Asuhan Keperawatan Keluarga Dengan Anak Usia Pertengahan =00001

  • Uploaded by: MikoSie'penghianat
  • 0
  • 0
  • January 2021
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Asuhan Keperawatan Keluarga Dengan Anak Usia Pertengahan =00001 as PDF for free.

More details

  • Words: 5,850
  • Pages: 33
Loading documents preview...
TUGAS KOMUNITAS 1 ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN ANAK USIA PERTENGAHAN

OLEH : KELOMPOK 7

1; ROSYIDA PUTRI QISMAWATI 2; SUJATMIKO 3; WAHYU NILAM PRATIWI 4; SRINING BRAHMANA SUDARMI 5; NINGSIH 6; RANI HANDAYANI 7; MIFTAUL FAIZIN

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN STIKES NGUDI WALUYO UNGARAN 2016

BAB 1 TINJAUAN PUSTAKA

A; DEFINISI

Keluarga merupakan bagian dari manusia yang setiap hari selalu berhubungan dengan individu manusia. Keadaan yang harus disadari adalah setiap individu merupakan bagian dari keluarga dan dikeluarga juga semua dapat diekspresikan. Asuhan keperawatan keluarga yaitu suatu rangkaian kegitatan yang diberi via praktek keperawatan pada keluarga. Keluarga usia pertengahan merupakan salah satu tahap usia pertengahan bagi orang tua, dimulai ketika anak terakhir meninggalkan rumah dan berakhir pada saat pensiun atau kematian salah satu pasangan. Tahap ini biasanya dimulai ketika orang tua memasuki usia 45-55 tahun dan berakhir pada saat seorang pasangan pensiun, biasanya 16-18 tahun kemudian. Biasanya pasangan suami istri dalam usia pertengahan merupakan sebuah keluarga inti meskipun masih berinteraksi dengan orangtua mereka yang lanjut usia dan anggota keluarga lain dari keluarga asal mereka dan juga anggota keluarga dari hasil perkawinan keturunannya. Dari definisi tentang keluarga usia pertengahan diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa keluarga usia pertengahan adalah keluarga yang usianya 40-60 tahun, dimulai ketika anak terakhir meninggalkan rumah dan berakhir pada saat pensiun atau kematian salah satu pasangan didalam keluarga. B; Tahap dan Tugas Perkembangan Keluarga Usia Pertengahan

Tahap VII : Orang tua usia pertengahan (tanpa jabatan atau pensiunan) Tahap ketujuh dari siklus kehidupan keluarga, tahap usia pertengahan bagi orangtua, dimulai ketika anak terakhir meninggalkan rumah dan berakhir pada saat pensiun atau kematian salah satu pasangan. Tahap ini biasanya dimulai ketika orangtua memasuki usia 45-55 tahun dan berakhir pada saat seorang pasangan pensiun, biasanya 16-18 tahun kemudian. Biasanya pasangan suami istri dalam usia pertengahannya merupakan sebuah keluarga inti meskipun masih berinteraksi dengan orangtua mereka yang lanjut usia dan anggota keluarga lain dari keluarga asal mereka dan juga anggota keluarga dari hasil perkawinan keturunannya. Pasangan postparental (pasangan yang anak-anaknya telah meninggalkan rumah) biasanya tidak terisolasi lagi saat ini ; semakin banyak pasangan usia pertengahan hidup hingga menghabiskan

sebagian masa hidupnya dalam fase postparental, dengan hubungan ikatan keluarga hingga empat generasi, yang merupakan hal yang biasa (Troll, 1971). Tahun pertengahan meliputi perubahan-perubahan pada penyesuaian perkawinan (seringkali lebih baik), pada distribusi kekuasaan antara suami dan isteri (lebih merata), dan pada peran (diferensiasi peran perkawinan meningkat) (Leslie dan Korman, 1989). Bagi banyak keluarga yang kepuasan maupun status ekonominya meningkat (Rollins dan Feldman, 1970), tahun-tahun ini dipandang sebagai usia kehidupan yang paling baik. Misalnya, Olson, McCubbin, dkk (1983) dalam sebuah survey besar, bersifat nasional dan representatif terhadap keluarga utuh kelas menengah yang didominasi oleh kulit putih ditemukan bahwa kepuasan perkawinan dan keluarga, serta kualitas hidup bertambah dan memuncak selama fase postparental. Keluarga-keluarga usia pertengahan umumnya secara ekonomi lebih baik daripada tahap-tahap siklus kehidupan lain (McCollough dan Rutenbergm 1988). Partisipasi kekuatan buruh yang meningkat oleh wanita dan berpendapatan yang lebih tinggi dari pada periode sebelumnya oleh pria bertanggungjawab untuk keamanan ekonomi yang dialami oleh kebanyakan keluarga usia pertengahan. Kegiatan-kegiatan waktu luang dan persahabatan yang dinikmati satu sama lain disebut faktor utama yang menimbulkan kebahagiaan. Kepuasan seksual juga memiliki korelasi yang positif dengan komunikasi yang lebih baik dan kepuasan perkawinan (Levin dan Levin, 1975), meskipun para suami dengan usia pertengahan mungkin mengalami penurunan kemampuan seksual. Komunikasi suami istri yang intim sangat penting untuk mempertahankan pengertian dan keinginan satu sama lain dalam tahun-tahun ini. Akan tetapi bagi sejumlah pasangan, tahun-tahun ini umumnya sulit dan berat, karena masalah-masalah penuaan, hilangnya anak, dan adanya suatu perasaan dalam diri mereka bahwa mereka gagal menjadi membesarkan anak dan usaha kerja. Selanjutnya, tidak jelas apa yang terjadi dengan kepuasan perkawinan dan keluarga melewati siklus kehidupan berkeluarga. Beberapa studi tentang kepuasan perkawinan memperlihatkan bahwa kepuasan perkawinan menurun tajam setelah perkawinan berlangsung dan terus menurun hingga tahun pertengahan (Leslie dan Korman). C; Tugas Perkembangan Keluarga

Pada saat anak bungsu meninggalkan rumah, banyak wanita yang menyalurkan kembali tenaga dan hidup mereka dalam persiapan untuk mengisi rumah yang telah ditinggalkan anak-anak. Bagi sejumlah wanita, krisis usia pertengahan (telah dibicarakan dalam tahap sebelumnya) dialami selama masa awal siklus kehidupan ini.

