Rekayasa Ide “meningkatkan Budaya Membaca Untuk Mendukung Pembelajaran Dengan Metode Diskusi”

  • Uploaded by: Viery Pasaribu
  • 0
  • 0
  • January 2021
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Rekayasa Ide “meningkatkan Budaya Membaca Untuk Mendukung Pembelajaran Dengan Metode Diskusi” as PDF for free.

More details

  • Words: 2,674
  • Pages: 17
Loading documents preview...
REKAYASA IDE “MENINGKATKAN BUDAYA MEMBACA UNTUK MENDUKUNG PEMBELAJARAN DENGAN METODE DISKUSI”

DISUSUN OLEH : KELOMPOK 6 NAMA

:HENGKI ALFREDO SIMANULLANG JUSNANI LASRIMA SILABAN KRISTINA ROS.M. HUTAGAOL RAHMAYANI MILINIA SILABAN

KELAS

:C Reguler 2017

M. KULIAH :ILMU PENDIDIKAN

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI MEDAN 2017

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL DAFTAR ISI ............................................................................................................................. i RINGKASAN ............................................................................................................................1 BAB I PENDAHULUAN ..........................................................................................................2 a. Latar Belakang Masalah ................................................................................................ 2 b. Tujuan............................................................................................................................. 2 c. Manfaat ...........................................................................................................................3 BAB II KERANGKA PEMIKIRAN/GAMBARAN UMUM ...................................................4 a. Uraian Permasalahan .......................................................................................................4 b. Subjek Penelitian .............................................................................................................5 c. Assessment Data ..............................................................................................................5 BAB III METODE PELAKSANAAN ......................................................................................6 BAB IV PEMBAHASAN ..........................................................................................................7 BAB V PENUTUP ...................................................................................................................11 a. Penutup .........................................................................................................................12 b. Saran .............................................................................................................................12 DAFTAR PUSTAKA DOKUMENTASI LAMPIRAN BIODATA

i

ii

RINGKASAN

Berdasarkan uraian tersebut, budaya membaca adalah suatu kebiasaan yang didalamnya terjadi proses berpikir yang kompleks, terdiri dri sejumlah kegiatan seperti keterampilan menangkap atau memahami kata-kata atau kalimat yang tertulis, menginterpretasikan dan merefleksikan. Dalam kegiatan membaca juga perlu memiliki kondisi fisik yang baik, sehingga konsentrasi tercurahkan sepenuhnya kepada teks atau tulisan yang sering dibaca. Agar siswa dapat membaca dengan efisien perlulah memiliki kebiasaan-kebiasaan yang baik. Kebiasaan –kebiasaan membaca yang baik itu menurut Gie dalam Slameto (2003:84) adalah sebagai berikut : 1. Memperhatikan kesehatan membaca 2. Ada jadwal 3. Membuat tanda atau catatan 4. Memanfaatkan perpustakaan 5. Membaca sungguh-sungguh semua buku yang perlu Sehubungan dengan minat, kebiasaan dan budaya membaca menurut Sutarno (2006;2829) mengemukakan paling tidak ada 3 tahapan yang harus dilalui yaitu: 1. Dimulai dengan adanya kegemaran karena tertarik 2. Setelah kegemaran tersebut dipenuhi dengan ketersediaan bahan dan sumber bacaan yang sesuai dengan selera, ialah terwujudnya kebiasaan membaca. Kebiasaan ini terwujud dengan adanya bimbingan orang tua, guru atau lingkungan sekitarnya yang kondusif, maupun atas keinginan anak tersebut. 3. Jika kebiasaan membaca itu dapat dipelihara tanpa gangguan media elektronik yang bersifat entertainment dan tanpa membutuhkan keaktifan mental.

Dangkalnya pengetahuan siswa tentang materi pembelajaran akan menyebabkan pembelajaran dengan menggunakan metode diskusi akan terasa pasif dan terasa monoton. Kurangnya pengetahuan siswa akan membuat diskusi akan terasa sulit dilakukan karena sulitnya siswa membangun pendapat atau menyanggah pendapat orang lain karena tidak memiliki dasar yang kuat tentang materi tersebut.

