Loading documents preview...
PEMANTAPAN MUTU PEMERIKSAAN MALARIA
Rita Juliawaty
TUJUAN PEMBELAJARAN
Tujuan Pembelajaran Umum (TPU) Setelah mempelajari materi ini, peserta mampu melakukan pemantapan mutu laboratorium malaria.
Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK) > Menjelaskan pemantapan mutu laboratorium malaria > Menjelaskan pemantapan mutu eksternal > Melaksanakan Uji silang mikroskopis malaria
MENGAPA PERLU PEMANTAPAN MUTU? LATAR BELAKANG Diagnosis laboratorium malaria menjadi dasar untuk memberikan pengobatan ↓ Managemen laboratorium ↓ Pemantapan mutu diagnosis malaria
PROSEDUR UJI SILANG KONVENSIONAL 1.
2.
Penyimpanan sediaan darah (SD) Pisahkan SD positif dan SD negatif. Simpan dalam kotak sediaan darah tertutup Letakkan di ruangan dengan suhu kamar dan tidak lembab untuk menghindari debu dan tumbuhnya jamur. Pemilihan SD 100% dari SD positif dan 5% secara acak dari SD negatif. Pengelola program.
PENGIRIMAN SEDIAAN UJI SILANG Sediaan yang dikirim dalam keadaan kering dan bebas dari minyak immersi. Pengiriman sediaan dalam jumlah besar sebaiknya menggunakan kotak sediaan darah, apabila tidak tersedia sediaan dapat dikemas sedemikian rupa agar tidak mudah pecah dalam pengiriman. Untuk jumlah sampel yang sedikit (kurang dari 20 SD), sediaan dibungkus dengan kertas hvs
PENILAIAN SD UJI SILANG Kualitas Pembuatan Sediaan Darah a)Makroskopis Tetes tebal Diameter ± 1cm Ketebalan: tulisan dapat dilihat di atas kertas Tidak terfiksasi Tetes tipis: 1 cm dari bagian ujung sediaan darah tipis berbentuk lidah.
b) Mikroskopis Tetes tebal Volume darah: 6 µl atau Untuk menilai SD darah negatif: minimal dapat dilihat 100 LPB atau setara dengan 3000-4000 leukosit Ketebalan: • baik : jumlah leukosit 15 -20/LPB • tebal : jumlah leukosit > 20/LPB • tipis : jumlah leukosit <15 /LPB Tetes tipis Volume darah: 2 µl Eritrosit tidak saling bertumpuk. Terfiksasi
Mikroskopis •Normal: inti leukosit berwarna ungu, inti parasit berwarna merah, sitoplasma berwarna biru •Asam: inti leukosit berwarna merah, inti parasit berwarna merah, sitoplasma berwarna merah •Basa: inti leukosit berwarna biru, inti parasit berwarna biru, sitoplasma berwarna biru •Kotor: banyak sisa-sisa/ endapan zat warna/ debu pada lapang pandang Pembacaan Sediaan Darah: Kriteria penilaian hasil pemeriksaan sediaan darah meliputi sensitivitas, spesifisitas, dan akurasi spesies.
Analisa Hasil Uji Silang Hasil uji silang disampaikan kepada penanggung jawab program malaria di Dinkes Kabupaten/Kota untuk dianalisa dengan menghitung tingkat sensitivitas, spesifisitas dan akurasi spesiesnya.
Tindak lanjut
Hasil uji silang cukup dalam empat periode berturut-turut dan/ atau kurang satu periode: Perlu dilaksanakan supervisi/bimbingan teknis Dilakukan pemberian panel tes di tempat Pelatihan
TINGKAT KEMAMPUAN MIKROSKOPIS BERDASARKAN PENILAIAN HASIL PELATIHAN LEVEL AKREDITASI
SENSITIFITA S
SPESIFISITA S
AKURASI SPESIES
HITUNG PARASIT
Level 1 (expert)
>90%
>90%
>90%
>50%
80 - < 90%
80 - < 90%
80 - 90%
40 - 50%
Level 3 (Advance)
70 - < 80%
70 - < 80 %
70 - < 80%
30 - < 40%
Level 4 (Basic)
< 70%
< 70 %
< 70%
< 30%
Level 2 (Refference )
SUB POKOK BAHASAN
PEMANTAPAN MUTU PEMERIKSAAN MALARIA
TUJUAN PEMBELAJARAN
Tujuan Pembelajaran Umum (TPU) Setelah mempelajari materi ini, peserta mampu melakukan pemantapan mutu laboratorium malaria.
Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK) > Menjelaskan pemantapan mutu laboratorium malaria > Menjelaskan pemantapan mutu eksternal > Melaksanakan Uji silang mikroskopis malaria
MENGAPA PERLU PEMANTAPAN MUTU? LATAR BELAKANG Diagnosis laboratorium malaria menjadi dasar untuk memberikan pengobatan ↓ Managemen laboratorium ↓ Pemantapan mutu diagnosis malaria
TUJUAN PEMANTAPAN MUTU o
Tenaga kesehatan dan pasien mempunyai keyakinan penuh terhadap hasil laboratorium
o
Hasil diagnostik menguntungkan pasien dan masyarakat
PEMANTAPAN MUTU EXTERNAL (PME) (Lanjutan)
ALUR UJI SILANG
UJI SILANG MIKROSKOPIS MALARIA
SUB POKOK BAHASAN
PEMANTAPAN MUTU serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk meningkatkan efisiensi, efektifitas biaya dan akurasi hasil pemeriksaan dilakukan secara berkesinambungan dan sistematis
TUJUAN PEMANTAPAN MUTU o
Tenaga kesehatan dan pasien mempunyai keyakinan penuh terhadap hasil laboratorium
o
Hasil diagnostik menguntungkan pasien dan masyarakat
AKTIVITAS DASAR PEMERIKSAAN MIKROSKOPIK MALARIA
PEMANTAPAN MUTU INTERNAL (PMI) kegiatan
pencegahan dan pengawasan
dilaksanakan
laboratorium
terus
oleh masing-masing
menerus
tidak
terjadi atau mengurangi kejadian error/penyimpangan
sehingga
tepat.
diperoleh hasil pemeriksaan yang
PEMANTAPAN MUTU INTERNAL (PMI) (Lanjutan)
1. Tersedianya SPO 2. Pelaksanaan sesuai SPO 3. Penyeliaan berjenjang 4. Dokumentasi pelaksanaan PMI
PEMANTAPAN MUTU EXTERNAL (PME) kegiatan
yang diselenggarakan secara periodik
oleh
pihak lain di luar laboratorium yang bersangkutan
untuk
memantau dan menilai penampilan suatu laboratorium dalam bidang pemeriksaan tertentu.
PEMANTAPAN MUTU EXTERNAL (PME) (Lanjutan)
UJI SILANG MIKROSKOPIS MALARIA
Indikator Keberhasilan Uji Silang Mikroskopik Malaria di Kabupaten/Kota Cakupan Uji Silang
Target ≥ 90%
Hasil Baik
Jumlah laboratorium pelayanan dengan nilai sensitivitas ≥ 70%, spesifisitas ≥ 70%, akurasi ≥ 70%
Jumlah laboratorium pelayanan yang mengikuti uji silang mikroskopik malaria
X 100%
Target ≥ 80%
Hasil uji silang laboratorium pelayanan dikatakan baik apabila memiliki nilai : sensitivitas ≥ 70%, spesifisitas ≥ 70%, akurasi ≥ 70%
Penilaian Kinerja Laboratorium a. Baik: Nilai Sensitivitas ≥70%, Spesifisitas ≥70%, Akurasi spesies ≥70%. b. Cukup: Nilai Sensitivitas 60-69%, Spesifisitas 6069%, Akurasi spesies 60-69 %. c. Kurang: Nilai Sensitivitas <60%, Spesifisitas <60%, Akurasi spesies <60%.
ALUR UJI SILANG
PROSEDUR UJI SILANG KONVENSIONAL 1.
2.
Penyimpanan sediaan darah (SD) Pisahkan SD positif dan SD negatif. Simpan dalam kotak sediaan darah tertutup Letakkan di ruangan dengan suhu kamar dan tidak lembab untuk menghindari debu dan tumbuhnya jamur. Pemilihan SD 100% dari SD positif dan 5% secara acak dari SD negatif. Pengelola program.
