Buku Tajwid Fusi Ft

  • Uploaded by: Insani Mukhlisa
  • 0
  • 0
  • February 2021
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Buku Tajwid Fusi Ft as PDF for free.

More details

  • Words: 15,457
  • Pages: 61
Loading documents preview...
Arham bin Ahmad Yasin, Lc., MH.

Panduan Tahsin Tilawah Al Qur’an 0

MUQODDIMAH Alhamdulillahilladzi anzalal qur’an hudan linnasi wa bayyinaatin minal huda wal furqon. Wash sholatu was salamu ‘ala nabiyyina muhammadin wa ‘ala alihi washohbihi ajma’in. Allah swt berfirman : “Alif laam miim. Kitab ( Al Qur'an ) ini tidak ada keraguan padanya, pentunjuk bagi orang-orang yang bertaqwa”(QS. 2: 1-2) “Dialah (Allah) yang menurunkan Kitab ( Al Qur'an ) kepadamu (Muhammad). Diantaranya ada ayat-ayat yang muhkamat, itulah pokok-pokok kitab ( Al Qur'an) dan yang lain mutasyabihat. Adapun orang yang dalam hatinya condong pada kesesatan, mereka mengikuti yang mutasyabihat untuk mencari-cari fitnah dan untuk mencari-cari ta’wilnya, padahal tidak ada yang mengetahui ta’wilnya kecuali Allah. Dan orang-orang yang ilmunya mendalam berkata :kami beriman kepadanya( Al Qur'an), semuanya dari sisi Tuhan kami. Tidak ada yang dapat mengambil pelajaran kecuali orang-orang yang berakal”(QS.3 :7) “Sungguh Al Qur'an ini memberi petunjuk ke jalan yang paling lurus dan memberi kabar gembira kepada orang mukmin yang mengerjakan kebajikan, bahwa mereka akan mendapat pahala yang besar.(QS.17 :9) “Dan Kami turunkan dari Al Qur'an ( sesuatu) yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang yang beriman, sedangkan bagi orang yang dholim ( Al Qur'an itu ) hanya akan menambah kerugian” (QS.17 :82) ”Haa miim. ( Al Qur'an ini) diturunkan dari Tuhan Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang. Kitab yang ayat-ayatnya dijelaskan, bacaan dalam bahasa Arab, untuk kaum yang mengetahui. Yang membawa berita gembira dan peringatan, tetapi kebanyakan mereka berpaling (darinya serta tidak mendengarkan)”(QS. 41:1-4) “ Orang-orang yang telah Kami beri Kitab, mereka membacanya sebagaimana mestinya, mereka itulah yang beriman kepadanya. Dan barang siapa yang ingkar kepadanya, mereka itulah orang-orang yang rugi.(QS. 2:121) “Janganlah engkau (Muhammad) gerakkan lidahmu ( dalam membaca Al Qur'an) kerena ingin cepat-cepat menguasainya. Sesungguhnya kami yang akan mengumpulkannya ( di dadamu) dan membacakannya. Apabila kami telah selesai membacakannya maka ikutilah bacaan ini. Kemudian sesungguhnya kami yang akan menjelaskannya.(QS.7516-19)

Panduan Tahsin Tilawah Al Qur’an 1

“Dan sungguh telah kami mudahkan Al Qur'an untuk peringatan, maka adakah yang mau mengambil perlajaran”(QS. 54: 15/22/32/40) Itulah Ayat-ayat Allah mengenai Al Qur'an. Dan masih banyak ayat-ayat yang lain yang menjelaskan fungsi dan keutamaan Al Qur'an, dan bagaimana seharusnya kita bersikap atau berinteraksi dengan Al Qur'an. Sehingga kita tidak menjadi orang yang dikhawatirkan oleh Rasulullah saw. Sebagimana tersebut dalam firman Allah swt.: “Dan Rasul ( Muhaammad) berkata

:

Ya

Tuhanku,

sesungguhnya

kaumku

telah

menjadikan

Al

Qur'an

ini

diabaikan”(QS.25:30). Banyak ummat Islam yang sangat asing dengan Al Qur'an, baik secara bacaan, pemahaman dan pengamalan. Keasingan terhadap Al Qur'an tersebut disebabkan mereka enggan untuk mempelajarinya. Banyak faktor yang menjadikan ummat Islam enggan untuk mempelajari Al Qur'an. Diantaranya adalah tidak merasakan atau memahami urgensi mempelajari Al Qur'an. Seolah-olah belajar Al Qur'an bukanlah sebuah hal yang penting atau prinsip, bukan kewajiban, tidak menarik, membosankan, tidak menguntungkan, dsb, na’udzubillah. Atau juga disebabkan karena faktor malas, gengsi, malu, merasa sudah mampu, tidak mau repot atau susah payah, sudah terlanjur, merasa sudah cukup, dsb “Sekali-kali tidak, sungguh ,manusia itu benar-benar melampaui batas. Apabila melihat dirinya serba cukup”(QS. 96:6-7). Alhamdulillah suatu fenomena yang patut kita syukuri, saat ini telah banyak lembagalembaga bimbingan Al Qur’an dengan metode-metode dan buku-buku yang sangat bagus dan semakin memudahkan untuk belajar Al Qur’an. Tinggal apakah kita mampu dan mau memanfaatkan dengan sebaik-baiknya nikmat Allah ini. Buku yang sederhana ini sifatnya hanya melengkapi buku-buku yang telah ada tersebut. Dengan susunan yang sedikit berbeda. Pada bab Makhorijul Huruf langsung penulis tambahkan sifat-sifat huruf yang paling menonjol, dan lebih detailnya dijelaskan tersendiri dalam bab sifatsifat huruf, dan tambahan catatan kesalahan-kesalahan umum yang terjadi saat membaca suatu huruf atau suatu hukum tajwid agar kita terhindar dari kesalahan-kesalahan tersebut. Dan permasalahan atau pengecualian yang terkait dengan suatu huruf atau suatu hukum tajwid tidak dimasukkan dalam satu bab tersendiri, akan tetapi langsung dibahas di bab tersebut disertai latihan-latihan langsung. Meskipun terdapat keterangan-keterangan diatas, untuk penerapannya secara benar dalam praktek,

tetap harus melalui proses talaqqi (berhadap-hadapan langsung

guru dengan murid), dan tidak bisa dilakukan secara otodidak. Rujukan utama secara praktek adalah dari talaqqi dari para Asatidz dan Masayikh penulis dengan bacaan riwayat Imam Hafsh Panduan Tahsin Tilawah Al Qur’an 2

dari ‘Ashim, dan secara teroritis berdasarkan kitab-kitab Ulumul Qur’an yang muktabar yang disusun oleh para pakar dibidangnya. Mudah-mudahan buku ini bermanfaat bagi kita semua, dan dapat membantu proses belajar maupun mengajar Al Qur’an, serta menjadi amal sholeh bagi penulis, kedua orang tua, para Asatidz dan Masayikh penulis.

‫ﺔﹰ‬‫ﻤ‬‫ﺣ‬‫ﺭ‬‫ﻯ ﻭ‬‫ﺪ‬‫ﻫ‬‫ﺍ ﻭ‬‫ﺭ‬‫ﻮ‬‫ﻧ‬‫ﺎ ﻭ‬‫ﺎﻣ‬‫ﺎ ﺇﹺﻣ‬‫ ﻟﹶﻨ‬‫ﻠﹾﻪ‬‫ﻌ‬‫ﺍﺟ‬‫ ﻭ‬‫ﺁﻥ‬‫ﺎ ﺑﹺﺎﻟﹾﻘﹸﺮ‬‫ﻨ‬‫ﻤ‬‫ﺣ‬‫ ﺍﺭ‬‫ﻢ‬‫ﺍﻟﻠﱠﻬ‬

‫ﺎﺭﹺ‬‫ﻬ‬‫ ﺍﻟﻨ‬‫ﺍﻑ‬‫ﺃﹶﻃﹾﺮ‬‫ﻞﹺ ﻭ‬‫ﺎﺀَ ﺍﻟﻠﱠﻴ‬‫ ﺁﻧ‬‫ﻪ‬‫ﺗ‬‫ﻼﻭ‬ ‫ ﹶ‬‫ﺎ ﺗ‬‫ﻗﹾﻨ‬‫ﺯ‬‫ﺍﺭ‬‫ﺎ ﻭ‬‫ﻬﹺﻠﹾﻨ‬‫ﺎ ﺟ‬‫ ﻣ‬‫ﻪ‬‫ﻨ‬‫ﺎ ﻣ‬‫ﻨ‬‫ّﻤ‬‫ﻠ‬‫ﻋ‬‫ﺎ ﻭ‬‫ﻨ‬‫ﺴِّﻴ‬‫ﺎ ﻧ‬‫ ﻣ‬‫ﻪ‬‫ﻨ‬‫ﺎ ﻣ‬‫ﻧ‬‫ّﺮ‬‫ ﺫﹶﻛ‬‫ﻢ‬‫ﺍﻟﱠﻠﻬ‬ ‫ﻦ‬‫ﻴ‬‫ﺎﻟﹶﻤ‬‫ ﺍﻟﹾﻌ‬‫ﺏ‬‫ﺎ ﺭ‬‫ﺔﹰ ﻳ‬‫ﺠ‬‫ﺎ ﺣ‬‫ ﻟﹶﻨ‬‫ﻠﹾﻪ‬‫ﻌ‬‫ﺍﺟ‬‫ﻭ‬ Ya Allah, kasihanilah kami dengan Al Qur'an, dan jadikan Al Qur'an bagi kami sebagai pemimpin, petunjuk, dan rahmat. Ya Allah, ingatkanlah kami apa yang kami lupa darinya(Al Qur'an ), dan ajarkankan kami apa yang kami tidak tahu darinya, dan karuniakan pada kami untuk membacanya siang dan malam. Dan jadikanlah Al Qur'an hujah bagi kami wahai Robb semesta alam.

‫ﻚ‬‫ﻠﹾﻘ‬‫ ﺧ‬‫ﻦ‬‫ﺍ ﻣ‬‫ﺪ‬‫ ﺃﹶﺣ‬‫ﻪ‬‫ﺘ‬‫ﻠﱠﻤ‬‫ ﻋ‬‫ ﺃﹶﻭ‬‫ﺎﺑﹺﻚ‬‫ﺘ‬‫ﻲ ﻛ‬‫ ﻓ‬‫ﻪ‬‫ﻟﹾﺘ‬‫ﺰ‬‫ ﺃﹶﻧ‬‫ ﺃﹶﻭ‬‫ﻚ‬‫ﻔﹾﺴ‬‫ ﻧ‬‫ ﺑﹺﻪ‬‫ﺖ‬‫ﻴ‬‫ﻤ‬‫ ﺳ‬‫ ﻟﹶﻚ‬‫ﻮ‬‫ﻢﹴ ﻫ‬‫ ﺑﹺﻜﹸﻞﱢ ﺍﺳ‬‫ﻢ‬‫ ﺍﻟﻠﱠﻬ‬‫ﺄﹶﻟﹸﻚ‬‫َﺴ‬‫ﻧ‬ َ‫ﺟﹺﻠﹶﺎﺀ‬‫ﺎ ﻭ‬‫ﺭﹺﻧ‬‫ﻭ‬‫ﺪ‬‫ ﺻ‬‫ﻮﺭ‬‫ﻧ‬‫ﺎ ﻭ‬‫ﺑﹺﻨ‬‫ ﻗﹸﻠﹸﻮ‬‫ﺑﹺﻴﻊ‬‫ ﺭ‬‫ﻢ‬‫ﻴ‬‫ﻈ‬‫ﺁﻥﹶ ﺍﻟﹾﻌ‬‫ﻞﹶ ﺍﻟﹾﻘﹸﺮ‬‫ﻌ‬‫ﺠ‬‫ ﺃﹶﻥﹾ ﺗ‬‫ﻙ‬‫ﺪ‬‫ﻨ‬‫ﺐﹺ ﻋ‬‫ﻴ‬‫ﻠﹾﻢﹺ ﺍﻟﹾﻐ‬‫ﻲ ﻋ‬‫ ﻓ‬‫ ﺑﹺﻪ‬‫ﺕ‬‫ﺄﹾﺛﹶﺮ‬‫ﺘ‬‫ ﺍﺳ‬‫ﺃﹶﻭ‬ ‫ﺎ‬‫ﻨ‬‫ﻣ‬‫ﻮ‬‫ﻏﹸﻤ‬‫ﺎ ﻭ‬‫ﻨ‬‫ﻣ‬‫ﻮ‬‫ﻤ‬‫ ﻫ‬‫ﺎﺏ‬‫ﺫﹶﻫ‬‫ﺎ ﻭ‬‫ﺍﻧﹺﻨ‬‫ﺰ‬‫ﺃﹶﺣ‬ Kami memohon kepadamu Ya Allah dengan segala nama milikMu, yang Engkau namakan dengannya diriMu, atau yang Engkau turunkan dalam KitabMu, atau yang telah Engkau ajarkan kepada salah seorang hambaMu, atau yang Engkau rahasiakan dalam ilmu ghoib disisiMU, jadikanlah Al Qur'an yang Agung ini sebagai penyejuk hati kami, cahaya dada kami, pelipur kesedihan kami, dan penghilang kesusahan dan kesempitan kami.

‫ﻠﹶﻰ‬‫ﻋ‬‫ ﻭ‬، ‫ﺎ‬‫ﻌ‬‫ﻴ‬‫ﻔ‬‫ ﺷ‬‫ﺔ‬‫ﺎﻣ‬‫ﻴ‬‫ﻡﹺ ﺍﻟﹾﻘ‬‫ﻮ‬‫ﻲ ﻳ‬‫ﻓ‬‫ ﻭ‬، ‫ﺎ‬‫ﻧﹺﺴ‬‫ﺆ‬‫ﺮﹺ ﻣ‬‫ﻲ ﺍﻟﹾﻘﹶﺒ‬‫ﻓ‬‫ ﻭ‬، ‫ﺎ‬‫ﻨ‬‫ﺎ ﻗﹶﺮﹺﻳ‬‫ﻴ‬‫ﻧ‬‫ﻲ ﺍﻟﺪ‬‫ﺎ ﻓ‬‫ﺁﻥﹶ ﻟﹶﻨ‬‫ﻞﹺ ﺍﻟﹾﻘﹸﺮ‬‫ﻌ‬‫ ﺍﺟ‬‫ﻢ‬‫ﺍﻟﻠﱠﻬ‬ ‫ﺍ‬‫ﺎﺭ‬‫ﺘ‬‫ﺳ‬‫ﺎ ﻭ‬‫ﺎﺑ‬‫ﺠ‬‫ﺎﺭﹺ ﺣ‬‫ ﺍﻟﻨ‬‫ﻦ‬‫ ﻭﹺﻣ‬، ‫ﻘﹰﺎ‬‫ﻴ‬‫ﻓ‬‫ ﺭ‬‫ﺔ‬‫ﻨ‬‫ﺇﹺﻟﹶﻰ ﺍﻟﹾﺠ‬‫ ﻭ‬، ‫ﺍ‬‫ﺭ‬‫ﻮ‬‫ ﻧ‬‫ﺍﻁ‬‫ّﺮ‬‫ﺍﻟﺼ‬

Ya Allah, jadikanlah Al Qur'an bagi kami di dunia sebagai teman, di dalam kubur sebagai pendamping, di hari kiamat sebagai penolong, di atas shirot sebagai cahaya, ke surga sebagai pengantar, dan dari neraka sebagai hijab dan penghalang

،    ،       .     ‫ﺧﺎدم اﻟﻘﺮآن اﻟﻜﺮﯾﻢ‬ ‫أرﺣﺎم ﺑﻦ أﺣﻤﺪ ﯾﺎﺳﯿﻦ‬ Panduan Tahsin Tilawah Al Qur’an 3

DAFTAR ISI MUQODDIMAH ...........................................................................................................................1 DAFTAR ISI ...................................................................................................................................4 SEPUTAR AL QUR’AN ..............................................................................................................5 10 PRINSIP ILMU TAJWID .........................................................................................................6 TARGET TAHSIN TILAWAH ..................................................................................................11 KIAT SUKSES BELAJAR AL QUR’AN ..................................................................................12 ISTI’ADZAH DAN BASMALAH .............................................................................................13 CARA MENYAMBUNG DUA SURAT ...................................................................................14 TINGKAT KECEPATAN MEMBACA AL QUR’AN .............................................................14 MENYEMPURNAKAN HAROKAT .......................................................................................15 MAKHORIJUL HURUF .............................................................................................................17 SIFAT-SIFAT HURUF ................................................................................................................29 HUKUM NUN MATI ATAU TANWIN....................................................................................33 HUKUM MIM MATI .................................................................................................................36 HUKUM MAD (BACAAN PANJANG)....................................................................................37 MACAM-MACAN IDGHOM ....................................................................................................42 WAQOF ........................................................................................................................................45 ISTILAH-ISTILAH DALAM AL QUR’AN ..............................................................................52 EXTRA : 20 KIAT PRAKTIS MENGHAFAL AL QUR’AN .................................................57 DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................................59 SANAD MATAN AL JAZARI PENULIS .................................................................................60

Panduan Tahsin Tilawah Al Qur’an 4

SEPUTAR AL QUR’AN Pengertian Al Qur’an • Kalamulloh yang Mu’jiz, yang diturunkan kepada Penutup Para nabi dan Rosul, dengan perantara Malaikat Jibril a.s., yang tertulis dalam Mushaf, yang sampai kepada kita dengan mutawattir, yang tilawahnya bernilai ibadah, yang dimulai dari surat Al Fatihah, dan ditutup dengan surat An Nas1. Nuzulul Qur’an • Gelombang Pertama :turunnya Al Qur’an secara utuh dari Al lauhil Mahfudz ke langit dunia. • Gelombang Kedua :turunnya Al qur’an secara berangsur-angsur kepada Nabi Muhammad saw. Melalui perantaraan malaikat jibril selama kurang lebih 23 tahun, diawali dari surat Al Alaq ayat 1-5 dan diakhiri surat Al Baqarah ayat 281.2 Makkiyah dan Madaniyyah • Ayat Makkiyyah adalah ayat yang turun sebelum Rasulullah saw hijrah ke Madinah. • Ayat Madaniyyah adalah ayat yang turun sesudah Rasulullah saw hijrah ke Madinah.3 KEWAJIBAN KITA TERHADAP AL QUR’AN •

(‫ﺁﻥ‬‫ ﺍﻟﹾﻘﹸﺮ‬‫ﻮ‬‫ﺤ‬‫ﺎ ﻧ‬‫ﻨ‬‫ﺎﺗ‬‫ﺍﺟﹺﺒ‬‫)ﻭ‬

‫ﺎﻥﹸ ﺑﹺﻪ‬‫ﻤ‬‫ ﺍﻹِﻳ‬/‫ﻖ‬‫ﻳ‬‫ﺪ‬‫ﺼ‬‫( ﺍﻟﺘ‬mengimani seluruh isinya) (QS. 2:4;85, 4:136;150, )



‫ﺓﹸ‬‫ّﻼﹶﻭ‬‫ ﺍﻟﺘ‬/ ‫ﻦ‬‫ﺴِﻴ‬‫ﺤ‬‫ ( ﺍﻟﺘ‬Tilawah dengan baik) (QS. 2:121, 29;45, 35;29)



‫ﺮ‬‫ﺑ‬‫ﺪ‬‫ ﺍﻟﺘ‬/ ‫ﺮ‬‫ﻔﹾﺴِﻴ‬‫( ﺍﻟﺘ‬mentadabburi dan memahami) (QS. 39;29, 4;82, 47;24)



‫ﻞﹸ ﺑﹺﻪ‬‫ﻤ‬‫ ﺍﻟﹾﻌ‬/ ‫ﻖ‬‫ﻄﹾﺒﹺﻴ‬‫(ﺍﻟﺘ‬mengamalkan dan menerapkan dalam kehidupan) (QS. 2;2, 8;2, 25;73, 31;7)



‫ﻪ‬‫ﺓﹸ ﺇﹺﻟﹶﻴ‬‫ﻮ‬‫ﻋ‬‫ ﺍﻟﺪ‬/ ‫ﻎﹸ‬‫ﻴ‬‫ﻠ‬‫ﺒ‬‫ﺍﻟﺘ‬

(menda’wahkan/menyampaikan/ mengajarkan kepada orang

lain) (QS. 2;159, 25;52, 13;30, 19;97, 36;70) •

‫ﻆﹸ‬‫ﻴ‬‫ﻔ‬‫ﺤ‬‫( ﺍﻟﺘ‬menghafal) (QS. 15;9, 29;29,) Sabda Rasulullah saw:

‫ﻪ‬‫ﻓ‬‫ﻮ‬‫ﻲ ﺟ‬‫ ﻓ‬‫ﺲ‬‫ﻱ ﻟﹶﻴ‬‫ﻞﹶ ﺍﻟﱠﺬ‬‫ﺟ‬‫ ﺇﹺﻥﱠ ﺍﻟﺮ‬‫ﻠﱠﻢ‬‫ﺳ‬‫ ﻭ‬‫ﻪ‬‫ﻠﹶﻴ‬‫ ﻋ‬‫ﻠﱠﻰ ﺍﻟﻠﱠﻪ‬‫ ﺻ‬‫ﻮﻝﹸ ﺍﻟﻠﱠﻪ‬‫ﺳ‬‫ﺎﺱﹴ ﻗﹶﺎﻝﹶ ﻗﹶﺎﻝﹶ ﺭ‬‫ﺒ‬‫ﻦﹺ ﻋ‬‫ﻦﹺ ﺍﺑ‬‫ﻋ‬ (‫ﺮﹺﺏﹺ )ﺭﻭﺍﻩ ﺍﻟﺘﺮﻣﺬﻱ‬‫ ﺍﻟﹾﺨ‬‫ﺖ‬‫ﻴ‬‫ ﻛﹶﺎﻟﹾﺒ‬‫ﺁﻥ‬‫ ﺍﻟﹾﻘﹸﺮ‬‫ﻦ‬‫ﺀٌ ﻣ‬‫ﻲ‬‫ﺷ‬ ”sesunggguhnya orang yang di dalam dadanya tidak terdapat sebagian ayat dari Al Qur’an bagaikan rumah yang tidak ada penghuninya”(HR. Turmudzi ) 1

Muhammad Ali Ash Shobuni.At Tibyan fi ‘Ulumil Qur’an, Beirut : ‘Alamul Kutub, 1985 , hal . 8 Ibid. hal. 15, 30 3 Ibid. 2

Panduan Tahsin Tilawah Al Qur’an 5

‫ﺓﹸ‬‫ﺮ‬‫ﺸ‬‫ ﺍﻟﹾﻌ‬‫ﺉ‬‫ﺎﺩ‬‫ﺍﳌﹶﺒ‬ ‫ﺪ‬‫ﻮﹺﻳ‬‫ﺠ‬‫ﻠﹾﻢﹺ ﺍﻟﺘ‬‫ﻌ‬‫ﻟ‬

(10 PRINSIP ILMU TAJWID)

‫ﻩ‬‫ﺪ‬‫( ﺣ‬PENGERTIANNYA)

1.

Secara bahasa : tajwid berarti tahsin atau memperbagus Secara istilah : tajwid adalah ilmu yang mempelajari tentang pemberian setiap huruf haknya dan mustahaqnya4 secara makhraj, sifat, waqaf, ibtida’, tanpa berlebihan dan dibuatbuat, sesuai yang dicontohkan dari Rasulullah saw.

