Loading documents preview...
Manajemen Keuangan Internasional (C.M) Analisis Risiko Negara
Oleh Kelompok 1 I Putu Agus Sudarmana
(1415251045) / 1
Andardo Erde Pradana Putera
(1607522030) / 5
I Gusti Agung Ngurah Bayu Yudhistira (1607522049) / 9 Wiwin Ruspita Intariani
(1607522069) / 13
Ni Ketut Nadila Suryasari
(1607522127) / 17
PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS UDAYANA 2018
BAB I PENDAHULUAN 1.1.
Latar Belakang Setelah pertumbuhan pesat dalam utang internasional negara-negara berkembang di
Tahun 1970an - dan meningkatnya insiden penjadwalan kembali utang pada awal Tahun 1980, risiko negara yang mencerminkan kemampuan dan kemauan suatu negara untuk layanan keuangannya telah menjadi topik yang menjadi perhatian utama bagi dunia internasional Seperti juga peristiwa menggemparkan yang terjadi pada tanggal 11 September 2001, risiko yang terkait dalam hubungan internasional telah meningkat secara substansial, dan menjadi lebih sulit untuk dianalisis dan diprediksi bagi para pengambil keputusan di bidang ekonomi, keuangan dan politik. Investor internasional juga menyadari bahwa globalisasi perdagangan dunia dan keterbukaan pasar modal menimbulkan risiko yang dapat menyebabkan krisis finansial dengan contagion effect yang cepat, sehingga mengancam stabilitas sektor finansial internasional. Tingginya indeks risiko negara Indonesia mempunyai dampak terhadap lemahnya perekonomian negara Indonesia yang ditunjukkan oleh turunnya investasi di Indonesia. Dengan demikian perlu dilakukan upaya menciptakan stabilitas sosial-politik ekonomi keuangan dan penciptaan rasa aman dalam berinvestasi agar risiko negara relatif tidak membahayakan kegiatan perekonomian secara keseluruhan sehingga dapat memulihkan kepercayaan bagi investor baik investor asing maupun domestik. Secara umum, sebuah negara kreditur menghadapi risiko utang negara yang lebih besar ketika memberikan pinjaman kepada negara lain, dibandingkan ketika melakukan investasi dalam negeri.
1.2.
Rumusan Masalah 1. Apa sajakah elemen – elemen risiko negara? 2. Apa saja elemen – elemen risiko keuangan? 3. Bagaimana teknik – teknik penilaian risiko negara? 4. Bagaimana cara untuk meegah pengambilalihan oleh host country?
1.3.
Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui elemen – elemen dari risiko negara. 2. Untuk memahami elemen – elemen dari risiko keuangan.
1
3. Untuk mengetahui teknik – teknik yang digunakan dalam penilaian risiko negara. 4. Untuk mengetahui cara untuk mencegah host country untuk mengambil alih anak perusahaan MNC.
2
BAB II PEMBAHASAN 2.1.
Elemen Risiko Politik Risiko politik bisa mengganggu performa dari anak perusahaan yang beroperasi.
Bentuk ekstrim dari risiko politik adalah kemungkinan bahwa host country akan mengambilalih anak perusahaan tersebut. Dalam beberapa kasus dari pengambilalihan, kompensasi (jumlahnya ditentukan oleh pemerintah di host country) diberikan kepada MNC. Pada kasus lain, aset milik MNC disita, dan tidak ada diberikannya kompensasi. Pengambilalihan bisa dilakukan secara damai atau dengan paksaan. Berikut adalah beberapa ciri – ciri dari risiko politik: •
Sikap dari Konsumen dalam Host Country Bentuk ringan dari risiko politik (terhadap eksportir) adalah kecendrungan masyarakat setempat untuk membeli barang yang diproduksi lokal. Bahkan jika eksportir memutuskan untuk mendirikan anak perusahaan di negara asing, filosofi ini bisa mengahalangi kesuksesan dari MNC. Semua negara cenderung untuk menggunakan tekanan pada konsumen untuk membeli dari produsen lokal. MNC yang mempertimbangkan untuk memasuki pasar asing (atau telah memasuki pasar tersebut) harus mengawasi loyalitas keseluruhan dari konsumen terhadap produksi produk lokal. Jika konsumen sangat loyal terhadap produk lokal, joint venture dengan perusahaan lokal akan lebih layak daripada strategi ekspor.
•
Sikap dari Host Government Berbagai tindakan dari host government bisa mempengaruhi arus kas dari sebuah MNC. Host
Government
mungkin
memaksakan
pollution
control
standards
(yang
mempengaruhi biaya) dan tambahan pajak perusahaan (yang mempengaruhi pendapatan setelah pajak), juga dengan pajak holding dan larangan transfer dana (yang mempengaruhi arus kas setelah pajak yang dikirimkan kepada perusahaan induk). Beberapa MNC menggunakan pergantian anggota pemerintahan atau filosofi sebagai proxy untuk risiko politik negara. Ketika pergantian tersebut bisa secara signifikan mempengaruhi arus kas masa depan MNC, hal tersebut tidak berfungsi sebagai perwakilan risiko politik yang layak. Anak perusahaan tidak akan terpengaruh oleh perubahan pemerintahan. Selanjutnya, anak perusahaan bisa terpengaruh oleh kebijakan baru dari
3
host government atau dari perubahan sikap terhadap negara asal anak perusahaan (dan oleh sebab itu anak perusahaannya), bahkan ketika host governments tidak memiliki risiko untuk digulingkan. Host government bisa menggunakan berbagai cara untuk menggunakan operasi MNC sesuai dengan tujuannya sendiri. Mungkin, sebagai contoh, menggunakan karyawan lokal untuk posisi manajerial pada anak perusahaan. Sebagai tambahan, hal tersebut mungkin memerlukan kendali lingkungan khusus (seperti kendali polusi udara). Selanjutnya, host government mungkin memerlukan izin khusus, membebankan pajak tambahan, atau mensubsidi saingan. Mereka juga bisa membebankan larangan atau denda untuk melindungi kompetisi lokal. Dalam beberapa kasus, MNC terkena dampak merugikan dari kurangnya larangan dalam host country, yang mengizinkan perilaku bisnis yang ilegal untuk mendapatkan pangsa pasar. Salah satu isu yang paling meresahkan bagi MNC adalah kegagalan host governments dalam menegakkan hak cipta terhadap perusahaan lokal yang secara ilegal meniru produk dari MNC. Sebagai contoh, perusahaan lokal di Asia umumnya meniru software yang diproduksi oleh MNC dan menjualnya kepada konsumen dengan harga yang lebih rendah. Produsen software diperkirakan merugi sebesar $3 Miliar pada penjualan di Asia karena alasan ini. Selanjutnya, sistem hukum pada beberapa negara tidak cukup melindungi perusahaan terhadap pelanggaran hak cipta atau praktik ilegal dalam mendapatkan pangsa pasar. •
Pemblokiran Transfer Dana Anak perusahaan dari MNC seringkali mengirim dana kembali ke kantor pusat untuk pembayaran pinjaman, pembelian persediaan, biaya administrasi, remitted earnings, atau keperluan lain. Dalam beberapa kasus, host government mungkin akan menghalangi transfer dana, yang memaksa anak perusahaan untuk menjalankan proyek yang tidak optimal (hanya untuk menggunakan dananya). Sebagai gantinya, MNC mungkin menginvestasikan dana pada surat berharga lokal yang menyediakan return ketika dananya diblokir. Namun return ini mungkin kurang terhadap apa yang telah didapat pada dana yang dikirim kepada perusahaan induk.
•
Mata Uang yang Tidak dapat Ditukar Beberapa pemerintahan tidak mengizinkan mata uang asal untuk ditukar menjadi mata uang lain. Jadi, pendapatan yang dihasilkan dari anak perusahaan pada negara ini tidak bisa dikembalikan kepada perusahaan induk melalui konversi mata uang. Ketika mata
4
uang tidak bisa ditukarkan, perusahaan induk MNC mungkin perlu untuk ditukarkan dengan barang untuk mendapatkan keuntungan dari proyek yang ada di negara tersebut. •
Perang Beberapa negara cenderung berperang terus menerus dengan negara tetangga atau mengalami permasalahan internal. Hal ini bisa mempengaruhi keamanan dari karyawan yang dipekerjakan oleh anak perusahaan MNC atau oleh tenaga penjualan yang berusaha untuk menciptakan pasar ekspor untuk MNC. Selain itu, negara yang menghadapi ancaman perang biasanya memiliki siklus bisnis yang tidak stabil. MNC di seluruh negara memiliki sedikit paparan terhadap serangan teroris, namun paparan tersebut lebih tinggi di beberapa negara dibandingkan negara lain. Bahkan jika MNC tidak secara langsung mengalami kerusakan dikarenakan perang, hal tersebut mendatangkan biaya dari memastikan keselamatan dari pekerjanya. Beberapa perusahaan mungkin berdebat bahwa tidak ada risiko yang tinggi ketika mempertimbangkan sebuah proyek. Alasan mereka bahwa jika potential returnnya cukup tinggi, proyek tersebut layak untuk dijalankan. Ketika keselamatan karyawan menjadi perhatian, proyek tersebut mungkin ditolak tanpa memperhatikan potential returnnya. Jika risiko negara terlalu tinggi, MNC tidak perlu untuk menganalisis kelayakan dari proyek yang diusulkan lebih lanjut.
