Skenario 2

  • Uploaded by: Anis Talitha
  • 0
  • 0
  • February 2021
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Skenario 2 as PDF for free.

More details

  • Words: 7,891
  • Pages: 40
Loading documents preview...
RESUME KOMPILASI SKENARIO 2 OTAK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS JEMBER 2014

I.

Skenario 2 Bongki, 18 tahun, seorang mahasiswa FK semester 2, melihat kecelakaan di jalan

depan rumahnya. Korban kecelakaan tersebut sempat tidak sadarkan diri dengan luka di kepala. Setelah sadar, korban merasa tidak bisa berbicara dengan jelas (pelo) dan merasakan berat untuk menggerakkan tangan dan kakinya. Bongki bertanya dalam hati apa yang menyebabkan korban jadi seperti itu? II.

Learning object 1. Anatomi 1.1. Otak 1.1.1. Cerebrum 1.1.2. Cerebellum 1.1.3. Batang otak 1.1.3.1. Mesensefalon 1.1.3.2. Pons 1.1.3.3. Medulla oblongata 1.2. Medulla spinalis 2. Histologi 2.1. Otak 2.1.1. Cerebrum 2.1.2. Cerebellum 2.1.3. Batang otak 2.1.3.1. Mesensefalon 2.1.3.2. Pons 2.1.3.3. Medulla oblongata 2.2. Medulla spinalis 3. Fisiologi Sistem Saraf Pusat (SSP) 3.1.1. Cerebrum 3.1.2. Cerebellum 3.1.3. Batang otak 3.1.3.1. Mesensefalon 3.1.3.2. Pons 3.1.3.3. Medulla oblongata 4. Fungsi Luhur Otak 4.1. Fungsi memori/ingatan 4.2. Fungsi kognisi 4.3. Fungsi bahasa 4.4. Fungsi emosi 4.5. Fungsi visuospatial 4.6. Fungsi berhitung 5. Fisiologi Sinaps 6. Cairan serebrospinal (LCS) 6.1. Tempat diproduksi 6.2. Kandungan dalam keadaan normal 6.3. Sirkulasi 7. Mengukur Tingkat Kesadaran dengan GCS 8. Macam trauma kepala

III.

Pembahasan 1. Anatomi 1.1. Otak telencephal on

epithalam us

prosencephal on diencephal on

encephalo n

mesencepha lon

rhombencepha lon

Hemispher serebri

mesencepha lon metencephal on myelencepha lon

thalamus hypothalam us

subthalam us tectum

tegmentu m pons cerebellum Medulla oblongata m.spinalis

1.1.1. Cerebrum

Terdapat 2 hemisfer yang dipisahkan oleh fissure longitudinalis superior yaitu tempat monjolnya falx cerebri.  Hemisfer kanan : untuk mengontrol tubuh bagian kiri (pengendalian kontralateral), pengenalan music dan artistic, ruang dan persepsi, pandangan dan imajinasi  Hemisfer kiri : untuk mengontrol tubuh bagian kanan (pengendalian kontralateral), bahasa lisan dan tulisan, keterampilan numeric dan sains, penalaran  2 hemisfer serebri ini dihubungkan oleh massa substansia alba yang disebut corpus callosum (Terdiri dari serabut termielinisasi, berupa pita serabut lebar yang menghubungkan hemisfer kanan dan kiri.) Bagian luar terdiri dari substansia grisea yang disebut korteks cerebri. Sedangkan bagian dalam terdiri dari substansia alba yang disebut pusat medula. Terdapat ventrikel I dan II (ventrikel lateral) yang ada dalam hemisfer serebri. Fisura dan sulcus Fisura longitudinal => membagi cerebrum menjadi hemisfer kanan dan kiri Fisura transversal => memisahkan hemisfer cerebri dari cerebelum Sulcus centralis (fisura rolando)=> memisahkan lobus frontal dari lobus parietal Sulcus lateral (fisura Sylvius) => memisahkan lobus frontal dan lobus temporal. Dalam sulcus lateral tedapat insula relli Sulcus parieto-occipitalis => memisahkan lobus parietal dan lobus occipital

Gyrus  Gyrus merupakan lipatan-lipatan yang ada pada korteks cerebri. Adanya girus ini memungkinkan bagi otak untuk memiliki permukaan yang luas dalam cranii yang sempit. Fungsi girus meliputi: Gyrus precentralis, terletak di lobus parietal tepat di depan sulcus centralis, mengandung neuron yang bertanggung jawab untuk aktivitas motorik volunter. Girus postcentralis, terletak tepat di belakang sulcus centralis, mengandung neuron yang terlibat dalam aktivitas sensorik Meninges 1. Dura mater j Adalah selaput tidak elastis kuat yang terdiri dari 2 lapisan. Lapisan bagian luar disebut dura endosteal sedangkan lapisan bagian dalam disebut dura meningeal. Biasanya kedua lapisan tersebut melekat erat, tetapi di bagian – bagian tertentu keduanya terpisah dan membentuk rongga berisi darah, sinus dura atau yang lebih besar sinus vena. Di dalam dura mater juga tedapat 2 ruangan, yaitu : Ruang Epidural : Antara dura endosteal & tulang tengkorak Ruang Subdural : Antara dura meningeal & araknoid mater Lapisan meningeal dalam terdiri dari : a. Falks serebrum Terletak dalam fisura longitudinal antar hemisfer serebri Memisahkan hemisfer serebri kanan dan kiri. Melekat pada Krista gali tulang etmoidal. b. Falks serebelum Membentuk bagian pertengahan antar hemisfer serebral. c. Tentorium serebelum Memisahkan serebrum dan serebelum d. Sela diafragma Memanjang di atas sela tursika Melapisi hipofisis Ditembus oleh system portal hipotalamohipofiseal 2. Araknoid mater

Adalah lapisan lunak yang memiliki banyak pembuluh darah dengan gambaran seperti “ jaring laba – laba.” Di dalam araknoid mater terdapat ruang subaraknoid yang merupakan daerah antara araknoid mater dengan pia mater dimana di dalamnya terdapat cairan serebrospinal. Terdapat penonjolan – penonjolan pada jaringan araknoid mater disebut vilus araknoidalis, menembus celah dura di atasnya dan menonjol ke dalam sinius dura. Melalui permukaan ini, cairan serebrospinal direabsorpsi ke dalam darah yang beredar di dalam sinus – sinus. 3. Pia mater Adalah lapisan yang paling rapuh. Lapisan ini banyak mengandung pembuluh darah dan melekat erat ke permukaan otak dan medula spinalis mengikuti leeukan atau tonjolan. Piameter tidak langsung berhubungan dengan otak. Tetapi, terdapat satu lapisan tipis sel-sel glial astrocyte (a thin layer of astrocyistic proccess).

Basal ganglia Basal ganglia

Merupakan kepulauan substansia grisea yang tertanam di dalam substansia alba cerebrum. Pulau-pulau ini merupakan nukleus berpasangan yang berasosiasi dengan

pergerakan tubuh kasar pada nukleus dan berhubungan dengan neuron dalam girus pracentralis. Adapun struktur dari basal ganglia adalah sebagai berikut:  Nucleus caudalis Berbentuk seperti ekor, dihubungkan dengan pergerakan otot rangka tak sadar  Nucleus amigdaloid Merupakan bagian ekor dari nucleus caudalis  Nucleus lentikular Terdiri dari dua bagian yaitu putamen dan globus pallidus yang keduanya membentuk korpus striatum. Globus pallidus sendiri mempunyai fungsi mengatur 

tonus otot dan ketepatan gerak otot. Klaustrum Merupakan lapisan tipis substansia grisea yang ditemukan diantara putamen dan lobus insular cerebrum di sulcus lateral.

