Tugas Makalah Addie

  • Uploaded by: Alfian Luthfi
  • 0
  • 0
  • January 2021
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Tugas Makalah Addie as PDF for free.

More details

  • Words: 3,474
  • Pages: 13
Loading documents preview...
Tugas Makalah Teori Belajar Dan Pembelajaran Membuat Model ADDIE Dosen Pengampu : Dewi Salma Prawiradilaga / Diana Ariani

Penyusun : Alfian Luthfi 5315134504

PENDIDIKAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA 2017

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seperti yang kita ketahui saat ini, sebagian besar keadaan pembelajaran di sekolahsekolah kita masih sangat konvensional, seperti penyampaian materi hanya diceramahkan, penyusunan materi yang sekedarnya atau materi hanya bersumber dari buku-buku teks yang belum tentu sesuai dengan keadaan sekolahnya, padahal buku-buku teks yang banyak beredar saat ini adalah produk nasional yang tidak memperhatikan karakteristik tiap satuan pendidikan seperti yang dinginkan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) yang lebih memperhatikan tiap-tiap satuan pendidikan. Dalam PP nomor 19 tahun 2005 Pasal 20, diisyaratkan bahwa guru diharapkan mengembangkan materi pembelajaran sendiri, yang kemudian dipertegas malalui Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) nomor 41 tahun 2007 tentang Standar Proses, yang antara lain mengatur tentang perencanaan proses pembelajaran yang mensyaratkan bagi pendidik pada satuan pendidikan untuk mengembangkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Salah satu elemen dalam RPP adalah sumber belajar. Dengan demikian, guru diharapkan untuk mengembangkan bahan pembelajaran sebagai salah satu sumber belajar. Bahan ajar merupakan bagian dari sumber belajar. Menurut pengertian sumber belajar dari AECT dan Banks dalam Komalasari (2010:108) dinyatakan bahwa salah satu komponen sumber belajar adalah bahan. Bahan merupakan perangkat lunak (software) yang mengandung pesan-pesan belajar, yang biasanya disajikan menggunakan peralatan tertentu. Contoh bahan ajar tersebut misalnya buku teks, modul, film, transparansi (OHT), program kaset audio, dan program video. Bahan ajar disamakan dengan materi ajar sebagaimana berdasar pada makna harfiah bahan dan materi dalam bahasa Inggris. Bahan dalam bahasa Inggris berarti material. Begitu pula materi dalam bahasa Inggris juga berarti material. Sebagaimana dikutip dari Kim bahwa bahan ajar atau materi pembelajaran (instructional materials) secara garis besar terdiri dari pengetahuan, keterampilan, dan sikap, yang harus dipelajari siswa dalam rangka mencapai standar kompetensi yang telah ditentukan. Sedangkan dalam permendiknas no. 41 tahun 2007 dinyatakan materi ajar memuat fakta, konsep, prinsip, dan pro¬sedur yang relevan, dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator pencapaian kompe¬tensi. Jadi, dapat disimpulkan bahwa bahan ajar atau materi ajar merupakan bagian dari sumber belajar dimana terdiri dari pengetahuan, keterampilan, dan sikap atau perangkat lunak yang mengandung pesan pembelajaran yang disajikan menggunakan peralatan tertentu. Bahan ajar berdasarkan kecanggihan teknologi yang digunakan dibagi menjadi 4 jenis. Bahan ajar tersebut meliputi: bahan ajar cetak, audio, audio visual, multimedia interaktif, dan bahan ajar berbasis web. Bahan ajar cetak meliputi bahan ajar yang dicetak pada lembaran seperti buku teks/ buku ajar, modul, handout, LKS, brosur, leaflet, dll. bahan ajar audio berupa kaset, radio, piringan hitam, dan compact disk audio. Bahan ajar audio visual meliputi video compact disk, film. Bahan ajar multimedia interaktif meliputi CAI (Computer Assisted