•
Birokrasi yang Tidak Efisien Faktor risiko negara yang lain adalah birokrasi pemerintahan, yang bisa merumitkan bisnis MNC. Walaupun faktor ini mungkin terlihat irrelevant, faktor ini telah menjadi faktor pencegah utama bagi MNC yang mempertimbangkan proyek di berbagai negara berkembang. Birokrasi bisa menghambat usaha MNC untuk mendirikan anak perusahaan atau mengembangkan bisnis di sebuah negara. Dalam beberapa kasus, permasalahan birokrasi yang disebabkan oleh karyawan pemerintah yang mengharapkan “hadiah” sebelum mereka menyutujui permohonan dari MNC. Pada kasus lain, permasalahan yang disebabkan oleh kurangnya organisasi pemerintah, jadi perkembangan dari bisnis baru tertunda sampai berbagai permohonan yang telah disetujui oleh bagian yang berbeda dari birokrasi.
•
Korupsi Korupsi memiliki efek yang merugikan pada bisnis internasional MNC karena korupsi bisa meningkatkan biaya menjalankan bisnis atau mengurangi pendapatan. Berbagai bentuk korupsi bisa terjadi pada level perusahaan atau pada interaksi perusahaan – pemerintah.
5
Sebagai contoh, MNC mungkin kehilangan pendapatan karena kontrak pemerintah yang diberikan kepada perusahaan lokal yang menyogok seorang pejabat pemerintahan. Hukum mengenai korupsi dan penegakannya beragam di berbagai negara, namun. Sebagai contoh, di Amerika Serikat, ilegal hukumnya untuk membayar pejabat pemerintahan untuk mendapatkan bantuan politik, namun legal hukumnya bagi perusahaan di Amerika Serikat untuk berkontribusi untuk kampanye politik seorang politisi.
Tabel 1. Corruption Index Ratings untuk Beberapa Negara
2.2.
Elemen Risiko Finansial Bersama dengan risiko politik, risiko finansial seharusnya juga dipertimbangkan ketika
menilai risiko negara. Elemen risiko finansial bisa memiliki pengaruh yang kuat pada proyek internasional yang telah diajukan atau diimplementasikan oleh MNC. PERTUMBUHAN EKONOMI Salah satu elemen risiko finansial adalah kondisi ekonomi negara saat ini dan kondisi potensialnya. MNC yang melakukan ekspor untuk sebuah negara atau mengembangkan anak perusahaan di suatu negara sangat mempertimbangkan permintaan negara tersebut untuk produk dari MNC, yang dipengaruhi oleh ekonomi negara. Resesi pada negara bisa sangat mengurangi permintaan permintaan ekspor MNC atau untuk produk yang dijual oleh anak perusahaan MNC. Tingkat Gross Domestic Product (GDP) mungkin digunakan untuk mengukur pertumbuhan ekonomi terbaru. Dalam beberapa kasus, GDP mungkin digunakan
6
untuk memperkirakan pertunbuhan ekonomi masa depan. Pertumbuhan ekonomi suatu negara dipengaruhi oleh : •
Suku Bunga Suku bunga yang tinggi cenderung untuk memperlambat pertumbuhan ekonomi dan mengurangi permintaan produk dari MNC. Pemerintah umumnya berusaha untuk mempertahankan suku bunga yang rendah ketika mereka ingin menstimulasi ekonomi. Suku bunga yang rendah dapat mendorong lebih banyak peminjaman dana bagi perusahaan dan konsumen, dan berujung pada pembelanjaan yang lebih banyak. Namun, saat dan setelah krisis finansial, suku bunga yang rendah memiliki dampak yang kecil karena banyak perusahaan dan konsumen telah mencapai kapasitas utang dan tidak berada di posisi untuk meminjam dana lebih banyak lagi.
•
Nilai Tukar Nilai Tukar memiliki pengaruh pada permintaan bagi ekspor negara, yang mempengaruhi produksi milik negara dan tingkat pendapatan. Nilai Tukar yang kuat mungkin mengurangi permintaan untuk ekspor negara, meningkatkan volume produk yang diinput oleh negara, dan selanjutnya mengurangi produksi negara dan pendapatan nasional.
•
Inflasi Inflasi bisa mempengaruhi daya beli konsumen dan permintaan mereka untuk barang yang diproduksi oleh MNC. Hal tersebut juga mempengaruhi pengeluaran yang berhubungan operasional di negara tersebut. Inflasi juga berpengaruh terhadap kondisi keuangan negara dengan mempengaruhi suku bunga dan nilai kurs. Elemen Risiko Finansial negara bisa sangat dipengaruhi oleh kebijakan fiskal
pemerintah. Beberapa negara menggunakan kebijakan fiskal ekspansif yang meliputi pengeluaran yang banyak dan pajak yang rendah untuk menstimulasi ekonomi mereka. Namun, tipe kebijakan ini berujung dalam defisit anggaran nasional yang besar, oleh karena itu meningkatkan dana yang dipinjam oleh pemerintah. Kebijakan fiskal ekspansif bisa memiliki dampak jangka panjang yang merugikan jika tingkat peminjaman pemerintah sangat berlebihan bahwa hal tersebut menyebabkan kekhawatiran pada kemampuan pemerintah untuk melunasi pinjamannya. Contoh: Pada periode 2008 – 2010, Pemerintah Yunani menawarkan gaji berlimpah dan dana pensiun untuk karyawan pemerintahan, dan menghabiskan lebih banyak uang dibandingkan uang yang
7
diterima dalam pajak. Pada tahun 2010, beberapa pinjaman untuk pemerintah akan jatuh tempo, dan pemerintah membutuhkan pinjaman uang lebih banyak agar dapat melunasi pinjaman tersebut. Namun, kreditur tidak lagi mau untuk memberikan pinjaman karena khawatir bahwa pemerintah akan gagal melunasi pinjaman baru. Jadi, pemerintah harus mengambil langkah untuk membenahi permasalahan hutang agar Pemerintah Yunani mendapatkan pinjaman baru dari kreditur. Untuk mengurangi defisit anggaran, pemerintah terpaksa untuk mengurangi pengeluaran dan menaikkan pajak, yang berdampak negatif pada ekonomi Yunani. Kekhawatiran mengenai ekonomi melarang jumlah pinjaman yang kreditur akan sediakan untuk MNC yang berbisnis di Yunani, dan juga akan meningkatkan biaya modal karena kreditur membebankan suku bunga pinjaman yang tinggi untuk mencerminkan premi risiko kredit yang tinggi. Banyak negara lain seperti Portugal dan Spanyol mengalami ekonomi yang lemah ketika mereka harus membenahi permasalahan defisit anggaran, namun dampaknya tidak sekeras seperti Yunani.
Mengukur Nilai Risiko Penilaian risiko negara secara makro menggambarkan penilaian risiko keseluruhan dari sebuah negara dan melibatkan pertimbangan seluruh variabel yang mempengaruhi risiko negara kecuali variabel unik dari suatu perusahaan tertentu atau industri. Tipe penilaian ini adalah sesuai bahwa penliaian ini tetap sama untuk negara yang dinilai, tanpa memperhatikan perusahaan atau industri, namun, penilaian ini tidak memasukkan informasi relevan yang dapat meningkatkan akurasi dari penilaian tersebut. Penilaian risiko negara secara makro berperan sebagai fondasi yang bisa diubah untuk memperlihatkan bisnis tertentu dari MNC. Penilaian risiko negara secara mikro melibatkan penilaian dari negara yang berhubungan dengan tipe bisnis dari MNC. Penilaian ini digunakan untuk menentukan bagaimana risiko negara berhubungan pada MNC tertentu. Dampak spesifik dari bentuk risiko negara tertentu bisa mempengaruhi MNC dalam cara yang berbeda, dimana alasan inilah penilaian risiko negara secara mikro diperlukan. Contoh: Negara Z dinilai memiliki nilai makro yang relatif rendah oleh mayoritas ahli karena buruknya kondisi keuangan negara tersebut. Dua MNC sedang memutuskan untuk mendirikan anak perusahaan di Negara Z. Carco, Inc., sedang mempertimbangkan untuk mengembangkan anak perusahaan yang akan memproduksi mobil dan menjualnya secara lokal, sedangkan Milco, Inc., berencana untuk membangun anak perusahaan yang akan memproduksi supply militer.
