The Dow Theory

  • Uploaded by: Hamidreza Motalebi
  • 0
  • 0
  • February 2021
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View The Dow Theory as PDF for free.

More details

  • Words: 3,736
  • Pages: 32
Loading documents preview...
The dow Theory

By: AdityA

This posT originally posTed aT:

www.trend-traders.com

www.trend-traders.com

Disclaimer : The materials presented on this website are solely for informational purposes. No offer or solicitation to buy or sell currencies or commodities, or any type of investment or trading advice or strategy, is made, given or in any manner endorsed by www.trend-traders.com or affiliates. You are fully responsible for any investment or trading decisions you make, and such decisions should be based solely on your evaluation of your financial circumstances, investment or trading objectives, risk tolerance and liquidity needs.

Ebook ini merupakan kumpulan artikel yang diposting pada www.trend-traders.com Penggunaan material dalam e-book ini untuk tujuan komersialisasi harap memberikan konfirmasi ke: [email protected]

Thks to: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.

Mr. Mochammad Yusuf (Chairman Asosiasi Analis Teknikal Indonesia) Mr. Gideon Lapian Mr. Muhammad Al Fatih Mr. JSX Trader at Obrolan Bandar Groups Mr. Hans Kwee Mr. JSX Consultant Semua donator (http://trend-traders.com/?page_id=170)

www.trend-traders.com

The Dow Theory Dow Theory atau Teori Dow merupakan teori dasar dari teknikal analis. Teori Dow pertama kali dipublikasikan oleh Charles H. Dow (1851-1902) di 255 Wall Street Journal, beliau merupakan seorang wartawan sekaligus editor dari Wall Street Jornal sekaligus pendiri Dow Jones and Company. Penelitian pertama Dow dilakukan dengan membagi saham-saham di Wall Street menjadi 2 yaitu Industrial Index dan Trasportation Index. Dow mengatakan bahwa perkembangan Industri pabrikasi otomatis akan diikuti pula oleh perkembangan industri transportasi, karena pabrik membutuhkan transportasi untuk mendistribusikan barang-barang hasil produksi. Karena berangkat dari asumsi bahwa jika keuntungan di industri transportasi meningkat maka secara tidak langsung menunjukan juga bahwa produksi dari industri pabrikasi meningkat dan permintaan dari konsumen meningkat pula yang pada akhirnya dapat mendorong pada pertumbuhan laba masing-masing perusahaan. Secara global hal ini dapat digunakan untuk mengukur tingkat perekonomian suatu negara. Setelah Dow meninggal dunia ada beberapa orang yang ikut berperan dalam mengembangkan Dow Theory berdasarkan tulisan yang di tulis oleh Dow, mereka antara lain adalah:William P. Hamilton, Robert Rhea and E. George Schaefer. Basic Tennets of Dow Theory 1. The market has three movements 2. Trends have three phases 3. The stock market discounts all news 4. Stock market averages must confirm each other 5. Trends are confirmed by volume 6. The trend is assumed to be in effect until it give a definite signal Poin-poin diatas digunakan sebagai dasar dalam ilmu Teknikal analisis. Aturan-aturan yang dikemukakan Dow dan kemudian disempurnakan oleh para penerusnya Perfomansi Dow Theory Beberapa penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa Teknikal Analisis bisa dipakai sebagai salah satu metode untuk membangun portfolio dengan menggunakan market timing. Penelitian sederhana yang dilakukan oleh Norman Fosbeck menunjukkan bahwa “market timing” lebih bagus dalam menghasilkan keuntungan dibandingkan dengan Buy & Hold. Masalah sederhananya adalah kita harus benar-benar menguasai tekniknya.

www.trend-traders.com

Berikut hasil penelitian Norman fosbeck yang dilakukan dari tahun 1964-1984

Sedangkan penelitian lainnya yang dilakukan oleh Jacquiline Doherty (The Truth About Timing) dan dipublikasikan di Barrons (November 5,2001)