LQAS I. Penyimpanan SD Beri label sesuai register (identitas). Simpan berurutan sesuai urutan register laboratorium pelayanan Simpan dalam kotak sediaan darah tertutup Letakkan di ruangan dengan suhu kamar dan tidak lembab untuk menghindari debu dan tumbuhnya jamur. II. Penentuan lot dan pemilihan sediaan uji silang harus melalui beberapa langkah penghitungan yang telah ditentukan.
Langkah Penentuan lot dan Pemilihan Sediaan Uji Silang 1. Menyediakan data : • Tentukan jlh seluruh sediaan malaria ( jlh pos dan jlh neg) yg diperiksa pada tahun lalu. • Mis : fasyankes A jlh slide/ thn = post 94, neg 894, total = 988 2. Menghitung Sediaan darah Positivity Rate (SPR)
SPR = 9.5 %
94 988
X 100 %
=
3. Pembacaan tabel LQAS, dilihat nilai antara persilangan SPR dan jumlah Slide negatif. 4. SPR dibulatkan ke angka terdekat, Jumlah sediaan negatif dibulatkan ke angka terdekat. ( SPR 9.5 % yg terdekat = 10 %. Slide neg 894 yg terdekat 1000 ) Baca pada tabel LQAS
96
6. Hitung jumlah SD per bulan 96 : 12 = 8 maka SD perbulan adalah 8 7. Hitung interval pengambilan sediaan. misal pada bulan Maret, jumlah SD adalah 137, jumlah SD yang di uji silang 8, maka interval pengambiln dihitung dengan cara 137 : 8 = 17 maka interval yang diperoleh adalah 17 8.Tentukan pengambilan sediaan pertama (Lot). Penentuan sediaan yang akan diambil pertama harus lebih kecil atau sama dengan interval ( 117 )
9. Mengambil sediaan berdasarkan interval dan sesuai urutan register laboratorium pelayanan mikroskopis malaria Jika terdapat sediaan yang hilang/pecah, ambil sediaan berikutnya sesuai dengan urutan pada register laboratorium Sediaan yang hilang atau pecah harus didokumentasikan pada Form Pemeriksaan Uji Silang, karena hal ini dapat menunjukkan adanya masalah di laboratorium pelayanan. Kemungkinan penyebabnya adalah: • Sediaan dibuang karena kualitas yang jelek; • Sediaan tidak dibaca; • Petugas mikroskopis tidak memahami kepentingan penyimpanan sediaan untuk proses uji silang.
PENGIRIMAN SEDIAAN UJI SILANG Sediaan yang dikirim dalam keadaan kering dan bebas dari minyak immersi. Pengiriman sediaan dalam jumlah besar sebaiknya menggunakan kotak sediaan darah, apabila tidak tersedia sediaan dapat dikemas sedemikian rupa agar tidak mudah pecah dalam pengiriman. Untuk jumlah sampel yang sedikit (kurang dari 20 SD), sediaan dibungkus dengan kertas hvs
PENILAIAN SD UJI SILANG Kualitas Pembuatan Sediaan Darah a)Makroskopis Tetes tebal Diameter ± 1cm Ketebalan: tulisan dapat dilihat di atas kertas Tidak terfiksasi Tetes tipis: 1 cm dari bagian ujung sediaan darah tipis berbentuk lidah.
b) Mikroskopis Tetes tebal Volume darah: 6 µl atau Untuk menilai SD darah negatif: minimal dapat dilihat 100 LPB atau setara dengan 3000-4000 leukosit Ketebalan: • baik : jumlah leukosit 15 -20/LPB • tebal : jumlah leukosit > 20/LPB • tipis : jumlah leukosit <15 /LPB Tetes tipis Volume darah: 2 µl Eritrosit tidak saling bertumpuk. Terfiksasi
Mikroskopis •Normal: inti leukosit berwarna ungu, inti parasit berwarna merah, sitoplasma berwarna biru •Asam: inti leukosit berwarna merah, inti parasit berwarna merah, sitoplasma berwarna merah •Basa: inti leukosit berwarna biru, inti parasit berwarna biru, sitoplasma berwarna biru •Kotor: banyak sisa-sisa/ endapan zat warna/ debu pada lapang pandang Pembacaan Sediaan Darah: Kriteria penilaian hasil pemeriksaan sediaan darah meliputi sensitivitas, spesifisitas, dan akurasi spesies.
