Variasi Sifat Pada Tanaman Dan Hewan

  • Uploaded by: avita rukmana
  • 0
  • 0
  • January 2021
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Variasi Sifat Pada Tanaman Dan Hewan as PDF for free.

More details

  • Words: 1,042
  • Pages: 7
Loading documents preview...
LAPORAN VARIASI SIFAT PADA TANAMAN DAN HEWAN Disusun untuk Memenuhi Tugas Praktikum Genetika Dosen Pengampu : Dr.Yustinus Ulung Anggraito, M.Si. Noor Aini Habibah, S.Si, M.Si.

Disusun oleh: 1. Listyawati

Utami

(44014150)

2. Itsna Farhatun Walidah

(4401415043)

3. Avita Rukmana

(4401415044)

Kelompok 8 Pendidikan Biologi 02

JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2017

VARIASI SIFAT PADA HEWAN A. Tujuan 1. Mengetahui adanya variasi sifat pada cangkang kerang 2. Mengetahui variasi ukuran panjang cangkang kerang

B. Landasan Teori Keragaman genetik merupakan variasi gen dalam satu spesies baik diantara populasi–populasi yang terpisah secara geografis maupun di antara individu–individu dalam satu populasi (Indrawan dkk., 2007). Variabilitas yang nampak secara kasat mata adalah yang muncul secara fenotip. Variabilitas nilainilai fenotipik suatu sifat kuantitatif bisa dipartisi menjadi komponen-komponen genetik dan nongenetik (lingkungan). Namun jika semua variabiitas fenotipik suatu sifat memiliki dasar genetika (seperti yang benar bagi kebanyakan sifat mendelian klasik misalnya golongan darah), maka tidak ada efek-efek lingkungan dan proporsi varians fenotipik total sifat tersebut (Elrod and Stansfield, 2002). Keanekaragaman hayati dapat terjadi pada berbagai tingkat kehidupan, mulai dari organisme tingkat rendah sampai organisme tingkat tinggi. Secara geris besar,keanekaragaman hayati ini terbagi lagi menjadi tiga bagian utama yaitu keanekaragaman tingkat ekosistem, keanekaragaman tingkat ini dapat ditunjukan dengan adanya variasi dari ekosistem di biosfer. Misalnya ekosistem lumut, hutan tropis, gurun, masing-masing ekosistem memiliki organisme yang khas.

Keanekaragaman

tingkat

ini

dapat

ditunjukan

dengan

adanya

beranekaragam jenis makhluk hidup. Keanekaragaman gen, setiap organisme hidup dikendalikan olehsepasang faktor keturunan (gen), satu dari induk jantan dan lainya dari induk betina (Campbell, 2002). Keanekaragaman genetik dapat terjadi karena adanya perubahan nukleotida penyusun deoxyribonucleic acid (DNA) (Suryanto, 2003). Mutasi merupakan perubahan yang terjadi dalam DNA yang menyusun kromosom. Variasi alel dari gen dapat mempengaruhi perkembangan dan fisiologi individu organisme. Keragaman genetik bertambah ketika keturunan menerima kombinasi unik gen dan kromosom dari induknya melalui rekombinasi gen yang

terjadi melalui reproduksi seksual. Gen–gen dipertukarkan antar kromosom. Kombinasi baru terbentuk ketika kromosom dari kedua induk itu menyatu untuk membentuk keturunan dengan genetik yang unik. Susunan keseluruhan dari gen dan alela dalam populasi disebut gene pool (lungkang gen atau kumpulan gen) (Indrawan dkk. 2007). Menurut tolak ukurnya variasi dibagi atas: 1. Variasi yang bersifat kuantitatif seperti: tinggi, berat, jumlah. Kuantitatif bersifat “kontinum” (urut bersambung menurut deret matematis). 2. Variasi yang bersifat kualitatif seperti: golongan darah, warna kulit, warna bunga, bentuk permukaan biji. Kualitatif bersifat “diskontinum” (tidak bersambung menurut deret matematis). Hasil pengukuran pada karakter kuantitatif selalu muncul dengan nilai yang berbedabeda, walaupun terkadang ada juga yang sama namun hal ini jarang dijumpai. Hasil pengukuran tersebut jika dibandingkan dengan sifat aslinya, kebanyakan karakter tersebut memiliki nilai yang sesuai atau tidak berbeda jauh antara nilai hasil penelitian dengan sifat aslinya. Keberagaman hasil nilai tersebut menandakan bahwa sifat kuantitatif tidak hanya dikendalikan oleh satu gen, melainkan oleh banyak gen sebagai penyusun fenotipenya. Karena itu, sifat kuantitatif sering disamakan dengan sifat poligenik. Penampakan suatu tanaman atau fenotipe ditentukan oleh interaksi genotip dengan faktor lingkungan (Mustofa et al, 2013). Variasi juga dapat dibedakan berdasarkan penyebab timbulnya variasi itu: 1. Variasi genetic yaitu variasi yang dihasilkan oleh faktor keturunan (gen) yang bersifat kekal dan diwariskan secara turun temurun dari satu sel ke sel lainnya. 2. Variasi non genetic atau variasi lingkungan yaitu yang ditentukan oleh faktor lingkungan seperti: intensitas cahaya, kelembapan, pH, temperature, kesuburan tanah. Variasi lingkungan tidak diwariskan ke keturunannya (Suryati,2008). Keragaman atau variasi suatu individu dapat dihitung menggunakan rumus varians. Karena varians adalah ukuran keberagaman data, maka semakin besar angka varians maka semakin beragamlah data yang kita miliki dan semakin kecil nilai varians maka semakin homogenlah data yang kita miliki (Yatim, 2003).