2. ‫ﻪ‬‫ﻋ‬‫ﻮ‬‫ﺿ‬‫ﻮ‬‫ﻣ‬ •

(BAHASANNYA)

KALIMAT / AYAT- AYAT AL QUR’AN

3. ‫ﻪ‬‫ﺗ‬‫ﻤﺮ‬ ‫ﺛﹶ‬

( BUAH/ HASILNYA)

Selamatnya lisan dari kesalahan saat membaca Al Qur’anul Karim

4. ‫ﻠﹸﻪ‬‫ﻀﺎﺋ‬  ‫ﻓﹶ‬ •

(KEUTAMAANNYA)

Merupakan Amal yang terbaik

‫ﺁﻥﹶ‬‫ ﺍﻟﹾﻘﹸﺮ‬‫ﻠﱠﻢ‬‫ﻌ‬‫ ﺗ‬‫ﻦ‬‫ ﻣ‬‫ﻛﹸﻢ‬‫ﺮ‬‫ﻴ‬‫ ﻗﹶﺎﻝﹶ ﺧ‬‫ﻠﱠﻢ‬‫ﺳ‬‫ ﻭ‬‫ﻪ‬‫ﻠﹶﻴ‬‫ ﻋ‬‫ﻠﱠﻰ ﺍﻟﻠﱠﻪ‬‫ ﺻ‬‫ﺒﹺﻲ‬‫ ﺍﻟﻨ‬‫ﻦ‬‫ ﻋ‬‫ﻪ‬‫ﻨ‬‫ ﻋ‬‫ ﺍﻟﻠﱠﻪ‬‫ﻲ‬‫ﺿ‬‫ﺎﻥﹶ ﺭ‬‫ﺜﹾﻤ‬‫ ﻋ‬‫ﻦ‬‫ﻋ‬ (‫ )ﺭﻭﺍﻩ ﺍﻟﺒﺨﺎﺭﻱ‬‫ﻪ‬‫ﻠﱠﻤ‬‫ﻋ‬‫ﻭ‬ Dari Utsman bin ‘Affan, Rasulullah saw bersabda:“sebaik-baik kalian adalah orang yang belajar Al Qur’an dan mengajarkanya”(HR. Bukhari)



Memberi Syafaat pada hari kiamat

‫ﺀُﻭﺍ‬‫ﻘﹸﻮﻝﹸ » ﺍﻗﹾﺮ‬‫ ﻳ‬-‫ﺻﻠﻰ ﺍﷲ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ‬- ‫ﻮﻝﹶ ﺍﻟﻠﱠﻪ‬‫ﺳ‬‫ ﺭ‬‫ﺖ‬‫ﻌ‬‫ﻤ‬‫ ﻗﹶﺎﻝﹶ ﺳ‬‫ﻰ‬‫ﻠ‬‫ﺎﻫ‬‫ﺔﹶ ﺍﻟﹾﺒ‬‫ﺎﻣ‬‫ﻲ ﺃﹸﻣ‬‫ﻋﻦ ﺃﹶﺑ‬ (‫ )ﺭﻭﺍﻩ ﻣﺴﻠﻢ‬‫ﺎﺑﹺﻪ‬‫ﺤ‬‫ﺎ ﻷَﺻ‬‫ﻴﻌ‬‫ﻔ‬‫ ﺷ‬‫ﺔ‬‫ﺎﻣ‬‫ﻴ‬‫ ﺍﻟﹾﻘ‬‫ﻡ‬‫ﻮ‬‫ﻰ ﻳ‬‫ﺄﹾﺗ‬‫ ﻳ‬‫ﻪ‬‫ﺁﻥﹶ ﻓﹶﺈﹺﻧ‬‫ﺍﻟﹾﻘﹸﺮ‬

4

Mustahaq huruf adalah konsekwensi atau hasil yang timbul dari suatu hak huruf, misalnya sifat isti’la’ konsekwensinya adalah tafkhim/ tebal (lihat bab sifat huruf)

Panduan Tahsin Tilawah Al Qur’an 6

Dari Abi Umamah:saya mendengar Rasulullah saw bersabda : bacalah Al Qur’an, sesungguhnya ia akan datang pada hari qiyamat sebagai penolong bagi pembacanya”(HR. Muslim) •

Mendapat derajat yang tinggi

‫ﺬﹶﺍ‬‫ ﺑﹺﻬ‬‫ﻓﹶﻊ‬‫ﺮ‬‫ ﻳ‬‫ ﻗﹶﺎﻝﹶ » ﺇﹺﻥﱠ ﺍﻟﻠﱠﻪ‬‫ ﻗﹶﺪ‬-‫ﺻﻠﻰ ﺍﷲ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ‬- ‫ﻜﹸﻢ‬‫ﺒﹺﻴ‬‫ﺎ ﺇﹺﻥﱠ ﻧ‬‫ ﺃﹶﻣ‬‫ﺮ‬‫ﻤ‬‫ﻗﹶﺎﻝﹶ ﻋ‬ (‫)ﺭﻭﺍﻩ ﻣﺴﻠﻢ‬.« ‫ﺮﹺﻳﻦ‬‫ ﺁﺧ‬‫ ﺑﹺﻪ‬‫ﻊ‬‫ﻀ‬‫ﻳ‬‫ﺎ ﻭ‬‫ﺍﻣ‬‫ﺎﺏﹺ ﺃﹶﻗﹾﻮ‬‫ﺘ‬‫ﺍﻟﹾﻜ‬ Dari Umar bin Al Khatthab, bahwa Rasulullah saw bersabda: sesungguhnya Allah dengan Kitab ( Al Qur’an) ini mengangkat(derajat) suatu kaum, dan dengannya(pula) Allah merendahkan yang lainnya”(HR. Muslim)

‫ﻘﹶﺎﻝﹸ‬‫» ﻳ‬: ‫ ﻗﹶﺎﻝﹶ‬-‫ﺻﻠﻰ ﺍﷲ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ‬- ‫ﺒﹺﻰ‬‫ﻦﹺ ﺍﻟﻨ‬‫ﺎ ﻋ‬‫ﻤ‬‫ﻬ‬‫ﻨ‬‫ ﻋ‬‫ ﺍﻟﻠﱠﻪ‬‫ﻰ‬‫ﺿ‬‫ﺮﹴﻭ ﺭ‬‫ﻤ‬‫ﻦﹺ ﻋ‬‫ ﺑ‬‫ ﺍﻟﻠﱠﻪ‬‫ﺪ‬‫ﺒ‬‫ﻋ‬ ‫ﺪ‬‫ﻨ‬‫ ﻋ‬‫ﺰﹺﻟﹶﻚ‬‫ﻨ‬‫ ﻓﹶﺈﹺﻥﱠ ﻣ‬، ‫ﺎ‬‫ﻴ‬‫ﻧ‬‫ﻰ ﺍﻟﺪ‬‫ﻞﹸ ﻓ‬‫ﺗ‬‫ﺮ‬‫ ﺗ‬‫ﺖ‬‫ﺎ ﻛﹸﻨ‬‫ﻞﹾ ﻛﹶﻤ‬‫ﺗ‬‫ﺭ‬‫ ﻭ‬‫ﻗﹶﻪ‬‫ﺍﺭ‬‫ ﻭ‬‫ﺃﹾﻩ‬‫ ﺍﻗﹾﺮ‬‫ﺔ‬‫ﺎﻣ‬‫ﻴ‬‫ ﺍﻟﹾﻘ‬‫ﻡ‬‫ﻮ‬‫ ﻳ‬‫ﺁﻥ‬‫ﺐﹺ ﺍﻟﹾﻘﹸﺮ‬‫ﺎﺣ‬‫ﺼ‬‫ﻟ‬

( ‫ﺎ «) ﺭﻭﺍﻩ ﺍﻟﺘﺮﻣﺬﻱ ﻭ ﺃﺑﻮ ﺩﺍﻭﺩ ﻭ ﺃﲪﺪ ﻭ ﺍﻟﺒﻴﻬﻘﻲ ﻭﺍﺑﻦ ﻣﺎﺟﻪ‬‫ﻫ‬‫ﺅ‬‫ﻘﹾﺮ‬‫ ﺗ‬‫ﺔ‬‫ ﺁﻳ‬‫ﺮ‬‫ﺁﺧ‬ Dari ‘Abdillah ibnu ‘Amr ra dari Rasulullah saw bersabda: Dikatakan kepada shohibul Al Qur’an : bacalah, dan naiklah, dan tartilkanlah sebagaimana engkau mentartilkan di dunia . Maka sesungguhnya kedudukanmu adalah diakhir ayat yang engkau baca.(HR. HR At Turmudzi, Abu Dawud, Ahmad, Al Baihaqi, dan Ibnu Majah)

‫ﻘﹸﻮﻝﹸ‬‫ ﻓﹶﻴ‬‫ﺔ‬‫ﺎﻣ‬‫ﻴ‬‫ ﺍﻟﹾﻘ‬‫ﻡ‬‫ﻮ‬‫ﺁﻥﹸ ﻳ‬‫ﺠﹺﻲﺀُ ﺍﻟﹾﻘﹸﺮ‬‫ ﻗﹶﺎﻝﹶ ﻳ‬‫ﻠﱠﻢ‬‫ﺳ‬‫ ﻭ‬‫ﻪ‬‫ﻠﹶﻴ‬‫ ﻋ‬‫ﻠﱠﻰ ﺍﻟﻠﱠﻪ‬‫ ﺻ‬‫ﺒﹺﻲ‬‫ﻦ ﺍﻟﻨ‬‫ﺓﹶ ﻋ‬‫ﺮ‬‫ﻳ‬‫ﺮ‬‫ﻦ ﺃﹶﺑﹺﻲ ﻫ‬‫ﻋ‬ ‫ﻘﹸﻮﻝﹸ‬‫ ﻳ‬‫ ﺛﹸﻢ‬‫ﺔ‬‫ﺍﻣ‬‫ﻠﱠﺔﹶ ﺍﻟﹾﻜﹶﺮ‬‫ ﺣ‬‫ﺲ‬‫ﻠﹾﺒ‬‫ ﻓﹶﻴ‬‫ﻩ‬‫ ﺯﹺﺩ‬‫ﺏ‬‫ﺎ ﺭ‬‫ﻘﹸﻮﻝﹸ ﻳ‬‫ ﻳ‬‫ ﺛﹸﻢ‬‫ﺔ‬‫ﺍﻣ‬‫ ﺍﻟﹾﻜﹶﺮ‬‫ﺎﺝ‬‫ ﺗ‬‫ﺲ‬‫ﻠﹾﺒ‬‫ ﻓﹶﻴ‬‫ﻠﱢﻪ‬‫ ﺣ‬‫ﺏ‬‫ﺎ ﺭ‬‫ﻳ‬ ‫ﺔﹰ )ﺭﻭﺍﻩ‬‫ﻨ‬‫ﺴ‬‫ ﺣ‬‫ﺔ‬‫ ﺑﹺﻜﹸﻞﱢ ﺁﻳ‬‫ﺍﺩ‬‫ﺰ‬‫ﺗ‬‫ ﻭ‬‫ﻕ‬‫ﺍﺭ‬‫ﺃﹾ ﻭ‬‫ ﺍﻗﹾﺮ‬‫ﻘﹶﺎﻝﹸ ﻟﹶﻪ‬‫ ﻓﹶﻴ‬‫ﻪ‬‫ﻨ‬‫ﻰ ﻋ‬‫ﺿ‬‫ﺮ‬‫ ﻓﹶﻴ‬‫ﻪ‬‫ﻨ‬‫ ﻋ‬‫ﺽ‬‫ ﺍﺭ‬‫ﺏ‬‫ﺎ ﺭ‬‫ﻳ‬ ( ‫ ﻭﺍﳊﺎﻛﻢ‬،‫ﺍﻟﺘﺮﻣﺬﻱ ﻭﻗﺎﻝ ﺣﺪﻳﺚ ﺣﺴﻦ ﺻﺤﻴﺢ‬

Dari Abi Hurairah ra dari Rasulullah saw bersabda: Qur’an datang dihari Qiyamat, dan berkata: Ya Robb, berilah ia perhiasan! Maka dipakaikan mahkota kemuliaan. Kemudian berkata lagi : Ya Robb, tambahkan! Maka dipakaikan hiasan kemuliaan. Kemudian berkata : Ya Robb, ridloilah dia. Maka dikatakan kepadanya : bacalah dan naiklah! Dan setiap ayat menambah kebaikan (HR. At Turmudzi dan berkata: hadits hasan shohih, dan Al Hakim) •

Mendapat ketenangan, rahmat, & dibanggakan Allah

‫ﻦ‬‫ ﻣ‬‫ﺖ‬‫ﻴ‬‫ﻰ ﺑ‬‫ ﻓ‬‫ﻡ‬‫ ﻗﹶﻮ‬‫ﻊ‬‫ﻤ‬‫ﺘ‬‫ﺎ ﺍﺟ‬‫ﻣ‬‫ ﻭ‬-‫ﺻﻠﻰ ﺍﷲ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ‬- ‫ﻮﻝﹸ ﺍﻟﻠﱠﻪ‬‫ﺳ‬‫ﺓﹶ ﻗﹶﺎﻝﹶ ﻗﹶﺎﻝﹶ ﺭ‬‫ﺮ‬‫ﻳ‬‫ﺮ‬‫ ﺃﹶﺑﹺﻰ ﻫ‬‫ﻦ‬‫ﻋ‬ ‫ﺔﹸ‬‫ﻤ‬‫ﺣ‬‫ ﺍﻟﺮ‬‫ﻢ‬‫ﻬ‬‫ﺘ‬‫ﻴ‬‫ﻏﹶﺸ‬‫ﺔﹸ ﻭ‬‫ﻴﻨ‬‫ﻜ‬‫ ﺍﻟﺴ‬‫ﻬﹺﻢ‬‫ﻠﹶﻴ‬‫ ﻋ‬‫ﻟﹶﺖ‬‫ﺰ‬‫ ﺇﹺﻻﱠ ﻧ‬‫ﻢ‬‫ﻬ‬‫ﻨ‬‫ﻴ‬‫ ﺑ‬‫ﻪ‬‫ﻮﻧ‬‫ﺳ‬‫ﺍﺭ‬‫ﺪ‬‫ﺘ‬‫ﻳ‬‫ ﻭ‬‫ ﺍﻟﻠﱠﻪ‬‫ﺎﺏ‬‫ﺘ‬‫ﻠﹸﻮﻥﹶ ﻛ‬‫ﺘ‬‫ ﻳ‬‫ ﺍﻟﻠﱠﻪ‬‫ﻮﺕ‬‫ﻴ‬‫ﺑ‬ (‫ )ﺭﻭﺍﻩ ﻣﺴﻠﻢ‬‫ﻩ‬‫ﺪ‬‫ﻨ‬‫ ﻋ‬‫ﻦ‬‫ﻴﻤ‬‫ ﻓ‬‫ ﺍﻟﻠﱠﻪ‬‫ﻢ‬‫ﻫ‬‫ﺫﹶﻛﹶﺮ‬‫ﻜﹶﺔﹸ ﻭ‬‫ﻼﹶﺋ‬‫ ﺍﻟﹾﻤ‬‫ﻢ‬‫ﻬ‬‫ﻔﱠﺘ‬‫ﺣ‬‫ﻭ‬ Panduan Tahsin Tilawah Al Qur’an 7

“Tidaklah suatu kaum berkumpul di salah satu rumah dari rumah-rumah Allah, mereka membaca Al Qur’an dan mempelajarinya, kecuali turun kepada mereka ketenangan, diliputi dengan rahmat, melaikat menaungi mereka, dan Allah sebut dihadapan (malaikat ) disisiNya”(HR. Muslim) •

Pahala yang berlipat

‫ﺎﺏﹺ ﺍﻟﻠﱠﻪ‬‫ﺘ‬‫ ﻛ‬‫ﻦ‬‫ﻓﹰﺎ ﻣ‬‫ﺮ‬‫ﺃﹶ ﺣ‬‫ ﻗﹶﺮ‬‫ﻦ‬‫ ﻣ‬‫ﺳﻠﱠﻢ‬ ‫ ﻭ‬‫ﻪ‬‫ﻠﹶﻴ‬‫ ﻋ‬‫ﻠﱠﻰ ﺍﻟﻠﱠﻪ‬‫ ﺻ‬‫ﻮﻝﹸ ﺍﻟﻠﱠﻪ‬‫ﺳ‬‫ﻘﹸﻮﻝﹸ ﻗﹶﺎﻝﹶ ﺭ‬‫ ﻳ‬‫ﻮﺩ‬‫ﻌ‬‫ﺴ‬‫ ﻣ‬‫ﻦ‬‫ ﺑ‬‫ ﺍﻟﻠﱠﻪ‬‫ﺪ‬‫ﺒ‬‫ﻋ‬ (‫ﺎ )ﺭﻭﺍﻩ ﺍﻟﺘﺮﻣﺬﻱ‬‫ﻬ‬‫ﺜﹶﺎﻟ‬‫ﺮﹺ ﺃﹶﻣ‬‫ﺸ‬‫ﺔﹸ ﺑﹺﻌ‬‫ﻨ‬‫ﺴ‬‫ﺍﻟﹾﺤ‬‫ﺔﹲ ﻭ‬‫ﻨ‬‫ﺴ‬‫ ﺣ‬‫ ﺑﹺﻪ‬‫ﻓﹶﻠﹶﻪ‬ Dari Ibnu Mas’ud Rasulullah saw bersabda: barang siapa yang membaca satu huruf dari Al Qur’an, maka baginya satu kebaikan, dan tiap kebaikan dilipatgandakan sepuluh kali lipat”(HR. Turmudzi)



Ahlul Qur’an adalah keluarga Allah

‫ﻴﻞﹶ‬‫ﺎﺱﹺ ﻗﹶﺎﻝﹶ ﻗ‬‫ ﺍﻟﻨ‬‫ﻦ‬‫ ﻣ‬‫ﲔ‬‫ﻠ‬‫ﻞﱠ ﺃﹶﻫ‬‫ﺟ‬‫ﺰ ﻭ‬ ‫ ﻋ‬‫ﻠﱠﻪ‬‫ ﺇﹺﻥﱠ ﻟ‬‫ﻠﱠﻢ‬‫ﺳ‬‫ ﻭ‬‫ﻪ‬‫ﻠﹶﻴ‬‫ ﻋ‬‫ﻠﱠﻰ ﺍﻟﻠﱠﻪ‬‫ ﺻ‬‫ﻮﻝﹸ ﺍﻟﻠﱠﻪ‬‫ﺳ‬‫ﺲﹴ ﻗﹶﺎﻝﹶ ﻗﹶﺎﻝﹶ ﺭ‬‫ ﺃﹶﻧ‬‫ﻦ‬‫ﻋ‬ (‫ )ﺭﻭﺍﻩ ﺃﲪﺪ ﻭﺍﺑﻦ ﻣﺎﺟﻪ‬‫ﻪ‬‫ﺘ‬‫ﺎﺻ‬‫ﺧ‬‫ ﻭ‬‫ﻞﹸ ﺍﻟﻠﱠﻪ‬‫ ﺃﹶﻫ‬‫ﻢ‬‫ ﻫ‬‫ﺁﻥ‬‫ﻞﹸ ﺍﻟﹾﻘﹸﺮ‬‫ ﻗﹶﺎﻝﹶ ﺃﹶﻫ‬‫ﻮﻝﹶ ﺍﻟﻠﱠﻪ‬‫ﺳ‬‫ﺎ ﺭ‬‫ ﻳ‬‫ﻢ‬‫ ﻫ‬‫ﻦ‬‫ﻣ‬ Dari Anas ra : Rasulullah saw. bersabda: sesungguhnya Allah memiliki keluarga dari manusia. Sahabat bertanya : ya Rasulullah siapakah mereka? Rasulullah menjawab : Ahlul Qur’an, mereka adalah keluarga Allah dan orang-orang spesialNya (HR. Ahmad dan Ibnu Majah)



Sebaik-baik kesibukan dan anugerah

‫ﻦ‬‫ ﻗﺎﻝ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﷲ ﺻﻠﻰ ﺍﷲ ﻋﻠﻴﻪ ﻭ ﺳﻠﻢ ﻳﻘﻮﻝ ﺍﻟﺮﺏ ﻋﺰ ﻭ ﺟﻞ ﻣ‬: ‫ﻋﻦ ﺃﰊ ﺳﻌﻴﺪ ﻗﺎﻝ‬ ِ‫ﻞﹸ ﻛﹶﻠﹶﺎﻡﹺ ﺍﷲ‬‫ﻓﹶﻀ‬‫ ﻭ‬‫ﻦ‬‫ﻴ‬‫ﻠ‬‫ﺎﺋ‬‫ ﺍﻟﺴ‬‫ﻲ‬‫ﻄ‬‫ﺎ ﺃﹸﻋ‬‫ﻞﹶ ﻣ‬‫ ﺃﹶﻓﹾﻀ‬‫ﻪ‬‫ﺘ‬‫ﻄﹶﻴ‬‫ﻲ ﺃﹶﻋ‬‫ﺄﹶﻟﹶﺘ‬‫ﺴ‬‫ ﻣ‬‫ﻦ‬‫ﻛﹾﺮﹺﻱ ﻋ‬‫ﺫ‬‫ﺁﻥﹶ ﻭ‬‫ ﺍﻟﹾﻘﹸﺮ‬‫ﻠﹶﻪ‬‫ﻐ‬‫ﺷ‬ ‫ )ﺭﻭﺍﻩ ﺍﻟﺘﺮﻣﺬﻱ ﻭﻗﺎﻝ ﻫﺬﺍ ﺣﺪﻳﺚ ﺣﺴﻦ‬‫ﻪ‬‫ﻠﹾﻘ‬‫ ﺧ‬‫ﻠﻰ‬‫ﻞﹺ ﺍﷲِ ﻋ‬‫ ﺍﻟﹾﻜﹶﻼﹶﻡﹺ ﻛﹶﻔﹶﻀ‬‫ﺮ‬‫ﺎﺋ‬‫ﻠﹶﻰ ﺳ‬‫ﻋ‬ (‫ ﺿﻌﻴﻒ‬: ‫ ﻭﻗﺎﻝ ﺍﻟﺸﻴﺦ ﺍﻷﻟﺒﺎﱐ‬،‫ﻏﺮﻳﺐ‬ Allah berfirman dalam hadits Qudsi :” barangsiapa yang disibukkan oleh Al Qur’an dan berdzikir kepadaKu dari meminta kepadaKu, niscaya Aku akan berikan sesuatu yang lebih utama daripada apa yang telah aku berikan kepada orang-orang yang telah meminta. Dan keutamaan kalam Allah atas seluruh kalam yang lain, adalah seperti keutamaan Allah atas makhluqNya” (HR. Turmudzi)

5. ‫ﻪ‬‫ﺘ‬‫ﺒ‬‫ﻧﹺﺴ‬ •

(KEDUDUKANNYA TERHADAP ILMU LAIN)

Merupakan salah satu dari Ilmu Syar’i yang independen dan benar-benar berbeda dengan ilmu yang lainnya, karena tidak mungkin seseorang menguasainya dengan sendirinya tanpa seorang pengajar yang mutqin. Panduan Tahsin Tilawah Al Qur’an 8

6. ‫ﻪ‬‫ﻌ‬‫ﺍﺿ‬‫ﻭ‬ • •

( PELETAKNYA)

Secara praktek bersumber dari wahyu yang disampaikan oleh Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW melalui perantaraan malaikat Jibril as. Secara teori : tajwid disusun oleh para imam qiro’ah dan pakar dalam bidang ini. Adapun yang pertama kali menyusunnya ada yang mengatakan Abu Abdil Qosim bin Sallam (wafat tahun 224 H), ada pula yang mengatakan selainnya.

7. ‫ﻪ‬ ‫ﻤ‬‫ﺳ‬‫ ( ﺍ‬NAMANYA) • ِ‫ﻋِﻠْﻢُ اﻟﺘَﺠْﻮِﯾْﺪ‬ • ِ‫ﻓَﻦﱡ اﻟﺘﱠﺮْﺗِﯿْﻞ‬ • ِ‫ﺣَﻖﱡ اﻟﺘِّﻼَوَة‬ 8. ‫ﻩ‬‫ﺍﺩ‬‫ﺪ‬‫ﻤ‬‫ﺘ‬‫ﺳ‬‫ﺍ‬ •

Dari bacaan Al Qur’anul Karim yang disampaikan oleh Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW melalui perantaraan malaikat Jibril as. Kemudian Rasulullah mengajarkannya kepapa para Shahabat, kemudian para Tabi’in, Tabi’ut Tabi’in, para Imam Qiro’ah hingga sampai kepada kita dengan sanad mutawattir.

9. ‫ﻪ‬‫ﻜﹾﻤ‬‫ﺣ‬ • •

(PERKEMBANGANNYA)

(Hukum Mempelajarinya)

Secara Teori : Fardlu Kifayah (9;122) Secara Praktek : Fardlu ‘Ain QS. 75;16-119, 73;4 Sabda Rasulullah saw:

‫ﻪ‬‫ﻦ ﻓﹶﺈﹺﻧ‬‫ﻴ‬‫ﺎﺑ‬‫ﺘ‬‫ﻞﹺ ﺍﻟﹾﻜ‬‫ ﺃﹶﻫ‬‫ﻖﹺ ﻭ‬‫ﺴ‬‫ﻞﹺ ﺍﻟﹾﻔ‬‫ ﺃﹶﻫ‬‫ﻥ‬‫ﻮ‬‫ ﻟﹸﺤ‬‫ ﻭ‬‫ﺎﻛﹸﻢ‬‫ ﺇﹺﻳ‬‫ﺎ ﻭ‬‫ﻬ‬‫ﺍﺗ‬‫ﻮ‬‫ ﺃﹶﺻ‬‫ﺏﹺ ﻭ‬‫ﺮ‬‫ ﺍﻟﹾﻌ‬‫ﻥ‬‫ﻮ‬‫ﺁﻥﹶ ﺑﹺﻠﹸﺤ‬‫ﺍ ﺍﻟﹾﻘﹸﺮ‬‫ﺅ‬‫ﺍﻗﹾﺮ‬ ‫ﺎﻭﹺﺯ‬‫ﺠ‬‫ﺡﹺ ﻻﹶ ﻳ‬‫ﻮ‬‫ ﺍﻟﻨ‬‫ ﻭ‬‫ﺔ‬‫ﺎﻧﹺﻴ‬‫ﺒ‬‫ﻫ‬‫ ﺍﻟﺮ‬‫ﺎﺀِ ﻭ‬‫ﻨ‬‫ ﺍﻟﹾﻐ‬‫ﻊ‬‫ﺟﹺﻴ‬‫ﺮ‬‫ﺁﻥﹶ ﺗ‬‫ﻥﹶ ﺑﹺﺎﻟﹾﻘﹸﺮ‬‫ﻮ‬‫ﺟﹺﻌ‬‫ﺮ‬‫ ﻳ‬‫ﻡ‬‫ﻱﹺ ﻗﹶﻮ‬‫ﺪ‬‫ﻌ‬‫ ﺑ‬‫ﻦ‬‫ﺀُ ﻣ‬‫ﺠﹺﻲ‬‫ﻴ‬‫ﺳ‬ (‫ )ﺭﻭﺍﻩ ﺍﻟﻄﱪﺍﱐ ﻭﺍﻟﺒﻴﻬﻘﻲ‬‫ﻢ‬‫ﻬ‬‫ﺄﹾﻧ‬‫ ﺷ‬‫ﻢ‬‫ﻬ‬‫ﺠﹺﺒ‬‫ﻌ‬‫ ﻳ‬‫ﻦ‬‫ ﻣ‬‫ﺏ‬‫ ﻗﹸﻠﹸﻮ‬‫ ﻭ‬‫ﻢ‬‫ﻬ‬‫ﺑ‬‫ﺔﹲ ﻗﹸﻠﹸﻮ‬‫ﻧ‬‫ﻮ‬‫ﻔﹾﺘ‬‫ ﻣ‬‫ﻢ‬‫ﻫ‬‫ﺎﺟﹺﺮ‬‫ﻨ‬‫ﺣ‬ “Bacalah Al qur’an sesuai dengan cara dan suara orang Arab. Dan jauhilah olehmu cara baca orang-orang fasik dan ahlul kitab. Maka sesungguhnya akan datang beberapa kaum setelah aku melagukan Al Qur’an seperti nyanyian rahbaniyah dan ratapan, suara mereka tidak dapat melewati tenggorokan mereka, hati mereka dan orang-orang yang mengagumi mereka telah terfitnah” (HR. Al Baihaqi & Ath Thabrani) Imam Ibnu Al jazari berkata:

‫ﺎ‬‫ﻨ‬‫ ﺇﹺﻟﹶﻴ‬‫ﻪ‬‫ﻨ‬‫ﻜﹶﺬﹶﺍ ﻣ‬‫ﻫ‬‫ﻻﹶ ﻭ‬‫ﺰ‬‫ ﺃﹶﻧ‬‫ ﺍﻹِﻟﹶﻪ‬‫ ﺑﹺﻪ‬‫ﻪ‬‫ ﻷَﻧ‬‫ﻢ‬‫ﺍﻥﹶ ﺁﺛ‬‫ﺢﹺ ﺍﻟﹾﻘﹸﺮ‬‫ﺤ‬‫ﺼ‬‫ ﻳ‬‫ ﻟﹶﻢ‬‫ﻦ‬‫ ﻣ‬‫ ﻻﹶﺯﹺﻡ‬‫ﻢ‬‫ﺘ‬‫ ﺣ‬‫ﻮﹺﻳﺪ‬‫ﺠ‬‫ﺬﹸ ﺑﹺﺎﻟﺘ‬‫ﺍﻷَﺧ‬‫ﻭ‬ ‫ﻼﹶ‬‫ﺻ‬‫ﻭ‬ Panduan Tahsin Tilawah Al Qur’an 9