Wanita berupaya mendorong anak mereka yang sedang sedang tumbuh agar mandiri dengan menegaskan kembali hubungan mereka dengan anak-anak tersebut (tidak mengusik kehidupan pribadi dan kehidupan keluarga mereka). Dalam upaya untuk mempertahankan perasaan yang sehat dan sejahtera, lebih banyak wanita memulai gaya hidup yang lebih sehat yaitu pengontrolan peran badan, diet seimbang, program olahraga yang teratur, dan istirahat yang cukup, dan juga memperoleh dan menikmati karier, pekerjaan, kecakapan yang kreatif. Dalam hal kerja, pria mungkin mengalami frustasi dan kekecewaan yang sama yang terdapat dapat tahap sebelumnya. Di satu pihak, pria mungkin berada pada puncak kariernya dan tidak perlu bekerja sekeras sebelumnya, atau dilain pihak mereka mungkin merasa pekerjaan mereka bersifat monoton setelah 20 – 30 tahun menekuni pekerjaan yang sama. Banyak sekali pekerja kelas menengah menderita karena “fenomena lateau” – dimana tidak ada lagi kenaikan gaji dan promosi – menyebabkan mereka merasa bosan. Dalam kondisi ini, ketidakpuasan terhadap karier catatan mencapai proporsi lampu kuning, membuat banyak orang pada kerja pertengahan ini tidak kerja karena ketidakpuasan, bosan, dan stagnasi. Karena secara tradisional bekerja merupakan peran sentral bagi pria dalam hidup, pengalaman ketidakpuasan terhadap pekerjaan ini amat mempengaruhi tingkat stress dan status kesehatan umum. Pengupayaan aktifitas dan hobbi di waktu luang sangat berarti selama berlangsungnya tahap ini, karena lebih banyak waktu yang tersedia dan persiapan kecil harus berlangsung secara lebih terencana. Tugas perkembangan yang penting pada tahap ini adalah penentuan lingkungan yang sehat (Tabel 10). Dalam masa inilah upaya untuk melaksanakan gaya hidup sehat menjadi lebih menonjol bagi pasangan, meskipun kenyataannya bahwa mungkin mereka telah melakukan kebiasaan-kebiasaan yang sifatnya merusak diri selama 45 – 65 tahun. Meskipun dapat dianjurkan sekarang, mereka “lebih baik sekarang dari pada tidak pernah” adalah selalu benar, agaknya terlalu terlambat untuk mengembalikan perubahan-perubahan fisiologis yang telah terjadi serti aertritis akibat in aktivitas, tekanan darah tinggi karena kurangnya olahraga, stress yang berkepanjangan, menurunnya kapasitas vital akibat merokok. D; UPAYA

MENINGKATKAN KELUARGA BAHAGIA PADA USIA PERTENGAHAN Sangat diperlukan pasangan suami istri agar mampu menjalani salah satu periode perkawinan tersebut dengan sukses untuk kemudian menuju usia lanjut, Cukup

banyak pasangan yang merasakan ganjalan atau konflik, baik pada usia dewasa maupun periode menjelang usia lanjut. Bila konflik itu dibiarkan, kemungkinan besar pasangan itu menderita. Konflik itu juga dapat mengakibatkan mereka stres hingga akhirnya meninggal tanpa kebahagiaan. Dan di usia pertengahan ini juga, sebagian pasangan akan terus berjuang untuk mengatasi konflik mereka, tetapi sebagian nya lagi akan tetap membiarkan terbengkalai tanpa penyelesaian hingga meninggal. Inilah alasannya sehingga kita perlu mempelajari lebih mendalam dan meluas mengenai perkembangan perkawinan, khususnya ditinjau dari seksologi. Kita harapkan suami istri akan mampu menjalani periode ini dengan sukses untuk menuju usia lanjut." Ada banyak faktor yang diperlukan pasangan suami istri untuk mendapatkan kebahagiaan pada usia pertengahan, salah satunya adalah faktor fisik. Karena itu, tiap pasangan disarankan untuk memeriksakan kesehatannya kepada dokter secara teratur sehingga ada keyakinan bahwa mereka tidak mengalami gangguan penyakit, seperti jantung koroner, hipertensi, dan diabetes melitus. Pola hidup yang baik sesuai dengan aturan kesehatan dan kebahagiaan dan penting untuk dilakukan. Psikoseksual, juga salah satu faktor penting untuk mereka perhatikan karena pada usia menjelang lanjut, mereka sering jenuh dalam hubungan suami istri. "Ketertarikan yang dulu dirasakan besar belakangan menjadi dingin. Ini penting dicari penyebabnya, apakah fisik, psikologis, atau seksual, hingga kehangatan antara mereka berdua dapat dipulihkan," E; MASALAH

YANG BIASA DITEMUKAN OLEH KELUARGA USIA PERTENGAHAN Menurut fridman (1998, hal 132) pada fase ini, masalah kesehatan yang dapat terjadi pada keluarga dewasa pertengahan yaitu : 1; Kebutuhan promosi kesehatan, istirahat yang tidak cukup, kegiatan waktu luang dan tidur yang kurang, nutrisi yang tidak baik, program olahraga yang tidak teratur, pengurangan berat badan hingga berat badan yang optimum, berhenti merokok, berhenti atau mengurangi penggunaan alkohol, pemeriksaan skrining kesehatan preventif. 2; Masalah-masalah hubungan perkawinan. 3; Komunikasi dan hubungan dengan anak-anak, ipar, dan cucu, dan orang tua yang berusian lanjut.

4; Masalah yang berhubungan dengan perawatan : membantu perawatan orang tua

yang lanjut usia atau tidak mampu merawat diri. 5; Tugas Perkembangan Usia pertengahan yang merupakan usia rata-rata dimana para orang tua melepaskan anak mereka yang terakhir ditandai sebagai masa kehidupan yang “terperangkap” yaitu terperangkap antara tuntutan kaum kaum muda dan terperangkap antara dunia kerja dan tuntutan yang bersaing dan keterlibatan keluarga, dimana seringkali tampaknya tidak mungkin memenuhi tuntutan-tuntutan dari kedua bidang tersebut.