Penelitian lain yang dilakukan oleh Martin Pring dengan menggunakan metode Dow Theory - Jika kita menginvestasikan $44 pada tahun 1987 dan mengikuti semua signal buy dan sell dari Dow theory makan pada tahun 1981 kita sudah menghasilkan keuntungan sebesar $18000 -Sedang jika kita menginvestasikan $44 dan hold portfolionya, makan pada tahun 1981 kita hanya menghasilkan keuntungan $960. Penelitian sederhana yang sya lakukan

www.trend-traders.com

Dengan buy and hold : 54.69% dengan TA : 1498.45%

Menunjukkan hasil yang cukup untuk menunjukkan bahwa teknikal analisis bisa dipakai sebagai alat untuk melakukan market timing dan penyusunan portfolio. Kritikan terhadap Dow Theory Dow Theory yang merupakan basic dari technical analysis, sangat bagus digunakan ketika market sedang trending apalagi jika diikuti oleh penambahan posisi seperti contoh dibawah ini

www.trend-traders.com

Seperti halnya teknik-teknik trend following yang dikembangkan oleh para Turtle Trader. Metode ini membutuhkan dana yang relatif besar. Dari contoh di atas Jika kita ingin trading HSI Futures paling tidak untuk membutuhkan dana Rp.140.000.000,- untuk dapat melakukan averaging posisi seperti teknik diatas. Hal terpenting yang tidak boleh dilupakan adalah bahwa: - Teknik ini akan bekerja dengan baik ketika market berada dalam kondisi trending sehingga kita bisa melakukan beberapa kali penambahan posisi. - Pada kondisi market yang sedang ranging / sideways off cours kita justru akan buy at high price dan sell at low price. Akibatnya peluang untuk cut loss akan semakin banyak ketika market sedang dalam kondisi sideways. Mungkin kita bisa sampai 5,6, bahkan 10 kali cut loss sebelum menemukan kondisi trending. Kritikan keras terhadap Dow Theory yang tidak boleh kita abaikan adalah bahwa pada setiap pergerakan market yang trending, rata-rata jika menggunakan teknik ini kita telah ketinggalan hampir 20% dari pergerakan market. Memang pada beberapa kasus belakangan ini sudah dikembangkan metode optimasi agar bisa memperkecil ketertinggalan pergerakan itu. Salah satunya dilakukan dengan memperkecil time frame. Pada pengembangan Dow theory selanjutnya mulai muncul adanya elliot wave theory yang membagi trend menjadi tiga bagian yaitu wave 1,3, dan 5 Elliot Wave mencoba mengeleminir kelemahan-kelemahan dari Dow Theory.

www.trend-traders.com

1. The market has three movements Penjelasan dari teory ini cukup sederhana yaitu bahwa market mempunyai tiga tipe trend yaitu 1. Major Trend merupakan trend jangka panjang dari suatu market biasanya ditentukan dalam kurun waktu minimal 1 tahun

2. Medium trend merupakan analisa trend untuk jangka menengah biasanya antara 2 minggu sampai 3 bulan

3. minor trend merupakan analisa short trend biasanya untuk kurun waktu daily.

www.trend-traders.com

Kesimpulan globalnya adalah Major trend terbentuk karena adanya gerakan2 dalam medium trend dan minor trend. Dalam konsep wave analysis biasanya disebutkan bahwa wave yang besar terbentuk karena adanya wave2 yang kecil. Source: Investopedia

www.trend-traders.com

2. Trends have three phases Ada 3 fase pergerakan dalam harga yaitu 1. Akumulasi harga

2. Partisipasi (bullish/bearish)

3. Distribusi harga (bisa berupa contuniation trend atau reversal trend) Penerusan bullish trend biasa disebut Excess Phase, penerusan bearish trend biasa disebut panic phases

www.trend-traders.com

Source Investopedia

www.trend-traders.com

3. The stock market discounts all news Menurut Dow harga yang terjadi saat ini sebenernya sudah merefleksikan kejadian di market saat ini juga. Yang paling penting menurut dow adalah bukan apa yang bisa menyebabkan harga bergerak saat ini tapi reaksi apa yang mungkin terjadi terhadap pergerakan harga saat ini Semua informasi tentang pergerakan harga sudah tercermin dalam harga/chart itu sendiri. Hal ini sesuai dengan apa yang disebutkan dalam teori difusi informasi

