Bab Iii Bahan Dan Metodelogi: Mays .l) Varietas Bonanza F1 Dan Talenta F1, Bokashi, Pupuk Dasar Urea (46% N),

  • Uploaded by: Maryam Jamilah
  • 0
  • 0
  • January 2021
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Bab Iii Bahan Dan Metodelogi: Mays .l) Varietas Bonanza F1 Dan Talenta F1, Bokashi, Pupuk Dasar Urea (46% N), as PDF for free.

More details

  • Words: 1,466
  • Pages: 9
Loading documents preview...
BAB III BAHAN DAN METODELOGI

3.1.

Tempat dan Waktu Percobaan Percobaan ini dilakukan di Telaga Desa KIIC (Karawang International

Industrial City), Kecamatan Telukjambe Timur, Kabupaten Karawang. Terletak pada ketinggian 25 – 30 m dpl, dan rata- rata suhu 25 - 30°C. Percobaan ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan bulan Juli 2017.

3.2.

Bahan dan Alat Percobaan Bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah benih jagung manis (Zea

mays .L) varietas Bonanza F1 dan Talenta F1, Bokashi, pupuk dasar urea (46% N), SP-36 (36% P2O5), dan KCl (60% K2O), pestisida, dan fungisida. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah cangkul, tugal, kored, meteran, hand sprayer, embrat, timbangan digital, timbangan kasar, jangka sorong, pisau, kantong plastik, ajir bambu, karung, Hygrometer digital, alat-alat tulis dan camera digital.

3.3.

Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen dengan

menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang disusun secara satu faktor yaitu kombinasi dua varietas hibrida jagung manis hibrida dan dosis bokashi, yang terdiri dari 10 perlakuan dalam 3 kali ulangan. Adapun taraf perlakuan dapat dilihat pada tabel 2.

Tabel 2. Perlakuan Kombinasi Dua Varietas Hibrida Jagung Manis dan Dosis Bokashi Perlakuan

Takaran Bokashi (ton ha-1)

Varietas

A (Kontrol)

0

Bonanza F1

B (Kontrol)

0

Talenta F1

C

5

Bonanza F1

D

5

Talenta F1

E

10

Bonanza F1

F

10

Talenta F1

G

15

Bonanza F1

H

15

Talenta F1

I

20

Bonanza F1

J

20

Talenta F1

Adapun model linier penelitian untuk Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktor tunggal yang dikemukakan oleh Gomez and Gomez (2010) adalah sebagai berikut:

Yij = µ + ri + tj + єij Keterangan : Yij

: Respon terhadap ulangan ke-i , dan perlakuan ke-j

µ

: Rataan Umum

ri

: Pengaruh Ulangan ke-i

tj

: Pengaruh Perlakuan ke-j

єij

: Pengaruh galat ulangan ke-i, perlakuan ke-j

Dari model linier rancangan percobaan dapat disusun daftar sidik ragam sebagaimana tabel di bawah ini.

Tabel 3. Daftar Sidik Ragam Rancangan Acak Kelompok (RAK) Sumber Derajat Jumlah Kuadrat F. Hitung keragaman Bebas Kuadrat Tengah Ulangan (r) r-1 JKU KTU KTU/KTG Perlakuan (t) t-1 JKP KTP KTP/KTG Galat (r-1) (t-1) JKG KTG Total rt-1 JKT Sumber : (Gomez dan Gomez, 2010)

F Tabel 0,05 2,40 4,54 -

Jika hasil analisis ragam menunjukan perbedaan yang nyata, maka untuk mengetahui perlakuan mana yang memberikan hasil terbaik analisis data dilanjutkan dengan menggunakan uji jarak berganda Duncan (Duncan Multiple Range Test = DMRT) pada taraf nyata 5% (Gomez dan Gomez, 2010).

3.4.

