Anatomi Buah Dan Biji Klp.2

  • Uploaded by: King Junaedi
  • 0
  • 0
  • January 2021
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Anatomi Buah Dan Biji Klp.2 as PDF for free.

More details

  • Words: 5,002
  • Pages: 44
Loading documents preview...
LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM BIOLOGI DASAR FARMASI ANATOMI BUAH & BIJI

Kelompok

: II ( dua )

Kelas

: Farmasi B

Asisten pj

: Ika Pertiwi Dewi Putri S.Farm

LABORATORIUM BIOLOGI FARMASI DASAR JURUSAN FARMASI FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR 2017-2018

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Pada perkembangan zaman sekarang ini, banyak penduduk indonesia khusunya di daerah Sulawesi Selatan yang memiliki banyak jenis tanaman yang dibudidayakan karena bermanfaat bagi manusia dalam hal pengobatan terutama pada buah dan biji. Pada percobaan kali ini tentang anatomi buah dan biji terdapat banyak manfaat khusunya untuk diri sendiri yang bisa mengenali jenis struktur selnya pada buah dan biji, bisa mengamati langsung pada mikroskop bagaimana bentuk sel-sel bagian penyusunnya pada buah dan biji dan menambah pengalaman dan pembelajaran untuk masa depan. Selain bermanfaat pada diri sendiri juga bermanfaat bagi orang lain karena yang telah melakukan percobaan ini mereka juga bisa mengetahui bagaimana itu bentuk struktur selnya dan khasiatnya. Percobaan pada anatomi buah dan biji dilakukan untuk mengetahui bagaimana bentuk dari sel makhluk hidup yang lebih spesifik pada sel tumbuhan dan dapat menggambarkan bagaimana bentuk dari sel yang diamati. Adapun hal yang ingin dicapai pada percobaan ini ialah mendapatkan bentuk sel yang sesuai dengan jelas dengan perbesaran yang tinggi, agar struktur sel yang diamati jelas terlihat bagianbagiannya dari sel sel tersebut. Dalam dunia farmasi, proses pembuatan obat-obatan ada yang berasal dari bahan kimia adapun yang berasal dari bahan alam yaitu tumbuh-tumbuhan. Salah satu bagian tumbuhan yang memiliki khasiat yaitu buah dan biji. Pada buah banyak sekali mengandung vitamin yang sangat bermanfaat bagi tubuh manusia. Contohnya yaitu pada buah jeruk yang dimana banyak sekali kandungan vitamin yang sudah bisa

dijadikan sebagai bahan-bahan untuk membuat obat. Adapun obat yang mengandung buah yaitu pada suplemen penambah nafsu makan. B. Maksud dan Tujuan Percobaan 1.

Maksud Percobaan Maksud diadakannya percobaan ini adalah untuk mengamati bentuk sel dan

jaringan yang menyusun bagian buah dan biji pada tumbuhan. 2.

Tujuan Percobaan Tujuan diadakannya percobaan ini adalah untuk memberikan kemampuan

kepada mahasiswa dalam mengenali dan mengamati anatomi pada tumbuhan diantaranya buah adas (Foeniculum vulgare), buah buncis (Phaseolus vulgaris L.), buah dan biji cabai rawit (Capsicum frustescens), buah jagung segar (Zea mays), dan biji kacang hijau (Phaseolus radiatus L.). C. Prinsip Percobaan Prinsip percobaan pada praktikum ini yaitu dilakukan penentuan bagianbagian anatomi buah dan biji pada sampel buah adas (Foeniculum vulgare), buah buncis (Phaseolus vulgaris L.), buah dan biji cabai rawit (Capsicum frustescens L.), buah jagung segar (Zea mays), dan biji kacang hijau (Phaseolus radiatus L.) dimana sampel diiris setipis mungkin dan diletakkan pada objek glass. Kemudian preparat tersebut ditutup dengan deg glass lalu diamati pada perbesaran 4x dan 10x menggunakan mikroskop.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Umum Peristiwa pembuahan menyebabkan bakal buah berkembang menjadi buah dan bakal biji berkembang menjadi biji. Zigot yang terdapat dalam biji juga berkembang menjadi embrio. Pada saat yang sama, bunga mengalami perubahan yang menyebakan perkembangan bakal buah menjadi buah. Perhiasan bunger dan benang sari biasanya layu, lalu gugur, dan kemudian setelah polinasi, tangkai putik (stilus) mengering. Namun, bakal buah bertambah besar dan mengalami berbagai modifikasi histologis yang menyebabkan berbagai jaringan berubah bentuk selnya. Beberapa atau seluruh modifikasi dapat berperan dalam megahasilkan mekenisme untuk penyebaran biji. Jika diikuti perkembangannya, buah sebenarnya terdiri dari bakal buah yang telah dewasa (Hidayat. 2005: 36). Secara normal, perkembangan buah terjadi setelah pembuahan. Bakal buah meluas ke arah plasenta dan ovarium. Bertambahnya ukuran buah disebabkan oleh adanya dua proses, yaitu pembelahan sel (yang diawakili dengan membesarnya, sebelum pembelahan mitosis) dan pembesaran sel selanjutnya. Biasanya awal terjadinya pembesaran sel tergantung pada pembelahan sel, dan dimulai sebelum antesis, kemudian berlanjut sampai buah nyata. Tingkat ini kemudian secara berangsur diganti dengan perkembnagn sel dan diikuti oleh pertumbuhan memanjang (Sumardi. 1993: 53). Setelah terjadi pembuahan, bakal buah akan berkembang menjadi buah dan bakal biji menjadi biji. Namun ada pula peristiwa pembentukan buah yang tidak didahului dengan pembuahan. Peristtiwa itu disebut partenokarpi. Pada dasarnya jaringan penyusun buah berasal dari perkembangan jaringan penyusun bakal buah.

