Soal Dan Jawaban Kelompok 10

  • Uploaded by: HanifaNurul
  • 0
  • 0
  • January 2021
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Soal Dan Jawaban Kelompok 10 as PDF for free.

More details

  • Words: 1,396
  • Pages: 9
Loading documents preview...
Kelompok 10 Monika Iriyanti

023120015

Hanifah Nurul

023120040

Bayu Utama

023120045

Soal kelompok 10 Pasar Modal Syariah Kelompok 1 1. Instrument apa saja yang diharamkan dalam pasar modal syariah dan jelaskan ? 2. Apa perbedaan reksadana syariah dengan reksadana konvensional ?

Kelompok 2 1. Apakah mekanisme perdagangan saham di BEI sudah sesuai dengan prinsip syariah ?

Kelompok 3 1. Bagaimana cara berinvestasi di reksadana syariah 2. Apa perbedaan reksadana syariah dengan reksadana konvensional ?

Kelompok 4 1. Bagaimana proses seleksi suatu suatu saham sehingga dapat dikatakan sesuai syariah ?

Kelompok 5 1. Investasi apa yang resikonya rendah di pasar modal syariah ?

Kelompok 6

1. Apa itu efek syariah dan efek syariah apa saja yang ada di BEI 2. Saham yang bagaimana yang dikategorikan syariah ?

Kelompok 7 1. Apa yang dimaksud Efek Beragun Aset Syariah ?

Kelompok 8 1. Siapa yang menentukan dan menyeleksi efek syariah ?

Kelompok 9 1. Apa itu investasi syariah di pasar modal ?

Jawaban kelompok 10 Pasar Modal Syariah Kelompok 1

1.

Instrument yang diharamkan dalam pasar modal syariah 1. Preferred Stock (saham istimewa) Saham jenis ini diharamkan oleh ketentuan syariah karena terdapat dua karakteristik utama, yaitu: a. Adanya keuntungan tetap (pre-determinant revenue). Hal ini menurut kalangan ulama dikategorikan sebagai riba. b. Pemilik saham preferen mendapatkan hak istimewa terutama pada saat likuidasi.

2. Forward Contract Forward Contract Diharamkan karena segala bentuk jual beli utang (dayn bi dayn) tidak sesuai dengan syariah. Bentuk kontrak forward ini dilarang dalam Islam karena dianggap jual beli utang/piutang terdapat unsur ribawi, sedangkan terjadinya transaksi jual beli dilakukan sebelum tanggal jatuh tempo.

3. Option Option merupakan hak, yaitu untuk membeli dan menjual barang yang tidak disertai dengan underlying asset atau real asset. Transaksi option ini bersifat tidak ada (non exist) dan dinilai oleh kalangan ulama bahwa kontrak option ini termasuk future, yaitu mengandung unsur gharar (penipuan/spekulasi) dan maysir (judi). 4. Transaksi margin on trading Bentuk transaksi ini dilarang karena hal-hal berikut : a. Kondisi di mana sisa harga akad yang belum dibayar dengan imbalan berupa bunga yang diharamkan oleh syariah. b. Surat berharga yang menjadi objek akad dijadikan jaminan pada pialang yang mengambil manfaat dari keuntungan.

c. Adanya dua akad secara bersamaan dalam satu akad, yaitu akad jual beli dan utang. Transaksi ini menimbulkan ketidakadilan, karena hanya menguntungkan satu pihak dan merugikan pihak yang lain. Adanya praktik perjudian atas surat berharga. 5. Transaksi short selling Merupakan suatu bentuk transaksi jual beli, di mana penjualan terhadap surat berharga belum dimiliki pada waktu akad. Transaksi ini dilarang dalam Islam karena

memiliki

unsur-unsur

yang

bersifat

spekulatif

dan

penipuan.

Masalah/tantangan yang dihadapi pasar sukuk (obligasi syariah) di Indonesia

2. Perbedaan utama antara reksadana syariah dengan konvensional terletak pada proses pemilihan aset yang membentuk potofolionya. Reksa dana konvensional tentu saja hanya menggunakan pertimbangan tingkat keuntungan dan resiko dalam mengatur portofolio investasi. Sementara reksa dana syariah harus mempertimbangkan kehalalan suatu produk keuangan di samping tingkat keuntungan dan resikonya.

