Pola-pola Dasar Candlestick Pada Market

  • Uploaded by: myaurora
  • 0
  • 0
  • February 2021
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Pola-pola Dasar Candlestick Pada Market as PDF for free.

More details

  • Words: 4,611
  • Pages: 33
Loading documents preview...
POLA-POLA CANDLESTICK Candlestick chart alias grafik mirip batang-batang lilin lampu ini sekarang dipakai dimana aja, padahal dulu sebelum tahun 1980-an boleh dibilang cuma orang-orang Jepang yang pakai grafik model begini. Ilmu yang lama tersembunyi di Jepang. Steve Nison pada tahun 1980-an memperkenalkan grafik lilin ini ke dunia Barat dan akhirnya populer sampai sekarang. Karena berasal dari Jepang, beberapa bentuk atau pola candlestick masih menggunakan istilah aslinya dalam bahasa Jepang namun beberapa lagi sudah diganti dengan istilah dalam bahasa Inggris. Sejarah lengkap tentang grafik lilin ini silakan baca di banyak buku dan tulisan di internet karena saya nggak akan menuliskannya lagi di sini. Yang mau saya tulis di sini adalah ternyata memang benar bahwa cuma dengan mengamati bentuk-bentuk grafik lilin ini tanpa indikator apa pun kita bisa mengambil keputusan BUY atau SELL. Lebih sip lagi kalo kita menggunakan juga indikator -indikator misalnya yang ada di Sistem Trading Sederhana Tetapi Efektif No. 1 atau No. 2. Menggunakan sistem trading dengan disiplin dan dengan manajemen uang dan manajemen risiko yang baik juga psikologi trading yang sehat ditambah pengetahuan akan bentuk-bentuk candlestick pastinya bakal membuat bro and sis profit selalu. Amin. Yuk kita mulai. Intinya kita harus tahu 2 hal aja yaitu bentuk-bentuk candlestick yang menandakan harga akan berbalik arah (kalo sekarang harga lagi naik ya tunggu aja bentuk candlestick pertanda harga akan turun, juga sebaliknya) juga bentuk bentuk pertanda harga masih berlanjut naik atau turun. Itu aja sih.

Bentuk-bentuk candlestick pertanda harga akan berbalik arah atau berlanjut banyak banget, bisa puyeng kalo harus diinget semua. Lagian gak perlu juga semua dihapal karena beberapa bentuk jarang nongol pula. Yang dibahas di sini bentuk-bentuk candlestick (candlestick pattern) yang sering muncul dan gampang dikenal. Yuk kita mulai. Pertama kita omongin bentuk candlestick standar dulu ya. Lihat gambar di bawah nih:

Jika harga penutupan lebih tinggi dari harga pembukaan maka candle digambar putih, berarti harga naik. Sebaliknya jika harga penutupan lebih rendah dari harga pembukaan maka candle digambar hitam, berarti harga turun. Garis yang mirip sumbu lilin itu di ujungnya adalah harga tertinggi dan harga terendah, biasa disebut shadow (bayangan). Ada juga yang menyebut wick (sumbu) atau tail (ekor). Beberapa software trading ada yang menggambar candle putih dengan warna hijau dan candle hitam dengan warna merah. Sama aja lah. Sekarang kita bahas dulu bentuk-bentuk candlestick yang mengisyaratkan harga akan berbalik arah (reversal).

Doji

Di atas tuh ada 5 bentuk doji yang suka nongol. Bentuk yang kayak tanda plus itu kita sebut "Doji" aja. Ada lagi doji "Long-legged" (kaki panjang). Doji "Four price" (empat harga) kayak tanda minus. Ada lagi Doji "Gravestone" (batu nisan) dan yang terakhir doji "Dragonfly" (capung). Ya nama-nama doji gak perlu dihapal sih. Pokoknya yang bentuknya kayak gambar di atas namanya doji. Beres. Bentuk doji bisa muncul karena harga pembukaan dan harga penutupan sama yang berarti tekanan dari penjual dan pembeli sudah seimbang, makanya tubuh candlestick nggak kelihatan cuma garis doang. Coba lihat deh doji yang kayak batu nisan tuh. Bentuk itu muncul karena harga pembukaan, harga penutupan dan terendah sama. Kalo doji capung ya harga pembukaan, harga penutupan dan harga tertinggi sama. Lucu juga jadinya ya, body dari candle jadi gak kelihatan. Jika kita misalnya melihat doji muncul setelah trend naik atau turun, kemungkinan harga akan berbalik arah.