Seharusnya dinamakan kulit buah (perikarp) adalah perkembangan dari dinding ovarium, tetapi pada prakteknya kadang-kadang kulit buah tidak hanya berasal dari dinding ovarium saja. Buah semu tidak dibentuk dari bakal buah saja tetapi mungkin dari bagian bunga lain (Savitri. 2008: 75). Secara umum buah berkembang sesudah pembuahan (ferstilisasi), tetapi tidak selalu demikian. Buah pada banyak tumbuhan, seperti misalnya varietas tertentu dari Musa, Citrus, dan Vitis, berkembang tanpa pembentukan bijinya. Fenomena ini disebut partenokarpi. Pada beberapa tumbuhan umpamanya kacang tanah (Arachis hypogaea), buahnya itu hanya berkembang setelah ginofor atau tiang putih menembus kedalam tanah dengan membawa serta karpel atau daun buah dengan ovum atau bakal biji yang telah dibuahi (Fahn. 1982: 26). Berdasarkan struktur kulit buahnya dapat dibedakan buah kering dan buah berdaging. Buah bedaging adalah buah yang mempunyai kulit buah tebal dan berdaging. Sedangkan buah kering mempunyai kulit buah yang tipis. Perikarp dapat mengalami diferensiasi menjadi 2 bagian, yang luar disebut eksokarp dan bagian dalam menjadi endokarp. Pada bebarapa jenis buah, perikarp berdiferensiasi menjadi 3 bagian, yaitu eksokarp, mesokarp, dan endokarp. Pada buah terkadang hanya mempunyai lebih dari satu ruangan berisi satu biji atau beberapa biji. Adapula buah yang mempunyai lebih dari satu ruang dan setiap ruang dapat berisi satu biji atau lebih(Hidayat. 2005: 38). Biji merupakan alat perkembangbiakan tumbuhan Angiospermae karena di dalam biji tersebut ditemukan embrio yang merupakan calon tumbuhan baru. Untuk berkecambah biji memerlukan tenaga yang diperoleh dari cadangan makanan. Berdasarkan letak cadangan makanannya yaitu jaringan biji yang albuminus dan

eksalbuminus. Biji dibentuk dengan adanya perkembangan bakal biji. Pada saat pembuahan tabung sari memasuki kantong embrio melalui mikrofil dan menempatkan dua buah inti gamet jantan padanya. Satu diantaranya bersatu dengan inti sel telur dan yang lain bersatu dengan inti polar atau hasil penyatuannya, yakni inti sekunder (Hidayat. 2005: 38). Selain cadangan makanan kulit biji juga mempunyai struktur yang bermacammacam. Kulit biji seharusnya merupakan perkembangan integumen tetapi kadangkadang tidak hanya integument saja. Jaringan yang mungkin membentuk kulit biji adalah kalaza, raphe, dan sebagian jaringan nuselus, sel tannin, sel skelerenkim, dsb. Jaringan yang mugkin tampak pada penampang melintang biji diantaranya: jaringan kulit biji yang tersusun dari lapisan sel makrosklereida atau osteosklereida, hilum, endospermae yang berisi butir amilum atau bahkan mungkin aleuron, embrio dsb. (Savitri, 2008: 76). Bagian-bagian biji dapat dibedakan menjadi 2 bagian yaitu: bagian dasar biji dan bagian non dasar biji. 1. Bagian-bagian dasar biji(Sutopo. 2002: 56): a. Embrio, adalah suatu tanaman baru yang terjadi dari bersatunya gametgamet jantan dan betina pada suatu proses pembuahan. Embrio yang berkembangnya sempurna terdiri dari struktur-struktur sebagai berikut: epikotil (calon pucuk), hipokotil (calon batang), kotiledon (calon daun) dan radikula (calon akar). Tanaman di dalam kelas Angiospermae diklasifikasikan oleh banyaknya jumlah kotiledon. Tanaman monokotiledon mempunyai satu kotiledon misalnya: rerumputan dan bawang. Tanaman dikotiledon mempunyai dua kotiledon misalnya kacang-kacangan sedangakan pada kelas Gymnospermae pada umumnya mempunyai lebih dari 2

kotiledon misalnya pinus, yang mempunyai sampai sebanyak 15 kotiledon. Pada rerumputan (grasses) kotiledon yang seperti ini disebut scutellum, kuncup embrioniknya disebut plumulle yang ditutupi oleh upih pelindung yang disebut koleoptil, sedangkan pada bagian bawah terdapat akar embrionik yang disebut radicule yang ditutupi oleh upih pelindung yang disebut coleorhiza. b. Jaringan penyimpan cadangan makanan Pada biji ada beberapa struktur yang dapat berfungsi sebagai jaringan penyimpan cadangan makanan, yaitu: Kotiledon, misalnya pada kacang-kacangan, semangka dan labu. Endosperm, misal pada jagung, gandum, dan golongan serelia lainnya. Pada kelapa bagian dalamnya yang berwarna putih dan dapat dimakan merupakan endospermnya. Perisperm, misal pada famili Chenopodiaceae dan Caryophyllaceae, Gametophytic betina yang haploid misal pada kelas Gymnospermae yaitu pinus. Cadangan makanan yang tersimpan dalam biji umumnya terdiri dari karbohidrat, lemak, protein dan mineral. Komposisi dan presentasenya berbeda-beda tergantung pada jenis biji, misal biji bunga matahari kaya akan lemak, biji kacang-kacangan kaya akan protein, biji padi mengandung banyak karbohidrat. c. Pelindung biji dapat terdiri dari kulit biji, sisa-sisa nukleus dan endosperm dan kadang-kadang bagian buah. Tetapi umumnya kulit biji (testa) berasal dari integument ovule yang mengalami modifikasi selama proses pembentukan biji berlangsung. Biasanya kulit luar biji keras dan kuat berwarna kecokelatan sedangkan bagian dalamnya tipis dan berselaput. Kulit biji berfungsi untuk melindungi biji dari kekeringan, kerusakan mekanis atau serangan cendawan, bakteri dan insekta.Dalam hal penggunaan cadangan makanan terdapat beberapa perbedaan diantara sub kelas monokotiledon dan dikotiledon dimana pada: Sub kelas monokotiledon: cadangan

