Loading documents preview...
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Dewasa ini, akuntansi mempunyai beberapa bidang khusus seiring dengan perkembangan dunia usaha, pertumbuhan ekonomi, kemajuan teknologi yang pesat, dan faktor lainnya yang mempengaruhi kegiatan perusahaan melalui bidang-bidang akuntansi, yaitu akuntansi keuangan, akuntansi manajemen, akuntansi biaya, pemeriksaan akuntansi, dan perpajakan. Dari keempat bidang khusus akuntansi, yang akan dibahas yaitu akuntansi biaya. Akuntansi biaya tidak hanya dapat diterapkan pada bidang kegiatan manufaktur saja tetapi juga bidang kegiatan non manufaktur(jasa). Jadi, akuntansi biaya sebagai bidang khusus akuntansi merupakan sistem informasi yang bertujuan untuk menyediakan informasi biaya kepada manajemen yang digunakan untuk berbagai tujuan yang berbeda. Selain pengertiannya, akuntansi biaya telah berkembang menjadi alat manajemen(tools of management) berfungsi untuk menyediakan informasi biaya bagi kepentingan manajemen. Akuntansi biaya meliputi beberapa materi, namun hanya sebagian materi yang akan dipelajari, yaitu konsep biaya, metode harga pokok pesanan, metode harga pokok proses dan penentuan harga pokok atas produk bersama dan produk sampingan. Materi-materi tersebut akan dibahas pada bab selanjutnya.
1
BAB II PEMBAHASAN 2.1 SOAL 2.1.1
Konsep Biaya
1) Berikut ini adalah data biaya PT Istika. Elemen Biaya Bahan Langsung Tenaga Kerja Langsung Biaya Overhead Pabrik Variabel Biaya Overhead Pabrik Tetap
Rp Rp Rp Rp
Biaya 2,400,000 1,600,000 1,200,000 800,000
Tingkat Kegiatan Taksiran adalah 10.000 unit. Diminta, hitunglah: a. Biaya Utama (prime cost) per unit b. Biaya Konversi per unit c. Biaya Variabel per unit d. Jumlah Biaya Produksi (manufacturing cost)
2) Data biaya berikut diperoleh dari PT Aldica bulan Januari 2008. Bahan yang diminta untuk produksi (20% bahan tidak langsung)
Rp 3.250.000
Biaya tenaga kerja (30% biaya tenaga kerja tidak langsung)
Rp 4.000.000
Biaya overhead pabrik: Listrik dan air
Rp
175.000
Penyusutan
Rp
90.000
Rp
30.000
Pemeliharaan
Rp
55.000
Beban umum dan administrasi
Rp
110.000
Beban Penjualan
Rp
70.000
Asuransi
`
2
Tidak ada persediaan awal dan persediaan akhir barang dalam proses pada tanggal 1 Januari 2008 dan tanggal 31 Januari 2008. Diminta, hitunglah: a. Harga Pokok Produksi (cost of goods manufactured) b. Biaya Utama (prime cost) c. Biaya Konversi (conversion cost) d. Biaya Periode (period cost) e. Biaya Produk (product cost)
3) Data yang berikut merupakan biaya-biaya PT Fadli dalam membuat pakaian anak-anak untuk bulan Januari. Bahan (termasuk 30% bahan tidak langsung) Tenaga Kerja (40% tenaga kerja tidak langsung) Overhead Pabrik (berbagai elemen biaya) Barang dalam proses awal dan akhir bulan januari masing-masing sebesar Rp 200.000 dan Rp 150.000. Diminta, hitunglah: a. Biaya Produksi (manufacturing cost) b. Harga Pokok Produksi (cost of goods manufactured) c. Biaya Konversi
2.1.2
Metode Harga Pokok Pesanan
1) Data berikut diambil dari catatan akuntansi PT Hikmah untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2008.
