Transportasi Laut

  • Uploaded by: elyasserahmad
  • 0
  • 0
  • February 2021
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Transportasi Laut as PDF for free.

More details

  • Words: 3,076
  • Pages: 14
Loading documents preview...
Transportasi Laut Kamus Besar Bahasa Indonesia mendefinikan kapal sebagai kendaraan pengangkut penumpang dan barang di laut (sungai dsb). Sedang didalam Undang-undang No 17 tahun 2008 tentang Pelayaran, Kapal didefinisikan kendaraan air dengan bentuk dan jenis tertentu, yang digerakkan dengan tenaga angin, tenaga mekanik, energi lainnya, ditarik atau ditunda, termasuk kendaraan yang berdaya dukung dinamis, kendaraan di bawah permukaan air, serta alat apung dan bangunan terapung yang tidak berpindah-pindah. seperti halnya sampan atau perahu yang lebih kecil. Kapal biasanya cukup besar untuk membawa perahu kecil seperti sekoci. Sedangkan dalam istilah inggris, dipisahkan antara ship yang lebih besar dan boat yang lebih kecil. Berabad-abad lamanya kapal digunakan oleh manusia untuk mengarungi sungai atau lautan. Feri, adalah sebuah sebuah kapal transportasi jarak dekat.Feri mempunyai peranan penting dalam sistem pengangkutan bagi banyak kota pesisir pantai, membuat transit langsung antar kedua tujuan dengan biaya lebih kecil dibandingkan jembatan atau terowong. Sampan (bahasa Tionghoa) adalah sebuah perahu kayu tiongkok yang memiliki dasar yang relatif datar, dengan ukuran sekitar 3,5 hingga 4,5 meter yang digunakan sebagai alat transportasi sungai dan danau atau menangkap ikan. Sampan dapat mengangkut penumpang 2 – 8 orang, tergantung ukuran sampan. Sampan ada kalanya memiliki atap kecil dan dapat digunakan sebagai tempat tinggal permanen di perairan dekat darat. Sampan biasanya tidak digunakan untuk berlayar jauh dari daratan karena jenis perahu ini tidak memiliki perlengkapan untuk menghadapi cuaca yang buruk. Kata “sampan” secara harafiah berarti “tiga lembar papan” dalam bahasa Kanton, dari kata Sam (tiga) dan pan (papan). Kata ini digunakan untuk merujuk pada rancangan perahu ini, yang terdiri dari sebuah dasar yang datar (dibuat dari selembar papan); dua lembar papan lainnya dipasang di kedua belah sisinya. Sampan digerakkan dengan sepotong galah, dayung atau dapat pula dipasangi motor di bagian belakangnya.

Prasarana Transportasi Laut : Pelabuhan adalah sebuah fasilitas di ujung samudera, sungai atau danau untuk menerima kapal dan memindahkan barang kargo maupun penumpang ke dalamnya. Pelabuhan biasanya memiliki alat-alat yang dirancang khusus untuk memuat dan membongkar muatan kapal-kapal yang berlabuh. Crane dan gudang berpendingin juga disediakan oleh pihak pengelola maupun pihak swasta yang berkepentingan. Sering pula disekitarnya dibangun fasilitas penunjang seperti pengalengan dan pemrosesan barang. Kata pelabuhan laut digunakan untuk pelabuhan yang menangani kapal-kapal laut. Pelabuhan perikanan adalah pelabuhan yang digunakan untuk berlabuhnya kapal-kapal penangkap ikan serta menjadi tempat distribusi maupun pasar ikan. Klasifikasi pelabuhan perikanan ada 3, yaitu: Pelabuhan Perikanan Pantai, Pelabuhan Perikanan Nusantara, dan Pelabuhan Perikanan Samudera. Di bawah ini hal-hal yang penting agar pelabuhan dapat berfungsi : · Adanya kanal-kanal laut yang cukup dalam (minimum 12 meter) · Perlindungan dari angin, ombak, dan petir · Akses ke transportasi penghubung seperti kereta api dan truk · Galangan kapal adalah sebuah tempat yang dirancang untuk memperbaiki dan membuat kapal. Kapal-kapal ini dapat berupa yacht, armada militer, cruisine line, pesawat barang atau penumpang.

