Artikel Pene

  • Uploaded by: crsscribd
  • 0
  • 0
  • February 2021
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Artikel Pene as PDF for free.

More details

  • Words: 1,877
  • Pages: 9
Loading documents preview...
ARTIKEL PENELITIAN

ILMU KESEHATAN MASYARAKAT EXPERIMENT

Pengaruh Edukasi Minum Obat Anti Tuberkulosis dan Faktor – Faktor yang Berhubungan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Minum Obat pada Pasien Tuberkulosis Paru ≥ 18 Tahun di Puskesmas Kelurahan Wijaya Kusuma Juni 2016 Christina Agustin, AA Dewi Adnya Swari, Piter Pical Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Ilmu Kesehatan Masyarakat, FK UKRIDA, Jakarta Barat, Jakarta, Indonesia Abstrak Tuberkulosis (TB) adalah suatu infeksi yang disebabkan oleh Mycobaterium tuberculosis. Infeksi ini paling sering mengenai paru, tetapi dapat juga mengenai organ tubuh lainnya. Indonesia berada pada ranking kelima negara dengan beban TB tertinggi di dunia. Estimasi prevalensi TB semua kasus adalah sebesar 660,000 (WHO) dan estimasi insidensi berjumlah 430,000 kasus baru per tahun. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis efektivitas metode edukasi terhadap peningkatan pengetahuan minum obat pada pasien tuberkulosis paru dewasa di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Grogol Petamburan. Metode yang digunakan yaitu quasi-experiment dengan design one group pretest-posttest. Populasi penelitian adalah seluruh pasien tuberkulosis paru dewasa di poli paru Puskesmas Kelurahan Wijaya Kusuma, Kecamatan Grogol Petamburan. Sampel dikumpulkan secara purposive sampling yang berjumlah 26 orang. Pengumpulan data menggunakan instrument penelitian berupa kuesioner. Variabel terikat berupa pengetahuan minum obat anti tuberkulosis pada pasien yang mendapatkan pengobatan tuberkulosis paru sebelum intervensi., dan variable bebas berupa pengetahuan minum obat anti tuberkulosis pada pasien yang mendapatkan pengobatan tuberkulosis paru setelah intervensi. Analisis data yang digunakan adalah uji Paired T-test, Independent T-test, Correlation, dan Anova dengan taraf signifikansi 5% menggunakan program SPSS v16. Uji statistik menunjukan terdapat perbedaan rata – rata pengetahuan sebelum dan sesudah edukasi minum obat (p=0,001), terdapat pengaruh yang bermakna antara tingkat pendidikan (p=0,001;p=0,000), dan pendapatan (p=0,002;p=0,018) dengan pengetahuan sebelum dan sesudah edukasi minum obat anti tuberkulosis, tidak ada pengaruh yang bermakna antara usia (p=0,392;p=0,300), dan jenis kelamin (p=0,958;p=0,773) dengan pengetahuan sebelum dan sesudah edukasi minum obat anti tuberkulosis. Kata kunci : edukasi, minum obat anti tuberkulosis, tingkat pendidikan, pendapatan, pengetahuan

The Education Effect of Taking Anti Tuberculosis Drugs and Association Factors to Increase Taking Drugs Knowledge in Patients ≥ 18 Years Old on Puskesmas Kelurahan Wijaya Kusuma, June 2016 Christina Agustin, AA Dewi Adnya Swari, Piter Pical 1

ARTIKEL PENELITIAN

ILMU KESEHATAN MASYARAKAT EXPERIMENT

Faculty of Medicine Krida Wacana Christian University Public Health Science, Faculty of Medicine UKRIDA, West Jakarta, Jakarta, Indonesia