Persediaan Barang Jadi Barang Dalam Proses Bahan
Awal Akhir Rp 70,000,000 Rp 85,000,000 Rp 65,000,000 Rp 25,000,000 Rp 60,000,000 Rp 75,000,000
Data tambahan lainnya adalah sebagai berikut. Penjualan
Rp 723.000.000
Biaya bahan yang dipakai
Rp 295.000.000
3
Jumlah biaya produksi (manufacturing cost) yang dibebankan kepada pekerjaan-pekerjaan selama 2008
Rp 565.000.000
Beban Penjualan
Rp 11.000.000
Beban Umum dan Administrasi
Rp 12.000.000
Biaya overhead pabrik dibebankan dengan tarif 50% dari tenaga kerja langsung. Diminta, hitunglah komponen-komponen berikut. a. Pembelian Bahan selama tahun 2008 b. Biaya Tenaga Kerja Langsung c. Harga Pokok Produksi (cost of goods manufactured) d. Harga Pokok Penjualan e. Laba Bersih
2) PT Sabar menggunakan metode harga pokok pesanan. Transaksi-transaksi yang berikut terjadi pada bulan Juni 2008. a. Bahan langsung yang digunakan untuk produksi adalah Rp 72.000.000. b. Dari analisis biaya tenaga kerja terdapat biaya tenaga kerja langsung sebesar Rp 64.000.000. c. Biaya overhead pabrik dibebankan ke produksi dengan tariff 7.500 per jam mesin. Jumlah jam mesin yang digunakan atas pekerjaanpekerjaan yang dilaksanakan adalah sebanyak 8000 jam. d. Jumlah biaya overhead yang terjadi pada bulan juni adalah Rp 51.000.000 dengan rincian sebagai berikut. Penyusutan
Rp
24.000.000
Asuransi yang sudah habis manfaatnya
Rp
9.000.000
Overhead lainnya
Rp
18.000.000
e. Pekerjaan-pekerjaan pesanan yang belum selesai pada awal dan akhir bulan Juni masing-masing sebesar Rp 20.000.000 dan Rp 16.000.000.
4
f. Biaya dari pekerjaan-pekerjaan pesanan yang dikirim ke para langganan dan telah dibuatkan fakturnya selama bulan Juni berjumlah Rp 172.000.000 dengan tingkat laba 12.5% dari harga pokok. Diminta: catatlah transaksi-transaksi di atas dalam jurnal umum. 3) Data biaya pekerjaan pesanan berikut berkaitan dengan dua pekerjaan yang masih proses dari PT Pasrah selama bulan Maret 2008 Pekerjaan no.004 Pekerjaan no.007 Biaya yang telah dibebankan bulan Februari 2008 Biaya selama bulan Maret 2008 Bahan Langsung Tenaga Kerja Langsung Overhead Pabrik (Rp 10.000 per jam tenaga kerja langsung) Jumlah Tenaga Kerja Langsung
Rp
45,000,000
Rp
10,000,000
Rp Rp
30,000,000 40,000,000
Rp Rp
40,000,000 35,000,000
360 jam
320 jam
Diminta: Catatlah transaksi-transaksi selama bulan Maret dalam jurnal umum dan pada masing-masing kartu harga pokok mengenai: a. Pengeluaran bahan langsung dari gudang ke bagian produksi. b. Distribusi dari gaji dan upah ke barang dalam proses. c. Pembebanan biaya overhead pabrik ke produksi untuk bulan Maret. d. Pekerjaan pesanan no.004 selesai dan dipindahkan ke gudang barang jadi.
2.1.3
Metode Harga Pokok Proses
1) PT Adinda mempunyai dua departemen produksi yaitu departemen pemotongan
dan
departemen
perakitan.
Departemen
pemotongan
memasukkan 40.000 unit ke dalam proses selama bulan Januari dengan ikhtisar biaya sebagai berikut. Bahan Baku
Rp
50.000.000
Tenaga Kerja Langsung Rp
45.140.000
Biaya Overhead Pabrik
49.950.000
Rp
5
Jumlah
Rp
145.090.000
Barang dalam proses akhir periode adalah 6.000 unit dengan tingkat penyelesaian bahan baku 100%, tenaga kerja langsung dan overhead pabrik 50%. Tidak ada unit yang hilang selama proses dalam departemen pemotongan. Diminta: a. Hitunglah jumlah produksi ekuivalen untuk bahan baku, tenaga kerja langsung dan overhead pabrik b. Hitunglah biaya per unit untuk masing-masing elemen biaya produksi tersebut di atas.
