Loading documents preview...
TRIPLE ELIMINASI
R. Satriyo B.S
HIV B V S filis
1
Potong rambut mana yg anda pilih?
Bagaimana mengetahui seseorang
HIV/bukan? 3
Siapakah yg HIV/AIDS?
A
B
Seorang laki-laki, 25 tahun, pekerjaan sopir truk dengan tato di lengan kanan dan sariawan datang ke poli dgn membawa hasil CD4 200 dan satu tes HIV dg hasil Reaktif 1.
Apakah pasien dapat diagnosa AIDS?
2.
Apa langkah anda agar dapat melakukan terapi?
3.
Bila hasil negatif …
6
Kapan seorang disebut sebagai ODHA/HIV+ ? A. Nilai CD4 50 sel/mm3
B. Badan tato, kurus, sariawan C. Sering berganti-ganti pasangan seks D. Tes HIV reaktif 1 reagen E. Berteman dengan ODHA 7
PNPK HIV 2019
PNPK TRIPLE ELIMINASI
Apakah ODHA bisa hidup seperti orang biasa?
10
HIV TREATMENT CAN NORMALIZE SURVIVAL
11
TUJUAN PENGENDALIAN HIV AIDS
3 ZERO 2030
Zero
New HIV Infection
Zero
AIDS Related Death
SINERGISITAS SEMUA SEKTOR
Zero
Discrimination
12
‘SITUASI dan TANTANGAN !’ Sampai dengan Desember 2018 capaian ODHA on ART baru mencapai 108.479 (17%) dan target 2020 harus mencapai 258,340 (40%) estimasi 640.443 300000 270000
258,340
240000 210000
184,346
180000
155,911 150000
137,000132,042 131,018
120000
90,000 90000 63,066 60000
31,002 39,418
30000 2,381
4,552
6,653 10,616
16,063
19,648
50,400
23,985
110,099 92,520
77,748
108.479
0
2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 ART Target
Estimated on Patient on ART based on trend
Patient on ART
13
PERJALANAN ALAMIAH HIV-AIDS INFEKSI LANJUT
INFEKSI AWAL recent
acute
HIV ASIMPTOMATIK
HIV SIMPTOMATIK
AIDS
MASA JENDELA
TB TB
PPE sariawan herpes candidiasis
TRANSMISI VIRUS
4
6 Mo
wasting TB CMV PCP kriptokok MAC
Terminologi HIV-AIDS DIAGNOSIS* INFEKSI AWAL
•Akut HIV •Recent HIV
INFEKSI LANJUT
Infeksi HIV Simptomatik
AIDS
AIDS Berat *US CDC **WHO
CD4
>500 200-499
<200
<50
ICD 10 Z21 B24 B23 B20
B20
B22 B20
STADIUM
KETERANGAN** • Asimptomatik HIV • AIDS Non spesifik
1
• Asimptomatik • Limfadenopati generalisata
2
• Herpes zoster • Sariawan • PPE
3
• • • •
4
• Sindrom wasting (B>10%+D/D) • Ensefalopati • PCP/CMV/Kripto • TB ekstra paru
Diare/demam> 1bln Candidiasis oral TB Paru Anemia/pansitopen
STADIUM KLINIS DAN GEJALA TERKAIT HIV
19
20
1. Setiap orang dewasa, anak, dan remaja dengan kondisi medis yang diduga terjadi infeksi HIV terutama dengan riwayat tuberkulosis dan IMS 2. Asuhan antenatal pada ibu hamil dan ibu bersalin 3. Laki-laki dewasa yang meminta sirkumsisi sebagai tindakan pencegahan HIV Mengacu pada prinsip
5C
informed consent, confidentiality, counseling, correct test results, connections to, care,treatment and prevention services
Permenkes No. 21 tahun 2013
INISIATIF
POLA INFORMASI PETUGAS PELAKSANAAN
KTS (VCT)
TIPK (PITC)
Individu ybs (sukarela)
(inisiatif) Nakes
Option in
Option out
Konseling pra-tes
Informasi pra-tes
Konselor
Dokter/Nakes
Tes lebih lama, dukungan pengobatan ke CST
Tes lebih cepat, dukungan emosional ke VCT
Permenkes No. 74 Tahun 2014 Pedoman Pelaksanaan Konseling dan Tes HIV Istilah “Konseling dan Tes HIV” diganti LAYANAN TES HIV
Alur Layanan Tes HIV
STRATEGI
TUJUAN
I
• Penapisan darah donor • Transplantasi
Negatif = tidak HIV Positif = belum pasti HIV Surveilans prevalensi tinggi
II
Surveilans
Bila hasil berbeda tes diulang Surveilans prevalensi rendah
Penegakan Diagnosis
diagnosa HIV=Perlu 3 reaktif Reagen I : sensitivitas ≥ 99% Reagen II : spesifitas ≥ 98% Reagen III : spesifitas ≥ 99%
III
KETERANGAN
Permenkes No. 74 Tahun 2014 Pedoman Pelaksanaan Konseling dan Tes HIV
NR
1R+2NR 2R+1NR 3R Inkonklusif
TES DIAGNOSIS HIV a. Metode pemeriksaan serologis 1) rapid immunochromatography test (tes cepat) 2) EIA (enzyme immunoassay) deteksi antibodi saja (generasi pertama) atau antigen dan antibodi (generasi ketiga dan keempat). Metode western blot sudah tidak digunakan sebagai standar konfirmasi diagnosis HIV lagi di Indonesia b. Metode pemeriksaan virologis Pemeriksaan virologis dilakukan dengan pemeriksaan DNA HIV (kualitatif) dan RNA HIV (kuantitatif) Pemeriksaan virologis digunakan untuk mendiagnosis HIV pada : 1) bayi berusia dibawah 18 bulan. 2) infeksi HIV primer. 3) kasus terminal dengan hasil pemeriksaan antibodi negatif namun gejala klinis sangat mendukung ke arah AIDS. 4) konfirmasi hasil inkonklusif atau konfirmasi untuk dua hasil Lab yg berbeda.