Instruction), compact disk (CD), multimedia pembelajaran interaktif, dan bahan ajar berbasis web (web based learning materials). Berdasarkan jenis bahan ajar di atas, buku teks atau buku ajar merupakan bagian dari bahan ajar berbentuk cetak atau tertulis. Sugiarto (2011) menyatakan buku ajar adalah buku yang disusun untuk kepentingan proses pembelajaran baik yang bersumber dari hasil-hasil penelitian atau hasil dari sebuah pemikiran tentang sesuatu atau kajian bidang tertentu yang kemudian dirumuskan menjadi bahan pembelajaran. Tarigan (1986:13) menyatakan buku teks sebagai buku pelajaran dalam bidang studi tertentu yang disusun oleh para pakar dalam bidang tersebut yang digunakan untuk menunjang pembelajaran. Akbar (2010:183) menyatakan buku ajar adalah buku teks yang digunakan sebagai rujukan standar pada materi pelajaran tertentu. Komalasari (2010:43) menyatakan buku teks merupakan buku pelajaran dalam bidang studi tertentu yang merupakan buku standar, yang disusun oleh para pakar dalam bidang itu dengan maksud dan tujuan instruksional, dilengkapi dengan sarana-sarana pembelajaran yang serasi dan mudah dipahami oleh para pemakainya di sekolah-sekolah dan pergururan tinggi sehingga dapat menunjang suatu program pembelajaran. Bahan Pembelajaran merupakan komponen isi pesan dalam kurikulum yang harus disampaikan kepada siswa. Komponen ini memiliki bentuk pesan yang beragam, ada yang berbentuk fakta, konsep, prisnsip/kaidah, prosedur, problema, dan sebagainya. Komponen ini berperan sebagai isi atau materi yang harus dikuasai oleh siswa dalam kegiatan pembelajaran. Ruang lingkup materi pembelajaran telah tersusun secara sistematis dalam struktur organisasi kurikulum dalam hal ini adalah standar isi. Sifat materi yang tersusun dalam standar isi hanya bersifat pokok-pokok materi, maka untuk kelancaran dalam pelaksanaan pembelajaran, materi pembelajaran perlu dikembangkan terlebih dahulu dengan cara melengkapinya dalam bentuk bahan pembelajaran yang utuh. Pada saat pembelajaran akan dilaksanakan, hendaknya seorang tenaga pendidik yang profesional harus memahami karakteristik ini pesan pembelajaran yang akan disampaikan, agar tidak salah dalam memilih bahan pembelajaran yang akan digunakan. Dalam mengembangkan bahan pembelajaran perlu diperhatikan model-model pengembangan guna memastikan kualitasnya, seperti yang diungkapkan oleh Syaiful Sagala (2005:136), penggunaan model pengembangan bahan pembelajaran yang pengembangan pengajaran secara sistematik dan sesuai dengan teori akan menjamin kualitas isi bahan pembelajaran. Model-model tersebut antara lain, model ADDIE, ASSURE, Hannafin dan Peck, Gagne and Briggs serta Dick and Carry. Dari beberapa model tersebut tentu memiliki karakteristik masingmasing yang perlu lebih dalam lagi dipahami. Maka dari itu kita peroleh bahwa pemilihan bahan pembelajaran perlu diperhatikan dalam kesesuaian dengan standar isi dan lebih-lebih pemilihan bahan pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik siswa. Oleh karena itu, pada makalah ini saya ingin membahasas mengenai model-model pengembangan bahan ajar dengan model ADDIE.

