How To Win Friends Rangkuman

  • Uploaded by: XinSpirit
  • 0
  • 0
  • February 2021
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View How To Win Friends Rangkuman as PDF for free.

More details

  • Words: 4,343
  • Pages: 14
Loading documents preview...
OK. Tiga hari yang lalu, saya selesai membaca buku How to Win Friends & Influence People in the Digital Age (edisi bahasa Indonesia), yang merupakan edisi baru dari buku karya Dale Carnegie 75 tahun silam. Dalam buku ini ditambahkan dan dikaitkan dengan kondisi di jaman sekarang yang merupakan era digital. Adapun kontributor dalam pengembangan buku ini adalah tim dari Dale Carnegie & Associates, Inc. bersama Brent Cole. Alasan sederhana saya membaca buku ini adalah dikarenakan rekomendasi dari dosen Komunikasi Bisnis, Pak Handowo Dipo. Sebenarnya buku ini sudah saya beli beberapa minggu, atau bahkan bulan, yang lalu namun baru sempat dibaca baru-baru ini. Hanya perlu waktu 2 hari saja membaca buku dengan isi sebanyak 301 halaman ini. Selain karena memang bukunya kecil, saat itu saya punya banyak waktu luang sehingga mampu membaca habis buku tersebut dalam waktu singkat. Berikut ini adalah penggalan dari isi buku tersebut yang menurut saya menarik dan memberiinsight. Semua yang saya tuliskan di bawah ini adalah murni kutipan langsung dari buku tersebut. Dalam kutipan tersebut tidak ada sedikitpun penambahan atau pengurangan dari saya. Mohon maaf jika ada typo.

Mengapa Saran dari Carnegie Masih Penting 

“Kemungkinan besar, masalah terbesar yang Anda hadapi adalah berurusan dengan orang lain.”



“Anda bisa mendapatkan lebih banyak teman dalam waktu dua bulan dengan menjadi lebih tertarik kepada orang lain dibandingkan dua tahun Anda mencoba membuat orang lain tertarik kepada Anda.”



Secara garis besar, komunikasi adalah manifestasi dari pikiran, niat, dan kesimpulan yang kita ambil tentang orang-orang di sekitar kita. “Mulut berbicara dari hati.” Dorongan-dorongan internal ini adalah faktor yang membedakan antara para pemimpin dan lintah hubungan masa kini.



Satu hal yang tidak berubah semenjak era Carnegie adalah perbedaan yang jelas antara pengaruh yang dipinjam (dan yang sulit untuk dipertahankan) dengan pengaruh yang didapatkan (dan bersifat mantap seperti sumbu bumi).



Softskill seperti belas kasih dan empati mendoronng hardskill seperti programming, operasi, dan perancangan ke suatu efektivitas yang langka.



Pertama-tama kita harus ingat bahwa kesuksesan hubungan zaman sekarang tidak diukur dengan skala media –media mana yang digunakan dan berapa banyak teman, penggemar, atau pengikut yang bisa dikumpulkan seseorang. Kesuksesan ini diukur dengan skala arti.



“orang yang memiliki pengetahuan teknis ditambah dengan kemampuan untuk mengekspresikan ide, untuk mengambil posisi sebagai pemimpin dan

membangkitkan antusiasme di antara orang-orang –orang itu berada dalam jalan menuju kekuasaan yang lebih tinggi.” Bagian 1 Yang Perlu Dilakukan dalam Keterlibatan 1. Kubur Bumerang Anda 

Caenegie tidak bertele-tele di dalam saran yang diberikannya: jangan mengkritik, mengutuk, atau mengeluh.



komentar yang mengkritik sama saja seperti bumerang yang tidak terlihat. Bumerang tersebut akan kembali ke kepala orang yang melemparnya.



Ubah penggunaan media Anda dari semangat untuk diekspos dan membantah menjadi semangat untuk menyemangati dan menasihati.



Lawan keinginan untuk menjelek-jelekkan sebagai sebuah strategi yang berbeda.



Buatlah agar pesan Anda menjadi berarti dengan membuang maksud terselubung Anda.



Tenangkan diri Anda sebelum berkomunikasi dengan orang lain.



“Kau akan dihakimi dengan cara kau menghakimi orang lain; kau akan dinilai sesuai dengan standar yang kau gunakan saat menilai orang lain.”

1. Tegaskan Hal-Hal yang Baik 

“Nenek moyang dari seluruh tindakan adalah sebuah pikiran.”



Kita semua disatukan dengan sebuah keinginan: untuk dihargai oleh orang lain.