TES DIAGNOSIS HIV Hasil pemeriksaan HIV dikatakan positif :
1) tiga hasil pemeriksaan serologis dengan tiga metode atau reagen berbeda menunjukan hasil reaktif. 2) pemeriksaan virologis kualitatif terdeteksi HIV.
kuantitatif
atau
• Menurunkan jumlah virus dalam darah sampai tidak terdeteksi dan mempertahankannya • Memperbaiki kualitas hidup • Mencegah infeksi oportunistik • Mencegah progresi penyakit • Mengurangi transmisi kepada yg lain
“Treatment as prevention” Permenkes No. 87 tahun 2014
Apa manfaat ARV untuk individu ?
Kapan memulai ARV?
37
Rekomendasi Inisiasi ART* KRITERIA
KETERANGAN
Berdasar HIV/AIDS stadium 3 dan 4 atau stadium/jumlah CD4** Jumlah CD4 ≤ 350 sel/mm3
Populasi Kunci : PS, penasun, LSL, waria
Tanpa melihat stadium/jumlah CD4
Populasi Khusus : pasien hepatitis, ibu hamil, pasangan serodiskordan, pasien TB, pasien IMS, dan WBP
Populasi Umum di daerah epidemi HIV meluas *Permenkes No 87 tahun 2014 ~WHO 2015 : CD4<500 sel/mm3 –saat ini TEST&TREAT **ART should be initiated in all adults living with HIV, regardless of WHO clinical stage and at any CD4 cell count (strong recommendation, moderate-quality evidence), WHO 2016
KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK.01.07/MENKES/90/2019 TENTANG PEDOMAN NASIONAL PELAYANAN KEDOKTERAN TATA LAKSANA HIV
sekitar 20-30% pasien yang mempunyai indikasi memulai ARV ternyata terlambat
atau bahkan tidak memulai terapi ARV. Proses yang panjang dan rumit, waktu tunggu yang lama, dan kunjungan klinik berulang sebelum memulai ARV, merupakan alasan utama dari keterlambatan atau keputusan untuk tidak memulai ARV.
PNPK HIV 2019
Sebagian besar individu yang memulai terapi pada saat kadar CD4 <350 sel/μL tidak pernah mencapai kadar CD4 >500 sel/μL setelah pengobatan ARV selama 6 tahun.
Orang dengan HIV AIDS yang memulai terapi ARV pada nilai CD4 <350 sel/μL mempunyai harapan hidup yang lebih pendek dibandingkan dengan orang yang memulai pada nilai CD4 yang lebih tinggi.
PNPK HIV 2019
PMTCT • PMTCT : Prevention of Mother to Child HIV Transmission: Pencegahan Penularan dari Ibu ke anak (PPIA) • The PMTCT Continuum of Care: kegiatan yang komprehensif, dari pelayanan, pencegahan, terapi, dan perawatan, untuk ibu hamil dan bayinya, selama masa kehamilan, persalinan, dan sesudahnya.
Strategi Pencegahan Penularan HIV dari Ibu Ke Bayi dan Kegiatan Pendukungnya Cegah Penularan HIV
Perempuan Usia Reproduktif
HIV Positif
Perempuan HIV Positif
Cegah Kehamilan Hamil
Perempuan Hamil HIV (+)
HIV Positif
- Konseling; - Sarana Kontrasepsi
Tidak Hamil
Cegah Penularan ke Bayi
Bayi HIV Positif Perempuan Post Partum -
HIV Negatif
- Penyuluhan HIV/AIDS ; - Pelatihan Perubahan Perilaku ; - Penyebar luasa n Materi Cetak tentang Pencegahan HIV ; - La yanan VCT; dll.
