PENJAMINAN KUALITAS HASIL PEMERIKSAAN DI LABORATORIUM KLINIS PMI DAN PME
BIO DATA 1. 2. 3. 4.
NAMA: SURYA RIDWANNA TMP/TGL LAHIR: BANDUNG 10 JUNI 1967 TLP/ E MAIL : 0818618438/
[email protected] PENDIDIKAN: 1. 2. 3.
AKADEMI ANALIS KESEHATAN BANDUNG 1989 POST GRADUATE DIPLOMA IN SCIENCE UNIVERSITY OF QUEENSLAND, AUSTRALIA, 1998 (Analisis Lingkungan) SEKOLAH FARMASI PASCA SARJANA ITB 2008. (Peminatan: Analisis Kimia Farmasi)
5. PEKERJAAN: PRANATA LAB KES MADYA / IV A BALAI LABORATORIUM KESEHATAN PROV. JAWA BARAT 6. AKTIFITAS: 1. 2. 3. 4.
KETUA II DPP PATELKI KETUA LSP PATELKI ASESOR KEPALA (ISO 15189) AKREDITASI LAB MEDIK-KAN-BSN DOSEN MATAKULIAH PENGENDALIAN MUTU, SISTEM MANAJEMEN MUTU DAN INSTRUMENTASI
5. PENGALAMAN / PEKERJAAN: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15.
SEKRETARIS DPW PATELKI JABAR 2002-2007 KETUA DPW PATELKI JAWA BARAT 2007-2010 DEPARTEMEN SSTANDARDISASI DAN SERTIFIKASI DPP PATELKI 2010-1014 HUBUNGAN LUAR NEGERI DPP PATELKI 2014-2017 KETUA II DPP PATELKI 2015 SD 2017 MEMBER OF ASEAN ASSICIATION OF CLINICAL LABORATORY SCIENTIST (AACLS) 2010 S/D 2014 BIDANG SARPRAS / MUTU LSP TELAPI 2008 S/D 2012 ASESOR KOMPETENSI LSP TELAPI 2008 S/D SEKARANG ASESOR LISINSE (ISO 17024) BNSP 2008 S/D SEKARANG ASESOR KEPALAS AKREDITASI LAB MEDIS (ISO 15189) -KAN-BSN 2010- S/D SEKARANG KETUA PELAKSANA UJI PROFISIENSI BIDANG KLINIS JAWA BARAT 2005 S/D 2010 KETUA LSP PATELKI 2015 SD SEKARANG ANGOTA MTKP JAWA BARAT 2011 S/D 2016 KETUA TIM PENILAI PRANATA LAB KES PROV JABAR 2013…S/D sekarang. DOSEN MATA KULIAH PENGENDALIAN KUALITAS, SISTEM MANAJEMEN MUTU DAN INSTUMEN DI POLTEKES DAN AKADEMI ANALIS KESEHATAN
Quality Assurance di Laboratorium Klinis / Medik
Surya Ridwanna. PGD.Sc, M.Si.
Peran Laboratorium PASEN
KASUS LINGKUNGAN
INDUSTRI
DOKTER / RS
LABORATORIUM
SEMBUH
PENGADILAN
EKSPORT
Tugas Laboratorium • Menjamin KUALITAS hasil pemeriksaan agar dapat memuaskan kebutuhan pengguna jasa • BAGAIMANA ITU DILAKUKAN ???? – QC ? – QA ? – QMS ? – JAMINAN KUALITAS ?.........
Hubungan QC, QA dan TQM
DEFINISI KUALITAS Totalitas dari karakteristik suatu produk [ barang / jasa ] yang menunjang kemampuannya untuk memenuhi kebutuhan yang dispesifikasikan. [ Vincent Gaspersz ]
DEFINISI KUALITAS Segala sesuatu yang memuaskan pelanggan atau konformans terhadap persyaratan atau kebutuhan. [ Vincent Gaspersz ]
MAKNA ESENSIAL KUALITAS
sesuai dengan standar [ conformance to standard ] dan memuaskan pelanggan [ satisfying customers ]
DASAR PEMIKIRAN
JAMINAN KUALITAS 1.
KUALITAS harus dibentuk ke dalam setiap desain dan proses. KUALITAS tidak dapat diciptakan melalui pemeriksaan.
2.
Kendali KUALITAS yang menekankan pemeriksaan (QC) adalah kendali KUALITAS gaya lama [ kuno ]
3.
Gagasan dasar yang ada di belakang pengendalian adalah pencegahan terulangnya kesalahan
4.
Inti pengandalian KUALITAS terpadu yang sesungguhnya terletak pada kendali KUALITAS dan jaminan KUALITAS pengembangan produk atau jasa
5.