Jaringan Sistem Transportasi Laut Sistem jaringan transportasi laut terdiri atas :

1. tatanan kepelabuhanan : Tatanan kepelabuhanan terdiri atas pelabuhan umum; dan pelabuhan khusus. 2. alur pelayanan : Alur pelayaran terdiri atas alur pelayaran internasional dan alur pelayaran nasional.

Tatanan Kepelabuhanan Tatanan kepelabuhanan terdiri atas : 1. pelabuhan umum; dan 2. pelabuhan khusus. Pelabuhan umum terdiri atas:

    

pelabuhan internasional hub, pelabuhan internasional, pelabuhan nasional, pelabuhan regional, dan pelabuhan lokal.

Pelabuhan internasional hub dan pelabuhan internasional dikembangkan untuk:

  

melayani kegiatan pelayaran dan alih muat peti kemas angkutan laut nasional dan internasional dalam jumlah besar; menjangkau wilayah pelayanan sangat luas; dan menjadi simpul jaringan transportasi laut internasional.

Pelabuhan nasional dikembangkan untuk:

  

melayani kegiatan pelayaran dan alih muat peti kemas angkutan laut nasional dan internasional dalam jumlah menengah; menjangkau wilayah pelayanan menengah; dan memiliki fungsi sebagai simpul jaringan transportasi laut nasional.

Pelabuhan regional dikembangkan untuk:

 

melayani kegiatan pelayaran dan alih muat angkutan laut nasional dan regional, pelayaran rakyat, angkutan sungai, dan angkutan perintis dalam jumlah menengah; dan menjangkau wilayah pelayanan menengah.

Pelabuhan lokal dikembangkan untuk:

 

melayani kegiatan pelayaran dan alih muat angkutan laut lokal dan regional, pelayaran rakyat, angkutan sungai, dan angkutan perintis dalam jumlah kecil; dan menjangkau wilayah pelayanan terbatas.

Pelabuhan Khusus Pelabuhan khusus dikembangkan untuk menunjang pengembangan kegiatan atau fungsi tertentu.

 

Pelabuhan khusus dapat dialihkan fungsinya menjadi pelabuhan umum dengan memperhatikan sistem transportasi laut. Pelabuhan khusus ditetapkan oleh menteri yang tugas dan tanggung jawabnya di bidang transportasi laut setelah mendapat rekomendasi dari gubernur dan bupati/walikota.

Alur Pelayaran Alur pelayaran terdiri atas alur pelayaran internasional dan alur pelayaran nasional : Alur Pelayaran Internasional, terdiri atas:

  

Alur Laut Kepulauan Indonesia; jaringan pelayaran yang menghubungkan antarpelabuhan internasional hub dan pelabuhan internasional; dan jaringan pelayaran yang menghubungkan antara pelabuhan internasional hub dan pelabuhan internasional dengan pelabuhan internasional di negara lain.

Alur pelayaran nasional terdiri atas:

   

alur pelayaran yang menghubungkan pelabuhan nasional dengan pelabuhan internasional atau pelabuhan internasional hub; alur pelayaran yang menghubungkan antarpelabuhan nasional; alur pelayaran yang menghubungkan antara pelabuhan nasional dan pelabuhan regional; dan alur pelayaran yang menghubungkan antarpelabuhan regional.

Alur pelayaran internasional ditetapkan berdasarkan kriteria yang berlaku secara internasional dan peraturan perundangundangan. Alur pelayaran nasional ditetapkan oleh menteri yang tugas dan tanggung jawabnya di bidang transportasi laut.