  

1.1.2. Cerebellum Anatomi Cerebellum Letak: dasar fossa crania posterior Merupakan bagian otak yang terletak di bagian belakang otak besar. Ditutupi oleh dura mater yang menyerupai atap tenda disebut tentorium yang

 

memisahkannya dari bagian posterior serebrum. Pada medulla terdapat nuclei cerebri Serebelum mempunyai fungsi utama dalam koordinasi gerakan otot yang terjadi secara sadar, keseimbangan, dan posisi tubuh. Bila ada rangsangan yang merugikan atau



berbahaya maka gerakan sadar yang normal tidak mungkin dilaksanakan. Terdapat 2 bagian belahan yaitu belahan cerebellum bagian kiri dan belahan cerebellum bagian kanan yang dihubungkan dengan jembatan varoli yang berfungsi untuk



menghantarkan impuls dari otot-otot belahan kiri dan kanan. Korteks Cerebelli : terdiri atas substansia Grissea yang terbagi menjadi 3 lapisan

dengan beda yang jelas. Yaitu : o Lapisan Molekuler o Lapisan Ganglioner/sel Purkinje o Lapisan Granuler  Medula Cerebelli : tidak mempunyai perikarion, mengandung sabut syaraf yang  o o o 

kebanyakan bermielin, terdapat pembuluh darah dan sel-sel neuroglia Berkas serabut Pendukulus serebrisuperior : membatasasi serebelum dengan mesensefalon Pendukulus serebri media : membatasi serebelum dengan kedua hemisfer otak Pendukulus serebri inferior : membatasi serebelum dengan medulla oblongata Aktivitas : volunteer  Letak : dasar fossa crania posterior

 Ditutupi oleh dura mater yang menyerupai atap tenda disebut tentorium yang memisahkannya dari bagian posterior serebrum.  Bagian-bagian cerebellum : 1) Cortex cerebellum terdiri atas substansia grissea yang terbagi menjadi 3 lapisan, yaitu :  Lapisan Molekuler - paling luar, perikarion lebih sedikit dibanding dengan lapisan granuler - di superficial : perikarionnya berbentuk seperti bintang - di profundus : berbentuk seperti keranjang (sel basket)  Lapisan Ganglioner/ sel Purkinje: mengandung sel-sel purkinye. Sifat sel Purkinje : - Berbentuk seperti piala - Dendrit utama bercabang seperti kipas, dari lap. Molekuler menuju permukaan - Akson mengarah ke dalam, melalui lap. Granuler ke sub. Alba - Akson mengadakan hubungan kolateral dengan sel-sel purkinje yang lain  Lapisan Granuler - perikarion kecil - dendrit pendek - akson mengarah ke permukaan dan bercabang-cabang sejajar dengan permukaan 2) Medulla cerebellum  Struktur : - tidak mempunyai perikarion, - mengandung sabut syaraf yang kebanyakan bermielin, - terdapat pembuluh darah dan sel-sel neuroglia  Berkas serabut a) Pendukulus serebrisuperior : membatasasi serebelum dengan mesensefalon b) Pendukulus serebri media : membatasi serebelum dengan kedua hemisfer otak c) Pendukulus serebri inferior : membatasi serebelum dengan medulla oblongata 1) Sistem ventrikel Sistem Ventrikel Otak 1. Ventrikel lateral / Ventrikel 1 dan 2. Terletak di hemisfer kanan dan kiri. 2. Ventrikel tertius / Ventrikel 3, berhubungan dengan ventrikel lateral melalui foramen interventrikularis atau foramen monro 3. Ventrikel quartus / Ventrikel 4, berhubungan dengan ventrikel tertius melalui aquaeductus cerebri / aquaeductus sylvii

Ventrikel-ventrikel otak ini dilewati oleh cairan serebrospinal. Setelah melewati keempat ventrikel cairan serebrospinal akan mengalir kea rah sisterna magna / cistern cerebellomedularis posterior melalui tiga pintu: 2 foramen luschka di lateral dan 1 foramen magendie di medial.

1.1.3. Batang otak 1.1.3.1. Mesensefalon a. Mesensefalon  Bagian otak pendek dan terkontriksi yang menghubungkan pons dan cerebellum    

dengan cerebrum. Fungsi sebagai jalur penghantar dan pusat reflek. Mesensefalon, pons dan medulla oblongata disebut sebgai batang otak. Mengandung nukleus-nukleus saraf kranial III-IV. Bagian-bagian mesensefalon : 1. corpora cuadrigemina adalah 4 tonjolan bulat yang disebut kolikuli yang menyusun langit-langit otak tengah. Dua kolikulus superior berkaitan dengan refleks visual Dua kolikulus inferior berkaitan dengan reflex auditori 2. Pedunkulus cerebral adalah 2 berkas serabut silindris yang terbentuk dari traktus acenden dan decenden untuk membentuk bagian dasar otak tengah. i. CRUS SEREBRI Crus serebri terdiri dari corticospinal, corticonuclear dan corticopontine fibres. Corticonuclear and corticospinal fibresmemenuhi bagian tengah kedua dan ketiga dari crus. Cotticopontine fibres muncul dari cortex cerebri sampai nucleus pontine. ii. TEGMENTUM MESENCEPHALI Pada bagian inferior, grey mater membatasi penyebaran dari neuron di reticular dan tectum yang dekat dengan aqueductus serebri. Nervus trochlearis yang terletak

pada bagian ventral gray matter, berhubungan dengan nervus abduscen dan hypoglossy.Nervus trochlearis merupakan satu-satunya dari kedua belas saraf kranialis yang keluar dari batang otak pada permukaan posteriornya dan melewati sisi yang berseberangan. Oleh karena itu, otot oblik posterior dipersarafi nucleus trochlearis kontralateral. Perjalanan nervus ini di intra kranial yang panjang dan letaknya yang tepat di sebelah bawah tepi bebas tentorium serebelli menyebabkan nervus ini beresiko selama operasi otak tengah. Tegmentum terdiri dari red nucleus, bagian ventromedial tengah gray matter di sekeliling aqueduct terdiri dari nervus okulomomotoris, di mana bila dilihat memanjang , berhubungan dengan medial longitudinal fasciculus, and caudally reaches the trochlear nucleus.Substansia nigra dan nukleus rubra yang terletak di dalam otak tengah merupakan bagian dari jalur motorik invuluntar atau ekstrapiramidal. 3. Aquaductus syivius, yatu saluran yang menghubungkan ventrikel 3 dengan 4. 4. Nuclei pada saraf cranial III, IV, dan sebagian saraf cranial V berada dalam mesencephalon. 5. Substansi Nigra adalah area neuron berpigmen yang penting dalam fungsi motorik. 6. Nucleus merah adalah massa neuron merah muda berbentuk oval berperan dalam tonus otot dan postur tubuh. 7. Tectum Tectum adalah bagian mesencephalon yang terletak posterior terhadap aqueductus cerebrii. Tectum mempunyai empat tonjolan kecil yaitu dua colliculus superior dan dua colliculus inferior. Colliculus ini terletak profunda di antara cerebellum dan hemispherium cerebrii. Corpus pineale adalah sebuah kelenjar kecil yang terletak di antara colliculus superior. Kelenjar tersebut melekat melalui sebuah tangkai pada dinding posterior ventriculus tertius. Glandula pineale umumnya mengalami kalsifikasi pada usia pertengahan, sehingga dapat terlihat pada radiografi. 

Inferior colliculus Proyeksi Inferior colliculus ke batang otak dan spinal cord muncul untuk melewati superior colliculus. Dalam hal ini mereka dihubungkan oleh tectospinal tectotegmental tracts. Proyeksi ini relative kecil dan

mungkin memberikan refleks pada kepala dan mata dalam responnya pada suara. Berperan dalam refleks pendengaran, misalnya menngerakkan kepala ke arah datangnya suara. 

Superior colliculus Superior colliculus menerima sinyal afferent dari banyak sumber, termasuk retina, spinal cord, inferior colliculus dan occipital, dan kortikal temporal.

1.1.3.2. Pons 1.1.3.3. Medulla oblongata  Struktur : 1) Traktus asenden  Fungsi : menghantar impuls saraf ke arah cranial menuju pusat fungsional yang lebih tinggi (batang otak, cerebrum, cerebellum).  Penghantar nyeri dan suhu (tractus dorsolateralis dan tractus spinotalamicus lateralis)  Penghantar impuls raba spesifik diskriminatif, proprioseptif dan khinestetic ke thalamus dan akhirnya mencapai kortex cerebri  Penghantar impuls propriosertif, raba , dan tekanan (tractus 

spinocerebellaris dorsal et ventrale) Dalam traktus asenden terdapat nukleus penghantar dari jaras kolumna dorsali yang membentuk sebuah berkas serabut menyilang (lemnikus



medialis) Lemnikus bagian bawah disebut ventral lemnikus, bagian atas bisebut dorsal traktus spinotalamus yang keduanya berjalan sepanjang medula oblongata.