Spin Top (atau Spinning Top)

Bentuk spin top (gasing) muncul mirip kayak doji yaitu karena tekanan pembeli dan penjual sudah seimbang. Tapi nggak kayak doji, spin top masih ada tubuhnya meski kecil di tengah juga bayangan atas dan bawah sama panjangnya, makanya jadi mirip mainan gasing. Sama seperti doji, spin top juga pertanda awal trend mulai melemah. ibarat pitstop di arena balap, istirahat dulu sebelum ngebut lagi. Harga lebih cenderung berbalik arah ketimbang melanjutkan trend. Kalo udah profit lebih baik tutup posisi aja lah kalo muncul doji atau spin top. Ada juga beberapa sumber yang menyatakan bahwa spin top adalah bentuk netral, artinya jika spin top muncul, trend yang terjadi sulit diperkirakan, apakah akan naik atau turun. Spin Top juga menunjukkan terjadinya fluktuasi harga dalam kisaran sempit. Pasar sedang berusaha melakukan konsolidasi. Bila muncul spin top terus-menerus sebaiknya Anda wait and see aja lah atau jika tetap ingin buka posisi sebaiknya trading jangka pendek saja. Menurut Steve Nison (orang yang memperkenalkan candlestick ke dunia Barat), khusus untuk pasar forex, spin top dapat dianggap atau diperlakukan sebagai doji. Karena Doji dan Spin Top saja bukan tanda reversal tetapi hanya tanda bahwa trend naik/turun mulai jenuh, maka sebaiknya tunggu konfirmasi dari satu atau dua candle berikutnya (saran saya minimal dua) dan lihatlah apakah doji itu muncul di area support atau resistance sebelum memutuskan buka posisi.

Hammer, Inverted Hammer, Hanging man, Shooting Star

Belt Hold Sekilas Belt Hold mirip inverted hammer dan hanging man tetapi bedanya adalah tubuh Belt Hold panjang dan ekor sangat pendek. Mirip marubozu. Belt Hold putih (Bullish Belt Hold) muncul setelah trend turun dan pertanda harga akan naik. Belt Hold hitam (Bearish Belt Hold) muncul setelah trend naik dan pertanda harga akan turun.

Engulfing

Engulfing yang berarti "menyelubungi" adalah pola candle dimana candle kedua (kanan) seolaholah menyelubungi atau menutupi candle pertama (kiri). Candle yang ditutupi (kiri) nggak harus seluruhnya (tubuh dan bayangannya) tetapi minimal tubuhnya saja. Namun kalau seluruhnya ditutupi itu lebih baik atau lebih signifikan (berbalik arahnya lebih kuat). Secara psikologis, candle dengan tubuh lebih kecil (kiri) mengisyaratkan bahwa pasar sudah kehilangan momentum dan arah pasar belum jelas. Selain itu akan ada kelanjutan trend sebelumnya atau berbalik arah. Bearish Engulfing (Engulfing Turun) muncul setelah trend naik dan Bullish Engulfing (Engulfing Naik) muncul setelah trend turun.

Harami

Sekilas Harami mirip Engulfing. Bedanya kalo Harami candle yang lebih kecil ada di kanan dan bentuk tubuhnya jauh lebih pendek ketimbang candle yang di kiri. Harami dalam bahasa Jepang artinya perempuan hamil. Lihat saja, mirip perempuan hamil kan? Candle yang di kanan adalah perutnya. :) Bentuk ini muncul karena harga sudah sampai ke titik jenuh di penghujung trend. Ada candle yang tinggi (kiri) diikuti oleh candle yang kecil (kanan). Tubuh dari candle yang kecil kurang dari separuh tubuh candle yang besar. Candle yang tinggi mencerminkan harga terbaik untuk memperoleh profit dari trend sebelumnya sedangkan candle yang kecil (perutnya) menunjukkan bahwa kondisi pasar sudah mulai jenuh dan ingin

melakukan pembalikan. Posisi candle kecil harus berada di antara harga pembukaan dan penutupan candle besar. Kadang-kadang candle yang kecil bisa juga berupa doji. Warna candle yang besar dan yang kecil harus berlawanan. Itulah harami. Bullish Harami (Harami Naik) muncul di penghujung trend turun dan Bearish Harami (Harami Turun) muncul di penghujung trend naik. Oya, ada yang menyebut pola Harami ini dengan nama "Pregnant". Sama aja artinya. Pada Harami kedua candle berbeda warna.

