Makalah Mk. Ekologi Hewan

  • Uploaded by: jimmy fredik
  • 0
  • 0
  • February 2021
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Makalah Mk. Ekologi Hewan as PDF for free.

More details

  • Words: 3,207
  • Pages: 17
Loading documents preview...
MAKALAH MK. EKOLOGI HEWAN “EKOENERGITIK”

Oleh KELOMPOK 13 1. Christian P. Konda Mesa

1701040045

2. Jewiska O. Inang

1701040072

3. Jimmy F. D. Kolsasi

1701040016

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NUSA CENDANA KUPANG 2020

KATA PENGANTAR Puji dan Syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan penyertaan-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Ekoenergetika” dengan baik. Pembuatan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas akhir mata kuliah Ekologi Hewan. Penulis sangat berharap pembaca sekalian dapat mengerti dan memahami tentang ekoenergetika setelah membaca makalah ini. Penulis juga menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun bagi perbaikan makalah ini.

Kupang, April 2020 Penyusun

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................i DAFTAR ISI.................................................................................................................ii BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................1 A. LATAR BELAKANG........................................................................................1 B. RUMUSAN MASALAH...................................................................................1 C. TUJUAN.............................................................................................................2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA...................................................................................3 A. PENGERTIAN EKOENERGETIKA.................................................................3 B. HUKUM DASAR EKOENERGETIKA............................................................4 C. PENGERTIAN PRODUKTIVITAS, PRODUKTIVITAS PRIMER DAN SEKUNDER..............................................................................................................4 D. CONTOH EKOENERGETIKA DI ALAM.......................................................9 BAB III PENUTUP.....................................................................................................13 A. KESIMPULAN................................................................................................13 B. SARAN.............................................................................................................13 DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................14

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Ekologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan interaksi antara organisme dengan lingkungan dan yang lainnya. Dalam ekologi, makhluk hidup dipelajari sebagai kesatuan atau sistem dengan lingkungannya. Pembahasan ekologi tidak lepas dari pembahasan ekosistem dengan berbagai komponen penyusunnya, yaitu faktor abiotik dan biotik. Ekologi sebagian besar berkaitan dengan populasi dan komunitas. Populasi dalam ekologi, aslinya diartikan sebagai kelompok orang, lalu diperluas menjadi kelompok-kelompok makhluk yang manapun. Dengan istilah Komunitas (kadangkadang disebut sebagai “komunitas biotik”), dimaksudkan meliputi semua populasi yang berdiam di suatu daerah tertentu. Komunitas dengan lingkungan non-hayati berfungsi bersama sebagai suatu sistem ekologik atau ekosistem. Sistem biologik yang paling besar dan hampir dapat memenuhi kebutuhan sendiri disebut biosfer atau ekosfer. Gen merupakan anasir sel, sel menyusun jaringan, jaringan menyusun organ, organ menyusun organisme, organisme menyusun populasi, populasi merupakan anasir komunitas, komunitas menyusun ekosistem, dan ekosistem menyusun biosfer. Banyak ilmuwan berbagai disiplin ilmu yang berlainan telah menggunakan hampiran melalui konsep ekosistem dalam memecahkan berbagai macam persoalan ekologi di laboratorium dan di lapangan atau di alam sesungguhnya. Menurut Odum (1983) dalam ekosistem yang majemuk seperti danau  dan hutan. B. RUMUSAN MASALAH Adapun rumusan masalah dari penyusunan makalah ini antara lain: 1. Apakah pengertian dari ekoenergetika? 2. Bagaimanakah hukum dasar dari ekoenergetika? 3. Apakah pengertian dari produktivitas, produktivitas primer dan sekunder? 4. Apa saja contoh dari ekoenergetika di alam?

