Skripsi

  • Uploaded by: Radenmas Kadaryanta
  • 0
  • 0
  • February 2021
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Skripsi as PDF for free.

More details

  • Words: 9,343
  • Pages: 63
Loading documents preview...
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TARIF PAJAK EFEKTIF PADA WAJIB PAJAK BADAN (Studi pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2016) (Skripsi)

Oleh Yuda Aditya Prakoso

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2018

ABSTRAK

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TARIF PAJAK EFEKTIF PADA WAJIB PAJAK BADAN (STUDI PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2011-2016)

Oleh Yuda Aditya Prakoso

Penelitian ini merupakan suatu penelitian yang menggunakan metode deskriptif dengan analisis kuantitatif yang bertujuan untuk menganalisis pengaruh Leverage, Profitabilitas, intensitas aset tetap dan perputaran persediaan. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kebutuhan pengguna laporan keuangan akan efektifitas pajak penghasilan sebagai dasar perencanaan pajak perusahaan. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2011-2016. Pengambilan sampel penelitian menggunakan metode purposive sampling, yaitu pemilihan sampel dengan kriteria tertentu, sehingga didapatkan sampel penelitian sejumlah 163 perusahaan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel leverage tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap tarif pajak efektif. Profitabilitas dan intensitas aset tetap memiliki pengaruh negatif terhadap tarif pajak efektif. Sedangkan variabel perputaran persediaan memiliki pengaruh positif terhadap tarif pajak efektif.

Kata kunci: Tarif Pajak Efektif, Leverage, Profitabilitas, Intensitas Aset Tetap, Perputaran Persediaan.

ABSTRACT

ANALYSIS OF THE FACTORS THAT INFLUENCE THE EFFECTIVE TAX RATE ON CORPORATE TAXPAYERS (Study on Companies Listed in the Indonesia Stock Exchange in 2011-2016)

By YUDA ADITYA PRAKOSO

This research is a study using descriptive method with quantitative analysis to analyze the influence leverage, Profitability, the intensity of fixed assets and inventory turnover. This research is motivated by the needs of users of financial statements will be the effectiveness of the income tax as the basis for corporate tax planning. The population used in this study are all companies listed in Indonesia Stock Exchange (BEI) in the year 2011-2016. Sample was taken using purposive sampling method, the sample selection to specific criteria, so we get a sample number of 163 companies. The results of this study indicate that leverage variable does not have a significant impact on the effective tax rate. Profitability and intensity of fixed assets have a negative effect on the effective tax rate. While variable inventory turnover have a positive impact on the effective tax rate.

Keywords: Effective Tax Rate, Leverage, Profitability, Intensity Fixed Assets, Inventory Turnover.

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TARIF PAJAK EFEKTIF PADA WAJIB PAJAK BADAN (Studi pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2016)

Oleh YUDA ADITYA PRAKOSO Skripsi Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar SARJANA EKONOMI Pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Lampung

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2018

RIWAYAT HIDUP

Penulis lahir di Bandar Lampung pada tanggal 05 Juli 1995. Penulis adalah anak ketiga dari tiga bersaudara, dari Bapak Ahmad Firdaus Prakoso dan Ibu Sri Handayani. Pada tahun 2002, penulis menyelesaikan pendidikan Taman Kanak-Kanak (TK) di TK Kartika II-28. Kemudian Pendidikan Sekolah Dasar (SD) diselesaikan oleh penulis pada tahun 2007 di SD Negeri 1 Langkapura. Selanjutnya Sekolah Menengah Pertama (SMP) ditempuh oleh penulis di SMP Negeri 1 Bandar Lampung dan diselesaikan pada tahun 2010. Kemudian, penulis melanjutkan pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA) di SMA Negeri 7 Bandar Lampung hingga tahun 2013. Penulis terdaftar sebagai mahasiswa S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung pada tahun 2014 melalui jalur Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) dan berhasil lulus ujian komprehensif pada tanggal 07 Juni 2018. Selama menjadi mahasiswa, penulis terdaftar sebagai anggota aktif Himakta (Himpunan Mahasiswa Akuntansi) FEB Unila. Penulis juga pernah aktif sebagai anggota EBEC (Economic and Business Entrepreneur Club) pada awal perkuliahan di tahun 2014. Pada tahun 2016, penulis terpilih sebagai salah satu anggota Liason Officer dalam kegiatan Simposium Nasional Akuntansi (SNA) dan Sidang Pleno ke-12 Asosiasi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Indonesia (AFEBI) pada

tahun 2017. Pada tahun 2017 penulis juga terpilih untuk mengikuti pelatihan Brevet Pajak yang diselenggarakan oleh Tax Center FEB Unila.

PERSEMBAHAN

Puji syukur kepada Allah SWT atas segala rahmat dan nikmat yang telah diberikan, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

Kupersembahkan karyaku ini untuk:

Kedua orang tuaku

Bapak Ahmad Firdaus Prakoso dan Ibu Sri Handayani

Saudara-saudaraku

Ayu Christianti dan Fadel Akbar Prakoso

Seluruh keluarga besarku yang telah memberikan motivasi dan doa. Seluruh sahabat dan teman-teman yang telah memberikan semangat. Almamaterku tercinta Universitas Lampung.

MOTTO

“Maka sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai dari (dari suatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh urusan lain. Dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap” (Qs. Al-Insyirah: 5-6)

“Beberapa orang bermimpi akan keberhasilan. Sementara orang lain bangun tiap pagi dan mewujudkannya.” (Wayne Huizenga)

“Success needs a process” (Anonymous)

“Terasa sulit ketika merasa harus melakukan sesuatu. Tetapi, menjadi mudah ketika aku menginginkannya.” (Annie Gottlier)

SANWACANA

Bismillahirrahmanirrahim.

Puji syukur kepada Allah SWT atas rahmat dan hidayah yang telah diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis FaktorFaktor yang Mempengaruhi Tarif Pajak Efektif pada Wajib Pajak Badan (Studi pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2016)”, sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Program Studi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung. Bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak yang telah diperoleh penulis dapat membantu mempermudah proses penyusunan skripsi ini. Dalam kesempatan ini dengan segala kerendahan hati, penulis menyampaikan rasa hormat dan terima kasih yang tulus kepada: 1.

Bapak Prof. Dr. Hi. Satria Bangsawan, S.E., M.Si., selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.

2.

Ibu Dr. Farichah, S.E., M.Si., Akt., selaku Ketua Jurusan S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.

3.

Ibu Yuztitya Asmaranti, S.E., M.Si., selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.

4.

Ibu Dr. Agrianti Komalasari, S.E., M.Si., Akt. selaku Dosen Pembimbing Utama yang selalu senantiasa membimbing, menyediakan waktu, memberi masukan, nasihat, dan saran serta semangat dalam proses penyelesaian skripsi ini.

5.

Ibu Niken Kusumawardani, S.E., M.Sc., Akt., selaku Dosen Pembimbing Pendamping yang telah memberikan waktu, kritik, saran, masukan dan semangat untuk penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.

6.

Ibu Dr. Ratna Septiyanti, S.E., M.Si., Akt., selaku Dosen Penguji Utama yang telah memberikan kritik dan saran yang membangun selama proses penyusunan skripsi ini, serta kemudahan yang telah Ibu berikan.

7.

Bapak Dr. Nurdiono, S.E., M.M., CA., CPA. selaku Pembimbing Akademik selama masa perkuliahan.

8.

Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan pembelajaran berharga bagi penulis selama menempuh program pendidikan S1.

9.

Seluruh staff Akademik, Administrasi, Tata Usaha, para pegawai, serta staff keamanan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung yang telah banyak membantu baik selama proses perkuliahan maupun penyusunan skripsi, terimakasih atas segala kesabaran dan bantuan yang telah diberikan.

10. Kedua orang tuaku tercinta, Bapak Ahmad Firdaus Prakoso dan Ibu Sri Handayani, terima kasih atas dukungan, kasih sayang dan pengorbanan serta

doa yang selalu dipanjatkan. Semoga Bapak dan Ibu senantiasa diberikan kesehatan dan selalu dalam lindungan-Nya. 11. Kakak dan Adik tersayang, Ayu Christianti, Rama Eka Saputra dan Fadel Akbar Prakoso. Terima kasih atas segala dukungan, doa, dan semangat yang sangat membantu dalam proses penyelesaian skripsi ini. 12. Keponakanku tersayang, Muhammad Lucky Saputra, Luna Assyifa Salsabila dan Muhammad Luftan Alfatih. Terima kasih sudah selalu memberi hiburan dan semangat dikala ku lelah. 13. Seluruh keluargaku yang tidak dapat kusebutkan satu persatu. Terima kasih atas dukungan, doa, dan bantuan selama ini. 14. Sahabat - sahabatku Reka Prasylia, Restu Bella Sarpta, Rezika Farah Sabila, Naadhiya Ulfa Aurinda dan Muhammad Ghazy Zain yang telah menemaniku selama perkuliahan dari maba hingga akhir. Terima kasih sudah memberikan warna dalam dunia perkuliahanku, semoga persahabatan kita terus berlanjut sepanjang waktu. 15. Sahabat terbaikku, Reka Prasylia, Atika Permata Sari, Dilla Ayu Pustpita, Restu Bella Sarpta, Chatia Dzata Amani, Maghfiroh Fitriyani Muziansyah, Zelda Triyani, Bipa Arba Arobbani Zen, dan Dani Aulia yang telah memberikan keceriaan, keseruan, dan pengalaman jalan-jalan dengan teman kuliah ke Bandung. Ditunggu perjalanan kita selanjutnya. 16. Teman terbaikku Loga Febio Bagaskoro, Irfan Pratama Putra, Doni Friyandi, Ryan Farkhan, Dio Wahyuda Sanjaya dan Suryo Adji Pratama. Semoga persahabatan kita terus berlanjut.