Dark Cloud dan Piercing

Dark Cloud (awan gelap) muncul di ujung trend naik. Seperti biasa, awan gelap pertanda akan turun hujan. Di market juga begitu. Munculnya bentuk Dark Cloud pertanda harga akan turun. Kriteria Dark Cloud adalah harga penutupan candle hitam (kanan) harus melewati 50% dari candle putih (kiri). Piercing (artinya "menembus") kebalikan dari Dark Cloud yang muncul setelah trend turun. Kriteria Piercing adalah harga penutupan candle putih (kanan) harus melewati 50% dari candle hitam (kiri). Bayangan atas dan bawah untuk Dark Cloud dan Piercing tidak signifikan.

Tweezer Top dan Tweezer Bottom

Tweezer (jepitan) adalah bentuk pembalikan arah yang sering muncul dan gampang dikenal. Di ujung trend naik muncul Tweezer Top yang memiliki harga tertinggi sama (High-nya sama). Di Ujung trend turun muncul Tweezer Bottom yang memiliki harga terendah sama (Low-nya sama). Jika muncul Tweezer trend akan selalu berbalik arah. Tweezer Top dan Tweezer Bottom Dibentuk oleh 2 candle hitam dan putih.

Morning Star dan Evening Star

Bentuk Star ini dibentuk oleh tiga candle. Kunci bentuk ini adalah candle tengah yang berupa spin top atau doji. Jika berupa doji maka disebut Morning Doji Star dan Evening Doji Star. Morning Star merupakan indikasi pembalikan arah menuju trend naik, sedangkan Evening Star menuju trend turun. Ada lagi bentuk Morning Doji Star yang dojinya agak jauh di bawah yang disebut "Bullish Abandoned Baby" dan Evening Doji Star yang dojinya agak jauh di atas yang disebut "Bearish Abandoned Baby". Morning Star atau Bintang Pagi berarti matahari terbit yang akan terus naik hingga siang (bullish) dan Evening Star atau Bintang Senja berarti matahari terbenam yang akan terus turun hingga malam tiba (bearish).

Sekarang kita akan membahas bentuk-bentuk candlestick yang mengisyaratkan harga masih akan berlanjut naik atau turun. Saat trend naik dan muncul bentuk-bentuk ini maka harga kemungkinan besar akan terus naik, begitu juga sebaliknya saat trend turun. Bentuk atau pola ini biasa disebut pola kontinuitas atau pola kelanjutan.

Marubozu

Marubozu adalah candle tanpa bayangan. Bila muncul marubozu menandakan pasar sangat yakin karena itu trend biasanya akan terus berlanjut (naik atau turun). Sebuah candle panjang dengan bayangan pendek di atas atau di bawah atau di atas dan di bawah termasuk marubozu juga meski kurang signifikan ketimbang marubozu yang tanpa bayangan sama sekali.

Three White Soldiers dan Three Black Crows

Three White Soldiers (tiga serdadu putih) adalah tiga marubozu putih yang muncul berurutan. Biasanya muncul saat harga sedang turun. Setiap candle ditutup pada level makin tinggi. Three Black Crows (tiga gagak hitam) adalah tiga marubozu hitam yang muncul berurutan. Biasanya muncul saat harga sedang naik. Setiap candle ditutup pada level makin rendah. Setelah muncul Three White Soldiers atau Three Black Crows biasanya harga koreksi dulu setelah itu melanjutkan lagi trend (naik atau turun). Three White Soldiers biasanya sih muncul saat harga berada pada posisi yang rendah cukup lama, muncullah Three White Soldiers atau harga melejit ke atas. Sreeet. Three Black Crows ya kebalikannya, biasanya muncul saat harga berada di posisi puncak cukup lama, muncullah Three Black Crows atau harga merosot tajam ke bawah. Srooot.

Advancing Soldiers

Formasi Advancing Soldiers dibentuk dengan 4 candle. Bullish Advancing Soldiers muncul setelah trend naik dan pertanda harga akan turun. Bearish Advancing Soldiers muncul setelah trend turun dan pertanda harga akan naik. Candle pertama panjang seperti marubozu tetapi ada ekor di atas dan bawah kemudian diikuti spin top. Nah ini yang bisa menjebak. Kalau baru dua seperti ini kita pikir Harami yang terbentuk tetapi kemudian muncul lagi candle ketiga yang juga berupa spin top dan diikuti candle keempat yang mirip candle pertama.