2) Traktus desenden Fungsi : menghantarkan impuls dari pusat fungsional lebih tinggi ke arah caudal menuju segmen2 medula spinalis.  Tractus corticospinalis (penghantar impuls motorik)  Tractus reticulospinalis (mempengaruhi tonus otot, inspirasi dan ekspirasi)  Tractus rubrospinalis (tonus otot flexor)  Tractus vestibulospinalis (penghantar reflex keseimbangan)  Tractus tectospinalis (pergerakan refleks)



 Tractus olivospinalis Terdapat traktus kortikos spinal dalam piramid yang melintang dari medulo



oblongata ke sumsum tulang belakang. Serabut traktus menghantarkan rasa nyeri, suhu, dan rabaan kasar dari permukaan wajah ke nukleus spinalis dari saraf cranial V

3) Tracrus Intersegmentales (fasiculli propii):  Fungsi : menghantarkan impuls dalam 2 arah dari dan ke kaudal dan 

cranial. Terdiri serat penghubung berbagai segmen medulla spinalis (serat intinsik atau asosiasi). Jika rusak dapat menyebabkan gangguan reflex



intersegmental. Pada segmen lumbolosacral sebagai pengendali reflex kencing, defekasi,



dan ereksi penis Pada segmen thoracal sebagai pengendali sinergis otot-otot pernapasan

4) Nukleus saraf cranial  Terdapat nukleus hipoglosus, motorik dorsal dari neuro vagus dan nukleus dari traktus solarius dalam medula oblongata.  Bagian-bagian medulla oblongata : 1) Medulla anterior atau ventral  Terdiri dari tonjolan substansia alba yang disebut pyramid, merupakan 

lanjutan dari kason pada pedunkulus serebral. Terdapat di daerah superior medulla spinalis, fissure yang terletak diantara ke dua pyramid menonjol sedikit keluar karena terjadi dekusasi pyramid ( persilangan ) ke sisi lain medulla spinalis. Dekusasi inilah yang mengakibatkan adanya pengendalian konlateral (hemisfer serebri kiri



mengatur bagian tubuh kanandan sebaliknya ). Terdapat traktus pyramidal ( kortikospinal lateral ) yang merupakan jalur

utama dari serebrum ke medulla spinalis. 2) Medulla posterior / dorsal  Fasikulus grasilis  Fasikulus kuneatus ( dimana keduannya manghantarkan tekanan persepsi otot-otot volunteer dan sensasi getar ). 3) Bagian pusat medulla  Terdapat nuclei yang berperan dalam pengendalian fungsi seperti frekuensi 

jantung, tekanan darah, pernafasan, batuk, menelan, dan muntah. Terdapat nuclei-nuklei yang merupakan asal saraf cranial IX, X, XI, XII.

1.2. Medulla spinalis Struktur Umum Medulla spinalis merupakan struktur yang berbentuk silinder, berwarna putih keabu-abuan, yang mulai diatas setinggi foramen magnum sebagai lanjutan dari medulla oblongata. Pada orang dewasa medulla spinalis berakhir setinggi pinggir bawah vertebra lumbar 1 dan pada anak kecil lebih panjang dan berakhir setinggi pinggir atas vertebra lumbar 3. Di inferior, medulla spinalis meruncing menjadi conus medullaris. Dari puncak conus ini berjalan turun lanjutan piamater, yaitu filum terminale, yang kemudian melekat pada bagian belakang os. Coccyges. Di garis tengah anterior medulla spinalis mempunyai sebuah fissure longitudinalis yang dalam yaitu fissure mediana anterior dan pada permukaan posterior terdapat alur yang dangkal yaitu sulcus mediana posterior. Sisi depan: tanduk depan/cornu anterior à mengand. perikaryon besar2 (sel2 tanduk depan/anterior horn cells), multipoler Sisi belakang: tanduk belakang/cornu posterior à mengand. perikaryon kecil2 Sisi samping: tanduk samping/cornu lateralis à mengand. perikaryon sedang Radix Nervus Spinalis Di sepanjang medulla spinalis melekat 31 pasang nervus spinalis melalui radix posterior dan radix anterior. Setiap radix mempunyai sebuah ganglion radix posterior yang axon sel-selnya memberikan serabut-serabut saraf perifer dan pusat. Radix nervus spinalis berjalan dari masing-masing segmen medulla spinalis ke foramen intervertebralis yang sesuai, tempat keduanya menyatu membentuk nervus spinalis. Di sini serabut motoric dan sensorik bercampur, sehingga setiap saraf spinal terdiri atas campuran serabut motoric dan sensorik. Di daerah cervical atas, radix nervus spinalis pendek dan berjalan hamper horizontal, tetapi dibawah ujung medulla membentuk seberkas saraf vertical di sekitar filum terminale. Berkas saraf vertical ini disebut cauda equnia.

Setelah keluar dari foramen intervertebrale, masing-masing nervus spinalis segera bercabang dua menjadi ramus anterior yang besar dan ramus posterior yang kecil. Keduanya mengandung serabut saraf motori dan sensorik. Neuro motorik anterior Menjulurkan saraf melalui radik anterior yang langsung menginervasi serabut-serabut otot lurik. Ada 3 tipe, yaitu: Neuro motorik alfa -

Menjulur ke serabut saraf motorik tipe A alfa. Bercabang beberapa kali setelah memasuki otot dan mensarafi otot lurik. Neuro motorik gama

-

Memnyebabkan kontraksi otot bersama neuro motorik alfa. Melalui saraf motorik tipe A gamma sampai ke serabut otot lurik kecil yaitu serabut

-

intrafusal. Interneuron Di jumpai disemua daerah substansi grisea medula. Mudah dirangsang dan mengeluarkan aktifitas spontan serta mempu menjalankan infuls dengan cepat. Pada penampang melintang sumsum tulang belakang ada bagian seperti sayap yang terbagi atas sayap atas disebut tanduk dorsal dan sayap bawah disebut tanduk ventral. Impuls sensori dari reseptor dihantar masuk ke sumsum tulang belakang melalui tanduk dorsal dan impuls motor keluar dari sumsum tulang belakang melalui tanduk ventral menuju efektor. Pada tanduk dorsal terdapat badan sel saraf penghubung (asosiasi konektor) yang akan menerima impuls dari sel saraf sensori dan akan menghantarkannya ke saraf motor. Pada bagian putih terdapat serabut saraf asosiasi. Kumpulan serabut saraf membentuk saraf (urat saraf). Urat saraf yang membawa impuls ke otak merupakan saluran asenden dan yang membawa impuls yang berupa perintah dari otak merupakan saluran desenden. Poros medulla terdapat saluran (canalis neuralis) berisi cairan cerebrospinalis Di sepanjang sisi medulla spinalis terdapat 31 cabang lateral:



laterodorsal : radix dorsalis



lateroventral : radix ventralis keduanya bertemu membentuk nervi spinalis pada sistem saraf tepi

- Intrinsik medulla spinalis 1. Substansi grisea → pada bagian ventral, warna gelap, bentuk kupu, mengandung badan sel neuron dan dendritnya, banyak kapiler, sedikit myelin. 2. Substansi alba → terdiri dari myelin dan berjalan longitudinal. - Ekstrinsik medulla spinalis 1. Fisura mediana ventralis 2. Sulcus mediana dorsalis 3. Sulcus dorsal lateralis 4. Sulcus intermedius dorsalis 5. Sulcus ventro lateralis Vaskularisasi Medulla Spinalis Medulla spinalis mendapatkan suplai darah dari 3 arteri kecil yang berjalan longitudinal yaitu 2 buah arteri spinalis posterior dan sebuah arteri spinalis posterior, yang dicabangkan langsung atau tidak langsung dari arteri vertebralis. Arteri spinalis anterior yang berasal dari arteri vertebralis bergabung membentuk satu arteri, dan berjalan kebawah di dalam fissura mediana anterior. a.spinalis anterior dan posterior dibantu oleh aa.radiculares yang masuk canalis vertebralis melalui foramen invertebrale. Vena-vena medulla spinalis bermuara ke dalam plexus venosus vertebralis internus.

Nervus Spinalis Di sepanjang nervus spinalis melekat 31 pasang nervus spinalis melalui radix anterior (motorik) dan radix posterior (sensorik). Masing masing radix melekat pada medulla spinalis melalui sederatan radices (radix kecil), yang terdapat di sepanjang segmen medulla spinalis yang sesuai. Radix nervus spinalis berjalan dari masing-masing segmen medulla spinalis ke foramen intervertebralis yang sesuai, tempat keduanya menyatu membentuk nervus spinal. Di sini serabut-serabut motorik dan sensorik bercampur, sehingga setiap saraf spinal terdiri atas campuran serabut motorik dan sensorik. Nervus spinal terdiri dari :

a. b. c. d. e.