17. Teman terbaikku Reggy Indrawan, Dicky Nathaniel, Renaldo, dan Iqbal Saputra yang selalu membantu dalam mengerjakan tugas dan memotivasi selama ini. 18. Bu Ami Genap Reka Prasylia, Restu Bella Sarpta, Ajeng Eka Yandini, Intan Crusita Putri, Maghfiroh Fitriyani Muziansyah, Atika Permata Sari, Arini Mega Puspita, Mutiara Khairunnissa, Dani Aulia, Bipa Arba Arobbani Zen, Anggit Hargo Jati, Rifqi Idham, Zam Zam Orlando, dan Fran Fauzi yang telah menemani selama proses pembelajaran. Terima kasih atas kebersamaan kita selama ini. 19. Seluruh teman terbaikku yaitu Agro Niago Utomo, Aminudin, Amirul Mukminin, M. Iszenzia Nurizki, Dhissa Miranthi Arnis, Sekar Arum Probowati, Fanisya Alya Putri, Anisa Syafiqa, Amalia Pratiwi, Yandi Yunita, Ramadhana Tri Hardiyanti dan Soni Setiawan serta teman teman angkatan 2014 yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terima kasih atas dukungan, doa, semangat, motivasi, dan keceriaan selama perkuliahan. 20. Terima kasih untuk seseorang spesial yang selalu menemani dari awal perkuliahan sampai akhirnya mendapat gelar sarjana. Terima kasih atas segala dukungan, doa, motivasi, serta waktu yang selalu diberikan. Semoga kita dapat sukses bersama.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam proses penulisan skripsi ini, maka penulis mengharapkan adanya kritik ataupun saran yang dapat membantu penulis dalam menyempurnakan skripsi ini.

Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak dan semoga Allah SWT memberikan rahmat, berkah, dan hidayah-Nya untuk kita semua.

Bandar Lampung, 07 Juni 2018 Penulis,

Yuda Aditya Prakoso

DAFTAR ISI

Halaman HALAMAN SAMPUL ........................................................................................... i ABSTRACT ......................................................................................................... ii ABSTRAK ........................................................................................................ iii HALAMAN JUDUL ............................................................................................ iv HALAMAN PERSETUJUAN ..............................................................................v HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. vi LEMBAR PERNYATAAN ................................................................................ vii RIWAYAT HIDUP ............................................................................................ viii PERSEMBAHAN ...................................................................................................x MOTTO ............................................................................................................... xi SANWACANA .................................................................................................... xii DAFTAR ISI ..................................................................................................... xvii DAFTAR GAMBAR ............................................................................................xx DAFTAR TABEL .............................................................................................. xxi DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xxii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ..............................................................................1 1.2 Rumusan Masalah ..........................................................................8 1.3 Batasan Masalah.............................................................................8 1.4 Tujuan Penelitian ...........................................................................9 1.5 Manfaat Penelitian .........................................................................9 a. Bagi Akademisi .......................................................................9 b. Bagi Perusahaan ......................................................................9 c. Bagi Investor .........................................................................10 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori .............................................................................11 2.1.1 Teori Agensi .....................................................................11 2.1.2 Pengertian Perpajakan ......................................................12 2.1.3 Pengertian Efektifitas .......................................................13 2.1.4 Leverage ...........................................................................14 2.1.5 Profitabilitas.....................................................................15 2.1.6 Intensitas Aset Tetap ........................................................16 2.1.7 Perputaran Persediaan ......................................................18 2.2 Penelitian Terdahulu ....................................................................19 2.3 Model Penelitian ..........................................................................21 2.4 Perumusan Hipotesis ....................................................................22

2.4.1 2.4.2 2.4.3 2.4.4

Pengaruh Leverage terhadap Tarif Pajak Efektif .............22 Pengaruh Profitabilitas terhadap Tarif Pajak Efektif .......22 Pengaruh Intensitas Aset Tetap Perusahaan terhadap Tarif Pajak Efektif ............................................................23 Pengaruh Perputaran Persediaan Perusahaan terhadap Tarif Pajak Efektif ............................................................24

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel ....................................................................26 3.2 Jenis dan Sumber Data .................................................................27 3.3 Definisi Operasional Variabel ......................................................28 3.3.1 Variabel Dependen ...........................................................28 1. Tarif Pajak Efektif ......................................................28 3.3.2 Variabel Independen ........................................................28 1. Leverage ....................................................................28 2. Profitabilitas..............................................................29 3. Intensitas Aset Tetap .................................................29 4. Perputaran Persediaan ...............................................30 3.4 Metode Analisis Data ...................................................................30 3.4.1 Metode Analisis................................................................30 3.4.2 Statistik Deskriptif............................................................31 3.4.3 Uji Asumsi Klasik ............................................................31 3.4.3.1 Uji Normalitas Data ...........................................31 3.4.3.2 Uji Multikolinearitas ..........................................32 3.4.3.3 Uji Heteroskedastisitas.......................................32 3.4.3.4 Uji Autokorelasi .................................................32 3.4.4 Uji Hipotesis .....................................................................33 3.5.4.1 Uji Koefisien Determinasi (R2) ..........................33 3.5.4.2 Uji Kelayakan Model (Uji F) .............................34 3.5.4.3 Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji t) .....34

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pemilihan Sampel ........................................................................35 4.2 Analisis Data ................................................................................36 4.2.1 Statistik Deskriptif ...........................................................36 4.2.2 Uji Asumsi Klasik ............................................................38 4.2.2.1 Uji Normalitas ......................................................38 4.2.2.2 Uji Multikolinearitas ............................................39 4.2.2.3 Uji Heterokedasitas ..............................................40 4.2.2.4 Uji Autokorelasi ...................................................41 4.2.3 Uji Hipotesis ....................................................................42 4.2.3.1 Uji Koefisien Determinasi (R2) ............................42 4.2.3.2 Uji Kelayakan Model (Uji F) ...............................43 4.2.3.3 Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji t) .......44 4.3 Pembahasan ..................................................................................46 4.3.1 Pengaruh Leverage terhadap Tarif Pajak Efektif ..............46 4.3.2 Pengaruh Profitabilitas terhadap Tarif Pajak Efektif........46

4.3.3 Pengaruh Intensitas Aset Tetap terhadap Tarif Pajak Efektif ...............................................................................47 4.3.4 Pengaruh Perputaran Persediaan terhadap Tarif Pajak Efektif ...............................................................................49 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ..................................................................................50 5.2 Implikasi Penelitian ......................................................................51 5.2.1 Implikasi Teoritis ................................................................51 5.2.2 Implikasi Praktis .................................................................52 5.3 Keterbatasan Penelitian ................................................................53 5.4 Saran ............................................................................................53

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

DAFTAR GAMBAR

Gambar

.................................................................................................. Halaman

Gambar 2.1 Model Penelitian ................................................................................21 Gambar 4.1 Hasil Uji Normalitas Model Regresi ..................................................38 Gambar 4.2 Hasil Uji Heteroskedastisitas Model Regresi.....................................40

DAFTAR TABEL

Tabel

Halaman

Tabel 1.1 Praktik Penghindaran Pajak pada Perusahaan.........................................3 Tabel 3.1 Populasi dan Sampel Penelitian.............................................................27 Tabel 4.1 Proses Pengambilan Sampel Penelitian.................................................35 Tabel 4.2 Hasil Statistik Deskriptif Model Regresi...............................................37 Tabel 4.3 Hasil Uji Multikolinearitas....................................................................39 Tabel 4.4 Hasil Uji Autokorelasi...........................................................................41 Tabel 4.5 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)....................................................42 Tabel 4.6 Hasil Uji Kelayakan Model (Uji Statistik F).........................................43 Tabel 4.7 Hasil Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji t)...............................44

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Lampiran 1 Lampiran 2 Lampiran 3 Lampiran 4 Lampiran 4.1 Lampiran 4.2 Lampiran 4.3 Lampiran 4.4 Lampiran 5 Lampiran 5.1 Lampiran 5.2 Lampiran 5.3

: Data Sampel Perusahaan : Data Perhitungan Variabel Penelitian : Statistik Deskriptif : Uji Asumsi Klasik : Uji Normalitas : Uji Multikolinearitas : Uji Heteroskedastisitas : Uji Autokorelasi : Uji Hipotesis : Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t) : Uji Kelayakan Model (Uji Statistik F) : Uji Koefisien Determinasi (R2)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang

Pajak merupakan alat bagi pemerintah dalam mencapai tujuan untuk mendapatkan penerimaan baik yang bersifat langsung maupun tidak langsung dari orang pribadi maupun badan, guna membiayai pengeluaran rutin serta pembangunan nasional dan ekonomi masyarakat yang bersifat memaksa berdasarkan undang- undang. Pajak memberikan sumbangan terbesar bagi penerimaan negara dibandingkan dengan penerimaan bukan pajak seperti: penerimaan sumber daya alam, bagian laba BUMN, penerimaan bukan pajak lainnya dan pendapatan badan layanan umum serta hibah. Dari segi ekonomi, pajak merupakan pemindahan sumber daya dari sektor privat atau perusahaan ke sektor publik, dan pemindahan sumber dana tersebut akan mempengaruhi daya beli atau kemampuan belanja dari sektor privat (Suandy, 2008). Salah satu usaha untuk mewujudkan kemandirian suatu bangsa atau negara dalam pembiayaan pembangunan yaitu dengan menggali sumber dana yang berasal dari dalam negeri berupa pajak. Peranan pajak merupakan salah satu penerimaan negara yang terbesar, sehingga pemerintah menaruh perhatian khusus pada sektor pajak. Pemerintah di Indonesia sendiri melakukan usaha intensifikasi dan