Hilangkan penyebabnya, penyebab dasarnya, dan bukan gejala - gejalannya
PENGERTIAN
JAMINAN KUALITAS 1 Kondisi yang memberikan kepastian tentang tingkat KUALITAS dari produk atau jasa sehingga konsumen dapat membeli atau memanfaatkannya dengan penuh kepercayaan dan menggunakannya dalam jangka waktu lama dengan kepercayaan dan kepuasan [ Kauro Ishikawa ]
PENGERTIAN
JAMINAN KUALITAS 2 Semua tindakan terencana dan sistematis yang diimplementasikan dan didemonstrasikan guna memberikan kepercayaan yang cukup bahwa produk atau jasa yang dihasilkan [ disajikan ] akan memenuhi persyaratan KUALITAS tertentu. [ Vincent Gaspersz ]
PENGERTIAN
JAMINAN KUALITAS 3 Suatu proses pengukuran KUALITAS, menganalisis kekurangan yang ditemukan dan membuat kegiatan untuk meningkatkan penampilan yang diikuti dengan pengukuran KUALITAS kembali untuk menentukan apakah peningkatan telah dicapai [ Heather Palmer, 1983 ]
Quality Assurance is broadly the prevention of quality problems through planned and systematic activities. This activities will include : • the establishment of a good quality management system,
• the assessment of its adequacy, • the audit of the operations of the system • the review of the system itself. [ Tenner & DeToro ]
APAKAH KITA CUKUP PROFESIONAL ?????
PENDEKATAN PROSES PROSES MANAJEMEN
OUTPUT
INPUT
PROSES INTI
PROSES PENDUKUNG
Contoh: Jam
Jam
Bagian Jam
The way of thinking
MODEL OF PROCESS-BASED QUALITY MANAGEMENT SYSTEM CONTINUAL IMPROVEMENT OF THE QUALITY MANAGEMENT SYSTEM
COSTEMERS
PRODUCT REALIZATION
INPUT
SATIS FACTION
MEASUREMENT, ANALYSIS AND IMPROVRMRNT
RESOURCE MANAGEMENT
REQUIRE MENTS
COSTEMERS
MANAGEMENT RESPONSBILITY
PRODUCT OUTPUT
BAGAIMANA CARA KITA BERFIKIR • KEGIATAN LABORATORIUM ADALAH PROSES YANG DIIKUTI PROSES SELANJUTNYA • GABUNGAN PROSES MENJADI SEBUAH SISTEM
• Sistem yang ada dalam lab meliputi Man, Machine, Methode, Material, Milleu, Money ?????
Machine
Man
Methods
calibrated
qualified
robust skilled
Reference standards
qualified
documented suitable
Quality of the analytical method Vibrations
TempeQuality rature
Material
characterised
Milieu
Irradiations
Humidity
Time
Analysts´ support
Supplies
Management
Latar Belakang Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor: 364/Menkes/SK/III/2003
tentang Laboratorium Kesehatan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 411/MENKES/PER/III/2010
Tentang Laboratorium Klinik Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 298 / Menkes / SK / III /
2008 tentang Pedoman Akreditasi Laboratorium Kesehatan
22
Standar Internasional • ISO 15189 : 2012 Persyaratan Akreditasi Laboratorim Medik
5.6. Jaminan Mutu Hasil Pemeriksaan 5.6.1. Umum • Laboratorium harus menjamin kualitas pemeriksaan dengan mengerjakan pemeriksaan di bawah kondisi yang ditentukan. • Proses pra dan pasca-pemeriksaan yang tepat harus dilaksanakan (lihat 4.14.7, 5.4, 5.7 dan 5.8). Laboratorium tidak boleh memalsukan hasil apapun
5.6.2. Pengendalian mutu 5.6.2.1. Umum • Laboratorium harus merancang prosedur pengendalian mutu untuk memverifikasi pencapaian untuk mutu hasil. • ("pengendalian mutu internal.“)
5.6.2.2. Bahan pengendalian mutu • Laboratorium harus menggunakan bahan kontrol yang bereaksi terhadap sistem pemeriksaan, sedapat mungkin seperti sampel pasien. • Pemeriksaan bahan kontrol harus dilakukan secara berkala dengan frekuensi yang didasarkan pada stabilitas prosedur dan risiko yang membahayakan pasien dari hasil yang salah.