Segala kemajuan yang hebat dan pemecahan masalah dengan pihak lain terjadi saat setidaknya salah satu pihak bersedia untuk mengakui kebaikan yang ada.

1. Sentuh Keinginan Hati 

untuk memengaruhi orang lai untuk bertindak, pertama-tama kau harus berhubungan dengan keinginan inti yang mereka rasakan.



Pengaru membutuhkan banyak intuisi dibandingkan intelektualitas.



“Jika orang tersebut tidak memiliki hubungan yang mendalam dengan orangorang, dia tidak akan memiliki pengaruh yang besar kepada mereka.”



Pengaruh membutuhkan tangan yang lembut.



bangkitkan sebuah keinginan yang membara di dalam diri orang lain.



Namun… bukan sekedar monolog yang indah yang dibutuhkan untuk membuat orang lain mulai percaya kepada Anda. Dialoglah yang dibutuhkan.



kita hanya bergerak ke arah sesuatu yang menggerakkan kita.

Bagian 2 Enam Cara untuk Memberikan Kesan yang Tahan Lama 1. Menaruh Minat terhadap Minat Orang Lain 

Minat utama kita adalah kepada diri kita sendiri, …



“Para individu yang tidak tertarik dengan sesama manusia lah,” tulis psikolog terkenal dari Wina, Alfred Adler, “yang mengalami kesulitan terbesar di dalam hidup dan menimbulkan kerusakan terbesar kepada orang lain. Dari individuindividu semacam itulah seluruh kegagalan manusia berasal.”



Orang tertarik kepada sosok yang peduli kepada apa yang menjadi minat mereka.



sikap mementingkan diri sendiri adalah bentuk termurni dari sifat manusia – melawan atau pergi adalah sebuah fakta.



Sadarilah bahwa prinsip ini tidak berkata, “Gantilah minat Anda dengan minat orang lain.” Namun, prinsip ini berkata, “Tertariklah dengan minat orang lain,” dan itu adalah rahasia penerapannya.



“Kebaikan adalah satu-satunya investasi yang tidak pernah gagal.”



Akses menuntun kepada koneksi. Koneksi menuntun kepada hubungan. Hubungan menuntun kepada rasa suka. Rasa suka menuntun kepada pengaruh. Pengaruh menuntun kepada konversi.



Hubungan manusia selalu lebih mudah jika dimulai dengan rasa suka.



Potensi untuk konektivitas relasional itu sangat besar.



Anda harus menjadi benar-benar tertarik dengan orang lain sebelum Anda mengharapkan orang lain tertarik dengan Anda.

1. Tersenyumlah 

Menurut American Academy of Cosmetic Dentistry, 99,7 persen orang dewasa percaya bahwa senyuman adalah aset sosial yang penting.



Senyum juga cepat menular.



Senyuman memperkaya mereka yang menerimanya tanpa membuat orang yang memberikannya menjadi lebih miskin.



Senyuman hanya membutuhkan waktu sekejap, tapi memori yang ditinggalkannya bertahan selamanya.



Senyuman. Ia meningkatkan nilai wajah Anda.

1. Berkuasa dengan Nama



Pada zaman digital, nama seperti logo perusahaan, mengidentifikasi tidak hanya sipa seseorang itu tetapi apa yang orang tersebut wakili, sukai, tidak sukai.



Hasil utama di dalam bisnis dengan mengingat nama orang adalah: mereka mengingat Anda.



Lusinan studi oleh psikolog, ahli ilmu saraf, dan para pendidik menunjuk ke sebuah kesimpulan yang sama: Saat kita online, kita memasuki sebuah lingkungan yang membuat orang membaca dengan terburu-buru, berpikir dengan tergesa-gesa dan tidak fokus, serta menjalani sebuah pemelajaran yang tidak sungguh-sungguh. Walaupun internet membuat kita mendapatkan akses mudah ke informasi dalam jumlah yang begitu besar, internet membuat kita menjadi para pemikir yang dangkal, mengubah struktur otak kita secara harfiah.



Sebuah tip yang singkat: sebelum Anda menggunakan nama seseorang, pastikan Anda mengenalnya di dalam konteks yang tepat.



Kita harus ingat bahwa seseorang lebih tertarik dengan namanya sendiri ketimbang nama orang-orang lain di dunia ini. Jika Anda mengingat nama orang dan menggunakannya, secara tidak langsung Anda telah memberikan pujian yang halus dan sangat efektif.

1. Menyimak Lebih Lama 

Dengan menyimak kita mendapat kekuatan untuk mengubah hati dan pikiran. Selain itu, menyimak adalah kekuatan untuk memberikan apa yang sangat diinginkan orang lain –untuk didengar dan dimengerti.