- Pemberian ARV; - Konseling Kesehatan Ibu Hamil
- Konseling Pemberian Makanan Bayi ; - Pe rsalinan yang Aman
Bayi HIV Negatif
Dukungan Psikologis, Sosial & Perawatan
- Pengobatan ARV; - Pengobatan Infeksi Oportunistik; - Bantuan Pemeriksaan Kesehatan;
- Layanan Support Group - Perawatan Anak, Imunisasi; - Bantuan Finansial; dll
44
Prong IV: MTCT Plus Menyediakan Perawatan dan Dukungan kepada Wanita terinfeksi HIV dan keluarganya
Perawatan Medis • VCT • Terapi profilaksis • Terapi IO • HAART • Perawatan paliatif
Dukungan Psikososial • Konseling • Dukungan spiritual • Konseling lanjutan • Dukungan masyarakat DEWASA, ANAKANAK DAN KELUARGA YG MENGALAMI DAMPAK HIV
Dukungan HAM dan Hukum: • Partisipasi ODHA • Mengurangi stigma/diskriminasi
Dukungan sosioekonomis • Dukungan material • micro-credit • Dukungan nutrisi
HIV ART CARE SUPPORT AND TREATMENT HIV ART CARE SUPPORT HIV ART CARE HIV
Transmisi HIV Perinatal
Negara maju: Intervensi dapat menurunkan risiko transmisi sampai <2%
Dosis Zidovudin
Bayi cukup bulan
Zidovudin 4 mg/kg BB/12 jam selama 6 minggu, atau dengan dosis disederhanakan: Berat lahir 2000-2499 g = 10 mg 2x sehari Berat lahir ≥ 2500 g = 15 mg 2x sehari bayi dengan berat < 2000 g harus mendapat dosis mg/kg, disarankan dengan dosis awal 2 mg/kg sekali sehari
Bayi prematur < 30 minggu
Zidovudin 2 mg/kg BB/12 jam selama 4 minggu pertama, kemudian 2 mg/kg BB/8 jam selama 2 minggu
Bayi prematur 30-35 minggu
Zidovudin 2 mg/kg BB/12 jam selama 2 minggu pertama, kemudian 2 mg/kg BB/8 jam selama 2 minggu, lalu 4 mg/kg BB/12 jam selama 2 minggu
HIV ART CARE SUPPORT AND TREATMENT HIV ART CARE SUPPORT HIV ART CARE HIV
Profilaksis Kotrimoksasol • Diberikan pada semua bayi terekspos HIV (bayi lahir dari ibu HIV+) dari usia 6 minggu (termasuk atau tidak dalam program PMTCT) • Diberikan sampai infeksi HIV sudah disingkirkan DAN ibu sudah tidak memberikan lagi ASI • Mencegah Pneumocystis Jirovecii Pneumonia dan juga efektif mencegah toxoplasmosis dan beberapa infeksi bakteri seperti Salmonella, Haemophilus, Staphylococcus JOINT WHO/UNAIDS/UNICEF STATEMENT ON USE OF COTRIMOXAZOLE AS PROPHYLAXIS IN HIV EXPOSED AND HIV INFECTED CHILDREN
HIV ART CARE SUPPORT AND TREATMENT HIV ART CARE SUPPORT HIV ART CARE HIV
Profilaksis Kotrimoksasol • Dosis: 4-6 mg/kg BB TMP 1x/hari, setiap hari • Sediaan: Sirup 40 mg (TMP) tiap 5 mL, tablet 80 mg (TMP) dan 160 mg (TMP) • Efek samping: reaksi berat seperti Stevens Johnson syndrome, insufisiensi ginjal dan/atau hati atau toksisitas hematologi berat jarang pada bayi
Pemeriksaan PCR HIV
<24 bulan: Mulai ARV dan ulangi PCR HIV untuk konfirmasi infeksi
PCR HIV tidak tersedia
PCR HIVtersedia
Mulai ARV dan ulangi PCR HIV untuk konfirmasi infeksi
HIV ART CARE SUPPORT AND TREATMENT HIV ART CARE SUPPORT HIV ART CARE HIV
Waktu Pemeriksaan
4-6 minggu:
4-6 bulan:
18 bulan:
PCR HIV
PCR HIV
Antibodi HIV
HIV task force, Indonesia Pediatric Society
Diagnosis presumtif HIV pada anak< 18 bulan Peran penting PITC, mulai dengan serologi
KOTRIMOKSASOL
ISONIAZID
Kriteria Mulai
CD4 ≤ 200 sel/mm3 atau AIDS stadium 3/4
Sudah ARV 3 bulan, Bukan TB Aktif
Kriteria Stop
CD4 ≥ 200; 2 kali pmx atau 2 tahun tanpa pmx CD4
6 bulan atau TB aktif
Pencegahan
Toksoplasmosis, PCP, salmonela, siklospora