8
Rencana Carco untuk membangun anak perusahaan otomobil nampak tidak layak kecuali jika Negara Z tidak memiliki produsen otomobil yang mencukupi. Pemerintah Negara Z mungkin berkomitmen untuk membeli jumlah supply barang militer, tanpa memperhatikan lemahnya ekonomi mereka. Jadi, rencana Milco untuk membangun anak perusahaan persediaan militer mungkin masih layak, walaupun kondisi finansial Negara Z buruk. Masih mungkin, walaupun pemerintah Negara Z akan memesan persediaan militernya dari perusahaan yang dimiliki secara lokal karena mereka ingin kebutuhan supplynya tetap rahasia. Kemungkinan ini merupakan elemen dari risiko negara karena hal tersebut merupakan karakteristik negara yang mempengaruhi kelayakan dari sebuah proyek. Namun, karakteristik spesifik ini hanya sesuai dengan Milco, Inc., bukan pada Carco, Inc.
2.3.
Teknik untuk Menilai Risiko Negara Setelah suatu perusahaan mengidentifikasi seluruh faktor mikro dan makro yang perlu
dipertimbangkan dalam penilaian risiko suatu Negara, perusahaan tersebut mungkin ingin mengimplementasikan sistem untuk mengevaluasi faktor tersebut dan menentukan peringkat risiko suatu Negara. Berikut ini merupakan beberapa teknik yang umum digunakan : 1.
Pendekatan Daftar Isian (Checklist Approach) Pendekatan daftar isian (checklist) melibatkan membuat penilaian atas seluruh faktor politik dan keuangan (baik makro maupun mikro) yang memiliki kontribusi dalam penilaian risiko Negara oleh suatu perusahaan. Peringkat dibuat pada daftar berbagai faktor keuangan dan politik, dan peringkat ini lalu dikonsolidasikan untuk memperoleh penilaian risiko Negara secara keseluruhan. Beberapa faktor (seperti pertumbuhan PDB riil) dapat diukur dari data yang tersedia, sementara data lain(seperti kemungkinan terjadinya perang) harus diukur secara subyektif. Tersedia sejumlah besar informasi mengenai suatu Negara di internet. Informasi ini dapat digunakan untuk membuat peringkat dari berbagai faktor yang digunakan untuk menilai risiko Negara. Faktor ini lalu dikonversi menjadi beberapa peringkat numerik untuk menilai Negara tertentu. Faktor yang dianggap memiliki pengaruh yang lebih besar terhadap risiko Negara harus diberikan bobot yang lebih tinggi.
2. Teknik Delphi Teknik Delphi melibatkan pengumpulan opini independen mengenai risiko Negara tanpa melakukan diskusi kelompok dari para penilai (seperti karyawan atau konsultan luar)
9
yang memberikan opini. Meskipun teknik Delphi dapat bermanfaat, namun teknik ini berdasarkan opini subjektif yang akan berbeda bagi tiap penilai. 3. Analisis kuantitatif Setelah variabel keuangan dan politik diukur untuk suatu periode waktu, model analisis kuantitatif dapat digunakan untuk mengidentifikasi kerakteristik yang memengaruhi tingkat risiko Negara. Misalnya, analisis diskriminan (discriminant analysis) merupakan suatu perangkat statistic yang sering digunakan untuk tujuan ini. Analisis diskriminan dapat menilai faktor-faktor keuangan dan politik dari mana saja yang membedakan antara Negara yang tingkat risikonya dapat ditolerir dengan Negara yang tingkat risikonya tidak dapat ditolerir. Sebagai contoh, analisis diskriminan mungkin menemukan bahwa pertumbuhan GNP riil merupakan variabel penting yang mampu menjelaskan mengapa sebuah Negara memiliki risiko tinggi atau rendah. Informasi-informasi ini, bersama-sama dengan informasi-informasi yang berhubungan dengan semua faktor lain, kemudian dapat digunakan terus-menerus untuk menilai tingkat risiko berbagai Negara dari waktu ke waktu. Jika pertumbuhan GNP riil dan variabel-variabel kunci lain mulai memburuk untuk sebuah Negara tertentu, hal ini menyediakan sinyal bahwa risiko dari Negara tersebut tengah meningkat. Analisis regresi dapat digunakan untuk menilai risiko,karena analisis ini dapat mengukur sensitivitas satu variabel terhadap variabel lain. Sebagai contoh, sebuah perusahaan dapat meregresi ukuran aktivitas bisnisnya (seperti presentase pertumbuhan penjualan) terhadap karakteristik-karakteristik Negara (seperti pertumbuhan GNP riil). Hasil-hasil dari analisis semacam itu akan mengindikasikan kerentanan dari bisnis tertentu terhadap perekonomian sebuah Negara. Ini merupakan informasi yang berguna yang harus dimasukkan dalam penilaian risiko Negara secara menyeluruh. Meskipun model kuantitatif dapat mengukur dampak variabel lain terhadap variabel lain secara kuantitatif, namun model ini tidak selalu dapat memberikan indikasi adanya masalah pada suatu Negara sebelum masalah tersebut terjadi (terutama sebelu keputusan perusahaan untuk melaksanakan proyek di Negara tersebut). Model ini juga tidak dapat mengevaluasi data subjektif yang tidak selalu dapat dinyatakan secara kuantitatif. Selain itum tren historis dari berbagai karakteristik Negara tidak selalu bermanfaat untuk mengantisipasi krisis yang akan datang. 4. Kunjungan pemeriksaan Kunjungan pemeriksaan melibatkan kunjungan ke suatu Negara dan pertemuan dengan pegawai tinggi Negara, eksekutif bisnis, dan/atau konsumen. Pertemuan seperti ini dapat 10
mengklarifikasikan beberapa opini perusahaan yang tidak pasti mengenai suatu Negara. Bahkan beberapa variabel, seperti hubungan antarnegara mungkin sulit untuk dinilai tanpa kunjungan ke Negara setempat. 5. Kombinasi berbagai teknik Penelitian dari 193 perusahaan yang banyak melakukan bisnis asing menemukan bahwa lebih dari separuh perusahaan tersebut tidak memiliki metode formal untuk menilai risiko Negara. Namun hal ini tidak berarti bahwa mereka mengabaikan penilaian risiko Negara, namun lebih berarti bahwa tidak ada metode yang paling unggul untuk digunakan. Akibatnya, banyak MNC menggunakan berbagai teknik, bisa menggunkan pendekatan daftar isian untuk membuat
peringkat risiko Negara secara menyeluruh lalu
menggunakan teknik Delphi, analisis kuantitatif, dan kunjungan pemeriksaan untuk memberikan peringkat atas berbagai faktor tersebut.
Menentukan Rating Risiko Negara Rating risiko negara secara keseluruhan menggunkan pendekatan checklist yang telah dikembangkan dari rating terpisah untuk risiko politik dan finansial. Pertama, faktor politik diberikan nilai dengan range yang telah ditentukan (nilai dari 1 sampai 5, dimana 5 merupakan nilai terbaik/risiko terendah). Selanjutnya faktor politik ini diberikan nilai (mewakili degree of importance), yang harus ditambahkan hingga 100%. Nilai yang diberikan dari faktor tersebut dikalikan bobot setiap faktor lalu dijumlah untuk menentukan rating risiko politiknya. Proses tersebut juga sama pada rating risiko finansial. Semua faktor finansial diberikan nilai (nilai dari 1 sampai 5, dimana 5 merupakan nilai terbaik/risiko terendah). Lalu nilai yang telah diberikan pada faktor tersebut dikalikan dengan bobot pada faktor tersebut lalu dijumlahkan untuk menentukan rating risiko finansialnya. Setelah rating politik dan keuangan diperoleh, rating risiko negara secara keseluruhan yang terkait dengan proyek tertentu dapat ditentukan dengan menetapkan bobot ke peringkat politik dan keuangan sesuai dengan kepentingannya yang dirasakan. Pentingnya risiko politik versus risiko keuangan bervariasi dengan tujuan dari MNC. Sebuah MNC mempertimbangkan investasi asing langsung untuk menarik permintaan di negara itu harus sangat khawatir mengenai risiko keuangan. Sebuah perusahaan multinasional yang mendirikan pabrik manufaktur asing dan berencana untuk mengekspor barang-barang dari sana harus lebih memperhatikan risiko politik.