Saat Anda menyimak, Anda tidak hanya menimbulkan sebuah kesan yang instan; Anda juga membangun sebuah jembatan yang solid untuk hubungan yang berkelanjutan.



lima pertanyaan yang paling penting ditujukan kepada keluarga atau oranorang terdekat.



Lima pertanyaan berikutnya ditujukan untuk orang-orang yang bekerja dengan Anda secara reguler.



lima pertanyaan terakhir ditujukan untuk ruang digital Anda…



Sering kali orang berkata bahwa kita hidup dan belajar., tetapi mungkin sebuah pelajaran yang sama pentingnya untuk kita semua adalah jika kita mendengar dan belajar, kita akan hidup dengan lebih harmonis lagi.

1. Bahas Apa yang Penting Bagi Mereka 

saat ingin membuat diri Anda penting di hadapan orang lain, Anda harus membahas hal yang penting bagi mereka terlebih dahulu.



Dia pernah berkata bahwa 99 persen konflik adalah mengenai kesalahpahaman kata-kata yang digunakan di dalam konteks yang berbeda. Oleh karena itu, kesuksesan berasal dari upayanya yang cermat untuk memahami apa yang dimaksud oleh seseorang.



Intinya, ada risiko dalam memiliki sebuah hubungan, dan jika kita ingin memengaruhi kehidupan orang lain, kita harus merasa nyaman dalam menghadapi risiko tersebut.



Anda tidak hanya harus tahu siapa mereka, tetapi Anda harus selalu tahu apa yang penting bagi mereka.



Mungkin apa yang paling berarti bagi Anda adalah menjadi berarti bagi orang lain. Satu hal yang pasti: di sebuah era yang di mana pesan begitu banyak, hanya sejumlah kecil pesan yang benar-benar penting. Untuk bisa memengaruhi orang lain, pastikan pesan Anda menjadi salah satu di antaranya.

1. Buat Orang Lain Merasa Lebih Baik 

Banyak orang membuat kesalahan menyamakan inspirasi dengan implementasi. Mereka seperti seorang guru seni yang menempatkan para muridnya di padang rumput pegunungan dan meminta mereka untuk meniru pemandangan itu. Gambaran besar itu memberi inspirasi: rumput panjang yang bergoyang, pegunungan putih dengan daun-daun keemasan yang berkilau, aliran sungai yang menuju ke arah pegunungan. Namun, sementara memandang gambaran tersebut tidak cukup untuk membekali murid untuk melukis rumputnya saja di kanvas. Tanpa instruksi cara melukis setiap detail kecil di dalam gambaran yang besar itu, upaya-upaya mereka tidak akan terlihat seperti padanga rumput yang indah di hadapan mereka. Agar dapat menjadi seorang seniman hebat yang bisa meniru gambaran besar, para murid harus belajar memusatkan perhatian kepada hal-hal kecil. Ini sangatlah benar di dalam konteks hubungan manusia.



Yang harus selalu Anda ingat adalah apa yang memotivasi Anda untuk mendapatkan teman jarangs sekali memotivasi orang lain untuk memberikan pertemanan kepada Anda.



“mengubah hubungan dari manipulatif menjadi bermakna. Satu-satunya cara Anda bisa melakukannya adalah secara konstan menambahkan makna dan nilai.”



jangan lakukan sesuatu yang tidak ingin Anda terima dari orang lain.



“Perlakukan orang lain seperti kalian ingin diperlakkan oleh mereka.”

continued Melanjutkan rangkuman penggalan dan insight yang menurut saya menarik dari buku How to Win Friends & Influence People in the Digital Age, kita

memasuki bagian selanjutnya, setelah pendahuluan, bagian 1, dan bagian 2 dibahas pada postingan sebelumnya. Bagian 3 Cara Mendapatkan dan Menjaga Kepercayaan Orang Lain 1. Hindari Argumen 

Berdebat dengan orang lain jarang sekali membuahkan hasil untuk Anda; biasanya perdebatan berakhir dengn salah satu pihak semakin yakin dengan kebenarannya. Mungkin Anda benar, amat sangat benat, tetapi berdebat sama sia-sianya jika Anda memiliki pendapat yang salah.



Kita menghadapi konflik nyaris setiap hari di dalam kehidupan kita. Jadi bagaimana kita mencegah sebuah diskusi yang bijak berubah menjadi argumen yang agresif? Pada akhirnya Anda harus lebih menghargai interdependensi dibandingkan independensi dan memahami bahwa negosiasi dengan rasa hormat itu lebih efektif dalam jangka panjang dibandingkan percekcokan.