“ membaca (Al Qur’an) dengan tajwid hukumnya wajib, barang siapa tidak membacanya dengan tajwid ia berdosa, karena dengan tajwidlah Allah menurunkan Al Qur’an, dan demikianlah Al Qur’an sampai kepada kita darinya”5 Beliau juga berkata :

‫ ﹶﻥ‬‫ﻭ‬‫ﺪ‬‫ﺒ‬‫ﻌ‬‫ﺘ‬‫ ﻣ‬‫ﻩ‬‫ﺩ‬‫ﻭ‬‫ﺪ‬‫ ﺣ‬‫ﺔ‬‫ﺇﹺﻗﹶﺎﻣ‬‫ ﻭ‬‫ﺁﻥ‬‫ﺎﻧﹺﻲ ﺍﻟﹾﻘﹸﺮ‬‫ﻌ‬‫ﻢﹺ ﻣ‬‫ﻥﹶ ﺑﹺﻔﹶﻬ‬‫ﻭ‬‫ﺪ‬‫ﺒ‬‫ﻌ‬‫ﺘ‬‫ ﻣ‬‫ﻢ‬‫ﺎ ﻫ‬‫ﺔﹶ ﻛﹶﻤ‬‫ ﺍﹾﻷُﻣ‬‫ﻩ‬‫ﺬ‬‫ ﺃﹶﻥﱠ ﻫ‬‫ﻚ‬‫ﻻﹶ ﺷ‬‫ﻭ‬ ‫ﺓ‬ ‫ﺮ‬‫ﻀ‬‫ ﺑﹺﺎﻟﹾﺤ‬‫ﻠﹶﺔ‬‫ﺼ‬‫ﺘ‬‫ ﺍﻟﹾﻤ‬‫ﺍﺀَﺓ‬‫ﺮ‬‫ ﺍﻟﹾﻘ‬‫ﺔ‬‫ﻤ‬‫ ﺃﹶﺋ‬‫ﻦ‬‫ ﻣ‬‫ﻠﹶﻘﱠﺎﺓ‬‫ﺘ‬‫ ﺍﻟﹾﻤ‬‫ّﻔﹶﺔ‬‫ﻠﹶﻰ ﺍﻟﺼ‬‫ ﻋ‬‫ﻪ‬‫ﻓ‬‫ﻭ‬‫ﺮ‬‫ ﺣ‬‫ﺔ‬‫ﺇﹺﻗﹶﺎﻣ‬‫ ﻭ‬‫ﻪ‬‫ﺢﹺ ﺃﹶﻟﹾﻔﹶﺎﻇ‬‫ﻴ‬‫ﺤ‬‫ﺼ‬‫ﺑﹺﺘ‬ ‫ﺎ" ﺃﻫـ‬‫ﺮﹺﻫ‬‫ﺎ ﺇﹺﻟﹶﻰ ﻏﹶﻴ‬‫ﻬ‬‫ﻨ‬‫ﻝﹸ ﻋ‬‫ﻭ‬‫ﺪ‬‫ﻻﹶ ﺍﻟﹾﻌ‬‫ﺎ ﻭ‬‫ﻬ‬‫ﺎﻟﹶﻔﹶﺘ‬‫ﺨ‬‫ ﻣ‬‫ﺯ‬‫ﻮ‬‫ﺠ‬‫ﻲ ﻻﹶ ﺗ‬‫ ﺍﻟﱠﺘ‬‫ﺔ‬‫ﺑﹺﻴ‬‫ﺮ‬‫ ﺍﻟﹾﻌ‬‫ﺔ‬‫ﻴ‬‫ﺤ‬‫ ﺍﹾﻷَﻓﹾﺼ‬‫ﺔ‬‫ﻮﹺﻳ‬‫ﺒ‬‫ﺍﻟﻨ‬

“Tidak diragukan bahwasannya Ummat ini sebagaimana mereka diperintahkan memahami Al Qur’an dan menegakkan hukum-hukumnya, juga diperintahkan membetulkan lafadz-lafadznya dan menegakkan huruf-hurufnya dengan sifat yang dicontohkan dari para imam qiro’ah yang bersambung pada Nabi Muhammad saw dengan arab yang fasih, yang tidak boleh menyelisihinya dan berpaling kepada selainnya.”6 Syeikh Nashiruddin Ath Thablawi berkata :

‫ﺎ‬‫ ﻓﹶﻤ‬،‫ﻠﹶﺔ‬‫ﻤ‬‫ﻲ ﺍﻟﹾﺠ‬‫ ﻓ‬‫ﻩ‬‫ﺩ‬‫ﻭ‬‫ﺭ‬‫ ﻭ‬‫ﻊ‬‫ ﻣ‬‫ﺎﺫ‬‫ﺍﺀَﺓﹸ ﺑﹺﺎﻟﺸ‬‫ﺮ‬‫ ﺍﻟﹾﻘ‬‫ﺯ‬‫ﻮ‬‫ﺠ‬‫ ﻻﹶ ﺗ‬‫ﻪ‬‫ﻠﹶﻰ ﺃﹶﻧ‬‫ﻥﹶ ﻋ‬‫ﻮ‬‫ﻴ‬‫ﻟ‬‫ﻮ‬‫ﺍﹾﻷُﺻ‬‫ﺎﺀُ ﻭ‬‫ ﺍﻟﹾﻔﹸﻘﹶﻬ‬‫ﻊ‬‫ﻤ‬‫ ﺃﹶﺟ‬‫ﻗﹶﺪ‬‫ﻭ‬

. ‫ﻼﹰ‬‫ ﺃﹶﺻ‬‫ﺮﹺﺩ‬‫ ﻳ‬‫ﺎ ﻟﹶﻢ‬‫ ﻣ‬‫ﺍﺀَﺓ‬‫ﺮ‬‫ ﺑﹺﻘ‬‫ﺎﻟﹸﻚ‬‫ﺑ‬

“Para Ulama’ Fiqih dan Ushul telah sepakat bahwa tidak boleh membaca (Al Qur’an) dengan riwayat yang syadz (ahad/tidak mutawattir) walaupun ada riwayatnya. Lalu bagaimana dengan yang tidak ada riwayatnya sama sekali!! “7

10. ‫ﻠﹸﻪ‬‫ﺎﺋ‬‫ﺴ‬‫( ﻣ‬Permasalahannya) Kaidah-kaidah ilmu tajwid seperti : makhorijul dan sifat-sifat huruf, hukum nun mati dan tanwin, hukum mim mati, idghom, mad dan qoshr, waqof, washol dan ibtida’, dsb.

5

Imam Ibnu Al Jazari, Al Muqoddimah Fiimaa ‘Ala Qor’ il Qur’ani An Ya’lamah,. Imam Ibnu Al Jazari, An Nasyr fil qiro’atil ‘asyr, Beirut, Darul kutub 7 Abdul Fattah As Sayyid ‘Ajmi, Hidayatul Qori’ ila Tajwidi Kalamil Bari, Madinah: Darul Fajr Al Islamiyyah, 2001, hal 56 6

Panduan Tahsin Tilawah Al Qur’an 10

Target Tahsin Tilawah (Tilawah yang ideal)

Lancar

Frekwensi tilawah

Benar

Talaqqi

Panduan Tahsin Tilawah Al Qur’an 11

KIAT SUKSES BELAJAR AL QUR’AN -

Niat Ikhlash (QS. 98;5).

-

Sungguh-sungguh/mujahadah (QS.29;6&69)

-

Sabar dan istiqomah (QS.47:31, 3;142, 46;13)

-

Yakin bahwa belajar Al Qur’an adalah mudah ( QS. 54;15/22/32/40)

-

Memperhatikan ada-adab membaca Al Qur’an

-

Tidak tergesa-gesa/membaca dengan tartil (QS.73;4, 75;16, 20;114)

-

Talaqqi kepada orang yang menguasai ilmu tajwid (QS.75;18)

-

Banyak praktek dan mengulang hingga bisa terucap secara refleks dari mulut dengan benar

-

Setiap hari harus ada waktu wajib khusus Al Qur’an

-

Disiplin dalam menerapkan setiap hukum-hukum tajwid ( karena hukum-hukum tajwid bersifat eksak/pasti)

-

Dengan suara yang lantang dan berusaha membaguskan suaranya (dengan suara yang terbaik)

-

Menggunakan mushaf yang standart ( ‘Utsmani)

-

Senantiasa berdoa agar dimudahkan dalam mempelajari AL Qur’an (QS.20;114)

-

Ber’azam untuk mengajarkan kembali

Panduan Tahsin Tilawah Al Qur’an 12

ISTI’ADZAH DAN BASMALAH Lafadz Isti’adzah

   

‫ﻮﺫﹸ‬‫ﺃﹶﻋ‬ atau

  

‫ﻢﹺ‬‫ﻴ‬‫ﻠ‬‫ﻊﹺ ﺍﻟﹾﻌ‬‫ﻴ‬‫ﻤ‬‫ﺍﻟﺴ‬



‫ﻮﺫﹸ‬‫ﺃﹶﻋ‬

Disunnahkan membaca Isti’adzah setiap memulai membaca Al Qur’an. Dan jika tilawah dilakukan secara bergantian dan berurutan, maka yang membaca Isti’adzah bisa yang pertama saja.          Apabila kamu membaca Al Quran hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari syaitan yang terkutuk.(QS. An Nahl :98)

Lafadz Basmalah

    Basmalah dibaca disetiap memulai awal surat kecuali surat At Taubah. Adapun jika memulai dari tengah surat, Basmalah boleh dibaca boleh tidak.

Cara membaca Isti’adzah, basmalah, dan awal surat 1. Dipisah semua:

   

‫ﻮﺫﹸ‬‫ﺃﹶﻋ‬

           

‫ﻮﺫﹸ‬‫ﺃﹶﻋ‬

   

.     .

2. Disambung semua :

3. Menyambung Isti’adzah dengan Basmalah, dan memisah Basmalah dengan awal surat :

   

.        

‫ﻮﺫﹸ‬‫ﺃﹶﻋ‬

4. Memisah Isti’adzah dengan Basmalah, dan menyambung Basmalah dengan awal surat :

        .

   

‫ﻮﺫﹸ‬‫ﺃﹶﻋ‬

Panduan Tahsin Tilawah Al Qur’an 13

CARA MENYAMBUNG DUA SURAT 1. Dipisah semua :

    .

    .     

2. Disambung semua:

             3. Menyambung Basmalah dengan awal Surat :

        .      Yang tidak boleh adalah menyambung akhir surat sebelumnya dengan Basmalah, dan memisah Basmalah dengan surat sesudahnya.

Tingkat Kecepatan Membaca Al Qur’an 1.

‫ﺭ‬‫ﺍﳊﹶﺪ‬

: Membaca dengan cepat (lebih cepat dari hadr, sudah tidak ideal)

2.

‫ﻞﹸ‬‫ﻴ‬‫ﺗ‬‫ﺘﺮ‬‫ﺍﻟ‬

: Membaca dengan lambat

3.

‫ﺮ‬‫ﻭﻳ‬‫ﺪ‬‫ﺍﻟﺘ‬

: Membaca antara tartil dan hadr

4. ‫ﻖ‬‫ﻴ‬‫ﻘ‬‫ﺘﺤ‬‫ﺍﻟ‬

: Membaca dengan sangat lambat

Panduan Tahsin Tilawah Al Qur’an 14

MENYEMPURNAKAN HAROKAT Salah satu bagian penting dari kesempurnaan bacaan Al Qur’an adalah menyempurnakan harokat. Maksudnya adalah pengucapan vokal a, i, u dengan sempurna. -

Setiap Huruf yang berharokat fathah (َ ) atau yang berbunyi “a” harus dibaca dengan membuka bibir secara sempurna, sehingga terucap ‘a” secara sempurna, dan tidak boleh miring ke “e” atau “o”, atau pada huruf-huruf yang tebal (tafkhim) tidak boleh miring ke “a”

-

Setiap Huruf yang berharokat kasroh ( ِ ) atau yang berbunyi “i” harus dibaca dengan merendahkan bibir bagian bawah, sehingga terucap “i” secara sempurna, dan tidak boleh miring ke “e”

-

Setiap Huruf yang berharokat dlommah (ُ ) atau yang berbunyi “u” harus dibaca dengan memonyongkan (membulatkan) bibir secara sempurna, sehingga terucap “u” secara sempurna, dan tidak boleh miring ke “o”

:"‫ "ﺍﳌﻔﻴﺪ ﰲ ﻋﻠﻢ ﺍﻟﺘﺠﻮﻳﺪ‬:‫ﻗﺎﻝ ﺍﻟﻌﻼﻣﺔ ﺍﻟﻄﱢﻴﱯ ﰲ ﻣﻨﻈﻮﻣﺘﻪ‬ ‫ﺎ‬‫ﻤ‬‫ﻦﹺ ﺿ‬‫ﻴ‬‫ﻔﹶﺘ‬‫ ﺍﻟﺸ‬‫ﻢ‬‫ﺇﹺ ﱠﻻ ﺑﹺﻀ‬ ‫ﺎ‬‫ﻤ‬‫ﺘ‬‫ ﻳ‬‫ﻮﻡﹴ ﻓﹶﻠﹶﻦ‬‫ﻤ‬‫ﻀ‬‫ﻛﹸﻞﱡ ﻣ‬‫ﻭ‬ ‫ﻢﹺ‬‫ﺢﹺ ﺍﻓﹾﻬ‬‫ ﺑﹺﺎﻟﹾﻔﹶﺘ‬‫ﻮﺡ‬‫ﻔﹾﺘ‬‫ﺍﻟﹾﻤ‬‫ ﻭ‬،‫ﻢ‬‫ﺘ‬‫ﻳ‬ ‫ﻠﹾﻔﹶﻢﹺ‬‫ﻔﹶﺎﺽﹴ ﻟ‬‫ﺨ‬‫ﻔﹶﺎﺽﹴ ﺑﹺﺎﻧ‬‫ﺨ‬‫ﺫﹸﻭ ﺍﻧ‬‫ﻭ‬ ‫ﻛﹶﻪ‬‫ﺮ‬‫ﻞﹺ ﺍﻟﹾﺤ‬‫ﺝ ﺃﹶﺻ‬  ‫ﺮ‬‫ﺨ‬‫ﺎ ﻣ‬‫ﻛﹸﻬ‬‫ﺮ‬‫ﺸ‬‫ﻳ‬ ‫ﻛﹶﻪ‬‫ﺮ‬‫ﻣﺤ‬ ‫ﻜﹸﻦ‬‫ﻑ ﺇﹺﻥﹾ ﺗ‬  ‫ﻭ‬‫ﺮ‬‫ ﺍﻟﹾﺤ‬‫ﺇﹺﺫ‬ ‫ﺮﹺﻑ‬‫ﻱ ﻋ‬‫ﺎ ﺍﱠﻟﺬ‬‫ﺟﹺﻬ‬‫ﺮ‬‫ﺨ‬‫ﻲ ﻣ‬‫ﺎ ُﺀ ﻓ‬‫ ﺍﻟﹾﻴ‬‫ﻭ‬ ‫ﻘﱢﻘﹶﺎ‬‫ﺤ‬‫ ﻣ‬‫ ﻛﹸﻦ‬‫ﻢ‬‫ ﺑﹺﺎﻟﻀ‬‫ﻫﻪ‬ ‫ﻔﹶﺎ‬‫ﺷ‬ ‫ﺎ‬‫ﻤ‬‫ﺘ‬‫ ﻣ‬‫ ﺑﹺﻪ‬‫ﻄﹾﻖ‬‫ﺐ ﺍﻟﻨ‬  ‫ﺍﺟﹺ‬‫ﺍﻟﹾﻮ‬‫ﻭ‬ ‫ﺐ‬‫ﺗﺼ‬ ‫ﻪ‬ ‫ﻤ‬‫ﺎ ﺍﻓﹾﻬ‬‫ﻬﻤ‬ ‫ﻨ‬‫ﻡ ﹸﻛﻞﱟ ﻣ‬ ‫ﺎ‬‫ﻤ‬‫ﺇﹺﺗ‬

‫ﻒ‬‫ﺝ ﺍﻷَﻟ‬  ‫ﺮ‬‫ﺨ‬‫ﻣ‬‫ﺍﻭﹺ ﻭ‬‫ ﺍﻟﹾﻮ‬‫ﺝ‬‫ﺮ‬‫ﺨ‬‫ ﻣ‬‫ﺃﹶﻱ‬ ‫ﻄﹶﺒﹺﻘﹶﺎ‬‫ﻨ‬‫ ﺗ‬‫ ﻟﹶﻦ‬‫ ﺍﻟﹾﻘﹶﺎﺭﹺﺉ‬‫ﺮ‬‫ﻓﹶﺈﹺﻥﹾ ﺗ‬ ‫ﺎ‬‫ﻤ‬‫ﺎ ﺿ‬‫ ﻣ‬‫ﺺ‬‫ﻘ‬‫ﺘ‬‫ﻨ‬‫ ﻣ‬‫ﻪ‬‫ﺑﹺﺄﹶﻧ‬ ‫ﺠﹺﺐ‬‫ﺮﹴ ﻳ‬‫ﺫﹸﻭ ﻛﹶﺴ‬‫ﺢﹴ ﻭ‬‫ ﺫﹸﻭ ﻓﹶﺘ‬‫ﻛﹶﺬﹶﺍﻙ‬

Imam Ahmad Ath Thibii rohimahullah menyatakan : “Dan setiap huruf yang berdlommah tidak akan sempurna kecuali dengan membulatkan (memonyongkan) bibir secara sempurna. Dan yang berkasroh dengan merendahkan bibir, maka ia menjadi sempurna. Dan yang berfathah dengan membuka bibir, maka fahamilah. Panduan Tahsin Tilawah Al Qur’an 15

Ketika suatu huruf berharokat, maka makhroj asli harokah tergabung dengannya. Yaitu makhroj wawu (‫ ) و‬, makhroj alif (‫ ) ا‬, dan ya’ (‫ ) ي‬di makhrojnya yang sudah diketahui. Jika engkau melihat seorang qori’ tidak membulatkan bibirnya (pada huruf berdlommah), maka pastikan bahwa ia mengurangi yang berdlommah. Sedangkan seharusnya mengucapkan dengan sempurna. Demikian pula yang berkasroh dan berfathah, wajib menyempurnakan keduannya, fahamilah, maka engkau akan benar.8

Contoh-contoh perubahan arti jika salah harokat •

Kalimat

‫ﻮﻟﹸﻪ‬‫ﺳ‬‫ﺭ‬‫ ﻭ‬‫ﲔ‬‫ﺮﹺﻛ‬‫ﺸ‬‫ ﺍﻟﹾﻤ‬‫ﻦ‬‫ﺮﹺﻱﺀٌ ﻣ‬‫ ﺑ‬‫“ ﺃﹶﻥﱠ ﺍﻟﻠﱠﻪ‬bahwa Allah dan RasulNya berlepas diri dari

orang-orang musyrik” , jika dibaca ‫ﻪ‬‫ﻮﻟ‬‫ﺳ‬‫ﺭ‬‫ ﻭ‬‫ﲔ‬‫ﺸﺮﹺﻛ‬  ‫ ﺍﻟﹾﻤ‬‫ﻦ‬‫ﺮﹺﻱﺀٌ ﻣ‬‫ ﺑ‬‫ ﺃﹶﻥﱠ ﺍﻟﻠﱠﻪ‬, artinya menjadi “bahwa Allah berlepas diri dari orang-orang musyrik dan RasulNya ” •

kalimat ‫ﻜﹶﺔﹸ‬‫ﻠﹶﺎﺋ‬‫ﻭﺍ ﺍﻟﹾﻤ‬‫ ﻛﹶﻔﹶﺮ‬‫ﻳﻦ‬‫ﻓﱠﻰ ﺍﻟﱠﺬ‬‫ﻮ‬‫ﺘ‬‫“ ﺇﹺﺫﹾ ﻳ‬ketika para malaikat mencabut nyawa orang-orang kafir “ jika ِd ibaca ‫ﻠﹶﺎﺋﻜﹶﺔﹶ‬‫ﻭﺍ ﺍﻟﹾﻤ‬‫ ﻛﹶﻔﹶﺮ‬‫ﻳﻦ‬‫ﻓﱠﻰ ﺍﻟﱠﺬ‬‫ﻮ‬‫ﺘ‬‫ ﺇﹺ ﹾﺫ ﻳ‬artinya menjadi “ketika orang-orang kafir mencabut nyawa para malaikat “

Contoh-contoh perubahan arti jika salah panjang pendek •

Kalimat ‫ﺍ‬‫ﺎ ﻛﹶﺎﻓﹸﻮﺭ‬‫ﻬ‬‫ﺍﺟ‬‫ﺰ‬‫ ﻛﹶﺄﹾﺱﹴ ﻛﹶﺎﻥﹶ ﻣ‬‫ﻦ‬‫ﻮﻥﹶ ﻣ‬‫ﺑ‬‫ﺸﺮ‬  ‫ ﻳ‬‫ﺍﺭ‬‫ﺑﺮ‬‫“ ﺇﹺﻥﱠ ﺍﹾﻟﺄﹶ‬sungguh orang-orang yang berbuat kebajikan akan minum dari gelas (berisi minuman) yang campurannya adalah air kafur”. Jika dibaca ‫ﺍ‬‫ﺎ ﻛﹶﻔﹸﻮﺭ‬‫ﻬ‬‫ﺍﺟ‬‫ﺰ‬‫ ﻛﹶﺄﹾﺱﹴ ﻛﹶﺎﻥﹶ ﻣ‬‫ﻦ‬‫ﻮﻥﹶ ﻣ‬‫ﺑ‬‫ﺮ‬‫ﺸ‬‫ ﻳ‬‫ﺍﺭ‬‫ﺑﺮ‬‫ ﺇﹺﻥﱠ ﺍﹾﻟﺄﹶ‬artinya menjadi “sungguh orang-orang yang berbuat kebajikan akan minum dari gelas (berisi minuman) yang campurannya adalah orang kafir”

• Kalimat ‫ﻜﹸﻢ‬‫ﻧ‬‫ ﻟﹶﺄﹶﺯﹺﻳﺪ‬‫ﻢ‬‫ﺗ‬‫ﻜﹶﺮ‬‫ ﺷ‬‫ﻦ‬‫“ ﻟﹶﺌ‬sungguh jika kalian bersyukur, sungguh Aku akan menambah (nikmat) kepada kalian”. Jika dibaca ‫ﻢ‬ ‫ﻜﹸ‬‫ﻧ‬‫ ﻻﹶ ﺃﹶﺯﹺﻳ ﺪ‬‫ﻢ‬‫ﺮﺗ‬ ‫ﻜﹶ‬‫ ﺷ‬‫ﻦ‬‫ ﻟﹶﺌ‬artinya menjadi “sungguh jika kalian bersyukur, Aku tidak menambah (nikmat) kepada kalian”

8

Shofwat Mahmud Salim , Fathu Robbil Bariyyah Syarhul Muqoddimatul Jazariyyah, Jeddah: Daru Nurul Maktabat, 1424 H, Hal. 117

Panduan Tahsin Tilawah Al Qur’an 16

MAKHORIJUL HURUF Makhorij jama’ dari makhroj artinya tempat keluar . Makhorijul Huruf artinya tempat keluarnya huruf. Pengucapan huruf sesuai makhrojnya merupakan hal yang sangat penting dalam membaca Al Qur’an. Kesalahan pada makhorijul huruf dapat menyebabkan peruabahan arti kata. Contoh-contoh perubahan arti jika salah makhroj • kalimat ‫ﻢ‬‫ﺗ‬‫ﻜﹶﺮ‬‫ ﻟﹶﺈﹺﻥ ﺷ‬yang berarti “jika kalian bersyukur”, kalau dibaca : ‫ﻢ‬‫ﺗ‬‫ﻜﹶﺮ‬‫ﻝَﺇﹺﻥ ﺳ‬ maka artinya menjadi “jika kalian mabuk”, • kalimat ‫ﻥﹶ‬‫ﻮ‬‫ﻠﹶﻤ‬‫ﻌ‬‫ﺗ‬ yang berarti “kalian mengetahui, jika dibaca ‫ﻥﹶ‬‫ﻮ‬‫ﺄﹾْﻟﹶﻤ‬‫ ﺗ‬maka artinya menjadi “ kalian menderita kesakitan”, • Kalimat ‫ﺍ‬‫ﻳﺪ‬‫ﺪ‬‫ﻟﹰﺎ ﺳ‬‫ﻗﹸﻮﻟﹸﻮﺍ ﻗﹶﻮ‬‫ ﻭ‬yang berarti “dan berkatalah perkataan yang benar”, jika dibaca

‫ﺍ‬‫ﻳﺪ‬‫ﺪ‬‫ﻟﹰﺎ ﺷ‬‫ﻗﹸﻮﻟﹸﻮﺍ ﻗﹶﻮ‬‫ ﻭ‬, maka artinya menjadi “dan berkatalah perkataan yang keras” • Kalimat ‫ﻠﱠﻪ‬‫ ﻟ‬‫ﺪ‬‫ﻤ‬‫“ ﺍﻟﹾﺤ‬Segala puji bagi Allah” jika dibaca ‫ﻠﱠﻪ‬‫ ﻟ‬‫ﺪ‬‫ﻤ‬‫ ﺍﻟﹾﻬ‬artinya menjadi “kematian bagi Allah” Setiap huruf hijaiyyah memiliki makhroj sendiri-sendiri yang berbeda dengan huruf latin. Apabila huruf tersebut dikeluarkan dari makhroj yang benar, maka akan keluar suara dengan benar pula. Secara global makhorijul huruf ada lima : 1. Rongga Mulut dan tenggorokan ( ‫ﻮﻑ‬ ‫) ﺍﻟﹾﺠ‬ 2. Tenggorokan (‫ﻠﹾﻖ‬‫) ﺍﻟﹾﺤ‬ 3. Lidah ( ‫ﺎﻥﹸ‬‫ّﺴ‬‫) ﺍﻟﻠ‬ 4. Bibir ( ‫ﻔﹶﺔ‬‫ُ)ﺍﻟﺸ‬

5. Rongga Hidung ( ‫ﻡ‬‫ﻮ‬‫ﺸ‬‫ﻴ‬‫) ﺍﻟﹾ ﺨ‬ Namun jika dirinci Jumlah keseluruhan makhorijul huruf ada tujuh belas makhroj. 1- Rongga Mulut dan tenggorokan ( ‫ﻑ‬‫ﻮ‬‫) ﺍﻟﹾﺠ‬ 1. Yang keluar dari al jauf adalah huruf-huruf mad (panjang) yaitu disingkat

‫ﺎ‬‫ﻬ‬‫ﻴ‬‫ﺣ‬‫ﻮ‬‫ ﻧ‬.