2

ekstensifikasi dalam upaya untuk mengoptimalkan sektor perpajakan. Berdasarkan hal tersebut besar kecilnya penerimaan pajak dapat menentukan besarnya anggaran APBN (Waluyo, 2011). Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 Pasal 1 yang menjelaskan bahwa pajak penghasilan dikenakan terhadap subjek pajak atas penghasilan yang diterima atau diperolehnya dalam tahun pajak. Subjek pajak yang menerima atau memperoleh penghasilan, dalam undang-undang disebut wajib pajak. Wajib pajak akan dikenakan pajak atas penghasilan yang diterima atau diperolehnya selama satu tahun pajak atau dapat pula dikenakan pajak untuk penghasilan dalam bagian tahun pajak, apabila kewajiban pajak subjektifnya dimulai atau berakhir dalam tahun pajak. Dengan kata lain, perusahaan merupakan salah satu subjek pajak pajak penghasilan, yaitu subjek pajak badan (Darmadi, 2013). Terdapat banyak perusahaan yang melakukan penghindaran pajak di Indonesia, berdasarkan data pajak yang disampaikan oleh Dirjen Pajak pada tahun 2012 ada 4.000 perusahaan yang melaporkan nihil nilai pajaknya, perusahaan tersebut diketahui ada yang mengalami kerugian bahkan sampai 7 tahun berturut. Perusahaan tersebut umumnya bergerak pada sektor manufaktur dan pengelolaan bahan baku (DJP, 2017). Beberapa perusahaan yang telah terbukti melakukan penghindaran pajak adalah sebagai berikut:

3

Tabel 1.1 Praktik Penghindaran Pajak pada Perusahaan Nama Perusahaan PT. RNI

Rentan Waktu

Jenis Penghindaran Pajak

2014

Penyalahgunaan tarif pengenaan pajak ke UMKM, memasukkan modal sebagai hutang. Pembelian bahan baku dan biaya royalti Penggelembungan Biaya

PT. Toyota Motor 2010-2013 Manufacturing Indonesia PT. Coca Cola Indonesia 2010-2013 Sumber : bisniskeuangan.kompas.com

PT RNI dalam segi permodalan, perusahaan tersebut menggantungkan hidup dari utang afiliasi atau bisa dikatakan pemilik di Singapura memberikan pinjaman kepada RNI di Indonesia. Dalam laporan keuangan PT RNI, tercatat utang sebesar Rp 20,4 miliar. Sementara omset perusahaan hanya Rp 2,178 miliar. PT Coca Cola Indonesia diduga mengakali pajak sehingga menimbulkan kekurangan pembayaran pajak senilai Rp 49,24 miliar. Hasil penelusuran Direktorat Jenderal Pajak, bahwa perusahaan telah melakukan penghindaran pajak yang menyebabkan setoran pajak berkurang dengan ditemukannya pembengkakan biaya yang besar pada perusahaan tersebut. Beban biaya itu antara lain untuk iklan dari rentang waktu tahun 2010-2013 dengan total sebesar Rp 566,84 miliar. PT Toyota Manufacturing Indonesia, kasus ini terjadi karena adanya koreksi yang dilakukan oleh Dirjen Pajak terhadap nilai penjualan dan pembayaran royalti. Dalam laporan pajaknya PT Toyota Manufacturing Indonesia menyatakan nilai penjualan mencapai Rp 32,9 triliun, namun Dirjen Pajak mengoreksi nilainya menjadi Rp 34,5 triliun atau ada koreksi sebesar Rp 1,5 triliun (bisniskeuangan.kompas.com). Berdasarkan Undang-Undang No. 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan, tarif pajak yang dikenakan adalah sebesar 25% dari penghasilan kena pajak yang

4

berlaku sejak tahun 2010. Namun tarif tersebut dapat menjadi lebih rendah dengan kententuan yang telah diatur oleh pemerintah sesuai dengan Undang-Undang No.36 Tahun 2008 pasal 17 ayat (2b) yaitu wajib pajak badan dalam negeri yang berbentuk perseroan terbuka yang paling sedikit 40% dari jumlah keseluruhan saham yang disetor diperdagangkan di bursa efek di Indonesia dan memenuhi persyaratan tertentu lainnya dapat memperoleh tarif sebesar 5% lebih rendah daripada tarif tersebut yang diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Permerintah. Salah satu upaya yang dapat dilakukan oleh perusahaan adalah dengan meminimalkan beban pajak dalam batas yang tidak melanggar aturan, karena pajak merupakan salah satu faktor pengurang laba. Besarnya pajak, seperti kita ketahui tergantung pada besarnya penghasilan. Semakin besar penghasilan, semakin besar pula pajak yang terutang. Oleh karena itu perusahaan membutuhkan perencanaan pajak atau tax planning yang tepat agar perusahaan membayar pajak dengan efisien (Rahatiani, 2015). Tarif pajak efektif pada dasarnya adalah sebuah persentasi besaran tarif pajak yang ditanggung oleh perusahaan. Tarif pajak efektif dihitung atau dinilai berdasarkan pada informasi keuangan yang dihasilkan oleh perusahaan sehingga tarif pajak pfektif merupakan bentuk perhitungan tarif pajak pada perusahaan. Tarif pajak efektif adalah perbandingan antara pajak riil yang kita bayar dengan laba komersial sebelum pajak. Tarif pajak efektif digunakan untuk mengukur dampak perubahan kebijakan perpajakan atas beban pajak perusahaan (Rachmithasari. 2015).

5

Tarif pajak efektif adalah tingkat pajak efektif perusahaan yang dapat dihitung dari beban pajak penghasilan (beban pajak kini) yang kemudian dibagi dengan laba sebelum pajak. Semakin rendah nilai Tarif pajak efektif maka semakin baik nilai Tarif pajak efektif disuatu perusahaan dan baiknya nilai Tarif pajak efektif tersebut menunjukkan bahwa perusahaan tersebut telah berhasil melakukan perencanaan pajak (Wulandari dan Septiari. 2010). Perusahaan dikatakan efektivitas melakukan pembayaran pajak jika tarif pajak perusahaan itu dibawah 20% dan jika diatas 20% berarti perusahaan kurang efektif dalam melakukan pembayaran pajak. Ini biasanya disebabkan karena perusahaan kurang memanfaatkan fasilitas, peraturan dan biaya yang dapat menghemat pajak penghasilan. Ada beberapa cara yang diduga dilakukan suatu perusahaan agar dapat meminimalkan beban pajaknya, yaitu dengan memanfaatkan tingkat leverage di suatu perusahaan, karena semakin besarnya tingkat leverage di dalam perusahaan maka akan timbul biaya bunga hutang yang mengakibatkan pengurangan pajak karena dikurangkan dari penghasilan. Tingkat leverage dalam perusahaan dapat dilihat dari rasio leverage yaitu dengan cara membandingkan tingkat hutang perusahaan dengan total ekuitas yang dimiliki perusahaan, rasio ini mengindikasikan jumlah yang disediakan kreditor dengan pemilik perusahaan. Kemudian perusahaan juga dapat menekankan tingkat profitabilitas yang digambarkan oleh return on assets untuk memaksimalkan efektivitas pembayaran pajak perusahaan. Perusahaan yang memiliki tingkat profitabilitas yang besar dapat mengurangi beban pajak perusahaan. Penyebabnya adalah karena perusahaan dengan tingkat

6

efisiensi yang tinggi dan yang memiliki pendapatan tinggi cenderung menghadapi beban pajak yang rendah. Rendahnya beban pajak perusahaan dikarenakan perusahaan dengan pendapatan yang tinggi berhasil memanfaatkan keuntungan dari adanya insentif pajak dan pengurang pajak yang lain yang dapat menyebabkan tarif pajak efektif perusahaan lebih rendah dari yang seharusnya. Selain cara di atas, hal yang dapat dilakukan perusahaan untuk meminimalkan pajaknya adalah dengan intensitas kepemilikan aset tetap. Pada saat perusahaan melakukan investasi pada aset tetap hal yang perlu dilihat adalah dari sisi pembiayaannya, baik itu dengan cara tunai, utang, ataupun dengan pembiayaan leasing. Perolehan aset tetap dengan cara tunai dan utang akan menimbulkan beban depresiasi yang akan mempengaruhi pajak perusahaan, hal ini dikarenakan beban depresiasi akan bertindak sebagai pengurang pajak. Sedangkan perolehan aset tetap dengan pembiayaan leasing dengan hak opsi akan menimbulkan biaya aktiva leasing dimana cicilan atau angsuran perbulan serta bunga dapat menjadi pengurang dari penghasilan sehingga dapat mempengaruhi laba dan pajak penghasilan perusahaan. Cara selanjutnya yang dapat dilakukan perusahaan adalah perputaran persediaan. Perputaran persediaan yang lama akan menyebabkan harga pokok penjualan perusahaan semakin tinggi sehingga laba kena pajak akan semakin turun. Hal tersebut akan menyebabkan penurunan pajak penghasilan perusahaan. Jadi perputaran persediaan bisa digunakan oleh perusahaan dengan memanfaatkan harga pokok penjualan yang tinggi untuk menurunkan laba perusahaan serta pajak penghasilan. Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Darmadi dan Zulaikha (2013). Terdapat perbedaan dari penelitian sebelumnya,