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah Budaya membaca adalah keterampilan seseorang yang diperoleh setelah seseorang dilahirkan, bukan keterampilan bawaan oleh karena itu budaya baca dapat dipupuk, dibina dan dikembangkan. Untuk tujuan akademik membaca adalah untuk memenuhi tuntutan kurikulum ( Wikipedia,2011). Budaya membaca di Indonesia masih sangat lemah. Hasil survei sebuah perguruan tinggi di Amerika serikat menempatkan indonesia di urutan ke 60 dari 61 negara yang di survei. Hasil survei tersebut tidak berbeda jauh dengan hasil sensus badan pusat Statistik (BPS) tahun 2006 yang menunjukkan sebesar 85,9% masyarakat Indonesia lebih memilih menonton daripada membaca koran. Hal ini menegaskan bahwa membaca belum menjadi budaya bangsa kita. Hasil ini diperkuat oleh data statistik UNESCO yang dilansir 2012. Data ini menyebutkan indeks minat baca di Indonesia baru mencapai 0,001. Artinya setiap 1000 penduduk, hanya 1 orang yang memiliki minat baca. Kondisi ini tentunya sangat memprihatinkan. Bahkan Taufik Ismail perrnah membandingkan budaya baca dikalangan pelajar saat ini. Ia menyebutkan, rata-rata lulusan SMA di Jerman membaca 32 judul buku, di Belanda 30 buku, Rusia 12 buku, Jepang 15 buku, Singapura 6 buku, Malaysia 6 buku, Brunei 7 buku sedangkan Indonesia 0 buku. Taufiq Ismail menyebutkan kondisi ini dengan “tragedi nol buku”, yaitu generasi yang tidak membaca satu buku pun dalam satu tahun, generasi yang rabun membaca, dan lumpuh menulis. B. Tujuan 1. Mengetahui pengertian budaya membaca 2. Mengetahui penyebab rendahnya minat baca masyarakat. 3. Mengetahui usaha pemerintah dalam meningkatkan tingkat minat baca pelajar maupun masyarakat di Indonesia.

2

4. Mengetahui kendala yang dihadapi dalam meningkatkan minat baca masyarakat maupun pelajar di Indonesia.

C. Manfaat Adapun manfaat yang diharapkan dengan adanya penulisan rekayasa ide ini adalah sebagai berikut : 1. Bagi penulis : 

Untuk belajar lebih kritis dan peka terhadap masalah yang terjadi di lingkungan sekitar.



Melatih diri dalam membuat rekayasa ide.

2. Bagi pembaca : 

Untuk mengetahui informasi mengenai tingkat minat baca dan pentingnya minat baca dimiliki oleh masyarakat di Indonesia.



Menambah wawasan mengenai upaya yang dilakukan oleh pemerintah tentang upaya untuk meningkatan minat baca dan tujuan pemerintah untuk meningkatkan minat baca agar menjadi budaya baca di Indonesia.