C. TUJUAN Tujuan dari penyusunan makalah ini antara lain: 1. Untuk menjelaskan pengertian dari ekoenergetika. 2. Untuk menjelaskan hukum dasar dari ekoenergetika. 3. Untuk menjelaskan pengertian dari produktivitas, produktivitas primer dan sekunder. 4. Untuk menjelaskan contoh energetika yang ada di alam.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. PENGERTIAN EKOENERGETIKA Ekologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan interaksi antara organisme dengan lingkungan dan yang lainnya. Berasal dari kata Yunani oikos ("habitat") dan logos("ilmu"). Ekologi diartikan sebagai ilmu yang mempelajari baik interaksi antar makhluk hidup maupun interaksi antara makhluk hidup dan lingkungannya. Istilah ekologi pertama kali dikemukakan oleh Ernst Haeckel (1834 - 1914). Ekoenergenetik adalah kajian tentang energi dan proses perubahannya dari satu bentuk ke bentuk yang lain yang terjadi di alam ekosistem. Kajian tentang energi meliputi konsep energi, sumber energi bentuk-bentuk energi, dan manfaat energi. Sedangkan kajian tentang transformasi energi meliputi perubahan bentuk energi yang berlangsung di dalam system hidup, system tak hidup, dan pada dua system yaitu biosistem dan fisika system secara berantai. Chapham dan Odum menyatakan bahwa energi adalah kemampuan untuk melakukan kerja. Semakin besar energi, maka semakin besar kemampuan untuk melakukan kerja, begitu juga sebaliknya. Energi dinyatakan dengan satuan kalori/kilo kalori. Sumber energi utama yang bertanggung jawab atas berlangsungnya semua proses kerja di dalam ekosistem yaitu cahaya matahari, gaya gravitasi bumi, dan kekuatan internal bumi. Cahaya matahari merupakan sumber energi yang bertanggung jawab atau proses fotosintesis, daur hidrologis, sirkulasi udara atmosfer, dan secara tidak langsung mempengaruhi laju metabolism hewan ektothermal. Fotosintesis merupakan proses terpenting di dalam ekosistem yang mengubah cahaya matahari menjadi zat-zat organic yang dapat dimanfaatkan oleh organism konsumen. Daur hydrogen merupakan fenomena yang melibatkan proses penguapan air yang dilakukan oleh panas matahari, yang dilanjutkan oleh proses kondensasi. Sirkulasi udara atmosfer merupakan akibat dari pemanasan udara yang dilakukan oleh panas matahari yang mengakibatkan udara menjadi panas dan tekanan meningkat.Gaya gravitasi bumi merupakan ekuivalen energi yang dapat mengakibatkan benda-benda

berpindah tempat dari posisinya menuju arah pusat bumi. Gaya gravitasi bumi mempengaruhi gerakan air dari akar menuju ke pucuk tumbuhan, mempengaruhi kecepatan aliran darah dari jantung ke bagian tubuh yang lain dan mempengaruhi gerakan dan sikap tubuh makhluk. B. HUKUM DASAR EKOENERGETIKA Didasarkan oleh hukum Thermodinamika I dan Hukum Thermodinamika II (aspek aspek energi dan perubahannya mengikuti hokum ini). Thermodinamika I menyatakan bahwa eregi tidak dapat diciptakan dan tidak dapat dimusnahkan, tetapi energi dapat diubah bentuknya dari satu bentuk ke bentuk yang lain. Maka Thermodinamika I sering disebut sebagai hokum kekekalan energi. Berdasarkan prinsip kekekalan, maka jumlah energi antara sebelum dan setelah transformasi harus tetap

sama,

walaupun

mungkin

dalam

bentuk

yang

berlainan. Hukum

Termodinamika II, hukum ini menanyakan bahwa setiap terjadi transformasi energi, selalu terjadi pelepasan energi menjadi bentuk energi yang tidak bermanfaat. Dengan kata lain dapat dinyatakan bahwa setiap terjadi transformasi energi selalu terjadi penyusutan jumlah energi yang bermanfaat. Meskipun total energi secara keseluruhan tetap tidak berkurang. C. PENGERTIAN PRODUKTIVITAS, PRODUKTIVITAS PRIMER DAN SEKUNDER 1) Pengertian Produktivitas Produktifitas adalah istilah untuk menyatakan tingkat produksi atau akumulasi energy dan atau bentuk lain dari energy oleh suatu system terutama system biologi dalam kurun waktu tertentu. Produktivitas adalah laju penambatan atau penyimpanan energi oleh suatu komunitas atau ekosistem.  Sebagaimana telah dijelaskan bahwa di dalam suatu ekosistem terdapat produsen dan konsumen, sehingga dalam ekosistem juga ditemukan aspek produktivitas baik oleh produsen (produktivitas produsen) maupun