5.6.2.3. Data pengendalian mutu • Laboratorium harus memiliki prosedur untuk mencegah hasil pasien dikeluarkan ketika terjadi kegagalan pemantapan mutu • Bila aturan pemantapan mutu dilanggar dan bermakna klinis, hasil harus ditolak dan sampel pasien yang terkait diperiksa ulang setelah kondisi kesalahan telah diperbaiki dan spesifikasi kinerja diverifikasi. Laboratorium juga harus mengevaluasi hasil dari sampel pasien yang diperiksa setelah pengendalian mutu terakhir yang berhasil. • Data pengendalian mutu harus dikaji secara berkala untuk mendeteksi tren (kecenderungan) dalam kinerja pemeriksaan yang dapat menunjukkan masalah dalam sistem pemeriksaan. Bila terlihat kecendrungan, harus dilakukan tindakan pencegahan
5.6.3. Uji banding antar laboratorium 5.6.3.1. Partisipasi • Laboratorium harus berpartisipasi dalam program uji banding antar laboratorium (PME/UP) yang sesuai dengan pemeriksaan dan interpretasi hasil pemeriksaan. • Laboratorium harus memantau hasil program uji banding antar laboratorium dan berpartisipasi dalam penerapan tindakan perbaikan ketika kriteria kinerja yang telah ditetapkan tidak terpenuhi
5.6.3.2. Pendekatan alternatif • Jika uji banding antar laboratorium tidak tersedia, laboratorium harus mengembangkan pendekatan lain dan memberikan bukti objektif untuk menentukan keberterimaan hasil. • Bila memungkinkan, mekanisme ini harus menggunakan bahan yang tepat. • CATATAN Contoh bahan tersebut dapat meliputi: • • • • •
Bahan referensi bersertifikat; Sampel yang sebelumnya diperiksa; Bahan dari sel atau jaringan yang disimpan Pertukaran sampel dengan laboratorium lain; Bahan kontrol yang diuji setiap hari dalam program uji banding antar laboratorium.
5.6.3.3. Analisis sampel uji banding antar laboratorium • Laboratorium harus mengintegrasikan sampel uji banding antar laboratorium ke dalam alur kerja rutin. • Sampel uji banding harus diperiksa oleh prosedur dan personel yang secara rutin memeriksa sampel pasien • Laboratorium tidak boleh berkomunikasi dengan peserta lain • Laboratorium tidak boleh merujuk sampel uji banding antar laboratorium untuk pemeriksaan konfirmasi sebelum penyerahan data
5.6.3.4. Evaluasi kinerja laboratorium • Kinerja dalam uji banding antar laboratorium harus dikaji ulang dan didiskusikan dengan staf yang relevan. • Bila kriteria tidak terpenuhi (ketidaksesuaian), staf harus berpartisipasi dalam pelaksanaan dan pencatatan tindakan perbaikan. Efektivitas tindakan perbaikan harus dipantau. Hasil harus dievaluasi untuk melihat kecenderungan, yang potensial terjadi ketidaksesuaian dan tindakan pencegahan harus dilakukan
5.6.4. Komparibilitas hasil pemeriksaan • Harus ditetapkan cara untuk membandingkan prosedur, peralatan dan metode yang digunakan dan menentukan komparabilitas hasil sampel pasien di seluruh rentang klinis yang sesuai • Hal ini berlaku untuk prosedur yang sama atau berbeda, peralatan, tempat yang berbeda, atau keseluruhannya. • CATATAN Dalam kasus tertentu hasil pengukuran yang secara metrologi tertelusur pada acuan yang sama, hasil pengukuran tersebut secara metrologi dianggap sebanding asalkan kalibrator bisa saling dipertukarkan
• Laboratorium harus memberitahukan pengguna mengenai setiap perbedaan dalam komparabilitas hasil dan mendiskusikan implikasi terhadap praktek klinis bila sistem pengukuran memberikan rentang pengukuran yang berbeda untuk analit yang sama (Misalnya glukosa) dan ketika metode pemeriksaan berubah. • Laboratorium harus mendokumentasikan, merekam/mencatat dan, jika memungkinkan, secepatnya bertindak atas hasil dari perbandingan yang dilakukan. Masalah atau kekurangan yang teridentifikasi harus ditindaklanjuti dan rekaman tindakan dipelihara
Jadi Syarat nya • • • • •
Ada sistem Ada disain QC Ada sasaran mutu Ada pengukuran mutu Ada improvement (CQI)
Pelaksanaan • Daily QC – Pre analitik – Analitik – Post Analitik
• Statistical QC – Grafik kontrol – Aturan kontrol (i.e Wetgard Multirule)