3

BAB II KERANGKA PEMIKIRAN A. Uraian Permasalahan Membaca adalah salah satu cara kita untuk memperoleh pengetahuan. Dengan membaca kita akan mengenal seluruh dunia dengan buku kita. Dengan membaca kita akan membangun dunia yang berintelektual tinggi. Masyarakat yang memiliki buadaya baca akan menjadi masyarakat yang melek inteltual dan menjadi masyarakat yang anggap tehaadap perkembangan zaman dan lebih fleksibel. Namun, dalam hal membaca, sangat disayangkan kemampuan literasi membaca kita masih dibawah rata-rata. Laporan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Badan Penelitian dan Pengembangan atas Survey Internasional PIRLS (Progress in International Reading Literacy Study), yaitu studi internasional tentang literasi membaca terhadap siswa sekolah dasar (SD) kelas enam, dari 45 negara yang mengikuti program ini pada 2006, Indonesia berada pada peringkat 41 dalam prestasi literasi membaca, berada jauh di bawah 40 negara lain. Begitu juga dengan PISA (Programme for International Students Assessment), dari 65 negara yang mengikuti program ini pada tahun 2009, kemampuan membaca siswa Indonesia jauh tertinggal pada peringkat 57. (Sumber: Litbang Kemendiknas) . Mengapa harus malas membaca? Membaca adalah landasan sikap bijaksana. Jika semakin banyak manusia membaca, semakin berkembang pula ilmu pengetahuan di dunia ini. Mereka jarang sekali membaca buku teks, karena di rumah atau tempat kost tidak memiliki buku teks, dan juga tidak memiliki kartu anggota perpustakaan.Mereka lebih senang cangkrukan atau begadang daripada membahas bahan perkuliahan. Dapat dibayangkan seperti apa nasib bangsa Indonesia pada 10 atau 20 tahun mendatang, jika generasi muda yang sering mengaku sebagai agent of change (agen pembaharuan) dan agent of development (agen pembangunan) itu jarang sekali membaca. Seperti kata pepatah, “dosen kencing berdiri, mahasiswa kencing berlari”, rendahnya budaya tulis mahasiswa berhubungan dengan rendahnya budaya tulis dosennya. Dalam hal ini Indonesia harus mengaku kalah dengan negara tetangga Malaysia. Data tahun 1997 menyebutkan bahwa di Malaysia rata-rata terbit sekitar 6.000 sampai 7.000 judul buku per 4

tahun, sementara Indonesia baru mampu menerbitkan sekitar 4.000 sampai 5.000 judul buku per tahun. Padahal, jumlah penduduk Indonesia 10 kali lipat jumlah penduduk Malaysia. Idealnya, setiap tahun Indonesia menerbitkan 10 kali lipat terbitan Malaysia, yaitu 60.000 sampai 70.000 judul buku

a. Subjek penelitian Adapun yang menjadi subjek dalam penulisan rekayasa ide ini siswa kelas 2 SD Tegal Sari Jln Tegal Sari No 24 Laut Dendang Kec. Percut Sei Tuan Kab. Deli Serdang Medan b. Assesment data Pengumpulan data pada penulisan rekayasa ide ini adalah dengan mengamati kebiasaan atau budaya membaca siswa kemudian membandingkan kebiasaan membaca dengan yang seharusnya.

5

BAB III METODE PELAKSANAAN A. Teknik Pengumpulan Data Teknik Pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Deskriptif Studi Dokumenter (Documentary Study). Studi dokumenter merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis, gambar maupun elektronik. Dokumen yang telah diperoleh kemudian dianalisis (diurai), dibandingkan dan dipadukan (sintesis) membentuk satu hasil kajian yang sistematis, padu dan utuh. Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger, agenda, dan sebagainya. Dibandingkan dengan metode lain, maka metode ini agak tidak begitu sulit, dalam arti apabila ada kekeliruan sumber datanya masih tetap, belum berubah. Dengan metode dokumentasi yang diamati bukan benda hidup tetapi benda mati. Dalam menggunakan metode dokumentasi ini peneliti memegang check-list untuk mencari variabel yang sudah ditentukan. Apabila terdapat/muncul variabel yang dicari, maka peneliti tinggal membubuhkan tanda check atau tally di tempat yang sesuai. Untuk mencatat hal-hal yang bersifat bebas atau belum ditentukan dalam daftar variabel peneliti dapat menggunakan kalimat bebas. B. Metode Pengumpulan Data Studi Dokumentasi, yaitu dengan mengumpulkan data dan informasi dari buku - buku, internet, dan skripsi yang berkaitan dengan penelitian.