1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka dalam penulisan makalah ini dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: 1. Bagaimanakah konsep media pembelajaran? 2. Apakah pengertian pembelajaran model addie? 3. Bagaimana langkah-langkah model pembelajaran addie? 1.3 Tujuan Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah: 1. Untuk menjelaskan bagaimana cara pembelajaran yang diajarkan, sehingga bisa terlaksana pembelajaran yang diingkan. Melalui konsep media pembelajaran ini peserta didik dapat mengerti dan memahami bagaimana sistem pembelajaran tersebut. 2. Pembelajaran model ADDIE bisa juga membantu peserta didik untuk belajar waupun tidak semua siswa mengerti akan pembelajaran melalui model assure ini, sehingga cara untuk menerapkannya sedikit diminati oleh siswa. Akan tetapi apabila model pembelajaran ini diterapkan dengan baik maka peserta didik juga dapat mengembangkan model pembelajaran ADDIE ini juga. 3. Langkah-langkah yang dilakukan dengan cara analysis (analisa), design (disain perancangan), development (pengembangan), implementation (implementasi eksekusi) dan evalution (evaluasi / umpan balik). Itu merupakan cara yang dilakukan pembelajaran model ADDIE.

BAB II PEMBAHASAN 2.1

1. 2. 3. 4. 5.

Konsep Model Pembelajaran. Definisi desain sistem pembelajaran merupakan desain pembentukan keseluruhan, struktur kerangka atau outline dan urutan atau sistematika kegiatan. Sehingga desain yang dibuat agar menjadi sebuah kegiatan yang efektif, effisien, dan menarik. Apabila pembelajaran itu menarik maka peserta didik tidak merasa bosan atau monoton, jadi kita dapat membuat pembelajaran itu menyenangkan buat pesarta didik. Baik dari cara mengajar, menyampaikan, dan lain-lain. Prekripsi tentang desain pembelajaran juga untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu, dengan kondisi yang karakteristiknya mata ajar tertentu dan karakteristik pembelajaran tertentu. Selain itu, strategi pembelajaran yang digunakan juga melalui metode, media, dan lingkungan. Serta komponen utama mendesain pembelajaran dapat melalui beberapa pertanyaan, misalnya: Apa tujuan (objektives) yang diinginkan? Siapa audiens (learners) yang menjadi sasaran? Materi (subject content) apa yang akan diajar atau dilatihkan? Metode dan media apa yang paling tepat untuk mencapai tujuan? Bagaiman cara utuk mencapai tujuan tersebut diukur atau evaluasi? Pembelajaran merupakan rangkaian peristiwa atau kegiatan yang disampaikan secara struktur dan terencana dengan menggunakan sebuah atau beberapa jenis media. Proses belajar mengajar yang dilakukan harus mempunyai tujuan agar peserta didik dapat mecapai kompetensi seperti yang diharapkan. Perancangan aktivitas pembelajaran disebut desain sistem pembelajaran.

2.2 Pengertian Pembelajaran Model Addie Desain pembelajaran yang sifatnya lebih generik adalah model ADDIE (AnalysisDesign-Develop-Implement-Evaluate). ADDIE muncul pada tahun 1990-an yang dikembangkan oleh Reiser dan Mollenda.Salah satu fungsinya ADIDE yaitu menjadi pedoman dalam membangun perangkat dan infrastruktur program pelatihan yang efektif, dinamis dan mendukung kinerja pelatihan itu sendiri. Pembelajaran model addie merupakan pembelajaran yang efektif dan efesien serta prosesnya bersifat interaktif, dimana hasil evaluasi setiapa fase dapat membawa pengembangan pembelajaran ke fase sebelumnya. Hasil akhir dari suatu fase merupakan produk awal bagi fase berikutnya.

1. 2. 3. 4. 5.

