108 Tips Renungan Meditasi - Revised Edition

  • Uploaded by: Adi Prayuda
  • 0
  • 0
  • February 2021
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View 108 Tips Renungan Meditasi - Revised Edition as PDF for free.

More details

  • Words: 23,178
  • Pages: 194
Loading documents preview...
I

108 Tips Renungan Meditasi [Revised Edition]

Buku ini didedikasikan kepada semua peminat dan penekun meditasi dimanapun berada

Cetakan I – Desember 2002, PT. Pustaka Manikgeni Cetakan II – Juli 2009, Anatta~Gotama Foundation Cetakan III – Nopember 2009, Anatta~Gotama Foundation Cetakan IV – Desember 2009, Anatta~Gotama Foundation Cetakan V [Revised Edition]– Oktober 2013, Anatta~Gotama Foundation

Dipublikasikan untuk kalangan terbatas oleh:

Anatta~Gotama Foundation Jalan Ceroring No. 38 Denpasar Bali – 80232. INDONESIA Telpon: 0361 228434 Email: [email protected]

Terimakasih yang sebesar-besarnya kami haturkan kepada Saudara-saudari sekalian yang dengan penuh dedikasi mendukung pewujudan buku ini.

Penyunting : Adji Mudhita dan Widnyani Suwita Penata Letak : Tim Kreatif AGF Desain Sampul : Aksara Grafika – Cibitung, Jabar.

Dicetak oleh : CV. Aksara Buana - Jakarta. –––––––––––––––––––––––––––––––––––––– Isi diluar tanggung-jawab percetakan.

Sekilas Anatta~Gotama Foundation Pembaca yang budiman, Nama dan gagasan Anatta~Gotama Foundation lahir sekitar medio 1998, dari rasa keprihatinan dan hasrat penggagasnya untuk berbuat sesuatu terkait keprihatinannya itu. Sejak kelahirannya, kiprahnya hanya menulis dan menulis, serta mengirimkan tulisan-tulisan ke beberapa majalah atau terbitan berkategori Hindu dan Buddha. Pernah juga didirikan milis Anatta-gotama di Yahoo! Groups pada tanggal 17 Juli 1999. Namun karena alasan teknis, milis ini tak terkelola lagi. Semua itu merupakan ekspresi dari ‘hasrat untuk berbuat sesuatu’ itu, karena itulah yang paling mungkin dilakukan mengingat keterbatasan yang ada. Atas prakarsa dan dorongan seorang teman, pada Desember tahun 2002, untuk pertama kalinya, diterbitkanlah buku 108 Tips Renungan Meditasi oleh penerbit PT. Pustaka Manikgeni - Denpasar. Pada tanggal 22 Nopember 2005, Anatta~Gotama mendirikan lagi sebuah milis di Yahoo! Groups yang dinamai BeCeKa - Berkas Cahaya Kesadaran, yang kemudian merupakan milis resmi dari Anatta~Gotama Foundation. Dan, atas prakarsa seorang sahabat, pada bulan Juli tahun 2009, untuk pertama kalinya kami mencetak, menerbitkan dan mendistribusikan sendiri cetakan II dari buku 108 Tips Renungan Meditasi untuk kalangan terbatas. Selanjutnya, pada bulan Nopember dan Desember tahun yang sama disusul pencetakan, penerbitan dan pendistribusian buku yang sama, secara lebih luas lagi.

i

Nah ... setelah sekitar empat tahun pencetakan sendiri buku 108 Tips Renungan Meditasi ini, buku di tangan Anda ini kami cetak lagi dalam “Revised Edition”. Substansi dari isinya tetap sama dengan edisi-edisi dan cetakan-cetakan sebelumnya; hanya sampul, penyajian dan halhal minor yang menyangkut redaksional dan pengetikan sajalah yang diperbaharui. Edisi revisi —yang juga merupakan buku keenam yang kami cetak dan distribusikan langsung— ini, juga kami canangkan untuk disajikan sebagai persembahan kepada sidang pembaca, para peminat meditasi dan para simpatisan Anatta~Gotama Foundation dimanapun berada, pada hari Ulang-tahun ke-8 dari milis BeCeKa – Berkas Cahaya Kesadaran, yang kini sudah pula membuka sebuah page dan sebuah group di Facebook. Belakangan, kami juga telah membangun sebuah page di Facebook dengan nama: Anatta~Gotama Foundation Bali, di: www. facebook.com/Anatta.Gotama.Foundation. Bagi simpatisan dan yang berminat membaca buku-buku terbitan kami, dalam kesempatan yang bersahaja ini, kami informasikan juga bahwasanya, edisi pdf dari kelima buku terbitan kami sudah bisa diunduh di group Berkas Cahaya Kesadaran di Facebook, lewat tautan ini: www. facebook.com/groups/119899151373174/files/ Demikianlah ‘Sekilas Anatta~Gotama Foundation’ khususnya dalam kaitannya dengan keberadaan dari buku di tangan Anda ini. Semoga ia benarbenar bermanfaat buat Anda. Denpasar, Agustus 2013. Tim Penyusun Anatta~Gotama Foundation.

ii

f

Daftar Isi Sekilas Anatta~Gotama Foundation .........……………....... Daftar Isi ………………………………………………………..........…....... Pengantar [Revised Edition] …...………………………............. Sebetulnya tak perlu Bingung! ……………….................... 1 - Meditasi adalah Mengamati dan Menikmati ‘Kekinian’ Anda ……...……………………................ 2 - Meditasi adalah Hadir Disini dan Saat Ini …..... 3 - Meditasi Bukan Upaya yang Menjadikan Kita Sedemikian Terkondisi ……………............ 4 - Tak Mudah Terpengaruh ………...………………….... 5 - Mengenal Diri Anda secara Lebih Baik ………... 6 - Meditasi bukan Rileksasi….………...…………………... 7 - Meditasi Punya Kemiripan dengan Konsentrasi.. 8 - Bukan Mengatur Gerak-gerik Fisik maupun Mental ………………...……………............ 9 - Mengutamakan Objektivitas dan Kejujuran .. 10 - Perhatikan dan Catat saja dalam Hati …...... 11 - Meditasi Punya Tahapan ………...………………..... 12 - Ia juga Punya Pola dan Ritme ...………………... 13 - Bukan saja Alamiah tapi juga Ilmiah ………… 14 - Ingat! Meditasi adalah Olah-Batin, bukan Olah-Raga ………………...…………………................ 15 - Persiapkan diri sebelum Bermeditasi ……….... 16 - Hobi yang Paling Murah .………………….……….... 17 - Menggiurkan bagi yang Bernaluri Bisnis ....... 18 - Dijadikan Komoditas Dagangan? …….………... 19 - Kondisi Meditatif, bukanlah Anugerah .…...... 20 - For the better State of Mind ……………….……….. 21 - Menenteramkan Batin ...………………….………...... 22 - Sesuai bagi yang Sibuk ...………………….………..... 23 - Bagi siapa saja ...………………….………..….………......

i iii vii ix

1 2 3 5 6 7 8 10 12 13 14 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 27 28

iii

24 - Menjadikan Kehidupan ini lebih Indah …....... 25 - Mengusir Pemikiran-pemikiran Negatif …..... 26 - Mengantarkan kita Kembali Pulang ……….... 27 - Meditasi Bukan Sekedar Teori ………………….... 28 - Meditasi tetap dilakukan Sendiri ……………..... 29 - Memang Perlu Pelatihan …….………..….………... 30 - Desa, Kala, Patra senantiasa Penting .……….. 31 - Memberi Rambu untuk Membedakan antara Tujuan dan Bukan Tujuan .……….... 32 - Aliran Perhatian Alami .………..….………………..... 33 - Mengamati Fenomena Batin .………..….……...... 34 - Ia Tak-terpikirkan dan Tak-terkatakan ....... 35 - Berlatih Menjadi Saksi yang Baik …..….……..... 36 - Mengembalikan Kepolosan ….………..….……….. 37 - Hidup Murni Tanpa Waktu ….………..….……….. 38 - Apa Meditasi bisa Mengenyangkan Perut yang Lapar? .……….………..….……….……..….……. 39 - Aliran Perhatian Penuh yang Menerus ……... 40 - Ketercerapan yang dalam ….……….……..….……. 41 - Bukan Pembangkitan Daya Psikhis ..….……... 42 - Sejernih dan Sebening Kristal …….……..….…...... 43 - Taman Bunga Kebajikan Tanpa Pamerih .… 44 - Langit Biru Membentang ….……….……..….……... 45 - Bisa Sulit … Bisa Mudah ..….……….……..….……... 46 - Meditasi Pranava .………..….……….……..….……..... 47 - Bak Menyuling Air Keruh ….……….……..….……... 48 - Perjalanan Kembali ke Diri-Jati .……..….…….... 49 - Mengamati dengan Seksama dan Penuh Perhatian .………..….……….……..….……...……....... 50 - Bangkit dalam Kesadaran .……..….……...…….... 51 - Menuju Universalitas .….……….……..….……...…….. 52 - Pengembangan Intuisi .……….……..….……...…….. 53 - Mempertemukan Anda dengan-Nya ...…...... 54 - Kemusnahan Eksternalitas ….……..….……...…....

iv

29 30 31 32 34 35 36 38 40 41 44 46 48 49 51 53 54 55 56 57 58 59 61 62 63 65 67 68 69 70 71

55 - Lebur dalam Kesatuan ….……..….……...………..... 56 - Beberapa Ciri Kemajuan …..….……...………........ 57 - Memahami Karakter Si Pikiran ….……...…….... 58 - Penyikapan yang Tepat Terhadap Si Pikiran 59 - Bukan bagi Para Pemalas dan Pengecut .… 60 - Masalah Berguru …….……..….……...……….…...….. 61 - Disiplin Moral yang Penuh Tanggung-jawab.. 62 - Menyaksikan dan Menanggalkan Belenggu Kasat …….……..….……...……….…...…….….…...…... 63 - Pengendalian Menyeluruh …….…...…….….…..... 64 - Tak’kan lari Gunung dikejar .…...…….….…....... 65 - Menemukannya Kembali dalam Kesederhanaan 66 - Meditasi Universal ….……...……….…...…….….…...… 67 - Jadi Cahaya bagi Diri Sendiri ….…...…….….…... 68 - Melangkah dengan Ketetapan Hati ….….…... 69 - Rileksasi Bukan Meditasi ……….…...…….….…...… 70 - Tak Perlu Aturan .……...……….…...…….….…...…... 71 - Keberadaan itu Sendiri .……….…...…….….…...….. 72 - Ke Hulu Menentang Arus Deras ..…….….…...... 73 - Berakhirnya Kerja Mengamati ...…….….…....... 74 - Melepas Belenggu .……...……….…...…….….…...….. 75 - Mengkritisi Diri Sendiri ..……….…...…….….…...…. 76 - Menjatuhkan Semua Nafsu ….…...…….….…...… 77 - Jalan Penyucian Lahir-batin ….…...…….….…..... 78 - Disiplin yang Berdaya Guna ….…...…….….…..... 79 - Heneng dan Hening dalam Kedamaian ....... 80 - Menggapai Kebijaksanaan-Nya dalam Diam .............……...……….…...…….….…...…….….... 81 - Menyeberangi Kesadaran Ragawi …….….….... 82 - Mengentaskan Identifikasi-diri Keliru ….….….. 83 - Awal dari Pengendalian Diri .…….….…...….….… 84 - Meninggalkan Tataran Naluriah .…...…….…... 85 - Adakah yang Lebih Manusiawi dari ini? ……. 86 - Pemanfaatan Langsung Daya Abstraktif …..

72 74 76 78 80 82 83 85 87 89 91 93 98 100 101 102 103 104 106 108 110 113 115 117 119 121 123 124 126 127 129 131

v

87 - Berfondasikan Sikap-Mental Luhur .…...…….. 88 - Tujuan Anda adalah Tuhan .……….….…...….….. 89 - Hanya Agitasi Mental saja .…….….…...….….……. 90 - Sadar Selalu .……...……….…...…….….…...…….……… 91 - Berkembangnya Cinta-Kasih dan Rasa Keindahan 92 - Manakala Kebencian Menyingkir .…...…….…. 93 - Terbentuknya Saluran Penghubung Transenden 94 - Anda bukan lagi Si Aku ...…….….…...…….……… 95 - Pemikiran Menyeluruh ….…...…….….…...…….….. 96 - Yang Layak sebagai Saksi ...…….….…...…….….. 97 - Jalan Pintas yang juga Jalan Raya .…...…….… 98 - Ada apa saat Brahmamuhurta? ….…...…….…. 99 - Kesujatian dan Kebijaksanaan Menampakkan diri-Nya ...…….….…...…….…... 100 - Di Kedalaman Batin ...…….….…...…….………... 101 - Bak Mendulang Emas Murni .…...…….………. 102 - Harmonis dengan Semesta .….…...…….………. 103 - Melampaui Batin Meditatif .….…...…….……... 104 - Yang ada dalam Diam ...…….….…...…….…….. 105 - Bertemu dalam Diam ...…….….…...…….………. 106 - Kedamaian dan Kebahagiaan Halus .…….. 107 - Cerahnya, “Oh… Ya…” ...…….….…...…….………. 108 - Akhir dari Meditasi .…...…….….…...…….…………. Daftar Donatur & Pemesan Info Donasi & Pemesanan Daftar Kontak Anatta~Gotama Foundation Bali

vi

133 134 136 137 138 139 140 142 143 145 147 152 154 155 156 157 159 164 165 167 168 169

PENGANTAR [Revised Edition] Pembaca budiman... Buku di tangan Anda ini adalah cetakan kelima, dimana telah dilakukan beberapa perbaikan dan penyuntingan dari cetakan-cetakan sebelumnya, walau secara substantif, isinya masih tetap sama. Oleh karenanyalah buku ini ditandai sebagai “Revised Edition”. Buku —yang untuk pertamak a l i n y a dicetak dan dipublikasikan oleh PT. Pustaka Manikgeni - Denpasar ini pada bulan Desember 2002— ini bukanlah buku petunjuk bagaimana cara bermeditasi. Buku ini justru memberi tips-tips yang bisa dijadikan bahan renungan tentang apa dan bagaimana sesungguhnya tingkah-laku, pola-pikir, dan sikap-batin ketika kita bermeditasi; serta apa yang mungkin diperoleh dari bermeditasi. Jadi buku ini diharapkan bisa menjadi pelengkap atau kelanjutan dari buku-buku meditasi yang sudah ada.

vii

Buku ini cocok, baik untuk dijadikan bahan renungan oleh yang sudah biasa melakukan meditasi maupun baru belajar bermeditasi. Dengan tips-tips yang mengisi buku ini, diharap meditasi yang Anda lakukan menjadi lebih sempurna dan lebih jelas arahnya. Semoga Anda menerima manfaat yang sebesar-besarnya dari keberadaan buku ini. Semoga Cahaya Agung-Nya senantiasa menerangi setiap gerak dan langkah kita semua. Bali, 4 Agustus 2013. Tim Penyunting.

f viii

Sebetulnya tak perlu Bingung!

K

[Dari edisi sebelumnya]

etika seorang teman, yang juga pemeditasi, saya mintai pendapatnya setelah membaca buku ini, “Bingung ... saya bingung membacanya.”, begitu katanya. “Kenapa bingung?”, tanya saya. “Betapa tidak, paparannya tidak runut, loncatloncat.”, jawabnya dengan ekspresi yang khas. Ya ... begitulah kalau Anda juga mengharapkan tips-tips renungan di dalam buku ini runut, dimana yang nomor 6 adalah kelanjutan dari yang nomor 5 dan nomor 7 merupakan kelanjutan dari nomor 6 misalnya. Sejak awal, mereka memang tidak disusun seperti itu. Masing-masing nomor sepantasnya dipandang sebagai satu tips renungan yang otonom, yang berdiri sendiri seperti apa ia adanya, walaupun mungkin ada beberapa nomor yang menunjukkan kerunutan. Pada dasarnya, ia disusun dan dinomeri secara acak. Kebingungan teman saya itu sebetulnya bersumber pada anggapannya sendiri, yang terbentuk dari kebiasaan, bahwa semua buku pasti runut dari satu sub-bab ke sub-bab berikutnya sedemikian rupa. Umumnya memang begitu. Jadi, ketika ia mulai membaca buku itu, ia berbekal anggapan konvensional itu, dan secara tanpa sepenuhnya disengaja dan disadarinya, ia menuntut agar buku itupun tunduk pada anggapannya. Akibatnya, terjadilah sebentuk penolakan terhadap penyajian ini di benaknya. ix

Buku ini tidak dilengkapi Pengantar Penulis, seperti ini, yang bisa memberi pengingatan awal bagi pembacanya. Kalau ini kita pandang sebagai kelemahan, memang itulah kelemahan buku ini. Kelemahan lainnya akan ditemui juga kalau pembaca berharap akan membaca sejenis tuntunan praktis bagaimana bermeditasi. Seperti telah disampaikan di dalam Pengantar Penerbitnya, buku ini bukanlah buku serupa itu. Dan oleh karenanyalah dikatakan, kalau kita mengharapkan akan membaca sejenis tuntunan praktis bermeditasi, maka kita akan menemukan satu kelemahan lain dari buku ini. Pra-anggapan dan harapan pembaca yang tidak proporsional terhadap buku inilah, yang melemahkannya. Sebaliknya, Anda mungkin saja justru menemukan kekuatannya, kalau Anda tidak berbekal pra-anggapan akan sebuah buku meditasi sebelumnya, dan mau bersikap terbuka untuk merenungkan apa yang dikatakannya sebagai suatu pernyataan-pernyataan yang otonom. Sekedar untuk dimaklumi, tips-tips yang disajikan di dalam buku ini tidak ditulis dalam satu kurun-waktu tertentu secara berlanjut. Ia merupakan himpunan dari renungan-renungan dan terjemahan yang terjadi secara sangat sporadik dalam rentang-waktu tak kurang dari lima tahun terakhir sebelum ia dirangkum menjadi sebuah buku seperti ini. Teman lain yang sudah membacanya sebagian, ada juga yang mengomentari kurang lebih begini: x

“Kalau dipahami secara ringan, buku ini seperti bacaan yang sangat ringan atau remeh. Tapi kalo dibaca oleh yang berpemahaman tinggi, isi buku ini sangat tinggi.” Disini juga tampak kalau buku ini—apakah ia membingungkan atau mencerahi, apakah ia remeh atau mempunyai kandungan tinggi— tergantung sikap batin ketika membaca dan tingkat pemahaman dari si pembacanya. Nah ... itulah yang perlu dimaklumi oleh pembaca buku ini, demi kemanfaatannya. Dan berbicara masalah kemanfaatan apapun bagi kita, sebetulnya tidak semata-mata tergantung pada nilai manfaat dari sesuatu itu sendiri, namun lebih pada yang memanfaatkannya. Teknologi yang sedemikian majunya seperti sekarang ini, bisa menjadi sesuatu yang membahayakan peradaban manusia bilamana dimanfaatkan secara kurang bijak. Apa yang sebetulnya dituntut oleh hidup ini adalah: kearifan ... kearifan didalam memaknai, menjalani dan memanfaatkan hidup ini sendiri. Kendati apa yang tersaji tidaklah runut, seperti buku lainnya, ia diharapkan bisa memberikan sedikit pandangan-pandangan tentang apa itu meditasi, apa itu batin meditatif dan bagaimana bila Anda memasuki batin meditatif ini. Dan secara sumir, mungkin Anda juga akan menangkap sesuatu yang akan mengarahkan Anda pada penekunan meditasi yang benar, sammya samãdhi. xi

Dalam kesempatan ini, tak lupa saya ucapkan banyak terimakasih kepada semua sahabat di mailing-list Hindu Dharma Net, yang berperan besar di dalam menyemangati penerbitan buku ini seperti apa ia adanya sekarang ini. Terimakasih yang sebesar-besarnya juga saya haturkan kepada bapak Putu Setia, Pimpinan Redaksi majalah Hindu Raditya, sahabat saya, yang dengan sangat sabar dan tiada bosan-bosannya mendorong saya untuk menghimpun tips-tips renungan meditasi untuk bisa diterbitkan menjadi sebuah buku kecil, dari yang tadinya hanya butir-butir renungan meditasi yang di-posting-kan di mailing-list tersebut. Sangat disadari kalau masih banyak kekurangan dan kelemahan —baik yang menyangkut penyajian maupun kandungan— dari buku perdana susunan saya ini. Untuk itu, dengan senang hati dimohonkan kritik, saran maupun sekedar komentar dari pembaca bagi penyempurnaannya pada cetakan-cetakan ataupun edisi-edisi mendatang. Akhirnya, besar harapan saya buku kecil ini memang ada manfaatnya bagi pembaca, peminat dan penekunan meditasi. Penulis.

f xii

1

Meditasi adalah Mengamati dan Menikmati ‘Kekinian’ Anda

P

F

erenungan merupakan salahsatu bentuk meditasi yang paling dikenal. Saking lumrahnya, boleh jadi kita tak menyadari, bila saat merenung sebetulnya kita sedang bermeditasi secara ‘alamiah’. Merenung bukanlah melamun atau mengkhayal. Disini ada objek perenungan yang jelas, yang tetap dipegang, apakah itu bersifat sakala maupun niskala, bersifat lahiriah maupun batiniah. Dengan mengamati suatu objek dengan cermat, seksama dan penuh perhatian, diperoleh pengetahuan yang lebih mendalam tentang objek tersebut. Objek yang dianjurkan dalam perenungan adalah objek dalam. Sayangnya, umumnya kita tidak bisa serta-merta melakukannya. Dalam mengawali latihan, penggunaan objek luar terasa jauh lebih mudah.

Memanfaatkan keluar-masuknya nafas sebagai objek misalnya; disamping ia tidak sepenuhnya di luar, juga memberi efek ganda berupa ketenangan dan kesehatan.

f

108 TIPS RENUNGAN MEDITASI

-1-

2

Meditasi adalah Hadir Disini dan Saat Ini

F

D

alam bermeditasi, Anda haruslah hadir sepenuhnya disini. Anda tak kan pernah bermeditasi kalau pikiran kelayapan kesana-kemari atau malah membumbung tinggi diterbangkan berbagai angan-angan.

Bukanlah meditasi yang Anda lakukan itu bilamana hanya jasad Anda saja yang hadir disini, sementara pikiran Anda tersita oleh kenangan atau ingatan di masa-lalu, atau terbetot dan diseret oleh berbagai angan-angan atau kekhawatiran ke masa-depan. Hadir secara fisik maupun mental, disini dan saat ini. Inilah meditasi. Makanya, ia juga bisa disebut “mengembalikan diri Anda pada Diri Anda Sendiri”.

f -2-

108 TIPS RENUNGAN MEDITASI

3

Meditasi Bukan Upaya yang Menjadikan Kita Sedemikian Terkondisi

K

F

ita sudah lebih dari sekedar terkondisi. Kita telah terkondisi di tempat kerja, dalam perjalanan berangkat dan pulang kantor atau sekolah, sesampai di rumahpun masih dibebani oleh berbagai permasalahan. Agaknya kurang arif bilamana kini kita malah menghadirkan beraneka pengkondisi lain lagi, yang tidak benar-benar perlu dan bermanfaat. Umum beranggapan bahwa, bermeditasi mesti begini atau mesti begitu. Ini malah jadi serba menyulitkan, serba membebani, sejauh mereka sama-sekali di luar kebiasaan kita. Sikap-tubuh memang mempengaruhi kekhusukan dan ketahanan, serta berkaitan erat dengan keterpusatan pikiran. Akan tetapi, meditasi bukanlah sekedar “konsentrasi”. Ia merupakan aliran perhatian alamiah yang menerus terhadap objek yang dimeditasikan, dalam jangka waktu tertentu yang dibutuhkan. 108 TIPS RENUNGAN MEDITASI

-3-

Meditasi justru merupakan “seni melepas beban”; seni melepas beban yang selama ini terasa begitu menghimpit dan menekan, berupa berbagai pengkondisi yang ada maupun yang kita adakan tanpa sengaja. Akan tetapi, jangan salah; ia bukanlah sebentuk “pelarian” dari tanggungjawab. Ia lebih berupa “peletakan sejenak” segala beban phsikis pada jarak tertentu yang aman, sampai dengan Anda terpulihkan kembali, dan “lebih bertenaga” untuk menanganinya lagi dengan lebih baik. Semua ini tentu berlangsung di tataran mental.

f -4-

108 TIPS RENUNGAN MEDITASI

4

Tak Mudah Terpengaruh

F

K

edalaman meditasi, menyebabkan meditator tak mudah terpengaruhi oleh stimulus atau rangsangan luar, yang dibawa masuk saat

berlangsungnya

berbagai

kontak

indriawi.

Kebiasaan reaktif selama ini, ditransformasikan menjadi proaktif. Inilah yang menenteramkan; inilah yang bermanfaat langsung bagi Anda. Rangsangan luar mulanya memang bisa terasa sangat mengganggu; akan tetapi semakin ke dalam mereka semakin tak terasakan. Kemantapan-fisik secara langsung akan mempengaruhi ketahanan-

psikhis atau ketahanan-mental. Inilah nantinya akan terpancar kembali berupa ketahanan-fisik.

f 108 TIPS RENUNGAN MEDITASI

-5-

5

Mengenal Diri Anda secara Lebih Baik

A

F

dakah sesuatu yang lebih aneh di dunia ini dibandingkan dengan tidak mengenali diri sendiri? Mengenalinya bukan saja secara fisik namun juga secara metntal. Anda bisa saja mengenal dan mengerti dengan baik berbagai hal; namun apa artinya semua itu bila Anda “asing” akan diri sendiri? Sederhana saja; apapun yang kita amati dengan seksama, tentu akan kita kenali dengan lebih baik. Bila yang kita amati itu adalah ‘diri’ kita, maka kitapun akan mengenalinya jauh lebih baik dibandingkan sebelumnya. Nah … dari perspektif ini, meditasi ini juga bisa disebut sebagai “meditasi mengenal-diri”. Dengan lebih mengenalinya, kita jauh bisa lebih intim, lebih kompromistis, dan pada akhirnya lebih harmonis dengannya. Bila ditelusuri akan tampak bahwa konflik-batin disebabkan oleh “krisis PengenalanDiri” ini. Dalam batin yang harmonis, tak ada konflik.