8 pasang nervus servikalis 12 pasang nervus thorakalis 5 pasang nervus lumbalis 5 pasang nervus sakralis 1 pasang nervus koksigealis

Gangguan pada SSP 1. Disartria Gangguan berbicara yang disebabkan gangguan kendali otot akibat kerusakan system saraf pusat atau perifer (kamus dorland). Disartia dapat disebabkan oleh beberapa faktor antara lain :  Gangguan Peredaran Darah Otak (GPDO) (Cerebrovascular accident (CVA) ) (stroke) Karena trombosis, emboli atau pendarahan, saluran darah ke 

sebagian otak terhambat. Gangguan Biokimia Pembuatan neurotransmitor tidak cukup atau neutransmitor terlalu cepat dihanyutkan sehingga penyampaian rangsangan terganggu. Penyakit Myasthenia gravis misalnya diakibatkan diakibatkan kurangnya asetikolin sehingga otot-otot cepat capai. Penyakit Parkinson disebabkan kekurangan produksi

  

dopamine. Trauma Neoplasma (tumor) Kelainan Kongenital Sejak kelahiran sedah terdapat kerusakan di sistem saraf sentral, yang menyebabkan bicara tidak berkembang dengan

baik. 2. Disleksia Adalah interpretasi

kesulitan kata-kata.

belajar Gangguan

membaca ini

karena

timbul

kesalahan

akibat

kelainan

perkembangan di koneksi-koneksi antara daerah penglihatan dan daerah bahasa kortela atau di dalam daerah bahasa itu sendiri; yaitu,

pasien

lahir

dengan

"cacat

kabel"

di

dalam

sisrem

pemrosesan bahasa. Bukti-bukti yang ada menunjukkan bahwa disleksia berakar pada defisit dalam pemrosesan fonologis, yang berarti gangguan

kemampuan untuk menguraikan bahasa tulisan menjadi komponenkomponen

fonetik

yang

mendasarinya.

Pengidap

disleksia

mengalami kesulitan mengurai dan, karenanya, mengidentifikasi dan memberi arri pada kata-kata. Keadaan ini sama sekali tidak berkaitan dengan kemampuan intelektualitas.

2. Histologi 2.1. Otak 2.1.1. Cerebrum

Substansia Grissea: •

Lapisan molekuler.



Lapisan granuler luar.



Lapisan sel piramid.



Lapisan granuler dalam.



Lapisan piramid dalam.



Lapisan sel polimorf.

Sel-sel piramid yang besar: sel Betz dalam motor area.

Ruangan dengan sel piramid di dalamnya: •

perineural space.

Ruangan dengan pembuluh darah di dalamnya: •

perivaskular space. Substansia Alba:



Pembuluh darah.



Perikaryon (-).



Sabut-sabut saraf bermyelin.



Neuroglia. Pusat subkortikal:



Substansia grissea dikelilingi substansia alba.



Perikaryon; neuroglia; sabut-sabut saraf tak bermyelin, beberapa bermyelin. Cerebellum Substansia Grissea:



Lapisan molekuler. Lapisan molekuler terdiri dari sedikit sel stellate luar yang tersebar dengan akson-nya yang tersusun secara horizontal. Akson dari sel granula di lapisan granuler juga memanjang hingga ke lapisan molekuler dan tersusun secara horizontal juga.



Lapisan ganglioner = lapisan sel Purkinje. Yang khas dari lapisan ini adalah adanya sel purkinje, sel pyriform yang tersusun selapis di antara lapisan molekuler dan granuler. Sel ini memiliki dendrit yang tebal dan memanjang hingga permukaan lapisan molekuler. Akson-nya keluar dari dasar sel dan melewati lapisan granuler dan menjadi bermielin ketika memasuki substansi alba. Di lapisan ini terlihat juga akson dari sel stellate bagian dalam (sel basket) yang ada di sekitar sel purkinje.



Lapisan granuler. Lapisan ini tersusun dari sel-sel granula dalam jumlah banyak. Terdapat juga sel stellate lebih besar yang tersebar. Dalam lapisan granuler terdapat juga glomeruli , yang terlihat sebagai “area kosong” di mana tidak ada sel saraf dan muncul sambungan sinaps.

Substansia Alba Neuroglia •

Berperan dalam pemeliharaan & viabilitas neuron.



Terdiri atas: – Astrosit – Oligodendrosit. – Mikroglia. – Sel ependim. Astrosit



Inti bulat, pucat, OFT.



Prosesus panjang, memiliki pedikel, melekat pada pembuluh darah.



Pedikel melindungi pembuluh darah yang memberi nutrisi pada jaringan saraf.



Astrosit protoplasmik: – sitoplasma berbutir-butir, prosesus bercabang pendek, tebal, & banyak; ditemukan pada substansia grissea.



Astrosit fibrous: sitoplasma mengandung fibril-fibril, prosesus bercabang panjang, tipis, & jarang; ditemukan pada substansia alba

Oligodendrosit •

Ukuran lebih kecil daripada astrosit.



Ditemukan pada substansia grissea & alba.



Jumlahnya terbanyak.



Prosesus sedikit & pendek.



Inti bulat, kecil, DCT.



Membentuk selubung myelin.

Mikroglia: •

Ukuran kecil, padat, pipih.



Inti gelap, pipih, DCT.



Prosesus pendek, kecil.



Ditemukan pada substansia grissea & alba.



Makrofag, berasal dari monosit.

Ependim: •

Melapisi canalis sentralis medula spinalis.



Terendam dalam cairan serebrospinal. 2.1.2. Cerebellum 2.1.3. Batang otak

Susunan Piramidal dan Ekstrapiramidal

Susunan piramidal dan ekstrapiramidal atau yang dikenal dengan jaras-jaras pyramidal berhubungan dengan sitem motorik. Sistem motorik merupakan suatu system yang mengurus ketrampilan gerakan otot skeletal yang terdiri dari unsur saraf dan unsur muskuler. Sistem motorik mulai dari area spesifik di serebral corteks dan turun ke pyramids berakhir di alpha motor neuron. System motorik ini meliputi beberapa komponen :  Neuron Sentral : merupakan neuron neuron dari korteks motorik ke inti inti saraf di batang otak dan medulla spinalis. Neuron sentral ini disebut UMN (Upper Motor Neuron).  Neuron Perifer : merupakan neuron saraf dari inti motorik di batang otak dan medulla spinalis ke otot. Neuron Perifer ini disebut LMN (Lower Motor Neuron).  Motoric End Plate merupakan penghubung antara neuron dan otot.  Otot.

1. Sistem Piramidal Melalui aksonnya neuron korteks motorik

menghubungi motoneuron yang membentuk

inti motorik saraf cranial dan motorneuron di kornu anterius medulla spinalis. Aksonakson tersebut menyusun jaras kortikobulbar-kortikospinal turun ke kapsula interna. Di tingkat mesensephalon serabut-serabut itu di 3/5 tengah pedinkulus serebri dan diapit oleh serabut frontopontin di bagian medial dan serabut parietotemporopontin di sisi lateral. Kemudian turun dipons menduduki pes pontis dimana terdapat inti serabut-serabut frontopontin dan parietotemporopontin berakhir. Maka dari itu di medulla oblogata hanya terdiri

dari

serabut

kortikobulbar

dan kortikospinal. Diperbatasan

antara

medulla

oblongata dan medulla spinalis, mereka menyilang di dekusasio piramidium menjadi kortikospinal lateral yang menyilang dan kortikospinal ventral yang tidak menyilang. Gerakan yang dibangkitkan oleh impuls pyramidalis menimbulkan gerakan yang bersifat :  Halus, luwes, tepat dan khusus.  Melibatkan otot otot distal lebih sering dari pada otot proksimal.

 Lebih banyak mempengaruhi fungsi anggota gerak atas dari pada anggota gerak bawah.  Terutama mengelola motor unit yang kecil secara kontralateral. 2. Sistem Ekstrapiramidal  Merupakan kumpulan-kumpulan traktus, inti-inti & sirkuit feedbacknya.  Susunan ekstrapiramidal ini secara fungsional berhubungan dengan traktus piramidal.  Susunan ekstrapiramidal ini dimulai dari serebral korteks, basal ganglia, subkortikal nukleus secara tidak langsung ke spinal cord melalui multisynap conection.  Inti-inti yang menyusun ekstrapiramidal : 1. Korteks motorik tambahan (area 4s, 6, 8). 2. Ganglia basalis (nucleus kaudatus, putamen, globus pallidus, substansia nigra), Korpus subtalamikum (Luysii), Nucleus ventrolateralis Talami. 3. Nucleus ruber & substansia retikularis batang otak. 4. Cerebellum.  Fungsi dari Traktus Ekstrapyramidal adalah untuk mengatur gerakan volunter kasar dan tidak terampil, seperti mengendalikan posisi berdiri, gerakan tangan pada posisi berdiri, gerakan tangan pada waktu berjalan, gerakan lambaian tungkai dan lengan. 2.2. Medulla spinalis

Pembungkus Medulla Spinalis  Di dalam canalis vertebralis med. spinalis dikelilingi oleh 3 membran jaringan penyambung : Pachymeninx ( duramater) dan leptomeninx (arachnoidea dan piamater spinalis).  Di sebelah kaudal membentuk kantung duramater membungkus cauda equine dan berakhir sbg filum terminale externum sampa sejauh periosteum coccygeus.

