Analisis Unsur Intrinsik Dan Ekstrinsik.docx

  • Uploaded by: Naufa Navila
  • 0
  • 0
  • February 2021
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Analisis Unsur Intrinsik Dan Ekstrinsik.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,012
  • Pages: 4
Loading documents preview...
ANALISIS UNSUR INTRINSIK DAN EKSTRINSIK NOVEL HUJAN KARYA TERE LIYE

Disusun oleh: Naufa Navila XII MIPA 3

SMAN 1 Margahayu

Kata “Hujan” yang tertulis pada sebuah sambul buku berwarna biru itu mampu membuat saya penasaran sekaligus bertanya-tanya, “Mengapa harus hujan?”, “ada apa dengan hujan?”, dan “menyeritakan apakah buku ini?”. Tulisan di belakangnya pun menambah rasa penasaran saya dan membuat saya membaca buku ini. Terlebih, buku ini ditulis oleh Tere Liye, yang merupakan penulis favorit saya. Buku ini menceritakan tentang seorang wanita muda bernama Lail yang mendatangi paramedis senior. Lail ingin melupakan segala sesuatu tentang hujan. Tetapi, Lail harus terlebih dahulu menceritakan secara lengkap dan rinci apa yang telah terjadi padanya. Lail mulai menceritakan semua yang ia alami. Dimulai dari Ia yang harus menjadi yatim piatu karena sebuah bencana besar menimpa kotanya dan kota dimana ayahnya bertugas. Lail bisa selamat karena ia diselamatkan oleh seorang laki-laki bernama Esok. Setelah itu, Lail dan Esok tinggal bersama di sebuah pengungsian. Esok sangat pintar dan baik kepada Lail, Esok juga suka menghibur Lail jika Lail merindukan keluarganya. Hingga akhirnya mereka menjadi sahabat yang tak dapat dipisahkan. Namun, saat menjelang dewasa Esok dan Lail harus berpisah. Esok diasuh dan disekolahkan hingga menjadi ilmuwan hebat oleh seorang walikota. Sedangkan Lail menjalani hidup barunya di sebuah panti sosial. Lail bertemu teman baru yang ceria dan ramah bernama Maryam. Lail dan Esok rutin bertemu sebulan sekali, sekedar untuk berbagi cerita tentang apa saja, termasuk kegiatan yang sudah mereka lakukan. Sayangnya jadwal rutin itu harus berubah saat Esok harus melanjutkan pendidikannya di Ibu Kota, mereka hanya bisa bertemu saat liburan semester saja. Lail juga menyibukkan diri dengan aktivitas lain yaitu mendaftar diri dalam Organisasi Relawan bersama Maryam. Mereka merupakan Relawan termuda, yang juga mengukir prestasi salah satunya adalah mereka ditempatkan di sektor 2, dimana terdapat dua kota kembar di hulu dan hilir yang di pisahkan jarak 50km. Saat itu bendungan di hulu sungai retak dan apabila bendungan itu jebol akan menghancurkan dua kota kembar itu, hanya ada satu cara mencapai hilir saat itu yaitu berlari secepat mungkin menerjang badai. Dan mereka berdua berhasil memperingatkan kota itu dan jasa mereka ternyata membuat mereka memperoleh penghargaan. Kemudian Esok disibukkan oleh pengerjaan sebuah kapal yang akan membawa penduduk bumi ke luar angkasa untuk menghindari bencana yang lebih besar dari gunung meletus, bencana itu adalah suhu bumi yang akan semakin lama semakin panas karena kerusakan stratosfer yang diakibatkan oleh keegoisan manusia. Penduduk yang dapat pergi meninggalkan bumi tidak semua, mereka dipilih secara acak. Esok memiliki dua tiket, satu untuknya karena hanya Esok yang dapat mengoprasikan kapal tersebut. Namun Esok tidak cepat memutuskan kepada siapa ia memberikan tiket satunya lagi. Hingga suatu ketika Wali Kota datang pada Lail, memintanya untuk memberikan tiket itu pada

