulai dari..

QUESTIONS FOR SKILLS Nah ini sebenarnya standar banget. Kami biasa mengkombinasikan pertanyaan standar, dengan Teknik STAR (Situation, Task, Action, Result).

Mungkin sebagian dari Ada sudah familiar dengan ini.

Intinya, ketika menanyakan prestasi seseorang di pekerjaan sebelumnya, atau kalau dia fresh graduate prestasi di organisasi atau kepanitiaan, tanyakan dengan detail konteksnya.

Misalnya seperti ini.

Untuk menempati posisi A, skill apa saja yang dia punya, yang bisa dia bawa ke perusahaan.

Prestasi-prestasi dia yang berhubungan dan relevan dengan posisinya tersebut?

STAR STAR itu SITUATION, TASK, ACTION, RESULT...

Situation: Boleh diceritakan konteks situasinya seperti apa, ketika hal tersebut terjadi? Task: Tugas Anda pada saat itu sebagai apa? Apa tanggung jawab Anda pada situasi tersebut? Action: Jelaskan langkah-langkah yang Anda ambil pada saat itu, untuk mencapai target/menyelesaikan masalah Anda. Result: Ceritakan bagaimana hasil dari tindakan-tindakan tersebut..

STAR ini membantu kita untuk mengetahui kalau-kalau dia cuma numpang nama aja, dari prestaasi tim. Misal, dia top sales di perusahaan nasional. STAR ini kita pake untuk ngecek. Bener ga dia top sales? Kalo bener, gimana dia jadi top sales? Apa karena brand produknya sudah bagus jadi gampang dijual? Gimana kalo produk kita belum terkenal? Dia bisa jualin? Jadi, gunakanlah STAR saat interview. Selidiki. Puter-puter. Cek jawabannya. Konsisten tidak. Masuk akal tidak.

Standarnya yang lain, biasanya adalah

DI TEST LANGSUNG Contohnya kita hire orang untuk jualan, simply suruh jualan saja. Misalnya kita punya produk, punya barang. Tes dia dalam 24 jam, kira-kira dia bisa jual berapa barang. Itu cara yang sangat sederhana.

Ketika misal tugas dia promosi, ya berikan dia tes langsung untuk promosiin, bisa jual berapa barang. Jadi karena 80% posisi yang dicari di scale up pertama ini adalah marketing, ya untuk tahu skill dia atau potensi skill dia ya di tes saja langsung. Kalau misalnya dalam hal ini ya suruh jualan. Kalau dia bisa ngejual berarti dia salah satu kandidat yang baik. Kalau misal dia malu ngejual, atau dia nggak berhasil ngejual, itu ya berarti dia bukan orang yang ideal secara skill, seperti itu. Cek juga CARA dia jualan. Kalo laku 10 pcs tapi karena jualan ke TEMEN SENDIRI.... ya itu cupu namanya.

GIMANA

NGECEK KARAKTER?

QUESTIONS FOR CHARACTER Hire for character, train for the skill. Kalau kita harus pilih salah satu, dan kalau kondisinya nggak ada yang bener-bener paket komplit. Always go for character. Untuk bakat jualan, kita pakai game ular tangga saja. Itu bisa kelihatan. Dia pemain penyerang atau bertahan. Karakter dia cocok untuk jualan dan cocok untuk kejar target atau tidak.

Nyeleksi orang dengan main ular tangga? Gimana caranya? Jangan khawatir. Sudah saya jelaskan lengkap di buku Scale Up. Malah, Anda saya beri bonus game board khusus, yang dipakai di perusahaan-perusahaan kami. Lengkap dengan dadunya. Hehe. Enaknya nyeleksi pake cara ini adalah AKURAT. Meski kita ga ngerti psikologi… Gampang pula. Ga perlu isi kuesioner aneh-aneh Nyeleksi orang dengan main ular tangga? Gimana caranya? Jangan khawatir. Sudah saya jelaskan lengkap di buku Scale Up. Malah, Anda saya beri bonus game board khusus, yang dipakai di perusahaan-perusahaan kami. Lengkap dengan dadunya. Hehe. Enaknya nyeleksi pake cara ini adalah AKURAT. Meski kita ga ngerti psikologi… Gampang pula. Ga perlu isi kuesioner aneh-aneh

Kata kawan saya yang psikolog profesional, hampir semua tes psikologi sekarang sudah bisa diakali. Dari Pauli, Kraeplin, dan banyak lainnya. Sudah ada bocorannya. Karena itu, kami pakai game ular tangga tadi. Sulit diakali. Belum ada “cara nglempar dadu” agar keluar angka 100% persis seperti yang diinginkan, berkali-kali. Game ini langsung ke bawah sadar. Ke vibrasi. Kami ingin hire orang yang vibrasinya bagus. Salah satu cara sederhananya ya pake game ini.