Abstract Tuberculosis (TB) is an infection caused by tuberculosis mycobaterium. The infection is mostly infect lungs, but can also on other organs. Indonesia is ranked number five countries with the highest TB burden in the world. Estimated prevalence of TB cases is 660,000 cases (WHO) and the estimation of the incidence is 430,000 new cases per year. This study aims to analyze the effectiveness of counseling methods to increase taking medication knowledge in adult pulmonary tuberculosis patients in Puskesmas Grogol Petamburan. The method used is a quasi-experimental design with one group pretest-posttest. The population is all adult patients with pulmonary tuberculosis in the lung polyclinic Puskesmas Kelurahan Wijaya Kusuma, Grogol Petamburan. Samples were collected by purposive sampling of 26 people. Data collecting using research instrument in the form of a questionnaire. The dependent variable is the form of knowledge taking anti-tuberculosis drugs in patients with pulmonary tuberculosis treatment before the intervention, and indepentdent variable is form of knowledge taking anti-tuberculosis drugs in patients who received the treatment of pulmonary tuberculosis after the intervention. Analysis of the data used is Paired T-test, Independent T-test, Correlation, dan Anova with a significance level of 5% using SPSS v16. The statistical test showed there are differences in the average - average knowledge before and after education taking medication ( p = 0.001 ) , there is a significant effect between the level of education ( p = 0.001 ; p = 0.000 ) , and income ( p = 0.002 ; p = 0.018 ) with knowledge before and after education of taking anti tuberculosis drugs, there was no significant effect of age (p=0.392 ; p= 0.300), and gender ( p = 0.958 ; p = 0.773 ) with knowledge before and after education drinking anti tuberculosis drugs. Keywords : education, taking anti tuberculosis drugs, education level, income, knowledge

2

ARTIKEL PENELITIAN

ILMU KESEHATAN MASYARAKAT EXPERIMENT

3

ARTIKEL PENELITIAN

ILMU KESEHATAN MASYARAKAT EXPERIMENT Pendahuluan Tuberkulosis (TB) adalah suatu infeksi yang disebabkan oleh Mycobaterium tuberculosis. TB merupakan penyakit penting sebagai penyebab morbiditas dan mortalitas, dan tingginya biaya kesehatan. 1 Dari seluruh kasus TB yang terjadi di 22 negara, hampir 10 tahun lamanya Indonesia menempati urutan ketiga sedunia dalam hal jumlah penderita TB. Baru pada tahun 2010 turun ke peringkat kelima dunia.2,3 Prevalensi penduduk Indonesia yang didiagnosis TB paru oleh tenaga kesehatan tahun 2013 adalah Jawa Barat (0.7%), Papua (0.6%), DKI Jakarta (0.6%), Gorontalo (0.5%), Banten (0.4%) dan Papua Barat (0.4%).4,5 Menurut surveilans Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta pada tahun 2012, kematian akibat TB paru dengan BTA positif di seluruh Kecamatan Jakarta Barat sebanyak 43 kasus dan di Kelurahan Wijaya Kusuma Kecamatan Grogol Petamburan terdapat 6 kasus. 6 Mengingat prevalensi TB paru di Indonesia masih tinggi terutama usia lebih dari 18 tahun, salah satu upaya promosi yang dapat dilakukan untuk penanggulangan TB adalah penyuluhan terhadap pasien TB paru yang datang berobat ke Puskesmas mengenai pengetahuan minum OAT. 7 Berdasarkan hal-hal yang sudah dijelaskan diatas, maka peneliti melakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh edukasi minum OAT dan faktor-faktor yang berhubungan terhadap peningkatan pengetahuan pada pasien TB paru ≥18 tahun di Puskesmas Kelurahan Wijaya Kusuma. Metodologi Penelitian

