Tugas Petro Kelompok Ii (benzena)

  • Uploaded by: Meika Theresya Hutagalung
  • 0
  • 0
  • January 2021
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Tugas Petro Kelompok Ii (benzena) as PDF for free.

More details

  • Words: 3,859
  • Pages: 22
Loading documents preview...
MAKALAH PROSES INDUSTRI DAN OLEOKIMIA “MENGENAL BENZENA SEBAGAI SALAH SATU PRODUK PETROKIMIA” Diajukan sebagai salah satu tugas mata kuliah Proses industri Petro dan Oleokimia

Disusun oleh:

Maha Putra Hutagalung

(1607166816)

Anton Ciaputra

(1697166857)

Thomson Simanjuntak

(1207166222)

Samuel Nainggolan

(1607166890)

Susilo Setiawan

(1607166758)

PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA S1 UNIVERSITAS RIAU, PEKANBARU 2017

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmatNya dan memberikanNya dalam proses penyusunan makalah ini dengan judul “MENGENAL BENZENA SEBAGAI SALAH SATU PRODUK PETROKIMIA” sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan sempurna. Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Drs. Irdoni HS, M.Si., selaku dosen pengampu dan teman – teman kelompok - II khusus nya dan semua angkatan Non-Reg teknik 2016 umumnya yang telah memberikan masukan dalam proses penyusunan makalah ini. Kami dari Kelompok – II Oleo mengharapkan saran dan kritik yang membangun guna penyempurnaan tulisan makalah ini dan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semuanya.

Pekanbaru, Mei 2017

Tim Kelompok – II Oleo

Tugas Makalah Kelompok II “Mengenal Benzena sebagai salah satu produk Petrokimia” Page 1/20

DAFTAR ISI

Hal Kata Pengantar………………………….....…………................................

1

Daftar isi ………………………….....…………..................................

2

1. BAB 1. Pendahuluan ………………………….....…………..................................

3

2. BAB II. Tinjauan Pustaka ...................................………………………….....…...

4

3. BAB III. Pembahasan ..................................…….……….………………….….....

7

A. Struktur Benzena…………………………………………………………….….

7

B. Senyawa Aromatik Heterosiklik ……………………………………………….

10

C. Tata nama Benzena……………………………………………………………… 11 D. Sifat Benzena…………………………………………………………………….

13

E. Reaksi – reaksi pada Benzena……………………………………………………

14

F. Tata Nama Senyawa Turunan Benzena………………………………………

14

G. Kegunaan Benzena dan Turunannya……………………………………………

15

H. Dampak Benzena……………………………………………………………….

17

I. Usaha-Usaha Pencegahan………………………………………………………

17

4. BAB IV. Penutup ...................................………………….……………………....

19

5. Daftar Pustaka ...................................……………..…………….…………..…......

20

Tugas Makalah Kelompok II “Mengenal Benzena sebagai salah satu produk Petrokimia” Page 2/20

BAB I PENDAHULUAN

Senyawa benzena mempunyai rumus molekul C6H6, dan termasuk dalam golongan senyawa hidrokarbon. Bila dibandingkan dengan senyawa hidrokarbon lain yang mengandung 6 buah atom karbon, misalnya heksana (C6H14) dan sikloheksana (C6H12), maka dapat diduga bahwa benzena mempunyai derajat ketidakjenuhan yang tinggi. Dengan dasar dugaan tersebut maka dapat diperkirakan bahwa benzena memiliki ciri-ciri khas seperti yang dimiliki oleh alkena. Perkiraan tersebut ternyata jauh berbeda dengan kenyataannya, karena benzena tidak dapat bereaksi seperti alkena (adisi, oksidasi, dan reduksi). Lebih khusus lagi benzena tidak dapat bereaksi dengan HBr, dan pereaksi-pereaksi lain yang lazimnya dapat bereaksi dengan alkena. Sifat-sifat kimia yang diperlihatkan oleh benzena memberi petunjuk bahwa senyawa tersebut memang tidak segolongan dengan alkena ataupun sikloalkena. Senyawa benzena dan sejumlah turunannya digolongkan dalam senyawa aromatik, Penggolongan ini dahulu semata-mata dilandasi oleh aroma yang dimiliki sebagian dari senyawa-senyawa tersebut. Perkembangan kimia pada tahap berikutnya menyadarkan para kimiawan bahwa klasifikasi senyawa kimia haruslah berdasarkan struktur dan kereaktifannya, dan bukan atas dasar sifat fisikanya. Saat ini istilah aromatik masih dipertahankan, tetapi mengacu pada fakta bahwa semua senyawa aromatik derajat ketidakjenuhannya tinggi dan stabil bila berhadapan dengan pereaksi yang menyerang ikatan pi (∏).