‫َﺍ ِﻱ ُﻭ‬

atau biasa

setiap huruf mad harus benar-benar keluar dari al jauf secara bersih

dan tidak boleh ada suara hidung. 2. Tenggorokan (‫ﻠﹾﻖ‬‫) ﺍﻟﹾﺤ‬ 2. Pangkal tenggorokan, keluar huruf

‫ ھـ‬- ‫ء‬

‫ ﺀًﺍ‬‫ﺌﹰﺎ ﺃﹶﻥ‬‫ﻴ‬‫ﺌ‬‫ ﻣ‬‫ﻥ‬‫ﺆ‬‫َ ﺍﻟﹾﻤ‬‫ﻦ‬‫ ﺃﹶﺃﹾﻥﹶ ﻣ‬‫ ﺀً ﺃﹶﻥ‬‫ﺄﹾ ﺃﹸﻭ‬‫ ﺑ‬‫ ﺃﹸﻭ‬‫ﺀَﺍ ﺇﹺﻱ‬ ‫ﺃﹶﺃﱠ ﺇﹺﺉﹺّ ﺃﹸﺅ‬

‫ ﹸﺃﺅ‬‫ﺃﹶﺃﹾ ﺇﹺﺉ‬

Panduan Tahsin Tilawah Al Qur’an 17

‫ﺎ‬‫ﻦﹺ ﻫ‬‫ﺎ ﻫ‬‫ﻬ‬‫ﻬﹺﻴ‬‫ﻦﹺ ﻣ‬‫ﻬ‬‫ ﺍﻟﹾﻤ‬‫ﻦ‬‫ ﻣ‬‫ﻦ‬‫ﻬ‬‫ﻦﹺ ﻫ‬‫ﺎ ﻫ‬‫ ﻫ‬‫ﻮ‬‫ ﻫ‬‫ﻪ‬‫ ﺑ‬‫ﻮ‬‫ ﻫ‬‫ﻲ‬‫ﺎ ﻫ‬‫ﻫ‬ ‫ّ ﺃﹸﻩ‬‫ ﺇﹺﻩ‬‫ﺃﹶﻩ‬

‫ ﺃﹸﻩ‬‫ ﺇﹺﻩ‬‫ﺃﹶﻩ‬

.  .  .  .  .  .  .  .   .  . 

.  .  . 

 

 .  .  .  

.  . 

. 

.  .  . 

.  .   .

 .



 .  3. Tengah tenggorokan, keluar huruf

‫ﺡ‬- ‫ﻉ‬

‫ﺎ‬‫ﻦﹺ ﻋ‬‫ﺎ ﻋ‬‫ﻌ‬‫ﻴ‬‫ﻌ‬‫ﻦﹺ ﻣ‬‫ﻌ‬‫ ﺍﻟﹾﻤ‬‫ﻦ‬‫ ﻣ‬‫ﻦ‬‫ﻌ‬‫ﻦﹺ ﻋ‬‫ﺎ ﻋ‬‫ ﻋ‬‫ﻮ‬‫ ﻋ‬‫ﻊ‬‫ ﺑ‬‫ﻮ‬‫ ﻋ‬‫ﻲ‬‫ﺎ ﻋ‬‫ﻋ‬ ‫ ﺇﹺﻉﹺّ ﺃﹸﻉ‬‫ﺃﹶﻉ‬

‫ ﺃﹸﻉ‬‫ ﺇﹺﻉ‬‫ﺃﹶﻉ‬

‫ﺎ‬‫ﻦﹺ ﺣ‬‫ﺎ ﺣ‬‫ﺤ‬‫ﻴ‬‫ﺤ‬‫ﻦﹺ ﻣ‬‫ﺤ‬‫ ﺍﻟﹾﻤ‬‫ﻦ‬‫ ﻣ‬‫ﻦ‬‫ﺤ‬‫ﻦﹺ ﺣ‬‫ﺎ ﺣ‬‫ ﺣ‬‫ﻮ‬‫ ﺣ‬‫ﺢ‬‫ ﺑ‬‫ﻮ‬‫ ﺣ‬‫ﻲ‬‫ﺎ ﺣ‬‫ﺣ‬ ‫ ﺇﹺﺡﹺّ ﺃﹸﺡ‬‫ﺃﹶﺡ‬

‫ﺡ ﺃﹸﺡ‬  ‫ ﺇﹺ‬‫ﺃﹶﺡ‬

.  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .    .    .  .  .  .  .  .   .  .  .   .  .   Panduan Tahsin Tilawah Al Qur’an 18

4. Ujung Tenggorokan, keluar huruf ‫ﺥ‬

-‫ﻍ‬

, dibaca dengan tafkhim(tebal)9

‫ﺎ ﻏﹶﻦﹺ ﻏﹰﺎ‬‫ﻐ‬‫ﻴ‬‫ﻐ‬‫ﻦﹺ ﻣ‬‫ﻐ‬‫ ﺍﻟﹾﻤ‬‫ﻦ‬‫ ﻣ‬‫ﻦ‬‫ ﻏﹰﺎ ﻏﹶﻦﹺ ﻏﹶﻐ‬‫ﻎﹾ ﻏﹸﻮ‬‫ ﺑ‬‫ ﻏﹸﻮ‬‫ﻲ‬‫ﻏﹶﺎ ﻏ‬ ‫ﻍ‬ ‫ﺃﹶﻍﱠ ﺇﹺﻍﹺّ ﺃﹸ ﱡ‬

‫ﺃﹶﻍﹾ ﺇﹺﻍﹾ ﺃﹸﻍﹾ‬

‫ﺎ‬‫ﻦﹺ ﺧ‬‫ﺎ ﺧ‬‫ﺨ‬‫ﻴ‬‫ﺨ‬‫ﻦﹺ ﻣ‬‫ﺨ‬‫ ﺍﻟﹾﻤ‬‫ﻦ‬‫ ﻣ‬‫ﻦ‬‫ﺨ‬‫ﻦﹺ ﺧ‬‫ﺎ ﺧ‬‫ ﺧ‬‫ﻮ‬‫ ﺧ‬‫ﺦ‬‫ ﺑ‬‫ﻮ‬‫ ﺧ‬‫ﻲ‬‫ﺎ ﺧ‬‫ﺧ‬ ‫ ﺇﹺﺥﹺّ ﺃﹸﺥ‬‫ﺃﹶﺥ‬

‫ﺥ ﺃﹸﺥ‬  ‫ ﺇﹺ‬‫ﺃﹶﺥ‬

 .  .    .  .  .    .   .   .  .       .  .  . 

.  . 

.     .    .  .     .  .  .  .  .   Praktek Surat Al Fatihah dan Al A'la 3. Lidah ( ‫ﺎ ﻥﹸ‬‫ّﺴ‬‫) ﺍﻟﻠ‬ 5.Pangkal lidah dengan langit-langit, keluar huruf ‫ ق‬, dibaca dengan tafkhim (tebal) tanpa disertai keluarnya nafas. Jika mati, huruf qof harus dibaca memantul (qolqolah)10

‫ﻘﹰﺎ ﻗﹶﻦﹺ ﻗﹰﺎ‬‫ﻴ‬‫ﻘ‬‫ﻘﹾﻦﹺ ﻣ‬‫ ﺍﻟﹾﻤ‬‫ﻦ‬‫ ﻣ‬‫ ﻗﹰﺎ ﻗﹶﻦﹺ ﻗﹶﻘﹾﻦ‬‫ ﻗﹸﻮ‬‫ﻖ‬‫ ﺑ‬‫ ﻗﹸﻮ‬‫ﻗﻲ‬ ‫ﻗﹶﺎ‬ ‫ ﺇﹺﻕﹺّ ﺃﹸﻕ‬‫ﺃﹶﻕ‬ . 

.  

‫ ﺃﹸﻕ‬‫ ﺇﹺﻕ‬‫ﺃﹶﻕ‬

.   .  .    

9

Tafkhim secara bahasa berarti menebalkan. Secara istilah berarti sifat tebal yang melekat pada huruf sehingga gemanya memenuhi rongga mulut. 10 Kesalahan umum yang terjadi pada pengucapan huruf Qof adalah mengeluarkan huruf Qof terlalu dalam dari tenggorokan. Yang benar adalah dari pangkal lidah.

Panduan Tahsin Tilawah Al Qur’an 19

.  

 .       

.

 .   .  .  .  6. Pangkal lidah dengan langit-langit sedikit dibawah makhroj qof, keluar huruf dibaca disertai keluarnya nafas.

‫ك‬,

‫ﻜﹰﺎ ﻛﹶﻦﹺ ﻛﹰًﺎ‬‫ﻴ‬‫ﻜ‬‫ﻜﹾﻦﹺ ﻣ‬‫ ﺍﻟﹾﻤ‬‫ﻦ‬‫ ﻣ‬‫ ﻛﹰﺎ ﻛﹶﻦﹺ ﻛﹶﻜﹾﻦ‬‫ ﻛﹸﻮ‬‫ﻚ‬‫ ﺑ‬‫ ﻛﹸﻮ‬‫ﻲ‬‫ﻛﹶﺎ ﻛ‬ ‫ّ ﺃﹸﻙ‬‫ ﺇﹺﻙ‬‫ﺃﹶﻙ‬  .  . 

 .

.



.

 . 



‫ ﺃﹸﻙ‬‫ ﺇﹺﻙ‬‫ﺃﹶﻙ‬ 

.

.  . 

Praktek Surat Al Anfal Ayat 29-32, Al Balad, dan Al Alaq 7. Tengah lidah dengan langit-langit, keluar huruf mati harus dibaca memantul (qolqolah)

‫ ش – ي‬- ‫ ج‬, Jika huruf jim (‫)ج‬

‫ﺎ‬‫ﻦﹺ ﺟ‬‫ﺎ ﺟ‬‫ﺠ‬‫ﺠﹺﻴ‬‫ﻦﹺ ﻣ‬‫ﺠ‬‫ ﺍﻟﹾﻤ‬‫ﻦ‬‫ ﻣ‬‫ﻦ‬‫ﺠ‬‫ﻦﹺ ﺟ‬‫ﺎ ﺟ‬‫ ﺟ‬‫ﻮ‬‫ ﺟ‬‫ﺞ‬‫ ﺑ‬‫ﻮ‬‫ ﺟ‬‫ﺎ ﺟﹺﻲ‬‫ﺟ‬ ‫ ﺇﹺﺝﹺّ ﺃﹸﺝ‬‫ﺃﹶﺝ‬

‫ﺝ ﺃﹸﺝ‬  ‫ ﺇﹺ‬‫ﺃﹶﺝ‬

‫ﺎ‬‫ﻦﹺ ﺷ‬‫ﺎ ﺷ‬‫ﺸ‬‫ﻴ‬‫ﺸ‬‫ﻦﹺ ﻣ‬‫ﺸ‬‫ ﺍﻟﹾﻤ‬‫ﻦ‬‫ ﻣ‬‫ﻦ‬‫ﺸ‬‫ﻦﹺ ﺷ‬‫ﺎ ﺷ‬‫ ﺷ‬‫ﻮ‬‫ ﺷ‬‫ﺶ‬‫ ﺑ‬‫ﻮ‬‫ ﺷ‬‫ﻲ‬‫ﺎ ﺷ‬‫ﺷ‬ ‫ ﺇﹺﺵﹺّ ﺃﹸﺵ‬‫ﺃﹶﺵ‬

‫ ﺃﹸﺵ‬‫ ﺇﹺﺵ‬‫ﺃﹶﺵ‬

‫ﺎ‬‫ﻦﹺ ﻳ‬‫ﺎ ﻳ‬‫ﻴ‬‫ﻴﹺﻴ‬‫ﻦﹺ ﻣ‬‫ﻴ‬‫ ﺍﻟﹾﻤ‬‫ﻦ‬‫ ﻣ‬‫ﻦ‬‫ﻴ‬‫ﻦﹺ ﻳ‬‫ﺎ ﻳ‬‫ ﻳ‬‫ﻮ‬‫ ﻳ‬‫ﻲ‬‫ ﺑ‬‫ﻮ‬‫ ﻳ‬‫ﺎ ﻳﹺﻲ‬‫ﻳ‬ ‫ ﺇﹺﻱﹺّ ﺃﹸﻱ‬‫ﺃﹶﻱ‬

‫ ﺃﹸﻱ‬‫ﺃﹶﻱ‬

.  .  .   .  .  .    .  .  .



  .  .  .  . ٍ  .  .         .  .  Panduan Tahsin Tilawah Al Qur’an 20

 .  .  .   .  .  .  .  .  .  .    .

 .  ١١



.

Praktek Surat An Naba’ ayat 1- 30 7. Sisi lidah kiri atau kanan bertemu dengan gigi geraham atas, keluar huruf dengan tafkhim (tebal).12

‫ ض‬, dibaca

‫ًﺎ‬‫ﻦﹺ ﺿ‬‫ﺎ ﺿ‬‫ﻀ‬‫ﻴ‬‫ﻀ‬‫ﻦﹺ ﻣ‬‫ﻀ‬‫ ﺍﻟﹾﻤ‬‫ﻦ‬‫ ﻣ‬‫ﻦ‬‫ﻀ‬‫ﻦﹺ ﺿ‬‫ﺎ ﺿ‬‫ ﺿ‬‫ﻮ‬‫ ﺿ‬‫ﺾ‬‫ ﺑ‬‫ﻮ‬‫ ﺿ‬‫ﻲ‬‫ﺎ ﺿ‬‫ﺿ‬ ‫ ﺇﹺﺽﹺّ ﺃﹸﺽ‬‫ﺃﹶﺽ‬

‫ ﺃﹸﺽ‬‫ ﺇﹺﺽ‬‫ﺃﹶﺽ‬

   .  .     

. 

          

Praktek surat Thoha 83 – 97, surat Adl Dluha 8. Ujung sisi lidah bertemu dengan ujung langit-langit, keluar huruf ‫ ل‬, dalam lafadz ( ‫)اﷲ‬13 jika huruf sebelumnya berharokat fathah atau dlommah, maka dibaca tebal (tafkhim). Selain tempat tersebut huruf lam harus dibaca tipis (tarqiq) termasuk lafadz (‫ )اﷲ‬jika sebelumnya kasroh. 14

11

Kesalahan umum saat membaca huruf ya’ yang bertasydid adalah menahan lama tasydid atau dibaca seperti idghom bighunnah. Secara umum tidak boleh menahan (mamanjangkan) tasydid. Huruf bertasydid hanya ditekan secara biasa. Kesalahan mamanjangkan tasydid oleh ulama’ disebut tamthithusy syaddi(ّ‫ﺪ‬‫ﺍﻟﺸ‬

‫ﻴﻂﹸ‬‫ﻄ‬‫ﻤ‬‫) ﺗ‬. Kecuali pada

huruf mim dan nun tasydid, ghunnah pada mim dan nun tasydid wajib ditahan. Jadi yang menyebabkan ditahan adalah ghunnah, termasuk pada idghom bighunnah. 12 kesalahan umum yang sering terjadi adalah mengeluarkan huruf ‫ ض‬dari ujung lidah bertemu dengan gigi depan, atau dengan geraham, atau dengan pipi, sedangkan yang tepat adalah sisi lidah dengan geraham. Sehingga lidah atau bibir tidak perlu miring ke kiri atau ke kanan. Kesalahan umum yang lain adalah mengucapkan َ‫ ض‬dengan memonyongkan bibir. Sedangkan memonyongkan bibir hanya pada huruf ‫ و‬dan huruf berdlommah saja, dan tidak ada hubungannya dengan tafkhim (tebal)nya huruf. 13

Dalam mushhaf timur tengah lafadz harokatnya fathah biasa (pendek), namun tetap harus dibaca 2 harokat.

14

Kesalahan umum pada pengucapan huruf yang berharokat fathah sebelum lafadz (‫ )اﷲ‬, adalah membacanya miring ke “o”, misalnya kalimat (‫ )اﷲ‬dibaca olloh, harusnya tetap Alloh, dan kalimat (‫ )وَ اﷲ‬dibaca wolloh, harusnya tetap Walloh, termasuk kalimat

 

dibaca walodl dloollin, harusnya tetap waladl dloollin.

Dsb.

Panduan Tahsin Tilawah Al Qur’an 21

‫ﻼﹰ ﻟﹶﻦﹺ ﻻﹰ‬‫ﻴ‬‫ﻠ‬‫ﻠﹾﻦﹺ ﻣ‬‫ ﺍﻟﹾﻤ‬‫ﻦ‬‫ ﻣ‬‫ ﻻﹰ ﻟﹶﻦﹺ ﻟﹶﻠﹾﻦ‬‫ﻞﹾ ﻟﹸﻮ‬‫ ﺑ‬‫ ﹸﻟﻮ‬‫ﻲ‬‫ﻻﹶ ﻟ‬ ‫ﺃﹶﻝﱠ ﺇﹺﻝﹺّ ﺃﹸ ﱡﻝ‬ .

 

.



.

 .

 

.

‫ﺃﹶﻝﹾ ﺇﹺﻝﹾ ﺃﹸﻝﹾ‬  

   .  .   .   .                     Praktek Surat Al Hasyr : 18 – 24 9. Ujung lidah bertemu dengan langit-langit dibawah makhroj lam, keluar huruf ‫ ن‬, jika huruf nun bertasydid (ّ‫ن‬ ) maka dengung (ghunnah)nya harus ditahan sekitar dua 15 harokat. Kesalahan umum yang terjadi saat pengucapan nun yang bertasydid (ّ‫) ن‬ adalah ghunnah (dengung) tidak ditahan, atau menahan ghunnah terlalu lama (berlebihan) dan menggelombang-gelombangkannya yang disebut oleh ulama tajwid sebagai tathniinul ghunnaat(‫ﺎﺕ‬‫ﻨ‬‫ ﺍﻟﻐ‬‫ﻄﹾﻨﹺﲔ‬‫) ﺗ‬.

‫ﺎ‬‫ﻦﹺ ﻧ‬‫ﺎ ﻧ‬‫ﻨ‬‫ﻨﹺﻴ‬‫ﻦﹺ ﻣ‬‫ﻨ‬‫ ﺍﻟﹾﻤ‬‫ﻦ‬‫ ﻣ‬‫ﻦ‬‫ﻨ‬‫ﻦﹺ ﻧ‬‫ﺎ ﻧ‬‫ ﻧ‬‫ﻮ‬‫ ﻧ‬‫ﻦ‬‫ ﺑ‬‫ﻮ‬‫ ﻧ‬‫ﺎ ﻧﹺﻲ‬‫ﻧ‬ ‫ّ ﺃﹸﻥﱡ‬‫ﺃﹶﻥﱠ ﺇﻥ‬

‫ﺃﹶﻥﹾ ﺇﹺﻥﹾ ﺃﹸﻥﹾ‬

.   .  .     .    .  

  .   .  .  .     Praktek Surat An Nas, Al Hujurot 13-18

10. Ujung lidah bertemu dengan langit-langit dengan memasukkan sedikit permukaan lidah, keluar huruf ‫ر‬, huruf ro’ memiliki tiga kondisi : (1) harus dibaca tebal (tafkhim), (2) harus dibaca tipis (tarqiq), dan (3) boleh dibaca tafkhim atau tarqiq. 1. Harus dibaca tebal (tafkhim) 1. berharokat fathah / dlommah :

‫ﺎ‬‫ﺯﹺﻗﹾﻨ‬‫ ﺭ‬، ‫ﺮ‬‫ ﺗ‬‫ﺃﹶﻟﹶﻢ‬

15

Ada pula yang menyebutkan sekitar tiga harokat, Disebut “sekitar” karena ghunnah bukan harokat, ukuran pasti lamanya menahan ghunnah adalah pada talaqqi.

Panduan Tahsin Tilawah Al Qur’an 22

2. Mati setelah fathah/ dlommah : ‫ﺍ‬‫ﺪ‬‫ﺷ‬‫ﺮ‬‫ﻣ‬

، ‫ﻢ‬‫ﻳ‬‫ﺮ‬‫ﻣ‬

3. Mati setelah hamzah washol16 : ،  ,   4. Mati setelah kasroh sesudahnya terdapat huruf isti’la’17 yang tidak berharokat kasroh dalam satu kata :    ,   ,   ,   , 

 5. Mati karena waqof (berhenti) setelah alif atau wawu sukun:    6. Mati karena waqof (berhenti) setelah huruf mati yang sebelumnya huruf yang berharokat fathah / dlommah   2. Harus dibaca tipis (tarqiq) 1. Berharokat kasroh :

‫ﺮﹺﻯ‬‫ﺠ‬‫ﺗ‬

2. Mati sesudah kasroh :

‫ﻥﹶ‬‫ﻮ‬‫ﻋ‬‫ﺮ‬‫ﻓ‬

3. Mati karena waqof setelah huruf Ya’ sukun :        4. Mati karena waqof setelah huruf mati (bukan isti’la’) yang sebelumnya huruf yang berharokat kasroh :   

16

Hamzah washol adalah hamzah yang tidak dibaca ketika di pertengahan kalimat, dan dibaca jika di awal kalimat (lawan dari hamzah qotho’/asli, yang tetap dibaca diawal, ditengah, atau diakhir). Dalam mushhaf timur tengah biasanya ditulis dengan alif diatasnya ada huruf shod kecil ( ),cara menentukan harokat hamzah washol ( ) adalah : 1. Pada alif lam ( ‫ ) ال‬hamzah washol harus dibaca fathah . misal (  , 2. Pada kalimat (

),

‫ﻦﹴ‬‫ ﺍﺑ‬، ‫ﺔ‬‫ﻨ‬‫ ﺍﺑ‬، ٍ‫ﺮﹺﻯﺀ‬‫ ﺍﻣ‬، ‫ﻦﹺ‬‫ﻴ‬‫ ﺍﺛﹾﻨ‬، ‫ﺃﺓ‬‫ﺮ‬‫ ﺍﻣ‬، ‫ﻢﹴ‬‫ ﺍﺳ‬، ‫ﻦﹺ‬‫ﻴ‬‫ﺘ‬‫ ) ﺍﺛﹾﻨ‬hamzah washol harus dibaca

kasroh. 3. Selain dua bentuk diatas, untuk menentukan harokat hamzah washol dilihat harokat huruf ketiganya. Jika huruf ketiga fathah atau kasroh, maka hamzah washol harus dibaca kasroh, misal : ,  . ,  (karena huruf ‫ ﺕ‬berdatsdid (dobel), maka huruf kedua dan ketiga adalah huruf ‫) ﺕ‬

Dan jika huruf ketiga dlommah, maka hamzah washol harus dibaca dlommah, misal: 17

  ,  .

Lihat di bab sifat-sifat huruf

Panduan Tahsin Tilawah Al Qur’an 23

3. Boleh tebal atau tipis 1. Mati setelah kasroh sesudahnya ada huruf isti’la’ berharokat kasroh : ‫ﺮﻕﹴ‬  ‫ﻓ‬ 2. Mati karena waqof setelah huruf isti’la’ yang mati yang sebelumnya huruf yang berharokat kasroh :

‫ﺮ‬‫ﺼ‬‫ﻣ‬

3. Mati karena waqof setelahnya ada huruf Ya’ yang dibuang18 :  

  

‫ﺍ‬‫ ﺭ‬‫ﻥ‬‫ﺍ ﺭ‬‫ﺮ‬‫ﺮﹺﻳ‬‫ ﻣ‬‫ﻥ‬‫ﺮ‬‫ ﺍﻟﹾﻤ‬‫ﻦ‬‫ﻥﹶ ﻣ‬‫ﺭ‬‫ ﺭ‬‫ﻥ‬‫ﺍ ﺭ‬‫ ﺭ‬‫ﻭ‬‫ ﺭ‬‫ﺮ‬‫ ﺑ‬‫ﻭ‬‫ ﺭ‬‫ﺍ ﺭﹺﻱ‬‫ﺭ‬ Praktek surat Al Muddatstsir, Al Fajr, dan Al Qomar19

‫ ﺇﹺﺭﹺّ ﺃﹸﺭ‬‫ﺃﹶﺭ‬

‫ ﺃﹸﺭ‬‫ ﺇﹺﺭ‬‫ﺃﹶﺭ‬

11. Ujung lidah bertemu dengan gusi bagian atas (pangkal gigi seri atas), keluar huruf

–‫ط‬

‫ د – ت‬, pengucapan huruf ‫ ت‬disertai dengan keluarnya nafas20. Pengucapan huruf

‫& ط‬ ‫ د‬tanpa disertai keluarnya nafas. Huruf ‫ ط‬harus dibaca tafkhim (tebal), dan jika mati huruf ‫د‬، ‫ ط‬harus dibaca qolqolah (mamantul).21

‫ﺍ‬‫ ﺩ‬‫ﻥ‬‫ﺍ ﺩ‬‫ﺪ‬‫ﻳ‬‫ﺪ‬‫ ﻣ‬‫ﻥ‬‫ﺪ‬‫ ﺍﻟﹾﻤ‬‫ﻦ‬‫ﻥﹶ ﻣ‬‫ﺩ‬‫ ﺩ‬‫ﻥ‬‫ﺍ ﺩ‬‫ ﺩ‬‫ﻭ‬‫ ﺩ‬‫ﺪ‬‫ ﺑ‬‫ﻭ‬‫ ﺩ‬‫ﻱ‬‫ﺍ ﺩ‬‫ﺩ‬ ‫ّ ﺃﹸﺩ‬‫ ﺇﺩ‬‫ﺃﹶﺩ‬

‫ ﺃﹸﺩ‬‫ ﺇﹺﺩ‬‫ﺃﹶﺩ‬

‫ﺎ‬‫ﻦﹺ ﺗ‬‫ﺎ ﺗ‬‫ﺘ‬‫ﻴ‬‫ﺘ‬‫ﻦﹺ ﻣ‬‫ﺘ‬‫ ﺍﻟﹾﻤ‬‫ﻦ‬‫ ﻣ‬‫ﻦ‬‫ﺘ‬‫ﻦﹺ ﺗ‬‫ﺎ ﺗ‬‫ ﺗ‬‫ﻮ‬‫ ﺗ‬‫ﺖ‬‫ ﺑ‬‫ﻮ‬‫ ﺗ‬‫ﻲ‬‫ﺎ ﺗ‬‫ﺗ‬ ‫ّ ﺃﹸﺕ‬‫ ﺇﹺﺕ‬‫ﺃﹶﺕ‬

‫ ﺃﹸﺕ‬‫ ﺇﹺﺕ‬‫ﺃﹶﺕ‬

‫ﻄﹰﺎ ﻃﹶﻦﹺ ﻃﹰًﺎ‬‫ﻴ‬‫ﻄ‬‫ﻄﹾﻦﹺ ﻣ‬‫ ﺍﻟﹾﻤ‬‫ﻦ‬‫ ﻣ‬‫ ﻃﹰﺎ ﻃﹶﻦﹺ ﻃﹶﻄﹾﻦ‬‫ﻂﹾ ﻃﹸﻮ‬‫ ﺑ‬‫ ﻃﹸﻮ‬‫ﻲ‬‫ﻃﹶﺎ ﻃ‬ ‫ﻁ‬ ‫ّ ﺃﹸ ﱡ‬‫ﺃﹶﻁﱠ ﺇﹺﻁ‬

‫ﻁ ﺃﹸﻁﹾ‬ ‫ﺃﹶﻁﹾ ﺇﹺ ﹾ‬

18

Dapat diketahui dari konteks ayat atau asal kalimat. Kesalahan umum yang terjadi saat membaca huruf ro’ yang bertasydid seperti dalam lafadz basmalah adalah ro’ dibaca lemah seolah tanpa tasydid. Atau ro’ tasydid dibaca dengan menghentakkan suara sehingga seolah suaranya 19

terputus atau tersendat (ada jeda), kesalahan ini disebut oleh ulama’ sebagai ( ‫ﺍﺀَﺍ ﺕ‬‫ﺍﻟﺮ‬ 20

‫ﺔﹸ‬‫ﻣ‬‫ﺮ‬‫ﺼ‬‫) ﺣ‬.

