“menganalisis Kelebihan Dan Kekurangan Model Pembelajaran Dari 2 Penelitian Di Sekolah Dasar”

  • Uploaded by: Denisa
  • 0
  • 0
  • January 2021
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View “menganalisis Kelebihan Dan Kekurangan Model Pembelajaran Dari 2 Penelitian Di Sekolah Dasar” as PDF for free.

More details

  • Words: 1,679
  • Pages: 11
Loading documents preview...
LAPORAN MINI RISET

“MENGANALISIS KELEBIHAN DAN KEKURANGAN MODEL PEMBELAJARAN DARI 2 PENELITIAN DI SEKOLAH DASAR” Tugas laporan ini dikerjakan untuk memenuhi tugas mata kuliah Microteaching yang diampu oleh :

Dr. NURMAYANI, M.Ag

Disusun oleh NIM Jurusan/prodi Fakultas Semester/TA

: : : : :

Denisa Reyka T. S. 111182111025 PPSD/PGSD Ilmu Pendidikan IV/2020

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI MEDAN 2020

1

KATA PENGANTAR Puji syukur penyusun panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan tugas mini riset pada mata kuliah Microteaching ini dengan baik. Penyusun juga berterima kasih kepada Ibu Nurmayani selaku dosen yang telah membantu penyusun dengan memberikan pengarahan yang tepat untuk bisa menyelesaikan laporan mini riset ini tepat waktu. Dalam penulisan laporan Mini riset ini, saya selaku penyusun merasa masih banyak kekurangan dan kelemahan. Untuk itu saya selaku penyusun membutuhkan kritik dan saran yang sifatnya membangun dari semua pihak yang membaca, demi mencapai kesempurnaan pengajuan pendapat dan kesempurnaan jurnal ini. Atas perhatian dan kerjasama yang baik, penyusun ucapkan banyak terimakasih.

Medan, 09 April 2020

Penulis

2

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ...................................................................................................... 1 DAFTAR ISI ..................................................................................................................... 2 BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................ 3 1.1. Latar Belakang ............................................................................................ 3 1.2. Identifikasi Masalah .................................................................................... 3 1.3. Batasan Masalah .......................................................................................... 3 1.4. Rumusan Masalah ....................................................................................... 3 1.5. Tujuan .......................................................................................................... 3 BAB II LANDASAN TEORI ........................................................................................... 4 BAB III PEMBAHASAN ................................................................................................ 7 BAB IV PENUTUP............................................................................................................ 12 4.1. Kesimpulan ........................................................................................................... 12 4.2. Saran ..................................................................................................................... 12 DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 13

\

3

BAB I PENDAHULUAN 1.1

Latar Belakang

Ada beberapa karakteristik anak di usia Sekolah Dasar yang perlu diketahui para guru, agar lebih mengetahui keadaan peserta didik khususnya ditingkat Sekolah Dasar(SD). Seorang guru harus dapat menerapkan metode pengajaran yang sesuai dengan keadaan siswanya, maka sangat penting bagi seorang pendidik mengetahui karakteristik siswanya. Selain karakteristik yang perlu diperhatikan juga adalah kebutuhan peserta didik. pemahaman terhadap karakteristik peserta didik dan tugas-tugas perkembangan anak SD dapat dijadikan titik awal untuk menentukan tujuan pendidikan di SD, dan untuk menentukan waktu yang tepat dalam memberikan pendidikan sesuai dengan kebutuhan perkembangan anak itu sendiri. Secara ideal, dalam rangka pencapaian perkembangan diri siswa, sekolah dan guru seyogyanya dapat menyediakan dan memenuhi berbagai kebutuhan siswanya dalam rangka pencapaian perkembangan diri siswa.

1.2

Identifikasi Masalah

Dari latar belakang yang diatas, penulis mengidentifikasikan masalah dalam mini riset ini adalah kebanyakan guru tidak mampu memilih metode pembelajaran yang tepat untuk siswanya.