“Kita semua tahu cara mendapatkan perhatian,” ujar Jeles, “tetapi hanya sedikit yang tahu cara mendapatkan perhatian dan rasa hormat pada saat bersamaan.” Buatlah diri Anda berbeda dengan menjadi pihak yang menghindari argumentasi.

1. Jangan Pernah Mengatakan “Kau Salah” 

“Pertemanan yang bersikeras pada persetujuan dalam segala hal tidak layak disebut sebagai pertemanan,” tutur Mahatma Gandhi. “Pertemanan yang sejati harus menjunjung perbedaan yang jujur, tidak peduli seberapa tajamnya perbedaan itu.”



sering kali kita lebih menyukai kemenangan pribadi dibandingkan kemungkinan untuk berkolaborasi.



Sebenarnya, di balik keyakinan bahwa orang lain itu salah, terdapat sebuah pengakuan yang tidak terucapkan bahwa kita tidak ingin ditolak. Karena tidak ingin menjadi pihak yang salah, kita pun memproyeksikan kesalahan tersebut kepada orang lain. JIka tidak mendapat peringatan, Dale Carnegie sendiri bisa jatuh ke dalam perangkap yang tidak menyenangkan ini.



Memberitahu orang-orang bahwa mereka salah hanya akan membuat orang memusuhi Anda. Hanya sedikit orang yang menanggapi dengan logis saat diberitahu bahwa mereka salah; kebanyakan orang menganggapi dengan emosi dan defensif karena Anda mempertanyakan pendapat mereka.



Jika Anda ingat mereka yang pernah bersikeras bahwa Anda salah, sudah pasti orang lain akan mengingat Anda dengan kesan negatif yang sama jika Anda memilih untuk mengubah sebuah sebuah interaksi menjadi sebuah kesempatan untuk memberi pelajaran, bukannya menjadi sebuah kesempatan untuk memperkuat sebuah hubungan.



Cobalah untuk selalu memilih sikap diplomatis. Akuilah bahwa bisa jadi Anda salah. Akuilah bahwa orang lain bisa jadi benar. Tunjukkan sikap yang ramah. Lontarkan pertanyaan. Dan yang paling penting, pandang situasi dari sudut pandang orang lain dan tunjukkan rasa hormat kepada orang tersebut.

1. Akui Kesalahan dengan Cepat dan Sungguh-Sungguh 

Ada banyak hal yang lazim bagi kita semua –kelahiran, kematian, dan seumur hidup penuh dengan kesalahan, kekeliruan, dan kejanggalan. Kita semua mengetahuinya, dan sebagian besar kesalahan kita, walaupun menimbulkan rasa frustasi sementara dan bahkan membuat orang lain jengkel, bisa dimaafkan.



Satu alasan kenapa kita merasa begitu sulit untuk mengakui kesalahan kita adalah kita cenderung melupakan pesan yang terkandung dalam permintaan maaf. Pada zaman sekarang, sikap lupa ini menjadi semakin berbahaya. Jika kita langsung megakui kesalahan kita dengan sungguh-sungguh, sikap tersebut sama saja seperti mengirimkan sebuah press release ke seluruh dunia untuk menginformasikan bahwa kita sungguh-sungguh peduli dengan orang-orang yang kita sakiti, bahwa kita merasa rendah diri, dan kita ingin meluruskan permasalahan. Orang lain jarang menyimpan amarah dan kekecewaan saat mereka menyaksikan bahwa kita memandang diri kita dan situasi yang ada dengan layak. Kita lebih bersedia memaafkan mereka yang mau mengakui kesalahannya.



Kita semua terkadang lupa bahwa ada semacam kepuasan dengan memiliki keberanian untuk mengakui kesalahan. Sikap tersebut tidak hanya melegakan diri dari rasa bersalah dan keinginan untuk membela diri, tetapi juga kerap membantu memecahkan masalah yang timbul karena kesalahan tersebut dengan lebih cepat.

1. Awali dengan Sikap Ramah 

Keramahan mendapatkan keramahan. Kita cenderung setuju dengan orang lain atau melihat hal-hal dari perspektifnya saat kita memiliki perasaan yang akrab dengannya.



Pada zaman sekarang, transaksi-trnasaksi yang kita lakukan menjangkau seluruh dunia sehingga koneksi yang nyata menjadi semakin jarang. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk memperlakukan orang lain dalam semangat yang sama seperti saat Anda menghadapi mereka secara langsung.