• Uji Profisiensi – PMER – PNPKLK – EQAS
SIKLUS
PRA PEMERIKSAAN • • • •
PERSIAPAN PASEN SAMPEL ALAT METODE
Persiapan Pasen GLP
• Umum – Puasa – Menghindari obat-obatan – Menghindari aktifitas olahraga – Postur tubuh ( 15 menit) – Perhatikan faktor diurnal • Faktor pengaruh – Diet – Obat-obatan – Merokok – Alkohol
SAMPEL Jenis Pemeriksaan
Waktu Puasa
Glukosa
Puasa 10-12 jam
TTG (Tes Toleransi Glukosa)
Puasa 10-12 jam
Glukosa kurva harian
Puasa 10-12 jam
Trigliserida
Puasa 12 jam
Asam Urat
Puasa 10-12 jam
VMA
Puasa 10-12 jam
Renin (PRA)
Puasa 10-12 jam
Insulin
Puasa 8 jam
C. Peptide
Puasa 8 jam
Gastrin
Puasa 12 jam
Aldosteron
Puasa 12 jam
Homocysteine
Puasa 12 jam
Lp(a)
Puasa 12 jam
PTH Intact
Puasa 12 jam
Apo A1
Dianjurkan Puasa
12jam
ApoB
Dianjurkan Puasa
12jam
Pengambilan dan pengolahan spesimen (GLP ) • • • • • • • • • •
Peralatan Wadah Pengawet Waktu Lokasi Volume Identitas Pengolahan Penyimpanan Pengiriman
Peralatan • • • •
Dilakukan oleh lab kalibrasi yang terakreditasi Kalibrasi (masa, suhu, volume) Kalibrasi antara (menguji unjuk kerja harian) Pencatatan unjuk kerja (lemari es, inkubator, oven, Autoclave)
PEMELIHARAAN PERALATAN JENIS PERALATAN Fotometer -
JENIS KEGIATAN
FREKUENSI
Periksa kebersihan kuvet (cuci Tiap hari dan tiap akan dengan air akuades, air melakukan analisis demineral atau air suling) Tiap minggu/hari libur - Rendam kuvet dalam larutan Tiap hari extran 5% - Bersihkan fotodetektor Inkubator Bersihkan bagian dalam dan rak Tiap bulan dengan disinfektan Kamar hitung Bersihkan menurut cara yang Tiap kali selesai dipakai benar Lemari es/ Bersihkan dan defrost Tiap bulan Freezer Catat suhu Tiap pagi & sore hari
Mikroskop
Otoklaf/ Autoclave Oven Penangas Air
Bersihkan lensa dengan kertas lensa atau kain yang lembut Bersihkan dan lumasi penyangga Bersihkan Ganti air dalam otoklaf Bersihkan bagian dalam oven Bersihkan dinding bagian dalam dan ganti air Periksa ketinggian air Periksa suhu
Tiap hari (selesai bekerja) Tiap minggu
Tiap bulan Tiap minggu Tiap bulan Tiap bulan Tiap hari Tiap pemakaian
pH Meter
Pipet gelas
Rotator
Bersihkan elektroda, bersihkan flow cell elektroda, elektroda harus terendam dalam cairan pH netral, ganti membran elektroda, ganti cairan pengisi elektroda Setelah dipakai direndam dalam larutan antiseptik Cuci Bersihkan bagian luar Kencangkan sekrup pada rangka pengocok minyaki mesin Periksa ke-aus-an sikat dan bagian berputar lain.
Sesuai petunjuk pabrik Tiap kali pakai
Seperlunya Seperlunya Seperlunya Seperlunya
Sentrifus
Spektrofoto meter
Bersihkan dinding dalam Tiap hari atau tiap kali dengan disinfektan (misal: tabung pecah alkohol) Catat waktu pemakaian Tiap hari lampu Tiap hari Tiap hari Periksa sumber cahaya (lampu)
Periksa kebersihan monokromator Timbangan Analitik/ Bersihkan dari debu, digital ceceran zat yang ditimbang
Tiap habis pakai
SPESIFIKASI AIR SPESIFIKASI
JENIS AIR Jenis 1
Jenis 2
Jenis 3
Kandungan Bakteri maks (CFU/mL)
10
1000
-
Tahanan Listrik min (mega ohm-cm)
10
10
10
Kandungan silikat maks. (mg/L Si02)
0,05
0,1
1,0
7,0
7,0
5,0-8,0
pH
Pemilihan jenis air didasarkan pada penggunaannya, yaitu: a. Air Jenis 1/Air Suling/Aquades digunakan untuk: Metode kultur jaringan atau sel; analisis kimia ultra-mikro; analisis kimia yang khusus dan kritis dengan satuan pada tingkat nanogram atau sub-nanogram bila diperlukan; penyiapan larutan standar, uji enzim, uji ligand, uji mineral dan logam berat, reagen tanpa pengawet dan uji kuantitatif metode imunofluoresen. b. Air Jenis 2/Air Demineralisasi/Aquades digunakan untuk: Sebagian besar metode pemeriksaan laboratorium kesehatan rutin, penyiapan media mikrobiologi, pengecatan dan pewarnaan histologi, pembuatan reagen yang akan disterilkan dan reagen dengan zat pengawet. c. Air Jenis 3/Air Bersih digunakan untuk: Sebagian besar pemeriksaan kualitatif; pencucian alat gelas; pemeriksaan laboratorium umum yang tidak memerlukan air jenis 1 atau 2.
