Loading documents preview...
Arham bin Ahmad Yasin, Lc., MH.
Panduan Tahsin Tilawah Al Qur’an 0
MUQODDIMAH Alhamdulillahilladzi anzalal qur’an hudan linnasi wa bayyinaatin minal huda wal furqon. Wash sholatu was salamu ‘ala nabiyyina muhammadin wa ‘ala alihi washohbihi ajma’in. Allah swt berfirman : “Alif laam miim. Kitab ( Al Qur'an ) ini tidak ada keraguan padanya, pentunjuk bagi orang-orang yang bertaqwa”(QS. 2: 1-2) “Dialah (Allah) yang menurunkan Kitab ( Al Qur'an ) kepadamu (Muhammad). Diantaranya ada ayat-ayat yang muhkamat, itulah pokok-pokok kitab ( Al Qur'an) dan yang lain mutasyabihat. Adapun orang yang dalam hatinya condong pada kesesatan, mereka mengikuti yang mutasyabihat untuk mencari-cari fitnah dan untuk mencari-cari ta’wilnya, padahal tidak ada yang mengetahui ta’wilnya kecuali Allah. Dan orang-orang yang ilmunya mendalam berkata :kami beriman kepadanya( Al Qur'an), semuanya dari sisi Tuhan kami. Tidak ada yang dapat mengambil pelajaran kecuali orang-orang yang berakal”(QS.3 :7) “Sungguh Al Qur'an ini memberi petunjuk ke jalan yang paling lurus dan memberi kabar gembira kepada orang mukmin yang mengerjakan kebajikan, bahwa mereka akan mendapat pahala yang besar.(QS.17 :9) “Dan Kami turunkan dari Al Qur'an ( sesuatu) yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang yang beriman, sedangkan bagi orang yang dholim ( Al Qur'an itu ) hanya akan menambah kerugian” (QS.17 :82) ”Haa miim. ( Al Qur'an ini) diturunkan dari Tuhan Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang. Kitab yang ayat-ayatnya dijelaskan, bacaan dalam bahasa Arab, untuk kaum yang mengetahui. Yang membawa berita gembira dan peringatan, tetapi kebanyakan mereka berpaling (darinya serta tidak mendengarkan)”(QS. 41:1-4) “ Orang-orang yang telah Kami beri Kitab, mereka membacanya sebagaimana mestinya, mereka itulah yang beriman kepadanya. Dan barang siapa yang ingkar kepadanya, mereka itulah orang-orang yang rugi.(QS. 2:121) “Janganlah engkau (Muhammad) gerakkan lidahmu ( dalam membaca Al Qur'an) kerena ingin cepat-cepat menguasainya. Sesungguhnya kami yang akan mengumpulkannya ( di dadamu) dan membacakannya. Apabila kami telah selesai membacakannya maka ikutilah bacaan ini. Kemudian sesungguhnya kami yang akan menjelaskannya.(QS.7516-19)
Panduan Tahsin Tilawah Al Qur’an 1
“Dan sungguh telah kami mudahkan Al Qur'an untuk peringatan, maka adakah yang mau mengambil perlajaran”(QS. 54: 15/22/32/40) Itulah Ayat-ayat Allah mengenai Al Qur'an. Dan masih banyak ayat-ayat yang lain yang menjelaskan fungsi dan keutamaan Al Qur'an, dan bagaimana seharusnya kita bersikap atau berinteraksi dengan Al Qur'an. Sehingga kita tidak menjadi orang yang dikhawatirkan oleh Rasulullah saw. Sebagimana tersebut dalam firman Allah swt.: “Dan Rasul ( Muhaammad) berkata
:
Ya
Tuhanku,
sesungguhnya
kaumku
telah
menjadikan
Al
Qur'an
ini
diabaikan”(QS.25:30). Banyak ummat Islam yang sangat asing dengan Al Qur'an, baik secara bacaan, pemahaman dan pengamalan. Keasingan terhadap Al Qur'an tersebut disebabkan mereka enggan untuk mempelajarinya. Banyak faktor yang menjadikan ummat Islam enggan untuk mempelajari Al Qur'an. Diantaranya adalah tidak merasakan atau memahami urgensi mempelajari Al Qur'an. Seolah-olah belajar Al Qur'an bukanlah sebuah hal yang penting atau prinsip, bukan kewajiban, tidak menarik, membosankan, tidak menguntungkan, dsb, na’udzubillah. Atau juga disebabkan karena faktor malas, gengsi, malu, merasa sudah mampu, tidak mau repot atau susah payah, sudah terlanjur, merasa sudah cukup, dsb “Sekali-kali tidak, sungguh ,manusia itu benar-benar melampaui batas. Apabila melihat dirinya serba cukup”(QS. 96:6-7). Alhamdulillah suatu fenomena yang patut kita syukuri, saat ini telah banyak lembagalembaga bimbingan Al Qur’an dengan metode-metode dan buku-buku yang sangat bagus dan semakin memudahkan untuk belajar Al Qur’an. Tinggal apakah kita mampu dan mau memanfaatkan dengan sebaik-baiknya nikmat Allah ini. Buku yang sederhana ini sifatnya hanya melengkapi buku-buku yang telah ada tersebut. Dengan susunan yang sedikit berbeda. Pada bab Makhorijul Huruf langsung penulis tambahkan sifat-sifat huruf yang paling menonjol, dan lebih detailnya dijelaskan tersendiri dalam bab sifatsifat huruf, dan tambahan catatan kesalahan-kesalahan umum yang terjadi saat membaca suatu huruf atau suatu hukum tajwid agar kita terhindar dari kesalahan-kesalahan tersebut. Dan permasalahan atau pengecualian yang terkait dengan suatu huruf atau suatu hukum tajwid tidak dimasukkan dalam satu bab tersendiri, akan tetapi langsung dibahas di bab tersebut disertai latihan-latihan langsung. Meskipun terdapat keterangan-keterangan diatas, untuk penerapannya secara benar dalam praktek,
tetap harus melalui proses talaqqi (berhadap-hadapan langsung
guru dengan murid), dan tidak bisa dilakukan secara otodidak. Rujukan utama secara praktek adalah dari talaqqi dari para Asatidz dan Masayikh penulis dengan bacaan riwayat Imam Hafsh Panduan Tahsin Tilawah Al Qur’an 2
dari ‘Ashim, dan secara teroritis berdasarkan kitab-kitab Ulumul Qur’an yang muktabar yang disusun oleh para pakar dibidangnya. Mudah-mudahan buku ini bermanfaat bagi kita semua, dan dapat membantu proses belajar maupun mengajar Al Qur’an, serta menjadi amal sholeh bagi penulis, kedua orang tua, para Asatidz dan Masayikh penulis.
ﺔﹰﻤﺣﺭﻯ ﻭﺪﻫﺍ ﻭﺭﻮﻧﺎ ﻭﺎﻣﺎ ﺇﹺﻣ ﻟﹶﻨﻠﹾﻪﻌﺍﺟ ﻭﺁﻥﺎ ﺑﹺﺎﻟﹾﻘﹸﺮﻨﻤﺣ ﺍﺭﻢﺍﻟﻠﱠﻬ
ﺎﺭﹺﻬ ﺍﻟﻨﺍﻑﺃﹶﻃﹾﺮﻞﹺ ﻭﺎﺀَ ﺍﻟﻠﱠﻴ ﺁﻧﻪﺗﻼﻭ ﹶﺎ ﺗﻗﹾﻨﺯﺍﺭﺎ ﻭﻬﹺﻠﹾﻨﺎ ﺟ ﻣﻪﻨﺎ ﻣﻨّﻤﻠﻋﺎ ﻭﻨﺴِّﻴﺎ ﻧ ﻣﻪﻨﺎ ﻣﻧّﺮ ﺫﹶﻛﻢﺍﻟﱠﻠﻬ ﻦﻴﺎﻟﹶﻤ ﺍﻟﹾﻌﺏﺎ ﺭﺔﹰ ﻳﺠﺎ ﺣ ﻟﹶﻨﻠﹾﻪﻌﺍﺟﻭ Ya Allah, kasihanilah kami dengan Al Qur'an, dan jadikan Al Qur'an bagi kami sebagai pemimpin, petunjuk, dan rahmat. Ya Allah, ingatkanlah kami apa yang kami lupa darinya(Al Qur'an ), dan ajarkankan kami apa yang kami tidak tahu darinya, dan karuniakan pada kami untuk membacanya siang dan malam. Dan jadikanlah Al Qur'an hujah bagi kami wahai Robb semesta alam.
ﻚﻠﹾﻘ ﺧﻦﺍ ﻣﺪ ﺃﹶﺣﻪﺘﻠﱠﻤ ﻋ ﺃﹶﻭﺎﺑﹺﻚﺘﻲ ﻛ ﻓﻪﻟﹾﺘﺰ ﺃﹶﻧ ﺃﹶﻭﻚﻔﹾﺴ ﻧ ﺑﹺﻪﺖﻴﻤ ﺳ ﻟﹶﻚﻮﻢﹴ ﻫ ﺑﹺﻜﹸﻞﱢ ﺍﺳﻢ ﺍﻟﻠﱠﻬﺄﹶﻟﹸﻚَﺴﻧ َﺟﹺﻠﹶﺎﺀﺎ ﻭﺭﹺﻧﻭﺪ ﺻﻮﺭﻧﺎ ﻭﺑﹺﻨ ﻗﹸﻠﹸﻮﺑﹺﻴﻊ ﺭﻢﻴﻈﺁﻥﹶ ﺍﻟﹾﻌﻞﹶ ﺍﻟﹾﻘﹸﺮﻌﺠ ﺃﹶﻥﹾ ﺗﻙﺪﻨﺐﹺ ﻋﻴﻠﹾﻢﹺ ﺍﻟﹾﻐﻲ ﻋ ﻓ ﺑﹺﻪﺕﺄﹾﺛﹶﺮﺘ ﺍﺳﺃﹶﻭ ﺎﻨﻣﻮﻏﹸﻤﺎ ﻭﻨﻣﻮﻤ ﻫﺎﺏﺫﹶﻫﺎ ﻭﺍﻧﹺﻨﺰﺃﹶﺣ Kami memohon kepadamu Ya Allah dengan segala nama milikMu, yang Engkau namakan dengannya diriMu, atau yang Engkau turunkan dalam KitabMu, atau yang telah Engkau ajarkan kepada salah seorang hambaMu, atau yang Engkau rahasiakan dalam ilmu ghoib disisiMU, jadikanlah Al Qur'an yang Agung ini sebagai penyejuk hati kami, cahaya dada kami, pelipur kesedihan kami, dan penghilang kesusahan dan kesempitan kami.
ﻠﹶﻰﻋ ﻭ، ﺎﻌﻴﻔ ﺷﺔﺎﻣﻴﻡﹺ ﺍﻟﹾﻘﻮﻲ ﻳﻓ ﻭ، ﺎﻧﹺﺴﺆﺮﹺ ﻣﻲ ﺍﻟﹾﻘﹶﺒﻓ ﻭ، ﺎﻨﺎ ﻗﹶﺮﹺﻳﻴﻧﻲ ﺍﻟﺪﺎ ﻓﺁﻥﹶ ﻟﹶﻨﻞﹺ ﺍﻟﹾﻘﹸﺮﻌ ﺍﺟﻢﺍﻟﻠﱠﻬ ﺍﺎﺭﺘﺳﺎ ﻭﺎﺑﺠﺎﺭﹺ ﺣ ﺍﻟﻨﻦ ﻭﹺﻣ، ﻘﹰﺎﻴﻓ ﺭﺔﻨﺇﹺﻟﹶﻰ ﺍﻟﹾﺠ ﻭ، ﺍﺭﻮ ﻧﺍﻁّﺮﺍﻟﺼ
Ya Allah, jadikanlah Al Qur'an bagi kami di dunia sebagai teman, di dalam kubur sebagai pendamping, di hari kiamat sebagai penolong, di atas shirot sebagai cahaya, ke surga sebagai pengantar, dan dari neraka sebagai hijab dan penghalang
، ، . ﺧﺎدم اﻟﻘﺮآن اﻟﻜﺮﯾﻢ أرﺣﺎم ﺑﻦ أﺣﻤﺪ ﯾﺎﺳﯿﻦ Panduan Tahsin Tilawah Al Qur’an 3
DAFTAR ISI MUQODDIMAH ...........................................................................................................................1 DAFTAR ISI ...................................................................................................................................4 SEPUTAR AL QUR’AN ..............................................................................................................5 10 PRINSIP ILMU TAJWID .........................................................................................................6 TARGET TAHSIN TILAWAH ..................................................................................................11 KIAT SUKSES BELAJAR AL QUR’AN ..................................................................................12 ISTI’ADZAH DAN BASMALAH .............................................................................................13 CARA MENYAMBUNG DUA SURAT ...................................................................................14 TINGKAT KECEPATAN MEMBACA AL QUR’AN .............................................................14 MENYEMPURNAKAN HAROKAT .......................................................................................15 MAKHORIJUL HURUF .............................................................................................................17 SIFAT-SIFAT HURUF ................................................................................................................29 HUKUM NUN MATI ATAU TANWIN....................................................................................33 HUKUM MIM MATI .................................................................................................................36 HUKUM MAD (BACAAN PANJANG)....................................................................................37 MACAM-MACAN IDGHOM ....................................................................................................42 WAQOF ........................................................................................................................................45 ISTILAH-ISTILAH DALAM AL QUR’AN ..............................................................................52 EXTRA : 20 KIAT PRAKTIS MENGHAFAL AL QUR’AN .................................................57 DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................................59 SANAD MATAN AL JAZARI PENULIS .................................................................................60
Panduan Tahsin Tilawah Al Qur’an 4
SEPUTAR AL QUR’AN Pengertian Al Qur’an • Kalamulloh yang Mu’jiz, yang diturunkan kepada Penutup Para nabi dan Rosul, dengan perantara Malaikat Jibril a.s., yang tertulis dalam Mushaf, yang sampai kepada kita dengan mutawattir, yang tilawahnya bernilai ibadah, yang dimulai dari surat Al Fatihah, dan ditutup dengan surat An Nas1. Nuzulul Qur’an • Gelombang Pertama :turunnya Al Qur’an secara utuh dari Al lauhil Mahfudz ke langit dunia. • Gelombang Kedua :turunnya Al qur’an secara berangsur-angsur kepada Nabi Muhammad saw. Melalui perantaraan malaikat jibril selama kurang lebih 23 tahun, diawali dari surat Al Alaq ayat 1-5 dan diakhiri surat Al Baqarah ayat 281.2 Makkiyah dan Madaniyyah • Ayat Makkiyyah adalah ayat yang turun sebelum Rasulullah saw hijrah ke Madinah. • Ayat Madaniyyah adalah ayat yang turun sesudah Rasulullah saw hijrah ke Madinah.3 KEWAJIBAN KITA TERHADAP AL QUR’AN •
(ﺁﻥ ﺍﻟﹾﻘﹸﺮﻮﺤﺎ ﻧﻨﺎﺗﺍﺟﹺﺒ)ﻭ
ﺎﻥﹸ ﺑﹺﻪﻤ ﺍﻹِﻳ/ﻖﻳﺪﺼ( ﺍﻟﺘmengimani seluruh isinya) (QS. 2:4;85, 4:136;150, )
•
ﺓﹸّﻼﹶﻭ ﺍﻟﺘ/ ﻦﺴِﻴﺤ ( ﺍﻟﺘTilawah dengan baik) (QS. 2:121, 29;45, 35;29)
•
ﺮﺑﺪ ﺍﻟﺘ/ ﺮﻔﹾﺴِﻴ( ﺍﻟﺘmentadabburi dan memahami) (QS. 39;29, 4;82, 47;24)
•
ﻞﹸ ﺑﹺﻪﻤ ﺍﻟﹾﻌ/ ﻖﻄﹾﺒﹺﻴ(ﺍﻟﺘmengamalkan dan menerapkan dalam kehidupan) (QS. 2;2, 8;2, 25;73, 31;7)
•
ﻪﺓﹸ ﺇﹺﻟﹶﻴﻮﻋ ﺍﻟﺪ/ ﻎﹸﻴﻠﺒﺍﻟﺘ
(menda’wahkan/menyampaikan/ mengajarkan kepada orang
lain) (QS. 2;159, 25;52, 13;30, 19;97, 36;70) •
ﻆﹸﻴﻔﺤ( ﺍﻟﺘmenghafal) (QS. 15;9, 29;29,) Sabda Rasulullah saw:
ﻪﻓﻮﻲ ﺟ ﻓﺲﻱ ﻟﹶﻴﻞﹶ ﺍﻟﱠﺬﺟ ﺇﹺﻥﱠ ﺍﻟﺮﻠﱠﻢﺳ ﻭﻪﻠﹶﻴ ﻋﻠﱠﻰ ﺍﻟﻠﱠﻪ ﺻﻮﻝﹸ ﺍﻟﻠﱠﻪﺳﺎﺱﹴ ﻗﹶﺎﻝﹶ ﻗﹶﺎﻝﹶ ﺭﺒﻦﹺ ﻋﻦﹺ ﺍﺑﻋ (ﺮﹺﺏﹺ )ﺭﻭﺍﻩ ﺍﻟﺘﺮﻣﺬﻱ ﺍﻟﹾﺨﺖﻴ ﻛﹶﺎﻟﹾﺒﺁﻥ ﺍﻟﹾﻘﹸﺮﻦﺀٌ ﻣﻲﺷ ”sesunggguhnya orang yang di dalam dadanya tidak terdapat sebagian ayat dari Al Qur’an bagaikan rumah yang tidak ada penghuninya”(HR. Turmudzi ) 1
Muhammad Ali Ash Shobuni.At Tibyan fi ‘Ulumil Qur’an, Beirut : ‘Alamul Kutub, 1985 , hal . 8 Ibid. hal. 15, 30 3 Ibid. 2
Panduan Tahsin Tilawah Al Qur’an 5
ﺓﹸﺮﺸ ﺍﻟﹾﻌﺉﺎﺩﺍﳌﹶﺒ ﺪﻮﹺﻳﺠﻠﹾﻢﹺ ﺍﻟﺘﻌﻟ
(10 PRINSIP ILMU TAJWID)
ﻩﺪ( ﺣPENGERTIANNYA)
1.
Secara bahasa : tajwid berarti tahsin atau memperbagus Secara istilah : tajwid adalah ilmu yang mempelajari tentang pemberian setiap huruf haknya dan mustahaqnya4 secara makhraj, sifat, waqaf, ibtida’, tanpa berlebihan dan dibuatbuat, sesuai yang dicontohkan dari Rasulullah saw.