6

BAB IV PEMBAHASAN Secara Etimologis, budaya membaca terdiri dari dua kata yaitu budaya dan membaca. Budaya merupakan pikiran, akal budi, adat istiadat, sesuatu yang sudah menjadi kebiasaan yang sukar diubah ( KBBi,2007 : 169). Budaya merupakan bentuk jamak dari kata budi dan daya yang berarti cinta dan rasa. Sedangkan membaca adalah melihat serta memahami isi dari apa yang ditulis ( dengan melisankan atau hanya dengan dalam hati), mengeja atau melafalkan apa yang tertulis, mengucapkan, mengetahui, meramalkan, memperhitungkan dan memahami (KBBI,2007: 83). Menurut Bond dan Wagner dalam Bafadal, (2008:192-193) mendefinisikan, membaca sebagai sutu proses menangkap atau memperoleh konsep-konsep yang dimaksud oleh pengarangnya,

menginterpretasi,

mengevaluasi

konsep-konsep

pengarang

dan

merefleksikan atau bertindak sebagaimana yang dimaksudkan dalam konsep tersebut. Menurut Soedarso dalam Abdurrahman (2003:200) mengemukakan bahwa membaca merupakan aktivitas kompleks yang memerlukan sejumlah besar tindakan yang terpisahpisah, mencakup penggunaan pengertian, hayalan, ingatan dan pengamatan. Berdasarkan uraian tersebut, budaya membaca adalah suatu kebiasaan yang didalamnya terjadi proses berpikir yang kompleks, terdiri dri sejumlah kegiatan seperti keterampilan menangkap atau memahami kata-kata atau kalimat yang tertulis, menginterpretasikan dan merepleksikan. Dalam kegiatan membaca juga perlu memiliki kondisi fisik yang baik, sehingga konsentrasi tercurahkan sepenuhnya kepada teks atau tulisan yang sering dibaca. Selanjutnya menurut Sutarno (2006; 27) mengemukakan bahwa budaya baca adalah suatu sikap dan tindakan atau perbuatan untuk membaca yang dilakukan secara teratur dan berkelanjutan. Seorang yang mempunyai budaya baca adalah bahwa orang tersebut bahwa

7

orang tersebut telah terbiasa dan berproses dalam waktu yang lama didalam hidupnya selalu menggunakan sebagian waktunya untuk membaca. Agar siswa dapat membaca dengan efisien perlulah memiliki kebiasaan-kebiasaan yang baik. Kebiasaan –kebiasaan membaca yang baik itu menurut Gie dalam Slameto (2003:84) adalah sebagai berikut :

D. Memperhatikan kesehatan membaca E. Ada jadwal F. Membuat tanda atau catatan G. Memanfaatkan perpustakaan H. Membaca sungguh-sungguh semua buku yang perlu Sehubungan dengan minat, kebiasaan dan budaya membaca menurut Sutarno (2006;28-29) mengemukakan paling tidak ada 3 tahapan yang harus dilalui yaitu: 4. Dimulai dengan adanya kegemaran karena tertarik 5. Setelah kegemaran tersebut dipenuhi dengan ketersediaan bahan dan sumber bacaan yang sesuai dengan selera, ialah terwujudnya kebiasaan membaca. Kebiasaan ini terwujud dengan adanya bimbingan orang tua, guru atau lingkungan sekitarnya yang kondusif, maupun atas keinginan anak tersebut. 6. Jika kebiasaan membaca itu dapat dipelihara tanpa gangguan media elektronik yang bersifat entertainment dan tanpa membutuhkan keaktifan mental. Membaca pada tingkat sekolah dasar merupakan hal yang sangat jarang dilakukan. Anak-anak akan lebih suka untuk bermain gagdet ataupun menonton televisi dibanding membaca. Anak akan membaca hanya pada jam pelajaran itupun hanya karena guru meminta siswa untuk membaca. Buku yang dibaca oleh siswa di SD pun sangat sedikit, buku yang dibaca adalah buku mata pelajaran dan beberapa siswa yang senang membaca komik dan hanya sedikit sekali anak yang mau membaca buku pengetahuan seperti ensiklopedia. Menurut sejumlah peneliti dari Gothenburg University di Swedia, komputer dan permainan di dalamnya sebagai penyebab anak-anak malas membaca. Dan hal inilah yang menyebabkan anak juga kehilangan minat untuk meminjam buku di perpustakaan.