Uji kualitas reagen • • • •
Batas kadaluarsa Pemeriksaan fisik Penyimpanan Uji sterilitas
UJI KUALITAS REAGEN MIKRO LARUTAN SPESIMEN/ PEWARNA/ MEDIA YANG REAGEN/TES DIGUNAKAN Pewarna Sediaan apus Gram Pewarna Ziehl Sediaan apus Neelsen dahak
Pewarna Acridine orange Pewarna Giemsa
Hapusan darah tepi
ORGANISME KONTROL
HASIL YANG DIHARAPKAN
Streptococcu s E.coli M. tuberculosis Campuran flora tidak tahan asam E. coli S. aureus
Coccus Gram positif Basil Gram negatif Tampak adanya BTA berbentuk batang merah Tidak ditemukan BTA
Parasit malaria
Ditemukan parasit malaria
Basil/cocci Berfluoresensi
Larutan Jodium
Spora
Basitracin disc Catalase
ONPG
Tinja yang Kista Entamoeba sp Terlihat inti dari kista diawetkan atau Giardia l. dengan formalin Bacilles species Spora terwarnai satu warna, bacillus terwarnai warna lain/counter stain Agar darah S. pyogenes Ada zone pembatas. S. faecalis Tidak ada zone pembatas Tryptic soy S. aureus Terlihat adanya bubbles agar S. faecalis (gelembung) Tidak terdapat bubbles TSI atau Serratia Berwarna kuning Kliger agar marcescens, E.coli Tidak berwarna S. typhymurium, Proteus sp
Optochin Blood agar disc
S. pneumoniae Tidak ada pertumbuhan di S. mitis sekitar disc Ada pertumbuhan di sekitar disc Oxidase Tryptic soy P. aeruginosa Warna koloni menjadi agar E. coli merah hitam/ungu dalam 20 detik Koloni tidak berubah warna Coagulase S. aureus Terbentuk gumpalan dalam 4 S. epidermis jam Tidak terbentuk gumpalan Indole E. coli Cincin merah pada permukaan E. aerogenes Cincin kuning pada permukaan Methyl E. coli Warna merah red E. aerogenes Tidak berwarna Voges E. aerogenes Warna merah Proskauer E. coli Tidak berwarna Oxidase P. aeruginosa Warna ungu dalam 30 detik disc E. coli Tidak berwarna dalam 30 detik
Uji kualitas media • Pemeriksaan visual • Uji sterilitas • Kontrol positif/negatif
UJI MEDIA MEDIA Bile aseculin agar Blood agar
Chocolate agar Decarboxidase - lysine - ornithine - arginine (dihydrolase)
INKUBASI
ORGANISME KONTROL 24 jam E. faecalis hemolytic Streptococcus 24 jam S. pyogenes CO2/candl S. pneumoniae e jar 24 jam CO2
Haemophilus influenzae
48 jam 48 jam 48 jam
S. typhymurium Shigellaflexneri S. typhymurium K. pneumoniae S. typhymurium K. pneumoniae
HASIL YANG DIHARAPKAN Tumbuh & menjadi hitam Tidak tumbuh Tumbuh dan hemolisis Tumbuh dan hemolisis Tumbuh Positif Negatif Positif Negatif Positif Negatif
Gelatine (rapid 24 jam test) 24 jam Kligler's iron agar dan Triple sugar iron agar
Mac Conkey agar 24 jam aerob Malonate broth
24 jam
E.coli Serratia marcescens Citrobacterfreun di S. typhimurium S. flexneri Acinetobacter E.coli P. mirabilis
Manitol salt agar 24jam aerob
E.coli K. pneumoniae S. aureus T. epidermidis E.coli
Methyl red/ 48 jam Voges Peoskauer
E.coli K. pneumoniae
Negatif Positif A/A gas + H2S*) K/A gas + H2S *) K/A Tidak ada perubahan Koloni merah Koloni tak berwarna Negatif (hijau) Positif (biru) Koloni kuning Koloni merah muda Tidak tumbuh Positif/negatif Positif/negatif
Mueller-Hinton agar
24 jam
Nitrate broth
24jam
OF dextrose (without oil)
24 jam
Pepton water 24 jam (indole) Phenylalanine 24 jam deaminase Rappaport broth 24 jam Selenite broth & kultur Tetrathionate broth
E. coli ATCC 25922 S.aureus ATCC 25923 P. aeruginosa ATCC 27853 E.coli Acinetobacter P. aeruginosa Acinetobacter calcoaceticus biovar Iwoffi E.coli P. mirabilis E. coli P. mirabilis S. typhimurium E.coli
Diameter zone yang dapat diterima (lihat tabel 15) Positif Negatif Oksidasi pada permukaan Tidakada perubahan Positif Negatif Negatif Positif Tumbuh setelah sub kultur Tumbuh tanpa sub
Salmonella/ 24 jam aerob Shigella (SS) agar 24 jam suhu kamar Simmons citrate 48 jam TCBS
