2 Sifat Kelengkapan Dan Interval Analisis Real

  • Uploaded by: Jylee KShopbjm
  • 0
  • 0
  • January 2021
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View 2 Sifat Kelengkapan Dan Interval Analisis Real as PDF for free.

More details

  • Words: 1,789
  • Pages: 7
Loading documents preview...
TUGAS ANALISIS REAL (Sifat Kelengkapan Bilangan Real dan Interval)

Dosen Pengampu: Dr. Elly Susanti, S.Pd, M.Sc

Oleh: Liny Mardhiyatirrahmah

(18811001)

Muhammad Gunawan Supiarmo

(18811009)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG 2019

2.3 Sifat Kelengkapan Bilangan Real 2.3.1 Definisi Misal S adalah subset himpunan tak kosong dari ℝ a) Sebuah himpunan S dikatakan terbatas atas jika ada bilangan 𝑒 ∈ ℝ sedemikian sehingga 𝑠 ≀ 𝑒 untuk semua 𝑠 ∈ 𝑆. Setiap anggota bilangan u disebut sebagai batas atas dari S. b) Sebuah himpunan S dikatakan terbatas bawah jika ada bilangan 𝑀 ∈ ℝ sedemikian sehingga 𝑀 ≀ 𝑠 untuk semua 𝑠 ∈ 𝑆. Setiap anggota bilangan w disebut sebagai batas bawah dari S. c) Sebuah himpunan disebut terbatas jika memenuhi kedua batas, terbatas atas dan bawah. Sebuah himpunan disebut tidak terbatas jika tidak terbatas. 2.3.2 Definisi Misal S adalah subset himpunan tak kosong dari ℝ a) Jika S terbatas atas, maka sebuah batas atas u dikatakan supremum (batas atas terkecil) dari S jika memenuhi kondisi: (i) u adalah sebuah batas atas dari S, dan (ii) Jika v adalah sebarang batas atas dari S, maka 𝑒 ≀ 𝑣 b) Jika S terbatas bawah, maka sebuah batas bawah w dikatakan infimum (batas bawah terbesar) dari S jika memenuhi kondisi: (i) w adalah sebuah batas atas dari S, dan (ii) Jika t adalah sebarang batas atas dari S, maka 𝑑 ≀ 𝑀

2.3.3 Lemma Sebuah bilangan u adalah supremum dari subset himpunan tak kosong dari ℝ jika dan hanya jika u memenuhi kondisi: a) 𝑠 ≀ 𝑒 untuk semua 𝑠 ∈ 𝑆, b) Jika 𝑣 < 𝑒, maka terdapat 𝑠 β€² ∈ 𝑆 sedemikian sehingga 𝑣 < 𝑠 β€² 2.3.4 Lemma Sebuah himpunan terbatas atas u dari himpunan tak kosong S di ℝ adalah supremum dari S jika dan hanya jika untuk setiap πœ€ > 0 terdapat 𝑠𝑐 ∈ 𝑆 sedemikian sehingga 𝑒 βˆ’ 𝑠 < 𝑠𝑐 .

Bukti. Andaikan u sebuah batas atas dari S dan memenuhi kondisi yang diberikan. Jika v < u dan kita ambil s = u βˆ’ v > 0, maka berdasarkan kondisi yang dimiliki maka terdapat sebuah bilangan ss ∈ 𝑆 sedemikian sehingga 𝑣 = 𝑒 βˆ’ πœ– < ss. Oleh karena itu v bukan batas atas S. Karena v adalah sebarang bilangan yang kurang dari u, kita simpulkan u = sup S. Sebaliknya misalkan u = sup S dan misalkan πœ– > 0. Karena 𝑒 βˆ’ πœ– < 𝑒, maka u βˆ’ πœ– bukan batas atas dari S. Oleh karena itu terdapat sebuah elemen ss dari S yang lebih dari u βˆ’ πœ–, yakni u βˆ’ πœ– < ss. 2.3.6 Sifat Kelengkapan ℝ Setiap himpunan tak kosong bilangan real yang mempunyai batas atas akan mempunyai sebuah suprimum di ℝ.