8

Selain hal diatas, ada juga beberapa hal yang membuat anak menjadi malas belajar. Hal tersebut sebagai berikut : 

Pengaruh guru Guru merupakan motivator siswa untuk rajin membaca. Guru yang rajin membaca akan menjadi inspirator dan akan menggerakkan siswa untuk rajin membaca. Sebaliknya siswa tidak akan menaruh hormat dan akan meremehkan guru tersebut jika guru malas membaca.



Perpustakaan sekolah belum optimal Perpustakaan

sekolah

merupakan

penunjang

proses

belajar

mengajar.

Perpustakaan merupakan lembaga yang memuat berbagai informasi. Koleksi buku yang usdah lama dan dalam kondisi yang tidak memungkinkan, koleksi yang tidak lengkap dan tidak bervariasi ditambah penataan buku maupun ruang yang tidak menarik menambah siswa akan malas untuk megunjungi perpustakaan maupun membaca buku di perpustakaan. 

Lingkungan keluarga Keluarga merupakan faktor utama dalam pembentukan karakter anak. Jika diperhatikan nampaknya lingkungan keluarga pun belum sepenuhnya menjadikan buku sebagai kebutuhan pokok. Misalnya saja pada saat anak berulang tahun, jarang sekali ada orang tua ataupun teman yang memberikan buku sebagai hadiah. Dalam aktivitas sehari-hari, belum banyak orangtua yang memberi teladan dengaan membaca buku atau majalah. Umumnya mereka menghabiskan waktu dengan menonton atau mengobrol.



Pemerintah Hal lain yang kurang mendukung minat baca adalah tidak adanya kemauan pemerintah daerah terhadap adanya kualitas sumber daya rakyatnya termasuk siswa. Hal ini terlihat dari tidak adanya taman atau tempat baca di tempat-tempat umum.



Kemauan siswa. Hal yang paling berpengaruh pada budaya baca adalah kemauan siswa. Siswa belum menyadari sepenuhnya bahwa dengan membaca ia akan endapatkan sesuatu yang sebelumnya ia belum ia ketahui.

9

Rendahnya minat baca siswa ini akan menyebabkan pembelajaran siswa juga akan terhambat dan tujuan pembelajaran tidak tercapai sepenuhnya. Karena rendahnya minat baca maka pengetahuan siswa kurang berkembang. Dalam pembelajaran dengan menggunakan metode diskusi, pengetahuan akan menjadi hal yang paling penting. Karena dalam pelaksanaan pembelajaran dengan metode diskusi, pengetahuan akan menjadi hal yang mendasari pembentukan pendapat yang menjadi komponen dalam pembelajaran dengan mengggunakan metode diskusi. Dangkalnya pengetahuan siswa tentang materi pembelajaran akan menyebabkan pembelajaran dengan menggunakan metode diskusi akan terasa pasif dan terasa monoton. Kurangnya pengetahuan siswa akan membuat diskusi akan terasa sulit dilakukan karena sulitnya siswa membangun pendapat atau menyanggah pendapat orang lain karena tidak memiliki dasar yang kuat tentang materi tersebut. Hal ini jelas menunjukkan bagaimana minat baca siswa akan sangat berpengaruh pada proses pembelajaran dengan menggunakan metode diskusi. Adapun upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan minat baca adalah sebgai berikut : 1.

Penyediaan sarana perpustakaan yang memadai. Tersedianya sarana perpustakaan yang cukup memadai baik dilingkungan sekolah maupun masyarakat misalnya dilingkungan atau tingkat RT merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan minat baca masyarakat. Dimana kondisi perpustakaan ini harus disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi lingkungannya.

2.

Promosi gerakan gemar membaca Salah satu promosi yang baik dilakukan yaitu perpustakaan keliling, yaitu dengan mobil. Namun sampai saat ini jumlahny masih sangat terbatas karena tidak ddapt menjangkau semua semua tempat. Oleh karenanya peerintah dan swasta hendaknya dapat meningkatkannya.

3.