Pelaksanaan Percobaan Pelaksanaan percobaan adalah kegiatan yang dilakukan selama penelitian

dimulai dari pengolahan lahan, penanaman, pemeliharaan sampai panen, dengan teknis sebagai berikut: 3.4.1. Persiapan Lahan Pengolahan lahan meliputi pembersihan lahan dari gulma, setelah bersih dari gulma kemudian lahan digemburkan dengan cara mencangkul sedalam 15 cm – 20 cm. Berikan pupuk kandang dengan dosis merata. Setelah lahan diolah secara merata, dibuat petak percobaan dengan ukuran 3 m x 2 m, dengan jarak antar petakan 30 cm dan dibuat guludan dengan ukuran tinggi 30 cm lebar 30 cm. Petak

percobaan dibuat sesuai dengan jumlah perlakuan dan diulang sebanyak tiga kali dengan total 30 petak percobaan. 3.4.2. Penanaman Penanaman diawali dengan merendam benih jagung dalam air selama 1 jam sebelum ditanam untuk memecah masa dormansi. Selanjutnya membuat lubang tanam dengan cara ditugal sedalam 3 cm, lakukan penanaman benih pada setiap lubang sebanyak 2 butir benih jagung, kemudian tutup lubang tanam dengan arang sekam. Jarak tanam antar lubang 75 x 20 cm. 3.4.3. Penjarangan Penjarangan dilakukan pada saat tanaman berumur 1 MST, sehingga tersisa satu tanaman sehat. Penjarangan dilakukan dengan cara memotong bagian batang bawah tanaman tepat berada di permukaan tanah dengan menggunakan gunting. 3.4.4. Pemupukan Pada proses pemupukan lahan diberi pupuk dasar dengan dosis setengah dari dosis rekomendasi jagung manis yaitu urea 150 kg/ha, SP-36 50 kg/ha, dan KCl 50 kg/ha pada semua petak lahan perlakuan secara bersamaan dengan tiga kali tahap, yaitu pada saat tanaman umur 7 HST, 30 HST, dan 45 HST (Tabel 4). Sedangkan bokashi diberikan saat pengolahan tanah tiap petak dan dosis disesuaikan pada masing- masing perlakuan (Tabel 2).

Tabel 4. Kebutuhan pupuk dasar per petak No.

Umur Tanaman (HST)

Jenis Pupuk Dasar 7

30

45

1

Urea

3g

3g

3g

2

SP-36

1g

1g

1g

3

KCL

1g

1g

1

g

3.4.5. Pemeliharaan Pada tahap pemeliharaan adalah hal yang penting, ada beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu pada saat penyulaman, penyiangan, penyiraman, pembumbunan, dan pengendalian OPT. Penyulaman tanaman jagung manis adalah tahap pengantian bibit pada saat tanaman jagung yang kita tanam di tumbuh atau mati diganti dengan bibit yang baru dengan umur yang sama, penyulaman dilakukan antara 6 – 7 HST. Penyiangan gulma pada pertanaman jagung dilakukan saat tanaman berumur 14 HST sebanyak 3 minggu sekali, penyiangan dilakukan bila gulma menutupi 50% petak lahan . Penyiangan pada bibit tanaman jagung yang masih muda dilakukan secara manual dengan menggunakan tangan atau kored (cangkul kecil) dan dilakukan secara hati jangan sampai mengganggu perakaran, karena pada tanaman muda perakaran masih rentan. Penyiraman pada tanaman jagung dilakukan secukupnya, dengan mempuat irigasi alur pada parit di sekeliling petak lahan. Pembumbunan dilakukan saat tanaman berumur 4 MST. Pembumbunan dilakukan ketika terlihat akar yang muncul kepermukaan tanah akibat aerasi. Tujuan pembumbunan agar tanaman tidak mudah rebah.

Pengendalian OPT dilakukan selama pengamatan berlangsung. Dilakukan dengan cara pengendalian fisik dan mekanis, apabila jumlah populasi hama melebihi ambang ekonomi maka dilakukan pengendalian hama menggunakan aplikasi pestisida. Hama pada jagung yang sering dijumpai adalah lalat bibit (Atherigona sp.), penggerek batang (Ostrinia furnacalis), penggerek tongkol (Helicoverpa armigera), belalang kembara (Locusta migratoria). Jenis penyakit yang paling banyak menyerang tanaman jagung adalah penyakit bulai (Downy mildew), penyakit karat dan penyakit bercak daun. 3.4.6. Panen Pemanenan dilakukan setelah 70 HST. Jagung manis yang siap panen memiliki ditandai oleh rambutnya yang telah berwarna coklat kehitaman, kering dan tidak dapat diurai, ujung tongkol sudah terisi penuh, warna biji kuning mengkilat.

3.5.