Falling Three dan Rising Three

Falling Three dibentuk oleh sebuah bearish body (candle hitam) yang cukup panjang kemudian diikuti spin top putih. Sampai di sini terbentuklah bullish Harami. Namun setelah itu muncul lagi spin top kedua (bisa hitam bisa putih) dan diikuti spin top ketiga yang juga putih lalu diikuti bearish candle kembali yang cukup panjang yang harga penutupannya lebih rendah dari candle hitam panjang yang pertama. Jika terbentuk formasi lima candle seperti ini (falling three) harga akan berlanjut turun. Rising Three adalah kebalikannya. Para trader mulai menutup posisi buy mereka (take profit) karena sudah melihat candle putih panjang diikuti spin top hitam (bearish harami sudah terbentuk). Setelah trader melihat dua candle berikutnya yaitu candle ketiga (spin top hitam) yang harga penutupannya masih di atas harga pembukaan candle putih panjang sebelumnya, mereka ramairamai buka posisi buy lagi sehingga terbentuklah candle putih yang cukup panjang. Jika terbentuk formasi lima candle seperti ini (rising three) harga akan berlanjut naik.

Three Line Strike

Bearish Three Line Strike diawali tiga candle hitam berturut-turut yang harga penutupannya lebih rendah dari candle sebelumnya lalu disusul candle putih dengan harga penutupan lebih tinggi dari harga penutupan candle hitam pertama. Harga akan melanjutkan turun. Bullish Three Line Strike kebalikannya. Dari beberapa bentuk atau formasi candlestick di atas, ada yang tergolong kuat sinyal yang diberikan namun ada juga yang termasuk sedang dan lemah. Anda harus memperhitungkan hal ini sebelum mengambil keputusan BUY atau SELL. Bentuk atau formasi candlestick yang termasuk kuat adalah Morning Star, Evening Star termasuk yang pakai doji yaitu Morning Doji Star dan Evening Doji Star, Engulfing, Three White Soldiers & Three Black Crows. Yang termasuk sedang adalah semua jenis doji, Dark Cloud & Piercing. Yang termasuk lemah adalah Harami, Hammer, Inverted Hammer, Hangman, Shooting Star, Belt Hold, Tweezer. Di bawah ini contoh bentuk-bentuk candlestick yang muncul di chart trading saya sendiri di timeframe 5 menit saat trading pada 28 Juli 2011 sore hari. Klik gambar untuk melihat ukuran aslinya.

Ascending Triangle dan Descending Triangle (Continuation) Sebuah pergerakan yang panjang yang kemudian berfluktuatif dengan pergerakan menyempit akan menunjukkan bahwa pergerakan mengalami tekanan dari garis slope yang dibentuk.baik salah satu support atau resistance yang membentuk garis horizontal maka kemungkinan besar harga tersebut merupakan harga yang sangat sulit ditembus (strong support atau Strong resistant). Bagaimanapun juga meskipun garis orizontal tersebut sulit untuk di tembus yang jelas harga masih menekan terlihat dari level support yang semakin tinggi atau resistance yang semakin rendah. Perhatikan contoh dibawah ini, Bagaimanapun juga meskipun garis Resistant horizontal tersebut sulit untuk di tembus yang jelas harga masih menekan hal ini terlihat dari level support yang semakin tinggi.

Banyak buku yang mengajarkan analisis tekhnikal akan mengatakan kepada anda bahwa dalam kebanyakan kejadian, Pola ini adalah penerusan untuk contoh diatas maka buyer akan mampu menembus resistance. Bagaimanapun juga sejauh pengalaman saya hal ini adalah tidak selalu benar. Terkadang garis Horizontal yang ditembus terlalu kuat sehingga harga tidak mempunyai kekuatan untuk melanjutkan meskipun sebagian besar harga

mampu

menembusnya.

Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengambil kesempatan seperti ini. Cara yang paling sederhana adalah meletakkan entry orders diatas garis resistance dan dibawah garis supportnya.cara yang lain untuk contoh gambar grafik di atas adalah dengan menempatkan entry buy pada level harga support yang mengalami akselarasi karena adanya Presure (pergerakan level Support yang semakin tinggi). Perhatikan contoh gambar grafik dibawah ini,

Begitu halnya denga pergerakan sebaliknya,seperti contoh dibawah ini, Bagaimanapun juga meskipun garis Support horizontal tersebut sulit untuk di tembus yang jelas harga masih menekan hal ini terlihat dari level resistance yang semakinmenekan kebawah (pressure).

Banyak buku yang mengajarkan analisis tekhnikal akan mengatakan kepada anda bahwa dalam kebanyakan kejadian, Pola ini adalah penerusan untuk contoh diatas maka Seller akan mampu menembus Harga support. Bagaimanapun juga sejauh pengalaman saya hal ini adalah tidak selalu benar. Terkadang garis Horizontal yang ditembus terlalu kuat sehingga harga tidak mempunyai kekuatan untuk melanjutkan meskipun sebagian besar harga

mampu

menembusnya.

Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengambil kesempatan seperti ini. Cara yang paling sederhana adalah meletakkan entry orders diatas garis resistance dan dibawah garis supportnya.cara yang lain untuk contoh gambar grafik di atas adalah dengan menempatkan entry Sell pada level harga Resisntance yang mengalami akselarasi karena adanya tekanan dari Buyer (pergerakan level Resistance yang semakin rendah). Perhatikan contoh gambar grafik dibawah ini,

Ascending triangle dan Discending triangle terjadi dalam trend naik yang merupakan pola penerusan.ada beberapa contoh bahwa pola ini adalah reversal tetapi sebagian besar adalah pola penerusan. Dilihat dari mana harga itu bergerak. Yang jelas ascending triangles adalah pola bullish yang mengindikasikan adanya akumulasi harga yang di tekan dari sisi bawah. Sebaliknya Discending triangle terjadi dalam trend turun yang merupakan pola penerusan.meskipun ada beberapa contoh bahwa pola ini adalah reversal tetapi sebagian besar adalah pola penerusan. Dilihat dari mana harga itu bergerak. Yang jelas Discending triangle adalah pola bearish yang mengindikasikan

akumulasi

harga

yang

di

tekan

dari

sisi

atas.

Contoh grafik Ascending triangle;

Garis support yang membentuk sudut kemiringan seperti contoh diatas merupakan signal bahwa buyer terus intensif menekan harga sehingga membentuk support 1,3 dan 5 yang semakin tinggi ke atas.Pola Acending biasanya terdiri dari dua atau tiga puncak yang hampir sejajar dan Dua atau lebih support yang mengalami kanaikan. Contoh grafik Discending triangle

Sebaliknya untuk pola Discanding Triangle biasanya Seller terus intensif menekan harga sehingga membentuk Resistance 1,3 dan 5 yang semakin rendah.Pola Discending Triangle biasanya terdiri dari dua atau tiga lembah yang

hampir

sejajar

dan

Dua

atau

lebih

Resistance

yang

mengalami

penurunan.

Acending atau Discending Triangle adalah pola penerusan dimana target penerusan harga dapat diukur dengan mengukur lebar Triangle, jarak Trianglepole atau harga support atau resistance berikutnya. Dalam menentukan target harga seperti ini sebaiknya kita mengidentifikasi polanya secara lebih detail. Apakah mempunyai cukup alasan

untuk

bergerak

panjang?

Sehingga

mampu

menembus

level

garis

horizontalnya?

Biasanya pergerakan harga yang terus menekan dengan sudut menyempit dengan garis horizontal akan memberikan momentum yang kuat kepada harga untuk menembus garis horizontal tersebut.

Flag (Continuation) Meskipun flags adalah formasi yang umum tetapi cara mengidentifikasinya sebaiknya tidak dianggap ringan, pola ini merupakan harga tengah dari pergerakan panjangnya sehingga memahami bahwa pola flags dimulai dari pergerakan yang tajam adalah sangat penting, tanpa pergerakan seperti ini kepercayaan formasi ini dipertanyakan.

Flags adalah pola penerusan dimana target penerusan harga dapat diukur dengan mengukur lebar flag, jarak Flagpole atau harga support atau resistance. Dalam menentukan target harga seperti ini sebaiknya kita mengidentifikasi polanya secara lebih detail. Misalnya memperhatikan pergerakan sudut yang di bangun apakah momentum

yang

dibangun

pada

saat

Contoh mengukur target flag dengan flagpole

konsolidasi

cukup

kuat

untuk

bergerak

panjang?

Pennant (Continuation) Meskipun Pennant adalah formasi yang umum tetapi cara mengidentifikasinya sebaiknya tidak dianggap ringan, pola ini merupakan harga tengah dari pergerakan panjangnya sehingga hal ini adalah sangat penting untuk mengetahui bahwa pola Pennant dimulai dari pergerakan yang tajam, tanpa ini kepercayaan formasi ini dipertanyakan.

Pennant adalah pola penerusan dimana target penerusan harga dapat diukur dengan mengukur lebar Pennant, jarak Pennantpole atau harga support atau resistance yang akan ditempuh. Dalam menentukan target harga seperti ini sebaiknya kita mengidentifikasi polanya secara lebih detail. Misalnya memperhatikan pergerakan sudut yang di bangun apakah momentum yang dibangun pada saat konsolidasi cukup kuat untuk bergerak panjang? Contoh mengukur target Pennant dengan Pennantpole pada harga saham DEll;

Price Channel (Continuation) Pergerakan seperti ini adalah Pola Penerusan harga dimana harga bergerak sempit dengan garis atas (resistance) dan garis bawah (support), Pola channels yang naik atau Positive slopes dipertimbangkan dengan harga yang mengalami kenaikan dan Untuk mempermudah penjelasanya maka disebut "bullish price channel" sebaliknya,Pola channels yang turun atau negative slopes dipertimbangkan dengan harga yang mengalami penurunan.hal ini sering kali disebut "bearish price channel".