Dapatkan Buku Scale Up Playbook Jilid 1

Kalau dalam interview, pertanyaanpertanyaannya apa? Yang pasti, karakter tidak bisa terbaca dari jawaban yang sudah dia siapkan. Makin spontan biasanya makin jujur dan akurat. Munculkan pertanyaan yang tidak ketebak. Gunakan pertanyaan projective. Tidak ada jawaban benar atau salah, yang ada hanya pembacaan karakter.

Anda bisa browsing, “the best questions for startup interviews” ada banyak contoh disana. Ini beberapa favorit saya: 1) Tell me about yourself (with a twist) Ini pertanyaan klasik. Kemungkinan besar, mereka sudah prepare jawaban nya .

Rahasianya adalah. Kasih pertanyaan kejutan. : Bilang sama dia, tell me about yourself, 3 menit lah. Tapi jangan ceritakan yang sudah kamu tulis di CV. Tell me something yang gak ada hubungan nya sama kerjaan juga gapapa. Tapi jangan yang sudah ditulis di CV. Itu saya udah baca. (kejutan pertama). Kadang saya kasih twist kedua.. “Jawab pakai bahasa Inggris…” Kita lihat mentalnya. Apa dia gampang nyerah? Apa dia “kaget”? Kalo ternyata bahasa Inggrisnya lancar, apakah yang diceritakan benar-benar jujur dan menarik? Kita lanjut ke pertanyaan kedua.

2) Kalau kamu diibaratkan sebagai benda, benda apa yang mewakili kepribadian kamu? (benda hidup boleh, benda mati boleh) Biasanya dia akan tunjukkan satu-dua nilai positif dari dirinya yang paling kuat. lewat peng-ibarat-an ini. You will know what you can expect from him/her. 3) Kalau misalkan kamu dibuang ke suatu pulau terpencil dan hanya boleh bawa 1 barang, barang apa yang akan kamu bawa? Dari pertanyaan ini kita bisa tahu dia tipikal orang yang seperti apa. Apakah dia tipikal orang yang menghindari sengsara, ataukah dia orang yang mencari nikmat.

Kalau dia orang yang menghindari sengsara, dia akan bilang 'Saya akan bawa pisau untuk hewan buas.', 'Saya akan membawa tombak.' 'Saya akan membawa korek api untuk menghangatkan tubuh saya supaya saya tidak mati'. Ada juga tipikal orang-orang yang mencari kenikmatan. 'Wah saya akan bawa tenda, karena saya mau enjoy, saya anggap aja kayak camping'. 'Wah enak banget, nggak ada orang ya berarti? Kalau gitu saya mau bawa panggangan ikan! Jadi saya bisa makan ikan bakar setiap hari, terus saya gausah pake baju sama sekali gapapa, telanjang bulat terus-terusan, toh di pulau nggak ada orang' seperti itu.

Untuk tipikal posisi operasional, kita butuh orang yang menghindari sengsara, tipikal pemain bertahan lah. Kalau yang marketing dan lain-lain, kita cari orang-orang yang dia mencari kenikmatan. 4) Katakan lah di depan kamu ada nenek-nenek umur 70 tahun. Jelaskan ke nenek ini, apa itu internet! Calon CS / calon sales yang bagus, calon leader yang bagus, bisa menjelaskan dengan empati. Tidak memberi penjelasan yang terlalu teknis dan susah. 5) Coba hitung sekarang, 9 x 7 x 8 (kasih perkalian tiga angka seperti ini)

Perkalian angka banyak atau angka besar. Saya nggak nunggu jawaban dia seperti apa, tapi saya hanya mau lihat mukanya aja. Kita lihat muka dia apakah stres, apakah marah, apakah putus asa ataukah dia mukanya tetep tenang. Kita cari karakter yang dia tetap terus berusaha dan tetap optimis ketika menghadapi pertanyaan atau situasi yang sulit. Beri waktu untuk menjawab pertanyaan ini. Cari FB advertiser? Jangan hire orang yang salah hitung. Atau asal nebak. 213 ya? Eh… 314 ya? Hire yang ngitungnya cepat, dan baru ngomong setelah yakin benar.