Kerang darah (Anadara granosa) dan kerang bulu (Anadara antiquata) adalah famili arcidae dan genus anadara. Secara umum kedua kerang ini memiliki morfologi yang hampir sama. Cangkang memiliki belahan yang sama melekat satu sama lain pada batas cangkang (Sudrajat, 2008). Perbedaan dari kedua kerang ini adalah morfologi cangkangnya. Kerang bulu (Anadara antiquata) memiliki cangkang yang ditutupi oleh rambut-rambut serta cangkang tersebut lebih tipis daripada kerang darah (Anadara granosa). Kerang darah memiliki cangkang yang lebih tebal, lebih kasar, lebih bulat dan bergerigi di bagian puncaknya serta tidak ditumbuhi oleh rambut-rambut (Suwignyo, 2005). C. Alat dan Bahan 1. Kerang 100 buah 2. Penggaris atau jangka sorong D. Cara Kerja Mengambil 5 kerang yang tampak paling pendek dan 5 kerang yang tampak paling panjang.

Mengukur panjang sepuluh kerang tersebut dan mencatat ukuran yang paling panjang dan paling pendek

Menentukan range (sebaran) dari ukuran panjang kerang tersebut. R = ukuran terpanjang (mm) – ukuran terpendek (mm)

Menentukan interval (i) antara kelompok yang satu dengan yang 𝑅

lainnya. i = 𝐾 Membuat table distribusi frekuensi berdasarkan hasil perhitungan range, kelompok dan interval.

Mengukur panjang 90 kerang. Mencatat hasilnya pada table distribusi frekuensi yang ada. Membuat histrogam untuk dapat melihat secara jelas variabilitas panjang kerang.

E. Hasil dan Analisis Data

No

Kelompok

1.

1

2.

Ukuran

Tally

F

X

FX

17 - 19,3

||||| ||||| ||||| ||

17

18,15

308,55

2

19,4 - 21,7

||||| ||||| ||||| ||||| ||

22

20,55

452,1

3.

3

21,8 - 24,1

31

22,95

711,45

4.

4

24,2 –26,5

||||| ||||| |

11

25,35

278,85

5.

5

26,6 –28,9

||||| |||

8

27,75

222

6.

6

29 – 31,1

||||| |

6

30,15

180,9

7.

7

31,4 -34,7

|||||

5

33,05

165,25

Σx=

ΣFx=

177,95

2319,1

(mm)

||||| ||||| ||||| ||||| ||||| ||||| |

ΣF=100

Variasi sifat kualitatif 1.

2.

3.

4.

Permukaan -

Bergrigi : 72

-

Halus

: 28

Warna -

Terang : 30

-

Gelap : 70

Bentuk Cangkang -

Gepeng

: 10

-

Menggembung : 90

Garis pertumbuhan -

Ada

: 36

-

Tidak ada : 64

Daftar pustaka Campbell, N.R. 2002. Biologi Jilid II. Jakarta : Erlangga. Elrod, S.N,. Stansfield, W.D,. 2002. Schaum’s Outlines of Theory and Problem of Genetics, Fourth Edition. Jakarta: Erlangga. Indrawan, M., R. B. Primack dan J. Supriatna. 2007. Biologi Konservasi. Jakarta:Yayasan Obor Indonesia. Mustofa, Zainul et al, 2013. Berdasarkan

Karakter

Variasi Genetik Jagung (ZeamaysL.) Fenotipik

Tongkol

Jagung

yang

Dibudidaya di Desa Jono Oge. E-Jipbiol. 1 : 33-41. Suryanto, D. 2003. Melihat Keanekaragaman Organisme Melalui BeberapaTeknik Genetika Molekuler. USU: digital library. Suryati, Dotti. 2008. Penuntun Praktikm Genetika Dasar. Bengkulu: Lab.Agronomi Universitas Bengkulu. Suwignyo, S. 2005. Avertebrata Air Jilid 1. Jakarta: Penebar Swadaya. Yatim, Wildan. 2003. Genetika. Bandung : Torsito.

Related Documents


More Documents from "Mochi Hotoru"