Variabel Pengamatan Pengamatan dilakukan dengan melihat variabel- variabel yang digunakan

sebagai respon pertumbuhan dan hasil tanaman jagung manis terhadap perlakuan kombinasi dua varietas hibrida dan dosis bokashi yang diberikan. Pengamatan yang akan dilakukan dalam penelitian ini, meliputi: Pengamatan penunjang merupakan pengamatan yang datanya tidak diuji secara statistik meliputi: a. Data analisis tanah sebelum percobaan.

b. Data curah hujan 10 tahun terakhir, curah hujan harian, suhu dan kelembaban harian selama percobaan c. Keadaan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) selama percobaan meliputi hama, dan penyakit. Pengamatan utama ini merupakan pengamatan yang datanya dianalisis statistik meliputi komponen pertumbuhan dan komponen hasil, Jumlah tanaman sampel untuk tiap petak perlakuan sebanyak 5 tanaman per petak percobaan: 3.5.1. Tinggi Tanaman Tinggi tanaman rata- rata dari tiap- tiap perlakuan yang diukur dari atas permukaan tanah (leher akar) sampai ujung daun tertinggi pada umur 14, 21, 28, 35, dan 42 HST. Satuan pengukuran adalah centimeter (cm). 3.5.2. Jumlah Daun per Tanaman Jumlah daun per tanaman dengan cara menghitung jumlah daun yang sudah sempurna pada setiap tanaman pada umur 14, 21, 28, 35, dan 42 HST. Satuan pengukuran adalah centimeter (cm). 3.5.3. Diameter Batang Rata- rata diameter batang diukur pada batang dari tiap tanaman jagung, diukur dengan menggunakan jang sorong dengan mengukur 10 cm di atas permukaan tanah setelah tassel muncul pada umur 14, 21, 28, 35, dan 42 HST. Satuan pengukuran adalah milimeter (mm).

3.5.4. Bobot Tongkol dengan Kelobot Bobot tongkol dengan kelobot dihitung dengan menimbang bobot per tongkol berkelobot yang ditimbang menggunakan timbangan digital pada saat panen. Satuan pengukuran adalah kilogram (kg). 3.5.5. Bobot Tongkol tanpa Kelobot Bobot tongkol tanpa kelobot dihitung dengan menimbang bobot tongkol tanpa kelobot pada setiap tanaman yang ditimbang menggunakan timbangan analitik saat sudah dipanen. Satuan pengukuran adalah kilogram (kg). 3.5.6. Jumlah Baris Biji Jumlah baris biji dihitung rata- rata pada setiap tongkol tanaman jagung tiap perlakuan, dilakukan setelah panen. 3.5.7. Panjang Tongkol tanpa Kelobot Panjang tongkol tanpa kelobot dihitung pada tongkol setiap tanaman, dimulai dari pangkal tongkol (kepala jagung) sampai ujung jagung. Dilakukan setelah panen. 3.5.8. Diameter Tongkol dengan Kelobot Diameter tongkol dengan kelobot adalah rata- rata diameter tongkol atau garis tengah tongkol dengan kelobot tiap perlakuan. Diukur dengan menggunakan jangka sorong pada bagian bawah, tengah, hingga ujung tongkol jagung, dilakukan setelah panen.

3.5.9. Diameter Tongkol tanpa Kelobot Diameter tongkol tanpa kelobot adalah garis tengah tongkol tanpa kelobot pada setiap perlakuan, yang diukur dengan menggunakan jangka sorong pada bagian bawah, tengah, hingga ujung tongkol jagung. Dilakukan stelah panen. 3.5.10. Hasil Panen per Petak Total produksi dihitung pada saat jagung manis dipanen dengan cara menghitung total bobot tongkol per petak lahan.

Satuan pengukuran adalah

kilogram (kg). 3.5.11. Bobot Brangkasan per Petak Brangkasan adalah bagian batang dan daun tanpa tongkol.

Bobot

brangkasan per petak dihitung setelah pemanenan dengan cara mengambil sampel tanaman dan menimbang bobot basahnya. Satuan pengukuran adalah gram (g). 3.5.12. Hasil Panen per Tanaman Hasil panen berupa tongkol jagung, yang ditimbang per tanaman tanpa tanaman pinggir dengan cara memilih tongkol yang terbesar dari 4 sampel tanaman. Pengukuran hasil panen per tanaman dihitung dengan rumus:

𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑡𝑖𝑚𝑏𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 . 10

Related Documents


More Documents from "Caprikorn"