Diffusion of Information mencoba menjelaskan kepad kita tentang “value” dari sebuah informasi. Pada awal sebuah informasi baru ditemukan nilainya sangat tinggi dan hanya sedikit orang yang tahu. Misal perselingkuhan Clinton dengan sekretarisnya, pada awal-awal berita itu tersebar, semua media berani membayar mahal untuk fakta-fakta yang mendukung tapi kalu sekarang anda jual informasi itu ke media, tidak ada media yang mau beli karena sudah tidak ada harganya lagi. Ilustrasi lain bisa kita ambil pada waktu suatu perusahaan hendak merilis laporan keuangannya, orang-orang yang tahu informasi tentang keadaan perusahan tentu saja orang-orang intern perusahaan tersebut, ketika mengetahui kondisi perusahaan positif mereka akan memberitahu orang-orang dekatnya untuk membeli saham perusahaan mereka dan harga akan bergerak naik (Fase akumulasi). kemudian datang orang-orang auditor dan orang-orang pajak, ketika mereka

www.trend-traders.com

tahu kondsi perusahaan mereka akan mengambil momentum untuk membeli saham perusahaan tersebut dan harga akan bergerak naik terus, Ketika orang-orang pers mendapatkan informasi tersebut sebelum jadwal perilisan berita mereka akan mencoba memanfaatkan informasi tersebut Harga sudah mulai merambat naik fase ini masuk kedalam fase partisipasi. Harga sudah naik jauh dan nilai informasi semakin menurun. Ketika berita tersebut dirilis di berbagai media dan publik semakin banyak yang tahu nila informasi semakin lama menjadi nol sedang harga terus merangkak naik (fase excess) sampai akhirnya ketika banyak orang melakukan aksi jual karena harga sudah dianggap tinggi dan profit sudah cukup maka harga akan cenderung akan berbalik turun (reversal) dan nilai informasi sudah nol. Secara singkat dapat disimpulkan sebagai berikut: - Harga, Volume dan Open Interest sudah memberikan informasi yang cukup tentang situasi yang terjadi di dalam market

www.trend-traders.com

4. Stock market averages must confirm each other Dow dalam hal ini setuju dengan adanya inter market correlation. Menurut dow Pergerakan indeks saham dari suatu sektor/kelompok harus diikuti juga dengan gerakan searah dari sektor/kelompok laiinya yang mendukung sektor/kelompok pertama tersebut. Dan harus ada keterkitan yang kuat antara dua sektor tersebut Dalam studi kasusnya dow menggunakan 2 jenis index saham yaitu Dow Jones Industrial Averages dan Dow jones Tranportation Averages Menurut Dow Jika terjadi kenaikan dibidang prodoksi maka otomatis akan terjadi kenaikan juga dari sisi transportasi (Transportasi dibutuhkan untuk distribusi barang)

www.trend-traders.com

Jika tidak terjadi konfirmasi antara 2 index tersebut sangat dimungkinkan akan terjadi perubahan gerakan dari salah satu index tersebut.

www.trend-traders.com

5. Volume Must Confirm The Trends Menurut Dow, pergerakan harga banyak dipengaruhi naik turunya Volume. Volume merupakan salah satu penyebab harga bergerak dalam trend jika seandainya harga bergerak dalam bullish trend maka harus diikuti oleh peningkatan volume juga. Alasannya adalah, suatu kondisi bullish akan disebut strong bullish jika diikuti oleh peningkatan volume, peningkatan volume ini menunjukkan adanya peningkatan kepercayaan di market bahwa akan terjadi penguatan lebih lanjut. Tapi jika seandainya dalam kondisi bullish malah terjadi penurunan volume yang cukup signifikan secara tidak langsung sudah menujukkan akan adanya reversal trend. (Orang-orang sudah siap take profit) Bahasa sederhananya adalah jika seandainya ada kondisi harga breakout maka sebaiknya diikuti juga oleh kondisi volume yang break high juga Dow Theory memandang volume sebagai salah satu hal yang penting dalam Market Analysis. Volume dalam hal ini adalah jumlah transaksi dalam suatu periode waktu perdagangan (1 jam, 4 jam, daily, weekly,etc). Volume dapat juga menunjukkan total transaksi lot yang diperdagangkan. Volume menggambarkan kekuatan tekanan antara supply dan demand pada waktu terjadi pergerakan harga. Pertempuran antara supply dan demand ini menunjukkan adanya kekuatan minat beli dan jual di market. Volume tidak digunakan untuk memprediksi arah trend, tapi digunakan untuk mengkonfirmasi pergerakan harga. Dow mengatakan bahwa “Volume must confirm the trends”. Selain untuk mengkonfirmasi adanya minat beli/jual yang kuat atau tidak Dow mencoba mengingatkan kepada kita bahwa tanpa didukung adanya volume yang cukup kita tidak harus mempercayai arah gerakan dari market. Kesimpulan awalnya adalah Volume dapat digunakan untuk mengkonfirmasi arah trends atau dapat digunakan untuk menunjukkan bahwa trend yang terjadi akan berlanjut (continuation) atau akan berakhir (flat,ranging,reversal). Menurut Dow, volume mengikuti arah dari trend yang terjadi. Ketika terjadi kondisi trend bullish seharusnya diikuti oleh volume yang terus meningkat. Pada saat terjadi koreksi /reversal biasanya ditandai oleh penurunan volume. Jika pada kondisi trend bullish yang ekstrem terjadi penurunan volume, maka secara tidak langsung mengindikasikan akan terjadi koreksi/reversal trend Kondisi ini biasa disebut dengan convergence/divergence. Convergence terjadi ketika pada kondisi trend bullish volume juga meningkat demikian sebaliknya Sedang divergence terjadi jika pada kondisi trend bullish volume justru mengalami penurunan.