Sifat

yang

sama

untuk

infimum

juga berlaku sehingga dapat

disimpulkan dari sifat supremum. Misalkan S sebuah subset tak kosong dari ℝ yang terbatas bawah. Jadi himpunan tak kosong 𝑆̅ = {βˆ’π‘ : 𝑠 ∈ 𝑆} adalah himpunan terbatas atas dan dengan sifat dari supremum menyebabkan 𝑒: βˆ’ sup 𝑆̅ ada di ℝ. Maka dapat ditunjukkan bahwa βˆ’u adalah infimum dari S.

2.5 Interval Relasi pada ℝ menentukan sebuah koleksi dari subset-subset yang dikenal dengan interval. Notasi dan istilah untuk himpunan khusus ini sebagai berikut. Jika π‘Ž, 𝑏 ∈ ℝ dan π‘Ž ≀ 𝑏, maka interval buka yang ditentukan oleh a dan b adalah (π‘Ž, 𝑏) = {π‘₯ ∈ 𝑅 ∢ π‘Ž < π‘₯ < 𝑏} Titik-tiitk a dan b disebut titik ujung-titik ujung dari interval buka (a, b), tetapi titik ujung tersebut tidak termasuk. Jika kedua ujung masuk di interval terbuka, maka interval disebut interval tutup. [π‘Ž, 𝑏] = {π‘₯ ∈ 𝑅 ∢ π‘Ž ≀ π‘₯ ≀ 𝑏} Himpunan [π‘Ž, 𝑏) = {π‘₯ ∈ 𝑅 ∢ π‘Ž ≀ π‘₯ < 𝑏} dan (π‘Ž, 𝑏] = {π‘₯ ∈ 𝑅 ∢ π‘Ž < π‘₯ ≀ 𝑏} disebut interval-interval setengah buka yang ditentukan oleh titik a dan b. Setiap interval di atas mempunyai panjang 𝑏 βˆ’ π‘Ž. Jika a = b, catat bahwa interval

buka yang bersesuaian adalah himpunan kosong (π‘Ž, π‘Ž) = βˆ…, sementara yang bersesuaian dengan interval tutup adalah himpunan dengan anggota tunggal [π‘Ž, π‘Ž] = π‘Ž. Jika π‘Ž ∈ 𝑅 maka himpunan-himpunan yang didefinisikan dengan (π‘Ž, ∞) = {π‘₯ ∈ 𝑅 ∢ π‘₯ > π‘Ž} dan (βˆ’βˆž, π‘Ž) = {π‘₯ ∈ 𝑅 ∢ π‘₯ < π‘Ž} disebut himpunan buka tak hingga. Juga himpunan-himpunan yang didefinisikan dengan [π‘Ž, ∞) = {π‘₯ ∈ 𝑅 ∢ π‘₯ β‰₯ π‘Ž} dan (βˆ’βˆž, 𝑏] = {π‘₯ ∈ 𝑅 ∢ π‘₯ ≀ 𝑏} disebut interval tutup tak terbatas. Dalam kasus ini titik a disebut titik akhir dari interval ini.

Sering adalah baik untuk menuliskan R dalam sebuah interval tak hingga. Dalam kasus ini kita tuliskan (βˆ’βˆž, ∞) = 𝑅 dan kita tidak mempunyai titik ujung dari (βˆ’βˆž, ∞). 2.5.1 Teorema Karakteristik Interval Jika S adalah sebuah subset dari ℝ yang terdiri paling tidak dua poin dan memiliki sifat jika π‘₯, 𝑦 ∈ 𝑆 dan π‘₯ < 𝑦, maka [π‘₯, 𝑦] βŠ† 𝑆, maka S adalah sebuah interval.