7

yaitu pengambilan sampel dalam penelitian sebelumnya pada perusahaan manufaktur periode 2011-2012, adapun penelitian ini menggunakan sampel pada seluruh perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonessia pada periode 20112016. Darmadi (2013) menggunakan enam variabel pengukuran yang terdiri dari ukuran perusahaan, tingkat hutang, profitabilitas, intensitas persediaan, intensitas asset tetap, dan fasilitas perpajakan. Dalam penelitian ini, variabel independen yang digunakan terdiri dari leverage, profitabilitas, intensitas aset tetap dan perputaran persediaan. Peneliti tidak menggunakan ukuran perusahaan sebagai variabel karena pada beberapa penelitian sebelumnya ukuran perusahaan selalu memberikan hasil yang sama yaitu berpengaruh signifikan terhadap tarif pajak efektif. Ukuran perusahaan merupakan gambaran dari besar kecilnya suatu perusahaan, ukuran perusahaan adalah besarnya aset yang dimiliki perusahaan tersebut. Ukuran perusahaan yang ditunjukkan melalui total aktiva dinilai lebih baik karena ukuran perusahaan ini memiliki tingkat kestabilan yang lebih dibandingkan proksi-proksi lainnya (Puspita dan Febrianti, 2017). Dalam penelitian ini aset tetap sudah menjadi variabel independen. Variabel lain yang tidak digunakan yaitu fasilitas perpajakan dikarenakan fasilitas perpajakan telah diatur dalam undang-undang No. 36 Tahun 2008 pasal 17 ayat (2b) bahwa perusahaan dengan kriteria tertentu yang akan mendapatkan fasilitas perpajakan berupa penurunan tarif pajak sebesar 5%. Semua perusahaan yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia sudah mendapatkan fasilitas perpajakan karena memenuhi kriteria berupa minimal 40% saham perusahaan yang beredar di pasar saham. Dengan kata lain perusahaan yang terdaftar di BEI telah mendapatkan keringanan pajak sehingga memiliki tarif

8

pajak sebesar 20%. Berdasarkan latar belakang yang sudah dipaparkan di atas peneliti mencoba melakukan penelitian yang berjudul “Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tarif Pajak Efektif pada Wajib Pajak Badan (Studi pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 20112016)”. 1.2

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang sebelumnya, peneliti ingin menguji dan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi dan dapat digunakan untuk mengefektivitaskan pembayaran pajak perusahaan, berikut adalah rumusan masalah dalam penelitian ini : a) Apakah leverage berpengaruh terhadap tarif pajak efektif perusahaan? b) Apakah profitabilitas berpengaruh terhadap tarif pajak efektif perusahaan? c) Apakah intensitas aset tetap berpengaruh terhadap tarif pajak efektif perusahaan? d) Apakah perputaran persediaan berpengaruh terhadap tarif pajak efektif perusahaan?

1.3

Batasan Masalah

Dalam penelitian ini, peneliti hanya memfokuskan empat faktor untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi tarif pajak efektif pada wajib pajak badan yaitu leverage, profitabilitas, intensitas aset tetap, dan perputaran persediaan pada seluruh perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2011-2016.

9

1.4

Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah yang telah dijelaskan pada bagian sebelumnya, maka tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Untuk menganalisis pengaruh yang ditimbulkan oleh leverage terhadap tarif pajak efektif perusahaan; 2. Untuk menganalisis pengaruh yang ditimbulkan oleh profitabilitas terhadap tarif pajak efektif perusahaan; 3. Untuk menganalisis pengaruh yang ditimbulkan oleh intensitas aset tetap perputaran persediaan terhadap tarif pajak efektif perusahaan; 4. Untuk menganalisis pengaruh yang ditimbulkan oleh perputaran persediaan terhadap tarif pajak efektif perusahaan.

1.5

Manfaat Penelitian a. Bagi akademisi Penelitian ini untuk menambah pengetahuan dan wawasan yang berkaitan dengan implementasi faktor-faktor yang mempengaruhi tarif pajak efektif pada wajib pajak badan serta dapat digunakan sebagai referensi bagi penelitian lain. b. Bagi perusahaan Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan efektif pembayaran pajak bagi pengusaha kena pajak dalam membayar kewajiban pajaknya sehingga perusahaan dapat memperoleh laba dan likuiditas yang diharapkan manajemen.

10

c. Bagi investor Penelitian ini dapat memberikan informasi tentang efektivitas pembayaran pajak yang dilakukan manajemen pajak sehingga dapat dijadikan sebagai salah satu pertimbangan dalam melakukan keputusan investasi.

11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1

Landasan Teori

2.1.1 Teori Agensi Teori Agensi adalah kontrak antara satu atau beberapa principal yang mendelegasikan wewenang kepada orang lain (agent) untuk mengambil keputusan dalam menjalankan perusahaan. Dalam pelaksanaan kontrak akan timbul biaya agensi (agency cost), yaitu biaya yang timbul agar manajer bertindak selaras dengan tujuan pemilik, seperti pembuatan kontrak ataupun melakukan pengawasan (Masri dan Martani, 2012). Teori Agensi pada penelitian ini menjelaskan bahwa adanya konflik yang akan timbul antara pemilik perusahaan dan manajemen perusahaan termasuk perusahaan-perusahaan yang telah listing di BEI. Konflik tersebut terjadi ketika pemilik utama perusahaan tersebut adalah fiskus sekaligus pembuat regulasi dalam hal perpajakan sementara di sisi lain terdapat pihak manajemen perusahaan sebagai pembayar pajak. Pihak fiskus yang merangkap sebagai pembuat regulasi berharap akan adanya pemasukan yang sebesar-besarnya dari sektor pajak sementara pada pihak manajemen terdapat pandangan bahwa pihak perusahaan harus menghasilkan laba sebesar-besarnya dari sektor pajak sementara manajemen

12

terdapat pandangan bahwa perusahaan harus menghasilkan laba yang signifikan dengan menghasilkan beban pajak yang rendah. Terdapat dua sudut pandang yang berbeda tersebut dapat menyebabkan adanya konflik antara pemilik perusahaan dengan pihak manajemen perusahaan. 2.1.2 Pengertian Pajak Pajak adalah salah satu sumber pendapatan negara yang sangat penting bagi pelaksanaan dan peningkatan pembangunan nasional yang bertujuan untuk meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat (Pohan, 2003). Pajak adalah iuran atau pungutan wajib yang dipungut oleh pemerintah dari masyarakat (wajib pajak) untuk menutupi pengeluaran rutin negara dan biaya pembangunan tanpa balas jasa yang dapat ditunjuk secara langsung (Supriyanto,2012). Pajak adalah iuran kepada negara (yang dapat dipaksakan) yang terutang oleh yang wajib membayarnya menurut peraturan, dengan tidak mendapat prestasi kembali, yang langsung dapat ditunjuk, dan yang gunanya adalah untuk membayar pengeluaran-pengeluaran umum berhubung dengan tugas negara yang menyelenggarakan pemerintahan (Waluyo, 2010). Dari beberapa definisi yang telah disajikan dapat ditarik kesimpulan bahwa pajak memiliki unsur-unsur berikut: 1. Yang berhak memungut pajak ialah negara, baik oleh pemerintah pusat maupun pemerintah daerah.

13

2. Pajak dipungut berdasarkan kekuatan undang-undang serta aturan pelaksanaannya, sehingga dapat dipaksakan. 3. Dalam pembayaran pajak, tidak dapat ditunjukkan adanya kontraprestasi langsung secara individual oleh pemerintah. 4. Pajak digunakan untuk membiayai keperluan rumah tangga negara, yakni pengeluaran-pengeluaran yang bermanfaat bagi masyarakat luas. 5. Pajak dapat dipungut secara langsung ataupun tidak langsung.

2.1.3 Pengertian Efektivitas Efektivitas adalah sarana dan upaya untuk memenuhi kewajiban perpajakan dengan benar tetapi jumlah pajak yang dibayar dapat ditekan serendah mungkin untuk memperoleh laba dan likuiditas yang diharapkan (Suandy, 2008).

Efektivitas adalah pemanfaatan sumber daya, sarana dan prasarana dalam jumlah tertentu yang secara sadar ditetapkan sebelumnya untuk menghasilkan sejumlah barang dan jasa kegiatan yang dijalankan (Siagian, 2013).

Tujuan yang diharapkan dengan adanya efektivitas pembayaran pajak adalah (Pohan, 2013): 1. Meminimalisasi beban pajak yang terutang. 2. Memaksimalkan laba setelah pajak. 3. Meminimalkan terjadinya kejutan pajak jika terjadi pemeriksaan pajak oleh fiskus. 4. Memenuhi kewajiban perpajakannya secara benar, efisien, dan efektif.

14

Cara meneliti keefektivitasan pembayaran pajak yang dilakukan oleh perusahaan adalah dengan menggunakan tarif pajak efektif. Tarif pajak efektif didefinisikan sebagai perbandingan antara pajak rill yang dibayar oleh perusahaan dengan laba komersial sebelum pajak (Richardson dan Lanis, 2007). Dengan adanya tarif pajak efektif, maka perusahaan akan mendapatkan gambaran secara riil bagaimana usaha manajemen pajak perusahaan dalam menekan kewajiban pajak perusahaan. Karena apabila perusahaan memiliki persentase tarif pajak efektif yang lebih tinggi dari tarif yang ditetapkan yaitu sebesar 20% maka perusahaan kurang maksimal dalam memaksimalkan insentif - insentif perpajakan yang ada, karena dengan perusahaan memanfaatkan insentif perpajakan yang ada maka dapat memperkecil persentase pembayaran pajak dari laba komersial (Maesarah, 2013). Dari beberapa definisi-definisi yang telah disajikan dapat ditarik kesimpulan bahwa efektivitas pembayaran pajak dalam pembahasan ini bukan merupakan penghindaran pajak yang ilegal atau dengan melanggar norma-norma dalam perpajakan yang telah tertulis dalam undang-undang yang dampaknya akan merugikan negara tetapi merupakan usaha-usaha dari wajib pajak badan agar meminimalkan pajaknya secara legal menurut peraturan perpajakan. 2.1.4 Leverage Leverage merupakan banyaknya jumlah utang yang dimiliki perusahaan dalam melakukan pembiayaan dan dapat digunakan untuk mengukur besarnya aktiva yang dibiayai dengan utang. Perusahaan yang mempunyai tingkat leverage yang tinggi mempunyai ketergantungan pada pinjaman luar untuk membiayai asetnya.

15

Sedangkan perusahaan yang mempunyai tingkat leverage rendah lebih banyak membiayai asetnya dengan modal sendiri (Yulfaida, 2012).