2. ﻪﻋﻮﺿﻮﻣ •
(BAHASANNYA)
KALIMAT / AYAT- AYAT AL QUR’AN
3. ﻪﺗﻤﺮ ﺛﹶ
( BUAH/ HASILNYA)
Selamatnya lisan dari kesalahan saat membaca Al Qur’anul Karim
4. ﻠﹸﻪﻀﺎﺋ ﻓﹶ •
(KEUTAMAANNYA)
Merupakan Amal yang terbaik
ﺁﻥﹶ ﺍﻟﹾﻘﹸﺮﻠﱠﻢﻌ ﺗﻦ ﻣﻛﹸﻢﺮﻴ ﻗﹶﺎﻝﹶ ﺧﻠﱠﻢﺳ ﻭﻪﻠﹶﻴ ﻋﻠﱠﻰ ﺍﻟﻠﱠﻪ ﺻﺒﹺﻲ ﺍﻟﻨﻦ ﻋﻪﻨ ﻋ ﺍﻟﻠﱠﻪﻲﺿﺎﻥﹶ ﺭﺜﹾﻤ ﻋﻦﻋ ( )ﺭﻭﺍﻩ ﺍﻟﺒﺨﺎﺭﻱﻪﻠﱠﻤﻋﻭ Dari Utsman bin ‘Affan, Rasulullah saw bersabda:“sebaik-baik kalian adalah orang yang belajar Al Qur’an dan mengajarkanya”(HR. Bukhari)
•
Memberi Syafaat pada hari kiamat
ﺀُﻭﺍﻘﹸﻮﻝﹸ » ﺍﻗﹾﺮ ﻳ-ﺻﻠﻰ ﺍﷲ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ- ﻮﻝﹶ ﺍﻟﻠﱠﻪﺳ ﺭﺖﻌﻤ ﻗﹶﺎﻝﹶ ﺳﻰﻠﺎﻫﺔﹶ ﺍﻟﹾﺒﺎﻣﻲ ﺃﹸﻣﻋﻦ ﺃﹶﺑ ( )ﺭﻭﺍﻩ ﻣﺴﻠﻢﺎﺑﹺﻪﺤﺎ ﻷَﺻﻴﻌﻔ ﺷﺔﺎﻣﻴ ﺍﻟﹾﻘﻡﻮﻰ ﻳﺄﹾﺗ ﻳﻪﺁﻥﹶ ﻓﹶﺈﹺﻧﺍﻟﹾﻘﹸﺮ
4
Mustahaq huruf adalah konsekwensi atau hasil yang timbul dari suatu hak huruf, misalnya sifat isti’la’ konsekwensinya adalah tafkhim/ tebal (lihat bab sifat huruf)
Panduan Tahsin Tilawah Al Qur’an 6
Dari Abi Umamah:saya mendengar Rasulullah saw bersabda : bacalah Al Qur’an, sesungguhnya ia akan datang pada hari qiyamat sebagai penolong bagi pembacanya”(HR. Muslim) •
Mendapat derajat yang tinggi
ﺬﹶﺍ ﺑﹺﻬﻓﹶﻊﺮ ﻳ ﻗﹶﺎﻝﹶ » ﺇﹺﻥﱠ ﺍﻟﻠﱠﻪ ﻗﹶﺪ-ﺻﻠﻰ ﺍﷲ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ- ﻜﹸﻢﺒﹺﻴﺎ ﺇﹺﻥﱠ ﻧ ﺃﹶﻣﺮﻤﻗﹶﺎﻝﹶ ﻋ ()ﺭﻭﺍﻩ ﻣﺴﻠﻢ.« ﺮﹺﻳﻦ ﺁﺧ ﺑﹺﻪﻊﻀﻳﺎ ﻭﺍﻣﺎﺏﹺ ﺃﹶﻗﹾﻮﺘﺍﻟﹾﻜ Dari Umar bin Al Khatthab, bahwa Rasulullah saw bersabda: sesungguhnya Allah dengan Kitab ( Al Qur’an) ini mengangkat(derajat) suatu kaum, dan dengannya(pula) Allah merendahkan yang lainnya”(HR. Muslim)
ﻘﹶﺎﻝﹸ» ﻳ: ﻗﹶﺎﻝﹶ-ﺻﻠﻰ ﺍﷲ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ- ﺒﹺﻰﻦﹺ ﺍﻟﻨﺎ ﻋﻤﻬﻨ ﻋ ﺍﻟﻠﱠﻪﻰﺿﺮﹴﻭ ﺭﻤﻦﹺ ﻋ ﺑ ﺍﻟﻠﱠﻪﺪﺒﻋ ﺪﻨ ﻋﺰﹺﻟﹶﻚﻨ ﻓﹶﺈﹺﻥﱠ ﻣ، ﺎﻴﻧﻰ ﺍﻟﺪﻞﹸ ﻓﺗﺮ ﺗﺖﺎ ﻛﹸﻨﻞﹾ ﻛﹶﻤﺗﺭ ﻭﻗﹶﻪﺍﺭ ﻭﺃﹾﻩ ﺍﻗﹾﺮﺔﺎﻣﻴ ﺍﻟﹾﻘﻡﻮ ﻳﺁﻥﺐﹺ ﺍﻟﹾﻘﹸﺮﺎﺣﺼﻟ
( ﺎ «) ﺭﻭﺍﻩ ﺍﻟﺘﺮﻣﺬﻱ ﻭ ﺃﺑﻮ ﺩﺍﻭﺩ ﻭ ﺃﲪﺪ ﻭ ﺍﻟﺒﻴﻬﻘﻲ ﻭﺍﺑﻦ ﻣﺎﺟﻪﻫﺅﻘﹾﺮ ﺗﺔ ﺁﻳﺮﺁﺧ Dari ‘Abdillah ibnu ‘Amr ra dari Rasulullah saw bersabda: Dikatakan kepada shohibul Al Qur’an : bacalah, dan naiklah, dan tartilkanlah sebagaimana engkau mentartilkan di dunia . Maka sesungguhnya kedudukanmu adalah diakhir ayat yang engkau baca.(HR. HR At Turmudzi, Abu Dawud, Ahmad, Al Baihaqi, dan Ibnu Majah)
ﻘﹸﻮﻝﹸ ﻓﹶﻴﺔﺎﻣﻴ ﺍﻟﹾﻘﻡﻮﺁﻥﹸ ﻳﺠﹺﻲﺀُ ﺍﻟﹾﻘﹸﺮ ﻗﹶﺎﻝﹶ ﻳﻠﱠﻢﺳ ﻭﻪﻠﹶﻴ ﻋﻠﱠﻰ ﺍﻟﻠﱠﻪ ﺻﺒﹺﻲﻦ ﺍﻟﻨﺓﹶ ﻋﺮﻳﺮﻦ ﺃﹶﺑﹺﻲ ﻫﻋ ﻘﹸﻮﻝﹸ ﻳ ﺛﹸﻢﺔﺍﻣﻠﱠﺔﹶ ﺍﻟﹾﻜﹶﺮ ﺣﺲﻠﹾﺒ ﻓﹶﻴﻩ ﺯﹺﺩﺏﺎ ﺭﻘﹸﻮﻝﹸ ﻳ ﻳ ﺛﹸﻢﺔﺍﻣ ﺍﻟﹾﻜﹶﺮﺎﺝ ﺗﺲﻠﹾﺒ ﻓﹶﻴﻠﱢﻪ ﺣﺏﺎ ﺭﻳ ﺔﹰ )ﺭﻭﺍﻩﻨﺴ ﺣﺔ ﺑﹺﻜﹸﻞﱢ ﺁﻳﺍﺩﺰﺗ ﻭﻕﺍﺭﺃﹾ ﻭ ﺍﻗﹾﺮﻘﹶﺎﻝﹸ ﻟﹶﻪ ﻓﹶﻴﻪﻨﻰ ﻋﺿﺮ ﻓﹶﻴﻪﻨ ﻋﺽ ﺍﺭﺏﺎ ﺭﻳ ( ﻭﺍﳊﺎﻛﻢ،ﺍﻟﺘﺮﻣﺬﻱ ﻭﻗﺎﻝ ﺣﺪﻳﺚ ﺣﺴﻦ ﺻﺤﻴﺢ
Dari Abi Hurairah ra dari Rasulullah saw bersabda: Qur’an datang dihari Qiyamat, dan berkata: Ya Robb, berilah ia perhiasan! Maka dipakaikan mahkota kemuliaan. Kemudian berkata lagi : Ya Robb, tambahkan! Maka dipakaikan hiasan kemuliaan. Kemudian berkata : Ya Robb, ridloilah dia. Maka dikatakan kepadanya : bacalah dan naiklah! Dan setiap ayat menambah kebaikan (HR. At Turmudzi dan berkata: hadits hasan shohih, dan Al Hakim) •
Mendapat ketenangan, rahmat, & dibanggakan Allah
ﻦ ﻣﺖﻴﻰ ﺑ ﻓﻡ ﻗﹶﻮﻊﻤﺘﺎ ﺍﺟﻣ ﻭ-ﺻﻠﻰ ﺍﷲ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ- ﻮﻝﹸ ﺍﻟﻠﱠﻪﺳﺓﹶ ﻗﹶﺎﻝﹶ ﻗﹶﺎﻝﹶ ﺭﺮﻳﺮ ﺃﹶﺑﹺﻰ ﻫﻦﻋ ﺔﹸﻤﺣ ﺍﻟﺮﻢﻬﺘﻴﻏﹶﺸﺔﹸ ﻭﻴﻨﻜ ﺍﻟﺴﻬﹺﻢﻠﹶﻴ ﻋﻟﹶﺖﺰ ﺇﹺﻻﱠ ﻧﻢﻬﻨﻴ ﺑﻪﻮﻧﺳﺍﺭﺪﺘﻳ ﻭ ﺍﻟﻠﱠﻪﺎﺏﺘﻠﹸﻮﻥﹶ ﻛﺘ ﻳ ﺍﻟﻠﱠﻪﻮﺕﻴﺑ ( )ﺭﻭﺍﻩ ﻣﺴﻠﻢﻩﺪﻨ ﻋﻦﻴﻤ ﻓ ﺍﻟﻠﱠﻪﻢﻫﺫﹶﻛﹶﺮﻜﹶﺔﹸ ﻭﻼﹶﺋ ﺍﻟﹾﻤﻢﻬﻔﱠﺘﺣﻭ Panduan Tahsin Tilawah Al Qur’an 7
“Tidaklah suatu kaum berkumpul di salah satu rumah dari rumah-rumah Allah, mereka membaca Al Qur’an dan mempelajarinya, kecuali turun kepada mereka ketenangan, diliputi dengan rahmat, melaikat menaungi mereka, dan Allah sebut dihadapan (malaikat ) disisiNya”(HR. Muslim) •
Pahala yang berlipat
ﺎﺏﹺ ﺍﻟﻠﱠﻪﺘ ﻛﻦﻓﹰﺎ ﻣﺮﺃﹶ ﺣ ﻗﹶﺮﻦ ﻣﺳﻠﱠﻢ ﻭﻪﻠﹶﻴ ﻋﻠﱠﻰ ﺍﻟﻠﱠﻪ ﺻﻮﻝﹸ ﺍﻟﻠﱠﻪﺳﻘﹸﻮﻝﹸ ﻗﹶﺎﻝﹶ ﺭ ﻳﻮﺩﻌﺴ ﻣﻦ ﺑ ﺍﻟﻠﱠﻪﺪﺒﻋ (ﺎ )ﺭﻭﺍﻩ ﺍﻟﺘﺮﻣﺬﻱﻬﺜﹶﺎﻟﺮﹺ ﺃﹶﻣﺸﺔﹸ ﺑﹺﻌﻨﺴﺍﻟﹾﺤﺔﹲ ﻭﻨﺴ ﺣ ﺑﹺﻪﻓﹶﻠﹶﻪ Dari Ibnu Mas’ud Rasulullah saw bersabda: barang siapa yang membaca satu huruf dari Al Qur’an, maka baginya satu kebaikan, dan tiap kebaikan dilipatgandakan sepuluh kali lipat”(HR. Turmudzi)
•
Ahlul Qur’an adalah keluarga Allah
ﻴﻞﹶﺎﺱﹺ ﻗﹶﺎﻝﹶ ﻗ ﺍﻟﻨﻦ ﻣﲔﻠﻞﱠ ﺃﹶﻫﺟﺰ ﻭ ﻋﻠﱠﻪ ﺇﹺﻥﱠ ﻟﻠﱠﻢﺳ ﻭﻪﻠﹶﻴ ﻋﻠﱠﻰ ﺍﻟﻠﱠﻪ ﺻﻮﻝﹸ ﺍﻟﻠﱠﻪﺳﺲﹴ ﻗﹶﺎﻝﹶ ﻗﹶﺎﻝﹶ ﺭ ﺃﹶﻧﻦﻋ ( )ﺭﻭﺍﻩ ﺃﲪﺪ ﻭﺍﺑﻦ ﻣﺎﺟﻪﻪﺘﺎﺻﺧ ﻭﻞﹸ ﺍﻟﻠﱠﻪ ﺃﹶﻫﻢ ﻫﺁﻥﻞﹸ ﺍﻟﹾﻘﹸﺮ ﻗﹶﺎﻝﹶ ﺃﹶﻫﻮﻝﹶ ﺍﻟﻠﱠﻪﺳﺎ ﺭ ﻳﻢ ﻫﻦﻣ Dari Anas ra : Rasulullah saw. bersabda: sesungguhnya Allah memiliki keluarga dari manusia. Sahabat bertanya : ya Rasulullah siapakah mereka? Rasulullah menjawab : Ahlul Qur’an, mereka adalah keluarga Allah dan orang-orang spesialNya (HR. Ahmad dan Ibnu Majah)
•
Sebaik-baik kesibukan dan anugerah
ﻦ ﻗﺎﻝ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﷲ ﺻﻠﻰ ﺍﷲ ﻋﻠﻴﻪ ﻭ ﺳﻠﻢ ﻳﻘﻮﻝ ﺍﻟﺮﺏ ﻋﺰ ﻭ ﺟﻞ ﻣ: ﻋﻦ ﺃﰊ ﺳﻌﻴﺪ ﻗﺎﻝ ِﻞﹸ ﻛﹶﻠﹶﺎﻡﹺ ﺍﷲﻓﹶﻀ ﻭﻦﻴﻠﺎﺋ ﺍﻟﺴﻲﻄﺎ ﺃﹸﻋﻞﹶ ﻣ ﺃﹶﻓﹾﻀﻪﺘﻄﹶﻴﻲ ﺃﹶﻋﺄﹶﻟﹶﺘﺴ ﻣﻦﻛﹾﺮﹺﻱ ﻋﺫﺁﻥﹶ ﻭ ﺍﻟﹾﻘﹸﺮﻠﹶﻪﻐﺷ )ﺭﻭﺍﻩ ﺍﻟﺘﺮﻣﺬﻱ ﻭﻗﺎﻝ ﻫﺬﺍ ﺣﺪﻳﺚ ﺣﺴﻦﻪﻠﹾﻘ ﺧﻠﻰﻞﹺ ﺍﷲِ ﻋ ﺍﻟﹾﻜﹶﻼﹶﻡﹺ ﻛﹶﻔﹶﻀﺮﺎﺋﻠﹶﻰ ﺳﻋ ( ﺿﻌﻴﻒ: ﻭﻗﺎﻝ ﺍﻟﺸﻴﺦ ﺍﻷﻟﺒﺎﱐ،ﻏﺮﻳﺐ Allah berfirman dalam hadits Qudsi :” barangsiapa yang disibukkan oleh Al Qur’an dan berdzikir kepadaKu dari meminta kepadaKu, niscaya Aku akan berikan sesuatu yang lebih utama daripada apa yang telah aku berikan kepada orang-orang yang telah meminta. Dan keutamaan kalam Allah atas seluruh kalam yang lain, adalah seperti keutamaan Allah atas makhluqNya” (HR. Turmudzi)
5. ﻪﺘﺒﻧﹺﺴ •
(KEDUDUKANNYA TERHADAP ILMU LAIN)
Merupakan salah satu dari Ilmu Syar’i yang independen dan benar-benar berbeda dengan ilmu yang lainnya, karena tidak mungkin seseorang menguasainya dengan sendirinya tanpa seorang pengajar yang mutqin. Panduan Tahsin Tilawah Al Qur’an 8
6. ﻪﻌﺍﺿﻭ • •
( PELETAKNYA)
Secara praktek bersumber dari wahyu yang disampaikan oleh Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW melalui perantaraan malaikat Jibril as. Secara teori : tajwid disusun oleh para imam qiro’ah dan pakar dalam bidang ini. Adapun yang pertama kali menyusunnya ada yang mengatakan Abu Abdil Qosim bin Sallam (wafat tahun 224 H), ada pula yang mengatakan selainnya.
7. ﻪ ﻤﺳ ( ﺍNAMANYA) • ِﻋِﻠْﻢُ اﻟﺘَﺠْﻮِﯾْﺪ • ِﻓَﻦﱡ اﻟﺘﱠﺮْﺗِﯿْﻞ • ِﺣَﻖﱡ اﻟﺘِّﻼَوَة 8. ﻩﺍﺩﺪﻤﺘﺳﺍ •
Dari bacaan Al Qur’anul Karim yang disampaikan oleh Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW melalui perantaraan malaikat Jibril as. Kemudian Rasulullah mengajarkannya kepapa para Shahabat, kemudian para Tabi’in, Tabi’ut Tabi’in, para Imam Qiro’ah hingga sampai kepada kita dengan sanad mutawattir.
9. ﻪﻜﹾﻤﺣ • •
(PERKEMBANGANNYA)
(Hukum Mempelajarinya)
Secara Teori : Fardlu Kifayah (9;122) Secara Praktek : Fardlu ‘Ain QS. 75;16-119, 73;4 Sabda Rasulullah saw:
ﻪﻦ ﻓﹶﺈﹺﻧﻴﺎﺑﺘﻞﹺ ﺍﻟﹾﻜ ﺃﹶﻫﻖﹺ ﻭﺴﻞﹺ ﺍﻟﹾﻔ ﺃﹶﻫﻥﻮ ﻟﹸﺤ ﻭﺎﻛﹸﻢ ﺇﹺﻳﺎ ﻭﻬﺍﺗﻮ ﺃﹶﺻﺏﹺ ﻭﺮ ﺍﻟﹾﻌﻥﻮﺁﻥﹶ ﺑﹺﻠﹸﺤﺍ ﺍﻟﹾﻘﹸﺮﺅﺍﻗﹾﺮ ﺎﻭﹺﺯﺠﺡﹺ ﻻﹶ ﻳﻮ ﺍﻟﻨ ﻭﺔﺎﻧﹺﻴﺒﻫ ﺍﻟﺮﺎﺀِ ﻭﻨ ﺍﻟﹾﻐﻊﺟﹺﻴﺮﺁﻥﹶ ﺗﻥﹶ ﺑﹺﺎﻟﹾﻘﹸﺮﻮﺟﹺﻌﺮ ﻳﻡﻱﹺ ﻗﹶﻮﺪﻌ ﺑﻦﺀُ ﻣﺠﹺﻲﻴﺳ ( )ﺭﻭﺍﻩ ﺍﻟﻄﱪﺍﱐ ﻭﺍﻟﺒﻴﻬﻘﻲﻢﻬﺄﹾﻧ ﺷﻢﻬﺠﹺﺒﻌ ﻳﻦ ﻣﺏ ﻗﹸﻠﹸﻮ ﻭﻢﻬﺑﺔﹲ ﻗﹸﻠﹸﻮﻧﻮﻔﹾﺘ ﻣﻢﻫﺎﺟﹺﺮﻨﺣ “Bacalah Al qur’an sesuai dengan cara dan suara orang Arab. Dan jauhilah olehmu cara baca orang-orang fasik dan ahlul kitab. Maka sesungguhnya akan datang beberapa kaum setelah aku melagukan Al Qur’an seperti nyanyian rahbaniyah dan ratapan, suara mereka tidak dapat melewati tenggorokan mereka, hati mereka dan orang-orang yang mengagumi mereka telah terfitnah” (HR. Al Baihaqi & Ath Thabrani) Imam Ibnu Al jazari berkata:
ﺎﻨ ﺇﹺﻟﹶﻴﻪﻨﻜﹶﺬﹶﺍ ﻣﻫﻻﹶ ﻭﺰ ﺃﹶﻧ ﺍﻹِﻟﹶﻪ ﺑﹺﻪﻪ ﻷَﻧﻢﺍﻥﹶ ﺁﺛﺢﹺ ﺍﻟﹾﻘﹸﺮﺤﺼ ﻳ ﻟﹶﻢﻦ ﻣ ﻻﹶﺯﹺﻡﻢﺘ ﺣﻮﹺﻳﺪﺠﺬﹸ ﺑﹺﺎﻟﺘﺍﻷَﺧﻭ ﻼﹶﺻﻭ Panduan Tahsin Tilawah Al Qur’an 9
“ membaca (Al Qur’an) dengan tajwid hukumnya wajib, barang siapa tidak membacanya dengan tajwid ia berdosa, karena dengan tajwidlah Allah menurunkan Al Qur’an, dan demikianlah Al Qur’an sampai kepada kita darinya”5 Beliau juga berkata :
ﹶﻥﻭﺪﺒﻌﺘ ﻣﻩﺩﻭﺪ ﺣﺔﺇﹺﻗﹶﺎﻣ ﻭﺁﻥﺎﻧﹺﻲ ﺍﻟﹾﻘﹸﺮﻌﻢﹺ ﻣﻥﹶ ﺑﹺﻔﹶﻬﻭﺪﺒﻌﺘ ﻣﻢﺎ ﻫﺔﹶ ﻛﹶﻤ ﺍﹾﻷُﻣﻩﺬ ﺃﹶﻥﱠ ﻫﻚﻻﹶ ﺷﻭ ﺓ ﺮﻀ ﺑﹺﺎﻟﹾﺤﻠﹶﺔﺼﺘ ﺍﻟﹾﻤﺍﺀَﺓﺮ ﺍﻟﹾﻘﺔﻤ ﺃﹶﺋﻦ ﻣﻠﹶﻘﱠﺎﺓﺘ ﺍﻟﹾﻤّﻔﹶﺔﻠﹶﻰ ﺍﻟﺼ ﻋﻪﻓﻭﺮ ﺣﺔﺇﹺﻗﹶﺎﻣ ﻭﻪﺢﹺ ﺃﹶﻟﹾﻔﹶﺎﻇﻴﺤﺼﺑﹺﺘ ﺎ" ﺃﻫـﺮﹺﻫﺎ ﺇﹺﻟﹶﻰ ﻏﹶﻴﻬﻨﻝﹸ ﻋﻭﺪﻻﹶ ﺍﻟﹾﻌﺎ ﻭﻬﺎﻟﹶﻔﹶﺘﺨ ﻣﺯﻮﺠﻲ ﻻﹶ ﺗ ﺍﻟﱠﺘﺔﺑﹺﻴﺮ ﺍﻟﹾﻌﺔﻴﺤ ﺍﹾﻷَﻓﹾﺼﺔﻮﹺﻳﺒﺍﻟﻨ
“Tidak diragukan bahwasannya Ummat ini sebagaimana mereka diperintahkan memahami Al Qur’an dan menegakkan hukum-hukumnya, juga diperintahkan membetulkan lafadz-lafadznya dan menegakkan huruf-hurufnya dengan sifat yang dicontohkan dari para imam qiro’ah yang bersambung pada Nabi Muhammad saw dengan arab yang fasih, yang tidak boleh menyelisihinya dan berpaling kepada selainnya.”6 Syeikh Nashiruddin Ath Thablawi berkata :
ﺎ ﻓﹶﻤ،ﻠﹶﺔﻤﻲ ﺍﻟﹾﺠ ﻓﻩﺩﻭﺭ ﻭﻊ ﻣﺎﺫﺍﺀَﺓﹸ ﺑﹺﺎﻟﺸﺮ ﺍﻟﹾﻘﺯﻮﺠ ﻻﹶ ﺗﻪﻠﹶﻰ ﺃﹶﻧﻥﹶ ﻋﻮﻴﻟﻮﺍﹾﻷُﺻﺎﺀُ ﻭ ﺍﻟﹾﻔﹸﻘﹶﻬﻊﻤ ﺃﹶﺟﻗﹶﺪﻭ
. ﻼﹰ ﺃﹶﺻﺮﹺﺩ ﻳﺎ ﻟﹶﻢ ﻣﺍﺀَﺓﺮ ﺑﹺﻘﺎﻟﹸﻚﺑ
“Para Ulama’ Fiqih dan Ushul telah sepakat bahwa tidak boleh membaca (Al Qur’an) dengan riwayat yang syadz (ahad/tidak mutawattir) walaupun ada riwayatnya. Lalu bagaimana dengan yang tidak ada riwayatnya sama sekali!! “7
10. ﻠﹸﻪﺎﺋﺴ( ﻣPermasalahannya) Kaidah-kaidah ilmu tajwid seperti : makhorijul dan sifat-sifat huruf, hukum nun mati dan tanwin, hukum mim mati, idghom, mad dan qoshr, waqof, washol dan ibtida’, dsb.