Model addie adalah jembatan antara peserta didik, materi, dan semua bentuk media, berbasis teknologi dan bukan teknologi. Model ini mengasumsikan bahwa cara pembelajaran tidak hanya menggunakan pertemuaan kuliah, buku teks, tetapi juga memungkinkan untuk menggabungkan belajar di luar kelas dan teknologi ke dalam materi pelajaran. Artinya, model ini memastikan pengembangan instruksional dimaksudkan untukmembantu pendidik dalam pengembangan instruksi yang sistematis dan efektif. Hal ini digunakan untuk membantu para pendidik mengatur proses pembelajaran dan melakukan penilaian hasil belajar peserta didik. Model addie didasarkan pada lima proses belajar bahwa: Analysis (analisa) Design (disain / perancangan) Development (pengembangan) Implementation (implementasi/eksekusi) Evaluation (evaluasi/ umpan balik)

Melalui lima tahapan ini dapat membantu kita mengajar juga peserta didik dapat mengerti cara pembelajaran yang disebut model addie ataukah yang lain, yang dapat di ilustrasikan sebagai berikut : 2.3 Langkah-langkah Model Addie dalam pembelajaran Langkah 1: Analisis (analysis) Tahap analisis merupakan suatu proses mendefinisikan apa yang akan dipelajari oleh peserta belajar, yaitu melakukan needs assessment (analisis kebutuhan), mengidentifikasi masalah (kebutuhan), dan melakukan analisis tugas (task analysis). Oleh karena itu, output yang akan kita hasilkan adalah berupa karakteristik atau profile calon peserta belajar, identifikasi kesenjangan, identifikasi kebutuhan dan analisis tugas yang rinci didasarkan atas kebutuhan. Langkah analisis melalui dua tahap yaitu : a. Analisis Kinerja Analisis Kinerja dilakukan untuk mengetahui dan mengklarifikasi apakah masalah kinerja yang dihadapi memerlukan solusi berupa penyelenggaraan program pembelajaran atau perbaikan manajemen. Analisis yang dilakukan: Kurangnya pengetahuan dan ketrampilan menyebabkan rendah nya minat dan daya serap peserta didik dalam suatu pembelajaran, hal ini diperlukan solusi berupa penyelenggaraan program pembelajaran. Rendahnya motivasi berprestasi, kejenuhan, atau kebosanan dalam belajar memerlukan solusi perbaikan kualitas pembelajaran dan metode yang digunakan.Misalnya memberikan variasi pada metode pembelajaran yang digunakan, memberikan fasilitas kepada peserta didik untuk lebih kreatif dalam kegiatan belajar mengajar, memberikan motivasi kepada peserta didik, memberikan fasilitas belajar yang memadai, dll.

b. Analisis Kebutuhan Analisis kebutuhan merupakan langkah yang diperlukan untuk menentukan kemampuankemampuan atau kompetensi yang perlu dipelajari oleh siswa untuk meningkatkan kinerja atau prestasi belajar.