F; TUGAS PEKEMBANGAN USIA PERTENGAHAN 1; Pertahankan kesehatan Individu dan Pasangan Usia Pertengahan

Dalam masa ini upaya untuk melaksanakan gaya hidup sehat menjadi lebih menonjol bagi pasangan, meskipun kenyataanya bahwa mungkin mereka telah melakukan kebiasaan-kebiasaan yang sifatnya merusak diri selama 45-64 tahun. Meskipun dapat dianjurkan sekarang, karena “lebih baik sekarang dari pada tidak pernah” adalah selalu benar, agaknya terlalu terlambat untuk mengembalikan begitu banyak perubahan-perubahan fisiologis yang telah terjadi, seperti tekanan darah tinggi akibat kurangnya olahraga, stress yang berkepanjangan, menurunnya kapasitas vital akibat merokok. Motivasi utama orang usia pertengahan untuk memperbaiki gaya hidup mereka adalah karena adanya perasaan rentan terhadap penyakit yang dibangkitkan bila seorang teman atau anggota keluarga mengalami serangan jantung, stroke, atau kanker. Selain takut, keyakinan bahwa pemeriksaan yang teratur dan kebiasaan hidup yang sehat merupakan cara-cara yang efektif untuk mengurangi kerentanan terhadap berbagai penyakit juga merupakan kekuatan pendorong yang ampuh. Penyakit hati, kanker dan stroke merupakan dua pertiga dari semua penyebab kematian antara usia 46 hingga 64 tahun dan sebagai penyebab kamatian urutan ke empat. 2; Hubungan Serasi Dan Memuaskan Dengan Anak- Anaknya Dan Sebayanya Dengan menerima dan menyambut cucu-cucu mereka kedalam keluarga dan meningkatkan hubungan antar generasi, tugas perkembangan ini mendatangkan penghargaan yang tinggi (Duvall, 1977 dalam friedman , 1988, hal 131). Tugas perkembangan ini memungkinkan pasangan usia pertengahan terus

merasa seperti sebuah keluarga dan mendatangkan kebahagiaan yang berasal dari posisi sebagai kakek-nenek tanpa tanggung jawab sebagai orang tua selama 24 jam. Karena umur harapan hidup meningkat, menjadi seorang kakek-nenek secara khusus terjadi pada tahap siklus kehidupan ini (Sprey dan Matthews, 1982, dalam Friedman, 1988, hal 132). Kakek nenek memberikan dukungan besar kepada anak dan cucu mereka pada saat-saat krisis dan membantu anak-anak mereka melalui pemberian dorongan dan dukungan(Bengston dan Robertson, 1985, dalam Friendman, 1988, hal 132). Peran yang lebih probelamatik adalah yang berhubungan dengan dan membantu orang tua lansia dan kadang-kadang anggota keluarga besar lain yang lebih tua. Delapan puluh enam persen pasangan usia pertengahan minimal memiliki satu orang tua masih hidup(hagestad, 1988, dalam Friedman, 1988, hal 132). Jadi, tanggung jawab memberi perawatan bagi orang tua lansia yang lemah dan sakit-sakitan merupakan pengalaman yang tidak asing. Banyak wanita yang merasa berada dalam “himpitan generasi” dalam upaya mereka mengimbangi kebutuhan-kebutuhan orang tua mereka yang berusia lanju, anak-anak, dan cucucucu mereka. Berbagai peran antar generasi kelihatannya lebih bersifat ekslusif dikalangan minoritas seperti keluarga-keluarga Asia dan Amerika Latin. 3; Meningkatkan Keakraban Pasangan Atau Hubungan Perkawinan Sekarang perkembangan tersebut benar-benar sendirian setelah bertahunbertahun dikelilingi oleh anggota keluarga dan hubungan-hubungan. Meskipun muncul sebagai sambutan kelegahan, bagi kebanyak pasangan merupakan pengalaman yang menyulitkan untuk berhubungan satu sama lain sebagai pasangan menikah dari pada sebagai orang tua. Wright dan Leahey (1984, dalam Friedman, 1988, hal 132) melukiskan tugas perkembangan ini sebagai “reinvestasi identitas pasangan dengan perkembangan keinginan independen yang terjadi secara bersamaan. Keseimbangan dependensi-indepedensi antara pasangan perlu diuji kembali, seperti keinginan independen lebih besar dan juga perhatian satu sama lain yang penuh arti. Bagi pasangan yang mengalami masalah, tekanan hidup yang menurun dalam tahun-tahun postparental tidak mendatangkan kebahagiaan perkawinan, melainkan menimbulkan “kebohongan”. Menurut Kerckhoff (1976, dalam Friedman, 1988, hal 132), para konselor perkawinan telah lama mengamati bahwa ketika timbul perselisihan dalam perkawinan selama tahun-tahun pertengahan, seringkali berkaitan dengan jemunya ikatan, bukan karena kualitas traumatiknya.

Karakteristik umum dari masa ini, berkaitan dengan kepuasan diri sendiri dan berada dalam kebahagiaan yang membosankan. Tugas – tugas perkembagan itu tadi pada dasarnya merupakan tuntutan atau harapan sosio – kultural dimana manusia itu hidup dalam masyarakat kita sejak dulu hingga kini tetap memiliki harapan sesuai diatas bagian penentu sebagai orang dewasa pertengahan. Khusus mengenai hidup berkeluarga dalam masa usia pertengahan terdapat dua hal pokok yang mendorong terciptanya hubungan hidup berkeluarga. kebutuhan individu pada suatu pihak dan tugas perkembangan pada lain pihak. Pemanduan antara keduanya menimbulkan energi yang membangkitkan gerak bagi individu orang dewasa untuk bersatu dalam satu jalinan hubungan berkeluarga.

BAB II ASUHAN KEPERAWATAN

A; PENGKAJIAN 1; Data Umum a;Identitas kepala keluarga b; Komposisi anggota keluarga c;Tipe keluarga d; Genogram e;Suku bangsa f; Agama g; Status sosial ekonomi keluarga 2; Pengkajian Lingkungan

b; Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat. c; Sistem pendukung keluarga 3; Struktur keluarga.

a; Pola komunikasi keluarga. b; Struktur Kekuatan keluarga. c; Struktur Peran. 4; Fungsi keluarga

a;Fungsi Afektif. b;

Fungsi Sosialisasi

c;Fungsi ekonumi 5; Stres dan koping keluarga

a Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi/stressor. b Strategi koping yang diigunakan 6; Riwayat dan tahap perkembangan keluarga

a;Tahap perkembangan keluarga saat ini b.,Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi

B; DIAGNOSA KEPERAWATAN

1; Perubahan peran dalam keluarga berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal peran masing-masing anggota keluarga. 2; Resiko terjadinya konflik pada keluarga berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal masalah komunikasi 3; Resiko terjadinya konflik keluarga dengan masyarakat berhubungan dengan kurangnya peran serta keluarga dalam kehidupan bermasyarakat.

C; RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN 1; Diagnosa 1

: Perubahan peran dalam keluarga berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal peran masing-masing anggota keluarga. Tujuan : Setelah diberikan tindakan keperawatan, keluarga dapat mengenal dan melaksanakan peran masing-masing anggota keluarga secara tepat Kriteria Standart : a; Anggota keluarga dapat menempatkan diri/berperan sebagai anggota keluarga b; Keluarga dapat meluangkan waktu untuk berkomunikasi dengan baik c; Hubungan antara anggota keluarga baik.