Karena Analisis Technical selebihnya adalah seni dari pada sebuah science maka banyak sekali terjadi fleksibilitas dan toleransi.Meskipun garis trendnya telah dilewati maka tergantung kita untuk menempatkan garis tren chanel berikutnya.

Rectangle Rectangle adalah pola penerusan yang terbentuk karena harga bergerak dalam range pendek setelah mengalami pergerakan panjang. Pola ini secara mudah dapat diidentifikasi dengan membandingkan harga tertinggi dan harga terendahnya. Harga tertinggi dan terendah dapat dihubungkan dengan dua garis parallel yang membuat dua garis atas dan bawah rectangle secara horizontal. Rectangles disebut juga trading ranges atau

area

konsolidasi

Perbedaan dengan pola sebelumnya (flag) yaitu terletak pada garis support dan resistance. garis support dan resistance pada rectangle adalah sejajar dengan kondisi horizontal sedangkan sedangkan flag membentuk sudut

tertentu.

Ini adalah sangat penting bahwasanya pola ini mempunyai arti yang bias sampai harga break diatas resistance atau dibawah support maka kondisi akan semakin jelas bahwa harga membentuk pola rectangle.Karena untuk beberapa kondisi Pola rectangle bisa terjadi karena pola Triple Top/Triple Bottom yang gagal mengalami reversal

atau

memang

adanya

konsolidasi

harga.

Contoh dibawah ini dapat diartikan sebagai pola Triple Top yang kemudian gagal untuk menembus garis support dan yang terjadi berikutnya adalah menjadi pola rectangle.

Rectangle adalah pola penerusan, biasanya target penerusan harga dapat diukur dengan mengukur lebar rectangle,jarak rectanglepole atau level harga support atau resistance yang akan dicapai. Dalam menentukan target harga seperti ini sebaiknya kita mengidentifikasi polanya secara lebih detail,misalnya memperhatikan konsolidasi pergerakan di bangun apakah mempunyai momentum yang cukup kuat untuk bergerak panjang? biasanya harga akan mengalami penerusan panjang jika rectangle yang dibentuk adalah kurang berarti atau di bentuk

dengan

konsolidasi

yang

sempit

dan

dalam

pereode

Contoh dibawah ini adalah rectangle dengan target penerusan yang panjang

waktu

yang

lama.

Symmetrical Triangle Patern Pola ini biasanya terbentuk selama pola penerusan berlangsung. Pola ini terdiri dari dua harga terendah dan dua puncak. Ketika pointnya dihubungkan maka akan terbentuk pola segitiga semetris. Pergerakan pola segitiga semetris akan menunjukkan bahwa harga menekan bukan dalam arah tertentu, karena baik support atau resistance mempunyai sudut yang sama. Pola penerusan atau reversal pada symmetrical triangles dapat kita tentukan jika breakout benar benar telah valid. Dalam kondisi seperti ini sebaiknya trader lebih berhati-hati dengan menunggu terjadinya breakout atau mengamati kondisi harga pada saat menyentuh area support & resistance.

Seperti contoh diatas, kita dapat melihat kedua sisi baik Buyer maupun seller saling menekan lewat dari arah yan sama hal ini terlihat dari harga support yang semakin tinggi dan harga resistance yang semakin rendah. Sehingga membentuk sebuah slope yang saling mendekat.Hal ini berarti bahwa breakout semakin dekat. Kita tidak tau kearah mana harga akan menembus karena harga menekan dengan arah yang sama, tetapi kita dapat pastikan bahwa pasar akan mengalami break out.

Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengambil kesempatan seperti ini. Cara yang paling sederhana adalah meletakkan entry orders diatas garis resistance dan dibawah garis supportnya.cara yang lain misalnya dengan melihat gaps,pola Gelombang Elliot atau Pola candlestick. seperti contoh diatas pola candlestick terlihat mengalami

percepatan

sebelum

Perhatikan contoh gambar grafik dibawah ini;

menembus

garis

resistance.

Ada beberapa buku orang yang mengatakan bahwa rata-rata 75% pola symmetrical triangles adalah pola penerusan. Dan pola reversal akan lebih sulit kita analisa karena biasanya sering terjadi false breakouts. Semetrical Triangle adalah pola penerusan dimana target penerusan harga secara umum dapat diukur dengan menghitung lebar gelombang pertama yang terbentuk dalam pola ini.hal ini biasanya dijadikan ukuran untuk menentukan target jarak berikutnya yang akan ditempuh setelah mengalami breakout.