www.trend-traders.com

Kondisi ini yang harus diwaspadai karena penurunan minat beli (buying pressure) dapat memicu adanya reversal trend Pada beberapa market seperti Forex Volume analysis tidak terlalu berlaku seperti umumnya karena major trend dari Forex Market tidak selalu bullish. Pada beberapa kondisi ketika market sedang bearish justru diikuti dengan volume yang meningkat juga. Penjelasan lebih lanjut tentang volume akan dibuatkan sub pembahasan tersendiri Berikut gambar grafik convergence pada ANTM

www.trend-traders.com

Pola divergence pada BUMI

Volume Should Increase in the direction of the trend Volume yang tinggi menunjukkan adanya keyakinan / kepercayaan yang kuat terhadap market, sedangkan volume yang rendah menunjukkan kurangnya keyakinan/kepercayaan terhadap market. Seorang pemilik rumah makan bisa saja mengatakan bahwa makanan di restoran tersebut adalah yang paling enak, tapi yang lebih penting adalah apa yang sebenarnya ada di pikiran orang-orang terhadap restoran tersebut. Jika banyak orang yang datang kerestoran itu, itu berarti bahwa orang-orang tersebut sepakat dengan pemikiran pemilik restoran tersebut. Tapi jika sebaliknya lambat laun pengunjung restoran berkurang terus sampai akhirnya menjadi sepai. Maka pertanyaan yang muncul adalah "apakah benar makanan di restoran itu seenak yang diucapkan sang pemilik?"

www.trend-traders.com

Di dalam market hal tersebut juga berlaku sama, jika market bergerak dalam bullish trend tapi tidak diikuti oleh kenaikan volume (increasing Volume). mungkin berarti bullish trend yang terjadi tidak kuat. Siapa tahu mungkin bulan depan market akan bergerak dalam bearish trend. Jadi........... - Jika harga beregerak dalam sebuah bullish trend dan volume meningkat, maka trend tersebut bisa dikatakan sehat/kuat/healthy. Tapi jika dalam sebuah bullish trend volume mengalami penurunan, kita harus lebih waspada, kemungkinan bullish trend yang terjadi akan melemah dan sangat dimungkinan terjadi pembalikan arah trend

Gambar 1. Ideal Healthy Price Uptrend - Jika harga sedang dalam fase bearish trend dan volume meningkat, maka bearish trend yang terjadi bisa dikatakan kuat/sehat/healthy. Tapi jika dalam sebuah bearish trend volume mengalami penurunan, kita harus lebih waspada, kemungkinan bearish trend yang terjadi akan melemah dan sangat dimungkinan terjadi pembalikan arah trend

www.trend-traders.com

Gambar 2. Ideal Healthy Price Downtrend How Volume can help to spot danger

Gambar 3. Price and volume {ada bulan Oktober terjadi kenaikan harga tapi volume justru mengalami penurunan (decrrease). Pola yang sama terulang lagi pada bulan Desember. Trend yang terjadi tidak didukung dengan volume yang cukup. Pada gerakan selanjutnya harga kembali jatuh dengan cepat dengan increasing volume secara moderat.