Tugas Makalah Kelompok II “Mengenal Benzena sebagai salah satu produk Petrokimia” Page 3/20

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TEORI UMUM Benzen merupakan senyawa aromatik sederhana dan senyawa yang seringkali dijumpai. Untuk pertama kalinya benzene diisolasi pada tahun 1825 dan residu minyak yang tertimbun dalam pipa induk gas. Benzena terdistribusi dengan awalan orto, meta dan para. Dan tidak dengan nomor-nomor posisi seperti hidrokarbon alifatik dan alisiklik, benzene dan hidrokarbon aromatik lain bersifat non polar. Maka tidak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut organic seperti dietil eter karbon tetraklorida atau heksana. Benzen sendiri digunakan secara meluas sebagai pelarut (Respati, 1995). Penggolongan senyawa menurut bau (aroma) tidak dipergunakan lagi dan sekarang disebut senyawa aromatik merupakan segolongan persenyawaan yang lebih luas lagi, yaitu yang mempunyai sifat mirip dengan benzene (Respati, 1995). Pada tahun 1825 ahli kimia Inggris Michael Faraday mengisolasi suatu cairan berminyak dari saluran. Senyawa ini ternyata mempunyai rumus molekul C 6H6 dan diberi nama Benzen. 40 tahun kemudian ahli kimia Jerman, Frederich August Kekule menemukan struktur ini. Hampir 75 tahun kemudian baru dibentuk struktur benzene yang modern (Fesenden, 2000). Nitrobenzen memusnahkan sel-sel darah merah.

Dan dengan hemoglobin

membentuk suatu kompleks yang tidak dapat mengikat oksigen. Akibat ini “cyanosis” dan pernapasan terhenti. Nitrobenzen mempengaruhi hati mengakibatkan “atrophy” karena nitrobenzene beracun maka jangan menghirup dan jangan sampai terkena kulit (Fessenden, 2000). Nitrobenzen merupakan salah satu turunan dari benzene yang diperoleh dari reaksi nitrasi dengan penambahan katalisator asam sulfat pekat. Adapun reaksi nitrobenzene yaitu (Besari, 1982) :

1. Reduksi, hasil tergantung dari syaratnya. Reduksi sempurna dengan larutan asam misalnya Sn atau Fe dengan HCl. C6H5NO2 (Nitrobenzen)

C6H5NO2

C6H5 NHOH

(N-Fenil-hidroksi amina)

C6H5NH2 (Anilina)

Tugas Makalah Kelompok II “Mengenal Benzena sebagai salah satu produk Petrokimia” Page 4/20

Penggunaan nitrobenzene terutama untuk membuat aniline keaktifan fisiologis dari nitrobenzene. Penggunaan nitrobenzene selain untuk membuat aniline, juga digunakan untuk bahan peledak dan sebagai zat antara pada sintesis karena gugus nitro mengaktifkan halogen pada tempat orto atau para dan memperkuat sifat asam atau gugus OH pada tempat orto atau para. Sedikit sekali reaksi kimia yang berjalan ke satu arah saja, kebanyakan adalah reaksi dapat balik (reversible), pada suatu awal reaksi dapat balik, reaksi berjalan ke pembentukan reaktan dari produk juga mulai berjalan. Jika percepatan reaksi maju dan reaksi balik adalah sama, dan konsentrasi dan produk tidak berubah dengan bertambahnya waktu maka dikatakan bahwa kesetimbangan kimia telah tercapai (Respati, 1995). Istilah senyawa aromatic sebelumnya dipakai untuk menggambarkan senyawa dengan aroma tertentu. Dalam kimia organic istilah tersebut sekarang mempunyai arti tersendiri yaitu aromatic dipakai untuk menunjukkan macam ikatan untuk senyawa tertentu. Umumnya walaupun ada kekecualian senyawa aromatik adalah senyawa siklik digambarkan dengan rumus yang mengandung ikatan tunggal dan ikatan rangkap. Istilah aromatik adalah kebalikan dari istilah alifatik yang menunjukkan senyawa bukan aromatik seperti alkana. Zat-zat antara (Nitrobenzen dan N-fenilhidroksil amina) tidak dapat dipisahkan karena amat cepat direduksi. Maka reduksi dalam suasana asam lambung terjadi aniline (Fesenden, 2000).