makanan dalam endosperm baru akan dicerna setelah biji masak dan dikecambahkan serta telah menyerap air. Contoh jagung, padi, gandum. Sub kelas dikotiledon: cadangan makanan yang terdapat dalam kotileodon atau perisperm sudah mulai dicerna dan diserap oleh embrio sebelum biji masak. Contoh kacang-kacangan, bunga matahari dan labu. 2. Bagian-bagian non dasar biji(Hariana, 2005: 30): a. Kulit Biji (spermodermis), berasal dari selaput bakal biji (integumentum). Oleh sebab itu biasanya kulit biji dari tumbuhan biji tertutup (Angiospermae) terdiri atas dua lapisan, yaitu : 1) Lapisan Kulit Luar (testa), ada yang tipis, ada yang kaku seperti kulit, ada yang keras seperti kayu atau batu. Bagian ini merupakan pelindung utama bagian biji yang di dalam. Lapisan luar ini dapat memperlihatkan warna dan gambaran yang berbeda-beda: merah, biru, perang, kehijau-hijauan, ada yang licin rata, mempunyai permukaan keriput. 2) Lapisan Kulit Dalam (tegmen), tipis seperti selaput, dinamakan juga kulit ari. Pada pembentukan kulit biji dapat pula ikut serta bagian bakal biji yang lebih dalam daripada integumentumnya, misalnya lain bagian jaringan nuselus yang terluar. Biji yang kulitnya terdiri atas dua lapisan itu umumnya adalah biji tumbuhan biji tertutup (Angiospermae). Pada tumbuhan biji telanjang (Gymnospermae), biji malahan mempunyai tiga lapisan seperti pada biji belinjo (Gnetum gnemon K), padahal bakal biji tumbuhan biji telanjang umumnya hanya mempunyai satu integementum saja.

Pada kulit luar biji itu masih dapat ditemukan bagian-bagian lain, misalnya: 1) Sayap (ala), alat tambahan berupa sayap pada kulit luar biji, dan dengan demikian biji mudah dipencarkan oleh angin

pada spatodea (Spathodea

campanulata),kelor (Moringa oleifera). 2) Bulu (coma), yaitu penonjolan sel-sel kulit luar biji yang berupa rambutrambut yang halus, memudahkan biji ditiup oleh angin, ch. pada kapas (Gossypium), biduri (Calotropis gigantean). 3) Salut biji (arillus), yang biasanya berasal dari pertumbuhan tali pusar, misalnya pada biji durian (Durio zibethinus Murr). 4) Salut Biji semu (arillodium), seperti salut biji, tetapi tidak berasal dari tali pusar. Melainkan tumbuh dari bagian sekitar liang bakal biji (micropyle). Macis pada biji pala sebenarnya adalah suatu salut biji semu. 5) Pusar biji (hilus), yaitu bagian kulit luar biji bekas perlekatan dengan tali pusar, biasanya kelihatan kasar dan mempunyai warna yang berlainan dengan bagian lain kulit biji. Pusar biji jelas kelihatan pada biji tumbuhan berbuah polong, misalnya: Kacang panjang (Vigna Sinensis Edl), kacang merah (Phaseolus vulgaris L)Liang biji (micropyle), ialah liang kecil bekas jalan masuknya buluh serbuk sari ke dalam bakal biji pada peristiwa pembuahan. Tepi liang ini seringkali tumbuh menjadi badan berwarna keputih-putihan, lunak, yang disebut karunkula (caruncula). Jika badan yang berasal dari tepi liang ini sampai merupakan salut biji, maka disebut salut biji semu (arillodium). 6) Bekas-bekas pembuluh pengangkutan (chalaza), yaitu tempat pertemuan integumen dengan nuselus, masih kelihatan pada biji anggur (Vitis vinifera).

7) Tulang biji (raphe), yaitu tali pusar pada biji, biasanya hanya kelihatan pada biji yang berasal dari bakal biji yang mengangguk (anatropus), dan pada biji biasanya tak begitu jelas lagi, masih kelihatan misalnya pada biji jarak (Ricinus communis L). Tali pusar (funiculus), merupakan bagian yang menghubungkan biji dengan tembuni, jadi merupakan tangkainya biji. Jika biji masak, biasanya bijii terlepas dari tali pusarnya (tangkai biji), dan pada biji hanya tampak bekasnya yang dikenal sebagai pusar biji (lihat perihal kulit biji). Inti biji atau isi biji (nucleus seminis), ialah semua bagian biji yang terdapat di dalam kulitnya, oleh sebab itu inti biji juga dapat dinamakan isi biji, inti biji terdiri dari: a. Lembaga (embryo), yang merupakan calon individu baru. b. Putih Lembaga (albumen), jaringan berisi cadangan makanan untuk masa permulaan kehidupan tumbuhan baru (kecambah) sebelum dapat mencari makanan sendiri. Pada dasarnya biji mempunyai susunan yang tidak berbeda dengan bakal biji, tetapi dipergunakan nama-nama yang berlainan untuk bagian-bagian yang sama asalnya, misalnya: Integumentum pada bakal biji, kalau sudah menjadi biji merupakan kulit biji (spermodermis) (Rifai. 1976: 18). B. Uraian Bahan 1.