5
Imam Ibnu Al Jazari, Al Muqoddimah Fiimaa ‘Ala Qor’ il Qur’ani An Ya’lamah,. Imam Ibnu Al Jazari, An Nasyr fil qiro’atil ‘asyr, Beirut, Darul kutub 7 Abdul Fattah As Sayyid ‘Ajmi, Hidayatul Qori’ ila Tajwidi Kalamil Bari, Madinah: Darul Fajr Al Islamiyyah, 2001, hal 56 6
Panduan Tahsin Tilawah Al Qur’an 10
Target Tahsin Tilawah (Tilawah yang ideal)
Lancar
Frekwensi tilawah
Benar
Talaqqi
Panduan Tahsin Tilawah Al Qur’an 11
KIAT SUKSES BELAJAR AL QUR’AN -
Niat Ikhlash (QS. 98;5).
-
Sungguh-sungguh/mujahadah (QS.29;6&69)
-
Sabar dan istiqomah (QS.47:31, 3;142, 46;13)
-
Yakin bahwa belajar Al Qur’an adalah mudah ( QS. 54;15/22/32/40)
-
Memperhatikan ada-adab membaca Al Qur’an
-
Tidak tergesa-gesa/membaca dengan tartil (QS.73;4, 75;16, 20;114)
-
Talaqqi kepada orang yang menguasai ilmu tajwid (QS.75;18)
-
Banyak praktek dan mengulang hingga bisa terucap secara refleks dari mulut dengan benar
-
Setiap hari harus ada waktu wajib khusus Al Qur’an
-
Disiplin dalam menerapkan setiap hukum-hukum tajwid ( karena hukum-hukum tajwid bersifat eksak/pasti)
-
Dengan suara yang lantang dan berusaha membaguskan suaranya (dengan suara yang terbaik)
-
Menggunakan mushaf yang standart ( ‘Utsmani)
-
Senantiasa berdoa agar dimudahkan dalam mempelajari AL Qur’an (QS.20;114)
-
Ber’azam untuk mengajarkan kembali
Panduan Tahsin Tilawah Al Qur’an 12
ISTI’ADZAH DAN BASMALAH Lafadz Isti’adzah
ﻮﺫﹸﺃﹶﻋ atau
ﻢﹺﻴﻠﻊﹺ ﺍﻟﹾﻌﻴﻤﺍﻟﺴ
ﻮﺫﹸﺃﹶﻋ
Disunnahkan membaca Isti’adzah setiap memulai membaca Al Qur’an. Dan jika tilawah dilakukan secara bergantian dan berurutan, maka yang membaca Isti’adzah bisa yang pertama saja. Apabila kamu membaca Al Quran hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari syaitan yang terkutuk.(QS. An Nahl :98)
Lafadz Basmalah
Basmalah dibaca disetiap memulai awal surat kecuali surat At Taubah. Adapun jika memulai dari tengah surat, Basmalah boleh dibaca boleh tidak.
Cara membaca Isti’adzah, basmalah, dan awal surat 1. Dipisah semua:
ﻮﺫﹸﺃﹶﻋ
ﻮﺫﹸﺃﹶﻋ
. .
2. Disambung semua :
3. Menyambung Isti’adzah dengan Basmalah, dan memisah Basmalah dengan awal surat :
.
ﻮﺫﹸﺃﹶﻋ
4. Memisah Isti’adzah dengan Basmalah, dan menyambung Basmalah dengan awal surat :
.
ﻮﺫﹸﺃﹶﻋ
Panduan Tahsin Tilawah Al Qur’an 13
CARA MENYAMBUNG DUA SURAT 1. Dipisah semua :
.
.
2. Disambung semua:
3. Menyambung Basmalah dengan awal Surat :
. Yang tidak boleh adalah menyambung akhir surat sebelumnya dengan Basmalah, dan memisah Basmalah dengan surat sesudahnya.
Tingkat Kecepatan Membaca Al Qur’an 1.
ﺭﺍﳊﹶﺪ
: Membaca dengan cepat (lebih cepat dari hadr, sudah tidak ideal)
2.
ﻞﹸﻴﺗﺘﺮﺍﻟ
: Membaca dengan lambat
3.
ﺮﻭﻳﺪﺍﻟﺘ
: Membaca antara tartil dan hadr
4. ﻖﻴﻘﺘﺤﺍﻟ
: Membaca dengan sangat lambat
Panduan Tahsin Tilawah Al Qur’an 14
MENYEMPURNAKAN HAROKAT Salah satu bagian penting dari kesempurnaan bacaan Al Qur’an adalah menyempurnakan harokat. Maksudnya adalah pengucapan vokal a, i, u dengan sempurna. -
Setiap Huruf yang berharokat fathah (َ ) atau yang berbunyi “a” harus dibaca dengan membuka bibir secara sempurna, sehingga terucap ‘a” secara sempurna, dan tidak boleh miring ke “e” atau “o”, atau pada huruf-huruf yang tebal (tafkhim) tidak boleh miring ke “a”
-
Setiap Huruf yang berharokat kasroh ( ِ ) atau yang berbunyi “i” harus dibaca dengan merendahkan bibir bagian bawah, sehingga terucap “i” secara sempurna, dan tidak boleh miring ke “e”
-
Setiap Huruf yang berharokat dlommah (ُ ) atau yang berbunyi “u” harus dibaca dengan memonyongkan (membulatkan) bibir secara sempurna, sehingga terucap “u” secara sempurna, dan tidak boleh miring ke “o”
:" "ﺍﳌﻔﻴﺪ ﰲ ﻋﻠﻢ ﺍﻟﺘﺠﻮﻳﺪ:ﻗﺎﻝ ﺍﻟﻌﻼﻣﺔ ﺍﻟﻄﱢﻴﱯ ﰲ ﻣﻨﻈﻮﻣﺘﻪ ﺎﻤﻦﹺ ﺿﻴﻔﹶﺘ ﺍﻟﺸﻢﺇﹺ ﱠﻻ ﺑﹺﻀ ﺎﻤﺘ ﻳﻮﻡﹴ ﻓﹶﻠﹶﻦﻤﻀﻛﹸﻞﱡ ﻣﻭ ﻢﹺﺢﹺ ﺍﻓﹾﻬ ﺑﹺﺎﻟﹾﻔﹶﺘﻮﺡﻔﹾﺘﺍﻟﹾﻤ ﻭ،ﻢﺘﻳ ﻠﹾﻔﹶﻢﹺﻔﹶﺎﺽﹴ ﻟﺨﻔﹶﺎﺽﹴ ﺑﹺﺎﻧﺨﺫﹸﻭ ﺍﻧﻭ ﻛﹶﻪﺮﻞﹺ ﺍﻟﹾﺤﺝ ﺃﹶﺻ ﺮﺨﺎ ﻣﻛﹸﻬﺮﺸﻳ ﻛﹶﻪﺮﻣﺤ ﻜﹸﻦﻑ ﺇﹺﻥﹾ ﺗ ﻭﺮ ﺍﻟﹾﺤﺇﹺﺫ ﺮﹺﻑﻱ ﻋﺎ ﺍﱠﻟﺬﺟﹺﻬﺮﺨﻲ ﻣﺎ ُﺀ ﻓ ﺍﻟﹾﻴﻭ ﻘﱢﻘﹶﺎﺤ ﻣ ﻛﹸﻦﻢ ﺑﹺﺎﻟﻀﻫﻪ ﻔﹶﺎﺷ ﺎﻤﺘ ﻣ ﺑﹺﻪﻄﹾﻖﺐ ﺍﻟﻨ ﺍﺟﹺﺍﻟﹾﻮﻭ ﺐﺗﺼ ﻪ ﻤﺎ ﺍﻓﹾﻬﻬﻤ ﻨﻡ ﹸﻛﻞﱟ ﻣ ﺎﻤﺇﹺﺗ
ﻒﺝ ﺍﻷَﻟ ﺮﺨﻣﺍﻭﹺ ﻭ ﺍﻟﹾﻮﺝﺮﺨ ﻣﺃﹶﻱ ﻄﹶﺒﹺﻘﹶﺎﻨ ﺗ ﻟﹶﻦ ﺍﻟﹾﻘﹶﺎﺭﹺﺉﺮﻓﹶﺈﹺﻥﹾ ﺗ ﺎﻤﺎ ﺿ ﻣﺺﻘﺘﻨ ﻣﻪﺑﹺﺄﹶﻧ ﺠﹺﺐﺮﹴ ﻳﺫﹸﻭ ﻛﹶﺴﺢﹴ ﻭ ﺫﹸﻭ ﻓﹶﺘﻛﹶﺬﹶﺍﻙ
Imam Ahmad Ath Thibii rohimahullah menyatakan : “Dan setiap huruf yang berdlommah tidak akan sempurna kecuali dengan membulatkan (memonyongkan) bibir secara sempurna. Dan yang berkasroh dengan merendahkan bibir, maka ia menjadi sempurna. Dan yang berfathah dengan membuka bibir, maka fahamilah. Panduan Tahsin Tilawah Al Qur’an 15
Ketika suatu huruf berharokat, maka makhroj asli harokah tergabung dengannya. Yaitu makhroj wawu ( ) و, makhroj alif ( ) ا, dan ya’ ( ) يdi makhrojnya yang sudah diketahui. Jika engkau melihat seorang qori’ tidak membulatkan bibirnya (pada huruf berdlommah), maka pastikan bahwa ia mengurangi yang berdlommah. Sedangkan seharusnya mengucapkan dengan sempurna. Demikian pula yang berkasroh dan berfathah, wajib menyempurnakan keduannya, fahamilah, maka engkau akan benar.8
Contoh-contoh perubahan arti jika salah harokat •
Kalimat
ﻮﻟﹸﻪﺳﺭ ﻭﲔﺮﹺﻛﺸ ﺍﻟﹾﻤﻦﺮﹺﻱﺀٌ ﻣ ﺑ“ ﺃﹶﻥﱠ ﺍﻟﻠﱠﻪbahwa Allah dan RasulNya berlepas diri dari
orang-orang musyrik” , jika dibaca ﻪﻮﻟﺳﺭ ﻭﲔﺸﺮﹺﻛ ﺍﻟﹾﻤﻦﺮﹺﻱﺀٌ ﻣ ﺑ ﺃﹶﻥﱠ ﺍﻟﻠﱠﻪ, artinya menjadi “bahwa Allah berlepas diri dari orang-orang musyrik dan RasulNya ” •
kalimat ﻜﹶﺔﹸﻠﹶﺎﺋﻭﺍ ﺍﻟﹾﻤ ﻛﹶﻔﹶﺮﻳﻦﻓﱠﻰ ﺍﻟﱠﺬﻮﺘ“ ﺇﹺﺫﹾ ﻳketika para malaikat mencabut nyawa orang-orang kafir “ jika ِd ibaca ﻠﹶﺎﺋﻜﹶﺔﹶﻭﺍ ﺍﻟﹾﻤ ﻛﹶﻔﹶﺮﻳﻦﻓﱠﻰ ﺍﻟﱠﺬﻮﺘ ﺇﹺ ﹾﺫ ﻳartinya menjadi “ketika orang-orang kafir mencabut nyawa para malaikat “
Contoh-contoh perubahan arti jika salah panjang pendek •
Kalimat ﺍﺎ ﻛﹶﺎﻓﹸﻮﺭﻬﺍﺟﺰ ﻛﹶﺄﹾﺱﹴ ﻛﹶﺎﻥﹶ ﻣﻦﻮﻥﹶ ﻣﺑﺸﺮ ﻳﺍﺭﺑﺮ“ ﺇﹺﻥﱠ ﺍﹾﻟﺄﹶsungguh orang-orang yang berbuat kebajikan akan minum dari gelas (berisi minuman) yang campurannya adalah air kafur”. Jika dibaca ﺍﺎ ﻛﹶﻔﹸﻮﺭﻬﺍﺟﺰ ﻛﹶﺄﹾﺱﹴ ﻛﹶﺎﻥﹶ ﻣﻦﻮﻥﹶ ﻣﺑﺮﺸ ﻳﺍﺭﺑﺮ ﺇﹺﻥﱠ ﺍﹾﻟﺄﹶartinya menjadi “sungguh orang-orang yang berbuat kebajikan akan minum dari gelas (berisi minuman) yang campurannya adalah orang kafir”
• Kalimat ﻜﹸﻢﻧ ﻟﹶﺄﹶﺯﹺﻳﺪﻢﺗﻜﹶﺮ ﺷﻦ“ ﻟﹶﺌsungguh jika kalian bersyukur, sungguh Aku akan menambah (nikmat) kepada kalian”. Jika dibaca ﻢ ﻜﹸﻧ ﻻﹶ ﺃﹶﺯﹺﻳ ﺪﻢﺮﺗ ﻜﹶ ﺷﻦ ﻟﹶﺌartinya menjadi “sungguh jika kalian bersyukur, Aku tidak menambah (nikmat) kepada kalian”
8
Shofwat Mahmud Salim , Fathu Robbil Bariyyah Syarhul Muqoddimatul Jazariyyah, Jeddah: Daru Nurul Maktabat, 1424 H, Hal. 117
Panduan Tahsin Tilawah Al Qur’an 16
MAKHORIJUL HURUF Makhorij jama’ dari makhroj artinya tempat keluar . Makhorijul Huruf artinya tempat keluarnya huruf. Pengucapan huruf sesuai makhrojnya merupakan hal yang sangat penting dalam membaca Al Qur’an. Kesalahan pada makhorijul huruf dapat menyebabkan peruabahan arti kata. Contoh-contoh perubahan arti jika salah makhroj • kalimat ﻢﺗﻜﹶﺮ ﻟﹶﺈﹺﻥ ﺷyang berarti “jika kalian bersyukur”, kalau dibaca : ﻢﺗﻜﹶﺮﻝَﺇﹺﻥ ﺳ maka artinya menjadi “jika kalian mabuk”, • kalimat ﻥﹶﻮﻠﹶﻤﻌﺗ yang berarti “kalian mengetahui, jika dibaca ﻥﹶﻮﺄﹾْﻟﹶﻤ ﺗmaka artinya menjadi “ kalian menderita kesakitan”, • Kalimat ﺍﻳﺪﺪﻟﹰﺎ ﺳﻗﹸﻮﻟﹸﻮﺍ ﻗﹶﻮ ﻭyang berarti “dan berkatalah perkataan yang benar”, jika dibaca
ﺍﻳﺪﺪﻟﹰﺎ ﺷﻗﹸﻮﻟﹸﻮﺍ ﻗﹶﻮ ﻭ, maka artinya menjadi “dan berkatalah perkataan yang keras” • Kalimat ﻠﱠﻪ ﻟﺪﻤ“ ﺍﻟﹾﺤSegala puji bagi Allah” jika dibaca ﻠﱠﻪ ﻟﺪﻤ ﺍﻟﹾﻬartinya menjadi “kematian bagi Allah” Setiap huruf hijaiyyah memiliki makhroj sendiri-sendiri yang berbeda dengan huruf latin. Apabila huruf tersebut dikeluarkan dari makhroj yang benar, maka akan keluar suara dengan benar pula. Secara global makhorijul huruf ada lima : 1. Rongga Mulut dan tenggorokan ( ﻮﻑ ) ﺍﻟﹾﺠ 2. Tenggorokan (ﻠﹾﻖ) ﺍﻟﹾﺤ 3. Lidah ( ﺎﻥﹸّﺴ) ﺍﻟﻠ 4. Bibir ( ﻔﹶﺔُ)ﺍﻟﺸ
5. Rongga Hidung ( ﻡﻮﺸﻴ) ﺍﻟﹾ ﺨ Namun jika dirinci Jumlah keseluruhan makhorijul huruf ada tujuh belas makhroj. 1- Rongga Mulut dan tenggorokan ( ﻑﻮ) ﺍﻟﹾﺠ 1. Yang keluar dari al jauf adalah huruf-huruf mad (panjang) yaitu disingkat
ﺎﻬﻴﺣﻮ ﻧ.