Kesalahan umum yang terjadi pada pengucapan huruf ‫ ط د ت‬adalah lidah keluar menyentuh ujung gigi. Kesalahan umum yang terjadi pada pengucapan huruf ‫ ط‬adalah dengan memonyongkan bibir. Sedangkan memonyongkan bibir hanya pada huruf ‫ و‬dan huruf berdlommah saja, dan tidak ada hubungannya dengan tafkhim (tebal)nya huruf. 21

Panduan Tahsin Tilawah Al Qur’an 24

 .   .

 .    .    .  



.   .  .   .  

    .  .  .  .  .   . 

.   .   .     .   





 .  .  .  

.





.

  .  . 

.

Praktek Surat At Takwir, At Takatsur, dan Al 'Adiyat, Ar Ra’d 25-29 12. Ujung lidah bertemu dengan ujung gigi seri atas (lidah sedikit keluar), keluar huruf

–‫ظ‬

‫ ث‬- ‫ ذ‬, huruf ‫ ظ‬harus dibaca tafkhim (tebal).

‫ﺜﹰﺎ ﺛﹶﻦﹺ ﺛﹰًﺎ‬‫ﻴ‬‫ﺜ‬‫ﺜﹾﻦﹺ ﻣ‬‫ ﺍﻟﹾﻤ‬‫ﻦ‬‫ ﻣ‬‫ ﺛﹰﺎ ﺛﹶﻦﹺ ﺛﹶﺜﹾﻦ‬‫ﺚﹾ ﺛﹸﻮ‬‫ ﺑ‬‫ ﺛﹸﻮ‬‫ﻲ‬‫ﺛﹶﺎ ﺛ‬ ‫ّ ﺃﹸﺙﱡ‬‫ﺃﹶﺙﹾ ﺇﹺﺙﹾ ﺃﹸﺙﹾ ﺃﹶﺙﱠ ﺇﹺﺙ‬

‫ ﺫﹰًﺍ‬‫ﺬﹰﺍ ﺫﹶﻥ‬‫ﻳ‬‫ﺬ‬‫ ﻣ‬‫ﺬﹾﻥ‬‫ ﺍﻟﹾﻤ‬‫ﻦ‬‫ ﺫﹶﺫﹾﻥﹶ ﻣ‬‫ ﺫﹰﺍ ﺫﹶﻥ‬‫ﺬﹾ ﺫﹸﻭ‬‫ ﺑ‬‫ ﺫﹸﻭ‬‫ﻱ‬‫ﺫﹶﺍ ﺫ‬ ‫ّ ﺃﹸ ﱡﺫ‬‫ﺃﹶﺫﱠ ﺇﹺﺫ‬

‫ﺃﹶﺫﹾ ﺇﹺﺫﹾ ﺃﹸﺫﹾ‬

‫ﻈﹰﺎ ﻇﹶﻦﹺ ﻇﹰًﺎ‬‫ﻴ‬‫ﻈ‬‫ﻈﹾﻦﹺ ﻣ‬‫ ﺍﻟﹾﻤ‬‫ﻦ‬‫ ﻣ‬‫ ﻇﹰﺎ ﻇﹶﻦﹺ ﻇﹶﻈﹾﻦ‬‫ﻆﹾ ﻇﹸﻮ‬‫ ﺑ‬‫ ﻇﹸﻮ‬‫ﻲ‬‫ﻇﹶﺎ ﻇ‬ ‫ﻅ‬ ‫ّ ﺃﹸ ﱡ‬‫ﺃﹶﻅﱠ ﺇﹺﻅ‬  

.  .

  .

 

. 

.  .

 .  .  .

 .  .  .

‫ﻅ ﺃﹸﻅﹾ‬ ‫ﺃﹶﻅﹾ ﺇﹺ ﹾ‬ 

 .  

 .   . 

Panduan Tahsin Tilawah Al Qur’an 25

.

 .  .  .  .  .   .

   .

  . 

 .

.

  

 .  . 



.

Praktek Surat Al Baqarah :275-281, Al Zalzalah

13. Ujung lidah diantara gigi atas dan gigi bawah, namun lebih dekat ke bawah, keluar huruf

‫ ص – س – ز‬, huruf

‫ ص‬dibaca tafkhim (tebal),22

‫ﺎ‬‫ﻦﹺ ﺳ‬‫ﺎ ﺳ‬‫ﺴ‬‫ﺴِﻴ‬‫ﻦﹺ ﻣ‬‫ﺴ‬‫ ﺍﻟﹾﻤ‬‫ﻦ‬‫ ﻣ‬‫ﻦ‬‫ﺴ‬‫ﻦﹺ ﺳ‬‫ﺎ ﺳ‬‫ ﺳ‬‫ﻮ‬‫ ﺳ‬‫ﺲ‬‫ ﺑ‬‫ﻮ‬‫ ﺳ‬‫ﻲ‬‫ﺎ ﺳ‬‫ﺳ‬ ‫ ﺇﹺﺱﹺّ ﺃﹸﺱ‬‫ﺃﹶﺱ‬

‫ ﺃﹸﺱ‬‫ ﺇﹺﺱ‬‫ﺃﹶﺱ‬

‫ﺍ‬‫ ﺯ‬‫ﻥ‬‫ﺍ ﺯ‬‫ﺰ‬‫ﺰﹺﻳ‬‫ ﻣ‬‫ﻥ‬‫ﺰ‬‫ ﺍﻟﹾﻤ‬‫ﻦ‬‫ﻥﹶ ﻣ‬‫ﺯ‬‫ ﺯ‬‫ﻥ‬‫ﺍ ﺯ‬‫ ﺯ‬‫ﻭ‬‫ ﺯ‬‫ﺰ‬‫ ﺑ‬‫ﻭ‬‫ ﺯ‬‫ﺍ ﺯﹺﻱ‬‫ﺯ‬ ‫ ﺇﹺﺯﹺّ ﺃﹸﺯ‬‫ﺃﹶﺯ‬

‫ ﺃﹸﺯ‬‫ ﺇﹺﺯ‬‫ﺃﹶﺯ‬

‫ﺎ‬‫ﻦﹺ ﺻ‬‫ﺎ ﺻ‬‫ﺼ‬‫ﻴ‬‫ﺼ‬‫ﻦﹺ ﻣ‬‫ﺼ‬‫ ﺍﻟﹾﻤ‬‫ﻦ‬‫ ﻣ‬‫ﻦ‬‫ﺼ‬‫ﻦﹺ ﺻ‬‫ﺎ ﺻ‬‫ ﺻ‬‫ﻮ‬‫ ﺻ‬‫ﺺ‬‫ ﺑ‬‫ﻮ‬‫ ﺻ‬‫ﻲ‬‫ﺎ ﺻ‬‫ﺻ‬ ‫ ﺇﹺﺹﹺّ ﺃﹸﺹ‬‫ﺃﹶﺹ‬ .

‫ ﺃﹸﺹ‬‫ ﺇﹺﺹ‬‫ﺃﹶﺹ‬

  .  .    .  .  .

.  .

 .

 .



.



 

 .  .      .  .   .  .  .  .   .

 .  .  . 

22

Kesalahan umum yang terjadi pada pengucapan huruf ‫ ص‬adalah dengan memonyongkan bibir. Sedangkan memonyongkan bibir hanya pada huruf ‫ و‬dan huruf berdlommah saja, dan tidak ada hubungannya dengan tafkhim (tebal)nya huruf

Panduan Tahsin Tilawah Al Qur’an 26

.  .  .   . 

.  .  

.   .  .

.

٢٣

 . 



    .

 .



 . 

Praktek Surat Al Qori’ah, Al Zalzalah, & Nuh 4. Bibir (‫ﻔﹶﺔﹸ‬‫ِ) ﺍﻟﺸ‬ 15. Bibir bawah bagian dalam bertemu dengan ujung gigi seri atas, keluar huruf

‫ف‬

‫ﻔﹰﺎ ﻓﹶﻦﹺ ﻓﹰًﺎ‬‫ﻴ‬‫ﻔ‬‫ﻔﹾﻦﹺ ﻣ‬‫ ﺍﻟﹾﻤ‬‫ﻦ‬‫ ﻣ‬‫ ﻓﹰﺎ ﻓﹶﻦﹺ ﻓﹶﻔﹾﻦ‬‫ ﻓﹸﻮ‬‫ﻒ‬‫ ﺑ‬‫ ﻓﹸﻮ‬‫ﻲ‬‫ﻓﹶﺎ ﻓ‬ ‫ّ ﺃﹸﻑ‬‫ ﺇﹺﻑ‬‫ ﺃﹶﻑ‬‫ ﺃﹸﻑ‬‫ ﺇﹺﻑ‬‫ﺃﹶﻑ‬ .     .     

.  

 .      . 

.

16. Dua bibir - tertutup , keluar huruf ‫ ب – م‬, jika huruf ba’ mati maka harus dibaca mantul (qolqolah). Jika huruf mim bertasydid (ّ‫ )م‬maka dengung (ghunnah)nya harus ditahan sekitar dua harokat. Kesalahan umum yang terjadi saat pengucapan mim yang bertasydid (ّ‫ )م‬adalah ghunnah (dengung) tidak ditahan, atau menahan ghunnah terlalu lama (berlebihan) dan menggelombang-gelombangkannya yang disebut oleh ulama tajwid sebagai ‫ﺎﺕ‬‫ﻨ‬‫ ﺍﻟﻐ‬‫ﻄﹾﻨﹺﲔ‬‫( ﺗ‬tathniinul ghunnaat). - membulatkan bibir, keluar huruf ‫و‬

23

Boleh dibaca Shod, boleh dibaca sin : 





(Al Baqarah : 245) 



(Ath Thur : 37)    

( Al A’rof: 69)



Jika huruf sin diatas huruf shod maka lebih utama (masyhur) dibaca sin. Dan jika huruf sin dibawah huruf shod, maka lebih utama (masyhur) dibaca shod.

Panduan Tahsin Tilawah Al Qur’an 27

‫ﺎ‬‫ﻦﹺ ﺑ‬‫ﺎ ﺑ‬‫ﺒ‬‫ﺒﹺﻴ‬‫ﻦﹺ ﻣ‬‫ﺒ‬‫ ﺍﻟﹾﻤ‬‫ﻦ‬‫ ﻣ‬‫ﻦ‬‫ﺒ‬‫ﻦﹺ ﺑ‬‫ﺎ ﺑ‬‫ ﺑ‬‫ﻮ‬‫ ﺑ‬‫ﺐ‬‫ ﺑ‬‫ﻮ‬‫ ﺑ‬‫ﺎ ﺑﹺﻲ‬‫ﺑ‬ ‫ ﺇﹺﺏﹺّ ﺃﹸﺏ‬‫ ﺃﹶﺏ‬‫ ﺃﹸﺏ‬‫ ﺇﹺﺏ‬‫ﺃﹶﺏ‬ ‫ﺎ‬‫ﻦﹺ ﻣ‬‫ﺎ ﻣ‬‫ﻤ‬‫ﻴ‬‫ﻤ‬‫ﻦﹺ ﻣ‬‫ﻤ‬‫ ﺍﻟﹾﻤ‬‫ﻦ‬‫ ﻣ‬‫ﻦ‬‫ﻤ‬‫ﻦﹺ ﻣ‬‫ﺎ ﻣ‬‫ ﻣ‬‫ﻮ‬‫ ﻣ‬‫ﻢ‬‫ ﺑ‬‫ﻮ‬‫ ﻣ‬‫ﻲ‬‫ﺎ ﻣ‬‫ﻣ‬ ‫ ﺇﻡﹺّ ﺃﹸﻡ‬‫ﺃﹶﻡ‬

‫ ﺃﹸﻡ‬‫ ﺇﻡ‬‫ﺃﹶﻡ‬

‫ﻭﺍ‬ ‫ﻥ‬‫ﺍ ﻭ‬‫ﻮ‬‫ﻮﹺﻳ‬‫ ﻣ‬‫ﻥ‬‫ﻮ‬‫ ﺍﻟﹾﻤ‬‫ﻦ‬‫ﻥﹶ ﻣ‬‫ﻭ‬‫ ﻭ‬‫ﻥ‬‫ﺍ ﻭ‬‫ ﻭ‬‫ﻭ‬‫ ﻭ‬‫ﻮ‬‫ ﺑ‬‫ﻭ‬‫ ﻭ‬‫ﺍ ﻭﹺﻱ‬‫ﻭ‬ ‫ ﺇﹺﻭﹺّ ﺃﹸًﻭ‬‫ﺃﹶﻭ‬  .

 .   .  .   .  



.

 .

‫ ﺇﹺﻭ‬‫ﺃﹶﻭ‬



.      . 

.   .

  . 

.         . . ٢٤      . 

.  .  

.  

Praktek Surat Yusuf ayat 43 – 49, At Takatsur 5. Rongga Hidung ( ‫ﻡ‬‫ﻮ‬‫ﺸ‬‫ﻴ‬‫) ﺍﻟﹾﺨ‬ 17. Yang keluar dari Rongga hidung adalah ghunnah ( dengung) yang ada pada huruf mim dan nun. Seluruh huruf selain dari huruf mim dan nun, tidak boleh ada suara hidung, termasuk pada mad. Ada tidaknya suara hidung dapat dicek dengan memencet atau menutup kedua lubang hidung saat pengucapan huruf.

24

Kesalahan umum saat membaca huruf wawu yang bertasydid adalah menahan lama tasydid atau dibaca seperti idghom bighunnah. (lihat catatan kaki nomor 11)

Panduan Tahsin Tilawah Al Qur’an 28

SIFAT-SIFAT HURUF Huruf-huruf hija’iyyah memiliki sifat-sifat yang khusus yang harus diberikan. Dengan sifatsifat tersebut kita dapat : 1. Membedakan antara satu huruf dengan huruf yang lain, terutama yang sama makhrojnya. 2. Memperbagus pengucapan huruf secara tepat. 3. Mengetahui huruf yang mempunyai sifat yang kuat dan sifat yang lemah, yang hal ini berpengaruh dalam masalah Idghom. 4. Membedakan antara huruf-huruf arab (hija’iyyah) dengan selain huruf hija’iyyah. Misalnya antara huruf “t” dalam bahasa indonesia berbeda dengan sifat huruf “ ‫“ ت‬ dalam bahasa arab, antara huruf “K” berbeda dengan sifat huruf “‫“ ك‬, huruf “s” berbeda dengan sifat huruf “ ‫ ث‬،‫ ص‬، ‫ ش‬، ‫ “ س‬dsb. Lebih-lebih huruf yang tidak memiliki padanan dalam bahasa kita seperti huruf “ ‫ غ‬، ‫ ظ‬، ‫ “ ض‬. Sehingga kita tidak membaca Al Qur’an dengan logat kita masing-masing, akan tetapi membaca Al Qur’an dengan logat arab sebagaimana sabda Rasulullah saw:

(‫ﺎ )ﺭﻭﺍﻩ ﺍﻟﻄﱪﺍﱐ ﻭﺍﻟﺒﻴﻬﻘﻲ‬‫ﻬ‬‫ﺍﺗ‬‫ﻮ‬‫ ﺃﹶﺻ‬‫ﺏﹺ ﻭ‬‫ﺮ‬‫ ﺍﻟﹾﻌ‬‫ﻥ‬‫ﻮ‬‫ﺁﻥﹶ ﺑﹺﻠﹸﺤ‬‫ﺍ ﺍﻟﹾﻘﹸﺮ‬‫ﺅ‬‫ﺍﻗﹾﺮ‬ “Bacalah Al qur’an sesuai dengan logat dan suara orang Arab. Ath Thabrani)

(HR. Al Baihaqi &

Dari segi keterikatan dengah huruf, sifat huruf dibagi dua : 1. Sifat Ashliyyah atau sifat lazimah, yaitu sifat asli yang dimiliki oleh suatu huruf yang tidak dapat terpisahkan dari huruf tersebut dalam kondisi apapun (berharokat fathah, kasroh, dlommah, maupun sukun). 2. Sifat ‘Arodliyyah atau sifat ‘aridloh, yaitu sifat yang ada pada suatu huruf dalam satu kondisi, dan tidak ada dalam kondisi yang lain, seperti sifat tafkhim (tebal) ataau tarqiq (tipis) pada huruf ro’, idhar atau ikhfa’ pada huruf nun mati, dsb. Sifat Ashliyyah atau Sifat Lazimah sebagaimana disebut di atas, adalah suatu hak huruf yang harus selalu diberikan dalam pengucapan suatu huruf. Sifat Ashliyyah atau Sifat Lazimah secara keseluruhan ada tujuh belas. Dan dari tujuh belas sifat tersebut, setiap huruf minimal memiliki lima sifat dan maksimal tujuh sifat. Secara global tujuh belas sifat tersebut dibagai menjadi dua kategori : 1. Sifat yang memiliki lawan., dan 2. Sifat yang tidak memiliki lawan. 1. Sifat yang memiliki lawan : 1.

ُ‫اﻟﮭَﻤْﺲ‬

‫ﺮ‬‫ﻬ‬‫ﺍﻟﹾﺠ‬ 2.

‫ﺪﺓﹸ‬ ّ‫ﺍﻟﺸ‬

: Keluar nafas : hurufnya adalah

‫ﻜﹶﺖ‬‫ ﺳ‬‫ﺺ‬‫ﺨ‬‫ ﺷ‬‫ﺜﹼﻪ‬‫ﻓﹶﺤ‬

: Tidak keluar nafas : hurufnya adalah selain dari huruf Al Hams

: Suara tertahan

: hurufnya adalah

‫ﻜﹶﺖ‬‫ ﺑ‬‫ ﻗﹶﻂ‬‫ ﺃﹶﺟﹺﺪ‬.

(antara sifat syiddah dan sifat Ar Rikhowah ada huruf yang memiiki sifat pertengahan ( ‫ﻂﹸ‬‫ﺳ‬‫ﻮ‬‫ )ﺍﻟﺘ‬hurufnya adalah ; ‫ﺮ‬‫ﻤ‬‫ﻋ‬

‫ﻦ‬‫ﻟ‬

Panduan Tahsin Tilawah Al Qur’an 29

‫ﺓﹸ‬‫ﺎﻭ‬‫ﺍﻟﺮﹺّﺧ‬

: Suara terlepas :

hurufnya adalah selain huruf Asy Syiddah dan At

25

tawassuth 3. ُ‫ﻼﹶﺀ‬‫ﻌ‬‫ﺘ‬‫ﺳ‬‫ﺍﻻ‬

: Lidah naik ke langit-langit26 : hurufnya adalah : ‫ﻗﻆﹾ‬

‫ﻔﹶﺎﻝﹸ‬‫ﺘ‬‫ﺳ‬‫ﺍﻻ‬

: Lidah turun27 : hurufnya adalah selain huruf isti’la’

4. ‫ﺎﻕ‬‫ﺍﻹِﻃﹾﺒ‬

‫ﺎﺡ‬‫ﺘ‬‫ﻔ‬‫ﻧ‬‫ﺍﻻ‬ 5. ‫ﺍﻹِﺫﹾﻻﹶﻕ‬

‫ﻂ‬‫ﻐ‬‫ ﺿ‬‫ﺺ‬‫ﺧ‬

: Lidah lengket dengan langit langit: hurufnya adalah:

‫ ﻅ‬،‫ ﻁ‬،‫ ﺽ‬،‫ﺹ‬

: Lidah terpisah dari langit-langit: hurufnya adalah selaih huruf al ithbaq : Mengeluarkan huruf dengan cepat dan mudah: hurufnya adalah

‫ ﻟﹸﺐ‬‫ﻦ‬‫ ﻣ‬‫ﻓﹶﺮ‬ ‫ﺎﺕ‬‫ﻤ‬‫ﺍﻹِﺻ‬

: Mengeluarkan huruf dengan tertahan /berat : hurufnya adalah selain dari huruf al idzlaq.28

2. Sifat yang tidak memiliki lawan : 1.

‫ﺮ‬‫ﻴ‬‫ﻔ‬‫ﺍﻟﺼ‬

: Keluar suara tambahan menyerupai desis burung; hurufnya adalah

‫ ز‬،‫ س‬،‫ص‬ 2. ‫ﺍﻟﹾﻘﹶﻠﹾﻘﹶﻠﹶﺔﹸ‬ 3.

‫ﻦ‬‫ﺍﻟﻠﱢﻴ‬

: Suara memantul ketika mati29 : hurufnya ‫ﺪ‬‫ﺟ‬

‫ﻗﹸﻄﹾﺐ‬

: Mengeluarkan suara dengan lembut : hurufnya adalah huruf

‫ _َﻱ‬، ‫_َﻭ‬

(wawu dan ya’ sukun sebelumnya huruf berharokat fathah) 4.

‫ﺍﻑ‬‫ﺮ‬‫ﺤ‬‫ﻧ‬‫ﺍﻻ‬

: Miring dari makrojnya30.: hurufnya adalah

‫ﺭ‬،‫ﻝ‬

25

Sifat Syiddah, Tawassuth, dan Rikhowah sangat berpengaruh pada tempo huruf. Yang dimaksud naik ke langit-langit adalah lidah bagian belakang terangkat ke langit-langit. Konsekwensi dari huruf yang memiliki sifat isti’la’ adalah harus selalu dibaca tafkhim (tebal) dalam segala kondisi (berharokat fathah, kasroh, dlommah, maupun sukun), -keterangan tentang tafkhim lihat catatan kaki nomor 9-. Sifat isti’la’ tidak ada hubungannnya dengan bibir, tetapi hubungannya dengan lidah. Sehingga tidak ada kaitan antara isti’la’ dengan gerakan/bentuk bibir, misalnya dengan memonyongkan bibir. Memonyongkan bibir hanya pada huruf wawu dan huruf yang berharokat dlommah. 27 Huruf yang memilki sifat istifal harus selalu dibaca tarqiq(tipis). 28 Kedua sifat ini (idzlaq dan ishmat) tidak ada hubungan atau pengaruh dalam pengucapan suatu huruf. Akan tetapi hubungannya adalah dengan bahasa. Jika ada kata yang terdiri dari empat atau lima huruf yang tidak satupun dari 26

huruf-huruf tersebut merupakan huruf idzlaq, maka kata tersebut bukan dari bahasa arab. Misal kalimat :

‫ﺪ‬‫ﺠ‬‫ﺴ‬‫ﻋ‬

(emas) 29 Qolqolah dibagi dua: (1) qolqolah sughro (jika mati ditengah ayat), dan (2) qolqolah kubro (jika mati/dimatikan di akhir ayat). Pengucapan qolqolah tidak seolah-olah berakhiran hamzah seperti

ْ‫ﺀ‬‫ﺩ‬

(de’). Akan tetapi dipantulkan

secara wajar : ْ‫( د‬de)

Panduan Tahsin Tilawah Al Qur’an 30

5. ‫ﺮ‬‫ﻜﹾﺮﹺﻳ‬‫ﺍﻟﺘ‬

: Ujung lidah bergetar31. Hurufnya adalah ‫ﺭ‬

6. ‫ﻲ‬‫ﺸ‬ ّ ‫ﻔﹶ‬‫ﺍﻟﺘ‬

: Angin menyebar di mulut : hurufnya adalah ‫ﺵ‬

7.