Kesalahan yang banyak dilakukan orang saat ini adalah membebankan tanggung jawab kepada sang penerima pesan. Kita menggunakan respons dan reaksi orang lain sebagai satu-satunya patokan apakah kita sudah melakukan pendekatan yang tepat atau memberikan kesan yang tepat. Ini jebakan ganda.



Pertama, hal ini bisa menuntun kepada kemalasan dalam memikirkan peran motif dalam koneksi yang efektif.



Kedua, respons bisa menipu, terlebih pada awalnya.



Minat dapat dibangkitkan dengan berbagai cara, kebanyakan cara tersebut tidaklah baik.



Keterlibatan terjadi dalam sebuah level yang lebih dalam saat nilai-nilai inti seseorang disentuh.

1. Akses Afinitas 

Percaya atau tidak, siapa yang Anda dapatkan tidak ditentukan oleh apa yang Andainginkan. Ia ditentukan oleh siapa diri Anda.



Saat kita mulai dengan kata ya, pada level paling dasar kita menciptakan afinitas. Namun, untuk mengubah afinitas menjadi pengaruh, harus terdapat fondasi empati. Kita harus bisa secara konstan melihat interaksi dari sudut pandang orang lain agar kita tahu nilai terpenting dari poin-poin afinitas kita.



Pada zaman sekarang, ada dua macam kesepakatan. Kita harus terus mengingat keduanya saat melakukan interaksi. Jenis kesepakatan yang pertama adalah kesepakatan yang lazim. Kesepakatan ini meliputi dua pihak yang memiliki opini sama mengenai sebuah isu.



Jenis kesepakatan kedua ini berdasarkan dua pihak menyukai hal yang sama –atau, mungkin seperti cara kita memandangnya, menjadi dua orang yang serupa.

1. Biarkan Orang Lain Mendapatkan Pengakuan 

Apa sifat terburuk seorang pemimpin? Coba tanyakan pada para pengikut dan mereka akan memberitahu Anda bahwa sifat terburuk itu adalah mengakui kebaikan saat situasi membaik dan melempar kesalahan kepada orang lain saat situasi memburuk..



Seringkali kita mendengar orang berkata agara dapat menjadi sukses, kita harus dikelilingi oleh orang-orang yang sukses. Walaupun pernyataan ini ada benarnya, hanya sedikit orang yang melihat bahwa ada dua cara untuk melakukan pendekatan kepada hal ini. Anda bisa berusaha menjalin pertemanan dengan mereka yang sudah sukses, atau Anda bisa mencari kesuksesan bagi mereka yang sudah berteman dengan Anda. Entah cara mana yang Anda pilih, ada satu hal yang pasti: kesuksesan Anda selalu sepadan dengan jumlah orang yang ingin menyaksikan Anda sukses.



Paradoks yang menarik adalah semakin banyak Anda menyerahkan pengakuan kepada orang lain atas sesuatu yang Anda lakukan, Anda pun menjadi semakin diingat, dan pada akhirnya semakin banyak pengakuan yang Anda dapatkan.



“Tidak ada batasan dari apa yang bsia dilakukan seseorang, atau ke mana orang tersebut bisa pergi, jika dia tidak keberatan dengan siapa yang mendapatkan pengakuan.”

1. Terlibat Secara Empatik 

Dalam sebuah era yang mengedepankan promosi diri dan keuntungan interpersonal, kita jarang meluangkan waktu memikirkan apa yang orang lai rasakan di dalam sebuah keadaan.



Saat berurusan dengan seseorang, selalu tanyai diri Anda, “Apa yang akan aku rasakan, bagaimana reaksiku, jika aku berada di dalam posisinya?”



“Kesediaan untuk berkerja sama dalam percakapan,” tulis Gerald S Nirenberg, “bisa terwujud saat Anda menunjukkan bahwa Anda merasa gagasan dan perasaan orang yang Anda ajak bicara sama pentingnya dengan gagasan dan perasaan Anda.”



Saat Anda meluangkan waktu untuk melihat dari perspektif orang lain, Anda akan bersimpati kepada perasaan dan gagasannya. Anda akan mampu secara tulus dan jujur berkata, “Saya tidak menyalahkan kau bisa merasa seperti itu. Jika saya berada dalam posisimu, pasti saya akan merasakan hal yang sama.”

1. Gugah Sifat Mulia 

Kita semua menginginkan transendensi –menjadi bagian dari sesuatu yang lebih besar dari diri kita sendiri, menjadi berarti bagi dunia dan orang-orang di dalamnya, untuk bisa menyatakan bahwa kita bangkit menjadi lebih tingi, mengambil sikap, menggapai lebih, dan melakukan apa yang baik dan benar dan terhormat.