Kriteria Teknis Pelabuhan internasional hub dan pelabuhan internasional ditetapkan dengan kriteria:

  

  

berhadapan langsung dengan Alur Laut Kepulauan Indonesia dan/atau jalur pelayaran internasional; berjarak paling jauh 500 (lima ratus) mil dari Alur Laut Kepulauan Indonesia atau jalur pelayaran internasional; bagian dari prasarana penunjang fungsi pelayanan PKN dalam sistem transportasi antarnegara; berfungsi sebagai simpul utama pendukung pengembangan produksi kawasan andalan ke pasar internasional; berada di luar kawasan lindung; dan berada pada perairan yang memiliki kedalaman paling sedikit 12 (dua belas) meter untuk pelabuhan internasional hub dan 9 (sembilan) meter untuk pelabuhan internasional.

Pelabuhan nasional ditetapkan dengan kriteria:

    

merupakan bagian dari prasarana penunjang fungsi pelayanan PKN dalam sistem transportasi antarprovinsi; berfungsi sebagai simpul pendukung pemasaran produk kawasan andalan ke pasar nasional; memberikan akses bagi pengembangan pulau-pulau kecil dan kawasan andalan laut, termasuk pengembangan kawasan tertinggal; berada di luar kawasan lindung; dan berada pada perairan yang memiliki kedalaman paling sedikit 9 (sembilan) meter.

Pelabuhan regional ditetapkan dengan kriteria:

    

merupakan bagian dari prasarana penunjang fungsi pelayanan PKN atau PKW dalam sistem transportasi antarprovinsi; berfungsi sebagai simpul pendukung pemasaran produk kawasan andalan ke pasar regional; memberikan akses bagi pengembangan kawasan andalan laut, kawasan pedalaman sungai, dan pulau-pulau kecil, termasuk pengembangan kawasan tertinggal; berada di luar kawasan lindung; dan berada pada perairan yang memiliki kedalaman paling sedikit 4 (empat) meter.

Pelabuhan lokal ditetapkan dengan kriteria:

    

merupakan bagian dari prasarana penunjang fungsi pelayanan PKW atau PKL dalam sistem transportasi antarkabupaten/kota dalam satu provinsi; berfungsi sebagai simpul pendukung pemasaran produk kawasan budi daya di sekitarnya ke pasar lokal; berada di luar kawasan lindung; berada pada perairan yang memiliki kedalaman paling sedikit 1,5 (satu setengah) meter; dan dapat melayani pelayaran rakyat.

Kriteria teknis pelabuhan internasional hub, pelabuhan internasional, pelabuhan nasional, pelabuhan regional, dan pelabuhan lokal ditetapkan oleh menteri yang tugas dan tanggung jawabnya di bidang transportasi laut.

Tarif Transportasi Laut Tarif Transportasi laut berlaku untuk pengiriman barang di Indonesia, meliputi tarif yang terdiri dari: a. Tarif Pelayanan Nusantara Tarif uang tambang yang dibayar oleh pemilik barang kepada perusahaan pelayaran atas jasa yang diberikan untuk melakukan pengangkutan barang melalui laut dikenal dengan nama tarif uang tambang nusantara. Tarif angkutan laut ini ditetapkan berdasarkan komponen biaya, yaitu 1. Biaya pelayaran yang dinyatakan dalam biaya rupiah per ton mile pelayaran kapal, 2. Biaya kapal di pelabuahan yang dihitung menurut besarnya biaya pengeluaran kapal di pelabuhan muat dan di pelabuhan bongkar dan 3. Golongan barang. b. Tarif OPP/OPT Tarif OPP/OPT (onkos pelabuhan pemuatan/ ongkos pelabuhan tujuan) yang merupakan balas jasa untuk pekerjaan board stevedoring, cargodoring, dan receiving/delivery di pelabuhan pemuatan dan di pelabuhan tujuan. 1. Tarif “board stevedoring” dikenakan atas jasa pekerjaan membongkar muatan dari dek kapal ke dermaga dan sebaliknya 2. Tarif “cargodoring” dikenakan atas jasa mengeluarkan muatan dari jaringan di atas dermaga, mengangkat ke gudang, menyusun di dalam gudang dan sebaliknya. 3. Traif “receiving/delivery” dikenakan atas pekerjaan mengambil muatan dari gudang tempat penumpukan dan penyerahan sampai ke atas kendaraan yang merapat ke gudang darat dan sebaliknya. Tinggi tarif tergantung pada golongan dan jenis barang. c. Tarif Pemakaian Fasilitas Pelabuhan Tarif Pemakaian Fasilitas Pelabuhan, terdiri dari sewa gudang dan sewa tempat penumpukan dan fasilitas pelabuhan. d. Tarif Ekspedisi Muatan Kapal Laut (EMKL), Tarif Ekspedisi Muatan Kapal Laut (EMKL) meliputi balasan jasa atas pekerjaan inklaring dan uitklaring. tarif EMKL ini dihitung berdasarkan berat/ton barang, dimana pengurusan dokumenya dilakukan oleh perusahaan EMKL.

