Konsep Ketuhanan Dalam Islam

  • Uploaded by: Feby MP
  • 0
  • 0
  • February 2021
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Konsep Ketuhanan Dalam Islam as PDF for free.

More details

  • Words: 1,775
  • Pages: 31
Loading documents preview...
KONSEP KETUHANAN DALAM ISLAM Disusun Oleh: Charis Putra Afdillah Rr. Feby Maharani Putri

(04) (21)

TAUHID • Tauhid merupakan suatu prinsip lengkap (dasar) yang menembus seluruh dimensi serta mengatur seluruh aktivitas manusia (QS.9:109) • Bahkan Tuhan menggambarkan keimanan (tauhid) dengan pohon yang baik, yang akan memberi manfaat pada lingkungan (QS.14:2426)

AQIDAH Secara etimologi aqidah berasal dari kata aqoda-yu’qodu-aqdan-aqidatan. Aqdan berarti simpul, ikatan, perjanjian yang kokoh. Aqidah berarti keyakinan atau perjanjian yang ada di dalam diri manusia. Dengan demikian aqidah merupakan kepercayaan di dalam hati, diikrarkan dalam lisan, dan diamalkan dengan perbuatan.

CONTOH AQIDAH • Aqad nikah (mengikat janji antara pria dan wanita melalui pernikahan) • Aqad jual beli (penyerahan barang dan penerimaan barang)

Dari konsep aqidah tersebut, kita akan menemui konsep tauhid dan iman. Tauhid adalah ilmu yang digunakan untuk mengesakan Allah, sedangkan iman adalah suatu keyakinan kepada Allah yang Esa dalam hati, diikrarkan di lisan dan dibuktikan melalui tindakan atau dalam bahasa yang lain iman adlaah menggantungkan drii kepada Allah yang Esa. Ketiga konsep (aqidah, tauhid, dan iman) bisa di fahami secara utuh, karena awal dan akhirnya membahas mengenai Allah Yang Maha Esa. Artinya manusia menaruh kepercayaan (menggantungkan diri) kepada Allah yang Esa sebagai ikatan hidupnya yang menentramkan dirinya. Jadi hanya kepada Allah kita beraqidah, bertauhid, dan beriman.

AQIDAH KEBUTUHAN MANUSIA Aqidah merupakan bentuk keseluruhan tentang diri manusia yang secara asasi dan prinsipil membedakan manusia dengan makhluk-makhluk lain. Dalam kehidupan manusia, aqidah merupakan dasar hidup (fondasi) untuk mendirikan bangunan (beramal). Karena aqidah adalah fondasi, maka aqidah merupakan kebutuhan dasar manusia untuk meluruskan fitrah serta mengaktualisasikan misi kemanusiaan.

CARA MENANAMKAN AQIDAH Proses pembentukan aqidah harus dilakukan sedini mungkin diajarkan kepada anak. Menurut Imam Al Ghazali bahwa penanaman aqidah terhadap anak-anak sejak kecil dilakukan secara bertahap, berangsurangsur dari segi yang paling ringan hingga yang berat sesuai dengan tingkat pengertian anak.

TAHAPAN PENANAMAN AQIDAH TERHADAP ANAK-ANAK • Dimulai dengan hafalan, anak-anak dilatih untuk menghafal kata atau kalimat yang mengandung aqidah. Selanjutnya meningkat kepada bacaan ayat-ayat atau surat-surat pendek. • Tahap berikut ialah pemahaman terhadap bacaan Al-Qur’an sehingga anak-anak memahami arti kalimat yang dibacanya. • Tahap ketiga diharapkan sudah sampai ke tingkat mempercayai adanya Allah dan semua rukun iman.

4 MACAM PERGAULAN YANG BAIK MENURUT AL GHAZALI 1. Bergaul dengan orang yang berakal, cerdik dan pandai. 2. Bergaul dengan orang yang memiliki akhlak dan sopan santun yang baik. 3. Hendaknya bergaul dengan orang yang beriman baik. Tidak boleh bergaul dengan orang yang fasik, munafik dan maksiat. 4. Tidak menyukai bid’ah. Tidak boleh bergaul dengan orang yang suka berbuat bid’ah. (Abu Bakar M., 1990)

PROBLEMATIKA SYIRIK Secara istilah, Syirik adalah menjadikan sekutu bagi Allah dalam melakukan suatu perbuatan yang seharusnya perbuatan itu hanya ditujukan kepada Allah (hak Allah), seperti menjadikan tuhan-tuhan lain bersama Allah, menyembahnya, mentaatinya, meminta pertolongan kepadanya, mencintainya atau melakukan perbuatanperbuatan lain, seperti itu yang tidak boleh dilakukan kecuali kepada Allah SWT.