Karakteristik tingkat perusahaan dan hubungan dengan leverage bervariasi sesuai dengan pandangan yang berbeda dari teori keuangan, yaitu (Socio dan Nigro, 2012): 1. The trade-off theory Teori ini menyatakan bahwa perusahaan memilih leverage yang optimal setelah membandingkan kerugian dan keuntungan yang akan diperoleh dengan utang atau ekuitas. 2. The pecking order theory Teori ini berhubungan dengan masalah informasi asimetris yang menegaskan bahwa nilai optimal leverage tidak ada. Besar kecilnya utang yang dimiliki perusahaan akan sangat berpengaruh terhadap besar kecilnya pajak yang dibayar. Hal ini dikarenakan biaya bunga dapat dikurangkan dalam menghitung pajak, sehingga utang dapat mempengaruhi secara langsung tarif pajak efektif perusahaan. Pernyataan tersebut sejalan dengan pendapat dari Noor (2010) yang menyebutkan bahwa perusahaan dengan jumlah utang yang lebih banyak memiliki nilai tarif pajak efektif yang lebih rendah karena pengeluaran biaya bunga akan mengurangi biaya pajak yang akan dikeluarkan oleh perusahaan.

2.1.5 Profitabilitas Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba atau keuntungan dan merupakan indikator dari keberhasilan operasi perusahaan.

16

Profitabilitas merupakan faktor penentu beban pajak, karena perusahaan dengan laba yang lebih besar akan membayar pajak yang lebih besar pula. Sebaliknya, perusahaan dengan tingkat laba yang rendah maka akan membayar pajak yang lebih rendah atau bahkan tidak membayar pajak jika perusahaan mengalami kerugian. Dengan sistem kompensasi pajak, kerugian dapat mengurangi besarnya pajak yang harus ditanggung pada tahun berikutnya (Rodriguez dan Arias, 2012). Dalam penelitian ini profitabilitas diproyeksikan dengan return on assets. Return on assets adalah suatu indikasi yang mencerminkan performa keuangan perusahaan, semakin tinggi nilai return on assets yang mampu diraih oleh perusahaan maka performa keuangan perusahaaan tersebut dapat dikategorikan baik. Return on assets yang positif menunjukkan bahwa dari total penjualan yang dihasilkan dari aktivitas operasi, perusahaan mampu menghasilkan laba. Sebaliknya, return on assets yang negatif menunjukkan bahwa dari total penjualan yang dihasilkan dari aktivitas operasi, perusahaan tidak mampu menghasilkan laba atau merugi (Kasmir, 2012). Jika return on assets semakin tinggi berarti semakin tinggi keuntungan perusahaan sehingga semakin baik pengelolaan aset perusahaan. Dapat diasumsikan bahwa perusahaan dengan return on assets positif atau memperoleh laba, tidak melakukan pengefektifan pajak karena perusahaan dianggap dapat mengatur pendapatan dan pembayaran pajaknya. 2.1.6

Intensitas Aset Tetap

Intensitas aset tetap merupakan proporsi dimana dalam aset tetap terdapat pos bagi perusahaan untuk menambahkan beban yaitu beban penyusutan yang

17

ditimbulkan oleh aset tetap sebagai pengurang penghasilan, jika aset tetap semakin besar maka laba yang dihasilkan akan semakin kecil, karena adanya beban penyusutan yang terdapat dalam aset tetap yang dapat mengurangi laba. Pemilihan investasi dalam aset tetap terkait perpajakan adalah dalam hal depresiasi. Perusahaan yang memutuskan untuk berinvestasi dalam bentuk asset tetap dapat menjadikan biaya penyusutan sebagai biaya yang dapat dikurangkan dari penghasilan atau bersifat deductible expense. Biaya penyusutan yang bersifat deductible expense akan menyebabkan laba kena pajak perusahaan menjadi berkurang yang pada akhirnya akan mengurangi jumlah pajak yang harus dibayar perusahaan (Mulyani, 2014). Aset tetap dibagi menjadi tiga jenis, yaitu aset tetap berwujud, aset tetap tak berwujud dan aset tetap sumber daya alam. Istilah penyusutan untuk masingmasing aset tetap berbeda satu dengan yang lain, untuk penyusutan yang terjadi pada aset tetap berwujud disebut depresiasi, penyusutan terhadap aset tetap tak berwujud disebut amortisasi dan penyusutan aset tetap sumberdaya alam disebut deplesi. Dalam manajemen pajak, depresiasi dapat dijadikan sebagai pengurang beban pajak. Perusahaan dengan rasio aset tetap dibanding dengan total aset yang besar, akan membayar pajak lebih rendah dibanding perusahaan yang memiliki rasio lebih kecil (Darmadi, 2013). Aset tetap adalah aset berwujud yang dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa, untuk disewakan ke pihak lain, atau untuk tujuan administratif dan diharapkan akan digunakan lebih dari satu periode (Agoes dan Trisnawati, 2013).

18

Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa aset tetap merupakan investasi yang dilakukan oleh perusahaan dalam jangka panjang (lebih dari satu tahun) yang bertujuan tidak untuk dijual kembali melainkan untuk digunakan dalam kegiatan operasional perusahaan. Aset tetap yang dimanfaatkan perusahaan akan menyusut nilainya, ini dikarenakan sifat aus yang dimiliki oleh aset tetap. Untuk aset tetap yang tidak digunakan oleh perusahaan juga tetap akan menyusut karena sifat aset tetap yang dapat ketinggalan zaman (usang). Dengan adanya beban penyusutan yang ditimbulkan oleh aset tetap maka laba yang dihasilkan perusahaan juga semakin kecil dan beban pajak penghasilan juga akan semakin berkurang. 2.1.7 Perputaran Persediaan Perputaran persediaan merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur berapa kali dana yang ditanam dalam persediaan ini berputar dalam satu periode. Rasio ini dikenal dengan nama rasio inventory turn over. Dapat diartikan pula bahwa perputaran persediaan merupakan rasio yang menunjukkan berapa kali jumlah barang persediaan diganti dalam satu tahun. Cara menghitung rasio perputaran persediaan yaitu dengan membandingkan antara harga pokok penjualan dengan persediaan (Kasmir, 2012). Persediaan adalah barang yang dijual dalam aktivitas operasi normal perusahaan, dengan pengecualian organisasi jasa tertentu, persediaan merupakan aset inti dan penting dalam perusahaan yang merupakan komponen utama dari aset operasi dan langsung mempengaruhi laba (Subramanyam, 2010).

19

Jadi dapat disimpulkan bahwa persediaan adalah suatu jenis aktiva yang dimiliki perusahaan sampai tanggal neraca dan digunakan untuk kegiatan operasional perusahaan yang menimbulkan harga pokok penjualan dalam penilaiannya sebagai pengurang beban pajak penghasilan. Semakin lama perputaran persediaan perusahaan maka harga pokok penjualan semakin tinggi, jika harga pokok penjualan tinggi maka laba akan turun penurunan laba akan diikuti dengan penurunan pajak penghasilan. 2.2

Penelitian Terdahulu

Berikut hasil dari beberapa penelitian sejenis yang dijadikan bahan kajian yaitu: No Peneliti

Judul Penelitian

Variabel yang digunakan

Hasil Penelitian

1.

Analisis FaktorFaktor yang Mempengaruhi Manajemen Pajak dengan Indikator Tarif Pajak Efektif : Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2012

Variabel independen: ukuran perusahaan, hutang perusahaan, profitabilitas, intensitas aset tetap, intensitas persediaan, dan fasilitas perpajakan Variabel dependen: manajemen pajak

Ukuran perusahaan berpengaruh negatif signifikan, hutang perusahaan berpengaruh negatif tidak signifikan, intensitas aset tetap dan intensitas persediaan berpengaruh positif signifikan, profitabilitas dn fasilitas perpajakan berpengaruh positif tidak signifikan

Pengaruh karakteristik perusahaan,

Variabel dependen: Penghindaran pajak Variabel

Leverage dan karakteristik perusahaan

2.

Darmadi dan Zulaikha. 2013.

Mulyani. 2014.

20

3.

Wulandari dan Septiari. 2014

koneksi politik dan reformasi perpajakan terhadap penghindaran pajak

independen: leverage, intensitas modal, koneksi politik, reformasi UU PPh Tahun 2006

Effective Tax Rate: Efek dari Corporate Governance

Variabel independen: Effective Tax Rate Variabel dependen: dewan komisaris, proporsi dewan komisaris independen, kepemilikan saham institusional, komite audit internal dan kepemilikan saham manajerial

4.

Puspita dan Febrianti. 2017.

Faktor-faktor yang mempengaruhi penghindaran pajak pada perusahaan manufaktur di bursa efek indonesia

Variabel independen: Ukuran perusahaan, return on asset, leverage, intensitas modal, sales growth dan komposisi komisaris independen Variabel dependen: penghindaran pajak

berpengaruh terhadap penghindaran pajak sedangkan intensitas modal dan reformasi perpajakan tidak berpengaruh signifikan terhadap penghindaran pajak. Variabel dewan komisaris, proporsi dewan komisaris independen, kepemilikan saham institusional, komite audit internal memiliki pengaruh signifikan terhadap effective tax rate. Kepemilikan saham manajerial tidak berpengaruh signifikan. Ukuran perusahaan, return on asset, dan sales growth memiliki pengaruh terhadap penghindaran pajak. Leverage, intensitas modal dan komposisi komisaris independen tidak memiliki pengaruh terhadap

21

5.

2.3

Marfuah. 2015.