2. Reduksi dalam larutan netral. Misalnya Zn + NH4Cl dalam air. Di sini terjadi N-fenil hidroksilamina sendiri tidak penting tetapi atas pengaruh HCl mengalami pergeseran intramolekuler sehingga terjadi p-amino-fenol. Penggunaannya : a. Sebagai pencuci pada pemoteran dengan nama “Rhodinal” b. Sebagai antioksidan c. Sebagai zat antara pada sintesis. 3. Reduksi dalam larutan basa, Hasilnya tergantung dari pereduksi yang dipakai, kalau dipergunakan Zn + NaOH dalam air terdapat hidrazobenzena. Siklus asam nitrat adalah serangkaian reaksi kimia dalam sel, yaitu pada mitokondria, yang langsung secara berurutan dan berulang, bertujuan untuk mengubah asam piruvat menjadi CO2, H2O dan sejumlah energi. Proses ini adalah proses oksidasi dengan Tugas Makalah Kelompok II “Mengenal Benzena sebagai salah satu produk Petrokimia” Page 5/20

menggunakan oksigen atau aerob. Siklus asam sitrat ini disebut juga siklus krebs, menggunakan nama Hans Krebs seorang ahli kimia yang banyak jasanya atau sumbangannya dalam penelitian (Besari, 1982). Masuknya suatu gugusan ke dalam lingkungan benzene tergantung pada gugus yang telah ada terlebih dahulu. Pada umumnya, gugus yang masuk pada posisi meta adalah nitro, asam sulfon, karbon/karbonil, sedangkan yang masuk pada posisi ortho/para adalah gugus kloro, bromo, alkil, dan amino/hidroksi. Bila benzene direaksikan dengan asam nitrat pekat, dengan asam sulfat pekat sebagai katalisator akan terbentuk nitrobenzen (Fesenden, 2000).

Turunan dari alanine antara lain (George, 1998) : 1. Asetanilida

Merupakan hablur tidak berwarna dan berkilau, sukar larut dalam air tetapi larut dalam alcohol, dibuat dengan mereaksikan alanine dengan asam asetan anhidrat. 2. Phenacetin

Merupakan hablur tidak berwarna, tidak berbau, mengkilap, sukar larut dalam air, larut dalam alcohol digunakan sebagai analgetik, antipiretik. Penggunannya lebih asam disbanding dengan asetanilida. 3. Fenil Isopronil Amin

Benzen mengandung enam anggota cincin datar dari karbon atom sp2 yang hybrid. Tiap karbon terikat pada sebuah atom hydrogen dan tiap karbon mempunyai sebuah orbital 2p yang tegak lurus pada mesin (Fessenden, 2000). Kecepatan subtitusi dari gugusan nitro sekunder adalah lebih lambat yang pertama dan gugusan nitro yang kedua ini masuk dalam tahap yang pertama (Samhoedi, 1976).

Tugas Makalah Kelompok II “Mengenal Benzena sebagai salah satu produk Petrokimia” Page 6/20

BAB III PEMBAHASAN

A. Struktur Benzena 1. Struktur Kekule Benzena Struktur benzena pertama kali diperkenalkan oleh Kekule pada tahun 1865. Menurutnya, keenam atom karbon pada benzena tersusun secara melingkar membentuk segi enam beraturan dengan sudut ikatan masing-masing 120 derajat. Ikatan antara karbon adalah ikatan rangkap dua dan ikatan tunggal yang berselang seling, seperti diperlihatkan gambar di atas. Benzena termasuk senyawa aromatik dan memiliki rumus molekul C6H6.