Dalam menentukan target harga seperti ini sebaiknya kita mengidentifikasi polanya secara lebih detail. Apakah mempunyai cukup alasan untuk bergerak panjang? Sehingga mampu menembus garis Support atau resistance dan

mencapai

jarak

sesuai

dengan

target

yang

kita

perhitungkan.

Dibawah ini adalah contoh Pola grafik Symetrical triangle yang menembus garis resistance dimana target harga dapat diukur dengan menghitung lebar Triangle

Contoh Pola grafik Symetrical triangle yang menembus garis Support dimana target harga dapat diukur dengan menghitung lebar Triangle.

Bump & Run (Reversal) Sesuai dengan namanya, Bump & Run Reversal (BARR) adalah pola yang terbentuk karena spekulasi yang terjadi menekan harga terus keatas lebih jauh dan sangat cepat. pola ini pertama kali dikemukakan oleh Thomas Bulkowski, pada bulan juni tahun 1997 dalam bukanya Technical Analysis of Stocks and Commodities & Encyclopedia of Chart Patterns.

Seperti contoh diatas, pola ini didesain untuk mengidentifikasi spekulasi yang naik tajam. Karena harga bergerak sangat cepat (bump), maka penurunan berikunya dapat diperhitungkan sejauh harga support sebelumnya.

Double Top & Double Bottom (Reversal)

Double Top Double top adalah pola umum yang sering terjadi, terbentuk setelah tren yang mengalami tekanan. Sesuai dengan namanya pola ini terbentu dari dua puncak yang hampir sama.

Meskipun dapat bervariasi secara klasik pola ini adalah manandakan perubahan dalam waktu menenengah jika jika bukan trend panjang beberapa potesial pola ini dapat terbentuk dalam waktu yang panjang sebelum kunci support pecah maka belum bisa disebut sebag ai pola reversal. Ketika pola double top terlihat, tekhnikalis sebaiknya mengambil langkah yang tepat untuk menghindari kesalahan. Puncak sebaiknya dipisahkan dalam jangka waktu tertentu, jika terlalu pendek maka, kemungkinan harga bergerak biasa dari pada membentuk sebuah pola. Pastikan bahwa harga terendah dari puncaknya adalah minimal 10%. jika tidak kurang dari 10% maka kumungkinan bukan tekanan seller yang berarti.

Double Bottom Double Bottom adalah pola umumyang sering terjadi, terbentuk setelah tren yang mengalami tekanan. Sesuai dengan namanaya pola ini terbentu dari dua lembah yang hampir sama dengan puncak yang moderat diantaranya.

Meskipun dapat bervariasi secara klasik pola ini adalah manandakan perubahan dalam waktu menenengah jika jika bukan trend pan jang beberapa potesial pola ini dapat terbentuk dalam waktu yang panjang sebelum kunci ressistance pecah maka belum bisa disebut sebagai pola

reversal

Ketika pola double Bottom terlihat, tekhnikalis sebaiknya mengambil langkah yang tepat untuk menghindari kesalahan. Lembah sebaiknya dipisahkan dalam jangka waktu tertentu, jika terlalu pendek maka itu kemungkinan harga bergerak biasa dari pada membentuk sebuah pola. Pastikan bahwa harga terendah dari puncaknya adalah minimal 10%.jika tidak kurang dari 10% maka kumungkinan bukan tekanan seller yang berarti.

Keterangan mengenai kedua Pola di atas,

Falling Wedge & Rising Wedge(Reversal) Falling

wedge

Falling wedge dapat dikategorikan sebagai pola penerusan (continuation). Sebagai pola penerusan falling wedge akan bergerak menyempit kebawah,sehinbgga membentuk slope yanag menekan harga semakin rendah. tetapi jika pola ini di indentifikasi sebagai pola pembalikan reversal, Falling wedge bergerak menyempit yang kemudian gagal meneruskan kebawah tetapi justru menembus resistance.

Sepertinya halnya pola rising wedges, pola falling wedge dapat menjadi salah satu pola grafik yang paling sulit untuk dikenali secara akurat. Ketika harga tertingginya semakin rendah bigitu juga dengan harga terendahnya maka harga bisa disebutjan sedag mnegalami tren turun. Pola falling wedge didesign untuk mengukur pola peneurunan yang semakin mengecil dan merupakan signal potensial harga mengalam reversal. Meskipun tekakan jual masih belum berkurang perminataan masih belum mengalami kemnagan sampai resistance pecah.dalam kondisi ini sebaiknya kita menunggu sambreakut terjadi dan signal yang lain menunjukkan konfirmasi risingwedges Falling wedge dapat dikategorikan sebagai pola penerusan (continuation). Sebagai pola penerusan falling wedge akan bergerak menyempit kebawah,sehinbgga membentuk slope yanag menekan harga semakin rendah. tetapi jika pola ini di indentifikasi sebagai pola pembalikan reversal, Falling wedge bergerak menyempit yang kemudian gagal meneruskan kebawah tetapi justru menembus resistance.