Kelompok 2

1. Alam fatwa DSN-MUI No.80 tentang Penerapan Prinsip Syariah dalam Mekanisme Perdagangan Efek Bersifat ekuitas di Pasar Reguler Bursa Efek, disebutkan bahwa mekanisme perdagangan saham di pasar reguler Bursa Efek telah memenuhi prinsip syariah apabila efek yang dijadikan obyek perdagangan adalah saham yang sesuai prinsip Syariah dan tidak melanggar 14 aktifitas atau perilaku transaksi yang dilarang

Kelompok 3 1. Membeli melalui Manajer Investasi langsung atau melalui Bank Agen Penjual yang menawarkan produk reksa dana syariah. Umumnya produk ini lebih banyak dijumpai di Bank Syariah, namun beberapa tahun belakangan juga sudah mulai dijual di Bank Konvensional. 2. Masalah/tantangan yang dihadapi pasar sukuk(obligasi syariah) di Indonesia Pertama, pasar keuangan syariah di Indonesia tidak terlalu likuid. Penyebabnya, pangsa pasarnya yang relatif kecil, yaitu kurang dari 5% dari seluruh sistem keuangan di Indonesia. Kecilnya pangsa pasar keuangan syariah ini diperkirakan akan menyebabkan pertumbuhan pasar sukuk domestik akan tetap terbatas. Kedua, belum adanya kepastian masalah perpajakan terkait dengan transaksi yang melibatkan investor sukuk. Permasalahan perpajakan ini tidak hanya terkait dengan sukuk, namun menyangkut transaksi keuangan syariah secara keseluruhan. Ketiga, kebanyakan produk keuangan syariah bersifat “debt-based” atau “debt-likely”. Padahal, idealnya keuangan syariah adalah “profit-loss sharing”. Ini terlihat dari komposisi tingkat kupon sukuk yang dibayarkan masih mendasarkan pada tingkat suku bunga tertentu.

Kelompok 4 1. Proses seleksi saham syariah didasarkan kepada dua kriteria utama yaitu kriteria bisnis dan kriteria keuangan. Yang dimaksud dengan kriteria bisnis adalah kriteria yang disusun berdasarkan jenis usaha dari setiap emiten. Kategori jenis usaha yang dijadikan sebagai indikator dalam kriteria bisnis adalah berdasarkan kehalalan dari bisnis tersebut, baik halal karena zatnya (produknya) maupun prosesnya. Sedangkan dari kriteria keuangan, saham syaruiah harus memiliki rasio total utang terhadap total Asset (Debt to Asset Ratio) tidak lebih dari 45% dan pendapatan non halal terhadap Total Pendapatan tidak lebih dari 10%.

Kelompok 5 1. Investasi yang resikonya rendah di pasar modal syariah adalah investasi reksa dana syariah, hal ini didasarkan karena dana yang dikelola oleh MI(manajer investasi) menggunakan prisip diversifikasi (jangan taruh semua telur dalam satu wadah). Baik secara aturan, maupun secara pengolahan teknis, tidak 100% dana dibelikan dalam satu instrument yang spesifik, missal 100% saham astra internasional saja, atau 100% sukuk ritel saja. Ada aturan yang melarang sebuah Mi untuk memiliki/membeli sebuah saham lebih dari 10% dari total portfolio/dana. Selain itu, maksimal dana yang diletakkan untuk instrument dasar hanya 80%, missal reksadana saham, maka maksimal 80% di saham, 20% sisanya haruslah cash atau ada bagian pasar uang/deposito.

Kelompok 6

1. Efek Syariah adalah Efek sebagaimana di maksud dalam Undang-Undang Pasar Modal dan peraturan pelaksanaannya yang akad, cara, dan kegiatan usaha yang menjadi landasan penerbitannya tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip syariah di Pasar Modal. Saat ini, Efek Syariah yang ada di pasar modal Indonesia terdiri dari Saham Syariah, Sukuk, dan Reksadana Syariah. Selain itu, kami juga telah memiliki 2 indeks harga saham Syariah yaitu Jakarta Islamic Index (JII) yang sudah ada sejak tahun 2000 dan

2.

Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) yang diluncurkan pada tahun 2011. Berdasarkan prinsip ekonomi Islam, investasi harus bebas dari unsur gharar (tidak pasti), maysir (judi) dan riba (bunga). Investasi dalam bentuk surat berharga bisa dikategorikan sebagai produk syariah, dengan syarat peraturan pelaksanaannya tidak bertentangan dengan syariah Islam tersebut. Tahun 2011, Majelis Ulama Indonesia (MUI) juga telah mengeluarkan fatwa tentang penerapan syariah di pasar modal dan Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI). Berdasarkan hasil keputusan Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam), surat berharga kategori syariah yang telah diterbitkan di pasar modal Indonesia meliputi Saham Syariah, Obligasi Syariah atau Sukuk (Retail), dan Unit Penyertaan dari Reksa Dana Syariah.

Kelompok 7 1. Efek Beragun Aset ( EBA) Syariah, adalah efek yang di terbitkan oleh kontrak investasi kolektif EBA Syariah yang portofolionya terdiri dari aset keuangan berupa tagihan yang timbul dari surat berharga komersial, tagiahn yang timbul di kemudian hari, jual beli memiliki aset fisik oleh lembaga keuangan, efek bersifat investasi yang di jamin oleh pemerintah, sarana peningkatan investasi/arus kas serta aset keuangan setara, yang sesuai dengan prinsip-prinsip Syariah.

Kelompok 8 1. Dalam menentukan atau menyeleksi efek syariah, Bapepam & LK (sekarang menjadi OJK) di bantu oleh DSN-MUI. Kerjasama antara Bapepam & LK dan DSN-MUI dimaksudkan agar penggunaan prinsip-prinsip syariah di pasar modal dalam menyeleksi efek yang memenuhi kriteria syariah dapat lebih optimal, mengingat DSN-MUI merupakan satu-satunya lembaga di Indonesia yang mempunyai kewenangan untuk mengeluarkan fatwa yang berhubungan dengan kegiatan ekonomi syariah di Indonesia. Hasil seleksi efek syariah yang telah dilakukan oleh Bapepam & LK (sekarang menjadi OJK) dan DSN-MUI tersebut dituangkan ke dalam suatu Daftar Efek Syariah (DES).

Kelompok 9 1. Pasar modal konvensional yaitu suatu sistem keuangan yang terorganisasi, termasuk didalamnya adalah bank-bank komersial dan semua lembaga perantara dibidang keuangan, serta keseluruhan surat-surat berharga yang beredar. Dalam arti sempit pasar modal adalah suatu pasar yang digunakan untuk memperdagangkan saham-saham, obligasi-obligasi, dan jenis surat berharga lainnya dengan memakai jasa para perantara pedagang efek (Sunariyah,2004)[1] Pasar modal syariah pengertiannya sama dengan pasar modal konvensional, namun dalam pasar modal syariah dari segi investasi dan intrumennya dikombinasikan dengan prinsip syariah agama islam. Dalam pasar modal syariah instumen yang diperdagangkan tidak boleh terkait dengan kegiatan bisnis yang diharamkan seperti riba (bunga/rente), perjudian, spekulasi, produsen minuman keras, produsen makanan yang mengandung babi, dan lain-lain. 2. Investasi syariah di pasar modal merupakan kegiatan investasi di pasar modal yang menerapkan prinsip-prinsip Syariah baik dari mekanisme transaksi maupun pemilihan

produk. Investasi di pasar modal dapat dikatakan Syariah apabila hanya mentransaksikan saham Syariah dan tidak melakukan 14 transaksi yang dilarang oleh fatwa DSN-MUI No.80 tentang Penerapan Prinsip Syariah dalam Mekanisme Perdagangan Efek Bersifat Ekuitas di Pasar Reguler Bursa Efek

Related Documents


More Documents from "Sultan Hadi Prabowo"