Bagian-bagian kapal

Bagian-bagian utama kapal meliputi: 

lambung kapal yang dilapisi dengan kulit kapal



haluan adalah bagian depan kapal,



buritan adalah bagian belakang kapal



palka atau ruang muatan,



mesin untuk menggerakkan kapal (mesin dapat digantikan dengan dayung untuk kapal kecil atau layar pada kapal layar),



cerobong untuk mengeluarkan sisa hasil pembakaran



geladak kapal yang merupakan lantai untuk berbagai kegiatan atau meletakkan kendaraan pada kapal roro,



anjungan sebagai tempat untuk mengendalikan jalannya kapal.



jangkar



propeler atau baling-baling kapal

Navigasi

Untuk menentukan arah, pada masa lalu kapal berlayar tidak jauh dari benua atau daratan. Namun sesuai dengan perkembangan akhirnya para awak kapal menggunakan bintang sebagai alat bantu navigasi dengan alat bantu berupa kompas dan astrolabe serta peta. Ditemukannya jam pasir oleh orang-orang Arab juga ikut membantu navigasi ditambah dengan penemuan jam oleh John Harrison pada abad ke-17. Penemuan telegraf oleh S.F.B Morse dan radio oleh C. Marconi, terlebih lebih penggunaan radar dan sonar yang ditemukan pada abad ke 20 membuat peranan navigator agak tergeser. Satuan kecepatan kapal dihitung dengan knot dimana 1 knot = 1,852 km/jam. Menjelang akhir abad ke-20, navigasi sangat dipermudah oleh GPS, yang memiliki ketelitian sangat tinggi dengan bantuan satelit.Selain dari itu system komunikasi yang

sangat modern juga menunjang navigasi dengan adanya beberapa macam peralatan seperti radar type Harpa memungkinkan para navigator / Mualim bisa melihat langsung keadaan kondisi laut. Radar harpa ini adalah radar modern yang bisa mendeteksi langsung jarak antara kapal dgn kapal, kapal dengan daratan , kapal dengan daerah berbahaya, kecepatan kapal, kecepatan angin,dan mempunyai daya akurasi gambar yang jelas. Selain dari itu ada lagi system GMDSS (Global Maritime Distress safety system) Suatu system keselamatan pelayaran secara global. Kalau suatu kapal berada dalam kondisi berbahaya system ini akan memancarkan berita bahaya yang berisi posisi kapal, nama kapal, jenis marabahaya,tersebut secara otomatis, cepat, tepat , akurat. Untuk system komunikasi lainnya ada INMARSAT (International Maritime satelite) Suatu system pengiriman berita menggunakan E-Mail, Telephone, Telex, ataupun Faximile. Jenis – jenis kapal : Tenaga penggerak manusia