Medula spinalis berfungsi sebagai pusat reflex spinal dan sebagai jaras konduksi impuls dari atau ke otak. Pada mulanya med. Spinalis dan canalis vertebralis sama panjang sehingga nervus spinalis muncul dari foramen pada tingkatnya sendiri. Dalam masa perkembangan vertebra berkembang jauh lebih panjang dari med. Spinalis, sehingga ujung bawah med. Spinalis lebih tinggi dari ujung vertebra. Pada anak-anak ujung med. Spinalis setingngi vertebralis ketiga dan pada orang dewasa setinggi vertebra lumbalis pertama atau thoracalis keduabelas. Sejak dari conus medullaris, canalis vertebralis hanya berisi massa yang dipadati oleh radices spinalis descendens dikenal sebagai cauda equina. Jika dipotong melintang :

Ada 2 bagian Bagian medula (substansia grisea):  Perikaryon (+).  Sabut-sabut saraf tidak bermyelin, beberapa bermyelin.  Sel-sel neuroglia (mikroglia, astrosit protoplasmik, oligodendrosit) & pembuluh

  

   

darah. Sisi depan: tanduk depan/cornu anterior à perikaryon besar-besar. Sisi belakang: tanduk belakang/cornu posterior à perikaryon kecil-kecil. Sisi samping: tanduk samping/cornu lateralis à perikaryon sedang. Di central: kanalis sentralis. z Bagian korteks (substansia alba) Perikaryon (-). Sabut-sabut saraf bermyelin, beberapa tidak bermyelin. Sel-sel neuroglia (mikroglia, astrosit fibrous, oligodendrosit) & pembuluh darah. Potongan melintang: – fissura mediana anterior & sulcus mediana posterior.

3. Fisiologi Sistem Saraf Pusat (SSP) 3.1.1. Cerebrum  Area-area di otak Area otak ini ditemukan oleh Korbinian Brodman dimana merupakan embagian daerah pada bagian korteks otak yang dibedakan atas dasar sel-sel saraf penyusun jaringannya. Area ini diberikan nomor 1 sampai 47

Area-area penting yang sebaiknya diketahui: 1.

Lobus frontalis area 4: cortex motorik primer area 6: area premotorik (extrapiramidal) area 8: atur gerak mata & pupil area 44,45: area bahasa motorik (Broca)

2.

Lobus parietalis area 1,2&3: area somatosensorik

3.

Lobus temporalis area 41: cortex auditorik primer area 42: cortex auditorik sekunder(asosiasi) area 22: area bahasa perseptif(Wernicke) area 28: area olfaktorius

4.

Lobus oksipitalis area 17: cortex visual primer area 18,19: cortex asosiasi visual

    

Area Brodmann Pada Otak : 1, 2, dan 3 - Korteks Somatosensorik (sering disebut area 3, 1, 2). 4 - Korteks Motorik Primer 5 - Korteks Asosiasi Somatosensorik 6 - Korteks Pra-motorik dan Motorik Suplementaris 7 - Korteks Asosiasi Somatosensorik

                                   

8 - Daerah Mata Frontal 9 - Korteks Prafrontal Dorsolateralis 10 - Area Frontopolar 11 - Area Orbitofrontal 12 - Area Orbitofrontal (sering disebut area 11A) 13 - Korteks Insularis 17 - Korteks Visual Primer 18 - Korteks Asosiasi Visual 19 - Korteks Asosiasi Visual 20 - Gyrus Temporalis Inferior 21 - Gyrus Temporalis Media 22 - Gyrus Temporalis Superior 23 - Korteks Cinguli Posterior Ventral 24 - Korteks Cunguli Anterior Ventral 25 - Korteks Subgenualis 26 - Area Ektosplenialis 28 - Korteks Entorhinalis Posterior 29 - Koreks Cinguli Retrosplenialis 30 - Bagian dari korteks cinguli 31 - Korteks Cinguli Posterior Dorsal 32 - Korteks Cinguli Anterior Dorsal 34 - Korteks Entorhinalis Anterior 35 - Korteks Perirhinalis 36 - Korteks Parahippocampalis (di gyrus parahippocampal) 37 - Gyrus Fusiformis 38 - Area Temporopolar 39 - Gyrus Angularis (bagian dari Area Wernicke) 40 - Gyrus Supramarginalis (bagian dari Area Wernicke) 41, 42 - Korteks Asosiasi Primer dan Auditorius 43 - Area subcentral 44 - Pars Triangularis dari Area Broca 45 - Pars Opercularis dari Area Broca 46 - Korteks Prefrontalis Dorsolateral 47 - Gyrus Prefrontalis Inferior 48 - Area Retrosubicularis 52 - Area Parainsularis No. 1

Area Penamaan Area 1, 2 dan 3 Somestetik Primer

Fungsi Bagian ini akan menerima sensasi dari semua bagian tubuh dan disinilah menggapai kesaadaran. Sensasi umum ini mencakup

antara lain: nyeri, suhu, raba, tekan dan proprioseptif. Merupakan area motorik primer yang bertanggungjawab untuk gerakan-gerakan voluntar. Area 6 dan 8 ini bertanggungjawab untuk gerakan-gerakan menyidik voluntar dan deviasi konjugat dari mata dan kepala. Gerakan mata voluntar mendapat input dari area 4,6,8,9 dan 46. Bagian ini banyak berhubungan dengan areaarea sensorik lain dari korteks sensorik. Korteks asosiasi sensorik menerima dan mnegintegrasi berbagai modalitas sensorik, misalnya mengindentifikasikan mata uang dalam tangan tanpa melihat. Merupakan area-area yang berkaitan dengan kepribadian seseorang. Fungsi utamanya adalah melakukan kegiatan intelektual kompleks, beberapa fungsi ingatan, rasa tanggungjawab untuk melakukan tindakan dan sikap yang dapat diterima oleh masyarakat, ide-ide, pikiran yang kreatif, penilaian dan pandangan ke masa depan. Bertanggungjawab untuk menerima informasi penglihatan dan menyadari sensasi warna. Bagian ini menyebabkan informasiinformasi penglihatan menjadi berarti, berperan juga dalam refleks gerakan mata apabila sedang memandang atau mengikuti suatu objek. Bertanggung jawab atas interpretasi dari korteks auditorik primer dan bekerjasama dengan area Wernicke di dekatnya untuk pemahaman bahasa melalui pendengaran tersebut. Bertanggungjawab untuk mengenal benda melalui sentuhan. Berfungsi sebagai penerima suara.

2

Area 4

Korteks Frontalis

3

Area 8

Lapangan frontal

4

Area 6

5

Area 5 dan 7

6

Area 9,10,11, Korteks Prafrontalis dan 12

7

Area 17

Korteks Primer

Visual

8

Area 18 dan 19 Korteks Visual

Asosiasi

9

Area 22

Korteks Auditorik

Asosiasi

10

Area 40

Korteks Parietalis

11

Area 41 dan 42 Korteks Auditorik Primer Area 44 dan 45 Area Bicara Motorik Bertanggungjawab atas pelaksanaan motorik Broca berbicara.