Sering kali kita merasa puas dengan hanya menarik orang lain ke dunia digital kita dan mengeksplorasi mereka seperti komoditas sampai akhirnya kita siap untuk melakukan semacam transaksi. Sikap semacam itu menyingkirkan kemuliaan yang dimiliki manusia. Hal itu membuat hubungan kita menjadi alat untuk sekedar transaksi, bukan untuk transendensi.



Agar dapat memliki hubungan yang sejati dengan orang lain, Anda harus memuliakan martabat mereka. Dengan begitu, Anda pun memuliakan martabat Anda sendiri. Cobalah untuk menggugah sifat baik dan Anda pun dapat menggerakkan orang banyak, dan menggerakkan diri Anda sendiri bersama dengan mereka.

1. Berbagi Perjalanan 

Manusia tidak ingin diperlakukan sebagai komoditas, lebih dari itu, mereka tidak ingin kehidupan mereka dipandang sebagai kehidupan biasa. Manusia ingin merasa penting, dan cara terbaik untuk menunjukkannya adalah dengan memperbolehkan mereka terhubung dengan sebuah kisah yang lebih

besar. Orang-orang dan bisnis yang memahami prinsip ini tidak dapat dikalahkan. 

Maltoni mengakhiri tulisannya mengenai kesuksesan TOMS dengan persetujuannya kepada kekuatan prinsip ini: “Orang ingat. Dan saat sebuah pesan menjadi sebuah misi, mereka akan menceritakan kisah Anda kepada orang lain yang bersedia mendengarkannya –bahkan kepada orang yang tidak dikenal di bandara. Dengan melakukannya, mereka menjadi pendukung terbesar dalam memasarkan produk Anda… Pelajaran yang bisa dietik: pengaruh itu diberikan.”



Agar ide Anda dapat benar-benar menonjol, sebaiknya Anda mengambil pendekatan yang unik. Keluarlah dari bats komputer Anda dan lakukan sesuatu yang tidak dilihat orang-orang setiap harinya. Gunakan seluruh alat yang tersedia bagi Anda dan imajinasi Anda untuk membuat ide Anda gamblang, menarik, dan dramatis. Bagikan kisah Anda, dan orang lain pun akan bersedia membagi kisah mereka. Bersama-sama Anda akan menciptakan sebuah kisah yang baru dan lebih besar.

1. Berikan Tantangan 

Sepertinya beberapa orang menganggap kompetisi sebagai sebuah kata yang kotor. Sebenarnya tidak. Kompetisi adalah salah satu realitas yang paling menarik di dunia. Koneksi diperlukan agar kita terus berusaha, sementara kompetisi diperlukan agar kita terus berjuang.



Ya, semua orang menghadapai tantangan di dalam kehidupannya, dan orangorang kerap berkata tidak penting seperti apa tantangan itu; yang penting adalah cara seseorang menanggapinya.



Namun, tantangan juga sama pentingnya dengan tanggapan kepada tantangan tersebut. Tatangan yang menginspirasi dan mendorong sangatlah berbeda dari tantangan yang mematahkan semangat dan membuat depresi.



Di dunia ini ada fakta-fakta buruk yang setengah benar, tetapi hanya sedikit yang sama mengganggunya seperti pendapat “Ikuti arus agar diterima.” Bukan seperti itu cara menjalani kehidupan, berkeluarga, atau menjalankan bisnis. Orang-orang tidak ingin direndahkan; mereka ingin ditinggikan. Mereka ingin visi mereka diangkat, dan terkadang itu artinya memberikan tantangan.

…continued Mengulas buku How to Win Friends & Influence People in the Digital Age, kita memasuki bagian terakhir, setelah sebelumnya pendahuluan, bagian 1, dan bagian 2 dibahas pada part 1 dan bagian 3 diulas pada postingan part 2. Bagian 4 Cara Menuntun Perubahan Tanpa Penolakan atau Kebencian 1. Awali dengan Positif



Dalam buku klasiknya, leadership Is an Art, penulis Max DePree berkata, “Tanggung jawab pertama seorang pemimpin adalah menjelaskan realitas. Tangung jawab terakhir adalah mengucapkan terima kasih. Di antara kedua tanggung jawab itu, pemimpin menjadi seorang pelayan.”