Kekule berpendapat bahwa penggantian atom lain pada atom hidrogen akan menghasilkan senyawa yang sama, karena atom karbon dan hidrogen ekivalen. Struktur Kekule ini dapat menjelaskan fakta bahwa jika benzena bereaksi dengan brom dengan katalis FeCl3 hanya menghasilkan satu senyawa yang memiliki rumus molekul C6H5Br. 2. Model Ikatan Valensi untuk Benzena Pada model ikatan valensi, benzena dinyatakan sebagai hibrida resonansi dari dua struktur penyumbang yang ekivaen, yang dikenal dengan struktur Kekule. Masingmasing struktur Kekule memberikan sumbangan yang sama terhadap hibrida resonansi, yang berarti bahwa ikatan-ikatan antara atom-atom karbon dalam benzena bukan ikatan tunggal dan juga bukan ikatan rangkap melainkan diantara keduanya. Kerangka atom karbon dalam benzena membentuk segienam beraturan (heksagon) dengan sudut ikatan C-C-C dan H-C-C sebesar 1200. Setiap atom karbon membentuk ikatan sigma dengan dua atom karbon yang berdekatan melalui tumpang tindih Tugas Makalah Kelompok II “Mengenal Benzena sebagai salah satu produk Petrokimia” Page 7/20

orbital-orbital hibrida sp2, dan satu ikatan sigma dengan ato hidrogen melalui tumpang tindih orbital-orbital sp2-1s.

3. Energi Resonansi Benzena Energi Resonansi adalah perbedaan antara hibrida resonansi dengan struktur penyumbang yang paling stabil, yaitu yang kerapatan elektronnya terpusat pada atom dan ikatan kovalen tertentu.

3 Dengan pertimbangan kepraktisan, untuk selanjutnya cincin benzena disajikan dalam bentuk segienam beraturan dengan sebuah lingkaran di dalamnya, dengan ketentuan bahwa pada setiap sudut segienam tersebut terikat sebuah atom H.

Dalam segienam berlingkaran tersebut setiap garis menggambarkan ikatan-ikatan σ (sigma) yang menghubungkan atom-atom karbon. Lingkaran dalam segienam menggambarkan awan enam elektron π (pi) yang terdelokalisasi.

Tugas Makalah Kelompok II “Mengenal Benzena sebagai salah satu produk Petrokimia” Page 8/20

B. Senyawa Aromatik Heterosiklik Menurut Erich Huckel, suatu senyawa yang mengandung cincin beranggota lima atau enam bersifat aromatik jika:  semua atom penyusunnya terletak dalam bidang datar (planar)  setiap atom yang membentuk cincin memiliki satu orbital 2p  memiliki elektron pi dalam susunan siklik dari orbital-orbital 2p sebanyak 4n+2 (n= 0, 1, 2, 3, …) Di samping benzena dan turunannya, ada beberapa jenis senyawa lain yang menunjukkan sifat aromatik, yaitu mempunyai ketidakjenuhan tinggi dan tidak menunjukkan reaksi-reaksi seperti alkena. Senyawa benzena termasuk dalam golongan senyawa homosiklik, yaitu senyawa yang memiliki hanya satu jenis atom dalam sistem cincinnya. Terdapat senyawa heterosiklik, yaitu senyawa yang memiliki lebih dari satu jenis atom dalam sistem cincinnya, yaitu cincin yang tersusun dari satu atau lebih atom yang bukan atom karbon. Sebagai contoh, piridina dan pirimidina adalah senyawa aromatik seperti benzena. Dalam piridina satu unit CH dari benzena digantikan oleh atom nitrogen yang terhibridisasi sp2, dan dalam pirimidina dua unit CH digantikan oleh atom-atom nitrogen yang terhibridisasi sp2.

Senyawa – senyawa heterosiklik beranggota lima furan, tiofena, pirol dan imidazol juga termasuk senyawa aromatik

Tugas Makalah Kelompok II “Mengenal Benzena sebagai salah satu produk Petrokimia” Page 9/20

C. Tata nama Benzena Jika satu atau lebih atom H dari benzena digantikan oleh gugus lain, senyawa yang terbentuk disebut senyawa turunan benzena. 1. Benzena Monosubstitusi (benzena yang mengikat satu substituent) Benzena monosubstituen adalah benzena dengan satu atom hidrogen digantikan oleh atom atau gugus atom yang lain. Menurut IUPAC, benzena dengan satu subtituen diberi nama seperti pada senyawa alifatik sebagai gugus induknya adalah benzene. Dalam sistem IUPAC tetap mememakai nama umum untuk beberapa benzena monosubstitusi,

misalnya

toluena

(bukan

metilbenzena),

kumena

(bukan

isopropilbenzena), stirena (bukan feniletena), fenol, anilina, asam benzoat, dan anisol.