11
Gambar 1. Menentukan Rating Risiko Negara secara Keseluruhan
Jika risiko politik dipikir lebih berpengaruh pada proyek tertentu dibandingkan risiko finansial, risiko politik akan mendapatkan bobot lebih tinggi daripada rating risiko finansial (bobot keduanya secara total harus 100%). Rating politik dan finansial dikalikan oleh bobot masing – masing akan menentukan rating risiko negara secara keseluruhan sebuah negara yang berhubungan dengan proyek tertentu. Contoh: Asumsikan bahwa Cougar Co. berencana untuk membangun pabrik baja di Meksiko. Cougar Co. menggunakan teknik Delphi dan analisis kuantitatif untuk menentukan ratings berbagai faktor politik dan finansial. Tabel 2. menggambarkan penilaian risiko negara yang dilakukan oleh Cougar di Meksiko. Terlihat di tabel 2. terdapat dua faktor politik dan lima faktor finansial yang dimasukan untuk mendapatkan rating risiko negara pada contoh ini. Cougar Co. akan mempertimbangkan proyek hanya pada negara yang memiliki risiko negara dengan rating 3,5 atau lebih tinggi, berdasarkan pada rating risiko negaranya. Cougar Co. telah memberikan nilai dan bobot pada faktor yang terlihat di tabel 3. Pada contoh ini, perusahaan secara umum memberikan faktor finansial lebih tinggi daripada faktor politiknya. Kondisi finansial dari Meksiko oleh karena itu telah dinilai lebih baik dibandingkan kondisi politiknya. Pertumbuhan industri merupakan faktor finansial terpenting di Meksiko, berdasarkan pada pembobotannya sebesar 40%. Birokrasi dianggap sebagai faktor politik terpenting berdasarkan pada pembobotannya sebesar 70%; regulasi transfer dana internasional 12
mendapat pembobotan sebesar 30%. Risiko politik diperkirakan sebesar 3,3 dengan menambahkan hasil dari rating (kolom 2) dan beban (kolom 3) dari faktor risiko politik.
Tabel 2. Penilaian Risiko Negara Secara Keselurahan Berdasarkan Informasi yang Diasumsikan
Risiko finansial yang setelah dihitung adalah 3,9, berdasarkan dari hasil penjumlahan dari ratingnya dan bobot dari faktor risiko finansial. Saat rating politik dan finansial telah ditentukan, risiko negara secara keseluruhan bisa dihitung (seperti yang terlihat pada tabel 2), setelah beban diberikan ke risiko politik dan finansial. Kolom 3 pada bagian bawah dari tabel 2 menunjukkan Cougar melihat risiko politik (mendapat bobot 80%) lebih penting dibandingkan risiko finansial (mendapat bobot 20%) di Meksiko untuk proyek yang diusulkan. Risiko negara secara keseluruhan sebesar 3,42 mungkin dianggap rendah jika dilihat dari rating kategori individual. Hal ini dikarenakan beban yang lebih berat pada risiko politik, yang pada contoh ini merupakan critical form dari perspektif perusahaan. Khususnya, Cougar memandang birokrasi Meksiko sebagai faktor penting dan memberikan nilai rendah pada faktor tersebut. Dikarenakan Cougar hanya mempertimbangkan proyek pada negara yang memiliki rating minimal 3,5. Cougar akhirnya memutuskan tidak melanjutkan proyek di Meksiko.
13
Governance of the Country Risk Assessment Banyak proyek internasional yang dibuat MNC bertahan selama 20 tahun atau lebih. Ketika manajer ingin melanjutkan proyek karena sukses potensialnya selama beberapa tahun kedepan, mereka mungkin mengabaikan potensial meningkatnya risiko negara terhadap proyek seiring waktu. Karena itu, MNC memerlukan governance system yang layak untuk memastikan bahwa manajer mempertimbangkan secara penuh risiko negara ketika menilai proyek potensial. Satu solusi membutuhkan input proyek jangka panjang dari sumber eksternal (seperti lembaga konsultan) mengenai penilaian risiko negara dari proyek tertentu dan bahwa penilaian ini langsung dimasukkan pada analisis proyek. Prosedur ni mungkin memberikan penilaian yang lebih baik pada risiko negara untuk jangka panjang.
Membandingkan Rating Risiko antar Negara MNC mungkin mengevaluasi risiko negara untuk beberapa negara, mungkin untuk menentukan dimana untuk mendirikan anak perusahaan. Satu pendekatan untuk membandingkan rating politik dan finansial antar negara, dianjurkan oleh beberapa manajer risiko asing, adalah Foreign Investmenr Risk Matrix (FIRM) yang memperlihatkan risiko finansial (atau ekonomi) dan risiko politik oleh interval sepanjang matrix dari “buruk” hingga “bagus”. Setiap negara bisa diposisikan pada lokasi tertentu pada matrix berbasis pada rating politik dan rating finansial. •
Rating Risiko Negara Aktual sepanjang Negara Rating risiko negara ditunjukan pada tabel 3. Tabel ini tidak perlu diaplikasikan pada MNC tertentu yang ingin menjalankan bisnis internasional karena penilaian risiko tidak berfokus pada faktor yang relevan dengan MNC. Namun, tabel tersebut mengilustrasikan bagaimana rating risiko secara umum bisa berbeda secara substansial antar negara. Banyak negara industri memiliki rating yang tinggi, mengindikasikan risiko yang rendah. Negara berkembang cenderung memiliki rating yang rendah. Rating risiko negara berubah seiring waktu sebagai respon terhadap faktor yang mempengaruhi rating suatu negara. Oleh karena itu, MNC secara periodik perlu memperbarui penilaian mereka pada setiap negara dimana mereka berbisnis.
•
Dampak dari Krisis Kredit Banyak negara mengalami penuruan pada rating risiko karena krisis kredit pada tahun 2008. Penurunan pada harga rumah menyebabkan permasalahan finansial yang parah bagi bank komersial dan lembaga keuangan lainnya. Lembaga – lembaga ini lalu menjadi lebih
14
berhati – hati ketika memberikan kredir. Credit Crunch Internasional berkontribusi pada ekonomi global yang lemah. Negara – negara khususnya bergantung pada kredit internasional terkena dampak negatif ketika kredit sulit diakses.
Gambar 2. Rating Risiko Negara
Menggabungkan Risiko dalam Penganggaran Modal Ketika MNC menilai kelayakan dari proyek yang diusulkan, risiko negara bisa digabugnkan dalam analisis penganggaran modal dengan menyesuaikan tingkat diskonto atau menyesuaikan arus kas. •
Penyesuaian Tingkat Diskonto Tingkat diskonto dari proyek yang diusulkan seharusnya untuk mencerminkan tingkat pengembalian yang disyaratkan pada proyek tersebut. Jadi, tingkat diskonto bisa disesuaikan pada akun pada risiko negara. Semakin rendah rating risiko negara, semakin tinggi risiko yang terlihat dan semakin tinggi pula tingkat diskonto yang digunakan pada arus kas proyek tersebut. Pendekatan ini sesuai pada penyesuaian terhadap analisis penganggaran modal bisa menangkap risiko negara. Tetapi, tidak ada rumus yang akurat untuk
menyesuaikan
tingkat
diskonto
untuk
menggabungkan
risiko
negara.
15
Penyesuaiannya sedikit semena - mena dan mungkin oleh karena itu menyebabkan proyek yang layak ditolak dan proyek yang tidak layak diterima. •
Penyesuaian Perkiraan Arus Kas Mungkin metode paling sesuai untuk menggabungkan bentuk dari risiko pada analisis penganggaran modal untuk menghitung bagaimana aliran kas dipengaruhi oleh setiap bentuk dari risiko negara. Sebagai contoh, jika terdapat 20% kemungkinan bahwa host government akan menghalangi dana dari anak perusahaan ke perusahaan induk, MNC harus memperkirakan net present value (NPV) proyek pada situasi ini, menyadari bahwa 20% peluang NPV ini akan terjadi. Jika terdapat peluang bahwa host government akan membebankan pajak lebih banyak pada anak perusahaan, NPV proyek asing terhadap perusahaan induk MNC harus diperkirakan pada kondisi ini. Setiap bentuk dari risiko memiliki dampak yang diperkirakan pada arus kas proyek asing dan oleh karena itu pada NPV proyek. Dengan menganalisis setiap dampak yang mungkin terjadi, MNC bisa menentukan distribusi probabilitas NPV untuk proyek tersebut. Keputusan diterima / ditolaknya proyek berdasarkan pada penilaian kemungkinan bahwa proyek tersebut akan menghasilkan NPV yang positif, demikian juga pada ukuran hasil NPV yang mungkin.