produktivitas konsumen. Produktivitas pada aras produsen disebut produktivitas primer (dasar) sedangkan pada aras konsumen disebut produktivitas sekunder Produktivitas adalah laju produksi makhluk hidup dalam ekosistem. Produktivitas ekosistem merupakan suatu indeks yang mengintegrasikan pengaruh kumulatif dari banyak proses dan interaksi yang berlangsung simultan di dalam ekosistem. Jika produktivitas suatu ekosistem hanya berubah sedikit dalam jangka waktu yang lama maka hal itu menandakan kondisi lingkungan yang stabil, tetapi jika perubahan yang dramatis maka menunjukkan telah terjadi perubahan lingkungan yang nyata atau terjadi perubahan yang penting dalam interaksi di antara organisme penyusun eksosistem. Terjadinya perbedaan produktivitas pada berbagai ekosistem dalam biosfer disebabkan oleh adanya faktor pembatas dalam setiap ekosistem. Faktor yang paling penting dalam pembatasan produktivitas bergantung pada jenis ekosistem dan perubahan musim dalam lingkungan. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu pengetahuan untuk mengkaji lebih dalam mengenai produktivitas dan cara penghitungannya. Hal ini akan memberikan sisi positif terkait dengan ekosistem itu sendiri. Berdasarkan urutan tingkat trophik yang dilalui aliran energy, maka produktifitas dibagi menjadi produktifitas primer dan produktifitas sekunder. 2) Pengertian Produktivitas Primer Menurut Odum, Produktifitas primer merupakan laju akumulasi energy matahari oleh aktifitas fotosintesis yang dilakukan oleh tumbuhan hijau, ke dalam bentuk bahan organic yang dapat dipergunakan sebagai bahan makanan. Produktifitas primer dapat dibedakan menjadi 2 yaitu produktifitas primer kotor dan produktifitas primer bersih. a.

Produktifitas primer kotor adalah keseluruhan laju pembentukan senyawa organic atau keseluruhan laju proses fotosintesis. Dengan demikian, Produktifitas primer kotor adalah jumlah keseluruhan bahan organic yang terbentuk melalui proses fotosintesis.

b. Produktifitas primer bersih adalah laju pembentukan senyawa organik secara keseluruhan dikurangi dengan laju pembongkaran senyawa organik melalui proses respirasi. Dengan demikian,  Produktifitas primer bersih adalah jumlah total bahan organic yang terbentuk melalui proses fotosintesis dikurangi dengan jumlah bahan organic yang terbongkar melalui proses respirasi yang dilakukan tumbuhan itu. Produksi primer bersih yang menumpuk selama  periode tertentu berupa biomasa tumbuhan. Sebagian dari biomasa ini akan diganti melalui proses dekomposisi dan sebagian lagi tetap disimpan dalam kurun waktu yang lebih lama sebagai materi yang hidup. Hal tersebut seperti yang terjadi di tubuh tumbuhtumbuhan dihutan.  Jumlah akumulasi materi organik yang hidup pada suatu waktu disebut standing crop biomass (biomasa hasil bawaan).  Dengan demikian maka biomasa berbeda dengan produksi (produktivitas) dan biomasa yang ada pada suatu waktu tidak sama dengan produktivitas. Produktivitas komunitas bersih  merupakan laju penyimpanan materi organik oleh produsen, yang tidak digunakan (dimakan) oleh heterotrof (herbivora).  Jadi produktivitas komunitas bersih merupakan sisa produktivitas primer sesudah dikurangi yang digunakan (dikonsumsi) oleh herbivora. 3)