2. Benzena Disubstitusi (benzena yang mengikat dua substituent) Benzena disubstitusi adalah bezena dengan dua atom hidrogen yang digantikan oleh atom atau gugus yang lain. Apabila benzena mengikat dua substituent maka terdapat kemungkinan memilki tiga isomer struktur. Jika kedua substituen diikat oleh atomatom karbon 1,2- , 1,3-, dan 1,4- berturut-turut disebut orto-(o), meta- (m), dan para(p). Jika salah satu di antara dua substituen yang terikat pada cincin benzena memiliki prioritas tinggi, maka menempati posisi nomor 1.

Tugas Makalah Kelompok II “Mengenal Benzena sebagai salah satu produk Petrokimia” Page 10/20

-COOH, -SO3H, -CHO, -CN, -OH, -NH2, -R, -NO2, -X Prioritas semakin turun

3. Benzena Polisubstitusi (benzena yang mengikat tiga atau lebih substituent) Benzena polisubsti usi adalah benzena dengan lebih dari dua atom H yang digantikan oleh atom atau gugus atom yang lain. Apabila terdapat tiga substituen atau lebih pada sebuah cincin benzena, maka posisinya masing-masing ditunjukkan dengan nomor. Cincin benzena yang mengikat substituen dengan gugus yang berprioritas tata nama tertinggi diberi nomor 1 dan diurutkan sesuai urutan abjad, dan diakhiri dengan kata benzena.

5

Tugas Makalah Kelompok II “Mengenal Benzena sebagai salah satu produk Petrokimia” Page 11/20

D. Sifat Benzena Benzena sendiri memiliki sifat fisika dan sifat sifat kimia, oleh karena itu benzena akan berbeda dengan senyawa lainnya. Beberapa sifat fisika yang dimiliki oleh benzena antara lain:  Merupakan zat yang tidak berwarna  Memiliki bau yang khas  Tidak larut dalam pelarut polar, akan tetapi larut dalam pelarut non polar  Memiliki titik leleh : 5,5 0C  Memiliki titik didih : 80,1 0C  Memiliki densitas : 0.88 g/L Selain itu adapula sifat kimia yang dimiliki oleh benzena yaitu:  Kurang reaktif  Tidak dapat bereaksi adisi semudah alkena a. C6H6 + Br2 pada 25 0C dalam keadaan gelap tidak bereaksi b. C6H6 + KMnO4 tidak dapat bereaksi c. C6H6 + asam dipanaskan tidak dapat bereaksi d. C6H6 + 3H2 dengan katalis Ni pada suhu dan tekanan tinggi menghasilkan C6H12 (reaksiberjalan lambat)  Dapat mengalami reaksi substitusi a. Nitrasi

b. Halogenasi

Tugas Makalah Kelompok II “Mengenal Benzena sebagai salah satu produk Petrokimia” Page 12/20

c. Alikilasi

d. Sulfonasi

e. Asilasi

E. Reaksi-reaksi Pada Benzena Benzena merupakan senyawa yang kaya akan elektron, sehingga jenis pereaksi yang akan menyerang cincin benzena adalah pereaksi yang suka elektron. Pereaksi seperti ini disebut elektrofil. Contohnya adalah golongan halogen dan H2SO4 1. Halogenasi Halogenasi merupakan reaksi substitusi atom H pada benzena oleh golongan halogen seperti F, Cl, Br, I. Pada reaksi ini atom H digantikan oleh atom dari golongan halogen dengan bantuan katalis besi (III) halida. Jika halogennya Cl2, maka katalis yang digunakan adalah FeCl3. 2. Nitrasi Nitrasi merupakan reaksi substitusi atom H pada benzena oleh gugus nitro. Reaksi ini terjadi dengan mereaksikan benzena dengan asam nitrat (HNO3) pekat dengan bantuan H2SO4 sebagai katalis. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut: Untuk

Tugas Makalah Kelompok II “Mengenal Benzena sebagai salah satu produk Petrokimia” Page 13/20

lebih memahami reaksi nitrasi pada benzena perhatikan animasi dari mekanisme reaksi nitrasi di bawah ini: 3. Sulfonasi Sulfonasi merupakan reaksi substitusi atom H pada benzena oleh gugus sulfonat. Reaksi ini terjadi apabila benzena dipanaskan dengan asam sulfat pekat sebagai pereaksi. 4. Alkilasi–Friedel Craft Alkilbenzena dapat terbentuk jika benzena direaksikan dengan alkil halida dengan katalis alumunium klorida (AlCl3)

