Loading documents preview...
BAB I PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang Organisasi kesehatan dunia (WHO) menyatakan bahwa lima besar kanker di dunia adalah kanker paru-paru, kanker payudara, kanker usus besar, kanker lambung dan kanker hati. Sementara data dari pemeriksaan patologi di Indonesia menyatakan bahwa urutan lima besar kanker adalah kanker leher rahim, kanker payudara, kanker getah bening, kulit dan kanker nasofaring. Kanker payudara merupakan kanker terbanyak yang diderita oleh wanita. Angka kematian akibat kanker payudara mencapai 5 juta pada wanita. Kanker payudara merupakan penyebab kematian karena kanker tertinggi pada wanita yaitu sekitar 19%. Lima data terakhir menunjukkan bahwa kema tian akibat kanker payudara pada wanita menunjukkan angka ke 2 tertinggi (WHO). Payudara di miliki oleh setiap orang, lelaki maupun wanita. Pada lelaki payudara mengalami rudimeter dan tidak penting, sedangkan wanita menjadi berkembang dan penting. Payudara merupakan salah satu organ paling penting bagi wanita yang erat kaitannya dengan fungsi reproduksi dan kewanitaan (kecantikan). Karena itu gangguan payudara tidak sekedar memberikan gangguan kesakitan sebagaimna penyakit pada umumnya, tetapi juga akan mempunyai efek estetika dan psikologis khusus. Menurut World Health Organization (WHO), 8-9 % perempuan akan mengalami cancer mammae. Setiap tahun, lebih dari 250.000 kasus cancer mammae terdiagnosis di Eropa dan kurang lebih 175.000 di Amerika Serikat, sedangkan pada tahun 2000 diperkirakan 1,2 juta perempuan terdiagnosis cancer mammae dan lebih dari 700.000 meninggal karena cancer mammae. (Mulyani & Nuryani, 2013). Berdasarkan data dari Medical Record Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Mohammad Hoesin Palembang, jumlah pasien cancer mammae tahun 2011 sebanyak 872. Kemudian meningkat 14,7 % menjadi 1000 orang. Kemudian pada tahun 2012
menurun
16,4
%
menjadi
846
orang. Cancer mammae di
Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Moehammad Hoesin Palembang
menduduki
peringkat
pertama
setelah
kanker
serviks. (RSUP. Dr.
Mohammad Hoesin Palembang, 2014). Amerika Serikat tercatat lebih dari lebih dari 190.000 kasus baru dan 40.000 kematian. Data WHO menunjukkan bahwa 78% kanker payudara terjadi pada wanita usia 50 keatas, sedangkan 6% nya pada usia kurang dari 40 tahun. Di Negara Indonesia jumlah kanker payudara didapatkan kurang lebih 200 juta populasi atau 23.140 kasus baru setiap tahun (Emir & Suyatno,2010). Menurut Ramli dkk (2010), di dapatkan jumlah penderita kanker payudara stadium IIIA dan IIIB sebanyak 43,4%, Stadium IV sebanyak 14,3 %, berbeda dengan negara maju dimana kanker payudara ditemukan lebih banyak dalam stadium dini. .2
Rumusan Masalah 1. Bagaimana konsep keperawatan komunitas pada wanita ? 2. Apa yang dimaksud wanita dewasa ? 3. Bagaimana konsep kanker payudara pada wanita ? 4. Bagaimana program deteksi kanker payudara pada wanita ? 5. Apa saja pencegahan kanker payudara ? 6. Bagaimana asuhan keperawatan kanker payudara ?
.3
Tujuan 1. Menjelaskan konsep keperawatan komunitas pada wanita 2. Memahami pengertian wanita dewasa 3. Menjelaskan konsep kanker payudara pada wanita 4. Menjelaskan program deteksi pada kanker payudara 5. Menjelaskan pencegahan kanker payudara 6. Membuat asuhan keperawatan komunitas kanker payudara
BAB II PEMBAHASAN .1
Konsep Keperawatan Komunitas
.1.1 Pengertian Komunitas adalah kelompok sosial yang tinggal dalam suatu tempat, saling berinteraksi satu sama lain, saling mengenal serta mempunyai minat dan interest yang sama. Komunitas adalah kelompok dari masyarakat yang tinggal di suatu lokasi yang sama dengan dibawah pemerintahan yang sama, area atau lokasi yang sama dimana mereka tinggal, kelompok sosial yang mempunyai interest yang sama (Riyadi, 2007). Menurut WHO, keperawatan komunitas adalah bidang perawatan khusus yang merupakan gabungan ketrampilan ilmu keperawatan, ilmu kesehatan masyarakat dan bantuan sosial, sebagai bagian dari program kesehatan masyarakat
secara
keseluruhan
guns
meningkatkan
kesehatan,
penyempumaan kondisi sosial, perbaikan lingkungan fisik, rehabilitasi, pence-gahan penyakit dan bahaya yang lebih besar, ditujukan kepada individu, keluarga, yang mempunyai masalah dimana hal itu mempengaruhi masyarakat secara keseluruhan. Keperawatan Komunitas adalah pelayanan keperawatan profesional yang ditujukan pada masyarakat dengan penekanan kelompok risiko tinggi dalam upaya pencapaian derajat kesehatan yang optimal melalui peningkatan kesehatan,
pencegahan
penyakit,
pemeliharaan
rehabilitasi
dengan
menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan dan melibatkan klien sebagi mitra dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pelayanan keperawatan (menurut CHN). Di Indonesia dikenal dengan sebutan perawatan kesehatan masyarakat (PERKESMAS) yang dimulai sejak permulaan konsep Puskesmas diperkenalkan sebagai institusi pelayanan kesehatan profesional terdepan yang memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat secara komprehensif. Pada perawatan kesehatan masyarakat harus mempertimbangkan beberapa prinsip, yaitu: 1. Kemanfaatan
Semua tindakan dalam asuhan keperawtaan harus memberikan manfaat yang besar bagi komunitas. Intervensi atau pelaksanaan yang dilakukan harus memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi komunitas, artinya ada keseimbangan antara manfaat dan kerugian (Mubarak, 2005). 2. Kerjasama Kerjasama dengan klien dalam waktu yang panjang dan bersifat berkelanjutan serta melakukan kerja sama lintas program dan lintas sektoral (Riyadi, 2007). 3. Secara Langsung Asuhan keperawatan diberikan secara langsung dengan mengkaji dan intervensi, klien dan lingkunganya termasuk lingkungan sosial, ekonomi serta fisik mempunyai tujuan utama peningkatan kesehatan (Riyadi, 2007). 4. Keadilan Tindaan yang dilakukan disesuaikan dengan kemampuan atau kapasitas dari komunitas itu sendiri. Dalam pengertian melakukan upaya atau tindakan sesuai dengan kemampuan atau kapasitas komunitas (Mubarak, 2005). 5.