Pengaruh return on asset, leverage, ukuran Perusahaan kompensasi rugi fiskal, dan koneksi politik terhadap Tax Avoidance

Variabel independen: return on asset, leverage, Ukuran perusahaan, kompensasi rugi fiskal dan koneksi Politik Variabel dependen: tax avoidance

penghindaran pajak. Return on Asset, kompensasi rugi fiskal dan koneksi politik tidak berpengaruh terhadap tax avoidance. Leverage dan ukuran perusahaan berpengaruh terhadap tax avoidance

Model Penelitian

Perusahaan menggunakan tarif pajak efektif untuk menekan beban pajaknya agar tidak memberatkan keuangan perusahaan serta memanfaatkan sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan untuk meminimalkan beban pajak dan mengefektifkan pembayaran pajaknya. Beberapa cara yang mungkin dilakukan oleh perusahaan adalah dengan memanfaatkan leverage, profitabilitas, intensitas aset tetap, dan perputaran persediaan. Model Penelitian

Leverage H1 (-) Profitabilitas

H2 (-) Tarif Pajak Efektif (ETR)

Intensitas Aset Tetap

Perputaran Persediaan

H3 (-) H4 (-)

22

2.4

Perumusan Hipotesis

2.4.1 Pengaruh Leverage Perusahaan terhadap Tarif Pajak Efektif Rasio leverage dapat digunakan untuk menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka panjangnya. Berkurangnya sumber pendanaan di perusahaan dapat memicu konflik antar prinsipal dan agen. Ada kemungkinan bahwa pihak prinsipal tidak setuju dengan permintaan pendanaan dari pihak manajemen untuk keperluan perusahaan, sehingga pihak manajemen (agen) menutupi kebutuhan pembiayaan perusahaan dengan melakukan utang. Perusahaan dengan jumlah utang yang lebih banyak memiliki nilai effective tax rate yang lebih rendah. Hal ini dikarenakan biaya bunga dapat mengurangi pendapatan perusahaan sebelum pajak (Liu dan Cao, 2007). Hubungan yang negatif antara leverage dengan tarif pajak efektif (Richardson dan Lanis, 2007). Berdasarkan uraian di atas dapat diambil hipotesis pertama yaitu : H1 : Leverage berpengaruh negatif terhadap tarif pajak efektif 2.4.2 Pengaruh Profitabilitas Perusahaan terhadap Tarif Pajak Efektif Dari penelitian yang dilakukan oleh Marfuah (2015) bahwa profitabilitas tidak berpengaruh terhadap tax avoidance perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. ROA merupakan indikator kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba perusahaan. Semakin tinggi nilai ROA maka akan menghasilkan pajak yang tinggi dan cenderung aktivitas tax avoidance akan mengalami penurunan. Ternyata tidak ditemukan pengaruh profitabilitas terhadap tax avoidance dalam penelitian ini. Penelitian Soepriyanto (2011) menjelaskan bahwa profitabilitas berpengaruh negatif terhadap tarif pajak efektif, hal ini

23

berarti apabila profitabilitas meningkat maka tarif pajak efektif mengalami penurunan karena akan dilakukan perencanaan pajak yang matang sehingga menghasilkan pajak yang optimal. Profitabilitas merupakan suatu indikator yang mencerminkan performa keuangan perusahaan, semakin tingginya nilai profitabilitas maka akan semakin bagus performa perusahaan tersebut sehingga profitabilitas menjadi faktor penting dalam pengenaan pajak penghasilan bagi perusahaan. Tingginya profitabilitas mengakibatkan jumlah pajak yang harus dibayar juga semakin meningkat karena perusahaan dianggap berhasil dalam mengelola kekayaan perusahaan dalam menghasilkan laba. Perusahaan yang memiliki profitabilitas yang tinggi memiliki kesempatan untuk melakukan efektifitas pajak guna meminimalkan beban pajak yang harus dibayarkan (Kurniasih dan Sari, 2013). Berdasarkan penjelasan di atas dapat diambil hipotesis kedua yaitu: H2 : Profitabilitas berpengaruh negatif terhadap tarif pajak efektif

2.4.3 Pengaruh Intensitas Aset Tetap Terhadap Tarif Pajak Efektif Variabel intensitas aset tetap berpengaruh negatif terhadap tarif pajak efektif sehingga variabel intensitas tetap berpengaruh positif terhadap manajemen pajak (Soepriyanto, 2011). Aset tetap perusahaan dapat menyebabkan berkurangnya beban pajak yang harus dibayarkan dengan adanya depresiasi yang melekat pada aset tetap. Hal ini membuktikan bahwa perusahaan dengan aset tetap yang lebih memiliki kemungkinan untuk membayar pajak yang lebih rendah dibanding dengan aset tetap yang lebih sedikit. Intensitas aset tetap perusahaan menggambarkan

24

banyaknya investasi perusahaan terhadap aset tetap perusahaan. Intensitas aset tetap perusahaan dapat mengurangi pajak karena adanya depresiasi yang melekat dalam aset tetap. Beban depresiasi dapat dimanfaatkan oleh manajer untuk menekan jumlah beban pajak perusahaan. Manajer akan menginvestasikan dana menganggur perusahaan untuk berinvestasi dalam aset tetap, dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan berupa depresisi yang dapat digunakan sebagai pengurang pajak. Dengan memanfaatkan adanya depresiasi, manajer dapat meningkatkan kinerja perusahaan untuk tercapainya kompensasi kinerja manjer yang dinginkan dan dapat mengefektivitaskan pembayaran pajak perusahaan (Rodriguez dan Arias, 2012). Berdasarkan penjelasan di atas dapat diambil hipotesis ketiga yaitu: H3 : Intensitas aset tetap perusahaan berpengaruh negatif terhadap tarif pajak efektif 2.4.4 Pengaruh Perputaran Persediaan Terhadap Tarif Pajak Efektif Perputaran persediaan berpengaruh negatif. Artinya jika semakin panjang waktu yang dibutuhkan perusahaan untuk menghabiskan persediaan, maka semakin besar biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan untuk biaya pemeliharaan. Dengan semakin tingginya biaya yang harus dikeluarkan, maka laba perusahaan akan semakin menurun (Aghiza, 2014). Perputaran persediaan dalam penelitian ini mengindikasikan bahwa semakin besar perputaran persediaan akan menyebabkan Harga Pokok Penjualan yang semakin besar sehingga akan menyebabkan penurunanan laba perusahaan, penurunan laba

25

perusahaan akan menyebabkan penurunan pajak perusahaan. Berdasarkan penjelasan di atas dapat diambil hipotesis keempat yaitu: H4 : Perputaran persediaan berpengaruh negatif terhadap tarif pajak efektif

26

BAB III METODE PENELITIAN

3.1

Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang terdaftar (listing) di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama tahun 2011 sampai tahun 2016. Metode pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode purposive sampling dengan menggunakan beberapa kriteria tertentu yang harus dipenuhi perusahan agar dapat digunakan sebagai sampel. Kriteria pemilihan sampel pada penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Perusahaan yang menerbitkan laporan keuangan secara lengkap sesuai dengan variabel yang digunakan dalam penelitian selama tahun 2011 sampai dengan tahun 2016. Kelengkapan laporan keuangan sangat diperlukan dalam penilaian variabel - variabel penelitian, sehingga perusahaan yang tidak memiliki kelengkapan dalam pelaporan keuangannya tidak termasuk dalam sampel penelitian. 2. Perusahaan yang mengalami laba selama tahun 2011 sampai dengan 2016. Kriteria ini digunakan karena pajak penghasilan dikenakan atas laba yang diperoleh perusahaan, sehingga ketika perusahaan merugi perusahaan

27

tidak dikenai pajak penghasilan melainkan perusahaan mendapatkan kompensasi atas pajak yang dinamakan manfaat pajak penghasilan.

Tabel 3.1 Populasi dan Sampel Penelitian No Kriteria Sampel

Jumlah Perusahaan

1

Perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2011-2016

2

Perusahaan yang belum terdaftar di Bursa Efek Indonesia minimal sejak tahun 2011

(136)

3

Perusahaan yang tidak menerbitkan laporan keuangan tahunan pada periode 2011-2016

(25)

4

Perusahaan yang tidak memiliki variabel yang dibutuhkan oleh peneliti

(90)

5

Perusahaan yang mengalami kerugian

(146)

560

Jumlah Sampel Perusahaan

163

Jumlah Sampel Penelitian

978

3.2

Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder adalah data yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain). Data sekunder umumnya berupa bukti, catatan atau laporan historis yang lebih tersusun dalam arsip (data dokumenter) yang dipublikasikan dan yang tidak dipublikasikan. Data sekunder dalam penelitian ini adalah laporan keuangan auditan seluruh perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2011-2016. Sumber data dapat diperoleh dari situs resmi Bursa Efek Indonesia (www.idx.co.id).

28

3.3

Definisi Operasional Variabel

3.3.1 Variabel Dependen Variabel dependen yang digunakan yaitu tarif pajak effektif. Definisi efektivitas pembayaran pajak adalah sarana untuk memenuhi kewajiban perpajakan dengan benar tetapi jumlah pajak yang dibayar dapat ditekan serendah mungkin untuk memperoleh laba dan likuiditas yang diharapkan secara efektif. Perhitungan tarif pajak efektif perusahaan dapat diukur dengan menggunakan rumus yang digunakan Darmadi (2013):

Tarif Pajak Efektif =

Beban Pajak Penghasilan Laba Sebelum Pajak

Beban pajak penghasilan dan laba sebelum pajak dalam perhitungan tarif pajak efektif merupakan beban pajak yang tercantum dalam laporan keuangan laba/rugi perusahaan. Beban pajak yang tercantum dalam laporan keuangan adalah total pajak kini ditambah dengan total pajak tangguhan. 3.3.2 Variabel Independen 1.

Leverage

Leverage dapat didefinisikan sebagai tingkat hutang yang dimiliki oleh perusahaan. Definisi hutang adalah salah satu sumber pendanaan yang dapat digunakan perusahaan untuk membiayai pengeluarannya. Penelitian ini menggunakan proksi debt to equity ratio perusahaan untuk menggambarkan total hutang perusahaan terhadap ekuitas. Rasio ini berfungsi untuk mengetahui setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan untuk jaminan hutang.