Alkohol

(Dirjen POM. 1979 : 65)

Nama resmi

:AETHANOLUM

Nama lain

: Alkohol, etanol, ethyl alkohol

Rumus senyawa

: C2H6O

Berat molekul

: 46,07 g/mol

Rumus struktur

:

Pemerian

:Cairan tidak berwarna, jernih, mudah menguap dan mudah bergerak; bau khas rasa panas, mudah terbakar dan memberikan nyala biru yang tidak berasap.

2.

Kegunaan

: Sebagai pembersih preparat.

Penyempanan

: Dalam wadah tertutup baik.

Asam klorida

(Dirjen POM. 1979 : 53)

Nama resmi

:ACIDUM HYDROCHLORIDUM

Nama lain

: Asam klorida

Rumus senyawa

: HCl

Berat molekul

: 34,46 g/mol

Rumus struktur

: H-Cl

Pemerian :Cairan tidak berwarna, berasap, bau merangsang, jika diencerkam dengan dua bagian air asap dan bau hilang.

3.

Kegunaan

: Sebagai zat tambahan.

Penyempanan

: Dalam wadah tertutup rapat.

Floroglusin

(Dirjen POM. 1979 : 675)

Nama resmi

:PHLOROGLUCINOL

Nama lain

: Floroglusin

Berat molekul

: 26,11 g/mol

Pemerian

:Hablur/ serbuk hablur putih atau kekuningan.

Kelarutan

:Sukar larut dalam air, larut dalam etanol 95% dan dalam eter.

Kegunaan

: Untuk memperjelas struktur anatomi pada tumbuhan saat dilakukan pengamatan dengan mikroskop.

4.

Penyimpanan

: Dalam wadah tertutup rapat.

Iodium

(Dirjen POM. 1979 : 316)

Nama resmi

: IODIUM

Nama lain

: Iodium, iod, Triodo methane, formyl triiodide, formylum triiodatum.

Rumus molekul

: I2

Rumus struktur

: I-I

Berat molekul

:126,1 g/mol

Pemerian

:Keping atau butir, berat mengkilat, seperti logam,hitam kelabu, bau khas.

Kelarutan

: Larut dalam 3500 bagian air, 13 bagian etanol 95% P, dalam lebih kurang 80 bagian gliserol P, dan dalam lebih kurang 4 bagian karbon disulfide P, larut dalam kloroform P dan karbon tetraklorida P.

5.

Kegunaan

: Untuk memperjelas kandungan amilum.

Penyimpanan

: Dalam wadah tertutup rapat.

Kalium Iodida

(Dirjen POM. 1979: 330)

Nama resmi

: KALIUM IODIDUM

Nama lain

: Kalium Iodida, Potassium iodide

Rumus molekul

: KI

Berat molekul

: 166,00 g/mol

Pemerian

: Hablur heksahedral transparan/ tidak berwarna.

Kelarutan

: Sangat mudah larut dalam air

Kegunaan

: Sebagai zat tambahan.

Penyimpanan

: Dalam wadah tertutup rapat.

C. Uraian Sampel 1. Klasifikasi Buah Adas (Tjitrosoepomo. 1988: 315) Regnum

: Plantae

Divisi

: Spematophyta

Sub Divisi

: Angiospermae

Kelas

: Dicotyledonae

Sub Kelas

: Dialypetalae

Ordo

: Apiales

Famili

: Apiaceae

Genus

: Foeniculum

Spesies

: Foeniculum vulgare

Deskripsi

: Tanaman adas berupa perdu menahun dan tingginya mencapai 2 m. Batang lunak, berlubang, beruas dengan alur-alur vertikal, berwarna hijau.Daun majemuk menyirip ganda, berbentuk jarum, ujung dan pangkal daun runcing. Bunga majemuk bentuk payung. Buah lonjong, beralur, warna hijau, setelah tua menjadi keabu-abuan (Gunawan. 1999: 26).

2. Klasifikasi Buah Buncis(Tjitrosoepomo. 1988: 163)

Regnum

: Plantae

Divisi

: Spematophyta

Sub Divisi

: Angiospermae

Kelas

: Dicotyledonae

Sub Kelas

: Dialypetalae

Ordo

: Apiales

Famili

: Apiaceae

Genus

: Phaseolus

Spesies

: Phaseolus vulgaris

Deskripsi

: Tanaman semusim berbentuk perdu. Tanaman buncismemiliki susunan daun majemuk. Bunganya merupakan bunga sempurna, sehingga menyerbuk sendiri. Warna dan ukuran polong bervariasi. Warna dan bentuk biji juga bervariasi (Nasikhun. 2014: 20).

3. Klasifikasi Cabai rawit (Tjitrosoepomo. 1988: 354) Regnum

: Plantae

Divisi

: Spematophyta

Sub Divisi

: Angiospermae

Kelas

: Dicotyledonae

Sub Kelas

: Sympetalae

Ordo

: Solanales

Family

: Solanaceae

Genus

: Capsicum

Spesies

: Capsicum fristescens

Deskripsi

:Batang tanaman cabai rawit memiliki struktur yang khas dan berkayu, berwarna hijau gelap, berbentuk bulat, halus dan bercabang banyak. Daun cabai rawit berbentu bulat telur dengan ujung runcing dan tepi daun rata. Daun merupakan daun tunggal dengan kedudukanagak mendatar, tulang daun menyirip. Bunga tanaman cabai rawit merupakan bunga tunggal yang berbentuk bintang. Buah cabai rawit dapat berbentuk bulat pendek dengan ujung runcing atau berbentuk kerucut. Biji cabai rawit berwarna putih kekuningan, berbentuk bulat pipih, tersusun kelompok, ukuran biji cabai rawit sangat kecil (Cahyono. 2003:11-12).