Otonomi Klien
atau
komunitas
diberi
kebebasan
dalam
memilih
atau
melaksanakan beberapa alternatif terbaik dalam menyelesaikan masalah kesehatan yang ada (Mubarak, 2005). .1.2 Paradigma Keperawatan Komunitas Manusia sebagai sasaran pelayanan atau asuhan keperawatan dalam praktek keperawatan. Sebagai sasaran praktek keperawatan klien dapat dibedakan menjadi individu, keluarga dan masyarakat (Riyadi, 2007). 1. Individu Sebagai Klien Individu adalah anggota keluarga yang unik sebagai kesatuan utuh dari aspek biologi, psikologi, social dan spiritual. Peran perawat pada individu sebagai klien, pada dasarnya memenuhi kebutuhan dasarnya yang mencakup kebutuhan biologi, sosial, psikologi dan spiritual karena
adanya kelemahan fisik dan mental, keterbatasan pengetahuan, kurangnya kemauan menuju kemandirian pasien/klien. 2. Keluarga Sebagai Klien Keluarga merupakan sekelompok individu yang berhubungan erat secara terus menerus dan terjadi interaksi satu sama lain baik secara perorangan maupun secara bersama-sama, di dalam lingkungannya sendiri atau masyarakat secara keseluruhan. Keluarga dalam fungsinya mempengaruhi dan lingkup kebutuhan dasar manusia yaitu kebutuhan fisiologis, rasa aman dan nyaman, dicintai dan mencintai, harga diri dan aktualisasi diri. 3. Masyarakat sebagai klien Kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu sistem adat istiadat tertentu yang bersifat terus menerus dan terikat oleh suatu identitas bersama. Strategi pelaksaan keperawatan yang dapat digunakan dalam perawatan kesehatan masyarakat adalah: 1. Pendidikan Kesehatan (Health Promotion) Penyuluhan kesehatan adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan dengan cara menyebarkan pesan, menanamkan keyakinan, sehingga masyarakat tidak saja sadar, tahu dan mengerti, teapi juga mau dan bisa melakukan suatu anjuran yang ada hubungannya dengan kesehatan (Elisabeth, 2007). 2. Proses Kelompok (Group Process) Bidang tugas perawat komunitas tidak bisa terlepas dari kelompok masyarakat sebagai klien termasuk sub-sub sistem yang terdapat di dalamnya, yaitu: individu, keluarga, dan kelompok khusus, perawat spesialis komunitas dalam melakukan upaya peningkatan, perlindungan dan pemulihan status kesehatan masyarakat dapat menggunakan alternatif model pengorganisasian masyarakat, yaitu: perencanaan sosial, aksi
sosial
atau
pengembangan
masyarakat.
Berkaitan
dengan
pengembangan kesehatan masyarakat yang relevan, maka penulis mencoba menggunakan pendekatan pengorganisasian masyarakat dengan
model pengembangan masyarakat (community development) (Elisabeth, 2007). 3. Kerjasama atau Kemitraan (Partnership) Kemitraan adalah hubungan kerja sama antara dua pihak atau lebih, berdasarkan kesetaraan, keterbukaan dan saling menguntungkan atau memberikan manfaat. Partisipasi klien/masyarakat dikonseptualisasikan sebagai peningkatan inisiatif diri terhadap segala kegiatan yang memiliki konstribusi pada peningkatan kesehatan dan kesejahteraan (Elisabeth, 2007). 4. Pemberdayaan (Empowerment) Konsep pemberdayaan dapat dimaknai secara sederhana sebagai proses pemberian kekuatan atau dorongan sehingga membentuk interaksi transformatif kepada masyarakat, antara lain: adanya dukungan, kekuatan ide baru, dan kekuatan mandiri untuk membentuk pengetahuan baru (Elisabeth, 2007). .1.3 Ruang Lingkup Keperawatan Komunitas Keperawatan komunitas mencakup berbagai bentuk upaya pelayanan kesehatan baik upaya promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif, maupun resosialitatif. 1. Upaya promotif dilakukan untuk meningkatkan kesehatan individu, keluarga, kelompok dan masyarakat dengan melakukan kegiatan penyuluhan kesehatan, peningkatan gizi, pemeliharaan kesehatan perorangan, pemeliharaan kesehatan lingkungan, olahraga teratur, rekreasi dan pendidikan seks. 2. Upaya preventif untuk mencegah terjadinya penyakit dan gangguan kesehatan terhadap individu, keluarga kelompok dan masyarakat melalui kegiatan imunisasi, pemeriksaan kesehatan berkala melalui posyandu, puskesmas dan kunjungan rumah, pemberian vitamin A, iodium, ataupun pemeriksaan dan peme¬liharaan kehamilan, nifas dan menyusui. 3. Upaya kuratif bertujuan untuk mengobati anggota keluarga yang sakit atau masalah kesehatan melalui kegiatan perawatan orang sakit dirumah, perawatan orang sakit sebagai tindaklanjut dari Pukesmas atau rumah
sakit, perawatan ibu hamil dengan kondisi patologis, perawatan buah dada, ataupun perawatan tali pusat bayi baru lahir. 4. Upaya rehabilitatif atau pemulihan terhadap pasien yang dirawat dirumah atau kelompok-kelompok yang menderita penyakit tertentu seperti TBC, kusta dan cacat fisik lainnya melalui kegiatan latihan fisik pada penderita kusta, patch tulang dan lain sebagai¬nya, kegiatan fisioterapi pada penderita stroke, batuk efektif pada penderita TBC, dll. 5. Upaya resosialitatif adalah upaya untuk mengembalikan pen¬derita ke masyarakat yang karena penyakitnya dikucilkan oleh masyarakat seperti, penderita AIDS, kusta dan wanita tuna susila. .2
Wanita Dewasa
2.2.1 Pengertian Wanita Wanita adalah kata yang umum digunakan untuk menggambarkan perempuan dewasa. Perempuan yang sudah menikah juga biasa dipanggil dengan sebutan ibu. Untuk perempuan yang belum menikah atau berada antara umur 16 hingga 21 tahun disebut juga dengan anak gadis. .2.2 Pengertian Dewasa Istilah adult
atau dewasa berasal dari kata kerja latin yang berarti
tumbuh menjadi dewasa. Oleh karena itu orang dewasa adalah seseorang yang
telah
menyelesaikan
pertumbuhannya
dan
siap
menerima
kedudukannya di dalam masyarakat bersama dengan orang dewasa lainnya (Elizabeth Hurlock, Developmental Psychology, 1991). Dewasa awal adalah masa peralihan dari masa remaja. Hurlock (1986) mengatakan bahwa dewasa awal dimulai pada usia 18 tahun sampai kira-kira usia 40 tahun. Secara umum, mereka yang tergolong dewasa awal ialah mereka yang berusia 20-40 tahun. Santrock (1999), orang dewasa muda termasuk masa transisi, baik secara fisik, transisi secara intelektual serta transisi peran sosial. Perkembangan sosial masa dewasa awal adalah puncak dari perkembangan sosial dewasa.