Intervensi: 1; Gali kebutuhan akan peran masing-masing anggota keluarga. a; Berikan penjelasan tentang peran masing-masing anggota keluarga. b; Mendorong sikap emosi yang sehat terhadap peran masing-masing

anggota keluarga. 2; Identifikasikan akibat-akibat jika peran masing-masing anggota keluarga tidak dilaksanakan. a; Mendiskusikan pelaksanaan peran sebagai anggota keluarga yang efektif. b; Mendorong keluarga untuk mengatur jadwal harian seefektif mungkin. 3; Gali sumber-sumber yang ada dalam keluarga, a; Motivasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas yang ada dalam

masyarakat, misalnya sarana hiburan, olahraga, dll.

2; Diagnosa 2

: Resiko terjadinya konflik pada keluarga berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal masalah komunikasi Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan tidak terjadi konflik dalam keluarga Kriteria Standart: a; Pembicaraan dua arah. b; Ada umpan balik dengan saling mengungkapkan masalah. c; Memcahkan masalah keluarga d; Saling berinteraksi e; Meningkatkan keharmonisan keluarga f; Keputusan keluarga dapat mengatasi konflik

Intervensi: 1; Gali pengetahuan keluarga tentang komunikasi. a; Diskusikan tentang manfaat dan pentingnya komunikasi pada

keluarga. b; Motivasi keluarga melakukan komunikasi dengan anggota keluarga c; Beri kesempatan pada keluaraga untuk mengulangi apa yang sudah dijelaskan oleh perawat. 2; Jelaskan akibat konflik yang terjadi di keluarga. a; Jelaskan alternatif-alternatif untuk mengatasi konflik b; Motivasi keluarga untuk mengambil keputusan dalam mengatasi konflik c; Evaluasi sejauh mana keluarga sudah mengambil keputusan

3; Diagnosa 3

: Resiko terjadinya konflik keluarga dengan masyarakat berhubungan dengan kurangnya peran serta keluarga dalam kehidupan bermasyarakat. Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan keluarga dapat berperan serta aktif dalam kegiatan sosial masyarakat. Kriteria Standart :

a; Keluarga ikut dalam wadah sosial masyarakat b; Keluarga aktif dalam menggunakan saran umum yang ada di lingkungan

tempat tinggal.

Intervensi : 1; Gali kebutuhan keluarga untuk bersosialisasi dengan masyarakt. a; Identifikasi wadah ke,asyarakatan yang ada disekitar lingkungan

tempat tinggal b; Identifikasi akibat kurang peran serta aktif keluarga dalam masyarakat. 2; Motivasi keluarga untuk memanfaatkan sumber daya yang ada dalam masyarakat: a; Motivasi keluarga uuntuk menggunakan waktu yang luang bersosialisasi dengan masyarakat sekitar b; Motivasi keluarga agar secara aktif ikut dalam wadah kegiatan sosial masyarakat.

BAB III TINJAUAN KASUS 3.1 Contoh Kasus

Ny.S (45th) istri dari Bpk.A (50th) mempunyai dua orang anak Tn. Z (25 th) seorang laki-laki berkerja di pabrik sepatu dan anak kedua, An.D (6 th) laki-laki, bersekolah di SD. Dalam keluarga Tn.A salah satu anggota keluarga, yaitu Ny.S istri Tn.A menderita penyakit Hipertensi pasien nampak lemas dan mengeluh pusing.2 tahun yang lalu pasien pernah diRS karena pingsan dan di diagnosa penyakit yang sama dan dulu ibu Ny.S juga memiliki riwayat penyakit yang sama. Untuk mengatasi masalah tersebut, keluarga Tn.A hanya membiarkan saja di rumah karena menurutnya masih bisa di tangani dirumah, dan keluarga merawat Ny.S sendiri dengan berbekal pengetahuan seadanya, keluarga hanya membantu dalam memenuhi aktifitas sehari-hari Ny.S keluarga Tn.A termasuk keluarga yang kurang memperhatikan kesehatan, meskipun mereka mengaku pernah ke dokter tapi jika hanya ada keadaan yang sangat berbahaya dan keluarga Tn.A juga jarang memeriksakan tekanan darah Ny.S meskipun pernah ada riwayat MRS karena Hipertensi sebelumnya.

FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN KELUARGA A. Pengkajian Keluarga I.

Data Umum : 1. Nama Kepala Keluarga

: Tn. A

2. Alamat dan Telepon

: Tuban

3. Pekerjaan Kepala Keluarga

: pedagang toko

4. Pendidikan Kepala Keluarga

: SMP

5. Komposisi Keluarga

: Ayah, ibu, dan dua orang anak

No

Nama

Jenis

Hubungan

Umur

Pendidikan

dengan KK Suami

50 th

SMA

1.

Tn. A

Kelamin L

2.

Ny. S

P

Istri

45 th

SMP

3.

Tn. Z

L

Anak

25 th

SMP

4.

An. D

L

Anak

6 th

SD

Genogram :

Keterangan : : Laki-Laki : Hub. Perkawinan : Perempuan : Klien

: Menikah ____ : Garis Keturunan

: Meninggal Laki-laki : Meninggal Perempuan ________

:

Tinggal

serumah

Keluarga inti terdiri dari Bpk. A , Ny.S dan kedua anak kand 7. Suku bangsa. Jawa – Indonesia. Bpk. A berasal dari Tuban dan Ny.S dari Tuban. 8. Agama. Semua isi keluarga menganut agama Islam. Tidak ada keyakinan yang berdampak buruk pada status kesehatan keluarga Ny.S

9. Status Sosial Ekonomi Keluarga. Penghasilan keluarga kurang lebih 700.000/ bln itupun jika dagangan Bpk.A habis tepat waktu karena Bpk. A adalah pedagang roti keliling yang tiap 2 minggu di kirim barang oleh pabrik roti, sedangkan Ny.S merupakan pedagang toko kebutuhan sehari-hari dipasar. Bpk. A dan Ny. S mengatakan penghasilan yang mereka dapat lebih dari cukup untuk memenuhi kebutuhan setiap hari dan untuk membiayai kedua orang anknya yang masih sekolah. 10. Aktifitas Rekreasi Keluarga. Anak- anak mereka biasanya menghabiskan waktu liburannya dengan bermain dengan teman sebayanya dan menonton TV dirumah. Kadang- kadang keluarga mereka pergi ke rumah neneknya yang ada di Tuban jika musim liburan panjang atau sekedar makan diluar bersama. II. Riwayat Tahap Perkembangan Keluarga 1. Tahap perkembangan keluarga saat ini : Keluarga berada pada tahap perkembangan keluarga dengan anak usia dewasa awal 2. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi : Tidak ditemukannya tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi.anak pertama berusia 25 th dan yang kedua berusia 6 th masih bersekolah masing-masing SMP dan SD. Bpk. A dan Ny. S mengatakan komunikasi dengan anak-anaknya bersifat terbuka dan masing-masing anak tahu akan tugas dan kewajibannya sebagai anak. 3. Riwayat keluarga inti : Ny.S mengatakan mempunyai riwayat penyakit keturunan yaitu darah tinggi karena ayah Ny.S juga mengalami tekanan darah tinggi dan terkena stoke ringan yang telah meninggal 4 tahun yang lalu. Ny.S juga pernah MRS karena kolestrol yang tinggi sekitar 2 th yang lalu, sedangkan bpk.A dan kedua anaknya tidak pernah mengalami penyakit yang parah. (sembuh dengan obat yang dibeli di toko Riwayat kesehatan masing-masing anggota keluarga:

Imunisasi No

Nama

Umur

BB

Keadaan

(BCG/Polio/

Masalah

Kg

Kesehatan

DPT/HB/

kesehatan

Tindakan

Yang tela

dilakukan

Campak

50 th 45 th 13 th 6 th

60 48

Baik

27

Sakit

25

Baik Baik

Lengkap Lengkap Lengkap Lengkap

Gangguan nutrisi -

Tn. A

1. 2. 3. 4.

Ny. S An.Z An. D

-

Membant

pemenuha

nutrisi Ny tanpa membawa

pelayanan

kesehatan -

4. Riwayat keluarga sebelumnya : Ny.S adalah anak dari dua bersaudara, semua saudara Ny.S masih hidup dan dalam keadaan sehat. bpk.A adalah anak kedua dari tiga bersaudara kakak Tn.A meninggal karena demam berdarah ketika masih kecil. III.

Lingkungan 1; Karakteristik rumah :

Luas rumah 55 m2 dengan panjang 11 m dan lebar 5 m terdiri dari tiga kamar tidur,satu ruang tamu, satu ruang keluarga, satu ruang untuk sholat,dua kamar mandi,satu dapur dan gudang tempat penyimpanan roti dan motor box untuk menjual Roti,merupakan rumah permanent dan milik sendiri. Setiap ruangan memiliki cendela kecuali kamar mandi sehingga sirkulasi udaranya cukup baik. Kamar mandi terpisah dengan WC lantai rumah terbuat dari keramik sehingga tampak bersih, sumber air adalah air tanah atau sumur. Sedangkan untuk pembuangan saluran air dibuatkan pipa menuju belakang rumah yang berdekatan dengan septitank kira-kira 10 m dari jarak belakang rumah. 2;

Karakteristik tetangga dan komunitas RW : Keluarga Ny.S bertetangga dengan beberapa keluarga petani,satu pegawai negeri sipil. Semua tetangga Ny.S beragama islam dan besuku jawa meskipun berasal dari berbagai daerah kebetulan tempat tinggal mereka dekat dengan mushola sehingga mereka biasanya sholat bersama ke musahola sehingga tampak ramai dan komunikasi mereka cukup baik.

3;

Mobilitas geografis keluarga : Semenjak menikah sampai sekarang Ny.S dan bpk.A tidak pernah bepindah-pindah tempat, saat Ny.S sakit bpk.A jarang berjualan roti karena anak-anaknya beraktivitas dan bersekolah pada pagi sampai siang hari sehingga hanya saat anaknya pulang dari sekolah bpk.A dapat berjualan roti keliling.

4;

Perkumpulan keluaraga dan interaksi dengan masyarakat : Keluarga bpk. A tergolong anggota masyarakat yang aktif dalam mengikuti musyawarah dan kerja bakti yang diadakan di masyarakat. Serta dapat berinteraksi dengan baik. Keluarga Ny.S aktif dengan kegiatan keagamaan di lingkungan rumahnya. Ny.S aktif dengan Pengajian rutin yang dilaksanakan di masjid tiap seminggu sekali. Sedangkan kedua anknya setiap sore mengaji di mushola dekat rumah.

5;

Sistem pendukung keluarga : Selama Ny.S sakit bpk.A dan anak-anaknya yang merawat, meskipun kadang-kadang bpk.A harus meninggalkan pekerjaanya berdagang keliling mengantar roti sehingga pemasukan keuangan keluarga berkurang. Ny.S dan bpk.A mempunyai tabungan yang digunakan untuk keperluan mendadak dan untuk biaya sekolah anaknya nanti sehingga ketika berobat keluarga Ny.S dapat membiayai sendiri, meskipun kadang-kadang saudara Ny.S dan bpk.A juga membantu serta mencarikan pengobatan baik alternatif maupun

secara medis (puskesmas,dokter serta layanan kesehatan yang mendukung). Terdapat dokter desa yag letaknya sekitar 50 m dari rumah Ny.S dan puskesmas yang letaknya cukup jauh yaiti 100 m dari rumah sehingga keluarga lebih memilih ke dokter desa. IV. Struktur Keluarga 1; Pola Komunikasi Keluarga :

Keluaga Ny.S dan bpk.A melakukan komunikasi secara terbuka, sehingga ankanaknya dapat memberi masukan tentang suatu hal kepada mereka tanpa mengurangi rasa hormat terhadap orang tua, Ny.S adalah ibu yang santai yang jarang memarahi anak-anknya tapi Tn.A sangat tegas tehadap anak-anaknya dan tak segan memaraahi ana-anaknya ketika mereka salah. 2; Struktur Peran Keluarga Ny.S adalah ibu sekaligus pembantu pencari nafkah bagi keluarga, dan bpk.A menjadi seorang ayah dan pencari penghasilan utama bagi keluarga. 3; Struktur Peran (peran masing-masing anggota keluarga) : Ø bpk. A sebagai kepala keluarga bertanggung jawab dalam mengatur rumah tangga Ø Ny. S sebagai istri yang bekerja sebagai pedagang di pasar. Ø Tn. Z sebagai anak pertama berkerja di pabrik. Ø An. D sebagai anak kedua sekolah di SD kelas 1. 4; Nilai dan Norma Keluarga : Tidak ada nilai dan norma dalam keluarga yang dapat mempengaruhi penyakit menurut mereka. Ny.S sakit memang karena disebabkan oleh suatu penyakit bukan karena hal-hal tertentu.sehingga mereka lebih memilih untuk memeriksakan kesehatannya ke dokter atau dengan obat-obat tradisional V.