29

Menurut Kasmir (2012) rumus dari debt to equity ratio sebagai berikut :

Debt to Equity Ratio =

2.

Profitabilitas

Total Hutang Total Ekuitas

Definisi profitabilitas adalah ukuran untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan. Rasio ini juga memberikan ukuran tingkat efektivitas manajemen suatu perusahaan. Hal ini ditunjukkan oleh laba yang dihasilkan dari penjualan dan pendapatan. Intinya adalah penggunaan rasio ini menunjukkan efisiensi perusahaan. Peneliti ini menggunakan proksi rasio return on assert (ROA) untuk mengukur profitabilitas perusahaan. Menurut Kasmir (2012) return on asset dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

ROA =

3.

Intensitas Aset Tetap

Laba Sebelum Pajak Total Aset

Intensitas aset tetap adalah gambaran besarnya aset tetap yang dimiliki oleh perusahaan. Penelitian ini diproksikan menggunakan intensitas aset tetap untuk menggambarkan intensitas aset tetap perusahaan. Intensitas aset tetap perusahaan dapat dihitung dengan cara jumlah aset tetap yang dimiliki oleh perusahaan dibandingkan dengan total aset perusahaan. Intensitas aset tetap perusahaan dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut (Darmadi, 2013) :

Intensitas Aset Tetap =

Total Aset Tetap Total Aset

30

4.

Perputaran Persediaan

Perputaran persediaan mencerminkan berapa kali jumlah barang persediaan diganti dalam setahun. Variabel perputaran persediaan mengunakan proxy rasio inventory turn over. Rasio perputaran persedian dapat dihitung dengan cara nilai harga pokok penjualan yang ada dalam perusahaan dibandingkan dengan total persediaan. (Kasmir, 2012). Menurut Kasmir (2012) dapat dirumuskan sebagai berikut:

Perputaran Persediaan =

3.4

Harga Pokok Penjualan Total Persediaan

Metode Analisis Data

3.4.1 Metode Analisis Metode analisis data merupakan suatu metode yang digunakan untuk memproses variabel-variabel yang ada sehingga menghasilkan suatu hasil penelitian yang berguna dan memperoleh suatu kesimpulan. Penelitian ini menggunakan analisis regresi linear berganda. Analisis regresi berganda digunakan untuk menguji pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen (Darmadi, 2013). Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan model analisis regresi berganda sebagai berikut:

Y = α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4 + ε Keterangan: Y α β1, β2, β3,β4 X1 X2 X3 X4 e

: : : : : : : :

Tarif Pajak Efektif (ETR) Konstanta Koefisien regresi Leverage (Debt Equity Ratio) Profitabilitas (Return On Assets) Intensitas Aset Tetap Perputaran Persediaan Residual (standar eror)

31

3.4.2 Statistik Deskriptif Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suata data yang dilihat dari nilai minimum (min), nilai maksimum (max), nilai rata-rata (mean), dan standar deviasi mengenai variabel independen dan dependen yang dijabarkan dalam bentuk statistik (Ghozali, 2016). 3.4.3 Uji Asumsi Klasik Uji asumsi klasik digunakan untuk menguji apakah data yang telah dikumpulkan oleh peneliti memiliki kualitas yang baik. Uji asumsi klasik yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji normalitas data, uji multikolinearitas, uji autokorelasi, uji heteroskedastisitas. Jika data yang telah dikumpulkan sudah memenuhi seluruh kriteria asumsi klasik, maka data yang ada termasuk dalam kategori data yang baik (Ghozali, 2016). 3.4.3.1 Uji Normalitas Data Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah dalam model regresi, variabel independen dan variabel dependen keduanya memiliki distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi normal atau mendekati normal. Seperti diketahui bahwa uji t mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Kalau asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil. Pengujian normalitas data dilakukan dengan menggunakan metode analisis P-P plot.

32

3.4.3.2 Uji Multikolinearitas Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidaka terjadi korelasi di antara variabel independen. Salah satu untuk mengetahui ada/tidaknya multikolinearitas ini adalah dengan menggunakan Variance Inflation Factor (VIF) dan Tolerance. Nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF tinggi (karena VIF=1/Tolerance) (Ghozali, 2013). Kriteria pengambilan keputusan dengan nilai tolerance dan VIF adalah sebagai berikut: 1. Jika nilai tolerance ≤ 0,10 atau nilai VIF ≥ 10, berarti terjadi multikolonieritas. 2. Jika nilai tolerance ≥ 0,10 atau nilai VIF ≤ 10, berarti tidak terjadi multikolonieritas. 3.4.3.3 Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual suatu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2016). 3.4.3.4 Uji Autokolerasi Uji autokorelasi bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya korelasi antara variabel pengganggu pada periode tertentu dengan variabel pengganggu periode

33

sebelumnya. Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada masalah autokorelasi. Untuk mengetahui apakah terjadi autokorelasi dalam suatu model regresi maka dalam penelitian ini digunakan run test. Run test merupakan bagian dari statistik non-parametik dapat pula digunakan untuk menguji apakah antar residual terdapat korelasi makan dikatakan bahwa residual adalah acak atau random. Run test digunakan untuk melihat apakah data residual terjadi secara random atau tidak (sistematis). Dengan hipotesis dasar di atas, maka dasar pengambilan keputusan uji statistik dengan Run test adalah: 1. Jika nilai Asymp. Sig (2-tailed) kurang dari 0,05, maka H0 ditolak dan HA diterima. Hal ini berarti data residual terjadi secara tidak random (sistematis). 2. Jika nilai Asymp. Sig (2-tailed) lebih dari 0,05, maka H0 diterima dan HA ditolak. Hal ini berarti data residual terjadi secara random (acak). 3.4.4 Uji Hipotesis Pengujian hipotesis dilakukan untuk menyatakan hubungan antara variabel dependen, yaitu Y (tarif pajak efektif) dengan variabel independen, yaitu X (leverage, profitabilitas, intensitas aset tetap dan perputaran persediaan). 3.4.4.1 Uji Koefisien Determinasi (R2) Koefisien determinasi (Adjusted R2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel independen. Nilai koefisiensi determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen sangat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel–variabel

34

independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel independen (Ghozali, 2016). 3.4.4.2 Uji Kelayakan Model (Uji Statistik F) F-test digunakan untuk menguji apakah semua variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model regresi mempunyai pengaruh secara bersama sama terhadap variabel dependen atau terikat (Ghozali, 2016). Kriteria pengujiannya (Uji-F) adalah sebagai berikut: 1. Ha ditolak yaitu apabila nilai signifikan F > 0,05 berarti model regresi dalam penelitian ini tidak layak untuk digunakan dalam peneliian. 2. Ha diterima yaitu apabila nilai signifikan F < 0,05 berarti model regresi dalam penelitian ini layak untuk digunakan dalam peneliian.

3.4.4.3 Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t) Pengujian signifikansi parameter individual ini digunakan untuk mengetahui apakah variabel bebas secara individual mempengaruhi variabel terikat dengan asumsi variabel independen lainnya konstan (Ghozali, 2016). Kriteria pengujian hipotesis adalah seperti berikut ini: 1. Ha ditolak, yaitu apabila nilai signifikan t > 0,05 atau bila nilai signifikansi lebih dari nilai α 0,05 berarti variabel independen secara individual tidak berpengaruh terhadap variabel dependen. 2. Ha diterima, yaitu apabila nilai signifikan t < 0,05 atau bila nilai signifikansi kurang dari atau sama dengan nilai α 0,05 berarti variabel independen secara individual berpengaruh terhadap variabel dependen.

50

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan Penelitian ini menguji secara empiris pengaruh leverage, profitabilitas, intensitas aset tetap dan perputaran persediaan terhadap tarif pajak efektif pada seluruh perusahanan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini menggunakan data laporan keuangan selama enam tahun, 2011-2016 yang mencakup 163 sampel perusahaan. Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Dari hasil analisis regresi linier berganda variabel leverage yang dihitung dengan menggunakan debt to equity ratio (DER) tidak mempunyai pengaruh terhadap variabel tarif pajak efektif. 2. Dari hasil analisis regresi linier berganda variabel profitabilitas yang dihitung dengan rasio return on assets (ROA) mempunyai pengaruh yang negatif terhadap variabel tarif pajak efektif, yang berarti bahwa antara variabel tersebut menunjukkan arah yang berlawanan. 3. Dari hasil analisis regresi linier berganda variabel intensitas aset tetap mempunyai pengaruh yang negatif terhadap variabel tarif pajak efektif, yang berarti bahwa antara variabel tersebut menunjukkan arah yang berlawanan.

51

4. Dari hasil analisis regresi linier berganda variabel perputaran persediaan mempunyai pengaruh yang positif terhadap variabel tarif pajak efektif, yang berarti bahwa antara variabel tersebut menunjukkan arah yang sama. 5.2 Implikasi Penelitian 5.2.1 Implikasi Teoritis 1. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa profitabilitas memiliki pengaruh terhadap tarif pajak efektif perusahaan. Profitabilitas yang tinggi pada perusahaan akan membuat pajak penghasilan yang dibayarkan perusahaan akan semakin efektif. Hal ini sejalan dengan pendapat Soepriyanto (2011) apabila profitabilitas meningkat maka tarif pajak efektif mengalami penurunan karena akan dilakukan perencanaan pajak yang matang sehingga menghasilkan pajak yang optimal. 2. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa intensitas aset tetap memiliki pengaruh terhadap tarif pajak efektif perusahaan. Semakin banyaknya investasi yang dilakukan perusahaan dalam aset tetap akan memberikan dampak yang baik terhadap beban pajak penghasilan yang dibayarkan perusahaan. Bagaimana cara perusahaan memperoleh aset tetap dan beban penyusutan aset tetap akan menimbulkan pengaruh terhadap tarif pajak efektif perusahaan sehingga perusahaan dengan intensitas aset tetap yang tinggi akan lebih efektif dalam pembayaran pajak penghasilan. Hal ini sejalan dengan pendapat Pohan (2013) apabila perusahaan membeli aset secara leasing dan memenuhi syarat-syarat yang ditentukan sebagai capital lease, maka secara fiskal semua pembayaran, yaitu cicilan pokok dan bunga, diakui sebagai beban tahun pengeluaran, sedangkan penyusutan tidak diakui sebagai beban fiskal.