-6-

f

108 TIPS RENUNGAN MEDITASI

6

Meditasi bukan Rileksasi

B

F

ukanlah sebuah latihan meditasi —seperti yang dimaksudkan disini— apabila ia tidak mendukung kemajuan batiniah Anda. Anda tak akan pernah merasa tenang, tenteram dan damai, bila salahsatu kaki Anda kesemutan bukan? Jasmani yang dikekang, apalagi disiksa, akan bereaksi, akan mengadakan perlawanan sekuat pengekangan atau penyiksaan yang dilakukan terhadapnya. Makanya, walau rileksasi sangat bermanfaat, ia hanyalah pra-meditasi. Meditasi bukanlah untuk sekedar rileks. Meditasi bukan rileksasi. Badan ini bisa saja terasa rileks, namun bila pikiran bergejolak dan perasaan menggelora, apa gunanya? Meditasi menenteramkan jiwa yang gundahgulana, yang diganggu oleh berbagai agitasi dan agresi eksternal maupun internal.

f 108 TIPS RENUNGAN MEDITASI

-7-

7

Meditasi Punya Kemiripan dengan Konsentrasi

K

F

etika bermeditasi, pikiran Anda terpusat pada satu objek —disarankan objek dalam— jadi amat mirip dengan konsentrasi. Saking miripnya, bahkan ada sebuah ensiklopedia yang mempersamakan mereka. Perbedaan mendasarnya adalah, meditasi bersifat “diri sentris”. Keterpusatan ditujukan pada segala fenomena yang terjadi di dalam, yang berlangsung pada Sang Diri; baik yang bersifat lahiriah, yang bersifat kasat, maupun yang bersifat batiniah. Sedangkan konsentrasi, bisa mengambil objek amatan apa saja. Sebagai contoh, saat ini, ketika Anda membaca tulisan ini. Anda memperhatikan deretan hurufhuruf yang tampak di atas kertas bukan? Huruf demi huruf, kata demi kata dan seterusnya sambil menangkap makna tulisan ini. Yang ini adalah konsentrasi.

-8-

108 TIPS RENUNGAN MEDITASI

Tetapi, bila yang Anda amati dan perhatikan dengan seksama itu adalah bagaimana mata Anda bekerja dalam membaca, atau sikap-duduk maupun sikap-badan Anda ketika membaca, atau perasaan atau bentuk-bentuk batin ketika membaca ini, ini berarti Anda sedang membangun kondisi meditatif. Jadi keterpusatan bukan pada objek luar, akan tetapi pada fenomena fisikal maupun mental persis saat dan selama mengamati objek luar itu; tapi bukan untuk menilainya. Nah, dengan demikian Anda senantiasa sadar terhadap setiap gerak-gerik fisikal dan mental Anda, tanpa memberi penilaian terhadap yang sedang berlangsung, apalagi menghakiminya pun terhanyut di dalamnya. Rasanya lebih mudah melakukannya, daripada menjelaskannya lewat kata-kata. Memang demikian; meditasi adalah praktek langsung, bukan teori.

f 108 TIPS RENUNGAN MEDITASI

-9-

8

Bukan Mengatur Gerak-gerik Fisik maupun Mental

D

F

alam mengamati, kita tidak mengatur gerak-gerik fisik maupun mental. Hanya mengarahkan perhatian padanya guna

mengamati dengan seksama semua gerak yang sedang berlangsung. Awalnya, boleh jadi gerak Anda tampak lamban (mirip slow motion) di mata orang-orang. Ini

umum. Kenapa? Karena kita cenderung terjebak pada memikirkan gerak itu, dan bukannya sekedar mengamati atau

memperhatikannya.

Bagi

yang

sudah

terlatih, tak perlu lamban ... biasa saja. Kita tidak mengatur gerak fisik ataupun mental, melainkan hanya memperhatikannya dengan seksama. Bagi pemula, tentu tidak bisa langsung meloncat. Butuh waktu, dan tentu saja kesabaran. - 10 -

108 TIPS RENUNGAN MEDITASI

Masih pada fase awal; bila meditator sudah hampir melakukannya dengan pas, bisa jadi ia jadi bersikap acuh-tak-acuh, atau tampak tak perdulian. Ini, biasanya terjadi pada mereka yang punya kecenderungan selfish ataupun yang mengidap rasa rendah-diri. Tapi tidak kenapa, amati saja. Dengan disadari, itupun akan berangsur-angsur ‘normal’.

f 108 TIPS RENUNGAN MEDITASI

- 11 -

9

Mengutamakan Objektivitas dan Kejujuran

K

F

ita mengamati, hanya itu; tanpa menilai apa yang teramati. Bila ada interupsi berupa penilaian, ia tak lagi objektif. Kita terkadang merasa bosan, kesal, jengkel dan lain sebagainya; amat jujur bukan? Mengapa dan kepada siapa kita mesti berbohong? Apa perlu berbohong bila kita melihat dengan mata atau mendengar dengan telinga, misalnya? Ketika si pikiran terusik objektivitasnya, iapun mulai berbohong, menipu. Tampaknya saja bermeditasi, padahal sedang melamun. Bukankah ini tidak jujur? Karenanyalah dikatakan bahwa meditasi mengutamakan objektivitas dan kejujuran. Kejujuran luar bermula pada kejujuran dalam.

- 12 -

f

108 TIPS RENUNGAN MEDITASI

10

Perhatikan dan Catat saja dalam Hati

D

F

alam mengamati dengan seksama kita sebenarnya hanya memperhatikan saja,

tanpa penilaian, tanpa memuatinya

dengan prasangka-prasangka, praduga-praduga, pretensi, harapan, sugesti dan sejenisnya. Bila mau, boleh dicatat fenomena batin yang terjadi di dalam hati. Bila tidak, tak apa-apa; bahkan lebih baik begitu. Bila telah fasih, pemahaman-pun muncul dengan

sendirinya. Pemahaman ini bersifat lebih objektif dan apa adanya. Terbiasa begini, cepat atau lambat, Anda dapat memahami apa itu “apa

adanya” dengan amat jelas. Apa adanya adalah ‘the truth’ itu. Sederhana bukan? Cobalah!

f 108 TIPS RENUNGAN MEDITASI

- 13 -

11

Meditasi Punya Tahapan

S

F

eperti juga jasmani, rokhani pun punya tahaptahap perkembangannya sendiri. Demikian juga dengan meditasi. Secara garis-besar ia dapat dikelompokkan dalam tahap pemula, tahap antara dan tahap lanjut. Sementara penekun, malah ada yang harus mengawalinya dari tahap pra-meditasi, yaitu sejenis tahap penyeragaman, pengenalan atau orientasi. Pra-meditasi, mengarahkan seorang penekun pada penyiapan fisik dan mental. Yang sudah siap, tentu tak perlu lagi melalui tahap ini. Seperti pada kegiatan lainnya, orientasi senantiasa kita perlukan. Orientasi mengantarkan kita pada pengenalan bidang yang ditekuni secara lebih baik. Disini, kita juga dapat mengukur tingkat kesiapan kita untuk benar-benar memulainya. Bila ada yang perlu dipersiapkan, hendaklah dipersiapkan dengan baik dulu. Jangan sampai tersendat-sendat di tengah jalan, karena kehabisan bensin, padahal sejak tadi sudah melewati beberapa pompa bensin. Kan sayang… Berikut adalah pendapat seorang penulis, dosen ilmu filsafat di beberapa universitas Asia dan Eropa, yang juga berguru selama dua puluh lima tahun pada Sakya Tirzin, pemimpin ordo Sakya dari Buddhisme Tibet.

- 14 -

108 TIPS RENUNGAN MEDITASI

The gradual development of the ability to see things ‘as they really are’ through the practice of meditation, has been linkened to the development of special instruments by mean of which we can now see subatomic reality and the like. In the same way, if we do not develop the potential of our minds through the cultivation of right effort, right mindfulness, and right concentration, our understanding of the real state of things will remain at best intellectual knowledge.* Dari sini, kita dapat menangkap salahsatu esensi dari jalan meditasi ini. Untuk benar-benar dicatat adalah proses yang bertahap, dalam pentahapan tertentu yang jelas dan terarah. Merujuk pada buku-buku, atau kata-kata bijak dan tuntunan dari mereka yang dipercayai, memang memberi pengetahuan yang bermanfaat. Namun pengetahuan tersebut seringkali perlu ditransformasikan lagi ke dalam diri sendiri secara mandiri. Jangankan buku-buku yang Anda baca bisa mentransformasikan batin Anda, seorang Guru sekalipun ... hanya ‘membuka gerbang kesadaran’ Anda. Tak lebih dari itu. Di alam spasio-temporal ini, pentahapan pasti ada; tidak “sim-salabim ... abra ka dabra ... jadi!”. Tidak ... tidak demikian prosesnya. _____________________ * Peter Della Santina; The Tree of Enlightenment - 1997, p.63.

f

108 TIPS RENUNGAN MEDITASI

- 15 -

12

Ia juga Punya Pola dan Ritme

P

F

ola ini sebetulnya tergantung kita. Artinya, walau memang ada pola bakunya, adakalanya tetap perlu disesuaikan dengan pola masing-masing. Bila tidak, bagaimana kita akan menerapkannya bagi diri sendiri? Heterogenitas mendikte pola kita masing-masing. Secara alamiah, kita juga punya ritme-biologis yang spesifik. Para olahragawan, memulai dengan pemanasan, sebelum benar-benar berlatih. Jadi tidak langsung khusuk; bila bisa langsung khusuk, tentu baik sekali. Namun umumnya tidak seperti itu. Ritme, justru menjadikannya tidak monoton, membosankan. Ia juga menyebabkan setiap fase jadi terasa baru. Menarik memang. Meditasi memang amat menarik bila ditekuni. Kita seakan jadi hidup kembali; jauh lebih hidup dibanding sebelumnya; hidup dalam “dunia meditatif” yang mengagumkan.

f - 16 -

108 TIPS RENUNGAN MEDITASI

13

Bukan saja Alamiah, tapi juga Ilmiah

S

F

angat alami; duduk santai sambil memperhatikan keluar-masuknya nafas sendiri, misalnya; amat alami, bukan? Tidak dibuat-buat, diatur atau dikontrol, tidak harus begini atau begitu. Sikap-tubuhpun biasa-biasa saja; tak perlu jadi pemain akrobat. Bila kita memang seorang pemain akrobat, tak apa-apa; just go on …

Berbagai penelitian telah dilakukan untuk membuktikan dan menunjukkan ke-ilmiahannya. Objektivitas memang merupakan dasar dari dunia keilmuan. Disinilah kita terjamin untuk tidak terperangkap dogmatisme. Disini pula kita memberdayakan nalar dengan lebih efektif. Secara tak langsung, pengembangan batin yang terjadi dari meditasi juga mengurangi dan mengikis pandangan yang terkondisi oleh takhyul.

f 108 TIPS RENUNGAN MEDITASI

- 17 -

14

Ingat! Meditasi adalah Olah-Batin, bukan Olah-Raga

K

F

esalahan dalam memandang meditasi, justru berawal disini. Memang meditasi berdampak-samping positif terhadap kesehatan secara menyeluruh; akan tetapi, itu bukanlah tujuan pokok dari bermeditasi.

Olah-batin disebut juga praktek atau lakuspiritual atau sadhana. Akan tetapi, kita bisa terperosok ke dalam upaya peraihan kanuragan, kesaktian atau sejenisnya. Bukan itu arah yang dituju dalam bermeditasi. Iming-iming kanuragan ataupun kesaktian memang amat menggiurkan bagi banyak orang, karena membuatnya merasa punya kelebihan. Akibatnya, banyak yang mandek sampai disini saja. Berhati-hatilah terhadap yang satu ini Sahabatku!

f - 18 -

108 TIPS RENUNGAN MEDITASI

15

Persiapkan diri sebelum Bermeditasi

Y

F

ang ini terkait dengan tips 10 sebelumnya. Persiapan senantiasa perlu. Apa yang perlu dipersiapkan? Diri sendiri; itu pasti. Pemahaman yang baik atas bidang kerja, akan memberi kemudahan-kemudahan dalam mengerjakannya. Kita bisa memperoleh pengertian tentang sesuatu melalui bertanya. Apakah itu bertanya kepada pembimbing, buku-buku, mereka yang lebih berpengalaman atau yang lainnya. Tips ini, juga pantas dipandang sebagai salahsatu dari bahan-baku bagi fase persiapan ini. Kiranya amat jelas bagi kita tentang pentingnya persiapan ini. Mengenai tempat, pakaian, waktu dan lamanya, sambil jalan kitapun akan memahami dan menemukan yang paling sesuai. Prinsipnya adalah, “yang sesuai dengan kondisi faktualobjektif kita, adalah yang terbaik bagi kita”. Oleh karenanya, kenalilah ‘diri’ Anda.

f

108 TIPS RENUNGAN MEDITASI

- 19 -

16

Hobi yang Paling Murah

B

F etapa tidak, Anda tak perlu menyewa tempat, alat, ongkos atau membayar biaya administrasi untuk memperoleh

kartu keanggotaan atau sejenisnya. Diri Andalah modal dasar Anda. Ohya ... awalnya mungkin Anda perlu menyediakan “waktu khusus” untuk bermeditasi. Ini diperlukan demi pembiasaan dan pendisiplinan-diri. Tetapi setelah cukup lanjut, tidak perlu lagi. Anda akan memahami dengan baik bahwa ia dapat dilakukan setiap saat dan dimana saja. Ada yang mengatakan, “Bila kamu sempat bernafas, maka kamu pasti sempat bermeditasi”. Sederhana dan sangat murah.

f -20-

108 TIPS RENUNGAN MEDITASI

17

Menggiurkan bagi yang Bernaluri Bisnis

B

F agi yang bernaluri bisnis, ini boleh juga digeluti

untuk

dijadikan

komoditas

dagangan. Rekan saya ada yang berhasil

dalam usaha seperti ini. Bayarannya? Dolar lagi .... Menggiurkan bukan? Oleh karenanyalah, “bisnis” olah-batin tampak semakin marak belakangan ini. Nah … demikianlah manusia yang kuat naluri bisnisnya; apapun yang bisa dijual .... dijual, untuk dinikmati hasilnya bagi dirinya sendiri. Dan itu, memang masih (dianggap) wajar oleh mayarakat kita. Kehausan manusia modern akan spiritualitas, bagi para pebisnis, telah menghadirkan peluang bisnis

yang

tidak

kalah

menggiurkannya

dibandingkan bidang bisnis lain.

f

108 TIPS RENUNGAN MEDITASI

- 21 -

18

Dijadikan Komoditas Dagangan?

M

F

asa sekedar membimbing memperhatikan nafas saja diperdagangkan sih? Saya malah agak heran mengamati fenomena ini. Mungkin karena tak punya naluri bisnis. Lebih heran lagi, semakin mahal, apalagi bilamana diselenggarakan di hotel-hotel mewah, ia malah semakin laris; kayak kacang-goreng. Mungkin karena jadi lebih bergengsi. Yaaah ... begitulah kita-kita ini. Suka dan sangat mudah terkagum-kagum hanya pada kemasan luarnya. Apalagi bilamana produk itu dipromosikan dengan gencar di media-massa. Di dunia bisnis, ini memang bisa dimaklumi sebagai kewajaran. Sesuatu yang mudah, murah, apalagi gratisan, malah dicurigai macam-macam atau diremehkan.

f -22-

108 TIPS RENUNGAN MEDITASI

19

Kondisi Meditatif, bukanlah Anugerah

D

F

emikianlah yang

sebetulnya;

mengusahakan

kitalah

anugerah

itu.

“Simsalabim ... Anda meditatif!”; bukan

rumusnya. Meditasi bukan sulap, yang untuk didemonstrasikan guna merebut pangsa pasar dan meningkatkan nilai jual. Tak ada Guru manapun yang menganugerahkan itu pada Anda. Metodenya,

latihan

awalnya,

memang

ada

yang menginformasikan dan membimbing. Tapi, kondisi batin meditatif tetap merupakan hasil dari upaya mandiri. Ini amat penting untuk dipahami. Saya tak ingin Anda dikibuli atau dikadali oleh siapapun. Tetapi, bila Anda memang mau dan senang dikibuli, silahkan saja ...

f

108 TIPS RENUNGAN MEDITASI

-23-

20

For the better State of Mind

S

F ebagai sebentuk seni, yakni seni olahbatin, disamping ia punya ciri keindahan juga mengkondisikan batin pada suasana

yang lebih baik, dibanding sebelumnya. Dalam keadaan

tenang

misalnya,

kita

akan

bisa

memecahkan berbagai persoalan hidup dengan jauh lebih baik. Status batin meditatif, juga sangat kondusif dalam melahirkan inspirasi-inspirasi serta solusi-solusi jenial bagi berbagai persoalan hidup yang sedang dihadapi. Nilai manfaatnya akan benar-benar Anda rasakan bilamana Anda telah sedemikian keluar-masuk status batin-meditatif; atau dengan kata lain, Anda telah benar-benar menjadikannya hobi dan sahabat Anda.

f -24-

108 TIPS RENUNGAN MEDITASI

21

Menenteramkan Batin

K

F

ita tidak bisa membeli ketenteraman batin. Yang satu ini tak ada urusannya dengan uang atau harta-benda, pangkat, jabatan, pengaruh, kekuasaan maupun popularitas. Kepemilikan atas harta memang bukanlah sesuatu yang salah menurut ajaran manapun. Namun, terbelenggu kemilikan atas materi duniawi inilah yang berpotensi besar melahirkan konflik internal maupun eksternal. Pemenuhan demi pemenuhan hasrat kemilikan, tidak akan menyudahinya; bahkan sebaliknya, malah menumbuhkan dan memperkuat keserakahan. Kita bisa saja punya harta melimpah-ruah, namun itu tidak mengurungkan untuk senantiasa dirongrong kekhawatiran kalau-kalau mereka tiba-tiba hilang ataupun menyusut. Jabatan, popularitas dan sejenisnya juga memiliki sifat yang sama; sama-sama mengundang kekhawatiran karena tidak ajeg. Tiada pernah ada ketenangan pada batin yang dihantui kekhawatiran dan rasa was-was bukan? 108 TIPS RENUNGAN MEDITASI

-25-

Betapapun kita tahu bahwa tubuh ini menua setiap saat, namun secara naluriah ada kecenderungan untuk menolak hukum alam itu. Kita tak segansegan mendandani tubuh, melatih tubuh guna mempertahankan jasmani ini dari laju proses penuaan. Sadarkah kita bahwa apa yang kita lakukan sebetulnya melawan hukum alam? Bila diperhatikan dengan lebih seksama, akan dipahami bahwa ketenteraman bukanlah sebuah anugerah; ia hasil usaha atau merupakan pahala dari perbuatan kita sendiri. Ia tidak terkondisikan secara mutlak oleh iklim atau kondisi luar; iklim luar memang berpengaruh, sebatas kita mengadakan penolakan pun pengharapan terhadapnya. Ketenteraman adalah kondisi batin yang stabil, dimana gejolak dan gelora di dalam teredam betapa mestinya. Bagi seorang meditator, ketenteraman batin diupayakannya secara mandiri; maksudnya, ia tidak mengharapkannya datang secara otomatis ataupun tenggelam begitu saja dalam kondisi batin meditatif dengan sendirinya, tanpa pengkondisian awal secara mandiri sama-sekali.

f -26-

108 TIPS RENUNGAN MEDITASI

22

Sesuai bagi yang Sibuk

F

K

esibukan menguras banyak enerji fisik dan mental. Bagi yang kesibukannya lebih banyak berupa kegiatan pikiran,

kelelahan mental malah bisa mengganggu kondisi fisiknya. Oleh karenanya, bukan saja meditasi sesuai bagi mereka yang sibuk, ia bahkan merupakan kebutuhan mentalnya. Meditasi

memberi

pemulihan,

bahkan

me-

recharging lagi dengan enerji fisikal dan mental baru. Ini harus dibuktikan sendiri! Andalah yang bermeditasi, Andalah yang membuktikannya, dan Anda pula yang akan menikmati langsung manfaatnya.

f 108 TIPS RENUNGAN MEDITASI

-27-

23

Bagi siapa saja

F

P

ernah dan mungkin masih ada yang menyangka bahwa meditasi hanya untuk orang-orang tertentu, yang menjalani

kehidupan spiritual saja. Sangkaan ini jelas keliru. Ia bagi siapa saja; bebas SARA. Ia bahkan bagi semua umur —tentu ada jenjangnya— dan bagi semua jender. Jadi, bila Anda sebelumnya pernah menyangka yang lain, mulai saat ini buanglah prasangka keliru itu jauh-jauh dan tolong jangan tularkan kepada siapapun.

f -28-

108 TIPS RENUNGAN MEDITASI

24

Menjadikan Kehidupan ini lebih Indah

I

F

ni bukan iklan ... ini bisa dibuktikan langsung. Secara naluriah kita mencintai keindahan. Keindahan dapat Anda serap dan hadirkan lagi di hati Anda, hanya bila Anda siap untuk menikmatinya. Keindahan merupakan salahsatu sifat dari Sang Diri-Jati. Sebentuk karya seni misalnya, adalah ekspresi rasa keindahan seorang seniman. Para seniman menangkap inspirasinya lewat “meditasi alami” — meditasi bagi yang tidak secara khusus menekuni meditasi. Walau Anda bukan seniman, Andapun —hingga batas-batas tertentu— punya bakat untuk menyerap dan mengapresiasi seni. Contohnya, Anda akan senang menyaksikan lelaki tampan atau wanita cantik; atau merasa nyaman di daerah pegunungan atau di tepi pantai. Itulah berkah terlahir sebagai manusia. Penikmatan seni atau keindahan, akan lebih baik dan mendalam bila kita mendekatinya melalui kondisi batin meditatif. Hidup akan terasa jauh lebih indah, dalam kondisi batin seperti ini. Bukankah Tuhan juga Keindahan nan Agung Itu?

diposisikan

sebagai

f 108 TIPS RENUNGAN MEDITASI

-29-

25

Mengusir Pemikiran-pemikiran Negatif

P

F

emikiran negatif, sering disebut-sebut sebagai biang-kerok berbagai penyakit fisik dan mental oleh para ahlinya. Bahkan, lebih dari delapan puluh persen gangguan fisik, konon bermula dari pemikiran negatif. Ia bisa ditakuti melebihi virus HIV. Pemikiran negatif juga disebut-sebut sebagai penyebab terjadinya penuaan dini. Jadi, secara tak langsung, meditasi juga bisa berfungsi sebagai obat ‘awet muda’. Namun untuk yang satu ini, saya harap Anda tidak mempercayainya begitu saja, kecuali setelah membuktikan langsung.

Disisi lain, meditasi bukan saja mengusir pemikiran negatif, ia bahkan bisa ‘mengenyahkan’ berbagai gejolak batin. Maharshi Patanjali menegaskan, “yoga citta vritti nirodhah” — “yoga menghentikan gejolak pikiran dan gelora perasaan”. Di dalam Ashtanga Yoga-nya, Dhyana atau meditasi merupakan “anga” ketujuh, segera sebelum tercapainya Samadhi.

f -30-

108 TIPS RENUNGAN MEDITASI

26

Mengantarkan kita Kembali Pulang

K

F

ita mengenal pepatah: “Setinggi-tingginya bangau terbang, ia akan pulang kembali ke sarangnya.” Pulang ke rumah, merupakan aktivitas yang sangat menyenangkan, apalagi setelah berkelana sekian lama. Ini bukan saja bagi manusia, namun bagi binatang sekalipun. Inilah salahsatu aspek spiritual dari meditasi, mengantarkan kita pulang kembali kepada Diri Sendiri. Kebiasaan mengarahkan perhatian ke luar, dan terus-menerus ke luar, telah ‘menyesatkan’ kita di dunia objek-objek sensasi, di dunia materi, di dunia fenomena.

Ketika ‘kesesatan’ ini telah sedemikian parahnya hingga kita malah menyangka bahwa dan mengidentitaskan-diri sebagai materi itu sendiri, atau sebagai efek-efek emosional yang dimunculkannya. Semakin menjauh dari akar, dari pokok, kitapun semakin bingung, semakin tersesat. Sesat di alam materi dan alam fenomena, telah melahirkan prasangka bahwasanya memang disinilah asal kita, dan disini pulalah semuanya akan berakhir. Dari sinilah kita berangkat dan ke sini jualah kita akan pulang. Kita menyangka bahwa di alam inilah kita berbasis. Kita tak ingat lagi dari mana “asal” kita dan tak tahu mesti pulang kemana.

f

108 TIPS RENUNGAN MEDITASI

- 31 -

27

Meditasi Bukan Sekedar Teori

M

F

engamati, mencermati secara seksama segala gerak-gerik batin sendiri dengan penuh perhatian, merupakan sesuatu yang amat bermanfaat di dalam mengembangkan kebijaksanaan. Saat memperhatikannya, kita tak perlu menilainya atau menduga-duga maupun berharap atau menolak. Cukup perhatikan saja yang sedang berlangsung. Bila telah Anda lakukan seperti itu sesering mungkin, ini akan menjadi kebiasaan Anda. Pikiran dan perhatian Anda seakan enggan untuk memperhatikan yang di luar sana lagi. Namun sebelumnya, perlu dipahami sebaikbaiknya lagi bahwa meditasi adalah masalah ‘praktek langsung’ atau pengalaman empiris; ia bukan dalil teoritis. Bila kita telah mempraktekkannya secara langsung, maka kita pasti akan memahaminya sekaligus merasakan manfaatnya.