َﺍ ِﻱ ُﻭ
atau biasa
setiap huruf mad harus benar-benar keluar dari al jauf secara bersih
dan tidak boleh ada suara hidung. 2. Tenggorokan (ﻠﹾﻖ) ﺍﻟﹾﺤ 2. Pangkal tenggorokan, keluar huruf
ھـ- ء
ﺀًﺍﺌﹰﺎ ﺃﹶﻥﻴﺌ ﻣﻥﺆَ ﺍﻟﹾﻤﻦ ﺃﹶﺃﹾﻥﹶ ﻣ ﺀً ﺃﹶﻥﺄﹾ ﺃﹸﻭ ﺑ ﺃﹸﻭﺀَﺍ ﺇﹺﻱ ﺃﹶﺃﱠ ﺇﹺﺉﹺّ ﺃﹸﺅ
ﹸﺃﺅﺃﹶﺃﹾ ﺇﹺﺉ
Panduan Tahsin Tilawah Al Qur’an 17
ﺎﻦﹺ ﻫﺎ ﻫﻬﻬﹺﻴﻦﹺ ﻣﻬ ﺍﻟﹾﻤﻦ ﻣﻦﻬﻦﹺ ﻫﺎ ﻫ ﻫﻮ ﻫﻪ ﺑﻮ ﻫﻲﺎ ﻫﻫ ّ ﺃﹸﻩ ﺇﹺﻩﺃﹶﻩ
ﺃﹸﻩ ﺇﹺﻩﺃﹶﻩ
. . . . . . . . . .
. . .
. . .
. .
.
. . .
. . .
.
. 3. Tengah tenggorokan, keluar huruf
ﺡ- ﻉ
ﺎﻦﹺ ﻋﺎ ﻋﻌﻴﻌﻦﹺ ﻣﻌ ﺍﻟﹾﻤﻦ ﻣﻦﻌﻦﹺ ﻋﺎ ﻋ ﻋﻮ ﻋﻊ ﺑﻮ ﻋﻲﺎ ﻋﻋ ﺇﹺﻉﹺّ ﺃﹸﻉﺃﹶﻉ
ﺃﹸﻉ ﺇﹺﻉﺃﹶﻉ
ﺎﻦﹺ ﺣﺎ ﺣﺤﻴﺤﻦﹺ ﻣﺤ ﺍﻟﹾﻤﻦ ﻣﻦﺤﻦﹺ ﺣﺎ ﺣ ﺣﻮ ﺣﺢ ﺑﻮ ﺣﻲﺎ ﺣﺣ ﺇﹺﺡﹺّ ﺃﹸﺡﺃﹶﺡ
ﺡ ﺃﹸﺡ ﺇﹺﺃﹶﺡ
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Panduan Tahsin Tilawah Al Qur’an 18
4. Ujung Tenggorokan, keluar huruf ﺥ
-ﻍ
, dibaca dengan tafkhim(tebal)9
ﺎ ﻏﹶﻦﹺ ﻏﹰﺎﻐﻴﻐﻦﹺ ﻣﻐ ﺍﻟﹾﻤﻦ ﻣﻦ ﻏﹰﺎ ﻏﹶﻦﹺ ﻏﹶﻐﻎﹾ ﻏﹸﻮ ﺑ ﻏﹸﻮﻲﻏﹶﺎ ﻏ ﻍ ﺃﹶﻍﱠ ﺇﹺﻍﹺّ ﺃﹸ ﱡ
ﺃﹶﻍﹾ ﺇﹺﻍﹾ ﺃﹸﻍﹾ
ﺎﻦﹺ ﺧﺎ ﺧﺨﻴﺨﻦﹺ ﻣﺨ ﺍﻟﹾﻤﻦ ﻣﻦﺨﻦﹺ ﺧﺎ ﺧ ﺧﻮ ﺧﺦ ﺑﻮ ﺧﻲﺎ ﺧﺧ ﺇﹺﺥﹺّ ﺃﹸﺥﺃﹶﺥ
ﺥ ﺃﹸﺥ ﺇﹺﺃﹶﺥ
. . . . . . . . . . . .
. .
. . . . . . . . . Praktek Surat Al Fatihah dan Al A'la 3. Lidah ( ﺎ ﻥﹸّﺴ) ﺍﻟﻠ 5.Pangkal lidah dengan langit-langit, keluar huruf ق, dibaca dengan tafkhim (tebal) tanpa disertai keluarnya nafas. Jika mati, huruf qof harus dibaca memantul (qolqolah)10
ﻘﹰﺎ ﻗﹶﻦﹺ ﻗﹰﺎﻴﻘﻘﹾﻦﹺ ﻣ ﺍﻟﹾﻤﻦ ﻣ ﻗﹰﺎ ﻗﹶﻦﹺ ﻗﹶﻘﹾﻦ ﻗﹸﻮﻖ ﺑ ﻗﹸﻮﻗﻲ ﻗﹶﺎ ﺇﹺﻕﹺّ ﺃﹸﻕﺃﹶﻕ .
.
ﺃﹸﻕ ﺇﹺﻕﺃﹶﻕ
. . .
9
Tafkhim secara bahasa berarti menebalkan. Secara istilah berarti sifat tebal yang melekat pada huruf sehingga gemanya memenuhi rongga mulut. 10 Kesalahan umum yang terjadi pada pengucapan huruf Qof adalah mengeluarkan huruf Qof terlalu dalam dari tenggorokan. Yang benar adalah dari pangkal lidah.
Panduan Tahsin Tilawah Al Qur’an 19
.
.
.
. . . . 6. Pangkal lidah dengan langit-langit sedikit dibawah makhroj qof, keluar huruf dibaca disertai keluarnya nafas.
ك,
ﻜﹰﺎ ﻛﹶﻦﹺ ﻛﹰًﺎﻴﻜﻜﹾﻦﹺ ﻣ ﺍﻟﹾﻤﻦ ﻣ ﻛﹰﺎ ﻛﹶﻦﹺ ﻛﹶﻜﹾﻦ ﻛﹸﻮﻚ ﺑ ﻛﹸﻮﻲﻛﹶﺎ ﻛ ّ ﺃﹸﻙ ﺇﹺﻙﺃﹶﻙ . .
.
.
.
.
ﺃﹸﻙ ﺇﹺﻙﺃﹶﻙ
.
. .
Praktek Surat Al Anfal Ayat 29-32, Al Balad, dan Al Alaq 7. Tengah lidah dengan langit-langit, keluar huruf mati harus dibaca memantul (qolqolah)
ش – ي- ج, Jika huruf jim ()ج
ﺎﻦﹺ ﺟﺎ ﺟﺠﺠﹺﻴﻦﹺ ﻣﺠ ﺍﻟﹾﻤﻦ ﻣﻦﺠﻦﹺ ﺟﺎ ﺟ ﺟﻮ ﺟﺞ ﺑﻮ ﺟﺎ ﺟﹺﻲﺟ ﺇﹺﺝﹺّ ﺃﹸﺝﺃﹶﺝ
ﺝ ﺃﹸﺝ ﺇﹺﺃﹶﺝ
ﺎﻦﹺ ﺷﺎ ﺷﺸﻴﺸﻦﹺ ﻣﺸ ﺍﻟﹾﻤﻦ ﻣﻦﺸﻦﹺ ﺷﺎ ﺷ ﺷﻮ ﺷﺶ ﺑﻮ ﺷﻲﺎ ﺷﺷ ﺇﹺﺵﹺّ ﺃﹸﺵﺃﹶﺵ
ﺃﹸﺵ ﺇﹺﺵﺃﹶﺵ
ﺎﻦﹺ ﻳﺎ ﻳﻴﻴﹺﻴﻦﹺ ﻣﻴ ﺍﻟﹾﻤﻦ ﻣﻦﻴﻦﹺ ﻳﺎ ﻳ ﻳﻮ ﻳﻲ ﺑﻮ ﻳﺎ ﻳﹺﻲﻳ ﺇﹺﻱﹺّ ﺃﹸﻱﺃﹶﻱ
ﺃﹸﻱﺃﹶﻱ
. . . . . . . . .
. . . . ٍ . . . . Panduan Tahsin Tilawah Al Qur’an 20
. . . . . . . . . . .
. ١١
.
Praktek Surat An Naba’ ayat 1- 30 7. Sisi lidah kiri atau kanan bertemu dengan gigi geraham atas, keluar huruf dengan tafkhim (tebal).12
ض, dibaca
ًﺎﻦﹺ ﺿﺎ ﺿﻀﻴﻀﻦﹺ ﻣﻀ ﺍﻟﹾﻤﻦ ﻣﻦﻀﻦﹺ ﺿﺎ ﺿ ﺿﻮ ﺿﺾ ﺑﻮ ﺿﻲﺎ ﺿﺿ ﺇﹺﺽﹺّ ﺃﹸﺽﺃﹶﺽ
ﺃﹸﺽ ﺇﹺﺽﺃﹶﺽ
. .
.
Praktek surat Thoha 83 – 97, surat Adl Dluha 8. Ujung sisi lidah bertemu dengan ujung langit-langit, keluar huruf ل, dalam lafadz ( )اﷲ13 jika huruf sebelumnya berharokat fathah atau dlommah, maka dibaca tebal (tafkhim). Selain tempat tersebut huruf lam harus dibaca tipis (tarqiq) termasuk lafadz ( )اﷲjika sebelumnya kasroh. 14
11
Kesalahan umum saat membaca huruf ya’ yang bertasydid adalah menahan lama tasydid atau dibaca seperti idghom bighunnah. Secara umum tidak boleh menahan (mamanjangkan) tasydid. Huruf bertasydid hanya ditekan secara biasa. Kesalahan mamanjangkan tasydid oleh ulama’ disebut tamthithusy syaddi(ّﺪﺍﻟﺸ
ﻴﻂﹸﻄﻤ) ﺗ. Kecuali pada
huruf mim dan nun tasydid, ghunnah pada mim dan nun tasydid wajib ditahan. Jadi yang menyebabkan ditahan adalah ghunnah, termasuk pada idghom bighunnah. 12 kesalahan umum yang sering terjadi adalah mengeluarkan huruf ضdari ujung lidah bertemu dengan gigi depan, atau dengan geraham, atau dengan pipi, sedangkan yang tepat adalah sisi lidah dengan geraham. Sehingga lidah atau bibir tidak perlu miring ke kiri atau ke kanan. Kesalahan umum yang lain adalah mengucapkan َ ضdengan memonyongkan bibir. Sedangkan memonyongkan bibir hanya pada huruf وdan huruf berdlommah saja, dan tidak ada hubungannya dengan tafkhim (tebal)nya huruf. 13
Dalam mushhaf timur tengah lafadz harokatnya fathah biasa (pendek), namun tetap harus dibaca 2 harokat.
14
Kesalahan umum pada pengucapan huruf yang berharokat fathah sebelum lafadz ( )اﷲ, adalah membacanya miring ke “o”, misalnya kalimat ( )اﷲdibaca olloh, harusnya tetap Alloh, dan kalimat ( )وَ اﷲdibaca wolloh, harusnya tetap Walloh, termasuk kalimat
dibaca walodl dloollin, harusnya tetap waladl dloollin.
Dsb.
Panduan Tahsin Tilawah Al Qur’an 21
ﻼﹰ ﻟﹶﻦﹺ ﻻﹰﻴﻠﻠﹾﻦﹺ ﻣ ﺍﻟﹾﻤﻦ ﻣ ﻻﹰ ﻟﹶﻦﹺ ﻟﹶﻠﹾﻦﻞﹾ ﻟﹸﻮ ﺑ ﹸﻟﻮﻲﻻﹶ ﻟ ﺃﹶﻝﱠ ﺇﹺﻝﹺّ ﺃﹸ ﱡﻝ .
.
.
.
.
ﺃﹶﻝﹾ ﺇﹺﻝﹾ ﺃﹸﻝﹾ
. . . . Praktek Surat Al Hasyr : 18 – 24 9. Ujung lidah bertemu dengan langit-langit dibawah makhroj lam, keluar huruf ن, jika huruf nun bertasydid (ّن ) maka dengung (ghunnah)nya harus ditahan sekitar dua 15 harokat. Kesalahan umum yang terjadi saat pengucapan nun yang bertasydid (ّ) ن adalah ghunnah (dengung) tidak ditahan, atau menahan ghunnah terlalu lama (berlebihan) dan menggelombang-gelombangkannya yang disebut oleh ulama tajwid sebagai tathniinul ghunnaat(ﺎﺕﻨ ﺍﻟﻐﻄﹾﻨﹺﲔ) ﺗ.
ﺎﻦﹺ ﻧﺎ ﻧﻨﻨﹺﻴﻦﹺ ﻣﻨ ﺍﻟﹾﻤﻦ ﻣﻦﻨﻦﹺ ﻧﺎ ﻧ ﻧﻮ ﻧﻦ ﺑﻮ ﻧﺎ ﻧﹺﻲﻧ ّ ﺃﹸﻥﱡﺃﹶﻥﱠ ﺇﻥ
ﺃﹶﻥﹾ ﺇﹺﻥﹾ ﺃﹸﻥﹾ
. . . . .
. . . . Praktek Surat An Nas, Al Hujurot 13-18
10. Ujung lidah bertemu dengan langit-langit dengan memasukkan sedikit permukaan lidah, keluar huruf ر, huruf ro’ memiliki tiga kondisi : (1) harus dibaca tebal (tafkhim), (2) harus dibaca tipis (tarqiq), dan (3) boleh dibaca tafkhim atau tarqiq. 1. Harus dibaca tebal (tafkhim) 1. berharokat fathah / dlommah :
ﺎﺯﹺﻗﹾﻨ ﺭ، ﺮ ﺗﺃﹶﻟﹶﻢ
15
Ada pula yang menyebutkan sekitar tiga harokat, Disebut “sekitar” karena ghunnah bukan harokat, ukuran pasti lamanya menahan ghunnah adalah pada talaqqi.
Panduan Tahsin Tilawah Al Qur’an 22
2. Mati setelah fathah/ dlommah : ﺍﺪﺷﺮﻣ
، ﻢﻳﺮﻣ
3. Mati setelah hamzah washol16 : ، , 4. Mati setelah kasroh sesudahnya terdapat huruf isti’la’17 yang tidak berharokat kasroh dalam satu kata : , , , ,
5. Mati karena waqof (berhenti) setelah alif atau wawu sukun: 6. Mati karena waqof (berhenti) setelah huruf mati yang sebelumnya huruf yang berharokat fathah / dlommah 2. Harus dibaca tipis (tarqiq) 1. Berharokat kasroh :
ﺮﹺﻯﺠﺗ
2. Mati sesudah kasroh :
ﻥﹶﻮﻋﺮﻓ
3. Mati karena waqof setelah huruf Ya’ sukun : 4. Mati karena waqof setelah huruf mati (bukan isti’la’) yang sebelumnya huruf yang berharokat kasroh :
16
Hamzah washol adalah hamzah yang tidak dibaca ketika di pertengahan kalimat, dan dibaca jika di awal kalimat (lawan dari hamzah qotho’/asli, yang tetap dibaca diawal, ditengah, atau diakhir). Dalam mushhaf timur tengah biasanya ditulis dengan alif diatasnya ada huruf shod kecil ( ),cara menentukan harokat hamzah washol ( ) adalah : 1. Pada alif lam ( ) الhamzah washol harus dibaca fathah . misal ( , 2. Pada kalimat (
),
ﻦﹴ ﺍﺑ، ﺔﻨ ﺍﺑ، ٍﺮﹺﻯﺀ ﺍﻣ، ﻦﹺﻴ ﺍﺛﹾﻨ، ﺃﺓﺮ ﺍﻣ، ﻢﹴ ﺍﺳ، ﻦﹺﻴﺘ ) ﺍﺛﹾﻨhamzah washol harus dibaca
kasroh. 3. Selain dua bentuk diatas, untuk menentukan harokat hamzah washol dilihat harokat huruf ketiganya. Jika huruf ketiga fathah atau kasroh, maka hamzah washol harus dibaca kasroh, misal : , . , (karena huruf ﺕberdatsdid (dobel), maka huruf kedua dan ketiga adalah huruf ) ﺕ
Dan jika huruf ketiga dlommah, maka hamzah washol harus dibaca dlommah, misal: 17
, .
Lihat di bab sifat-sifat huruf
Panduan Tahsin Tilawah Al Qur’an 23
3. Boleh tebal atau tipis 1. Mati setelah kasroh sesudahnya ada huruf isti’la’ berharokat kasroh : ﺮﻕﹴ ﻓ 2. Mati karena waqof setelah huruf isti’la’ yang mati yang sebelumnya huruf yang berharokat kasroh :
ﺮﺼﻣ
3. Mati karena waqof setelahnya ada huruf Ya’ yang dibuang18 :
ﺍ ﺭﻥﺍ ﺭﺮﺮﹺﻳ ﻣﻥﺮ ﺍﻟﹾﻤﻦﻥﹶ ﻣﺭ ﺭﻥﺍ ﺭ ﺭﻭ ﺭﺮ ﺑﻭ ﺭﺍ ﺭﹺﻱﺭ Praktek surat Al Muddatstsir, Al Fajr, dan Al Qomar19
ﺇﹺﺭﹺّ ﺃﹸﺭﺃﹶﺭ
ﺃﹸﺭ ﺇﹺﺭﺃﹶﺭ
11. Ujung lidah bertemu dengan gusi bagian atas (pangkal gigi seri atas), keluar huruf
–ط
د – ت, pengucapan huruf تdisertai dengan keluarnya nafas20. Pengucapan huruf
& ط دtanpa disertai keluarnya nafas. Huruf طharus dibaca tafkhim (tebal), dan jika mati huruf د، طharus dibaca qolqolah (mamantul).21
ﺍ ﺩﻥﺍ ﺩﺪﻳﺪ ﻣﻥﺪ ﺍﻟﹾﻤﻦﻥﹶ ﻣﺩ ﺩﻥﺍ ﺩ ﺩﻭ ﺩﺪ ﺑﻭ ﺩﻱﺍ ﺩﺩ ّ ﺃﹸﺩ ﺇﺩﺃﹶﺩ
ﺃﹸﺩ ﺇﹺﺩﺃﹶﺩ
ﺎﻦﹺ ﺗﺎ ﺗﺘﻴﺘﻦﹺ ﻣﺘ ﺍﻟﹾﻤﻦ ﻣﻦﺘﻦﹺ ﺗﺎ ﺗ ﺗﻮ ﺗﺖ ﺑﻮ ﺗﻲﺎ ﺗﺗ ّ ﺃﹸﺕ ﺇﹺﺕﺃﹶﺕ
ﺃﹸﺕ ﺇﹺﺕﺃﹶﺕ
ﻄﹰﺎ ﻃﹶﻦﹺ ﻃﹰًﺎﻴﻄﻄﹾﻦﹺ ﻣ ﺍﻟﹾﻤﻦ ﻣ ﻃﹰﺎ ﻃﹶﻦﹺ ﻃﹶﻄﹾﻦﻂﹾ ﻃﹸﻮ ﺑ ﻃﹸﻮﻲﻃﹶﺎ ﻃ ﻁ ّ ﺃﹸ ﱡﺃﹶﻁﱠ ﺇﹺﻁ
ﻁ ﺃﹸﻁﹾ ﺃﹶﻁﹾ ﺇﹺ ﹾ
18
Dapat diketahui dari konteks ayat atau asal kalimat. Kesalahan umum yang terjadi saat membaca huruf ro’ yang bertasydid seperti dalam lafadz basmalah adalah ro’ dibaca lemah seolah tanpa tasydid. Atau ro’ tasydid dibaca dengan menghentakkan suara sehingga seolah suaranya 19
terputus atau tersendat (ada jeda), kesalahan ini disebut oleh ulama’ sebagai ( ﺍﺀَﺍ ﺕﺍﻟﺮ 20
ﺔﹸﻣﺮﺼ) ﺣ.
Kesalahan umum yang terjadi pada pengucapan huruf ط د تadalah lidah keluar menyentuh ujung gigi. Kesalahan umum yang terjadi pada pengucapan huruf طadalah dengan memonyongkan bibir. Sedangkan memonyongkan bibir hanya pada huruf وdan huruf berdlommah saja, dan tidak ada hubungannya dengan tafkhim (tebal)nya huruf. 21
Panduan Tahsin Tilawah Al Qur’an 24
. .
. . .
. . . .
. . . . . .
. . . .
. . .
.
.
. .
.
Praktek Surat At Takwir, At Takatsur, dan Al 'Adiyat, Ar Ra’d 25-29 12. Ujung lidah bertemu dengan ujung gigi seri atas (lidah sedikit keluar), keluar huruf
–ظ
ث- ذ, huruf ظharus dibaca tafkhim (tebal).