Masa
dewasa
awal
adalah
masa
masa
beralihnya pandangan
egosentris menjadi sikap yang empati. Pada masa ini, penentuan relasi sangat memegang peranan penting. Dewasa awal merupakan masa
permulaan dimana seseorang mulai menjalin hubungansecara intim dengan lawan jemisya. Hurlock (1986) mengemukakan beberapa karakteristik dewasa awal dan pada salah satu initinya dikatakan bahwa dewasa awal merupakan suatu masa penyesuaian diri dengan cara hidup baru dan memanfaatkan kebebasan yang diperolehnya. .2.3 Perkembangan pada Usia Dewasa Proses perkembangan itu berlangsung secara bertahap, dalam arti sebagai berikut. 1. Bahwa perubahan yang terjadi bersifat maju meningkat dan atau mendalam/ meluas, baik secara kuantitatif maupun kualitatif (prinsip progressif) 2. Bahwa perubahan yang terjadi antar bagian dan atau fungsi organisme itu
terdapat interpedensi sebagai kesatuan integral yang harmonis
(prinsip sitematik). 3. Bahwa perubahan pada bagian atau fungsi organisme itu berlangsung secara beraturan dan berurutan dan tidak secara kebetulan dan meloncatloncat (prinsip berkesinambungan). .3
Konsep Kanker Payudara
2.3.1 Anatomi Payudara Kata payudara berasal dari bahasa Sansekerta payau yang artinya air dan dara yang artinya perempuan. Dalam bahasa Latin, payudara disebut glandhula mammae. Salah satu fungsi payudara adalah untuk menyusui. (Suryaningsih & Sukaca, 2009). Payudara merupakan modifikasi kelenjar keringat yang berkembang menjadi susunan yang kompleks pada wanita dan rudimenter (tidak berkembang) pada pria, dan kelenjar ini khas untuk golongan mamalia. Pada wanita, pertumbuhan payudara terus berlanjut sampai dewasa. Sedangkat pada pria, pertumbuhan payudara berhenti pada waktu lahir. Kelenjar mama atau payudara adalah perlengkapan pada organ reproduksi perempuan yang mengeluarkan air susu. Payudara terletak di dalam fasia superfisialis di daerah pektoral antara sternum dan aksila dan melebar dari kira-kira iga kedua atau ketiga sampai iga keenam atau iga
ketujuh. Berat dan ukuran payudara berlain-lainan, pada masa pubertas membesar, dan bertambah besar selama hamil dan sesudah melahirkan, dan menjadi atrofik pada usia lanjut. Bentuk payudara cembung ke depan dengan puting di tengahnya, yang terdiri atas kulit dan jaringan erektil dan berwarna tua. Puting ini dilingkari daerah yang berwarna cokelat yang disebut areola. Dekat dasar puting terdapat kelenjar sebaseus, yaitu kelenjar Montgomery, yang mengeluarkan zat lemak supaya puting tetap lemas. Puting berlubang-lubang 15-20 buah, yang merupakan saluran dari kelenjar susu. Payudara terdiri atas bahan kelenjar susu atau jaringan aleolar, tersusun atas lobus-lobus yang saling terpisah oleh jaringan ikat dan jaringan lemak. Setiap lobulus terdiri atas sekelompok aleolus yang bermuara ke dalam duktus laktiferus (saluaran air susu) yang bergabung dengan duktus-duktus lainnya untuk membentuk saluran yang lebih besar dan berakhir dalam saluran sekretorik. Ketika saluran-saluran ini mendekat puting, membesar untuk membentuk wadah penampungan air susu, yang disebut sinus laktiferus, kemudian saluran itu menyempit lagi dan menembus puting dan bermuara di atas permukaannya. Sejumlah besar lemak ada di dalam jaringan pada permukaan payudara, dan juga di antara lobulus. Saluran limfe banyak dijumpai. Saluran limfe mulai sebagai pleksus halus dalam ruang interlobuler jaringan kelenjar, bergabung dan membentuk saluran lebih besar, yang berjalan ke arah kelompok pektoral kelenjar aksiler, yaitu kelenjar mammae bagian dalam dan kelenjar supraklaikuler. Persediaan darah diambil dari cabang arteria aksilaris, interkostalis, dan mama interna, dan pelayanan persarafan dari saraf-saraf kutan dada. (Pearce, 2011).
.3.2 Fisiologi Payudara Organ payudara merupakan bagian dari organ reproduksi yang fungsi utamanya menyekresi susu untuk nutrisi bayi yang dimulai pada minggu keenam belas. Sesudah bayi lahir, dari payudara akan keluar sekret yang berupa cairan bening yang disebut kolostrum yang kaya protein, dan dikeluarkan selama 2-3 hari pertama; kemudian air susu mengalir lebih lancar dan menjadi air susu sempurna. Sebuah hormon dari lobus anterior kelenjar
hipofisis,
yaitu
prolaktin
penting
dalam merangsang
pembentukan air susu. (Pearce, 2011). .3.3 Cancer Mamae Cancer mammae disebut juga dengan Carcinoma Mammae adalah sebuah tumor ganas yang tumbuh dalam jaringan payudara. Tumor ini dapat tumbuh dalam susu, jaringan lemak, maupun pada jaringan ikat payudara. (Suryaningsih & Sukaca 2013). Cancer mammae adalah keganasan yang berasal dari kelenjar, saluran kelenjar dan jaringan penunjang payudara, tidak termasuk kullit payudara. (Romauli & indari, 2013). Cancer mammae adalah pertumbuhan sel yang tidak terkontrol lantaran perubahan abnormal dari gen yang bertanggung-jawab atas pengaturan pertumbuhan sel. Secara normal, sel payudara yang tua akan mati, lalu digantikan oleh sel baru yang lebih ampuh. Regenerasi sel seperti ini
berguna
untuk
mempertahankan
fungsi
payudara,
gen
yang
bertanggung-jawab terhadap pengaturan pertumbuhan sel termutasi. Kondisi itulah yang disebut cancer mammae. (Satmoko, 2012). Dari
beberapa
definisi
diatas,
dapat
disimpulkan
bahwa
cancer mammae adalah suatu keadaan dimana terjadi pertumbuhan sel yang tidak terkendali pada payudara, sehingga menyebabkan terjadinya benjolan atau kanker yang ganas. .3.4 Faktor Resiko Cancer Mammae Menurut Mulyani & Nuryani (2013), Sukaca & Suryaningsih (2009) terdapat beberapa faktor yang mempunyai pengaruh terhadap terjadinya cancer mammae, diantaranya:
1.