-32-

108 TIPS RENUNGAN MEDITASI

Bukanlah urusan saya untuk memahami betapa adanya batin Anda; itu sepenuhnya urusan Anda. Ini amat perlu ditekankan, agar jangan sampai kita bertitik-tolak pada sesuatu yang keliru. Bila Anda baca dengan seksama tulisan ini, bisa saja Anda berpraduga bahwa saya adalah seorang ahli meditasi. Itu keliru; saya sama seperti Anda. Tak ada yang bisa disebut seorang “ahli meditasi”. Apapun yang kita latih dengan tekun, memberi keterampilan yang bermanfaat bagi kita. Hanya itu. Dan saya juga bukan seorang Bikshu, Yogi, Sannyasin pun seorang Guru Meditasi. Sekali lagi, mohon jangan salah duga. Kita memang cenderung suka menduga-duga begini atau begitu. Sebetulnya, prilaku pikiran serupa ini, seyogyanya enyah dari benak seorang meditator. Jangan polusi batin Anda sendiri dengan berbagai dugaan. Batin kita sama saja ‘nakal’-nya, oleh karenanyalah ia perlu dilatih melalui meditasi. Apa yang saya sampaikan disini, semata-mata dari pengalaman langsung yang tidak seberapa.

f 108 TIPS RENUNGAN MEDITASI

-33-

28

Meditasi tetap dilakukan Sendiri

M

F

editasi harus dilaksanakan sendiri. Ini sangat penting untuk dipahami. Mengembangkan batin, mensucikan pikiran, ucapan dan tindakan, harus dilangsungkan sendiri. Kita tak dapat bermeditasi bagi orang lain; sebaliknya, orang lainpun tidak dapat bermeditasi bagi kita, kendati ia adalah Guru kita. Ketika masih bayi, kita memang tidak perlu berjalan ke dapur untuk mengambil makanan atau minuman; ibu kita akan selalu siap menyusui dan menyuapi kita. Akan tetapi kita tetap harus memakan atau meminumnya sendiri. Ibu atau orang-tua hanya menyediakan saja. Disini, baik orang-tua maupun Guru hanya bertindak sebagai pembantu, memfasilitasikan segala sesuatunya untuk Anda. Bagusnya adalah, kendati meditasi mesti dilakukan secara benar-benar mandiri, namun hasilnya, berkah daripadanya, dapat dibagibagikan, dapat ditularkan juga kepada orang lain sebagai Yajna, sebagai persembahan suci.

f -34-

108 TIPS RENUNGAN MEDITASI

29

Memang Perlu Pelatihan

F

K

ita tak dapat langsung duduk di hadapan setir sebuah mobil dan ‘sim ... salabim ...’, Anda telah ngebut di tengah keramaian

kota dengan kecepatan 60 km/jam. Tidak begitu kejadiannya

bukan?

Kendati

Anda

seorang

pembalap formula-satu sekalipun, awalnya Anda masih butuh beberapa penyesuaian-diri dan mengakrabi kendaraan serta medan balap. Kendati batin meditatif terjadi secara spontan pada waktunya, awalnya ia perlu persiapan dan pelatihan. Sebagai sebentuk keterampilan nonfisikal, iapun perlu pelatihan-pelatihan; tak jauh bedanya

dengan

keterampilan

nyetir,

lainnya.

Ia

mengetik butuh

atau

persiapan,

pengkondisian awal dan pelatihan.

f 108 TIPS RENUNGAN MEDITASI

-35-

30

Desa, Kala, Patra senantiasa Penting

S

F

epintar apapun Anda bermain sepak-bola, Anda tetap tak dapat melakukannya dengan baik di dapur. Anda butuh ruang yang cukup untuk itu. Ada tempatnya untuk melakukan sesuatu. Andapun tak bisa mendatangi sebuah kantor atau unit pelayanan sosial setiap saat. Ada waktunya kapan Anda harus ke pasar, kapan mesti Anda mandi, kapan Anda makan, kapan Anda pergi ke tempat kerja, dan lain sebagainya. Jelas ada waktunya untuk melakukan kegiatan apapun.

Di Mayapada ini, pengkondisi desa-kala-patra — ruang, waktu dan kausasi— tetap berlaku. Ini juga berlaku dalam melangsungkan meditasi. Bilamana Anda telah cukup maju, ia memang bisa dilangsungkan dimana saja, kapan saja dan dalam kondisi apa saja. Akan tetapi, pada tahap-tahap awal, penyesuaian-penyesuaian terhadap tempat (desa), waktu atau jadwal (kala) dan beberapa penyesuaian terhadap pengkondisi terkait lainnya (patra) tetap perlu diperhatikan. -36-

108 TIPS RENUNGAN MEDITASI

Saat brahmamuhurta misalnya, yakni sekitar pukul 2.00 hingga 4.00 waktu setempat, dipercaya sebagai waktu yang ideal untuk bermeditasi. Pada bulan-mati (tilem) dan sehari sesudahnya (penanggal kaping pisan), hari ke-empat belas setelah bulan-mati (caturdasi) dan hari purnama, juga beberapa hari lain memang terbukti sangat kondusif bagi penyelengaraan laku-spiritual. Tempat yang secara fisikal menyejukkan, terlindung dari teriknya matahari, hembusan angin kencang dan dingin, dengan posisi lebih tinggi dari lingkungan sekitar, bebas dari keramaian, dekat dengan tempat-tempat suci, merupakan tempat-tempat yang diminati karena juga terbukti banyak membantu kemajuan. Namun ini bukan berarti kita hanya berlatih di tempat atau pada waktu seperti itu. Latihan sedapat mungkin dilakukan setiap saat, dimana saja dan dalam kondisi apa saja. Seorang Guru pernah mengatakan: “Bilamana Anda punya waktu untuk bernafas, maka Andapun punya waktu untuk bermeditasi.”

f 108 TIPS RENUNGAN MEDITASI

-37-

31

Memberi Rambu untuk membedakan antara Tujuan dan Bukan Tujuan

K

F

etenangan dan keterpusatan merupakan hasil-sampingan, yang juga bertindak sebagai landasan dari meditasi. Mereka bukan tujuan. Padahal untuk bisa mencapai ketenangan dan keterpusatan mental saja, bukan sesuatu yang mudah. Itu sudah memberi berkah yang tidak kecil artinya. Dalam makan misalnya, kita tak perlu munafik dengan mengatakan bahwa ‘saya makan bukan atas suatu tujuan, namun hanya demi makan itu sendiri’. Kita tak perlu bersikap munafik dengan mengatakan bahwa meditasi kita tak punya tujuan. Bukan saja itu bohong dan omongkosong yang menggelikan, namun itu bisa sangat berbahaya. Bahaya pertama; ia bisa dengan drastis meningkatkan keangkuhan kita. Bahaya kedua; melakukan sesuatu tanpa tujuan, tidak akan pernah mengarahkan kita pada sasaran. Janganjangan malah tersesat nantinya. Bahaya ketiga; dengan tanpa tujuan, kita akan cenderung bertindak sekehendak hati, tanpa suatu sikapmental dan disiplin tertentu. Padahal meditasi juga berarti mendisiplinkan, berarti menertibkan mental.

-38-

108 TIPS RENUNGAN MEDITASI

Di dalam mental yang tertib, yang berdisiplin lebih mungkin ditemukan kejernihan, ketenteraman, ketenangan dan kedamaian, bukan sebaliknya. Kita mesti jeli dalam melihat persoalan kita sendiri disini. Jangan sampai kecerobohan kecil, keangkuhan halus yang laten, malah jadi membesar dan menguat. Anda mesti jeli dalam membedakan mana tujuan yang demi kepentingan pribadi yang berlandaskan ego, dan mana yang tanpa-ego atau kepentingan pribadi. Namun, hanya mengandalkan pikiran dan kecerdasan saja, memberi peluang bagi si ego untuk menyergap dengan mudah. Kesadaran dan kewaspadaan harus selalu ditegakkan. Itulah meditasi.

f 108 TIPS RENUNGAN MEDITASI

-39-

32

Aliran Perhatian Alami

K

F

etika Anda mulai memasuki batin meditatif, upaya pemusatan atau konsentrasi tanggal dengan sendirinya. Fenomenanya tak ubahnya ketika Anda membuka keran air. Ketika baru membukanya, terjadi upaya pengerahan atau pemusatan tenaga ke tangan. Namun setelah Anda berhasil membukanya, air akan mengalir dengan sendirinya, tanpa perlu pengerahan tenaga lagi. Anda cukup hanya menampung kucurannya saja. Nah ... inilah mengapa meditasi ada yang menyebut sebagai “bukan upaya, bukan pula metode”. Di alam meditatif —sebutlah demikian— memang segala sesuatu mengalir dengan sendirinya. Semuanya mengungkapkan dirinya sendiri, kemanapun si perhatian Anda arahkan. Disinilah berbagai ide, gagasan, ilham, “pawisik”, wahyu —atau sejenisnya ... atau apapun sebutan yang Anda berikan untuk itu— bermunculan dengan sendirinya, mengalir secara alamiah. Anda samasekali tak perlu memeras otak; otak justru sedemikian henengnya, dimana kerja otak justru malah mengganggu. Di alam meditatif, otak tidak bekerja, ia non-aktif; sebaliknya yang hadir hanya kesadaran yang disertai perhatian dan kewaspadaan.

f -40-

108 TIPS RENUNGAN MEDITASI

33

Mengamati Fenomena Batin

M

F

engamati kegiatan batin memang mengasyikkan, disamping unik. Mengamati fenomena batiniah orangorang sekitar kita bisa saja, akan tetapi kurang bermanfaat langsung; bila hanya sebagai bahan perbandingan atau memperbanyak data untuk kemudian dirangkum guna dapat menarik kesimpulan yang lebih bersifat umum untuk digunakan dalam latihan, boleh jadi aktivitas itu bisa jadi bermanfaat.

Ada tips dari yang berpengalaman dalam mengamati batinnya sendiri. Beliau menyarankan untuk membuat sejenis buku harian yang dibreak down (rinci) dalam jam demi jam bahkan puluhan menit. Dalam sehari bisa dibagi dalam dua fase, yakni fase aktif dan fase istirahat (tidur). Tentu kita tidak mungkin membuat catatan selama tidur, dan memang tidak diharapkan demikian, akan tetapi membuat catatan tentang aktivitas bawah-sadar yang berupa impian segera setelah bangun tidur agar tidak keburu lupa. 108 TIPS RENUNGAN MEDITASI

- 41 -

Dengan demikian dalam 24 jam sehari kita mempunyai catatan yang cukup rinci tentang aktivitas batin kita. Misal pukul 07.00: merasa badan segar dan tak ada beban; pukul 07.10: jengkel karena kaos kaki digigit anjing kesayangan, padahal sedang buru-buru berangkat kerja dan sarapannya pun itu-itu saja; pukul 07.20 - 07.30: kemacetan lalu-lintas menjengkelkan dan hampir saja nyenggol sebuah BMW, ... dan seterusnya dan seterusnya. Jadi ia berupa sejenis diary dengan penekanan pada fenomena batin yang dirasakan. Dari catatan itu, yang dibaca menjelang tidur, coba dijumlah berapa kali atau berapa lama dalam sehari kita jengkel, marah, bingung, mumet, gembira, tak sabaran, riang, sakit hati, tersinggung, puas, berprasangka, kecewa, sedih dan lain sebagainya. Tergantung kebutuhan dan tingkat ketelitian yang diharapkan, pencatatan bisa dalam kurun waktu beberapa hari, hingga kita merasa cukup untuk menyimpulkan bahwa rata-rata dalam sehari saya jengkel sekian jam, tersinggung sekian menit dan seterusnya. Tentu mencatatnya secara periodis agar tidak mengganggu kegiatan normal kita. Mencatat saat istirahat makan siang misalnya, atau saat tidak melayani klien misalnya. Intinya kita punya catatan yang cukup rinci tentang aktivitas perasaan dan pikiran, ataupun persepsi kita. Tampaknya memang agak lucu dan rikuh bila sampai diketahui orang lain, bahwa kita sedang mencatat sesuatu yang tidak umum dilakukan orang; akan tetapi, itu tetap bisa kita atur jadwalnya sendiri agar terasa aman namun lengkap. -42-

108 TIPS RENUNGAN MEDITASI

Seperti juga diary, catatan tak perlu panjangpanjang, toh kita mengerti. Jangan berpikir bahwa Anda membuat catatan untuk disetorkan pada orang lain. Ini semata-mata demi kebaikan Anda sendiri. Ia akan amat membantu Anda nantinya. Ia membantu Anda dalam memahami bekerjanya batin dalam berbagai suasana spesifiknya. Tak perlu beranggapan bahwa kegiatan ini menyita waktu hingga mengurangi produktivitas kerja Anda; toh kita tak perlu setiap saat mencatat. Kita pasti punya waktu senggang untuk beristirahat sejenak disela-sela kesibukan kita; kita kan bukan robot ...

f 108 TIPS RENUNGAN MEDITASI

-43-

34

Ia Tak-terpikirkan dan Tak-terkatakan

A

F

nda tak akan pernah bisa mengatakan tentang sesuatu yang tak terpikirkan, kecuali Anda ngelindur, mabuk, kesurupan atau sejenisnya. Secara sadar, itu tidak dimungkinkan. Namun hebatnya, Anda dapat mengalami dan merasakannya. Anda dapat merasakan sesuatu yang tak bisa Anda katakan, pun tak terpikirkan. Anda bisa merasakan beda antara manisnya gula dibanding madu. Anda bisa merasakan beda antara harumnya melati dibanding cempaka. Anda dapat merasakan beda antara merdunya suara Pavaroti dan Rein Jamain. Namun tetap Anda tak dapat memaparkan seperti apa itu adanya. Kenapa? Karena ia tak terpikirkan; karena disana bukan pikiran kita yang bekerja.

Demikian juga ketika sang batin memasuki alam meditatif-nya. Tak ada kata-kata ‘disana’, tak ada bentuk-bentuk pemikiran ‘disana’; kecerdasanpun tak diperlukan ‘disana’. Anda hanya mengetahui merasakan; tepatnya ‘menyaksikan’. -44-

108 TIPS RENUNGAN MEDITASI

Nah ... setelah ‘turun’ dari alam meditasi inilah pikiran mulai bekerja lagi. Dan ketika Anda mengingat kembali apa yang dirasakan dan dialami ‘disana’, Anda akan mengingatnya dengan sangat jernih. Setelah itulah Anda baru merumuskannya menggunakan kecerdasan dan pikiran Anda untuk kemudian Anda ungkapkan dengan kata-kata, sesuai gaya bahasa dan kebiasaan berbahasa Anda. Jadi bukan ‘disana’. Ungkapan verbal hanya dibutuhkan disini, bukan ‘disana’.

f 108 TIPS RENUNGAN MEDITASI

-45-

35

Berlatih menjadi Saksi yang Baik

D

F

ari perspektif ini, kita sesungguhnya juga bisa mengatakan bahwa meditasi adalah latihan untuk memfungsikan-diri hanya

sebagai saksi. Umumnya, kita tidak becus untuk

memfungsikan diri hanya sebagai saksi. Kita cenderung ditarik untuk terlibat, apakah secara pasif maupun aktif, apakah secara parsial maupun total. Kenapa? Karena pikiran, perasaan, penalaran, ingataningatan seringkali menginterupsi proses pengamatan kita. Mereka mengotori kejernihan visi kita. Mereka menghadirkan

penilaian-penilaian,

prasangka-

prasangka, praduga-praduga. Semua ini hanya mengeruhkan batin kita. Kita tak dapat melihat dengan jernih, lengkap dan lebih menyeluruh karenanya.

-46-

108 TIPS RENUNGAN MEDITASI

Ketika Anda harus menyahuti pertanyaan atau teguran dari seseorang sementara Anda sedang menyaksikan sebuah film di televisi, misalnya; apa yang terjadi? Anda melewatkan beberapa kejadian di dalamnya, selama itu; sejak teguran atau pertanyaan itu Anda perhatikan sampai selesai meresponnya dan kembali lagi mengarahkan perhatian pada apa yang ditonton. Alhasil, Anda menyaksikan film itu secara kurang lengkap. Ada banyak kejadian —yang boleh jadi justru merupakan satu dialog atau adegan yang terpenting dalam film itu— lepas dari perhatian dan amatan Anda. Anda tak menyaksikan seutuhnya. Nah ... sekali lagi, meditasi sesungguhnya juga melatih kita untuk bisa memfungsikan diri kita sebagai saksi yang baik — saksi yang tanpa praduga, tanpa prasangka, tanpa penilaian, tanpa

pembandingan

tanpa

pewarnaan,

apalagi tanpa

penghakiman,

pretensi,

tanpa

108 TIPS RENUNGAN MEDITASI

-47-

keberpihakan.

f

36

Mengembalikan Kepolosan

S

F

aksi seperti yang disebutkan tadi adalah saksi yang polos, yang lugu. Ia layaknya anak-anak balita; bahkan mungkin selugu dan sepolos bayi. Disini juga ada kepasrahan total, kepasrahan yang sebenar–benarnya, Isvarapranidhana, yang tidak dibuat-buat karena kehabisan akal atau rasa ketidak-berdayaan dan keputus-asaan. Disini ada penerimaan yang benar-benar lapang (legawa) terhadap apa yang terjadi, apa yang dialami, apa yang disaksikan, apa yang ada. Dalam kehidupan kita sehari-hari, kepolosan dan keluguan seperti ini jarang singgah di batin kita bukan? Batin kita penuh pretensi; kita melakukan sesuatu untuk sesuatu yang lainnya. Dalam batin seperti ini, tak pernah ada ketulusan, tak pernah ada kepolosan. Karena pretensi tak akan pernah akur dengan kepolosan. Dimana hadir pretensi, kepolosan malah akan menyembunyikan dirinya. Oleh karenanya, meditasi disini memainkan peran aktifnya dalam mengembalikan lagi kepolosan itu kepada kita. Kepolosan yang mungkin telah terlalu lama kita tinggalkan, kita abaikan begitu saja, di sebuah sudut sunyi hati yang terdalam.

f -48-

108 TIPS RENUNGAN MEDITASI

37

Hidup Murni Tanpa Waktu

J

F

iddu Krishnamurti pernah mengatakan: “Bermeditasi adalah hidup murni tanpa waktu.” Apa kira-kira maksudnya? Untuk mengertinya, kita harus mengerti apa yang dimaksudkannya dengan ‘hidup murni’. Apa itu ‘hidup murni’? Itulah hidup sebagai saksi, hidup yang benar-benar polos, seperti yang kita bicarakan sebelumnya. Itulah hidup murni. Ia memang tanpa waktu. Kenapa? Memang benar, di alam fenomenal ini, apapun yang terjadi, apapun yang kita lakukan butuh waktu. Ini tak terpungkiri. Apa yang kita sebut sebagai waktu disini adalah waktu fisikal, waktu mekanikal, dan bukan waktu psikologikal. Apa yang disebutkan sebagai waktu oleh Krishnamurti adalah waktu psikologikal ini. Ketika Anda sedang menunggu dalam suatu antrian, atau menunggu kedatangan seseorang yang sangat Anda rindukan, waktu akan terasa merangkak dengan sangat lamban. 108 TIPS RENUNGAN MEDITASI

-49-

Sebaliknya, bilamana di suatu pagi yang cerah Anda asyik mengerjakan suatu aktivitas terkait dengan hobi Anda misalnya, waktu terasa berjalan sangat cepat. Tiba-tiba saja sudah sore. Padahal sejam ... ya sejam. Nah ... waktu yang bekerja pada saat Anda menunggu maupun terbenam dalam keasyikan inilah yang dimaksudkan sebagai waktu psikologikal. Dan dia bisa sangat relatif, tergantung suasana-hati maupun kondisi-batin Anda pada kurun waktu tertentu. Dalam menunggu, ada harapan, ada harapan untuk cepat bertemu. Batin Anda tidak tenteram, tidak murni. Harapan untuk cepat bertemu mengganggu ketenteraman sehingga mengotori kemurniannya. Dalam kemurnian, dimana tak ada pengharapan-pengharapan, tak ada keinginankeinginan, waktu kehilangan kekuatannya. Anda tak lagi merasa dibatasi olehnya. Anda hanya mengalir bersamanya, dalam kekinian Anda. Tak ada cepat atau lambat, atau deskripsi kualitatif dualistis lainnya, yang dapat dikenakan terhadap batin yang murni. Ia hanya seperti apa adanya. Nah ... demikianlah kurang-lebih apa yang dimaksudkan oleh Krishnamurti itu.

f -50-

108 TIPS RENUNGAN MEDITASI

38

Apa Meditasi bisa Mengenyangkan Perut yang Lapar?

A

F

da yang mengatakan bahwa hidup adalah rangkaian dari berbagai masalah, dengan berbagai tipe, yang tak pernah habishabisnya. Sungguh sangat disayangkan bilamana hidup ini hanyalah disibukkan oleh masalahmasalah remeh saja, dengan tanpa memberi kita peluang untuk berkreasi, berapresiasi, mencipta atau menikmati. Pertanyaannya adalah, apakah meditasi bisa berbuat sesuatu terhadapnya? Kritik yang paling tajam yang ditujukan kepada para meditator, terkait dengan persoalanpersoalan hidup seperti itu, adalah: “Apakah meditasi menjadikan perut saya yang lapar ini kenyang?”, atau “Apakah kemiskinan bisa dientaskan hanya dengan meditasi?”. Sang Buddha kurang-lebih pernah bersabda yang menyiratkan bahwa, ‘menjawab pertanyaan salah, sama salahnya dengan melontarkannya’. Kritik bernada skeptis dan dungu seperti ini sebetulnya hanya mungkin dilontarkan oleh mereka yang sama-sekali tak memahami apa itu meditasi. 108 TIPS RENUNGAN MEDITASI

- 51 -

Atau telah memahami meditasi secara keliru, namun tak pernah mencari tahu apa meditasi itu sesungguhnya karena tidak pernah benar-benar mempraktekkannya. Mereka akan terbelalak, melongo untuk kemudian meninggalkan saya, bilamana saya menjawab semua pertanyaan serupa dengan: “Bisa, bahkan dengan amat sangat mudah!” Dalam kemurnian, kejernihan batin, apapun yang Anda lihat, apapun yang Anda saksikan akan menjadi jelas dengan sendirinya. Segala persoalanpersoalan akan memperlihatkan keterkaitannya, betapapun kompleksnya, sehingga Anda dapat menetapkan solusi-solusi serta penyikapanpenyikapan yang terbaik, yang sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada. Kegagalan kita dalam memecahkan suatu permasalahan umumnya tertumpu pada ketidak-mampuan kita dalam “melihat” persoalannya secara menyeluruh dan secara lengkap. Dalam ketidak-lengkapan dan tanpa memahami situasi dan kondisi konkrit yang ada, apapun yang kita lakukan hanya akan mempercepat tercapainya kegagalan. Bahkan, kita malah bisa memunculkan beberapa persoalan baru lainnya. Nah, disinilah signifikansi dari meditasi dalam menjalani kehidupan kita sehari-hari yang sarat dengan berbagai persoalan ini. Hanya batin yang benar-benar keruh, yang benar-benar gelaplah yang tidak dapat melihat manfaat meditasi dalam kehidupan sehari-hari.

-52-

f

108 TIPS RENUNGAN MEDITASI

39

Aliran Perhatian Penuh yang Menerus

B

F

atin meditatif tidak mungkin melihat secara parsial. Ia seksama dan menyeluruh. Ia juga cermat dan penuh kewaspadaan, sehingga menjadi peka dan tajam. Aliran menerus dari perhatian yang terpusat pada suatu objek tidak memungkinkan diperolehnya amatan parsial. Dimana ada keterpusatan, ada aliran perhatian yang menerus, ada kewaspadaan, keseksamaan, ketelitian, maka disana ada meditasi. Kemenyeluruhan dalam meditasi inilah yang memberi Anda pengetahuan bahkan pemahaman yang lengkap dan terpercaya akan segala sesuatu. Jadi ia bukan sembarang perenungan; dan jelas bukan auto-sugesti yang hanya merupakan bentuk lain dari penipuan-diri. Dalam kepolosan, dalam apa adanya, tak ada kebohongan, pemunafikan apalagi penipuan.

f 108 TIPS RENUNGAN MEDITASI

-53-

40

Ketercerapan yang dalam

S

F

eorang pengamat seni, pencinta benda-benda seni mempunyai kepekaan yang sangat tajam akan benda seni yang diamatinya. Disini ia tidak saja mengamati, namun juga menikmati. Demikian juga dalam meditasi; Anda menikmati apa yang Anda meditasikan, Anda ada di dalamnya, di semua sisi-sisinya, di atasnya, di bawahnya. Anda adalah apa yang Anda meditasikan itu. Disini, yang bekerja bukan lagi pencerapan indriawi. Pencerapan menyeluruh tiada dimungkinkan lewat indria, kendati ia dibantu oleh pikiran dan kecerdasan. Dalam ketercerapan ini Anda —sebagai si pencerap— sepenuhnya lebur dan menyatu dengan apa yang dicerap. Oleh karenanyalah ‘pengenalan’ Diri-Jati hanya dimungkinkan lewat meditasi. Bahkan, matangnya meditasi [samãdhi], Anda tidak lagi sekedar mengenali-Nya, namun sepenuhnya menjadi Dia.

f -54-

108 TIPS RENUNGAN MEDITASI

41

Bukan Pembangkitan Daya Psikhis

T

F

elah disampaikan sebelumnya, konsentrasi [dharana] merupakan landasannya. Hingga dharana, sebetulnya batin telah cukup tenteram. Gejolak pikiran dan gelora perasaan tak ada lagi disini. Inilah yang sering menyebabkan banyak orang keliru. Batin yang terpusat hanya pada satu titik konsentrasi memang tajam dan berkekuatan. Ketajaman dan kekuatannya inilah yang bisa mengundang beraneka daya-daya psikhis, seperti gejala supranatural, paranormal maupun bentuk-bentuk daya metafisikal lainnya. Ketika seseorang mendambakan yang serupa ini, ia bisa jadi juga melakoni laku spiritual, layaknya seorang meditator atau yogi. Dari luar dan hingga fase pra-meditasi, semuanya masih tampak serupa. Namun, mereka hanya akan terhenti sampai disitu saja. Kendati gejala seperti itu bukanlah apa yang dimaksudkan oleh seorang meditator atau seorang yogi, namun beliau juga bisa memiliki daya-daya psikhis seperti itu, hanya untuk dimanfaatkan seperlunya.

f 108 TIPS RENUNGAN MEDITASI

-55-

42

Sejernih dan Sebening Kristal

F

K

etika kacamata yang kita kenakan kotor, berdebu dan bernoda, semuanya tampil buram di mata kita. Namun,

bagaimana itu bisa disadari tanpa memeriksanya, menanggalkannya sejenak untuk dicermati? Demikian pula halnya dengan “kacamata” batin ini; ia kita tanggalkan, teliti sekaligus jernihkan lewat meditasi.