4. Klasifikasi Jagung

(Tjitrosoepomo. 1988: 165)

Regnum

: Plantae

Divisi

: Spematophyta

Sub Divisi

: Angiospermae

Kelas

: Monocotyledonae

Sub Kelas

:-

Ordo

: Poales

Famili

: Poaceae

Genus

: Zea

Spesies

: Zea mays

Deskripsi

:Jagung merupakan tanaman semusim jenis padi-padian, tinggi dapat mencapai 3 meter, batangnya tegak, sedikit kasar, berbulu, berakar serabut. Daun berbentuk pipih panjang, sedikit kasar, berbulu panjang dapat mencapai 1 m, ujung daun runcing, bagian tepi bergelombang. Bunga jantan, warna putih kekuningan. Bakal berbentuk telur, tangkai sangat panjang, dengan ujung bercabang dua yang pendek. Buah masak berwarna kuning (Sunanto. 2009: 34).

5. Klasifikasi Biji Kacang Hijau (Tjitrosoepomo. 1988: 163) Regnum

: Plantae

Divisi

: Spematophyta

Sub Divisi

: Angiospermae

Kelas

: Dicotyledonae

Sub Kelas

: Dialypetalae

Ordo

: Fabales

Family

: Fabaceae

Genus

: Phaseolus

Spesies

: Phaseolus radiatus

Deskripsi

:Batang tanaman kacang hijau berukuran kecil, berbulu berwarna hijau kecoklat-coklatan, atau kemerahmerahan; tumbuhan tegak mencapai ketinggian 30 cm110 cm dan bercabang menyebar kesemua arah. Daun tumbuh majemuk, tiga anak helai daun per tangkai.

Helaian daun berbentuk oval dengan ujung lancip dan berwarna hijau. Bunga kasang hijau berkelamin sempurna, berbentuk kupu-kupu dan berwarna kuning. Buah berpolong, panjangnya antara 6 cm-15 cm. Tiap polong berisi 6-16 butir biji. Biji kacang hijau berbentuk bulat kecil dan berwarna hijau sampai mengilap (Rukmana. 1997: 16). D. Tinjauan Islami Di dalam Al-Quran sendiri dijelaskan tentang buah dan biji dalam Q.S AlAn’am (6) ayat 95 yang berbunyi :







     













     







    









  Terjemahnya : Sesungguhnya Allah menumbuhkan butir tumbuh-tumbuhan dan biji buahbuahan. Dia mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup. (Yang memiliki sifat-sifat) demikian ialah Allah, maka mengapa kamu masih berpaling? (Q.S Al-An’am (6): 95). Dalam ayat ini dijelaskan tentang bagaiamana kuasa Allah menciptakan buah dan biji-bijian, dengan mempelajari ayat dan kandungan dari ayat ini akan

meningkatkan rasa syukur kita kepada Allah yang telah menciptakan segala sesuatu dengan kuasanya di bumi seperti buah dan biji-bijian yang tidak lain hanya untuk keberlangsungan hidup umat manusia di bumi.

BAB III METODE KERJA A. Alat dan Bahan 1. Alat Alat-alat yang digunakan pada percobaan ini adalah deg glass, empulur ketela pohon, jarum preparat, kobokan, lampu spritus, mikroskop cahaya, objek glass, pinset, dan pipet tetes. 2. Bahan Bahan-bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah alkohol, asam klorida 25%, buah adas (Foeniculum vulgare), buah dan biji buncis (Phaseolus vulgaris), buah dan biji cabai rawit (Capsicum frustescens), buah jagung segar (Zea mays), biji kacang

hijau

(Phaseolus

radiatus

L.),

empulur

ketela

pohon

(Manihot

utilisima),floroglusin, IKI (Iodium Kalium Iodida). B. Cara Kerja 1. Buah adas (Foeniculum vulgare) Pengamatan anatomi pada buah adas dilakukan dengan cara diiris tipis secara melintang buah adas dengan bantuan empulur ketela pohon lalu diletakkan pada objek glass. Setelah itu diamati dibawah mikroskop sebelum diberi reagen. Setelah diamati, dibuka kembali dek glass lalu ditetesi dengan reagen IKI/Lugol. Diamati kembali di mikroskop lalu dibandingkan dengan gambar sebelum diberi reagen dan dibandingkan dengan literatur. 2. Buncis (Phaseolus vulgaris) Pengamatan anatomi pada buah dan biji buncis dilakukan dengan cara diiris tipis secara melintang buah adas dengan bantuan empulur ketela pohon lalu diletakkan pada objek glass. Setelah itu diamati dibawah mikroskop sebelum diberi