Hal ini dapat dilakukan apabila program pembelajaran dianggap sebagai solusi dari masalah pembelajaran yang sedang dihadapi. Pada saat seorang perancang program pembelajaran melakukan tahap analisis, ada dua pertanyaan kunci yang yang harus dicari jawabannya, yaitu : a) Apakah tujuan pembelajaran yang telah ditentukan, dibutuhkan oleh siswa? b) Apakah tujuan pembelajaran yang telah ditentukan, dapat dicapai oleh siswa? Jika hasil analisis data yang telah dikumpulkan mengarah kepada pembelajaran sebagai solusi untuk mengatasi masalah pembelajaran yang sedang dihadapi, selanjutnya perancang program pembelajaran melakukan analisis kebutuhan dengan cara menjawab beberapa pertanyaan lagi. Pertanyaannya sebagai berikut : a. Bagaimana karakteristik siswa yang akan mengikuti program pembelajaran?(learner analysis ) b. Pengetahuan dan ketrampilan seperti apa yang telah dimiliki oleh siswa?(pre-requisite skills) c. Kemampuan atau kompetensi apa yang perlu dimiliki oleh siswa? (task atau goal analysis) d. Apa indikator atau kriteria yang dapat digunakan untuk menentukan bahwa siswa telah mencapai kompetensi yang telah ditentukan setelah melakukan pembelajaran? (evaluation and assessment) e. Kondisi seperti apa yang diperlukan oleh siswa agar dapat memperlihatkan kompetensi yang telah dipelajari? (setting or condition analysis) Langkah 2: Desain (Design) Tahap ini dikenal juga dengan istilah membuat rancangan (blue-print). Ibarat bangunan, maka sebelum dibangun gambar rancang bangun (blue-print) diatas kertas harus ada terlebih dahulu. Apa yang kita lakukan dalam tahap desain ini? Pertama merumuskan tujuan pembelajaran yang SMAR (spesifik, measurable, applicable, dan realistic).Selanjutnya menyusun tes , dimana tes tersebut harus didasarkan pada tujuan pembelajaran yag telah dirumuskan tadi. Kemudian tentukanlah strategi pembelajaran yang tepat harusnya seperti apa untuk mencapai tujuan tersebut. Dalam hal ini ada banyak pilihan kombinasi metode dan media yang dapat kita pilih dan tentukan yang paling relevan. Disamping itu, pertimbangkan pula sumber-sumber pendukung lain, semisal sumber belajar yang relevan, lingkungan belajar yang seperti apa seharusnya, dan lain-lain. Semua itu tertuang dalam sautu dokumen bernama blue-print yang jelas dan rinci. Langkah ini merupakan: a. Inti dari langkah analisis karena mempelajari masalah kemudian menemukan alternatif solusinya yang berhasil diidentifikasi melalui langkah analisis kebutuhan. b. Langkah penting yang perlu dilakukan untuk, menentukan pengalaman belajar yang perlu dimilki oleh siswa selama mengikuti aktivitas pembelajaran. c. Langkah yang harus mampu menjawab pertanyaan, apakah program pembelajaran dapat mengatasi masalah kesenjangan kemampuan siswa? Kesenjangan kemampuan disini adalah perbedaan kemampuan yang dimilki siswa dengan kemampuan yang seharusnya dimiliki siswa. Beberapa pernyataan kesenjangan kemampuan: 1.Siswa tidak mampu mencapai standar kompetensi yang telah ditentukan setelah mengikuti proses pembelajaran.

2.Siswa hanya mampu mencapai tingkat kompetensi 60% dari standar kompetensi yang telah digariskan. Pada saat melakukan langkah ini perlu dibuat pertanyaan-pertanyaan kunci diantaranya adalah sebagai berikut : 1.Kemampuan dan kompetensi khusus apa yang harus dimilki oleh siswa setelah menyelesaikan program pembelajaran? 2.Indikator apa yang dapat digunakan untuk mengukur keberhasilan siswa dalam mengikuti program pembelajaran. 3.Peralatan atau kondisi bagaimana yang diperlukan oleh siswa agar dapat melakukan unjuk kompetensi – pengetahuan, ketrampilan, dan sikap - setelah mengikuti program pembelajaran? 4.Bahan ajar dan kegiatan seperti apa yang dapat digunakan dalam mendukung program pembelajaran? Langkah 3: Pengembangan (Development) Pengembangan adalah proses mewujudkan blue-print atau desain tadi menjadi kenyataan. Artinya, jika dalam desain diperlukan suatu software berupa multimedia pembelajaran, maka multimedia tersebut harus dikembangkan. Atau diperlukan modul cetak, maka modul tersebut perlu dikembangkan. Begitu pula halnya dengan lingkungan belajar lain yang akan mendukung proses pembelajaran semuanya harus disiapkan dalam tahap ini. Langkah pengembangan meliputi kegiatan membuat, membeli, dan memodifikasi bahan ajar. Dengan kata lain mencakup kegiatan memilih, menentukan metode, media serta strategi pembelajaran yang sesuai untuk digunakan dalam menyampaikan materi atau substansi program. Dalam melakukan langkah pengembangan, ada dua tujuan penting yang perlu dicapai. Antara lain adalah : a.Memproduksi, membeli, atau merevisi bahan ajar yang akan digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan sebelumnya. b.Memilih media atau kombinasi media terbaik yang akan digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Pada saat melakukan langkah pengembangan, seorang perancang akan membuat pertanyaanpertanyaan kunci yang harus dicari jawabannya, Pertanyaan-pertanyaannya antara lain : a.Bahan ajar seperti apa yang harus dikembangkan untuk dapat digunakan dalam mencapai tujuan pembelajaran? b.Bahan ajar seperti apa yang harus disiapkan untuk memenuhi kebutuhan siswa yang unik dan spesifik? c.Bahan ajar seperti apa yang harus dibeli dan dimodifikasi sehingga dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan siswa yang unik dan spesifik? d.Bagaimana kombinasi media yang diperlukan dalam menyelenggarakan program pembelajaran? Langkah 4: Implementasi (Implementation) Implementasi adalah langkah nyata untuk menerapkan sistem pembelajaran yang sedang kita buat. Artinya, pada tahap ini semua yang telah dikembangkan diinstal atau diset sedemikian rupa sesuai dengan peran atau fungsinya agar bisa diimplementasikan. Misal, jika memerlukan software tertentu maka software tersebut harus sudah diinstal. Jika penataan lingkungan harus