www.trend-traders.com

Volume menunjukan minat pelaku market terhadap suatu harga/saham. Jika trading volume pada suatu saham/produk rendah, hal itu berarti tidak banyak orang yang tertarik pada saham/produk tersebut.

www.trend-traders.com

6. The trend is assumed to be in effect until it give a definite signal Menurut Dow, Trend dikatakan akan bealik arah (reversal) atau akan diteruskan lagi berdasarkan analisa yang dilakukan terhadap gelombang (wave) dalam grafik. Metode Analisa yang biasa diapai adalah analisa Peak and Trough Istilah ini banyak dipakai dalam metode TA Classic Peak = Puncak Trough = Lembah

Peak and Trough analysis ini merupakan salah satu teknik untuk mengidentifikasikan Trend alam market Teknik ini juga merupakan Salah satu teknik basic dari Para penganut Trend Following seperti Turtle Trader Berikut contoh gambarnya

www.trend-traders.com

Cara pembacaan Grafik diatas adalah sebagai berikut: Pada kondisi market bullish Akan terjadi kondisi Higher Peak/ Higher High dan Higher Trough/Higher Low Penjelasan sederhananya adalah pada kondisi market bullish market akan cenderung membuat new higher price(higher peak/high) pada gerakan market bulish, yang diikuti adanya higher trough (Koreksi harga yang terjadi tidak melebihi trough/lembah (harga low) sebelumnya Sehingga kondisi ini disibut higher peak dan higher trough Atau dalam bentuk lain dapat digambarkan seperti ini:

Sedangkan pada kondisi market bearsih kondisi yang terjadi adalah sebaliknya yaitu lower trough/Lower Low (new low price) dan lower Peak/Lower High(Koreksi keatas tidak pernah melebihi peak/puncak koreksi sebelumnya)

www.trend-traders.com

Contoh aplikasi Peak and Trough analysis

www.trend-traders.com

Diskusi tentang Peak and Trough Analysis Code: --- In Milis-AATI@yahoogro ups.com, Armando Anthony wrote: > > Pak/Bu "orang baru", > > Sebelumnya mohon ijin buat Pak Moderator karena saya ingin menanggapi posting bpk/ibu "orang baru" dibawah ini. > > Posting anda sangat menarik buat saya dan mengingatkan saya pada mata kuliah "Macro-economics" dulu di bagian :"business cycle", hanya bedanya di Macro economy ada istilah "recession" dari peak to trough dan "recovery" dari trough to peak, dimana peak period diartikan bahwa economy diasumsikan berada pada saat "full-employment" dan domestic output sudah pada kapasitasnya, walaupun inflasi cenderung meningkat. Pada saat recession, total output, income, employment and trade seluruhnya downturn. Tapi periode resesi ini biasanya tidak lama, antara 6 bulan sampai 1 tahun, karena biasanya suatu negara akan berupaya keras untuk growth kembali untuk kemudian masuk ke wilayah "recovery", dalam upaya untuk mencapai full-employment. > > The Business Cycle atau bbrp ahli menyebutnya "the Business Fluctuation" lebih mudah ditengarai karena banyak indikator2 makro ekonomi yang bisa diukur sehingga economists berani bicara, misalnya, sekarang kita dalam periode recovery, atau resesi dsb. Sedangkan dalam Peak-Trough Analysis yang bpk/ibu uraikan dibawah untuk TA Classic ini, bagaimana kita tau "where we are?" apakah kita sudah berada pada Trough? atau on the way to Trough? Bagaimana dg time-frame? indicator apa saja yg biasa digunakan? > Thanks in advance atas tanggapannya > AA

Code: From: orang baru Subject: [Milis-AATI] Re: Trading with Dow Theory (Intrpduction to Peak and Through Analysis) To: [email protected] Date: Tuesday, July 29, 2008, 12:09 AM Thks atas replynya Pak Armando Peak and through analysis ini adalah basic dari Trend following yang biasa digunakan para Turtle Trader. Untuk Indikator tidak ada indikator yang digunakan. hanya grafik saja. Peak and Through ini berangkat juga dari teori dow yaitu: 1. Trends have three phases (penjelasan ttg hal ini bisa dilihat di http://finance. groups.yahoo. com/group/ Milis-AATI/ message/10508) 2. The stock market discounts all news