MACAM-MACAM SYIRIK 1. Syirik Formal (Syirik besar, QS.30:13) Syirik formal (besar) adalah menganggap Allah dengan yang lain. Seperti benda-benda (alam dan manusia) dijadikan Tuhan. 2. Syirik non Formal (Syirik kecil) Adapun syirik kecil adalah secara formal tidak syirik akan tetapi substansinya syirik, hal ini bisa dilihat dari tujuan seseorang. Misalnya berbuat secara pamrih, ingin dipuji orang dan lain-lain. Jadi tujuannya tidak jelas, tidak karena Allah semata (ikhlas).

Setiap kejahatan apapun bentuknya pada hakekatnya adalah syirik, karena tidak mengabdi kepada Allah. Hakekat syirik sama dengan mitos, adalah pengangkatan ke atas sesuatu selain Allah secara tidak benar sedemikian rupa sehingga memiliki nilai lebih tinggi daripada nilai manusia itu sendiri. Dengan kata lain orang yang melakukan syirik dengan sendirinya menempatkan diri dan harkat serta martabat kemanusiaannya lebih rendah daripada objek yang disyirikkan.

DAMPAK SYIRIK 1. 2. 3. 4. 5. 6.

Tidak ada kemerdekaan rohani, bertindak ditaktor, otoriter dan bertentangan dengan prinsip hak-hak asasi manusia. Mereka akan lupa kepada Allah bahkan lupa dengan hakekat dirinya. Mereka selalu sesat seperti binatang, bahkan lebih sesat dari binatang (QS. Al-A’raf:179) Mereka tidak mendapatkan kebahagiaan selama hidupnya (QS. Thaha:124) Orang yang tidak beriman itu selalu ditemani oleh syetan, baik syetan iblis maupun syetan manusia dan jin. Mereka mudah ketakutan, keragu-raguan dan kebingungan (QS. At-Taubah:45)

SYAHADAT UCAPAN DAN TINDAKAN Kalimat tauhid (Laa Ilaaha Illa-Allah) sering juga disebut dengan “kalimat Toyyibah” (QS.14:24), kalimat ini sebagai kunci pembuka dan penentu iman seseorang. Kalimat ini juga sebagai furqan (pembeda) antara Muslim dan tidaknya seseorang. Jika kalimat syahadat tersebut difahami secara kataperkata, maka akan diperoleh suatu pemahaman yang sangat dalam dan indah sekali dalam upaya mewujudkan tranformasi sosial dalam masyarakat sekarang ini, sebab nilai makna kalimat tersebut membawa wacana dalam dataran nilai-nilai universal.

Dari Syahadat Ucapan menuju Syahadat Tindakan Kalimat tauhid bukan sekedar ucapan akan tetapi membawa implikasi nilai sosial yang sangat fundamental dalam membentuk masyarakat yang dinamis dan tranformatis ditengah arus percaturan pembangunan manusia. Adapun gerak dan implikasi nilai tauhid yang bersifat universal dan fundamental adalah sebagai berikut: 1.Kemerdekaan Manusia 2.Sikap Egaliter Menuju Ukhuwah Islamiyah (Persaudaraan) 3.Demokratis 4.Keadilan Sosial 5.Sikap Ikhlas

BUKTI TAUHID YANG BENAR 1.

2.

3. 4. 5. 6.

Mampu berkomunikasi kepada Allah dengan mengenal sifatsifat Allah, baik dalam Al-Qur’an, Sunnah Rasul dan Sunnatullah (hukum alam). (QS.3:190-191) Berserah diri kepada hukum Allah dengan ikhlas, baik yang tertulis (Al-Qur’an dan Sunnah Rasul) maupun Sunnatullah (hukum alam). (QS.5:44, 45, 47) Tidak tergiur oleh harta dan hawa nafsu. Menumbuhkan rasa tinggi diri (izzah) terhadap selain Allah. Menganggap ringan segala bentuk kemewahan. (QS.3:14) Apabila disebut Asma Allah, bergetar hatinya dan bertambah imannya. (QS.8:1-3)

NEXT

1. Beriman kepada Allah a.

b. c.

d.

