Uym Obong

  • Uploaded by: fajar thedawn
  • 0
  • 0
  • January 2021
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Uym Obong as PDF for free.

More details

  • Words: 26,298
  • Pages: 142
Loading documents preview...
HM Joesoef

Yusuf Mansur

OBONG KUMPULAN CATATAN LEPAS thayyiba.com

YAYASAN AL ARIEF CENDIKIA

Yusuf Mansur OBONG

JUDUL :

Yusuf Mansur OBONG PENULIS :

HM Joesoef TATA LETAK/ SAMPUL : Tim Yayasan Al Arief Cendikia ISBN 978-623-92925-1-5

PENERBIT :

YAYASAN AL ARIEF CENDIKIA

DAFTAR ISI Pengantar Penulis________ v Kebohongan Publik dan Kesesatan Ajarannya________ 1 Proyek Condotel Terhenti, Uang Investor Dibawa Yusuf Mansur________ 5 Dari Hotel Siti ke Condotel________ 9 Hotel Siti, Sepi Menanti________ 13 Dari Syariah Menjadi Kos-Kosan________ 16 Matematika Sedekah ala Yusuf Mansur________ 20 Menunggu Yusuf Mansur, Menunggu Godot?________ 24 Nabung Investasi ala Yusuf Mansur (Bagian I)________ 28 Nabung Investasi ala Yusuf Mansur (Bagian 2)________ 32 Nabung Tanah Sampai Hong Kong________ 36 The Power of Giving ala Yusuf Mansur________ 40 Si Pelit Menyuruh Sedekah ________ 44 Yusuf Mansur Gugat!________ 48 Citra Diri________ 52 Benarkah Yusuf Mansur Beli Klub Lechia Gdansk?________ 56 Yusuf Mansur dan Pembelian Klub Bola________ 60 Investasi Jauh dari Syariat________ 64 Memperkarakan Yusuf Mansur________ 68 Patungan Usaha yang Ilegal________ 72 Menggenggam Bara________ 76 Dari Batu Bara sampai PayTren________ 80 Yusuf Mansur dan Aib yang Terbuka ________ 84 Mencari Tuhan yang (masih) Hilang?________ 88 Yusuf Mansur OBONG - Kumpulan Catatan Lepas thayyiba.com

iii

Anak “Bermimpi”, Yusuf Mansur “Bertemu” Nabi________ 93 Mengaku Bertemu Nabi (Bagian I)________ 98 Mengaku Bertemu Nabi (Bagian II)________ 101 Membantah Bertemu Nabi?________ 104 Nabung Tanah Sampai Hong Kong________ 108 Daarul Qur’an, Sudah Mahal Masih Minta Sedekah!________ 112 Daarul Qur’an, Keikhlasan yang Dikapitalisasi________ 116 40 hari Menjadi Kaya Raya________ 121 Meluruskan Konsep Sedekah ala Yusuf Mansur________ 125 Berhentilah Melakukan Kebohongan________ 129

iv

Yusuf Mansur OBONG - Kumpulan Catatan Lepas thayyiba.com

PENGANTAR Yusuf Mansur OBONG

K

asus-kasus lama belum juga diselesaikan, proyekproyek baru diluncurkan. Begitulah cara Jam’an Nurchotib Mansur alias Yusuf Mansur memandang masa lalu. Masa lalu ditinggal begitu saja, seakan tidak ada masalah, dan dengan entengnya meluncurkan program-program baru. Dan itu akan berulang, tanpa mau mengambil pelajaran dari etape perjalanan yang telah dilalui dengan penuh masalah itu. Yusuf Mansur pernah jadi tahanan polisi karena tindak kriminal, dua kali, tahun 1998 dan 1999, masingmasing selama 2 bulan. Kabarnya, di dalam tahanan itulah ia “menemukan” Tuhan. Perjalanan “menemukan” Tuhan itu ia bukukan dengan judul “Mencari Tuhan Yang Hilang”, tahun 2001. Buku ini menginspirasi dan mengundang empati banyak orang. Maka, mulailah nama Yusuf Mansur perlahan dikenal, dengan konsep “sedekah” yang jadi andalannya. Sudah merasa dibutuhkan orang, ia pun membuka “praktik” di rumahnya, di Cipondoh, Tangerang, Banten. Juga membuka praktek di mall-mall di kota-kota kabupaten/kota dan provinsi di wilayah Jawa. Semua masalah yang dialami oleh “pasien” bisa diatasi. Selain harus menghindari hal-hal yang dilarang oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala, para pasien juga sangat dianjurkan untuk besedekah. Kongkritnya, menyedekahkan semua harta yang paling dicintainya. Dan Yusuf Mansur OBONG - Kumpulan Catatan Lepas thayyiba.com

v

Yusuf Mansur akan menampung harta yang disedekahkan itu. Begitulah. Dia memang tidak pasang tarif ketika berpraktik, tetapi ia menampung sedekah yang diberikan. Jika dihitung-hitung, hasil sedekah yang dia dapat jauh lebh besar daripada “pasien” harus bayar. Itulah kepiawaian Yusuf Mansur. Dalam perkembangannya, Yusuf Mansur merasa sudah punya jamaah, lalu ia mulai berceramah, tepatnya menceritakan kisah sukses para pelaku sedekah. Awalawalnya, orang seakan tersihir jika Yusuf Mansur tampil di podium, lengkap dengan berbagai bualannya. Dari podium ke podium, dari kota ke kota. Merasa jamaahnya sudah ribuan, Yusuf pun mulai berbisnis. Kali ini bisnis batu bara yang waktu itu sedang booming. September 2009, ia mulai mengundang orang-orang berduit untuk berbisnis batu bara. Tambangnya sendiri, kabarnya, ada di Kalimantan. Mereka diundang ke sebuah hotel bintang 5 di Jakarta. Proposal ditawarkan, lengkap dengan pembagian hasil. Bahkan, dalam pertemuan tersebut, ada “hadiah”, bagi yang beruntung dapat voucer untuk menginap di hotel bintang 5 di Jakarta. Bagi mereka yang berduit, tawaran berinvestasi di batu bara sungguh sangat menggiurkan. Hitungannya begini, jika kita menanamkan investasi Rp 100 juta, maka, dalam sebulan, akan mendapatkan bagi untung sebesar Rp 13,5 juta. Lalu, dipotong untuk sedekah 2,5% yang diberikan ke Daarul Qur’an milik Yusuf Mansur. Dalam praktiknya, para investor menanamkan uangnya kisaran Rp 500 juta sampai Rp 5 milyar. Ini untuk perorangan. Jika komunitas atau atas vi

Yusuf Mansur OBONG - Kumpulan Catatan Lepas thayyiba.com

nama yayasan, nilainya bisa puluhan juta rupiah. Bulan pertama, Oktober 2009, bisnis batu bara untung. Bagi hasil dilakukan. Lalu dibuka untuk tahap kedua, November 2009. Mereka menanamkan kembali uangnya plus keuntungan plus menambah lagi dengan sejumlah dana. Harapannya, keuntungannya akan membesar. Bulan kedua untung. Lalu dibuka untuk bulan ketiga, dengan proposal yang membutuhkan dana lebih besar lagi karena diperlukan untuk membangun pelabuhan segala. Sukses pertama dan kedua dipakai untuk menanamkan modal untuk yang ketiga kalinya. Nilainya juga jauh lebih besar. Sebagian besar peserta di bulan pertama dan kedua ikutan lagi dengan cara menanam investasi. Hanya sebagian kecil dari jumlah investor yang puluhan itu, memilih mundur. Mereka mundur karena sudah mencium aroma ketidakberesan dalam tata kelolanya. Dan benar, di bulan Januari 2010, bisnis batu bara bermasalah, dan uang investor tak bisa ditarik kembali. Gagal di bisnis batu bara, Yusuf Mansur mengajak jamaah untuk berinvestasi di Patungan Usaha, Patungan Aset, Condotel Moya Vidi, Nabung Tanah, dan sebagainya. Ini terjadi antara tahun 2012 sampai 2014. Ribuan orang seakan terhipnotis. Mereka diajak beinvestasi untuk membangun hotel Siti, Condotel, membangun hotel di Malang, Jawa Timur, dan sebagainya. Faktanya, condotel di Yogyakarta dan hotel di Malang, tidak ada realisasinya. Hanya hotel Siti di Tangerang, Banten, yang ada wujudnya. Tetapi, hotel Siti yang dibuka awal tahun 2015 dengan konsep hotel syariah itu kini jadi hotel konvensional dan Yusuf Mansur OBONG - Kumpulan Catatan Lepas thayyiba.com

vii

sebagian kamarnya dijadikan kos-kosan. Bukan hanya itu, nasib investasi Patungan Usaha dan patungan Aset yang dipakai untuk membeli hotel Siti juga tak jelas. Ada yang sudah sejak 5 tahun lalu mau mengambil uangnya, tetapi semua jalur tertutup. Bahkan, web yang awalnya dipakai sebagai sarana informasi, juga sudah tidak bisa diakses. Para investor yang merasa dirinya ditipu lalu mencari keadilan melalui jalur hukum, sejak 2017 lalu. Para investor masih terus berjuang di ranah hukum, baik perdata maupun pidana. Karena Yusuf Mansur mengajak untuk berinvestasi secara terbuka, jika ada masalah, mestinya juga diungkap secara terbuka. Mencegah dan menghentikan perbuatan Yusuf Mansur yang merugikan masyarakat, adalah salah satu panggilan dalam menjalankan amar ma’ruf nahi mungkar. Bagi Yusuf Mansur, jika dia tidak menghentikan perbuatannya, dan tidak kunjung mau menyelesaikan kasus-kasus sebelumnya, maka ia akan dililit masalah seumur-umur. Lilitan masalah itulah yang akan membuncah dan akan membakar dirinya sendiri, baik di dunia, apalagi di akhirat nanti. Wallahu A’lam! HM Joesoef

viii

Yusuf Mansur OBONG - Kumpulan Catatan Lepas thayyiba.com

Kebohongan Publik dan Kesesatan Ajarannya Ia acap melakukan kebohongan publik. Ucapan dan janjinya tidak bisa dipegang, jika dikejar selalu berkelit dengan ini dan itu. Puncaknya, nomor HPnya ganti, tidak bisa dihubungi. Apa yang bisa dipegang jika seseorang selalu berbohong?

J

ika ingin menilai seseorang, salah satunya adalah dengan kejujurannya. Jika ia jujur, maka selamatlah dari salah satu perilaku munafik. Munafik itu sendiri, dalam dhohirnya mengakui Islam sebagai agamanya. Tetapi dalam batinnya, ia ingkari apa yang ia ucapkan tersebut. Karena itu, kejujuran, amanah, dan tidak khianat adalah sifat-sifat orang mukmin yang berlawanan dengan sifat-sifat orang munafik. Oleh sebab itu, ketika kita dihadapkan kepada Yusuf Mansur, maka nilailah jejak-jejak perilakunya. Inilah, antara lain, jejak-jejak tersebut. Pertama, ia mengaku bertemu Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dalam keadaan sadar. Setelah mendapat protes sana-sini, Yusuf membantah lewat instagramnya. Padahal jejak digitalnya masih ada, dan semua orang bisa membuka dan melihatnya. Kedua, menghimpun dana umat lewat berbagai investasi. Ada investasi batu bara, ada patungan usaha, ada patungan aset, ada investasi condotel moya vidi, dan Yusuf Mansur OBONG - Kumpulan Catatan Lepas thayyiba.com

1

seterusnya. Ada akad, ada janji bagi hasil, ada laporan keuangan secara periodik. Faktanya, tidak ada laporan periodik, tidak ada bagi hasil keuntungan, dan tidak ada kejelasan nasib dari investasi yang telah ditanam. Ketiga, secara bombastis mau beli saham Bank Muamalat, BRI Syariah, dan Tempo. Faktanya, hanya pernyataan di depan, tidak ada pembelian saham secara riil. Keempat, membeli saham klub-klub bola, baik yang ada di tanah air, maupun yang ada di mancanegara. Faktanya, hanya omong doang. Kelima, pada bulan November 2017 Yusuf Mansur berjanji akan keliling ke 8 kota untuk menjelaskan kepada jamaah tentang nasib dari patungan usaha dan patungan aset. Faktanya, setelah dicek, di hari yang telah ditetapkan, tidak ada aktivitas seperti yang ia gembar-gemborkan sebelumnya melalui media massa. *** Jika tentang janji saja tidak ia tepati, bagaiamana pula ia akan bisa amanah dan tidak khianat? Karena kebohongan itu adalah pangkal dari tidak amanah dan perilaku khianat. Jika seseorang yang pembohong itu berprofesi sebagai penceramah, maka ajaran-ajaran yang sesat bermunculan dari orang yang sama. Mari kita lihat apa ajaran-ajaran Yusuf Mansur yang ia kemukakan kepada para jamaahnya. Ini terkait dengan “ilmu yakin” yang selalu ia motivasikan kepada jamaahnya. Yusuf Mansur mengajarkan “ilmu yakin”. Ya, dengan “ilmu yakin” tersebut seseorang yang banyak bersedekah 2

Yusuf Mansur OBONG - Kumpulan Catatan Lepas thayyiba.com

akan diberi ganti oleh Allah. Bukan hanya itu. Yusuf juga mengajarkan, dengan ibadah selama 40 hari, nantinya akan terjadi kejutan-kejutan. Ini mengingatkan kita pada dongeng tentang Brahma Kumbara yang menempuh ilmu “lampah-lumpuh” selama 40 hari. Setelah menjalani ilmu tersebut, kesaktiannya bertambah, dan ia mendapat berbagai kemudahan. Dalam menjalani ketaatan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, yakin saja tidak cukup. Yakin itu mesti diikuti dengan perilaku yang sejalan dengan yang telah digariskan oleh Allah dan Nabi-Nya. Ajaran tauhid hanya percaya kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala yang dibawa oleh Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Tetapi tauhid itu tidak cukup hanya dengan yakin. Tetapi mesti melaksanakan tarekatnya, yakni, menjalankan semua kebaikan dan menjauhkan diri dari kemaksiatan. Inilah problem manusia modern. Cukup dengan yakin bahwa Allah itu ada, bersedekah sebanyak-banyaknya, lalu semua masalah akan teratasi dengan sendirinya. Ini pola pikir instan yang jauh dari ajaran Islam yang sebenarnya. Dalam menjalani kehidupan ini, selain kita percaya kepada rukun Islam dan rukun Iman, tetapi juga melaksanakannya. Tidak cukup hanya dengan percaya. Kalau hanya dengan percaya saja, Iblis juga percaya kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, tetapi ia tidak taat kepada-Nya. Ketika Iblis diminta sujud kepada adam, ia menolak, karena merasa diri lebih baik nasabnya, lebih mulia, dan diutarakan dengan penuh kesombongan. Tetapi Iblis itu percaya dan yakin akan kuasa Allah Ta’ala. Ia yakin bahwa Allah itu Sang Yusuf Mansur OBONG - Kumpulan Catatan Lepas thayyiba.com

3

Pemilik Hidup, tetapi ia tidak tunduk kepada-Nya. Begitu pula, jika hanya yakin tanpa menjalani ketaatanketaatan yang harus dijalani dalam hidup, itu sama saja dengan orang-orang Arab Badui yang mengatakan, “Kami telah beriman.” Padahal mereka baru ber-Islam, karena iman belum masuk ke dalam hatinya.” (Tadabbur Quran surah 49: 15) Begitulah, jika selama ini Yusuf Mansur selalu memberi mantra-mantra “yakin”, ini sama dengan orangorang Arab Badui sebagaimana tersebut dalam surah AlHujurat 15 tersebut. Yakin dan sedekah, tetapi perilakunya masih berbohong kepada khalayak, apakah mungkin Allah memberikan jalan keluar dari setiap persoalannya? Lihat saja, Yusuf Mansur sendiri, kasusnya menggunung dan belum bisa keluar dari kemelut kasus-kasus yang ia buat sendiri, yang berawal dari ketidakjujurannya. Di sinilah letak kesesatan Yusuf Mansur. Dan, kesesatannya itu diajarkan kepada khalayak, lewat ceramah-ceramah, testimoni, dan buku-buku yang ditulisnya.

4

Yusuf Mansur OBONG - Kumpulan Catatan Lepas thayyiba.com

Proyek Condotel Terhenti, Uang Investor Dibawa Yusuf Mansur Bermula berperan sebagai marketing untuk menjual Condotel yang hendak dibangun di Yogyakarta. Condotel tidak jadi dibangun, uang investor secara sepihak dialihkan oleh Yusuf Mansur untuk pembelian hotel Siti di Tangerang, Banten.

G

rha Sarina Vidi, sebuah gedung pertemuan yang terletak di Jalan Raya Yogya – Magelang, Sabtu (26/10/2019), terlihat ramai. Gedung yang berdaya tampung 2500 orang tersebut, pagi itu punya hajatan: Wisuda sarjana sebuah perguruan tinggi swasta. Di belakang gedung, ada hamparan tanah kosong yang diapakai untuk parkiran mobil. Hanya hamparan, tak ada tanda-tanda bahwa tanah tersebut pernah ada bangunan fondasi. Ketika kami memasuki lokasi, seorang Satpam, bernama Maman, menunjukkan tanah yang katanya pernah ditanam paku bumi untuk pondasi. Ketika kami meminta untuk menunjukkan titik-titik dimana paku bumi ditanam, Maman tak ingat lagi, dimana sang paku bumi ditanam. “Saya lupa, dimana,” katanya. Walhasil, jika ada yang mengatakan bahwa pondasi Condotel Moya Vidi (CMV) di Yogyakarta sudah pernah dibangun, jejak fisiknya tidak ada yang bisa dilacak. Yusuf Mansur OBONG - Kumpulan Catatan Lepas thayyiba.com

5

Grha Sarina Vidi milik Hajjah Suryati. Pada akhir 2013, Suryati berkehendak mengembangkan bisnis propertinya. Ia lalu menggandeng Harjanto, seorang konsultan di bidang properti asal Solo, untuk membangun condotel. Kongsi dua pengusaha ini melahirkan CMV yang akan dikelola oleh PT. Grha Suryamas Vinantito. Pada Februari 2014, CMV mulai dipasarkan ke umum. Untuk urusan merayu calon investor, Grha Suryamas Vinantito menggandeng Yusuf Mansur sebagai marketingnya. Untuk tujuan itu, Yusuf Mansur memanfaatkan jaringannya yang sudah ada melalui Ventira Sentosa Internasional (VSI) yang belakangan berubah nama menjadi PayTren yang punya usaha penyedia jasa transaksi online, membayar listrik, beli tiket, sewa hotel, bayar PDAM, sampai sedekah pun bisa (bahkan sangat dianjurkan). PT. Grha Suryamas Vinantito menerbitkan sertifikat dengan nilai Rp 2.700.000 per lembar. Satu investor bisa memiliki 1 sampai tak terbatas. Bahkan, menurut temuan kami, ada 1 orang yang memiliki 10 sampai 15 lembar sertifikat. Adapun untuk menampung hasil jualan tersebut, PT. Grha Suryamas Vinantito menggandeng CV. Bintang Promosindo. Uang yang dikumpulkan oleh Bintang Promosindo itu yang disetor ke PT. Grha Suryamas Vinantito. Di sini, nampak seakan-akan Yusuf Mansur tidak menerima aliran dana. Ternyata, belum setahun, kongsi ketiga orang tersebut bubar, akhir 2014. Meski sudah bubar, Yusuf Mansur sudah berhasil menggaet sebanyak 600-an orang dengan total nilai investasi yang diraup sebesar Rp 1,558 milyar. Lalu, bagaimana nasib uang sebesar itu? 6

Yusuf Mansur OBONG - Kumpulan Catatan Lepas thayyiba.com

Tidak ada penjelasan resmi, uang yang dihimpun oleh Bintang Promosindo yang lalu disetor ke Graha Suryamas Vinantito itu berada di tangan Yusuf Mansur. Oleh Yusuf Mansur, uang sebesar itu untuk melunasi pembelian hotel Siti yang ada di Tangerang, Banten. Hotel Siti di Tangerang itu dibiayai dengan investasi model patungan usaha dan patungan aset. Di dua investasi ini, investornya mencapai 2.900 orang dengan investasi yang berhasil dikumpulkan berjumlah Rp 24 milyar. Jumlah ini hanya cukup untuk mengakuisisi bangunan hotel, sedangkan untuk apartemen, yang letaknya berhadaphadapan dengan hotel, tidak cukup uang untuk membelinya. Uang yang mestinya untuk pembangunan Condotel di Yogyakarta itu oleh Yusuf Mansur peruntukannya dialihkan untuk hotel Siti secara sepihak. Untuk sementara, investor diam. Tetapi, setelah menunggu 3 tahun, laporan keuangan tidak kunjung muncul, para investor sudah mulai resah dan gelisah. Lalu ada seorang investor asal Surabaya, Mawan, menarik kembali investasinya. Tetapi Mawan meminta agar uang investor lain juga dikembalikan. Yusuf pun menyanggupinya. Atas dasar desakan tersebut, pada 18 Oktober 2017, Yusuf mengadakan jumpa pers di sebuah restoran di kawasan Pondok Indah, Jakarta. Yusuf mengutarakan niatnya mengadakan road show ke 8 kota guna menjelaskan patungan usaha dan patungan aset yang sudah mulai bermasalah. Juga investasi di Condotel Moya Vidi. Yusuf mengaku bahwa dirinya akan hadir dengan timnya. Dan barangsiapa yang akan menarik investasinya Yusuf Mansur OBONG - Kumpulan Catatan Lepas thayyiba.com

7

akan langsung dicairkan saat itu juga. Tetapi, ketika jadwal yang sudah ia edarkan jatuh tempo, ternyata tidak ada kemunculan Yusuf Mansur ke kota-kota yang telah ditetapkan. Ketika giliran jadwal di kota Surabaya, menurut Mawan, Yusuf pun tak kunjung hadir batang hidungnya. Lalu, kemana Yusuf Mansur? Media yang awalnya gegapgempita memberitakan, juga diam seribu bahasa. Keresahan para investor patungan usaha, patungan aset, dan Condotel Moya Vidi, belum berakhir sampai hari ini. Mereka menanti dan menagih, tetapi yang dinanti dan yang ditagih tak kunjung nongol. Sementara Yusuf Mansur melenggang kesana-kemari, seakan tidak punya masalah dengan para investor yang selalu menanti itu. Yusuf Mansur melenggang seakan tidak punya beban, atau memang bebal?

8

Yusuf Mansur OBONG - Kumpulan Catatan Lepas thayyiba.com

Dari Hotel Siti ke Condotel Pada Juli 2013 Otoritas Jasa Keuangan menutup Patungan Usaha dan Patungan Aset. Lalu muncul investasi untuk membangun Condotel Moya Vidi di Yogyakarta. Hanya setahun, condotel tak jadi dibangun, uang yang terhimpun sebesar Rp 1,558 milyar dialihkan sepihak ke pembiayaan hotel Siti oleh Yusuf Mansur.

B

ukan Yusuf Mansur jika kurang akal. Orang yang satu ini cukup kreatif dalam melakukan sesuatu. Ketika pada Juli 2013 Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyemprit patungan usaha dan patungan aset, sejatinya ia terus bergerak untuk menghimpun dana masyarakat. Setelah patungan usaha dan patungan aset dihentikan, atas saran dari OJK, Yusuf Mansur membuat Koperasi Indonesia Berjamaah dan Koperasi Merah Putih. Koperasi ini yang menghimpun dan mengelola hasil dari patungan usaha dan patungan aset sebelumnya. Koperasi ini pula yang juga menghimpun dana masyarakat ketika Yusuf Mansur hendak membangun Condotel Moya Vidi (CMV) di Yogyakarta. Kisahnya bermula dari sebuah keinginan dari Hajjah Suryati untuk mengembangkan sayap usahanya. Suryati adalag seorang pengusaha katering yang cukup dikenal di Yogyakarta. Ia adalah pemilik Grha Sarina Vidi, sebuah Yusuf Mansur OBONG - Kumpulan Catatan Lepas thayyiba.com

9

gedung pertemuan yang berada di Jalan Raya Yogya – Magelang. Gedung yang berdaya tampung 2500 orang itu hendak dimaksimalkan. Caranya? Akan dilengkapi dengan perhotelan, sebagai tempat menginap. Untuk keperluan itu, Suryani menggandeng Harjanto Suwardono, seorang pengusaha properti yang tinggal di Solo. Kongsi dua pengusaha ini melahirkan CMV yang akan dikelola oleh PT. Grha Suryamas Vinantito. Pada Februari 2014, CMV mulai dipasarkan ke umum. Untuk urusan rayu-merayu calon investor perorangan, Grha Suryamas Vinantito menggandeng Yusuf Mansur sebagai marketingnya. Pola merekrut calon investor, berbeda dengan model patungan usaha dan patungan aset. Jika patungan usaha dan patungan aset Yusuf Mansur mesti keliling kota untuk mendapatkan investor, kali ini ia cukup memanfaatkan jaringannya yang sudah ada melalui Ventira Sentosa Internasional (VSI) yang belakangan berubah nama menjadi PayTren yang punya usaha penyedia jasa transaksi online, membayar listrik, beli tiket, sewa hotel, bayar PDAM, sampai sedekah pun bisa (bahkan sangat dianjurkan). PT. Grha Suryamas Vinantito menerbitkan sertifikat dengan nilai Rp 2.700.000 per lembar. Satu investor bisa memiliki 1 sampai tak terbatas. Bahkan, menurut temuan kami, ada 1 orang yang memiliki 10 sampai 15 lembar sertifikat. Singkat ceritera, belum setahun, kongsi ketiga orang tersebut yang belum genap 1 tahun, akhir 2014, bubar-jalan. Meski sudah bubar, Yusuf Mansur sudah berhasil menggaet sebanyak 600-an orang dengan total nilai investasi yang diraup sebesar Rp 1,558 milyar. Gagal membangun hotel di 10

Yusuf Mansur OBONG - Kumpulan Catatan Lepas thayyiba.com

Yogyakarta, uang sebesar itu, oleh Yusuf Mansur, dialihkan untuk pembelian hotel Siti di Tangerang. Sebagaimana diketahui, Hotel Siti di Tangerang itu dibiayai dengan investasi model patungan usaha dan patungan aset. Di dua investasi ini, investornya mencapai 2900 orang dengan investasi yang berhasil dikumpulkan berjumlah Rp 24 milyar. Jumlah ini hanya cukup untuk mengakuisisi bangunan hotel, sedangkan untuk apartemen, yang letaknya berhadap-hadapan dengan hotel, tidak cukup uang untuk membelinya. Nah, uang yang mestinya untuk pembangunan Condotel di Yogyakarta itu oleh Yusuf Mansur peruntukannya dialihkan untuk Hotel Siti secara sepihak. Dari segi hukum ini menyalahi kesepakatan akad dan peruntukan. Dari segi moral, apalagi jika ditinjau dari akhlak Islami, jelas tidak amanah. Tapi itulah yang dilakukan oleh Yusuf Mansur. Sampai tahun ke-3, paruh 2017, sebagaimana nasibnya para investor di patungan usaha dan patungan aset, laporan keuangan tidak diterbitkan. Juga bagi hasil 8% per tahun dari keuntungan, tidak terjadi. Maka, seorang investor asal Surabaya, Mawan, menarik kembali investasinya. Tetapi Mawan meminta agar uang investor lain juga dikembalikan. Yusuf pun menyanggupinya. Maka, pada 18 Oktober 2017, Yusuf mengadakan jumpa pers di sebuah restoran di kawasan Pondok Indah, Jakarta. Waktu itu, Yusuf mengutarakan niatnya mengadakan road show ke 8 kota guna menjelaskan patungan usaha dan patungan aset yang sudah mulai bermasalah. Juga investasi di Condotel Moya Vidi. Yusuf Mansur OBONG - Kumpulan Catatan Lepas thayyiba.com

11

Waktu itu Yusuf mengaku bahwa dirinya akan hadir dengan timnya. Dan barangsiapa yang akan menarik investasinya akan langsung dicairkan saat itu juga. Tetapi, ketika jadwal yang sudah ia edarkan jatuh tempo, ternyata tidak ada kemunculan Yusuf Mansur ke kota-kota yang telah ditetapkan. Begitulah Yesuf Mansur. Lebih dari sepuluh media yang hadir dalam jumpa pers ternyata tidak ada yang memberitakan di 8 kota tersebut. “Bagaimana kami akan memberitakan, wong acaranya tidak jelas,” kata seorang wartawan. Ketika jadwal road show di kota Surabaya, menurut Wawan, Yusuf Mansur juga tidak muncul. Begitulah Yusuf Mansur, berani berjanji, berani juga tidak menepati janjinya kepada para investor. Sepetti lirik lagu lawas gubahan Rhoma Irama: “Kau yang berjanji Kau yang mengingkari.”