Contoh: Spartan Inc. berencana untuk mendirikan anak perusahaan di Singapura. Asumsikan saat ini bahwa semua asumsi awal mengenai investasi awal Spartan, umur proyek, kebijakan harga, proyeksi nilai tukar, dan sebagainya masih berlaku. Kini, akan tetapi, asumsikan dua penyesuaian pada situasi risiko negara yang harus dipertimbangkan Spartan. 1. Pemotongan Pajak yang Tinggi Contoh awal mengasumsikan bahwa Singapura akan membebankan pemotongan pajak sebesar 10% pada dana apapun yang disetorkan oleh anak perusahaan ke perusahaan induk (dengan kepastian 100%). Sekarang asumsikan bahwa terdapat 30% kemungkinan bahwa Singapura akan membebankan pemotongan pajak sebesar 20% bukannya 10%. Ini menandakan bahwa kemungkinan dari asumsi awal pemotongan pajak sebesar 10% berkurang dari 100% menjadi 70%, ketika jumlah probabilitas dari kemungkinan hasil pemotongan pajak harus ditambahkan menjadi 100%
16
2. Nilai Sisa yang Lebih Rendah Contoh awal mengasumsikan bahwa Pemerintah Singapura akan membeli anak perusahaan dari Spartan (nilai sisa) untuk $12 juta setelah 4 tahun. Sekarang asumsikan bahwa terdapat 40% peluang bahwa Pemerintah Singapura akan membeli anak perusahaan dari Spartan untuk $7 juta bukan $12 juta. Jadi, kemungkinan distribusi peluang dari hasil akhir yang mungkin untuk nilai sisa sebagai berikut:
Jika analisis penganggaran dana telah dilakukan pada spreadsheet, NPV bisa diperkirakan dengan menyesuaikan line item 15 (pemotongan pajak pada dana yang disetorkan) dan 17 (nilai sisa). Analisis penganggaran modal mengukur dampak dari pemotongan pajak sebesar 20% (dengan menggunakan asumsi awal nilai sisa sebesar $12 juta) pada tabel 3. Karena item sebelum baris 14, item – item ini tidak ditunjukkan. Jika pemotongan pajak sebesar 20% dibebankan, NPV untuk proyek 4 tahun adalah $1.252.160. Sekarang pertimbangkan kemungkinan pada nilai sisa yang lebih rendah, ketika menggunakan asumsi awal pemotongan pajak sebesar 10%. Analisis penganggaran modal menjelaskan nilai sisa lebih rendah pada tabel 4. NPV yang diperkirakan sebesar $800.484, berdasarkan pada situasi risiko negara.
17
Tabel 3. Analisis Proyek Berdasarkan pada Pemotongan Pajak 20%: Spartan, Inc.
Tabel 4. Analisis Proyek Berdasarkan pada Nilai Sisa yang Berkurang: Spartan, Inc.
Akhirnya, pertimbangkan kemungkinan bahwa pemotongan pajak yang lebih tinggi dan nilai sisa yang lebih rendah terjadi. Analisis penganggaran modal pada tabel 5 menjelaskan situasi risiko negara ini. NPV diperkirakan sebesar -$177,223. Ketika perkiraan untuk NPV telah ditentukan untuk setiap situasi risiko negara, Spartan, Inc., bisa mencoba untuk menentukan apakah proyek tersebut layak. Ada dua variabel risiko negara yang tidak pasti, dan ada empat kemungkinan hasil NPV, seperti yang diilustrasikan pada tabel 6. Mengingat probabilitas dari setiap situasi yang mungkin terjadi dan asumsi bahwa hasil pemotongan pajak adalah independen dari hasil nilai sisa, probabilitas gabungan dapat ditentukan untuk setiap pasangan hasil dengan mengalikan probabilitas dari dua hasil yang menjadi perhatian. Karena probabilitas dari pemotongan pajak sebesar 20% adalah 30%, probabilitas pemotongan pajak sebesar 10% adalah 70%. Mengingat bahwa kemungkinan nilai sisa yang lebih rendah sebesar 40%, probabilitas nilai sisa yang awalnya diasumsikan akan terjadi adalah 60 persen. Jadi, skenario 1 (pemotongan pajak 10% dan nilai sisa $12 juta) memiliki probabilitas gabungan (probabilitas yang kedua hasilnya akan terjadi) 70% x 60% = 42%. Probabilitas gabungan untuk tiga skenario lainnya yang ditunjukkan pada tabel 6 dapat ditentukan dengan cara yang sama.
18
Tabel 5. Analisis Proyek Berdasarkan pada 20% Pemotongan Pajak dan Berkurangnya Nilai Sisa: Spartan, Inc.
Tabel 6. Ringkasan Perkiraan NPV seluruh Skenario yang Memungkinkan: Spartan, Inc.
Pada tabel 6, skenario 4 merupakan satu – satunya skenario yang memiliki NPV negatif. Karena skenario ini memiliki peluang terjadi sebesar 12%, terdapat peluang 12% bahwa proyek ini akan berdampak buruk pada nilai perusahaan. Di sisi lain, terdapat 88% peluang bahwa proyek tersebut akan meningkatkan nilai perusahaan. Nilai yang diharapkan dari NPV proyek tersebut dapat diukur dengan penjumlahan dari setiap perkiraan NPV skenario dikalikan dengan masing-masing probabilitas di semua empat skenario, seperti yang ditunjukkan pada tabel 6. Mayoritas MNC akan menerima proyek yang diusulkan, mengingat kemungkinan bahwa proyek tersebut akan memiliki NPV yang positif dan kerugian yang sedikit akan terjadi bahkan ketika saat worst – case scenario. ACCOUNTING FOR UNCERTAINTY Pada contoh sebelumnya, asumsi awal untuk mayoritas variabel input yang digunakan seolah telah diketahui dengan pasti. Namun, Spartan, Inc., bisa menjelaskan ketidakpastian dari karakteristik risiko negara ketika juga memperhitungkan ketidakpastian dalam variabel lain juga. Proses ini bisa difasilitasi jika analisis dilakukan pada computer spreadsheet,
19
Contoh: Jika Spartan, Inc., ingin memperhitungkan tiga kemungkinan tren nilai tukar, Spartan dapat menyesuaikan proyeksi nilai tukar untuk masing-masing skenario yang dinilai dalam contoh ini. Setiap skenario akan mencerminkan hasil pemotongan pajak yang spesifik, hasil nilai sisa yang spesifik, dan tren nilai tukar yang spesifik. Akan terdapat 12 skenario, dengan setiap skenario memiliki perkiraan NPV dan peluang kejadian. Berdasarkan perkiraan NPV dan probabilitas masing-masing skenario. Spartan, Inc., kemudian dapat mengukur nilai yang diharapkan dari NPV dan probabilitas bahwa NPV akan menjadi positif, yang mengarah pada keputusan mengenai apakah proyek tersebut layak. ANALISIS PROYEK YANG ADA MNC seharusnya tidak hanya mempertimbangkan risiko negara ketika menilai proyek baru tetapi harus juga menilai kembali risiko negara secara periodik setelah proyek telah diimplementasikan. Jika MNC yang memiliki anak perusahaan di negara yang mengalami kondisi politik yang parah, MNC mungkin perlu menilai kembali kelayakan dalam mempertahankan anak perusahaan ini. Contoh: Tiga tahun lalu, California Co. mendirikan anak perusahaan di Zinland. Sebagai akibat dari pajak baru yang lebih tinggi yang dikenakan oleh Pemerintah Zinland, arus kas yang dihasilkan oleh anak perusahaan berkurang. Berdasarkan analisis penganggaran modal baru, California Co. menentukan bahwa nilai sekarang dari anak perusahaan adalah 30 persen lebih rendah dibandingkan sebelum tarif pajak yang lebih tinggi diberlakukan oleh pemerintah. Karena perusahaan percaya bahwa tarif pajak yang tinggi akan berlanjut di Zinland, California Co. memutuskan untuk mencari pembeli untuk anak perusahaannya. Jika dapat menemukan pembeli yang bersedia membayar lebih tinggi dari nilai sekarang anak perusahaan, California Co. akan menjual anak perusahaannya dan melakukan bisnis di Zinland dengan mengekspor produk di sana. MNC secara umum merespon kondisi risiko negara yang buruk dengan merestrukturiasi operasinya dengan cara yang akan mengurangi paparan terhadap risiko negara. Namun, strategi seperti menjual anak perusahaan akan susah dan mahal. Jika California Co. telah mengantisipasi tindakan Pemerintah Zinland untuk membebankan pajak lebih tinggi 3 tahun sebelumnya, perusahaan mungkin tidak akan pernah mendirikan anak perusahaan disana. Ketika MNC tidak mampu mengantisipasi seluruh perubahan pada kondisi risiko negara akan terjadi, mereka seharusnya paling tidak mempertimbangkan berbagai skenario 20
yang mungkin akan terjadi, terutama ketika mempertimbangkan proyek jangka panjang pada negara asing.
2.4.
Mencegah Pengambilalihan oleh Host Government
Risiko negara yang paling parah adalah pengambilalihan oleh host government. Tipe pengambilalihan ini mungkin akan berakhir pada kerugian yang tinggi, terutama ketika MNC tidak memiiki kekuasaan untuk melakukan negosiasi dengan host government. Adapun strategi umum yang digunakan untuk mengurangi paparan terhadap pengambilalihan oleh host government antara lain: •
Menggunakan Short Term Horizon MNC mungkin fokus memperoleh kembali arus kas dengan cepat agar saat pengambilalihan, kerugian bisa diminimalisir. MNC juga akan mengeluarkan usaha minimum untuk menggantikan peralatan dam mesin yang uzur di anak perusahaan. Mereka juga akan melakukan phase out investasi luar negeri mereka dengan menjual asetnya kepada investor lokal atau pemerintahan dengan tahapan dari waktu ke waktu. Karena itu, akan ada sedikit insentif bagi host government untuk mengambil alih anak perusahaan MNC.