Analisa Hasil Uji Silang Hasil uji silang disampaikan kepada penanggung jawab program malaria di Dinkes Kabupaten/Kota untuk dianalisa dengan menghitung tingkat sensitivitas, spesifisitas dan akurasi spesiesnya.
Tindak lanjut
Hasil uji silang cukup dalam empat periode berturut-turut dan/ atau kurang satu periode: Perlu dilaksanakan supervisi/bimbingan teknis Dilakukan pemberian panel tes di tempat Pelatihan
Sensitivitas PB PB + NP
X 100%
Spesifisitas NB X 100% NB +PP
Akurasi Spesies SPESIES BENAR TOTAL POSITIF SPESIES
X 100%
Error rate PP + NP + SALAH SPESIES X 100% JUMLAH SELURUH SD YANG DIPERIKSA
Keterangan PB
: Positif Benar (True Positive) = Positif Benar + Beda Spesies
PP
: Positif Palsu (False Positive)
NB
: Negatif Benar (True Negative)
NP
: Negatif Benar (False Negative)
Penetapan Tenaga Pelaksana Uji Silang Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan Dinas Kesehatan Provinsi Persyaratan : 1. Telah melaksanakan pemeriksaan mikroskopis malaria secara rutin dengan akurasi spesies minimal 80% untuk Kab/Kota dan minimal 90% untuk provinsi. 2. Merupakan tenaga terlatih dan memiliki sertifikat lulus pelatihan. 3. Memiliki tingkat kemampuan minimal yang dikeluarkan oleh Tim Pemantapan Mutu Tingkat Pusat dan berlaku maksimal 3 tahun: • Reference untuk tingkat Kabupaten/Kota • Expert untuk tingkat Provinsi • Expert untuk tingkat pusat 4. Dapat menilai kualitas sediaan darah. 5. Memiliki komitmen untuk melaksanakan tugasnya minimal 3 tahun.
TINGKAT KEMAMPUAN MIKROSKOPIS BERDASARKAN PENILAIAN HASIL PELATIHAN LEVEL AKREDITASI
SENSITIFITA S
SPESIFISITA S
AKURASI SPESIES
HITUNG PARASIT
Level 1 (expert)
>90%
>90%
>90%
>50%
80 - < 90%
80 - < 90%
80 - 90%
40 - 50%
Level 3 (Advance)
70 - < 80%
70 - < 80 %
70 - < 80%
30 - < 40%
Level 4 (Basic)
< 70%
< 70 %
< 70%
< 30%
Level 2 (Refference )
BIMBINGAN TEKNIS/SUPERVISI Dilakukan
secara berjenjang, rutin 1 tahun sekali, atas dasar prioritas permasalahan.
Perlu • • • •
•
ditingkatkan pada keadaan tertentu : Evaluasi pasca pelatihan Pada tahap awal pelaksanaan program Sosialisasi informasi dan pengetahuan terbaru Hasil uji silang cukup dalam empat bulan berturut-turut dan/atau kurang dalam satu periode uji silang. Laboratorium tidak melaporkan hasil kegiatan
TES PANEL (PROFICIENCY TESTING)
KRITERIA LABORATORIUM PENERIMA TES PANEL Tenaga pelaksana uji silang laboratorium rujukan tingkat provinsi dan Laboratorium rujukan tingkat kabupaten/kota. Tenaga pelaksana laboratorium pelayanan, di kabupaten/kota yang pelaksanaan uji silangnya belum berjalan dengan baik. Tenaga pelaksana laboratorium yang baru dilatih mikroskopis malaria sebagai evaluasi pasca pelatihan. Tenaga pelaksana di laboratorium yang ditunjuk sebagai rujukan laboratorium pelayanan di wilayah Kabupaten/Kota tahap eliminasi, untuk menjaga kompetensi petugas.