Sepertinya halnya pola rising wedges, pola falling wedge dapat menjadi salah satu pola grafik yang paling sulit untuk dikenali secara akurat. Ketika harga tertingginya semakin rendah bigitu juga dengan harga terendahnya maka harga bisa disebutjan sedag mnegalami tren turun. Pola falling wedge

didesign untuk mengukur pola peneurunan yang semakin mengecil dan merupakan signal potensial harga mengalam reversal. Meskipun tekakan jual masih belum berkurang perminataan masih belum mengalami kemnagan sampai resistance pecah.dalam kondisi ini sebaiknya kita menunggu sambreakut terjadi dan signal yang lain menunjukkan konfirmasi Beberapa point penting tentang kedua pola ini;

Head and Shoulders Top & Head and Shoulders bottom (reversal) Pola Head and Shoulders Top Pola Head and Shoulders Top terbentuk setelah terjadi pola trend naik yang panjang, pola terdiri dari tiga puncak dengan puncak tengah yang lebih tinggi (head) dibanding dengan puncak keduanya (Shoulder). Harga terendah yang terbentuk dapat menjadi support atau necklinenya.

Pola Head and Shoulders Bottom Pola Head and Shoulders Bottom terbentuk setelah terjadi pola trend turun yang panjang, pola terdiri dari tiga lembah dengan puncak lembah tengah yalang lebih rendah (head) dibanding dengan lembah keduanya (Shoulder). Harga tertinggi yang terbentuk dapat menjadi resistance atau necklinenya.

Seperti contoh diatas trader tidak selalu mendapatkan peluang yang istimewa setelah necklinenya breakout, seringkalai tidak mesti biasanya harga mencari suporttnya lagi untuk menjadi resistane (Baseline)dan memberikan kesempatan yang kedua untuk melkukan transaksi berikutnya.gambar diatas adalah contoh bahwa analsis tekhnikal adalah dinamis. Beberapa point penting tentang H & D,

Rounding Bottom (Reversal) Rounding bottom adalah pola pembalikan dengan pereode yang relative lama dibanding dengan yang lain. pola ini disebut juga sebagai pola saucer bottom, yang menunjukkan pola konsolidasi yang lama untuk melakukan pembalikan dari bearish ke bullish. Contoh Pola Rounding bottom adalah

Rounding

bottom dapat

diperhitungkan

sebagai Pola

head

and

shoulders

bottom.

tanpa

mengidentifikasi pundaknya secara jelas maka posisi kepala adalah harga tengah dari pola pergerakan ini.

Triple Top & Triple Bottom (Reversal) Triple Top (reversal) Pola tiga puncak reversal terbentuk dari tiga puncak yang hampir sejajar yang kemudian diikuti dengan harga yang menembus harga supportnya .

ketika mencari sebuah pola yang harus kita ingat adalah bahwasanya analisis teknikal lebih adalah sebuah seni dari pada sebuah science jadi pola yang kita cari adalah tidak harus sama persis dengan teori yang kita dapatkan.misalnya kita akan kesulitan bila mencari pola tiga puncak dengan kondisi yang sama persis tingginya, misalnya dalam pola tiga puncak jika harga tertingginya adalah cukup berasalasan maka kita dapat menyimpulkan pola triple top yang terjadi, yang terpenting adalah spirit dari pola ini masih kita pertahankan.

Triple Bottom (Reversal) Pola tiga lembah (triple bottom) reversal terbentuk dari tiga lembah yang hampir sejajar yang kemudian diikuti dengan harga yang menembus harga resistance.

ketika mencari sebuah pola yang harus kita ingat adalah bahwasanya analisis teknikal lebih adalah sebuah seni dari pada sebuah science jadi pola yang kita cari adalah tidak harus sama persis dengan teori yang kita dapatkan.misalnya kita akan kesulitan bila mencari pola tiga lembah dengan kondisi yang sama persis rendahnya, misalnya dalam pola tiga lembah jika harga terendahnya adalah cukup berasalasan maka kita dapat menyimpulkan pola triple bottom yang terjadi, yang terpenting adalah spirit dari pola ini masih kita pertahankan.

Related Documents


More Documents from "lin lin"