12

Yusuf Mansur OBONG - Kumpulan Catatan Lepas thayyiba.com

Hotel Siti, Sepi Menanti Awalnya hendak digunakan transit para jamaah haji dan umroh sebelum atau setelah kedatangannya dari Makkah. Faktanya tak pernah terjadi. Manajemen Horison yang mengelolanya pun telah hengkang sejak 2017 lalu. Hotel Siti jadi sepi menanti tamu.

S

eorang resepsionisnya terkantuk-kantuk, Restauran Malabar yang ada di depan lobi hotel, sunyi. Petugas restauran nampak kurang bergairah melayani pengunjung sebagaimana layaknya restauran pada umumnya. Satu dua orang petugas hotel sesekali nampak mondar-mondar. Begitulah suasana di Hotel Siti, sepanjang siang sampai sore kemarin (Senin, 16/9/2019), Jalan M Toha km 2.1, Pasar Baru, Tangerang, Banten. Itulah hotel milik Yusuf Mansur yang pada tahun 2013 lalu pernah dibangga-banggakan sebagai hotel syariah, tempat transit para jamaah haji dan umroh sebelum atau sesudah melaksanakan ibadah ke Masjidil Haram. Bahkan, di lantai atas, ada mini Ka’bah untuk manasik haji/umroh. Hotel Siti yang berlantai 11 dengan 130 kamar itu terdiri dari 3 jenis kamar. Superior, Deluxe, dan Suite. Harga yang dipatok mulai dari Rp 760.000 sampai Rp 1.300.000 per malam. Faktanya, kini, hanya ada superior, harga yang dipatok sama, Rp 300.000 per malam. Awalnya, hotel ini dibawah manajemen Horison. Tapi belakangan, nama Horison yang nempel di kaca depan lobi hotel, banyak yang Yusuf Mansur OBONG - Kumpulan Catatan Lepas thayyiba.com

13

dikelupas. Rupanya, hotel yang mulai beroperasi pada awal tahun 2015 itu sudah ditinggal Horison sejak tahun 2017. Meski sepi pengunjung, di siang dan sore hari itu sesekali ada keluar-masuk pasangan muda-mudi di hotel ini. Sebagai hotel syariah, mestinya, jika ada tamu berpasangan, diminta KTP atau kartu nikahnya. Tetapi itu yang tidak dilakukan. Longgarnya tamu yang masuk dan harga yang dibanting, dari Rp 760.000 menjadi Rp 300.000, sangat mungkin terjadi mal-syariah. Bahkan, ada seorang petugas Satpam yang mengatakan, “Harga dibanting saja masih sepi.” Hotel Siti adalah produk dari patungan usaha dan patungan aset yang dipromosikan oleh Yusuf Mansur pada tahun 2012-2013. Pada paruh Juli 2013, Yusuf Mansur dijewer oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Pihak OJK menilai, patungan usaha maupun patungan aset yang diinisiasi oleh Yusuf Mansur termasuk kegiatan pengumpulan dana masyarakat. Oleh sebab itu, ia mesti mengikuti Undang-Undang Pasar Modal, khususnya Pasal 71 tentang penawaran umum. Di pasal tersebut disebutkan, hanya badan hukum berbentuk perseroan yang boleh melakukan pengumpulan dana masyarakat. Karena Yusuf Mansur telah melanggar ketentuan yang telah diatur oleh OJK, maka, baik patungan usaha maupun patungan aset, dihentikan. Tetapi, yang ikut patungan usaha dan patungan aset itu sudah mencapai 2900 orang yang membeli “saham” patungan usaha antara Rp 10 juta sampai Rp 12 juta per lembar. Sementara, untuk patungan aset, per lembar “saham” dihargai Rp 2 juta. 14

Yusuf Mansur OBONG - Kumpulan Catatan Lepas thayyiba.com

Uang hasil patungan usaha dan patungan aset akan dibelikan Hotel dan Apartemen Topas yang awalnya adalah properti yang dibangun pada 2009 dengan status apartemen bersubsidi. Dalam perkembangannya, pemerintah mengubah kebijakannya, dimana Topas tidak termasuk kategori apartemen bersubsidi. Proyek yang baru 60% itu pun macet. Inilah yang diambil-alih oleh Yusuf Mansur. Untuk mengakuisisi Hotel dan apartemen, menurut Yusuf, diperlukan Rp 150 milyar, dengan sedikitnya 15 ribu peserta patungan usaha. Target itu hanya tercapai 2900 peserta dengan uang yang terkumpul Rp 24 milyar. Uang sebesar itu hanya bisa untuk menutup akuisisi Hotel Siti. Adapun Apartemen yang lokasinya berhadaphadapan dengan hotel Siti, tidak jelas kepemilikannya, apakah sudah dibeli Yusuf Mansur atau belum. Yang jelas, apartemen yang juga 11 lantai itu hanya terpakai 3 lantai, digunakan untuk sekolah SD yang yang dikelola oleh manajemen Daarul Qur’an milik Yusuf Mansur. Hotel Siti sepi, investor pun jadi sunyi. Nasib investasi yang telah ditanamkan ke hotel Siti tak pernah jelas. Ada yang menggerundel, ada yang mengikhlaskannya, tak sedikit pula yang menuntut Yusuf sampai ke ranah hukum. Manajemen patungan usaha dan patusangan aset pun telah bubar, webnya tak bisa diakses. Laporan secara periodik juga tak muncul, apalagi bagi hasil yang telah dijanjikan. Hotel Siti benar-benar menjadi hotel yang sepi.

Yusuf Mansur OBONG - Kumpulan Catatan Lepas thayyiba.com

15

Dari Syariah Menjadi Kos-Kosan Awalnya dikelola secara syariah. Tetapi, sejak manajemen Horison hengkang pada 2017, hotel ini tidak lagi dikelola secara syariah. Bahkan kini, dijadikan kos-kosan. Akad membangun hotel syariah pun dikhianati. Investor tak berdaya.

M

asih ingat hotel Siti yang berada di jalan M Toha km 2.1, Pasar Baru, Tangerang, Banten? Ya, ini hotel besutan Yusuf Mansur. Pernah tenar bukan karena pelayanannya, tapi hotel ini dibangun dari patungan usaha para jamaah yang akhirnya bermasalah. Awalnya, di tahun 2012, Yusuf Mansur hendak membeli dua properti yang saat itu sedang “mangkrak”. Bangunan sudah ada, setengah jadi, yang awalnya diperuntukkan untuk apartemen. Yusuf Mansur hendak membeli dua bangunan tersebut, satu akan dia sulap jadi hotel, satu bangunan akan dipakai untuk apartemen. Maka, berkelilinglah Yusuf Mansur, dari kota ke kota, untuk menggalang dana. Maka dibuatlah patungan usaha dan patungan aset. Patungan usaha niainya Rp 10 juta sampai Rp 12 juta per lembar “saham”. Sedangkan patungan aset, nilainya Rp 2 jutaan per “saham”. Yusuf Mansur pun menampung dana melalui salah satu rekening pribadinya. Dalam proposalnya, Yusuf menjanjikan bahwa investasi yang ditanam oleh para jamaah akan mendapat 16

Yusuf Mansur OBONG - Kumpulan Catatan Lepas thayyiba.com

bagi hasil yang dibayarkan setiap tahunnya. Juga, laporan keuangan yang akan diberikan secara berkala. Ternyata, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mendeteksi patungan usaha dan patungan aset yang tak berizin dan menyalahi aturan yang ada. Untuk menghimpun dana masyarakat, tidak diperkanankan atas nama pribadi. Lalu, pada Juli 2013, OJK menjewer Yusuf Mansur. Patungan usaha dan patungan aset dihentikan. Tapi, sebanyak 2900 orang sudah menjadi investor, dengan dana yang terkumpul sebesar Rp 24 milyar. Uang sebesar inilah, menurut Yusuf, yang dibelikan bangunan yang kini jadi hotel Siti. Sedangkan bangunan apartemen, tak bisa dibelinya, karena tak ada uang. Oleh Yusuf Mansur, hotel Siti dipromosikan sebagai hotel syariah, sebagai tempat transit jamaah haji dan umroh, baik ketika mau berangkat maupun datang dari kota suci. Para investor pun diiming-imingi dengan berbagai fasiltas dan bagi untung. Setelah direnovasi sanasini, hotel Siti resmi dibuka, awal tahun 2015. Manajemen Horison digandeng untuk mengelolanya. Rupaya, meski sudah dikelola oleh pihak Horison, hotel Siti yang terletak di kawasaan macet itu, tak juga bagus performanya. Jamaah haji dan umroh yang diharapkan bisa menginap di sini, baik sebelum berangkat maupun setelah pulang dari tanah suci, tak pernah terjadi. Hotel Siti pun menjadi sepi dan selalu menanti tamu yang tak kunjung hadir. Akhirnya, pada tahun 2017, Horison hengkang dari Siti. Tulisan Horison yang ditempel di kaca depan lobi Yusuf Mansur OBONG - Kumpulan Catatan Lepas thayyiba.com

17

hotel mulai dikelupas. Lalu manajeman pun berubah 100 persen. Hotel Siti tak lagi menjual sebagai hotel syariah. Jika sebelumnya, para tamu hotel yang berpasangan, pria-wanita, akan selalu dimintai KTP-nya dan dicocokkan apakah mereka pasangan mahrom atau bukan, sejak tahun 2017 itu tak lagi dilakukan, juga tak pernah ditanya. Seorang teman yang sengaja membawa istrinya menginap di Siti, hanya diminta KTP salah satunya saja, dicatat, lalu kembalikan lagi. Hotel Siti yang berlantai 11 dengan 130 kamar itu terdiri dari 3 jenis kamar. Superior, Deluxe, dan Suite. Harga yang dipatok mulai dari Rp 760.000 sampai Rp 1.300.000 per malam. Ketika kami berkunjung ke hotel Siti pada pertengahan September 2019, kamar yang dijual hanya yang superior, dengan harga Rp 300.000 per malam. Ketika pada Kamis (21/11/2019) penulis menginap di hotel Siti, kamar yang dijual sudah berubah lagi. Semua jenis kamar ada, mulai dari Superior, Deluxe, dan Suite. Yang superior dipatok Rp 250 ribu, Deluxe dengan Rp 350 ribu, dan Suite dengan Rp 650 ribu. Dan ada yang mengejutkan, hotel ini juga dijadikan kos-kosan dengan mengutip Rp 2,5 juta per bulan untuk kamar Superior yang terletak di lantai 3 dan 4. Adapun kondisi kamar hotel juga nampak tak terurus. Kamar penulis yang terletak di lantai 3, ada dua saklar. Satu untuk listrik, satunya untuk AC. Jika AC dinyalakan, selang beberapa jam, saklarnya turun dan AC-nya mati. Begitu seterusnya. Dari lantai 1 sampai lantai 6, lantai hotel tidak berkarpet. Lantai 7 sampai 11 lantainya berkarpet, tapi bau 18

Yusuf Mansur OBONG - Kumpulan Catatan Lepas thayyiba.com

“pengap” yang berasal dari karpet pertanda tidak pernah di vacuum cleaner, sangat terasa. Dan yang terakhir, sebagai konsekuensi dari tak lagi bersyariah, tamu hotel bisa bebas keluar masuk dengan membawa pasangan yang bukan mahromnya. Di hotel Siti memang tidak disediakan jasa pemijat. Tapi para pemijat wanita, baik yang sudah setengah tua maupun yang masih muda, bisa keluar masuk hotel pada jam berapa pun, tanpa ada hambatan. Inilah ironinya hotel Siti, dari hotel dengan manajemen Horison dan bersyariah, kini menjadi hotel konvensional dan tak lagi mengedepankan norma-norma keagamaan. Bagaimana pula dengan para investor yang tahu bahwa investasinya ternyata digunakan untuk membeli dan mengelola hotel non-syariah yang rawan akan pelanggaran norma-norma agama?

Yusuf Mansur OBONG - Kumpulan Catatan Lepas thayyiba.com

19

Matematika Sedekah Ala Yusuf Mansur Sedekah itu perintah Allah Subhanahu wa Ta’ala dan dicontohkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam. Dalam bersedekah, seseorang dimotivasi untuk mendapatkan kebahagiaan kelak di akhirat. Baginda Nabi tidak pernah mengajarkan umatnya mematematikan sedekah untuk kehidupan di dunia. Bagaimana dengan Yusuf Mansur?

A

da yang menarik dari sebuah acara launching “PWI Peduli” di Gedung Dewan Pers, Jakarta Jumat (24/5/2019). PWI, kependekan dari Persatuan Wartawan Indonesia, punya hajatan dengan tema PWI Peduli. Yang dihadirkan sebagai penceramah adalah Yusuf Mansur. Ia membahas tentang matematika Allah itu sangat ajaib. “Sedekah itu itu bukan hanya membawa kebahagian di akhirat, tapi juga di dunia,” ujar Yusuf Mansur. “Apabila membutuhkan rezeki yang besar, maka bersedekahlah,” ujarnya. Adapun uang yang kita amalkan, menurut Yusuf Mansur, akan kembali berlipat ganda. “Sudah banyak contoh-contoh yang dialami jamaah saya,” tegasnya. Ia lalu memberi contoh, seseorang yang menginginkan mobil, justru malah menjual motornya dan membagikan hasil penjualannya kepada orang-orang yang membutuhkan. 20

Yusuf Mansur OBONG - Kumpulan Catatan Lepas thayyiba.com

“Eh, beberapa waktu kemudian dia mendapatkan proyek, sehingga mampu membeli mobil untuk keluarganya.” Masih seabrek contoh yang ia paparkan. Tentang kebenarannya ceritera Yusuf, hanya dia dan Allah Subhanahu wa Ta’ala yang tahu. Di akhir testimoninya, Yusuf secara spontan memberikan sumbangan sebesar Rp 25 juta kepada PWI Peduli. “Saya yakin, rezeki saya tidak akan berkurang karena itu. Malah mungkin bertambah,” tuturnya. Yang menarik, portal Warta Ekonomi, salah satu media yang membuat laporan dalam acara tersebut, menutup ceritera tentang Yusuf Mansur dengan sebuah alinea yang cukup menggelitik. “Mau bersedekah? Kalau mau mencari amal di mata Allah SWT, silahkan. Kalau mau mendapatkan rezeki berlimpah-limpah, risiko tidak ditanggung Redaksi Warta Ekonomi.” Sebuah satire yang cerdas dan menggelitik. *** Selama ini, Yusuf Mansur dikenal dengan penceramah sedekah. Tentang makna dan manfaat sedekah, sudah banyak ayat-ayat Al-Quran membahasnya; bertabur hadits memotivasinya. Tetapi, ketika Yusuf Mansur yang membawakannya, bumbu-bumbunya terasa berlebihan. Dalam bersedekah, melakukan secara terang-terangan, diperbolehkan. Tetapi, bersedekah secara sembunyisembunyi, amat dimuliakan. Mengapa? Karena jika kita melakukan suatu amalan dengan cara riya (menampakkan) dan sum’ah (memperdengarkan) kepada orang lain, maka disitulah potensi amalan dilakukan tidak hanya karena Allah Yusuf Mansur OBONG - Kumpulan Catatan Lepas thayyiba.com

21

Subhanahu wa Ta’ala akan terjadi. Riya’ dan sum’ah akan mendekatkan pelakunya kepada perbuatan syrik, sebuah perilaku yang dosanya tak terampuni. Adapun cara-cara Yusuf Mansur memotivasi seseorang untuk bersedekah, cenderung riya’ dan sum’ah. Dalam perjalanan ke Surabaya, penulis mendapat ceritera dari seorang ibu, bahwa dirinya tertarik dengan Yusuf Mansur karena melihat wajahnya yang polos, bak manusia tanpa beban dan dosa, testimoninya menggugah. Tetapi, ketika dalam sebuah acara pengumpulan dana di Surabaya (beberapa tahun lalu), Yusuf Mansur menyuruh jamaah melucuti semua perhiasan yang ada dalam tubuhnya, ibu itu mulai berfikir. “Benar tidak, sih?” katanya dalam hati. Akhirnya, yang ia lepas adalah arloji, sementara cincin dan gelang emas, ia lepas tetapi disimpan di dalam tas. Dua benda itu tidak ia berikan ke Yusuf Mansur untuk disedekahkan. Mengapa? “Kalau saya berikan semua, ludes,” kata si Ibu yang mulai merasa ragu terhadap Yusuf Mansur. Si ibu tidak sendirian, ratusan jamaah lainnya punya perasaan yang sama. Dan melakuka hal yang sama dengan si ibu tadi. Keraguan si ibu terjawab. Ketika pada 2013 si ibu ikut investasi “Patungan Usaha” yang per sahamnya dijual Rp 10 juta rupiah. Ada juga yang nilainya Rp 12 juta per saham. Awalnya, janji-janji manis amat menggoda. Begitu berjalan, laporan keuangan, dan bagi hasil yang dijanjikan, mulai tidak berjalan sebagaimana mestinya. Ketika mencoba mengontak Yusuf Mansur, nomornya sudah berubah. Menghubungi karyawannya, tidak mendapat jawaban yang 22

Yusuf Mansur OBONG - Kumpulan Catatan Lepas thayyiba.com

memuaskan. Menghubungi webnya, sudah tidak aktif. Si ibu ini adalah satu dari 400 orang investor yang nasibnya tidak menentu, sampai hari ini. *** Sedekah, sejatinya tidak boleh di dekati dengan pendekatan bisnis ala manusia. Misalnya, sebagaimana dipaparkan oleh Yusuf Mansur tentang orang yang menginginkan mobil, justru malah menjual motornya dan membagikan hasil penjualannyadak kepada orang-orang yang membutuhkan. Lalu Allah memberinya rezeki, dengan mendapatkan proyek, dan hasilnya bisa beli mobil untuk keluarganya. Begitu juga jika seseorang bersedekah Rp 1 juta akan mendapat gantinya Rp 70 juta, bahkan Rp 700 juta dan seterusnya. Matematika Allah tidak seperti itu. Dalam bersedekah, seseorang dimotivasi untuk mendapatkan kebahagiaan kelak di akhirat. Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam tidak pernah mengajarkan umatnya mematematikan sedekah untuk kehidupan di dunia. Para Sahabat dan salafussholih juga tidak pernah memberi contoh-contoh sedekah ala Yusuf Mansur. Jadi, mau mencontoh Sang Rasul, para sahabat dan salafussholeh, atau mencontoh Yusuf Mansur yang di dunia saja, masih banyak urusan yang belum ia selesaikan?

Yusuf Mansur OBONG - Kumpulan Catatan Lepas thayyiba.com

23

Menunggu Yusuf Mansur, Menunggu Godot? Janji-janji yang pernah diutarakan Yusuf Mansur kepada mereka yang meminta kembali uangnya yang pernah ditanamkan untuk investasi tak pernah ia realisir. Mudah memberi janji, mudah pula mengingkari.

A

had (6/10/2019), penulis bertemu dengan sekelompok ibu-ibu di Kota Pahlawan, Surabaya. Mereka adalah peserta patungan usaha dan patungan aset yang diinisiasi Yusuf Mansur pada 2013 lalu. Mereka menanti-nanti janji dari Yusuf Mansur yang katanya hendak keliling ke 8 kota dan akan menyelesaikan segala persoalan yang berkaitan dengan patungan usaha dan patungan aset tersebut. Yusuf Mansur menjanjikan pada bulan Novemver 2017 akan melakukan road show ke 8 kota, salah satunya Surabaya. Dalam road show tersebut ia akan menjelaskan kepada para investor tentang nasib dan masa depan investasi yang telah ditanam. Banyak orang yang menantinanti hari H. termasuk para investor yang ada di kota Surabaya. “Dalam road show nanti, akan kami jelaskan perkambangan investasi. Kami juga menyiapkan kalau ada yang mau mencairkan (dananya),” kata Yusuf Mansur (19/10/2017). 24

Yusuf Mansur OBONG - Kumpulan Catatan Lepas thayyiba.com

Ternyata, di hari H, untuk kota Surabaya jatuh pada tanggal 11 November 2017, tidak ada kabar kelanjutannya. Acara pun tidak ada. Begitulah, sampai dengan Ahad lalu, nasib dari investasinya ibu-ibu di Surabaya itu juga gelap. “Mau menuntut kemana? Webnya sudah tidak aktif, telepon Yusuf Mansur juga sudah ganti,” tutur salah seorang dari ibu-ibu tersebut. Patungan usaha dan patungan aset adalah bentuk investasi yang dilakukan oleh Yusuf Mansur untuk menghimpun dana masyarakat. Yusuf Mansur sudah mengkampanyekan sejak 2012. Di bulan Juli 2013, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menegur Yusuf Mansur dan menghentikan patungan usaha dan patungan aset. Alasannya, karena apa yang dilakukan oleh Yusuf Mansur menyalahi perundang-undangan. Hanya perseroan, koperasi atau yayasan yang boleh menghimpun dana masyarakat. Padahal, waktu itu, sudah ada 2900 investor. Apa boleh buat, investasi distop. Menurut Pengakuan Yusuf waktu itu, dana yang terkumpul mencapai Rp 40 milyar, dan itu hanya cukup untuk membeli Hotel Siti di Tangerang. Menurut data yang lain, uang yang terkumpul sebesar Rp 24 milyar. Boleh jadi, angka Rp 40 milyar itu setelah dikumpulkan dari berbagai bentuk patungan, dari patungan usaha, patungtan aset, patungan untuk membangun condotel di Yogyakarta, nabung tanah, dan sebagainya. Para investor yang ikut patungan usaha dan patungan aset dijanjikan keuntungan, laporan keuangan akan selalu diberikan secara periodik. Dan seterusnya. Faktanya, pasca Yusuf Mansur OBONG - Kumpulan Catatan Lepas thayyiba.com

25

disemprit oleh OJK, jangankan pembagian keuntungan, laporan kuntungan secara periodik yang dijanjikan juga tidak terjadi, sampai bulan Desember 2019, ketika buku ini dipersiapkan. *** Mengapa banyak orang tertarik dan tergiur mempercayakan uangnya untuk dikelola oleh Yusuf Mansur? Ini bab yang juga menarik. Para jamaah tertarik karena melihat penampilannya di televisi. “Masih muda, wajah (nampak) polos nyaris tanpa dosa, dan membangkitkan motivasi untuk bersedekah,” begitu sebagian investor memberi alasan mengapa mereka tertarik dengan program-program Yusuf Mansur. Rata-rata para investor bertemu dengan Yusuf Mansur ketika yang bersangkutan melakukan tablig akbar atau pengajian di suatu kota. Tetapi hanya sebatas itu. Kekaguman mereka lebih karena Yusuf Mansur selalu membawa-bawa proyek Darul Quran dan sedekah untuk mengatasi berbagai persoalan hidup. Setelah mengalami sendiri bahwa mereka merasa tertipu, baru sadar dengan apa yang terjadi. Rata-rata dari mereka tidak tahu latarbelakang dari Yusuf Mansur yang bernama asli Jam’an Nurkhotib Mansur itu. Bahwa si Jam’an pernah masuk penjara 2 kali karena kasus penipuan (tahun 1998 dan 1999), investasi batu bara yang berantakan (tahun 2010), semunya nyaris tak terdengar dan diketahui oleh para investor. Yang mereka tahu: Yusuf Mansur adalah ustadz yang selalu mengajak kepada kebaikan untuk sesama, memotivasi orang untuk selalu bersedekah. 26

Yusuf Mansur OBONG - Kumpulan Catatan Lepas thayyiba.com

Menanti janji-janji yang diberikan oleh Yusuf Mansur mengingatkan pada naskah drama dua babak karya Samuel Beckett. Drama absurd yang menampilkan lima aktor itu berkisah tentang Estragon dan Vladimir yang sedang menantikan kedatangan Godot, sebuah tokoh sentral yang jutru tidak pernah muncul sepanjang drama dipentaskan. Para penonton (dalam hal ini investor) sedang menanti-nanti kehadiran Yusuf Mansur, sebagai tokoh sentral, untuk menyelesaikan berbagai persoalan yang menjeratnya. Dan, penantian itu ibarat menunggu Godot, yang tak juga muncul. Sebuah penantian yang sia-sia. Di alam nyata, penantian yang sia-sia itu, sepanjang tokohnya masih hidup, masih bisa dihadirkan di depan hakim. Ya, di panggung drama yang dua babak itu, Godot tak pernah muncul. Tetapi di alam nyata, Godot bisa dihadirkan, di panggung pengadilan. Godot yang ditunggu-tunggu, akan muncul di pengadilan manusia dan dilanjut di pengadilan akhirat.

Yusuf Mansur OBONG - Kumpulan Catatan Lepas thayyiba.com

27

Nabung Investasi ala Yusuf Mansur (Bagian I) Meski berbagai “patungan” yang telah digulirkan bermasalah dan tidak pernah tuntas diselesaikan, Yusuf Mansur tak pernah menengok ke belakang. Ia pakai kacamata kuda, terus saja menggulirkan “produk-produk” baru yang juga berpotensi memanen masalah.