ﺜﹰﺎ ﺛﹶﻦﹺ ﺛﹰًﺎﻴﺜﺜﹾﻦﹺ ﻣ ﺍﻟﹾﻤﻦ ﻣ ﺛﹰﺎ ﺛﹶﻦﹺ ﺛﹶﺜﹾﻦﺚﹾ ﺛﹸﻮ ﺑ ﺛﹸﻮﻲﺛﹶﺎ ﺛ ّ ﺃﹸﺙﱡﺃﹶﺙﹾ ﺇﹺﺙﹾ ﺃﹸﺙﹾ ﺃﹶﺙﱠ ﺇﹺﺙ
ﺫﹰًﺍﺬﹰﺍ ﺫﹶﻥﻳﺬ ﻣﺬﹾﻥ ﺍﻟﹾﻤﻦ ﺫﹶﺫﹾﻥﹶ ﻣ ﺫﹰﺍ ﺫﹶﻥﺬﹾ ﺫﹸﻭ ﺑ ﺫﹸﻭﻱﺫﹶﺍ ﺫ ّ ﺃﹸ ﱡﺫﺃﹶﺫﱠ ﺇﹺﺫ
ﺃﹶﺫﹾ ﺇﹺﺫﹾ ﺃﹸﺫﹾ
ﻈﹰﺎ ﻇﹶﻦﹺ ﻇﹰًﺎﻴﻈﻈﹾﻦﹺ ﻣ ﺍﻟﹾﻤﻦ ﻣ ﻇﹰﺎ ﻇﹶﻦﹺ ﻇﹶﻈﹾﻦﻆﹾ ﻇﹸﻮ ﺑ ﻇﹸﻮﻲﻇﹶﺎ ﻇ ﻅ ّ ﺃﹸ ﱡﺃﹶﻅﱠ ﺇﹺﻅ
. .
.
.
. .
. . .
. . .
ﻅ ﺃﹸﻅﹾ ﺃﹶﻅﹾ ﺇﹺ ﹾ
.
. .
Panduan Tahsin Tilawah Al Qur’an 25
.
. . . . . .
.
.
.
.
. .
.
Praktek Surat Al Baqarah :275-281, Al Zalzalah
13. Ujung lidah diantara gigi atas dan gigi bawah, namun lebih dekat ke bawah, keluar huruf
ص – س – ز, huruf
صdibaca tafkhim (tebal),22
ﺎﻦﹺ ﺳﺎ ﺳﺴﺴِﻴﻦﹺ ﻣﺴ ﺍﻟﹾﻤﻦ ﻣﻦﺴﻦﹺ ﺳﺎ ﺳ ﺳﻮ ﺳﺲ ﺑﻮ ﺳﻲﺎ ﺳﺳ ﺇﹺﺱﹺّ ﺃﹸﺱﺃﹶﺱ
ﺃﹸﺱ ﺇﹺﺱﺃﹶﺱ
ﺍ ﺯﻥﺍ ﺯﺰﺰﹺﻳ ﻣﻥﺰ ﺍﻟﹾﻤﻦﻥﹶ ﻣﺯ ﺯﻥﺍ ﺯ ﺯﻭ ﺯﺰ ﺑﻭ ﺯﺍ ﺯﹺﻱﺯ ﺇﹺﺯﹺّ ﺃﹸﺯﺃﹶﺯ
ﺃﹸﺯ ﺇﹺﺯﺃﹶﺯ
ﺎﻦﹺ ﺻﺎ ﺻﺼﻴﺼﻦﹺ ﻣﺼ ﺍﻟﹾﻤﻦ ﻣﻦﺼﻦﹺ ﺻﺎ ﺻ ﺻﻮ ﺻﺺ ﺑﻮ ﺻﻲﺎ ﺻﺻ ﺇﹺﺹﹺّ ﺃﹸﺹﺃﹶﺹ .
ﺃﹸﺹ ﺇﹺﺹﺃﹶﺹ
. . . . .
. .
.
.
.
. . . . . . . . .
. . .
22
Kesalahan umum yang terjadi pada pengucapan huruf صadalah dengan memonyongkan bibir. Sedangkan memonyongkan bibir hanya pada huruf وdan huruf berdlommah saja, dan tidak ada hubungannya dengan tafkhim (tebal)nya huruf
Panduan Tahsin Tilawah Al Qur’an 26
. . . .
. .
. . .
.
٢٣
.
.
.
.
Praktek Surat Al Qori’ah, Al Zalzalah, & Nuh 4. Bibir (ﻔﹶﺔﹸِ) ﺍﻟﺸ 15. Bibir bawah bagian dalam bertemu dengan ujung gigi seri atas, keluar huruf
ف
ﻔﹰﺎ ﻓﹶﻦﹺ ﻓﹰًﺎﻴﻔﻔﹾﻦﹺ ﻣ ﺍﻟﹾﻤﻦ ﻣ ﻓﹰﺎ ﻓﹶﻦﹺ ﻓﹶﻔﹾﻦ ﻓﹸﻮﻒ ﺑ ﻓﹸﻮﻲﻓﹶﺎ ﻓ ّ ﺃﹸﻑ ﺇﹺﻑ ﺃﹶﻑ ﺃﹸﻑ ﺇﹺﻑﺃﹶﻑ . .
.
. .
.
16. Dua bibir - tertutup , keluar huruf ب – م, jika huruf ba’ mati maka harus dibaca mantul (qolqolah). Jika huruf mim bertasydid (ّ )مmaka dengung (ghunnah)nya harus ditahan sekitar dua harokat. Kesalahan umum yang terjadi saat pengucapan mim yang bertasydid (ّ )مadalah ghunnah (dengung) tidak ditahan, atau menahan ghunnah terlalu lama (berlebihan) dan menggelombang-gelombangkannya yang disebut oleh ulama tajwid sebagai ﺎﺕﻨ ﺍﻟﻐﻄﹾﻨﹺﲔ( ﺗtathniinul ghunnaat). - membulatkan bibir, keluar huruf و
23
Boleh dibaca Shod, boleh dibaca sin :
(Al Baqarah : 245)
(Ath Thur : 37)
( Al A’rof: 69)
Jika huruf sin diatas huruf shod maka lebih utama (masyhur) dibaca sin. Dan jika huruf sin dibawah huruf shod, maka lebih utama (masyhur) dibaca shod.
Panduan Tahsin Tilawah Al Qur’an 27
ﺎﻦﹺ ﺑﺎ ﺑﺒﺒﹺﻴﻦﹺ ﻣﺒ ﺍﻟﹾﻤﻦ ﻣﻦﺒﻦﹺ ﺑﺎ ﺑ ﺑﻮ ﺑﺐ ﺑﻮ ﺑﺎ ﺑﹺﻲﺑ ﺇﹺﺏﹺّ ﺃﹸﺏ ﺃﹶﺏ ﺃﹸﺏ ﺇﹺﺏﺃﹶﺏ ﺎﻦﹺ ﻣﺎ ﻣﻤﻴﻤﻦﹺ ﻣﻤ ﺍﻟﹾﻤﻦ ﻣﻦﻤﻦﹺ ﻣﺎ ﻣ ﻣﻮ ﻣﻢ ﺑﻮ ﻣﻲﺎ ﻣﻣ ﺇﻡﹺّ ﺃﹸﻡﺃﹶﻡ
ﺃﹸﻡ ﺇﻡﺃﹶﻡ
ﻭﺍ ﻥﺍ ﻭﻮﻮﹺﻳ ﻣﻥﻮ ﺍﻟﹾﻤﻦﻥﹶ ﻣﻭ ﻭﻥﺍ ﻭ ﻭﻭ ﻭﻮ ﺑﻭ ﻭﺍ ﻭﹺﻱﻭ ﺇﹺﻭﹺّ ﺃﹸًﻭﺃﹶﻭ .
. . . .
.
.
ﺇﹺﻭﺃﹶﻭ
. .
. .
.
. . . ٢٤ .
. .
.
Praktek Surat Yusuf ayat 43 – 49, At Takatsur 5. Rongga Hidung ( ﻡﻮﺸﻴ) ﺍﻟﹾﺨ 17. Yang keluar dari Rongga hidung adalah ghunnah ( dengung) yang ada pada huruf mim dan nun. Seluruh huruf selain dari huruf mim dan nun, tidak boleh ada suara hidung, termasuk pada mad. Ada tidaknya suara hidung dapat dicek dengan memencet atau menutup kedua lubang hidung saat pengucapan huruf.
24
Kesalahan umum saat membaca huruf wawu yang bertasydid adalah menahan lama tasydid atau dibaca seperti idghom bighunnah. (lihat catatan kaki nomor 11)
Panduan Tahsin Tilawah Al Qur’an 28
SIFAT-SIFAT HURUF Huruf-huruf hija’iyyah memiliki sifat-sifat yang khusus yang harus diberikan. Dengan sifatsifat tersebut kita dapat : 1. Membedakan antara satu huruf dengan huruf yang lain, terutama yang sama makhrojnya. 2. Memperbagus pengucapan huruf secara tepat. 3. Mengetahui huruf yang mempunyai sifat yang kuat dan sifat yang lemah, yang hal ini berpengaruh dalam masalah Idghom. 4. Membedakan antara huruf-huruf arab (hija’iyyah) dengan selain huruf hija’iyyah. Misalnya antara huruf “t” dalam bahasa indonesia berbeda dengan sifat huruf “ “ ت dalam bahasa arab, antara huruf “K” berbeda dengan sifat huruf ““ ك, huruf “s” berbeda dengan sifat huruf “ ث، ص، ش، “ سdsb. Lebih-lebih huruf yang tidak memiliki padanan dalam bahasa kita seperti huruf “ غ، ظ، “ ض. Sehingga kita tidak membaca Al Qur’an dengan logat kita masing-masing, akan tetapi membaca Al Qur’an dengan logat arab sebagaimana sabda Rasulullah saw:
(ﺎ )ﺭﻭﺍﻩ ﺍﻟﻄﱪﺍﱐ ﻭﺍﻟﺒﻴﻬﻘﻲﻬﺍﺗﻮ ﺃﹶﺻﺏﹺ ﻭﺮ ﺍﻟﹾﻌﻥﻮﺁﻥﹶ ﺑﹺﻠﹸﺤﺍ ﺍﻟﹾﻘﹸﺮﺅﺍﻗﹾﺮ “Bacalah Al qur’an sesuai dengan logat dan suara orang Arab. Ath Thabrani)
(HR. Al Baihaqi &
Dari segi keterikatan dengah huruf, sifat huruf dibagi dua : 1. Sifat Ashliyyah atau sifat lazimah, yaitu sifat asli yang dimiliki oleh suatu huruf yang tidak dapat terpisahkan dari huruf tersebut dalam kondisi apapun (berharokat fathah, kasroh, dlommah, maupun sukun). 2. Sifat ‘Arodliyyah atau sifat ‘aridloh, yaitu sifat yang ada pada suatu huruf dalam satu kondisi, dan tidak ada dalam kondisi yang lain, seperti sifat tafkhim (tebal) ataau tarqiq (tipis) pada huruf ro’, idhar atau ikhfa’ pada huruf nun mati, dsb. Sifat Ashliyyah atau Sifat Lazimah sebagaimana disebut di atas, adalah suatu hak huruf yang harus selalu diberikan dalam pengucapan suatu huruf. Sifat Ashliyyah atau Sifat Lazimah secara keseluruhan ada tujuh belas. Dan dari tujuh belas sifat tersebut, setiap huruf minimal memiliki lima sifat dan maksimal tujuh sifat. Secara global tujuh belas sifat tersebut dibagai menjadi dua kategori : 1. Sifat yang memiliki lawan., dan 2. Sifat yang tidak memiliki lawan. 1. Sifat yang memiliki lawan : 1.
ُاﻟﮭَﻤْﺲ
ﺮﻬﺍﻟﹾﺠ 2.
ﺪﺓﹸ ّﺍﻟﺸ
: Keluar nafas : hurufnya adalah
ﻜﹶﺖ ﺳﺺﺨ ﺷﺜﹼﻪﻓﹶﺤ
: Tidak keluar nafas : hurufnya adalah selain dari huruf Al Hams
: Suara tertahan
: hurufnya adalah
ﻜﹶﺖ ﺑ ﻗﹶﻂ ﺃﹶﺟﹺﺪ.
(antara sifat syiddah dan sifat Ar Rikhowah ada huruf yang memiiki sifat pertengahan ( ﻂﹸﺳﻮ )ﺍﻟﺘhurufnya adalah ; ﺮﻤﻋ
ﻦﻟ
Panduan Tahsin Tilawah Al Qur’an 29
ﺓﹸﺎﻭﺍﻟﺮﹺّﺧ
: Suara terlepas :
hurufnya adalah selain huruf Asy Syiddah dan At
25
tawassuth 3. ُﻼﹶﺀﻌﺘﺳﺍﻻ
: Lidah naik ke langit-langit26 : hurufnya adalah : ﻗﻆﹾ
ﻔﹶﺎﻝﹸﺘﺳﺍﻻ
: Lidah turun27 : hurufnya adalah selain huruf isti’la’
4. ﺎﻕﺍﻹِﻃﹾﺒ
ﺎﺡﺘﻔﻧﺍﻻ 5. ﺍﻹِﺫﹾﻻﹶﻕ
ﻂﻐ ﺿﺺﺧ
: Lidah lengket dengan langit langit: hurufnya adalah:
ﻅ، ﻁ، ﺽ،ﺹ
: Lidah terpisah dari langit-langit: hurufnya adalah selaih huruf al ithbaq : Mengeluarkan huruf dengan cepat dan mudah: hurufnya adalah
ﻟﹸﺐﻦ ﻣﻓﹶﺮ ﺎﺕﻤﺍﻹِﺻ
: Mengeluarkan huruf dengan tertahan /berat : hurufnya adalah selain dari huruf al idzlaq.28
2. Sifat yang tidak memiliki lawan : 1.
ﺮﻴﻔﺍﻟﺼ
: Keluar suara tambahan menyerupai desis burung; hurufnya adalah
ز، س،ص 2. ﺍﻟﹾﻘﹶﻠﹾﻘﹶﻠﹶﺔﹸ 3.
ﻦﺍﻟﻠﱢﻴ
: Suara memantul ketika mati29 : hurufnya ﺪﺟ
ﻗﹸﻄﹾﺐ
: Mengeluarkan suara dengan lembut : hurufnya adalah huruf
_َﻱ، _َﻭ
(wawu dan ya’ sukun sebelumnya huruf berharokat fathah) 4.
ﺍﻑﺮﺤﻧﺍﻻ
: Miring dari makrojnya30.: hurufnya adalah
ﺭ،ﻝ
25
Sifat Syiddah, Tawassuth, dan Rikhowah sangat berpengaruh pada tempo huruf. Yang dimaksud naik ke langit-langit adalah lidah bagian belakang terangkat ke langit-langit. Konsekwensi dari huruf yang memiliki sifat isti’la’ adalah harus selalu dibaca tafkhim (tebal) dalam segala kondisi (berharokat fathah, kasroh, dlommah, maupun sukun), -keterangan tentang tafkhim lihat catatan kaki nomor 9-. Sifat isti’la’ tidak ada hubungannnya dengan bibir, tetapi hubungannya dengan lidah. Sehingga tidak ada kaitan antara isti’la’ dengan gerakan/bentuk bibir, misalnya dengan memonyongkan bibir. Memonyongkan bibir hanya pada huruf wawu dan huruf yang berharokat dlommah. 27 Huruf yang memilki sifat istifal harus selalu dibaca tarqiq(tipis). 28 Kedua sifat ini (idzlaq dan ishmat) tidak ada hubungan atau pengaruh dalam pengucapan suatu huruf. Akan tetapi hubungannya adalah dengan bahasa. Jika ada kata yang terdiri dari empat atau lima huruf yang tidak satupun dari 26
huruf-huruf tersebut merupakan huruf idzlaq, maka kata tersebut bukan dari bahasa arab. Misal kalimat :
ﺪﺠﺴﻋ
(emas) 29 Qolqolah dibagi dua: (1) qolqolah sughro (jika mati ditengah ayat), dan (2) qolqolah kubro (jika mati/dimatikan di akhir ayat). Pengucapan qolqolah tidak seolah-olah berakhiran hamzah seperti
ْﺀﺩ
(de’). Akan tetapi dipantulkan
secara wajar : ْ( دde)
Panduan Tahsin Tilawah Al Qur’an 30
5. ﺮﻜﹾﺮﹺﻳﺍﻟﺘ
: Ujung lidah bergetar31. Hurufnya adalah ﺭ
6. ﻲﺸ ّ ﻔﹶﺍﻟﺘ
: Angin menyebar di mulut : hurufnya adalah ﺵ
7.