Claudia apabila Lail mendapatkan tiket itu dari Esok. Claudia merupakan anak walikota yang ternyata menyukai Esok. Namun Esok belum juga memberitahu kepada siapa ia memberi tiket itu. Sedangkan Lail membutuhkan kepastian Esok, satu hari sebelum pengumuman resmi dari pemerintah, Lail sama sekali belum mendapat kabar dari Esok, perasaannya kalut. Hingga pada detik-detik menjelang penerbangan kapal ini Lail justru memutuskan untuk masuk ke ruang modifikasi ingatan, Lail ingin menghilangkan semua bebannya, menghapus Esok dari ingatannya. Esok yang ternyata tengah menjalani proses pemindahan data hingga tak bisa menghubungi Lail, tak dapat menghentikan proses operasi itu, sekalipun ia telah membuat banyak teknologi canggih diseluruh dunia, Esok terlambat untuk mencegah Lail melakukan hal itu. Namun akhirnya pada detik-detik terakhir, sebelum alat modifikasi itu bekerja Lail memutuskan untuk memeluk erat semua kenangan menyakitkannya. Benang merah yang menandakan kenangan menyakitkan telah berubah menjadi benang berwarna biru. Lail tidak melupakan Esok. Hari itu juga pemerintah mengumukan penerbangan kapal luar angkasa itu, Lail dan Esok tetap tinggal di bumi bersama-sama dan sebulan kemudian mereka memutuskan untuk menikah. Tema dari novel ini adalah percintaan dan persahabatan. Percintaan antara Lail dan Esok, laki-laki yang telah menyelamatkan Lail dari bencana. Dan Persahabatan antara Lail, Esok, dan Maryam. Alur dari cerita ini sangatlah menarik. Yaitu alur campuran atau alur maju mundur. Karena diawali dengan cerita Lail yang ingin menghapus ingatannya dan dilanjutkan dengan cerita masa lalu Lail. Novel ini mengambil latar di kota yang terkena bencana atau musibah. Latar waktunya ada pagi, siang, sore, dan malam. Dibuktikan dengan kutipan seperti: “Pagi hari, berita tentang penduduk yang kesepuluh miliar tersebar dimana-mana.”, “Pada jam makan siang, Lail dan Maryam dipanggil mendadak oleh Ibu Suri”, dan lain-lain. Dan tergambar suasananya yaitu panik, sedih, tragis, dan bahagia. Tokoh utama bernama Lail. Dia adalah seorang perempuan yang kuat, tangkas, dan berhati baik. Ini dibuktikan dengan kemauannya menjadi relawan untuk para korban bencana. Tokoh selanjutnya yaitu Soke Bahtera atau Esok. Dia adalah seorang laki-laki yang telah menyelamatkan Lail dari bencana. Dia juga adalah seorang laki-laki yang sangat cerdas yang telah membantu dalam menemukan teknologi-teknologi pada masa itu. Esok juga seorang yang bijaksana. Tokoh selanjutnya yaitu sahabat Lail di panti sosial bernama Maryam. Maryam selalu ada disisi Lail. Dan Maryam merupakan seorang perempuan berambut kribo yang suka sekali meledek Lail.

Sudut pandang yang digunakan pada novel ini adalah sudut pandang orang ketiga. Dibuktikan dengan menggunakan kata "dia" dan "mereka". Dalam novel ini, ada beberapa kata yang sulit dipahami. Karena penggunaan bahasa yang cenderung baku dan juga banyak istilah-istilah ilmiah yang tidak saya ketahui artinya. Tere Liye lahir di Sumatera Selatan , Indonesia pada 21 Mei 1979. Ia merupakan penulis yang sangat terkenal, beberapa novel karyanya berhasil difilmkan. Lail dan Esok sangat senang membantu petugas di pengungsian. Bahkan Lail dan Maryam menjadi bagian relawan dan merupakan relawan termuda disana. Hal tersebut masuk kedalam nilai sosial. Disini tertulis juga nilai moral, yaitu Esok yang sangat hormat dan sayang kepada ibunya dan Lail pun menyanyangi dan sering membantu ibu Esok. Amanat dalam cerita ini yaitu jangan terburu-buru dalam mengambil keputusan sebelum semuanya jelas dan pikirkan semuanya secara matang-matang. Percaya dan ikhlas terhadap takdir yang telah ditetapkan Tuhan kepada kita. Novel ini memberi banyak motivasi kepada pembaca tentang melupakan, persahabatan, cinta, perpisahan, dan perjuangan. Dan dalam novel ini juga, kita seperti diajak berimajinasi ke masa depan dimana semua teknologi sudah maju dan canggih. Namun, dalam novel ini kurangnya gambar-gambar yang membuat pembaca lebih tertarik membacanya.

Related Documents


More Documents from "Hikmahtika Corleone"