•
Bergantung pada Supply dan Teknologi yang Unik Jika anak perusahaan bisa mendapatkan persediaan dari kantor pusat (atau anak perusahaan yang lain) yang tidak bisa ditiru secara lokal, host government tidak akan bisa mengambilalih dan mengoperasikan anak perusahaan tanpa supply tersebut. MNC juga bisa memutuskan persediaan jika anak perusahaan diperlakukan tidak adil. Jika anak perusahaan bisa menyembunyikan teknologi proses produksinya, pengambilalihan
oleh
pemerintah
akan
lebih
kecil
kemungkinan
terjadinya.
Pengambilalihan akan sukses hanya jika MNC akan menyediakan teknologi yang dibutuhkan, dan MNC akan menyediakannya hanya jika pada kondisi friendly takeover yang akan memastikan bahwa MNC menerima kompensasi yang sesuai. •
Merekrut Pekerja Lokal Jika karyawan lokal dari anak perusahaan akan terpengaruh oleh pengambilalihan host government, mereka dapat menekan pemerintah untuk menghindari tindakan tersebut. Namun, pemerintah masih bisa mempertahankan karyawan tersebut setelah mengambil alih anak perusahaan. Dengan demikian, strategi ini hanya memiliki efektivitas yang terbatas dalam menghindari atau membatasi pengambilalihan pemerintah.
21
•
Meminjam Dana Lokal Jika anak perusahaan meminjam dana secara lokal, bank lokal akan khawatir pada performa masa depannya. Jika untuk alasan apapun pengambilalihan oleh pemerintah akan mengurangi probabilitas bahwa bank akan menerima pelunasan pinjamannya tepat waktu, mereka mungkin mencoba untuk mencegah pengambilalihan oleh host government. Namun, host government mungkin menjamin pelunasan kepada bank, jadi strategi ini hanya memiliki efektifitas yang terbatas. Namun, strategi ini mungkin masih lebih baik untuk situasi yang dimana MNC tidak hanya kehilangan anak perusahaan, namun juga masih berutang pada kreditur home country.
•
Membeli Asuransi Asuransi bisa dibeli untuk menutupi risiko pengambilalihan. Sebagai contoh, Pemerintah AS menyediakan asuransi melalui Overseas Private Investment Corporation (OPIC). Premi asuransi dibayarkan oleh perusahaan bergantung pada tingkat cakupan asuransi dan risiko yang berhubungan dengan asuransi. Secara khusus, namun, policy asuransi apapun hanya akan mengcover sebagian dari total paparan terhadap risiko negara. Banyak negara asal MNC memiliki program penjaminan investasi yang menjamin sampai tingkat tertentu risiko penyitaan, perang, atau pemblokiran mata uang. Beberapa program jaminan memiliki waiting period 1 tahun atau lebih lama sebelum kompensasi dibayarkan atas kerugian akibat pengambilalihan. Juga, beberapa policy asuransi tidak mengcover seluruh bentuk pengambilalihan. Selanjutnya, agar memenuhi syarat untuk asuransi sejenis, anak perusahaan mungkin diminta oleh negara untuk berkonsentrasi pada ekspor daripada pada penjualan lokal. Bahkan jika anak perusahaan memenuhi syarat untuk asuransi tersebut, terdapat biaya. Asuransi apapun biasanya akan mengcover hanya sebagian dari aset dan mungkin menetapkan durasi maksimum dari coveragenya, seoerti 15 atau 20 tahun. Anak perusahaan harus mempertimbangkan manfaat dari asuransi terhadap biaya premi policy dan potensi kerugian yang melebihi coverage. Asuransi dapat membantu, tetapi tidak dengan sendirinya mencegah kerugian karena pengambilalihan. World Bank telah membentuk afiliasi yang disebut Multilateral Investment Guarantee Agency (MIGA) untuk menyediakan asuransi politik untuk MNC dengan investasi asing langsung di negara yang kurang berkembang. MIGA menawarkan asuransi terhadap pengambilalihan, pelanggaran kontrak, mata uang yang tidak dapat ditukar, dan civil disturbances.
22
•
Menggunakan Project Finance Banyak proyek infrastruktur terbesar di dunia disusun sebagai transaksi "project finance", yang membatasi paparan dari MNC. Pertama, transaksi keuangan proyek banyak dibiayai dengan kredit. Jadi, paparan MNC terbatas karena MNC hanya berinvestasi dengan modal terbatas pada proyek tersebut. Kedua, bank mungkin menjamin pembayaran kepada MNC. Ketiga, penawaran project finance unik karena project finance dijamin oleh pendapatan masa depan dari produksi proyek. Artinya, proyek ini terpisah dari MNC yang mengatur proyek tersebut. Pinjaman tersebut adalah "nonrecourse" dimana kreditur tidak dapat mengejar MNC untuk pembayaran tetapi hanya aset dan arus kas dari proyek itu sendiri. Jadi, arus kas proyek itu relevan, dan bukan risiko kredit peminjam. Karena transparansi proses yang timbul dari tujuan tunggal dan rencana terbatas untuk penghentian, project finance memungkinkan proyek-proyek akan dibiayai yang jika tidak, kemungkinan besar tidak akan memperoleh pembiayaan dengan persyaratan konvensional. Host government tidak mungkin mengambil alih proyek jenis ini karena harus menanggung kewajiban yang ada karena pengaturan kredit.
23
BAB III PENUTUP 4.1.
Kesimpulan
1. Elemen yang digunakan oleh perusahaan multinasional untuk mengukur risiko politik suatu negara termasuk sikap konsumen terhadap pembelian barang-barang yang diproduksi secara lokal, tindakan host government terhadap MNC, pemblokiran transfer dana, mata uang yang tidak dapat ditukar, perang, masalah birokrasi, dan korupsi. Karakteristik ini dapat meningkatkan biaya bisnis internasional. Elemen yang digunakan oleh MNC untuk mengukur risiko keuangan suatu negara adalah produk domestik bruto negara, suku bunga, nilai tukar, dan tingkat inflasi. 2. Teknik-teknik yang biasanya digunakan oleh MNC untuk mengukur risiko negara adalah pendekatan checklist, teknik Delphi, analisis kuantitatif, dan kunjungan inspeksi. Karena tidak ada satu teknik yang mencakup semua aspek risiko negara, kombinasi teknik-teknik ini biasanya digunakan. 3. Setelah risiko negara diukur, risiko negara dapat dimasukkan ke dalam analisis penganggaran modal dengan penyesuaian tingkat diskonto. Untuk setiap bentuk risiko yang mungkin, MNC dapat menghitung kembali Net Present Value proyek asing dengan kondisi bahwa peristiwa itu terjadi. 4. MNC dapat mengurangi kemungkinan pengambilalihan pemerintah induk dari anak perusahaan mereka dengan menggunakan short term horizon untuk operasi mereka di mana investasi di anak perusahaan terbatas. Selain itu, ketergantungan pada teknologi unik (yang tidak dapat diatasi), penggunaan warga lokal untuk bekerja, dan lembaga keuangan lokal untuk pembiayaan dapat menciptakan perlindungan dari host government.
24
DAFTAR PUSTAKA Madura, Jeff. (2012). International Financial Management. 11th edition Mason, OH: Thomson/South-Western.
25
11/30/18
Pokok Bahasan 1
Manajemen Keuangan International
I Putu Agus Sudarmana
(1415251045) / 1
Andardo Erde Pradana Putera
(1607522030) / 5
I Gusti Agung Ngurah Bayu Yudhistira
(1607522049) / 9
Wiwin Ruspita Intariani
(1607522069) / 13
Ni Ketut Nadila Suryasari
(1607522127) / 17
3
KELOMPOK 1
4
Pokok Bahasan 1
Elemen Risiko Politik
2
Elemen Risiko Finansial
3
Teknik Untuk Menilai Risiko Negara
4
Cara Mencegah Pengambilalihan
Elemen Risiko Politik Sub Bab 1
1
11/30/18
Elemen Risiko Politik
Ciri – Ciri Dari Risiko Politik Insert the title of your subtitle Here
Analisis Risiko Negara
01
Bentuk ekstrim dari risiko politik adalah kemungkinan bahwa host country akan mengambilalih anak perusahaan tersebut
Sikap Konsumen Host Country kecendrungan masyarakat setempat
02
Sikap dari Host Government Host Government mungkin
untuk membeli barang yang
memaksakan pollution control
diproduksi lokal
standards dan tambahan pajak perusahaan, juga dengan pajak holding dan larangan transfer dana
03
Pemblokiran Transfer Dana host government mungkin akan
04
Mata Uang yang Tidak dapat Ditukar Beberapa pemerintahan tidak
menghalangi transfer dana, yang
mengizinkan mata uang asal untuk
memaksa anak perusahaan untuk
ditukar menjadi mata uang lain
menjalankan proyek yang tidak optimal
Ciri – Ciri Dari Risiko Politik
Corruption Index Ratings Untuk Beberapa Negara
Insert the title of your subtitle Here
05
07
Perang Beberapa negara cenderung
06
Birokrasi yang Tidak Efisien Birokrasi bisa menghambat usaha
berperang terus menerus dengan
MNC untuk mendirikan anak
negara tetangga atau mengalami
perusahaan atau mengembangkan
permasalahan internal.
bisnis di sebuah negara.