Batin meditatif adalah batin yang sepenuhnya sadar; sadar akan kekiniannya, sadar akan keberadaannya, sadar akan kesujatiannya. Ia sejernih dan sebening kristal.

f -56-

108 TIPS RENUNGAN MEDITASI

43

Taman Bunga Kebajikan Tanpa Pamerih

B

F atin meditatif ibarat taman subur, dimana bunga-bunga harum ‘inspirasi’ kebajikan yang beraneka warna tumbuh dan

berkembang dengan maraknya. Dan seperti juga

bunga-bunga itu, ia tak memilih apalagi menolak kumbang, lebah atau kupu-kupu manapun untuk mengisap sarinya; ia tak memilih hidung dan mata manapun untuk menghirup aroma maupun menikmati kecantikannya. Dia sangat adil; ia hanya akan memberi dan memberi. Dialah sumber kebajikan luhur yang tanpa pamerih itu. Dia manifestasi kasih nan murni itu.

f 108 TIPS RENUNGAN MEDITASI

-57-

44

Langit Biru Membentang

F

K

Kelapangan

dan

terlukiskan.

Keheningan,

etika langit biru membentang di hadapan Anda, di samping, di belakang, di atas juga di bawah Anda, apa yang Anda rasakan? keleluasaan

yang

tiada

kesendirian

dan

kesunyian tanpa noda kesepian. Disana Anda benar-benar bebas menghirup, menikmati sepuas-puasnya “yang ada”, leluasa berkreasi, berimajinasi dan menikmati madu lila bak Sang Penguasa Kosmis. Pengalaman seperti ini tak akan terlupakan. Dan itu tak pernah akan kita nikmati tanpa meditasi.

f -58-

108 TIPS RENUNGAN MEDITASI

45

Bisa Sulit … Bisa Mudah

S

F

esuatu boleh jadi sulit, namun juga bisa sederhana. Itu sepenuhnya tergantung kita sendiri. Salah seorang guru besar Teknik Sipil di University of New South-Wales, Australia, suatu ketika pernah mengatakan pada saya, “Kita dilengkapi akal-budi bukanlah untuk memperumit sesuatu, namun sebaliknya. Bila orang pintar menyederhanakan yang rumit, sebaliknya yang bodoh mempersulit yang sebetulnya sederhana.” Kendati itu sudah saya dengar belasan tahun lalu, hingga kini masih saya ingat. Ia sungguh mengesankan. Demikian pula dengan meditasi. Anda bisa menjadikannya tampak sedemikian seram dan “njelimet ”-nya, ataupun menjadikannya mudah dan sedemikian sederhana. Memang ada orang yang cenderung tertarik pada yang ‘wah’, yang seram-seram, yang pelik. “Lebih menggairahkan”, katanya. Boleh-boleh saja sih, asalkan bukan untuk “menakut-nakuti” atau untuk tujuan lain. 108 TIPS RENUNGAN MEDITASI

-59-

Akan tetapi ingatlah, meditasi nyaris tak mungkin didekati tanpa kepolosan, tanpa kejujuran dan ketulusan. Ketika itu tidak hadir, ia malah akan mengarahkan kita menjauh atau menyimpang dari “tujuan semula”. Kecuali bila sejak semula Anda memang punya “tujuan lain”, Anda tentu tidak akan menyimpang dari tujuan semula bukan?

f -60-

108 TIPS RENUNGAN MEDITASI

46

Meditasi Pranava

S

F

ebetulnya, dasar-dasar meditasi telah tertuang di dalam Bhagavad Gita. Salahsatunya, yang terkait dengan ketenteraman hati dan kesehatan lahir maupun batin, adalah harmonisasi nafas-kehidupan (pranayama) yang dikombinasikan dengan perafalan Pranava OM. Ini terbukti amat sangat efektif dan telah dipraktekkan oleh tak terhitung banyaknya manusia, bahkan para Yogi-yogi ternama, seperti Sri Paramahansa Yogananda, Sri Swami Sivananda Saraswati, dan banyak lagi. Bagusnya adalah, ia “nyaris” tanpa resiko. Kita terusmenerus merafalkan Nama Tuhan dan sekaligus juga (Namasmaranam) mendengarkan Nama-Nya (Sravanam). Simpelnya, kita cukup merafalkan di dalam hati, ANG ... saat menarik nafas, UNG ... saat menahan nafas, dan MANG ... saat menghembuskan nafas secara lepas. Tidak perlu ditahan-tahan atau dibuat-buat. Santai saja dan biarkan ia mengalir begitu saja secara alamiah. Sungguh sederhana bukan?

f 108 TIPS RENUNGAN MEDITASI

- 61 -

47

Bak Menyuling Air Keruh

A

F

ir yang keruh umumnya kita endapkan dulu. Mungkin hanya dengan mengendapkannya saja ia sudah cukup jernih dan siap dimanfaatkan. Namun bila masih sangsi untuk meminumnya langsung, kita perlu mendidihkannya sebelum diminum. Demikian juga meditasi, batin yang keruh diendapkan, dijernihkan dan disterilkan hingga batas-batas yang diperlukan, sehingga cukup aman bagi kesehatan mental kita. Bila kita menginginkan air-murni kita bisa saja lebih jauh menyulingnya, menguapkannya habis untuk kemudian mendinginkan uapnya lagi agar menyublim, menghasilkan tetes-tetes air-murni.

Melalui prinsip kerja yang sama, meditasi bisa mengantarkan kita pada Kemurnian-Batin, pada Kesadaran Murni yang menghuni setiap insan.

f -62-

108 TIPS RENUNGAN MEDITASI

48

Perjalanan Kembali ke Diri-jati

K

F

esadaran-ragawi merupakan pijakan awal yang akan dilampaui setahap demi setahap menuju kesadaran-spiritual. Inilah Pengembangan batin itu. Dalam perjalanan ini, kesadaran-mental susul-menyusul bersama kesadaran moral, setelah kesadaran-ragawi. Saat inilah kesadaran-ragawi —yang bertumpu kuat pada keterbatasan indriawi— tampak mengambang di permukaan, bersinar dalam cahaya semu yang redup. Ia tak lagi sepenuhnya punya kekuatan untuk mendikte, seperti sebelumnya. Berada di jenjang “antara” ini, baik waktu, ruang pun kausasi (desa-kala-patra) semakin tampak jelas, seperti apa ia adanya. Sosok jiwa bisa tampak sedemikian bermoral, humanistis dan penuh pengertian disini, sesuai dengan kedalaman yang berhasil digapainya kembali. Ia bisa tampak bajik dan bahkan bijak. Ini bisa berlangsung lama, bahkan seumur kelahirannya yang sekarang ini. Manakala itu terlampaui dengan selamat sebelum melepaskan jasad ini, iapun menyentuh “gerbang” kesadaran-spiritual yang lebih tinggi. 108 TIPS RENUNGAN MEDITASI

-63-

Disini segala fenomena fisikal, mental dan moral tampak begitu jelas; dimana masing-masing bersinar silih-berganti dengan kerdipan dan intensitas cahayanya sendiri-sendiri. Sungguh indah. Sulit dilukiskan dengan kata-kata. Disini, perasaan, pikiran dan intelek serta keakuan — yang tiada lain adalah fenomena-fenomena mental— tidak lagi sedemikian mendiktenya; mereka hanya tampak sebagai eksponeneksponen di dalam panorama batiniah yang menakjubkan untuk diamati, dan dinikmati kembali. Kini mereka telah digantikan oleh intuisi yang kian mantap, lurus dalam melangkah memasuki cemerlangnya Kesadaran-spiritual. Ia boleh jadi sedemikian menyilaukannya, sampai-sampai terasa membutakan penglihatan, sehingga sangat mengagetkan. Boleh jadi juga banyak orang dibuatnya terpana dan terkagum-kagum, sampai-sampai sudah merasa cukup puas hanya dengan memandangi kecemerlangannya itu, dan terpana di luar ‘gerbang’. Suasana dan panorama yang sedemikian asingnya bagi kita, juga seringkali menakutkan. Keasingan dan kesendirian seringkali menakutkan. Dan ini bisa berarti pengurungan niat atau penarikan langkah. Nah, disinilah keberanian besar sekali perannya. Dialah yang akan menopang langkah kita dalam memasuki Kesadaran Ilahi.

f -64-

108 TIPS RENUNGAN MEDITASI

49

Mengamati dengan Seksama dan Penuh Perhatian

M

F

anakala kita mengamati sesuatu — apakah sesuatu itu ada di luar maupun di dalam— dengan seksama dan dengan penuh perhatian, maka diapun akan menjelaskan dirinya sendiri kepada kita. Dia seakan-akan memfungsikan dirinya sebagai guru bagi kita; ia bisa mengajari kita dengan amat jelas, lengkap namun sederhana, tentang apa dia adanya. Umumnya, setelah kita beranjak dimana berbagai persoalan hidup yang makin menumpuk silih-berganti menuntut untuk diperhatikan juga, “mengamati dengan seksama dan dengan penuh perhatian” secara alamiah dan sedikit demi sedikit semakin menjauh dari kita, untuk akhirnya tidak lagi akrab dengan kita. Apa yang tadinya merupakan sesuatu yang akrab dan alamiah, kini malah menjadi sesuatu yang nyaris tak pernah dikenal, sesuatu yang samasekali asing lagi. 108 TIPS RENUNGAN MEDITASI

-65-

Oleh karenanya, meditasi sebetulnya bukanlah sesuatu yang sama-sekali asing bagi kita. Kitalah yang mengasingkannya dari kehidupan kita, tanpa sepenuhnya disadari. Alhasil, bukanlah sesuatu yang begitu aneh bila kita malah telah menjadikan Diri kita sebagai orang asing bagi diri kita sendiri. Dan untuk mengenal-Nya kembali, kini terasa sulit. Kita telah terlanjur membangun tembok demi tembok, sekat penghalang demi sekat penghalang, tabir demi tabir antara kita dan Sang Diri-Jati.

f -66-

108 TIPS RENUNGAN MEDITASI

50

Bangkit dalam Kesadaran

K

F

etika semua itu telah benar-benar disadari sepenuhnya, Anda akan dibuatnya “merasa bodoh”, benar-benar bodoh, karena selama ini telah membodoh-bodohi diri sendiri. Rasa malu mendalam atas kebodohan diri ini bisa membuat Anda menangis. Namun kali ini tangis itu bukan lagi tangisan cengeng, tangisan akibat luapan emosi rendah, ia kini adalah “tangis kesadaran”.

Disini tak perlu muncul penyesalan, sejauh kebiasaan suka menyesali diri berkepanjangan juga menjadi satu fenomena mental yang juga kita tangisi. Tangisan inilah yang akan menyentak Anda bak “cemeti-petir” di tangan Sri Krishna. Ia membuat Anda bangkit untuk berjuang, bangkit untuk berperang, bangkit untuk menyongsong masadepan dengan gagah-berani. Kini Anda merasa seakan-akan memperoleh semangat baru, daya-juang baru dan enerji baru dari dalam. Batin telah me-recharging dirinya sendiri, bersamaan dengan terbitnya “Mentari Kesadaran”. Anda boleh jadi tampak sama bersemangatnya, sama bergairahnya seperti dulu, namun kini ada satu perbedaan mendasar dibanding sebelumnya. Kini Anda ditemani oleh kesadaran, bukan lagi kebodohan.

f

108 TIPS RENUNGAN MEDITASI

-67-

51

Menuju Universalitas

T

F

anpa mengenal batin Anda sendiri, Anda tak mungkin bisa memanfaatkannya secara optimal. Anda memang harus mengenalnya dulu sebelum Anda benar-benar mengembangkannya untuk bisa memanfaatkan kekuatannya.

Batin yang telah dikembangkan adalah batin yang meluas, yang telah menyingkirkan sekatsekat yang membatasinya. Batin yang telah mengembang adalah batin yang lapang, yang leluasa, yang bebas, yang tak lagi terbatasi pun berkehendak membatasi. Dan hanya apabila batin Anda telah sedemikian berkembangnyalah baru Anda berkompeten untuk berbicara masalah universalitas. Sebelum itu, bahkan makna yang sesungguhnya dari kata ‘universal’ itu sendiri belum sepenuhnya mampu dipahami.

f -68-

108 TIPS RENUNGAN MEDITASI

52

Pengembangan Intuisi

I

F

ntuisi dikembangkan lewat meditasi. Bahkan mereka yang terpelajar pun sering kali mengelirukannya dengan naluri. Kendati mereka sama-sama fenomena batin, yang juga sama-sama kita bawa bersama dengan kelahiran berjasad manusia ini, namun naluri merupakan “sisa” dari aspek kebinatangan kita. Seperti juga hawa-nafsu, naluri mencirikan kebinatangan kita. Sebaliknya, intuisi yang dikembangkan lewat meditasi merupakan aspek kedewataan kita. Anda tidak bisa mengharapkan munculnya kedewataan, sementara enggan melepas, apalagi malah semakin mesra dengannya. Oleh karenanya, laku spiritual (sadhana) seperti tapabrata dilaksanakan oleh penekun atas dasar prinsip ini. Tapa-brata, mengikis kebinatangan Anda. Di dalam Veda-Veda dan yogashastrayogashastra ia diposisikan sebagai laku ‘pensucian batin’, sebagai laku ‘peleburan dosa’.

f 108 TIPS RENUNGAN MEDITASI

-69-

53

Mempertemukan Anda dengan-Nya

A

F

nda boleh saja mengatakan: “Saya bermeditasi untuk mencapai Tuhan, untuk menyatu dengan Tuhan.” Itu bagus; sebuah ideasi yang perfect. Akan tetapi, sadarkah Anda bahwa Anda tak bisa mencapai sesuatu yang tak Anda ketahui, yang tak terpikirkan dan tak terbayangkan Itu? Kata ‘mencapai’ seringkali dikonotasikan terhadap sesuatu yang di luar sana, bahkan boleh jadi yang amat sangat jauh di atas sana. Ini satu masalah besar lainnya bagi para ‘pencari’ atau ‘pendamba’ Tuhan. Kemana Anda akan mencari-Nya? Mungkinkah Anda mencari, apalagi menemukan, sesuatu yang tak Anda ketahui sama-sekali? Jangan gegabah saudaraku. Jangan terlalu muluk-muluk dulu; ketahuilah, kenalilah, pahamilah diri Anda sendiri dulu dengan sebaik-baiknya. Setelah itulah kita akan dipertemukan dengan-Nya.

f -70-

108 TIPS RENUNGAN MEDITASI

54

Kemusnahan Eksternalitas

F

K

etika Anda merasakan diri Anda benarbenar lebur menyatu dengan alam, bukan hanya sebagai bagian dari alam namun alam ini sendiri; Anda ada tercerap dalam batin meditatif.

Disini kata-kata kehilangan maknanya, oleh karenanyalah ia tak Anda perlukan lagi. Disini Andalah ruang itu, waktu itu, kondisi juga kausalitas itu. Anda tak lagi melihat semua itu sebagai yang di luar sana. Bahkan kata ‘di luar’pun menjadi kehilangan maknanya bagi Anda. Disini tak ada lagi eksternal maupun internal. Bila semuanya internal, apakah ada yang disebut eksternal? Pada saat yang bersamaan, apakah kata “aku”, “kamu” dan “dia” masih punya makna, sejauh mereka hanya rekaan dari batin yang terkondisi?

f 108 TIPS RENUNGAN MEDITASI

- 71 -

55

Lebur dalam Kesatuan

S

F

eperti juga “aku” dan “kamu” lebur menjadi “kita”, “aku” dan “mereka” lebur menjadi “kami”, demikianlah sang diri kecil nan semu ini lebur menyatu ke dalam Sang Diri Agung yang melingkupi segalanya, dalam Samãdhi.

Dalam Yoga Sutra Patanjali, rangkaian proses menuju peleburan ini disebut Samyama. Ia merupakan suatu aliran berlanjut, sejak terjadinya keterpusatan mental (dharana), aliran perhatian yang terus-menerus dalam kesadaran (dhyana) dan panunggalan itu sendiri (samãdhi). Manakala ini tercapai, maka tercapai pulalah ‘tujuan’ meditasi Anda. Disini ‘mencapai’ bertransformasi menjadi ‘menjadi’. Itu bisa Anda awali dengan, apa yang disebut dengan, “fase penyederhanaan”. Secara eksternal, ia bisa tampak sebagai hidup sederhana. Akan tetapi, secara internal —dan justru inilah yang terpenting— ia merupakan penyederhanaan segala bentuk keinginan. -72-

108 TIPS RENUNGAN MEDITASI

Keinginan-keinginan itulah yang telah melahirkan beraneka bentuk pemikiran serta gelora perasaan. Pikiran tiada lain dari wadah beraneka bentuk mental serupa; ia diperlukan karena ada yang mesti diwadahi, ada yang perlu ditampung. Bersamaan dengan musnahnya keinginan, musnah pulalah si pikiran. Dan fenomena kemusnahan inilah yang disebut manonasa — binasanya si pikiran. Penyederhanaan ini diawali dengan berlatih menarik atau membalik arah perhatian ke dalam, dimana ini juga secara otomatis berarti peniadaan kontak-kontak indriawi dan dicapainya kedamaian batin (shanti). Nah, dari sinilah sebetulnya meditasi melangkah dalam penuh kesadaran, sebagai landasannya.

f 108 TIPS RENUNGAN MEDITASI

-73-

56

Beberapa Ciri Kemajuan

H

F

asrat untuk mengetahui “apakah kita telah cukup maju dalam latihan selama ini”, memang merupakan suatu hasrat yang wajar di kalangan penekun. Agaknya telah dipahami, kemajuan dalam laku-spiritual tidak selamanya hanya diukur dari pengalamanpengalaman supranatural seperti pendengaranpenglihatan-tembus tembus (divyasrota), (divyachaksu), membaca pikiran orang atau makhluk lain, maupun dari penguasaan siddhisiddhi.

Kemajuan berupa perbaikan prilaku atau komposisi karakter-dasar dibanding sebelumnya, seharusnya juga diposisikan sebagai indikator penting dari kemajuannya. Aspek kemajuan ini, bukan saja terkait dengan si penekun sendiri, namun mau-tak-mau juga berdampak —baik pada orang-orang di sekitarnya terutama yang berinteraksi secara langsung, maupun tidak langsung dengan si penekun. Apa saja itu? - 74 -

108 TIPS RENUNGAN MEDITASI

Batin yang seimbang, kejujuran, sikap terbuka, rasa belas-kasihan, kepedulian dan tidak pementingan diri sendiri, bebas dari atau kian menipisnya pretensi, keangkuhan, prasangka dan pola-pikir dogmatis; menurut Sri Swami Shivapremananda, adalah beberapa sifat-sifat baik yang dicapai oleh yang mengalami kemajuan dalam meditasi.

f 108 TIPS RENUNGAN MEDITASI

-75-

57

Memahami Karakter Si Pikiran

F

K

endati batin bukanlah semata-mata pikiran, namun dalam banyak aspek kerja batiniah, pikiranlah yang ternyata sangat dominan.

Oleh karenanyalah, pengendalian-pikiran menjadi

sadhana penting dalam meditasi. Untuk

bisa

benar-benar

mengendalikannya,

sebetulnya kita diharuskan “menjinakkannya” terlebih dahulu. Sedangkan untuk dapat “menjinakkannya”, kita perlu “mengenali” karakter-karakter dasarnya, perlu “mengakrabinya”. Beberapa karakter dasarnya, erat kaitannya dengan bentuk, jenis serta intensitas dari keinginan-keinginan kasar maupun halus yang biasa dipertontonkannya. Nah, semua inilah yang perlu diamati ke dalam. Lewat pemusatan perhatian ke dalam, serta kewaspadaan disertai kecermatan, mereka akan teramati dengan baik. -76-

108 TIPS RENUNGAN MEDITASI

Dengan mengamatinya secara seksama, akan diketahui sendiri bahwa pikiran merupakan aspek aktif dari batin. Ia sangat mudah berubah, suka meloncat-loncat layaknya kera serta tak jarang berontak untuk kemudian jadi liar. Sangat sulit didiamkan. Ketika hendak didiamkan paksa, ia malah akan berontak; maunya berbuat sekehendak hatinya saja. Nah, “makhluk” seperti inilah yang harus dikendalikan. Adakah yang seperti ini bisa kita serahkan kepada orang lain untuk dibereskan?

f 108 TIPS RENUNGAN MEDITASI

-77-

58

Penyikapan yang Tepat Terhadap Si Pikiran

A

F

da sebuah parabel yang sangat mengena dari Sri Swami Sivananda, dalam berurusan dengan si pikiran ini. Kisahnya begini: Seorang lelaki pergi berjalan-jalan dengan anjingnya yang cantik. Ia sedemikian bangganya akan anjingnya itu. Si anjing selalu berjalan di depannya. Lelaki itu membawa sebuah payung. Untuk menunjukkan kepada orang-orang bahwa anjing kesayangannya akan melakukan apa saja baginya, ia menyuruh anjingnya membawa dengan menggigit payungnya itu. Dengan bangganya si anjingpun berjalan di depan, seraya menggigit bagian tengah payung itu. Tiba-tiba hujan turun. Si lelaki pembangga itu perlu menggunakan payungnya. Tetapi si anjing berada seratus yard di depannya. Ia berlari menghampirinya. Si anjing tidak mengerti mengapa tuannya mengejarnya tidak seperti biasanya; ia takut, dan lari sekencang-kencangnya ke rumah. Alhasil, si lelaki pembangga itupun basah-kuyup sekujur tubuhnya, sebelum sampai di rumah dan mendapatkan kembali payungnya itu. -78-

108 TIPS RENUNGAN MEDITASI

Sang Jiwa, dibutakan oleh kebanggaan dan kebodohan dengan mempercayakan kesadaranspiritualnya pada si pikiran. Untuk beberapa lama si pikiran tampak berjalan di depan dan membimbingnya; dan kesadaran ada dalam keadaan tergenggam kuat oleh pikiran, namun untuk sementara waktu Sang Jiwa memang merasa cukup aman dengan kondisi ini. Ada “hujan lebat” penderitaan dalam kehidupan duniawi ini disertai berbagai godaan objek-objek indriawi. Sementara, “si anjing”-pikiran bersama dengan “payung”kesadaran-spiritualnya terpisah amat jauh darinya. Bila saja payung kesadaran-spiritual tidak dipercayakan begitu saja pada si pikiran —yang tiba-tiba tak benar-benar dapat dimanfaatkan sesuai keperluan— sang Jiwa pasti mampu melindungi dirinya dari hujan lebat berbagai penderitaan dan cobaan-cobaan. Namun kini, dengan mempercayakan kesadaran-spiritualnya pada pikiran, semakin cepat ia berlari untuk berlindung padanya, semakin menjauh pula perlindungan yang diharapkan. Karenanya, bertekadlah untuk tidak sepenuhnya mempercayakan kesehatan dan kesejahteraan spiritual Anda pada pikiran, yang tidak dapat diandalkan sepenuhnya itu. Ia paling tak dapat digantungi. Ia akan desersif saat cobaan-cobaan datang mendera. Belajarlah hanya mempercayai Tuhan saja. Jadikanlah Beliau sebagai pendukung Anda satu-satunya. _____________________ Dipetik dan dialih-bahasakan dari PARABLES OF SIVANANDA.

f

108 TIPS RENUNGAN MEDITASI

-79-

59

Bukan bagi Para Pemalas dan Pengecut

M

F

ungkin sering kita dengar dengan memasang ekspresi bak orang arif seseorang berkata: “Serahkanlah kepada Tuhan; kita hanya mampu berbuat, namun beliaulah yang menentukan.” Ini memang terdengar arif, karena memang arif dan hanya di telinga yang cukup arif. Namun bagi seorang pemalas, bagi yang enggan bertindak, bagi yang guna tamas-nya dominan; apa yang mungkin terjadi? Ingat, obat betapapun manjurnya, hanya akan bermanfaat bagi orang yang tepat, dengan jenis penyakit yang tepat dan diminum pada waktunya dalam dosis yang tepat pula. Setiap obat tidak bagi semua jenis penyakit. ‘Penyakit malas’ malah jadi tambah parah oleh ungkapan arif tadi.

-80-

108 TIPS RENUNGAN MEDITASI

Baginya, justru diperlukan anjuran-anjuran yang bersifat rajasik, yang memberi semangat, yang memicu ambisi, yang aktif hingga takaran tertentu.