Fungsi Keluarga 1; Fungsi Afektif :

Ny.S dan Tn.A menganggap anaknya sudah tumbuh menjadi anak-anak yang baik dan saling menghormati dalam keluarga,meskipun kadang-kadang ada pertengkaran kecil antara anak-anak mereka dikarenakan hal yang sepele tapi dengan cepat mereka juga berbaikan lagi. 2; Fungsi Sosial Keluarga mereka semua muslim sehingga mereka aktif dengan kegiatan keagamaan meskipun tidak mengikuti organisasi. 3; Fungsi Perawatan Kesehatan :

keluarga dapat mengidentifiksi penyakit Ny.S meskipun secara awam,saat Ny.S kelelahan atau sedang memikirkan sesuatu tentang anakny.sehingga keluarga dapat mengambil keputusan dengan cepat ketika Ny.S sakit tetapi masih belum mampu meningkatkan status kesehatan keluarga. 4; Fungsi Reproduksi : Ny.S dan bpk.A mengatakan tidak ingin mempunyai anak lagi mereka sudah bersyukur mempunyai dua orang anak yang baik-baik, Ny.S masih mengikuti program KB dikarenakan masih haid dan melakukan hubungan suami istri. Mereka sepakat untuk membesarkan anaknya dengan baik dan memberi pendidikan yang baik. 5; Fungsi Ekonomi Keluarga mengatakan kondisi keluarga mereka tetap stabil meskipun Ny.S sakit dan bpk.A jarang berjualan karena mereka mempunyai tabungan keluarga yang dapat digunakan kapan saja. VI.

Stres dan Koping Keluarga 1; Stresor Jangka Pendek dan panjang :

Sejak 3 minggu yang lalu Ny.S sakit dia semakin cemas karena memikirkan keadaanya dan ank-anaknya yang masih membutuhkan biaya untuk masa depan, sedangkan bpk.A hanya bisa bersabar dan berusaha semaksimal mungkin untuk kesembuhan istrinya. 2; Kemampuan Keluarga Berespon Terhadap Stresor Keluarga berharap anak-anaknya dapat menjalani sekolahnya dengan baik dan kelak menjadi anak yang berguna. 3; Strategi Koping Yang Digunakan : Keluarga Ny.S dan suami selalu membicarakan masalah keluarga bersama dan sesekali bersama anak-anaknya jika membicarakan tentang harapan-harapan mereka terhadap anaknya. 4; Strategi Adaptasi Disfungsional : Tidak pernah terdapat perselisihan antar anggota keluarga dalam mengambil suatu keputusan.

VII.  No

Pemeriksaan Fisik.

Keluhan utama Ny.S : agak kurus, mengeluh pusing. Pemeriksaan

bpk. A

Ny.S

Tn. Z

An. D

Fisik 1

Kepala

Simetris,

rambut Simetris,tidak ada Simetris,

berwarna

hitam, ketombe,Rambut

tidak ada ketombe. sedikit kusut 2.

Leher

leher nampak

hitam, berwarna

hitam,

tidak ada ketombe. tidak ada ketombe. tidak leher

adanya nampak

adanya nampak

peningkatan

tekanan

rambut

berwarna

tidak leher

peningkatan

rambut Simetris,

tidak leher tidak nampak adanya adanya

peningkatan

vena tekanan

vena tekanan

peningkatan vena tekanan

vena

jugularis dan arteri jugularis dan arteri jugularis dan arteri jugularis dan arteri carotis,

tidak carotis,

teraba

adanya teraba

pembesaran

Mata

tiroid kelenjar

(struma).

tidak

adanya teraba

pembesaran

tiroid kelenjar

(struma).

tidak carotis,

adanya teraba

pembesaran

kelenjar 3.

tidak carotis,

adanya

pembesaran tiroid kelenjar

(struma).

tiroid

(struma).

Konjungtiva tidak Konjungtiva tidak Konjungtiva tidak Konjungtiva tidak terlihat

anemis, terlihat

anemis, terlihat

anemis, terlihat

anemis,

tidak ada katarak, tidak ada katarak, tidak ada katarak, tidak ada katarak, penglihatan jelas 4.

5.

Telinga

Hidung

penglihatan jelas

bersih,Fungsi

bersih,Fungsi

bersih,Fungsi

bersih,Fungsi

pendengaran baik

pendengaran baik

pendengaran baik

pendengaran baik

Simetris,keadaan

Simetris,keadaan

Simetris,keadaan

Simetris,keadaan

kelainan

ada bersih,Tidak

Mukosa

kelainan

yang kelainan

ditemukan agak

sedikit lembab,keadaan

makan

bersih,Tidak ada kotor, kelainan

1x/hari

porsi habis ½.

ada

yang kelainan

mulut Mukosa mulut

ada kering,Mulut sedikit

ada bersih,Tidak

ditemukan

mulut Mukosa

lembab,keadaan bersih,Tidak

ada bersih,Tidak

yang kelainan

ditemukan Mulut

penglihatan jelas

Simetris, keadaan Simetris, keadaan Simetris, keadaan Simetris, keadaan

bersih,Tidak

6.

penglihatan jelas

yang

ditemukan Mukosa

mulut

lemb,keadaan bersih,Tidak kelainan

ada

7.

Dada

Pergerakan terlihat

dada Pergerakan

simetris, terlihat

dada Pergerakan

simetris, terlihat

dada Pergerakan

simetris, terlihat

dada

simetris,

suara jantung S1 suara jantung S1 suara jantung S1 suara jantung S1 dan

S2 dan

tunggal,tidak

S2 dan

tunggal,tidak

S2 dan

tunggal,tidak

S2

tunggal,tidak

terdapat palpitasi, terdapat palpitasi, terdapat palpitasi, terdapat palpitasi, suara mur-mur (-), suara mur-mur (-), suara mur-mur (-), suara mur-mur (-), ronchi

(-), ronchi

wheezing (-) 8.

Abdomen

(-), ronchi

wheezing (-)

(-), ronchi

wheezing (-)

(-),

wheezing (-)

Pada pemeriksaan Pada pemeriksaan Pada pemeriksaan Pada pemeriksaan abdomen

tidak abdomen

tidak abdomen

tidak abdomen

tidak

didapatkan adanya didapatkan adanya didapatkan adanya didapatkan adanya pembesaran hepar, pembesaran hepar, pembesaran hepar, pembesaran hepar, tidak

kembung, tidak

pergerakan

kembung, tidak

pergerakan

peristaltik

kembung, tidak

pergerakan

usus peristaltik

kembung,

pergerakan

usus peristaltik

usus peristaltik

usus

35x/mnt, tidak ada 35x/mnt, tidak ada 35x/mnt, tidak ada 35x/mnt, tidak ada bekas luka operasi bekas luka operasi bekas luka operasi bekas luka operasi 9.

TTV

dan TD

ekstremitas

:

120/80 TD

: TD: 110/80 mmHg TD: 105/63 mmHg

mmHg,

160/100mmHg, N R: 18 x/mnt

R: 18 x/mnt

N : 74x/m,

:

N: 72 x/mnt

S : 360C

36,50C

100x/m,

S

: N: 84 x/mnt S: 37,2OC

S: 370C

R: 20x/m R: 20x/m 5

4 4

5 5

5

5 5

5 5 5 5 5 5 5 5

. VIII.