T

ak ada angin, tak ada hujan. Sabtu (28/9) Yusuf Mansur punya hajatan. Di pagi hari itu, di kantor Paytren Academy, Jalan K.H.M. Yusuf Raya No 18 A-B, kota Depok, Jawa Barat, Yusuf Mansur meluncurkan proyek baru bernama “Nabung Investasi”. Kali ini, ada 5 produk yang ditawarkan: pembiayaan pembangunan gedung asrama santri; pembiayaan pembangunan gedung Institut DAQU; pembiayaan gedung sekolah; pembiayaan pembelian tanah di Karawang, Bogor, dan Tangerang; serta pembiayaan Modal Kerja Perusahaan Teknologi. Nabung Investasi itu dikelola oleh Koperasi Indonesia Berjamaah (KIB) yang juga diinisiasi oleh Yusuf Mansur. Tidak ada bau-bau syariahnya, meskipun dikelola oleh, katanya, seorang ustadz. Jadi, KIB dikelola oleh manajemen konvensional yang tidak berdasarkan syariat, tetapi yang disasar adalah umat Islam. Produk baru yang dikeluarkan oleh Yusuf Mansur ini sebenarnya lanjutan dari investasi-investasi sebelumnya 28

Yusuf Mansur OBONG - Kumpulan Catatan Lepas thayyiba.com

yang kebanyakan berakhir dengan masalah. Itu bisa dirunut sejak dengan investasi batu bara pada tahun 2009, Miracle, patungan sawah, patungan usaha, patungan aset, Condotel Moya Vidi, Paytren, dan seterusnya. Ini belum lagi jika dilihat dari sepak terjang Yusuf Mansur yang katanya hendak membeli saham Bank Muamalat, Bank BRI Syariah, Tempo, klub-klub sepak bola, baik yang di dalam negeri maupun klub dari mancanegara. Semuanya berakhir dengan omong kosong belaka. Investasi dalam bentuk “Nabung Investasi” ini malah konsepnya patut dipertanyakan. Jika Anda hendak ikutan, maka tahap awal adalah mendaftar dulu sebagai anggota KIB. Untuk biaya pendaftaran anggota KIB mengutip Rp 250 ribu per orang. Setelah itu baru bisa ikutan Nabung Investasi, dengan 5 produk tersebut diatas. Berapa ikut kepesertaannya? Tidak dijelaskan besarannya. Lalu, bagaimana kelanjutannya? Juga masih gelap. Jika konsepnya nabung, maka suatu hari bisa diambil lagi tabungannya. Itu teorinya. Dalam praktiknya, yang sudah-sudah, mulai batu bara sampai Condotel Moya Vidi, semuanya bermasalah. Bahkan, sebagian sudah melaporkan ke pihak kepolisian dengan tuduhan penipuan. Sebenarnya, dengan mendaftar sebagai anggota KIB yang per orang Rp 250 ribu, bisa dibayangkan, jika pesertanya mencapai 1000, maka uang yang terkumpul jadi Rp 250.000.000 (dua ratus lima puluh juta). Ini uang sudah milik KIB. Belum lagi jika peserta ikut nabung untuk pembiayaan 5 produk tersebut. Hanya dengan ongkang-ongkang kaki, Yusuf Mansur bisa membangun Yusuf Mansur OBONG - Kumpulan Catatan Lepas thayyiba.com

29

dan membeli lahan untuk kepentingan proyek-proyeknya. Kelanjutannya? Wallahu A’lam. Rupanya, Yusuf Mansur belajar dari kesalahan masa lalu. Ia menghimpun dana masyarakat, masuk ke rekening pribadinya. Lalu raib. Janji-janji dalam bentuk laporan periodik dan bagi hasil, tak pernah dipenuhi. Kecewa, jelas. Tapi, untuk menggugatnya sampai ke ranah hukum, itu yang tidak dipunyai oleh banyak orang. Penghimpunan dana umat dan masuk ke rekening atas nama pribadi itulah yang membuat Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menegur Yusuf Mansur dan meminta untuk menghentikan semua bentuk patungan investasi tersebut pada pada bulan Juli 2013. Mengapa? Karena bisnis Patungan Usaha dan sejenisnya yang dikelola oleh Yusuf Mansur ini melanggar Undang-Undang Pasar Modal Nomor 8 Tahun 1995. Undang-undang tersebut menyebutkan bahwa, perusahaan yang menghimpun dana masyarakat dan memberikan keuntungan harus memiliki aspek legalitas. Belajar dari kesalahan tersebut lalu Yusuf Mansur membuat KIB yang saat ini sedang menghimpun dana masyarakat. Nabung Investasi sebenarnya masuk ke ranah investasi secara umum. Investasi adalah sebuah aktifitas membeli aset, bisa berupa saham, deposito, sukuk, dan reksadana untuk mendapatkan keuntungan di masa yang akan datang. Investasi tersebut mesti dikelola oleh perusahaan sekuritas yang secara resmi terdaftar di Bursa Efek. Saham yang dimiliki seseorang bisa diperjualbelikan di Bursa Efek. Ini jika perusahaan sekuritas tersebut sudah terdaftar di Bursa Efek. Pertanyaannya, apakah KIB sudah 30

Yusuf Mansur OBONG - Kumpulan Catatan Lepas thayyiba.com

masuk ke bursa efek? Belajar dari pengalaman yang sudah terjadi, investasi yang pernah ditawarkan oleh Yusuf Mansur, Mulai dari investasi batu bara, patungan usaha, patungan aset, investasi di Condotel Moya Vidi, tidak bisa disebut sebagai investasi, setidaknya dalam pandangan hukum. Hal ini karena investasi tersebut tidak memenuhi dua unsur: tidak terdaftar di Bursa Efek dan sahamnya tidak bisa diperjualbelikan di lantai bursa. Lalu, masihkah umat percaya dengan jualan baru ala Yusuf Mansur?

Yusuf Mansur OBONG - Kumpulan Catatan Lepas thayyiba.com

31

Nabung Investasi ala Yusuf Mansur (Bagian 2) Produk baru berupa “Nabung Investasi” rupanya tidak bersambut. Berbagai “patungan” atau “nabung” sebelumnya yang bermasalah memberi andil ketidaksuksesan “Nabung Investasi” kali ini.

S

etelah Sabtu (28/9/2019) Yusuf Mansur meluncurkan produk barunya di kantor Paytren Academy, Jalan K.H.M. Yusuf Raya No 18 A-B, kota Depok, Jawa Barat, ia mulai jadi perbincangan umat. Produk baru yang diluncurkan itu bernama “Nabung Investasi”. Komunitas ibu-ibu jamaah masjid di sebuah kompleks perumahan di bilangan Cimanggis, Depok, menjadikannya topik perbincangan. Setelah saling memberi masukan, para ibu itu akhirnya berkesimpulan bahwa investasi tersebut adalah akal-akalan belaka. Mereka juga menjadikan buku “Banyak Orang Bilang: Yusuf Mansur Menipu” yang disunting oleh Darso Arief Bakuama sebagai rujukan. Diskusi pun ditutup dengan kesimpulan: Tidak perlu ditanggapi! Sebagaimana kita ketahui, investasi baru yang diluncurkan oleh Yusuf Mansur tersebut terdiri dari 5 produk. Yakni, pembiayaan pembangunan gedung asrama santri; pembiayaan pembangunan gedung Institut DAQU; pembiayaan gedung sekolah; pembiayaan pembelian tanah di Karawang, Bogor, dan Tangerang; serta pembiayaan Modal Kerja Perusahaan Teknologi. 32

Yusuf Mansur OBONG - Kumpulan Catatan Lepas thayyiba.com

Di era masyarakat muslim lebih menyukai investasi yang berbau syariah, Yusuf Mansur yang katanya seorang ustadz itu hadir dengan Nabung Investasi yang dikelola secara konvensional. Pengelolanya adalah Koperasi Indonesia Berjamaah (KIB) yang juga diinisiasi oleh Yusuf Mansur. KIB ini tidak ada bau-bau syariahnya. KIB menyasar umat Islam, meskipun dikelola oleh manajemen konvensional non-syariat. Lalu, apa beda investasi syariah dengan konvensional? Investasi syariah dikelola secara syariat, prinsipnya bagi hasil, dan ada dewan pengawas atau dewan syariahnya. Dewan ini yang akan mengawasi, meluruskan, dan menegur pihak manajemen yang mengelola aset jika ada kesalahan atau penyimpangan. Dengan keberadaan dewan syariah ini, segala bentuk investasi akan terdeteksi jika ada sesuatu yang ganjil, apalagi jika tercium aroma penipuan. Inilah yang membedakan investasi tersebut dikelola secara syariah atau konvensional. Secara hukum, investasi adalah sebuah aktifitas membeli aset, berupa saham, deposito, sukuk, dan reksadana untuk mendapatkan keuntungan di masa yang akan datang. Karena itu, Investasi tersebut mesti dikelola oleh perusahaan sekuritas yang secara resmi terdaftar di Bursa Efek. Saham yang dimiliki juga bisa diperjualbelikan di Bursa Efek. Tentu saja jika perusahaan sekuritas tersebut sudah terdaftar di Bursa Efek. Jika belum terdaftar di Bursa, sahamnya belum bisa secara bebas diperjualbelikan. Adapun semua jenis investasi yang pernah dijalankan oleh Yusuf Mansur adalah konvensional. Tengoklah Yusuf Mansur OBONG - Kumpulan Catatan Lepas thayyiba.com

33

investasi batu bara, patungan usaha, patungan aset, investasi di Condotel Moya Vidi, secara hukum tidak tidak bisa disebut investasi. Hal tersebut karena tidak memenuhi dua unsur: tidak terdaftar di Bursa Efek dan sahamnya tidak bisa diperjualbelikan di lantai bursa. Secara hukum positif saja, investasi yang pernah ditawarkan oleh Yusuf Mansur, ada pelanggaran. Jangankan ada dewan syariah yang mengawasinya, rekening yang dipakai menghimpun dana atas nama Yusuf Mansur alias Jam’an Nurkhotib Mansur. Adalah Undang-Undang Pasar Modal Nomor 8 Tahun 1995 menyebutkan, perusahaan yang menghimpun dana masyarakat dan memberikan keuntungan harus memiliki aspek legalitas. Inilah yang selama ini tidak ada. Hanya lembaga atau yayasan yang berbadan hukum yang bisa dan boleh mengelola aset dan investasi. Jika tidak, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) akan mengeluarkan teguran sampai menghentikan aktivitas sampai pengelolaannya dilakukan dengan mengikuti aturan perundang-undangan yang berlaku. Dalam sejarah, mulai investasi di batu bara sampai Patungan Usaha, semuanya bermasalah, dan sampai hari ini belum ada penyelesaian, baik secara kekeluargaan maupun secara hukum. Itu sebabnya, bulan Juli 2013, OJK menegur Yusuf Mansur dan meminta untuk menghentikan semua bentuk patungan investasi tersebut. Begitu distop, masalah bermunculan. Ambil contoh Patungan Usaha. Dari 2900 investor, sebanyak 400 orang berpotensi dirugikan. Sejak distop oleh OJK, laporan keuangan tidak pernah dibuat, bagi hasil yang 34

Yusuf Mansur OBONG - Kumpulan Catatan Lepas thayyiba.com

dijanjikan tidak pernah direalisir, webnya juga sudah dimatikan. Sebagian dari mereka sudah mulai menggugat dan menghujat, sebagian sudah melaporkan ke pihak kepolisian. Tetapi, Yusuf Mansur tidak kekurangan akal. Ia tetap menghimpun dana masyarakat untuk berbagai keperluan, khususnya untuk menopang proyek-proyek pribadinya. Tidak seperti biasanya, begitu meluncurkan produk baru, Yusuf Mansur selalu memanfaatkan media yang membuat proyek-proyeknya hiruk-pikuk. Kali ini, ketika meluncurkan “Nabung Investasi”, secara pemberitaan sunyi-senyap. Dan yang hadir pun hanya puluhan orang saja. Rupanya, jamaah sudah mulai melek informasi. Mereka tidak begitu saja percaya kepada Yusuf Mansur. Bisa jadi, proyek baru ini akan gagal di tengah jalan.

Yusuf Mansur OBONG - Kumpulan Catatan Lepas thayyiba.com

35

Nabung Tanah Sampai Hong Kong Soal mengajak orang berinvestasi, Yusuf Mansur “ahlinya”. Ada Patungan Investasi, Patungan Aset, Condotel, Nabung Investasi sampai Nabung Tanah. Semuanya berantakan di tengah jalan dan merugikan para investor atau penabung.

M

asih ingat pada 28 September 2019 lalu Yusuf Manusr meluncurkan ‘Nabung Investasi” di Depok, Jawa Barat? Ya, paket baru yang bernama “Nabung Investasi” menawarkan 5 produk: pembiayaan pembangunan gedung asrama santri; pembiayaan pembangunan gedung Institut DAQU; pembiayaan gedung sekolah; pembiayaan pembelian tanah di Karawang, Bogor, dan Tangerang; serta pembiayaan Modal Kerja Perusahaan Teknologi. Untuk menampung dana dari “Nabung Investasi” tersebut dipercayakan pada Koperasi Indonesia Berjamaah (KIB) milik Yusuf Mansur. Jika Anda hendak ikutan, langkah awal adalah menjadi anggota KIB, dengan mengutip Rp 250 ribu per orang. Setelah itu baru bisa ikutan Nabung Investasi, dengan 5 produk tersebut diatas. Adapun besaran “Nabung Investasi” tidak ada ketentuannya. Inilah licinnya Yusuf Mansur. Hanya dengan pendaftaran anggota yang per orang Rp 250 ribu itu, jika pesertanya mencapai 1000 orang, uang sudah terkumpul 36

Yusuf Mansur OBONG - Kumpulan Catatan Lepas thayyiba.com

Rp 250 juta. Uang ini tidak bisa kembali, karena sebagai syarat keanggotaan. Bisa jadi, karena nama Yusuf Mansur sudah tercemar berat karen berbagai kasus yang menyangkut dana umat, jualan “Nabung Investasi” kali ini tidak bersambut. Sepi pengunjung, sepi peminat, Yusuf pun pulang dengan membawa mimpi yang tak terwujud. Soal nabung dan investasi, sudah jamak dilakukan oleh Yusuf Mansur. Dan semuanya bermasalah. Bahkan, sampai hari ini, masalah-masalah yang berkaitan dengan investasi tidak pernah tuntas. Mulai dari investasi batu bara, patungan usaha, patungan aset, Contotel Moya Vidi, bahkan “Nabung Tanah”. Uniknya, paket “Nabung Tanah” yang disasar adalah para tenaga kerja Indonesia (TKI) yang ada di Hong Kong. Kejeliaan Yusuf Mansur membidik para TKI di Hongkong karena ia, di tahun 2014 itu, sering bolakbalik Jakarta-Hong Kong, untuk memberikan tausyiah. Momentum inilah yang dimanfaatkan oleh Yusuf. ‘Nabung Tanah” yang dimaksud adalah bentuk investasi yang akan, katanya, untuk membangun hotel di kota Malang, Jawa Timur. Dana yang terkumpul dihimpun lewat Koperasi Merah Putih yang juga milik Yusuf Mansur. Satu paket “Nabung Tanah” senilai Rp 2.400.000. Untuk bisa ikutan nabung, harus jadi anggota koperasi Merah Putih dengan uang pendaftaran Rp 200.000. Bagi para TKI, karena yang mengajak itu seorang Yusuf Mansur yang jamak melakukan tausyiyah dan penganjur sedekah, mereka percaya saja. “Awalnya untuk investasi di masa depan,” tutur Indah, seorang TKI di Hong Kong Yusuf Mansur OBONG - Kumpulan Catatan Lepas thayyiba.com

37

yang sekarang sudah pulang ke Jawa Timur, itu. Dalam “iming-iming” yang diberikan, dana “Nabung Tanah” akan digunakan untuk membangun hotel di Malang, ada laporan secara periodik, ada bagi untung secara berkala, dan seterusnya. Praktiknya, sampai dengan tahun ke-5, 2019, ceritera tentang “Nabung Tanah” tak berlanjut. Hal ini sebenarnya sudah terjadi sejak setahun pertama, 2015 sudah tak lagi ada laporan-laporan kepada nasabah. Juga bagi hasil atau bagi untung yang dijanjikan. Maka, sebagian penabung yang masih menyimpan nomornya Yusuf Mansur mencoba menghubunginya. Cukup berbelit-belit. Singkat ceritera, ketemulah nomor HP Yusuf Mansur yang masih aktif, tersambung. Di telepon, Yusuf Mansur terlihat bijak. Ia menjanjikan akan mengembalikan uang yang telah ditanam oleh Indah, berikut dengan bagi hasil keuntungan. Siapa tidak berbunga-bunga? “Nanti kita pulangin, kita lebihin,” kata Yusuf Mansur diujung telepon. Di tunggu sebulan, dua bulan, eh tidak juga ada uang yang dijanjikan dikembalikan tersebut. Setelah dikejar-kejar dengan berbagai saluran komunikasi, akhirnya uang Indah dikembalikan juga. Tetapi hanya Rp 2.400.000, yang Rp 200.000 sebagai anggota dan uang bagi hasil keuntungan yang dijanjikan “dilebihin”, tidak pernah ada ceritanya. Hal senada juga dialami oleh Nanik, yang kini masih jadi TKI di Hong Kong. Setelah melalui prosedeur yang berbelit-belit dan memerlukan waktu berbulan-bulan, akhirnya uangnya kembali juga. Tapi ya itu, yang kembali 38

Yusuf Mansur OBONG - Kumpulan Catatan Lepas thayyiba.com

hanya Rp 2.400.000. Yang Rp 200.000 plus keuntungan selama 5 tahun berjalan, tidak ada kejelasannya. Tentang “Tabung Tanah” yang katanya untuk membeli tanah di Malang dan akan dibangun hotel itu, juga tak ada wujudnya. Ini modusnya sama dengan investasi Condotel Moya Vidi di Jogjakarta. Uang sudah terkumpul Rp 1,6 milyar, ternyata proyeknya tidak jadi dibangun. Uangnya malah dialihkan untuk pembelian Hotel Siti di Tangerang yang saat ini sepi hunian itu. “Nabung Tanah” yang menyasar para TKI di Hong Kong itu berhasil menyedot ratusan bahkan ribuan orang. Nasib “baik” yang dialami oleh Indah dan Nanik tersebut hanyalah sebagian kecil; sebagian besar mereka tak lagi bisa berkomunikasi, apalagi menagih uangnya kembali. Begitulah, ketika gaya “Nabung Tanah” di Hongkong diadopsi dengan nama “Nabung Investasi” di tanah air, masyarakat sudah mulai melek dan tidak mau berinvestasi. Tetapi, ratusan, bahkan ribuan orang tetap tidak jelas akan nasib investasi yang mereka tanam di “Nabung Tanah”. Sebagian mereka sudah ada yang pulang ke Indonesia, sebagian masih ada di Hong Kong sebagai TKI.

Yusuf Mansur OBONG - Kumpulan Catatan Lepas thayyiba.com

39

The Power of Giving ala Yusuf Mansur Meski balasannya bisa mencapai 700 kali, tetapi jika Allah berkehendak, pahala sedekah jadinya tak terhingga. Sedekah di dunia berdimensi ukhrowi, karena itu tidak bisa serta-merta dimatematikakan menurut perhitungan manusia.

A

had 10 November 2019, Yusuf Mansur mengadakan kelas webinar (Online) dengan tema “The Power of Giving, The Miracle of Giving” dengan biaya pendaftaran Rp 100.000 per orang. Hari Ahad 17 November 2019, di Hotel Grandika Medan, kelas “The Power of Giving” juga digelar. Kali ini dilakukan dengan 2 sesi. Sesi I Pukul 09.00 – 11.30 dan sesi II Pukul 16.00 – 18.30 WIB. Jualan ceramah dengan tema “The Power of Giving dan The Miracle of Giving”, adalah menu lama yang selalu diulang-ulang, memotivasi orang untuk bersedekah. Dan rumus sedekah pun murni duniawi. Bagi Yusuf Mansur, sedekah adalah investasi yang hasilnya segera kembali kepada diri sendiri berkali-kali lipat. Bahkan ia berani menjamin bahwa investasi tersebut akan kembali dengan hitungan hari. Bagi Yusuf Mansur, sedekah adalah zakat harta yang dibayar di muka, sebelum harta ada dalam genggaman. Begitu sedekah dibayarkan, menurutnya, pastilah akan datang balasan rezeki melalui jalan yang tak terduga. 40

Yusuf Mansur OBONG - Kumpulan Catatan Lepas thayyiba.com

Sebenarnya, ini resep lama, didaur-ulang dan sekarang mulai digencarkan lagi. Mari kita ikuti resepnya. Jika kita memberi 1, maka itu akan dibalas dengan 700. Dasar ayatnya ada, AlQuran surah Al-Baqarah: 261, “Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.” Lalu, ayat tersebut “diterjemahkan” melalui konsep sedekah materialisme, akan menjadi sebagai berikut: 100.000 – 10.000 = 7.090.000 100.000 – 30.000 = 21.070.000 100.000 – 50.000 = 35.050.000 100.000 – 70.000 = 49.030.000 100.000 – 90.000 = 63.010.000 100.000 – 100.000 = 70.000.000 Jika punya uang Rp 100.000, disedekahkan Rp 10.000, kita akan mendapat Rp 7.090.000. Jika kita mempunyai uang Rp 100.000 lalu kita sedekahkan semuanya (Rp 100.000), maka Allah akan menggantinya menjadi Rp 70.000.000, dalam bentuk rupiah. Kok bisa? Bisa saja karena ini matematika ala Yusuf Mansur. Muncul pertanyaan, apakah matematika Allah Subhanahu wa Ta’ala sama dengan matematika manusia? Untuk memahami makna dari ayat tersebut, mari kita ikuti penjelasan dari seorang mufasir, Imam Ibnu Katsir. Menurut Yusuf Mansur OBONG - Kumpulan Catatan Lepas thayyiba.com

41

Ibnu Katsir, ayat tersebut merupakan perumpamaan yang diberikan Allah Ta’ala mengenai pelipatgandaan pahala bagi orang yang menafkahkan harta kekayaan di jalanNya dengan tujuan untuk mencari keridaannya. Dan bahwasanya kebaikan itu dilipatgandakan mulai dari sepluh sampai tujuh ratus kali lipat. Perumpamaan tersebut lebih menyentuh jiwa daripada penyebutan bilangan 700 kali lipat, Karena perumpamaan tersebut mengandung isyarat bahwa pahala amal shalih tersebut dikembangkan oleh Allah Ta’ala bagi para pelakunya, sebagaimana tumbuh-tumbuhan, tumbuh subur bagi orang yang menanamnya di tanah yang subur. Imam Ahmad, Muslim, dan Nasa’i mengeluarkan hadits yang dinarasikan oleh Ibnu Mas’ud, bahwa ada seorang lelaki yang menginfakkan seekor unta yang hidungnyat telah diberi tali, di jalan Allah, lalu Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, “Engkau pasti akan datang pada hari kiamat kelak, dengan tujuh ratus unta yang telah ditali hidungnya.” Dengan demikian, maka janji Allah, berdasarkan hadits diatas, maknanya adalah ganjaran di akhirat. Walaupun pemahaman bahwa amal tersebut dibalas di dunia, tidak ada dalil yang membantahnya. Tetapi, matematika yang dipakai Yusuf Mansur cenderung dipaksakan. Sedekah adalah amal kebaikan. Jika kita beramal Rp 100.000, maka amal kebaikan tersebut akan dilipatgandakan sampai 700 kali bahkan sampai tak terhingga. Tetapi, bentuknya tidak selalu rupiah. Nilai 700 kali, bahkan lebih, bentuknya bisa beragam. Dari anak-anak yang shaleh-shalehah, istri yang 42

Yusuf Mansur OBONG - Kumpulan Catatan Lepas thayyiba.com

shalehah, terhindar dari penyakit yang menguras kantong jika harus berobat, terhindar dari kecelakaan, kebakaran, dan seterusnya. Inilah pemahaman matematika sedekah yang benar sebagaimana dipahami oleh para salafus shaleh. Karena itu, jangan fetakompli Allah Subhanahu wa Ta’ala agar mengikuti rumus matematika yang dibuat oleh manusia. Ini jelas tidak punya tatakrama dan kesopanan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Jika meminta kepada Allah Ta’ala dengan cara-cara yang tidak punya adab seperti ini, jelas akan tertolak. Apalagi, dalam sejarahnya, jika Yusuf Mansur sudah mulai mengadakan kelas-kelas untuk “The Power of Giving”, ujung-ujungnya mengajak jamaah untuk bersedekah guna mendukung proyek-proyek yang sedang dikerjakan. Orang yang awam pemahaman agamanya, akan dengan mudah diajak untuk bersedekah, atau berinvestasi, untuk suatu proyek yang ujung-ujungnya bermasalah.

Yusuf Mansur OBONG - Kumpulan Catatan Lepas thayyiba.com

43

Si Pelit Menyuruh Sedekah Jamaah disuruh bersedekah. Tetapi ia sendiri enggan memberi selain air putih. Acara yang berlangsung selama 3 jam, peserta hanya disuguhi satu gelas air putih. Tidak ada camilan, apalagi makan siang. Padahal seminar ini berbayar, minimal Rp 100 ribu per jamaah.

A

had (17/11/2019) pagi, waktu menunjukkan pukul 09.45 di sebuah ruangan di Hotel Grandika, Medan. Sebanyak 120 orang yang sudah hadir sejak pukul 09.00 itu seakan serentak bereaksi “nah, itu dia UYM”. Dengan langkah cepat “UYM” (Ustadz Yusuf Mansur) memasuki ruangan dan langsung duduk di kursi pembicara yang telah disiapkan di depan. Kali ini, Yusuf Mansur hadir sebagai pembicara dalam kelas The Power of Giving. Kelas-kelas The Power of Giving akhir-akhir ini mulai digelar lagi, setelah 3 tahun terakhir tak terdengar. Tentu saja, dihidupkannya kelas-kelas The Power of Giving ada maksudnya. Yakni, pemulungan sedekah. Sebelumnya, pada 28 September 2019 lalu Yusuf Mansur meluncurkan produk baru bernama “Nabung Investasi” di Depok, Jawa Barat. Di dalam program “Nabung Investasi” yang diluncurkan di Kota Depok itu ditawarkan 5 produk baru: pembiayaan pembangunan gedung asrama 44

Yusuf Mansur OBONG - Kumpulan Catatan Lepas thayyiba.com

santri; pembiayaan pembangunan gedung Institut DAQU; pembiayaan gedung sekolah; pembiayaan pembelian tanah di Karawang, Bogor, dan Tangerang; serta pembiayaan Modal Kerja Perusahaan Teknologi. Kelas-kelas (juga kelas Online) The Power of Giving yang dilakukan kali ini adalah dalam rangka mensosialisakan program-program “baru” tersebut. Program lama yang didaur-ulang dan resep andalan Yusuf Mansur yang diulang-ulang adalah jika kita memberi 1, maka itu akan dibalas dengan 700. Dasar ayatnya ada, Al-Quran surah Al-Baqarah: 261, “Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.” Ayat ini benar karena Allah sendiri yang mengabarkannya. Tetapi, ayat ini dikapitalisasi oleh Yusuf Mansur sesuai dengan pikiran dan nafsunya. Yakni, Jika punya uang 100.000 lalu kita sedekahkan semuanya (Rp 100.000), maka Allah akan menggantinya menjadi Rp 70.000.000, dalam bentuk rupiah atau dalam bentuk yang diinginkannya. Jika dia punya 1 sepeda motor lalu dijual, lalu hasil menjual sepeda motor itu semuanya disedekahkan. “Dijamin akan dapat ganti berkali-kali lipat, bahkan bisa lebih dari 700 kali,” kata Yusuf Mansur. Hanya Yusuf Mansur yang berani mengkapitalisasi pemahaman ayat tersebut. Yusuf Mansur OBONG - Kumpulan Catatan Lepas thayyiba.com

45

Para mufasir menafsirkan ayat diatas bahwa pahala amal shalih tersebut dikembangkan oleh Allah Ta’ala bagi para pelakunya, sebagaimana tumbuh-tumbuhan, tumbuh subur bagi orang yang menanamnya di tanah yang subur. Imam Ahmad, Muslim, dan Nasa’i mengeluarkan hadits yang dinarasikan oleh Ibnu Mas’ud, bahwa ada seorang lelaki yang menginfakkan seekor unta yang hidungnya telah diberi tali, di jalan Allah, lalu Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, “Engkau akan datang pada hari kiamat kelak, dengan tujuh ratus unta yang telah ditali hidungnya.” Ayat tersebut jelas punya dimensi ukhrowi. Sedangkan bentuk pengembangan pahala amal shalih tersebut bermacam-macam. Ada sebagian berupa doa dari orang yang bersedekah, ada yang berupa kesehatan, kerukunan dalam berumah tangga, anak-anak yang menjadi penyejuk hati kedua orangtuanya, istri-istri yang shalihah, terhindar dari musibah, dan seterusnya. Adapun jualan Yusuf Mansur, sedekah yang dimaksud adalah untuk membiayai proyek-proyeknya. Beberapa tahun lalu, kelas-kelas The Power of Giving dipakai untuk menggiring para jamaah mengeluarkan sedekah. Bedanya, jika dulu penggalangan sedekah dilakukan waktu dia berceramah, kali ini penggalanag sedekah cukup diinformasikan setelah acara selesai. Jamaah bisa mentransfer sedekahnya melalui dua rekening yang telah disiapkan. Kali ini, jualan Yusuf Mansur adalah Program pembibitan Penghafal Al-Qur’an yang akan membangun 30 kelas baru di Jalan ketapang, Kecamatan Cipondoh, Tangerang, 46

Yusuf Mansur OBONG - Kumpulan Catatan Lepas thayyiba.com

Banten. Satu nilainya Rp 81 juta. Jika ada perseorangan atau keluarga yang menyumbang 1 kelas, maka kelas tersebut bisa diberi nama atas nama penyumbang. Dibutuhkan Rp 2,43 milyar untuk membangun 30 kelas tersebut. Jadi, kelas-kelas The Power of Giving yang kini sedang digalakkan lagi itu dalam rangka membiayai proyek-proyek yang ia gagas. Walaupun begitu, peserta kelas-kelas The Power of Giving kali ini sudah jauh menyusut dibanding 4 atau 5 tahun lalu. “Dulu, di Medan, jika ada kelas-kelas The Power of Giving, pesertanya antara 800 sampai 1000 orang,” kata seorang jamaah. Jika sekarang hanya 120 peserta, itu artinya, masyarakat atau jamaah sudah mulai banyak yang tahu, bahwa sedekah yang dimaksud adalah sedekah kepada Yusuf Mansur. Meskipun dia selalu bilang, “Saya tidak minta sedekah dari jamaah, karena saya adalah seorang pengusaha.” Status sebagai pengusaha juga masih banyak yang mempertanyakan. Uniknya, meskipun Yusuf Mansur sampai berbuih-buih mebicarakan dan mendorong jamaah untuk bersedekah, dia sendiri tidak nampak mengeluarkan sedekah untuk jamaah. Sebanyak 120 peserta hadir sejak jam 09.00, sampai akhir acara di pukul 12.00, hanya dapat 1 gelas air putih. Tidak ada makanan ringan sama sekali. “Menyuruh orang bersedekah, dia sendiri pelit, tidak mau bersedekah!” kata seorang peserta. Padahal, panitia dapat banyak dari peserta, selain per orang diminta infaq Rp 100 ribu, masih ada yang memberi sedekah untuk proyek-proyeknya Yusuf Mansur. Yusuf Mansur OBONG - Kumpulan Catatan Lepas thayyiba.com

47

Yusuf Mansur Gugat! Beragam cara dilakukan orang untuk mensikapi penipuan yang dilakukan oleh Yusuf Mansur. Ada yang membawanya ke ranah hukum, melaporkan pada polisi dan menggugat secara perdata dan pidana. Ada juga yang diam saja, dengan berbagai sebab dan alasan. Yusuf Mansur sendiri tidak begitu serius menanggapi para jamaah yang merasa dirugikannya.