Ini

dibutuhkan

terbitnya

kearifan

dalam

guna

merangsang

bertindak;

inilah

sesungguhnya pengejawantahan sifat sattvika atau kejernihan itu. Yang pasti, meditasi bukan bagi para pemalas dan pengecut. Ia akan mengangkat siapa saja dari kemalasan dan kepengecutannya itu. Ia akan menyadarkan kita dari rasa-iba dan

pemanjaan-diri berlebihan selama ini. Bagi yang terbiasa hidup mewah, kehidupan sederhana, hemat dengan memanfaatkan apa yang ada, boleh jadi tampak begitu menakutkan. Ini boleh jadi tak kurang menakutkan dari mendengar auman singa lapar baginya. Bagi mereka yang terbiasa sangat aktif, akan merasa enggan sekedar untuk duduk dan mengamati yang terjadi di dalam, kendati barang sejenak.

f 108 TIPS RENUNGAN MEDITASI

- 81 -

60

Masalah Berguru

M

F

ungkin masih ada yang balik bertanya: “Lantas dimana peran Guru, bila semuanya kita lakukan sendiri dan secara mandiri?”. Peran beliau sangat banyak dan sangat besar. Dari mana kita mengetahui semua ini adalah dari Guru; ini tak bisa dipungkiri. Dari tak tahu-menahu soal meditasi, menjadi tahu, bahkan telah mempraktekkannya; dan ini tentu tak bisa dilepas begitu saja dengan peran penting dari kehadiran seorang Guru. Pernah kita alami bersama, dimana hanya untuk mengucapkan satu atau dua patah-katapun kita perlu belajar, kita berguru. Jangan pernah lupa itu; kita senantiasa berguru dan berguru, belajar dan belajar seumur hidup. Dan ini adalah fakta kehidupan yang tak mungkin kita pungkiri. Semua Guru, “tadinya” juga berguru; terlepas apakah ia ingat akan hal itu atau tidak. Jadi tidaklah terpuji untuk sedemikian tinggi-hati dan munafiknya untuk berkata: “Saya berguru langsung kepada Tuhan; oleh karenanya, saya tak perlu Guru manusia”. Percayalah, akan tiba saatnya dimana Anda akan sangat malu bila mengingat pernyataan Anda itu.

f -82-

108 TIPS RENUNGAN MEDITASI

61

Disiplin Moral yang Penuh Tanggung-jawab

K

F

endati sepintas tampak acak, namun semesta raya ini penuh dengan keteraturan, tertib dan oleh karenanya relatif seimbang.

Setiap

perubahan

yang

terjadi,

apapun

bentuknya, mengikuti suatu aturan tertentu. Inilah yang dalam ajaran Hindu disebut Rta, hukum semesta raya. Dalam meditasi kita juga berkepentingan pada keteraturan dan keseimbangan ini, sejauh kita memang menginginkan transformasi; dari kotor menjadi bersih, dari penuh noda menjadi murni, dari buruk menjadi baik, dari kurang sempurna menjadi

sempurna

seterusnya.

bahkan

Keteraturan

paripurna,

demi

dan

penyelarasan

dengan keseimbangan semesta raya juga sebentuk meditasi. 108 TIPS RENUNGAN MEDITASI

-83-

Sekali lagi, ia boleh jadi dari luar dan sepintas tampak acak dan seakan-akan tanpa terikat pada satu aturan tertentu yang telah dikenal, namun sebetulnya tidak demikian. Seorang meditator sangat teratur, sangat tertib di dalam, secara mental, dimana tanpa ketertiban dan keteraturan itu ia tak mungkin bermeditasi. Segala bentuk ketertiban justru bermula disini. Dan inilah disiplin murni, dari dalam yang tanpa paksaan, tanpa tekanan, tanpa perlu dipamerkan. Hanya dari disiplin serupa inilah, dari batin meditatif inilah, dapat diharapkan disiplin moral yang penuh rasa tanggung-jawab —baik ke luar maupun ke dalam.

f -84-

108 TIPS RENUNGAN MEDITASI

62

Menyaksikan dan Menanggalkan Belenggu Kasat

M

F

ungkin telah disinggung sebelumnya, bahwa “belenggu pandangan-kasat” sangat kuat pada kebanyakan orang.

Ketika kita meminta bukti misalnya, maka bukti yang kita minta adalah bukti “nyata”; dimana apa yang kita maksudkan dengan “nyata” adalah sesuatu yang kasat-indria. Apa yang disebut “nyata” selalu dikonotasikan pada yang kasat-indria ini. Inilah “belenggu pandangan-kasat”. Terpolakan dan terkondisi begini, membuat kita acapkali terkecoh, tertipu oleh tampilan luar. Fenomena ini memastikan kesuksesan para pesulap, illusionist, atau apapun sebutannya untuk itu. Sedikit lebih maju lagi, lebih dalam dan lebih canggih lagi adalah “belenggu kasat-pikir dan kasatperasaan”. Yang dibelenggu oleh belenggu ini, boleh jadi tak lagi sedemikian terbelenggunya oleh tampakan luar yang kasat-indria tadi. 108 TIPS RENUNGAN MEDITASI

-85-

Pembuktian baginya, tidaklah harus berupa pembuktian yang kasat-indria, namun harus terpikirkan dengan —apa yang disebutnya sebagai— “akal-sehat” dan bisa dirasakan, menyentuh perasaan atau yang sejenisnya. Sebagai gandengannya, mereka umumnya juga sangat mengagung-agungkan kecerdasan serta kepekaan perasaan atau emosinya—yang sesungguhnya sangat terbatas. Ketika Anda mengarahkan perhatian ke dalam, dalam intensitas tertentu, fenomena mental seperti ini akan tampak jelas. Mengetahuinya secara langsung, lewat pengalaman meditasi Anda, akan membuat Anda malu dan emoh terbelenggu dan terkondisi seperti itu terusmenerus. Sejak inilah batin Anda mulai meluas, mengembang hingga batas-batas yang tak pernah Anda bayangkan sebelumnya.

f -86-

108 TIPS RENUNGAN MEDITASI

63

Pengendalian Menyeluruh

M

F

emahami keterbatasan indria, daya-pikir, daya-nalar dan kecerdasan kita di dalam menyingkap —kendati hanya fenomena alam— akan menyadarkan kita pada betapa pentingnya “mengendalikan” keliaran mereka. Ini juga berarti “menyederhanakan” permasalahan praktis kita, dengan cara membatasi ruang-gerak, kiprah serta dominasinya, dengan mana kemampuan-kemampuan laten manusia yang lebih tinggi, lebih halus, lebih luhur dan lebih berdayaguna dapat dikembangkan secara optimal. Oleh karenanya, mengendalikan-pikiran sebagai laku spiritual mutlak perlu didahului dan berjalan seiring pengendalian-indria. Indria, dalam Upanishad-Upanishad, seringkali diibaratkan sebagai kuda binal nan liar. Untuk dapat dikendalikan dengan baik, ia perlu dilatih; dan agar bisa melatihnya, mereka harus ditundukkan dan dijinakkan terlebih dahulu. 108 TIPS RENUNGAN MEDITASI

-87-

Jadi apa yang umumnya dikenal sebagai “pengendalian-diri”, menyeluruh sifatnya; tidak sepotong-sepotong, tidak fragmentaris atau parsial saja. Kita tidak dapat serta-merta duduk bersila, dalam sikap-tubuh [asana] tertentu sembari memejamkan mata, dan mengatakan: “Saya mau mengendalikan pikiran saya ... dan harus menundukkan segala keinginan-keinginan rendah saya.” Tidak; tidak serta-merta seperti itu. Si pikiran —berikut berbagai bentuk dan ragam keinginan— malah akan menertawai kekanak-kanakan kita itu.

f -88-

108 TIPS RENUNGAN MEDITASI

64

Tak’kan lari Gunung dikejar

M

F

isi positif dari berpikir yang muluk-muluk dulu adalah, dengan demikian kita merasa termotivasi, timbul semangat, gairah dan menghadirkan daya-juang. Oleh karenanyalah diserukan: “Gantungkanlah cita-citamu setinggi langit.” Padahal di sisi lain, ada yang mengatakan: “Di atas langit, masih ada langit.” Berpikir mulukmuluk kendati berfaedah, juga amat sangat rentan terhadap kekecewaan serta keputus-asaan. Berorientasi pada hasil, pada pencapaian menyebabkan hati tidak tenteram. Bisa-bisa malah dibuatnya terburu-buru sehingga melakukan kecerobohan demi kecerobohan, lantaran menjadi kurang awas. Ini hanya menjadikan kita lebih ambisius dibanding sebelumnya; dan keserakahanpun akan mengikutinya dengan ketat. Pepatah “Tak’kan lari Gunung dikejar”, akan menemukan relevansinya disini. Kalem sajalah; tekuni saja latihan sesuai alurnya. Tujuan akhir tak akan lari kemanapun. Kegairahan berlebihan dalam latihan umumnya tidak bertahan lama, malah sebaliknya, cenderung mengundang frustrasi. 108 TIPS RENUNGAN MEDITASI

-89-

“Jangan melihat dan hanya berorientasi pada hasil;” nasehat Sri Krishna kepada Arjuna, “laksanakan saja sebaik-baiknya. Jangan risaukan semua itu; Aku tetap disampingmu.” Bagi Arjuna yang telah tunduk-sujud di kaki Sang Guru Sejati dan senantiasa dalam dampingan dan bimbingan-Nya, keberhasilan dan kemenangan sebetulnya bukanlah sesuatu yang perlu dirisaukan lagi. Ia tak akan salah sasaran; ia tak akan tersesat dalam perjalanannya. Sang Kusir Ilahi tidak akan membiarkan semua itu terjadi.

f -90-

108 TIPS RENUNGAN MEDITASI

65

Menemukannya Kembali dalam Kesederhanaan

T

F

erkadang kita menjadi sedemikian sulitnya untuk sekedar jadi sederhana, untuk berpikir sederhana, untuk hidup sederhana. Kita terlanjur terbiasa dengan kerumitan, yang “wah”, yang canggih, kendati sebetulnya kita tidak butuh yang seperti itu. Tak jarang pula kita malah takut untuk jadi sederhana. Kenapa? Karena kita terlanjur beranggapan bahwa yang sederhana itu nista. Kita terlanjur mengidentikkan antara sederhana dengan nista, dengan serba kekurangan, dengan berbagai kesulitan hidup, dengan duka-nestapa, dengan kesengsaraan. Padahal tidak begitu adanya.

Hidup berorientasi pada kebutuhan adalah hidup sederhana. Kebanyakan dari kita telah terlanjur bergerak terlalu jauh dari kebutuhan, dan menyongsong serta mengejar-ngejar berbagai keinginan, yang sudah melampaui keperluan. Kita telah menobatkan berbagai keinginan sebagai kebutuhan. 108 TIPS RENUNGAN MEDITASI

- 91 -

Inilah biang-kerok berbagai problema, kerumitan, persoalan yang ‘njelimet, yang mau-tak-mau harus dihadapi segala konsekuensinya. Satu lagi kekeliruan kita adalah, menyamakan begitu saja antara yang sederhana dengan yang sepele, yang remeh-temeh. Padahal tidak begitu. Kesederhanaan penuh dengan kebercukupan yang sangat mententramkan, yang mendamaikan berbagai gelora perasaan dan agitasi perasaan serta agresi pikiran. Di baliknyalah kedamaian dan kebahagiaan tersembunyi. Dan meditasi, membantu melihatnya dengan jelas, menyingkap dan menemukannya guna dinikmati kembali.

f -92-

108 TIPS RENUNGAN MEDITASI

66

Meditasi Universal

A

F

spek yang lebih tinggi dari meditasi ini sendiri adalah prinsip “Vaishvanara Vidya”. Meditasi-meditasi terpisah-pisah seperti yang disebutkan pada konsepsi lain yang ada, disebut sebagai kurang sempurna oleh seorang Guru Besar, Prabhu Ashvapati, yang dituturkan dalam Chandogya Upanishad. Bila Anda bermeditasi pada suatu objek tertentu apapun, Anda diharuskan mengesampingkan yang lainnya. Anda tak dapat hanya memikirkan satu hal tanpa mengesampingkan hal lainnya. Pemikiran bahwa sesuatu telah terkesampingkan —Anda harus berhati-hati mendengarkan ini— dari sebentuk pemikiran yang sedang dikonsentrasikan, merupakan sebentuk pemikiran juga adanya. Penyingkiran pemikiran tentang suatu objek yang berbeda dari pemikiran tentang objek yang sedang dikonsentrasikan tidaklah dimungkinkan; karena pemikiran tentang sesuatu yang dikesampingkan itu akan tetap tinggal, sedangkan pada saat yang sama, perhatian ditujukan untuk tidak memikirkannya. 108 TIPS RENUNGAN MEDITASI

-93-

Fenomena ini sama seperti kisah, dimana seseorang memberitahu Anda: ‘Saat minum susu, janganlah memikirkan kera’. Lalu apa yang terjadi? Pada setiap teguk susu yang terminum, hanya kera sajalah yang muncul di benak Anda. [Ini mungkin agak rumit bila sekedar dipikirkan, namun akan dimengerti maksudnya bila diselami langsung]. Tidak ada sesuatu pun dalam riwayat semesta, dimana sesuatu dapat sepenuhnya dipisahkan dari sesuatu yang lainnya. Gagasan pengesampingan merupakan gagasan sia-sia, karena dalam mengesampingkan sesuatu yang lainnya itu, pikiran juga harus hadir dalam objek yang dikesampingkan itu. Inilah “tipuan” cerdik yang dimainkan oleh si pikiran. Ini pulalah yang menjadi sebab mengapa sang Guru Besar Ashvapati mengingatkan keenam pendeta yang menemui beliau untuk mempelajari seni bermeditasi pada Sang Diri-Jati, yang belum sempurna mereka lakukan. Beliau bertanya, “Wahai para pendeta besar! Pada apa Anda sekalian bermeditasi?” Mereka memberi jawaban yang berbeda-beda satu dengan yang lainnya. Beraneka, berbeda-beda, objek-objek sepenuhnya terpisah-pisah. Sang raja lalu berkata, “Anda sekalian melakukan dua jenis kesalahan disini: pertama adalah Anda memeditasikan sesuatu yang ada ‘di luar’ Anda; yang kedua adalah [adanya anggapan bahwa] yang dimeditasikan itu ‘hanya’ berada di suatu tempat tertentu saja”. -94-

108 TIPS RENUNGAN MEDITASI

Bahwa objek konsentrasi tidak bisa hanya ada pada satu tempat saja, tampak jelas lewat fakta bahwa, pikiran tidak dapat mengesampingkan apapun dari objek yang dimeditasikannya. Bilamana mengesampingkan sesuatu tak dimungkinkan karena pengesampingan melibatkan kesadaran mengesampingkan itu sendiri, maka satu-satunya jalan untuk mencapai sukses adalah memasukkan segala sesuatunya, tanpa mengecualikan apapun. Bilamana sebentuk gagasan yang merupakan sesuatu yang di luar objek meditasi muncul selama bermeditasi, maka bawa jugalah objek itu ke dalam titik konsentrasi. “Saya sedang memeditasikan pisang dan mengesampingkan jeruk”, begitu misalnya; bila itu terjadi, maka bawa jugalah jeruk itu ke dalam pisang dan biarkan mereka duduk bersama disana. Kini pisang dan jeruk akan menjadi ‘sebuah’ buah saja. Bila kemudian Anda ternyata melihat nangka terkesampingkan, maka bawa jugalah nangka itu! Kapanpun Anda merasakan bahwa ada sesuatu yang terkesampingkan, bawalah sesuatu itu kembali pada titik konsentrasi; dengan demikian, objek konsentrasi Anda menjadi semakin meluas dan meluas. “Dengan demikian, meditasi Anda menjadi Meditasi Kosmik, karena tak ada yang dikecualikannya”, ujar Raja Besar itu. 108 TIPS RENUNGAN MEDITASI

-95-

“Jangan hanya memeditasikan satu hal tertentu saja; karena bila itu Anda lakukan, pada saat yang bersamaan Anda akan mengecualikan yang lainnya. Apa yang Anda kecualikan —secara salah— itu justru akan mengganggu meditasi Anda.” Alam ini dibuat dengan cara tertentu dimana tak ada sesuatupun terkecualikan. Anda tidak bisa berkata, “Saya hanya menghendaki yang ini, dan bukan yang itu”; Anda tidak bisa hanya menginginkan satu hal, tanpa interferensi dari yang lain, tanpa interferensi dari yang tak Anda inginkan. Sangat berbeda seni olah-batin ini bukan? Satu pertanyaan dijawab oleh Sang Raja dengan: “Jangan pernah berpikir bahwa objek dari meditasi Anda hanya berada pada satu tempat saja”; oleh karena, bila ia ada di suatu tempat saja, maka akan ada yang lainnya di luar objek meditasi itu, dimana ‘yang di luar’ tidaklah dimungkinkan secara psikologis dalam berpikir menyeluruh, yang bukan sebagian-sebagian. Jadi segala sesuatu yang mungkin terpikirkan menjadi objek meditasi, kendati melampaui langit sekalipun, batin akan tetap dapat menjangkaunya. Anda akan membawa batin melampaui batas-batas konsepsi, dengan cara, bilamana ia merasakan bahwa masih ada sesuatu di luar, bawa-sertalah yang di luar itu ke dalamnya. Dengan demikian ada sebentuk ketercakupan di dalam. Beginilah caranya agar anggapan bahwa lokasi objek hanya ada pada satu tempat saja itu terhindari. -96-

108 TIPS RENUNGAN MEDITASI

Yang kedua: ia tak ada di luar; oleh karena bilamana objek yang dipikirkan itu ada dalam pikiran Anda, maka ia tak lagi dapat disebut sebagai objek, ia telah menjadi bagian dari subjektivitas Anda. Dalam bermeditasi, tak seorangpun ingin punya sesuatu di dalam pikirannya, sehingga sesuatu itupun harus ada di luar. Akan tetapi, sebetulnya tak ada objek yang sepenuhnya di luar pikiran. Karena, bila sesuatu itu memang sepenuhnya di luar pikiran, maka seseorang bahkan tidak akan menyadarinya kalau ia ada di luar. Cerapan terhadap objek ‘eksternal’ memang perlu, sejauh konsep eksternalitas-pun bisa terbit saat bermeditasi. Bilamana perhatian mengarah ke luar, maka dengan sendirinya pencerapan akan mencerap objek-objek luar. Dengan tercerapnya objek luar itu, maka keberadaan objek itu sebagai sesuatu yang di luarpun sirna — berubah status menjadi yang di dalam. Nah, dengan begitu Anda-pun akan menyentuh kosmikalitas dari segala sesuatu. Demikianlah Meditasi Universal itu, ajaran yang sangat mendalam kepada para pendeta tersebut, yang diperkenalkan oleh Prabhu Ashvapati. _____________________ Disadur dari bagian kitab An Analysis of the Brahma Sutra, karya Sri Swami Krishnananda Sarasvati.

f

108 TIPS RENUNGAN MEDITASI

-97-

67

Jadi Cahaya bagi Diri Sendiri

W

F

aspada adalah memperhatikan aktivitas jasmaniah Anda —cara Anda berjalan, cara Anda duduk, gerakan tangantangan Anda; juga termasuk di dalamnya mendengarkan kata-kata Anda, mengobservasi semua pemikiran-pemikiran Anda, gerak-gerik emosi serta reaksi-reaksi Anda. Secara keseluruhan, ia mencakup kewaspadaan terhadap ketidak-sadaran, berikut tradisitradisinya, pengetahuan instingtifnya, serta penderitaan yang sangat besar yang diakumulasikannya —bukan saja penderitaan pribadi-pribadi, namun penderitaan umat manusia. Anda harus mewaspadai semua itu; dan Anda tak kan pernah benar-benar waspada terhadapnya bila Anda masih saja hanya menghakimi, menilai dan berkata, “Ini bagus dan itu jelek, ini akan saya simpan dan itu saya buang.” Semua itu hanya membuat batin Anda jadi tumpul, tidak sensitif. Dari kewaspadaan muncul perhatian. Perhatian mengalir dari kewaspadaan, bila dalam kewaspadaan tidak ada pilihan, tidak ada pilihan pribadi, tidak ada mengalami ... selain mengobservasi. Dan, untuk bisa mengobservasi, mengamati, dalam batin Anda mesti tersedia ruang yang luas.

-98-

108 TIPS RENUNGAN MEDITASI

Batin yang terjebak dalam ambisi, keserakahan, kedengkian dan kebencian, terjebak dalam mabuk kesenangan serta penikmatan diri-sendiri, yang selalu disertai duka-cita, kesedihan, kekecewaan, dan kepedihan yang mendalam yang tiada terelakkan —batin serupa itu tak punya ruang secukupnya guna mengamati, dan untuk sepenuhnya hadir. Ia hiruk-pikuk bersama keinginan-keinginannya sendiri, berputar-putar dalam pusaran-pusaran reaksinya sendiri. Anda tak mungkin hadir sepenuhnya bila batin Anda tidak sensitif, tajam, bernalar, logis, waras, sehat, tanpa bayangbayang tipis neurotisisme. Batin harus mengeksplorasi setiap sudut dirinya sendiri, tanpa meninggalkan satu titikpun yang tak tersingkap; sebab bila satu sudut gelap sekalipun dalam batin yang takut dieksplorasi, daripadanya akan memancar ilusi ... Hanya dalam kondisi penuh perhatian inilah Anda bisa jadi cahaya bagi diri Anda sendiri, dan setelah itulah setiap tindakan dalam kehidupan Anda sehari-hari memancar dari cahaya itu. Setiap tindakan —apakah Anda sedang mengerjakan tugas-tugas Anda, sedang memasak, berjalanjalan, menambal baju, atau apa saja yang Anda kehendaki. Seluruh proses inilah meditasi ... _____________________ Dari: The Collected Works of J. Krishnamurti Vol. 13; judul asal You Can Be Light Unto Yourself.

f

108 TIPS RENUNGAN MEDITASI

-99-

68

Melangkah dengan Ketetapan Hati

B

F

anyak yang merisaukan kemajuannya dalam meditasi. Mereka bertanya-tanya: Apakah saya sudah maju dalam meditasi saya?; Mengapa meditasi saya tidak kian maju padahal telah berlatih cukup lama?; Apakah metode ini efektif?; dan lain sebagainya. Kerisauan dan pertanyaan-pertanyaan seperti ini sebetulnya tidak perlu. Itu hanya mengundang keresahan demi keresahan, yang malahan bisa menyimpangkan Anda. Selama Anda berjalan pada jalurnya dan tetap melangkah, Anda pasti mengalami kemajuan. Justru yang perlu seringsering dipertanyakan adalah: Apakah saya masih berjalan dalam jalur? Adakah saya telah mengalih atau teralihkan dari arah yang dituju? Pertanyaan seperti ini jauh lebih bermanfaat bagi kemajuan Anda ketimbang yang sebelumnya, sejauh mereka akan mengingatkan Anda atas keteledoran, atas penyimpangan atau pembiasan yang mungkin terjadi tanpa disengaja, sehingga terjadi pengalihan tujuan di tengah jalan lantaran tergoda oleh “yang menyenangkan”. Disinilah dampingan Guru menjadi sangat penting.

f - 10 0 -

108 TIPS RENUNGAN MEDITASI

69

Rileksasi Bukan Meditasi

D

F

alam ketetapan-hati yang mantap tak ada lagi konflik keraguan. Batin seperti ini adalah batin yang cukup tenang untuk memulai meditasi. Ketetapan-hati tak harus dikonotasikan dengan atau disertai oleh semangat yang menggebu-gebu. Dalam batin yang tenang, semangat dalam porsinya yang pas tak perlu lagi diundang untuk hadir. Ia akan menyertai. Tak perlu ditenteram-tenteramkan lagi, sejauh ketenangan telah menjadi sifatnya.

Rileksasi tentu saja bisa membantu mengawalinya. Hanya saja, rileksasi bukanlah meditasi. Sebagai landasan awal dan hingga intensitas tertentu, ia memang bermanfaat. Namun ia malah mudah menyebabkan jatuh tertidur. Mengandalkan rileksasi, apalagi dalam kondisi tubuh yang memang kelelahan, hanya akan menjadikan meditasi Anda cara tidur lain. Justru batin meditatiflah yang akan selalu rileks.

f 108 TIPS RENUNGAN MEDITASI

- 101 -

70

Tak Perlu Aturan

K

F

etika Anda awas, waspada, penuh perhatian, peka, tajam, Anda sedang bermeditasi. Batin meditatif bukanlah batin tumpul yang lengah; yang mudah diterbangkan oleh berjuta angan-angan dan dihantui oleh kesan-kesan maupun dibuai oleh citra mulukmuluk. Ia sangat sederhana, ia polos, tanpa warna, transparan, karena itu adalah keasliannya.