tertentu, maka lingkungan atau seting tertentu tersebut juga harus ditata. Barulah diimplementasikan sesuai skenario atau desain awal. Tujuan utama dari langkah ini antara lain : a. Membimbing siswa untuk mencapai tujuan atau kompetensi. b. Menjamin terjadinya pemecahan masalah / solusi untuk mengatasi kesenjangan hasil belajar yang dihadapi oleh siswa. c.Memastikan bahwa pada akhir program pembelajaran, siswa perlu memilki kompetensi – pengetahuan, ketrampilan, dan sikap - yang diperlukan. Pertanyaan-pertanyaan kunci yang harus dicari jawabannya oleh seorang perancang program pembelajaran pada saat melakukan langkah implementasi yaitu sebagai berikut : a.Metode pembelajaran seperti apa yang paling efektif utnuk digunakan dalam penyampaian bahan atau materi pembelajaran? b.Upaya atau strategi seperti apa yang dapat dilakukan untuk menarik dan memelihara minat siswa agar tetap mampu memusatkan perhatian terhadap penyampaian materi atau substansi pembelajaran yang disampaikan? Langkah 5: Evaluasi (Evaluation) Evaluasi adalah proses untuk melihat apakah sistem pembelajaran yang sedang dibangun berhasil, sesuai dengan harapan awal atau tidak. Sebenarnya tahap evaluasi bisa terjadi pada setiap empat tahap di atas. Evaluasi yang terjadi pada setiap empat tahap diatas itu dinamakan evaluasi formatif, karena tujuannya untuk kebutuhan revisi. Misal, pada tahap rancangan, mungkin kita memerlukan salah satu bentuk evaluasi formatif misalnya review ahli untuk memberikan input terhadap rancangan yang sedang kita buat. Pada tahap pengembangan, mungkin perlu uji coba dari produk yang kita kembangkan atau mungkin perlu evaluasi kelompok kecil dan lain-lain. Dengan adanya model instruksional berdasarkan ADDIE ini, jelas sangat membantu pengembangan material dan program pelatihan yang tepat sasaran, efektif, maupun dinamis. Aplikasi teori SDM maupun perilaku seperti social learning, pembelajaran aktif (active learning), pembelajaran jarak jauh (distance learning), paham konstruktif (constructivism), aliran strength based (positive-based management), aliran perilaku manusia (behaviourism), maupun paham kognitif (cognitivism) akan sangat membantu pengembangan material pelatihan bagi instruktur.