TB laten menjadi TB aktif
Dosis
960mg/hari
(300mg+B6 25mg)/hari
Durasi
Minimal 6 bulan ~
6 bulan
Kontraindikasi
Wanita hamil trisemester I Alergi berat (SJS)
TB aktif, gang. hati alergi, resisten
Putus obat
Tanpa penyesuaian dosis
>1 bln, mulai dari awal
HEPATITIS B
54
55
56
59
Populasi Beresiko : 1. Ibu hamil 2. Petugas kesehatan 3. Pekerja seksual 4. Pengguna napza suntik 5. Waria 6. LSL 7. WBP 8. IMS 9. HIV 10. Layanan Hemodialisa 11. Pasangan/keluarga hepatitis B 60
Indikasi terapi HEPATITIS B KRONIS HBeAg POSITIF
pada pasien dengan HBV DNA > 2x104 IU/ml dan ALT > 2x batas atas normal HBeAg NEGATIF
pada pasien dengan HBV DNA > 2x103 IU/ml dan ALT > 2x batas atas normal *Tergantung HBeAg pemapar **Exposure to Blood What Healthcare Personnel Need to Know, CDC 2003
ENTRI PAPARAN Tertusuk jarum/ Luka sayatan Mukosa dan nonintak Tertusuk jarum/ Luka sayatan Mukosa dan nonintak Tertusuk jarum/ Luka sayatan Mukosa dan nonintak
INFEKSI
Hep B Hep C
HIV
*Tergantung HBeAg pemapar **Exposure to Blood What Healthcare Personnel Need to Know, CDC 2003
PROSENTASE
6 - 30 %* Ada kemungkinan
1,8 % Sangat kecil
0,3 % 0,1 %
“HBV and HIV can be transmitted in similar ways, but HEPATITIS B is more infectious”
*Tergantung HBeAg pemapar **Exposure to Blood What Healthcare Personnel Need to Know, CDC 2003
HUBUNGAN IMS & HIV AIDS MELEMAHKAN TUBUH IMS & HIV MEMPERCEPAT HIV
IMS
PERILAKU SEKSUAL BERISIKO Penatalaksanaan Infeksi Menular Seksual
DEFINISI Sifilis adalah penyakit infeksi yang dapat digolongkan Penyakit Menular Seksual (PMS), yang disebabkan oleh Treponema palidium, yang bersifat kronis dan bekerja secara sistemik.
EPIDEMIOLOGI Pada tahun 2011 72% kejadian syphilis berhubungan dengan seks laki-laki dengan laki-laki. 360 kasus untuk syphilis kongenital yaitu anak atau bayi yang mendapatkan syphilis dari ibunya. Sifilis diderita oleh waria 25%, pekerja seks langsung 10%, pria yang berhubungan seks sesama pria 10%, pekerja seks tidak langsung 3%, dan narapidana 3%. (Kementrian Kesehatan Republik Indonesia)
ETIOLOGI
Troponema Pallidum Bentuk spiral; panjang 5- 20 mikron dan lebar 0,1- 0,2 mikron. Gerakan berotasi undulasi sisi ke sisi Mati pada kekeringan, panas, antiseptik ringan, hidup beberapa lama di luar tubuh Sifilis ini juga dapat menular melalui hubungan seksual dengan penderita sifilis dan kontak kulit dengan lesi yang mengandung T. Pallidum.
DIAGNOSA Anti bodi IgM mendeteksi Treponema pallidum.
Memeriksa dengan menggunakan mikroskop scotopic.
Serologi Sifilis.
Pemeriksaan Molecular biology sifilis.
Pemeriksaan cairan sumsum tulang belakang.
PENGOBATAN
Sifilis dapat sembuh jika diobati pada tahap awal infeksi terjadi. Penderita sifilis diberi antibiotik penisilin (paling efektif). Bagi yang alergi penisillin diberikan tetrasiklin 4×500 mg/hr, atau eritromisin 4×500 mg/hr, atau doksisiklin 2×100 mg/hr. Sefaloridin memberi hasil baik pada sifilis dini, Azitromisin dapat digunakan untuk S I dan S II. Lama pengobatan 15 hari bagi S I & S II dan 30 hari untuk stadium laten Eritromisin diberikan bagi ibu hamil Doksisiklin memiliki tingkat absorbsi lebih baik dari tetrasiklin yaitu 90-100%, sedangkan tetrasiklin hanya 60-80%.
70
Cara yg paling efektif mencegah HIV/AIDS?
71
Terima Kasih