Gender Perempuan memiliki risiko terkena cancer mammae lebih besar dibanding pria. Perbandingannya seratus banding satu perempuan yang terkena cancer mammae dibandingkan pria.
2.
Pemakaian hormon Laporan dari Harvard School of Public Health menyatakan bahwa terdapat peningkatan bermakna pada pengguna terapi Estrogen Replacement. Suatu metaanalisis menyatakan bahwa walaupun tidak terdapat risiko cancer mammae pada pengguna kontrasepsi oral, perempuan yang menggunakan obat ini untuk mengalami kanker ini sebelum menopause. Oleh sebab itu jika kita bisa menghindari adanya penggunaan hormon ini secara berlebihan maka akan lebih aman.
3.
Kegemukan (obesitas) setelah menopause Seorang perempuan yang mengalami obesitas setelah menopause akan beresiko 1,5 kali lebih besar untuk terkena cancer mammae dibandingkan dengan perempuan yang berat badannya normal.
4.
Radiasi payudara yang lebih dini Sebelum
usia
30
tahun,
seorang
perempuan
yang
harus
menjalani terapi radiasi di dada (termasuk payudara) akan memiliki kenaikan risiko terkena cancer mammae. Semakin muda ketika menerima pengobatan radiasi, semakin tinggi risiko untuk terkena cancer mammae di kemudian hari. 5.
Riwayat cancer mammae Seorang perempuan yang mengalami cancer mammae pada satu payudaranya mempunyai kesempatan yang lebih besar untuk menderita kanker baru pada payudara lainnya atau pada bagian lain dari payudara yang sama. Tingkat risikonyo bisa tiga sampai empat kali lipat.
6.
Riwayat keluarga Risiko dapat berlipat ganda jika ada lebih dari satu anggota keluarga inti yang terkena cancer mammae dan semakin mudah ada anggota keluarga yang terkena kanker maka akan semakin besar penyakit tersebut menurun.
7.
Periode menstruasi Perempuan yang mulai mempunyai periode awal (sebelum usia 12 tahun) atau yang telah melalui perubahan kehidupan (fase menopause) setelah usia 55 tahun mempunyai risiko terkena cancer mammae yang sedikit lebih tinggi. Mereka yang mempunyai periode menstruasi yang lebih sehingga lebih banyak hormon estrogen dan progesteron.
8.
Umur atau usia Sebagian besar perempuan penderita cancer mammae berusia 50 tahun ke
atas.
Resiko
terkena
cancer
mammae
meningkat
seiring
bertambahnya usia. 9.
Ras Cancer mammae lebih umum terjadi pada perempuan berkulit putih. Kemungkinan terbesar karena makanan yangmereka makan banyak mengandung lemak. Ras seperti Asia mempunyai bahan pokok yang tidak banyak mengandung lemak yang berlebih.
10. Perubahan payudara Jika seorang perempuan memiliki perubahan jaringan payudara yang dikenal sebagai hiperplasia atipikal (sesuai hasil biopsi), maka seorang perempuan memiliki peningkatan risiko cancer mammae. 11. Aktivitas fisik Penelitian terbaru dari Women’s Health Initiative menemukan bahwa aktivitas fisik pada perempuan menopause yang berjalan sekitar 30 menit per hari dikaitkan dengan penurunan 20 persen resiko cancer mammae. Namun, pengurangan risiko terbesar adalah pada perempuan dengan
berat
badan
normal.
Dampak
aktivitas fisikk tidak
ditemukan pada perempuan dengan obesitas. Jika aktivitas fisik dikombinasikan dengan diet dapat menurunkan berat badan sehingga menurunkan risiko cancer mammae dan berbagai macam penyakit. 12. Konsumsi alkohol Perempuan yang sering mengkonsumsi alkohol akan beresiko terkena cancer mammae karena alkohol menyebabkan perlemakan hati, sehingga hati bekerja lebih keras sehingga sulit memproses estrogen
agar keluar dari tubuh dan jumlahnya akan meningkat. 13. Merokok Merokok dapat meningkatkan resiko berkembangnya cancer mammae, apalagi bagi perempuan yang memiliki riwayat keluarga yang mengidap cancer mammae. .3.5 Manifestasi Klinis Romauli & Vindari (2011) menyebutkan bahwa pada tahap awal tidak terdapat tanda dan gejala yang khas. Tanda dan gejala dapat terlihat pada tahap lanjut antara lain : 1.
Adanya benjolan di payudara
2.
Adanya borok atau luka yang tidak sembuh
3.
Keluar cairan abnormal dari puting susu, cairan dapat berupa nanah, darah, cairan encer atau keluar air susu pada perempuan yang tidak hamil dan menyusui
4.
Perubahan bentuk dan besarnya payudara
5.
Kulit puting susu dan areola melekuk ke dalam atau berkerut
6.
Nyeri di payudara
7.
Menurut Mulyani & Nuryani (2013), jika metastase (penyebaran) luas, maka tanda dan gejala yang biasa muncul adalah: a) Pembesaran kelenjar getah bening supraklavikula dan servikal. b) Hasil rontgen toraks abnormal dengan atau tanpa efusi pleura. c) Gejala penyebaran yang terjadi di paru-paru ditandai dengan batuk yang sulit untuk sembuh, terdapat penimbunan cairan antara paruparu dengan dinding dada sehingga akan menimbulkan kesulitan dalam bernafas. d) Nyeri tulang dengan penyebaran ke tulang. e) Fungsi hati abnormal.