ﻄﹶﺎﻟﹶﺔﹸﺘﺳﺍﻻ
: Suara dan makhroj memanjang32 : hurufnya adalah ﺽ
Dari keterangan diatas, maka jika sifat-sifat masing-masing huruf diuraikan adalah sebagai berikut:
ﺎﺕﻤ ﺍﻹِﺻ، ﺎﺡﺘﻔﻧ ﺍﻻ، ﻔﹶﺎ ﹸﻝﺘﺳﺍﻻ ﺍﻟﹾﻘﹶﻠﹾﻘﹶﻠﹶﺔﹸ، ﺍﻹِﺫﹾﻻﹶﻕ، ﺎﺡﺘﻔﻧﺍﻻ
،
ﻔﹶﺎﻝﹸﺘﺳﺍﻻ
ﺓﹸّﺪ ﺍﻟﺸ، ﺮﻬﺍﻟﹾﺠ
،
ﺎﺕﻤ ﺍﻹِﺻ، ﺎﺡﺘﻔﻧ ﺍﻻ، ﻔﹶﺎ ﹸﻝﺘﺳﺍﻻ ﺍﻟﹾﻘﹶﻠﹾﻘﹶﻠﹶﺔﹸ، ﺎﺕﻤ ﺍﻹِﺻ، ﺎﺡﺘﻔﻧﺍﻻ
،
،
،
٣٣
ُ اﻟﮭَﻤْﺲ- ﺙ
،
ﺓﹸّﺪ ﺍﻟﺸ، ، ﺮﻬ ﺍﻟﹾﺠ- ﺝ
،
، ﺓﹸﺎﻭﺍﻟﺮﹺّﺧ
،
ُ اﻟﮭَﻤْﺲ- ﺡ
ُﻼﹶﺀﻌﺘﺳ ﺍﻻ، ﺓﹸﺎﻭﺍﻟﺮﹺّﺧ
،
ُ اﻟﮭَﻤْﺲ- ﺥ
،
ﺍﻟﹾﻘﹶﻠﹾﻘﹶﻠﹶﺔﹸ، ﺕ ﺎﻤ ﺍﻹِﺻ، ﺎﺡﺘﻔﻧ ﺍﻻ، ﻔﹶﺎ ﹸﻝﺘﺳﺍﻻ ﺎﺕﻤ ﺍﻹِﺻ، ﺎﺡﺘﻔﻧﺍﻻ
ﺓﹸّﺪ ﺍﻟﺸ، ُﺕ – اﻟﮭَﻤْﺲ
ﺓﹸﺎﻭﺍﻟﺮﹺّﺧ
ﻔﹶﺎﻝﹸﺘﺳﺍﻻ
ﺎﺕﻤ ﺍﻹِﺻ، ﺎﺡﺘﻔﻧ ﺍﻻ، ﻔﹶﺎ ﹸﻝﺘﺳﺍﻻ ﺎﺕﻤ ﺍﻹِﺻ، ﺎﺡﺘﻔﻧﺍﻻ
،
ﺃ
ﺓﹸّﺪ ﺍﻟﺸ، ، ﺮﻬﺏ – ﺍ ﹾﻟﺠ
،
ﺎﺕﻤ ﺍﻹِﺻ، ﺎﺡﺘﻔﻧ ﺍﻻ، ﻔﹶﺎ ﹸﻝﺘﺳﺍﻻ
-
،
ﻔﹶﺎﻝﹸﺘﺳﺍﻻ
، ،
ﺓﹸّﺪ ﺍﻟﺸ، ، ﺮﻬ ﺍﻟﹾﺠ- ﺩ ﺓﹸﺎﻭﺍﻟﺮﹺّﺧ
،
ﺮﻬﺫ – ﺍﻟﹾﺠ
ﺮﻜﹾﺮﹺﻳ ﺍﻟﺘ، ﺍﻑﺮﺤﻧ ﺍﻻ، ﺍﻹِﺫﹾﻻﹶﻕ، ﺎﺡﺘﻔﻧ ﺍﻻ، ﻔﹶﺎ ﹸﻝﺘﺳ ﺍﻻ، ﻂﹸﺳﻮ ﺍﻟﺘ، ﺮﻬﺭ – ﺍ ﺍﻟﹾﺠ ﺮﻴﻔﺍﻟﺼ ﺮﻴﻔﺍﻟﺼ
،
ﺎﺕﻤ ﺍﻹِﺻ، ﺎﺡﺘﻔﻧﺍﻻ
،
ﻔﹶﺎﻝﹸﺘﺳﺍﻻ
،
ﺓﹸﺎﻭﺍﻟﺮﹺّﺧ
،
ﺮﻬ ﺍﻟﹾﺠ- ﺯ
ﺎﺕﻤ ﺍ ِﻹﺻ، ﺎﺡﺘﻔﻧ ﺍﻻ، ﻔﹶﺎ ﹸﻝﺘﺳﺍﻻ
،
، ﺓﹸﺎﻭﺍﻟﺮﹺّﺧ
،
ُ اﻟﮭَﻤْﺲ- ﺱ
ّﻲﻔﹶﺸ ﺍﻟﺘ، ﺎﺕﻤ ﺍ ِﻹﺻ، ﺎﺡﺘﻔﻧ ﺍﻻ، ﻔﹶﺎ ﹸﻝﺘﺳﺍﻻ
،
، ﺓﹸﺎﻭﺍﻟﺮﹺّﺧ
،
ُ اﻟﮭَﻤْﺲ- ﺵ
ﺮﻴﻔ ﺍﻟﺼ، ﺕ ﺎﻤ ﺍﻹِﺻ، ﺎﻕ ﺍﻹِﻃﹾﺒ، ُﻼﹶﺀﻌﺘﺳ ﺍﻻ، ﺓﹸﺎﻭﺍﻟﺮﹺّﺧ
،
ُ اﻟﮭَﻤْﺲ- ﺹ
،
ﻄﹶﺎﻟﹶﺔﹸﺘﺳ ﺍﻻ، ﺎﺕﻤ ﺍﻹِﺻ، ﺎﻕ ﺍﻹِﻃﹾﺒ، ُﻼﹶﺀﻌﺘﺳ ﺍﻻ، ﺓﹸﺎﻭﺍﻟﺮﹺّﺧ ﺍﻟﹾﻘﹶﻠﹾﻘﹶﻠﹶﺔﹸ، ﺎﺕﻤ ﺍﻹِﺻ، ﺎﻕ ﺍﻹِﻃﹾﺒ، ُﻼﹶﺀﻌﺘﺳ ﺍﻻ، ﺓﹸّﺪﺍﻟﺸ
، ،
ﺮﻬ ﺍﻟﹾﺠ- ﺽ
ﺮﻬ ﺍﻟﹾﺠ- - ﻁ
30
Maksudnya adalah miringnya huruf setelah keluar dari makhrojnya hingga menyentuh makroj huruf lain. Huruf lam miring hingga ke ujung lidah, sedangkan huruf ro’ miring ke bagian permukaan lidah. 31 Harus dihindari bergetarnya ujung lidah berlebihan sehingga seolah menimbulkan lebih dari satu huruf ro’ 32 Memanjang diseluruh sisi lidah dengan gigi geraham(5 gigi belakang). Pengaruh dari sifat ititholah pada huruf ض adalah pada tempo suara huruf ضyang lebih, terutama saat sukun atau bertasydid. 33 Hanya huruf ro’ saja yang memiliki 7 sifat.
Panduan Tahsin Tilawah Al Qur’an 31
ﻅ -ﺍﻟﹾﺠﻬﺮ
ﺍﻟﺮﹺّﺧﺎﻭﺓﹸ ،ﺍﻻﺳﺘﻌﻼﹶﺀُ ،ﺍﻹِﻃﹾﺒﺎﻕ ، ﺍﻹِﺻﻤﺎﺕ
،
ﻉ -ﺍﹾﻟﺠﻬﺮ ، ﺍﻟﺘﻮﺳﻂﹸ ،ﺍﻻﺳﺘﻔﹶﺎ ﹸﻝ ،ﺍﻻﻧﻔﺘﺎﺡ ، ﺍﻹِﺻﻤﺎﺕ ﻍ - -ﺍﻟﹾﺠﻬﺮ
،
ﻑ -اﻟﮭَﻤْﺲُ
،
ﻕ -ﺍﹾﻟﺠﻬﺮ
،
ﺍﻟﺮﹺّﺧﺎﻭﺓﹸ ،ﺍﻻﺳﺘﻌﻼﹶﺀُ
ﺍﻟﺮﹺّﺧﺎﻭﺓﹸ ،
ﺍﻻﺳﺘﻔﹶﺎﻝﹸ
،
ﺍﻻﻧﻔﺘﺎﺡ ، ﺍﻹِﺻﻤﺎﺕ
، ،
ﺍﻻﻧﻔﺘﺎﺡ ، ﺍﻹِﺫﹾﻻﹶﻕ
ﺍﻟﺸّﺪﺓﹸ ،ﺍﻻﺳﺘﻌﻼﹶﺀُ ،ﺍﻻﻧﻔﺘﺎﺡ ، ﺍﻹِﺻﻤﺎﺕ ، ﺍﻟﹾﻘﹶﻠﹾﻘﹶﻠﹶﺔﹸ
ﻙ – اﻟﮭَﻤْﺲُ ،ﺍﻟﺸّﺪﺓﹸ ،ﺍﻻﺳﺘﻔﹶﺎﻝﹸ ،ﺍﻻﻧﻔﺘﺎﺡ ، ﺍﻹِﺻﻤﺎﺕ ﻝ -ﺍ ﺍﻟﹾﺠﻬﺮ ، ﺍﻟﺘﻮﺳﻂﹸ ،ﺍﻻﺳﺘﻔﹶﺎﻝﹸ
،
ﺍﻻﻧﻔﺘﺎﺡ ، ﺍﻹِﺫﹾﻻﹶﻕ ، ﺍﻻﻧﺤﺮﺍﻑ
ﻡ – ﺍﻟﹾﺠﻬ ﺮ ،ﺍﻟﺘﻮﺳﻂﹸ ،
،
ﺍﻻﺳﺘﻔﹶﺎ ﹸﻝ ،ﺍﻻﻧﻔﺘﺎﺡ ، ﺍﻹِﺫﹾﻻﹶﻕ
ﻥ -ﺍﻟﹾﺠﻬ ﺮ ،ﺍﻟﺘﻮﺳﻂﹸ ،
،
ﺍﻻﺳﺘﻔﹶﺎ ﹸﻝ ،ﺍﻻﻧﻔﺘﺎﺡ ، ﺍﻹِﺫﹾﻻﹶﻕ
ﻭ -ﺍﻟﹾﺠﻬﺮ
ﺍﻟﺮﹺّﺧﺎﻭﺓﹸ ،
،
ﻫـ _ اﻟﮭَﻤْﺲُ
ﻱ -ﺍﻟﹾﺠﻬﺮ
،
،
ﺍﻻﺳﺘﻔﹶﺎﻝﹸ
،
ﺍﻟﺮﹺّﺧﺎﻭﺓﹸ ،
ﺍﻟﺮﹺّﺧﺎﻭﺓﹸ ،
،
،
،
ﺍﻻﻧﻔﺘﺎﺡ ، ﺍﻹِﺻﻤﺎﺕ
ﺍﻻﺳﺘﻔﹶﺎ ﹸﻝ ،ﺍﻻﻧﻔﺘﺎﺡ ، ﺍﻹِﺻﻤﺎﺕ
ﺍﻻﺳﺘﻔﹶﺎ ﹸﻝ ،ﺍﻻﻧﻔﺘﺎﺡ ، ﺍﻹِﺻﻤﺎﺕ
Panduan Tahsin Tilawah Al Qur’an 32
HUKUM NUN MATI ATAU TANWIN
( ٌ ٍ ً / ) ﻥﹾ 1.
ﺎﺭﺇﹺﻇﹾﻬ
: Jelas/ terang. Nun mati atau tanwin dibaca jelas tanpa menahan
ﺃ ﻫـ ﻉ ﺡ ﻍ ﺥ
ghunnah ketika bertemu dengan huruf misal :
2.
ﺔﻨ ﺑﹺﻐﻏﹶﺎﻡﺇﹺﺩ
: Masuk disertai ghunnah (dengung). Nun mati atau tanwin dimasukkan (melebur) kedalam huruf berikutnya disertai menahan ghunnah sekitar dua harokat34 ketika bertemu huruf
misal :
35
٣٦
ﻱ ﻥ ﻡ ﻭ
34
Lihat catatan kaki nomor 15 Kesalahan umum yang terjadi saat pengucapan idghom bighunnah adalah ghunnah tidak ditahan, atau menahan suara يatau وtanpa ada ghunnah, atau menahan ghunnah terlalu lama (berlebihan) dan menggelombang35
gelombangkannya yang disebut oleh ulama tajwid sebagai
ﺎﺕﻨ ﺍﻟﻐﻄﹾﻨﹺﲔﺗ. Panduan Tahsin Tilawah Al Qur’an 33
Praktek surat Al Insan 19 - 31 3.
ﺔ ﺑﹺﻼﹶ ﻏﹸﻨﻏﹶﺎﻡﺇﹺﺩ
: Masuk tanpa ghunnah. Nun mati atau tanwin dimasukkan /melebur ke huruf berikutnya tanpa adanya ghunnah ketika bertemu huruf
ﻝ ﺭ,
misal :
4.
ﺇﹺﻗﹾﻼﹶﺏ
: Membalik/merubah. Nun mati atau tanwin dirubah seperti mim disertai menahan ghunnah sekitar dua harokat ketika bertemu dengan huruf ﺏ 37
Praktek Surat Al Humazah dan Ali ‘Imran : 18-22 5. ٌﻔﹶﺎﺀﺇﹺﺧ
: Menyamarkan. Nun mati atau tanwin dibaca samar (antara idzhar dan idghom)38 disertai menahan ghunnah sekitar dua harokat ketika bertemu selain huruf-huruf yang diatas. Yaitu :
ﺕ ﺙ ﺝ ﺩ ﺫ ﺯ ﺱ ﺵ ﺹ
ﺽ ﻁ ﻅ ﻑ ﻕ ﻙ 36
Pengecualian dari Idghom bighunnah dalam kalimat :
ﻴﺎﻧﺍﻟﺪ
,
nun mati harus dibaca Idzhar, tidak dibaca idghom bighunnah. 37
Cara pengucapannya adalah menempelkan/menutup kedua bibir dengan lembut, tidak ditekan sebagaimana pengucapan pada mim yang bertasydid. Sehingga suara mim terdengar agak samar. Ada pula yang menyatakan pengucapannya adalah dengan sedikit merenggangkan kedua bibir (bibir tidak menempel) atau menyentuhkan gigi seri atas dengan bibir bawah. Akan tetapi – wallohu a’lam - yang lebih kuat menurut para ulama adalah kedua bibir tetap menempel/tertutup akan tetapi menempel dengan lembut (tidak ditekan). Kesalahan umum yang terjadi adalah ghunnah tidak ditahan. 38 Cara pengucapannya adalah nun mati atau tanwin disamarkan, namun posisi bibir atau lidah sudah siap masuk ke huruf berikutnya dengan menahan ghunnahnya. Sehingga cara pengucapan ikhfa’ berbeda-berbeda tergantung makroj huruf berikutnya. Jika sesudahnya adalah huruf isti’la’ ( ) ص ض ط ظ قmaka ikhfa’ juga harus dibaca tafkhim (tebal), dan jika sesudahnya adalah huruf istifal ( ) ت ث ج د ذ ز س ش كmaka ikhfa’ juga harus dibaca tarqiq (tipis). Kesalahan umum yang terjadi adalah ghunnah tidak ditahan.
Panduan Tahsin Tilawah Al Qur’an 34
Praktek Surat Al Muzzammil
Panduan Tahsin Tilawah Al Qur’an 35
HUKUM MIM MATI
1.
ﻦﹺﻣﺜﹾﻠﹶﻴ ﻏﹶﺎﻡﻲ ( ﺇﹺﺩﻤﻴ ﻣﻏﹶﺎﻡ)ﺇﹺﺩ
: Mim mati bertemu dengan huruf
ﻡ
. Mim mati
langsung dimasukkan kedalam huruf mim berikutnya disertai manahan ghunnah sekitar dua harokat (sama persis dengan cara pengucapan huruf mim yang bertasydid), misal :
2.
ﺷﻔﹶﻮﹺﻱ ٌﻔﹶﺎﺀﺇﹺﺧ
: Mim mati bertemu dengan huruf
ﺏ
. Cara
pengucapannya sama persis dengan pengucapan iqlab (lihat catatan kaki nomor 3٧).39
3.
ﺷﻔﹶﻮﹺﻱ ﺎﺭﺇﹺﻇﹾﻬ
: Mim mati bertemu dengan seluruh huruf selain
ﺏ
dan ﻡ. Mim mati dibaca jelas tanpa menahan ghunnah.40
Praktek Surat Al Fiil , Al Isro’ : 68- 71 , Al Mu’minun : 51 -76
39
Kesalahan umum saat membaca ikhfa’ syafawi adalah tidak menahan ghunnahnya. . Kesalahan yang umum terjadi adalah ketika huruf mim mati bertemu dengan huruf فsering dibaca samar atau dengan menahan ghunnah. 40
Panduan Tahsin Tilawah Al Qur’an 36
HUKUM MAD (BACAAN PANJANG) Secara global hukum mad dibagi menjadi dua : (1) Mad Asli, dan (2) Mad Far’i (cabang). 1. Mad Asli. Panjangnya dua harokat(tidak boleh lebih atau kurang), yang termasuk mad asli adalah 41: 1. Mad Thobi’i : Apabila ada alif setelah huruf berfathah, ya’ sukun setelah huruf berkasroh, atau wawu sukun setelah huruf berdlommah42 :
ُﻭ- ، ِﻱ- ، َﺍ-
. misal :
ﺎﻬﻴﺣﻮﻧ 2. Mad Badal
: Yaitu hamzah yang dibaca mad : misal ,
3. Mad ‘Iwadl
: Berhenti pada huruf berharokat fathah tanwin selain huruf
ﺓ.
cara
membacanya adalah dengan menghilangkan tanwin, dan membaca huruf tersebut dua harokat43. Misal : 4. Mad Tamkin : Yaitu jika ada ya’ yang bertasydid bertemu dengan ya’ sukun. Panjangnya 2 harokat : misal : 5. Mad Shilah Qoshiroh (sughro) : Adalah huruf ha’ ( ) ﻩdlomir (kata ganti ketiga tunggal)44, yang sebelumnya dalah huruf hidup. Misal , . 45
41
Banyak pula ulama yang menggolongkan mad asli hanya mad thobi’i, dan menggolongkan mad badal, mad ‘iwadl, mad tamkin, dan mad shilah qoshiroh dalam mad far’i (cabang), tidak dalam mad asli. Namun intinya tetap dibaca 2 harokat. 42 Di dalam mushaf timur tengah tidak ada fathah/kasroh/dlommah yang berdiri. 43 Kesalahan umum yang terjadi ketika membaca mad ‘iwadl adalah membacanya lebih dari dua harokat dengan anggapan setiap akhir ayat dapat dipanjangkan lebih dari dua harokat, terutama jika di akhir surat, atau seorang imam sholat yang mengakhiri bacaannya pada mad ‘iwadl ketika mau ruku’. 44 Ha’ dlomir (kata ganti ketiga tunggal) selalu dibaca panjang jika sebelumnya adalah huruf hidup, dan selalu dibaca pendek jika sebelumnya huruf sukun atau huruf mad. Pengecualian pada kalimat –kalimat :
(QS. Al Furqon : 69) : ha’ dlomir ( ه ( QS. Az Zumar : 7). :
ha’ dlomir (
(QS. Al A’rof : 111), dan
) dibaca panjang.
) هdibaca pendek.
(QS. An Naml : 28) : ha’ dlomir (
) هdibaca sukun.
45
Dalam mushaf cetakan Indonesia, mad shilah biasanya ditandai dengan dlommah atau kasroh yang berdiri. Namun dalam mushaf timur tengah, dlommah dan kasroh tetap seperti biasa, tapi setelah dlommah terdapat huruf wawu kecil, dan setelah kasroh terdapat huruf ya’ yang berbentuk seperti sudut ( )
Panduan Tahsin Tilawah Al Qur’an 37
Praktek Surat Al Furqon 1- 11 2. Mad Far’i (cabang). Suluruh mad, panjang aslinya adalah dua harokat. Panjang mad menjadi lebih dari dua harokat jika ada sebab. Dan jika sebab tersebut tidak ada, maka tidak boleh sama sekali memanjangkan mad lebih dari dua harokat. Sebab tersebut secara global dibagi dua yaitu : 1. Sebab Hamzah : 1. Mad Wajib muttasil: Yaitu jika setelah mad asli ada hamzah dalam satu kalimat(kata). Panjangnya 4 atau 5 harokat. misal : , , ,
, , Praktek Surat Al Baqarah ayat 13 - 24 2. Mad Jaiz Munfashil : Yaitu jika setelah mad asli ada hamzah di lain kalimat. Panjangnya 2, 4, atau 5 harokat. Misal :
. Praktek
Surat Al Kafirun. 3. Mad Shilah Thowilah (kubro) : Yaitu jika setelah mad shilah qoshiroh (sughro) ada huruf hamzah. Panjangnya 2, 4, atau 5 harokat. 46misal :
, , Praktek Ayat Kursi ( QS. Al Baqarah : 255) 2. Sebab Sukun 1. Mad ‘Aridl lissukun : Yaitu jika setelah mad asli ada huruf yang diwaqofkan(dimatikan). Panjangnya adalah 2, 4, 6 harokat47. Misal. ٤٨
46
Bacaan yang umum kita gunakan adalah bacaan dengan riwayat Hafsh dari ‘Ashim dengan Jalur (thoriqoh) Syathibiyyah. Dalam jalur syathibiyyah, mad jaiz munfashil dan mad shilah thowilah hanya boleh dibaca 4 atau 5 harokat (tidak boleh 2 harokat). Sedangkan mad jaiz munfasil dan mad shilah thowilah yang boleh dibaca 2 harokat, adalah jalur (thoriqoh) Thoyyibatun Nasyr, yang jika kita menggunakannya (membaca mad jaiz munfasil dan mad shilah thowilah 2 harokat) terdapat konsekwensi-konsekwensi perubahan dalam beberapa hukum tajwid yang lain. Jika kita tidak memahami konsekwensi-konsekwensi tersebut, maka lebih baik tetap membaca mad jaiz munfasil dan mad shilah thowilah 4 atau 5 harokat.( Abdul Fattah As Sayyid ‘Ajmi, Hidayatul Qori’ ila Tajwidi Kalamil Bari, Madinah: Darul Fajr Al Islamiyyah, 2001, 1/ 296-298) 47 Banyak orang yang beranggapan setiap akhir ayat dapat dipanjangkan lebih dari dua harokat, terutama jika di akhir surat, atau seorang imam sholat yang mengakhiri bacaannya ketika mau ruku’. Sedangkan yang dapat dipanjangkan hingga 6 harokat hanyalah jika setelah mad asli ada huruf yang diwaqofkan(dimatikan). Jika tidak maka tetap harus dibaca mad asli . misal mad thobi’i :
, atau mad ‘iwadl, misal :
. 48
Jika yang dimatikan adalah mad wajib muttashil, maka dibaca 5 atau 6 harokat misal : .