Batin meditatif adalah batin telanjang, yang bebas dari berbagai kekang dan batasan serta belenggu bentuk-bentuk pemikiran dan perasaan. Anda tak bisa mengharap adanya pretensi, penilaian apalagi penghakiman atau sekedar pewarnaan sekalipun pada batin serupa ini. Manakala Anda ada di dalamnya, kausalitas kehilangan daya-aturnya, sejauh tak ada yang perlu diatur lagi disana. Yang tidak teraturlah yang perlu diatur, yang belum tertatalah yang perlu ditata bukan?

f - 10 2 -

108 TIPS RENUNGAN MEDITASI

71

Keberadaan itu Sendiri

K

F

etika Anda sepenuhnya sadar bahwa Anda tiba di suatu tempat, apakah Anda akan menanyakan lagi: “Ada dimana saya ini?”. Kalaupun itu perlu jawaban, maka jawabannya hanyalah, “Ya disini!”. Hanya bila Anda tertidur di perjalanan dan baru terbangun ketika bis yang Anda tumpangi sampai di suatu tempat, maka Anda akan bertanya seperti itu. Batin yang senantiasa éling, yang tak mau dihanyutkan oleh beraneka bentuk-bentuk pemikiran dan gejolak perasaan, batin yang senantiasa awas dalam kewaspadaannya, adalah batin yang terjaga. Ia tak perlu dibingungkan oleh apapun, sejauh kebingungan bukanlah sifatnya. Dialah yang selalu hadir itu, Dialah yang selalu ada, mengada sekaligus Keberadaan Itu Sendiri.

f 108 TIPS RENUNGAN MEDITASI

- 10 3 -

72

Ke Hulu Menentang Arus Deras

B

F

erpikir bukanlah untuk “menjadi” si pikiran, merasakan bukanlah untuk “menjadi” si perasa itu. Menjadi si pikiran berarti hanyut dalam berbagai bentuk pemikiran-pemikiran; menjadi si perasa berarti hanyut oleh beraneka gelora perasaan atau emosi. Umumnya, para filsuf kuno maupun moderen, menyetujui bahwa manusia adalah makhluk hidup yang “sedang menjadi” (becoming), bukannya “telah jadi” (being). Proses “sedang menjadi” yang sama, juga kita sebut dengan evolusi ataupun devolusi. Kita berevolusi menjadi yang lebih baik, lebih unggul, lebih tinggi, lebih halus, lebih dalam, lebih sempurna. Sebaliknya, kita berdevolusi. Hanya sekedar terhanyut begitu saja dalam berbagai bentuk pemikiran maupun gelora beraneka ragam bentuk perasaan, tak perlu usaha apapun. Cukup melepas kendali dan kesadaran, kitapun akan hanyut dengan sendirinya. Akan tetapi, ketika kesadaran hadir kembali untuk kemudian dengan sigap memegang lis-kendali, keterhanyutan itupun segera terhenti.

- 10 4 -

108 TIPS RENUNGAN MEDITASI

Kita bisa disadarkan kembali oleh siapa atau apa saja. Mereka yang berguru umumnya disadarkan oleh Guru-nya; atau mereka yang masuk dalam suatu paguyuban spiritual, bisa disadarkan oleh sahabat spiritualnya, bahkan oleh bencana atau fenomena alam. Namun, secara internal, kewaspadaan-lah yang menjaga supaya tidak sampai hanyut, yang segera menyadarkan. Nah, disinilah terlihat betapa urgennya “Meditasi Kesadaran Murni” ini dalam melatih kewaspadaan. Itu baru kesadaran, belum “pengendalian”. Tidak lagi terhanyut, sudah baik, sudah merupakan kemajuan yang tak boleh dipandang enteng. Bagaimana kini dengan “pengendalian”? Dalam mithologi-mithologi maupun kias-kias spiritual, perasaan acapkali digambarkan sebagai angin dan pikiran sebagai naga-terbang; sementara, kelima indria sensorik ini digambarkan sebagai lima kuda-binal penarik kereta. Nah, semua itulah yang harus dikendalikan oleh sang penekun. Bagaimana caranya mengendalikan angin? Bagaimana mengendarai naga-terbang atau mengusiri kelima kuda-binal ini? Keberhasilannya, bukan saja agar kita tidak hanyut ke hilir terus, namun bahkan bisa ke hulu menentang arus-deras. Jawaban ringkasnya hanyalah: Berlatih ... berlatih ... dan ... berlatih! Hanya itu.

f

108 TIPS RENUNGAN MEDITASI

- 10 5 -

73

Berakhirnya Kerja Mengamati

D

F

alam suatu tingkat ketercerapan meditasi yang dalam, kesadaran-ragawi secara pasti Anda lampaui. Identifikasi-diri pada raga ini, jasad-kasar beserta segenap organ-organ indria-nya sirna. Yang hadir hanya kesadaran dan bahwa Anda “ada”. Keberadaan ini bukan lagi keberadaan parsial seperti sebelumnya, melainkan telah mengembang, meluas, bersifat menyeluruh dan melingkupi; bersifat universal.

Disini tak ada lagi batasan yang benar-benar rigid antara meditator dan objek meditasinya seperti sebelumnya. Meditator lebur, menyatu, manunggal dan ‘menjadi’ yang dimeditasikannya dan meditasi itu sendiri. Ketika subjek pengamat menyatu dengan objek yang diamati, maka kerja atau proses mengamati itupun dengan sendirinya berakhir. Apakah ini merupakan “puncak” dari meditasi Anda? - 10 6 -

108 TIPS RENUNGAN MEDITASI

Belum sepenuhnya, dan tergantung pada objek meditasi Anda itu sendiri. Bilamana yang dijadikan objek itu berwujud tertentu, dengan rupa, maka Anda menyatu dengan wujud itu (sarupya). Bilamana yang dijadikan objek adalah sifat (guna), maka Andapun akan menyatu dengan sifat itu (saguna); bilamana yang dijadikan objek adalah alam kehidupan (loka) maka Anda berada di alam kehidupan tersebut (salokya) dan sebagainya ... dan sebagainya ... Wujud (rupa), sifat (guna), alam kehidupan (loka) atau apapun yang dapat dibayangkan, bisa merupakan objek meditasi Anda. Dan ini, hanya Andalah yang sepatutnya paling tahu. Yang jelas, baik Yoga Sutra Patanjali maupun Visuddhi Magga —sebuah literatur meditasi Buddhis yang paling terpercaya— menyebut ketercerapan ini dengan ekagrata (ekagatta). Sampai dengan mantap dan ada dalam keseimbangan penuh (upeksha), sang meditator belumlah benar-benar ada dalam Panunggalan.

f 108 TIPS RENUNGAN MEDITASI

- 10 7 -

74

Melepas Belenggu

F

K

etika ditanya bagaimana caranya terbebas dari belenggu, seorang Guru malah balik bertanya: “Apa yang membelenggu Anda?”.

Caritahulah itu dulu. Bila tidak, bagaimana Anda akan bisa terbebas dari belenggu. Caritahulah belenggu-belenggu fisikal, mental dan spiritual Anda. Meditasi memang bukan saja dapat melepaskan Anda dari belenggu-belenggu itu dan bebas namun juga membakar hangus mereka untuk tidak kembali membelenggu Anda lagi. Nah, dalam rangka mencaritahu inilah Anda harus

sepenuhnya

melibatkan

diri

dalam

pengamatan ke dalam. Namun bagaimana Anda akan melakukan ini bilamana Anda terusmenerus

memelihara

kebiasaan

selalu

mengarahkan perhatian ke luar, selalu menunjuk telunjuk ke luar? - 10 8 -

108 TIPS RENUNGAN MEDITASI

Makanya, sejak awal dalam tips-tips ini kita terusmenerus diajak mengarahkan perhatian ke dalam. Mulai dari memperhatikan nafas, kita telah mendekatkan perhatian kita pada diri ini, pada tataran fisikal-biologis. Ini sudah merupakan langkah awal yang bagus. Dengan mengikat perhatian hanya pada keluar-masuknya nafas, secara otomatis tak ada peluang lagi bagi si pikiran untuk kelayapan kesana-kemari di luar sana. Memandang ujung hidung misalnya, akan mengurangi kebiasaan “jelalatan” kita, dan mendekatkan serta memfokuskan penglihatan hanya pada satu titik [dalam Yoga ia juga disebut dengan Traktak], yang dalam hal ini yang dekat dengan tubuh ini. Belenggu kebiasaan eksternalistis itulah belenggu awal yang mesti dipupus. Ini baru terkait dengan salahsatu kebiasaan, belum lagi kecenderungan dan kegandrungan fisiko-mental lainnya. Jadi, sekali lagi, ada baiknya bilamana Anda merenungkan sebaik-baiknya petunjuk Ajahn Chah, seorang Guru meditasi di Thailand, yang kurang lebih mengatakan: “Anda disini bukanlah berlatih untuk mencapai sesuatu, namun melepas segala sesuatu”.

f 108 TIPS RENUNGAN MEDITASI

- 10 9 -

75

Mengkritisi Diri Sendiri

S

F

eorang pengkritik seharusnya tidak takut dikritik; bila tidak, kritikannya malah merupakan sesuatu yang tak ada manfaatnya bagi perkembangan mental dan intelektualnya. Kendati mengkritik adalah kegiatan kritis yang dimotori oleh intelek dan sebetulnya bermanfaat bagi kedua-belah pihak, akan tetapi tak jarang ia digunakan sebagai senjata guna menjatuhkan yang dikritiknya. Kritik menjatuhkan seperti ini bukan saja merugikan yang dikritik, namun juga sebetulnya merugikan si pengkritik itu juga. Kecuali kritik digunakan dengan arif, maka tak banyak manfaat yang diperoleh dari mengkritik siapa atau apapun. Mungkin Anda bertanya: “Bagaimana dengan kritik membangun?” Sebuah kritik, kendati dilontarkan atas itikad sebaik apapun, bilamana disampaikan dalam tutur kata yang kurang pas —apalagi kasar, seringkali menimbulkan salah-pengertian atau setidaktidaknya tidak mengenai sasarannya.

- 11 0 -

108 TIPS RENUNGAN MEDITASI

Ia menyentuh tataran emosi, seperti pada umumnya, sebelum benar-benar menyentuh intelek untuk kemudian diolah oleh kecerdasan. Permasalahan akan segera timbul manakala baru menyentuh tataran emosi, kita telah bereaksi dan mengekspresikan tanggapan. Tak terhindari lagi, tanggapan tentu akan kental nuansa emosionalnya. Inilah yang menimbulkan masalah. Bila saja setiap pihak yang dikritik bisa menahan-diri untuk tidak segera menanggapi ketika baru menyentuh tataran emosi, dan membiarkannya mengendap dulu ke tataran intelek guna diolah dengan kecerdasan, maka setiap kritik bisa jadi membangun. Ini dari sisi “yang dikritik”. Bagaimana dengan “si pengkritik”-nya sendiri? Sebetulnya proses internal yang terjadi sama saja. Kritikan emosional akan terlontar bilamana dilontarkan secara prematur. Ada satu kecenderungan tak kondusif terkait disini, yakni kecenderungan “cepat menyimpulkan”. Ini memang berkaitan dengan tingkat intelijensia seseorang; yang dimaksudkan disini adalah kecenderungan yang menggiring untuk menyimpulkan suatu tampakan ataupun informasi dari luar secara prematur. Bila hanya berdasarkan hasil amatan terbatas saja kita telah menyimpulkan bahwa sesuatu atau seseorang sebagai begini ataupun begitu, maka itu jelas “kesimpulan prematur”. Ada yang mengatakan: “Meditasi tiada lain dari berpikir secara menyeluruh.” Mereka yang mampu mengamati apa saja secara menyeluruh, dari semua perspektif yang mungkin, sebetulnya adalah seorang meditator. 108 TIPS RENUNGAN MEDITASI

- 111 -

Disinilah kita umumnya terbentur, pada mengamati secara menyeluruh ini. Dengan tanpa mengabaikan tingkat kecermatannya, pengamatan yang menyeluruh tentu membuahkan hasil amatan yang menyeluruh juga. Dan hasil amatan serupa inilah yang punya “derajat akurasi” serta “tingkat keterpercayaan” yang tinggi. Nah ... disini kita diperlihatkan pada eratnya keterkaitan antara meditasi dan “kritik membangun” itu. Dalam meditasi sendiri sudah terkandung makna kontemplasi, perenungan yang mendalam, bukan sekedar konsentrasi. Sekarang, bagaimana bilamana sikap kritis seperti itu justru diarahkan ke dalam, ke dalam diri sendiri, dalam rangka mencermati setiap fenomena mental yang terjadi di dalam? Tentu ia akan sangat bermanfaat bukan?

f - 11 2 -

108 TIPS RENUNGAN MEDITASI

76

Menjatuhkan Semua Nafsu

M

F

enurut OSHO, salahsatu arti sederhana dari meditasi adalah melepaskan secara perlahan semua nafsu.

Mengapa harus perlahan? Tidak bisakah nafsu dilepas seketika? Mungkin begitu pertanyaan kita. Atau bahkan lebih mendasar lagi, mengapa perlu melepaskan semua nafsu? Dan mungkinkah semua nafsu dilepas? Cobalah dilihat lagi apa yang telah dilakukan nafsu terhadap kita. Ia hanya menjadikan kita sengsara, mencari pemuasan kesana-kemari tanpa henti, sementara ia sendiri tak kunjung terpuasi; ia telah memperbudak banyak orang seumur hidupnya, bahkan dalam banyak kelahiran. Ia telah menurunkan martabat manusia hingga derajat terendah. Hanya lewat perbudakannya saja, ia telah menguasai dan menyengsarakan nyaris semua manusia bumi hanya dengan memberinya kenikmatan dan kesenangan yang sangat sementara. Itulah yang dilakukan nafsu. 108 TIPS RENUNGAN MEDITASI

- 11 3 -

Ia memang mungkin dilepas, dalam arti dikendalikan, diarahkan. Namun ini tentu tak mungkin dilakukan oleh mereka yang justru masih diperbudaknya. Melepaskan diri dari perbudakannya merupakan sebentuk pemerdekaan-diri yang sungguh membahagiakan. Bila ditelusuri lebih jauh lagi, akan ditemukan bahwa nafsu memperoleh tenaganya dari dayavital atau prana. Dan kita tahu bahwa daya-vital sebetulnya masih terhitung “bawahan” dari tataran mental atau manas. Apa artinya ini? Ini berarti bahwa, dengan menguasai manas, dengan terkendalinya manas betapa mestinya, Anda juga akan mampu menundukkan dan mengendalikan nafsu. Mengendalikan manas itulah meditasi; itulah upaya manusia untuk melampauinya. Dan ini ternyata berjalan dalam suatu proses, yang mesti diawali dengan kesadaran-diri.

f - 11 4 -

108 TIPS RENUNGAN MEDITASI

77

Jalan Penyucian Lahir-batin

B

F

ilamana kita telah benar-benar menyadari betapa pentingnya mawas-diri di dalam memahami diri ini, bahkan dalam menemukan Diri-Jati sendiri, maka kita tak akan mau rugi dengan membiarkan pikiran berkelana kesana-kemari tanpa tujuan dan diseret oleh beraneka nafsu-keinginan serta digiring bagai binatang gembalaan oleh sensasi-sensasi indriawi. Ini bukan saja suatu kerugian besar, namun suatu kekonyolan yang benar-benar tolol, keteledoran yang benar-benar mencelakakan peminat kehidupan spiritual. Pengarahan perhatian dan pengamatan ke dalam merupakan terminal dari laku spiritual ini. Dari sinilah Anda bergerak dan disini pula Anda beristirahat. Banyak kitab-kitab suci yang bisa Anda baca disini. Batin yang murni, yang suci akan memaparkan kesuciannya bagi Anda. Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu yang hendak Anda ketahui. Melalui dia jualah semua wahyu diturunkan. 108 TIPS RENUNGAN MEDITASI

- 11 5 -

Para orang-orang suci adalah mereka yang batinnya benar-benar suci, tak peduli apakah itu disertai upacara-upacara khusus tertentu atau tidak. Itu hanya formalitas kultural-relijius saja. Itulah mengapa dalam Yoga kita diperkenalkan pada pensucian lahir-batin, saucam atau suddhi —apakah itu bersifat fisikal-biologis maupun mental-psikologis— dalam fase-fase awal, sebagai landasan kehidupan spiritual. Apa yang kita bicarakan disini sesungguhnya adalah jalan penyucian itu, praktek langsung penyucian batin itu. Anda boleh saja menyebutnya Parisuddha Marga, kalau mau.

f - 11 6 -

108 TIPS RENUNGAN MEDITASI

78

Disiplin yang Berdaya Guna

P

F

ara pemula seringkali terlalu disibukkan oleh masalah pola-makan, jenis makanan, pola-istirahat, lama tidur, tempat khusus untuk bermeditasi, waktu atau jadwal meditasi, pakaian dan berbagai tetek-bengek serupa itu, yang memang terkadang memang penting bagi pemula. Bila itu benar-benar dirasakan manfaatnya, baik secara fisikal maupun mental, bilamana itu benar-benar kondusif bagi meditasi Anda, itu baik, lakukanlah. Tapi ketidaktersediaannya jangan sekali-kali dijadikan alasan atau dalih mengapa tidak berlatih. Waktu tersedia 24 jam sehari untuk dimanfaatkan ber-‘apa saja’. Apakah itu dimanfaatkan sepertiganya atau seperempatnya untuk berlatih, atau sejam sekalipun, tidak masalah. Terserah Anda. Ingat; disiplin yang berdaya-guna tinggi bukanlah sesuatu yang dipaksakan dari luar. Anda sendirilah yang perlu mendisiplinkan diri sendiri, dan Anda pulalah yang akan menikmati manfaatnya. Anda bukan berlatih untuk Guru Anda, demikian pula Guru Anda tidak akan berlatih untuk menggantikan Anda. 108 TIPS RENUNGAN MEDITASI

- 11 7 -

Disciple adalah siswa dalam bahasa Inggris. Didalamnya terkandung arti, ia yang mematuhi disiplin tertentu dengan sebaik-baiknya. Belajarlah benar-benar mandiri dan secara arif menyikapi masalah disiplin dan latihan Anda. Bila Anda benar-benar telah mampu memandang disiplin sebagai “alat” yang memang bermanfaat, maka Anda telah memandangnya dengan arif. Alat tak seharusnya membatasi gerak Anda, sebaliknya Anda justru butuh alat untuk mempermudah Anda bekerja sehingga hasil kerja Anda jadi lebih baik. Jangan remehkan dia, namun jangan juga terlalu diagung-agungkan. Perlakukanlah dia secara proporsional. Tapi jangan juga bertindak sesuka-hati. Ini perlu ditegaskan karena kecenderungan untuk bertindak sesuka-hati dan seenaknya memang kuat pada kebanyakan dari kita. Banyak yang mengelirukannya sebagai kebebasan. Waspadailah kecenderungan yang satu ini. Ingat, yang Anda kendalikan, latih, gembleng dan tempa adalah diri Anda sendiri.

f - 11 8 -

108 TIPS RENUNGAN MEDITASI

79

Heneng dan Hening dalam Kedamaian

B

F

atin “heneng”, yang diam, yang “stand still”, adalah batin yang tenteram dan damai. Didalamnya keheningan bukan lagi merupakan hasil upaya; ia hanya berupa statusbatin yang menyertai ke-heneng-an itu. Didalam kehenengan nan hening inilah segala sesuatu meng-ada untuk kemudian sirna, muncul untuk kemudian tenggelam, datang untuk kemudian pergi. Semua itu tampak jelas. Ini dapat diumpamakan sebuah “telaga di hutan yang sunyi”. Bagaimana ini terjadi? Itulah meditasi. Segelas air yang keruh —berisi berbagai kotoran, lumpur, sampah organik maupun anorganik— bila didiamkan, diendapkan untuk beberapa lama, akan menunjukkan kejernihannya. Air jernih ini dalam bahasa Bali disebut “yeh ening”. 108 TIPS RENUNGAN MEDITASI

- 11 9 -

Ya, hanya dengan mendiamkannya saja, kita sudah bisa memperoleh air yang cukup jernih, yang hingga batas-batas tertentu memungkinkan kita melihat dengan lebih jelas apapun yang terjadi di dalamnya. Dalam banyak hal dalam kehidupan sehari-hari, kita mungkin sering dihadapkan pada masalah ketidak-jelasan, ketidak-pastian, ketidakkonsistenan. Ini tak mungkin terlihat dalam kekeruhan, sehingga kita tak bisa menyikapinya dengan tepat. Bilamana dalam kondisi yang tak menguntungkan ini suatu tindakan reaktif diambil, maka tidak membuat masalahnya tambah keruh saja sudah baik. Kecuali bila Anda hanya hendak mengundang masalah baru, Anda tidak akan bertindak bodoh dalam kekeruhan.

f - 12 0 -

108 TIPS RENUNGAN MEDITASI

80

Menggapai Kebijaksanaan-Nya dalam Diam

S

F

esungguhnya segala sesuatunya terjadi dan tercipta dalam diam, dalam “heneng nan hening” itu. Hanya bilamana batin seseorang benar-benar bisa heneng dan hening itulah Tirtha Pawitra, Tirta Penyucian Batin, itu diturunkan. Patanjali dengan lugas mengatakan “yoga cittavritti nirodhah”. Yoga adalah penghentian gejolak dan gelora telaga batin. Ketika Anda berbicara masalah penciptaan, masalah orisinalitas dari sebuah karya, karya apa saja, maka Anda tak bisa terlepas dari Dhyana Yoga. Yoga-lah proses penciptaan yang sebenarnya, seperti telah juga disinggung sebelumnya. Makanya, Anda bisa saja telah menghasilkan banyak hal sebagai ekses dari berbagai kegiatan yang telah Anda lakukan, namun boleh jadi Anda sama-sekali belum mencipta. Tanpa Yoga, tanpa meditasi, tanpa batin yang heneng dan hening itu tak ada penciptaan. 108 TIPS RENUNGAN MEDITASI

- 121 -

Semua itu hanya sampah, ampas sisa yang tanpa esensi yang benar-benar bermanfaat, sebesar upaya dan usaha yang telah Anda kerahkan itu. Itu hanya pemborosan. Seberapa kuatkah kita memboroskan enerji seperti itu, sampai berapa lamakah kita bisa menyia-nyiakan hidup ini dengan cara boros seperti itu? Lupakanlah semua itu. Tak ada penciptaan tanpa Yoga, seperti tak ada kebajikan dan kemuliaan tanpa kebijaksanaan.

f - 12 2 -

108 TIPS RENUNGAN MEDITASI

81

Menyeberangi Kesadaran-ragawi

H

F

anya guna menyeberangi kesadaranragawi —yang bertumpu kuat pada jasadkasar serta kinerja organ-organ indria yang terbatas— ini saja manusia sudah mengalami kesulitan besar, bila tanpa disertai laku spiritual. Sebetulnya kesadaran-ragawi tiada lain dari kesadaran-khewani, sejauh jasad-kasar ini tak ubahnya khewan peliharaan.

Meditasi atau Dhyana Yoga antara lain juga mengantarkan pada ‘penyeberangan’ ini, mengantar menyeberangi kesadaran-ragawi ini, mengeliminasi rongrongan naluri-naluri khewani terhadap martabat kemanusiaan. Ada satu kelebihan manusia yang mencolok dibanding khewan —kemampuan olah-pikir serta fungsi kecerdasan— yang dapat digunakan langsung. Kemampuan olah-pikir, khususnya pemusatan pikiran (dharana) yang didahului dengan mengarahkan perhatian ke dalam (pratyahara), jelas tak dikenal di kalangan khewan. Artinya, memfungsikannya dengan sebaik-baiknya secara pasti mengantarkan siapapun pada “jembatan penyeberangan” ini, menuntun siapapun dalam menyeberangi kesadaran-ragawinya.

f 108 TIPS RENUNGAN MEDITASI

- 12 3 -

82

Mengentaskan Identifikasi-diri Keliru

K

F

esadaran-ragawi, erat kaitannya dengan identifikasi-diri pada jasad-kasar ini. Ketakutan yang amat sangat terhadap kematian jasad, yang merupakan momok yang menghantui nyaris setiap orang itu, berpangkaltolak pada identifikasi-diri keliru ini. Menolong orang atau makhluk lain hanya dengan menyuapi dan memanjakan tubuhnya, juga bentuk lain dari ekspresi identifikasi-diri keliru ini. Berpijak dari perspektif yang benar akan keberadaan sebagai manusia utuh, yang tersusun atas tataran fisikal, mental dan spiritual, kita sesungguhnya secara pasti menuju pengentasan identifikasi-diri keliru ini. Bilamana Anda kebetulan ada dalam posisi sebagai penggiat di bidang Pengembangan Sumber-daya Manusia — yang punya komitmen tinggi terhadap Pengembangan Manusia Seutuhnya misalnya, maka akan sangat keliru bilamana yang Anda kembangkan hanya keterampilan fisikalmekanisnya, dan mengabaikan pengembangan mental dan kepribadiannya.

- 12 4 -

108 TIPS RENUNGAN MEDITASI

Kendati baru menyentuh tataran mentalpsikologisnya saja, Anda sebetulnya sudah menyentuh tingkat kedalaman manusia hingga tataran manusiawi-nya; apalagi bilamana Anda mampu menyentuh tataran spiritualnya. Di bangku sekolah atau kuliah, di pusat-pusat pendidikan dan latihan, sebetulnya Anda telah diajarkan bagaimana menyentuh tataran mentalpsikologis melalui pemusatan pikiran hanya pada pelajaran maupun keterampilan yang diajarkan. Ini bukannya upaya yang tanpa nuansa spiritual sama-sekali, walau memang belum sepenuhnya mengarah ke dalam. Yoga-sadhana-lah yang secara pasti akan mengarahkan ke dalam. Secara keseluruhan, sejauh berbicara tentang keutuhan manusia, maka mau-tak-mau, kita juga harus memasukkan laku-spiritual di dalamnya.

f 108 TIPS RENUNGAN MEDITASI

- 12 5 -

83

Awal dari Pengendalian Diri

S

F

esuatu yang utuh adalah sesuatu yang bulat, yang tidak terfragmentasi dalam serpihanserpihan besar-kecil yang berserakan disanasini. Sesuatu yang utuh juga mencerminkan adanya integrasi, unity, lengkap dalam dirinya sendiri. Sesuatu yang sempurna, tidaklah mungkin tersusun dari kondisi yang tidak utuh. Dan ini teramat jelas bagi kita. Pikiran yang terpusat hanya pada satu titik konsentrasi adalah pikiran yang utuh, yang tajam, yang peka, dan oleh karenanya juga handal dan berdaya-guna tinggi. Kondisi pikiran seperti inilah yang disebut dengan dharana. Ia dapat dikendalikan dengan relatif mudah. Sementara itu, pengendalian-diri berpangkal pada pengendalian pikiran itu sendiri. Keberhasilan dalam mengendalikan-diri, menemukan kekuatannya pada keberhasilan di dalam mengendalikan pikiran. Dalam banyak hal, apalagi dalam “mengembangkan manusia seutuhnya”, tidaklah mungkin dicapai tanpa mengembangkan juga kemampuannya dalam mengendalikan-diri. Disinilah terlihat jelas seperti apa manusia itu adanya.

f - 12 6 -

108 TIPS RENUNGAN MEDITASI

84

Meninggalkan Tataran Naluriah

F

H

ingga disini, kita melihat betapa urgennya meditasi dalam evolusi batiniah manusia. Dalam meditasi kita tidak melihat manusia

sebagai objek yang terfragmentasi, melainkan

sebagai subjek yang utuh. Ini merupakan langkah penting dari perjalanan evolusi manusia, dimana seseorang beranjak dari tataran naluri untuk merambah pasti ke tataran intuisi. Jiddu Krishnamurti antara lain pernah mengatakan: “Proses

untuk

memahami

ini

sendiri,

serta

membebaskan batin, adalah meditasi.” Apa artinya ini? Ini juga berarti bahwa meditasi merupakan suatu proses memahami. Lewat meditasilah akan terlahir

pemahaman-pemahaman

mendalam

manusia akan dirinya sendiri, akan manusia ataupun makhluk hidup lain, akan alam dimana ia hidup, akan Tuhan-nya, secara lengkap dan utuh.