Pengertian Produktivitas Sekunder Produktifitas sekunder adalah laju akumulasi bahan-bahan organic yang

dilakukan oleh organism konsumen. Organism konsumen merupakan organism heterotrop, maka organism ini mengkonsumsi bahan organik yang sudah jadi dari tumbuhan. Bagian yang termanfaatkan diistilahkan dengan bagian yang terasimilasi, di mana sebagian dipakai untuk produksi (pertumbuhan dan berkembangbiak) dan sebagian lagi terbongkar pada saat respirasi. Produktivitas sekunder adalah kecepatan energi kimia mengubah bahan organik menjadi simpanan energi kimia baru oleh organisme heterotrof. Laju penyimpanan materi organik oleh konsumen disebut sebagai produktivitas sekunder. Untuk produktivitas sekunder tidak dibedakan menjadi  produktivitas bersih dan produktivitas kasar, karena konsumen hanya menggunakan energi makanan yang

dihasilkan oleh produsen, kemudian mengubahnya menjadi jaringan tubuh konsumen dengan satu proses yang menyeluruh.  Jumlah energi yang mengalir dalam aras heterotrofik adalah analog dengan produksi kasar pada aras autotrofik, dan ini disebut asimilasi. Carlisle Daren M.  &  Clements  William H.  (2003) menyatakan bahwa produksi sekunder merupakan fungsi pengukuran dinamika populasi, termasuk didalamnya proses yang terjadi pada level individu, populasi maupun ekosistem. Produksi sekunder adalah ukuran komposit sebuah kepadatan populasi biota, biomassa dan pertumbuhan selama kurun waktu tertentu (Rose Lori Valentine, Rypel Andrew L, Layman Craig A 2011). Hewan-hewan herbivora yang mendapat bahanbahan organik dengan memakan fitoplankton merupakan produsen kedua didalam sistem rantai makanan. Hewan-hewan karnivora yang memangsa binatang herbivora adalah produsen, begitu seterusnya rentetan-rentetan karnivora-karnovora yang memangsa karnivora yang lain, merupakan tingkat ke empat, kelima dan sampai pada tingkat yang lebih tinggi (sehingga dinamakan trofik level) dalam sistem rantai makanan. Perpindahan ikatan organik dari satu trofik level ke trofik level berikutnya merupakan suatu proses yang relatif tidak efisien. Di laut bebas dan banyak tempat didaratan efisien perpindahannya dari satu tingkat ke tingkat berikutnya dipercaya hanya sebesar kira-kira 10%. Itu berarti bahwa dari 100 unit bahan organik yang diproduksi oleh produsen pertama hanya 10 unit yang dapat dimanfaatkan oleh produsen kedua, 1 unit oleh produsen ketiga dan demikian seterusnya yang terjadi di sepanjang rantai makanan ini. Produktivitas sekunder dapat digunakan sebagai sumber protein hewani bagi manusia.  Manusia di dalam hidupnya tidak hanya memerlukan karbohidrat saja, tetapi juga memerlukan protein serta lipida. Keperluan terhadap protein dan lipida tersebut harus dicukupinya melalui produktivitas sekunder. Protein dan lipida nabati saja tidak akan mencukupi bagi keperluan manusia, bahkan manusia memerlukan asam amino tertentu yang tidak terdapat dalam tubuh tumbuhan, tetapi hanya terdapat pada tubuh hewan. Dengan demikian, untuk memenuhi kebutuhan hidup  maka manusia tidak hanya memakan nasi dan sayur saja, tetapi juga butuh daging, buah-

buahan dan lain sebagainya. Jadi produktivitas sekunder juga mempunyai arti penting bagi kehidupan manusia. Energi kimia dalam bahan organik yang berpindah dari produsen ke organisme heterotrop (konsumen primer) dipergunakan untuk aktivitas hidup dan hanya sebagian yang dapat diubah menjadi energi kimia yang tersimpan di dalam tubuhnya sebagai produktivitas bersih. Demikian juga perpindahan energi ke konsumen sekunder dan tersier akan selalu menjadi berkurang. Perbandingan produktivitas bersih antara trofik dengan trofik-trofik di atasnya dinamakan efisiensi ekologi. Diperkirakan hanya sekitar 10% energi yang dapat ditransfer sebagai biomassa dari trofik sebelumnya ke trofik berikutnya. Energi makanan yang tersedia bagi konsumen merupakan produktivitas primer. Energi tersebut tidak berarti bahwa energi yang tersedia dapat dimanfaatkan secara keseluruhan oleh konsumen. Berikut akan diberikan beberapa contoh : a)