F. Tata nama senyawa turunan benzena 1. Tata Nama Senyawa Turunan Benzena dengan satu substituen yang terikat pada cincin Benzena. Perhatikan beberapa contoh berikut: Etil benzena bromobenzena nitrobenzene Dari ketiga contoh di atas, dapat terlihat bahwa gugu alkil seperti etil, golongan halogen seperti bromo, dan gugus nitro dituliskan sebagai awalan pada benzena. Benzena yang kehilangan satu atom H disebut fenil (C6H5-) dengan struktur sebagai berikut: Sehingga klorobenzena dapat juga disebut fenilklorida dan bromobenzena dapai disebut fenilbromina klorobenzena = fenilklorida Sedangkan toluena yang kehilangan satu atom Hnya disebut benzil dengan struktur sebagai berikut: Benzil Sehingga, senyawa turunan benzena yang tersusun dari toluena yang kehilangan satu atom H diberi nama dengan awalan benzil, seperti contoh dibawah ini: Benzilamina 2. Tata Nama Senyawa Turunan Benzena dengan dua substituen yang terikat pada cincin Benzena. Jika terdapat dua jenis substituen, maka posisi substituen dapat dinyatakan dengan awalan o (orto), m (meta), p (para) atau dengan menggunakan angka. Urutan prioritas penomoran untuk beberapa substituen yang umum: Arah tanda panah menunjukkan substituen yang semakin prioritas, maka penomorannya dengan nomor yang semakin kecil

3. Tata Nama Senyawa Turunan Benzena dengan lebih dari dua substituen yang terikat pada cincin benzene. Sedangkan jika terdapat tiga substituen atau lebih pada cincin benzena, maka sistem o, m, p tidak dapat diterapkan lagi dan hanya dapat dinyatakan dengan angka. Tugas Makalah Kelompok II “Mengenal Benzena sebagai salah satu produk Petrokimia” Page 14/20

Perhatikan contoh berikut: 1,2,4-trinitro benzena 2,4,6-trinitotoluena Urutan prioritas penomoran sama denganprioritas penomoran pada tata nama benzena yang tersubtitusi oleh dua substituen. Catatan Penting! Jika sebuah cincin benzena terikat pada suatu rantai alkana yang bergugus fungsi atau rantai alkana yang terdiri dari 7 atom karbon atau lebih, maka cincin benzena dianggap sebagai substituen bukan lagi sebagai induk. Perhatikan contoh berikut: 2-fenil-1-etanol

4. Senyawa

Turunan

Benzena

yang

mengalami

reaksi

substitusi

elektrofilik

menyebabkan benzena memiliki banyak senyawa turunan. Semua senyawa karbon yang mengandung cincin benzena digolongkan sebagai turunan benzena. Berikut ini beberapa turunan benzena yang umum : Toluena, Fenol p-xilena, Benzaldehida Stirena, Asam Benzoat, Anilina Benzil, Alkohol. Selain senyawa-senyawa di atas, masih banyak lagi senyawa turunan benzena yang terdapat di sekitar kita baik itu dengan satu substituen yang terikat pada cincin benzena, ataupun dua substituen atau lebih. 5. Tata Nama Senyawa Turunan Benzena Dalam sistem penamaan IUPAC. Cincin benzena dianggap sebagai induk, sama seperti rantai terpanjang dalam alkana. Gugus-gugus fungsi lain yang terikat pada benzena dianggap sebagai cabang.

G. Kegunaan Benzena Dan Turunannya Kegunaan benzena yang terpenting adalah sebagai pelarut dan sebagai bahan baku pembuatan senyawa-senyawa aromatik lainnya yang merupakan senyawa turunan benzena. Masing-masing dari senyawa turunan benzena tersebut memiliki kegunaan yang beragam bagi kehidupan manusia. Berikut ini beberapa senyawa turunan Benzena dan kegunaannya : 1. Toluena Toluena digunakan sebagai pelarut dan sebagai bahan dasar untuk membuat TNT (trinitotoluena), senyawa yang digunakan sebagai bahan peledak (dinamit). 2. Stirena Stirena digunakan sebagai bahan dasar pembuatan polimer sintetik polistirena melalui proses polimerisasi. Polistirena banyak digunakan untuk membuat insolator listrik, boneka, sol sepatu serta piring dan cangkir. Struktur Polistirena