108 TIPS RENUNGAN MEDITASI

- 12 7 -

Meninggalkan

tataran

naluriah,

berarti

membebaskan batin dari belenggu naluri ragawi dan hewani. Dalam Tantraisme, ini bukan saja dipandang sebagai upaya mengangkat manusia kembali

pada

martabat

kodratinya

semula,

namun juga sebagai momentum lanjut dari evolusi rokhaniahnya didalam mengklaim kembali kedewataannya, keilahiannya. Manakala Anda benar-benar memahami semua ini, Anda tidak akan

pernah

berkata

bodoh:

“Tinggalkan

meditasimu dan bekerjalah demi perutmu!”.

f - 12 8 -

108 TIPS RENUNGAN MEDITASI

85

Adakah yang Lebih Manusiawi dari ini?

S

F ebagai manusia, adakah hal yang lebih wajar dibanding mengklaim kemanusiaan-nya? Dan sebagai perwujudan Sang Diri-Jati, yang

tiada lain adalah Tuhan Itu Sendiri, adakah hal yang lebih wajar dari mengklaim keilahian itu?

Adakah ajakan yang lebih bersahaja, lebih polos dan tulus dari ini? Adakah tindakan yang lebih manusiawi dibanding ini? Ini jelas bukan sesuatu yang muluk-muluk, yang hanya

ada

di

awang-awang

tanpa

bisa

direalisasikan. Tinggalkan segera pemikiran bodoh itu. Klaimlah segera keilahian Anda, hakekat Diri Sejati Anda itu! Dan susurilah jalan spiritual lewat langkah-langkah spiritual Anda, lewat meditasi ini.

Itulah

alasan

kuat

mengapa

Beliau

menganugerahi jasad manusia ini, menganugerahi kelahiran di alam manusia ini. 108 TIPS RENUNGAN MEDITASI

- 12 9 -

Apabila Anda dapat memandang demikian, Anda telah menempatkan kembali benih-benih laten keilahian Anda di lahan subur guna menumbuh-kembangkannya.

Sekali

Anda

menyemaikannya dan merawatnya dengan baik, Anda tak perlu mempertanyakan pahalanya.

Phala menyertai setiap Karma; apakah itu Anda risaukan atau tidak. Tekunlah, selamatkan diri Anda sekarang juga!

f - 13 0 -

108 TIPS RENUNGAN MEDITASI

86

Pemanfaatan Langsung Daya Abstraktif

K

F

emampuan untuk melihat ke dalam, mengarahkan perhatian ke dalam diri sendiri, bisa juga disebut daya-abstraktif.

Kelebihan dari daya manusia yang satu ini adalah, ia juga mampu “memindahkan” yang di luar sana ke dalam dengan mengabstraksikannya. Apa artinya ini? Secara khusus, ini bisa berarti pembangkitan sebentuk pandangan universal yang menyatakan bahwa apapun yang ada di jagadraya, ada juga disini, pada diri kita ini; mikrokosmos adalah refleksi mikro dari makrokosmos. Dan pandangan ini merupakan satu landasan spiritualitas penting. Menggunakan pola-pikir yang sama, kita bisa memahami secara lebih mendasar apa yang terdeklarasi dalam Tat Tvam Asi —Aku adalah Dia. 108 TIPS RENUNGAN MEDITASI

- 131 -

Daya-abstraktif lahir dan dipelihara oleh laku

Pratyahara, melalui pembiasaan mengarahkan pandangan ke dalam bersamaan dengan menarik perhatian

dari

menurut

Maharshi

mengantarkan

objek-objek

indriawi.

Patanjali,

seorang

yang

meditator

Inilah, akan pada

keterpusatan ke dalam sebelum ia mencapai kondisi batin meditatifnya.

f - 13 2 -

108 TIPS RENUNGAN MEDITASI

87

Berfondasikan Sikap-Mental Luhur

D

F

engan penuh keyakinan Jiddu Krishnamurti menunjuk pada kemurahan-hati, kebaikan-hati dan ketulusan sebagai langkah-langkah awal dalam mendekati meditasi. Apa yang sesungguhnya tertangkap daripadanya adalah betapa esensialnya sikapmental yang baik dan benar di dalam mendekati meditasi ini. Sebagai sebuah proses mentalpsikologis, ia mesti didahului dengan sikap-mental luhur, kendati tak harus menjadikan seseorang ‘sok moralis’. Ketika seorang Wiku ditanya: “Darimana saya harus memulai semua ini?” ; beliau menjawab ringan dengan berkata: “Sucikanlah hatimu!” Jangankan untuk bermeditasi, untuk sekedar berkonsentrasi pun kita butuh suasana mental — yang sedemikian rupa— tenteram dan murni. Tanpa kemurnian, kejernihan dan ketajaman tidak dapat diharapkan; tanpa derajat ketenteraman mental tertentu, sekedar memusatkan pikiran saja ... tidaklah mungkin.

f 108 TIPS RENUNGAN MEDITASI

- 13 3 -

88

Tujuan Anda adalah Tuhan

“P

F usat Anda adalah Tuhan. Cita-cita Anda pun adalah Tuhan. Berpalinglah kembali

kepada

Tuhan

dan

nikmatilah kebahagiaan tiada habis-habisnya. Beristirahat di dalam-Nya, Anda pasti selamat. Layaknya lampu tak bisa menyala tanpa minyak, demikian juga, Anda tak dapat hidup tanpa Tuhan. Tuhan ada dalam dirimu setiap saat. Beliau memberimu

inspirasi.

Beliau

mengangkatmu.

Tariklah ... aspirasikanlah ... meditasikanlah ... realisasikanlah!” Demikian

Sri

Swami

Sivananda

Sarasvati

menyemangati para siswa beliau, dan juga kita. Kita boleh jadi mencita-citakan kedamaian dan kebahagiaan, namun tak banyak orang yang mencita-citakan Tuhan. - 13 4 -

108 TIPS RENUNGAN MEDITASI

Terkait dengan itu, Sri Swami Chidananda Sarasvati —salah seorang siswa utama dari Sri Swami Sivananda yang beliau percayai sebagai Presiden dari The Divine Life Society— pernah ‘menyindir’ kita begini: “Everyone wants things

created by God, but very few indeed want the Creator and the Creator alone, Him and Him alone.” Disini, penyemangat dari Sri Swami Sivananda: “...Meditasikanlah ... Realisasikanlah...” itu sengaja

diberi

penekanan

khusus.

Sebab,

daripadanya dengan jelas bisa ditangkap pesan jelas kalau: guna merealisasikan-Nya, kita butuh

meditasi, kita butuh memeditasikan-Nya. Seperti apa ‘memeditasikan-Nya’? Akan kita bicarakan dalam kesempatan lain.

f 108 TIPS RENUNGAN MEDITASI

- 13 5 -

89

Hanya Agitasi Mental saja

A

F

da satu kecenderungan yang sangat mendasar pada diri ini yang umumnya menjadi pengganggu besar dalam menekuni laku-spiritual manapun adalah, “kekurangsabaran”. Kita umumnya ingin cepat maju atau menikmati hasil dari apa yang telah kita lakukan. Ini makin terasa di dunia yang terus-menerus memanjakan kita dengan berbagai hal yang serba instan. Menghadapi agitasi mental ini, apa yang bisa kita lakukan? Pertama-tama, kita harus memahaminya hanya sebagai agitasi mental, hanya sebagai ketidaksabaran. Dengan menyadarinya secara proporsional seperti itu, biasanya ia sirna, bersamaan dengan kehadiran sekulum senyum di bibir. Namun, bila ia masih membandel juga, Anda bisa menghadirkan kesadaran yang mengatakan bahwasanya, apapun yang dilakukan pasti ada hasilnya, pasti ada hikmahnya buat Anda —apakah itu besar atau kecil, apakah itu terasa atau tidak. Berbagai bentuk agitasi mental boleh jadi akan terus membujuk, namun lewat kesadaran dan kewaspadaan, mereka tak akan mampu menghanyutkan Anda.

f

- 13 6 -

108 TIPS RENUNGAN MEDITASI

90

Sadar Selalu

K

F

esadaran punya dua komponen: mengingatkan akan nilai-nilai dan tanggung-jawab kita, dan menerapkan kesadaran itu dalam setiap tindakan dan interaksi kita. Bersikap sadar berarti menimbang terlebih dahulu yang akan dilakukan: Mengapa kita melakukannya? Apa akibatnya? Hanya dengan menyadari diri dan lingkungan kita, kita dapat melihat: Dimanakah kita berada? Apa unsur-unsur yang ada di lingkungan kita, dan sejauh mana pengaruh kita terhadapnya? Kadang-kadang, untuk itu kita hanya perlu memejamkan mata dan menyadari nafas kita. Atau, hanya memperhatikan dengan cermat sebatang pohon, sekuntum bunga, seonggok batu-karang, seekor anak kucing ataupun secercah warna. Terkadang kita perlu sangat tenang untuk bisa mendengarkan kicauan seekor burung, gemercik hujan, atau ucapan orang lain. Latihan kesadaran ini membawa kita kembali kepada diri kita yang sesungguhnya, kepada kebenaran batin kita. _____________________ Dari: Green Spirituality; Veronica Ray.

f

108 TIPS RENUNGAN MEDITASI

- 13 7 -

91

Berkembangnya Cinta-Kasih dan Rasa Keindahan

S

F

eorang seniman umumnya punya kepekaan dan kehalusan rasa. Dari harmonisasi kepekaan dan kehalusan rasanya itulah ia menciptakan karya-karya seninya. Vincent Van Gogh, pelukis naturalis Belanda yang sangat termasyur itu mengatakan: “Cara terbaik untuk mengetahui Tuhan adalah mencintai banyak hal.” Sebagai seorang pelukis, ia jelas mencintai keindahan, dimana lewat kepekaan rasanya ia bisa melihat keindahan nyaris pada segala sesuatu. Dengan mencintai keindahan yang memang sesungguhnya ada pada segala sesuatu, ia memenuhi hatinya dengan keindahan yang dicintainya itu. Dan ia menemukan Tuhan di dalam segala sesuatu melalui mencintai mereka.

OSHO juga pernah mengatakan: “Love is a natural kind of meditation. And meditation is a supernatural kind of love.” — “Cinta-kasih adalah sejenis meditasi alamiah. Dan meditasi adalah sejenis cinta-kasih supranatural.” Dari sini dapat kita lihat bahwa, ungkapan Van Gogh itu sebetulnya keluar dari batin meditatifnya dalam mencintai keindahan.

f - 13 8 -

108 TIPS RENUNGAN MEDITASI

92

Manakala Kebencian Menyingkir

M

F

editasi adalah berpikir secara total. Anda tidak dapat berpikir secara total, secara menyeluruh kecuali Anda memasukkan juga semua hal yang terkait dengan yang Anda pikirkan itu. Sementara itu, Anda tidak dapat memasukkan sesuatu ke dalam pemikiran itu kecuali Anda menerima tanpa-syarat sesuatu itu di benak Anda. Jadi masalah pemikiran total, pemikiran menyeluruh adalah penerimaan tanpasyarat itu jua adanya. Anda dengan sangat mudah menerima —bahkan mengharap-harapkan— yang Anda sukai, yang Anda idam-idamkan, yang Anda gandrungi, dan sebaliknya akan menolak keras yang tak Anda sukai apalagi benci. Apa arti dari semua ini dalam meditasi kita? Ini berarti Anda harus menyingkirkan juga— setidak-tidaknya saat Anda bermeditasi— rasa tidak suka, kebencian terhadap hal-hal terkait dengan dan menjadi objek meditasi Anda itu. Anda boleh saja mempertanyakannya kembali; mengapa saya tak menyukainya? Mengapa saya membencinya? Dan sejauh ketidak-sukaan dan kebencian Anda itu tidaklah kondusif bagi kemajuan meditasi Anda, maka seharusnyalah Anda menyingkirkannya.

f 108 TIPS RENUNGAN MEDITASI

- 13 9 -

93

Terbentuknya Saluran Penghubung Transenden

S

F

ungguh tepat bilamana dikatakan bahwa kita tidak dapat menerima suatu objek (sebagai objek meditasi) kecuali kita menerimanya sebagai bagian dari pemikiran kita itu sendiri. Dalam batin meditatif, sesungguhnya tidak ada lagi si meditator, objek meditasi, bahkan batin meditatif itu sendiri, sebagai sesuatu yang terpisahpisah. Mereka lebur dalam satu kesatuan menyeluruh dan total.

Bilamana masih hendak dilihat juga, maka si pemikir, sedemikian rupa, ada di antara objek dan subjek, antara yang disaksikan dan yang menyaksikan, antara yang diamati dan yang mengamati, sehingga terbentuklah suatu ‘saluran penghubung’ yang bersifat transenden. Terbentuknya saluran inilah yang memungkinkan Panunggalan itu. Dan seperti telah dikatakan sebelumnya, ia tidaklah dimungkinkan bilamana ‘rasa suka tidak suka’ masih saja bercokol di benak Anda. - 14 0 -

108 TIPS RENUNGAN MEDITASI

Tanpa hadirnya kabel telepon, kendati Anda dan yang hendak Anda hubungi sama-sama punya pesawat telepon, kalian tetap tidak dapat berhubungan betapa mestinya. Kabel telepon itulah yang menghubungkan Anda satu sama lain; sementara like-dislike mengganggu, bahkan memutuskan hubungan itu.

f 108 TIPS RENUNGAN MEDITASI

- 141 -

94

Anda bukan lagi Si Aku

A

F

pa yang terjadi manakala si pikiran memikirkan dirinya sendiri? Apa yang sesungguhnya terjadi disini? Ketika itu, pikiran melepaskan diri dari dirinya sendiri untuk kemudian memposisikan dirinya sedikit lebih tinggi untuk bisa melihat dirinya dengan jelas. Tanpa pemposisian itu, tanpa cermin itu, Anda tidak bisa melihat diri Anda dengan utuh. Demikian pula si pikiran. Pikiran adalah salahsatu eksponen batin yang aktif, yang ketika ia terangkat ke tataran yang lebih tinggi, melahirkan sebentuk pengembangan batin. Proses ini kita sebut meditasi. Ketika si pikiran memperhatikan si pikiran, si subjek yang berpikir itu bukanlah si pikiran lagi dan ia adalah Anda yang lebih tinggi dari si pikiran itu sendiri. Dalam kondisi seperti ini, dalam kondisi meditatif ini, Anda bukan lagi ‘si aku’ seperti sebelumnya. Anda ada di atasnya.

- 14 2 -

f

108 TIPS RENUNGAN MEDITASI

95

Pemikiran Menyeluruh

D

F

alam keseharian kita, kita umumnya berpikir secara parsial, sebagian-sebagian dan terfragmentasi. Bertumpu pada cerapan indriawi dan keterbatasannya sendiri, pikiran menjadi tidak mampu untuk berpikir secara lengkap dan menyeluruh dalam satu saat secara bersamaan. Ketika Anda memikirkan sekuntum bunga, Anda boleh jadi hanya memikirkan warnanya yang mencolok mata, atau bentuknya yang mungil dan indah, atau baunya yang semerbak saja, secara bergantian sedemikian rupa. Inilah berpikir secara parsial. Berpikir hanya dari suatu perspektif tertentu saja, adalah pemikiran parsial. Pemikiran menyeluruh bukanlah akumulasi dari pemikiran-pemikiran parsial terkait yang digabungkan menjadi satu bundel pemikiran-pemikiran. Bukan itu yang dimaksud. Ia seakan-akan serentak dan menerus tanpa suatu interupsi yang irrelevan dalam jangka waktu tertentu pada mana proses pemikiran tersebut berlangsung, dimana batin ada dalam keadaan meditatifnya. 108 TIPS RENUNGAN MEDITASI

- 14 3 -

Dalam meditasi, Anda memikirkannya secara menyeluruh, bahkan mungkin hingga bungabunga lain dalam jenis yang sama, berikut iklim, ketinggian tempat yang disyaratkannya dan keterkaitan lainnya, seperti hama, musim petik dan sebagainya. Si bunga seakan-akan menyatakan dirinya secara lengkap dan menyeluruh kepada Anda. Batin dibuatnya berkembang sedemikian rupa hingga memungkinkan semua itu.

f - 14 4 -

108 TIPS RENUNGAN MEDITASI

96

Yang Layak sebagai Saksi

P

F

ernahkah Anda hanya memfungsikan diri sebagai saksi? Saya tidak hanya berbicara tentang saksi di pengadilan, saksi pada sebuah kejadian, namun saksi secara luas. Saksi dari setiap fenomena fisikal di luar sana dan juga fenomena mental di dalam sini, tanpa terlibat — baik secara emosional maupun rasional. Saksi dari segenap fenomena yang teralami. Manakala Anda menyaksikan sesuatu yang di luar sana, apakah itu hanya berupa suatu suasana maupun sebuah kejadian, kendati mulut Anda bungkam dan segenap anggota badanpun diam, sesuatu masih terjadi di benak Anda. Pikiran maupun perasaan Anda umumnya tidak diam. Menyaksikan suatu kejadian yang mengibakan, perasaan cenderung menjadi iba; menyaksikan panaroma indah, perasaan pun terimbas oleh keindahan itu. Kendati secara fisikal kita tampaknya tak bereaksi terhadap sesuatu, akan tetapi secara mental, di dalam sini, bisa jadi malah sangat riuh. 108 TIPS RENUNGAN MEDITASI

- 14 5 -

Dalam keriuhannya, sebetulnya terjadi berbagai konflik. Awalnya mungkin ia hanya berupa penilaian, namun cepat atau lambat itu menjadi penghakiman, yang akan mengundang penolakan pun penerimaan. Nah, disinilah konflik itu berlangsung. Paradigmanya seakan-akan apa yang terjadi di dalam hendak mengimbangi apa yang terjadi di luar. Suatu aksi dari luar seolah-olah mutlak harus diimbangi dengan reaksi dari dalam. Alhasil, amat sangat jarang —dan itupun menuntut kondisi fisikal dan mental khusus— kita benar-benar mengalami “diam”, mauna yang sesungguhnya. Batin yang bagaimana yang bisa memfungsikan dirinya hanya sebagai saksi? Hanya batin yang bisa benar-benar “diam”-lah yang bisa menjadi saksi. Dalam “diam” tidak ada penilaian, penghakiman, apalagi penolakan. Ia hanya menyaksikan; ia hanya memfungsikan dirinya sebagai saksi. Dan inilah batin meditatif.

f - 14 6 -

108 TIPS RENUNGAN MEDITASI

97

Jalan Pintas yang juga Jalan Raya

S

F

eorang sahabat intelektual yang menemani Sri Pindi Dassji, manajer dari “the Kalikamliwala alms-house”, punya hasrat yang besar untuk mengetahui hal-hal seputar Sang Diri-Jati. Kendati mereka langsung memasuki ruang pertemuan bersama-sama, Sang Guru (Sri Swami Sivananda) menyambut kedatangan mereka dengan keramah-tamahan beliau yang alami, dan menyajikan buah serta teh kepadanya. (Seperti biasanya) Beliau juga menanyakan kesehatan dan kesejahteraan mereka. “Swamiji, bolehkah saya menanyakan beberapa pertanyaan di bidang spiritual kepada Anda?” sahabat dari Sri Pindi Dassji itu memulai. “Oh ... tentu ... tentu, silahkan.” “Saya ingin mengetahui langsung dari Swamiji, bagaimana agar saya bisa mengembangkan kesadaran kosmis,” lanjutnya. 108 TIPS RENUNGAN MEDITASI

- 14 7 -

Sejenak, Sang Guru menatap si penanya bagaikan hendak menerangkan lewat tatapan itu. Setelah beberapa menit muncullah jawaban singkat beliau, “Bermeditasilah dalam rumusan seperti, ‘Aku bukan jasad ini, Aku bukan pikiran. Aku adalah Brahman Yang Absolut. Aku Maha-ada, Mahakuasa, Mahatahu. Aku bersifat Satchidananda’. Bersamaan dengan terbenamnya gagasan ini semakin dalam dan mendalam lagi, Anda akan merasakan kesadaran kosmis.” “Dalam hal itu, Swamiji, bagaimana saya meyakinkan diri saya kalau saya tidak sekedar menghipnotis diri saya sendiri dengan cara auto-sugesti seperti ini? Bukankah apa yang melampaui pikiran dan indria-indria tak dapat dicapai melalui kerja pikiran? Dalam hal ini, bahkan lewat meditasi sekalipun masih mustahil.” “Ya, Anda benar. Bilamana Anda sampai pada argumen ini, Anda akan tiba pada status kemustahilan itu. Beberapa jenis auto-sugesti diperlukan pada awalnya, sampai Anda mencapai jenjang persepsi intuitif. Rumusan ini disarikan dari Upanishad-Upanishad, yang disampaikan oleh para Rshi penerima wahyu, dan oleh karenanya mengandung kebenaran abadi.” Sampai tahap pembicaraan ini Sri Pindi Dassji menyela dan bertanya, “Swamiji, bagaimana kita bisa memastikan kalau kesadaran ini bisa terpegang terus-menerus? Ketika kita bermeditasi, kesadaran ini memang terkadang terbit; namun manakala kita kembali bekerja seperti biasanya, ia sirna lagi.” - 14 8 -

108 TIPS RENUNGAN MEDITASI

“Kalian harus melanjutkan latihan itu. Pengembangan kebajikan ilahi adalah perlu. (Pada dasarnya) si pikiran tidak suka diajak bermeditasi pada Hyang Widhi. Ia selalu cenderung mengalir ke luar; akan tetapi, sang Yogi mencoba untuk membawanya kembali ke sumbernya. Itulah Yoga. Kalian harus membujuk si pikiran dan merayunya agar mau diajak bermeditasi. Daya pemilah-milah dan tiada keberpihakan terhadap keduniawian diperlukan disini. Setelah itulah kalian akan menerima hasrat yang intens untuk merdeka. Hanya setelah itulah pikiran akan merindukan Hyang Parama Kavi.” Tamu yang intelek itu bertanya lagi, “Beberapa filsuf dan Yogi mengatakan bahwa Diri-Jati tidak mungkin dicapai melalui latihan-latihan ini, Swamiji. Pandangan mereka tampaknya, seperti yang saya katakan tadi, bahwa yang melampaui jasad, pikiran, intelek tidaklah dapat dicapai melalui upaya seperti ini.” “Benar ... itulah yang dikatakan juga oleh Sruti kita. Sruti secara positif menunjuk pada doktrin Waranugraha. Waranugraha Beliau sangat penting disini; bila tidak, tiada apapun yang dimungkinkan.” Selanjutnya Sri Pindi Dassji bertanya lagi, “Tapi bagaimana kita bisa layak atas WaranugrahaNya, Swamiji?” 108 TIPS RENUNGAN MEDITASI

- 14 9 -

“Persis! Itulah poinnya. Kalian harus layak atas waranugraha-Nya itu dan mengundangnya untuk diturunkan bagi kalian. Oleh karena dan atas tujuan itu pula, semua latihan-latihan spiritual itu diajarkan. Pertama-tama perolehlah kebajikan ilahi, kemudian pelajarilah kitab-kitab suci, renungkan dan kontemplasikan apa yang tersirat (bukan tersurat —pen.) di dalamnya. Setelah itulah kalian akan mencapai kesadaran kosmis.” “Wah ... itu merupakan proses yang amat panjang, Swamiji. Kami menginginkan suatu jalan-pintas, sebuah jalan-raya (yang sederhana dan dapat dilalui oleh banyak orang —pen).” “Baiklah ... jalan-pintas dan jalan-rayanya adalah meditasi sehari-hari. Bangunlah pukul 4.00 dini hari. Waktu ini sangat cocok untuk bermeditasi. Meditasikanlah rumusan-rumusan Vedantik itu. Usahakanlah sejauh mungkin untuk menjaga pemikiran tentang Brahman sepanjang hari. Akhirnya kalian akan mantap di dalam-Nya.” “Saya telah membaca hampir semua karya-karya Sri Rama Tirtha,” kata Sri Pindi Dassji, “disamping banyak karya-karya filosofis lain, namun Swamiji telah menjernihkan kesulitan saya dengan cantik, dimana tak seorangpun bisa melakukannya bagi saya.” Ia melanjutkan, “Sri Rama Tirtha awalnya juga seorang Bhakta dan kemudian menjadi seorang Vedantin. Saya pernah dengar bahwa beliau seringkali menari-nari di atas pasir Brahma puri dengan mengenakan lonceng-lonceng kecil di sepasang pergelangan kakinya.” - 15 0 -

108 TIPS RENUNGAN MEDITASI

“Dalam hal ini, tidak ada bedanya antara Bhakti dengan Vedanta,” sela Swamiji, “Bhakti pada akhirnya juga mengantarkan pada realisasi kesadaran kosmis yang sama seperti Vedanta. Tulsidas, Kabir dan banyak Para Bhakta lain mencapai realisasi melalui cara serupa itu.” tandas Sang Guru. “Pikiran, memerlukan sesuatu untuk disandarinya. Itulah sebabnya mengapa Maharshi Patanjali menekankan agar seorang Yogi menggunakan Om sebagai Mantra-nya dan bermeditasi terhadap signifikasinya. Om adalah nama dari Brahman. Om adalah Satchidananda (Eksistensi Sejati — Kesadaran Murni — Kebahagiaan Abadi). Om bersifat Mahatahu dan Mahakuasa. Ia adalah cahaya, kebahagiaan dan juga kedamaian. Meditasikanlah gagasan-gagasan ini, kalian akan menikmati kesadaran Brahmik. Tiada keraguan lagi akan hal ini. Di balik semua nama-nama dan wujud-wujud, kalian akan merasakan kehadiran Brahman yang tanpa-nama dan tanpa-wujud.”