12

pandang

Asosiasi Somestetik

KESADARAN Kesadaran merupakan fungsi utama susunan saraf pusat. Untuk mempertahankan fungsi kesadaran yang baik, perlu suatu yang konstan dan efektif antara hemisfer serebri yang intak dan formasio retikularis di batang otak. Gangguan pada hemisfer serebri atau formasio retikularis dapat menimbulkan gangguan kesadaran bergantung pada beratnya kerusakan, gangguan kesadaran dapat berupa apati, delirium, somnolen, sopor atau koma. Koma sebagai kegawatan maksimal fungsi susunan saraf pusat memerlukan tindakan yang cepat dan tepat, sebab makin lama koma berlangsung makin parah keadaan susunan saraf pusat sehingga kemungkinan makin kecil terjadinya penyembuhan sempurna. anatomi fisiologi kesadaran Lintasan asendens dalam susunan saraf pusat yang menyalurkan impuls sensorik protopatik, propioseptik dan perasa pancaindra dari perifer ke daerah korteks perseptif primer disebut lintasan asendens spesifik atau lintasan asendens lemniskal. Ada pula lintasan asendens aspesifik yakni formasio retikularis di sepanjang batang otak yang menerima dan menyalurkan impuls dari lintasan spesifik melalui koleteral ke pusat kesadaran pada batang otak bagian atas serta meneruskannya ke nukleus intralaminaris talami yang selanjutnya disebarkan difus keseluruh permukaan otak Pada hewan, pusat kesadaran(arousal centre) terletak di rostral formasio retikularis daerah pons sedangkan pada manusia pusat kesadaran terdapat didaerah pons, formasio retikularis daerah mesensefalon dan diensefalon. Lintasan aspesifik ini oleh Merruzi dan Magoum disebut diffuse ascending reticular activating system (ARAS). Melalui lintasan aspesifik ini, suatu impuls dari perifer akan menimbulkan rangsangan pada seluruh permukaan korteks serebri. Dengan adanya 2 sistem lintasan tersebut terdapatlah penghantaran asendens yang pada pokoknya berbeda. Lintasan spesifik menghantarkan impuls dari satu titik pada alat reseptor ke satu titik pada korteks perseptif primer. Sebaliknya lintasan asendens aspesifik menghantarkan setiap impuls dari titik manapun pada tubuh ke seluruh korteks serebri. Neuron-neuron di korteks serebri yang digalakkan oleh impuls asendens aspesifik itu dinamakan neuron pengemban kewaspadaan, sedangkan yang berasal dari formasio retikularis dan nuklei intralaminaris talami disebut neuron penggalak kewaspadaan. Gangguan pada kedua jenis neuron tersebut oleh sebab apapun akan menimbulkan gangguan kesadaran. Kesadaran mempunyai 2 aspek yakni derajat kesadaran dan kualitas kesadaran. Derajat kesadaran atau tinggi rendahnya kesadaran mencerminkan tingkat kemampuan sadar

seseorang dan merupakan manifestasi aktifitas fungsional ARAS terhadap stimulus somatosensorik. Kualitas kesadaran atau isi kesadaran menunjukkan kemampuan dalam mengenal diri sendiri dan sekitarnya yang merupakan fungsi hemisfer serebri. Perbedaan kedua aspek tersebut sangat penting sebab ada beberapa bentuk gangguan kesadaran yang derajat kesadarannya tidak terganggu tetapi kualitas kesadarannya berubah. Dalam klinik dikenal tingkat-tingkat kesadaran : komposmentis, inkompos mentis (apati, delir, somnolen, sopor, koma). Penyebab Penurunan Kesadaran • • • • • • •

defisit fungsi otak. Tingkat kesadaran dapat menurun ketika otak mengalami kekurangan oksigen (hipoksia) kekurangan aliran darah (seperti pada keadaan syok) penyakit metabolic seperti diabetes mellitus (koma ketoasidosis) keadaan hipo atau hipernatremia dehidrasi; asidosis, alkalosis; pengaruh obat-obatan, alkohol, keracunan; hipertermia, hipotermia peningkatan tekanan intrakranial (perdarahan, stroke, tumor otak) infeksi (encephalitis); epilepsi.

3.1.2. Cerebellum  Fungsi : 1) Koordinasi gerakan otot yang terjadi secara sadar, 2) keseimbangan dan posisi tubuh. Mengubah tonus dan kekuatan kontraksi untuk mempertahankan keseimbangan dan sikap tubuh. Bila ada rangsangan yang merugikan atau berbahaya maka gerakan sadar yang normal tidak mungkin dilaksanakan. 3) Pusat refles yang mengkoordinasi dan memperhalus gerakan otot 4) Sebagai pengkoreksi/penyesuaian antara apa yang diperintahkan otak, dan apa yang ada di sekeliling (lingkungan) agar terbentuk gerakan yang sesuai  Letak : dasar fossa crania posterior  Ditutupi oleh dura mater yang menyerupai atap tenda disebut tentorium yang  o o o o

memisahkannya dari bagian posterior serebrum. Berbagai gejala yang menandai penyakit serebellum antara lain: Gangguan keseimbangan Nistagmus(gerakan bola mata ritmis dan bolak-balik) Penurunan tonus otot tapi tidak sampai menyebabkan paralisis. Ketidakmampuan melakukan gerakan-gerakan cepat dengan

mulus,

dan

ketidakmampuan untuk menghentian dan memulai gerakan otot rangka secara tepat o Tremor Intensional yang ditandai oleh gerakan maju-mundur anggota badan secara berulang sewaktu mendekati tujuan yang dikehendaki.

3.1.3. Batang otak Batang otak terdiri atas medula, pons, dan otak tengah(mid brain). batang otak merupakan penghubung vital antara medula spinalis dan bagian otak yang lebih tinggi. Fungsi batang otak yang lain yaitu : 1. Sebagai pusat neuron untuk mengontrol fungsi jantung, pembuluh darah, pernafasan, dan pencernaan 2. Mengatur refleks otot yang terlibat dalam keseimbangan dan postur tubuh 3. Terdapat

farmasioretikularis,

yaitu

anyaman-anyaman

neuron

yang

saling

berhubungan yang meluas di seluruh batang otak dan masuk ke talamus 4. Pusat pengatur pola tidur tradisional

3.1.3.1. Pons Fungsi : 1) Jembatan serabut-serabut yang menyatukan hemisferium serebri dengan serebeli 2) Menghubungkan mesensefalon dengan medula oblongata, membentuk batang otak.  Untuk menyampaikan reflex yang penting dari SSP  Tempat yang harus dilalui (datang dan pergi) pusat-pusat di otak dan perifer.  Kumpulan saraf/pusat-pusat yang mengontrol fungsi jantung, pembuluh darah, respirasi, dan pencernaan.  Bersama thalamus menyusun formasio retikularis untuk menerima dan mengintergrasikan semua masukan sinaps.  Pusat dan tanggung jawab untuk tidur 3) Terdapat nukleus saraf kranial V-VIII, trigeminus, abdusen, facialis, dan vestibulokloklearis. 4) Meneruskan informasi sensori ke serebelum dan thalamus, pusat gerakan tidak sadar dan gerakan visceral. 5) Berperan dalam pengaturan pernafasan

3.1.3.2. Medulla oblongata  Fungsi : 1) Merupakan pusat refleks untuk jantung, pernafasan, bersin, batuk, menelan, dan muntah. Mengandung nukleus-nukleus saraf kranial IX-XII. 2) Mengatur detak jantung , dan penampang arteriola, tekanan darah

3) Mengatur komunikasi antara medulla spinalis dengan otak 3.2. Medulla spinalis Fungsi medulla spinalis : 

menghubungkan SST dengan otak



sbg pusat koordinasi sendiri untuk respons yg sederhana Medulla spinalis merupakan system saraf pusat yang terletak di sepanjang vertebra dan dilindungu arkus vertebrae. Medulla spinalis mempersarafi gerak reflek, simpatis dan parasimpatis beberapa organ.

4. Fungsi Luhur Otak Fungsi yang memungkinkan manusia dapat memenuhi kebutuhan jasmani dan rohani sesuai dengan nilai moral yang berlaku. Terdiri dari : -

Kognisi Memori Bahasa Emosi Visuospatial

Merupakan hasil pengolahan fungsi kortikal (korteks) dimana tiap bagian korteks berintegrasi baik antar lobus dalam satu hemisfer maupun antar hemisfer 1) FUNGSI KOGNISI (PENGENALAN/PENGERTIAN)   

Suatu proses mental untuk memperoleh pemahaman/pengertian terhadap sesuatu Rangkaian proses kognisi, diantaranya : sensasi, persepsi, asosiasi, pikiran, perhatian, pertimbangan, memori Fungsi otak dalam proses berpikir sehingga melahirkan tindakan

2) FUNGSI MEMORI  

Kemampuan seseorang untuk menyimpan informasi/pengalaman dan mengemukakannya setiap saat Mekanisme memori 1. Resepsi (Tahap pemasukan informasi) 2. Retensi atau Storage (Tahap penyimpanan informasi) 3. Recall (tahap pengeluaran/pengingatan kembali)

3) FUNGSI BAHASA  Alat Komunikasi d) Bahasa verbal : hasil aktivitas hemisfer dominan.

e) Bahasa nonverbal : hasil aktivitas hemisfer nondominan. f) Anatomi daerah otak untuk fungsi bahasa : Dua daerah reseptif : 1. Area Wernicke (area 22) untuk bahasa yang didengar 2. Area Girus Angularis (aea 39) untuk bahasa yang dilihat Satu daerah yang bersifat ekspresif yaitu Area Broca (area 44)



Proses bahasa ucapan : Diterima alat dengar → pusat otak primer dan sekunder (area 41 &42) → pusat otak asosiatif (area Wernicke) kata yang didengar akan dipahami → Girus Angularis tempat pola kata-kata dibayangkan lewat area Wernicke di fasikulus arkuatus → Area Broca gerakan motorik pembicaraan → Area motori primer (area 4) otot-otot lidah untuk ucapan → area motori suplementer (area 6) agar ucapan atau gerakan

 -

lidah menjadi jelas. Bila terjadi gangguan hemisfer dominan → terjadi Afasia. Afasia Sensori (Afasia Wernicke) Ketidak mampuan untuk mengerti bahasa.

