Allah, Yang Mahakuasa (ho Pantokratōr): 1. Arti Kata Dan Pemunculan Dalam Pb

  • Uploaded by: Yeni
  • 0
  • 0
  • February 2021
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Allah, Yang Mahakuasa (ho Pantokratōr): 1. Arti Kata Dan Pemunculan Dalam Pb as PDF for free.

More details

  • Words: 696
  • Pages: 2
Loading documents preview...
ALLAH, YANG MAHAKUASA (ho pantokratōr)1 1. Arti kata dan pemunculan dalam PB Kata benda pantokratōr (almighty, ruler over all) muncul 10x dalam PB: 1x dalam 2 Kor 6:18 dan 9x dalam Wahyu. 6x sebagai padanan tseba’ot dalam Amos 4:13. Yhwh tseba’ot menggambarkan raja surgawi yang bersemayam di atas para kerub (mis. 1 Sam 4:4; 2 Sam 6:2), yaitu Dia yang memiliki kuasa untuk memerintah (power of dominion). Septuaginta (LXX) juga menerjemahkan (‘el) shadday dengan pantokratōr. Juga di sini terdapat nuansa makna “memerintah.” 2. Pantokratōr dalam kitab Wahyu Dalam Wahyu, pantokratōr muncul dalam 1:8; 4:8; 11:17; 15:3; 16:7, 14; 19:6, 15; 21:22. Dalam Why 1:8 Allah menyatakan diri-Nya sebagai ho pantokratōr (the Almighty). Pernyataan ini merupakan kelanjutan ay 7 tanpa memakai kata penghubung, yang dimaksudkan untuk menunjukkan bahwa akhir dunia ini berada dalam tangan Allah. Why 4:8 menyampaikan pengakuan dari “keempat makhluk hidup” (mengikuti model Yehz 1:6), yang menyanyikan “Kudus, kudus, kudus” (bdk Yes 6:3) sebagai puji2an bagi kekudusan, kemahakuasaan, dan kekekalan Allah. Why 11:17 mencatat doa penyembahan ke-24 tua-tua (mewakili orang2 benar), yang mengucap syukur kepada Allah oleh karena kuasa-Nya yang dahsyat telah dinyatakan, dan kerajaan eskatologis itu telah diwujudkan secara tuntas (consummated): Allah telah “mulai memerintah sebagai raja” (bdk 19:6). Pernyataan tentang Allah sebagai “yang ada dan yang sudah ada” tidak mencantumkan epitet ketiga, “dan yang akan datang” (ho erchomenos) seperti dalam 1:8 dan 4:8, melainkan menggantinya dengan keterangan: “karena Engkau telah memangku kuasa-Mu yang besar dan telah mulai memerintah sebagai raja.” Ini berarti bahwa di sini epitet ketiga itu tidak hanya merujuk kepada kedaulatan Allah atas masa yang akan datang, melainkan secara khusus mengacu kepada akhir zaman (the end time), ketika Allah mengakhiri sejarah dunia dengan meruntuhkan semua oposisi terhadap umat-Nya dan menegakkan kerajaan-Nya yang kekal. Meskipun hal ini belum terjadi pada masa hidup Yohanes, namun meterai ketujuh menunjukkan kepadanya apa yang akan terjadi pada masa akhir itu. Maka 11:17 menekankan “the final kingdom.” “Though God has reigned throughout history, the final kingdom is the reign that he will consummate on earth together with his Son and his people by completely subduing all opposition.” (Beale, Revelation, 613) Why 15:3 menyatakan bahwa di surga, para “pemenang” yang tak dapat dikalahkan oleh Antikristus menyanyikan nyanyian Musa (bdk Kel 15:1-8) dan nyanyian Anak Domba. Pernyataan ini menegaskan bahwa nyanyian tersebut sudah dinyanyikan sekarang dalam kesatuan (communion) dengan Kristus. Seperti dalam nyanyian Musa, di sini pun puji2an dinaikkan bagi kemuliaan, kemahakuasaan, dan kebenaran Allah, juga bagi penggenapan janji2Nya serta kerajaan yang kekal itu. Dalam Why 16:7, “mezbah” (mungkin sebagai metafora untuk para martir; bdk 6:9-11) berbicara tentang Allah pantokratōr yang “ada dan yang sudah ada, yang kudus” (ay 5; bdk 11:17). Epitet ketiga, “yang akan datang,” diganti dengan “yang kudus.” Dalam konteks penghakiman Allah, “yang kudus” di sini menunjukkan bahwa Allah sudah mulai menyatakan diri-Nya benar dan kudus dengan mulai melaksanakan penghakiman masa akhir itu, yang dalam 1

Sumber: Horst Balz dan Gerhard Schneider, eds, Exegetical Dictionary of the New Testament, Vol 3 (Grand Rapids: Eerdmans, 1993), s.v. ho pantokrator; G. K. Beale, The Book of Revelation (Grand Rapids: Eerdmans, 1999).

kesaksian seluruh PB dan kitab Wahyu khususnya, telah dimulai pada kematian Kristus dan kebangkitan-Nya (Beale, Revelation, 817-18). Dalam Why 16:14 tidak terdapat puji2an, karena teks ini berbicara tentang “hari besar, hari Allah Yang Mahakuasa” yaitu hari berlangsungnya peperangan eskatologis, di mana Sang pantokrator akan menyatakan kemahakuasaan-Nya. Dalam Why 19:6 suatu suara dari surga memerintahkan “hamba2” Allah (ay 5) untuk menyanyikan nyanyian pujian kepada Allah. Nyanyian pujian ini, yang terakhir dalam kitab Wahyu, dinyanyikan oleh paduan suara besar yang terdiri atas orang2 percaya (“himpunan besar orang banyak”). Sesudah intro Haleluya, Allah Yang Mahakuasa dipuji karena telah mewujudkan secara tuntas kerajaan dan pemerintahan-Nya (bdk 11:17). Dalam Why 19:15 ditekankan kuasa Allah yang mutlak untuk memerintah (bdk “kegeraman murka Allah” dengan Yes 63:2-6), meskipun dalam 19:6 dan 19:15 pernyataan tentang Allah dikaitkan erat dan diaplikasikan kepada Kristus, seperti terungkap dalam 1:8 dan 1:17. Dalam Why 21:22 penglihatan tentang Bait Suci dari Yehz 48 direalisasikan di dalam Allah, yang memerintah atas segala sesuatu, dan di dalam Anak Domba. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ayat2 pantokrator dalam kitab Wahyu bertujuan untuk memperlihatkan secara nyata (visible) kemahakuasaan Allah dan pemerintahan-Nya yang mutlak itu.

Related Documents


More Documents from "Maktabah Raudhah al-Muhibbin"

01sejarahisrael
February 2021 0
February 2021 0
Pb03 Kanon Pb
February 2021 1
Pb-peng Masa Depan 1
February 2021 1