reagen. Setelah diamati, dibuka kembali dek glass lalu ditetesi dengan reagen IKI/Lugol. Diamati kembali di mikroskop lalu dibandingkan dengan gambar sebelum diberi reagen dan dibandingkan dengan literatur. 3. Cabai rawit (Capsicum frustescens) Pengamatan anatomi pada buah dan biji cabai rawit dilakukan dengan cara diiris tipis secara melintang buah adas dengan bantuan empulur ketela pohon lalu diletakkan pada objek glass. Setelah itu diamati dibawah mikroskop sebelum diberi reagen. Setelah diamati, dibuka kembali dek glass lalu ditetesi dengan reagen IKI/Lugol. Diamati kembali di mikroskop lalu dibandingkan dengan gambar sebelum diberi reagen dan dibandingkan dengan literatur. 4. Jagung (Zea mays) Pengamatan anatomi pada buah jagung dilakukan dengan cara diiris tipis secara melintang buah adas dengan bantuan empulur ketela pohon lalu diletakkan pada objek glass. Setelah itu diamati dibawah mikroskop sebelum diberi reagen. Setelah diamati, dibuka kembali dek glass lalu ditetesi dengan reagen IKI/Lugol. Diamati kembali di mikroskop lalu dibandingkan dengan gambar sebelum diberi reagen dan dibandingkan dengan literatur. 5. Biji kacang hijau (Phaseolus radiatus L) Pengamatan anatomi pada biji kacang hijau dilakukan dengan cara diiris tipis secara melintang buah adas dengan bantuan empulur ketela pohon lalu diletakkan pada objek glass. Setelah itu diamati dibawah mikroskop sebelum diberi reagen. Setelah diamati, dibuka kembali dek glass lalu ditetesi dengan reagen IKI/Lugol. Diamati kembali di mikroskop lalu dibandingkan dengan gambar sebelum diberi reagen dan dibandingkan dengan literatur.

BAB IV HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN A. Tabel Pengamatan NO.

Gambar yang diamati

Gambar literatur

Keterangan

Buah adas (Foeniculum vulgare) Sebelum diberi reagen Perbesaran 4× 1. Exocarp 2. Mesocarp 3. Endocarp

1 2 3 1 Perbesaran 10× 1

2

2 1.

3

3

Setelah diberi reagen Perbesaran 4×

1 1 2 2 3

Perbesaran 10×

3

1 2 3

Buah jagung (Zea mays) Sebelum diberi reagen Perbesaran 4× 1 1 2 2 3 3

Perbesaran 10×

1 1

2

2

3

2.

3

Setelah diberi reagen Perbesaran 4× 1 2 3

Perbesaran 10×

1. Exocarp 2. Mesocarp 3. Endocarp

1 2 3

Buah dan biji buncis (Phaseolus vulgaris) a. Buah buncis Sebelum diberi reagen Perbesaran 4× 1

1

2

2

3

3

Perbesaran 10×

1 1

2

2

3

3. 3

Setelah diberi reagen Perbesaran 4× 1 2 3

Perbesaran 10×

1. 2. 3.

Exocarp Mesocarp Endocarp

1 2 3 1 5 2 b.

Biji buncis Sebelum diberi reagen Perbesaran 4×

Setelah diberi reagen

Perbesaran 4× 1 2 4

1. 2. 3. 4. 5. 6.

Testa Aleuron Radikula Endosperm Hypokotil kotiledon

Perbesaran 10× 1 2 3 5 6

Biji kacang hijau (Phaseolus radiatus) Sebelum diberi reagen Perbesaran 4×

1

1. 2.

Testa Aleuron

1. 2.

Testa Aleuron

1. 2. 3.

Testa Aleuron Embrio

1 2 2

Perbesaran 10× 1 1

4.

2 2

Setelah diberi reagen a) IKI/Lugol

Perbesaran 4×

1 2

Perbesaran 10×

1 2

b) Floroglusin Perbesaran 4× 1 2 3

Perbesaran 10×

1 2

c)

HCl 25% Perbesaran 4×

1

1. 2. 3.

Testa Aleuron Embrio

2 3

Perbesaran 10× 1 2 3

Buah dan biji cabai rawit (Capsicum frustescen) a. Buah cabai rawit Sebelum diberi reagen Perbesaran 4× 1

1

2

2

1. 2.

Exocarp Mesocarp

1. 2.

Exocarp Mesocarp

5. Perbesaran 10× 1 1 2 2

Setelah diberi reagen Perbesaran 4× 1 2

Perbesaran 10×

1. 2. 3.

Testa Aleuron Embrio

1. 2. 3.

Testa Aleuron Embrio

1 1 2 2 3

b.

Biji cabai rawit Setelah diberi reagen Perbesaran 4×

1 1 2 3

Perbesaran 10×

2 3

1 2 3

Setelah diberi reagen Perbesaran 4× 1 2 3

Perbesaran 10× 1 2 3

B. Pembahasan Buah adalah organ pada tanaman berbunga yang merupakan hasil dari buah (ovarium). Buah terbentuk seteelah terjadi penyerbukan. Jika penyerbukan berhasil dimana serbuk sari berhasil mencampai , maka akan terbentuk buah dan biji. Buah biasanya membungkus dan melindungi biji. Aneka rupa dan bentuk buah tidak terpisah dengan fungsi utama buah, sebagai pemencar biji tumbuhan. Pada buah terdaapat buah kering dan buah berdaging yang bagiannya yaitu pada buah kering terdapat pericarp dan seed. Sedangkan pada buah berdaging terdapat lapisan luar