Panduan Tahsin Tilawah Al Qur’an 38
Praktek Surat At Tiin. 2. Mad Lin : Yaitu jika wawu atau ya’ sukun setelah huruf yang berharokat fathah, dan sesudahnya ada huruf yang diwaqofkan(dimatikan). Panjangnya 2, 4, atau 6 harokat. Misal :
. . Praktek Surat Quraisy.
3. Mad Farq : Yaitu mad badal bertemu dengan huruf yang bertasydid. Panjangnya 6 harokat. Di dalam Al qur’an hanya ada empat pada empat tempat, yaitu kalimat
(QS. Al An’am ayat 143, dan 144), dan kalimat (QS. Yunus ayat 59 dan An Naml ayat 59) 4. Mad lazim : Mad lazim dibagi empat macam , seluruhnya wajib dibaca 6 harokat. Mad lazim Mutsaqqol Kalimi ;Yaitu mad asli bertemu huruf yang bertasydid49. Misal
،
،
Praktek surat Al An’am : 76-80 Mad Lazim Mukhoffaf Kalimi : Yaitu mad badal bertemu huruf sukun. Di dalam Al Qur’an hanya ada pada 2 tempat (QS. Yunus ayat 51 dan 91 dengan kalimat yang sama yaitu : Mad Lazim Mutsaqqol Harfi :Yaitu huruf
ﻠﹸﻜﹸﻢﺴ ﻋﻘﹶﺺ ﻧdi awal-awal surat yang
diidghomkan. Cara bacanya adalah dengan membaca abjadnya dan dipanjangkan 6 harokat kemudian diidghomkan pada huruf berikutnya. Misal: Mad Lazim Mukhoffaf Harfi : yaitu huruf
ﻠﹸﻜﹸﻢﺴ ﻋﻘﹶﺺ ﻧdi awal-awal surat yang
tidak diidghomkan. Misal , , Secara keseluruhan huruf-huruf yang dipakai sebagai pembuka surat ada 14 huruf, yang dapat dirangkai menjadi
ﻪﺤﻴﺼ ﺍﻟﻨﻚﻌﻤ ﺳﻕ ﻃﹶﺮatau ﺮ ﺳ ﻟﹶﻪﻊ ﻗﹶﺎﻃﻴﻢﻜ ﺣﺺﻧ
49
Kesalahan umum saat membaca Mad lazim mutsaqqol kalimi adalah huruf yang bertasydid setelah bacaan mad tersebut dibaca lemah seolah tanpa tasydid. Atau langsung masuk ke tasydid dan tidak memanjangkan mad 6 harokat.
Panduan Tahsin Tilawah Al Qur’an 39
Huruf-huruf tersebut kemudian dibagi menjadi tiga kategori, yaitu : 1- Huruf-huruf yang dibaca abjad hijaiyyahnya dan dipanjangkan 6 harokat, ada 8 huruf dirangkai menjadi
ﻠﹸﻜﹸﻢﺴ ﻋﻘﹶﺺﻧ
2- Huruf-huruf yang dibaca mad thobi’i
(2 harokat) dan tidak dibaca abjad
hijaiyyahnya, ada 5 huruf dirangkai menjadi : ﺮﻃﹶﻬ Misal : dibaca :
ﻲ ﺣ50 ,
ﺎﻃﹶﺎﻫ
3- Huruf yang dibaca abjad hijaiyyahnya dan tidak dipanjangkan sama sekali, yaitu huruf alif () ا Secara praktek, ketika menyambung huruf-huruf tersebut dalam satu rangkaian bacaan, berlaku hukum nun mati dan mim mati. Misalnya huruf ( ﻝ) ﻻﹶﻡ bertemu dengan huruf ( ﻡﻴﻢ) ﻣ, maka berlaku hukum Idghom Miimi. Dan Jika huruf
( ﻝ ) ﻻﹶﻡbertemu dengan huruf
ﺭ, maka berlaku hukum Idhar Syafawi (lihat
bahasan Mim Mati). Demikian juga jika huruf ( ﻉﲔ )ﻋbertemu dengan huruf ﺹ
(ﺎﺩ)ﺻ, maka berlaku hukum Ikhfa’. Dan jika huruf ( ﺱﲔ ) ﺳbertemu dengan huruf ﻡ (ﻴ ﻢ) ﻣ, maka berlaku hukum Idghom Bighunnah (lihat bahasan nun mati ). Dst. Praktek
Catatan : Tanda ( ~ ) bukanlah tanda baca, bukan pula sebab mad menjadi panjang. Akan tetapi sebabnya adalah yang telah disebutkan diatas. Misal dalam kalimat :
Dalam kalimat ada tanda (
~ ) karena ada
hamzah ( )أpada ayat berikutnya. Jadi jika
berhenti pada kalimat , tetap harus dibaca mad asli (2 harokat), karena sebabnya ada pada ayat berikutnya . Namun jika disambung (washol) dengan ayat berikutnya, maka dibaca mad jaiz munfasil karena ada sebab hamzah. Tanda ( ~ ) sifatnya hanya membantu, bukan patokan. Demikian pula misalnya pada kalimat :
Para ulama juga menggolongkannya pada mad asli. Kesalahan umum saat membaca huruf-huruf ini ( ﺮﻃﹶﻬ
50
ﻲﺣ
)
adalah dibaca abjad hijaiyyahnya, atau dibaca lebih panjang dari dua harokat.
Panduan Tahsin Tilawah Al Qur’an 40
Jika berhenti (waqof) pada kalimat , maka dibaca mad ‘aridl lissukun (2- 6 harokat), karena ada sebab setelah mad ada huruf yang dimatikan. Namun jika disambung (washol) dengan ayat berikutnya , maka harus dibaca mad asli (2 harokat), karena sebab mad dapat lebih panjang dari dua harokat tidak ada. Jadi untuk memastikan suatu mad dapat lebih panjang dari dua harokat atau tidak, adalah dengan memastikan ada tidaknya sebab-sebab yang telah diuraikan diatas.
Panduan Tahsin Tilawah Al Qur’an 41
MACAM-MACAM IDGHOM 1. Idghom Mutamatsilain (ﻴﻦﹺ ﻠﹶﺎﺛﻤﺘﻣ
ﻏﹶﺎﻡ) ﺇﹺﺩ
Yaitu mengidghomkan huruf kedalam huruf
yang sama makroj dan sifatnya (huruf yang sama), yang sebelumnya sukun , dan yang berikutnya berharokat(hidup) sehingga seolah-olah menjadi satu huruf bertasydid . Misal :
،
، ،
Huruf dal dan ba’ tidak boleh dibaca qolqolah, tetapi langsung masuk pada huruf berikutnya
،
Huruf wawu tidak boleh ditahan seperti idhgom bighunnah, akan tetapi cukup ditekan secara wajar. Jika huruf wawu atau ya’ merupakan huruf mad, maka tidak dapat diidghomkan pada huruf berikutnya. Misal :
،
2. Idghom Mutajanisain (ﲔﹺﺎﻧﹺﺴﺠﺘﻣ
ﻏﹶﺎﻡ) ﺇﹺﺩ
Yaitu mengidghomkan huruf kedalam huruf
yang sama makrojnya namun berlainan sifatnya. Misal :
ظ--- ذ
ت--- د
د--- ت
Panduan Tahsin Tilawah Al Qur’an 42
ط-- ت
ذ-- ث
ب –م
Huruf yang pertama langsung dimasukkan pada huruf berikutnya, atau huruf pertama seolah-olah dihilangkan dan huruf berikutnya ditasydid sehingga dinamakan idghom taam/sempurna.
،
،
ط– ت
Huruf tho’ tidak gugur seratus persen. Qolqolah pada huruf tho’ tidak dibaca, namun sifat Ithbaq atau sifat tebal(tafkhim) tho’ masih ada, sehingga dinamakan Idhgom Naqish /tidak sempurna. 3. Idghom Mutaqoribain (ﻦﹺﻴﻘﹶﺎﺭﹺﺑﺘﻣ
ﻏﹶﺎﻡ) ﺇﹺﺩ
Yaitu mengidghomkan huruf kedalam huruf
yang berdekatan makroj dan sifatnya. Misal :
٥١
ل –ر
ﻕ–ﻙ
Huruf yang pertama langsung dimasukkan pada huruf berikutnya, atau huruf pertama seolah-olah dihilangkan dan huruf berikutnya ditasydid sehingga juga termasuk idghom taam/sempurna.52
Catatan : Ada suatu kesalahan yang rawan terjadi yaitu membaca idghom pada huruf-huruf yang harus dibaca idhar/ jelas : Misal :
ﺫ–ﺩ
،
ﺫ –ﺹ،
ﺫ–ﺝ
،
ﺫ–ﺱ
،
ﺫ–ﺕ ﺫ–ﺯ
51
Sebagian Ulama ada yang menggolongkannya pada Idghom Mutajanisain. Dalam Mushaf Timur tengah, jika idghom taam (sempurna ), maka huruf yang diidghomi ditandai dengan tasydid. Dan jika idghom naqish (tidak sempurna), maka tidak diberi tasydid. 52
Panduan Tahsin Tilawah Al Qur’an 43
ﺕ–ﺯ،
ﺕ –ﺝ،
ﺕ–ﺙ
ﺕ–ﺱ
ﺕ–ﻅ،
ﺯ- ﺩ،
ﺩ–ﺫ،
ﺩ–ﺝ
ﺩ–ﺹ،
ﺩ–ﺵ،
ﺩ–ﺱ
ﻁ- ﺽ،
ﺩ–ﻅ،
Huruf-huruf dalam bacaan diatas (ﺽ،ﺩ
ﺕ–ﺹ،
ﺩ–ﺽ
، ﺕ، ) ﺫtetap harus dibaca idhar (jelas), dan tidak boleh
dibaca idghom. Dan pada huruf ( ) ﺩtetap harus dibaca qolqolah.53
53
‘Abdul Fattah As Sayyid ‘Ajmi, Op. Cit. 1/ 245-247. Kalimat-kalimat yang digaris bawah adalah kalimat-kalimat
yang paling rawan terjadi kesalahan.
Panduan Tahsin Tilawah Al Qur’an 44
WAQOF Waqof artinya berhenti, lawannya adalah washol yang artinya sambung(terus). Masalah waqof dan washol merupakan hal yang sangat penting dalam tilawah Al Qur’an. Karena waqof dan washol sangat terkait dengan makna ayat. Jika tidak tepat dalam waqof dan washol, maka boleh jadi akan merubah makna. Bahkan Ali bin Abi Tholib ra. ketika ditanya tentang makna firman Allah swt. ٥٤
beliau menjawab :
ﻑﻗﹸﻮﺮﹺﻓﹶﺔﹸ ﺍﻟﹾﻮﻌﻭﻣ ﻑﻭﺮ ﺍﻟﹾﺤﺪﻮﹺﻳﺠﺗ
(membaca huruf dengan tajwid dan
55
mengetahui waqof.)
Sehingga berdasarkan pernyataan Ali bin Abi Tholib ra. tersebut, seseorang belum dapat dikatakan membaca Al Qur’an dengan tartil jika tidak menguasai masalah waqof. Dari segi makna ayat, waqof dibagi 4 macam, yaitu : 1.
ﺎﻡ ﺍﻟﺘﻗﹾﻒﺍﻟﹾﻮ
:
Yaitu berhenti pada ayat yang telah sempurna ma’nanya dan tidak
terkait dengan ayat berikutnya baik lafadz maupun maknanya. Misal :
2.
ﻲ ﺍﻟﹾﻜﹶﺎﻓﻗﹾﻒﺍﻟﹾﻮ
:
Yaitu berhenti pada ayat yang telah sempurnya maknanya namun
secara lafadz ayat tersebut berkaitan dengan ayat berikutnya. Misal :
3.
ﻦﺴ ﺍﻟﹾﺤﻗﹾﻒ ﺍﻟﹾﻮ:
yaitu berhenti pada ayat yang telah sempurna ma’nanya namun
ma’na dan lafadz ayat tersebut berkaitan dengan ayat berikutnya. Oleh karena itu dianjurkan untuk memulai dari kalimat sebelumnya. Kecuali jika di akhir ayat. Misal :
…
54 55
QS. Al Muzzammil ayat 4 Ibnul Jazariy , An Nasyr fil qiro’atil ‘asyr, Beirut, Darul kutub; Juz 1 hal 254
Panduan Tahsin Tilawah Al Qur’an 45
4. ﺦﺍﻟﹾﻘﹶﺒﹺﻴ
ﻗﹾﻒﺍﻟﹾﻮ
: Yaitu berhenti pada ayat yang belum sempurna maknanya, yang jika
dilakukan akan memberikan makna yang tidak bagus atau bahkan merubah arti. Misal ::
.. Waqof ini jika dilakukan dengan sengaja maka hukumnya tercela, kecuali jika berhenti karena darurat, seperti nafas habis, batuk, bersin, atau menguap, maka wajib mengulang. Untuk mengetahui kaidah waqof-waqof diatas, tentu saja sangat diperlukan pemahaman terhadap makna ayat-ayat Al Qur’an dan tata bahasa arab. Namun agar waqof tilawah kita tepat dan terhindar dari kesalahan arti (terutama bagi yang tidak menguasai tata bahasa arab), maka dalam mushaf Al Qur’an diberikan tanda-tanda waqof yang disesuaikan dengan makna ayat. Dan bagi yang memiliki kemampuan pemahaman terhadap ayat-ayat Al Qur’an dan tata bahasa arab, maka ia tidak terikat dengan tanda-tanda tersebut. Karena tanda-tanda tersebut sifatnya tidak mutlak. Sebagaimana diungkapkan oleh Imam Al Jazari :
ﺐ ﺒ ﺳﺎﻟﹶﻪ ﻣﺮ ﻏﹶﻴﺍﻡﺮﻻﹶ ﺣ ﻭ... ﺐﺟ ﻭﻗﹾﻒ ﻭﻦ ﻣﺁﻥ ﰲ ﺍﻟﹾﻘﹸﺮﻟﹶﻴﺲﻭ “Di dalam Al Qur’an tidak ada waqof yang sifatnya wajib atau haram kecuali karena suatu sebab.56 Bahkan boleh jadi kita dapati satu cetakan mushaf yang satu dengan yang lainnya, dalam satu ayat yang sama memiliki tanda waqof yang berbeda. Tanda-tanda waqof tersebut adalah : : harus waqof
1. 2. 3. 4.
ط ج
7.
: lebih utama waqof : boleh waqof boleh wasol : lebih utama washol
5. 6.
: lebih utama waqof
ﻻ
: berhenti pada salah satu tanda : tidak boleh waqof57
56
Imam Ibnu Al Jazari., Al Muqoddimah Fiimaa ‘Ala Qor’ il Qur’ani An Ya’lamah Berhenti diakhir ayat tetap boleh walaupun terdapat tanda ( )ﻻdi akhir ayat, namun harus melanjutkan ayat berikutnya (tidak berhenti tilawah). Misalnya : ﻻ 57
Panduan Tahsin Tilawah Al Qur’an 46
Catatan : Ketika waqof, huruf terakhir harus mati atau dimatikan. Tidak boleh waqof dalam kondisi huruf hidup, baik waqof ditengah ayat maupun di akhir ayat. Imam Al Jazari menyatakan :
ﻛﹶﻪ ﺑﹺﻜﹸﻞﱢ ﺍﳊﹶﺮﻗﹾﻒﺭﹺ ﺍﻟﹾﻮﺎﺫﺣﻭ “Hindari waqof dengan harokat (huruf hidup)”58
Jika huruf terakhir adalah huruf mati, maka dibaca apa adanya : misal (huruf yang terakhir adalah alif)
-
-
-
-
Jika huruf terakhir adalah huruf hidup, maka harus dimatikan 59(termasuk jika huruf sebelum akhir juga huruf mati), misal :
-
-
-
٦٠
58
59
, Imam Ibnu Al Jazari. Loc. Cit. Pengecualian jika berhenti (waqof) pada lafadz
(QS. An Naml ; 36), maka boleh mematikan pada
huruf ya’, sehingga dibaca famaa aataanii. Atau boleh juga mematikan pada huruf nun dan huruf ya’ tidak dibaca, sehingga dibaca famaa aataan.
Panduan Tahsin Tilawah Al Qur’an 47
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
٦١
60
Jika mati pada mad shilah, huruf ( هha’ dlomir) tetap harus dimatikan. Kesalahan umum saat waqof pada kondisi huruf sebelum akhir berharokat sukun(mati), adalah berhenti pada huruf sebelum akhir tersebut dan menghilangkan (tidak membaca) huruf yang terakhir sesudahnya. Atau kesalahan yang lain adalah dengan menghidupkan huruf yang terakhir. Yang tepat adalah huruf yang terakhir tetap dibaca (tidak hilang), namun hurus dimatikan. Sehingga huruf terakhir dan sebelum akhir sama-sama mati. 61
Panduan Tahsin Tilawah Al Qur’an 48
Jika huruf terakhir adalah ta’ marbuthoh () ﺓ, maka ketika mati menjadi huruf ﻩ, misal :
Jika huruf terakhir berharokat fathatain (ً ), maka ketika mati dibaca mad iwadl (lihat bab mad)62, kecuali pada huruf ﺓtetap dibaca seperti kaidah mati pada ﺓdiatas. Misal:
62
Termasuk pada hamzah yang berharokat fathatain ( ًء
) walaupun sesudahnya tidak ada huruf alif. Panduan Tahsin Tilawah Al Qur’an 49
Jika huruf terakhir yang dimatikan bertasydid, ada beberapa kondisi : - Jika mematikan huruf mim dan nun yang bertasydid, maka huruf mim atau nun dimatikan dengan menahan ghunnahnya sekitar dua harokat , misal :
-
-
-
-
-
-
63
Jika mematikan huruf qolqolah ( ق، ج، ) بyang bertasydid, maka huruf tersebut tidak langsung diqolqolahkan, tetapi ditahan sejenak baru diqolqolahkan (dipantulkan)63. Misal :
-
-
-
-
-
Jika mematikan huruf bertasydid selain pada dua kondisi diatas, maka dibaca mati dengan sidikit ditekan. Misal :
Kesalahan umum dalam masalah ini adalah misalnya dalam kalimat
,
adalah dengan sedikit
memanjangkan huruf ()ح. Yang tepat adalah menahan sejenak qolqolahnya baru dikeluarkan, bukan memanjangkan huruf sebelumnya, huruf sebelumnya tetap harus dibaca 1 harokat.
Panduan Tahsin Tilawah Al Qur’an 50
-
-
-
-
-
-
-
.
-
Panduan Tahsin Tilawah Al Qur’an 51
ISTILAH-ISTILAH DALAM AL QUR’AN 1.
ﺔﻜﹾﺘﺳ
: berhenti sejenak tanpa bernafas pada ayat : ٦٨
2.
ﺎﻡﺷﻤ ﺇﹺ
٦٧
:
٦٦
٦٥ ٦٤
Memonyongkan (membulatkan) bibir
ketika menahan ghunnah nun
tasydid sebagai isyarat dlommah yang terbuang pada ayat69 :
3.
ﺎﻟﹶﺔﹺﺇﻣ
: fathah dibaca miring ke kasroh(re’) pada ayat
:
70
4. ﻞﹲﻬﹺﻴﺴﺗ
: yaitu hamzah kedua dibaca pertengahan antara hamzah dan alif pada ayat :71
72
64
QS. Al Kahfi : 1-2 QS. Yasin : 52 66 QS. Al Qiyamah : 27 67 QS. Al Muthoffifin : 14 68 Selain empat ayat tersebut, pada QS. Al Haqqoh : 28-29 65
ketika washol dapat dibaca
ﺔﻜﹾﺘ ﺳatau
idghom.
69
QS. Yusuf : 11 QS. Hud : 41 71 QS. Fushilat :44 70
72
Selain ayat tersebut,
ﻞﹲﻬﹺﻴﺴ ﺗjuga dapat diterapkan pada Mad Farq yaitu kalimat : dan Panduan Tahsin Tilawah Al Qur’an 52
5.
ﻞﹲﻳﺪﺒﺗ
:
yaitu mengganti hamzah yang berharokat sukun dengan huruf ya’ sukun
pada ayat 73 : sehingga membacanya adalah iituunii,74 bukan I’tuunii, juga bukan u’tuunii.75 6.