.3.6 Jenis Cancer mammae Mulyani & Nuryani (2013); Suryaningsih & Sukaca (2009); Santoso (2009)
menjelaskan
bahwa
terdapat
mammae yang sering terjadi : 1. Ductul Carcinoma In Situ (DCIS)
beberapa
jenis cancer
DCIS merupakan tipe cancer mammae noninvasif yang sering terjadi. DCIS
terdeteksi
pada
mamogram
sebagai microcalsifications
(tumpukan kalsium dalam jumlah kecil). DCIS muncul dari ductal epithelium dan masuk ke duktus. 2. Lobular Carcinoma In Situ (LCIS) LCIS merupakan kanker yang tidak menyebar. Pada LCIS, pertumbuhan jumlah sel terlihat jelas dan berada di dalam kelenjar susu (lobulus). 3. Invasive (infiltrating) Ductal Carcinoma (IDC) IDC terjadi di dalam saluran susu payudara lalu menjebol dinding saluran dan menyerang jaringan lemak payudara. Bila dipalpasi akan terasa benjolan yang keras. Biasanya terjadi metastasis ke nodus lympha aksila. 4. Invasive (Infiltrating) Lobular Carcinoma (ILC) ILC mulai terjadi di dalam lobulus (kelenjar) payudara, tetapi sering mengalami metastase (penyebaran) ke bagian tubuh yang lain. Berikut adalah beberapa jenis cancer mammae yang jarang terjadi : a) Medullary Carcinoma Medullary carcinoma ialah jenis cancer mammae inasif yang membentuk satu batas yang tidak lazim antara jaringan tumor dan jaringan normal. b) Mucinous Carcinoma Mucinous Carcinoma terbentuk oleh sel kanker yang memiliki mukus lainnya.
(lendir)
dan
biasanya
Pertumbuhannya
mucul
lambat,
bersama
namun
tipe kanker
lama-lama dapat
meluas. c) Tubular Carcinoma Tubular carcinoma adalah tipe khusus dari cancer mammae invasif. d) Inflammatory Breast Cancer (IBC) Inflammatory breast cancer ialah kondisi payudara yang terlihat meradang (merah dan hangat) dengan cekungan dan pinggiran
tebal
yang
disebabkan
oleh
sel
kanker
yang menyumbat
pembuluh limfe kulit pembungkus payudara. Pertumbuhannya cepat. e) Paget’s Disease of The Nipple Paget’s disease of the nipple ialah jenis cancer mammae yang berawal dari saluran susu, lalu menyebar ke areola dan puting payudara. Gejala yang tampak seperti kulit payudara akan pecah-pecah, memerah, timbul borok, dan mengeluarkan cairan. f) Phylloides Tumor Phylloides tumor ialah jenis kanker yang dapat bersifat jinak ataupun ganas dan berkembang di dalam jaringan konektif payudara yang dapat ditangani dengan operasi pengangkatan. .3.7 Stadium Cancer mammae Stadium 0
I II III
IV
1.
Keterangan Cancer mammae non-invasif. Ada 2 tipe, yaitu DCIS (ductal carcinoma in situ) dan LCIS (lobular carcinoma in situ). Kanker invasif kecil, ukuran tumor kurang dari 2 cm dan tidak menyerang kelenjar getah bening. Kanker invasif, ukuran tumor 2-5 cm dan sudah menyerang kelenjar getah bening. Kanker invasif besar, ukuran tumor lebih dari 5 cm dan benjolan sudah menonjol ke permukaan kulit, pecah, berdarah, dan bernanah. Sel kanker sudah bermetastasis atau menyebar ke organ lain, seperti paru-paru, hati, tulang, atau otak.
Stadium 0 Disebut Ductal Carcinoma In Situ atau Noninvasive Cancer yaitu kanker yang tidak menyebar keluar dari pembuluh/ saluran payudara dan kelenjar-kelenjar (lobulus) susu pada payudara.
2.
Stadium 1 Tumor masih sangat kecil dan tidak menyebar serta tidak ada titik pada pembuluh getah bening.
3.
Stadium IIA
Diameter tumor lebih kecil atau sama dengan 2 cm dan telah ditemukan pada titik-titik saluran getah bening di ketiak. 4.
Stadium IIB Diameter tumor lebih lebar dari 2 cm tetapi tidak melebihi 5 cm, telah menyebar pada titik-titik di pembuluh getah bening ketiak, dan diameter tumor lebih lebar dari 5 cm tapi belum menyebar.
5.
Stadium IIIA Diameter tumor lebih kecil dari 5 cm dan telah menyebar pada titiktitik di pembuluh getah bening ketiak.
6.
Stadium IIIB Tumor telah menyebar ke dinding dada atau menyebabkan pembengkakan
bisa
juga
luka
bernanah
di
payudara
dapat
didiagnosis sebagai infalammatory breast cancer. Dapat juga sudah atau bisa juga belum menyebar ke titik-titik pada pembuluh getah bening di ketiak dan lengan atas, tetapi tidak menyebar ke bagian lain dari organ tubuh. 7.
Stadium IIIC Seperti stadium IIIB, tetapi telah menyebar ke titik-titik pada pembuluh getah bening dalam group N3.
8.
Stadium IV Ukuran tumor dapat berapa saja, tetapi telah menyebar pada lokasi yang jauh, seperti tulang, paru-paru, liver atau tulang rusuk.
.4
Program Deteksi Cancer mammae Menurut Mulyani & Nuryani (2013); Suryaningsih & Sukaca (2009) terdapat beberapa proses deteksi cancer mammae, yaitu : 1. Periksa Payudara Sendiri (SADARI) a) Berdirilah di depan cermin dan perhatikan apakah ada kelainan pada payudara. Biasanya payudara tidak sama, putingnya juga tidak terletak pada ketinggian yang sama. Perhatikan apakah terdapat keriput, lekukan, atau puting susu tertarik ke dalam. Bila terdapat kelainan atau keluar cairan atau darah dari puting susu, segeralah pergi ke dokter.
b) Letakkan kedua lengan di atas kepala dan perhatikan kembali kedua payudara.
Kemudian
bungkukkan
badan
hingga payudara
tergantung ke bawah dan periksa lagi. c) Berbaringlah di
tempat
tidur dan letakkan tangan kiri di
belakang kepala, dan sebuah bantal di bahu kiri. Rabalah payudara kiri dengan telapak jari-jari kanan. Periksalah apakah ada benjolan pada payudara. Kemudian periksa juga apakah ada benjolan atau pembengkakan pada ketiak kiri. d) Periksa dan rabalah puting susu dan sekitarnya. Pada umumnya kelenjar susu bila diraba dengan telapak jari-jari tangan akan terasa kenyal dan mudah digerakkan. Bila ada tumor, maka akan terasa keras dan tidak dapat digerakkan (tidak dapat dipindahkan dari tempatnya). Bila terasa ada sebuah benjolan sebesar 1 cm atau lebih, segeralah ke dokter. Makin dini penanganan, semakin besar kemungkinan untuk sembuh secara sempurna 2. Thermografi Payudara Thermografi payudara adalah suatu prosedur diagnosis yang menggambarkan
payudara
sebagai
langkah
deteksi
dini cancer
mammae. Prosesnya akan menghasilkan peningkatan suhu di dalam payudara. Thermografi payudara dapat dilakukan dengan kamera inframerah ultra sensitif (ultra-sensitive infrared cameras), komputer. Cara penggunaan : ) Pasien berdiri di depan kamera dengan melepas pakaian dari pinggang ke atas. b) Posisi berdiri tegak dengan mengangkat kedua telapak tangan di belakang kepala. Hasil dengan thermografi payudara : a. Citra inframerah yang abnormal merupakan tanda penting adanya resiko tinggi terjadinya cancer mammae. b. Ketidaknormalan yang tetap tertangkap pada pemeriksaan thermografi berikutnya
menandakan
risiko
masa mendatang 22 kali lipat lebih tinggi.