D

ari hari ke hari, mereka yang melaporkan karena merasa ditipu oleh Yusuf Mansur, jumlahnya semakin bertambah. Mereka ada di Surabaya, Malang, Yogyakarta, Medan, dan beberapa kota lainnya. Tetapi, ada pula yang tidak mau ribut dan ribet, memilih diam sambil berharap-harap uangnya bisa kembali. Ada juga yang di awal begitu semangat untuk memperkarakan Yusuf Mansur, dengan harapan uangnya bisa kembali, tetapi di tengah perjalanan, tidak lanjut. Hal semacam itu yang baru-baru ini dilakukan oleh Ibu Nur asal Surabaya. Pada 23 Agustus lalu, misalnya, Ibu Nur, bersama tiga temannya, akan memperkarakan Yusuf Mansur. Intinya, dia meminta uangnya kembali. Ibu Nur, bersama tiga temannya, pada tahun 2013 pernah ikut patungan usaha yang dananya untuk membeli hotel Siti dan (rencananya) apartemen yang ada di kota Tangerang, Banten. Mereka rata-rata sudah menyetor Rp 10 juta rupiah. Semua janji yang pernah diutarakan oleh Yusuf 48

Yusuf Mansur OBONG - Kumpulan Catatan Lepas thayyiba.com

Mansur, tak kunjung dipenuhi. Mulai dari laporan periodic sampai pembagian hasil keuntungannya. Atas dasar itu, Ibu N akan menarik dananya, tetapi tidak ada akses untuk mengurusnya. Jika meminta uang kembali secara baik-baik tidak bisa, Ibu N akan memperkarakan sampai ke ranah hukum. Tetapi, belakangan, Ibu N menjadi surut untuk memperkarakan Yusuf Mansur. Alasannya? Tidak jelas. Jika awalnya bersemangat, tiga pekan kemudian niatnya surut. Apa yang dialami oleh Ibu N, juga dialami oleh para investor lainnya. Ada rasa ragu, malu, dan segala jenis pertimbangan yang akhirnya membuat mereka mundur sebelum bertempur di ranah hukum. Tengoklah, ketika pada akhir 2009 dan awal 2010 Yusuf Mansur membuka investasi untuk bisnis batu bara. Bisnis itu hanya bertahan 3 bulan. Di bulan keempat, Januari 2010, bisnis batu bara ala Yusuf Mansur bermasalah. Baru bara tidak berlanjut, uang investor tidak kembali. Memang tidak melibatkan banyak orang, jumlahnya hanya puluhan, tapi uang yang dikumpulkan puluhan bahkan lebih dari Rp 100 milyar. Satu orang berinvestasi antara Rp 500 juta sampai Rp 5 milyar. Itu yang perorangan, yang dari yayasan-yayasan, nilainya bisa mencapai puluhan milyar rupiah. Ketika awal bisnis batu bara runtuh, para investor marah berat. Bisa dimaklumi, dana yang mereka setor nilainya cukup besar. Tetapi, ketika perkaranya akan dibawa ke ranah hukum, para investor pada tarik nafas, dan tarik perkara. Mereka mundur, tidak mau melanjutkan ke ranah hukum, tetapi berharap uang bisa kembali. Jangankan Yusuf Mansur OBONG - Kumpulan Catatan Lepas thayyiba.com

49

keuntungan yang dijanjikan direalisir, modal disetor saja tidak kembali. *** Tatkala bisnis batu bara gagal, Yusuf Mansur tidak surut untuk mengumpulkan investasi dari jamaah. Pada tahun 2012 Yusuf gencar keliling Indonesia untuk memasarkan patungan usaha. Nilainya antara Rp 10 juta sampai Rp 12 juta per saham. Pada paruh Juli 2013. OJK melihat patungan usaha tidak memenuhi aturan Undang-Undang Pasar Modal, khususnya Pasal 71 tentang penawaran umum. Dalam pasal tersebut disebutkan, hanya badan hukum berbentuk perseroan yang boleh melakukan pengumpulan dana masyarakat. Patungan usaha dan patungan aset, berhenti. Tetapi, Yusuf Mansur berhasil menghimpun dana umat sebesar Rp 24 milyar yang masuk ke rekening atas nama pribadinya. Dalam investasi patungan usaha, para investor menyetor modal sebesar Rp 10 juta sampai Rp 12 juta per lembar saham. Bagi yang punya uang lebih, seseorang bisa berinvestasi lebih dari 1 lembar saham. Dalam patungan usaha ini, ada janji untuk memberikan keuntungan kepada investor. Diberikan margin 8% per tahun selama kontrak investasi yang berdurasi 10 tahun. Setelah masa kontrak 10 tahun, investor akan mendapat pengembalian sejumlah nilai yang dia setor. Dalam perkembangannya, dari 2.900 investor patungan usaha, sebanyak 400 investor mengalami hambatan komunikasi. Dari jumlah yang 400 orang itulah yang mulai mencari keadilan ke ranah hukum. Mereka patut 50

Yusuf Mansur OBONG - Kumpulan Catatan Lepas thayyiba.com

mempertanyakan nasib investasinya karena web patungan usaha sudah tidak bisa di akses lagi, Yusuf Mansur juga tidak bisa dihubungi, akhirnya mereka memilih untuk memperkarakan ke ranah hukum. Ada perilaku yang beda antara investasi di batu bara dengan patungan usaha. Investor di batu bara rata-rata orang yang tajir, berduit. Bahkan, satu orang ada yang setor sampai Rp 5 milyar. Sedangkan di patungan usaha, investornya adalah kalangan menengah yang relative punya kebenaranian untuk membawa kasus ke ranah hukum. Mereka yang tidak mau memperkarakan umumnya melihat Yusuf Mansur adalah seorang ustadz. Memperkarakan Yusuf Mansur, dalam pandangan sebagian orang, sama saja dengan menodai dakwah Islamiyah. Logika tersebut terbalik. Justru Yusuf Mansur, jika benar dia telah melakukan penipuan, dialah yang telah melakukan penodaan terhadap dakwah Islamiyah. Dan karena itu mesti dituntaskan. Jika tidak bisa secara kekeluargaan, mesti dilakukan dengan pendekatan hukum. Dan itu adalah salah satu upaya penegakan nahi mungkar.

Yusuf Mansur OBONG - Kumpulan Catatan Lepas thayyiba.com

51

Citra Diri Gerakan yang dilakukan Yusuf Mansur tak lebih sebagai pencitraan diri. Mulai dari pembelian saham Bank Muamalat, BRI Syariah, Tempo sampai pembelian klub-klub sepakbola. Media massa menjadi ajang promosi gratis baginya. Tetapi, media massa juga tidak kritis, karena hanya memberitakan di awal, tidak mengawal beritanya sampai akhir.

B

ukan Yusuf Mansur jika tidak bisa membranding dirinya. Banyak cara dan akal untuk terus eksis dan diberitakan media. Berbagai jurus dikeluarkan, dan media massa menyantapnya karena dianggap layak berita. Alasannya sederhana, ada tokoh (Yusuf Mansur) dan ada peristiwa yang menjadikannya layak untuk diangkat, sebagai sebuah berita. Tetapi, banyak dari media massa tersebut tidak mengawal berita-berita yang ia tulis di seputar sang tokoh. Manuver tersebut terus berlanjut, dari kisah ke kisah. Ketika kisahnya terhenti, tidak berlanjut dengan berbagai sebab, si tokoh melanjutkan dengan kisah-kisah berikutnya. Kisah sebelumnya tak jelas ujungnya, tapi sang tokoh terus memproduksi kisah-kisah lanjutan. Dan naifnya, pers terus saja mewartakannya tanpa ada evaluasi apalagi kritik atas kisah-kisah yang lalu. Dunia pers Indonesia seakan jadi mainan si tokoh. 52

Yusuf Mansur OBONG - Kumpulan Catatan Lepas thayyiba.com

Coba kita tengok manuver Yusuf Mansur ketika dikhabarkan akan beli saham Bank Muamalat, bank syariah pertama di republik ini. Pada 28 Februari 2018, menjelang Dhuhur, Gedung Muamalat Tower di Jalan Prof. Dr. Satrio, Kuningan, Setia Budi, Jakarta Selatan, lantai 20, dipenuhi oleh ratusan jamaah PayTren dan Darul Quran, lengkap dengan seragamnya. Hadir pula ekonom Anwar Nasution, Ketua Umum MUI KH Ma’ruf Amin, dan para pimpinan Bank Muamalat. Apa yang terjadi di babak selanjutnya? Peristiwa di Muamalat Tower itu hanya tontonan belaka. Kita disuguhi adegan teater. Yang terjadi adalah para jamaah PayTren dan Darul Quran memang membuka rekening di Mualamat. Selanjutnya, Anda tahu sendiri. Pembelian saham Muamalat oleh Yusuf Mansur tidak pernah terjadi. Mereka yang telah membuka rekening hanya sebatas membuka rekening. Tidak lebih dari itu. Adekan teater berikutnya adalah Yusuf Mansur dikhabarkan akan membeli saham BRI Syariah Pada 9 Mei lalu. Pasukan PayTren yang diajak sebagai mitra. Tapi rupanya, sambutan komunitas PayTren tak bersambut sebagaimana yang diharapkan oleh tuannya. Lagi-lagi, Yusuf Mansur gagal borong saham BRI Syariah. Tidak jadi beli saham Muamalat dan borong saham BRI Syariah, pada 8 Agustus 2018 Yusuf Mansur melalui PayTren meneken kerjasama dengan PT Info Media Digital, pengelola portal berita Tempo.co. “PayTren bersemangat untuk ikut memiliki Tempo, bukan sekadar menikmati sajian beritanya. Enggak ditawarin aja, kita harus nanya, bisa Yusuf Mansur OBONG - Kumpulan Catatan Lepas thayyiba.com

53

enggak ikut memiliki? Ya, bismillah,” katanya. Dikabarkan Yusuf Mansur akan membeli 5 % dari saham Tempo dengan nilai Rp 27 Milyar. Belakangan, menurut Yusuf Mansur, pembelian saham itu sifatnya penawaran kepada jamaah. Jika jamaah berkenan, ya jadi, jika tidak ada respon, ya tidak jadi. Rupanya, jamaah juga tidak menyambut sebagaimana yang diharapkan. Jika pun jadi beli saham Tempo yang 5% itu, Yusuf Mansur tidak akan bisa “mengendalikan” manajemen Tempo karena ia adalah pemegang saham minoritas. Sebagai penulis skenario, sutradara, dan sekaligus pemain utama, Yusuf Mansur tak kurang akal. Jika bermain di tingkat nasional sudah kehilangan ruang, maka dunia global adalah langkah berikutnya. Caranya? Awal Desember 2018, Yusuf Mansur mengumumkan bahwa pihaknya, dalam hal ini PayTren (PT Veritra Sentosa Internasional) akan membeli saham klub sepak bola asal Polandia Lechia Gdansk. Waktu itu Yusuf mengatakan bahwa PayTren akan membeli saham Lechia sebesar 10 persen, dengan nilai 2,5 juta euro yang setara dengan Rp 41,2 miliar. “Kami jadi pemilik saham dari klub papan atas Polandia Lechia Gdansk. Investasi pertama 2,5 juta Euro yang akan kami bayar mulai Juni dengan masa angsuran selama 7 bulan,” katanya. Pada awal Desember 2018 ketika Yusuf Mansur mengumumkan akan beli saham Lechia, klub sepak bola ini berada di urutan teratas di Polandia. Tapi sekarang, posisinya terjun bebas ke angka 10 dari 15 klub liga di Polandia. Jika dinilai dari kacamata bisnis, tentu saja hal ini 54

Yusuf Mansur OBONG - Kumpulan Catatan Lepas thayyiba.com

tidak menguntungkan. Melihat performa Lechia yang tidak lagi moncer, adakah Yusuf Mansur akan terus melanjutkan membeli saham dengan nilai Rp 41,2 miliar tersebut? Saat ini, Yusuf Mansur tak lagi segegap-gempita ketika mengumumkan pembelian saham Lechia di awal Desember 2018. Boleh jadi, melihat kenyataan posisi Lechia saat ini, ia sedang merencanakan maneuver baru untuk eksistensi dirinya di dunia pencitraan.

Yusuf Mansur OBONG - Kumpulan Catatan Lepas thayyiba.com

55

Benarkah Yusuf Mansur Beli Klub Lechia Gdansk? Beritanya gegap-gempita. Yusuf Mansur akan beli Klub Lechia Gdansk, Polandia. Sejurus kemudian, beritanya surut tak berbekas. Berada di urutan pertama pada Desember 2018, pada paruh 2019, dari 15 klub yang ada di Polandia, Lechia berada di peringkat 10.

D

i awal Desember 2018, Yusuf Mansur membuat kejutan. Dengan percaya diri ia mengumumkan bahwa pihaknya, dalam hal ini PayTren (PT Veritra Sentosa Internasional) akan membeli saham klub sepak bola asal Polandia Lechia Gdansk. Salah satu pemain Indonesia, Egy Maulana Vikri bergabung dengan klub papan atas di Liga Polandia tersebut. Waktu itu Yusuf mengatakan bahwa PayTren akan membeli saham Lechia sebesar 10 persen, dengan nilai 2,5 juta euro yang setara dengan Rp 41,2 miliar. “Kami jadi pemilik saham dari klub papan atas Polandia Lechia Gdansk. Investasi pertama 2,5 juta Euro yang akan kami bayar mulai Juni dengan masa angsuran selama 7 bulan,” katanya. Dana sebesar itu, menurut Yusuf, berasal dari patungan seluruh nasabah PayTren. “Kami berharap ada 1 juta pecinta sepak bola yang patungan untuk memiliki Lechia Gdansk. Kira-kira Rp 42 ribu perak saja sahamnya yang dibagi 7 bulan ketemunya Rp 6 ribu dan dibagi 30 56

Yusuf Mansur OBONG - Kumpulan Catatan Lepas thayyiba.com

hari ketemunya 200 perak perhari. Ini menjadi semacam gimmick dari Paytren,” tuturnya. Hitung-hitungan cukup sederhana dan terkesan tidak memberatkan investor, karena hanya Rp 6 ribu per bulan dicicil selama 7 bulan. Meski terlihat kecil nilainya, tapi itu melibatkan 1 juta orang Indonesia yang tidak begitu familiar dengan klub dari negeri Polandia yang berpenduduk 38,5 juta jiwa itu. Investasi di dunia sepak bola mesti hati-hati. Umumnya, perusahan-perusahaan besar yang mensponsori klub-klub bola tidak mencari untung dari sini, tetapi lebih pada ngebranding perusahaannya. Jika membeli saham klub sepak bola dari luar negeri, mesti juga dilihat manfaatnya. PayTren adalah perusahaan dalam negeri yang produk-produknya dibeli oleh warga Indonesia, bukan luar negeri. Jika mau ber-investasi sampai keluar negeri, mestinya produkproduknya juga sudah Go-Internasional. Jika produkproduknya masih lokal, tidak akan punya efek secara bisnis. Memang, sebagai pemilik saham dan sponsor di setiap laga, logo PayTren bisa jadi terpampang di sekitar lapangan bola. Bahkan, bisa jadi nempel di kaos yang dipakai oleh pemain Lechia. Untuk apa? Untuk tampangtampangan doang? Ya tidak berpengaruh. Di dunia bola, jika sebuah klub memenangkan kejuaraan liga, misalnya, banyak sponsor yang mendekat. Minimal tiga besar akan jadi rebutan para sponsor. Persoalan akan berbalik ketika klub tadi ternyata keluar dari 3 besar di negerinya. Para sponsor akan lari dan mengalihkan perhatiannya kepada klub-klub yang berada Yusuf Mansur OBONG - Kumpulan Catatan Lepas thayyiba.com

57

di papan atas. Inilah masalahnya. Jika membeli saham tujuannya untuk nge-branding dan untung, akan menjadi sebaliknya ketika klub yang sebelumnya berada di papan atas, tiba-tiba performanya memburuk. Dan itu sangat mungkin, karena dunia sepak bola penuh ketidakpastian dan dinamikanya begitu tinggi. Tentang Lechia, di tahun 2018 memang moncer, berada di urutan teratas. Tapi kini, posisi Lechia tak lagi di urutan teratas, tapi jauh melorot. Dari 15 klub yang ada, Lechia berada di urutn 10. Secara bisnis menjadi tidak menguntungkan. Jika membeli saham adalah untuk investasi, maka keuntungan yang diharapkan akan sangat bergantung dengan prestasi dari klub tersebut. Jika tiba-tiba performanya memburuk, maka keuntungan yang diharapkan akan menjadi angan-angan belaka. Mengapa? Ketika sebuah klub berada di papan atas, maka ia akan mendapat banyak sponsor, dan punya hak siar yang bisa dijual dengan harga tinggi. Sebaliknya, jika performanya kurang begitu baik, maka bukan untung yang didapat, tetapi malah buntung. Lalu, bagaimana kelanjutan pembelian saham Lechie Gdansk? Melihat performa Lechia yang tidak lagi moncer, adakah Yusuf Mansur akan terus melanjutkan membeli saham dengan nilai Rp 41,2 miliar tersebut? Boleh jadi, Yusuf tidak melanjutkan pembelian saham 10 persen tersebut. Bisa jadi, pihak Lechia, dengan berbagai pertimbangan, tidak jadi menjual sahamnya ke Yusuf Mansur. Adapun Yusuf Mansur sendiri sudah tidak 58

Yusuf Mansur OBONG - Kumpulan Catatan Lepas thayyiba.com

lagi bersemangat sebagaimana semangatnya di bulan Desember 2018 lalu. Lalu, bagaimana dengan uang investor yang sudah disetor untuk beli saham Lechia Gdansk? Karena nilai sahamnya tidak besar, bisa jadi tidak ada gejolak. Tetapi, karena ini termasuk menghimpun dana publik, tetap ada pertanggunggjawabannya. Dan itu biasanya yang selalu dianggap remeh oleh Yusuf Mansur.

Yusuf Mansur OBONG - Kumpulan Catatan Lepas thayyiba.com

59

Yusuf Mansur dan Pembelian Klub Bola Di awal tahun 2018, Yusuf Mansur mengumumkan bahwa dirinya akan mengelola tiga klub sekaligus: Persika Karawang, Persikota Tangerang, dan Malang United. Ia pun melontarkan konsep baru pembiayaan klub-klub tersebut. Para pengusaha di tiga kota diajak bergotong-royong. Ajakannya tidak bersambut.

B

ukan Yusuf Mansur namanya jika tidak tampil dengan ide-ide baru. Di dunia sepak bola misalnya, Yusuf Mansur mengaku punya gagasan untuk membeli dua klub raksasa Eropa, yakni Real Madrid dan Manchester United. Hal itu diungkapkannya pada Februari 2018. Sampai saat ini cita-cita tersebut tidak terwujud. Awal Desember 2018, Yusuf Mansur mengumumkan bahwa pihaknya, dalam hal ini PayTren (PT Veritra Sentosa Internasional) akan membeli saham klub sepak bola asal Polandia Lechia Gdansk sebesar 10 persen, dengan nilai 2,5 juta euro yang setara dengan Rp 41,2 miliar. Menurutnya, uang sebesar itu akan mulai dibayar pada Juni 2019 secara mencicil. “Kami bayar mulai Juni dengan masa angsuran selama 7 bulan,” katanya. Waktu itu, posisi Lechia Gdansk ada di urutan teratas Liga Polandia. Kini, dari 15 klub yang ada, Lechia Gdansk berada di urutan ke-10. Dan, koar-koar kebanggaan Yusuf Mansur terhadap klub ini tak lagi bunyi. Bisa jadi, setelah 60

Yusuf Mansur OBONG - Kumpulan Catatan Lepas thayyiba.com

melihat posisi Lechia melorot itu, Yusuf pun mengurungkan niatnya untuk membeli sahamnya. Dan berita pun lenyap seakan ditelan bumi. Rupanya, kegagalan mengelola 3 klub sepak bola dalam negeri hendak dibayar oleh Yusuf dengan cara membeli klub dari luar negeri. Tak kesampaian mewujudkan mimpinya membeli saham Real Madrid dan Manchester United, Lechia pun jadi. Padahal, posisi Liga Polandia masih jauh di bawah Liga Eropa lainnya. *** Sebelumnya, di awal 2018, Yusuf mengumumkan bahwa pihaknya akan mengelola tiga klub sekaligus: Persika Karawang, Persikota Tangerang, dan Malang United. Pengambilalihan klub-klub itu dilakukan dalam kurun waktu tiga bulan, sejak Desember 2017. Media-media menyantapnya sebagai berita yang segar. Apalagi Yusuf tampil dengan ide-ide barunya. Apa itu? Rata-rata klub-klub sepak bola punya keterbatasan dana. Yusuf hadir dengan ide baru. Yakni, ia akan mengajak kalangan pengusaha dan mereka yang berpunya untuk sama-sama membiayai klub-klub daerah. Waktu itu Yusuf mengatakan, “Yang saya tawarkan itu strategi, yang saya tawarkan keyakinan, bahwa kalau saya pegang industri akan percaya. Contoh ada satu klub sepakbola hidup di kota di mana ada industri gede banget, menjadi konglomerat di Indonesia, tapi klubnya tidak ada duit. Dugaan saya sederhana saja, karena kepercayaan.” Kesimpulan Yusuf, bisa jadi benar. Tetapi persoalannya, ini berkait tentang kepercayaan. Siapa mengajak untuk Yusuf Mansur OBONG - Kumpulan Catatan Lepas thayyiba.com

61

apa? Dan rupanya, Yusuf sangat percaya diri akan hal itu. Bahwa dirinya adalah orang yang tepat untuk mengajak para pengusaha dan yang berpunya untuk sama-sama membesarkan klub bola daerah. Sampai di situ, tidak ada yang salah. Tetapi, ketika yang tampil adalah Yusuf Mansur, persoalan jadi lain. Tahun 2017 sampai sekarang Yusuf adalah orang yang paling dicari-cari oleh, antara lain, para peserta patungan usaha dan patungan aset, yang merasa ditipu oleh dirinya. Hal ini tentu saja tidak menguntungkan jika Yusuf tampil sebagai orang yang mengajak untuk membiayai klub-klub sepak bola. Dan inilah yang tidak pernah dihitung oleh Yusuf yang selalu tampil dengan percaya diri itu. Yusuf tidak mampu menjual klub-klub daerah tersebut. Selain itu, kehadiran Yusuf dengan segudang idenya itu, tak juga mampu mendongkrak klub-klub tersebut. Tiga klub daerah yang ia kelola itu tak juga kunjung membaik. Alih-alih naik tingkat ke Liga I, ketiga klub itu terpuruk di Liga III. Persika Karawang, Persikota Tangerang, dan Malang United. Persika Karawang menempati urutan ke-12, Persikota Tangerang di urutan ke-11, dan Malang United di urutan ke-16. Persika Karawang, misalnya, problem pemain yang bayarannya selalu terlambat dan bahkan tak terbayar, juga tak terselesaikan. Yusuf yang awalnya menggebu-nggebu dan ternyata tidak berhasil mengumpulkan dana, ikutikutan surut. Ketika dikejar soal itu, Yusuf, sebagaimana biasanya, mengaku salah dan meminta maaf. 62

Yusuf Mansur OBONG - Kumpulan Catatan Lepas thayyiba.com

Itulah lagu Yusuf ketika setiap kali proyeknya gagal: mengaku salah dan meminta maaf. Selesai. Lalu, ia hadir dengan ide-ide lainnya. Anehnya, hampir tidak ada media yang kritis pada Yusuf Mansur. Ketika proyek-proyeknya baru diumumkan, media massa memberitakan secara gegap-gempita. Begitu proyek-proyek tersebut gagal, media massa diam. Ada apa dengan media? Bukankah peran media sebagai sarana untuk melakukan amar ma’ruf nahi mungkar?

Yusuf Mansur OBONG - Kumpulan Catatan Lepas thayyiba.com

63

Investasi Jauh dari Syariat Sebagai penceramah yang membawa-bawa nama Islam, sudah semestinya perilaku bisnisnya dibalut dengan syariat. Tetapi itu tidak sepenuhnya dilakukan oleh Yusuf Mansur. Bahkan, di awal bisnisnya dibangun dengan sistem non-syariat dan berujung dengan masalah yang tak terselesaikan.