‫ﻄﹶﺎﻟﹶﺔﹸ‬‫ﺘ‬‫ﺳ‬‫ﺍﻻ‬

: Suara dan makhroj memanjang32 : hurufnya adalah ‫ﺽ‬

Dari keterangan diatas, maka jika sifat-sifat masing-masing huruf diuraikan adalah sebagai berikut:

‫ﺎﺕ‬‫ﻤ‬‫ ﺍﻹِﺻ‬، ‫ﺎﺡ‬‫ﺘ‬‫ﻔ‬‫ﻧ‬‫ ﺍﻻ‬، ‫ﻔﹶﺎ ﹸﻝ‬‫ﺘ‬‫ﺳ‬‫ﺍﻻ‬ ‫ ﺍﻟﹾﻘﹶﻠﹾﻘﹶﻠﹶﺔﹸ‬، ‫ ﺍﻹِﺫﹾﻻﹶﻕ‬، ‫ﺎﺡ‬‫ﺘ‬‫ﻔ‬‫ﻧ‬‫ﺍﻻ‬

،

‫ﻔﹶﺎﻝﹸ‬‫ﺘ‬‫ﺳ‬‫ﺍﻻ‬

‫ﺓﹸ‬‫ّﺪ‬‫ ﺍﻟﺸ‬، ‫ﺮ‬‫ﻬ‬‫ﺍﻟﹾﺠ‬

،

‫ﺎﺕ‬‫ﻤ‬‫ ﺍﻹِﺻ‬، ‫ﺎﺡ‬‫ﺘ‬‫ﻔ‬‫ﻧ‬‫ ﺍﻻ‬، ‫ﻔﹶﺎ ﹸﻝ‬‫ﺘ‬‫ﺳ‬‫ﺍﻻ‬ ‫ ﺍﻟﹾﻘﹶﻠﹾﻘﹶﻠﹶﺔﹸ‬، ‫ﺎﺕ‬‫ﻤ‬‫ ﺍﻹِﺻ‬، ‫ﺎﺡ‬‫ﺘ‬‫ﻔ‬‫ﻧ‬‫ﺍﻻ‬

،

،

،

٣٣

ُ‫ اﻟﮭَﻤْﺲ‬- ‫ﺙ‬

،

‫ﺓﹸ‬‫ّﺪ‬‫ ﺍﻟﺸ‬، ، ‫ﺮ‬‫ﻬ‬‫ ﺍﻟﹾﺠ‬- ‫ﺝ‬

،

، ‫ﺓﹸ‬‫ﺎﻭ‬‫ﺍﻟﺮﹺّﺧ‬

،

ُ‫ اﻟﮭَﻤْﺲ‬- ‫ﺡ‬

ُ‫ﻼﹶﺀ‬‫ﻌ‬‫ﺘ‬‫ﺳ‬‫ ﺍﻻ‬، ‫ﺓﹸ‬‫ﺎﻭ‬‫ﺍﻟﺮﹺّﺧ‬

،

ُ‫ اﻟﮭَﻤْﺲ‬- ‫ﺥ‬

،

‫ ﺍﻟﹾﻘﹶﻠﹾﻘﹶﻠﹶﺔﹸ‬، ‫ﺕ‬  ‫ﺎ‬‫ﻤ‬‫ ﺍﻹِﺻ‬، ‫ﺎﺡ‬‫ﺘ‬‫ﻔ‬‫ﻧ‬‫ ﺍﻻ‬، ‫ﻔﹶﺎ ﹸﻝ‬‫ﺘ‬‫ﺳ‬‫ﺍﻻ‬ ‫ﺎﺕ‬‫ﻤ‬‫ ﺍﻹِﺻ‬، ‫ﺎﺡ‬‫ﺘ‬‫ﻔ‬‫ﻧ‬‫ﺍﻻ‬

‫ﺓﹸ‬‫ّﺪ‬‫ ﺍﻟﺸ‬، ُ‫ﺕ – اﻟﮭَﻤْﺲ‬

‫ﺓﹸ‬‫ﺎﻭ‬‫ﺍﻟﺮﹺّﺧ‬

‫ﻔﹶﺎﻝﹸ‬‫ﺘ‬‫ﺳ‬‫ﺍﻻ‬

‫ﺎﺕ‬‫ﻤ‬‫ ﺍﻹِﺻ‬، ‫ﺎﺡ‬‫ﺘ‬‫ﻔ‬‫ﻧ‬‫ ﺍﻻ‬، ‫ﻔﹶﺎ ﹸﻝ‬‫ﺘ‬‫ﺳ‬‫ﺍﻻ‬ ‫ﺎﺕ‬‫ﻤ‬‫ ﺍﻹِﺻ‬، ‫ﺎﺡ‬‫ﺘ‬‫ﻔ‬‫ﻧ‬‫ﺍﻻ‬

،

‫ﺃ‬

‫ﺓﹸ‬‫ّﺪ‬‫ ﺍﻟﺸ‬، ، ‫ﺮ‬‫ﻬ‬‫ﺏ – ﺍ ﹾﻟﺠ‬

،

‫ﺎﺕ‬‫ﻤ‬‫ ﺍﻹِﺻ‬، ‫ﺎﺡ‬‫ﺘ‬‫ﻔ‬‫ﻧ‬‫ ﺍﻻ‬، ‫ﻔﹶﺎ ﹸﻝ‬‫ﺘ‬‫ﺳ‬‫ﺍﻻ‬

-

،

‫ﻔﹶﺎﻝﹸ‬‫ﺘ‬‫ﺳ‬‫ﺍﻻ‬

، ،

‫ﺓﹸ‬‫ّﺪ‬‫ ﺍﻟﺸ‬، ، ‫ﺮ‬‫ﻬ‬‫ ﺍﻟﹾﺠ‬- ‫ﺩ‬ ‫ﺓﹸ‬‫ﺎﻭ‬‫ﺍﻟﺮﹺّﺧ‬

،

‫ﺮ‬‫ﻬ‬‫ﺫ – ﺍﻟﹾﺠ‬

‫ﺮ‬‫ﻜﹾﺮﹺﻳ‬‫ ﺍﻟﺘ‬، ‫ﺍﻑ‬‫ﺮ‬‫ﺤ‬‫ﻧ‬‫ ﺍﻻ‬، ‫ ﺍﻹِﺫﹾﻻﹶﻕ‬، ‫ﺎﺡ‬‫ﺘ‬‫ﻔ‬‫ﻧ‬‫ ﺍﻻ‬، ‫ﻔﹶﺎ ﹸﻝ‬‫ﺘ‬‫ﺳ‬‫ ﺍﻻ‬، ‫ﻂﹸ‬‫ﺳ‬‫ﻮ‬‫ ﺍﻟﺘ‬، ‫ﺮ‬‫ﻬ‬‫ﺭ – ﺍ ﺍﻟﹾﺠ‬ ‫ﺮ‬‫ﻴ‬‫ﻔ‬‫ﺍﻟﺼ‬ ‫ﺮ‬‫ﻴ‬‫ﻔ‬‫ﺍﻟﺼ‬

،

‫ﺎﺕ‬‫ﻤ‬‫ ﺍﻹِﺻ‬، ‫ﺎﺡ‬‫ﺘ‬‫ﻔ‬‫ﻧ‬‫ﺍﻻ‬

،

‫ﻔﹶﺎﻝﹸ‬‫ﺘ‬‫ﺳ‬‫ﺍﻻ‬

،

‫ﺓﹸ‬‫ﺎﻭ‬‫ﺍﻟﺮﹺّﺧ‬

،

‫ﺮ‬‫ﻬ‬‫ ﺍﻟﹾﺠ‬- ‫ﺯ‬

‫ﺎﺕ‬‫ﻤ‬‫ ﺍ ِﻹﺻ‬، ‫ﺎﺡ‬‫ﺘ‬‫ﻔ‬‫ﻧ‬‫ ﺍﻻ‬، ‫ﻔﹶﺎ ﹸﻝ‬‫ﺘ‬‫ﺳ‬‫ﺍﻻ‬

،

، ‫ﺓﹸ‬‫ﺎﻭ‬‫ﺍﻟﺮﹺّﺧ‬

،

ُ‫ اﻟﮭَﻤْﺲ‬- ‫ﺱ‬

‫ّﻲ‬‫ﻔﹶﺸ‬‫ ﺍﻟﺘ‬، ‫ﺎﺕ‬‫ﻤ‬‫ ﺍ ِﻹﺻ‬، ‫ﺎﺡ‬‫ﺘ‬‫ﻔ‬‫ﻧ‬‫ ﺍﻻ‬، ‫ﻔﹶﺎ ﹸﻝ‬‫ﺘ‬‫ﺳ‬‫ﺍﻻ‬

،

، ‫ﺓﹸ‬‫ﺎﻭ‬‫ﺍﻟﺮﹺّﺧ‬

،

ُ‫ اﻟﮭَﻤْﺲ‬- ‫ﺵ‬

‫ﺮ‬‫ﻴ‬‫ﻔ‬‫ ﺍﻟﺼ‬، ‫ﺕ‬  ‫ﺎ‬‫ﻤ‬‫ ﺍﻹِﺻ‬، ‫ﺎﻕ‬‫ ﺍﻹِﻃﹾﺒ‬، ُ‫ﻼﹶﺀ‬‫ﻌ‬‫ﺘ‬‫ﺳ‬‫ ﺍﻻ‬، ‫ﺓﹸ‬‫ﺎﻭ‬‫ﺍﻟﺮﹺّﺧ‬

،

ُ‫ اﻟﮭَﻤْﺲ‬- ‫ﺹ‬

،

‫ﻄﹶﺎﻟﹶﺔﹸ‬‫ﺘ‬‫ﺳ‬‫ ﺍﻻ‬، ‫ﺎﺕ‬‫ﻤ‬‫ ﺍﻹِﺻ‬، ‫ﺎﻕ‬‫ ﺍﻹِﻃﹾﺒ‬، ُ‫ﻼﹶﺀ‬‫ﻌ‬‫ﺘ‬‫ﺳ‬‫ ﺍﻻ‬، ‫ﺓﹸ‬‫ﺎﻭ‬‫ﺍﻟﺮﹺّﺧ‬ ‫ ﺍﻟﹾﻘﹶﻠﹾﻘﹶﻠﹶﺔﹸ‬، ‫ﺎﺕ‬‫ﻤ‬‫ ﺍﻹِﺻ‬، ‫ﺎﻕ‬‫ ﺍﻹِﻃﹾﺒ‬، ُ‫ﻼﹶﺀ‬‫ﻌ‬‫ﺘ‬‫ﺳ‬‫ ﺍﻻ‬، ‫ﺓﹸ‬‫ّﺪ‬‫ﺍﻟﺸ‬

، ،

‫ﺮ‬‫ﻬ‬‫ ﺍﻟﹾﺠ‬- ‫ﺽ‬

‫ﺮ‬‫ﻬ‬‫ ﺍﻟﹾﺠ‬- - ‫ﻁ‬

30

Maksudnya adalah miringnya huruf setelah keluar dari makhrojnya hingga menyentuh makroj huruf lain. Huruf lam miring hingga ke ujung lidah, sedangkan huruf ro’ miring ke bagian permukaan lidah. 31 Harus dihindari bergetarnya ujung lidah berlebihan sehingga seolah menimbulkan lebih dari satu huruf ro’ 32 Memanjang diseluruh sisi lidah dengan gigi geraham(5 gigi belakang). Pengaruh dari sifat ititholah pada huruf ‫ض‬ adalah pada tempo suara huruf ‫ ض‬yang lebih, terutama saat sukun atau bertasydid. 33 Hanya huruf ro’ saja yang memiliki 7 sifat.

Panduan Tahsin Tilawah Al Qur’an 31

‫ﻅ ‪ -‬ﺍﻟﹾﺠ‪‬ﻬ‪‬ﺮ‪‬‬

‫ﺍﻟﺮﹺّﺧ‪‬ﺎﻭ‪‬ﺓﹸ ‪ ،‬ﺍﻻ‪‬ﺳ‪‬ﺘ‪‬ﻌ‪‬ﻼﹶﺀُ ‪ ،‬ﺍﻹِﻃﹾﺒ‪‬ﺎﻕ‪ ، ‬ﺍﻹِﺻ‪‬ﻤ‪‬ﺎﺕ‪‬‬

‫‪،‬‬

‫ﻉ ‪ -‬ﺍﹾﻟﺠ‪‬ﻬ‪‬ﺮ‪ ، ‬ﺍﻟﺘ‪‬ﻮ‪‬ﺳ‪‬ﻂﹸ ‪ ،‬ﺍﻻ‪‬ﺳ‪‬ﺘ‪‬ﻔﹶﺎ ﹸﻝ ‪ ،‬ﺍﻻ‪‬ﻧ‪‬ﻔ‪‬ﺘ‪‬ﺎﺡ‪ ، ‬ﺍﻹِﺻ‪‬ﻤ‪‬ﺎﺕ‪‬‬ ‫ﻍ ‪ - -‬ﺍﻟﹾﺠ‪‬ﻬ‪‬ﺮ‪‬‬

‫‪،‬‬

‫ﻑ ‪ -‬اﻟﮭَﻤْﺲُ‬

‫‪،‬‬

‫ﻕ ‪ -‬ﺍﹾﻟﺠ‪‬ﻬ‪‬ﺮ‪‬‬

‫‪،‬‬

‫ﺍﻟﺮﹺّﺧ‪‬ﺎﻭ‪‬ﺓﹸ ‪ ،‬ﺍﻻ‪‬ﺳ‪‬ﺘ‪‬ﻌ‪‬ﻼﹶﺀُ‬

‫ﺍﻟﺮﹺّﺧ‪‬ﺎﻭ‪‬ﺓﹸ ‪،‬‬

‫ﺍﻻ‪‬ﺳ‪‬ﺘ‪‬ﻔﹶﺎﻝﹸ‬

‫‪،‬‬

‫ﺍﻻ‪‬ﻧ‪‬ﻔ‪‬ﺘ‪‬ﺎﺡ‪ ، ‬ﺍﻹِﺻ‪‬ﻤ‪‬ﺎﺕ‪‬‬

‫‪،‬‬ ‫‪،‬‬

‫ﺍﻻ‪‬ﻧ‪‬ﻔ‪‬ﺘ‪‬ﺎﺡ‪ ، ‬ﺍﻹِﺫﹾﻻﹶﻕ‪‬‬

‫ﺍﻟﺸ‪ّ‬ﺪ‪‬ﺓﹸ ‪ ،‬ﺍﻻ‪‬ﺳ‪‬ﺘ‪‬ﻌ‪‬ﻼﹶﺀُ ‪ ،‬ﺍﻻ‪‬ﻧ‪‬ﻔ‪‬ﺘ‪‬ﺎﺡ‪ ، ‬ﺍﻹِﺻ‪‬ﻤ‪‬ﺎﺕ‪ ، ‬ﺍﻟﹾﻘﹶﻠﹾﻘﹶﻠﹶﺔﹸ‬

‫ﻙ – اﻟﮭَﻤْﺲُ ‪ ،‬ﺍﻟﺸ‪ّ‬ﺪ‪‬ﺓﹸ ‪ ،‬ﺍﻻ‪‬ﺳ‪‬ﺘ‪‬ﻔﹶﺎﻝﹸ ‪ ،‬ﺍﻻ‪‬ﻧ‪‬ﻔ‪‬ﺘ‪‬ﺎﺡ‪ ، ‬ﺍﻹِﺻ‪‬ﻤ‪‬ﺎﺕ‪‬‬ ‫ﻝ ‪ -‬ﺍ ﺍﻟﹾﺠ‪‬ﻬ‪‬ﺮ‪ ، ‬ﺍﻟﺘ‪‬ﻮ‪‬ﺳ‪‬ﻂﹸ ‪ ،‬ﺍﻻ‪‬ﺳ‪‬ﺘ‪‬ﻔﹶﺎﻝﹸ‬

‫‪،‬‬

‫ﺍﻻ‪‬ﻧ‪‬ﻔ‪‬ﺘ‪‬ﺎﺡ‪ ، ‬ﺍﻹِﺫﹾﻻﹶﻕ‪ ، ‬ﺍﻻ‪‬ﻧ‪‬ﺤ‪‬ﺮ‪‬ﺍﻑ‪‬‬

‫ﻡ – ﺍﻟﹾﺠ‪‬ﻬ‪ ‬ﺮ ‪ ،‬ﺍﻟﺘ‪‬ﻮ‪‬ﺳ‪‬ﻂﹸ ‪،‬‬

‫‪،‬‬

‫ﺍﻻ‪‬ﺳ‪‬ﺘ‪‬ﻔﹶﺎ ﹸﻝ ‪ ،‬ﺍﻻ‪‬ﻧ‪‬ﻔ‪‬ﺘ‪‬ﺎﺡ‪ ، ‬ﺍﻹِﺫﹾﻻﹶﻕ‪‬‬

‫ﻥ ‪ -‬ﺍﻟﹾﺠ‪‬ﻬ‪ ‬ﺮ ‪ ،‬ﺍﻟﺘ‪‬ﻮ‪‬ﺳ‪‬ﻂﹸ ‪،‬‬

‫‪،‬‬

‫ﺍﻻ‪‬ﺳ‪‬ﺘ‪‬ﻔﹶﺎ ﹸﻝ ‪ ،‬ﺍﻻ‪‬ﻧ‪‬ﻔ‪‬ﺘ‪‬ﺎﺡ‪ ، ‬ﺍﻹِﺫﹾﻻﹶﻕ‪‬‬

‫ﻭ ‪ -‬ﺍﻟﹾﺠ‪‬ﻬ‪‬ﺮ‪‬‬

‫ﺍﻟﺮﹺّﺧ‪‬ﺎﻭ‪‬ﺓﹸ ‪،‬‬

‫‪،‬‬

‫ﻫـ _ اﻟﮭَﻤْﺲُ‬

‫ﻱ ‪ -‬ﺍﻟﹾﺠ‪‬ﻬ‪‬ﺮ‪‬‬

‫‪،‬‬

‫‪،‬‬

‫ﺍﻻ‪‬ﺳ‪‬ﺘ‪‬ﻔﹶﺎﻝﹸ‬

‫‪،‬‬

‫ﺍﻟﺮﹺّﺧ‪‬ﺎﻭ‪‬ﺓﹸ ‪،‬‬

‫ﺍﻟﺮﹺّﺧ‪‬ﺎﻭ‪‬ﺓﹸ ‪،‬‬

‫‪،‬‬

‫‪،‬‬

‫‪،‬‬

‫ﺍﻻ‪‬ﻧ‪‬ﻔ‪‬ﺘ‪‬ﺎﺡ‪ ، ‬ﺍﻹِﺻ‪‬ﻤ‪‬ﺎﺕ‪‬‬

‫ﺍﻻ‪‬ﺳ‪‬ﺘ‪‬ﻔﹶﺎ ﹸﻝ ‪ ،‬ﺍﻻ‪‬ﻧ‪‬ﻔ‪‬ﺘ‪‬ﺎﺡ‪ ، ‬ﺍﻹِﺻ‪‬ﻤ‪‬ﺎﺕ‪‬‬

‫ﺍﻻ‪‬ﺳ‪‬ﺘ‪‬ﻔﹶﺎ ﹸﻝ ‪ ،‬ﺍﻻ‪‬ﻧ‪‬ﻔ‪‬ﺘ‪‬ﺎﺡ‪ ، ‬ﺍﻹِﺻ‪‬ﻤ‪‬ﺎﺕ‪‬‬

‫‪Panduan Tahsin Tilawah Al Qur’an 32‬‬

HUKUM NUN MATI ATAU TANWIN

( ٌ ٍ ً / ‫) ﻥﹾ‬ 1.

‫ﺎﺭ‬‫ﺇﹺﻇﹾﻬ‬

: Jelas/ terang. Nun mati atau tanwin dibaca jelas tanpa menahan

‫ﺃ ﻫـ ﻉ ﺡ ﻍ ﺥ‬

ghunnah ketika bertemu dengan huruf misal :

 



    

           

  2.

‫ﺔ‬‫ﻨ‬‫ ﺑﹺﻐ‬‫ﻏﹶﺎﻡ‬‫ﺇﹺﺩ‬

    

 

 

 

   



 

 

 

 

  

  

 

 







 

  

 

 

: Masuk disertai ghunnah (dengung). Nun mati atau tanwin dimasukkan (melebur) kedalam huruf berikutnya disertai menahan ghunnah sekitar dua harokat34 ketika bertemu huruf

       

    

  

 

 

 

misal :

 

 

 

 

 

 

 

 

35

   

  

٣٦ 

‫ﻱ ﻥ ﻡ ﻭ‬

34

Lihat catatan kaki nomor 15 Kesalahan umum yang terjadi saat pengucapan idghom bighunnah adalah ghunnah tidak ditahan, atau menahan suara ‫ ي‬atau ‫ و‬tanpa ada ghunnah, atau menahan ghunnah terlalu lama (berlebihan) dan menggelombang35

gelombangkannya yang disebut oleh ulama tajwid sebagai

‫ﺎﺕ‬‫ﻨ‬‫ ﺍﻟﻐ‬‫ﻄﹾﻨﹺﲔ‬‫ﺗ‬. Panduan Tahsin Tilawah Al Qur’an 33

Praktek surat Al Insan 19 - 31 3.

‫ﺔ‬‫ ﺑﹺﻼﹶ ﻏﹸﻨ‬‫ﻏﹶﺎﻡ‬‫ﺇﹺﺩ‬

: Masuk tanpa ghunnah. Nun mati atau tanwin dimasukkan /melebur ke huruf berikutnya tanpa adanya ghunnah ketika bertemu huruf

‫ﻝ ﺭ‬,

misal :

        

4.

‫ﺇﹺﻗﹾﻼﹶﺏ‬

 

   

    

 

 

: Membalik/merubah. Nun mati atau tanwin dirubah seperti mim disertai menahan ghunnah sekitar dua harokat ketika bertemu dengan huruf ‫ﺏ‬ 37

   

     



 

 

   

 

  

Praktek Surat Al Humazah dan Ali ‘Imran : 18-22 5. ٌ‫ﻔﹶﺎﺀ‬‫ﺇﹺﺧ‬

: Menyamarkan. Nun mati atau tanwin dibaca samar (antara idzhar dan idghom)38 disertai menahan ghunnah sekitar dua harokat ketika bertemu selain huruf-huruf yang diatas. Yaitu :

‫ﺕ ﺙ ﺝ ﺩ ﺫ ﺯ ﺱ ﺵ ﺹ‬

‫ﺽ ﻁ ﻅ ﻑ ﻕ ﻙ‬ 36

Pengecualian dari Idghom bighunnah dalam kalimat :

‫ﻴﺎ‬‫ﻧ‬‫ﺍﻟﺪ‬



    ,

nun mati harus dibaca Idzhar, tidak dibaca idghom bighunnah. 37

Cara pengucapannya adalah menempelkan/menutup kedua bibir dengan lembut, tidak ditekan sebagaimana pengucapan pada mim yang bertasydid. Sehingga suara mim terdengar agak samar. Ada pula yang menyatakan pengucapannya adalah dengan sedikit merenggangkan kedua bibir (bibir tidak menempel) atau menyentuhkan gigi seri atas dengan bibir bawah. Akan tetapi – wallohu a’lam - yang lebih kuat menurut para ulama adalah kedua bibir tetap menempel/tertutup akan tetapi menempel dengan lembut (tidak ditekan). Kesalahan umum yang terjadi adalah ghunnah tidak ditahan. 38 Cara pengucapannya adalah nun mati atau tanwin disamarkan, namun posisi bibir atau lidah sudah siap masuk ke huruf berikutnya dengan menahan ghunnahnya. Sehingga cara pengucapan ikhfa’ berbeda-berbeda tergantung makroj huruf berikutnya. Jika sesudahnya adalah huruf isti’la’ (‫ ) ص ض ط ظ ق‬maka ikhfa’ juga harus dibaca tafkhim (tebal), dan jika sesudahnya adalah huruf istifal ( ‫ ) ت ث ج د ذ ز س ش ك‬maka ikhfa’ juga harus dibaca tarqiq (tipis). Kesalahan umum yang terjadi adalah ghunnah tidak ditahan.

Panduan Tahsin Tilawah Al Qur’an 34

 

 

 

 

   

      

 





 

   

   

 



          

  

    

    

     

 

 





  





 

 

 

 

 



 

 

 

 

 

    

 

  

 

 





 

 

   

 





  

   

 

  

 

 

 

  



 

  

      





  



 

   

    

Praktek Surat Al Muzzammil

Panduan Tahsin Tilawah Al Qur’an 35

HUKUM MIM MATI

1.

‫ﻦﹺ‬‫ﻣﺜﹾﻠﹶﻴ‬ ‫ﻏﹶﺎﻡ‬‫ﻲ ( ﺇﹺﺩ‬‫ﻤ‬‫ﻴ‬‫ ﻣ‬‫ﻏﹶﺎﻡ‬‫)ﺇﹺﺩ‬

: Mim mati bertemu dengan huruf

‫ﻡ‬

. Mim mati

langsung dimasukkan kedalam huruf mim berikutnya disertai manahan ghunnah sekitar dua harokat (sama persis dengan cara pengucapan huruf mim yang bertasydid), misal :

       

2.

‫ﺷﻔﹶﻮﹺﻱ‬ ٌ‫ﻔﹶﺎﺀ‬‫ﺇﹺﺧ‬

  

: Mim mati bertemu dengan huruf

   

‫ﺏ‬

. Cara

pengucapannya sama persis dengan pengucapan iqlab (lihat catatan kaki nomor 3٧).39

           

3.

‫ﺷﻔﹶﻮﹺﻱ‬ ‫ﺎﺭ‬‫ﺇﹺﻇﹾﻬ‬

  

    

   

: Mim mati bertemu dengan seluruh huruf selain

‫ﺏ‬

dan ‫ ﻡ‬. Mim mati dibaca jelas tanpa menahan ghunnah.40

    

  

 

 

 

          Praktek Surat Al Fiil , Al Isro’ : 68- 71 , Al Mu’minun : 51 -76

39

Kesalahan umum saat membaca ikhfa’ syafawi adalah tidak menahan ghunnahnya. . Kesalahan yang umum terjadi adalah ketika huruf mim mati bertemu dengan huruf ‫ ف‬sering dibaca samar atau dengan menahan ghunnah. 40

Panduan Tahsin Tilawah Al Qur’an 36

HUKUM MAD (BACAAN PANJANG) Secara global hukum mad dibagi menjadi dua : (1) Mad Asli, dan (2) Mad Far’i (cabang). 1. Mad Asli. Panjangnya dua harokat(tidak boleh lebih atau kurang), yang termasuk mad asli adalah 41: 1. Mad Thobi’i : Apabila ada alif setelah huruf berfathah, ya’ sukun setelah huruf berkasroh, atau wawu sukun setelah huruf berdlommah42 :

‫ُﻭ‬- ، ‫ِﻱ‬- ، ‫َﺍ‬-

. misal :

‫ﺎ‬‫ﻬ‬‫ﻴ‬‫ﺣ‬‫ﻮ‬‫ﻧ‬ 2. Mad Badal

: Yaitu hamzah yang dibaca mad : misal  , 

3. Mad ‘Iwadl

: Berhenti pada huruf berharokat fathah tanwin selain huruf

‫ ﺓ‬.

cara

membacanya adalah dengan menghilangkan tanwin, dan membaca huruf tersebut dua harokat43. Misal :     4. Mad Tamkin : Yaitu jika ada ya’ yang bertasydid bertemu dengan ya’ sukun. Panjangnya 2 harokat : misal :    5. Mad Shilah Qoshiroh (sughro) : Adalah huruf ha’ (‫ ) ﻩ‬dlomir (kata ganti ketiga tunggal)44, yang sebelumnya dalah huruf hidup. Misal   ,   . 45

41

Banyak pula ulama yang menggolongkan mad asli hanya mad thobi’i, dan menggolongkan mad badal, mad ‘iwadl, mad tamkin, dan mad shilah qoshiroh dalam mad far’i (cabang), tidak dalam mad asli. Namun intinya tetap dibaca 2 harokat. 42 Di dalam mushaf timur tengah tidak ada fathah/kasroh/dlommah yang berdiri. 43 Kesalahan umum yang terjadi ketika membaca mad ‘iwadl adalah membacanya lebih dari dua harokat dengan anggapan setiap akhir ayat dapat dipanjangkan lebih dari dua harokat, terutama jika di akhir surat, atau seorang imam sholat yang mengakhiri bacaannya pada mad ‘iwadl ketika mau ruku’. 44 Ha’ dlomir (kata ganti ketiga tunggal) selalu dibaca panjang jika sebelumnya adalah huruf hidup, dan selalu dibaca pendek jika sebelumnya huruf sukun atau huruf mad. Pengecualian pada kalimat –kalimat :

  (QS. Al Furqon : 69) : ha’ dlomir ( ‫ه‬   ( QS. Az Zumar : 7). :

ha’ dlomir (

 (QS. Al A’rof : 111), dan   

) dibaca panjang.