terkena cancer mammae di
c. Ketika perempuan dengan ketidaknormalan tersebut menjalani perawatan kesehatan payudara, maka tingkat bertahan hidupnya naik sekitar 61 %. 3. Mamografi Mamografi adalah suatu metode pendeskripsian dengan menggunakan sinar X berkadar rendah. Tes dalam mamografi disebut mammogram. Cara menggunakan mammogram : 1) Tahap 1 a. Pasien diminta menanggalkan pakaian dari pinggang ke atas dan diganti pakaian rumah sakit. b. Berdiri di depan mesin mamografi. c. Penyinaran dilakukan satu per satu pada payudara dengan meletakkannya di atas penjepit lembar film dari plastik atau metal. d. Tekan payudara sedatar mungkin di antara penjepit film dan kotak plastik yang disebut paddle, yang menekan payudara dari atas ke bawah. e. Pancarkan sinar x beberapa detik. 2) Tahap 2 a. Berposisi di samping mesin mamografi. b. Penjepit film akan dinaikkan sehingga sisinya persis dengan posisi luar payudara, sedangkan sudutnya menyentuh ketiak. c. Melakukan oblique position, yaitu menekan kembali paddle beberapa detik saat sinar x dipancarkan. Prosedur ini akan diulang pada payudara satunya. d. Totalnya empat sinar x, dua untuk masing-masing payudara. 4. Ductography Ductography merupakan bagian dari mamografi. Fungsi ductography adalah : a. Memperlihatkan saluran air susu yang ada di dalam payudara. b. Membantu dalam mendiagnosis penyebab keluarnya cairan abnormal pada putting. Cara melakukan mamografi :
a) Membersihkan dan mensterilkan payudara dengan alkohol untuk membersihkan sisa cairan yang kering dan menempel pada puting. b) Pijat payudara untuk mendapatkan cairan. c) Tempatkan
satu
jarum
pada
putting
sementara
pasien
memegang putting dengan telunjuk dan ibu jarinya. d) Puting diarahkan ke bawah agar kanula dapat masuk saluran air susu pasien. e) Cairan radiopaque disuntikkan ke dalam payudara melalui suntikan yang telah disambungkan dengan canula. f) Payudara kemudian dicitrakan ke mamografi. g) Tempelkan puting plester untuk menghindari keluarnya cairan ke pakaian pasien. 5. Biopsi payudara Biopsi payudara adalah sebuah tindakan untuk mengambil contoh jaringan payudara dengan lensa mikroskop. Dengan begitu maka dapat diketahui adanya sel cancer mammae yang bersarang. Cara penggunaan biopsi payudara : a. Fine-Needle Aspiration Biopsy (FNA) 1) Alat : menggunakan jarum kecil. 2) Cara : Jarum kecil dimasukkan dalam payudara. Dari ujung jarum tersebut, contoh jaringan diambil untuk kemudian diperiksa. b. Core Needle Biopsy 1) Alat : menggunakan jarum berbentuk khusus dan lebih besar. 2) Cara : Jarum dimasukkan hingga menembus kulit sampai ke benjolan. c. Open biopsy 1) Alat : menggunakan jarum atau kabel khusus. 2) Cara : Mengiris kulit dan mengambil sebagian atau seluruh benjolan. Jika tidak ada benjolan, jarum atau kabel khusus akan dimasukkan ke daerah yang dicurigai saat mammogram sebelum pembedahan dilakukan. Gambar jarum atau kabel tersebut akan membantu menentukan daerah benjolan dan
menentukan lokasi sayatan. 6. USG USG merupakan kelanjutan pemeriksaan mamography atau uji klinis payudara. USG sering digunakan untuk memerksa abnormalitas payudara. Cara pemeriksaan : a. Pasien berbaring pada tempat khusus. b. Olesi payudara dengan gel. c. Geser transduser pada payudara. d. Bentuk
dan
intensitas
pantulan
bergantung
pada
kepadatan
jaringan payudara. e. Jika
sebuah
kista,
hampir
seluruh
gelombang
suara
akan
melewati kista serta menghasilkan pantulan yang lemah. f. Jika tumor payudara, gelombang suara akan memantul dari benda padat
tersebut.
Sehingga
diterjemahkan
komputer menjadi
gambar yang diindikasikan sebagai massa. g. USG tidak menggunakan radiasi dan bebas rasa sakit. .5
Pencegahan Cancer Mammae Menurut Mulyani & Nuryani (2013); Suryaningsih & Sukaca , (2009) terdapat beberapa cara mencegah cancer mammae, yaitu : A. Strategi Pencegahan 1. Pencegahan Primer Merupakan salah satu bentuk promosi kesehatan karena dilakukan pada orang yang sehat untuk menghindarkan diri dari keterpaparan pada berbagai resiko. Pencegahan primer dapat berupa deteksi dini dan melakukan pola hidup sehat untuk mencegah cancer mammae. 2. Pencegahan Sekunder Pencegahan ini dilakukan terhadap individu yang memiliki risiko untuk terkena cancer mammae. Pada setiap perempuan yang normal serta memiliki siklus haid normal merupakan populasi at cancer mammae. Pencegahan ini
risk
dilakukan dengan melakukan
deteksi dini berupa skrining melalui mammografi yang memiliki akurasi 90% tetapi paparan yang terus-menerus dapat menjadi risiko cancer mammae.
3. Pencegahan Tertier Pencegahan ini diarahkan pada individu yang telah positif menderita cancer mammae. Dengan penanganan yang tepat dapat mengurangi kecacatan dan memperpanjang harapan hidup. B. Terapkan pola hidup sehat 1.
Menjaga berat badan ideal;
2.
Pemberian ASI;
3.
Konsumsi sayuran, buah, dan kacang-kacangan;
4.
Mengurangi konsumsi makanan dan gula yang diproses;
5.
Kurangi konsumsi daging merah kurang dari 3 ons per hari;
6.
Menghindari
gorengan
serta
makanan
yang
banyak
mengandung lemak; 7.