-

Afasia Motorik (Afasia Broca) Ketidakmampuan untuk mengeluarkan bahasa.

4) FUNGSI EMOSI  Perasaan kompleks (menyenangkan atau tidak menyenangkan) pada organisme  Melibatkan perubahan aktivitas organ tubuh terutama organ visceral  Berada di bawah kontrol sistem saraf otonom  Mendorong munculnya respon atau perilaku tertentu  Komponen emosi : - Stimulus (Real atau khayalan) - Afek atau perasaan - Perubahan aktivitas otonom organ visceral - Dorongan aktivitas atau perilaku tertentu

Struktur Anatomi otak untuk emosi -

Bagian otak yang berkaitan dengan emosi adalah sistem limbik (batas antara diensefalon/ batang otak dengan cerebrum) Bangunan utama sistem limbik :  Amigdala  Septum (dinding)  Hipokampus  Girus Singulatus  Thalamus anterior dan hipotalamus

5) FUNGSI VISUOPATIAL   

Fungsi hemisfer kanan, berhubungan dengan fungsi : pengamatan, dan perlindungan diri dan lingkungan Gangguan Persepsi visual : Hemispatial Neglect (Pengabaian ruang), Anosognasia Gangguan gerakan visual (integritas visuo-motor) : Gangguan konstruksi

5. FISIOLOGI SINAPS Sinaps Satu sel saraf tidak dapat berfungsi sendiri. Sel saraf berfungsi dengan membentuk rangkaian sel saraf atau sirkuit tertentu. Fungsi sel saraf yaitu menghantarkan rangsang dari satu sel saraf ke sel saraf lain atau ke efektor melalui proses biolistrik dan biokimia. Untuk dapat melakukan proses biolistrik dan biokimia diperlukan suatu titik penghubung agar neuron dapat melakukan fungsinya membentuk sirkuit. Titik atau penghubung ini disebut dengan sinaps. Sinaps akan meneruskan neurotransmitter dari satu neuron ke neuron lainnya. Sumber lain mengatakan bahwa sinaps adalah hubungan antara satu terminal akson suatu neuron dan dendrit atau badan sel neuron lain. a. Anatomi Fisiologi Sinaps Hampir semua sinaps yang dipakai untuk menjalarkan sinyal pada SSP manusia adalah sinaps kimia. Pada sinaps kimiaini, neuron pertama akan menghasilkan

atau mensekresikan

bahan

kimia yangdisebut

neurotransmitter pada sinaps, dan bahan ini akan bekerja pada reseptor protein dalam membran neuron berikutnya sehingga neuron tersebut dapat terangsang atau terhambat. Neuron pertama yang menghasilkan neurotransmitter akan disebut

sebagai

neuron presinaps,

dan

neuron berikutnya

akan

disebutsebagai

neuron postsinaps. Neurotransmitter jalur utama penghantaran impuls saraf di SSp umumnya berupa glutamate. Reseptor glutamate ada empat macam, yaitu: reseptor AMPA yang terdapat pada membrane sel pascasinaps atau dendrit, reseptor kainat, reseptor NMDA, dan reseptor metabotropik. Selain bersifat menghantarkan impuls, neurotransmitter juga dapat bersifat menghambat, misalnya GABA dan glisin. Neuron prasinaps adalah terminal akson suatu sel neuron, sedangkan yang disebut neuron pascasinaps adalah dendrit sel neuron. b. Neurotransmitter Neurotransmitter dapat dibedakan menjadi dua, yaitu neurotransmitter yang bersifat merangsang impuls saraf (AMPA, kainat, NMDA, dan metabotropik) dan bersifat menghambat (GABA dan glisin). c. Mekanisme Pelepasan Neurotransmitter pada ujung presinaps Membran sel yang menutupi ujung presinaps yang disebut sebagai membrane presinaps, mengandung banyak sekali voltage-gated calcium channels. Bila ada potensial aksi yang mendepolarisasi terminal, maka sebagian besar ion kalsium akan mengalir masuk ke dalam ujung tadi melalui saluran kalsium tersebut. Ion-ionini akan berikatan dengan molekul protein pada permukaan sisi dalam membran presinaps. Hal ini akan menyebabkan transmitter vesicles akan berikatan dan menyatu pada membran, sehingga akhirnya akan terjadi proses eksositosis.Setelah itu, neurotransmitter akan dilepaskan ke celah sinaps (synaptic cleft). d. Jenis Sinaps Sinaps adalah sisi (penghubung) tempat berlangsungnya pemindahan impuls dari ujung akson suatu neuron ke neuron lain. Transmisi neuron bisa dari akson suatu neuron ke dendrite, badan sel, atau akson neuron kedua. Jenis sinaps ada 2, yaitu: 1) Sinaps listrik Dua sel yang dapat tereksitasi berhubungan melalui aliran arus listrik langsung dengan tahanan listrik rendah. Biasanya ditemukan pada otot polos, otot jantung, dan otak. Umumnya, sinaps listrik memungkinkan terjadinya transmisi dua arah. Mekanisme:

Ujung neuron  aliran listrik  gap junction  neuron berikutnya. 2) Sinaps kimiawi Pada sinaps kimiawi , neurotransmitter dilepas dari terminal akson presinaptik, mengalir menyeberangi celah sinaptik, melekat pada reseptor membran postsinaptik. Mekanisme: a) Neurotransmitter dilepas dari terminal akson presinaptik, dari vesikel sinaptik saat potensial aksi sampai terminal b) Saluran ion calsium terbuka, ion calsium masuk terminal bouton c) Neurotransmitter menyeberangi celah sinaptik dan difasilitasi oleh ion calsium d) Melekat pada reseptor postsinaptik MEKANISME PEMBERSIHAN NEUROTRANSMITTER Ada 3, yaitu : 1. Neuro transmitter berdifusi ke cairan disekitarnya. 2. Neurotransmitter dipecah oleh enzim kolinesterase menjadi asetil coA dan kolin. 3. Neurotransmitter dikembalikan lagi ke membran presinaptik secara transport aktif untuk kemudian dipecah oleh enzim kolinesterase di dalam membran presinaps menjadi asetat dan kolin, kolin akan digunakan lagi untuk produksi asetilkolin yang baru. MACAM-MACAM NEUROTRANSMITTER Ada 30 jenis, beberapa yang penting adalah : a. Bersifat eksitator 1. Asetilkolin 2. Norepinefrin 3. Glutamat 4. Substansi p 5. Enkefalin, dsb b. Bersifat inhibitor 1. Dopamin 2. Glisin 3. Asam Gama Amino Butirat (GABA) 4. Serotonin

6. Cairan serebrospinal (LCS) Sirkulasi CSS Seluruh ruang yang melingkupi otak dan medulla spinalis memiliki volume kira-kira 1600-1700 mm, dan sekitar 150 mm dari volume ini ditempati oleh cairan serebrospinal, dan sisanya oleh otak dan medulla. Fungsi Cairan Serebrospinal Fungsi utama cairan serebrospinal adalah untuk melindungi otak dalam kubahnya yang padat. Otak dan cairan serebrospinal memiliki gaya berat spesifik yang kurang lebih sama, sehingga otak terapung dalam cairan ini. Oleh karea itu, benturan pada kepala akan menggerakkan seluruh otak dan tengkorak secara serentak, menyebabkan tidak satu bagian pun yang berubah bentuk akibat adanya benturan tadi. Pembentukan dan Aliran Cairan Serebrospinal Cairan serebrospinal dibentuk rata-rata sekitar 500 mm setiap hari, dimana jumlah cairan ini tiga sampai empat kali banyaknya volume total cairan di seluruh system cairan serebrospinal Produksi: Cairan serebrospinal oleh pleksus koroid, yaitu jaring – jaring kapiler berbentuk bunga kol yang menonjol dari piamater ke dalam ventrikel otak. Sirkulasi: CSS dari ventrikel lateral melalui foramen interventrikular monroe masuk ke dalam ventrikel III, selanjutnya melalui aquaductus sylvii masuk ke dlam ventrikel IV. Tiga buah lubang dalam ventrikel IV yang terdiri dari 2 foramen ventrikel lateral (foramen luschka) yang berlokasi pada atap resesus lateral ventrikel IV dan foramen ventrikuler medial (foramen magendi) yang berada di bagian tengah atap ventrikel III memungkinkan CSS keluar dari sistem ventrikel masuk ke dalam rongga subarakhnoid. CSS mengisi rongga subarachnoid sekeliling medula spinalis sampai batas sekitar S2, juga mengisi keliling jaringan otak. Dari daerah medula spinalis dan dasar otak, CSS mengalir perlahan menuju sisterna basalis, sisterna ambiens, melalui apertura tentorial dan berakhir dipermukaan atas dan samping serebri dimana sebagian besar CSS akan diabsorpsi melalui villi arakhnoid (granula Pacchioni) pada dinding sinus sagitalis superior. CSS akan melewati villi masuk ke dalam aliran adrah vena dalam sinus. Villi arakhnoid berfungsi sebagai katup yang dapat dilalui CSS dari satu arah, dimana semua unsur pokok dari cairan