52

3. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa perputaran persediaan memiliki pengaruh terhadap tarif pajak efektif perusahaan. Perputaran persediaan yang tinggi pada perusahaan akan meningkatkan beban pajak penghasilan perusahaan sehingga tarif pajak perusahaan dikatakan kurang efektif. Hal ini sejalan dengan pendapat Kasmir (2012) perputaran persediaan yang besar akan menyebabkan penjualan yang tinggi. Dengan besarnya penjualan akan menyebabkan laba perusahaan juga semakin besar, laba perusahaan yang besar mengakibatkan pajak penghasilan yang tinggi. 5.2.2 Implikasi Praktis 1. Bagi Perusahaan Manajemen perusahaan diharapkan dapat lebih memanfaatkan faktor-faktor yang mempengaruhi efektifitas pajak penghasilan perusahaan sehingga beban pajak penghasilan yang dibayarkan tiap tahunnya dapat ditekan serendah mungkin dengan aturan yang tidak melanggar hukum perpajakan untuk mencegah terjadinya praktik-praktik penghindaran pajak secara ilegal. 2. Bagi Investor Investor diharapkan menggunakan penelitian ini sebagai salah satu bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan dan dapat memberikan informasi bagaimana cara yang digunakan perusahaan dalam menekan beban pajak penghasilan dengan cara yang sesuai aturan perpajakan sehingga investor tidak memberikan pandangan negatif terhadap perusahaan yang memiliki beban pajak penghasilan yang lebih rendah dari tarif pajak yang berlaku.

53

5.3 Keterbatasan Penelitian 1. Pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling sehingga hasil penelitian ini tidak dapat digeneralisasi secara luas untuk setiap perusahaan publik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 2. Penelitian ini hanya menggunakan empat variabel independen dengan kemampuan yang sangat terbatas dalam menjelaskan varians variabel dependen sehingga masih terdapat faktor-faktor lain yang mempengaruhi tarif pajak efektif yang tidak disajikan dalam model penelitian ini. 3. Variasi variabel dependen yang mampu dijelaskan oleh variabel independen pada penelitian ini sekitar 8,7%. Sisanya sebesar 91,3% dapat dijelaskan oleh faktor lain yang tidak dimodelkan dalam penelitian ini. 5.4 Saran Berdasarkan hasil penelitian di atas, maka peneliti mengemukakan beberapa saran, antara lain: 1. Penelitian selanjutnya perlu menggunakan metode pemilihan sampel yang lebih baik sehingga lebih dapat bersifat menyeluruh. 2. Menambahkan variabel independen lain yang dapat mempengaruhi tarif pajak efektif.

DAFTAR PUSTAKA

Agizha, Feryal. 2014. Pengaruh Periode Perputaran Kas, Periode Perputaran Piutang, Periode Perputaran Persediaan, dan Periode Perputaran Hutang Usaha terhadap Profitabilitas. Jurnal Ilmu Manajemen. Vol 2, No 4. Agoes, Sukrisno dan Trisnawati, Estralita. 2013. Akuntansi Perpajakan, Edisi Tiga. Jakarta: Salemba Empat. Ardyansah, Danis dan Zulaikha. 2014. Pengaruh Size, Leverage, Profitabilitas, Capital Intensity Ratio dan Komisaris Independen terhadap Effective Tax Rate (ETR): Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-102. Diponegoro Journal of Accounting. Vol.3, No.2, hlm 1-9. Darmadi, Iqbal Nulhakim dan Zulaikha. 2013. Analisis Faktor yang Mempengaruhi Manajemen Pajak dengan Indikator Tarif Pajak efektif. Diponegoro Journal of Accounting.Vol 2, No 4, Hal 1-12. Direktorat Jenderal Pajak. www.pajak.go.id. Diakses pada tanggal 30 Desember 2017. Ghozali, Imam. 2016. Aplikasi Analisi Multivariate dengan Program IBM SPSS. Semarang: Penerbit BPUNDIP. Imelia, Septi. 2015. Analisis Faktor yang Mempengaruhi Manajemen Pajak Dengan Indikator Tarif Pajak Efektif (ETR) Pada Perusahan LQ45 yang Terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2012. Jurnal Akuntansi. Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Riau. Jogiyanto. 2008. Metodologi Penelitian Sistem Informasi. Yogyakarta: Andi. Kurniasih, Tommy dan Sari, M. M. Ratna. 2012. Pengaruh Return On Asset, Leverage, Corporate Governance, Ukuran Perusahaan dan Kompensasi Rugi Fiskal pada Tax Avoidance. Buletin Studi Ekonomi, Vol 18, No. 1, Februari 2013. ISSN 1410-4628. Kasmir. 2012. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Liu, Xing dan Shujun Cao. 2007. “Determinants of corporate effective tax rates : evidence from listed companies in China”, The Chinese Economy. 40(6). hal 49-67.

Maesarah, Yasti, dkk. 2013. Pengaruh Karakteristik Perusahaan dan Corporate Social Responsibility Terhadap Penghindaran Pajak. Jurnal Multiparadigma. Universitas Mataram. Marfuah, Laila. 2015. Pengaruh Return On Asset, Leverage, Ukuran Perusahaan Kompensasi Rugi Fiskal dan Koneksi Politik terhadap Tax Avoidance. Jurnal Akuntansi. Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Muhammadiyah Surakarta. Masri, Indah dan Dwi Martani. 2012. Pengaruh Tax avoidance Terhadap Cost Of Debt. Simposium Nasional Akuntansi XV. Banjarmasin. Muljono, Djoko. 2009. Akuntansi Pajak. Yogyakarta: Penerbit Andi. Mulyani, Sri, dkk. 2014. Pengaruh Karakteristik Perusahaan, Koneksi Politik dan Reformasi Perpajakan Terhadap Penghindaran Pajak. Jurnal Administrasi Bisnis. Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Brawijaya. Noor, R.M Fadzilah, N.S.M Mastuki, N.A. 2010. Corporate Tax Planning: A Study On Corporate Effective Tax Rate of Malaysian Listed Companies. Interntional Journal of Trade, Economics dan Finance, Vol. 1, No. 2, August, 2010. Pohan, Chairil Anwar. 2013. Manajemen Perpajakan, Edisi Revisi. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Puspita, Deanna dan Meiriska Febrianti. 2017. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penghindaran Pajak pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Bisnis dan Akuntansii. STIE Trisakti. Rachmithasari, Anisa Fadilla. 2015. Pengaruh Return On Assets, Leverage, Corporate Governance, Ukuran Perusahaan dan Kompensasi Rugi Fiskal pada Tax Avoidance. Artikel Akuntansi. Universitas Muhammadiyah Surakarta. Republik Indonesia. 2008. Undang- Undang Nomor 36 Tahun 2008 Tentang Pajak Penghasilan. Sekretariat Negara. Jakarta. Republik Indonesia. 2007. Undang – Undang Nomor Tahun 2007 Tentang Ketentuan Umum Perpajakan. Sekretariatan Negara. Jakarta. Resmi, Siti. 2011. Perpajakan: Teori dan Kasus. Edisis ke-6. Jakarta: Salemba Empat.

Richardson, Grant dan Roman Lanis. (2007) “Determinant of the variability in corporate effective tax rates and tax reform: evidance from Australia”. Journal of Accounting and Public Policy. 26. hal 689-704. Ridlwan, Achmad Zein. 2016. Analisis Faktor yang Mempengaruhi Manajemen Pajak dengan Indikator Tarif Pajak Efektif. Artikel Akuntansi. Universitas Muhammadiyah Surakarta. Rodriguez, Elena Fernandez dan Antonio Martinez Ariaz. (2012) Do business characteristics determine an effective tax rate?. The Chinese Economy. 45. hal 60-83. Soepriyanto, Gatot. 2011. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Variasi Tarif Pajak Efektif Perusahaan (Studi pada Perusahaan yang Terdaftar di BEI). Binus Business Review, Vol. 2 No. 2 November 2011: 1025-1035. Suandy, Erly. 2008. Perencanaan pajak. Jakarta: Salemba Empat. Subramanyam. 2010. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Salemba Empat. Supriyanto, Edy. 2012. Akuntansi Perpajakan. Yogyakarta: Graha Ilmu. Terkuak, Modus Penghindaran Pajak Perusahaan Jasa Kesehatan Asal Singapura dalam : http://ekonomi.kompas.com/read/2016/04/06/203829826/Terkuak. Modus.Penghindaran.Pajak.Perusahaan.Jasa.Kesehatan.Asal.Singapura. Diakses tanggal : 30 Desember 2017. Waluyo. 2011. Perpajakan Indonesia. Jakarta: Salemba Empat. Waluyo. 2016. Akuntansi Pajak. Jakarta: Salemba Empat. Wulandari, May dan Dovi Septiari. 2014. Effective Tax Rate : Efek dari Corporate Governance. Jurnal Manajemen Bisnis. Politeknik Negeri Batam.

Related Documents

Cover Skripsi +
February 2021 1
Skripsi
February 2021 4
Skripsi
February 2021 4
Skripsi
March 2021 0
Skripsi
February 2021 3
Skripsi
February 2021 5

More Documents from "Felicia"

Skripsi
February 2021 4