‫ ) ه‬dibaca pendek.

(QS. An Naml : 28) : ha’ dlomir (

‫ ) ه‬dibaca sukun.

45

Dalam mushaf cetakan Indonesia, mad shilah biasanya ditandai dengan dlommah atau kasroh yang berdiri. Namun dalam mushaf timur tengah, dlommah dan kasroh tetap seperti biasa, tapi setelah dlommah terdapat huruf wawu kecil, dan setelah kasroh terdapat huruf ya’ yang berbentuk seperti sudut (  )

Panduan Tahsin Tilawah Al Qur’an 37

Praktek Surat Al Furqon 1- 11 2. Mad Far’i (cabang). Suluruh mad, panjang aslinya adalah dua harokat. Panjang mad menjadi lebih dari dua harokat jika ada sebab. Dan jika sebab tersebut tidak ada, maka tidak boleh sama sekali memanjangkan mad lebih dari dua harokat. Sebab tersebut secara global dibagi dua yaitu : 1. Sebab Hamzah : 1. Mad Wajib muttasil: Yaitu jika setelah mad asli ada hamzah dalam satu kalimat(kata). Panjangnya 4 atau 5 harokat. misal :  ,  ,    ,

 ,  ,     Praktek Surat Al Baqarah ayat 13 - 24 2. Mad Jaiz Munfashil : Yaitu jika setelah mad asli ada hamzah di lain kalimat. Panjangnya 2, 4, atau 5 harokat. Misal :  

  . Praktek

Surat Al Kafirun. 3. Mad Shilah Thowilah (kubro) : Yaitu jika setelah mad shilah qoshiroh (sughro) ada huruf hamzah. Panjangnya 2, 4, atau 5 harokat. 46misal :

 ,   , Praktek Ayat Kursi ( QS. Al Baqarah : 255) 2. Sebab Sukun 1. Mad ‘Aridl lissukun : Yaitu jika setelah mad asli ada huruf yang diwaqofkan(dimatikan). Panjangnya adalah 2, 4, 6 harokat47. Misal. ٤٨

           

46

Bacaan yang umum kita gunakan adalah bacaan dengan riwayat Hafsh dari ‘Ashim dengan Jalur (thoriqoh) Syathibiyyah. Dalam jalur syathibiyyah, mad jaiz munfashil dan mad shilah thowilah hanya boleh dibaca 4 atau 5 harokat (tidak boleh 2 harokat). Sedangkan mad jaiz munfasil dan mad shilah thowilah yang boleh dibaca 2 harokat, adalah jalur (thoriqoh) Thoyyibatun Nasyr, yang jika kita menggunakannya (membaca mad jaiz munfasil dan mad shilah thowilah 2 harokat) terdapat konsekwensi-konsekwensi perubahan dalam beberapa hukum tajwid yang lain. Jika kita tidak memahami konsekwensi-konsekwensi tersebut, maka lebih baik tetap membaca mad jaiz munfasil dan mad shilah thowilah 4 atau 5 harokat.( Abdul Fattah As Sayyid ‘Ajmi, Hidayatul Qori’ ila Tajwidi Kalamil Bari, Madinah: Darul Fajr Al Islamiyyah, 2001, 1/ 296-298) 47 Banyak orang yang beranggapan setiap akhir ayat dapat dipanjangkan lebih dari dua harokat, terutama jika di akhir surat, atau seorang imam sholat yang mengakhiri bacaannya ketika mau ruku’. Sedangkan yang dapat dipanjangkan hingga 6 harokat hanyalah jika setelah mad asli ada huruf yang diwaqofkan(dimatikan). Jika tidak maka tetap harus dibaca mad asli . misal mad thobi’i    :

, atau mad ‘iwadl, misal :

   . 48

Jika yang dimatikan adalah mad wajib muttashil, maka dibaca 5 atau 6 harokat misal : . 

Panduan Tahsin Tilawah Al Qur’an 38

Praktek Surat At Tiin. 2. Mad Lin : Yaitu jika wawu atau ya’ sukun setelah huruf yang berharokat fathah, dan sesudahnya ada huruf yang diwaqofkan(dimatikan). Panjangnya 2, 4, atau 6 harokat. Misal :  

. . Praktek Surat Quraisy.

3. Mad Farq : Yaitu mad badal bertemu dengan huruf yang bertasydid. Panjangnya 6 harokat. Di dalam Al qur’an hanya ada empat pada empat tempat, yaitu kalimat 

 (QS. Al An’am ayat 143, dan 144), dan kalimat   (QS. Yunus ayat 59 dan An Naml ayat 59) 4. Mad lazim : Mad lazim dibagi empat macam , seluruhnya wajib dibaca 6 harokat. Mad lazim Mutsaqqol Kalimi ;Yaitu mad asli bertemu huruf yang bertasydid49. Misal

    ،          

،

  

Praktek surat Al An’am : 76-80 Mad Lazim Mukhoffaf Kalimi : Yaitu mad badal bertemu huruf sukun. Di dalam Al Qur’an hanya ada pada 2 tempat (QS. Yunus ayat 51 dan 91 dengan kalimat yang sama yaitu :   Mad Lazim Mutsaqqol Harfi :Yaitu huruf

‫ﻠﹸﻜﹸﻢ‬‫ﺴ‬‫ ﻋ‬‫ﻘﹶﺺ‬‫ ﻧ‬di awal-awal surat yang

diidghomkan. Cara bacanya adalah dengan membaca abjadnya dan dipanjangkan 6 harokat kemudian diidghomkan pada huruf berikutnya. Misal:   Mad Lazim Mukhoffaf Harfi : yaitu huruf

‫ﻠﹸﻜﹸﻢ‬‫ﺴ‬‫ ﻋ‬‫ﻘﹶﺺ‬‫ ﻧ‬di awal-awal surat yang

tidak diidghomkan. Misal  , ,  Secara keseluruhan huruf-huruf yang dipakai sebagai pembuka surat ada 14 huruf, yang dapat dirangkai menjadi

‫ﻪ‬‫ﺤ‬‫ﻴ‬‫ﺼ‬‫ ﺍﻟﻨ‬‫ﻚ‬‫ﻌ‬‫ﻤ‬‫ ﺳ‬‫ﻕ‬‫ ﻃﹶﺮ‬atau ‫ﺮ‬‫ ﺳ‬‫ ﻟﹶﻪ‬‫ﻊ‬‫ ﻗﹶﺎﻃ‬‫ﻴﻢ‬‫ﻜ‬‫ ﺣ‬‫ﺺ‬‫ﻧ‬

49

Kesalahan umum saat membaca Mad lazim mutsaqqol kalimi adalah huruf yang bertasydid setelah bacaan mad tersebut dibaca lemah seolah tanpa tasydid. Atau langsung masuk ke tasydid dan tidak memanjangkan mad 6 harokat.

Panduan Tahsin Tilawah Al Qur’an 39

Huruf-huruf tersebut kemudian dibagi menjadi tiga kategori, yaitu : 1- Huruf-huruf yang dibaca abjad hijaiyyahnya dan dipanjangkan 6 harokat, ada 8 huruf dirangkai menjadi

‫ﻠﹸﻜﹸﻢ‬‫ﺴ‬‫ ﻋ‬‫ﻘﹶﺺ‬‫ﻧ‬

2- Huruf-huruf yang dibaca mad thobi’i

(2 harokat) dan tidak dibaca abjad

hijaiyyahnya, ada 5 huruf dirangkai menjadi : ‫ﺮ‬‫ﻃﹶﻬ‬ Misal : dibaca :

‫ﻲ‬‫ ﺣ‬50 ,

‫ﺎ‬‫ﻃﹶﺎﻫ‬

3- Huruf yang dibaca abjad hijaiyyahnya dan tidak dipanjangkan sama sekali, yaitu huruf alif (‫) ا‬ Secara praktek, ketika menyambung huruf-huruf tersebut dalam satu rangkaian bacaan, berlaku hukum nun mati dan mim mati. Misalnya huruf ‫( ﻝ‬‫) ﻻﹶﻡ‬ bertemu dengan huruf ‫( ﻡ‬‫ﻴﻢ‬‫) ﻣ‬, maka berlaku hukum Idghom Miimi. Dan Jika huruf

‫( ﻝ‬‫ ) ﻻﹶﻡ‬bertemu dengan huruf

‫ ﺭ‬, maka berlaku hukum Idhar Syafawi (lihat

bahasan Mim Mati). Demikian juga jika huruf ‫( ﻉ‬‫ﲔ‬‫ )ﻋ‬bertemu dengan huruf ‫ﺹ‬

(‫ﺎﺩ‬‫)ﺻ‬, maka berlaku hukum Ikhfa’. Dan jika huruf ‫( ﺱ‬‫ﲔ‬‫ ) ﺳ‬bertemu dengan huruf ‫ﻡ‬ (‫ﻴ ﻢ‬‫) ﻣ‬, maka berlaku hukum Idghom Bighunnah (lihat bahasan nun mati ). Dst. Praktek

  

 

 



 



  



 

Catatan : Tanda ( ~ ) bukanlah tanda baca, bukan pula sebab mad menjadi panjang. Akan tetapi sebabnya adalah yang telah disebutkan diatas. Misal dalam kalimat :

                            Dalam kalimat  ada tanda (

~ ) karena ada

hamzah (‫ )أ‬pada ayat berikutnya. Jadi jika

berhenti pada kalimat  , tetap harus dibaca mad asli (2 harokat), karena sebabnya ada pada ayat berikutnya . Namun jika disambung (washol) dengan ayat berikutnya, maka dibaca mad jaiz munfasil karena ada sebab hamzah. Tanda ( ~ ) sifatnya hanya membantu, bukan patokan. Demikian pula misalnya pada kalimat :

Para ulama juga menggolongkannya pada mad asli. Kesalahan umum saat membaca huruf-huruf ini ( ‫ﺮ‬‫ﻃﹶﻬ‬

50

‫ﻲ‬‫ﺣ‬

)

adalah dibaca abjad hijaiyyahnya, atau dibaca lebih panjang dari dua harokat.

Panduan Tahsin Tilawah Al Qur’an 40

                                 Jika berhenti (waqof) pada kalimat  , maka dibaca mad ‘aridl lissukun (2- 6 harokat), karena ada sebab setelah mad ada huruf yang dimatikan. Namun jika  disambung (washol) dengan ayat berikutnya , maka harus dibaca mad asli (2 harokat), karena sebab mad dapat lebih panjang dari dua harokat tidak ada. Jadi untuk memastikan suatu mad dapat lebih panjang dari dua harokat atau tidak, adalah dengan memastikan ada tidaknya sebab-sebab yang telah diuraikan diatas.

Panduan Tahsin Tilawah Al Qur’an 41

MACAM-MACAM IDGHOM 1. Idghom Mutamatsilain (‫ﻴﻦﹺ‬ ‫ﻠﹶ‬‫ﺎﺛ‬‫ﻤ‬‫ﺘ‬‫ﻣ‬

‫ﻏﹶﺎﻡ‬‫) ﺇﹺﺩ‬

Yaitu mengidghomkan huruf kedalam huruf

yang sama makroj dan sifatnya (huruf yang sama), yang sebelumnya sukun , dan yang berikutnya berharokat(hidup) sehingga seolah-olah menjadi satu huruf bertasydid . Misal :

   ،

   ،   ،



    

Huruf dal dan ba’ tidak boleh dibaca qolqolah, tetapi langsung masuk pada huruf berikutnya 

 

      ،   

Huruf wawu tidak boleh ditahan seperti idhgom bighunnah, akan tetapi cukup ditekan secara wajar. Jika huruf wawu atau ya’ merupakan huruf mad, maka tidak dapat diidghomkan pada huruf berikutnya. Misal :

 

،

       

2. Idghom Mutajanisain (‫ﲔﹺ‬‫ﺎﻧﹺﺴ‬‫ﺠ‬‫ﺘ‬‫ﻣ‬

‫ﻏﹶﺎﻡ‬‫) ﺇﹺﺩ‬

  

 

Yaitu mengidghomkan huruf kedalam huruf

yang sama makrojnya namun berlainan sifatnya. Misal :

   

 



   

 

 

‫ ظ‬--- ‫ذ‬

 

‫ ت‬--- ‫د‬

     ‫ د‬--- ‫ت‬

Panduan Tahsin Tilawah Al Qur’an 42

        ‫ ط‬-- ‫ت‬  

‫ ذ‬-- ‫ث‬

 

‫ب –م‬

Huruf yang pertama langsung dimasukkan pada huruf berikutnya, atau huruf pertama seolah-olah dihilangkan dan huruf berikutnya ditasydid sehingga dinamakan idghom taam/sempurna.

 ،

  ،



‫ط– ت‬

Huruf tho’ tidak gugur seratus persen. Qolqolah pada huruf tho’ tidak dibaca, namun sifat Ithbaq atau sifat tebal(tafkhim) tho’ masih ada, sehingga dinamakan Idhgom Naqish /tidak sempurna. 3. Idghom Mutaqoribain (‫ﻦﹺ‬‫ﻴ‬‫ﻘﹶﺎﺭﹺﺑ‬‫ﺘ‬‫ﻣ‬

‫ﻏﹶﺎﻡ‬‫) ﺇﹺﺩ‬

Yaitu mengidghomkan huruf kedalam huruf

yang berdekatan makroj dan sifatnya. Misal :

    

    

   

٥١

‫ل –ر‬

‫ﻕ–ﻙ‬

Huruf yang pertama langsung dimasukkan pada huruf berikutnya, atau huruf pertama seolah-olah dihilangkan dan huruf berikutnya ditasydid sehingga juga termasuk idghom taam/sempurna.52

Catatan : Ada suatu kesalahan yang rawan terjadi yaitu membaca idghom pada huruf-huruf yang harus dibaca idhar/ jelas : Misal :

      

‫ﺫ–ﺩ‬

،

‫ ﺫ –ﺹ‬،

       

‫ﺫ–ﺝ‬

،

 

‫ﺫ–ﺱ‬

،

         

‫ﺫ–ﺕ‬ ‫ﺫ–ﺯ‬

51

Sebagian Ulama ada yang menggolongkannya pada Idghom Mutajanisain. Dalam Mushaf Timur tengah, jika idghom taam (sempurna ), maka huruf yang diidghomi ditandai dengan tasydid. Dan jika idghom naqish (tidak sempurna), maka tidak diberi tasydid. 52

Panduan Tahsin Tilawah Al Qur’an 43

           

‫ ﺕ–ﺯ‬،

         

‫ ﺕ –ﺝ‬،

‫ﺕ–ﺙ‬

 

‫ﺕ–ﺱ‬

 

‫ ﺕ–ﻅ‬،

        

‫ﺯ‬- ‫ ﺩ‬،

         

‫ ﺩ–ﺫ‬،

            

‫ﺩ–ﺝ‬

 

‫ ﺩ–ﺹ‬،

 

‫ ﺩ–ﺵ‬،

 

‫ﺩ–ﺱ‬

          

‫ ﻁ‬-‫ ﺽ‬،

           

‫ ﺩ–ﻅ‬،

 

Huruf-huruf dalam bacaan diatas (‫ﺽ‬،‫ﺩ‬

‫ ﺕ–ﺹ‬،

      

      

‫ﺩ–ﺽ‬

،‫ ﺕ‬،‫ ) ﺫ‬tetap harus dibaca idhar (jelas), dan tidak boleh

dibaca idghom. Dan pada huruf (‫ ) ﺩ‬tetap harus dibaca qolqolah.53

53

‘Abdul Fattah As Sayyid ‘Ajmi, Op. Cit. 1/ 245-247. Kalimat-kalimat yang digaris bawah adalah kalimat-kalimat

yang paling rawan terjadi kesalahan.

Panduan Tahsin Tilawah Al Qur’an 44

WAQOF Waqof artinya berhenti, lawannya adalah washol yang artinya sambung(terus). Masalah waqof dan washol merupakan hal yang sangat penting dalam tilawah Al Qur’an. Karena waqof dan washol sangat terkait dengan makna ayat. Jika tidak tepat dalam waqof dan washol, maka boleh jadi akan merubah makna. Bahkan Ali bin Abi Tholib ra. ketika ditanya tentang makna firman Allah swt. ٥٤

beliau menjawab :

‫ﻑ‬‫ﻗﹸﻮ‬‫ﺮﹺﻓﹶﺔﹸ ﺍﻟﹾﻮ‬‫ﻌ‬‫ﻭﻣ‬ ‫ﻑ‬‫ﻭ‬‫ﺮ‬‫ ﺍﻟﹾﺤ‬‫ﺪ‬‫ﻮﹺﻳ‬‫ﺠ‬‫ﺗ‬

  

(membaca huruf dengan tajwid dan

55

mengetahui waqof.)

Sehingga berdasarkan pernyataan Ali bin Abi Tholib ra. tersebut, seseorang belum dapat dikatakan membaca Al Qur’an dengan tartil jika tidak menguasai masalah waqof. Dari segi makna ayat, waqof dibagi 4 macam, yaitu : 1.

‫ﺎﻡ‬‫ ﺍﻟﺘ‬‫ﻗﹾﻒ‬‫ﺍﻟﹾﻮ‬

:

Yaitu berhenti pada ayat yang telah sempurna ma’nanya dan tidak

terkait dengan ayat berikutnya baik lafadz maupun maknanya. Misal :

                                                                             2.

‫ﻲ‬‫ ﺍﻟﹾﻜﹶﺎﻓ‬‫ﻗﹾﻒ‬‫ﺍﻟﹾﻮ‬

:

Yaitu berhenti pada ayat yang telah sempurnya maknanya namun

secara lafadz ayat tersebut berkaitan dengan ayat berikutnya. Misal :

                                                                             3.

‫ﻦ‬‫ﺴ‬‫ ﺍﻟﹾﺤ‬‫ﻗﹾﻒ‬‫ ﺍﻟﹾﻮ‬:

yaitu berhenti pada ayat yang telah sempurna ma’nanya namun

ma’na dan lafadz ayat tersebut berkaitan dengan ayat berikutnya. Oleh karena itu dianjurkan untuk memulai dari kalimat sebelumnya. Kecuali jika di akhir ayat. Misal :

    …     

54 55

QS. Al Muzzammil ayat 4 Ibnul Jazariy , An Nasyr fil qiro’atil ‘asyr, Beirut, Darul kutub; Juz 1 hal 254

Panduan Tahsin Tilawah Al Qur’an 45

4. ‫ﺦ‬‫ﺍﻟﹾﻘﹶﺒﹺﻴ‬

‫ﻗﹾﻒ‬‫ﺍﻟﹾﻮ‬

: Yaitu berhenti pada ayat yang belum sempurna maknanya, yang jika

dilakukan akan memberikan makna yang tidak bagus atau bahkan merubah arti. Misal ::

   .. Waqof ini jika dilakukan dengan sengaja maka hukumnya tercela, kecuali jika berhenti karena darurat, seperti nafas habis, batuk, bersin, atau menguap, maka wajib mengulang. Untuk mengetahui kaidah waqof-waqof diatas, tentu saja sangat diperlukan pemahaman terhadap makna ayat-ayat Al Qur’an dan tata bahasa arab. Namun agar waqof tilawah kita tepat dan terhindar dari kesalahan arti (terutama bagi yang tidak menguasai tata bahasa arab), maka dalam mushaf Al Qur’an diberikan tanda-tanda waqof yang disesuaikan dengan makna ayat. Dan bagi yang memiliki kemampuan pemahaman terhadap ayat-ayat Al Qur’an dan tata bahasa arab, maka ia tidak terikat dengan tanda-tanda tersebut. Karena tanda-tanda tersebut sifatnya tidak mutlak. Sebagaimana diungkapkan oleh Imam Al Jazari :

‫ﺐ‬  ‫ﺒ‬‫ ﺳ‬‫ﺎﻟﹶﻪ‬‫ ﻣ‬‫ﺮ‬‫ ﻏﹶﻴ‬‫ﺍﻡ‬‫ﺮ‬‫ﻻﹶ ﺣ‬‫ ﻭ‬... ‫ﺐ‬‫ﺟ‬‫ ﻭ‬‫ﻗﹾﻒ‬‫ ﻭ‬‫ﻦ‬‫ ﻣ‬‫ﺁﻥ‬‫ ﰲ ﺍﻟﹾﻘﹸﺮ‬‫ﻟﹶﻴﺲ‬‫ﻭ‬ “Di dalam Al Qur’an tidak ada waqof yang sifatnya wajib atau haram kecuali karena suatu sebab.56 Bahkan boleh jadi kita dapati satu cetakan mushaf yang satu dengan yang lainnya, dalam satu ayat yang sama memiliki tanda waqof yang berbeda. Tanda-tanda waqof tersebut adalah : : harus waqof

1. 2. 3. 4.

 ‫ط‬  ‫ج‬

7.

: lebih utama waqof : boleh waqof boleh wasol : lebih utama washol

5. 6.

: lebih utama waqof

 ‫ﻻ‬

 

: berhenti pada salah satu tanda : tidak boleh waqof57

56

Imam Ibnu Al Jazari., Al Muqoddimah Fiimaa ‘Ala Qor’ il Qur’ani An Ya’lamah Berhenti diakhir ayat tetap boleh walaupun terdapat tanda (‫ )ﻻ‬di akhir ayat, namun harus melanjutkan ayat berikutnya (tidak berhenti tilawah). Misalnya : ‫ﻻ‬ 57

         Panduan Tahsin Tilawah Al Qur’an 46

Catatan : Ketika waqof, huruf terakhir harus mati atau dimatikan. Tidak boleh waqof dalam kondisi huruf hidup, baik waqof ditengah ayat maupun di akhir ayat. Imam Al Jazari menyatakan :

‫ﻛﹶﻪ‬‫ ﺑﹺﻜﹸﻞﱢ ﺍﳊﹶﺮ‬‫ﻗﹾﻒ‬‫ﺭﹺ ﺍﻟﹾﻮ‬‫ﺎﺫ‬‫ﺣ‬‫ﻭ‬ “Hindari waqof dengan harokat (huruf hidup)”58

Jika huruf terakhir adalah huruf mati, maka dibaca apa adanya : misal  (huruf yang terakhir adalah alif)

   -

       

-

         

-

         

-

Jika huruf terakhir adalah huruf hidup, maka harus dimatikan 59(termasuk jika huruf sebelum akhir juga huruf mati), misal :

    

-

           

-

         

-

٦٠

58

59

, Imam Ibnu Al Jazari. Loc. Cit. Pengecualian jika berhenti (waqof) pada lafadz



(QS. An Naml ; 36), maka boleh mematikan pada

huruf ya’, sehingga dibaca famaa aataanii. Atau boleh juga mematikan pada huruf nun dan huruf ya’ tidak dibaca, sehingga dibaca famaa aataan.

Panduan Tahsin Tilawah Al Qur’an 47

        

-

    

-

            

-

      

-

         

-

     

-

    

-

      

-

           

-

            

-

٦١

   

60

Jika mati pada mad shilah, huruf ‫( ه‬ha’ dlomir) tetap harus dimatikan. Kesalahan umum saat waqof pada kondisi huruf sebelum akhir berharokat sukun(mati), adalah berhenti pada huruf sebelum akhir tersebut dan menghilangkan (tidak membaca) huruf yang terakhir sesudahnya. Atau kesalahan yang lain adalah dengan menghidupkan huruf yang terakhir. Yang tepat adalah huruf yang terakhir tetap dibaca (tidak hilang), namun hurus dimatikan. Sehingga huruf terakhir dan sebelum akhir sama-sama mati. 61

Panduan Tahsin Tilawah Al Qur’an 48

Jika huruf terakhir adalah ta’ marbuthoh (‫) ﺓ‬, maka ketika mati menjadi huruf ‫ ﻩ‬, misal :

                    

                         

             

             Jika huruf terakhir berharokat fathatain (ً ), maka ketika mati dibaca mad iwadl (lihat bab mad)62, kecuali pada huruf ‫ ﺓ‬tetap dibaca seperti kaidah mati pada ‫ ﺓ‬diatas. Misal:

                

                             

62

Termasuk pada hamzah yang berharokat fathatain ( ً‫ء‬

) walaupun sesudahnya tidak ada huruf alif. Panduan Tahsin Tilawah Al Qur’an 49

                 Jika huruf terakhir yang dimatikan bertasydid, ada beberapa kondisi : - Jika mematikan huruf mim dan nun yang bertasydid, maka huruf mim atau nun dimatikan dengan menahan ghunnahnya sekitar dua harokat , misal :

       

-

             

-

        

-

         

-

-

-

63

Jika mematikan huruf qolqolah ( ‫ ق‬،‫ ج‬،‫ ) ب‬yang bertasydid, maka huruf tersebut tidak langsung diqolqolahkan, tetapi ditahan sejenak baru diqolqolahkan (dipantulkan)63. Misal :

          

-

        

-

    

-

     

-

           

-

Jika mematikan huruf bertasydid selain pada dua kondisi diatas, maka dibaca mati dengan sidikit ditekan. Misal :

Kesalahan umum dalam masalah ini adalah misalnya dalam kalimat

 ,

adalah dengan sedikit

memanjangkan huruf (‫)ح‬. Yang tepat adalah menahan sejenak qolqolahnya baru dikeluarkan, bukan memanjangkan huruf sebelumnya, huruf sebelumnya tetap harus dibaca 1 harokat.