Hindari makanan yang terkontaminasi jamur;
8.
Menyimpan makanan yang cepat rusak dalam lemari es;
9.
Mengurangi makanan yang diasap;
10. Metode memasak dengan suhu rendah; 11. Menghentikan konsumai alkohol; 12. Olahraga yang teratur; 13. Hindari merokok; 14. Menghindari stress. C. Konsumsi makanan pencegah cancer Terdapat beberapa jenis makanan yang diteliti ahli dapat mencegah cancer mammae, yaitu tomat, alpukat, blueberry, kunyit, teh
hijau,
brokoli, kembang kol, bawang putih, bayam, buah delima, rumput laut, sayuran, gandum, ikan salmon dan tuna, yoghurt, olahan kedelai, dan jus jeruk. D. Makanan Penderita Cancer Mammae Makanan yang dianjurkan untuk penderita cancer mammae adalah seperti wortel, lobak, pisang raja, belimbing manis, seledri, kubis, apel, bawang, susu, kedelai dan tempe. .6
Asuhan Keperawatan
.6.1 Pengkajian
A. Data inti komunitas (core inti) 1. Demografi: jumlah kelompok dewasa, golongan umur, pengalaman sebelumnya. Etnis terdiri dari suku bangsa dan ras. 2. Tipe keluarga: keluarga/ bukan keluarga, kelompok. 3. Status perkawinan: kawin, janda/duda, single. 4. Statistik vital: kelahiran, kematian kelompok usia dewasa dan penyebab kematian. 5. Nilai-nilai keyakinan dan agama: nilai agama dan keyakinan yang dianut oleh kelompok dewasa berkaitan dengan nilai dan norma yang dianut. B. Data Subsistem Komunitas Delapan data subsistem yang perlu dikumpulkan dalam pengkajian komunitas meliputi: 1. Lingkungan fisik Dilihat
di lingkungan kelompok
usia dewasa, kebersihan
lingkungan kualitas air, pembuangan limbah, kualitas udara, kualitas makanan, akses dan aktifitas kelompok dewasa dalam pemenuhan kebutuhan. Data dapat dikumpulkan dengan winshield survey dan observasi. 2. Pelayanan kesehatan dan sosial Ketersediaan pelayanan kesehatan khusus kelompok dewasa melalui puskesmas, pengobatan tradisional atau fasilitas pelayanan kesehatan. 3. Ekonomi Dilihat
dari
jumlah
pendapatan
keluarga,
jenis
penanggungjawab, jumlah penghasilan dan pengeluarannya.
pekerjaan
4. Transportasi dan keamanan Dilihat dari jenis transportasi yang digunakan kelompok dewasa untuk mendapatkan pelayanan kesehatan dan adanya rasa aman dan dukungan dari anggota keluarga untuk kelompok usia dewasa. 5. Politik dan pemerintahan Pemerintahan: kelompok pelayanan masyarakat seperti PKK, tahlil, kumpulan bapak-bapak, dll. Terdapat kebijakan yang mendukung optimalnya peran ibu dalam memberikan ASI. Politik: kegiatan politik yang ada diwilayah tersebut dan peran peserta partai politik dalam pelayanan kesehatan. 6. Komunikasi a. Komunikasi formal Media komunikasi yang digunakan oleh kelompok dewasa untuk memperoleh informasi pengetahuan tentang kesehatan melalui buku dan sosialisasi dari tenaga kesehatan. b. Komunikasi informal Komunikasi/ diskusi yang dilakukan kelompok dewasa dengan tenaga kesehatan, orang yang berpengalaman dan lingkungan dalam masyarakat dalam menyelesaikan masalah kelompok dewasa. 7. Pendidikan Tingkat pendidikan yang mempengaruhi pengetahuan dan sikap dalam meningkatkan derajat kesehatan.
8. Rekreasi Tempat rekreasi yang digunakan oleh kelompok dewasa. 2.6.2
Analisa Data 1. Rumusan masalah
No 1. DS:
Symtoms
Problem Gangguan Rasa
Etiologi Gejala terkait
Ny. Z mengatakan merasa cemas
Nyaman
penyakit
Resiko Infeksi
Gangguan
akan benjolan yang ada di payudara. Benjolan di payudara sebelah kanan ada 2 benjolan dan sebelah kiri ada 3 benjolan. Sehingga menyebabkan Ny. Z cemas dan takut DO: -
Tampak gelisah
-
Tampak tidak bisa tidur
-
Menangis
-
Merasa tidak nyaman
-
Tampak payudara
ada
bonjolan
kanan
dan
di kiri.
Benjolan payudara sebelah kana nada 2 dan benjolan payudara sebelah kiri ada 3 benjolan. TTV: S: 37,5°C P: 80x/menit N: 20x/menit 2.
TD: 100/70mmHg DS: Ny. Z mengatakan benjolan pada payudara merasakan payudara.
bernanah gatal
dan pada
sering daerah
intrgritas kulit
DO: - Tampak tidak nyaman - Menggaruk area gata - Benjolan tampak bernanah - Tampak cemas - Tampak menangis TTV: S: 37.5°C P: 80x/menit N: 20x/menit TD: 100/70mmHg 2. Diagnosa Prioritas A. Gangguan Rasa Nyaman berhubungan dengan gejala terkait penyakit NO 1.
2.
KRITERIA Sifat masalah. Skala :
SKOR
PEMBENARAN
3/3 x 1 = 1 Gangguan rasa nyaman dapat
Aktual 3
menyebabkan
Resiko 2
aktivitas
Potensial 1 Kemungkinan masalah dapat diubah.
½x2=1
Kemungkinan
terganggunya
masalah
dapat
Skala:
dicegah sebagian dengan cara
Mudah 2
mengontrol tingkat stress
Sebagian 1 3.
Tidak dapat 0 Potensi masalah untuk dicegah.
3/3 x 1 = 1 Besarnya potensi masalah untuk
Skala:
dicegah adalah dengan adanya
Tinggi : 3
dukungan dari keluarga yang
Cukup 2
selalu rutin untuk memeriksakan
Rendah 1
benjolan yang ada di payudara dan mengobatinya.
4.
Menonjolnya masalah. Skala :
2/2 x 1 = 1 Menonjolnya dilakukan
masalah
perlu
penatalaksanaan
Masalah berat harus segera di tangani
segera karena berisiko terjadinya
2
infeksi akibat jamur ataupun
Ada masalah tapi tidak perlu ditangani
bakteri
1 Masalah tidak dirasakan 0 TOTAL
4
B. Risiko infeksi berhubungan dengan gangguan integritas kulit NO 1.
KRITERIA Sifat masalah. Skala : Aktual 3
SKOR
PEMBENARAN
2/3 x 1 =
Risiko infeksi karena benjolan
2/3
yang
bernanah
Resiko 2
mengakibatkan
Potensial 1
integritas
dapat kerusakan
kulit,
komplikasi
terburuk bila dibiarkan adalah terjadinya CA mamae 2.