Bukti. Ada empat kasus: (i) S terbatas, (ii) S terbatas atas tetapi tidak terbatas bawah, (iii) S terbatas bawah tetapi tidak terbatas atas, dan (iv) S terbatas atas dan juga bawah. Kasus (i): Misal π‘Ž ≔ inf 𝑆 dan 𝑏 ≔ sup 𝑆. Maka 𝑆 βŠ† [π‘Ž, 𝑏] dan akad dibuktikan bahwa (π‘Ž, 𝑏) βŠ† 𝑆. Jika π‘Ž < 𝑧 < 𝑏, maka 𝑧 bukan batas bawah dari S sehngga terdapat π‘₯ ∈ 𝑆 dan π‘₯ < 𝑧. Juga, z bukan batas atas dari S sehingga terdapat 𝑦 ∈ 𝑆 dan 𝑧 < 𝑦. Oleh karena itu, 𝑧 ∈ [π‘₯, 𝑦], sehingga sifat jika π‘₯, 𝑦 ∈ 𝑆 dan π‘₯ < 𝑦, maka [π‘₯, 𝑦] βŠ† 𝑆, menunjukkan bahwa 𝑧 ∈ 𝑆. Karena z adalah sebarang anggota dari (a, b), maka disimpulkan bahwa (π‘Ž, 𝑏) βŠ† 𝑆. Jika π‘Ž ∈ 𝑆 dan 𝑏 ∈ 𝑆, maka 𝑆 = π‘Ž, 𝑏]. Jika π‘Ž βˆ‰ 𝑆 dan 𝑏 βˆ‰ 𝑆, maka 𝑆 = (π‘Ž, 𝑏). Kemungkinan lainnya adalah 𝑆 = [π‘Ž, 𝑏) atau 𝑆 = (π‘Ž, 𝑏].

Kasus (ii): Misal 𝑏: βˆ’ sup 𝑆. Maka 𝑆 βŠ† (βˆ’βˆž, 𝑏] dan akan dibuktikan bahwa (βˆ’βˆž, 𝑏) βŠ† 𝑆. Untuk, jika 𝑧 < 𝑏, maka terdapat π‘₯, 𝑦 ∈ 𝑆 sedemikian sehingga 𝑧 ∈ [π‘₯, 𝑦] βŠ† 𝑆. Oleh karena itu (βˆ’βˆž, 𝑏) βŠ† 𝑆. Jika 𝑏 ∈ 𝑆, maka 𝑆 = (βˆ’βˆž, 𝑏], dan jika 𝑏 βˆ‰ 𝑆, maka 𝑆 = (βˆ’βˆž, 𝑏).

2.5.2 Sifat Interval Bersarang Jika 𝐼𝑛 = [π‘Žπ‘› , 𝑏𝑛 ], 𝑛 ∈ 𝑁, adalah sebuah barisan bersarang dari interval terbatas dan tertutup maka terdapat sebuah bilangan πœ‰ ∈ ℝ sedemikian sehingga πœ‰ ∈ 𝐼𝑛 untuk setiap 𝑛 ∈ β„•. Bukti. Karena interval-interval itu bersarang, kita punyai In βŠ† I1, βˆ€n ∈ N, sedemikan sehingga an ≀ b1, βˆ€n ∈ N. Oleh karena itu himpunan tak kosong {an : n ∈ N} terbatas di atas, dan kita misalkan ΞΎ adalah suprimumnya. Jelas bahwa an ≀ ΞΎ, βˆ€n ∈ N. Kita klaim juga bahwa ΞΎ ≀ bn, βˆ€n. Ini dapat dijelaskan untuk sebarang n, bilangan bn adalah batas atas dari himpunan {ak : k ∈ N}. Kita perhatikan dua kasus. (i) Jika n ≀ k, maka karena In βŠ‡ Ik, kita punyai ak ≀ bk ≀ bn. (ii) Jika k < n, maka karena Ik βŠ‡ In, kita punyai ak ≀ an ≀ bn. (Lihat gambar 2.5.2 di buku). Jadi kita simpulkan bahwa ak ≀ bn, βˆ€k, sehingga bn adalah batas atas dari {ak : k ∈ N}. Oleh karena itu ΞΎ ≀ bn untuk setiap n ∈ N. Karena an ≀ ΞΎ ≀ bn, βˆ€n, kita punyai ΞΎ ∈ In, βˆ€n ∈ N.

2.5.3 Teorema Jika In = [an, bn], n ∈ β„•, adalah sebuah barisan bersarang dari interval terbatas dan tutup sedemikian sehingga panjang bn βˆ’ an dari In memenuhi inf{bn βˆ’ an : n ∈ β„•}= 0, Maka bilangan ΞΎ termuat dalam In, untuk semua n ∈ β„• unik. Bukti. Jika πœ‚ ≔ inf{𝑏𝑛 : 𝑛 ∈ β„•} maka argumen ini sama dengan pembuktian di 2.5.2 yang bisa digunakan untuk menunjukkan bahwa an < Ξ·, untuk semua n, sehingga πœ‰ ≀ πœ‚. Kenyataannya dapat ditunjukkan bahwa x ∈ In, untuk semua n ∈ N jika dan hanya jika πœ‰ ≀ π‘₯ ≀ πœ‚. Jika kita punyai inf{bn βˆ’ an : n ∈ β„•}= 0, maka untuk setiap πœ€ > 0, terdapat sebuah π‘š ∈ β„• sedemikian sehingga 0 ≀ πœ‚ βˆ’ πœ‰ ≀ bm - am < πœ€.