Panduan Tahsin Tilawah Al Qur’an 50

       

-

     

-

         

-

     

-

      

-

               

-

           

-

  .    

-

Panduan Tahsin Tilawah Al Qur’an 51

ISTILAH-ISTILAH DALAM AL QUR’AN 1.

‫ﺔ‬‫ﻜﹾﺘ‬‫ﺳ‬

: berhenti sejenak tanpa bernafas pada ayat : ٦٨

2.

‫ﺎﻡ‬‫ﺷﻤ‬ ‫ﺇﹺ‬

   

٦٧

:

٦٦

  

 ٦٥    ٦٤  

Memonyongkan (membulatkan) bibir

ketika menahan ghunnah nun

tasydid sebagai isyarat dlommah yang terbuang pada ayat69 : 

3.

‫ﺎﻟﹶﺔ‬‫ﹺﺇﻣ‬

: fathah dibaca miring ke kasroh(re’) pada ayat

:

70

   4. ‫ﻞﹲ‬‫ﻬﹺﻴ‬‫ﺴ‬‫ﺗ‬

: yaitu hamzah kedua dibaca pertengahan antara hamzah dan alif pada ayat :71  

72

64

QS. Al Kahfi : 1-2 QS. Yasin : 52 66 QS. Al Qiyamah : 27 67 QS. Al Muthoffifin : 14 68 Selain empat ayat tersebut, pada QS. Al Haqqoh : 28-29 65

         ketika washol dapat dibaca

‫ﺔ‬‫ﻜﹾﺘ‬‫ ﺳ‬atau

idghom.

69

QS. Yusuf : 11 QS. Hud : 41 71 QS. Fushilat :44 70

72

Selain ayat tersebut,

‫ﻞﹲ‬‫ﻬﹺﻴ‬‫ﺴ‬‫ ﺗ‬juga dapat diterapkan pada Mad Farq yaitu kalimat : dan  Panduan Tahsin Tilawah Al Qur’an 52

5.

‫ﻞﹲ‬‫ﻳ‬‫ﺪ‬‫ﺒ‬‫ﺗ‬

:

yaitu mengganti hamzah yang berharokat sukun dengan huruf ya’ sukun

pada ayat 73 :     sehingga membacanya adalah iituunii,74 bukan I’tuunii, juga bukan u’tuunii.75 6.

‫ﻘﹾﻞﹲ‬‫ﻧ‬

:

yaitu dengan memindahkan harokat hamzah washol ke huruf lam pada

ayat76 :   

5.

77

ِ ‫ﺔ‬‫ﻥﹸ ﺍﻟﹾﻮﹺﻗﹶﺎﻳ‬‫ﻮ‬‫ ﻧ‬: Wiqoyah artinya menjaga. Nun Wiqoyah yaitu nun yang dibaca kasroh yang dimunculkan untuk menjaga agar tanwin tidak hilang, dibaca ketika ada tanwin bertemu dengan hamzah washol78, cara bacanya adalah tanwin dihilangkan, dan diganti dengan huruf nun kasroh (ni) misal79 : 

73

QS. Al Ahqof : 4 Hamzah washolnya dibaca kasroh (i) karena harokat asli huruf ketiganya (‫ )ت‬adalah kasroh, huruf (‫ )ت‬tersebut menjadi dlommah karena menyesuaikan dengan huruf (‫ )و‬jama’ sesudahnya. (Keterangan tentang hamzah washol lihat catatan kaki nomor 16.) 75 Sebenarnya tabdil adalah kaidah umum yang berlaku untuk setiap hamzah washol yang bertemu dengan hamzah asli yang sukun. Cara bacanya yaitu dengan mengganti hamzah asli yang sukun dengan huruf mad yang sesuai 74

dengan harokat hamzah washol. Misal dalam surat Al Baqarah 283 jika kita memulai pada bacaan

   maka

harus kita baca uutumina, bukan u’tumina. 76

QS. Al Hujurat : 11 Aslinya adalah bi’sal ismu, dipindah harokatnya menjadi bi’salismu 78 Keterangan tentang hamzah washol lihat catatan kaki nomor 16. 77

79

Pada mushaf cetakan Indonesia biasanya sudah ditandai dengan huruf nun kecil dibawah, dan tanwinnya sudah dihilangkan. Pada mushaf timur tengah tidak ada nun kecil tersebut, namun tanwin tetap ditulis, dan hamzah washol ditandai dengan huruf alif diatasnya ada huruf shod kecil (),. Walaupun nun wiqoyah tidak tertulis, ketika ada tanwin bertemu dengan hamzah washol (), nun wiqoyah tetap harus dibaca. Kesalahan umum yang terjadi adalah tanwin dihilangkan begitu saja tanpa membaca nun wiqoyah, dan langsung masuk ke huruf berikutnya.

Panduan Tahsin Tilawah Al Qur’an 53



 

      

 

  

     

                      

6.

‫ﺓ‬‫ﺪ‬‫ﺠ‬‫ﺔﹸ ﺍﻟﺴ‬‫ﺀَﺍﻳ‬

:

Yaitu ayat-ayat yang jika kita membacanya disyari’atkan untuk

melakukan sujud tilawah80. Jumhur ‘Ulama’ menyatakan hukum sujud tilawah adalah Sunnah Muakkadah.

‫ﺪ‬‫ﺠ‬‫ﺓﹶ ﻓﹶﺴ‬‫ﺪ‬‫ﺠ‬‫ ﺍﻟﺴ‬‫ﻡ‬‫ ﺁﺩ‬‫ﻦ‬‫ﺃﹶ ﺍﺑ‬‫ » ﺇﹺﺫﹶﺍ ﻗﹶﺮ‬-‫ﺻﻠﻰ ﺍﷲ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ‬- ‫ﻮﻝﹸ ﺍﻟﻠﱠﻪ‬‫ﺳ‬‫ﺓﹶ ﻗﹶﺎﻝﹶ ﻗﹶﺎﻝﹶ ﺭ‬‫ﺮ‬‫ﻳ‬‫ﺮ‬‫ ﺃﹶﺑﹺﻰ ﻫ‬‫ﻦ‬‫ﻋ‬ ‫ﻮﺩ‬‫ﺠ‬‫ ﺑﹺﺎﻟﺴ‬‫ﺕ‬‫ﺮ‬‫ﺃﹸﻣ‬‫ﺔﹸ ﻭ‬‫ﻨ‬‫ ﺍﻟﹾﺠ‬‫ ﻓﹶﻠﹶﻪ‬‫ﺪ‬‫ﺠ‬‫ ﻓﹶﺴ‬‫ﻮﺩ‬‫ﺠ‬‫ ﺑﹺﺎﻟﺴ‬‫ﻡ‬‫ ﺁﺩ‬‫ﻦ‬‫ ﺍﺑ‬‫ﺮ‬‫ ! ﺃﹸﻣ‬‫ﻠﹶﻪ‬‫ﻳ‬‫ﺎ ﻭ‬‫ﻘﹸﻮﻝﹸ ﻳ‬‫ﻰ ﻳ‬‫ﻜ‬‫ﺒ‬‫ﻄﹶﺎﻥﹸ ﻳ‬‫ﻴ‬‫ﻝﹶ ﺍﻟﺸ‬‫ﺰ‬‫ﺘ‬‫ﺍﻋ‬ ‫ﺭﻭﺍﻩ ﻣﺴﻠﻢ ﻭﺍﺑﻦ ﻣﺎﺟﻪ‬.« ‫ﺎﺭ‬‫ ﺍﻟﻨ‬‫ﻰ‬‫ ﻓﹶﻠ‬‫ﺖ‬‫ﻴ‬‫ﻓﹶﺄﹶﺑ‬ “dari Abi Hurairah ra berkata: Rasulullah saw. Bersabda: Apabila anak adam membaca ayat sajdah kemudian sujud, maka menyingkirlah syetan dan menangis seraya berkata : celakalah diriku, anak adam disuruh sujud dan ia pun ber sujud, maka baginya surga. Dan aku disuruh sujud namun aku enggan, maka bagiku neraka. (HR. Muslim dan Ibnu Majah). Sujud tilawah disunnahkah bagi yang membaca maupun yang menyimak, baik diluar sholat maupun didalam sholat. Disyaratkan untuk sahnya sujud tilawah seperti syarat sahnya sholat yaitu : dalam kondisi suci dari hadats kecil dan besar, suci dari najis, menutup aurat, dan menghadap kiblat81. Caranya: diawali takbir, kemudian sujud, lalu bangkit lagi dengan mengucapkan takbir. Bacaan sujud tilawah82, bisa sebagaimana bacaan sujud sholat, tiga kali

‫ﻠﹶﻰ‬‫ﻲ ﺍﻷَﻋ‬‫ﺑ‬‫ﺎﻥﹶ ﺭ‬‫ﺤ‬‫ﺒ‬‫ﺳ‬

atau membaca :

80

Ayat-ayatnya ada lima belas tempat yaitu : QS. Al A’rof : 206, Ar Ra’d:15, An Nahl : 50, Al Isro’ : 109, Maryam: 58, Al Hajj : 18 dan 77, Al Furqon: 60, An Naml :26, As Sajdah : 15, Shod : 24, Fushilat : 37, An Najm : 62, Al Insyiqoq : 21, dan Al Alaq: 19. 81 DR. Wahbah Zuhaili , Al Fiqhul Islami Wa Adillatuhu ,Suriyah: Darul Fikr, 1985. 2/114, Imam Nawawi At Tibyan Fii Adab Hamalatil Qur’an hal. 111 82 DR. Wahbah Zuhaili , Ibid 2/118, Imam Nawawi, Ibid hal 118, Dr. Sholih bin Fauzan bin ‘Abdullah Al Fauzan, Al Mulakhosul Fiqhi, Riyadl : Darul ‘Ashimah, 2002, 1/182, dari Hadits Riwayat Al Bukhori, Muslim, Al Baihaqi, At Turmudzi, Abu Dawud, An Nasa’i, dan Ahmad.

Panduan Tahsin Tilawah Al Qur’an 54

‫ﻪ‬‫ﻌ‬‫ﻤ‬‫ ﺳ‬‫ﻖ‬‫ ﻓﹶﺸ‬‫ﻩ‬‫ﺭ‬‫ﻮ‬‫ﺻ‬‫ ﻭ‬‫ﻠﹶﻘﹶﻪ‬‫ﻱ ﺧ‬‫ﻠﱠﺬ‬‫ﻬﹺﻲ ﻟ‬‫ﺟ‬‫ ﻭ‬‫ﺪ‬‫ﺠ‬‫ ﺳ‬‫ﺖ‬‫ﻠﹶﻤ‬‫ ﺃﹶﺳ‬‫ﻟﹶﻚ‬‫ ﻭ‬، ‫ﺖ‬‫ﻨ‬‫ ﺁﻣ‬‫ﺑﹺﻚ‬‫ ﻭ‬، ‫ﺕ‬‫ﺪ‬‫ﺠ‬‫ ﺳ‬‫ ﻟﹶﻚ‬‫ﻢ‬‫ﺍﻟﻠﱠﻬ‬ ‫ﲔ‬‫ﻘ‬‫ﺎﻟ‬‫ ﺍﻟﹾﺨ‬‫ﻦ‬‫ﺴ‬‫ ﺃﹶﺣ‬‫ ﺍﻟﻠﱠﻪ‬‫ﻙ‬‫ﺎﺭ‬‫ﺒ‬‫ ﺗ‬‫ﻩ‬‫ﺮ‬‫ﺼ‬‫ﺑ‬‫ﻭ‬ “ Ya Allah untukMu aku sujud, kepadaMu aku beriman, dan kepadaMu aku berserah diri. Telah sujud wajahku kepada Yang Menciptakannya, membentuknya, dan membelah pendengarannya dan penglihatannya, Maha Suci Allah sebaik-baik pencipta. ” Atau membaca ;

.‫ﻪ‬‫ﺗ‬‫ﻗﹸﻮ‬‫ ﻭ‬‫ﻪ‬‫ﻟ‬‫ﻮ‬‫ ﺑﹺﺤ‬، ‫ﻩ‬‫ﺮ‬‫ﺼ‬‫ﺑ‬‫ ﻭ‬‫ﻪ‬‫ﻌ‬‫ﻤ‬‫ ﺳ‬‫ﻖ‬‫ﺷ‬‫ ﻭ‬، ‫ﻩ‬‫ﺭ‬‫ﻮ‬‫ﺻ‬‫ ﻭ‬‫ﻠﹶﻘﹶﻪ‬‫ﻱ ﺧ‬‫ﻠﱠﺬ‬‫ﻬﹺﻲ ﻟ‬‫ﺟ‬‫ ﻭ‬‫ﺪ‬‫ﺠ‬‫ﺳ‬ “Telah sujud wajahku kepada Yang Menciptakannya, membentuknya, dan membelah pendengarannya dan penglihatannya dengan daya dan kekuatanNya” Atau bisa ditambah dengan membaca doa:

‫ﺎ‬‫ﻠﹶﻬ‬‫ﻘﹶﺒ‬‫ﺗ‬‫ ﻭ‬، ‫ﺍ‬‫ﺮ‬‫ ﺫﹸﺧ‬‫ﻙ‬‫ﺪ‬‫ﻨ‬‫ﻲ ﻋ‬‫ﺎ ﻟ‬‫ﻠﹾﻬ‬‫ﻌ‬‫ﺍﺟ‬‫ ﻭ‬، ‫ﺍ‬‫ﺭ‬‫ﺎ ﻭﹺﺯ‬‫ﻨﹺّﻲ ﺑﹺﻬ‬‫ ﻋ‬‫ﻊ‬‫ﺿ‬‫ ﻭ‬، ‫ﺍ‬‫ﺮ‬‫ﺎ ﺃﹶﺟ‬‫ﻲ ﺑﹺﻬ‬‫ ﻟ‬‫ﺐ‬‫ﻢ ﺍﻛﹾﺘ‬ ‫ ﺍﻟﻠﱠﻬ‬، . ‫ﺩ‬‫ﺍﻭ‬‫ ﺩ‬‫ﻙ‬‫ﺪ‬‫ﺒ‬‫ ﻋ‬‫ﻦ‬‫ﺎ ﻣ‬‫ﻬ‬‫ﻠﹾﺘ‬‫ﻘﹶﺒ‬‫ﺎ ﺗ‬‫ﻨﹺّﻲ ﻛﹶﻤ‬‫ﻣ‬ “ Ya Allah tuliskanlan untukku di sisiMu dengan tilawah ini suatu pahala, dan ampunilah dosaku dengan tilawah ini, dan jadikanlah untukku di sisiMu suatu simpanan, dan terimalah dariku sebagaimana Engkau menerima dari hambaMu Dawud”

7.

‫ﻳﺮ‬‫ﺪ‬‫ﺘ‬‫ﺴ‬‫ ﺍﻟﹾﻤ‬‫ّﻔﹾﺮ‬‫ ﺍﻟﺼ‬:

yaitu bulatan sempurna ( ‫ ) ﻩ‬diatas suatu huruf. Tanda ini biasanya

terdapat di mushaf timur tengah. Tanda tersebut diletakkan diatas suatu huruf yang menunjukkan bahwa huruf tersebut tidak dibaca (dianggap tidak ada) baik ketika waqof maupun washol.

                                                                                                                                                                                                                                                                    Panduan Tahsin Tilawah Al Qur’an 55

                                                     8. ‫ﻞﹸ‬‫ﻴ‬‫ﻄ‬‫ﺘ‬‫ﺴ‬‫ﺍﻟﹾﻤ‬

‫ّﻔﹾﺮ‬‫ﺍﻟﺼ‬

:

yaitu bulatan lonjong diatas suatu huruf. Tanda tersebut diletakkan

diatas suatu huruf yang menunjukkan bahwa huruf tersebut tidak dibaca (dianggap tidak ada) ketika washol, dan dibaca (dianggap ada) ketika waqof83.

                                                                                                                                                                                                                      ٨٤

83

Misalnya pada lafadz

jika

                                  

washol (terus), maka harus dibaca pendek. Dan jika waqof pada lafadz

tersebut, maka harus dibaca panjang (2 harokat). 84 Sering muncul pertanyaan : kalau tidak dibaca kenapa ditulis? Padahal ini adalah hal yang biasa dalam bahasa apapun, seperti pada kata “student” dalam bahasa Inggris, kenapa huruf “t” harus ditulis, walaupun tidak dibaca? Jawabnya karena itu sudah merupakan kaidah penulisannya. Ada huruf yang harus ditulis walaupun tidak dibaca. Demikian juga dalam bahasa Arab. Lebih-lebih dalam Al Qur’an yang setiap hurufnya bernilai sepuluh kebaikan (lihat bahasan keutamaan membaca Al Qur’an, halaman 10).

Panduan Tahsin Tilawah Al Qur’an 56

20 KIAT PRAKTIS MENGHAFAL AL QUR’AN 1- Niat Ikhlash (QS. 98;5), dan memahami keutamaan menghafal Al Qur’an.. Keikhlasan akan memunculkan semangat dan ketahanan seorang muslim dalam menjalankan setiap perintah Allah dengan maksimal. 2- Sungguh-sungguh/mujahadah & memiliki tekad (kemauan) yang kuat (QS.29;6&69) 3- Sabar dan istiqomah (QS.47:31, 3;142, 46;13) 4- Yakin bahwa menghafal Al Qur’an adalah mudah ( QS. 54;15/22/32/40), 5- Memperhatikan ada-adab membaca Al Qur’an (Membaca dengan tadabbur (berusaha memahami isinya) dan khusu’, Membaguskan bacaan (bacaan yang ideal dan sesuai tajwid), Menjaga kesucian dan kebersihan, dll) 6- Setiap hari harus ada waktu wajib khusus Al Qur’an. Dan konsisten terhadap waktu yang sudah kita tetapkan. Jika terpaksa dilanggar, maka maktu yang dilanggar harus dihitung hutang. 7- Menetapkan target secara eksak sesuai kampuan maksimal masing-masing yang memungkinkan untuk dicapai, baik dari segi jumlah yang mau dihafal maupun batas waktunya (harian, mingguan, bulanan, atau tahunan).misal : dalam waktu sekian harus dapat sekian (kalau perlu ditulis). Target tidak boleh abstrak ( misal : secukupnya, sedapatnya, seselesai-selesainya, sebanyak-banyaknya, sekena-kenanya, sesempatnya, dsb) 8- Menghafal persurat atau perhalaman. Jika langsung per-ayat, umumnya akan mengalami kesulitan saat menyambung antar ayat. 9- Halaman/surat yang hendak dihafal, dibaca berulang-ulang sampai akrab dan memiliki gambaran utuh dengan halaman/surat tersebut, dengan konsentrasi penuh dan pandangan fokus. Jangan sampai teralihkan pada pikiran dan pandangan yang lain. 10- Membaca dengan tartil & Tidak tergesa-gesa (QS.73;4, 75;16, 20;114). Membaca dengan cepat (tergesa-gesa) akan menjadikan hafalan mudah kacau. 11- Dengan suara yang lantang dan berusaha membaca dengan suara yang terbaik, karena akan lebih berkesan dan membekas di pikiran. Menghafal dengan suara yang pelan akan sulit memastikan benarnya bacaan, dan akan muncul keraguan saat dibaca dengan keras. 12- Setelah melakukan proses pada poin ke-9, 10, dan 11, baru kemudian menghafal satu ayat sampai lancar, kemudian lanjut ke ayat berikutnya. Kemudian diulang dari awal, lanjut lagi ke ayat berikutnya, dan seterusnya hingga selesai satu surat atau satu halaman yang menjadi target. (Tetap dengan tartil dan suara lantang. Walaupun sudah hafal, tidak boleh semakin cepat ) 13- Mengulang surat atau hafalan yang baru dihafal minimal sepuluh kali dihari tersebut. Pastikan yang baru dihafal dipagi hari, sore masih hafal, atau sebaliknya. 14- Talaqqi dan memperdengarkan hafalannya kepada orang yang menguasai ilmu tajwid (QS.75;18), lebih utama jika orang tersebut juga hafal. 15- Banyak mengulang (muroja’ah) hafalan, dan tidak menambah hafalan baru sampai hafalan yang lama kuat. Rasulullah saw bersbada :´Jagalah Al Qur’an ini, demi Dzat yang jiwa Muhammad ada di tanganNya, sengguh ia(hafalan Qur’an) lebih cepat lepasnya dari unta yang ditambatkan” (Muttafaqun ‘Alaih) Panduan Tahsin Tilawah Al Qur’an 57

16- Menggunakan satu mushaf yang standart (mushhaf ‘Utsmani), karena saat menghafal, secara otomatis mata dan pikiran akan merekam letak ayat. Dan mengingat letak ayat, sangat membantu mengingat ayat. 17- Disiplin dalam memanfaatkan setiap waktu luang. Bagi penghafal Al Qur’an, ”menunggu adalah waktu yang sangat menyenangkan” , dan kalahkan rasa bosan dan jenuh dengan mencari suasana yang baru dan berbeda untuk menambah atau mengulang hafalan. 18- Menjauhi segala hal-hal yang sia-sia ( banyak ngobrol, banyak melamun, mendengar atau melihat hal yang sia-sia, dsb), lebih-lebih yang haram.(QS. 23:3, 25;72, 28;55). Rasulullah saw bersabda:” janganlah kalian banyak bicara tanpa dzikrullah, karena sensungguhnya banyak bicara tanpa dzikrullah ada dapat menjadikan kerasnya hati. Dan sejauh-jauh hamba dari Allah adalah yang hatinya keras. (HR. At Turmudzi, dan Al Baihaqi) 19- Senantiasa berdoa agar dimudahkan dalam menghafal AL Qur’an (QS.20;114). Setiap selesai sholat fardhu, sholat sunnah, sebelum dan sesudah membaca Al Qur’an, dan sesering mungkin. Karena tidak ada daya dan kekuatan kecuali dengan (seizin) Allah Yang Maha Tinggi dan Maha Agung.(QS. 75;17) 20- Ber’azam :sekali hafal tidak boleh lupa selamanya (seumur hidup). Jangan sampai dikemudian hari kita menjadi mantan hafidz qur’an, atau kita mengatakan : dulu saya hafal surat ini dan itu, dulu saya hafal sekian juz, dulu saya rajin muroja’ah, atau dulu hafalan Qur’an saya banyak, dsb. na’udzubillah.

‫ﺎﺏﹺ‬‫ﺘ‬‫ ﺍﻟﻜ‬‫ﺮ‬‫ﺁﺧ‬    

Panduan Tahsin Tilawah Al Qur’an 58

DAFTAR PUSTAKA Abdul Aziz Abdur Rouf, Pedoman Dauroh Al Qur’an, Abdul Fattah As Sayyid ‘Ajmi, Hidayatul Qori’ ila Tajwidi Kalamil Bari, Madinah: Darul Fajr Al Islamiyyah, 2001 Aiman Rusydi Suwaid, Durus Tajwid, /www.youtube.com/ Anas Karzum, Warottilil Qur’ana Tartila, Al Hai’atul ‘Alamiyyah Litahfidzil Qur’anil Karim ( Badan Tahfidz Al Qur’an Internasional), 2007 Efendi Anwar, Bmbingan Tahsin dan Tajwid Al Qur’an Utsmani 2 & 3, Jakarta: Pustaka Al Utsmani. Hisamuddin Salim Al Kilani, Al Bayan Fii Ahkami Tajwidil Qur’an, Saudi Arabia, 1999 Imam An Nawawi , At Tibyan Fii Adab Hamalatil Qur’an Imam Ibnu Al Jazari, Al Muqoddimah Fiimaa ‘Ala Qor’ il Qur’ani An Ya’lamah(Matan Al Jazari), Tahqiq DR. Aiman Rusydi Suwaid. ________________ , An Nasyr fil qiro’atil ‘asyr, Beirut, Darul kutub Muhammad Ahmad M, Al Mulakhoshul Mufid Fii ‘Ilmit Tajwid, Madinah: Darus Salam. Muhammad Ali Ash Shobuni, At Tibyan fi ‘Ulumil Qur’an, Beirut : ‘Alamul Kutub, 1985 Muhammad Ash Shodiq Qomhawi, Al Burhan fii Tajwidil Qur’an, Beirut: Al Maktabah Ats Tsaqofah. Muhammad ‘Ishom Muflihul Qudloh, Al Wadlih Fii Ahkamit Tajwid, Yordania: Darun Nafa’is. Rihab Muhammad Mufid Syaqoqi, Hilyatut Tilawah Fii Tajwidil Qur’an, Al Hai’atul ‘Alamiyyah Litahfidzil Qur’anil Karim ( Badan Tahfidz Al Qur’an Internasional), 2008. Shofwat Mahmud Salim , Fathu Robbil Bariyyah Syarhul Muqoddimatul Jazariyyah, Jeddah: Daru Nuril Maktabat, 1424 H Sholih bin Fauzan bin ‘Abdullah Al Fauzan, Al Mulakhosul Fiqhi, Riyadl : Darul ‘Ashimah, 2002 Wahbah Az Zuhaili , Al Fiqhul Islami Wa Adillatuhu ,Suriyah: Darul Fikr, 1985. Yahya Abdur Rozzaq Ghoutsani, ‘Ilmut Tajwid: Ahkam Nadhoriyyah Wa Mulahadhot ‘Amaliyyah thathbiqiyyah, Beirut : ‘Alamul Kutub, 1996.

Panduan Tahsin Tilawah Al Qur’an 59

SANAD MATAN AL JAZARI PENULIS (Sanad Ilmu Tajwid Penulis Dari Syaikh Abdul Qowiy Bin Abdul Karim Al Arjali dari Yaman)

Panduan Tahsin Tilawah Al Qur’an 60

Related Documents

Buku Tajwid Fusi Ft
February 2021 0
Tajwid
February 2021 2
Belajar Tajwid
February 2021 0
Ilmu Tajwid
February 2021 1
Bank Soal Tajwid
January 2021 3
Tajwid-2
February 2021 3

More Documents from "Odent Muhammad"