Tumbuhan. Tidak semua bagian tumbuhan dimakan oleh hewan, tetapi ada bagian yang tidak dimakan, seperti :  kayu dan cabang. Dalam kayu terkandung energi tetapi tidak dimakan oleh herbivora.

b) Ulat hanya memakan daun yang memiliki umur tertentu. c)

Burung memakan biji-bijian atau buah saja.

d) Hewan ternak hanya akan memakan bagian rumput yang masih muda dan daundaunnya saja. Kemampuan pencernaan (metabolisme) berbagai jenis konsumen pada dasarnya berbeda-beda. Belalang hanya mampu mengasimilasi 30% materi dan energi dari rumput yang dimakannya. Sedangkan tikus hanya mampu mengasimilasi 85-90%. Populasi konsumen mempunyai kemampuan untuk mengubah energi yang dikonsumsinya juga berbeda-beda. Invertebrata misalnya; menggunakan sebanyak 79% dari energi yang diasimilasi untuk metabolisme, dan 21% sisanya disimpan dalam tubuhnya.  Sedangkan vertebrata menggunakan 98% dari energi yang diasimilasinya untuk metabolisme.  Jadi Invertebrata justru mampu mengubah energi lebih besar menjadi biomasa dibandingkan dengan Vertebrata. Hal tersebut di atas menunjukkan bahwa adanya efisiensi penangkapan energi yang berbeda-beda dari

satu makhluk dengan makhluk lainnya meskipun mereka secara bersama-sama menempati aras yang sama. D. CONTOH EKOENERGETIKA DI ALAM 1. Piramida Ekologi Piramida ekologi yaitu suatu diagram piramida yang dapat menggambarkan hubungan antara tingkat trofik satu dengan tingkat trofik lain, secara kuantitatif pada suatu ekosistem. Pada piramida ini organisme yang menempati tingkat trofik bawah relatif banyak jumlahnya. Makin tinggi tingkat trofiknya jumlah individunya semakin sedikit . Tingkat trofik tersebut terdiri dari produsen, konsumen primer, konsumen sekunder, konsumen tertier. Produsen selalu menempati tingkat trofik pertama atau paling bawah. Sedangkan herbivora atau konsumen primer menempati tingkat trofik kedua, konsumen sekunder menempati tingkat trofik ketiga, konsumen tertier menempati tingkat trofik ke empat atau puncak piramida. Piramida ekologi terdiri dari piramida energi, piramida biomassa, piramida jumlah. a.

Piramida Energi Piramida energi adalah piramida yang menggambarkan hilangnya energi pada

saat perpindahan energi makanan di setiap tingkat trofik dalam suatu ekosistem. Pada piramida energi tidak hanya jumlah total energi yang digunakan organisme pada setiap taraf trofik rantai makanan tetapi juga menyangkut peranan berbagai organisme di dalam transfer energi. Dalam penggunaan energi, makin tinggi tingkat trofiknya maka makin efisien penggunaannya. Namun panas yang dilepaskan pada proses tranfer energi menjadi lebih besar. Hilangnya panas pada proses respirasi juga makin meningkat dari organisme yang taraf trofiknya rendah ke organisme yang taraf trofiknya lebih tinggi. Sedangkan untuk produktivitasnya, makin ke puncak tingkat trofik makin sedikit, sehingga energi yang tersimpan semakin sedikit juga. Energi dalam piramida energi dinyatakan dalam kalori per satuan luas per satuan waktu. b.

Piramida Biomassa

Piramida biomassa yaitu suatu piramida yang menggambarkan berkurangnya transfer energi pada setiap tingkat trofik dalam suatu ekosistem. Pada piramida biomassa setiap tingkat trofik menunjukkan berat kering dari seluruh organisme di tingkat trofik yang dinyatakan dalam gram/m2. Umumnya bentuk piramida biomassa akan mengecil ke arah puncak, karena perpindahan energi antara tingkat trofik tidak efisien. Tetapi piramida biomassa dapat berbentuk terbalik. Misalnya di lautan terbuka produsennya adalah fitoplankton mikroskopik, sedangkan konsumennya adalah makhluk mikroskopik sampai makhluk besar seperti paus biru dimana biomassa paus biru melebihi produsennya. Puncak piramida biomassa memiliki biomassa terendah yang berarti jumlah individunya sedikit, dan umumnya individu karnivora pada puncak piramida bertubuh besar. c.