Tugas Makalah Kelompok II “Mengenal Benzena sebagai salah satu produk Petrokimia” Page 15/20

3. Anilina Anilina merupakan bahan dasar untuk pembuatan zat-zat warna diazo. Anilina dapat diubah menjadi garam diazonium dengan bantuan asam nitrit dan asam klorida. Garam diazonium selanjutnya diubah menjadi berbagai macam zat warna. Salah satu contohnya adalah Red No.2 yang memiliki struktur sebagai berikut: Red No.2 dulunya digunakan seabagai pewarna minuman, tetapi ternyata bersifat sebagai mutagen. Oleh karena itu, sekarang Red No.2 digunakan sebagai pewarna wol dan sutera. 4. Benzaldehida Benzaldehida digunakan sebagai zat pengawet serta bahan baku pembuatan parfum karena memiliki bau yang khas. Benzaldehida dapat berkondensasi dengan asetaldehida (etanal), untuk menghasilkan sinamaldehida (minyak kayu manis).

5. Fenol Dalam kehidupan sehari-hari fenol dikenal sebagai karbol atau lisol yang berfungsi sebagai zat disenfektan. 6. Asam Benzoat dan Turunannya Terdapat beberapa turunan dari asam benzoat yang tanpa kita sadari sering kita gunakan, diantaranya adalah : 

Asam asetil salisilat atau lebih dikenal dengan sebutan aspirin atau asetosal yang biasa digunakan sebagai obat penghilang rasa sakit (analgesik) dan penurun panas (antipiretik). Oleh karena itu aspirin juga digunakan sebagai obat sakit kepala, sakit gigi, demam dan sakit jantung. Penggunaan dalam jangka panjang dapat menyebabkan iritasi lapisan mukosa pada lambung sehingga menimbulkan sakit maag, gangguan ginjal, alergi, dan asma.



Natrium benzoat yang biasa gunakan sebagai pengawet makanan dalam kaleng.



Metil salisilat adalah komponen utama obat gosok atau minyak angin.



Asam tereftalat merupakan bahan serat sintetik polyester.



Parasetamol (asetaminofen) memiliki fungsi yang sama dengan aspirin tetapi lebih aman bagi lambung. Hampir semua obat yang beredar dipasaran menggunakan zat aktif parasetamol. Penggunaan parasetamol yang berlebihan dapat menimbulkan gangguan ginjal dan hati.

Tugas Makalah Kelompok II “Mengenal Benzena sebagai salah satu produk Petrokimia” Page 16/20

H. Dampak Benzena Telah disebutkan bahwa benzena memiliki sifat racun atau kasinogenik, yaitu zat yang dapat membentuk kanker dalam tubuh manusia jika kadarnya dalam tubuh manusia berlebih. Beberapa penelitian menunjukan bahwa benzena merupakan salah satu penyebab leukemia, penyakit kanker darah yang telah banyak menyebabkan kematian. Dampak kesehatan akibat paparan Benzena berupa depresi pada sistim saraf pusat hingga kematian. Paparan Benzena antara 50–150 ppm dapat menyebabkan sakit kepala, kelesuan, dan perasaan mengantuk. Konsentrasi Benzena yang lebih tinggi dapat menyebabkan efek yang lebih parah, termasuk vertigo dan kehilangan kesadaran. Paparan sebesar 20.000 ppm selama 5 – 10 menit bersifat fatal dan paparan sebesar 7.500 ppm dapat menyebabkan keracunan jika terhirup selama 0,5 – 1 jam. Dampak yang ringan dapat berupa euforia, sakit kepala, muntah, gaya berjalan terhuyung-huyung, dan pingsan.

I. Usaha-Usaha Pencegahan Usaha-usaha pencegahan secara preventif perlu dilakukan dalam setiap industri yang memproduksi maupun menggunakan baik bahan baku maupun bahan penolong yang bersifat racun agar tidak kerugian ataupun keracunan yang setiap waktu dapat terjadi di lingkungan pekerja yang menangani bahan kimia beracun. Pencegahan secara preventif tersebut adalah sebagai-berikut : 1. Management program pengendalian sumber bahaya, yang berupa perencanaan, organisasi, kontrol, peralatan, dan sebagainya. 2. Penggunaan alat pelindung diri (masker, kaca mata, pakaiannya khusus, krim kulit, sepatu, dsb) 3. Ventilasi yang baik. 4. Maintenance, yaitu pemeliharaan yang baik dalam proses produksi, kontrol, dan sebagainya. 5. Membuat label dan tanda peringatan terhadap sumber bahaya. 6. Penyempurnaan produksi: Mengeliminasi sumber bahaya dalam proses produksi, dan mendesain produksi berdasarkan keselamatan dan kesehatan kerja. 7. Pengendalian/peniadaan debu, dengan memasang dust collector di setiap tahap produksi yang menghasilkan debu. 8. Isolasi, yaitu proses kerja yang berbahaya disendirikan. Tugas Makalah Kelompok II “Mengenal Benzena sebagai salah satu produk Petrokimia” Page 17/20