(eksocarp), lapisan tengah (mesocarp), dan lapisan dalam(endocarp), terdapat pula inti (seed) (Savitri, 2008 : 115). Biji (bahasa latin : semen) adalah biji (ovulum) dari tumbuhan berbunga yang telah masak. Biji bisa terlindungi oleh organ lain (Buah pada angiospermae atau magnoliophyta). Pada anatomi biji ada dua yaitu biji dikotil dan biji monokotil. Pada biji dikotil terdapat; testa, aleuron, cotyledon, hypokotil, radicula. Pada biji monokotil terdapat; pericarp,endosperm, coleoptile, radicle, dan coleorhizae (Sumardi, 1993 :21). Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan maka didapatkan hasil dari percobaan mengamati anatomi buah dan biji daintaranya pada sampel buah adas adas (Foeniculum vulgare), buah dan biji buncis (Phaseolus vulgaris), buah dan biji cabai rawit (Capsicum frustescens), buah jagung segar (Zea mays), dan biji kacang hijau (Phaseolus radiatus). Pada pengamatan pertama yaitu pada buah adas (Foeniculum vulgare), sel yang diamati pada buah adas (Foeniculum vulgare), yang bertipe buah kering jaringan-jaringan penyusun anatominya terdiri dari pericarp yang terdiri dari eksocarp, mesocarp, dan endocarp dan seed (inti). Pada pengamatan yang kedua yaitu pada buah dan biji buncis (Phaseolus vulgaris), sel yang di amati pada buah dan biji buncis (Phaseolus vulgaris) pada jaringan-jaringannya yaitu pada buah terdapat pericarp (eksocarp, mesocarp, endocarp, dan seed). Pada buah yang sudah di tetesi IKI/ lugol tampak terdapat butirbutir amilum. Pada biji buncis (Phaseolus vulgaris)terlihat jaringan penyusunnya testa, hipokotil, kotiledon, aleuron, dan radikula.

Pada pengamatan yang ketiga yaitu pada buah dan biji cabai rawit (Capsicum frustescens), sel yang di amati yaitu pada buahnya terlihat bagian penyusunnya di antaranya eksocarp, mesocarp, endocarp, dan seed/inti. Pada buah yang telah ditetesi IKI/lugol tampak butir butir amilum. Sedangkan pada bijinya bagian penyusun yang nampak yaitu; testa, aleuron, radikula, hipokotil, dan kotiledon. Pada pengamatan yang keempat yaitu buah jagung segar (Zea mays), sel yang diamati pada buah jagung (Zea mays), yaitu pada buahnya yang bertipe buah kering terdapat jaringan penyusun yang tampak; pericarp, endosperma, kotiledon, radikula, koleorhiza, karena termasuk ke dalam biji monokotil. Pada buah jagung (Zea mays) yang sudah di tetesi IKI/lugol tampak butiran-butiran amilum. Pada pengamatan yang terakhir yaitu pada biji kacang hijau (Phaseolus radiatus), sel yang diamati dimana jaringan penyusun yang terlihat yaitu pericarp, radikula, hipokotil, dan kotiledon betuk selnya berlekuk dan setelah di tetesi IKI/lugol tampak butir-butir amilum. Perbandingan hasil pengamatan dengan literature yang kami dapatkan adalah pada buah adas (Foeniculum vulgare), pada gambar literature terlihat jelas bagian antar selnya. Bentuk selnya juga tampak jelas dan tidak terdapat gelembung. Pada buah dan biji buncis (Phaseolus vulgaris), terlihat jelas bagian lekukan dari sel, pada gambar literature warnanya lebih terang. Sedangkan pada pengamatan langsung masih terdapat jaringan yang tidak selengkap gambar literatur. Pada buah dan biji cabai rawit (Capsicum frustescens), warna pada pengamatan langsung lebih terang daripada gambar literature yang kami dapatkan. Bentuk sel dari hasil dan literatur juga tampak berbeda.

Pada buah jagung segar (Zea mays), hasil pengamatan dan literatur tampak selnya lebih rapat dan tidak terdapat bulatan. Perbedaannya hanya terdapat dari warna dan kejelasan gambarnya. Pada pada biji kacang hijau (Phaseolus radiatus) pada literatur gambarnya tampak lebih terang, yaitu berwarna hijau dan tampak terdapat berkas-berkas sedangkan pada hasil pengamatan tidak terdapat warna lain. Faktor kesalahan yang mempengaruhi percobaan kali ini yaiitu pemberian reagen pada sampel yang terlalu banyak sehingga mengakibatkan jaringan penyususn buah dan biji tampak kurang jelas, karena tertutupi oleh warna reagen yang terlalu terang. Alasan perlakuan pemberian reagen IKI/lugol bertujuan untuk melihat adanya kaandungan amilum atau tidak pada masing-masing sampel, pemberian reagen floroglusin bertujuan untuk member warna pada sel. Adapun pemberian reagen HCl 25 % bertujuan untuk memperjelas ruang-ruang antar sel.

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa buah ada yang berbentuk lonjong panjang dan ada pula yang bentuk lain. Pada buah tampak jelas lapisan luarnya (exocarp) serta lapisan lainnya yaitu lapisan tengah (mesocarp) dan lapisan dalam (endocarp). Sedangkan pada biji tampak lapisan luar yaitu testa, aleuron, endosperm dimana berfungsi sebagai tempat penyimpan cadangan makanan, kotiledon sebagai bakal daun, embrio sebagai calon tanaman baru, hypokotil sebagai calon batang dan radikula sebagai calon akar. B. Saran 1. Untuk Asisten Diharapkan para asisten lebih menguasai para praktikan pada saat praktikum karena kebanyakan praktikan yang kurang fokus pada saat proses praktikum. 2. Untuk Laboratorium Diharapkan agar fasilitas segera terpenuhi dan dilengkapi, terkhusus pada penyediaan mikroskop.