ﻘﹾﻞﹲﻧ
:
yaitu dengan memindahkan harokat hamzah washol ke huruf lam pada
ayat76 :
5.
77
ِ ﺔﻥﹸ ﺍﻟﹾﻮﹺﻗﹶﺎﻳﻮ ﻧ: Wiqoyah artinya menjaga. Nun Wiqoyah yaitu nun yang dibaca kasroh yang dimunculkan untuk menjaga agar tanwin tidak hilang, dibaca ketika ada tanwin bertemu dengan hamzah washol78, cara bacanya adalah tanwin dihilangkan, dan diganti dengan huruf nun kasroh (ni) misal79 :
73
QS. Al Ahqof : 4 Hamzah washolnya dibaca kasroh (i) karena harokat asli huruf ketiganya ( )تadalah kasroh, huruf ( )تtersebut menjadi dlommah karena menyesuaikan dengan huruf ( )وjama’ sesudahnya. (Keterangan tentang hamzah washol lihat catatan kaki nomor 16.) 75 Sebenarnya tabdil adalah kaidah umum yang berlaku untuk setiap hamzah washol yang bertemu dengan hamzah asli yang sukun. Cara bacanya yaitu dengan mengganti hamzah asli yang sukun dengan huruf mad yang sesuai 74
dengan harokat hamzah washol. Misal dalam surat Al Baqarah 283 jika kita memulai pada bacaan
maka
harus kita baca uutumina, bukan u’tumina. 76
QS. Al Hujurat : 11 Aslinya adalah bi’sal ismu, dipindah harokatnya menjadi bi’salismu 78 Keterangan tentang hamzah washol lihat catatan kaki nomor 16. 77
79
Pada mushaf cetakan Indonesia biasanya sudah ditandai dengan huruf nun kecil dibawah, dan tanwinnya sudah dihilangkan. Pada mushaf timur tengah tidak ada nun kecil tersebut, namun tanwin tetap ditulis, dan hamzah washol ditandai dengan huruf alif diatasnya ada huruf shod kecil (),. Walaupun nun wiqoyah tidak tertulis, ketika ada tanwin bertemu dengan hamzah washol (), nun wiqoyah tetap harus dibaca. Kesalahan umum yang terjadi adalah tanwin dihilangkan begitu saja tanpa membaca nun wiqoyah, dan langsung masuk ke huruf berikutnya.
Panduan Tahsin Tilawah Al Qur’an 53
6.
ﺓﺪﺠﺔﹸ ﺍﻟﺴﺀَﺍﻳ
:
Yaitu ayat-ayat yang jika kita membacanya disyari’atkan untuk
melakukan sujud tilawah80. Jumhur ‘Ulama’ menyatakan hukum sujud tilawah adalah Sunnah Muakkadah.
ﺪﺠﺓﹶ ﻓﹶﺴﺪﺠ ﺍﻟﺴﻡ ﺁﺩﻦﺃﹶ ﺍﺑ » ﺇﹺﺫﹶﺍ ﻗﹶﺮ-ﺻﻠﻰ ﺍﷲ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ- ﻮﻝﹸ ﺍﻟﻠﱠﻪﺳﺓﹶ ﻗﹶﺎﻝﹶ ﻗﹶﺎﻝﹶ ﺭﺮﻳﺮ ﺃﹶﺑﹺﻰ ﻫﻦﻋ ﻮﺩﺠ ﺑﹺﺎﻟﺴﺕﺮﺃﹸﻣﺔﹸ ﻭﻨ ﺍﻟﹾﺠ ﻓﹶﻠﹶﻪﺪﺠ ﻓﹶﺴﻮﺩﺠ ﺑﹺﺎﻟﺴﻡ ﺁﺩﻦ ﺍﺑﺮ ! ﺃﹸﻣﻠﹶﻪﻳﺎ ﻭﻘﹸﻮﻝﹸ ﻳﻰ ﻳﻜﺒﻄﹶﺎﻥﹸ ﻳﻴﻝﹶ ﺍﻟﺸﺰﺘﺍﻋ ﺭﻭﺍﻩ ﻣﺴﻠﻢ ﻭﺍﺑﻦ ﻣﺎﺟﻪ.« ﺎﺭ ﺍﻟﻨﻰ ﻓﹶﻠﺖﻴﻓﹶﺄﹶﺑ “dari Abi Hurairah ra berkata: Rasulullah saw. Bersabda: Apabila anak adam membaca ayat sajdah kemudian sujud, maka menyingkirlah syetan dan menangis seraya berkata : celakalah diriku, anak adam disuruh sujud dan ia pun ber sujud, maka baginya surga. Dan aku disuruh sujud namun aku enggan, maka bagiku neraka. (HR. Muslim dan Ibnu Majah). Sujud tilawah disunnahkah bagi yang membaca maupun yang menyimak, baik diluar sholat maupun didalam sholat. Disyaratkan untuk sahnya sujud tilawah seperti syarat sahnya sholat yaitu : dalam kondisi suci dari hadats kecil dan besar, suci dari najis, menutup aurat, dan menghadap kiblat81. Caranya: diawali takbir, kemudian sujud, lalu bangkit lagi dengan mengucapkan takbir. Bacaan sujud tilawah82, bisa sebagaimana bacaan sujud sholat, tiga kali
ﻠﹶﻰﻲ ﺍﻷَﻋﺑﺎﻥﹶ ﺭﺤﺒﺳ
atau membaca :
80
Ayat-ayatnya ada lima belas tempat yaitu : QS. Al A’rof : 206, Ar Ra’d:15, An Nahl : 50, Al Isro’ : 109, Maryam: 58, Al Hajj : 18 dan 77, Al Furqon: 60, An Naml :26, As Sajdah : 15, Shod : 24, Fushilat : 37, An Najm : 62, Al Insyiqoq : 21, dan Al Alaq: 19. 81 DR. Wahbah Zuhaili , Al Fiqhul Islami Wa Adillatuhu ,Suriyah: Darul Fikr, 1985. 2/114, Imam Nawawi At Tibyan Fii Adab Hamalatil Qur’an hal. 111 82 DR. Wahbah Zuhaili , Ibid 2/118, Imam Nawawi, Ibid hal 118, Dr. Sholih bin Fauzan bin ‘Abdullah Al Fauzan, Al Mulakhosul Fiqhi, Riyadl : Darul ‘Ashimah, 2002, 1/182, dari Hadits Riwayat Al Bukhori, Muslim, Al Baihaqi, At Turmudzi, Abu Dawud, An Nasa’i, dan Ahmad.
Panduan Tahsin Tilawah Al Qur’an 54
ﻪﻌﻤ ﺳﻖ ﻓﹶﺸﻩﺭﻮﺻ ﻭﻠﹶﻘﹶﻪﻱ ﺧﻠﱠﺬﻬﹺﻲ ﻟﺟ ﻭﺪﺠ ﺳﺖﻠﹶﻤ ﺃﹶﺳﻟﹶﻚ ﻭ، ﺖﻨ ﺁﻣﺑﹺﻚ ﻭ، ﺕﺪﺠ ﺳ ﻟﹶﻚﻢﺍﻟﻠﱠﻬ ﲔﻘﺎﻟ ﺍﻟﹾﺨﻦﺴ ﺃﹶﺣ ﺍﻟﻠﱠﻪﻙﺎﺭﺒ ﺗﻩﺮﺼﺑﻭ “ Ya Allah untukMu aku sujud, kepadaMu aku beriman, dan kepadaMu aku berserah diri. Telah sujud wajahku kepada Yang Menciptakannya, membentuknya, dan membelah pendengarannya dan penglihatannya, Maha Suci Allah sebaik-baik pencipta. ” Atau membaca ;
.ﻪﺗﻗﹸﻮ ﻭﻪﻟﻮ ﺑﹺﺤ، ﻩﺮﺼﺑ ﻭﻪﻌﻤ ﺳﻖﺷ ﻭ، ﻩﺭﻮﺻ ﻭﻠﹶﻘﹶﻪﻱ ﺧﻠﱠﺬﻬﹺﻲ ﻟﺟ ﻭﺪﺠﺳ “Telah sujud wajahku kepada Yang Menciptakannya, membentuknya, dan membelah pendengarannya dan penglihatannya dengan daya dan kekuatanNya” Atau bisa ditambah dengan membaca doa:
ﺎﻠﹶﻬﻘﹶﺒﺗ ﻭ، ﺍﺮ ﺫﹸﺧﻙﺪﻨﻲ ﻋﺎ ﻟﻠﹾﻬﻌﺍﺟ ﻭ، ﺍﺭﺎ ﻭﹺﺯﻨﹺّﻲ ﺑﹺﻬ ﻋﻊﺿ ﻭ، ﺍﺮﺎ ﺃﹶﺟﻲ ﺑﹺﻬ ﻟﺐﻢ ﺍﻛﹾﺘ ﺍﻟﻠﱠﻬ، . ﺩﺍﻭ ﺩﻙﺪﺒ ﻋﻦﺎ ﻣﻬﻠﹾﺘﻘﹶﺒﺎ ﺗﻨﹺّﻲ ﻛﹶﻤﻣ “ Ya Allah tuliskanlan untukku di sisiMu dengan tilawah ini suatu pahala, dan ampunilah dosaku dengan tilawah ini, dan jadikanlah untukku di sisiMu suatu simpanan, dan terimalah dariku sebagaimana Engkau menerima dari hambaMu Dawud”
7.
ﻳﺮﺪﺘﺴ ﺍﻟﹾﻤّﻔﹾﺮ ﺍﻟﺼ:
yaitu bulatan sempurna ( ) ﻩdiatas suatu huruf. Tanda ini biasanya
terdapat di mushaf timur tengah. Tanda tersebut diletakkan diatas suatu huruf yang menunjukkan bahwa huruf tersebut tidak dibaca (dianggap tidak ada) baik ketika waqof maupun washol.
Panduan Tahsin Tilawah Al Qur’an 55
8. ﻞﹸﻴﻄﺘﺴﺍﻟﹾﻤ
ّﻔﹾﺮﺍﻟﺼ
:
yaitu bulatan lonjong diatas suatu huruf. Tanda tersebut diletakkan
diatas suatu huruf yang menunjukkan bahwa huruf tersebut tidak dibaca (dianggap tidak ada) ketika washol, dan dibaca (dianggap ada) ketika waqof83.
٨٤
83
Misalnya pada lafadz
jika
washol (terus), maka harus dibaca pendek. Dan jika waqof pada lafadz
tersebut, maka harus dibaca panjang (2 harokat). 84 Sering muncul pertanyaan : kalau tidak dibaca kenapa ditulis? Padahal ini adalah hal yang biasa dalam bahasa apapun, seperti pada kata “student” dalam bahasa Inggris, kenapa huruf “t” harus ditulis, walaupun tidak dibaca? Jawabnya karena itu sudah merupakan kaidah penulisannya. Ada huruf yang harus ditulis walaupun tidak dibaca. Demikian juga dalam bahasa Arab. Lebih-lebih dalam Al Qur’an yang setiap hurufnya bernilai sepuluh kebaikan (lihat bahasan keutamaan membaca Al Qur’an, halaman 10).
Panduan Tahsin Tilawah Al Qur’an 56
20 KIAT PRAKTIS MENGHAFAL AL QUR’AN 1- Niat Ikhlash (QS. 98;5), dan memahami keutamaan menghafal Al Qur’an.. Keikhlasan akan memunculkan semangat dan ketahanan seorang muslim dalam menjalankan setiap perintah Allah dengan maksimal. 2- Sungguh-sungguh/mujahadah & memiliki tekad (kemauan) yang kuat (QS.29;6&69) 3- Sabar dan istiqomah (QS.47:31, 3;142, 46;13) 4- Yakin bahwa menghafal Al Qur’an adalah mudah ( QS. 54;15/22/32/40), 5- Memperhatikan ada-adab membaca Al Qur’an (Membaca dengan tadabbur (berusaha memahami isinya) dan khusu’, Membaguskan bacaan (bacaan yang ideal dan sesuai tajwid), Menjaga kesucian dan kebersihan, dll) 6- Setiap hari harus ada waktu wajib khusus Al Qur’an. Dan konsisten terhadap waktu yang sudah kita tetapkan. Jika terpaksa dilanggar, maka maktu yang dilanggar harus dihitung hutang. 7- Menetapkan target secara eksak sesuai kampuan maksimal masing-masing yang memungkinkan untuk dicapai, baik dari segi jumlah yang mau dihafal maupun batas waktunya (harian, mingguan, bulanan, atau tahunan).misal : dalam waktu sekian harus dapat sekian (kalau perlu ditulis). Target tidak boleh abstrak ( misal : secukupnya, sedapatnya, seselesai-selesainya, sebanyak-banyaknya, sekena-kenanya, sesempatnya, dsb) 8- Menghafal persurat atau perhalaman. Jika langsung per-ayat, umumnya akan mengalami kesulitan saat menyambung antar ayat. 9- Halaman/surat yang hendak dihafal, dibaca berulang-ulang sampai akrab dan memiliki gambaran utuh dengan halaman/surat tersebut, dengan konsentrasi penuh dan pandangan fokus. Jangan sampai teralihkan pada pikiran dan pandangan yang lain. 10- Membaca dengan tartil & Tidak tergesa-gesa (QS.73;4, 75;16, 20;114). Membaca dengan cepat (tergesa-gesa) akan menjadikan hafalan mudah kacau. 11- Dengan suara yang lantang dan berusaha membaca dengan suara yang terbaik, karena akan lebih berkesan dan membekas di pikiran. Menghafal dengan suara yang pelan akan sulit memastikan benarnya bacaan, dan akan muncul keraguan saat dibaca dengan keras. 12- Setelah melakukan proses pada poin ke-9, 10, dan 11, baru kemudian menghafal satu ayat sampai lancar, kemudian lanjut ke ayat berikutnya. Kemudian diulang dari awal, lanjut lagi ke ayat berikutnya, dan seterusnya hingga selesai satu surat atau satu halaman yang menjadi target. (Tetap dengan tartil dan suara lantang. Walaupun sudah hafal, tidak boleh semakin cepat ) 13- Mengulang surat atau hafalan yang baru dihafal minimal sepuluh kali dihari tersebut. Pastikan yang baru dihafal dipagi hari, sore masih hafal, atau sebaliknya. 14- Talaqqi dan memperdengarkan hafalannya kepada orang yang menguasai ilmu tajwid (QS.75;18), lebih utama jika orang tersebut juga hafal. 15- Banyak mengulang (muroja’ah) hafalan, dan tidak menambah hafalan baru sampai hafalan yang lama kuat. Rasulullah saw bersbada :´Jagalah Al Qur’an ini, demi Dzat yang jiwa Muhammad ada di tanganNya, sengguh ia(hafalan Qur’an) lebih cepat lepasnya dari unta yang ditambatkan” (Muttafaqun ‘Alaih) Panduan Tahsin Tilawah Al Qur’an 57
16- Menggunakan satu mushaf yang standart (mushhaf ‘Utsmani), karena saat menghafal, secara otomatis mata dan pikiran akan merekam letak ayat. Dan mengingat letak ayat, sangat membantu mengingat ayat. 17- Disiplin dalam memanfaatkan setiap waktu luang. Bagi penghafal Al Qur’an, ”menunggu adalah waktu yang sangat menyenangkan” , dan kalahkan rasa bosan dan jenuh dengan mencari suasana yang baru dan berbeda untuk menambah atau mengulang hafalan. 18- Menjauhi segala hal-hal yang sia-sia ( banyak ngobrol, banyak melamun, mendengar atau melihat hal yang sia-sia, dsb), lebih-lebih yang haram.(QS. 23:3, 25;72, 28;55). Rasulullah saw bersabda:” janganlah kalian banyak bicara tanpa dzikrullah, karena sensungguhnya banyak bicara tanpa dzikrullah ada dapat menjadikan kerasnya hati. Dan sejauh-jauh hamba dari Allah adalah yang hatinya keras. (HR. At Turmudzi, dan Al Baihaqi) 19- Senantiasa berdoa agar dimudahkan dalam menghafal AL Qur’an (QS.20;114). Setiap selesai sholat fardhu, sholat sunnah, sebelum dan sesudah membaca Al Qur’an, dan sesering mungkin. Karena tidak ada daya dan kekuatan kecuali dengan (seizin) Allah Yang Maha Tinggi dan Maha Agung.(QS. 75;17) 20- Ber’azam :sekali hafal tidak boleh lupa selamanya (seumur hidup). Jangan sampai dikemudian hari kita menjadi mantan hafidz qur’an, atau kita mengatakan : dulu saya hafal surat ini dan itu, dulu saya hafal sekian juz, dulu saya rajin muroja’ah, atau dulu hafalan Qur’an saya banyak, dsb. na’udzubillah.
ﺎﺏﹺﺘ ﺍﻟﻜﺮﺁﺧ
Panduan Tahsin Tilawah Al Qur’an 58
DAFTAR PUSTAKA Abdul Aziz Abdur Rouf, Pedoman Dauroh Al Qur’an, Abdul Fattah As Sayyid ‘Ajmi, Hidayatul Qori’ ila Tajwidi Kalamil Bari, Madinah: Darul Fajr Al Islamiyyah, 2001 Aiman Rusydi Suwaid, Durus Tajwid, /www.youtube.com/ Anas Karzum, Warottilil Qur’ana Tartila, Al Hai’atul ‘Alamiyyah Litahfidzil Qur’anil Karim ( Badan Tahfidz Al Qur’an Internasional), 2007 Efendi Anwar, Bmbingan Tahsin dan Tajwid Al Qur’an Utsmani 2 & 3, Jakarta: Pustaka Al Utsmani. Hisamuddin Salim Al Kilani, Al Bayan Fii Ahkami Tajwidil Qur’an, Saudi Arabia, 1999 Imam An Nawawi , At Tibyan Fii Adab Hamalatil Qur’an Imam Ibnu Al Jazari, Al Muqoddimah Fiimaa ‘Ala Qor’ il Qur’ani An Ya’lamah(Matan Al Jazari), Tahqiq DR. Aiman Rusydi Suwaid. ________________ , An Nasyr fil qiro’atil ‘asyr, Beirut, Darul kutub Muhammad Ahmad M, Al Mulakhoshul Mufid Fii ‘Ilmit Tajwid, Madinah: Darus Salam. Muhammad Ali Ash Shobuni, At Tibyan fi ‘Ulumil Qur’an, Beirut : ‘Alamul Kutub, 1985 Muhammad Ash Shodiq Qomhawi, Al Burhan fii Tajwidil Qur’an, Beirut: Al Maktabah Ats Tsaqofah. Muhammad ‘Ishom Muflihul Qudloh, Al Wadlih Fii Ahkamit Tajwid, Yordania: Darun Nafa’is. Rihab Muhammad Mufid Syaqoqi, Hilyatut Tilawah Fii Tajwidil Qur’an, Al Hai’atul ‘Alamiyyah Litahfidzil Qur’anil Karim ( Badan Tahfidz Al Qur’an Internasional), 2008. Shofwat Mahmud Salim , Fathu Robbil Bariyyah Syarhul Muqoddimatul Jazariyyah, Jeddah: Daru Nuril Maktabat, 1424 H Sholih bin Fauzan bin ‘Abdullah Al Fauzan, Al Mulakhosul Fiqhi, Riyadl : Darul ‘Ashimah, 2002 Wahbah Az Zuhaili , Al Fiqhul Islami Wa Adillatuhu ,Suriyah: Darul Fikr, 1985. Yahya Abdur Rozzaq Ghoutsani, ‘Ilmut Tajwid: Ahkam Nadhoriyyah Wa Mulahadhot ‘Amaliyyah thathbiqiyyah, Beirut : ‘Alamul Kutub, 1996.
Panduan Tahsin Tilawah Al Qur’an 59
SANAD MATAN AL JAZARI PENULIS (Sanad Ilmu Tajwid Penulis Dari Syaikh Abdul Qowiy Bin Abdul Karim Al Arjali dari Yaman)
Panduan Tahsin Tilawah Al Qur’an 60