Pertama, pujian yang Anda lontarkan harus tulus dan dari dalam hati, bukan hanya semacam alat untuk mengulur waktu sementara Anda menyusun kritik yang ingin Anda sampaikan. Kedua, Anda harus bisa menciptakan arus yang mulus dari sat titik ke titik lain. Ketiga, setelah memuji, lebih baik memberikan saran yang membangun ketimbang kritik.



Banyak yang mengawali kritik mereka dengan pujian yang tulus yang kemudian diikuti dengan kata “tetapi”, yang menandakan bahwa mereka akan mulai memberikan kritik. Hal ini mungkin membuat orang yang diajak bicara mempertanyakan ketulusan pujian yang baru saja dilontarkan. Oleh karena itu, lebih baik menggunakan kata “dan”, serta memberikan saran yang membangun ketimbang kritik. Mungkin ini cara terbaik untuk mengemukakan sebuah isu secara tertulis tanpa terkesan palsu dalam memuji.

1. Akui Kekurangan Anda 

Kesulitan yang dihadapi para pemimpin saat mengimplementasikan strategi ini berada pada sebuah elemen yang genting: Anda harus mengakui bahwa Anda sendiri telah melakukan kesalahan, bahwa Anda keliru.



“Tidak ada yang mengharapkan kita benar terus. Namun, saat kita salah, mereka pasti berharap kita mau bersikap ksatria. Dengan begitu, kesalahan adalah sebuah kesempatan –sebuah kesempatan untuk menujukkan pribadi dan pemimpin macam apa kita ini… Seberapa baik Anda berani mengakui bahwa kesalahan Anda memiliki kesan yang lebih besar dibandingkan kesuksesan Anda.”



Dengan mengakui kesalahan sendiri, Anda mengalihkan perhatian orang tersebut dari kesalahannya sendiri; Anda melunakkan pendekatan dan mencegah agar dia tidak langsung meningkatkan pertahanannya.

1. Tunjukkan Kesalahan Tanpa Menarik Perhatian 

Menarik perhatian secara tidak langsng kepada kesalahan seseorang sangatlah berguna dalam menghadapi orang-orang yang munfkin membenci kritik secara langsung –dan ini berlaku bagi kebanyakan orang.



Para pemimpin memiliki alat yang fantastis yang mereka gunakan untuk mengirimkan pesan yang tidak mencolok mengenai perilaku yang ingin mereka pancing. Mereka hanya tinggal menunjukkan perilaku itu sendiri. Dan jika mereka tidak melakukannya, pesan yang mereka kirimkan ke orangorang di sekeliling mereka sangatlah jelas: “Saya menyuruhmu memiliki sikap tertentu, tetapi sebenarnya tidak sepenting itu. Kalau memang sepenting itu, pasti saya sudah melakukannya terlebih dahulu.”

1. Lebih Baik Mengajukan Pertanyaan daripada Memberi Perintah Secara Langsung 

Melontarkan pertanyaan tidak hanya membuat sebuah perintah terdengar lebih menyenangkan dan mengurangi rasa jengkel, sering kali tindakan ini memancing kreativitas dan inovasi dalam memecahkan masalah yang ada. Orang-orang cenderung mengikuti sebuah jalan yang baru jika mereka merasa bahwa mereka terlibat membentuk jalan tersebut.



Kita tahu bahwa dengan bertanya, kita membuat orang-orang yang ingin kita pengaruhi menjadi semakin terlibat. Namun, banyak pemimpin yang tidak mengambil jalan ini. Kenapa? Karena terkadang, bertanya bisa terasa seperti sebuah lingkaran yang menuntun orang-orang ke jawaban yang sudah Anda miliki di kepala Anda. Kenapa tidak langsung memberitahu saja? Itu tindakan yang lebih bijaksana.



Pertanyaan memungkinkan Anda untuk menciptakan sebuah percakapan – melalui medium apa pun –yang bisa menuntun semua pihak yang terlibat ke tempat yang lebih baik. Dan pertanyaan memungkinkan semua orang merasa bahwa mereka terlibat dalam membentuk hasil yang didapatkan. Bukankan Anda lebih senang diberi pertanyaan daripada perintah?

1. Ringankan Kesalahan 

Hanya sedikit dari kita yang meluangkan waktu utnuk memikirkan cara membuat orang lain menyelamatkan mukanya. Kita tidak mengindahkan perasaan orang lain, menggunakan cara kita saja, mencari kesalahan, menuturkan ancaman, mengkritik seorang anak atau karyawan di hadapan orang lain. Sebenarnya kita bisa mengucapkan satu atau dua patah kata untuk memenangkan orang lain, mengajak mereka bicara secara tertutup – hal apa pun untuk meringankan rasa sakit yang ditimbulkan. Namun, banyak dari kita tidak meluangkan waktu untuk melakukannya.



