Studi Kasus Colorscope, Inc.

  • Uploaded by: ADE
  • 0
  • 0
  • March 2021
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Studi Kasus Colorscope, Inc. as PDF for free.

More details

  • Words: 1,429
  • Pages: 7
Loading documents preview...
TUGAS STUDI KASUS – AKUNTANSI MANAJEMEN LANJUTAN COLORSCOPE, INC.

Kelompok 1: Ade Meissyta N.S

17/414037/EE/07202

Anisa Nurul Margiani

17/414038/EE/07203

Chandra Qadarrullah Sy

17/414042/EE/07207

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS GADJAH MADA 2017

A. PENDAHULUAN KASUS Perusahaan Colorscope adalah sebuah perusahaan grafika yang didirikan oleh Andrew Cha. Andrew Cha adalah warga keturunan China yang berimigrasi ke Amerika pada tahun 1967 untuk mencari penghidupan yang lebih layak. Karena usaha dan kerja kerasnya, Andrew Cha menemukan pekerjaan dan mengambil keuntungan dari kemampuan seninya dalam draftsmanship dan photography. Kesuksesan inilah yang meyakinkan dirinya untuk memulai bisnisnya sendiri. Bisnis yang dirintisnya bergerak dalam bidang special-effectsphotography yang melayani agensi periklanan lokal di California Selatan. Perusahaan ini berkembang sangat pesat sejak berdirinya pada tanggal 1 Maret 1976 sampai mencapai puncaknya pada tahun 1988 dengan mencapai penghasilan 5 juta dollar. Perusahaan Colorscope melayani agensi raksasa seperti Saatchi & Saatchi, Grey Advertising, dan J. Walter Thompson dan perusahaan retail dan entertainment seperti Walt Disney Company dan R. H. Macy & Co. Untuk meningkatkan pelayanan terhadap pelanggan, Cha menginvestasikan peralatan proprietory computer untuk terus menyediakan special effects yang rumit. Selama tahun 1988, Cha diajak bekerjasama oleh R.R. Donneley & Sons Co. dengan cara akuisisi. Donneley merupakan perusahaan printer terbesar di dunia dengan penjualan bruto sebesar 4,3 milyar dollar. Harga yang ditawarkan oleh Donneley dalam akuisisi tersebut sebesar 10 juta dollar. Ini berarti ketertarikan Donneley terhadap Colorscope mengalami peningkatan dua kali lipat. Ketertarikan Donneley didasari oleh alasan-alasan berikut. Pertama, Cha telah membangun hubungan yang kuat dengan perusahaan printing yang bernilai tinggi dan pre-press buyers di pasar. Setiap pre-press yang dijual bernilai lebih tinggi dari pencetakannya. Dengan memiliki bisnis pre-press milik Cha dan memperkerjakannya menjadi konsultan penjualan, Donneley berharap untuk mengamankan perjanjian pencetakan yang besar, dimana saat itu masih dalam pertaruhan. Kedua, operasional Cha termasuk salah satu yang paling efisien dalam bisnis. Sebelumnya pekerja Donneley telah mengunjungi aktifitas operasinya dan membuat beberapa contoh cara kerjanya, mengadaptasikan desain tersebut ke fasilitas pre-press mereka sendiri. Sebagai hasilnya, Donneley menguraikan proses bisnis Cha sebagai metode pelatihannya sendiri sebagai keuntungan operasional yang bisa mereka manfaatkan untuk fasilitas pre-press lainnya dalam jaringan operasi mereka di seluruh negeri. Namun setelah melihat pilihan dan keyakinan pada potensi bisnisnya, Cha menjadi tidak puas dengan beberapa klausul kontingensi dan perjanjian yang tidak lengkap, dan akhirnya memutuskan untuk tidak menjual perusahaannya. Ditambah dengan keyakinan akan filosofinya bahwa hubungan pribadi yang kuat dengan klien utamanya akan menyebabkan perusahaannya tetap eksis dan berkembang. Akan tetapi, pertumbuhan teknologi dan industry pada tahun 1990, membawa perubahan yang signifikan dalam bisnisnya. Meskipun Cha telah mengupayakan kualitas dan kepercayaan terhadap pekerjaannya, tekanan pasar memaksa dirinya untuk mengurangi harga pokok. Pada Mei 1994, pemasukan utamanya yang mencakup 80% dari keseluruhan bisnisnya, mengumumkan menjual produksi desain grafis dan perlatannya, menggantikan Colorscope dengan sebuah grup internal. Proses ini berlangsung sampai tahun berikutnya.