Desain penelitian adalah studi analitik quasi experiment dengan rancangan one group pretest-posttest. Populasi adalah seluruh pasien tuberkulosis paru ≥18 tahun di Puskesmas Kelurahan Wijaya Kusuma, Kecamatan Grogol Petamburan, Jakarta Barat pada 16 Juni 2016 pukul 15.00. Sampel didapatkan sebesar 26 orang dengan menggunakan rumus besar minimal sampel pada penelitian eksperimental dan teknik purposive sampling yang merupakan salah satu cara dari non-probability sampling. Kriteria inklusi adalah pasien tuberkulosis paru berusia ≥18 tahun di poli paru Puskesmas Kelurahan Wijaya Kusuma yang bersedia menjadi responden penelitian. Kriteria eksklusi adalah pasien anak tuberkulosis paru dan pasien tuberkulosis paru yang bisu, tuli, dan buta. Batasan Operasional Usia dihitung dari tanggal, bulan, tahun pengumpulan data dikurangi dengan tanggal, bulan, dan tahun lahir dari KTP yang masih berlaku. Jenis kelamin ditentukan dari jawaban responden mengenai jenis kelamin yang tersedia di kuesioner dan dibagi menjadi 2 katergori yaitu perempuan dan laki – laki. Pendidikan dibagi menjadi 3 kategori, pendidikan rendah (bila tidak sekolah, tamat SD/SMP), pendidikan sedang (tamat SMA), pendidikan tinggi (akademi/sarjana), dan didapatkan dari hasil kuesioner yang diisi responden pada kolom pendidikan. Pendapatan didasarkan pada sejumlah uang atau barang yang dapat dinilai dengan uang yang dapat digunakan orang selama satu bulan untuk pangan dan non pangan, dibagi 2 kategori 5

ARTIKEL PENELITIAN

ILMU KESEHATAN MASYARAKAT EXPERIMENT UMR (Upah Minimum Regional) ≥Rp. 3.100.000. dan dibawah UMR
Hasil Penelitian dan Pembahasan Berdasarkan tabel 1 dan tabel 2, didapatkan total responden 26, usia terendah 18, usia tertinggi 65. Subjek penelitian kami didominasi oleh kelompok laki – laki sebanyak 18 orang (69,2%) dan perempuan sebanyak 8 orang (30,8%). Tidak ada peserta yang taraf pendidikannya tinggi, peserta didominasi oleh kelompok taraf pendidikan rendah sebanyak 17 orang (65,4%), sedangkan pada kelompok taraf pendidikan sedang sebanyak 9 orang (34,6%). Sebanyak 17 orang (65,4%) dengan pendapatan dibawah UMR dan 9 orang (34,6%) dengan pendapatan setara UMR.

6

ARTIKEL PENELITIAN

ILMU KESEHATAN MASYARAKAT EXPERIMENT Pada tabel 3, diketahui pengetahuan sebelum edukasi dengan nilai terendah sebesar 50, nilai tertinggi sebesar 65, dan didapatkan rata – rata (Mean) sebesar 58,58

(73,2%). Sedangkan pengetahuan sesudah edukasi dengan nilai terendah sebesar 57, nilai tertinggi 68, dan didapatkan rata – rata (Mean) sebesar 61,81 (77,2%).

Pada tabel 4, didapatkan nilai selisih posttest dan pretest meningkat dengan insiden 65,38%, untuk yang tidak memiliki selisih nilai posttest dan pretest yang artinya tidak terjadi peningkatan ataupun penurunan

pada posttest dan pretest mempunyai angka insiden sebesar 11,54%, sedangkan yang mengalami penurunan nilai artinya nilai posttest lebih rendah daripada nilai pretest angka insidensnya sebesar 23,08%.

Tabel 5 memperlihatkan perbedaan rata-rata pengetahuan sebelum dan sesudah edukasi minum OAT. Rata – rata nilai prettest 58,58 dan rata – rata nilai posttest 61,81. Hasil penelitian kami ini sama dengan penelitian Erwin Herian Bangun7, dimana terdapat perbedaan bermakna antara pengetahuan sebelum dan sesudah edukasi. Pada penelitian Erwin Herian Bangun7 menggambarkan bahwa edukasi kesehatan

merupakan suatu kegiatan yang dapat mempengaruhi perubahan perilaku responden meliputi perubahan pengetahuan dan sikap. Dengan diberikannya edukasi maka responden mendapat pembelajaran yang menghasilkan suatu perubahan dari yang semula belum diketahui menjadi diketahui, yang dahulu belum dimengerti sekarang dimengerti.