1.2

Batasan Masalah

Laporan mini riset ini dibatasi pada 2 penelitian yang ada di Sekolah Dasar menggunakan metode pembelajaran yang berbeda.

1.3

Tujuan Penelitian

Tujuan dari pembuatan Mini Riset dan Projek ini yaitu : 1.3.1 Untuk memenuhi tugas mata kuliah microteaching. 1.3.2 Melatih diri untuk berpikir kritis dalam mencari informasi yang diberikan. 1.3.3 Agar kita dapat mengetahui perbandingan dari 2 jenis metode pembelajaran.

4

BAB II LANDASAN TEORI 2.1

Pengertian Belajar Belajar merupakan suatu proses yangberlangsung sepanjang hayat. Hampir semua kecakapan, keterampilan, pengetahuan, kebiasaan, kegemaran dan sikap manusia terbentuk, dimodifikasi dan berkembang karena belajar ( Suryabrata,2002 ). Dengan demikian,belajar merupakan proses penting yang terjadi dalam kehidupan setiap orang.Karenanya, pemahaman yang benar tentang konsep belajar sangat diperlukan,terutama bagi kalangna pendidik yang terlibat langsung dalam proses pembelajaran. Para ahli memberikan defenisi yang berbeda – beda tentang belajar.Beberapa defenisi yang dapat dikemukakan disini adalah : 1. Harold Spears ( 1955 ) menyatakan bahwa learning is to observe,to read, to imitate,to tray something themselves,to listen,to follow direction (belajar adalah mengamati, membaca, mengimitasi, mencoba sesuatu sendidri, mendengarkan, mengikuti petunjuk). 2. Lester D.Crow dan Alice Crow (1958 ) menyatakan belajar adalah perolehan kebiasaan, pengetahuan, dan sikap,termasuk cara baru untuk melakukan sesuatu dan upaya-upaya seorang dalam mengatasi kendala atau menyesuaikan situsasi yang baru. 3. Cronbach ( 1960 ), dalam bukunya yang berjudul Eductional psyichology menyatakan bahwa learning is shown by a change in behavior as a result of experience ( belajar ditunjukkan oleh perubahan perilaku sebagai hasil pengalaman). 2.2

Karakteristik Siswa Sekolah Dasar

Menurut Sumantri dan Nana Syaodih (2006) karakteristik anak pada usia SD adalah: 2.2.1 Senang Bermain Pada umumnya anak SD terutama kelas-kelas rendah itu senang bermain. Karakteristik ini menuntut guru SD untuk melaksanakan kegiatan pendidikan yang bermuatan permainan lebih – lebih untuk kelas rendah. Guru SD seyogyanya merancang model pembelajaran yang memungkinkan adanya unsur permainan di dalamnya. Guru hendaknya mengembangkan model pengajaran yang serius tapi santai. Penyusunan jadwal pelajaran hendaknya diselang saling antara mata pelajaran serius seperti IPA, Matematika, dengan pelajaran yang mengandung unsur permainan seperti pendidikan jasmani, atau Seni Budaya dan Keterampilan (SBK). 5