Dan bila diamati secara teliti ADDIE ini mempunyai sifat pendekatan Teknologi Pendidikan, yaitu: 1. Pendekatan isomorfi, yaitu yang mengunakan berbagai kajian atau bidang keilmuan kedalam suatu kebulatan tersendiri 2. Pendekatan sistematik . Yaitu cara yang berurutan dan terarah dalam usaha memecahkan persoalan, yaitu berawal dari analisis dan diakhiri dengan evaluasi dan begitu seterusnya. 3. Pendekatan sinergistik, yaitu yang menjamin adanya nilai tambah dari keseluruhan kegiatan dibanding dengan bila kegiatan itu dijalankan sendiri- sendiri. 4. Sistemik, yaitu pengkajian secara menyeluruh (satu kesatuan) Evaluasi adalah sebuah proses yang dilakukan untuk memberikan nilai terhadap program pembelajaran. Evaluasi terhadap program pembelajaran bertujuan untuk mengetahui beberapa hal, yaitu : a.Sikap siswa terhadap kegiatan pembelajaran secara keseluruhan. b.Peningkatan kompetensi dalam diri siswa, yang merupakan dampak dari keikutsertaan dalam program pembelajaran. c.Keuntungan yang dirasakan oleh sekolah akibat adanya peningkatan kompetensi siswa setelah mengikuti program pembelajaran. Beberapa pertanyaan penting yang harus dikemukakan perancang program pembelajaran dalam melakukan langkah-langkah evaluasi, antara lain : a.Apakah siswa menyukai program pembelajaran yang mereka ikuti selama ini? b.Seberapa besar manfaat yang dirasakan oleh siswa dalam mengikuti program pembelajaran? c.Seberapa jauh siswa dapat belajar tentang materi atau substansi pembelajaran? d.Seberapa besar siswa mampu mengaplikasikan pengetahuan, ketrampilan, dan sikap yang telah dipelajari? e.Seberapa besar kontribusi program pembelajaran yang dilaksanakan terhadap prestasi belajar siswa?

Tabel 2.1 Rangkuman Aktivitas Model ADDIE

Tahap Pengembangan Analysis

Aktivitas -

-

Design

-

Develop

-

Implementation

-

Evaluation -

Pra perencanaan: pemikiran tentang produk (model, metode, media, bahan ajar) baru yang akan dikembangkan Mengidentifikasi produk yang sesuai dengan sasaran peserta didik, tujuan belajar, mengidentifikasi isi/materi pembelajaran, mengidentifikasi lingkungan belajar dan strategi penyampaian dalam pembelajaran Merancang konsep produk baru di atas kertas Merancang perangkat pengembangan produk baru. Rancangan ditulis untuk masing-masing unit pembelajaran. Petunjuk penerapan desain atau pembuatan produk ditulis secara rinci Mengembangkan perangkat produk (materi/bahan dan alat) yang diperlukan dalam pengembangan Berbasis pada hasil rancangan produk, pada tahap ini mulai dibuat produknya (materi/bahan, alat) yang sesuai dengan struktur model Membuat instrumen untuk mengukur kinerja Produk Memulai menggunakan produk baru dalam pembelajaran atau lingkungan yang nyata. Melihat kembali tujuan-tujuan pengembangan produk, interaksi antar peserta didik serta Menanyakan umpan balik awal proses evaluasi Melihat kembali dampak pembelajaran dengan cara yang kritis. Mengukur ketercapaian tujuan pengembangan Produk. Mengukur apa yang telah mampu dicapai oleh Sasaran. Mencari informasi apa saja yang dapat membuat peserta didik mencapai hasil dengan baik.