2) PT Kemala memulai kegiatan produksi pada awal bulan Juli. Selama bulan ini unit yang dimasukkan daqlam proses pada departemen A adalah 12.000 unit. Dari jumlah ini, 8.000 unit selesai dan ditransfer ke departemen B, yang masih memerlukan proses lebih lanjut 4.000 unit dengan tingkat penyelesaian bahan 100% dan biaya konversi 30%. Biaya bahan baku yang dibebankan ke departemen A adalah Rp 24.200.000, sedangkan biaya tenaga langsung dan biaya overhead pabrik masing-masing sebesar Rp 20.925.000 dan Rp 22.050.000. Diminta: Hitunglah produksi ekuivalen dan biaya per unit untuk masingmasing elemen biaya produksi.
3) Biaya yang ditambahkan dalam departemen 1 selama bulan Januari adalah sebagai berikut. Bahan Baku
Rp
11.000.000
Tenaga Kerja Langsung
Rp
10.350.000
Overhead Pabrik
Rp
10.166.000
Data produksi menunjukkan bahwa unit yang dimasukkan dalam proses adalah 10.000 unit, 8.000 unit ditransfer ke departemen 2, dan sisanya masih dalam proses pada akhir Januari, dengan tingkat penyelesaian untuk biaya bahan baku 100% dan biaya konversi 60%.
6
Diminta: a. Buatlah laporan biaya produksi bulan Januari. b. Buatlah ayat jurnal untuk biaya yang ditransfer dari departemen 1 ke departemen 2. 4) Berikut ini adalah data produksi dari biaya departemen B dari PT Mesra untuk bulan Juni. Data produksi: Diterima dari departemen A
45.000 unit
Ditransfer ke gudang barang jadi
42.000 unit
Masih dalam proses pada akhir Juni (tingkat penyelesaian biaya konversi 40%)
3.000 unit
Biaya: Biaya yang diterima dari departemen A Rp
99.000.000
Tenaga kerja langsung departemen B
Rp
52.430.000
Overhead pabrik departemen B
Rp
49.220.000
Diminta: a. Susunlah laporan biaya produksi untuk departemen B b. Buatlah ayat jurnal untuk mencatat biaya yang ditransfer dari departemen B ke persediaan barang jadi.
5) PT Tulus mempunyai dua departemen produksi dan menggunakan metode harga pokok proses. Biaya departemen B untuk bulan Desember adalah sebagai berikut. Biaya yang diterima dari departemen A Rp
45.600.000
Biaya yang ditambahkan ke departemen B Tenaga kerja langsung
Rp
31.920.000
Overhead pabrik
Rp
35.340.000
Selama bulan Desember departemen B menerima 60.000 unit dari departemen A. Dari jumlah ini dapat diselesaikan oleh departemen sebanyak 50.000 unit, masih dalam proses pada akhir desember 10.000 unit dengan tingkat penyelesaian untuk biaya konversi adalah 50%.
7
Diminta, buatlah: a. Laporan biaya produksi untuk departemen B. b. Ayat jurnal untuk mencatat biaya yang ditransfer ke persediaan barang jadi.
6) PT Pelita mempunyai tiga departemen produksi dan menggunakan metode harga pokok proses. Selama bulan Januari departemen 2 menerima 30.000 unit yang selesai dari departemen 1 dengan biaya sebesar Rp 22.650.000. Biaya tenaga kerja langsung yang ditambahkan dalam departemen 2 adalah Rp 14.740.000 dan biaya overhead pabrik sebesar Rp 12.864.000. Selama bulan Januari dalam departemen 3 berjumlah 20.000 unit. Barang dalam proses pada ahkir bulan januari adalah 10.000 unit dengan tingkat penyelesaian untuk biaya konversi sebesar 60%. Diminta: a. Susunlah laporan biaya produksi bulan Januari untuk departemen 2. b. Buatlah ayat jurnal untuk mencatat unit yang ditransfer dari departemen 2 ke departemen 3.