Hilangnya segala bentuk syirik bagi Allah. Dalam hal ini tidak boleh terbayang ada persamaan-Nya dengan makhluk-Nya, baik dari wujud sikap dan perbuatannya. Ada rasa takut kepada Allah dalam arti takut meninggalkan perintah-Nya dan takut melanggar larangan-Nya. Tidak mau tunduk dan patuh kepada selain Allah dalam segala hal yang bertentangan dengan perintah dan larangan Allah. Selalu yakin bahwa Allah pasti mengetahui isi hati manusia termasuk rencananya dan semua hal perbuatannya baik yang tersembunyi maupun yang terang-terangan (QS.AnNisa’:108)

2. Beriman kepada Malaikat a.Yakin bahwa segala gerak gerik manusia pasti dimatamatai oleh malaikat. b.Selalu berusaha berbuat baik dan berusaha menghindari perbuatan jelek dan terlarang. c.Yakin bahwa para malaikat itu melaporkan semua amal perbuatan manusia dengan adil dan secara jujur. Oleh karenanya orang yang beriman kepada malaikat akan berusaha sedapat mungkin menghiasi diri dengan akhlak yang terpuji dan menjauhkan diri dari akhlak yang tercela.

3. Beriman kepada kitabullah (Al-Qur’an) a.Mengenal Al-Qur’an itu dengan belajar membacanya, memahami artinya serta menghayati maksud dan kandungan ajarannya dan mengamalkan ajarannya dalam kehidupan sehari-hari. b.Menghalalkan apa yang dihalalkan dalam Al-Qur’an serta mengharamkan apa yang diharamkan dalam Al-Qur’an. c.Menempatkan ajaran Al-Qur’an lebih tinggi daripada konsepsi manusia, karena Al-Qur’an pasti benar dan bernilai mutlak dan universal.

4. Beriman kepada Rasulullah a.Hati meyakini bahwa Rasulullah SAW itu betul-betul utusan Allah diantara sekian banyak Rasul Allah itu. b.Meyakini bahwa agama para Nabi atau Rasul sebelumnya hingga Nabi Muhammad SAW adalah agama Islam, karena semuanya sama utusan Allah. Sedang agama yang disisi Allah hanya agama Islam (QS.Ali Imron:19) c.Mengikuti sunnah Rasul dan membelanya serta mengamalkan karena yakin bahwa hadist atau sunnah itu juga termasuk wahyu.

5. Beriman kepada Akhirat a.Selalu ingat akan mati dan selalu menjauhi segala perbuatan dosa, karena yakin bahwa dosa itu akan dipertanggung jawabkan. b.Selalu bertaqwa kepada Alalh karena yakin bahwa ketaqwaan itu sebaik-baiknya bekal sesudah mati. c.Orang yang sudah yakin betul akan kehidupan sesudah mati itu selalu mengutamakan akhirat daripada dunia dengan jalan menjadikan dunia ini sebagai jembatan untuk sampai kepada akhirat.

5. Beriman kepada Qadla’ dan Qadar a.Sabar dan tabah dalam menghadapi cobaan Allah dan tidak cepat mundur karena halangan, tantangan serta pantang menyerah dikala mendapat musibah. b.Tidak terlalu riang dikala senang dan tidak terlalu mabuk kekuasaan dikala berkuasa. c.Tidak sombong dikala sukses dan tidak putus asa dikala gagal. d.Selalu rajin bekerja dan berusaha disertai tawakkal kepada Allah.

NEXT

Makna Syahadat Rasul (Syahadat Tsani/Dua) Untuk memahami Allah Yang Maha Esa dna ajaranNya, manusia harus berpegang kepada Al-Qur’an dengan terlebih dahulu mempercayai Kerasulan Muhammad SAW. Maka kalimat persaksian yang kedua “Asyhadu anna Muhammadar Rasulullah” memuat esensi Kerasulan Muhammad SAW sebagai Rasul Allah yang terakhir. Dengan demikian seorang muslim harus menjadikan Rasulullah SAW sebagai teladan utama, dan satu-satunya teladan yang dicintai, ditaati serta diikuti.