Tenaga penggerak manusia hanya dapat digunakan untuk perahu kecil, seperti yang digunakan nelayan di perairan pedalaman atau dilaut untuk memancing ikan, atau kano ataupun perahu naga yang diperlombakan dalam berbagai kejuaraan baik yang bersifat lokal ataupun bersifat regional dalam SEA Games maupun Olimpeade. Perahu naga (Hanzi tradisional: 龍舟 atau 龍船; Hanzi sederhana: 龙舟 atau 龙船; Pinyin: lóngzhōu, lóngchuán) yang sudah dikenal sejak 2000 tahun yang lalu[1] adalah perahu yang sangat panjang dan sempit yang digerakkan oleh tenaga manusia dan digunakan pada olahraga dayung perlombaan perahu naga. Dalam perlombaan, perahu ini biasanya dihiasi dengan kepala dan ekor naga dan diharuskan untuk membawa genderang besar dalam perahunya. Masyarakat Tionghoa suku Han sering menggunakan istilah "Turunan Naga" sebagai identitas etnis mereka. Di luar kegiatan lomba, hiasan naga biasanya tidak digunakan, tapi genderang tetap dibawa dalam perahu untuk kepentingan latihan. Kapal layar

Kapal layar adalah kapal yang digerakkan dengan menggunakan layar yang memanfaatkan tenaga angin sebagai pendorongnya. Konstruksi Kapal ini umumnya terbuat dari kayu dan cukup lama digunakan sebagai tulang pungung pelayaran baik bersifat sipil maupun militer sampai penemuan mesin uap dan kapal besi/baja pada abad ke 19 seiring dengan ramainya Revolusi Industri yang dipelopori oleh Inggris melalui penemuan mesin uap oleh James Watt. Pada awalnya, kapal layar digerakkan oleh tenaga manusia sebagai pendayung dan layar. Model dari kapal jenis ini dapat dilihat pada kapal viking, kapal Mesir Kuno, kapal Romawi Kuno, Kapal India Kuno sampai masa Kapal Borobudur yang sudah menggunakan kapal layar. Seiring dengan perkembangan, maka digunakan kapa layar bercadik seperti yang dijumpai di Indonesia, Kapal dengan menggunakan layar segitiga seperti yang dijumpai di Timur tengah dan Kapal layar segi empat yang digunakan oleh Bangsa bangsa Eropa menjelang memasuki abad penjelajahan, Serta kapal layar lipat dengan model yang dijumpai di Jepang ataupun China. Pada masa kini umumnya kapal layar dilengkapi dengan mesin tempel untuk menghadapi kemungkinan tidak bertiupnya angin pada daerah daerah tertentu agar tetap melanjutkan perjalanannya Kapal layar di Indonesia yang paling populer adalah kapal Pinisi. Pinisi adalah kapal layar tradisional khas asal Indonesia, yang berasal dari Suku Bugis dan Suku Makassar di Sulawesi Selatan. Kapal ini umumnya memiliki dua tiang layar utama dan tujuh buah layar, yaitu tiga di ujung depan, dua di depan, dan dua di belakang; umumnya digunakan untuk pengangkutan barang antarpulau. Pinisi adalah sebuah kapal layar yang menggunakan jenis layar sekunar dengan dua tiang dengan tujuh helai layar yang mempunyai makna bahwa nenek moyang bangsa Indonesia mampu mengharungi tujuh samudera besar di dunia.

