Sistem Transmisi Rantai.doc

  • Uploaded by: Setiyo Wibisono
  • 0
  • 0
  • March 2021
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Sistem Transmisi Rantai.doc as PDF for free.

More details

  • Words: 755
  • Pages: 8
Loading documents preview...
SISTEM TRANSMISI RANTAI (CHAIN)



Rantai digunakan pada sistem transmisi daya, dimana jarak poros lebih besar daripada transmisi roda gigi, tetapi lebih pendek daripada trasmisi sabuk



Rantai mengait pada gigi sproket dan meneruskan daya tanpa slip, sehingga perbandingan putarannya tetap.



Keuntungan penggunaan sistem transmisi rantai : -

kekuatannya tinggi, sehingga mampu meneruskan daya yang besar



perbandingan putaran poros tetap

Kerugian/kekurangan penggunaan transmisi rantai : -

timbul suara dan getaran, karena adanya tumbukan antara rantai dan dasar kaki gigi sproket

-

perpanjangan rantai karena keausan pena dan bus akibat gesekan dengan sproket



Rantai untuk transmisi daya terbagi menjadi 2 jenis, yaitu : -

rantai rol/rollling chain (lihat gambar 1)

-

rantai gigi/silent chain (lihat gambar 2)

Gambar 1. Rantai rol (rolling chain)

Gambar 2. Rantai gigi (silent chain) A. Rantai Rol 

Kecepatan maksimum untuk rantai rol adalah 600 m/menit



Bahan pena, bus, dan rol adalah baja karbon atau baja khrom dengan perlakuan pengerasan permukaan (surface hardening)



Rantai

dengan

rangkaian

tunggal

paling

banyak

dipakai,

sedangkan rangkaian banyak, seperti dua atau tiga rangkaian, digunakan untuk transmisi beban berat. Rantai dengan rangkaian tunggal, ganda dan tiga rangkaian dapat dilihat pada gambar 3. 

Ukuran dan kekuatan rantai rol distandarkan pada tabel 1.

Gambar 3. Rantai dengan rangkaian tunggal, ganda, dan tiga Tabel 1. Ukuran dan kekuatan rantai rol



Sproket rantai dibuat dari baja karbon untuk ukuran kecil, dan besi cor atau baja cor untuk ukuran besar.



Bentuk sproket distandarkan pada gambar 4, dimana bentuk S adalah yang biasa dipakai.

Gambar 4. Profil gigi sproket rantai rol



Pada perencanaan transmisi rantai perlu diketahui besarnya daya yang akan ditransmisikan, putaran poros penggerak, putaran poros yang digerakkan, dan jarak sumbu poros.



Daya rencana (Pd) Pd = fc x P Dimana :

P = daya yang ditransmisikan [kW] fc = faktor koreksi daya (untuk nilainya lihat tabel 2)



Dari daya rencana (Pd) dan putaran sproket kecil, lihatlah gambar 5 untuk menentukan nomer rantai dan jumlah gigi sproket kecil (z1) yang sesuai. Kemudian lihat tabel 1 untuk mengetahui jarak bagi sproket (p), batas kekuatan tarik rata-rata (Fb), dan beban maksimum yang diizinkan (Fu).

Tabel 2. Faktor koreksi daya



Jumlah gigi sebaiknya merupakan bilangan ganjil dan lebih dari 15



Jumlah gigi minimum yang diizinkan adalah 13



Jumlah gigi sproket besar maksimum 114



Perbandingan putaran yang diizinkan sampai 10 : 1



Transmisi rantai akan lebih halus dan kurang bunyinya jika dipakai rantai dengan jarak bagi kecil, dan jumlah gigi sproket yang banyak.



Jumlah gigi sproket besar (z2) : z2 = z1 x i Dimana :

z1 = jumlah gigi sproket kecil i = perbandingan putaran =

n1 putaran pemutar = putaranyangdiputar n 2

Gambar 5. Diagram pemilihan rantai rol Keterangan : (1) tiga rangkaian (2) dua rangkaian (3) satu rangkaian 

Diameter jarak bagi sproket kecil (dp) [mm] : dp=



Diameter jarak bagi sproket besar (Dp) [mm] : Dp=



p sin(180°/z1 )

p sin(180°/z2 )

Diameter luar sproket kecil (dk) [mm] : dk = {0,6+cot (180°/z1 )} x p



Diameter luar sproket besar (Dk) [mm] : Dk = {0,6+cot (180°/z2 )} x p



Kecepatan rantai (v) [m/s] : v=

p x z1 x n1 1000 x 60

Kecepatan rantai maksimum adalah 10 m/s



Jarak sumbu poros yang ideal adalah antara 30 sampai 50 kali jarak bagi sproket (p). Untuk beban yang berfluktuasi, jarak tersebut harus dikurangi sampai lebih kecil dari 20 kali jarak bagi sproket.



Panjang rantai (Lp) : z1 +z 2 [(z2 - z 1 ) / 6,28] 2 Lp= +( 2 ×Cp) + 2 Cp

Dimana : Cp =

jaraksumbuporos C = jarakbagigigi p

[mm]

Lp = panjang rantai yang dinyatakan dalam jumlah mata rantai Usahakan Lp dalam bentuk bilangan genap, bila Lp hasil perhitungan dalam bentuk pecahan maka dapat digenapkan. 

Karena Lp mungkin dibulatkan jumlahnya, maka nilai Cp akan berubah, perubahan nilai Cp tersebut dapat dihitung dengan persamaan :

1 z1+z2 z1+z2 2 2 2 Cp= {(L- )+ (L- ) - (z2 -z1) } 4 2 2 9,86

Dimana L adalah panjang rantai yang sudah dibulatkan nilainya



Karena nilai Cp berubah menurut persamaan di atas, maka jarak antar sumbu poros (C) menjadi berubah pula, menjadi : C=Cp x p



Beban yang bekerja pada satu rantai (F) : F=

102x Pd v

Dimana F dalam [kg], Pd dalam [kW], dan v dalam [m/s] 

Faktor keamanan (Sf) : Sf =



Fj



Gj



Gh



Jgf



j



kekuatantarikrata- rata[kg] Fb = F F

Related Documents


More Documents from "omdon"