7

ARTIKEL PENELITIAN

ILMU KESEHATAN MASYARAKAT EXPERIMENT

Berdasarkan tabel 6 dan tabel 7, memperlihatkan tidak ada pengaruh usia dan jenis kelamin terhadap pengetahuan sebelum dan sesudah edukasi minum OAT pada usia ≥ 18 tahun di Puskesmas Kelurahan Wijaya Kusuma Periode Juni 2016. Menurut penelitian, usia dewasa lebih mudah dan cepat mencerna, mengerti, dan mengingat informasi baru yang ia terima dibandingkan dengan usia lansia yang lebih cepat lupa.

Begitu pula pada penyampaian materi secara singkat dan diuji menggunakan soal, daya ingat lansia lebih rendah. Hasil penelitian kami ini sama dengan penelitian Smet B21, dimana tidak terdapat perbedaan bermakna antara usia terhadap pengetahuan sebelum dan sesudah edukasi, karena adanya faktor perantara seperti sikap seseorang dan faktor lain yang mempengaruhi seseorang.

Kecenderungan laki-laki lebih tinggi untuk mangkir berobat kemungkinan karena laki-laki aktivitasnya lebih tinggi dalam sehari-harinya, serta laki-laki merupakan

tulang punggung keluarga yang harus bekerja. Hasil penelitian kami ini sama dengan penelitian Kondoy PPH29,34, dimana tidak terdapat perbedaan bermakna antara 8

ARTIKEL PENELITIAN

ILMU KESEHATAN MASYARAKAT EXPERIMENT jenis kelamin terhadap pengetahuan sebelum dan sesudah edukasi. Terdapat pengaruh tingkat pendidikan terhadap pengetahuan sebelum dan sesudah edukasi minum OAT pada pasien yang minum OAT di Puskesmas Kelurahan Wijaya Kusuma Periode Juni 2016. Hasil penelitian kami ini sama dengan penelitian Akhmad Hudan19, dimana responden dengan pendidikan dasar

Terdapat pengaruh pendapatan terhadap pengetahuan sebelum dan sesudah edukasi minum OAT. Pendapatan yang sesuai dengan UMR atau lebih dari UMR yang didapatkan dari hasil bekerja setiap bulan menggambarkan bagaimana tingkat pendidikan orang tersebut. Banyak data menyebutkan, bila pendapatan yang tinggi tingkat pendidikan seseorang tentunya tinggi dan pengetahuan yang dimiliki juga sepadan. Namun pendapatan yang tinggi juga bisa didapatkan dari lamanya seseorang tersebut

memiliki ketidakpatuhan sebanyak 30,5% dan kepatuhan sebesar 69,5%. Responden dengan pendidikan menengah memiliki ketidakpatuhan sebanyak 4,8%, dan kepatuhan adalah sebesar 95,2%. Maka semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang semakin menunjukkan tingginya pengetahuannya dan pengetahuan seseoranglah yang mendasari seseorang itu bertindak.

bekerja dan tingkat pengalaman yang dimiliki.34 Hasil penelitian kami ini sama dengan penelitian Passaribu L24, bahwa penghasilan mempunyai hubungan yang erat dengan kepatuhan, karena rendahnya pendapatan bisa menjadi faktor penghambat dalam pengobatan TB paru dan hal inilah yang menjadikan ketidakpatuhan pasien TB paru. Kesimpulan

9

ARTIKEL PENELITIAN

ILMU KESEHATAN MASYARAKAT EXPERIMENT Dari hasil penelitian terdapat pengaruh edukasi minum obat anti tuberkulosis dengan peningkatan pengetahuan serta adanya hubungan antara tingkat pendidikan dan pendapatan minum obat sebelum dan setelah edukasi minum obat anti tuberkulosis paru pada usia lebih dan sama dengan 18 tahun. Namun tidak terdapat hubungan antara usia dan jenis kelamin . Daftar Pustaka

10

Related Documents

Artikel Pene
February 2021 0
Pene
January 2021 3
Artikel
February 2021 2
Guia Del Pene Mexicana
March 2021 0

More Documents from "sanoslayer"

Artikel Pene
February 2021 0