Piramida Jumlah Suatu piramida yang menggambarkan jumlah individu pada setiap tingkat

trofik dalam suatu ekosistem. Piramida jumlah umumnya berbentuk menyempit ke atas. Organisme piramida jumlah mulai tingkat trofik terendah sampai puncak adalah sama seperti piramida yang lain yaitu produsen, konsumen primer dan konsumen sekunder, dan konsumen tertier. Artinya jumlah tumbuhan dalam taraf trofik pertama lebih banyak dari pada hewan (konsumen primer) di taraf trofik kedua, jumlah organisme kosumen sekunder lebih sedikit dari konsumen primer, serta jumlah organisme konsumen tertier lebih sedikit dari organisme konsumen sekunder. 2. Rantai Makanan Rantai makanan merupakan sebuah proses yang terjadi dalam suatu ekosistem yang terdiri beragam makhluk hidup di dalamnya. Pada setiap organisme yang hidup pada habitatnya akan mempengaruhi keadaan lingkungannya yang berkaitan dengan rantai makanan makhluk hidup. Setiap makhluk hidup melakukan interaksi dengan menggunakan komponenkomponen lingkungan yang ada di sekitarnya. Interaksi organisme dengan lingkungan sekitarnya akan membentuk satu kesatuan yang disebut dengan ekosistem. Pada pengertian lain menyebutkan, ekosistem merupakan pola terhadap

hubungan timbal balik dan saling mempengaruhi antara makhluk hidup dengan lingkungan yang ditempatinya. Pada sebuah ekosistem akan selalu ditemukan makhluk hidup yang memiliki tingkatan sebagai produsen, konsumen dan pengurai pada rantai makanan. Setiap komponen ini mempunyai peranan berbeda terhadap ekosistem tersebut. Namun ketika, melaksanakan perannya, komponen tersebut akan saling mengalami ketergantungan satu sama lain secara langsung dan juga tidak langsung. Dalam sebuah ekosistem bisa dikatakan seimbang dalam proses rantai makanan, apabila semua komponen tersebut,  melakukan peranan yang sesuai dengan fungsinya masing-masing. Sehingga akan terkontrol secara alamiah, setiap jenis populasi dalam ekosistem tersebut yang berkembang dengan cepat atau berkembang terlalu lambat. Di dalam ekosistem terdapat rantai makanan yang dimana, meliputi sebuah peristiwa makan dan dimakan pada sebuah ekosistem. Rantai makanan pada ekosistem diartikan juga sebagai proses perpindahan energi yang dilakukan melalui proses makan dan dimakan, sehingga membentuk rangkaian tertentu. 1. Produsen, adalah makhluk hidup yang mampu menghasilkan makanan sendiri. Contoh : tumbuhan yang mampu fotosintesis. 2. Konsumen, merupakan makhluk hidup yang tidak mampu membuat makanan sendiri. Terdiri dari beberapa tingkatan yaitu : a. konsumen tingkat 1 (memakan langsung tumbuhan) b. konsumen tingkat 2 (memakan konsumen tingkat 1) c. konsumen tingkat 3 (memakan konsumen tingkat 2) Contoh : hewan vertebrata dan manusia 3. Pengurai : makhluk hidup yang menguraikan zat-zat yang terkandung dalam sampah dan sisa makhluk hidup mati. 3. Rantai Makanan pada Ekosistem Menurut penelitian pada ilmuwan ekologi, kita mengenal tiga macam rantai pokok yaitu rantai pemangsa, rantai parasit, dan rantai saprofit. Berikut ini penjelasannnya :