KEPUSTAKAAN Cahyono, Bambang. Cabai Rawit: Teknik Budi Daya Dan Analisis Usaha Tani. Jakarta. Niaga Swadaya: 2003 Dirjen, Pom. Farmakope Indonesia Edisi III. Jakarta. Departemen Kesehatan RI: 1979 Fahn, A. Anatomi Tumbuhan. Yogyakarta. Gadjah Mada University Press: 1982 Gunawan, Didik. Ramuan Tradisional Untuk Keharmonisan Suami Istri. Jakarta. Niaga Swadaya:1999 Hariana, A. Tumbuhan Obat Dan Khasiatnya. Depok. PT Penebar Swadaya: 2005 Hidayat, Estiti B. Anatomi Tumbuhan Berbiji. Bandung. ITB: 2005 Nasikhun Amir, Muhammad. Sukses Bertani Buncis: Sayuran Obat Kaya Manfaat.Jakarta. Garudhawaca: 2014 Rukmana, Rahmat. Kacang Hijau Budi Daya Dan Pascapanen. Yogyakarta. Kanisus: 1997 Savitri.

Petunjuk

Praktikum

Struktur

Perkembangan

Tumbuhan

(Anatomi

Tumbuhan). Malang.UIN Press: 2008 Sumardi, Isserep. Struktur Dan Perkembangan Tumbuhan. Yogyakarta. UIN Press: 1993 Sunanto, Hardi. 100 Resep Sembuhkan Hipertens, Asam Urat Dan Obesitas.Jakarta. Elex Media K.: 2009 Sutopo, L. Teknologi Benih. Malang. Fakultas Pertanian Unbraw: 2002 Tjitrosoepomo, Gembong. Taksonomi Tumbuhan (Spermatophyta). Yogyakarta. Gadjah Mada University Press: 1988

LAMPIRAN 1. Buah adas (Foeniculum vulgare) Diucapkan bismillah sebelum memulai praktikum

Disiapkan alat dan bahan

Diiris tipis secaramelintangbuahadasdengan Bantuanempulurketelapohon

Diletakkan pada objek glass

Ditutup dengan dek glass

Diamati di bawah mikroskop kemudian difoto

Dibuka dek glass

Ditetesi dengan reagen IKI/ lugol

Ditutupi kembali dengan dek glass

Dilakukan fiksasi sampai tidak ada gelembung yang muncul

Diamati di bawah mikroskop, kemudian difoto

Dibandingkan hasil sebelum dan sesudahpemberian reagen IKI/lugol

Dibandingkan hasil pengamatan dengan literature yang ada.

2. Buah dan biji buncis (Phaseolus vulgaris) Diucapkan bismillah sebelum memulai praktikum

Disiapkan alat dan bahan

Diiris tipis secaramelintangbuahdan biji buncis denganbantuanempulurketelapohon

Diletakkan pada objek glass

Ditutup dengan dek glass

Diamati di bawah mikroskop, kemudian difoto

Dibuka dek glass

Ditetesi dengan reagen IKI/ lugol

Ditutupi kembali dengan dek glass

Dilakukan fiksasi sampai tidak ada gelembung yang muncul

Diamati di bawah mikroskop, kemudian difoto

Dibandingkan hasil sebelum dan sesudahpemberian reagen IKI/lugol

Dibandingkan hasil pengamatan dengan literature yang ada.

3. Buah dan biji cabai rawit (Capsicum frustescens) Diucapkan bismillah sebelum memulai praktikum

Disiapkan alat dan bahan

Diiris tipis secaramelintangbuahdan biji cabai rawit denganbantuanempulurketelapohon

Diletakkan pada objek glass

Ditutup dengan dek glass

Diamati di bawah mikroskop, kemudian difoto

Dibuka dek glass

Ditetesi dengan reagen IKI/ lugol

Ditutupi kembali dengan dek glass

Dilakukan fiksasi sampai tidak ada gelembung yang muncul

Diamati di bawah mikroskop, kemudian difoto

Dibandingkan hasil sebelum dan sesudahpemberian reagen IKI/lugol

Dibandingkan hasil pengamatan dengan literature yang ada.

4. Buah jagung (Zea mays) Diucapkan bismillah sebelum memulai praktikum

Disiapkan alat dan bahan

Diiristipis secara membujurbuah jagungdenganbantuanempulurketelapohon

Diletakkan pada objek glass

Ditutup dengan dek glass

Diamati di bawah mikroskop, kemudian difoto

Dibuka dek glass

Ditetesi dengan reagen IKI/ lugol

Ditutupi kembali dengan dek glass

Dilakukan fiksasi sampai tidak ada gelembung yang muncul

Diamati di bawah mikroskop, kemudian difoto

Dibandingkan hasil sebelum dan sesudahpemberian reagen IKI/lugol

Dibandingkan hasil pengamatan dengan literature yang ada.

5. Biji kacang hijau (Phaseolus radiatus) Diucapkan bismillah sebelum memulai praktikum

Disiapkan alat dan bahan

Diiristipis secara membujurbiji kacang hijaudenganbantuanempulurketelapohon

Diletakkan pada objek glass

Ditutup dengan dek glass

Diamati di bawah mikroskop, kemudian difoto

Dibuka dek glass

Ditetesi dengan reagen IKI/ lugol

Ditutupi kembali dengan dek glass

Dilakukan fiksasi sampai tidak ada gelembung yang muncul

Diamati di bawah mikroskop, kemudian difoto

Dibandingkan hasil sebelum dan sesudahpemberian reagen IKI/lugol

Dibandingkan hasil pengamatan dengan literature yang ada.

Related Documents


More Documents from "Barnis Lady Mentari Alamdani"

Ringor V. Ringor
January 2021 1
Rotary Kilns-section 4
February 2021 1
Bio Sbp 2017 K3
February 2021 1
V 735823001 P
January 2021 8