Al-Qur’an dan Sunnahnya menjelaskan bahwa kehadiran Rasulullah SAW ke dunia adalah membawa dua misi, yaitu: 1.Rahmatan Lil ‘alamin (QS.21:107) yang telah dinyatakan Allah dalam kitab sucinya, bahwa misi beliau adalah memberi rahmat bagi kehidupan manusia. 2.Membangun akhlak Kedua misi ini mengandung implikasi bahwa Nabi Muhammad di utus ke dunia ini adalah untuk menyebarkan nilai kasih sayang, yaitu: •Dibebaskannya manusia dari jurang kemusyrikan, kehancuran dan perpecahan. •Dirubahnya masyarakat dari kegelapan kepada cahaya yang terang •Dilepaskannya beban berat manusia dari golongan manusia yang lemah; hamba sahaya, wanita, anak yatim, orang fakir dan miskin. •Diselamatkannya manusia dari inhuman (biadab) menuju beradap. •Mengangkat harkat dan martabat manusia yang hancur akibat kebodohan dan ketimbangan sosial. •Dibimbingnya manusia kejalan yang benar, sehingga bisa membangun kehidupan di segala bidang.

AKTUALISASI SIFAT RASUL DALAM MASYARAKAT PROFESIONAL Adapun sifat-sifat Rasulullah SAW yang perlu difahami dan diaktualisasikan dalam pengembangan masyarakat profesionalis adalah sebagai berikut:

NEXT

1. As-Shidqu As-Shidqu artinya selalu berkata benar dan tidak pernah berdusta dalam keadaan bagaimanapun. Aktualisasi sifat ini dalam pengembangan masyarakat profesional adalah bagaimana seseorang mampu mengembangkan prinsip kebenaran dan memihak kepada kebenaran.

2. Al-Amanah Al-Amanah artinya Rasulullah selalu menjaga dan menunaikan amanah yang dipikulkan ke pundaknya. Aktualisasi sifat ini dalam kehidupan profesionalis adalah bagaimana seseorang berusaha dipercaya dan tidak menyalahgunakan amanah yang dimiliki, yaitu selalu mengembangkan kejujuran.

3. At-Tabligh At-Tabligh artinya seorang Rasul akan menyampaikan apa saja yang diperintahkan oleh Allah dan tidak satupun yang disembunyikan. Aktualisasi dalam pengembangan kehidupan profesionalis adalah bagaimana seseorang tetap memiliki kontrol sosial terhadap setiap ketimpangan yang terjadi dalam dunianya.

4. Al-Fathonah Al-Fathonah artinya seorang rasul memiliki tingkat kecerdasan yang tinggi, pikiran yang jernih, penuh kearifan dan kebijaksanaan. Aktualisasi sifat fathonah ini dalam kehidupan profesionalis adalah menuntut seseorang untuk meningkatkan kualitas diri, meningkatkan kualitas SDM yang handal dengan mengembangkan kehausan terhadap ilmu pengetahuan, mengembangkan budaya IQRA’ (membaca) untuk membuka NEXT cakrawala hati dan pikiran.

KESIMPULAN Prinsip tauhid akan memancarkan nilai kemanusiaan yang bersifat universal. Nilai ikhlas, kemerdekaan, egaliter, demokratis dan keadilan merupakan nilai yang bersifat universal. Perwujudan nilai tersebut akan berhasil bila disemangati oleh iman dan ketaqwaan (tauhid) yang kuat, dalam membangun diri dan menata tata kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Pengingkaran terhadap nilai tersebut dalam kehidupan pribadi dan masyarakat sama dengan pengingkaran “fitrah” (kesucian/nurani) manusia, pada waktu yang sama manusia akan kehilangan harkat dan martabatnya sebagai manusia mulia. Rasulullah adalah pribadi yang agung. Konsekuensi seorang muslim adalah harus mencintai, mentaati dan meneladani beliau dengan cara melaksanakan nilai-nilai Al-Qur’an dan Sunnahnya. Rasul telah menyuruh kepada seluruh umat manusia untuk menyempurnakan akhlaq. Untuk menjadi masyarakat kuat dan profesionalis ditengah globalisasi dunia kita harus mengembangkan etika kebenaran, amanah, tabligh, dan fathonah menuju masyarakat damai dan sejahtera.

Related Documents


More Documents from "ibeng"