a) Rantai Pemangsa Rantai pemangsa dimulai dari hewan yang bersifat herbivora sebagai konsumen I yang memakan landasannya yaitu tumbuhan hijau, yang kemudian dilanjutkan dengan hewan karnivora yang memangsa herbivora sebagai konsumen ke-2 dan berakhir pada hewan pemangsa karnivora maupun herbivora sebagai konsumen ke-3. b) Rantai Parasit Pengertian rantai makanan parasit dimulai dari organisme besar hingga organisme yang hidup sebagai parasit. Contoh organisme parasit antara lain cacing, bakteri, dan benalu. c) Rantai Saprofit Rantai saprofit dimulai dari organisme mati ke jasad pengurai. Misalnya jamur dan bakteri. Rantai-rantai di atas tidak berdiri sendiri tapi saling berkaitan satu dengan lainnya sehingga membentuk jaring-jaring makanan. Padi bertindak sebagai makhluk yang bisa menciptakan makanan sendiri melalui proses fotosintesis sehingga berperan sebagai produsen. Kemudian belalang memiliki peran sebagai konsumen tingkat satu yakni memiliki makanan berupa produsen (rumput), biasanya konsumen tingkat satu masuk dalam golongan Herbivora dan biasa juga disebut dengan konsumen primer.  Selanjutnya Belalang dimakan oleh ayam yang berperan sebagai konsumen sekunder, konsumen sekunder biasanya terdiri dari makhluk dengan tipe karnivora (pemakan daging). Ayam dimakan oleh ular yang berperan sebagai konsumen tingkat 3. Selanjutnya ular dimakan oleh elang, konsumen puncak ini biasanya adalah makhluk jenis Omnivora  (pemakan segala) meskipun bisa juga diduduki oleh hewan karnivora. Terakhir dekomposer berfungsi menguraikan elang yang telah mati kemudian dekomposer ini menyuburkan tanah, seperti cacing makhluk invertebrata, yang kemudian kembali tumbuh rumput dan begitu seterusnya.

BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN Adapun kesimpulan yang ditarik dari malakah ini adalah sebagai berikut : 1.

Ekoenergenetik adalah kajian tentang energy dan proses perubahannya dari satu bentuk ke bentuk yang lain yang terjadi di alam ekosistem. Kajian tentang energy meliputi konsep energy, sumber energy bentuk-bentuk energy, dan manfaat energy. Sedangkan kajian tentang transformasi energy meliputi perubahan bentuk energy yang berlangsung di dalam system hidup, system tak hidup, dan pada dua system yaitu biosistem dan fisika system secara berantai.

2.

Hukum dasar Ekoenergetika didasarkan oleh hukum Thermodinamika I dan Hukum Thermodinamika II (aspek aspek energy dan perubahannya mengikuti hukum ini).

3.

- Produktifitas adalah istilah untuk menyatakan tingkat produksi atau akumulasi energy dan atau bentuk lain dari energy oleh suatu system terutama system biologi dalam kurun waktu tertentu. - Produktifitas primer merupakan laju akumulasi energy matahari oleh aktifitas fotosintesis yang dilakukan oleh tumbuhan hijau, ke dalam bentuk bahan organic yang dapat dipergunakan sebagai bahan makanan. - Produktifitas sekunder adalah laju akumulasi bahan-bahan organic yang dilakukan oleh organism konsumen.

4.

Adapun contoh ekoenergetika di alam yaitu antara lain piramida ekologi dan rantai makanan.  B. SARAN Penulis menyarankan agar dalam menulis makalah tentang ekoenergetika

harus ditambahkan dengan gambar-gambar atau grafik yang relevan agar lebih mudah dipahami.

DAFTAR PUSTAKA Anonim. 2007. Produktivitas Primer_Tinjauan Pustaka.(pdf_file). Dedi, S. 2009. Pertumbuhan, Produktivitas dan Biomassa, Fungsi dan Peranan. Dari http://web.ipb.ac.id/Dedi_s  download tanggal 30 Juni 2009.

Related Documents


More Documents from "Nur Fitrianto GreenFire"

Makalah Mk. Ekologi Hewan
February 2021 1
Enjuague Bucal
January 2021 1
February 2021 2
January 2021 0