Kalau ada yang sampai waktu habis dia masih penasaran dan gregetan mau jawab, terima! Dia tipe orang yang gak bisa tidur kalau tantangannya belum selesai. We need him/her. Selain itu, untuk jaga-jaga sebelum menerima orang dari segi karakter, coba Anda tanya security/OB/orang yang menerima tamu. Tanya, ada nggak yang orangnya nyebelin dan sombong? Jangan sampai kandidat yang kita terima, ternyata bukan orang yang sopan memperlakukan pegawai level OB di kantor kita..

CATATAN TENTANG KARAKTER Anda yang bisa menilai tentang KARAKTER BAIK ini seperti apa, dan itu tergantung nilai-nilai perusahaan Anda. Tidak ada BENAR dan SALAH disini. Yang ada hanya konsekuensi dari pilihan-pilihan kita. Saya mau cerita tentang karakter yang berhubungan dengan bidang kerja seseorang. Dulu kalau ada tim yang bagus, misal, “Si Budi bagus banget loh.” Saya akan utilize dia untuk banyak hal. Diminta jadi keuangan juga, jadi asisten, jadi bagian operasional, jadi sales, dll.

Dan hasilnya berantakan. Saya jadi mikir, ternyata dia gak sebagus yang saya kira. Pernah juga saya punya asisten pribadi, kerjanya bikin salah terus. Blunder nya banyak banget. Saya emosi, pengen saya pecat pokoknya. Dan akhirnya saya cut. Astaghfirullah.. huhuhu.

Tapi suatu hari ada yang karakternya persis banget anak ini, dan performanya bagus banget. Saya mulai berpikir, mengenai sifat-sifat manusia ini. Tidak ada sifat karakter dasar manusia yang 100% jelek. Semua ada bagusnya di tempat masing-masing.

Bahkan orang yang keras dan pemarah pun ada bagusnya dan ada manfaatnya untuk perusahaan. Tinggal posisi nya dimana, iya kan? Kalau customer service, ya bubar. Orang yang banyak omong, bagus apa jelek? Kalau untuk sales, ya bagus. Orang yang pendiem bagus apa jelek? Kalau untuk bagian keuangan, operasional, biasanya bagus. Pernahkah Anda merasa mengerjakan sesuatu, effortless banget? Buat orang yang senang ngomong, bicara itu effortless banget. Kayak gak pakai usaha apa-apa. Tapi buat orang introvert, mungkin dia menghabiskan energi yang besar sekali.

Saya merasa ada perubahan yang besar sekali dalam performa tim saya, ketika saya benar-benar menempatkan orang sesuai karakternya. Mereka jadi natural sekali mengerjakan pekerjaan nya. Tidak stres. Mereka menari. Mereka having a good time. Untuk scale up, ini membantu sekali. Dan satu lagi… Sudahkah Anda benar-benar kenal karakter Anda? Ada banyak style untuk scale up. Dari cara bangun tim misalnya. Ada yang memilih hanya sedikit karyawan, tapi sangat berkualitas. Ada yang lebih senang rekrut ratusan karyawan agar jadi jalur rejeki sebanyak mungkin orang. Ada yang suka “beli jadi”, ada yang suka “mendidik orang” dari awal. Kalau Anda selama ini ingin kenal karakter tim Anda, sudahkah Anda kenal diri sendiri?

Dapatkan Buku Scale Up Playbook Jilid 1

BONUS Scale up Cheatsheet (Contekan Materi Promosi, Headline, copywriting yang tinggal Anda tiru plek agar closing naik berkali lipat) Buku Standar Kemampuan Khusus. Cek list apa skill yang Anda kuasai menuju tembus omzet 5M/ tahun Game Board Ular Tangga special edition. “Tes psikologi” yang akurat dan mudah dipakai meski Anda bukan orang HRD

www.buku.santarax.com

MASIH ADA LAGI…… :) Bagi Anda yang ingin dapet update GRATIS tentang cara-cara scale up, baik itu branding, riset produk, marketing, team building, operation, finance maupun self development.. Bagi Anda yang ingin dapat “PROMO KHUSUS” buku Scale Up Playbook Jilid 1, 2, 3, 4… Bagi Anda yang ingin berkumpul dengan sesama praktisi UMKM yang ingin naik kelas… Join Group Telegram SANTARA SCALE UP CLUB Klik link ini sekarang

Related Documents

Scale Up Bisnis
February 2021 1
Scale Patterns
January 2021 1
Gaf Scale
March 2021 0
Rockwell Scale
March 2021 0
Pedro Scale
February 2021 1

More Documents from "Asad Chaudhary"