24 jam
Thayer- Martin agar
24 jam CO2
Thioglycollate broth Urea medium
24 jam 24 jam
E.coli S. typhimurium Yersinia enterocolitica Shigella flexineri E.coli K. pneumoniae
Tumbuh koloni Tidak tumbuh Tidak berwarna Tidak berwarna Tidak tumbuh Tumbuh warna biru Koloni kuning Tidak tumbuh
Vibrio (non agglutinable) E.coli N. meningitidis Tumbuh M.gonorrhoeae Tumbuh Staphylococcus Tumbuh E.coli Tidaktumbuh Candida albicans Tumbuh Bacteroidesfragili Tumbuh s Ecoli Negatif P. mirabilis Positif (merah muda)
Pemeliharaan strain kuman • Sertifikat • Gunakan sub kultur untuk kontrol harian • Catatan pembiakan harus ada
PEMELIHARAAN STRAIN KUMAN • • • • •
Strain kuman dapat diperoleh dari: 1) Isolasi dari spesimen klinik 2) Koleksi kultur kuman yang resmi 3) Komersial 4) Laboratorium rujukan
• Strain kuman yang ada di laboratorium harus dipelihara dengan baik agar kuman-kuman tersebut tidak mati. Perlu dilakukan identifikasi berkala untuk menjamin sifat kuman tidak berubah.
Pemeliharaan Jangka Pendek • Pemeliharaan ini dilakukan sehari-hari. Dibedakan atas beberapa cara berdasarkan jenis kumannya, yaitu: Pemeliharaan Jangka Panjang • Mempunyai batas waktu antara beberapa bulan sampai beberapa tahun. Untuk pemeliharaan jangka panjang ini yang terbaik adalah dengan metoda liophilisasi atau penyimpanan dalam freezer pada suhu di bawah -70°C atau dalam nitrogen cair.
Uji kualitas antigen antisera • Antigen – Uji biokimia – Uji fisik – Uji aglutinasi – Uji titrasi – Uji kemurnian – Uji binatang percobaan
• Antibodi uji aglutinasi Uji titrasi Uji dengan antigen (spesifik)
PEMERIKSAAN • STATISTICAL QC PENGENDALIAN PROSES • WESTGARD MULTI RULE • SIGMA METRIK • Evaluasi Harian • Evaluasi Bulanan • Evaluasi Tahunan
Uji ketelitian – uji ketepatan • Uji akurasi-presisi • Penggunaan bahan kontrol grafik kontrol
VIAL TO VIAL VARIABILITY • Berkontribusi terhadap pengendalian mutu • Bahan kontrol komersial biasanya dalam bentuk beku kering yang harus di larutkan (SUMBER KESALAHAN) • Sangat penting untuk membuat SOP rekonstitusi (standardize the reconstitution step). – Gunakan pipet volum klas A – Air deionisasi (Tipe 1) – Ikuti prosedur preparasi sesuai petunjuk pabrik ( cara dan waktunya)
Kurva Normal Standar +3SD +2SD +1SD X, Me. Mo -1SD -2SD -3SD
frekuensi
99,7 %
68,3 % 95,5 %
DASAR INTERPRETASI +3SD
UCL
+2SD
UWL
+1SD
68,2 % 95,5 % 99,7 %
X -1SD
-2SD
LWL
-3SD
LCL
Tanggal/hari
ALUR WESTGARD MULTIRULE
Data Kontrol
T 1-2S
IN CONTROL
Y 1-3S
Y
T T
2-2S
Y
T
R-4S
T
Y OUT OF CONTROL
4-1S
Y
T
10(X)
Y
PMI Westgard rules
Tidak Accept
Ulang Kontrol Baru
Ya Running sample
Tidak Accept
Kalibrasi Ulang Kontrol
Ya Tidak Running sample
Accept
Ganti reagen Ulang Kontrol
Ya Running sample
Tidak Accept Ya Running sample
Panggil teknisi alat
TOTAL ERROR ?????? Sigma
SEc 5% Bias 2 SD/CV 3 SD/CV
True Value (target)
Nilai Pengukuran (Mean)
Total Error
TEa
TOTAL ERROR • Adalah kombinasi atau gabungan antara kesalahan sistemik dan kesalahan acak/random • Total Error = Inakurasi + impresisi TE = | Bias | + 2 * SD %TE = |% Bias |+ 2*CV % Bias = mean – target % Bias = (mean – target) x 100 % target
9/14/2016
SFR/QC/TOT PATELKI
81
Critical Systemic Error (SEc) SEc mengukur jumlah SD yang diperlukan untuk memindahkan rata-rata pengukuran hingga mencapai 5 % sebelum keluar dari Total Error limit “atau” jarak antara mean dan 5 % sebelumTEa (dinyatakan dalam besaran jumlah SD) SEc menggambarkan “Assay performance” relatif terhadap Standard mutu (TEa), sehingga bisa dipakai sebagai single indikator Assay Performance Semakin Besar Nilai SEc semakin baik Performancenya • Penting untuk desain QC: termasuk limit SD, penentuan rule dan jumlah kontrol yang dipakai SEc = (TEa – l Bias l) – 1.65 SD