7) Berikut ini adalah data produksi dari PT Musi untuk departemen pemotongan dan departemen perakitan. Departemen Pemotongan Unit dalam proses awal periode Tingkat Penyelesaian(bahan baku 100%, tenaga kerja langsung dan ov. pabrik 40% Tingkat Penyelesaian(tenaga kerja langsung dan overhead pabrik 66 2/3%) Unit yang dimasukkan dalam proses Unit yang ditransfer Unit dalam proses akhir periode Tingkat penyelesaian(bahan baku 100%, tenaga kerja langsung dan ov. pabrik 60% Tingkat penyelesaian (tenaga kerja langsung dan overhead pabrik 50%)
Departemen Perakitan
2,000 900 30,000 28,000
27,400
4,000 1,500
8
Diminta: Hitunglah jumlah produksi ekuivalen untuk departemen pemotongan dan departemen perakitan dengan menggunakan metode rata-rata tertimbang dan metode FIFO. 8) PT Barito mempunyai tiga departemen produksi dengan data produksi adalah sebagai berikut. Dept 1 Unit dalam proses awal periode Tingkat penyelesaian(bahan baku 100%, biaya konversi 66 2/3) Tingkat penyelesaian(biaya konversi 60%) Tingkat penyelesaian(biaya konversi 40%) Unit yang dimasukkan dalam proses Unit yang ditransfer Unit dalam proses akhir periode Tingkat penyelesaian(bahan baku 100%, biaya konversi 60%) Tingkat penyelesaian(biaya konversi 50%)
Dept 2
Dept 3
3,000 1,000 2,000 40,000 39,000
37,000
36,000
3,000
3,000
4,000
Diminta: hitunglah jumlah produksi ekuivalen untuk masing-masing departemen produksi di atas dengan menggunakan metode rata-rata tertimbang dan metode FIFO.
9) Data mengenai persediaan barang dalam proses pada awal Februari dari PT Mahakam untuk departemen 2 adalah sebagai berikut. Departemen 2 Jumlah Unit
3.000
Biaya dari departemen 1
Rp 6.300.000
-
Tenaga kerja langsung
Rp 1.220.000
-
Overhead Pabrik
Rp 1.440.000
Selama bulan Februari diterima 30.000 unit dari departemen 1 dengan biaya sebesar Rp 97.485.000. Barang dalam proses pada ahkir Februari adalah 2.000 unit dan tidak ada unit yang hilang dalam proses. Biaya yang ditambahkan dalam bulan Februari yaitu tenaga kerja langsung dan overhead pabrik masing-masing adalah sebesar Rp 31.580.000 dan Rp 39.520.000. Tingkat penyelesaian dari biaya konversi untuk persediaan barang dalam proses pada awal periode adalah 40% dan untuk barang dalam proses akhir periode sebesar 50%. Perusahaan menggunakan metode harga pokok rata-rata tertimbang.
9
Diminta: a. Hitunglah jumlah biaya per unit untuk tenaga kerja langsung dan overhead pabrik. b. Tentukan jumlah biaya dari elemen barang dalam proses pada akhir periode yang berasal dari departemen sebelumnya.
10) PT Kapuas mempunyai tiga departemen produksi dan menggunakan metode harga pokok tertimbang dalam menentukan harga pokok atau biaya per unit dari produk yang selesai dalam setiap departemen produksi. Berikut ini adalah data mengenai persediaan barang dalam proses pada awal Maret dari departemen B: Departemen B Jumlah unit
4.000
Biaya dari departemen A
Rp 12.000.000
-
Tenaga kerja langsung
Rp 2.400.000
-
Overhead pabrik
Rp 2.000.000
Tingkat penyelesaian dari barang dalam proses pada awal periode untuk biaya tenaga kerja langsung dan overhead pabrik adalah 60%. Selama bulan Maret diterima 20.000 unit dari departemen A, dengan biaya sebesar Rp 88.000.000. Biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik yang ditambahkan dalam bulan Maret masing-masing sebesar Rp 25.200.000 dan Rp 34.800.000. Unit yang selesai dan ditransfer ke departemen berikutnya (departemen C) adalah 22.000 unit dan sisanya masih dalam proses pada tanggal 31 Maret dengan penyelesaian 50% untuk biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik. Diminta, buatlah: a. Laporan biaya produksi bulan Maret untuk departemen B. b. Ayat jurnal untuk mencatat biaya yang ditransfer ke departemen C.
10
2.1.4
Penentuan Harga Pokok atas Produk Bersama dan Produk
Sampingan 1) PT Ariesta memproduksi tiga produk utama yaitu A, B, dan C dalam suatu proses produksi dengan biaya bersama sebesar Rp 120.000.000. Semua produk dapat dijual pada titik pisah. Informasi untuk bulam Maret adalah sebagai berikut.