9. Operasional praktis: Inspeksi keselamatan dan kesehatan kerja, serta analisis keselamatan dan kesehatan kerja. 10. Kontrol administrasi, berupa administrasi kerja yang sehat, pengurangan jam pemaparan. 11. Pendidikan, yaitu pendidikan kesehatan, job training masalah penanganan bahan kimia beracun. 12. Monitoring lingkungan kerja, yaitu melakukan surplus dan analisis. 13. Pemeriksaan kesehatan awal, periodik, khusus, dan screening, serta monitoring biologis (darah, tinja, urine, dan sebagainya). 14. Housekeeping, yaitu kerumahtanggaan yang baik, kebersihan, kerapian, pengontrolan. 15. Sanitasi, yakni dalam hal hygiene perorangan, kamar mandi, pakaian, fasilitas kesehatan, desinfektan, dan sebagainya. 16. Eliminasi, pemindahan sumber bahaya. 17. Enclosing, menangani sumber bahaya

Tugas Makalah Kelompok II “Mengenal Benzena sebagai salah satu produk Petrokimia” Page 18/20

BAB IV KESIMPULAN

Benzena termasuk senyawa aromatik dan memiliki rumus molekul C6H6. Rumus molekul benzena memperlihatkan sifat ketakjenuhan dengan adanya ikatan rangkap. Tetapi ketika dilakukan uji bromin benzena tidak memperlihatkan sifat ketakjenuhan karena benzena tidak melunturkan warna dari air bromin. Mengapa demikian? Berdasarkan hasil analisis, ikatan rangkap dua karbon-karbon pada benzena tidak terlokalisasi pada karbon tertentu melainkan dapat berpindah-pindah. Gejala ini disebut resonansi. Adanya resonansi pada benzena ini menyebabkan ikatan pada benzena menjadi stabil, sehingga ikatan rangkapnya tidak dapat diadisi oleh air bromin. Kegunaan benzena yang terpenting adalah sebagai pelarut dan sebagai bahan baku pembuatan senyawa-senyawa aromatik lainnya yang merupakan senyawa turunan benzene. Telah disebutkan bahwa benzena memiliki sifat racun atau kasinogenik, yaitu zat yang dapat membentuk kanker dalam tubuh manusia jika kadarnya dalam tubuh manusia berlebih. Dampak kesehatan akibat paparan Benzena berupa depresi pada sistim saraf pusat hingga kematian . Usaha pencegahan terhadap paparan benzene salah satunya adalah dengan program pengendalian sumber bahaya berupa perencanaan, organisasi dan kontrol peralatan, penggunaan APD yang baik, ventilasi yang baik, pengurangan jam pemaparan,sanitasi yang baik dan lain-lain.

Tugas Makalah Kelompok II “Mengenal Benzena sebagai salah satu produk Petrokimia” Page 19/20

DAFTAR PUSTAKA

1. Atkinson & Atkinson. 1998. Pengantar Psikologi, edisi kesebelas. Batam : Interaksara. 2. Crain, William. 1992. Theories of Development : Concept and Applications, third edition. New Jersey :Prentice-Hall, Inc. 3. Hurlock, Elizabeth. B. 1980. Developmental Psychology A life-Span Approach, fifth edition. 4. New Delhi :Tata McGraw-Hill Publishing Company Ltd. 5. Hall, Lindzey & Campbell. 1998. Theories of Personality, forthh edition. New York : John Wiley Sons, Inc

Tugas Makalah Kelompok II “Mengenal Benzena sebagai salah satu produk Petrokimia” Page 20/20

Tugas Makalah Kelompok II “Mengenal Benzena sebagai salah satu produk Petrokimia” Page 21/20

Related Documents


More Documents from "Noe Ra"