Six Sigma • Six Sigma merupakan salah satu dari quality management system ----- perbaikan yang berkesinambungan • Six Sigma mengukur “jumlah ketidaksesuaian/defect untuk satu juta kemungkinan” “Six Sigma menganalisa sebagaimana baik anda bekerja”
Rumus : Sigma = (TEa – lBiasl) SD Sigma = SEc + 1.65
Table QS Strategy dari AACC
SEc
QIK-QC Strategy table #1 Error Rate Low N=2,4,8 Single Rule Multi Rule
> 3.0
1-3.5s
1-3s/4-1s(w)
2.0 – 3.0
1-3s
1-3s/2-2s/R4s/4-1s(w)
1.0 – 2.0
1-2.5s $
1-3s/2-2s/R4s/4-1s $
< 1.0
1-2s $ ®
1-2s/R4s/4-1s/10x
$®
$ Kerjakan kontrol setiap hari ® Lakukan tindakan korektif
Power Fuction Graph
Acuan Six Sigma • > 5.1 sigma ------ 1-3s
N=2
• 4,7 – 5,1 sigma --- 1-3s/2-2s/R4s N=2 • 4,0 – 4.7 sigma ----1-3s/2-2s/R4s/4-1s N=4 • 3,4 – 4.0 sigma ---- 1-3s/2of3-2s/R4s/3-1s/6x N= 6
Primary Reference Measurement Procedure Primary calibrator Secondary calibrator
Mf’s Working (master) Calibrator Mf’s Product Calibrator
Secondary Reference Measurement Procedure Mf’s Selected Measurement Procedure Mf’s standing Measurement Procedure End User’s Ruotine Measurement Procedure Routine Sample RESULT
Hirarki Kalibrasi (EN ISO17511)
SI unit
QC INTERNAL MIKRO
PASKA PEMERIKSAAN • • • • • •
Kesesuaian Penulisan angka dan satuan Pencantuman nilai normal Turn around time Dokumentasi/ arsip Ekspedisi
VERIFIKASI • TAHAP PRA ANALITIK • TAHAP ANALITIK • TAHAP PASKA ANALITIK
DEFINISI validation confirmation, through the provision of objective evidence, that the requirements for a specific intended use or application have been fulfilled konfirmasi, melalui penyediaan bukti objektif, bahwa persyaratan untuk suatu maksud atau aplikasi tertentu telah dipenuhi NOTE 2 Adapted from ISO 9000:2005, definition 3.8.5. verification confirmation, through provision of objective evidence, that specified requirements have been fulfilled konfirmasi, melalui penyediaan bukti objektif, bahwa persyaratan tertentu telah dipenuhi
NOTE 2 Confirmation can comprise activities such as performing alternative calculations, comparing a new design specification with a similar proven design specification, undertaking tests and demonstrations, and reviewing documents prior to issue. [ISO 9000:2005, definition 3.8.4]
VERIFIKASI TAHAP PRA PEMERIKSAAN • • • • •
Formulir permintaan pemeriksaan Persiapan pasien Pengambilan dan penerimaan spesimen Penanganan spesimen Persiapan sampel untuk analisa
VERIFIKASI TAHAP PEMERIKSAAN • STATISTICAL QC • POSITIF KONTROL • NEGATIF KONTROL
VERIFIKASI TAHAP PASKA PEMERIKSAAN • Pembacaan hasil • Pelaporan hasil • Korelasi Data Pasien
Umum (Basic of QA , WHO 1992, page 35-42)
• • • • • •
Kurva Kalibrasi Duplikat Check Test Replicate test Grafik Kontrol Kontrol tes strip (kering)
URINE (Basic of QA , WHO 1992, page 55-58)
• URINE – Ada metode klasik/ konfirmasi – Positif dan negatif kontrol
• Dry Chemistry test – Perubahan volume akan berpengaruh pada hasil – Viskositas spesimen akan menghambat reaksi dan hasil rendah (protein tinggi) – Kalibrasi dan QC sulit dilakukan
Mikrobiologi Klinik (Basic of QA , WHO 1992, page 86-96)
• • • • • • •
Pengumpulan dan pengiriman spesimen Media dan reagen Pembuatan media / reagen Tes sterilitas Tes Unjuk kerja Pemeliharaan stok kultur Pelaporan hasil
Serologi (Basic of QA , WHO 1992, page 97-99)
• Positif – negatif kontrol • Cutt off
Parasitologi Medik (Basic of QA , WHO 1992, page 100-104)
• Control pewarna • Peralatan (mikroskop, sentrifus)
Hematologi (Basic of QA , WHO 1992, page 60-85)
• Kalibrasi alat • Sampling error (HB: without squeezing) • Suhu ruangan (LED: 18-25 O degree C)
INGAT KALIBRASI INGAT FAKTOR KOREKSI