Harapan Keluarga.

Keluarga berharap Ny.S dapat sembuh dan petugas kesehatan dapat memberi pelayanan kesehatan dengan baik.

Ø Analisa Data, Perumusan masalah dan Diagnosa Keperawatan Data

Etiologi

Masalah

DS:

Gangguan Ny.S

mengatakan

mual,muntah,lemas, nafsu makan menurun. DO:

Kenaikan tekanan darah

pemenuhan nutrisi kurang

Kompensasi tubuh

kebutuhan tubuh.

(pusing)

Ny.S terlihat lemas Ny.S makan 1x/hari habis ½ porsi dengan bantuan, dan kadang tidak

mempengaruhi hipothalamus

makan. Mukosa bibir kering.

kurang nafsu makan Kurang nutrisi

DS: Pasien mengatakan pusing dan lemas. Ny.S

mengatakan

menderita

penyakit hipertensi sejak 2 th yang

Riwayat hipertensi, gaya hidup Penumpukan kolesterol dalam pemb.darah

lalu dan sempat MRS d RSUD selama 3 hari.

Vasokontriksi vaskular

Karena merasa sudah sehat Ny.S jarang lagi periksa ke dokter meskipun hanya sekedar periksa. Ny.S bekerja berdagang di pasar dari pagi sampai hampir sore sehingga kurang istirah Ny.S mengatakan jarang berolah raga Ny.S tidak merokok Ny.S

suka

mengkonsumsi

Tekanan darah meningkat

dari

Hipertensi

makanan

berlemak,

seperti

gorengan dan bumbu santan. Tn.A mengatakan bahwa ibu sudah biasa seperti ini. DO: Ny.S tampak lemas dan berbaring di tempat tidur. TD : 160/100mmH, N : 100x/m, S : 36,50C R: 20x/m

Kekuatan otot: 4 5

4

5

Diagnosa keperawatan. 1. Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada Ny.S keluarga Tn.A b.d kekurangefektifan keluarga dalam membantu memenuhi kebutuhan nutrisi anggota keluarga yang sakit. 2. Hipertensi pada Ny.S keluarga Tn.A b.d ketidak mampuan keluarga dalam mengenal karakteristik penyakit dan perawatannya.

B. Perencanaan Untuk menentukan skala prioritas pemecahan masalah dalam rencana perawatan keluarga Tn. A terlebih dahulu dibuat sistem skoring masalah kesehatan sebagai berikut : 1.

Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada Ny.S keluarga Tn.A b.d kekurangefekktifan keluarga dalam membantu secara parsial anggota keluarga yang sakit.

No 1.

Kriteria Sifat masalah

Perhitungan

Skor

Pembenahan

3/3 x 1

1

Masalah adalah keadaan yang

1.aktual (3)

sudah terjadi dan perlu di lakukan

2. resiko tinggi (2)

tindakan segera.

3. potensial (1) 2.

Kemungkinan

masalah

dapat

1/2x 2

1

Sumber-sumber untuk

yang

ada

dan

diubah

tindakan

me-mecahkan

1.tinggi (2)

masalah dapat dijangkau keluarga.

2. sedang (1) 3. rendah (0) 3.

4.

Potensi

untuk

mence-gah

3/3 x 1

3/3

Masalah dapat dicegah untuk tidak

masalah

memper-buruk

Mudah (3) Cukup (2) Tidak dapat (1)

dilakukan dengan

Ny.S

keadaan

dapat

dan

keluarga

memperbaiki

perilaku

hidup sehat.

Menonjolnya masalah

2/2 x 1

1

Keluarga

menyadari

adanya

Masalah dirasakan dan perlu

masalah tetapi tidak didukung

penanganan segera. (2) Masalah di rasakan, tidak perlu

dengan pemahaman yang ade-kuat tentang karakteristik penyakit .

di tangani segera (1) Masalah tidak dirasakan (0) Total Skor 2.

3/3

Hipertensi pada Ny.S keluarga Tn.A berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga

mengenal karakteristik penyakit dan perawatannya. No 1.

Kriteria Sifat masalah

Perhitungan

Skor

Pembenahan

3/3 x 1

1

Adanya ancaman keseha-tan tetapi tidak perlu ditangani segera.

Actual (3) Resiko tinggi (2) Potensial (1) 2.

Kemungkinan

masalah

dapat

1/2 x 2

1

membawa Ny.S ke pelayanan

3.

4.

diubah

kesehatan

Tinggi (2) Sedang (1) Rendah (0)

pengobatan dan perawatan.

Potensi

untuk

mence-gah

2/3 x 1

2/3

untuk

mendapatkan

Pencegahan bias dilakukan dengan

masalah

menjaga pola hidup dan pola

Mudah (3) Cukup (2) Tidak dapat (1)

makan.

Menonjolnya masalah

2/2 x 1

1

Tn.A dan Ny.S bisa menerima keadaan mereka saat ini meskipun

Masalah dirasakan dan perlu

belum stabil. penanganan segera (2) Masalah dirasakan, tidak perlu di tangani segera (2) RENCANA PERAWATAN KELUARGA Ny.S Masalah tidak di rasakan (0) Total Skor No

3 2/3

Diagnosis Kep.

Tujuan

Keluarga 1

Gangguan nutrisi

Umum

pemenuhan Setelah

kurang

Kriteria Evaluasi Khusus

Kriteria

di Setelah di lakukan

dari lakukan

kunjungan sampai

kebutuhan tubuh pada tindakan

1 hari selama 30

Ny.S keluarga Tn.A b.d diharapkan

menit diharapkan

kekurangefektifan

pasien

keluarga membantu kebutuhan

kebutuhan dalam nutrisinya

memenuhi pasien nutrisi terpenuhi

keluarga yang sakit.

secara sembang

.

keluarga

dan mampu

memahami tentang pentingnya nutrisi.

Verbal

Standart

Mengetahui Membe

tentang pentingnya kebutuh Member keluarga bisa nutrisi bagi tubuh. Member Megetahui memahami kebutuh komposisi nutrisi materi yang di mampu yang seimbang. berikan. Pasien dan

Setelah di lakukan

Perilaku

1. Menjel Makan 3x sehari

kunjungan sampai Pasien mampu porsi habis tanpa kesemb 2. Memot 1-2 hari selama 30 bantuan makan dan Memban Minum air putih 8 menit diharapkan minum kebutuh gelas perhari tanpa pasien mampu Secara bantuan makan 3x/hari seimbang porsi habis minum

8

dan gelas

air / hari. 2.