J

ika Anda ingin mendapatkan dana lebih di masa depan, maka berinvestasilah. Karena itulah bisnis investasi banyak diminati oleh masyarakat. Tapi, tunggu dulu, banyak investasi yang ditawarkan tetapi dalam perjalanannya, tidak bisa dipertanggungjawabkan. Untuk itu kita mesti mengenal dulu macam-macam investasi dan siapa yang menawarkannya. Di kalangan umat Islam, berbagai bentuk investasi syariah menarik banyak pihak. Karena investasi syariah tentu dijamin halal (tidak ada undur riba), baik produk maupun proses manajemennya. Sedikitnya ada empat jenis investasi syariah, antara lain: Pertama, Saham Syariah Saham syariah adalah kepemilikan terhadap suatu perusahaan dengan menggunakan prinsip syariah. Prinsip dari saham syariah bersifat mudharabah, musyawarah, dan bagi hasil. Jika terjadi kerugian, ditanggung oleh kedua belah pihak. 64

Yusuf Mansur OBONG - Kumpulan Catatan Lepas thayyiba.com

Investasi saham dalam tata kelola konvensional cenderung menawarkan hasil yang tinggi dibanding dengan jenis investasi lainnya. Tetapi, pemilik saham mesti berhati-hati, karena saham punya resiko yang tinggi, karena harga saham tidak pernah stabil. Bisa naik secara tiba-tiba, turun pun juga secara tiba-tiba. Dalam sistem syariah, segala kemungkinan itu sudah dipikirkan dan diantisipasi. Makanya sistemnya adalah bagi hasil; jika merugi, ditanggung bersama. Kedua, Deposito Syariah Ini adalah jenis investasi dari produk bank-bank syariah. Di awal investasi, ada kontrak yang disepakati oleh investor dan pihak bank. Tujuan kontrak pun harus jelas. Keuntungan akan didapatkan dari kelebihan jumlah modal. Ketiga, Sukuk atau Obligasi Syariah Sukuk atau obligasi syariah adalah surat berharga yang diterbitkan dan merepresentasikan kepemilikan investor atas aset yang menjadi dasar penerbitan sukuk (underlying asset) dengan memakai prinsip-prinsip syariah. Berdasarkan fatwa 32/DSN-MUI/IX/2002, Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia mendefinisikan sukuk sebagai surat berharga jangka panjang berdasarkan prinsip syariah yang dikeluarkan emiten kepada pemegang obligasi syariah yang mewajibkan emiten membayar pendapatan kepada pemegang obligasi syariah berupa bagi hasil margin atau fee, serta membayar kembali dana obligasi saat jatuh tempo. Yusuf Mansur OBONG - Kumpulan Catatan Lepas thayyiba.com

65

Keempat, Reksadana Syariah Reksadana adalah lembaga yang digunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat dan dikelola oleh badan hukum yang bernama Manajer Investasi. Dana yang terhimpun itu lalu diinvestasikan ke aset finansial lainnya, dalam bentuk kepemilikan saham, obligasi dan sejenisnya. Reksadana syariah adalah investor yang menghimpun dana dan akan dikeloa secara syariah. Dan masih banyak lagi jenis-jenis investasi yang berdasarkan syariah. Secara umum, investasi syariah dikelola secara syariat, prinsipnya bagi hasil, dan ada dewan pengawas atau dewan syariahnya. Dewan inilah yang akan mengawasi, meluruskan, dan menegur pihak manajemen yang mengelola aset jika ada kesalahan atau penyimpangan. Dengan keberadaan dewan syariah ini, segala bentuk investasi akan terdeteksi dini jika ada sesuatu yang ganjil, apalagi jika tercium aroma penipuan. Dalam pandangan hukum, investasi itu adalah sebuah aktifitas membeli aset, berupa saham, deposito, sukuk, dan reksadana untuk mendapatkan keuntungan di masa yang akan datang. Investasi tersebut mesti dikelola oleh perusahaan sekuritas yang secara resmi terdaftar di Bursa Efek. Saham yang kita miliki juga bisa diperjualbelikan di Bursa Efek. Ini jika perusahaan sekuritas tersebut sudah terdaftar di Bursa Efek. Lalu, bagaimana investasi yang pernah ditawarkan oleh Yusuf Mansur kepada jamaahnya? Mulai dari investasi batu bara, patungan usaha, patungan aset, investasi di Condotel Moya Vidi, tidak bisa disebut sebagai investasi dalam 66

Yusuf Mansur OBONG - Kumpulan Catatan Lepas thayyiba.com

pandangan hukum. Mengapa? Karena tidak memenuhi dua unsur: tidak terdaftar di Bursa Efek dan sahamnya tidak bisa diperjualbelikan di lantai bursa. Apalagi, setelah ditilik lebih dalam lagi, meskipun dikelola oleh seorang penceramah yang selalu mebawa-bawa Islam, manajemennya jauh dari apa yang semestinya dikelola secara syariat. Tidak ada dewan syariah yang mengawasinya. Karena itu wajar jika di bulan Juli 2013, otoritas Jasa Keuangan (OJK) menegur Yusuf Mansur dan meminta untuk menghentikan semua bentuk patungan investasi tersebut. Mengapa? Karena bisnis Patungan Usaha dan sejenisnya yang dikelola oleh ustaz Yusuf Mansur ini melanggar Undang-Undang Pasar Modal Nomor 8 Tahun 1995. Dalam Undang-undang tersebut disebutkan bahwa, perusahaan yang menghimpun dana masyarakat dan memberikan keuntungan harus memiliki aspek legalitas. Mau tahu apa yang terjadi? Mulai investasi di batu bara sampai Patungan Usaha, semuanya bermasalah, dan sampai hari ini belum ada penyelesaian, baik secara kekeluargaan maupun secara hukum. Meskipun begitu, Yusuf Mansur seakan tidak menghiraukan kerisauan yang dialami oleh para investor. Yusuf tetap berjalan dengan mimpi-mimpinya.

Yusuf Mansur OBONG - Kumpulan Catatan Lepas thayyiba.com

67

Memperkarakan Yusuf Mansur Acap mengumbar janji, tetapi jarang yang ditepati. Mengajak orang berinvestasi, setelah uang masuk, cenderung ditinggal. Tak lagi bisa dihubungi. Pola ini selalu berulang, media massa pun tak tergerak untuk membongkar skandal-skandal investasi yang dibangun oleh Yusuf Mansur.

M

eski di dera berbagai perkara terkait dengan investasi, faktanya, Yusuf Mansur tetap melenggang. Suatu waktu, seorang rekan Yusuf Mansur menyarankan agar berbagai berita miring tentang dirinya, dijawab. Jika beritanya ditulis dalam bentuk berita, dijawab dalam bentuk berita. Jika berupa buku, dijawab dengan bentuk buku. Jika itu dilakukannya, masyarakat akan bisa mempelajarinya lebih dalam lagi, tentang jawaban-jawaban yang dilakukan oleh Yusuf Mansur. Tentang kebenarannya, dan seterusnya. Sayangnya, Yusuf Mansur tidak mau melakukannya. “Sudah saya serahkan semuanya kepada Allah,” katanya. Ketika didesak apakah berita-berita miring itu benar? Dia tidak pernah mau menjawab. Kalau pun menjawab, tidak secara langsung. “Saya nggak tahu, dosa apa saya?” begitu jawabnya dengan raut wajah memelas. Lalu dia minta maaf. Selesai? Tidak juga. 68

Yusuf Mansur OBONG - Kumpulan Catatan Lepas thayyiba.com

Untuk urusan yang berkaitan dengan personal, bisa diselesaikan dengan cara-cara personal dan kekeluargaan. Tetapi, untuk urusan-urusan yang berkaitan dengan jamaah, maka penyelesaiannya pun mesti secara jamaah pula. Apalagi jika prosesnya dilakukan secara terbuka, penyelesaiannya pun mesti terbuka. Untuk urusan pribadi, bisa berkait dengan pinjammeminjam, janji-janji ke perorangan, dan seterusnya. Kasuskasus antar pribadi ini jamak, tapi banyak juga yang tak mau kasusnya diungkap ke permukaan. Rata-rata mereka itu merasa tidak enak, karena urusannya dengan seorang ustadz. Kasus-kasus sederhana yang pribadi ini, sekedar memberi contoh, jika bertemu dengan kolega atau teman lamanya, Yusuf jamak memberi janji-janji. “Berapa lama ente tidak berziarah ke makam Rasulullah?” Maksudnya, berapa lama tidak melakukan ibadah umroh? Si teman menjawab,”Sudah lama, ada kalau 5 tahunan.” Maka, Yusuf akan segera menimpalinya, “Nanti, bulan depan kita berangkat bareng-bareng, ye!” Begitulah, setelah sebulan, tidak ada kabar, setahun juga tak ada berita. Tahun kedua, Yusuf bertemu lagi dengan teman lamanya tersebut. Pertanyaan pun berulang, “Berapa lama ente tidak berziarah ke makam Rasulullah?” Lalu berpisah, dan tak pernah ada kabar lanjutannya. Juga ada soal jual-beli tanah yang bermasalah. Hal-hal seperti ini, yang sifatnya personal, bisa diselesaikan secara kekeluargaan, meskipun dalam praktiknya, tidak selalu berjalan lancar. Yusuf Mansur OBONG - Kumpulan Catatan Lepas thayyiba.com

69

Beda kasusnya jika menyangkut komunitas atau massal. Bisnis batu bara yang membara di tahun 2009-2010 lalu, atau patungan usaha dan patungan aset tahun 20122013 yang sifatnya massal. Bedanya, di investasi bersama di batu bara tidak massal sifatnya, hanya puluhan, dan umumnya komunitas. Sedangkan di patungan usaha dan patungan aset, sifatnya massal, melibatkan 2900 jamaah. Kesamaannya, dua-duanya bermasalah. Di patungan investasi batu bara melibatkan setoran dana yang cukup besar, dari Rp 500 juta sampai Rp 5 milyar, untuk komunitas nilainya bisa puluhan milyar. Ini melibatkan kelas atas, mereka yang berduit. Sedangkan untuk yang patungan usaha dan patungan aset, melibatkan kelas menengah, karena nilainya dari Rp 2 jutaan sampai Rp 12 jutaan. Ketika bisnis menghadapi masalah, jalan keluar yang ditempuh pun beda. Mereka yang menanam di bisnis batu bara, meskipun kecewa berat dan investasinya tak jelas nasibnya, lebih banyak diam. Jangankan menggugat ke ranah hukum, berceritera saja banyak yang keberatan. Masalahnya, mereka menganggap ini aib pribadi, keluarga, dan juga nama baik seorang ustadz. Orang-orang berduit itu cenderung mendiamkan sambil berharap-harap uangnya bisa kembali. Beda dengan kelas menengah yang menanamkan modalnya di patungan usaha dan patusangan aset. Mereka tergiur dengan janji-janji yang dipromosikan oleh Yusuf Mansur. Setelah laporan keuangan tidak pernah muncul, bagi hasil kepesertaan tidak juga diberikan, apalagi 70

Yusuf Mansur OBONG - Kumpulan Catatan Lepas thayyiba.com

ketika situsnya tak lagi bisa dibuka, mereka berteriak dan menuntut uangnya kembali. Tetapi, ada juga yang tidak mau ribut-ribut dan repot-repot, membiarkan saja apa yang terjadi. Bagi mereka yang dikecewakan ketika berbisnis dengan Yusuf Mansur, dua jalan itu yang ditempuh. Diam atau mencari keadilan sampai ke ranah hukum. Sementara, Yusuf Mansur pernah menantang kepada mereka yang mau ambil dananya, silahkan menghubunginya, jangan mencari pengembalian ke kantor polisi. Maksudya, bisa diselesaikan dengan baik-baik, tidak perlu ribut-ribut, apalagi sampai masuk ke media massa. Tetapi, di sinilah persoalannya. Ketika mereka mau menarik investasinya, pihak Yusuf Mansur tidak bisa memberi jawaban yang memuaskan. Maka, bagi para investor yang dikecewakan itu, tidak ada jalan lain kecuali menyalurkannya lewat berbagai saluran informasi yan ada, termasuk ke media. Dan bagi kita yang memahami itu, inilah bentuk nahyi munkar yang bisa dilakukan, agar Yusuf Mansur kembali ke jalan yang benar dan menyelesaikan muamalahnya dengan caracara yang baik. Jika dia tidak mau melakukan introspeksi dan perbaikan diri, maka nahi mungkar, dalam berbagai bentuknya, akan terus dilakukan oleh mereka yang terpanggil untuk itu.

Yusuf Mansur OBONG - Kumpulan Catatan Lepas thayyiba.com

71

Patungan Usaha yang Ilegal Awalnya, semua jenis patungan untuk berinvestasi disetor ke rekening atas nama Jam’an Nurchotib Mansur yang kondang dengan nama Yusuf Mansur. Menghimpun dana masyarakat tidak boleh atas nama perorangan, harus yayasan atau PT.

S

etelah tujuh tahun, rupanya, kasus patungan usaha dan patungan aset ala Yusuf Mansur masih saja meninggalkan persoalan yang tak kunjung usai. Mereka yang merasa dirugikan terus saja menyoal dan melaporkan ke pihak kepolisian. Skala penyelesaian yang pernah ditawarkan oleh Yusuf Mansur pada 18 Oktober 2017 tak pernah ada realisasinya. Patungan usaha digulirkan pada tahun 2012 dan gencar-gencarnya pada tahun 2013. Saat gencar-gencarnya kampanye tentang patungan usaha itu Yusuf Mansur dijewer oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada paruh Juli 2013. Usaha ini pun dihentikan. Tapi Yusuf Mansur sudah berhasil menghimpun dana umat sebesar Rp 24 milyar yang masuk ke rekening atas nama pribadi Yusuf Mansur. Waktu itu, pihak OJK melihat patungan usaha yang diinisiasi oleh Yusuf Mansur termasuk kegiatan pengumpulan dana masyarakat. Oleh sebab itu, ia mesti mengikuti Undang-Undang Pasar Modal, khususnya Pasal 71 tentang penawaran umum. Di pasal tersebut disebutkan, 72

Yusuf Mansur OBONG - Kumpulan Catatan Lepas thayyiba.com

hanya badan hukum berbentuk perseroan yang boleh melakukan pengumpulan dana masyarakat. Dan itu yang tidak dipenuhi oleh patungan usaha ala Yusuf Mansur. Adapun investasi patungan usaha digulirkan oleh Yusuf Mansur pada pertengahan 2012. Siapa saja bisa bergabung jadi investor. Prosedurenya? Mudah saja. Seorang calon investor bisa mendaftar secara online di situs www.patunganusaha.com. Bisa juga dengan cara datang langsung ke kantor Yusuf Mansur di kawasan bisnis CBD Cileduk, Kota Tangerang, Banten. Ada dua skema investasi yang ditawarkan. Yakni, patungan usaha dan patungan aset. Modal disetor beda, peruntukannya juga tidak sama. Investasi dalam bentuk patungan usaha, para investor menyetor modal sebesar Rp 10 juta sampai Rp 12 juta per lembar saham. Tentu saja, bagi yang punya uang lebih, seseorang bisa berinvestasi lebih dari 1 lembar saham. Namanya juga patungan usaha, maka ada janji untuk memberikan keuntungan kepada investor. Yakni, diberikan margin 8% per tahun selama kontrak investasi yang berdurasi 10 tahun. Setelah masa kontrak 10 tahun, investor akan mendapat pengembalian sejumlah nilai yang dia setor. Sedangkan untuk patungan aset, investor hanya menyetor modal Rp 2 juta per lembar saham. Dalam patungan aset, investor tidak mendapat margin tahunan, tapi ia dijanjikan mendapat keuntungan dari selisih harga jual aset. Jika aset dijual, maka keuntungan 50% untuk investor, 25% untuk manajemen yang dikomandani Yusuf Yusuf Mansur OBONG - Kumpulan Catatan Lepas thayyiba.com

73

Mansur, dan yang 25% lagi disedekehkan untuk pesantren. Rencananya, uang hasil patungan usaha dipakai untuk men-take over Hotel dan Apartemen Topas yang berlokasi di Tangerang. Letaknya tidak jauh dari Bandara SoekarnoHatta, Cengkareng. Hotel akan dipakai sebagai tempat transit oleh jamaah haji dan umroh sebelum keberangkatan ke tanah suci. Hotel dan Apartemen Topas awalnya adalah properti yang dibangun pada 2009 dengan status apartemen bersubsidi. Dalam perkembangannya, pemerintah mengubah kebijakannya, dimana Topas tidak termasuk kategori apartemen bersubsidi. Proyek yang baru 60% itu pun macet. Inilah yang akan diambil-alih oleh Yusuf Mansur. Untuk tujuan tersebut, Yusuf Mansur mengumumkannya lewat situs patungan usaha pada November 2012. Hotel dan Apartemen Topas dihargai dengan Rp 150 milyar. Dibutuhkan 15.000 investor untuk mendapat uang sebesar itu. Rencananya, menurut Yusuf Mansur waktu itu, jika sudah ada 15 ribu investor, patungan usaha dihentikan. Sampai dengan buan Juni 2013, telah terkumpul Rp 24 miliyar, dari 2900 investor. Dana sebesar itu hanya cukup untuk membeli hotel, yang belakangan diberi nama Hotel Siti. Dalam perkembangannya, hotel Siti tidak seperti yang diharapkan. Tidak ada calon haji atau umroh yang menjadikan hotel ini sebagai tempat transit hotel Siti sepi tamu dan merana tak terawat. Sedangkan apartemennya tetap saja mangkrak. Dari sinilah persoalan bermunculan. 74

Yusuf Mansur OBONG - Kumpulan Catatan Lepas thayyiba.com

Manajemen patungan usaha tidak bisa merealisir janjijanjinya. Saham yang digembar-gemborkan pun tidak seperti yang dijanjikan. Para investor hanya dapat selembar sertifikat (bukan saham) patungan usaha. Hal ini sebagaimana dialami oleh seorang ibu dari Malang, SRP, yang tempo hari meminta bantuan saudara Darso Arief Bakuama untuk mengurus pencairan dananya. Laporan keuangan yang diberikan secara periodik tidak pernah ada, apalagi bagi hasil yang telah dijanjikan. Sampai dengan Juli 2019 ini, ibu SRP tidak pernah mendapat laporan, menghubungi juga susah, situsnya juga sudah tidak bisa diakses. Begitu pula dengan Yusuf Mansur yang sering gonta-ganti nomor HP, juga tidak lagi bisa dihubungi. Dari 2900 investor patungan usaha, sebanyak 400 orang yang kehilangan kontak. Salah satunya Ibu SRP dari Malang tersebut. Dari jumlah tersebut, tidak semua memperkarakan sampaikeranah hukum. Berbagai sebab dan pertimbangan yang membuat para investor tidak melakukan langkah-langkah hukum. Tetapi, puluhan bahkan ratusan investor menunggu dengan harapharap cemas akan nasib investasi yang pernah ia tanam dipatungan usaha.

Yusuf Mansur OBONG - Kumpulan Catatan Lepas thayyiba.com

75

Menggenggam Bara Masuk ke bisnis batu bara dengan nama “Jabal Nuur” (Gunung Cahaya), hanya tiga bulan, bisnis ini rontok. Puluhan milyar rupiah uang investor raib. Tak ada pertanggungjawaban, baik secara moral, material, maupun hukum. Dari “Jabal Nuur” berakhir dengan “Jabal Naar” (Gunung Neraka).

S

ebagai penceramah dan pebisnis dengan jamaah yang lumayan banyak dan berpunya, wajar jika Yusuf Mansur punya kolega di berbagai bidang bisnis. Salah satunya adalah bisnis batu bara. Ini terjadi sekitar bulan Oktober 2009. Orang-orang berpunya berkumpul di sebuah hotel bintang 5 di Jakarta, untuk sebuah bisnis di bidang batu bara. Namanya, Jabal Nuur, mengambil nama gunung yang di dalamnya ada Goa Hiro’, tempat dimana Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam, sebelum diangkat menjadi Rasul, sering mengunjungi tempat ini. Di bulan pertama, bisnis ini cukup sukses. Begitu pula di bulan kedua, meskipun sudah tercium adanya tandatanda yang kurang menguntungkan. Menginjak bulan ke-empat, Januari 2010, bisnis batu bara gulung tikar. Tidak semua mereka yang menanamkan investasinya ikut terpuruk. Ada satu atau dua orang yang berhasil lolos dan tidak menanggung kerugian. Kok bisa? Mereka yang lolos tersebut di bulan ketiga mundur sebagai investor, dan berhasil menarik kembali investasinya. 76

Yusuf Mansur OBONG - Kumpulan Catatan Lepas thayyiba.com

Bisnis batu bara ala Yusuf Mansur sebenarnya lebih tepat jika disebut sebagai “patungan investasi”. Namanya usaha, bisa untung, bisa pula buntung. Yang terakhir itu biasanya orang tidak siap secara mental. Puluhan orang yang mewakili pribadi dan komunitas diundang ke sebuah hotel, lalu disana Yusuf Mansur bersama timnya menjelaskan tentang rencana pengapalan batu bara dari Kalimantan. Proposal pun disiapkan, sekali angkut batu bara keluar dari Kalimantan diperlukan dana sekian milyar rupiah. Pembelinya pun sudah ada. Satu kali pengapalan akan ada keuntungan sebesar 27%. Dari angka tersebut, keuntungan dibagi dua. Lima puluh persen untuk investor, lima puluh persen untuk pengelola. Keuntungan untuk investor langsung dipotong 2,5% untuk zakat. Dan umumnya, zakat diberikan kepada Darul Quran (Daqu). Hanya satu atau dua orang yang tidak menyalurkan ke Daqu. Tapi mereka yang minoritas ini jadi sorotan dan bisik-bisik di antara sesama investor. Setelah pengapalan pertama berhasil, mereka berkumpul lagi di sebuah hotel bintang lima, bagi-bagi hasil dan investasi lagi untuk pengapalan berikutnya. Mengapa mesti investasi lagi? Karena dari bulan ke bulan, pengapalan akan bertambah. Keberhasilan di bulan pertama membuat para investor semakin tertarik. Lalu menambah investasinya agar mendapat bagi hasil dengan nominal yang lebih besar lagi. Tidak hanya itu, di bulan kedua dan ketiga, rencana bisnis semakin melebar. Ada proposal untuk membuat pelabuhan sendiri di daerah Kalimantan tersebut, lengkap Yusuf Mansur OBONG - Kumpulan Catatan Lepas thayyiba.com

77

dengan foto-fotonya. Itu sebabnya, perlu adanya tambahan modal. Ini juga yang membuat investor mau menanamkan uangnya ke sini. Uang yang terkumpul pun nilainya puluhan milyar. Meski di bulan kedua sudah tercium adanya berbagai kejanggalan, yang membuat beberapa investor mundur di bulan ketiga, mayoritas dari mereka tetap bersemangat dan menambah investasinya. Di Januari 2010, bisnis yang menjanjikan itu tak lagi bisa memberikan keuntungan yang dijanjikan. Jangankan keuntungan, induknya saja (modal disetor) tidak bisa ditarik, dengan berbagai alasan. Kegaduhan pun terjadi. Sampai dengan tahun 2016 lalu, investasi yang ditanam tak bisa ditarik. Lalu, ada inisiatif dari beberapa investor untuk membawa kasus wanprestasi ini ke ranah hukum. Tetapi, di tengah jalan, mereka menarik diri. Alasannya, karena ini menyangkut nama seorang ustadz. Jika kasusnya di bawa ke pengadilan, akan menodai dakwah itu sendiri. Tentu saja, bisnis batu bara adalah murni bisnis. Siapa pun bisa melakukannya, termasuk mereka yang disebut ustadz. Tetapi, jika ada bisnisnya bermasalah, mesti diusut, kenapa bisa begitu? Di dalam akad misalnya, yang ada bagi untung. Jika akhirnya buntung, siapa yang bertanggungjawab, tidak disebutkan secara eksplisit. Para investor tahunya untung, tetapi tidak siap jika akhirnya buntung. Para investor umumnya tertarik dengan sistem bagi hasil keuntungan yang 27% (investor dan pengelola masing-masing dapat 13%)tersebut. Investasi perorangan 78

Yusuf Mansur OBONG - Kumpulan Catatan Lepas thayyiba.com

antara Rp 500 juta sampai Rp 5 milyar. Jika yayasan atau kelompok pengajian, jumlahnya bisa mencapai diatas Rp 10 milyar. Bisa dibayangkan, investasi Rp 1 milyar, hanya dalam hitungan 1 bulan, bisa meraih keuntungan diatas Rp 100 juta. Siapa yang tidak tegiur? Yang menjadi masalah adalah, tanggungjawab Yusuf Mansur atas kerugian yang dialami oleh para investor, tidak nampak. Nama patungan investasi “Jabal Nuur” (Gunung Cahaya) berakhir dengan “Jabal Naar” (Gunung Neraka).

Yusuf Mansur OBONG - Kumpulan Catatan Lepas thayyiba.com

79

Dari Batu Bara sampai PayTren Dalam perjalanann bisnis yang dilakoni oleh Yusuf Mansur sejak 2009 sampai saat ini, setidaknya ada tiga model. Tiga model ini menyasar kalangan yang berbeda. Dari Batu bara yang menyasar kalangan berpunya, patungan usaha yang menyasar kalangan menengah, sampai Pay Tren yang menyasar kalangan menengah-bawah.

Y

usuf Mansur sejatinya adalah seorang pebisnis, banyak akal, dan pandai berkelit. Pada kuartal akhir tahun 2009, Yusuf secara mengejutkan “bermain” dengan batu bara yang sewaktu-waktu dapat membara itu. Ia himpun orang-orang berpunya, baik dari kalangan pebisnis maupun orang-orang pensiunan yang tajir. Mereka diundang untuk makan siang atau makan malam di sebuah hotel bintang 5 di kawasan Jakarta Pusat. Di sana, sambil menikmati hidangan, mereka diajak investasi di bidang batu bara. Ada yang datang suami-istri, ada yang datang dengan jamaah masjid, dan ada yang datang atas nama yayasan, dan seterusnya. Jabal Nuur, nama bisnis batu bara itu, diambil dari nama gunung di Mekkah, yang di dalamnya ada Goa Hiro’, tempat dimana Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam, sebelum diangkat menjadi Rasul, sering mengunjungi tempat ini. 80

Yusuf Mansur OBONG - Kumpulan Catatan Lepas thayyiba.com

Di bulan pertama, bisnis batu bara ini sukses. Dibuka lagi sesi untuk bulan kedua. Sukses di bulan pertama membuat investor semakin antusias. Keuntungan yang diperoleh di bulan kedua, sebesar 27% dibagi dua dengan pengelola, di tanam kebali. Bahkan, sebagian menambah penyertaan modal. Di bulan kedua ini masih untung, tapi sudah ada tanda-tanda kejanggalan yang menyebabkan beberapa orang mengundurkan diri di bulan ketiga dengan menarik investasi yang ditanam. Di bulan keempat, Januari 2010, bisnis batu bara ini bermasalah. Tidak ada bagi untung. Investasi tak bisa ditarik dengan berbagai alasan. Bisnis batu bara ini tidak banyak melibatkan investor, jumlahnya hanya puluhan orang, ada juga yayasan dan komunitas. Sedikit investor, tapi mampu menyedot investasi puluhan bahkan bisa tembus diatas Rp 100 milyar. Investor perorangan menyetor Rp 500 juta sampai Rp 5 milyar; sedangkan komunitas atau yayasan nilainya bisa puluhan milyar. Gagal di batu bara, tahun 2012 Yusuf gencar keliling Indonesia untuk memasarkan patungan usaha. Nilainya antara Rp 10 juta sampai Rp 12 juta per saham. Setelah berjalan satu tahun, patungan usaha ini disemprit oleh OJK (otoritas jasa keuangan) pada paruh Juli 2013. OJK melihat patungan usaha tidak memenuhi aturan Undang-Undang Pasar Modal, khususnya Pasal 71 tentang penawaran umum. Dalam pasal tersebut disebutkan, hanya badan hukum berbentuk perseroan yang boleh melakukan pengumpulan dana masyarakat. Meskipun demikian, Yusuf Mansur sudah berhasil menghimpun dana umat sebesar Rp 24 milyar Yusuf Mansur OBONG - Kumpulan Catatan Lepas thayyiba.com

81

yang masuk ke rekening atas nama pribadinya. Uang dari hasil patungan usaha rencananya dipakai untuk men-take over Hotel dan Apartemen Topas yang berlokasi di Tangerang. Letaknya tidak jauh dari Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng. Hotel akan dipakai sebagai tempat transit oleh jamaah haji dan umroh sebelum keberangkatan ke tanah suci. Nilainya, Rp 150 milyar. Tetapi, karena uang yang dihimpun hanya cukup mengambil-alih Hotel Siti, apartemen pun tak jadi disentuh. Belakangan, Hotel Siti tidak laku, uang investor tak jelas nasibnya. Tidak ada laporan keuangan, apalagi bagi hasil yang pernah dijanjikan. Dari 1900 investor patungan usaha, 400 yang bermasalah dan tak kunjung bisa diselesaikan oleh pihak Yusuf Mansur. Gagal di patungan usaha, di tahun 2013 Yusuf gencar mempromosikan PayTren. Kabarnya, sampai saat ini, sudah ada 2,5 juta orang yang downloader aplikasi Paytren, dengan 1,8 juta yang active user. Paytren memiliki dua unit bisnis: payment gateway, dan investasi masing-masing lewat brand Paytren dan Paytren Asset Management. Di bisnis PayTren ini, tidak memerlukan modal awal yang besar, cukup Rp 350 ribu orang sudah bisa menjadi anggota. *** Jika menilik tiga model usaha tersebut, nampak jelas bedanya. Batu bara menyasar orang-orang berpunya, patungan usaha menyasar kelas menengah, sedangkan PayTren untuk kalangan menengah-bawah. Karena itu, di batu bara, investornya hanya puluhan, di patungan usaha 2900 orang, dan di PayTren jumlahnya bisa jutaan. 82

Yusuf Mansur OBONG - Kumpulan Catatan Lepas thayyiba.com

Cara mensikapinya berbeda. Para investor di bisnis batu bara, dengan berbagai pertimbangan, akhirnya memilih diam dan tidak memprosesnya ke meja hijau; investor patungan usaha, sebagian menggugat; di PayTren, mereka cenderung mengikhlaskan uang Rp 350 ribu yang pernah disetor sebagai modal awal. Rupanya, Yusuf Mansur sudah menemukan formulanya. Dari pengalaman yang ada, PayTren adalah yang paling aman, karena melibatkan jutaan orang, modal disetor tidak besar, tapi jumlah yang diraih bisa mencapai ratusan milyar bahkan trilyunan. Setelah mendapat modal besar dari PayTren, Yusuf bisa sesumbar lagi. Akan beli ini, itu, dan seterusnya. Lagi-lagi, omongan dia itu perlu dibuktikan di lapangan.