Menurut Martin P. Seligman, pengarang dan pionir psikologi positif, ketahanan adalah perbedaan dalam cara orang-orang menghargai kegagalan.



Charlene Li, di dalam bukunya yang penting yang berjudul Open Leadership, memetakan lima tindakan yang bisa para pemimpin gunakan untuk menanmakan pertahanan organisasi di dalam tim mereka:



Akui bahwa kegagalan terjadi.



Dorong timbulnya dialog untuk menumbuhkan kepercayaan.



Pisahkan orang dari kesalahannya.



Belajar dari kesalahan Anda.



Ciptakan sistem risiko dan sistem kegagalan. 

Yang harus kita ingat saat menghadapi seseorang yang telah membuat kesalahan adalah cara orang tersebut menghadapi kesalahan tergantung dari

dukungan yang diterimanya saat melewati momen tersebut dan menarik pelajaran darinya. Perbedaan utama antara orang biasa dan luar biasa adalah bagaimana mereka melihat dan menanggapi kegagalan. Seorang pemimpin yang baik bisa memengaruhi orang lain dalam sudut pandang dan tanggapan ini. 1. Berfokus pada Kemajuan 

Pujian dan semangat: dua elemen penting dalam memotivasi seseorang untuk mewujudkan potensi mereka, untuk memperbaiki atau mengatasi tantangan. Namun, sulit bagi kebanyakan dari kita untuk menyadari upaya yang dikeluarkan oleh mereka yang berada di sekeliling kita.



Melalui risetnya atas pernikahan dan keluarga yang sehat, seorang penulis dan psikolog bernama Jon Catlson mendefinisikan beberapa praktik penting yang bisa kita gunakan untuk menciptakan lingkungan yang mendorong semangat:



Prioritaskan hubungan yang sehat.



Berikan semangat setiap harinya.



Bersikap melibatkan.



Jangan biarkan konflik berlarut-larut.



Bersenang-senanglah! 

Katakan kepada seseorang bahwa Anda benar-benar percaya terhadap kemampuannya untuk mencapai tujuannya dan berikan semangat kepadanya dengan menunjukkan kemampuan-kemampuan yang dimilikinya yang akan membantunya untuk mencapai tujuan tersebut. Dia akan berlatih sampai fajar menyingsing demi meraih prestasi.



Ingatlah, kemampuan menjadi layu saat didera kritik dan mekar saat diberi semangat. Berfokuslah pada kemajuan dan Anda pun membawa bakat orang lain ke titik maksimum.

1. Sematkan Reputasi yang Baik kepada Orang Lain 

Nilai A ini bukan harapan yang harus diwujudkan, tetapi kemungkinan yang bisa terjadi.



Agar dapat mengubah perilaku seseorang, ubahlah level kehormatan yang diterimanya dengan memberikan reputasi bagus yang bisa diembannya. Bersikaplah seakan-akan sifat yang berusaha Anda inginkan dari dirinya sudah menjadi salah satu bagian dari karakteristik luar biasa orang tersebut.

1. Terus Terhubung pada Pijakan yang Sama 

Dan saat Anda mendapatkan informasi ini, proses untuk menghubungkan hasil yang Anda inginkan dengan tujuan-tujuan mereka itu sederhana:



Bersikaplah tulus.



Bersikaplah penuh empati.

– Pikirkan keuntungan yang akan didapatkan orang tersebut jika melakukan apa yang Anda sarankan. –

Cocokkan keuntungan itu dengan keinginan orang tersbut.

– Saat Anda mengajukan permintaan, tulis di sebuah form yang menyampaikan keuntungan-keuntungan yang akan dituai orang tersebut jika melakukannya. 

Walaupun terkadang individu dapat menjaga sebuah hubungan yang produktif dan progresif tanpa kehadiran secara fisik dalam frekuensi yang sewajarnya, tidak ada orang di dunia ini –apalagi seorang pemimpin –yang bisa menjaga pengaruh progresif tanpa kedekatan dalam konteks hubungan.



Memang benar bahwa saat ini dunia terbuka untuk bisnis, tetapi tugas pertama Anda tetaplah bisnis kemanusiaan. Upaya-upaya terhebat adalah upaya-upaya yang saling tergantung dan interaktif. Pada akhirnya, seni mendapatkan teman dan memengaruhi orang lain dalam era digital ditentukan oleh aktivitas menjalan hubungan dan terus berhubungan dalam pijakan yang sama.

—The End—

Related Documents


More Documents from "MeiHong Lynn Wong"