Pemberian apresiasi atau penghargaan kepada pihak-pihak yang peduli. Selama ini sebenarnya sudah banyak pihak yang sangat peduli terhadap peningkatan minat baca dikalangan masyarakat, baik itu individu maupun Lembaga Swadaya Masyarakat dengan mendirikan perpustakaan di beberapa tempat. Sudah sepantasnya orang maupun lembaga seperti ini yang menyediakan fasilitas perpustakaan yang gratis ini diapresiasi. Misalnya dengan memberi bantuan berupa buku atau dana yang mendukung dan meningkatkan kualitas dan kuantitas perpustakaan.

4.

Pemberian apresiasi kepada masyarakat yang rajin membaca 10

Wujud penghargaan ini dapat berupa piagam ataupun berwujud hadiah lainnya kepada masyarakat maupun anak-anak yang rajin membaca atau meminjam buku di perpustakaan, baik dilingkungan masyarakat maupun sekolah. Hal ini bertujuan untuk memotivasi masyarakat lain untuk rajin membaca dan meminjam buku. 5.

Pemberian tugas dikalangan pelajar Strategi yang terakhir dapat dilakukan oleh guru dan para dosen dengan cara mencari sumber atau refensi lain mengenai suatu topik mengenai suatu topik materi pelajaran atau perkuliahan. Dengan cara tersebut siswa ataupun mahasiswa akan berusaha untuk mencari sumber bacaan atau referensi tersebut dari banyak buku sehingga diharapkan wawasan dan pengetahuan mereka akan semakin berkembang. BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan maka disimpulkan bahwa tingginya minat baca sangat dibutuhkan oleh semua terutama bagi kalangan siswa dan mahasiswa. Oleh karena dibutuhkan berbagai cara untuk meningkatkan minat baca dikalangan siswa. Cara ini dapat dilakukan melalui lingkungan sekolah, maupun oleh pelajar. Dengan tingginya minat baca maka siswa akan menjadi siswa yang berintelektual tinggi dan masyarakat akan menjadi masyarakat yang melek intelektual, tanggap dan fleksibel. B. Saran Berdasarkan pembahasan tersebut, maka saran penulis adalah : 1.

Marilah kita meningkatkan kesadaran diri untuk membaca. Karena membaca akan memberikan kita manfaat yang sangat besar.

2.

Sebaiknya sekolah membuat program membaca bagi siswa. Hal ini dimaksudkan untuk mendorong para siswa untuk gemar membaca dan menjadikan membaca sebagai kebutuhan bukan rutinitas.

3.

Perlunya dorongan dari berbagai pihak untuk meningkatkan minat baca pelajar, terutama oleh pihak keluarga dan sekolah.

11

12

DAFTAR PUSTAKA

http://edukasi.kompasiana.com/2012/04/21/meningkatkan-minat-baca-di-kalangan-pelajar. diakses pada 24 November 2016. Trianto, Agus. 2007. Bahasa Indonesia. Jakarta: Esis Muktiono, D.Joko. 2003. Aku Cinta Buku. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo. Wainwright, Gordon. 2014. Speed Reading Better Recalling. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.

Lampiran Biodata Nama

: Hengki Alfredo Simanullang

NIM

: 1172111006

Tempat Tanggal Lahir : Muara Ore, 06 Oktober 1998 Jurusan/Stambuk

:PPSD/2017

Nama

: Jusnani Lasrima Silaban

NIM

:1172111044

Tempat Tanggal Lahir : Bonandolok, 12 Oktober 1998 Jurusan/Stambuk

: PPSD/2017

Nama

: Kristina Ros Mawar Hutagaol

NIM

: 1172111046

Tempat Tanggal Lahir : Simarmar, 04 Mei 1998 Jurusan/Stambuk

: PPSD/2017

Nama

: Rahmayani Milinia Silaban

NIM

: 1172111052

Tempat Tanggal Lahir : Medan, 01 Januari 2000 Jurusan/Stambuk

: PPSD/2017

Related Documents


More Documents from "Richo Han"