Kapal Uap

Setelah pembuatan kapal layar makin berkembang dan kebutuhan berlayar yang lebih cepat mulai dirasakan, sedangkan kapal layar mempunyai berbagai keterbatasan maka kemudian kapal uap kemudian menjadi primadona transportasi baru. Kapal uap atau yang disebut juga sebagai a steamer, adalah kapal yang digerakkan dengan tenaga uap yang menggerakkan propeler ataupun roda kayuh. Kapal uap atau Steamships disingkat menjadi SS, S.S. atau S/S. Kapal uap mulai digunakan setelah ditemukannya mesin uap di Inggris oleh James Watt yang memunculkan revolusi industri yang juga merupakan revolusi bahan bakar sebab pada masa itu mulai digunakan batu bara dengan skala yang lebih luas menggantikan kayu bakar. Tahun 1807, akhirnya Clermont, yakni kapal uap pertama yang berhasil diciptakan mulai melakukan perjalanan lautnya. Cara kerja mesin uap pada kapal pada awalnya mengandalkan mesin uap yang menggerakkan roda kayuh (seperti kincir air) yang ada di buritan. Gerakan roda tersebut menyebabkan kapal bisa terdorong dengan lebih kencang. Roda kayuh kemudian dalam perkembangannya berubah menjadi propeler, yang dapat meningkatkan manuver kapal dengan lebih baik. Kapal motor

Kapal motor (bahasa Inggris : motor ship atau motor vessel)pembakaran dalam, adalah kapal yang digerakkan dengan mesin biasanya menggunakan mesin diesel dua tak ataupun mesin diesel empat tak. Untuk meningkatkan effisiensi mesin kapal biasanya mesin diperlengkapi dengan turbo charger (meningkatkan tekanan kerja mesin) dan intercooler agar mesin pembakaran didalam ruang bakar lebih sempurna. Penamaan kapal motor (motor ship) dalam

istilah internasional biasanya disingkat manjadi MS, M/S, MV atau di Indonesia disingkat menjadi KM. Untuk kapal-kapal ukuran kecil seperti yang digunakan pada speed boat, perahu/kapal nelayan ukuran kesil banyak yang menggunakan mesin tempel yang menggunakan mesin berbahan bakar premium ataupun bahan bakar minyak tanah. Untuk meningkatkan kecepatan dan untuk mengurangi mesin rusak pada saat berlayar, mesin tempel yang digunakan lebih dari satu bahkan bisa sampai empat buah sekaligus. Kapal Nuklir

Kapal nuklir adalah kapal yang digerakkan oleh tenaga nuklir yang dihasilkan reaktor nuklir yang ditempatkan didalam kapal. Karena alasan keselamatan dan politik kapal nuklir saat ini tidak digunakan untuk kapal sipil tetapi hanya digunakan untuk kebutuhan militer. Memang ada beberapa kapal yang digunakan oleh sipil yaitu kapal Arktika class NS 50 Let Pobedy sebagai kapal yang digunakan untuk penelitian di kutup, beberapa kapal niaga yang dibangun seperti kapal Sevmorput dari Rusia. Karena alasan kemanusiaan kapal-kapal niaga nuklir banyak yang di pensiunkan bahkan Kapal NS Mutsu, Japan, 1970–1992 tidak pernah digunakan untuk mengangkut muatan sampai akhirnya penggerak nuklir digantikan mesin diesel. Kapal Nuklir mempunyai keunggulan yaitu tidak membutuhkan udara dalam proses pembakaran/reaksi nuklir serta tidak menghasilkan emisi gas buang sehingga sangat ideal untuk digunakan pada kapal selam. Bila dunia kehabisan energi fossil, mungkin penggunaan nuklir akan dipertimbangkan kembali, masalah keekonomian akan mempengaruhi pengeambilan kebijaksanaan disamping tehnologi nuklir juga sudah semakin maju dan dapat dioperasikan dengan lebih aman.

Kapal Menurut Bahannya Bahan untuk membuat kapal bermacam-macam adanya dan tergantung dari tujuan serta maksud pembuatan, biaya yang dimiliki, usia pakai kapal. Oleh karena itu dicari bahan yang paling ekonomis sesuai dengan keperluannya.