Produk Jumlah Unit Produksi A 10,000 B 8,000 C 12,000
Harga Jual per Unit Rp 7,000 Rp 8,000 Rp 5,500
Diminta: Alokasikan jumlah biaya bersama kepada tiga produk utama dengan menggunakan: a. Metode nilai pasar b. Metode unit fisik
2) PT Alinda memproduksi tiga produk utama yaitu X,Y, dan Z. jumlah biaya produksi sampai titik pisah adalah sebesar Rp 140.000.000. Ketiga produk ini mengalami pengolahan lebih lanjut setelah titik pisah. Berikut ini data yang berkaitan dengan produk-produk tersebut.
Produk Jumlah Unit Produksi X 6,000 Y 10,000 Z 8,000
Nilai Pasar Biaya Pengolahan per Unit Setelah Titik Pisah Rp 10,000 Rp 5,000,000 Rp 12,000 Rp 8,000,000 Rp 15,000 Rp 7,000,000
Diminta: alokasikan biaya produksi bersama dengan menggunakan metode nilai pasar.
3) PT Sagita menghasilkan empat jenis produk dalam suatu proses dengan biaya produksi bersama sebesar Rp 30.000.000. Data penting yang berhubungan dengan produk-produk ini adalah sebagai berikut.
11
Produk Jumlah Unit Produksi P 2,000 Q 8,000 R 6,000 S 4,000
Nilai Pasar per Unit Rp 4,000 Rp 1,000 Rp 2,000 Rp 3,000
Bobot 10 4 8 6
Diminta: Alokasikan biaya bersama dengan menggunakan: a. Metode biaya per unit rata-rata biasa b. Metode biaya per unit rata-rata tertimbang
4) PT Meridian menyajikan informasi sebagai berikut. Jumlah Biaya Produksi (13.000 unit)
Rp
26.000.000
Penjualan dari Produk Utama (10.000 unit)
Rp
32.000.000
Pendapatan dari Penjulan Produk Sampingan
Rp
1.200.000
Beban Pemasaran dan Adminitrasi
Rp
2.200.000
Persediaan Akhir (3.000 unit)
Rp
6.000.000
Tidak ada biaya produksi yang dilakukan kepada produk sampingan karena nilai dari produksi ini dianggap relatif kecil sekali. Diminta: Sajikanlah pendapatan penjualan produk sampingan dalam Laporan Laba Rugi dengan menggunakan empat cara penyajian yang utama.
5) PT Libra menyajikan produk sampingan dalam Laporan Laba Rugi dengan pendapatan neto. Data yang penting untuk bulan Juni adalah sebagai berikut. Biaya Produksi Sebelum Pisah
Rp
62.000.000
Produk Sampingan
Rp
1.600.000
Produk Utama
Rp
18.000.000
Produk Sampingan
Rp
1.800.000
Produk Utama
Rp
16.000.000
Biaya Produksi Setelah Pisah
Beban Pemasaran dan Administrasi
Jumlah Unit yang Dihasilkan Produk Sampingan
3.200
12
Produk Utama
20.000
Penjualan Produk Sampingan
Rp
6.400.000
Produk Utama (18.000 unit)
Rp
144.000.000
Rp
8.000.000
Persediaan Akhir (2.000 unit)
Diminta: Sajikanlah penjualan produk sampingan dalam laporan laba rugi untuk jumlah pendapatan neto, dengan menggunakan empat cara penyajian yang utama.
6) PT Morisa menggunakan metode nilai pasar dalam mengalokasikan biaya produksi bersama kepada produk sampingan. Data untuk bulan April adalah sebagai berikut. Biaya Produksi Sebelum Pisah
Rp
40.000.000
Rp
820.000
Biaya Produksi Setelah Pisah untuk Produk Sampingan: Taksiran Yang Sesungguhnya Nilai Pasar Produk Sampingan
Rp Rp
770.000
3.200.000
Laba Bruto
20%
Beban Pemasaran dan Administrasi (ditaksir 2% * harga jual)
Rp
64.000
Produk Utama
Rp
10.000
Produk Sampingan
Rp
2.000
Jumlah Unit Produksi
Diminta: Hitunglah harga pokok produk utama dan produk sampingan dengan menggunakan metode nilai pasar.