Yusuf Mansur OBONG - Kumpulan Catatan Lepas thayyiba.com

83

Yusuf Mansur dan Aib yang Terbuka Ketika menghimpun dana public dilakukan secara terbuka, lewat seminar, ceramah umum, dan media sosial, maka pertanggungjawaban public harus dilakukan secara terbuka pula. Inilah cara mensikapi kasus-kasus yang menimpa Yusuf Mansur.

S

edikitnya sudah ada 5 buah buku mengkritisi sepak terjang Yusuf Mansur dalam blantika bisnis yang ia geluti selama ini. Puluhan artikel pula yang menyoroti perilaku dan pola bisnis yang ia geluti. Muncul pertanyaan, bolehkah kita membuka aib saudara kita sesame muslim? Pertanyaan itu akhirnya berlanjut bahwa, jika tidak boleh membuka aib dan menggibah saudara kita, lalu bagaimana mensikapi perilaku Yusuf Mansur kepada sebagian masyarakat yang berinteraksi dengannya dan berakhir mengecewakan? Adalah Imam an-Nawawi (631 – 24 Rajab 676 H), pensyarah Kitab Shahih Muslim dan penulis buku Riyadhush Shalihin dan al-Adzkar itu memberikan enam kriteria bahwa membuka aib atau menggibah seseorang diperbolehkan. Salah satunya adalah, jika seseorang melakukan perbuatan fasik atau bid’ah secara terang-terangan, seperti minum khamr di tempat umum, merampas milik orang lain, atau meminta dengan paksa, serta melakukian perkara-perkara 84

Yusuf Mansur OBONG - Kumpulan Catatan Lepas thayyiba.com

batil. Boleh menyebut perbuatan-perbuatan tersebut yang dilakukan secara terag-terangan. Dalam konteks ini, apa yang dilakukan oleh Yusuf Mansur selama ini masuk dalam salah satu kriteria aib atau ghibah yang diperbolehkan. Lihatlah Yusuf Mansur pernah mengaku-ngaku bertemu Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa Sallam dalam keadaan terjaga; berbisnis batu-bara berakhir dengan huru-hara, patungan usaha dan patungan aset berbuntut masalah; paytren yang memunculkan kontroversi tak berkesudahan; dan sebagainya. Praktekpraktek wanprestasi yang dilakukannya masuk dalam perbuatan fasik, karena perbuatan tersebut sejatinya telah keluar dari ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya. Karena persoalan-persoalan yang dilakukan oleh Yusuf Mansur tersebut secara terbuka dan menyangkut banyak orang, maka memberikan informasi kepada masyarakat secara benar juga mesti secara terbuka. Masih muncul pertanyaan, apa tidak sebaiknya mengkonfirmasi dulu kepada yang bersangkutan? Tabayyun? Tahapan-tahapan tersebut sudah dilakukan, tapi yang bersangkutan tidak pernah mau menjawab secara jujur dan terbuka. Proses ke kepolisian juga sudah dilakukan, meskipun belum masuk ke persidangan. Tidak sedikit dari mereka yang jadi korban melakukan upaya-upaya kekeluargaan; berkomunikasi secara baikbaik dan tidak mau ribut-ribut. Tapi, jamak terjadi, mereka tidak mendapat tanggapan yang berarti. Akhirnya jalan terbuka dan jalur hukum mereka tempuh. Yusuf Mansur OBONG - Kumpulan Catatan Lepas thayyiba.com

85

Ada juga yang korban yang menjadi malu jika kasusnya diungkap. Alasannya, Yusuf Mansur itu kan seorang ustadz, jika kasus-kasus wanprestasi diungkap ke media massa, apa tidak malah kontraproduktif? Apa tidak malah mencemarkan dakwah secara umum? Dari kasus-kasus yang sudah berunculan, kami sampai pada kesimpulan, bahwa apa yang dilakukan oleh Yusuf Mansur bukan lagi dakwah, tapi wanprestasi yang masuk ke ranah hukum. Jika ditutup-tutupi, akan menimbulkan masalah baru di tengah-tengah masyarakat. Jadi, agar semuanya jelas, maka dihadirkan pula secara terbuka, meskipun jalur hukum terus berjalan. Kepada Yusuf Mansur, jika memang apa yang dituduhkan kepadanya tidak benar, dia punya hak untuk menjawabnya. Buku dijawab dengan buku; artikel dijawab dengan artikel; dan seterusnya. Tetapi, ini yang tidak dilakukannya. Ia terus saja dengan ide-ide bisnisnya, sementara bisnis-bisnis sebelumnya yang bermasalah tidak pernah ia selesaikan secara tuntas. Karena itu, kepada Yusuf Mansur yang pernah dipenjara karena kasus kriminal pada tahun tahun 1998 dan 1999 itu, hendaknya menyelesaikan persoalan-persoalan yang ia lakukan secara jantan dan bertanggungjawab, agar persoalan tidak terus berkembang. Ingatlah, kasus tahun 1998 dan 1999 yang menyebabkan ia masuk penjara selama masing-masing 2 bulan itu adalah kasus kriminal, jangan sampai terulang lagi. Akhirnya, sebagaimana manusia, Yusuf Mansur punya sisi positif dan negatif sekaligus. Sisi positifnya, ia 86

Yusuf Mansur OBONG - Kumpulan Catatan Lepas thayyiba.com

penganjur sedekah dan mendirikan pondok pesantren; sisi negatifnya, wanprestasi dalam berbisnis atau berkomitmen dengan pihak lain, tak pernah ia selesaikan secara tuntas. Karena itu, selesaikan masalahnya dan bertobatlah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Yusuf Mansur OBONG - Kumpulan Catatan Lepas thayyiba.com

87

Mencari Tuhan yang (masih) Hilang? Buku “Menemukan Tuhan Yang Hilang” jadi andalannya. Buku ini banyak menginspirasi dan sekaligus memulung simpati banyak orang. Tetapi, dengan kasus-kasus yang ia buat sendiri, benarkah Yusuf Mansur telah menemukan Tuhan?

S

iapa yang tak kenal nama yang satu ini? Ya, Jam’an Nurchotib Mansur yang lebih popular dengan sebutan Yusuf Mansur. Lahir di Jakarta, 19 Desember 1976. Perawakannya kecil, wajahnya imut, murah senyum, tatapan matanya cenderung menyidik. Ia dikenal sebagai ustadz “sedekah”. Dalam dua tahun terakhir, namanya terus meroket. Bukan karena prestasi, tapi karena kasus-kasus yang melilitnya. Mulai dari patungan usaha dan aset yang tak kunjung terselesaikan sampai paytren yang membuahkan kotroversial. Dalam buku “Mencari Tuhan Yang Hilang”, 2001, Yusuf berkisah tentang dirinya yang pernah mengalami masa-masa sulit, dipenjara dan jauh dari Tuhan. Menurut pengakuannya, ia pernah jadi tahanan Polsek selama 2 bulan di tahun 1998, lalu terulang lagi pada tahun 1999. Ia mengaku ditahan sewaktu merintis bisnis. Tapi, menurut sumber yang tepercaya, masalahnya di seputar urusan kriminal. Yusuf sendiri tidak pernah terbuka atas urusan 88

Yusuf Mansur OBONG - Kumpulan Catatan Lepas thayyiba.com

yang satu ini. Baik secara langsung maupun lewat buku pertamanya itu. Yang jelas, menurut pengakuannya, di dua kali masuk penjara itulah ia menemukan Tuhan yang saat itu sempat hilang dalam kehidupannya. Sampai di sini, kita angkat topi. Seseorang yang melakukan kesalahan, lalu tobat, dan katanya, telah menemukan Tuhan kembali. Jika seseorang telah menemukan Tuhan, mestinya, perilakunya juga membaik, tidak malah membuat hal-hal yang yang justru kontraproduktif. Salah satunya tentang akhlak, dalam bentuk komitmen atau memegang janji. Pada sebuah media, Yusuf Mansur pernah mengatakan bahwa apa yang terjadi pada dirinya itu adalah fitnah. “Dua-duanya sebenarnya fitnah. Tapi saya terima aja.” Pasca 2 kali masuk penjara, Yusuf merintis Pondok Pesantren Tahfidz Daarul Quran di Cipondoh, Tangerang, Banten. Di bawah bendera Wisata Hati, dalam setiap ceramahnya, lebih tepat testimony, Yusuf menspesialisasikan diri di urusan “Sedekah”. Segala persoalan hidup, menurut Yusuf, jalan keluarnya hanya satu: sedekah. Suatu hari di tahun 2004, dalam rangka mem-branding dirinya, Yusuf Mansur bekerjasama dengan sebuah media nasional. Dia menulis artikel di media tersebut. Dalam perjanjian, dia menulis tentang sedekah dan dia akan bayar. Katakanlah itu artikel berbayar. Karena katanya, dia sudah dapat kontrak dengan sebuah bank. Maka berjalanlah waktu, Yusuf menulis setiap pekan. Nama, foto, dan tulisannya nongol setiap pekan. Yusuf Mansur OBONG - Kumpulan Catatan Lepas thayyiba.com

89

Sesuai

dengan

perjanjian,

setelah

tiga

bulan,

datanglah tagihan kepada Yusuf Mansur, untuk membayar sesuai dengan perjanjian semula. Apa kata Yusuf? “Lho, ane kan yang nulis, mestinya ane yang dibayar, kok malah disuruh bayar? Kan kebalik?” Kongsi pun bubar dengan meninggalkan jejak yang wanprestasi. Pernah juga, beberapa tahun lalu, Yusuf diundang ke kota Medan. Sumatera Utara, untuk memberikan ceramah. Habis ceramah, tim Yusuf Mansur menggelar sorban untuk mendapatkan sedekah jamaah yang hadir. Setelah terkumpul, Yusuf bersama hasil sedekah jamaah tadi langsung ke bandara, terbang ke Jakarta. Tidak sepersen pun disisakan untuk panitia. Padahal, panitia telah mengeluarkan uang untuk menyewa berbagai peralatan termasuk tenda, kursi, sound system, yang nilainya juga tidak kecil. *** Yusuf Mansur punya sifat bombastis. Ia gembargembor di muka, meskipun realisasinya, nol besar. Lalu diam. Tak ada berita kelanjutannya. Salah satu kisahnya berikut ini. Pada 18 Oktober 2017, Yusuf Mansur mengundang para jurnalis untuk makan malam bersama di sebuah restoran di kawasan Pondok Indah, Jakarta. Usai makan, acara yang dihadiri oleh 20-an wartawan tersebut, dilanjutkan dengan jumpa pers. Waktu itu, Yusuf mengutarakan niatnya untuk mengadakan road show ke 8 kota guna menjelaskan patungan usaha dan patungan asset yang waktu itu sudah mulai bermasalah. Banyak yang mempertanyakan proyek 90

Yusuf Mansur OBONG - Kumpulan Catatan Lepas thayyiba.com

dan nasib investasi yang tak pernah ada informasi tentang perkembangannya. Waktu itu, Yusuf mengatakan bahwa nilai patungan usaha dan patungan asetnya sebesar Rp 40 miliar, digunakan untuk membangun hotel Siti di Tangerang. “Saat ini nilai hotel itu, kalau dijual, sudah di atas angka Rp 40 miliar,” kata Yusuf dengan penuh optimistis. Adapun jumlah peserta patungan usaha dan patungan aset sekitar 2.900 orang. Menurutnya, dari jumlah itu, sekitar 400 orang yang mengalami komunikasinya tidak lancar. “Dalam road show nanti, kami juga menyiapkan kalau ada yang mau mencairkan (dananya),” kata Yusuf. “Masingmasing-masing menyetor patungan Rp 10 juta hingga Rp 12 juta,” jelasnya. Road show akan dimulai dari Solo pada 6 November, berlanjut ke Semarang (7/11), Bogor (8/11), Bandung (9/11), Yogyakarta (10/11), Surabaya (11/11), Medan (12/11), dan terakhir di Jakarta pada 13 November 2017. Kepada insan pers, Yusuf mempersilahkan jika ada yang mau ikut. Pada hari dan tanggal-tanggal yang telah ditentukan, tak ada pemberitaan tentang hasil-hasil road show yang dilakukan. Para insan pers tak ada yang memberitakan. Beberapa wartawan yang sebelumnya dijanjikan untuk diikutsertakan, tak lagi dihubungi. Rupanya, acara yang sebelumnya digembar-gemborkan itu, ternyata tidak seperti yang diharapkan. Walhasil, acara road show yang sempat mendapatkan pemberitaan gegap-gempita itu pun tak terdengar. Yusuf Mansur OBONG - Kumpulan Catatan Lepas thayyiba.com

91

Begitulah

Yusuf

Mansur.

Rencananya

heboh,

realisasinya tidak ada. Dan ia pun tidak pernah menjawab mengapa acara yang sudah di publikasikan tersebut tidak jadi? Inilah bentuk kebohongan-kebohongan Yusuf Mansur yang tidak pantas dilakukan oleh seorang yang mendapat status sebagai ustadz. Lalu, benarkah ia telah menemukan Tuhan???

92

Yusuf Mansur OBONG - Kumpulan Catatan Lepas thayyiba.com

Anak “Bermimpi”, Yusuf Mansur “Bertemu” Nabi Putrinya yang masih belum baligh bermimpi bertemu Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dalam mimpi. Ayahnya, mengaku bertemu Nabi Sang Rasul Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dalam keadaan sadar. Benarkah?

D

i semester kedua 2019, sebuah video yang tayang pada 2012 dan 2016, kembali tayang dan ramai diperbincangkan publik dengan beragam komentar. Video tersebut menyangkut pengakuan putrinya Yusuf Mansur, Wirda, yang bermimpi bertemu Abu Bakar ash-Siddik dan Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa Sallam. Sedangkan video kedua, Yusuf Mansur mengaku bertemu Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa Sallam dalam keadaan sadar. Pada tahun 2012, dalam sebuah acara TV, Yusuf Mansur membawa anaknya, Wirda, yang memberi kesaksian bahwa si anak pernah bermimpi bertemu sahabat Abu Bakar ashSiddik dan Nabi Muhammmad Shallallahu ‘alaihi wa Sallam. Diceritakan bahwa Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa Sallam menegur Wirda, mengapa tidak melanjutkan hafalan Al-Quran yang sudah 15 juz itu? Yusuf Mansur sendiri, di acara tersebut, merasa iri, karena dia belum pernah bermimpi bertemu Sang Nabi. Wirda mengaku bermimpi bertemu Nabi Muhammad Yusuf Mansur OBONG - Kumpulan Catatan Lepas thayyiba.com

93

Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam pada tahun 2008, ketika usianya baru 7 tahun. Delapan tahun kemudian, Yusuf Mansur sendiri mengaku bertemu Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam secara langsung. Ia mengaku “bertemu” Nabi sebelum tidur atau ketika di mobil. Dan ia merasa diawasi oleh Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Bermimpi bertemu Nabi Muhammad Shallahllahu ‘alaihi wa Sallam, bisa jadi benar, karena setan tidak bisa menyerupai wajah Sang Nabi. Tetapi, para ulama memberi syarat-syarat. Yakni, hendaknya orang yang bermimpi itu tahu ciri-ciri Nabi Muhammad Shallahllahu ‘Alaihi wa Sallam. Imam ath-Tirmidzi dalam kitab “Mukhtashar AsySyama’il Al-Muhammadiyyah” telah membantu kita untuk mengenal secara detil ciri-ciri fisik Sang Nabi. Selain itu, para ulama juga sepakat bahwa mimpu bertemu Nabi Shallahllahu ‘Alaihi wa Sallam adalah pengalaman spiritual seseorang yang tidak boleh diberitakan kepada sembarang orang, apalagi diumumkan secara terbuka. *** Jika mimpi bertemu Nabi Muhammad Shallahllahu ‘Alaihi wa Sallam ada syarat-syarat yang ketat, lalu, bagaimana dengan Yusuf Mansur yang mengaku bertemu beliau dalam keadaan sadar? Bukankah yang pernah bertemu beliau adalah para sahabat? Itu pun ada syaratnya, tentang definisi sahabat. Adalah Imam as-Suyuti yang memberi definisi lengkap tentang sahabat. Menurutnya, sahabat adalah, “Setiap 94

Yusuf Mansur OBONG - Kumpulan Catatan Lepas thayyiba.com

orang yang bertemu dengan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam dalam keadaan muslim dan meninggal juga dalam keadaan muslim.” Mereka, para sahabat itu, adalah para pengikut yang paling setia, murid, dan penolong beliau. Para sahabat melanjutkan tugas-tugas pasca kenabian, dalam bentuk menyampaikan risalah, hadits-hadits, dan sunnah-sunnah yang mereka riwayatkan. Inilah keistimewaan peran sahabat. Dan ini hanya ada di jaman Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa Sallam. Para Sahabat adalah sebaik-sebaiknya manusia, “Sebaik-baik manusia adalah generasiku, kemudian generasi berikutnya, kemudian generasi berikutnya.” (HR. Imam Bukhari dan Muslim) Istimewanya kedudukan para sahabat di sisi Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bisa disimak hadits yang dinarasikan oleh Abu Sa’id Al Khudri Radhiyallahu ‘anhu, ”Janganlah kalian mencela sahabat-sahabatku. Seandainya salah seorang dari kalian berinfaq emas sebesar Gunung Uhud, tidak akan menyamai satu mud (infaq) salah seorang dari mereka dan tidak pula setengahnya.” (HR. Imam Bukhari, Muslim, at-Timidzi, Abu Daud, Ibnu Majah, dan Ahmad) Para sahabat itu punya posisi aqidah, syariah, dan akhlak yang luar biasa, sebagai sumber keteladanan umat manusia sepanjang masa. Mereka adalah generasi terbaik yang pernah ada di muka bumi ini. Karena itu, Rasulullah shallallahu ‘Alaihi wa sallam mewanti-wanti kita agar tidak berdusta atas nama beliau. Sahabat Al-Mughirah Yusuf Mansur OBONG - Kumpulan Catatan Lepas thayyiba.com

95

menarasikan, “Sesungguhnya berdusta atas namaku tidaklah sama dengan berdusta pada selainku. Barangsiapa yang berdusta atas namaku secara sengaja, maka hendaklah dia menempati tempat duduknya di neraka.” (HR. Imam Bukhari dan Muslim). *** Bermimpi bertemu Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam boleh jadi itu benar. Tetapi itu ada syarat-syaratnya, faham betul tentang ciri-ciri fisik beliau sebagaimana diisyaratkan oleh Imam ath-Tirmidzi. Pertayaannya, apakah benar anak usia 7 tahu, yang belum baligh, bisa mimpi bertemu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam? Boleh jadi, ciri-ciri fisik beliau belum dikenali secara benar oleh anakanak di suia 7 tahun tersebut. Begitu pula dengan ayahnya Wirda, Yusuf Mansur, yang lebih dahsyat lagi: bertemu Nabi. Baik dalam kisah Wirda maupun Yusuf Mansur, keduanya sama-sama memberikan kisah yang baik-baik, tentang melanjutkan hafalan Al-Quran dan amalan-amalan yang berkaitan dengan sunnah Rasul. Tetapi, bermimpi bertemu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam itu, dalam sejarahnya, tidak lazim dialami oleh anak-anak seusia 7 tahun, atau mereka yang belum baligh. Apalagi tidak punya pemahaman tentang sosok Sang Nabi secara rinci. Begitu juga dengan bertemu Sang Nabi dalam keadaan sadar. Jauh dari panggang. Meskipun pesan moralnya baik, tetapi karena tidak sesuai dengan ketentuan syariat, hendaknya ditolak. Mengapa? Selama ini, mereka yang didatangi Nabi dalam 96

Yusuf Mansur OBONG - Kumpulan Catatan Lepas thayyiba.com

mimpi, adalah mereka yang istimewa. Apalagi jika bertemu lansung dengan Nabi dan jadi pengikut setianya, tentulah orang-orang yang luar biasa, baik secara spiritual maupun secara moral. Dan ini akan mengoncang sendi-sendi masyarakat prismatic (nilai-nilai lama ditinggalkan dan nilai-nilai baru belum ditemukan) dalam memahami keluarga Yusuf Mansur. Akan muncul kultus baru terhadap keluarga Yusuf Mansur. Dan itu jelas-jelas sudah keluar dari syariat.

Yusuf Mansur OBONG - Kumpulan Catatan Lepas thayyiba.com

97

Mengaku Bertemu Nabi (Bagian I) Mengaku bertemu Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dalam mimpi, bisa jadi benar. Tetapi mengaku bertemu Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dalam keadaan sadar, jelas sebuah kebohongan yang nyata.

M

impi bertemu Nabi Shallahllahu ‘Alaihi wa Sallam bisa saja terjadi. Para ulama sepakat bahwa hal itu memungkinkan, karena Nabi Shallahllahu ‘Alaihi wa Sallam pernah bersabda: “Barangsiapa melihatku dalam mimpi, maka sungguh dia telah melihatku secara benar. Sesungguhnya setan tidak bisa menyerupai bentukku. Barangsiapa yang berdusta atas diriku secara sengaja maka hendaknya dia mengambil tempat duduk dalam neraka. ”(HR. Imam Bukhâri: 110) Untuk mengetahui bahwa yang ditemui dalam mimpi itu adalah Nabi, hendaknya orang yang bermimpi itu tahu ciri-ciri Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Adapun ciri-ciri fisik Nabi itu secara rinci telah ditulis oleh Imam At-Tirmidzi (wafat 13 Rajab tahun 279 H/8 Oktober 892 M) dalam kitab Mukhtashar Asy-Syama’il AlMuhammadiyyah. Selain mengetahui betul ciri-ciri Nabi tersebut, para ulama juga sepakat bahwa hal ini adalah pengalaman spiritual seseorang yang tidak boleh diberitakan kepada sembarang orang, apalagi diumumkan secara terbuka. 98

Yusuf Mansur OBONG - Kumpulan Catatan Lepas thayyiba.com

َ ‫ق ثَ ََلث إِ َذا َح َّد‬ ْ ‫ َو إِ َذا‬، َ‫ َو إِ َذا َو َع َد أَ ْخلَف‬،‫ب‬ ‫اؤتُ ِمهَ خَان‬ َ ‫ث َك َر‬ ِ ِ‫آيَةُ ْال ُمىَاف‬ = ْ َّ َ َ َ ‫ب َعلَ َّ ُ َ َ ِّممدًبا فَ ْل‬ ‫از‬ ‫ إِ َّن َك ِر ًبا‬mimpi, ‫ َك َ ِر ٍب‬Nabi َ ‫ َ ْه َك َر‬، ‫ح ٍبد‬bertemu َ َ‫ب َعلَ أ‬ َ ْ َ‫ َعلَ َّ ل‬dalam ِ َّ‫أ َ ْ َ َديُ ِ هَ الى‬Mengaku bermimpi

padahal yang terjadi tidak demikian, akan mendapat ancaman yang ْ ُ serius. َ‫ الَّ ِريْهَ يَلُ ْ و‬Dari ‫خَ ْ ُس ال‬ َ‫ثُ َّ الَّ ِريْه‬Abbas َّ ُ‫يَلُ ْ وَ ُ ْ ث‬Ibnu ِ‫اا َسْ و‬ ِ َّ‫ى‬Radhiyallahu ‘anhuma, Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda: َ َ ْ َ‫ َولَ ْه ي‬،‫َ ْه تَ َ لَّ َ ِ ُْل ٍب لَ ْ يَ َسيُ ُكلِّمفَ أَ ْن يَ ْ ِ َد َ ْهَ َ ِ َستَ ِْه‬

“Siapa yang mengaku bermimpi, padahal dia tidak mengalaminya, maka kelak di hari kiamat dia akan dibebani perintah untuk mengikat 2 biji gandum, dan tidak mungkin bisa melakukannya.” (HR. Imam Bukhari: 7042). Ini baru mimpi bertemu Nabi. Lalu, bagaimana jika ada orang mengaku bertemu Nabi secara langsung? Yusuf Mansur yang dikenal dengan ustadz sedekah itu, pernah mengaku bertemu Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dan mengingatkannya tentang banyak hal. Pengakuan Yusuf Mansur itu diutarakan dalam sebuah pengajian terbuka dan diunggah untuk pertama kalinya pada Desember 2016. Pada bulan Mei sampai Juli 2019 ini, video tersebut diunggah kembali dan disebar lagi oleh beberapa pihak. Jika bermimpi saja ada syaratnya, bagaimana jika mengaku bertemu langsung? Ibnu Hajar Al-Asqolani (773 H/1372 M – 852 H/1449 M), pensyarah kitab Shahih Bukhari, Fathul Bari, pernah memberi komentarnya tentang orang yang mengaku-ngaku pernah bertemu Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam di alam sadar. “Jika ada orang bisa bertemu Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa sallam di luar mimpi, tentu mereka menjadi sahabat Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Mungkin saja masa sahabat itu terus berlangsung sampai hari kiamat. Dan ini Yusuf Mansur OBONG - Kumpulan Catatan Lepas thayyiba.com

99

terbantahkan dengan adanya banyak orang yang bermimpi ketemu beliau, namun tidak ada satupun diantara mereka yang mengaku dirinya melihat Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa sallam di alam sadar.” Definisi sahabat itu adalah orang yang bertemu Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dalam kondisi beriman kepada beliau dan wafat sebagai muslim. Jika klaim Yusuf Mansur ini benar, bahwa dia bertemu Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam ketika di kendaraan dan sebelum tidur, maka dia sejatinya adalah seorang sahabat. Hebat bukan? Coba kita tengok sirah, pasca wafatnya beliau, tidak seorang pun sahabat yang mengaku pernah bertemu Nabi di alam nyata. Bahkan putrinya, Fatimah az-Zahra, yang amat berduka atas wafatnya ayahandanya, tidak pernah bertemu di alam nyata. Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam wafat pada 12 Rabiul Awal tahun 11 Hijriah, tidak lama kemudian Fatimah menyusul dan wafat pada 13 Ramadhan tahun 11 Hijriyah. Jika Yusuf Mansur berani mengaku bertemu dengan Nabi, dan itu jelas-jelas sebuah kebohongan, bagaimana dengan umat Islam kebanyakan?

100

Yusuf Mansur OBONG - Kumpulan Catatan Lepas thayyiba.com

Mengaku Bertemu Nabi (Bagian II) Hanya para Sahabat yang pernah bertemu Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam secara langsung. Jika di zaman sekarang ada orang yang mengaku-ngaku pernah bertemu Nabi, apakah ia seorang Sahabat?