3.
Kemungkinan masalah dapat diubah.
Kemungkinan
masalah
dapat
Skala:
dicegah sebagian dengan cara
Mudah 2
sering memeriksakan benjolan
Sebagian 1
payudara
Tidak dapat 0 Potensi masalah untuk dicegah. Skala:
4.
½x2=1
2/3 x 1 = 2/3
Besarnya potensi masalah untuk dicegah
adalah
dengan
Tinggi : 3
memperdalam pengetahuan dan
Cukup 2
berperilaku
Rendah 1
yang benar
Menonjolnya masalah.
2/2 x 1 = 1 Menonjolnya
personal
masalah
hygiene
perlu
Skala :
dilakukan
Masalah berat harus segera di tangani
segera karena komplikasi yang
2
ditimbulkan
Ada masalah tapi tidak perlu ditangani
masalah kesehatan yang lebih
1
parah
Masalah tidak dirasakan 0
penatalaksanaan bisa
menjadi
TOTAL
1
1/3
C. Intervensi Keperawatan Intervensi keperawatan diberikan pada prioritas masalah yaitu gangguan rasa nyaman berhubungan dengan gejala terkait penyakit . No 1.
Hari/tgl
Diagnosa
keperawatan Senin, 1 Gangguan rasa juni 2020 nyaman berhu-bungan dengan gejala terkait penyakit
Tujuan
Sasaran
Setelah dilakukan Ny. Z tindakan dan keperawatan 1x keluarga pertemuan diharapkan pasien dan keluarga mampu: 1. Dapat menyebutkan pengertian dari kanker payudraa 2. Dapat menyebutkan faktor penyebab terjadinya benjolalan yang mengakibatkan gangguan rasa nyaman 3. Dapat menyebutkan tanda dan gejala kanker payudara yang dapat menyebabkan gangguan rasa nyaman 4. Dapat menjelaskan bagaimana cara mencegah dan mengatasi kanker payudara agar tidak mengganggu rasa nyaman
Rencana Tindakan
Tempat
Metode
1. Beri penjelasan kepada pasien dan keluarga mengenai pengertian dari kanker payudara yang dapat mengganggu rasa nyaman pasien 2. Beri informasi mengenai faktor apa saja yang dapat menyebabkan terjadinya benjolan sehingga dapat mengganggu kenyamanan pasien 3. Berikan penjelasan mengenai tanda gejala kanker payudara yang mempengaruhi kenyamanan pasien 4. Diskusikan dengan pasien dan keluarga cara mencegah dan mengatasi kanker payudrara agar tidak mengganggu rasa nyaman pasien
Rumah pasien RW 01/RT 10
Wawan cara, diskusi Media: leaflet
D. Implementasi No 1.
No 1.
Diagnosa Implementasi Gangguan rasa nyaman 1. Memberi penjelasan kepada pasien dan keluarga mengenai pengertian dari penyakit berhu-bungan dengan kanker payudara yang dapat mengganggu gejala terkait penyakit rasa nyaman pasien 2. Memberi informasi mengenai faktor apa saja yang dapat menyebabkan terjadinya benjolan pada payudara sehingga dapat mengganggu kenyamanan pasien 3. Memberikan penjelasan mengenai tanda gejala kanker payudara yang mempengaruhi kenyamanan pasien 4. Mendiskusikan dengan pasien dan keluarga cara mencegah dan mengatasi kanker payudara agar tidak mengganggu rasa nyaman pasien
E. Evaluasi Hari/tgl Diagnosa Keperawatan Senin, 1 Gangguan rasa 1. juni 2020 nyaman berhubungan dengan gejala terkait penyakit 2.
Kriteria
Evaluasi
Pasien dan keluarga menyebutkan pengertian kanker payudara yang dapat mengganggu rasa nyaman pasien Pasien dan keluarga dapat menyebutkan faktor penyebab terjadinya benjolan pada payudara yang mengganggu rasa nyaman pasien 3. Pasien dan keluarga dapat menyebutkan tanda dan gejala kankeer payudara yang dapat menyebabkan gangguan rasa nyaman 4. Pasien dan keluarga dapat menjelaskan bagaimana cara mencegah dan mengatasi kanker payudara agar tidak mengganggu rasa nyaman
S: Ny. Z mampu meenyebutkan, mengerti dan menjelaskan apa yang menjadi pengertian, faktor penyebab, tanda gejala serta pencegahan dan cara mengatasi kanker payudara yang mengakibatkan terganggunya rasa nyaman O: Ny. Z tampak sangat antusias dalam bertanya kepada tenaga kesehatan yang telah datang memberikan edukasi dan informasi mengenai penyakitnya yang dapat menyebabkan terganggunya rasa nyaman A: Masalah gangguan rasa nyaman berhubungan dengan gejala terkait penyakit teratasi sebagian P: Intervensi dilanjutkan oleh pasien dan keluarga 1. Pasien dan keluarga dapat mengelola dan mengontrol tingkat stress pasien 2. Keluarga membantu pasien dalam mengatasi masalah benjolan yang
dialaminya 3. Keluarga memfasilitasi sarana yang aman untuk pasien 4. Keluarga mememnuhi kebutuhan pasien.
DAFTAR PUSTAKA Endang Purwoastuti. 2008. Kanker Payudara. Yogyakarta: Kanisius Pendidikan.id. 2018. Sadari Kanker Payudara. https://books.google.co.id/books? id=7vd7DwAAQBAJ&pg=PA16&dq=Sadari&hl=en&sa=X&ved=0ahUKEwikv9 DI7djpAhUxmeYKHT-6Au4Q6AEIKDAA. Diakses pada 11 Maret 2020 https://pitapink-ykpi.or.id/tag/sadari/page/2/. Diakses pada 10 Maret 2020 https://www.kemkes.go.id/article/view/19020100003/hari-kanker-sedunia2019.html. Diakses pada 10 Maret 2020 http://p2ptm.kemkes.go.id/uploads/2016/10/Panduan-Program-Nasional-GerakanPencegahan-dan-Deteksi-Dini-Kanker-Kanker-Leher-Rahim-dan-KankerPayudara-21-April-2015.pdf. Diakses pada 11 Maret 2020 https://www.academia.edu/20194626/MAKALAH_KONSEP_KEPERAWATAN _KOMUNITAS. Diakses pada 10 Maret 2020