Setelah kehilangan pelanggan utama dan jangka panjangnya, Cha memikirkan untuk membangun ulang bisnisnya dengan merevaluasi keadaan industri, posisi perusahaannya di segmen pre-press, kebjakan harga dan kegiatan operasinya. Proses Produksi Pre-Press 

  

 

Pre-press production process merupakan proses dasar untuk material cetak atau yang lebih dikenal dengan pemisahan warna, yang pada dasarnya proses ini berlangsung sama selama sekitar 20 tahun. Pre-press process diawali dengan perancangan dan penataan “buku” atau “project” yang memerlukan persetujuan. Setelah mendapat persetujuan, fotografer mengambil dan mengembangkan gambar untuk diproses selanjutnya pada pre-press house Selama proses tersebut (proofing) client dapat membandingkan dan mengajukan permintaan untuk mengubah atau melakukan berbagai penyesuaian. Adjustment untuk efek tertentu dikenakan biaya tertentu pula. Setelah mendapat persetujuan akhir, Colorscope akan mengirimkan “master book” atau file ke precetakan. Setelah pencetakan selesai, pesanan siap untuk dikirimkan kepada klien.

Industry Dynamics 



Keseluruhan pasar komersil jasa percetakan di US pada tahun 1995 mencapai puncakya yaitu $66 miliar dollar. Hal ini dikarenakan diversifikasi material cetak yang diproduksi oleh setiap perusahaan. Perusahaan cenderung melakukan spesifikasi pasar seperti kartu ucapan, form bisnis, laporan keuangan, surat kabar, majalah, catalog, dsb. Colorscope menganggap pasar berubah sangat drastis yang mana posisi Colorscope yang dikenal memiliki kualitas dan pelayanan yang baik mencadi tidak tepat lagi pada kondisi pasar yang penuh oleh penyedia jasa yang mengklaim memiliki kualitas yang sama pada harga yang lebih rendah.

Direct Competition 

 

Tipe I: Perusahaan yang secara teknis memiliki keahlian percetakan didukung oleh tenaga pemasaran yang profesional yang mendorong paket harga dengan menggabungkan jasa pre-press house dan percetakan. Diantaranya adalah R. R. Donnelley & Sons Co. dan Quad Graphics Tipe II: Perusahaan lokal yang menggabungkan jasa pre-press house secara horisontal . Contoh perusahaan local ini adalah American Color dan Wace Techtron. Tipe III: Perusahaan yang bekerjasa sama dengan percetakan atau agensi periklanan untuk meghalau pesaing yang potensial. Pesaing utama Colorscope termasuk dalam tipe ketiga ini.

Work Flow Organization 

Pekerjaan bermula saat konsumen melakukan pesanan yang akan diterima oleh CS dan akan dicatat pada rincian spesifikasi pekerjaan.

   

Pekerjaan tersebut akan dilimpahkan sesuai dengan spesifikasi pekerjaan untuk pemrosesan cutting, pasting text, grapics, photographs, dan extensive marking Proses selanjutnya adalah scanning dan menghasilkan output berupa file computer Pekerjaan selanjutnya adalah assembly yang menghasilkan perangkat output tertentu Proses selanjutnya adalah Quality Control pada proofing yaitu denga membandingkan output yang berbentuk hardcopy dengan spesifikasi pelanggan. Dalam tahap ini sering terjadi pengerjaan kembali karena ditemukan peredaan antara spesifikasi dan hardcopy

The Future 



Cha menyadari bahwa Colorscope perlu melakukan kapitalisasi atas aset dan karyawannya Diperlukan adanya strategi jangka pendek untuk meningkatkan pemasaran utamanya pada bulan-bulan tertentu dimana pesanan untuk pre-press meningkat. Meminimalkan rework karena adanya perubahan spesifikasi dan rework yang disebabkan oleh kesalahan proses. Penentuan harga produk yang berkaitan dengan efek tertentu atau pesanan khusus.

B. a. b. c.

PERMASALAHAN (QUESTIONS FOR THE FUTURE) Bagaimana Colorscope dapat memperbaiki operasinya? Bagaimana caranya Colorscope mengubah strategi harga? Sistem akuntansi dan sistem pengendalian apa yang seharusnya digunakan?