D

alam kaitan dengan mengaku Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, maka kita mesti masuk kepada definisi sahabat. Adalah Imam asSuyuti yang pernah memberikan definisi lengkap tentang sahabat. Menurutnya, sahabat adalah, “Setiap orang yang bertemu dengan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dalam keadaan muslim dan meninggal juga dalam keadaan muslim.” Ada pertanyaan, utusan Raja Kisra (waktu itu masih kafir) yang pernah bertemu beliau, lalu masuk Islam pada saat Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam sudah wafat, apakah bisa disebut sahabat? Ternyata tidak. Hal ini juga berlaku sebaliknya. Seseorang bertemu Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam dalam keadaan muslim kemudian ia meninggal dalam keadaan murtad, maka ia juga tidak bisa disebut sahabat. Keberadaan para sahabat, khususnya para sahabat utama, punya hubungan yang tak terpisahkan dengan aktifitas Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Mereka adalah para pengikut yang paling setia, murid, Yusuf Mansur OBONG - Kumpulan Catatan Lepas thayyiba.com

101

dan penolong beliau. Para sahabat adalah mereka yang

melanjutkan tugas-tugas pasca kenabian, dalam bentuk menyampaikan risalah, hadits-hadits, dan sunnah-sunnah yang mereka riwayatkan. Inilah keistimewaan peran َ ‫ق ثَ ََلث إِ َذا ح َّد‬ ْ ‫ و إ َذا‬، َ‫ َو إِ َذا َو َع َد أَ ْخلَف‬،‫ب‬ ‫اؤتُ ِمهَ خَان‬ ‫ث َك َر‬ ‫آيَةُ ْال ُمىَا‬ ِ ِ‫ف‬Nabi sahabat.ِ َ Dan ini hanya َ ada diَ jaman Muhammad = Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. ‫ فَ ْل َ َ َ َّ ْأ َ ْ َ َديُ ِ هَ الىَّا‬Mereka, ‫ َعلَ َّ ُ َ َ ِّممدًبا‬para ‫ب‬ ، ‫ َعلَ أَ َح ٍبد‬itu, ‫ب‬ ‫إِ َّن َك ِر ًبا‬ ‫ َك َ ِر ٍب‬adalah َ ‫ َ ْه َك َر‬Sahabat َ ْ َ‫ َعلَ َّ ل‬sebaik-sebaiknya manusia, sebagaimana disabdakan oleh beliau: ْ ُ َ‫اا َسْ وِ ثُ َّ الَّ ِريْهَ يَلُ ْ وَ ُ ْ ثُ َّ الَّ ِريْهَ يَلُ ْ و‬ ِ َّ‫خَ ْ ُس الى‬

“Sebaik-baik manusia ialah pada generasiku, kemudian َّ‫َ ْه تَ َ ل‬ َ‫ َول‬،‫َ ْهَ َ ِ َستَ ِْه‬kemudian ‫ ُكلِّمفَ أَ ْن يَ ْ ِ َد‬generasi َ َ ْ َ‫ ْه ي‬berikutnya, generasi (HR. ُ‫ َ ِ ُْل ٍب لَ ْ يَ َسي‬berikutnya.” Imam Bukhari dan Muslim) Begitu istimewanya para sahabat itu sampai Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda yang dinarasikan oleh Abu Sa’id Al Khudri Radhiyallahu ‘ahnu, ”Janganlah kalian mencela sahabat-sahabatku. Seandainya salah seorang dari kalian berinfaq emas sebesar Gunung Uhud, tidak akan menyamai satu mud (infaq) salah seorang dari mereka dan tidak pula setengahnya. (HR. Imam Bukhari, Muslim, at-Timidzi, Abu Daud, Ibnu Majah, dan Ahmad) Itu sebabnya, tidaklah berlebihan ketika Sahabat Abdullah bin Mas’ud Radhiyallahu ‘anhu mengatakan, “Barangsiapa hendak mengambil teladan maka teladanilah orang-orang yang telah meninggal. Mereka itu adalah para sahabat Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa Sallam. Mereka adalah orang-orang yang paling baik hatinya di kalangan umat ini. Ilmu mereka paling dalam serta paling tidak suka membebani diri. Mereka adalah kaum yang telah dipilih 102

Yusuf Mansur OBONG - Kumpulan Catatan Lepas thayyiba.com

oleh Allah guna menemani Nabi-Nya Shallallahu ‘alaihi wa Sallam dan untuk menyampaikan ajaran agama-Nya. Oleh karena itu tirulah akhlak mereka dan tempuhlah jalan-jalan mereka. Sesungguhnya mereka berada di atas jalan yang lurus.” Jika pengakuan Yusuf Mansur ini benar, bahwa dia bertemu Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam sebelum tidur atau ketika di mobil, berarti Yusuf Mansur adalah sahabat. Karena definisi sahabat adalah orang yang bertemu Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa sallam dalam kondisi beriman kepada beliau dan mati sebagai muslim. Sayangnya, pengakuan seperti ini tidak pernah diutarakan oleh mereka yang hidup setelah jaman beliau, kecuali oleh para pendusta. Dan dusta atas nama Nabi itu akan mendapatkan tempat di neraka. Sebagaimana dinarasikan َ ‫ا َح َّد‬ia ْ ‫إِ َذا‬Sahabat ‫هَ خَان‬oleh ‫اؤتُ ِم‬ ‫ َو‬، َ‫ َع َد أَ ْخلَف‬Al-Mughirah, ‫ َو إِ َذا َو‬،‫ب‬ ‫ث إِ َذ‬mendengar ‫ق ثَ ََل‬ َ ‫ث َك َر‬ ِ ِ‫آيَةُ ْال ُمىَاف‬ Rasulullah shallallahu ‘Alaihi wa sallam bersabda: = ْ ‫از‬ ‫إِ َّن َك ِر ًبا َعلَ َّ لَ ْ َ َك َ ِر ٍب‬ َ ‫ َ ْه َك َر‬، ‫ب َعلَ أَ َح ٍبد‬ ِ َّ‫ب َعلَ َّ ُ َ َ ِّممدًبا فَ ْل َ َ َ َّ أ َ ْ َ َديُ ِ هَ الى‬

“Sesungguhnya berdusta atas namaku tidaklah َّ‫ْهَ يَلُ ْ وَ ُ ْ ثُ َّ ال‬Barangsiapa sama dengan berdustaْ ُ pada َ‫ ِريْهَ يَلُ ْ و‬selainku. ‫اا َسْ وِ ثُ َّ الَّ ِري‬ ‫خَ ْ ُس‬ ِ َّ‫الى‬yang berdusta atas namaku secara sengaja, maka hendaklah dia menempati tempat duduknya di َ neraka.” (HR. Imam َ َ ْ َ‫ َولَ ْه ي‬،‫َ ْه تَ َ لَّ َ ِ ُْل ٍب لَ ْ يَ َسيُ ُكلِّمفَ أ ْن يَ ْ ِ َد َ ْهَ َ ِ َستَ ِْه‬ Bukhari dan Muslim).

Yusuf Mansur OBONG - Kumpulan Catatan Lepas thayyiba.com

103

Membantah Bertemu Nabi? Video yang mengaku dirinya bertemu Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dalam keadaan sadar, rupanya banyak yang mengkritik. Lalu, lewat akun instagramnya, Yusuf Mansur membantah bahwa dirinya tidak pernah bertemu dengan Nabi. Membantah kebohongannya sendiri?

S

ebuah situs dengan alamat WWW.actuall.blogspot. com pada Senin 7 Oktober 2019 lalu merilis sebuah berita dengan judul “UYM: Saya Sering Bertemu Rasulullah SAW Dalam Keadaan Sadar, Bahkan Sambil Minum Kopi.” Ada narasi yang membantah bahwa umat manusia pasca wafatnya Sang Nabi, tidak mungkin bisa bertemu beliau di alam nyata. Juga disertakan video yang diunggah dari Youtube pada 16 September 2019 dimana testimoni Yusuf Mansur bertemu Nabi diikutsertakan dalam narasi tersebut. Di hari dan tanggal yang sama, melalui akun Instagramnya, Yusuf Mansur membantahnya. “Ini sangat2 ga bener. Scr logika aja, gimana mungkin saya bcr demikian? Bunuh diri juga kalo bener. Sbb ngaku2, hehehe.” Begitu bantahan Yusuf. Sejak itu, sepanjang pekan ini, kisah bantahan Yusuf Mansur itu viral di media sosial dan media arus utama. Para pengikut setia Yusuf Mansur, tentu saja membela idolanya itu. Tetapi orang yang waras dan dan berfikir kritis, tidak percaya begitu saja. Jejak digital dan 104

Yusuf Mansur OBONG - Kumpulan Catatan Lepas thayyiba.com

video yang masih beredar di Youtube, sebagai alat bukti yang tak terbantahkan. Bertemu dengan Nabi di alam nyata dan bertemu di alam mimpi, jelas tidak sama. Jika ada orang mengakungaku bertemu Nabi secara sadar di alam nyata, sudah semestinya dirujuk dengan hadits-hadits yang berkaitan dengannya. Bertemu dalam keadaan mimpi, sangat mungkin, karena wajah Rasulullah tidak bisa diserupai oleh jin dan sejenisnya. Tetapi mengaku bertemu Nabi dalam keadaan sadar di alam nyata, itu yang menjadi persoalan akidah. “Barangsiapa melihatku dalam mimpi, maka sungguh dia telah melihatku secara benar. Sesungguhnya setan tidak bisa menyerupai bentukku. Barangsiapa yang berdusta atas diriku secara sengaja maka hendaknya dia mengambil tempat duduk dalam neraka.”(HR. Imam Bukhâri: 110) Jika hanya mengaku-ngaku bermimpi bertemu Nabi, padahal sebenarnya tidak demikian, maka orang tersebut akan mendapat ancaman, sebagaimana hadits yang dinarasikan oleh Ibnu Abbas Radhiyallahu ‘anhuma, Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, “Siapa yang mengaku bermimpi, padahal dia tidak mengalaminya, maka kelak di hari kiamat dia akan dibebani perintah untuk mengikat 2 biji gandum, dan tidak mungkin bisa melakukannya.” (HR. Imam Bukhari: 7042). Mari kita tengok sejarah pasca wafatnya Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Belum pernah kita membaca sirah para Sahabat yang usianya lebih panjang dari Nabi, dan mereka bertemu Nabi (pasca kematian beliau) di Yusuf Mansur OBONG - Kumpulan Catatan Lepas thayyiba.com

105

alam nyata. Bahkan putrinya, Fatimah az-Zahra, yang amat berduka atas wafatnya ayahandanya, tidak pernah bertemu di alam nyata. Jejak digital ceramah Yusuf Mansur yang mengaku bertemu Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam itu ada lebih dari 1 versi. Ada yang diunggah Desember 2016 dan ada yang diunggah pada Mei-Juli-September 2019. Semuanya ia sampaikan secara ekspresif sambil bergetaran, menangis dan sembab matanya. Tetapi, ketika Yusuf membantah apa yang pernah diceramahkan, yang ditonton oleh jamaah dan pemirsa TV dan Youtube, sungguh sebuah perbuatan yang a-historis. Jejak digitalnya masih bisa diakses, dan dia membantah dengan entengnya. Adalah Yusuf Mansur sudah mengalami amnesia? Jika bukan amnesia, apa yang tepat untuknya? Adalah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Salam memberi ciri-ciri perilaku dari orang-orang munafik, sebagaimana dinarasikan oleh Abu Hurairah: َ ‫ق ثَ ََلث إِ َذا َح َّد‬ ْ ‫ َو إِ َذا‬، َ‫ َو إِ َذا َو َع َد أَ ْخلَف‬،‫ب‬ ‫اؤتُ ِمهَ خَان‬ َ ‫ث َك َر‬ ِ ِ‫آيَةُ ْال ُمىَاف‬ = “Tanda orang munafik itu tiga, apabila ia berucap َ َ ‫مدًبا فَ ْل‬membuat ‫از‬ ‫ َ ْه‬، ‫د‬berdusta, ‫إِ َّن َك ِر‬ َ‫ َ َّ ْأ َ ْ َ َديُ ِ ه‬jika ‫ب َعلَ أَ َح ٍب‬ ‫َك َ ِر ٍب‬dan َ ‫ َك َر‬janji َ ْ َ‫ ل‬jika َّ َ‫ًبا َعل‬dipercaya ‫ب َعلَ َّ ُ َ َ ِّم‬ ِ َّ‫ الى‬bohong,

mengkhianati” (HR Imam Al-Bukhari: 33 dan Muslim: 59) Karena pemberitaannya marak, pembaca bisa ْ ُ َ‫اا َسْ وِ ثُ َّ الَّ ِريْهَ يَلُ ْ وَ ُ ْ ثُ َّ الَّ ِريْهَ يَلُ ْ و‬ ِ َّ‫خَ ْ ُس الى‬ langsung mengecek kepada sumber-sumber terkait. Yang menarik adalah begitu mudahnya Yusuf Mansur mengaku‫ َو‬،‫ َ ِ َستَ ِْه‬Nabi, ‫لِّمفَ أَ ْن‬begitu ‫ ُْل ٍب لَ ْ يَ َسيُ ُك‬mudahnya َ‫يَ ْ ِ َد َ ْه‬dan َ َ ْ َ‫لَ ْه ي‬dengan ngaku bertemu ia ِ َ َّ‫َ ْه تَ َ ل‬ membantahnya. 106

Yusuf Mansur OBONG - Kumpulan Catatan Lepas thayyiba.com

Di dalam ilmu komunikasi, ada yang namanya “teori kebohongan”. Jika seseorang sudah melakukan kebohongan, maka untuk menutupi kebohongannya itu, ia akan melakukan kebohongan lanjutan. Begitu seterunya. Dan itu berulang, dinarasikan dengan sepenuh tenaga yang membuat sebagian orang terpedaya olehnya. Jika Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam yang menjadi junjungan umat Islam di seluruh jagat itu dijadikan bualan dengan entengnya, bagaimana jika menyangkut umat Islam secara umum? Apalagi jika menyangkut dengan komitmen-komitmen yang ia buat. Masih adakah yang tersisa (kebaikannya) dari orang yang terus menerus membuat kebohongan ini? Buat Yusuf Mansur, yang nama aslinya Jam’an Nurkhotib Mansur, berhentilah berkelit, berhentilah ngebohong, berjalanlah di jalan Allah, bukan di atas jalan kebohongan. Ingatlah, masih ada umur untuk bertobat, dan hidup secara normal, tidak dikejar-kejar investor yang selama ini merasa jadi korban penipuan Anda.

Yusuf Mansur OBONG - Kumpulan Catatan Lepas thayyiba.com

107

Nabung Tanah Sampai Hong Kong Urusan tabung menabung tidak hanya di dalam negeri. Para TKI (Tenaga Kerja Indonesia) yang ada di Hong Kong pun jadi sasaran. Dengan judul “Nabung Tanah”, tahun 2014, para TKI diajak berinvestasi guna membangun hotel di Malang, Jawa Timur. Setelah 5 tahun hotel tak juga ada wujudnya. Para TKI menjadi korban proyek abal-abul. asih ingat pada 28 September 2019 lalu Yusuf Manusr meluncurkan ‘Nabung Investasi” di Depok, Jawa Barat? Ya, paket baru yang bernama “Nabung Investasi” menawarkan 5 produk: pembiayaan pembangunan gedung asrama santri; pembiayaan pembangunan gedung Institut DAQU; pembiayaan gedung sekolah; pembiayaan pembelian tanah di Karawang, Bogor, dan Tangerang; serta pembiayaan Modal Kerja Perusahaan Teknologi. Untuk menampung dana dari “Nabung Investasi” tersebut dipercayakan pada Koperasi Indonesia Berjamaah (KIB) milik Yusuf Mansur. Jika Anda hendak ikutan, langkah awal adalah menjadi anggota KIB, dengan mengutip Rp 250 ribu per orang. Setelah itu baru bisa ikutan Nabung Investasi, dengan 5 produk tersebut diatas. Adapun besaran “Nabung Investasi” tidak ada ketentuannya.

M

108

Yusuf Mansur OBONG - Kumpulan Catatan Lepas thayyiba.com

Inilah

licinnya

Yusuf

Mansur.

Hanya

dengan

pendaftaran anggota yang per orang Rp 250 ribu itu, jika pesertanya mencapai 1000 orang, uang sudah terkumpul Rp 250 juta. Uang ini tidak bisa kembali, karena sebagai syarat keanggotaan. Bisa jadi, karena nama Yusuf Mansur sudah tercemar berat karen berbagai kasus yang menyangkut dana umat, jualan “Nabung Investasi” kali ini tidak bersambut. Sepi pengunjung, sepi peminat, Yusuf pun pulang dengan membawa mimpi yang tak terwujud. Soal nabung dan investasi, sudah jamak dilakukan oleh Yusuf Mansur. Dan semuanya bermasalah. Bahkan, sampai hari ini, masalah-masalah yang berkaitan dengan investasi tidak pernah tuntas. Mulai dari investasi batu bara, patungan usaha, patungan aset, Contotel Moya Vidi, bahkan “Nabung Tanah”. Uniknya, paket “Nabung Tanah” yang disasar adalah para tenaga kerja Indonesia (TKI) yang ada di Hong Kong. Kejeliaan Yusuf Mansur membidik para TKI di Hong Kong karena ia, di tahun 2014 itu, sering bolakbalik Jakarta-Hong Kong, untuk memberikan tausyiah. Momentum inilah yang dimanfaatkan oleh Yusuf. ‘Nabung Tanah” yang dimaksud adalah bentuk investasi yang akan, katanya, untuk membangun hotel di kota Malang, Jawa Timur. Dana yang terkumpul dihimpun lewat Koperasi Merah Putih yang juga milik Yusuf Mansur. Satu paket “Nabung Tanah” senilai Rp 2.400.000. Untuk bisa ikutan nabung, harus jadi anggota koperasi Merah Putih dengan uang pendaftaran Rp 200.000. Yusuf Mansur OBONG - Kumpulan Catatan Lepas thayyiba.com

109

Bagi para TKI, karena yang mengajak itu seorang Yusuf Mansur yang jamak melakukan tausyiyah dan penganjur sedekah, mereka percaya saja. “Awalnya untuk investasi di masa depan,” tutur Indah, seorang TKI di Hong Kong yang sekarang sudah pulang ke Jawa Timur, itu. Dalam “iming-iming” yang diberikan, dana “Nabung Tanah” akan digunakan untuk membangun hotel di Malang, ada laporan secara periodik, ada bagi untung secara berkala, dan seterusnya. Praktiknya, sampai dengan tahun ke-5, 2019, ceritera tentang “Nabung Tanah” tak berlanjut. Hal ini sebenarnya sudah terjadi sejak setahun pertama, 2015 sudah tak lagi ada laporan-laporan kepada nasabah. Juga bagi hasil atau bagi untung yang dijanjikan. Maka, sebagian penabung yang masih menyimpan nomornya Yusuf Mansur mencoba menghubunginya. Cukup berbelit-belit. Singkat ceritera, ketemulah nomor HP Yusuf Mansur yang masih aktif, tersambung. Di telepon, Yusuf Mansur terlihat bijak. Ia menjanjikan akan mengembalikan uang yang telah ditanam oleh Indah, berikut dengan bagi hasil keuntungan. Siapa tidak berbunga-bunga? “Nanti kita pulangin, kita lebihin,” kata Yusuf Mansur diujung telepon. Di tunggu sebulan, dua bulan, eh tidak juga ada uang yang dijanjikan dikembalikan tersebut. Setelah dikejar-kejar dengan berbagai saluran komunikasi, akhirnya uang Indah dikembalikan juga. Tetapi hanya Rp 2.400.000, yang Rp 200.000 sebagai anggota dan uang bagi hasil keuntungan yang dijanjikan “dilebihin”, tidak pernah ada ceritanya. 110

Yusuf Mansur OBONG - Kumpulan Catatan Lepas thayyiba.com

Hal senada juga dialami oleh Nanik, yang kini masih jadi TKI di Hong Kong. Setelah melalui prosedeur yang berbelit-belit dan memerlukan waktu berbulan-bulan, akhirnya uangnya kembali juga. Tapi ya itu, yang kembali hanya Rp 2.400.000. Yang Rp 200.000 plus keuntungan selama 5 tahun berjalan, tidak ada kejelasannya. Tentang “Nabung Tanah” yang katanya untuk membeli tanah di Malang dan akan dibangun hotel itu, juga tak ada wujudnya. Ini modusnya sama dengan investasi Condotel Moya Vidi di Jogjakarta. Uang sudah terkumpul Rp 1,6 milyar, ternyata proyeknya tidak jadi dibangun. Uangnya malah dialihkan untuk pembelian hotel Siti di Tangerang yang saat ini sepi hunian itu. “Nabung Tanah” yang menyasar para TKI di Hong Kong itu berhasil menyedot ratusan bahkan ribuan orang. Nasib “baik” yang dialami oleh Indah dan Nanik tersebut hanyalah sebagian kecil; sebagian besar mereka tak lagi bisa berkomunikasi, apalagi menagih uangnya kembali. Begitulah, ketika gaya “Nabung Tanah” di Hong Kong diadopsi dengan nama “Nabung Investasi” di tanah air, masyarakat sudah mulai melek dan tidak mau berinvestasi. Tetapi, ratusan, bahkan ribuan orang tetap tidak jelas akan nasib investasi yang mereka tanam di “Nabung Tanah”. Sebagian mereka sudah ada yang pulang ke Indonesia, sebagian masih ada di Hong Kong sebagai TKI.

Yusuf Mansur OBONG - Kumpulan Catatan Lepas thayyiba.com

111

Daarul Qur’an, Sudah Mahal Masih Minta Sedekah! Mau memasukkan putra-putri di Daarul Qur’an Pusat di Tangerang, Banten? Bersiaplah merogoh kocek yang tebal. Cukup mahal untuk ukuran ratarata orang Indonesia. Meskipun begitu, masih saja meminta sedekah kepada masyarakat.

Y

usuf Mansur mulai membuat kelas-kelas “The Power of Giving, The Miracle of Giving”, lagi. Di awali dari Medan, Ahad 17 November 2019 di Hotel Grandika, lalu akan digelar di berbagai kota. Ini adalah jualan dengan menu lama yang dikemas-ulang. Sebagaimana ceramah “perdanya” di Medan, Yusuf memberi penekanan pada pentingnya memberi dan balasan yang akan diterima oleh mereka yang ringan bersedekah. Berkali-kali lipat, bahkan lebih dari 70 kali lipat. Sampai di sini ceramahnya benar. Tetapi buntutnya yang tidak enak. Di ujung ceramahnya, atau, ketika di Medan, seusai ceramah, baru diumumkan bahwa Pondok Pesantren (PP) Daarul Qur’an yang diasuhnya, membutuhkan dana. Ia meminta para peserta atau jamaahnya untuk memberikan sedekahnya kepada proyek yang sedang ia gagas: Ruang kelas untuk Pondok Pesantren Daarul Qur’an yang ada di Cipondoh, Kota Tangerang, Banten. Menganjurkan 112

Yusuf Mansur OBONG - Kumpulan Catatan Lepas thayyiba.com

sedekah, tetapi untuk proyek-proyeknya Yusuf Mansur sendiri. Meski kelas-kelas “The Power of Giving” tidak seheboh dan seramai empat atau lima tahun lalu, tetapi setiap kelas masih bisa mendatangkan 100-an peserta. Mereka dari jamaah dan pelaku lapak PayTren. Di acara The Power of Giving yang digelar di Medan, misalnya, Yusuf memperkenalkan paket sedekah untuk pembangunan ruang kelas. Ada 30 kelas yang hendak dibangun, dengan kapasitas per kelas untuk 30 santri penghafal Qur’an. Wakaf per unit sebesar Rp 81 juta. Yusuf pun menganjurkan agar satu kelas bisa diborong oleh satu keluarga agar nama keluarga tersebut bisa disematkan sebagai nama bangunan atau kelas. *** Pondok Pesantren Daarul Qur’an yang berdiri tahun 2003 di Cipondoh itu kini sudah punya cabang di Cikarang (khusus putri), Semarang, Lampung, Jambi, dan Banyuwangi. Di Cipondoh, sebagai pesantren pusat untuk laki-laki, ada lebih dari 1000 santri. Sementara di cabangcabang, masing-masing punya santri sekitar 250 anak. PP Daarul Qur’an yang ada di Cipondoh itu, dikelilingi oleh pondok-pondok pesantren Tahfizh yang dikelola dengan sangat sederhana. Berbeda dengan PP Daarul Qur’an yang berdiri megah di atas tanah lebih dari 4 hektar, itu. Juga, yang tidak kalah menariknya, di Daarul Qur’an biaya masuknya cukup mahal untuk ukuran rata-rata penduduk Indonesia. Biaya masuk untuk santri SD misalnya, Yusuf Mansur OBONG - Kumpulan Catatan Lepas thayyiba.com

113

pendaftaran Rp 850.000, uang masuk Rp 40 juta dan SPP per bulan Rp 4 juta. Sedangkan untuk SMP dan SMA, pendaftaran Rp 850.000, uang masuk Rp 31,5 juta, dan SPP per bulan Rp 2,7 juta. Lazimnya di dunia pendidikan, uang masuk itu lebih diprioritaskan untuk membangun uang gedung atau kelas. Dengan uang masuk Rp 40 juta per santri, misalnya, cukup 2 santri bisa membangun satu kelas. Di Daarul Qur’an, ruang-ruang kelas justru minta sedekah dan wakaf dari para jamaah atau donator. Ini yang menjadi ironi. Mendidik dan mencetak para hafizh itu mengajari mereka tentang Al-Qur’an. Pertanyaannya, bolehkah meminta bayaran atau upah untuk mengajari Al-Qur’an? Ada pendapat yang membolehkan tetapi sekadarnya, tapi tidak sedikit pula yang menghramkannya. Adalah Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah (wafat 22 Dzulqadah 728 H/26 September 1328 M), dalam Majmu al-Fatawa juz 30, menulis, “Adapun mengajar Al-Qur’an dan ilmu agama tanpa upah adalah pekerjaan yang paling utama dan paling disukai oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala. Tidak seorang pun yang tinggal di negeri Islam yang tak mengetahuinya. Para sahabat, tabi’in, tabi’ut tabi’in, dan ulama-ulama lainnya yang di kalangan umat terkenal sebagai orang-orang yang memahami Al-Qur’an, hadits, dan fikih, hanya mengajar tanpa upah, dan sama sekali tidak ada di antara mereka yang mengajar dengan upah. Sesungguhnya ulama adalah pewaris para nabi, dan para nabi tidak pernah mewariskan dinar atau dirham, tetapi hanya mewariskan ilmu. Maka, barangsiapa yang mengambil ilmu berarti ia telah 114

Yusuf Mansur OBONG - Kumpulan Catatan Lepas thayyiba.com

mengambil keuntungan yang berlimpah. Dan para nabi mengajarkan ilmu tanpa upah.” Karena itu, pesantren-pesantren tahfizh pada umumnya, juga yang ada di sekitaran Daarul Qur’an di Cipondoh, kondisinya bersahaja, biaya yang dikeluarkan oleh wali santri hanya untuk keperluan santri sehari-hari dan itu pun tidak mahal. Bagi mereka yang tidak mampu, digratiskan. Tetapi, justru di pesantren-pesantren yang nampak bersahaja ini telah menelorkan santri-santi yang benar-benar unggul dalam hafalan Al-Qur’annya. Mirisnya, santri-santri yang ada di Daarul Qur’an, hampir bisa dipastikan tidak ada dari kalangan tetanggatetangga Daarul Qur’an sendiri. Alasannya jelas, mereka tidak mampu memasukkan anak-anak mereka ke Daarul Qur’an, karena biayanya terlalu mahal. Mereka memasukkan anak-anak mereka ke pesantren di sekitaran Daarul Qur’an, berbaur dengan anak-anak lainnya yang datang dari berbagai pelosok tanah air. Oleh sebab itu menjadi ironi tersendiri untuk masuk dan menjadi santri di Daarul Qur’an begitu mahalnya, bahkan mungkin termahal di dunia untuk sekolah tahfizh, masih minta sedekah pula untuk membangun ruang kelas.

Yusuf Mansur OBONG - Kumpulan Catatan Lepas thayyiba.com

115

Daarul Qur’an, Keikhlasan yang Dikapitalisasi Para pengelola Daarul Qur’an di berbagai daerah dan kota, baik itu yang mandiri, mitramandiri maupun mitra, tak perlu diragukan keikhlasannya. Mereka mengabdi untuk mengelola dan mengajarkan Al-Qur’an ke tengah-tengah masyarakat. Tetapi mereka ini dikapitalisasi, dimintakan sedekah yang hasilnya untuk Daarul Qur’an pusat yang ada di Tangerang, Banten.