_____________________ Dari Sivananda Day-to-day (281), yang diberi judul: VEDANTIC SADHANA.

f

108 TIPS RENUNGAN MEDITASI

- 151 -

98

Ada apa saat Brahmamuhurta?

S

F etiap latihan butuh disiplin, keteraturan maupun penjadwalan. Ini penting. Demikian juga meditasi, kendati bagi yang telah

sedemikian terlatihnya meditasi bisa dilaksanakan nyaris setiap saat. Seorang Guru meditasi pernah berkata: “Kalau Anda punya cukup waktu untuk bernafas, maka Anda pun punya waktu untuk bermeditasi.” Ada yang menganjurkan untuk memanfaatkan kurun Brahmamuhurta —antara pukul 4.00

sampai pukul 6.00 pagi waktu setempat— sebagai waktu terbaik untuk itu. Mengapa? Saatsaat itu, umumnya atmosfir di sekitar sedemikian tenangnya; namun ini sebetulnya tergantung dimana seorang berada. Itu boleh saja dipegang sebagai patokan umum, namun yang lebih penting adalah pengalaman pribadi si penekun sendiri. - 15 2 -

108 TIPS RENUNGAN MEDITASI

Kapanpun batin Anda terasa kalem, terasa hening dan jernih, dimana pemikiran-pemikiran luhur dan mulia terasa mengalir ke luar, batin ada dalam status meditatif. Tak peduli pukul berapapun itu. Pada saat-saat seperti itulah Brahmamuhurta yang sesungguhnya bagi Anda. Apa yang sebetulnya terjadi ketika itu, menurut Sri Swami Sivananda, adalah guna sattvam memenuhi atmosfir batin Anda. Kalau suasana eksternal memang menunjang untuk itu, itu baik, bila tidak, asal suasana batin Anda seperti itu, maka itulah yang penting. Tak dipungkiri memang suasana luar sedikit banyak memberi pengaruh kuat pada suasana dalam.

Brahmamuhurta benar-benar Anda alami manakala kedua suasana itu —eksternal maupun internal— menjadi selaras. Ketika dunia dan pemikiran keduniawian Anda tertidur lelap, maka gelora suka-tidak-suka pun ikut tertidur, ia sedang beristirahat dan belum bangun. Saat inilah si pikiran dan perasaan mudah diajak berdamai, mudah diajak berlatih. Bahkan, menurut Sri Swami Sivananda, hanya para Yogi dan para Jnani-lah yang terjaga saat ini.

f 108 TIPS RENUNGAN MEDITASI

- 15 3 -

99

Kesujatian dan Kebijaksanaan Menampakkan diri-Nya

F

M

editasi

adalah

menggali

dalam-

dalam ke dalam tambang kesujatian dan kebijaksanaan; demikian Sri N.

Ananthanarayanan, salah seorang siswa dari Sri Swami Sivananda. Beliau

seringkali

mendorong

siswanya,

para

sadhaka asuhannya, untuk bermeditasi dan menggali Gita dan Upanishad-Upanishad-nya sendiri.

Beliau

menekankan

bahwa

‘tiada

pengetahuan tanpa meditasi’. Manakala seorang penekun “memerah” Jiva-nya sendiri, melalui meditasi, kesujatian akan menampakkan diriNya, kebijaksanaan-pun menjadi akrab baginya.

f - 15 4 -

108 TIPS RENUNGAN MEDITASI

100

Di Kedalaman Batin

B

F

isa saja kata batin telah sedemikian akrabnya bagi kita. Akan tetapi pernahkah kita benar-benar mengenalinya? Kebiasaan-kebiasaannya, tingkah-polahnya, bilikbiliknya? Kita hanya mengenali sesuatu hanya bila kita benar-benar meyelaminya, mencermatinya sendiri dengan penuh perhatian dan dengan seksama. Dan ini dengan sendirinya juga berarti menarik dan mengarahkan perhatian kita —yang biasanya berkeliaran kesana-kemari— ke dalam. Anda boleh saja menyebutnya dengan berdialog dengan Sang Diri atau apapun Anda mau menyebutnya, akan tetapi ketika itulah penyelaman batin ke kedalamnya berlangsung, dimana semuanya akan tampak jelas bagi Anda, ketika itulah batin akan memaparkan keberadaannya dan yang ada bagi Anda.

f 108 TIPS RENUNGAN MEDITASI

- 15 5 -

101

Bak Mendulang Emas Murni

F

S

eorang pendulang emas akan dengan tekun mendulang bijih-bijih kecil emas, di antara pasir-pasir yang tiada nilai. Ketika ia memperolehnyapun, bijih-bijih itu masih perlu ia lebur, persatukan dan murnikan.

emas murni Mendulang bijih-bijih kebijaksanaan lewat meditasi juga mirip seperti itu. Dibutuhkan kesungguhan, ketekunan dan kesabaran.

f - 15 6 -

108 TIPS RENUNGAN MEDITASI

102

Harmonis dengan Semesta

A

F

lam semesta ada dalam suatu keseimbangan daya-daya yang sempurna; dengan demikian, selama Anda merupakan bagian integral dari keseimbangan daya-daya sempurna ini, Anda akan tahu bagaimana seharusnya Anda melakoni hidup Anda dalam kehidupan ini. Anda tidak bisa setiap waktu merusak hukum semesta ini. Anda haruslah selaras, harmonis dengan hukum kosmis ini, yang adalah Samatva, atau distribusi prilaku yang setara. Di dalam Bhagavad Gita, yoga didefinisikan sebagai Samatva. Harmoni adalah yoga. Bhagavan Sri Krishna, bersabda: ‘Samatvam Yoga Uchyate’ [Gita 2-48]. Harmoni, seimbang dan selaras, itulah yang disebut yoga. Akan tetapi apakah harmoni itu? Harmoni tiada lain dari kesesuaian dengan kosmos. Bilamana Anda sedemikian bersesuaian dengan alam semesta, Anda disebut ada dalam harmoni dengan semesta. Akan tetapi bilamana terjadi kegagalan persesuaian dengannya, maka Anda terlempar ke luar sebagai individu. 108 TIPS RENUNGAN MEDITASI

- 15 7 -

Bilamana kita bisa, dengan hasrat yang teguh dan kekuatan konsentrasi, memvisualisasikan dunia secara essensial berkaitan dengan kesadaran kita, kita secara otomatis akan ada dalam status meditatif.

_____________________ Dipetik dan disadur dari Yoga, Meditation and Japa Sadhana karya Sri Swami Krishnananda.

f

- 15 8 -

108 TIPS RENUNGAN MEDITASI

103

Melampaui Batin Meditatif

B

F

atin meditatif adalah batin yang jernih, batin yang jernih amat disukai oleh inspirasiinspirasi; berbagai inspirasi muncul dengan sendirinya secara silih berganti dalam kejernihan batin serupa ini. Oleh karenanyalah, batin meditatif juga adalah batin inspiratif. Batin meditatif bukanlah batin yang terpusat atau batin yang sedang memusatkan perhatian pada suatu objek eksternal maupun internal tertentu. Ia telah selangkah lebih maju, lebih tinggi, lebih halus. Ketika suasana internal ini tercapai, tak ada lagi pemisahan antara yang memusatkan pikiran, pikiran yang terpusat, dan yang menjadi objek pemusatan. Ketiganya lebur dalam suatu kesatuan; inilah batin meditatif (dhyana).

Pada mulanya, pemusatan (dharana) memang masih perlu diupayakan, dilatih dan dibiasakan. Namun, bila pikiran telah sedemikian rupa terlatih, terbiasakan, maka ia seolah-olah tak perlu lagi diupayakan; ia berjalan secara otomatis. 108 TIPS RENUNGAN MEDITASI

- 15 9 -

Ia bisa teralami atau dicapai dimana dan kapan saja. Jadi tak perlu lagi ruang khusus dan waktu khusus untuk itu. Inspirasi-inspirasi yang dimaksudkan disini, boleh saja berupa inspirasi-inspirasi keduniaan, seperti ‘pengertian umum’-nya. Namun, dalam konteks ini, kita tak membicarakannya disini. Inspirasiinspirasi yang kita maksudkan disini adalah inspirasi-inspirasi luhur, yang juga seringkali disebut sebagai pawisik, bahkan wahyu. Ia tidak saja berupa sejenis komunikasi satu-arah, dimana Anda sebagai pihak yang pasif, hanya menerima saja, namun juga bisa dua-arah, komunikasi interaktif. Kesadaran-mental (bukan kesadaranragawi) Anda disini bisa sepenuhnya utuh; artinya Anda bukannya dalam kondisi ‘tidak-sadarkan diri’, seperti orang yang kesurupan atau kemasukan ‘rokh’ tertentu lain atau kerauhan. Kendali kesadaran sepenuhnya ada pada Anda, bukan pada ‘makhluk lain’ itu. Disini saya masih menyebut kesadaran itu sebagai kesadaran-mental, bukannya kesadaran-spiritual. Kenapa? Karena, kendati hingga derajat tertentu pikiran dan perasaan (manah) Anda sudah tidak (begitu) aktif lagi, namun kecerdasan (buddhi) Anda masih bekerja. Inilah yang memungkinkan komunikasi interaktif itu berlangsung. Anda bisa bertanya dan menjawab pertanyaan (tentu tidak secara verbal) disini. Dalam kondisi seperti ini, ada komponen mental sadar Anda masih bekerja. - 16 0 -

108 TIPS RENUNGAN MEDITASI

Oleh karenanyalah, ia saya sebut kesadaranmental dan membedakannya dengan kesadaranspiritual, yang seringkali disebut sebagai alam bawah-sadar dan supra-sadar, bahkan melampaui keduanya. Dalam dua bentuk kesadaran-spiritual ini — bawah-sadar dan supra-sadar— komunikasi tak terjadi lagi. Anda hanya berdiri sebagai ‘yang menyadari, yang mengetahui, yang mengerti, yang memahami, yang merasakan, yang menyaksikan’. Namun disini, apa-apa yang disaksikan, diketahui, dipahami, dirasakan, dimengerti, disadari, masih terasa sebagai sesuatu yang terpisah dari Anda, sebagai yang di luar Anda, sebagai yang bukan Anda. Namun ia tidaklah sama-sekali di luar dan sedemikian jauhnya untuk dapat disaksikan dengan sebaikbaiknya, dialami dengan sebaik-baiknya. Dan, sementara itupun Anda masih sepenuhnya sadar dan dalam kendali. Nah ... ketika mulai ‘menyentuh’ alam yang melampaui supra-sadar inilah terjadi peleburan segala bentuk kesadaran, bila boleh disebut demikian. Mungkin ini dapat dibandingkan dengan apa yang disebutkan oleh Mandukya Upanishad sebagai ‘tidur-lelap tanpa mimpi’ atau Sushupta pada. Namun ada perbedaan fundamental disini, yakni Anda tidak bisa disebut tidur, seperti dalam pengertian umum. Anda tak juga jatuh tertidur, layaknya dalam meditasi yang disebut tamasik. 108 TIPS RENUNGAN MEDITASI

- 161 -

Anda tetap tegak dalam postur sediakala, kepala Anda saja sama-sekali tak terkulai apalagi rebah, kendati sesungguhnya tubuh ini sepenuhnya tertidur. Bila Anda jatuh tertidur, kesadaran Anda seolah-olah terengut paksa dan Anda sama-sekali disini tak ada kesengajaan untuk jatuh tertidur, namun itu serta-merta saja terjadi di luar kemampuan Anda untuk menolaknya. Yang ini bukan seperti itu. Disini tak ada lagi apa yang disebut dengan ‘yang menyadari’, ‘yang disadari’, ‘pengalaman menyadari’ itu sendiri, bahkan kesadaran itu sendiri. Namun Anda bukannya tak sadarkan diri, layaknya pengertian umum. “Merasa ada” Anda musnah disini, ia sepenuhnya melebur dengan “Keberadaan Sejati” itu sendiri. Dapatkah Anda bayangkan bagaimana kondisi ini? Kondisi yang tak terkondisi ini? Tidak; Anda tak dapat membayangkannya sebelum Anda benar-benar mengalaminya sendiri. Kendati, seandainya Anda pernah mengalaminya, Andapun masih mengalami kesulitan besar untuk mengungkapkannya dengan setepattepatnya. Paling-paling Anda hanya akan bisa mengatakannya, ‘seperti ini’ atau ‘seperti itu’ maupun ‘bukan seperti ini’ dan ‘bukan seperti itu’. - 16 2 -

108 TIPS RENUNGAN MEDITASI

Anda hanya akan bisa mengandaikannya, dan berupaya untuk mengandaikannya setepat mungkin sepanjang masih bisa dimengerti. Ia sesungguhnyalah tak terbayangkan dan oleh karenanya tak terkatakan. Semasih kita bisa mengatakannya, maka Ia bukanlah yang terkatakan itu. Bila ditanyakan berapa lama kita bisa mengalaminya? Ini sangat relatif; bisa beberapa detik saja namun bisa juga beberapa jam. Bahkan (konon) ada yang mengalaminya berhari-hari. Relatif. Pada dasarnya, kesadaran terhadap segala sesuatu —seperti dalam keadaan jaga maupun bermimpi— termasuk waktu, ‘tidak hadir’ disini (untuk tidak menyebutnya sirna). Terkadang kita mendengar beberapa ungkapanungkapan tentang itu, seperti kebahagiaan yang tak terbandingkan, kekosongan absolut, kesunyian atau keheningan yang tiada taranya, dsb ... dsb ... itu hanya masalah pengungkapan semata; pengungkapan dengan ‘meminjam’ kualitas dalam rangka mengambarkan yang tak tergambarkan atau tak terkualitaskan. Jadi sekali lagi, sejauh kita masih bisa mengatakannya, maka Dia bukanlah itu.

f 108 TIPS RENUNGAN MEDITASI

- 16 3 -

104

Yang ada dalam Diam

F

S

ecara fisik Anda boleh jadi diam, tiada bergeming dan bungkam seribu bahasa. Tapi secara mental… malah sangat riuh. Diam-nya

meditasi adalah diam-nya keheningan yang dalam, yang damai, yang terang dan amat sangat jernih. Gejolak pikiran dan perasaan Anda benarbenar reda. Saat ini pencerapanpun seakan-akan berhenti untuk memberi peluang pada Sang Saksi, Yang Mengetahui Semua. Nah … saat inilah yang ada hanyalah Yang Ada, yang nyata hanyalah Yang Nyata.

f - 16 4 -

108 TIPS RENUNGAN MEDITASI

105

Bertemu dalam Diam

B

F ilamana Anda telah mengikuti penyelidikan tentang ‘apa itu meditasi’ ini, dan mengerti seluruh proses berpikir, Anda akan dapati

bahwa pikiran bisa sepenuhnya diam. Di dalam ke-diam-an totalnya ini, tidak ada lagi si pengawas, tak ada yang diawasi, dan oleh karenanya tak ada sama-sekali yang mengalami; tidak ada entitas yang menyertai pengalaman, yang merupakan aktivitas dari sebentuk batin yang terpusat pada dirinya (self-centred). Jangan

katakan, “Itulah samadhi” yang adalah omongkosong, sejauh Anda hanya menirukan dari apa yang pernah Anda baca tentang itu di sementara buku, dan bukan merupakan temuan Anda sendiri. Ada perbedaan yang sangat besar antara kata-kata dengan yang dikatakan itu. Kata bukanlah yang dikatakan; kata pintu bukan pintu itu sendiri. 108 TIPS RENUNGAN MEDITASI

- 16 5 -

Jadi, bermeditasi adalah untuk membersihkan

batin dari aktivitasnya yang hanya terpusat pada dirinya sendiri. Dan bilamana Anda telah sampai sejauh ini dalam meditasi, Anda akan temukan disana ada diam, hening, sebentuk ‘kekosongan

total’. Disini, batin tidak terkontaminasi oleh lingkungan sosial; ia tak lagi menjadi sasaran pengaruh apapun, sasaran penekanan dari nafsukeinginan

manapun.

Ia

sepenuhnya

sendiri,

menyendiri, tiada tersentuh, dan ia benar-benar polos (innocent). Oleh karenanyalah hadir suatu peluang bagi yang tanpa waktu, yang abadi, untuk bermanifestasi. Keseluruhan proses ini tiada lain adalah meditasi.

_____________________ Dipetik dan diinterpretasikan dari bagian Book of Life edisi website Krishnamurti Foundation of America.

f

- 16 6 -

108 TIPS RENUNGAN MEDITASI

106

Kedamaian dan Kebahagiaan Halus

B

F

atin yang mencari, mendamba, —seberapa terasa menyenangkannyapun pencarian itu— bukanlah batin yang tenteram. Ia bergejolak dan karenanya penuh konflik.

Ketika Anda menemukan apa yang Anda cari selama ini, yang Anda dambakan selama ini, maka pencarianpun berakhir seketika itu juga. Ketika ia berakhir itulah Anda akan merasakan ketenteraman, kedamaian dan kebahagiaan halus dari meditasi. Nah ..., ketika itu, apapun yang Anda lihat, Anda dengar, Anda rasakan adalah keindahan itu. Keindahan itu tak ada di luar sana lagi, pada objek-objek keinginan itu, melainkan tepat disini. Dan kedamaian dan kebahagiaan ini hanya akan Anda rasakan saat berakhirnya semua pencarian Anda, pengejaran-pengejaran Anda selama ini.

f 108 TIPS RENUNGAN MEDITASI

- 16 7 -

107

Cerahnya, “Oh... Ya....”

F

M

anakala kita menemukan jawaban atas satu pertanyaan mendasar yang selama ini kita renungkan, kitapun berseru: “Oh

… Iya!”, dalam suatu kegairahan yang sulit Anda lukiskan. Saat ini Anda seolah-olah tiba-tiba diterangi, dimana kegelapan sebelumnya seketika sirna. Perenungan, kontemplasi meditatif, mengantarkan Anda pada seruan itu, pada mana Anda merasakan hadirnya sebentuk kecerahan yang sulit dilukiskan dengan kata-kata.

f - 16 8 -

108 TIPS RENUNGAN MEDITASI

108

Akhir dari Meditasi

D

F

alam status batin meditatif, sesungguhnya meditasi itu sendiri telah berakhir. Disini terjadi panunggalan antara sang meditator, yang dimeditasikan dan meditasi itu sendiri. Inilah Samadhi itu. Inilah akhir dari meditasi itu, yang juga merupakan pengejawantahan dan realisasi diri seperti yang banyak diucapkan orang-orang, hanya sebatas kata-kata itu. Sebelum itu benar-benar tercapai, semasih Anda dalam proses penyatuan itu, meditasi merupakan “tiket” Anda satu-satunya. Anda boleh menyimpan tiket itu seusai menyaksikan sebuah pertunjukan, namun kini ia tidak lagi sepenting sebelumnya. Ia kini hanya sebuah catatan kenangan, sebuah dokumen dari pengalaman dalam pendakian spritual Anda. Manakala antara yang mengetahui, pengetahuan dan proses pengetahuan itu sendiri telah menyatu dalam satu entitas tunggal, apakah semua sedemikian berartinya lagi? Pada saatnya, kita semua akan menjawab: Tidak! Arti hanya bermakna bagi dirinya sendiri.

f

108 TIPS RENUNGAN MEDITASI

- 16 9 -

Bila bisa menjaga tataran mental senantiasa seimbang dan harmonis, setiap saat Anda bisa ada dalam kondisi batin meditatif. ~ anonymous 171107-02.

Daftar Donatur & Pemesan Keberhasilanpenyuntingankembali,pencetakan-ulang dan pendistribusian buku ini tak lepas dari dukungan dan partisipasi dari para donatur dan pemesan di bawah ini; untuk itu kami, Anatta~Gotama Foundation, mengucapkan terimakasih yang sebesarbesarnya. Nama / Alamat Agung Budi Nugroho. Serpong.

Besar Donasi/ Pesanan 500.000,-

Alm. Ida Ayu Kade Manik. Buleleng, Bali.

1.000.000,-

Alm. Ida Gede Oma. Buleleng, Bali.

1.000.000,-

Alm. Nardam. Jakarta.

200.000,-

Atjih Suwarsih. Jakarta.

200.000,-

Bambang Basuki. Jakarta.

100.000,-

Cakra Wijaya. Cilacap.

500.000,-

Diani Trisnowati. Jakarta.

200.000,-

Dimas Willian Witjaksono. Jakarta.

200.000,-

Nama / Alamat

Besar Donasi/ Pesanan

Eko Sanjoto. Jakarta.

2.000.000,-

Emran S. Jakarta.

1.000.000,-

Evi Dona. Jakarta.

300.000,-

Giras Gendrasena. Jakarta.

200.000,-

Herman Adriansyah. Palembang.

200.000,-

Ida Ayu Kade Gienanda Putri. Jakarta.

500.000,-

Ida Ayu Putu Wiena Vedasari. Buleleng, Bali.

500.000,-

Ida Bagus Dharma Pradipta Bhuwana. Jakarta.

500.000,-

Imam Sudrajat. Pemalang.

250.000,-

Janni Wijaya. Jakarta.

1.000.000,-

Jeane Murwani. Jakarta.

100.000,-

Jocelyn Tjandra. Jakarta.

300.000,-

Lanang Wira Atmaja. Tanah Bambu, Kalsel.

150.000,-

Nama / Alamat Ni Made Oka Arpini Kusuma. Kupang.

Besar Donasi/ Pesanan 500.000,-

Nicolaos Denny. Jakarta.

100.000,-

Nursaeni. Jakarta.

200.000,-

Padmimurti Surya. Jakarta. Rusnari. Blitar. Samudera Megatama; PT. Jakarta. Samudra Batara S; PT. Jakarta. Suhardi. Jakarta. Tinoring Bhakti Persada; PT. Jakarta. Wied Harry. Bogor. Yogananda Krishnaji. Jakarta. Yudha Pratama. Jakarta.

250.000,-

f

200.000,200.000,1.500.000,500.000,2.000.000,500.000,200.000,200.000,-

Buku-buku yang telah kami terbitkan: 1.

108 Tips Renungan Meditasi [2009],

2. Di Kaki Padma Sang Guru Sejati [2010], 3. Meditasi Berkas Cahaya Kesadaran: Segera Gelar Fondasinya! [2011], 4. Meditasi Berkas Cahaya Kesadaran: Bermeditasilah dengan Baik dan Benar! [2012], 5. Berkas Cahaya Kesadaran: Sadar ... Bangkit ... Berjuang ... dan Bebaslah! [2013], dan 6. Buku ini.

Info Donasi & Pemesanan Bagi yang berminat, baik sebagai donatur pencetakan dan pendistribusian ataupun sebagai pemesan buku ini, dipersilahkan menghubungi : • Adji Mudhita - Hp. 0811 93 7277 atau • Reggie Gie Ciu - Hp. 0816 77 0001 atau via: https://www.facebook.com/groups/BeCeKa/

Terimakasih.

Daftar Kontak Anatta~Gotama Foundation Bali Saudara-saudari yang budiman, guna mendapatkan buku-buku terbitan kami, silahkan hubungi kontak-kontak kami yang terdekat dengan tempattinggalnya berikut: * Medan dan sekitarnya: Komang Agus Aryawan / [email protected] / 085936118499. * Batam dan sekitarnya: Cayzein Okinawa Chen / [email protected] / 08192032656. * Padang dan sekitarnya: Iskandar Effendi / [email protected] / 087895476376. * Jakarta dan sekitarnya: Adji Mudhita / [email protected] / 0811937277. * Tangerang dan sekitarnya: Reggie / [email protected] / 0816770001. * Bekasi dan sekitarnya: Nengah Suijaya / [email protected] / 08129575132. * Semarang dan sekitarnya: Yudi Prastiawan / [email protected] / 08156521212. * Yogyakarta dan sekitarnya: Aris Widodo / [email protected] / 08176099320. * Pekalongan & Pemalang dan sekitarnya: Imam Sudrajat / [email protected] / 081326536599. * Solo dan sekitarnya: Galih Anggoro Getih / [email protected] / 081339392313. * Surabaya dan sekitarnya: Ikha Kurniawan / [email protected] / 0816596909. * Malang dan sekitarnya: Susie Gigih Sutata / [email protected] / 0817383009. * Denpasar dan sekitarnya: Sekretariat AGF / [email protected] / 0361 228434; dan Nengah Widnyani Suwita / [email protected] / 081805383836. * Bontang dan sekitarnya [Kaltim]: Kadis Satria / [email protected] / 081253463996. * Kupang dan sekitarnya: Ibu Oka Arpini / [email protected] / 081339434255. * Khusus peminat yang berdomisili di luar-negeri : Reggie / [email protected] / 0816770001. Semoga informasi ini bermanfaat adanya.

f

Related Documents

108
February 2021 2
Meditasi Sufi
January 2021 1
Sop Meditasi
January 2021 1
Noa 108
January 2021 2

More Documents from "EdgardV1024"