BAB III KESIMPULAN 3.1 Kesimpulan Model pembelajaran addie sangat membantu dalam merancang program belajar mengajar dengan menggunakan berbagai jenis media. Model ini menggunakan beberapa langkah, yaitu Analysis (analisa), design (disain/ perancangan), development (pengembangan), implementation (implementasi/ eksekusi) dan evaluation (evaluasi/ umpan baik). Kesemua langkah ini berfokus untuk menekankan atau pengajaran kepada peserta didik dengan berbagai Styles Belajar, dan konstruktivis belajar yang dimana peserta didik diwajibkan untuk melakukan interaksi dengan lingkungan mereka dan tidak secara pasif menerima informasi tersebut. Peserta didik juga tidak hanya terfokus dengan apa-apa saja yang telah diberikan guru, peserta didik bisa mencari informasi dari berbagai hal seperti tv, koran, majalah dan lain-lain. Yang penting dapat mendukung belajar ataukah tugas siswa terkerjakan. Implementasi model desain sistem pembelajaran ADDIE yang dilakukan secara sistematik dan sistemik diharapkan dapat membantu seorang perancang program, guru, dan instruktur dalam menciptakan program pembelajaran yang efektif, efisien, dan menarik. Tahapan dalam model ADDIE : Tahap Analisis (Analisys). Tahap ini merupakan dasar dari semua tahapan lainnya. Dalam fase ini dilakukan analisis front-end atau penilaian kebutuhan pembelajaran, menjelaskan kebutuhan pembelajaran dan menentukan tujuan (target pencapaian), menganalisis karakteristik pebelajar (pengetahuan sebelumya, sifat, pengalaman dan keterampilan). Output dari tahap ini termasuk tujuan pembelajaran, daftar tugas-tugas yang harus diajarkan. Output pada tahap ini juga merupakan input bagi tahap disain (design). Tahap Disain/Perancangan (Design). Tahap ini terdiri dari kegiatan penyusunan kerangka struktur isi pembelajaran Tahap pengembangan/produksi (Development). Tahap ini terdiri dari kegiatan pembuatan teks, grafik, audio, visual, animasi, dsb. Tahap implementasi (implementation). Tujuan dari tahap ini adalah penyampaian pembelajaran bisa berbasis kelas, laboratorium atau computer. Artinya tahap implementasi terdiri dari kegiatan uji coba penafaatan produk pengembangan. Tahap evaluasi (Evaluation). Pada tahap ini efesiensi dan efektifitas pembelajaran diukur melalui kegiatan penilaian untuk mengukur validitas produk, bisa berupa evaluasi formatif yang mencakup; observasi, interview, dan angket. 3.2 Saran Makalah dan Media Pembelajaran yang membahas tentang Model Pembelajaran ADDIE ini dapat digunakan sebagai salah satu referensi dalam pengajaran maupun dalam pembelajaran, sehingga dapat membantu berlangsungnya belajar mengajar. Walaupun pembahasan yang saya buat belum memenuhi kriteria akan tetapi sedikitnya bisa membantu.

DAFTAR PUSTAKA Pribadi, Benny A. 2009. Model Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: PT. Dian Rakyat. Suparman, Atwi. 2009. Desain Intruksional. Jakarta: Universitas Terbuka Zuhairi, Stain. Blogspot.com/2008/02/ http://analisis-instruksional. html Hamelik, Oemar, Perencanaan Pengajaran BerdasarkanPendekatan Sistem,Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2005, cetakan keempat http://instructionaltheorycourse.blogspot.com/2009/02/1-introduction Dadang

Supriatna, Konsep Dasar Desain Pembelajaran, PUSAT PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN TAMAN KANAK KANAK DAN PENDIDIKAN LUAR BIASA 2009

Hannafin, M.J. & Peck, K.L. 1988. The design, development, and evaluation Of instructional software. New York: Mc Millan Publishing Company Hasbullah, (2006) Implementasi E-Learning Dalam Pengembangan Pembelajaran di Perguruan Tinggi (Proceeding), SNPTE 2006, UNY, Yogyakarta ADDIE Instructional Design Model. Retrived December Fromhttp://itsinfo.tamu.edu/workshops/handouts/pdf_handouts/addie.pdf

20

Dewi Salma Prawiradilaga, Prinsip Desain Pembelajaran, Kencana Prenada Media Group, 2009

2006.

Related Documents


More Documents from "karunia silitonga"