Y

usuf Mansur memang banyak akal. Sejak November 2019 lalu ia keliling Nusantara untuk memberikan motivasi dengan tema “The Power of Giving”. Sebagai contoh, pada 17 November lalu di Hotel Grandika, Medan; pada 5 Desember di Aula Masjid Al Mansur, Bandung. Ini belum lagi acara-acara yang digelar secara online berbayar. Ujung dari setiap seminar maupun motivasi, baik online maupun offline, selalu mengajak jamaah atau peserta untuk melakukan sedekah. Dan ia, Yusuf Mansur, sudah menyiapkan salurannya untuk disedekahkan pada Daarul Qur’an yang tersebur di 21 provinsi yang ada di tanah air. Selama ini, Yusuf Mansur selalu menjual nama Daarul Qur’an, sebagai pencetak para penghafal Al-Qur’an. Bagaimanakah postur dari Daarul Qur’an yang selalu dipromosikan oleh Yusuf Mansur tersebut? 116

Yusuf Mansur OBONG - Kumpulan Catatan Lepas thayyiba.com

Daarul Qur’an memang tersebar di 21 provinsi dengan jumlah mencapai 1300 rumah tahfidz. Ada tiga model kerjasama antara pihak rumah tahfidz dengan Daarul Qur’an yang berpusat di Tangerang, Banten, tersebut. Pertama, Pola Mandiri. Ini mulai dari sarana dan prasarana, dikelola secara mandiri. Mulai dari mencari dan membayar guru-gurunya sampai mencari santri. Pihak Daarul Qur’an hanya memberi panduan dan metodologi cara menghafal Qur’an. Mereka boleh mengedarkan proposal, tapi atas nama yayasan atau perkumuplan yang ada. Tidak boleh mengajukan proposal atas nama Daarul Qur’an. Jika pun mereka mengedarkan proposal atas nama Daaru Qur’an, maka hasilnya harus disetorkan pada Daarul Qur’an pusat. Kedua, pola Mitra Mandiri. Pihak penyelenggara menyediakan sarana dan prasarana serta santri, sedangkan pihak Daarul Qur’an mensuplai ustadnya. Jadi, ustadnya akan ditanggung oleh pihak Daarul Quran. Metode menghafal Qur’an juga disiapkan oleh Daarul Qur’an. Ketiga, adalah Mitra. Model yang ketiga ini, seseorang atau yayasan mewakafkan gedung kepada pihak Daarul Qur’an, selebihnya pihak Daarul Qur’an yang akan mengelola rumah tahfidz tersebut. Jadi, dari santri sampai ustadznya, akan diurus dan didanai oleh Daarul Qur’an pusat. Dari hasil investigasi kami, pola mandiri kini yang berkembang. Dasar pemikirannya sederhana. Mereka, para pengelola yang ada di berbagai daerah itu, ingin mengelola sesuai dengan kemampuan yang ada. Juga, Yusuf Mansur OBONG - Kumpulan Catatan Lepas thayyiba.com

117

“Jika ada persoalan pada Yusuf Mansur, kami tidak terbawa-bawa,” kata seorang pengelola rumah tahfidz di kawasan Jawa Barat. Ia mencontohkan, berpihaknya Yusuf Mansur ke salah satu pasangan calon presiden tempo hari, menyebabkan Daarul Qur’an jadi sorotan. “Saat ini, pimpinan Daarul Qur’an (Yusuf Mansur) sedang krisis moral karena ikut dalam berpolitik,” katanya. Lalu, bagaimana kondisi riil Daarul Qur’an yang ada di berbagai daerah tersebut? Karena mayoritas dikelola secara mandiri atau mitra mandiri, keadaannya pun beragam. Dari rumah tahfidz yang hanya bisa diakses dengan jalan kaki sampai dengan yang bisa diakses dengan kendaraan roda empat. Kondisi fisiknya juga berbeda, dari yang bangunan modern sampai rumah dengan keadaan apa adanya, bahkan terkesan kumuh. Para pengelola rumah-rumah tahfidz tersebut, terlihat dan terasa keihlasannya. Mereka hanya memasang tarif minimalis, bahkan gratis bagi mereka yang tidak mampu. Ada juga yang semua aktifitas belajar mengajar gratis semuanya. Jika ada kekurangan dana, mereka mencari dari sumber-sumber yang halal. Jika dilihat dari sini, nampak bahwa para pengelola rumah-rumah tahfidz tersebut, bahkan ada juga yang merintis menjadi sebuah pesantren, adalah orang-orang yang tulus ikhlas dan mengabdi untuk memasyarakatkan Al-Qur’an. Para pengelola rumah tahfidz adalah mereka yang ikhlas tanpa batas. Tetapi mereka tidak tahu, jika keikhlasannya itu ada yang memanfaatkannya. Siapa lagi jika bukan Yusuf Mansur. Caranya, setiap rumah tahfidz 118

Yusuf Mansur OBONG - Kumpulan Catatan Lepas thayyiba.com

diminta datanya, lalu, data tersebut yang dijual ke jamaah. Contohnya, beberapa tahun lalu, Yusuf Mansur sering berpromosi akan membuat 1000 rumah tahfidz dan mencetak 1 juta penghafal Qur’an. Saat ini, angka 1000 rumah tahfidz tersebut sudah terlampaui, karena jumlah rumah tahfidz sudah mencapai 1300 di seluruh tanah air. Tetapi masing-masing rumah tahfidz tersebut jumlah santrinya tidak banyak. Satu rumah tahfidz antara 5 sampai 50 orang yang benar-benar konsentrasi untuk menghafal Al-Qur’an. Mereka ini santri mukim, datang dari luar daerah. Selebihnya adalah mereka yang belajar Al-Qur’an hanya sekedar untuk bisa membaca dan tilawah, dan mereka keluar-masuk, datang dari masyarakat sekitar. Jika dihitung dengan mereka yang belajar Al-Qur’an hanya untuk bisa membaca dan tilawah, jumlahnya bisa puluhan dan bahkan ratusan ribu. Di satu rumah tahfidz misalnya, santri penghafal Qur’an hanya ada 11 orang, sedangkan santri untuk membaca dan tilawah jumlahnya bisa mencapai 250 orang. Oleh Yusuf Mansur, data yang diambil lalu dikapitalisasi adalah data yang 250 orang tersebut. Adapun Daarul Qur’an yang langsung dibawah Yusuf Mansur, hanya ada di Cipondoh, Tangerang (sebagai kantor pusat), Cikarang, Semarang, Lampung, Jambi, dan Banyuwangi. Di masing-masing daerah di luar Tangerang, rata-rata santrinya Cuma 250 orang. Itu pun tidak semuanya mengkhususkan diri menghafal Al-Qur’an. Untuk menjadi santri di pesantren diatas, uang masuk untuk SD, puluhan juta rupiah. Bahkan, di Tangerang dan Cikarang, uang Yusuf Mansur OBONG - Kumpulan Catatan Lepas thayyiba.com

119

masuknya mencapai Rp 40 juta dengan SPP mencapai Rp 4 juta per bulan. Meskipun begitu, Yusuf Mansur masih saja keliling dan menyuruh orang bersedekah dengan dalih membangun kelas untuk mencetak para penghafal Al-Qur’an di tanah air. Uang yang terkumpul bukan untuk membiayai rumahrumah tahfidz yang tersebar di 21 provinsi tersebut, tetapi untuk membesarkan pesantren-pesantren yang ia bangun yang uang masuknya mahal itu. Dengan mahalnya uang masuk, mestinya Yusuf Mansur tidak perlu lagi memintaminta sedekah untuk membiayai pesantrennya. Lebih-lebih jika alasan sedekah itu untuk membangun rumah-rumah tahfidz dan mencetak calon penghafal Al-Qur’an. Sungguh terlalu, keikhlasan para pengelola rumah tahfidz dikapitalisasi untuk kepentingan pribadi. Astaghfirullah!

120

Yusuf Mansur OBONG - Kumpulan Catatan Lepas thayyiba.com

40 hari Menjadi Kaya Raya Ada amalan selama 40 hari yang mesti dijalani. Dijamin pelakunya akan mendapat kemudahan, keluar dari masalah. Jika resep tersebut manjur, mengapa Yusuf Mansur selalu dililit masalah dan tak kunjung ada jalan keluarnya?

D

i Triwulan keempat 2019 ini, Yusuf Mansur gencar menggeber seminar tentang The Power of Giving, The Miracle of Giving, 40 Hari Menjadi Kaya Raya, baik secara online maupun offline. Juga meluncurkan produk yang bernama “Nabung Investasi” yang berkaitan dengan proyek-proyeknya. Jika The Power of Giving, The Miracle of Giving, mengajak orang bersedekah untuk membiayai proyekproyek yang diinisiasinya, 40 Hari Menjadi Kaya Raya mengajak orang untuk memembenahi tauhid dan memperbaiki ibadah serta sedekahnya. Tahapannya, dari Tauhid di hari pertama sampai sedekah (di awal, di tengah, dan di hari ke-40). Yusuf pun berkisah, sudah banyak orang yang berhasil dengan konsepnya itu. Pokokya, dengan melaksanakan 40 hari berdekat-dekat dengan Allah Subhanahu wa Ta’ala, lewat shalat, puasa, dan dzikir-dzikir yang diajarkannya, semua masalah teratasi. Apapun masalahnya itu. Yang miskin jadi kaya, yang punya hutang bisa melunasi hutangnya, yang mau naik gaji naik gajinya, dan seterusnya. Yusuf Mansur OBONG - Kumpulan Catatan Lepas thayyiba.com

121

Lalu, muncullah testimoni disana-sini, sebagai pembenar. Yang menjadi pertanyaan, apakah resep tersebut manjur untuk dirinya? Ini dia masalahnya. Menurut beberapa orang yang mencermati Yusuf Mansur, resep tersebut tidak manjur untuk Yusuf sendiri. “Buktinya, dia sendiri banyak masalah, dan selalu lari dari masalah,” begitu sebagian komentar dari orang-orang yang selama ini mengamati gerak-gerik Yusuf Mansur. Untuk membuktikan pernyataan tersebut diatas, mari kita ikuti kisah bisnis Yusuf Mansur yang katanya selalu bermasalah tersebut. Setelah “sukses” menjadi spiritualis dan motivator tentang sedekah, di Triwulan akhir tahun 2009, Yusuf mencoba terjun ke bisnis batu bara. Diundanglah jamaah dari kalangan berpunya, diajak makan siang atau makan malam di sebuah hotel bintang 5 di kawasan Jakarta Pusat. Mereka datang suami istri, perorangan, jamaah masjid, atas nama yayasan-yayasan yang bernaung di bawah institusi ke-islaman, dan seterusnya. Singkat ceritera, tersebutlah Jabal Nuur, nama bisnis batu bara itu, diambil dari nama gunung di Makkah, yang di dalamnya ada Goa Hiro’, tempat dimana Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, sebelum diangkat menjadi Rasul, sering mengunjungi tempat tersebut. Bisnis dibuka per bulan. Bulan pertama, Oktober 2009, bisnis batu bara ini sukses. Sukses di bulan pertama membuat investor semakin antusias. Keuntungan yang diperoleh sebesar 27% dibagi dua dengan pengelola, di tanam kebali, untuk bulan kedua. Bahkan, sebagian 122

Yusuf Mansur OBONG - Kumpulan Catatan Lepas thayyiba.com

menambah penyertaan modal. Di bulan kedua ini masih untung, tapi sudah ada tanda-tanda kejanggalan yang menyebabkan beberapa orang mengundurkan diri di bulan ketiga dengan cara menarik investasi yang ditanam. Di bulan keempat, Januari 2010, bisnis batu bara bermasalah. Tidak ada bagi untung. Investasi tak bisa ditarik dengan berbagai alasan dan sebab. Bisnis batu bara gagal. Tetapi para investor, yang menanam investasinya mulai dari Rp 500 juta sampai puluhan milyar, tak ada yang mau mengurusnya sampai ke pengadilan. Kasusnya pun seakan menguap begitu saja. Ada apa? Berbagai alasan dikemukakan. Tapi yang jelas, para investor dari kalangan berpunya ini nampaknya tak mau repot-repot untuk urusan yang beginian. Bisa jadi ada “persoalan” lain di balik investasinya tersebut. Kegagalannya di batu bara tidak menyurutkan Yusuf berhenti. Tetapi malah menjadi-jadi. Tahun 2012 Yusuf keliling Indonesia untuk memasarkan patungan usaha. Nilainya antara Rp 10 juta sampai Rp 12 juta per saham. Setelah berjalan satu tahun, patungan usaha ini disemprit oleh OJK (Otoritas Jasa Keuangan) pada paruh Juli 2013. Yusuf menyalahi regulasi tentang penghimpunan dana masyarakat. Yusuf tak kalah akal, dibuatlah Koperasi Merah Pjutih untuk menampung dana yang terkumpul lewat patungan usaha, juga patungan aset yang nilai per sahamnya kisaran Rp 2 juta. Dari patungan usaha dan patungan aset, terkumpul dana Rp 24 milyar dari 2900 investor. Dana ini untuk membeli apartemen yang mangkrak dan disulap menjadi Yusuf Mansur OBONG - Kumpulan Catatan Lepas thayyiba.com

123

hotel Siti di jalan M Thoha, Tangerang, Banten. Nasib dari patungan usaha dan patungan aset ini sampai hari ini juga tak jelas. Ada 400 investor yang kehilangan kontak, dan dari jumlah itu sebagian sedang mencari keadilan di ranah hukum. Di tahun yang sama Yusuf juga menghimpun dana untuk pembangunan Condotel Moya Vidi di Jogjakarta. Condotelnya gagal dibangun, uang investor sebesar Rp 1,558 milyar dari 600-an orang dialihkan untuk pembelian hotel Siti di Tangerang, itu. Ini pun sampai hari ini belum ada penyelesaiannya. Rupanya, soal nabung menabung dan investasi ini Yusuf tak mengenal jera. Meski gagal di dalam negeri, ia malah Go Internasional dengan menjual “Nabung Tanah” di Hong Kong, tahun 2014. Yang disasar adalah para Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang bekerja di Hong Kong. Investasi ini katanya untuk membangun hotel di kota Malang, Jawa Timur. Satu paket “Nabung Tanah” senilai Rp 2.400.000. Untuk bisa ikutan nabung, harus jadi anggota koperasi Merah Putih dengan uang pendaftaran Rp 200.000. Sampai hari ini, nasib “Nabung Tanah” tidak pernah jelas. Ada beberapa investor yang berhasil menarik kembali uangnya setelah 5 tahun. Itu pun setelah berjuang dengan tingkat kelelahan yang cukup menguras emosi dan enerji. Tapi, sebagian besar investor, lagi-lagi memilih diam daripada berepot-repot berurusan dengan Yusuf Mansur. Dari narasi-narasi diatas, pernyataan para pemerhati Yusuf bahwa resep tersebut tidak manjur untuk dirinya, terkonfirmasi. 124

Yusuf Mansur OBONG - Kumpulan Catatan Lepas thayyiba.com

Meluruskan Konsep Sedekah ala Yusuf Mansur Memotivasi orang untuk bersedekah itu baik. Sedekah yang terbaik adalah diberikan kepada lingkungan terdekat, baru ke lingkungan luar. Yusuf Mansur meminta sedekah kepada orangorang yang didatangi dan mendatanginya.

S

eminar tentang kekuatan dan keajaiban sedekah digelar, baik secara online maupun offline. Semuanya berbayar. Di akhir acara, para peserta diminta bersedekah untuk membiayai proyek-proyek yang sedang dikerjakan. Begitulah Yusuf Mansur dalam meraup uang jamaah melalui sedekah. Orang yang sedang punya hajat, mereka yang sedang sakit, bahkan mereka yang dililit hutang tak berkesudahan pun disuruh bersedekah agar masalahnya diselesaikan oleh Allah. Menariknya, semua sedekah itu mesti diberikan kepada Yusuf Mansur. Para jamaah diminta yakin, semua masalah akan selesai jika telah menyedekahkan harta terbaik yang dimiliki. Konsep sedekah yang melompat inilah yang mesti diluruskan. Dalam Al-Qur’an surah Al-Baqarah ayat 177 Allah berfirman, “Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi kebajikan itu beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan Yusuf Mansur OBONG - Kumpulan Catatan Lepas thayyiba.com

125

harta yang dicintainya kepada kerabat, anak-anak yatim, dan orang-orang miskin.” Dalam sebuah hadits yang dikeluarkan oleh Imam Muslim, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, “Mulailah dengan dirimu sendiri. Bersedekahlah kepada dirimu sendiri. Jika masih tesisa sesuatu, maka bersedekahlah kepada keluargamu. Jika masih tersisa dari sedekah untuk keluargamu, maka bersedekahlah untuk kaum kerabatmu. Jika masih tersisa dari sesuatu dari kaum kerabatmu, maka bersedekahlah untuk ini dan untuk ini.” Inilah metode bersedekah yang diajarkan oleh junjungan kita Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Dalam sejarah, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam pernah memberi nasihat ketika isteri Ibnu Mas’ud hendak menyedekahkan perhiasannya. “Suami dan anakmu adalah orang-orang yang paling berhak mendapatkan sedekahmu.” (HR. Imam Bukhari) Istri Ibnu Mas’ud pun menyedekahkan perhiasan tersebut kepada anak-anak, suami, dan kaum kerabatnya. Begitu pula, ketika sahabat Abu Thalhah hendak menyedekahkan sebidang kebun di Bairuha yang terkenal dengan kesuburannya, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menyarankan, “Sungguh itu adalah harta yang sangat menguntungkan. Aku telah mendengar apa yang engkau katakan terhadap kebun itu. Aku berpendapat, sebaiknya engkau memberikan kepada kaum kerabatmu.” Abu Thalhah menjawab, “Aku akan melakukannya, wahai Rasulullah.” Lalu, Abu Thalhah membagi-bagikan kebun tersebut kepada kaum kerabat dan keponakan126

Yusuf Mansur OBONG - Kumpulan Catatan Lepas thayyiba.com

keponakannya.” (HR. Imam Bukhari) Memberikan sedekah kepada keluarga terdekat mendapat pahala ganda: pahala sedekah dan pahala silaturahim. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, “Bersedekah kepada orang miskin adalah sedekah (saja), sedangkan jika kepada kerabat, maka ada dua kebaikan: sedekah dan silaturrahim.” (HR. Imam Ahmad) Pahala silaturahim itu bisa memperpanjang umur dan murah rezeki bagi para pelakunya. Begitu pula jika sedekah itu diberikan kepada keluarga yang sedang marah atau sedang memusii ada kita. Imam Ahmad mengeluarkan sebuah hadits, “Sedekah yang paling utama adalah sedekah kepada kaum kerabat yang memusuhi.” Masyaa Allah, begitu indahnya ajaran Islam, semangat memperkokoh silaturahim begitu kental dan mendapat perhatian dari Baginda Rasul. Ikhtiar ini adalah untuk merawat cinta kasih antar keluarga, mencegah kebencian, serta menyambung tali silaturahim yang mungkin akan atau telah terputus. Jika tidak ada konsep ini, maka permusuhan antar keluarga, boleh jadi, tidak ada solusinya untuk berdamai. Meskipun demikian, bukan berarti bersedekah kepada pihak lain, yang tidak ada hubungan kekerabatan, tidak diperbolehkan. Ketika kerabat dekat sudah mendapat bagian, jika masih ada lebihnya, bisa diberikan kepada kerabat jauh atau pihak lain yang memang membutuhkan. Jika urusan dengan kerabat sudah terpenuhi, kita bisa memberi sedekah kepada umat Islam di berbagai daerah, provinsi, bahkan di mancanegara, seperti Palestina, Yusuf Mansur OBONG - Kumpulan Catatan Lepas thayyiba.com

127

Rohingya, Uighur, dan sebagainya. Jika konsep ini dilaksanakan oleh segenap umat Islam, maka kemiskinan di sekitar kita tidak akan terjadi. Para janda dan anak-anak yatim, serta para duafa, akan tertangani kebutuhannnya oleh sistem sosial umat Islam. Beginilah indahnya ajaran Islam. Memeberi sedekah kepada diri, keluarga, lingkungan terdekat, lingkungan sosial, lalu untuk lingkungan yang lebih luas, lintas negara, lintas etnis, dan lintas keyakinan. Karena itu, kepada siapa saja yang selama ini menjadi motivator sedekah, termasuk Yusuf Mansur, mari mendidik umat untuk berfikir dan beramal secara benar, agar keberkahan selalu menyertai pada para pelakunya. Akhirnya, memberi motivasi orang untuk bersedekah itu baik, tetapi sedekah yang diberikan tidak harus kepada yang memberi motivasi tersebut. Ada konsep, ada metode, kepada siapa sedekah itu diberikan.

128

Yusuf Mansur OBONG - Kumpulan Catatan Lepas thayyiba.com

Berhentilah Melakukan Kebohongan Unuk menutupi kebohongan yang dibuat, seseorang akan melakukan kebohongan lanjutan. Begitu seterusnya. Itulah yang dilakukan oleh Yusuf Mansur selama ini. Bertobatlah sebelum terlambat.

S

eorang ibu berinisial SRP, pensiunan guru, asal kota Malang, Jawa Timur, Rabu (24/7/2019) malam pekan lalu menyerahkan kuasa kepada saudara Darso Arief Bakuama, untuk mengurus uangnya sebesar Rp 10 juta, kembali. Uang sebesar itu, pada tahun 2013 diikutsertakan dalam program “Patungan Usaha” dan Patungan Aset”, proyek investasi milik Yusuf Mansur. Setelah membayar Rp 10 juta, SRP mendapat sertifikat “Patungan Usaha”. Para investor yang ikut patungan usaha dan patungan aset dijanjikan keuntungan yang akan dibagi secara periodik, lengkap dengan laporan keuangan segala. Ibu SRP terpikat ikut patungan usaha setelah melihat dan mendengar ceramah Yusuf Mansur di sebuah stasiun televise swasta. Seperti diketahui, di tahun 2012 dan 2013 Yusuf Mansur gencar mempromosikan usaha yang sedang digelutinya, yakni, membangun hotel dan apartemen sebagai tempat transit jamaah haji dan umroh. Yang dimaksud adalah hotel Siti yang berada di Kota Tangerang, Banten. “Patungan Usaha” adalah “lembaga” yang dibuat Yusuf Mansur untuk Yusuf Mansur OBONG - Kumpulan Catatan Lepas thayyiba.com

129

menampung uang para investor. Besarannya antara Rp 10 juta sampai Rp 12 juta. Dalam perkembangannya, laporan keuangan tidak pernah muncul, apalagi bagi hasil yang telah dijanjikan. Sampai dengan Juli 2019 ini, ibu SRP tidak pernah mendapat laporan, menghubungi juga susah, situsnya juga sudah tidak bisa diakses. Begitu pula dengan Yusuf Mansur yang sering gonta-ganti nomor HP, juga tidak lagi bisa dihubungi. *** Sebenarnya, keributan atas nama “Patungan Usaha” dan “Patungan Aset” itu sudah mulai dirasakan sejak tahun 2017. Waktu itu, orang-orang yang senasib dengan ibu SRP melaporkan ke pihak kepolisian. Maka, mucullah gugatan di berbagai kota di Indonesia. Yusuf Mansur akhirnya merespon mereka Pada 18 Oktober 2017, ketika ia mengadakan jumpa pers di sebuah restoran di kawasan Pondok Indah, Jakarta. Waktu itu, Yusuf mengutarakan niatnya untuk mengadakan road show ke 8 kota guna menjelaskan patungan usaha dan patungan aset yang sudah mulai bermasalah. Banyak yang mempertanyakan proyek dan nasib investasi yang tak pernah ada informasi tentang perkembangannya. Kepada awak media, Yusuf Mansur mengatakan bahwa nilai patungan usaha dan patungan asetnya sebesar Rp 40 miliar, digunakan untuk membangun Hotel Siti di Tangerang. “Saat ini nilai hotel itu, kalau dijual, sudah di atas angka Rp 40 miliar. Nilainya sudah Rp 160 milyar,” kata Yusuf Mansur, seperti biasa, menyakinkan awak pers. “Jadi, 130

Yusuf Mansur OBONG - Kumpulan Catatan Lepas thayyiba.com

kalau kita jual sekarang, ya sudah untungnya berlipat-lipat,” tambahnya, lagi-lagi dengan penuh optimistis. Adapun jumlah peserta patungan usaha dan patungan aset sekitar 2.900 orang. Menurutnya, dari jumlah itu, sekitar 400 orang yang mengalami komunikasinya tidak lancar. Jumlah yang 400 orang inilah yang, di antaranya, mengajukan gugatan kepada Yusuf Mansur. “Dalam road show nanti, kami juga menyiapkan kalau ada yang mau mencairkan (dananya),” kata Yusuf. “Kalau mau ambil uang ya di sini, bukan ke polisi,” kata Yusuf Mansur menyindir mereka yang melaorkan ke kepolisian tersebut. Menurut jadwal, road show dimulai dari Solo pada 6 November, berlanjut ke Semarang (7/11), Bogor (8/11), Bandung (9/11), Yogyakarta (10/11), Surabaya (11/11), Medan (12/11), dan terakhir di Jakarta pada 13 November 2017. Yusuf juga mengajak insan pers yang mau ikut dalam acara tersebut. Aneh tapi nyata, pada hari dan tanggal-tanggal yang telah ditentukan, tak ada pemberitaan tentang hasil-hasil road show yang dilakukan Yusuf Mansur bersama tim. Beberapa wartawan yang sebelumnya dijanjikan untuk diikutsertakan, termasuk penulis, tak lagi dihubungi. Ketika diminta konfirmasinya, tidak direspon. Ternyata, oh ternyata. Acara yang sebelumnya digembar-gemborkan itu, tidak berjalan seperti yang dijadwalkan. Tak ada lagi pemberitaan tentang hasil road show ke 8 kota tersebut. Yusuf Mansur OBONG - Kumpulan Catatan Lepas thayyiba.com

131

Lalu, bagaimana nasib hotel Siti itu? Kini, hotel Siti, nampak tak terawat. Tingkat hunian rendah. Jamaah haji dan umroh yang dijanjikan akan transit di sini, tidak terjadi. Ia layaknya hotel biasa yang tak tertangani secara profesional. Sedangkan apartemen yang dijanjikan Yusuf Mansur juga tak terwujud. Bahkan sudah beralih peruntukannya, jadi sekolah dan asrama siswa SD. Ruangruang lainnya dibiarkan kosong dan tak terawat. Jika benar apa yang dikatakan Yusuf Mansur bahwa hotel Siti nilainya sudah mencapai Rp 160 milyar, mengapa tidak dilepas saja? Inilah pertanyaan besarnya. Jika benar nilainya sebesar itu, lalu siapa yang bakal beli? Semua itu adalah model tipa-tipu ala Yusuf Mansur. Berhentilah Melakukan Kebohongan, segeralah bertobat, jangan jadikan agama untuk kepentingan pribadi dan kelompok. Selesaikan masalah muamalah secara terbuka, agar tidak terjadi fitnah di tubuh umat.

132

Yusuf Mansur OBONG - Kumpulan Catatan Lepas thayyiba.com

Yusuf Mansur OBONG - Kumpulan Catatan Lepas thayyiba.com

133

Tentang Penulis

H

M Joesoef adalah seorang jurnalis, penulis, dan editor buku-buku keIslam-an yang sudah menekuni profesinya lebih dari 30 tahun. Ia juga seorang aktivis yang peduli kepada Islam dan umatnya. Ceramah, seminar, dan diskusi adalah ruang untuk menyampaikan gagasan-gagasannya. Juga buku, tentunya. Yusuf Mansur Obong ditulis setelah melihat banyaknya penderitaan orang atas apa yang telah dilakukan oleh Yusuf Mansur. Mereka berinvestasi sebagai bekal untuk menabung, tetapi faktanya, uang mereka tak jelas nasibnya. Mereka adalah para ibu rumah tangga, pensiunan, pegawai, bahkan TKI yang bekerja di Hong Kong. Empati pada para investor, sebagai seorang jurnalis, HM Joesoef tak mau berpangku tangan. Untuk keperluan itulah, sejak Juli 2019, HM Joesoef mulai menemui para korban, mewawancarai mereka, dan menuliskannya secara berkala di situs Thayyiba.com. Kumpulan tulisan yang dimuat di Thayyiba.com periode Juli sampai Desember 2019 itu, setelah melalui proses pengayaan informasi, jadilah buku ini.

134

Yusuf Mansur OBONG - Kumpulan Catatan Lepas thayyiba.com

Related Documents

Uym Obong
January 2021 2

More Documents from "fajar thedawn"