 

C. ANALISIS MASALAH Untuk mengatasi masalah yang perlu dipecahkan oleh Andrew Cha, maka yang perlu dilakukan adalah menganalisis kondisi pasar serta kompetisi yang dihadapi oleh Colorscope. Berikut adalah kondisi yang dihadapi oleh Colorscope yang: a. Colorscope menolak untuk mengikuti trend business yaitu dengan tetap melayani pesanan dalam jumlah yang besar (high-margin client) dan harga yang lebih tinggi. b. Perkembangan teknologi dan perubahan yang cepat memaksa terjadinya perubahan yang signifikan pada Colorscope yang berpengaruh pada harga. (exhibit 1)

c. Colorscope dalam proses produksinya menghabiskan banyak waktu dalam pre-press production (Exhibit 2).

d. Pada Proses Proofing banyak waktu yang terbuang karena adanya rework yang disebabkan karena pelanggan mengubah spesifikasi pesanan. e. Persaingan yang intens (exhibit 3) dalam usaha pre-press

f. Dulunya konsumen secara konsisten mampu dan akan membayar untuk sebuah kualitas terbailk namun sekarang konsumen lebih mengutamakan pada penawaran harga (exhibit 5)

g. Alokasi Biaya overhead ke dalam 5 proses produksi yang tepat Keunggulan yang dimiliki Colorscope adalah berupa kualitas produk yang baik dan filosofi Andrew Cha terkait hubungan baik yang harus dipertahankan dengan para pelanggan. D. PENYELESAIAN DAN KESIMPULAN Perkembangan teknologi saat ini yang begitu cepat, membawa dampak yang kuat terhadap tingkat keberlangsungan perusahaan Colorscope, Inc. dalam menghadapi persaingan. Sehingga Colorscope harus meningkatkan dan mengefisiensikan operasi dan menentukan pricing strateginya dengan menerapkan activity based management (ABM). Berikut hal-hal yang dapat dilakukan oleh perusahaan Colorscope untuk mengefisiensikan operasi perusahaannya, yaitu: a. Mengevaluasi dan memperbaiki proses produksinya dengan meminimalkan pengerjaan ulang (rework) dengan cara mengoptimalkan kemampuan dan ketelitian pegawai pada assembling proses. Karena dengan adanya pengerjaan ulang menyebabkan penggunaan waktu yang tidak efektif terutama disaat mendekati deadline. b. Meningkatkan kinerja dalam memenuhi pesanan pelanggan, dengan menyadari bahwa perlunya mendorong agar perusahaan mampu memenuhi pesanan dengan melakukan efisiensi operasi dan mengurangi pengerjaan ulang yang sangat membutuhkan kerjasama dari para pekerjanya. c. Perusahaan harus lebih selektif dalam menerima pesanan dari pelanggan sehingga mereka cukup melayani beberapa konsumen utama agar dapat menghemat biaya produksi. Karena ketika perusahaan harus melayani sejumlah pesanan yang bervariasi, ia harus menyediakan sumber daya yang sifatnya lebih beragam lagi. d. Perusahaan perlu mengevaluasi dan memperbaiki kebijakan harga. Karena kebijakan harga yang ditentukan perusahaan sudah tidak signifikan untuk pasar yang menyediakan berbagai jasa dengan klaim memiliki kualitas yang sama dan pada harga yang lebih rendah. Colorscope harus menetapkan tujuan harga kemudian merubah strategi pricing. Untuk merubah strategi pricing Colorscope dapat membuatnya sejalan dengan operational costing nya. Apabila Colorscope menginginkan fokus terhadap laba, maka Colorscope harus bisa mencapai laba yang telah ditargetkan dengan cara mempertimbangkan pendapatan dan beban untuk mencapai laba yang ditentukan. Bila Colorscope fokus pada volume yang terjual, maka Colorscope harus memperhatikan jumlah atau volume pelanggannya. Untuk operational costing, kami merekomendasikan Colorscope menggunakan job-order costing, karena Colorscope dapat menentukan harga sesuai dengan pesanan dan kriteria-kriteria yang diinginkan pelanggan, seperti beda pesanan beda harga. Dan juga dapat mengontrol biaya yang keluar untuk efisiensi biaya.

Related Documents

Studi Kasus
January 2021 0
Studi Kasus Alona Pdf.pdf
January 2021 1
Studi Kasus Bisnis
January 2021 0

More Documents from "ritha widya"