Korupsi Korupsi memiliki efek yang merugikan pada bisnis internasional MNC karena korupsi bisa meningkatkan biaya menjalankan bisnis atau mengurangi pendapatan
2
11/30/18
Elemen Risiko Finansial PERTUMBUHAN EKONOMI
Elemen Risiko Finansial Sub Bab 2
Pertumbuhan ekonomi suatu negara
MNC yang melakukan ekspor untuk sebuah negara atau mengembang kan anak perusahaan di suatu negara sangat mempertimbangkan permintaan negara tersebut untuk produk dari MNC, yang dipengaruhi oleh ekonomi negara.
Elemen Risiko Finansial
Dapat dipengaruhi oleh :
01
Suku Bunga Suku bunga yang tinggi cenderung
02
Nilai Tukar Nilai Tukar yang kuat mungkin
untuk memperlambat pertumbuhan
mengurangi permintaan untuk
ekonomi dan mengurangi
ekspor negara, meningkatkan
permintaan produk dari MNC.
volume produk yang diinput oleh negara, dan selanjutnya mengurangi produksi negara dan pendapatan
03
Inflasi Inflasi bisa mempengaruhi daya beli konsumen dan permintaan mereka untuk barang yang diproduksi oleh MNC
nasional
Mengukur Nilai Risiko Penilaian risiko negara secara makro menggambarkan penilaian risiko keseluruhan dari sebuah negara dan melibatkan pertimbangan seluruh variabel yang mempengaruhi risiko negara kecuali variabel unik dari suatu perusahaan tertentu atau industri. Penilaian risiko negara secara mikro melibatkan penilaian dari negara yang berhubungan dengan tipe bisnis dari MNC.
3
11/30/18
Mengukur Nilai Risiko
Mengukur Nilai Risiko
Contoh
Contoh
Negara Z dinilai memiliki nilai makro yang relatif rendah oleh mayoritas ahli
Pemerintah Negara Z mungkin berkomitmen untuk membeli jumlah supply
karena buruknya kondisi keuangan negara tersebut. Dua MNC sedang
barang militer, tanpa memperhatikan lemahnya ekonomi mereka. Jadi,
memutuskan untuk mendirikan anak perusahaan di Negara Z. Carco, Inc.,
rencana Milco untuk membangun anak perusahaan persediaan militer
sedang mempertimbangkan untuk mengembangkan anak perusahaan yang
mungkin masih layak, walaupun kondisi finansial Negara Z buruk.
akan memproduksi mobil dan menjualnya secara lokal, sedangkan Milco, Inc., berencana untuk membangun anak perusahaan yang akan memproduksi supply militer. Rencana Carco untuk membangun anak perusahaan otomobil nampak tidak layak kecuali jika Negara Z tidak memiliki produsen otomobil yang mencukupi.
Mengukur Nilai Risiko Contoh
Masih mungkin, walaupun pemerintah Negara Z akan memesan persediaan militernya dari perusahaan yang dimiliki secara lokal karena mereka ingin kebutuhan supplynya tetap rahasia. Kemungkinan ini merupakan elemen dari risiko negara karena hal tersebut merupakan karakteristik negara yang
Teknik untuk Menilai Risiko Negara Sub Bab 3
mempengaruhi kelayakan dari sebuah proyek. Namun, karakteristik spesifik ini hanya sesuai dengan Milco, Inc., bukan pada Carco, Inc
4
11/30/18
Teknik Umum Yang Digunaka
Teknik Umum Yang Digunaka
Untuk Menilai peringkat Risiko Suatu Negara
Untuk Menilai peringkat Risiko Suatu Negara
01
03
Pendekatan Daftar Isian
02
Pendekatan daftar isian melibatkan
Teknik Delphi Teknik Delphi melibatkan
04
Kunjungan Pemeriksaan Kunjungan pemeriksaan melibatkan
05
Kombinasi Berbagai Teknik Banyak MNC menggunakan
membuat penilaian atas seluruh
pengumpulan opini independen
kunjungan ke suatu Negara dan
berbagai teknik, bisa menggunakan
faktor politik dan keuangan yang
mengenai risiko Negara tanpa
pertemuan dengan pegawai tinggi
pendekatan daftar isian untuk
memiliki kontribusi dalam penilaian
melakukan diskusi kelompok dari
Negara, eksekutif bisnis, dan/atau
membuat peringkat risiko Negara
risiko Negara oleh suatu perusahaan
para penilai yang memberikan opini
konsumen. Pertemuan seperti ini
secara menyeluruh lalu
dapat mengklarifikasikan beberapa
menggunakan teknik Delphi, analisis
opini perusahaan yang tidak pasti
kuantitatif, dan kunjungan
mengenai suatu Negara.
pemeriksaan untuk memberikan
Analisis kuantitatif model analisis kuantitatif dapat digunakan untuk mengidentifikasi
peringkat atas berbagai faktor
kerakteristik yang memengaruhi
tersebut.
tingkat risiko Negara. Misalnya, analisis diskriminan dan analisis regresi.
Menentukan Rating Risiko Negara Rating Risiko Politik Dan Financial
Menentukan Rating Risiko Negara
. Pertama, faktor politik diberikan nilai
Proses tersebut juga sama pada rating
dengan range yang telah ditentukan
risiko finansial. Semua faktor finansial
(nilai dari 1 sampai 5, dimana 5
diberikan nilai (nilai dari 1 sampai 5,
merupakan nilai terbaik/risiko
dimana 5 merupakan nilai terbaik/risiko
terendah). Selanjutnya faktor politik ini
terendah). Lalu nilai yang telah
diberikan nilai (mewakili degree of
diberikan pada faktor tersebut dikalikan
importance), yang harus ditambahkan
dengan bobot pada faktor tersebut lalu
hingga 100%. Nilai yang diberikan dari
dijumlahkan untuk menentukan rating
faktor tersebut dikalikan bobot setiap
risiko finansialnya.
faktor lalu dijumlah untuk menentukan rating risiko politiknya.
5
11/30/18
Menentukan Rating Risiko Negara secara Keseluruhan
Menentukan Rating Risiko Negara Contoh
Jika risiko politik dipikir lebih berpengaruh pada proyek tertentu dibandingkan risiko finansial, risiko politik akan mendapatkan
Asumsikan bahwa Cougar Co. berencana untuk membangun pabrik baja di Meksiko. Cougar Co. menggunakan teknik Delphi dan analisis kuantitatif untuk menentukan ratings berbagai faktor politik dan finansial.
bobot lebih tinggi daripada rating risiko finansial (bobot keduanya secara total harus 100%).
Penilaian Risiko Negara Secara Keselurahan Berdasarkan Informasi yang Diasumsikan
Governance of the Country Risk Assessment
MNC memerlukan governance system yang layak untuk memastikan bahwa manajer mempertimbangkan secara penuh risiko negara ketika menilai proyek potensial. Satu solusi membutuhkan input proyek jangka panjang dari sumber eksternal (seperti lembaga konsultan) mengenai penilaian risiko negara dari proyek tertentu dan bahwa penilaian ini langsung dimasukkan pada analisis proyek. Prosedur ni mungkin memberikan penilaian yang lebih baik pada risiko negara untuk jangka panjang.
6
11/30/18
Membandingkan Rating Risiko Antar Negara
Membandingkan Rating Risiko Antar Negara
MNC mungkin mengevaluasi risiko negara untuk beberapa negara, mungkin untuk menentukan dimana untuk mendirikan anak perusahaan. Satu pendekatan untuk membandingkan rating politik dan finansial antar negara, dianjurkan oleh beberapa manajer risiko asing, adalah Foreign Investment Risk Matrix (FIRM) yang memperlihatkan risiko finansial (atau ekonomi) dan risiko politik oleh interval sepanjang matrix dari “buruk” hingga “bagus”. Setiap negara bisa diposisikan pada lokasi tertentu pada matrix berbasis pada rating politik dan rating finansial.
Menggabungkan Risiko dalam Penganggaran Modal
Menggabungkan Risiko dalam Penganggaran Modal Penyesuaian Tingkat Diskonto
Ketika MNC menilai kelayakan dari proyek yang diusulkan, risiko nega ra bisa digabungkan dalam analisis penganggaran modal dengan
Penyesuaian Perkiraan Arus Kas
Tingkat diskonto dari proyek yang
Mungkin metode ini paling sesuai
diusulkan seharusnya untuk
untuk menggabungkan bentuk dari
mencerminkan tingkat pengembalian
risiko pada analisis penganggaran
yang disyaratkan pada proyek tersebut.
modal untuk menghitung bagaimana
Jadi, tingkat diskonto bisa disesuaikan
aliran kas dipengaruhi oleh setiap
pada akun pada risiko negara.
bentuk dari risiko negara. Sebagai
menyesuaikan tingkat diskonto
Semakin rendah rating risiko negara,
contoh, jika terdapat 20%
atau menyesuaikan arus kas.
semakin tinggi risiko yang terlihat dan
kemungkinan bahwa host government
semakin tinggi pula tingkat diskonto
akan menghalangi dana dari anak
yang digunakan pada arus kas proyek
perusahaan ke perusahaan induk,
tersebut.