2.2.2 Senang Bergerak Karakteristik yang kedua adalah senang bergerak, orang dewasa dapat duduk berjamjam, sedangkan anak SD dapat duduk dengan tenang paling lama sekitar 30 menit. Oleh karena itu, guru hendaknya merancang model pembelajaran yang memungkinkan anak berpindah atau bergerak. Menyuruh anak untuk duduk rapi untuk jangka waktu yang lama, dirasakan anak sebagai siksaan. 2.2.3 Senangnya Bekerja dalam Kelompok Melalui pergaulannya dengan kelompok sebaya,anak dapat belajar aspek-aspek penting dalam proses sosialisasi seperti : belajar memenuhi aturan-aturan kelompok,belajar setia kawan,belajar tidak tergantung pada orang dewasa di sekelilingnya,mempelajari perilaku yang dapat diterima oleh lingkungannya,belajar menerima tanggung jawab, belajar bersaing secara sehat bersama teman-temannya, belajar bagaimana bekerja dalam kelompok,belajar keadilan dan demokrasi melalui kelompok. Karakteristik ini membawa implikasi bahwa guru harus merancang model pembelajaran yang memungkinkan anak untuk bekerja atau belajar dalam kelompok. Guru dapat meminta siswa untuk membentuk kelompok kecil dengan anggota 3-4 orang untuk mempelajari atau menyelesaikan suatu tugas secara kelompok. 2. 2.4 Senang Merasakan atau Melakukan Sesuatu Secara Langsung Berdasarkan teori tentang psikologi perkembangan yang terkait dengan perkembangan kognitif, anak SD memasuki tahap operasi konkret. Dari apa yang dipelajari di sekolah, anak belajar menghubungkan antara konsep-konsep baru dengan konsep-konsep lama. Pada masa ini anak belajar untuk membentuk konsep-konsep tentang angka,ruang,waktu,fungsi badan,peran jenis kelamin,moral. Pembelajaran di SD cepat dipahami anak, apabila anak dilibatkan langsung melakukan atau praktik apa yang diajarkan gurunya. Dengan demikian guru hendaknya merancang model pembelajaran yang memungkinkan anak terlibat langsung dalam proses pembelajaran. Sebagai contoh anak akan lebih memahami tentang arah mata angin, dengan cara membawa anak langsung keluar kelas.

6

BAB III PEMBAHASAN Tabel Perbandingan Penelitian 1 dan Penelitian 2 INDIKATOR PEMBANDING

PENELITIAN 1

PENELITIAN 2

Judul

ANALISIS MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SD

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN JIGSAW SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA PADA SISWA KELAS IV SD

Tempat Penelitian

SD Negeri 01 Ngombak Kecamatan Kedungjati

SD No. 1 Sobangan

Tujuan Penelitian

untuk menganalisis kembali penggunaan model pembelajaran discovery learning dalam meningkatkan hasil belajar siswa SD

untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa setelah penerapan jigsaw dalam pembelajaran IPA kelas IV SD No. 1 Sobangan.

Metode Pembelajaran yang dipakai

Discovery Learning

Jigsaw

Kelebihan Metode

1. Mendukung partisipasi aktif pembelajar dalam proses pembelajaran. 2. Menumbuhkan rasa ingin tahu pembelajar. 3. Memungkinkan perkembangan keterampilanketerampilan belajar sepanjang hayat dari pembelajar. 7

1. Siswa diajarkan bagaimana bekerjasama dalam kelompok 2. Siswa yang lemah dapat terbantu dalam menyelesaikan masalah. 3. Menerapkan bimbingan sesama teman 4. Rasa harga diri siswa yang lebih tinggi 5. Memperbaiki kehadiran.

4. Membuat pengalaman belajar menjadi lebih bersifat personal. 5. Membuat pembelajar memiliki motivasi yang tinggi karena memberikan kesempatan kepada mereka untuk melakukan eksperimen dan menemukan sesuatu untuk diri mereka sendiri.. 6. Membangun pengetahuan berdasarkan pada pengetahuan awal yang telah dimiliki oleh pembelajar sehingga mereka dapat memiliki pemahaman yang lebih mendalam. 7. Mengembangkan kemandirian dan otonomi pada diri pembelajar. 8. Membuat pembelajar bertanggungjawab terhadap kesalahankesalahan dan hasil-hasil yang mereka buat selama proses belajar. 9. Merupakan cara belajar kebanyakan orang dewasa pada pekerjaan dan situasi kehidupan nyata. 10. Mengembangkan keterampilanketerampilan kreatif dan pemecahan masalah. 11. Menemukan hal-hal baru yang menarik yang belum terbayang sebelumnya setelah pengumpulan informasi dan proses belajar yang dilakukan.