Kapal kayu

Kapal kayu adalah kapal yang seluruh konstruksi badan kapal dibuat dari kayu. Kayu yang digunakan dapat berupa kayu Sena, kayu Merbau, kayu Jati, jenis kayu yang dipergunakan harus memenuhi persyaratan kayu yang dipergunakan untuk bagian-bagian konstruksi kapal kayu, yaitu: Kualitas kayu yang baik; Kayu tidak celah cacat dan tidak pecah-pecah; Kayu tidak berlubang pada lingkaran tahun; Kayu harus tahan terhadap air,cuaca musim, jamur serangga; Kayu tidak mudah dimakan tiram dan tidak mudah lengkung. Permasalahan yang ditemukan pada pembuatan kapal kayu adalah waktu pengerjaan yang relatif panjang, sulitnya untuk mendapatkan bahan baku kayu mengingat pemerintah sekarang gencar mengendalikan pencurian kayu, dibutuhkan keahlian yang tinggi dari para pengrajin sehingga belakangan ini kapal kayu digantikan dengan kapal serat kaca ataupun kapal besi.

Kapal serat kaca

Kapal serat kaca atau yang dikenal sebagai kapal fiberglass adalah kapal yang seluruh kontruksi badan kapal dibuat dari fiberglass. Kapal yang terbuat dari Fiberglass merupakan type kapal

untuk kecepatan rendah sampai kecepatan tinggi, banyak digunakan sebagai kapal Patroli, kapal Negara, kapal pribadi, atau kapal untuk angkutan penumpang laut atau sungai, karena bobot yang ringan dan cukup kuat, sehingga kerja dari motor/mesin penggerak yang menggerakkan propeler dapat bekerja secara maksimal, mesin kapal fiberglas menggunakan mesin diesel yang diinstalasi didalam lambung kapal, atau dapat juga menggunakan mesin tempel. Karena alasan keselamatan penumpang dibeberapa negara kapal serat kaca dilarang untuk mengangkut penumpang dan digantikan dengan kapal aluminium ataupun kapal baja. Serat kaca getas sehingga bila terjadi benturan dengan log kayu yang mengapung dapat mengakibatkan kulit kapal robek dapat fatal bagi kapal. Kapal komposit

Kapal ferro cement adalah kapal yang dibuat dari bahan semen komposit yang diperkuat dengan baja sebagai tulang-tulangnya. Fungsi tulangan ini sangat menentukan karena tulangan ini yang akan menyanggah seluruh gaya-gaya yang bekerja pada kapal. Selain itu tulangan ini juga digunakan sebagai tempat perletakan campuran semen hingga menjadi satu kesatuan yang benar-benar homogen, artinya bersama-sama bisa menahan gaya yang datang dari segala arah. Kapal baja

Kapal baja adalah kapal yang seluruh konstruksi badan kapal dibuat dari baja. Pada umumnya kapal baja selalu menggunakan sistem konstruksi las, sedangkan pada kapal-kapal sebelum

perang dunia II masih digunakan konstruksi keling. Kapal pertama yang menggunakan sistem konstruksi las adalah kapal Liberty, yang dipakai pada waktu perang dunia II. Pada waktu itu masih banyak kelemahan-kelemahan pada sistim pengelasan, sehingga sering dijumpai keretakan-keretakan pada konstruksi kapalnya. Dengan adanya kemajuan-kemajuan dalam teknik pengelasan dan teknologi pembuatan kapal, kelemahan-kelemahan itu tidak dijumpai lagi. Keuntungan sistem las adalah bahwa pembuatan kapal menjadi lebih cepat jika dibandingkan dengan konstruksi keling. Disamping pada konstruksi las berat kapal secara keseluruhan menjadi lebih ringan.

Nama

: Elyaser Ahmad F.

Jurusan

: Manajemen Transpor Laut

Related Documents

Transportasi Laut
February 2021 0
Laut Bercerita
March 2021 0
Perhubungan Laut
February 2021 1
Arus Laut
January 2021 1
Contoh Metode Transportasi
February 2021 0

More Documents from "Ratih B. Aryati"

Transportasi Laut
February 2021 0