MNC harus memperkirakan net present value (NPV).
7
11/30/18
Menggabungkan Risiko dalam Penganggaran Modal
Menggabungkan Risiko dalam Penganggaran Modal Contoh 1 : Pemotongan Pajak yang Tinggi
Spartan Inc. berencana untuk mendirikan anak perusahaan di Singapura.
Contoh awal mengasumsikan bahwa Singapura akan membebankan
Asumsikan saat ini bahwa semua asumsi awal mengenai investasi awal
pemotongan pajak sebesar 10% pada dana apapun yang disetorkan oleh
Spartan, umur proyek, kebijakan harga, proyeksi nilai tukar, dan sebagainya
anak perusahaan ke perusahaan induk (dengan kepastian 100%). Sekarang
masih berlaku. Kini, akan tetapi, asumsikan dua penyesuaian pada situasi
asumsikan bahwa terdapat 30% kemungkinan bahwa Singapura akan
risiko negara yang harus dipertimbangkan Spartan.
membebankan pemotongan pajak sebesar 20% bukannya 10%. Ini menandakan bahwa kemungkinan dari asumsi awal pemotongan pajak sebesar 10% berkurang dari 100% menjadi 70%, ketika jumlah probabilitas dari kemungkinan hasil pemotongan pajak harus ditambahkan menjadi 100%
Menggabungkan Risiko dalam Penganggaran Modal
Menggabungkan Risiko dalam Penganggaran Modal
Pemotongan Pajak yang Tinggi
Contoh 2 : Nilai Sisa yang Lebih Rendah
Contoh awal mengasumsikan bahwa Pemerintah Singapura akan membeli anak perusahaan dari Spartan (nilai sisa) untuk $12 juta setelah 4 tahun. Sekarang asumsikan bahwa terdapat 40% peluang bahwa Pemerintah Singapura akan membeli anak perusahaan dari Spartan untuk $57 juta bukan $12 juta. Jadi, kemungkinan distribusi peluang dari hasil akhir yang mungkin untuk nilai sisa sebagai berikut:
8
11/30/18
Menggabungkan Risiko dalam Penganggaran Modal
Membandingkan Rating Risiko Antar Negara
Pemotongan Pajak yang Tinggi
Analisis Proyek Berdasarkan pada Pemotongan Pajak 20%: Spartan, Inc.
Membandingkan Rating Risiko Antar Negara
Membandingkan Rating Risiko Antar Negara
Analisis Proyek Berdasarkan pada Nilai Sisa yang Berkurang: Spartan, Inc.
Analisis Proyek Berdasarkan Pada 20% Pemotongan Pajak Dan Berkurangnya Nilai Sisa: Spartan, Inc.
9
11/30/18
Membandingkan Rating Risiko Antar Negara
ACCOUNTING FOR UNCERTAINTY
Ringkasan Perkiraan NPV seluruh Skenario yang Memungkinkan: Spartan, Inc.
Pada contoh sebelumnya, asumsi awal untuk mayoritas variabel input yang digunakan seolah telah diketahui dengan pasti. Namun, Spartan, Inc., bisa menjelaskan ketidakpastian dari karakteristik risiko negara ketika juga memperhitungkan ketidakpastian dalam variabel lain juga. Proses ini bisa difasilitasi jika analisis dilakukan pada computer spreadsheet,
ACCOUNTING FOR UNCERTAINTY
ANALISIS PROYEK YANG ADA
Contoh
Jika Spartan, Inc., ingin memperhitungkan tiga kemungkinan tren nilai tukar,
MNC seharusnya tidak hanya mempertimbangkan risiko negara ketika
Spartan dapat menyesuaikan proyeksi nilai tukar untuk masing-masing
menilai proyek baru tetapi harus juga menilai kembali risiko negara secara
skenario yang dinilai dalam contoh ini. Setiap skenario akan mencerminkan
periodik setelah proyek telah diimplementasikan. Jika MNC yang memiliki
hasil pemotongan pajak yang spesifik, hasil nilai sisa yang spesifik, dan tren
anak perusahaan di negara yang mengalami kondisi politik yang parah,
nilai tukar yang spesifik. Akan terdapat 12 skenario, dengan setiap skenario
MNC mungkin perlu menilai kembali kelayakan dalam mempertahankan
memiliki perkiraan NPV dan peluang kejadian. Berdasarkan perkiraan NPV
anak perusahaan ini.
dan probabilitas masing-masing skenario. Spartan, Inc., kemudian dapat mengukur nilai yang diharapkan dari NPV dan probabilitas bahwa NPV akan menjadi positif, yang mengarah pada keputusan mengenai apakah proyek tersebut layak.
10
11/30/18
ANALISIS PROYEK YANG ADA
ANALISIS PROYEK YANG ADA
Contoh
Contoh
Tiga tahun lalu, California Co. mendirikan anak perusahaan di Zinland. Sebagai akibat dari
MNC secara umum merespon kondisi risiko negara yang buruk dengan
pajak baru yang lebih tinggi yang dikenakan oleh Pemerintah Zinland, arus kas yang
merestrukturiasi operasinya dengan cara yang akan mengurangi paparan
dihasilkan oleh anak perusahaan berkurang. Berdasarkan analisis penganggaran modal
terhadap risiko negara. Namun, strategi seperti menjual anak perusahaan akan
baru, California Co. menentukan bahwa nilai sekarang dari anak perusahaan adalah 30
susah dan mahal. Jika California Co. telah mengantisipasi tindakan Pemerintah
persen lebih rendah dibandingkan sebelum tarif pajak yang lebih tinggi diberlakukan oleh
Zinland untuk membebankan pajak lebih tinggi 3 tahun sebelumnya,
pemerintah. Karena perusahaan percaya bahwa tarif pajak yang tinggi akan berlanjut di
perusahaan mungkin tidak akan pernah mendirikan anak perusahaan disana.
Zinland, California Co. memutuskan untuk mencari pembeli untuk anak perusahaannya.
Ketika MNC tidak mampu mengantisipasi seluruh perubahan pada kondisi risiko
Jika dapat menemukan pembeli yang bersedia membayar lebih tinggi dari nilai sekarang
negara akan terjadi, mereka seharusnya paling tidak mempertimbangkan
anak perusahaan, California Co. akan menjual anak perusahaannya dan melakukan bisnis
berbagai skenario yang mungkin akan terjadi, terutama ketika
di Zinland dengan mengekspor produk di sana.
mempertimbangkan proyek jangka panjang pada negara asing.
Mencegah Pengambilalihan oleh Host Government
Strategi Umum Yang Digunakan Untuk Mengurangi Paparan Terhadap Pengambilalihan Oleh Host Government
01
Menggunakan Short Term Horizon MNC mungkin fokus memperoleh
02
Bergantung pada Supply dan Teknologi yang Unik Jika anak perusahaan dapat
Risiko negara yang paling parah
kembali arus kas dengan cepat agar
menggunakan persediaan dan
adalah pengambilalihan oleh host
saat pengambilalihan, kerugian bisa
teknologi yang unik, host
diminimalisir.
government tidak akan mengambil
government. Tipe pengambilalihan ini
alih anak perusahaan tersebut.
mungkin akan berakhir pada kerugian yang tinggi, terutama ketika MNC tidak memiiki kekuasaan untuk
03
Merekrut Pekerja Lokal Jika karyawan lokal dari anak
04
Meminjam Dana Lokal Jika anak perusahaan meminjam
melakukan negosiasi dengan host
perusahaan akan terpengaruh oleh
dana secara lokal, bank lokal akan
government.
pengambilalihan host government,
khawatir pada performa masa
mereka dapat menekan pemerintah
depannya.
untuk menghindari tindakan tersebut.
11
11/30/18
Strategi Umum Yang Digunakan Untuk Mengurangi Paparan Terhadap Pengambilalihan Oleh Host Government
05
Membeli Asuransi Asuransi bisa dibeli untuk menutupi
06
Menggunakan Project Finance Banyak proyek infrastruktur terbesar
risiko pengambilalihan. Sebagai
di dunia disusun sebagai transaksi
contoh, Pemerintah AS
"project finance", yang membatasi
menyediakan asuransi melalui
paparan dari MNC. Pertama,
Overseas Private Investment
transaksi keuangan proyek banyak
Corporation (OPIC).
dibiayai dengan kredit. Kedua, bank
Banyak negara asal MNC memiliki
mungkin menjamin pembayaran
program penjaminan investasi yang
kepada MNC. Ketiga, penawaran
menjamin sampai tingkat tertentu
project finance unik karena project
risiko penyitaan, perang, atau
finance dijamin oleh pendapatan
pemblokiran mata uang.
masa depan dari produksi proyek.
Thank you Sesi Diskusi
12