8

6. Penerimaan terhadap perbedaan individu lebih besar. 7. Sikap apatis berkurang. 8. Pemahaman materi lebih mendalam. 9. Meningkatkan motivasi belajar. 10. Dalam proses belajar mengajar siswa saling ketergantungan positif. 11. Setiap anggota siswa berhak menjadi ahli dalam kelompok. 12. Dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk bekerjasama dengan kelompok lain. 13. Setiap siswa saling mengisi satu sama lain.

Kekurangan Metode

1. kadangkala terjadi kebingungan pada para pembelajar ketika tidak disediakan semacam kerangka kerja, dan semacamnya. 2. terbentuknya misskonsepsi. 3. pembelajar yang lemah mempunyai kecenderungan untuk belajar di bawah standar yang diinginkan, dan guru seringkali gagal mendeteksi pembelajar semacam ini (bahwa mereka membutuhkan remedi dan scaffolding). 4. Bila kelas terlalu besar penguunaan teknik ini akan kurang berhasil. 5. Bagi guru dan siswa yang sudah biasa dengan perencanaan dan pengajaran tradisional mungkin akan sempat kecewa bila diganti dengan teknik ini. 6. Dengan teknik ini ada yang berpendapat bahwa proses mental ini terlalu mementingkan proses pengertian saja, kurang memperhatikan perkembangan/pembentu kan sikap dan keterampilan bagi siswa

9

1. Jika guru tidak meningkatkan agar siswa selalu menggunakan keterampilanketerampilan kooperatif dalam kelompok masingmasing maka dikhawatirkan kelompok akan macet. 2. Jika jumlah anggota kelompok kurang akan menimbulkan masalah, missal jika ada anggota yang hanya membonceng dalam menyelesaikan tugas-tugas dan pasif dalam diskusi. 3. Menimbulkan waktu yang lebih lama apalagi bila ada penataan ruang belum terkondisi dengan baik, sehingga perlu waktu merubah posisi yang juga dapat menimbulkan gaduh. 4. Siswa lemah dimungkinkan menggantungkan pada siswa yang pandai. 5. Keadaan kondisi kelas yang ramai, sehingga membuat siswa binggung dan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw merupakan pembelajaran baba.

BAB IV PENUTUP 4.1

Kesimpulan Anak pada usia SD menunjukkan beberapa karakteristik yaitu,senang bermain,senang bergerak,senang bekerja dalam kelompok,senang melakukan sesuatu secara konkret.Kebanyakan anak lebih suka praktek dari pada diberikan teori. Pendidikan di SD pada dasarnya mendorong dan mengembangkan anak dalam merealisir tugas-tugas perkembangannya. Oleh sebab itu guru SD dituntut untuk mampu mengimplikasikannya tugas-tugas perkembangan ini dalam proses pembelajaran. Untuk melaksanakan penyelenggaraan pendidikan di SD mengacu pada Perundang-undangan dan peraturan pemerintah ,baik standar pengelolaannya, penilaiannya, sarana dan prasaranannya, UASBN, dan kualifikasi pendidik/guru.

4.2

Saran Dengan mengetahui dan memahami karakteristik baik dari segi gaya belajar serta kebutuhan belajar peserta didik khususnya anak usia sekolah dasar, hendaknya guru bisa memilih dan memilah dalam menentukan strategi, metode maupun model pembelajaran yang tepat agar proses belajar mengajar menjadi efektif dan efesien serta menyenangkan bagi siswa, khususnya dalam mata pelajaran sekolah dasar, karena setiap karakteristik individu maupun peserta didik berpengaruh sangat besar terhadap tercapainya tujuan suatu pembelajaran .

10

DAFTAR PUSTAKA Simbolon, Naeklan.dkk. 2018. Keterampilan Dasar Pendidikan SD. Medan : Universitas Negeri Medan. http://khalidashopia.blogspot.com/2015/05/makalah-karakteristik-anak-usia-sd.html?m=1

11

Related Documents


More Documents from "zaijonijoni"