CSS akan tetap berada di dalam CSS, suatu proses yang dikenal sebagai bulk flow. CSS juga diserap di rongga subrakhnoid yang mengelilingi batang otak dan medula spinalis oleh pembuluh darah yang terdapat pada sarung/selaput saraf kranial dan spinal. Vena-vena dan kapiler pada piameter mampu memindahkan CSS dengan cara difusi melalui dindingnya. Perluasan rongga subarakhnoid ke dalam jaringan sistem saraf melalui perluasaan sekeliling pembuluh darah membawa juga selaput piametr disamping selaput arakhnoid. Sejumlah kecil cairan berdifusi secara bebas antara cairan ekstraselluler dan css dalam rongga perivaskuler dan juga sepanjang permukaan ependim dari ventrikel sehingga metabolit dapat berpindah dari jaringan otak ke dalam rongga subrakhnoid. Pada kedalaman sistem saraf pusat, lapisan pia dan arakhnoid bergabung sehingga rongga perivaskuler tidak melanjutkan diri pada tingkatan kapiler.

Perbandingan komposisi normal cairan serebrospinal dengan serum Cairan Serebrospinal Serum Osmolaritas 295 mOsm/L 295 mOsm/L Natrium 138 mM 138 mM Klorida 119 mM 119 mM pH 7,33 7,41 Tekanan CONCUSSION 6,31 kPa 25,3 kPa Glukosa 3,4 mM 5,0 mM Total protein 0,35 g/L 70 g/L Albumin 0,23 g/L 42 g/L Ig G 0.03 g/L 10 g/L (dikutip dari Diagnostic Test in Neurology, 1991) Sekresi Pleksus Koroideus Pleksus koroideus adalah pertumbuhan pembuluh darah seperti kembang kol yang dilapisi oleh selapis tipis sel. Pleksus ini menjorok ke dalam kornu temporal dari setiap ventrikel lateral, bagian posteror ventrikel ketiga dan atap ventrikel keempat. Sekresi cairan oleh pleksus koroideus terutama bergantung pada transpor aktif dari ion natrium melewati sel epitel yang membatasi bagian luar pleksus. Ion- ion natrium pada waktu kembali akan menarik sejumlah besar ion-ion klorida, karena ion natrium yang bermuatan positif akan menarik ion klorida yang bermuatan negatif. Keduanya bersama sama meningkatkan kuantitas osmotis substansi aktif dalam cairan serebrospinal, yang kemudian segera menyebabkan osmosis air melalui membran, jadi menyertai sekresi cairan tersebut. Transpor yang kurang begitu penting memindahkan sejumlah kecil glukosa ke dalam cairan serebrospinal dan ion kalium dan bikarbonat keluar dari cairan serebrospinal ke dalam kapiler. Oleh karena itu, sifat khas dari cairan serebrospinal adalah sebagai berikut: tekanan osmotik kira-kira sama dengan plasma; konsentrasi ion natrium kira-kira sama dengan plasma; klorida kurang lebih 15% lebih besar dari plasma; kalium kira-kira 40% lebih kecil; dan glukosa kira-kira 30% lebih sedikit. Inhibitor carbonic anhidrase (acetazolamide), kortikosteroid, spironolactone, furosemide, isoflurane dan agen vasokonstriksi untuk mengurangi produksi CSS. Absorpsi Cairan Serebrospinal Melalui Vili Arakhnoidalis

Absorpsi CSS melibatkan translokasi cairan dari granulasi arachnoid ke dalam sinus venosus otak. Vili arakhnoidalis, secara mikroskopis adalah penonjolan

7. TINGKAT KESADARAN DENGAN GCS

TINGKAT RESIKO CEDERA MENURUT GCS GCS (Glasgow Coma Scale) adalah suatu sistem skoring yang telah distandarisasi untuk menilai suatu status neurologis pasien dengan trauma kapitis. Didasari pada respon pasien terhadap pembukaan mata (Eyes), fungsi verbal (Verbal) dan berbagai respon motorik (Motorik) terhadap berbagai stimulus. a. Cedera kepala ringan (kelompok resiko rendah)  Skor GCS 15  Sadar penuh, atentif, orientatif  Tidak ada kehilangan kesadaran  Tidak ada intoksikasi alkohol atau obat terlarang  Pasien dapat mengeluh nyeri kepala dan pusing  Pasien dapat menderita abrasi, laserasi, atau hematoma kulit kepala b. Cedera kepala sedang (kelompok resiko sedang)  Skor GCS 9-14  Konfusi, letargi, stupor  Konkusi  Amnesia pasca trauma  Muntah  Tanda kemungkinan fraktur kranium (tanda battle, mata rabun, hemotempanum, otorea, atau rinorea css)  Kejang c. Cedera kepala berat (kelompok resiko berat)  Skor GCS 3-8  Koma  Penurunan derajat kesadaran secara progresif  Tanda neurologis fokal  Cedera kepala penetrasi atau teraba fraktur depresi kranium PROGNOSIS BERDASARKAN GCS

a. Skor GCS 3-4 kemungkinan meniggal atau tetap dalam keadaan vegetatif (sadar tapi tidak ada respon sama sekali) adalah 85 % b. Skor GCS >= 12 kemungkinan meniggal atau tetap dalam keadaan vegetatif (sadar tapi tidak ada respon sama sekali) adalah 5 - 10 % 8. MACAM TRAUMA KEPALA

Trauma Kepala Trauma kepala terbagi menjadi 2 yaitu: 1. Trauma kepala terbuka Merupakan trauma kepala yang menyebabkan fraktur tulang tengkorak dan laserasi duramater. Kerusakan terjadi saat tulang tengkorak menusuk otak. 2. Trauma kepala tertutup Terjadi secara internal a. Komusio serebri (gegar otak) b. Kontusio serebri c. Hematom subdural d. Hematom epidural Cedera kepala: 1. Cedera akselarasi-deselarasi Terjadi guncangan kepala baik terkena benturan atau bukan, yang menyebabkan gerakan yang cepat dari kepala dan cedera yang terjadi tergantung dari gerakan kepala tersebut. - Cedera akselarasi: gerakan yang arahnya posterior ke anterior. Ex: ketika mengendarai mobil lalu mengerem mendadak ataupun menabrak benda didepan yang sangat keras mengakibatkan goncangan kepala yang sangat hebat ke depan. Terdapat 3 tipe akselarasi yaitu akselarasi translasi, akselarasi rotasi, dan akselarasi angular. - Cedera deselarasi: gerakan yang arahnya anterior ke posterior dan mengenai benda yang permukaannya lebih lebar. 2. Cedera fokal Terbagi menjadi 3 yaitu: a. Kontusio Kup Kontusio yang berada dibawah lokasi benturan karena cedera jaringan yang ditimbulkan oleh lekukan tulang setempat yang melebihi toleransi vaskuler piameter dan jaringan kortikal otak. Biasanya merupakan beban akselarasi. b. Kontusio Kontra Kup Disrupsi vaskuler dipermukaan detempat dan kerusakan kortikal. Biasanya merupakan beban deselarasi. c. Kontusio Kup-Tengah Disrupsi di bagian yang tidak dekat dengan tulang tengkorak.

Related Documents

Skenario 2
February 2021 1
Skenario 2
February 2021 0
Skenario 2 Blok 17.docx
February 2021 1
Skenario 4
February 2021 1
Skenario Pembelajaran
January 2021 1
Skenario Keputihan
March 2021 0

More Documents from "Syukri La Ranti"

Skenario 2
February 2021 0
Skenario 1 Edited
February 2021 0
Referat Tumor Serebri
February 2021 1
L'air Instrument
February 2021 1
Les Batteries
January 2021 1