WHO untuk Hematologi • PMI – – – – – – – –
Duplicate test on patient specimen Check Test Delta Test Replicate test of control specimen Control Chart CUSUM Control Patient Data Correlation Check
• PME – Consensus methode – Asigned Value Mathode
• KALIBRASI – – – –
Volumetric pipet Micropippet Autodiluter photometer
Menurut WHO
• Use Of Patient Data For QC - to start this programme it is 1st necessary to assay samples from at least 300-500 patients in an automated blood counter and to establish the means of MCV, MCH and MCHC - Analyse the results in successive batches of 20 specimens - By plotting this results on graph, any drift from 3 indices can be readily recognized and used to identify instruments faults - This method appears to be as accurate and precise as the of preserved blood controls and is especially sensitive to changes in RBC
PROFISIENSI TESTING (PME) • ISO/IEC Guide 17025:1999 untuk laboratorium penguji, poin 5.9.b.”partisipasi dalam uji banding antar laboratorium atau program uji profisiensi” sesuai ISO Guide 43 • ISO 15189:2003 untuk laboratorium medis/klinis, poin 5.6.3.a. “participation in a suitable programme of interlaboratory comparisons” sesuai ISO Guide 43
Uji Profisiensi • ISO Guide 43:1997, (Proficiency testing by interlaboratory comparisons). Uji Profisiensi adalah “penentuan unjuk kerja pengujian laboratorium dengan cara pembandingan antar laboratorium” atau “determination of laboratory testing performance by means of interlaboratory comparisons”
PME Nasional • Penyelenggaraan Pemantapan KUALITAS Eksternal saat ini diatur dalam “Pedoman Penyelenggaraan Pemantapan KUALITAS Eksternal Laboratorium Kesehatan” yang dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Pelayanan Medik DepKes tahun 2004. • Dengan pengertian bahwa program ini dilakukan untuk menilai penampilan pemeriksaan laboratorium pada saat tertentu secara periodik, serentak, dan berkesinambungan yang dilakukan oleh pihak luar laboratorium dengan jalan membandingkan hasil pemeriksaan laboratorium peserta terhadap nilai target.
PROGRAM NASIONAL PEMANTAPAN MUTU EKSTERNAL BIDANG HEMOSTASIS HASIL EVALUASI SIKLUS II TAHUN 2011 NO. KODE PESERTA :
PT
APTT
Fibrinogen
Jumlah Peserta
126/125
126/123
126/86
Kode Methode
99
99
***
Kode Alat
99
99
***
Kode reagen
411
411
***
Kode Pemeriksa
06
06
***
Detik
INR
Kesan
Detik
Kesan
mg/dL
Kesan
Hasil Anda
22,9
2,39
***
46,5
***
***
***
Rujukan Peserta
22,84
1,49
Memanjang
50,10
Memanjang
---
---
Penyimpangan
0,06
0,90
3,60
---
SD
3,01
0,24
6,99
---
Indeks Deviasi
0,02
3,75
0,52
---
Tindakan terhadap nilai outlier • Investigasi/ audit • Untuk mencari akar masalah bukan mencari siapa yang salah • Melakukan perbaikan
Investigasi • TUJUAN – CONTINOUS Improvement – Mencari akar masalah
• CARA – Prosedur Pengendalian Pekerjaan yang tidak sesuai – Tindakan perbaikan – Tindakan pencegahan – atau Audit internal
Machine
Man
Methods
calibrated
qualified
robust skilled
Reference standards
qualified
documented suitable
Quality of the analytical method Vibrations
TempeQuality rature
Material
characterised
Milieu
Irradiations
Humidity
Time
Analysts´ support
Supplies
Management
Prinsip • Mencari akar masalah • Bukan mencari siapa yang salah • Semangat Quality Continous Improvement / Continous Improvement
Cara Investigasi • Gunakan prosedur Pengendalian pekerjaan yang tidak sesuai • Atau Prosedur Audit internal
Langkah 1. Tentukan jenis kesalahan (acak, random, sistmatik) 2. Analisis penyebab 3. Pengelompokan penyebab 4. Pemilihan penyebab utama 5. Identifikasi tindakan perbaikan 6. Pelaksanaan tindakan perbaikan 7. Pengawasan tindakan perbaikan
INR
INR
TERIMAKASIH