Karena ini memenuhi untuk semua πœ€ > 0, maka menurut

teorema 2.1.9 disimpulkan bahwa Ξ· βˆ’ ΞΎ = 0. Oleh karena itu kita simpulkan bahwa ΞΎ = Ξ· yang hanya sebuah titik yang termasuk dalam In, βˆ€n ∈ N. 2.5.4 Teorema Himpunan ℝ dari bilangan real itu tidak dapat dihitung. Bukti. Akan dibuktikan bahwa interval 𝐼 ≔ [0,1] adalah sebuah himpunan yang tidak bisa dihitung. Ini menyatakan bahwa himpunan ℝ adalah himpunan yang tidak bisa dihitung, jika ℝ dapat dihitung, maka subset I juga dapat dihutung (teorema 1.3.9). Akan dibuktikan dengan kontradiksi. Asumsikan bahwa I dapat dihitung, maka kita dapat menghitung satu persatu himpunan sebagai 𝐼𝑛 = {π‘₯1 , π‘₯2, … , π‘₯𝑛 }. Pertama-tama kita pilih subinterval tertutup 𝐼1 dari I sedemikian sehingga π‘₯1 ∈ 𝐼1 , maka pilih subinterval tertutup 𝐼2 dari 𝐼1 sedemikian sehingga π‘₯2 ∈ 𝐼2 , dan seterusnya. Dengan cara ini, kita memperoleh interval terttutup tak kosong 𝐼1 βŠ‡ 𝐼2 βŠ‡ β‹― βŠ‡ 𝐼𝑛 βŠ‡ β‹― Sedemikian sehingga 𝐼𝑛 βŠ† 𝐼 dan π‘₯𝑛 βˆ‰ 𝐼𝑛 untuk semua n. Sifat Interval bersarang pada teorema 2.5.2 menyatakan bahwa terdapat πœ‰ ∈ 𝐼 sedemikian sehingga πœ‰ ∈ 𝐼𝑛 untuk setiap n. Oleh karena itu πœ‰ β‰  π‘₯𝑛 untuk setiap 𝑛 ∈ β„•, ditunjukkan bahwa

perhitungan dari I tidak dapat diselesaikan dengan mendaftar anggota dari I seperti yang dinyatakan. Jadi, I adalah himpunan yang tidak dapat dihitung. 2.5.5 Teorema Interval Unit [0,1] ≔ {π‘₯ ∈ 𝑅: 0 ≀ π‘₯ ≀ 1} bukan tidak dapat dihitung. Pembuktian kontradiksi. Jika menggunakan fakta bilangan riil π‘₯ ∈ [0,1] memiliki decimal representasi π‘₯ = 0. π‘₯1 = 0. 𝑏11 𝑏12 𝑏13 … . . 𝑏1𝑛 π‘₯2 = 0. 𝑏21 𝑏22 𝑏23 … . . 𝑏2𝑛 π‘₯3 = 0. 𝑏31 𝑏32 𝑏33 … . . 𝑏3𝑛 π‘₯𝑛 = 0. 𝑏𝑛1 𝑏𝑛2 𝑏𝑛3 … . . 𝑏𝑛𝑛 kita buat 𝑦1 : = 2 jika 𝑏11 β‰₯ 5 dan 𝑦1 : = 7 jika 𝑏11 ≀ 4 dengan cara umum 𝑦1 : = {

2 π‘—π‘–π‘˜π‘Ž 𝑏11 β‰₯ 5 7 π‘—π‘–π‘˜π‘Ž 𝑏11 ≀ 4

Setelah itu 𝑦 ∈ [0,1] sebab 𝑦𝑛 β‰  0,9 𝑛 πœ– β„•, karena 𝑦 dan π‘₯𝑛 , maka 𝑦 β‰  π‘₯𝑛 untuk 𝑛 πœ– β„•. Hal tersebut kontradiksi dengan hipotesis.

Related Documents


More Documents from "MayawiKarim"