Hipertensi pada Ny.S Setelah keluarga berhubungan

Tn.A dilakukan dengan kunjungan

ketidakmampuan keluarga karakteristik

1. setelah dilakukan Verbal kunjungan 2-3 hari dapat dapat dengan

mengenal

berangsur

hipertensi

perawat 2.

jelasKeturunan

ka- dan benar

penyakit penyakit Ny.S rakteristik

dan perawatannya

Pengertian 1. Berrik

selama 30 menit menyebutkan b. Penyebab :

keperawatan, Keluarga

mengenal keadaan

Pasien a.

pen-

perawat

3. Membe

 Kelelahan  Kurang olah raga

yakit hipertensi



membaik

Mend

4. Mende

5. Menan Penyakit tekanan 6. Membi darah tinggi 7. Berikan Menjawab pertanyaan dengan baik dan benar.

2. setelah dilakukan

Verbal

kunjungan 2-3 hari Pasien selama

dapat dengan baik

membuat

kepu-

tusan yang tepat tentang pengobatan kesehatan

dibuat

yang 1. Mendis

keluarga berob Pentingnya

30menit memperhatikan dan Ny.S sendiri Pentingnya kerjas

Keluarga

ke

Keputusan

upaya Ny.S sarana dan

- Manfaa

2. Berikan

Beri pu

keputus

bersedia memberikan perawatan

yang

baik dan benar. 3.

pada pertemuan Keluarga

akhir Perilaku Pasien sepakat melaksanakn

- melakukan olah 1. Menjel

raga yang cukup 2. Menje - makan teratur

jika

diadakan apa yang sudah meluangkan evaluasi sewaktu- di ajarkan waktu untuk waktu. dengan baik istirahat dan refreshing.

dengan

EVALUASI No Diagnosa 1 Gangguan pemenuhan

Implementasi Tgl 11-04-2016 Jam 08.30-S: 09.00

Evaluasi

Waktu Tgl 11-04-

Jam Keluarga menjawab salam 2016 Tn.A mengatakan Ny.S masih08.30-09.00

nutrisi

kurang Mengucapkan salam Memvalidasi keadaanmual, pahit di mulut, danSampai dari kebutuhan belum bisa sepenuhnyaTgl. 12-04tubuh pada Ny.Skeluarga Mengingatkan kontrak menghabiskan porsi2016 keluarga Tn.A jam Menjelaskan tujuan makannya. b.d 08.30-09.00 Keluarga menyetujui kekurangefektifa TUK pertemuan saat ini selama 30 n keluarga dalam Memberitahu kepada pasien menit tentang pentingnya membantu dan keluarga betapa pemenuhan nutrisi dan memenuhi pentingnya menjaga komposisi seimbangnya. kebutuhan nutrisikeseimbangan nutrisi Keluarga mengatakan sudah keluarga yangwalaupun saat sakit. faham tentang proses Memberitahu pasien dan sakit. membantu pemenuhan nutrisi keluarga tentang komposisi Ny.S. nutrisi yang seimbang. Memberikan kesempatan padaO: keluarga untuk bertanya dan Keluarga kooperatif dan aktif mengulangi

penjelasan

apasaat dijelaskan. Keluarga mendengarkan yang sudah kita ajarkan. Memberitahu keluarga untukpenjelasan yang diberikan. lebih aktif dalam membantu Keluarga membantu proses pemenuhan kebutuhan nutrisipemenuhan kebutuhan nutrisi Ny.S sampai akhirnya bisa secara parsial. Memberikan motivasi pasienmakan dan minum. dan membantu anggota Ny.S belum menghabiskan keluarga Ny.S

untuk

membantuseluruh porsi, tapi 2/3 porsi

perlahan-lahandan minum kurang lebih 5

memenuhi kebutuhan nutrisigelas/hari. A: sampai tujuan tercapai. Masalah teratasi sebagian

P: Lanjutkan intervensi. 2 Hipertensi padaTgl 11-04-2016 Jam 08.30-S: Ny.S

keluarga09.00

Tn.A berhubungan

Tgl

Jam Keluarga menjawab salam 2016 Tn.A mengatakan Ny.S masih08.30-09.00

Mengucapkan salam Memvalidasi keadaansedikit pusing dan belum bisa

keluarga sepenuhnya melakukan Mengingatkan kontrak aktifitas. ketidakmampuan Menjelaskan tujuan Keluarga menyetujui keluarga TUK pertemuan saat ini selama 30 mengenal Memberikan pendidikanmenit tentang pentingnya karakteristik kesehatan tentang Hipertensiaktifitas sehari-hari. penyakit dan Keluarga dan pasien yang meliputi: perawatannya Pengertian hipertensi mengatakan belum Tanda dan gejala sepenuhnya memahami apa Penyebab dan pencegahan Memeberikan masukan /saranitu yang berkaitan dengan dengan

kepada

13-04-

keluarga

untukhipertensi.

membawa Ny.S untuk berobat Keluarga sudah membawa ke pelayan kesehatan sebagaiNy.S ke dokter yang biasa di keputusan yang baik. kunjungi. Mengajukan kontrak waktu O: pada akhir pertemuan untuk di Keluarga kooperatif dan aktif lakukan evaluasi keadaan saat dijelaskan. Ny.S dan keluarga. Keluarga mendengarkan penjelasan yang diberikan. Ny.S masih terlihat sedikit lemas , tapi sudah agak lebih baik. TD: 130/90mmHg A: Masalah teratasi sebagian P:

Lanjutkan intervensi.

DAFTAR PUSTAKA Achjar, K.A.2010. Aplikasi Praktis Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakarta: Sagung Seto. Allender, JA & Spradley, B. W. 2001. Community as Partner, Theory and Practice Nursing. Philadelpia: Lippincott. Anderson.E.T & Mc.Farlane.J.M.2000. Community Health and Nursing, Concept and Practice. Lippincott: California. Carpenitto, L. J. 2000. Buku Saku Diagnosis Keperawatan.Jakarta: EGC. Effendy,N. 1998. Dasar-dasar keperawatan Kesehatan Masyarakat.Jakarta: EGC. Friedman, M. M. 1998. Family Nursing Research Theory and Practice, 4th Edition. Connecticu : Aplenton Iqbal,Wahit dkk. 2005.Ilmu Keerawatan Komunitas 2 Teori dan Aplikasi dalam Praktek Pendekatan Asuhan Keperawatan Komunitas, Gerontik, Keluarga. Jakarta : EGC. Suprajitno. 2004. Asuhan Keprawatan Keluarga Aplikasi dalam Praktek. Jakarta : EGC. Wright dan Leakey.1984. Penderita Obesitas.Jakarta : PT Pustaka Raya.

Related Documents