www.trend-traders.com

Teori dow berangkat dari adanya asumsi bahwa harga bergerak dalam tiga fase penting yaitu adanya akumulasi harga, Trend (Participation) dan distribusi harga. Recession dari Peak ke Through dalam istilah trading biasa disebut dengan bearish (bear=beruang) market Sedang Recovery dari trough ke peak biasa disebut dengan bullish (bull=banteng) market. Kedua-duanya masuk kedalam fase Participation (trending) Senjata utama dalam melakukan Peak and through analysis ini adalah harga dan grafik. Metode Analisa ini bisa diaplikasikan untuk tiap-tiap time frame

www.trend-traders.com

Diskusi Peak and Trough Analysis di Forum Originally Posted by BeyBie Pak Mata Dewa mohon penjelasan anda mengenai sell confirmation: Yang saya tangkap dari penjelasan chart oil dan gold anda, bahwa pada saat candle menembus ke bawah Higher trought sebelumnya akan menandakan adanya sell confirmation. (Jika salah mohon dikoreksi) Bagaimana jika pada saat kita sell ternyata kemudian harga naik lagi? Apa yang dapat menjadi indikasi bahwa down trend ternyata gagal dan berbalik naik kembali? Seperti pada chart Pgas, pada tgl 9 Juli 2008 harga terendah 11200 (sudah menembus HT tgl 28 April 2008 = 11600). Ternyata keesokan harinya harga naik hingga 11600 dan mulai masuk stage 1. Apa yang kita lakukan jika kita berada pada tgl 9 Juli 2008? Sebaliknya bagaimana kita menentukan buy confirmation? Bagaimana kita melihat bahwa volume pada detik tertentu sudah confirm untuk buy? Kadang jika kita menunggu volume benar2 sudah besar, harga sudah terlanjur naik dan kita terlambat untuk masuk. Pada saat EMA 10 cross EMA 30 (memotong ke atas), apakah menandakan trend bullish baru dimulai? Sehingga pada saat kita punya barang cenderung tahan dan menganggap bahwa penurunan yang terjadi adalah koreksi minor? Apa yang dimaksud dengan GOLDEN CROSS? Apakah susunan Golden Cross harus Perfect Line (Dari atas ke bawah SMA 5,20,60) Mohon maaf atas pertanyaannya yg borongan. Terima kasih sebelumnya Pak Mata Dewa… Sell confirmation: thks atas pertanyaannya Pak. Jarang-jarang ada pertanyaan yang panjang seperti ini Penjelasan anda ttg sell confirmation sudah benar pak. Sell confirmation terjadi Ketika terjadi reversal trend Dari sebelumnya terjadi pola Higher Peak (HP) dan higher Trough (HT) Pada saat harga menembus HT atau sring disebut membentuk pola Lower Trough (lembah yang lebih rendah dari lembah sebelumnya) dsitulah saatnya kita sell/short. Teknik Peak and Trough ini adalah teknik dasar yang sering dipakai oleh para Turtle Trader. kelebihannya adalah bisa menentukan titik entry baru dan stop loss sewaktu market sedang bergarak trending. Pada Teknik Trend following biasanya diikuti oleh pole Money Management www.trend-traders.com

Averaging Up (menambah posisi saat profit) Pernambahan posisi biasanya dilakukan pada saat harga menembus HP sebelumnya. Buy confirmation Buy confirmation terjadi ketika dari sebelumnya terbentuk pola Lower Trough (LT) dan pola Lower Peak (LP). kemudian terjadi pergerakan harga yang menembus LP sebelumnya disitulah buy confirmation Konfirmasi volume bisa dilihat ketika harga menembus LP sebelumnya dan volume ketika harga menembus lebih tinggi dari volume saat terbentuk LP sebelumnya Moving Average Crossing & Golden Cross Untuk MA Crossing ilustrasinya seperti dibawah

ini

www.trend-traders.com

This post originally posted at: Forum Detik

www.trend-traders.com

The Art in Placing Stop Loss Ada 3 Point Utama yang harus diperhatikan 1. Biarkan Chart/grafik yang menunjukkan kepada kita dimana kita harus menempatkan stop loss - Stop loss yang optimal sebaiknya diletakkan di bawah support (dalam posisi long) atau di atas resistance (dalam posisi short). Cara penentuan support resistance bisa dilihat di:

Determining support & resistance - Penentuan support atau resistance bisa dilakukan setelah mengukur range pergerakan harga dan diambil level high yang ekstrem (Resistance) atau level low (Support) yang ekstrem pada grafik. - Dalam kondisi market trending “Trend is your Friend” usakan trading hanya mengikuti bentuk trendnya. Jika dalam kondisi trend bullish maka diutamakan untuk hanya mengambil posisi long saja dan mengabaikan posisi short. Dalam kondisi trend bearish maka diutamakan hanya mengambil posisi short saja. Berikut gambar penempatan Stop loss

Placing protective stop

www.trend-traders.com

Placing Protective Stop Garis biru adalah ptensial support maupun resistance sedang garis merah adalah contoh penempatan stop loss yang ideal 2. Pastikan bahwa setiap entry posisi memiliki perbandingan reward yang lebih tinggi dibanding risk. - Pada setiap trading pastikan bahwa reward yang akan kita terima bisa lebih besar daripada risk yang akan kita tanggung. Semakin besar peluang reward dan semakin kecil peluang resiko yang mungkin terjadi maka secara psikologis dan dilihat dari sudut risk management hal tersebut merupakan hal sangat membantu. - Selalu tempatkan limit profit sebagai price obejective dimana kita akan keluar dari market dalam kondisi profit. 3. Perhatikan Time Frame yang akan digunakan (1 menit, 5 menit, Daily, weekly, etc) - Tiap-tiap time frame memiliki profil risk/reward masing-masing dan ikut menentukan metode trading yang akan dipakai. a. Jika anda tipe trader long term dan investor maka ada baiknya anda setting stop loss sebesar 20-30% dari pergerakan harga b. Jika anda tipe trader swing maka ada baiknya anda setting stop loss 10-15% dari pergerakan harga c. Jika anda tipe trader intraday, short term atau scalper maka ada baiknya anda setting stop loss 3-5% dari pergerakan harga.

www.trend-traders.com

Penjelasan diatas hanya sebagai pengantar tentang pentingnya menempatkan stop loss, dasardasar dari penempatan stop loss. Pada perkembangan lebih lanjut ada banyak teknik penempatan stop loss diantaranya: 1. Stop loss berdasarkan indicator 2. Stop loss berdasarkan chart pattern 3. Stop loss berdasarkan % drawdown Jadi cara penempatan stop loss yang ideal adalah tergantung dengan metode entry exit yang kita pakai, disesuaikan dengan critical point yang ada di grafik. Ada hal lain juga yang harus diperhatikan pada penempatan stop loss: 1. Perhatikan konfirmasi lain dari teknikal indikator, chart patterns atau pola candle 2. Jangan melakukan entry buy hanya karena harga sudah menyentuh support tapi perhatikan juga indikasi-indikasi lain yang mendukung adanya reversal signal ketika harga menyentuh support 3. Take profit hendaknya ditempatkan sebelum harga menyentuh resistance (untuk posisi long). sehingga probabilitas take profit akan semakin besar. Insya Allah metode-metode penempatan stop loss akan dibahas pada artikel selanjutnya Originally posted at: FXStreet

www.trend-traders.com

Pada kondisi Downtred (bearish) Harga akan selalu membentuk pola Lower Peak koreksi yang terjadi membentuk pola lower peak (Puncak yang terjadi tingginya selalu lebih rendah dari puncak sebelumnya) Sampai pada akhirnya harga tidak mampu membentuk pola Lower Trough/Low tapi tetap membentuk pola Lower Peak lagi sehingga terjadilah akumulasi harga di situ Kemuadian setelah harga menembus lower peak sebelumnya maka terjadilah konfirmasi bullish trend disitu yang ditandai oleh tembusnya lower Peak sebelumnya dan harga mulai membentuk pola Higher Peak (Terjadi puncak baru yang nilainya lebih tinggi dari nilai puncak/peak sebelumnya) Sedangkan koreksi harga yang terjadi membentuk pola higher trough (Lembah/trough yang terjadi tidak lebih rendah dari lembah/trough yang terjadi sebelumnya).

www.trend-traders.com

Related Documents

The Dow Theory
February 2021 0
The Theory Of Man
January 2021 2
The Theory Of Computation
February 2021 4
The Theory Of Miasms.pdf
January 2021 2

More Documents from "Jony"

The Dow Theory
February 2021 0