13
2.2 JAWABAN 2.2.1
Konsep Biaya
1) a. Biaya Utama = Biaya Bahan Langsung + Biaya Tenaga Kerja Langsung = Rp 2.400.000 + Rp 1.600.000 = Rp 4.000.000 Biaya Utama per Unit = Rp 4.000.000/ 10.000 = Rp 400 b. Biaya Konversi = Biaya Tenaga Kerja Langsung + Biaya Overhead Pabrik = Rp 1.600.000 + Rp( 1.200.000 + 800.000) = Rp 3.600.000 Biaya Konversi per Unit = Rp 3.600.000/ 10.000 = Rp 360 c. Biaya Variabel = Biaya Bahan Langsung + Biaya Tenaga Kerja Langsung + Biaya Overhead Pabrik Variabel = Rp 2.400.000 + Rp 1.600.000 +Rp 1.200.000 = Rp 5.200.000 Biaya Variabel per Unit = Rp5.200.000/10.000 = Rp 520 d. Jumlah Biaya Produksi = Biaya Bahan Langsung + Biaya Tenaga Kerja Langsung + Biaya Overhead Pabrik = Rp 2.400.000 + Rp 1.600.000 + Rp( 1.200.000 + 800.000) = Rp 6.000.000 2) a. Bahan Baku: Bahan yang diminta untuk produksi Bahan Tidak Langsung Biaya Bahan Baku
Rp 3,250,000 Rp (650,000) Rp 2,600,000
14
Tenaga Kerja: Biaya Tenaga Kerja Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung Biaya Tenaga Kerja Langsung Biaya Overhead Pabrik: Bahan Tidak Langsung Tenaga Kerja Tidak Langsung Listrik dan Air Penyusutan Asuransi Pemeliharaan Total Biaya Overhead Pabrik Harga Pokok Produksi
Rp 4,000,000 Rp (1,200,000) Rp 2,800,000 Rp 650,000 Rp 1,200,000 Rp 175,000 Rp 90,000 Rp 30,000 Rp 55,000 Rp 2,200,000 Rp 7,600,000
b. Biaya Utama = Rp 2.600.000 + Rp 2.800.000 = Rp 5.400.000 c. Biaya Konversi = Rp 2.800.000 + Rp 2.200.000 = Rp 5.000.000 d. Biaya Periode = Beban Umum dan Administrasi + Beban Penjualan = Rp 110.000 + Rp 70.000 = Rp 180.000 e. Biaya Produk = Rp 2.600.000 + Rp 2.800.000 + Rp 2.200.000 = Rp 7.600.000 3) a. Biaya Produksi = Biaya Bahan Langsung + Biaya Tenaga Kerja Langsung + Biaya Overhead Pabrik = (Rp 2.000.000 – Rp 600.000) + (Rp 1.200.000 – Rp 480.000) + (Rp 600.000 + Rp 480.000 + Rp 1.500.000) = Rp 1.400.000 + Rp 720.000 + Rp 2.580.000 = Rp 4.700.000 b. Harga Pokok Produksi = Biaya Produksi + Persediaan Barang Dalam Proses Awal Periode – Persediaan Barang Dalam Proses Akhir Periode = Rp 4.700.000 + Rp 200.000 – Rp 150.000 = Rp 4.750.000
15
c. Biaya Konversi = Biaya Tenaga Kerja Langsung + Biaya Overhead Pabrik = Rp 720.000 + Rp 2.580.000 = Rp 3.300.000
2.2.2
Metode Harga Pokok Pesanan
1) a. Biaya Bahan Yang Dipakai = Persediaan Bahan Baku Awal + Pembelian – Persediaan Bahan Baku Akhir Rp 295.000.000 = Rp 60.000.000 + Pembelian – Rp 75.000.000 Rp 295.000.000 – Pembelian = - Rp 15.000.000 Pembelian = Rp 295.000.000 + Rp 15.000.000 Pembelian = Rp 310.000.000 b. x = Biaya Tenaga Kerja Langsung Biaya Produksi = Biaya Bahan yang Dipakai + Biaya Tenaga Kerja Langsung + Biaya Overhead Pabrik Rp 565.000.000 = Rp 295.000.000 + x + 2x 3x = Rp 565.000.000 – Rp 295.000.000 3x = Rp 270.000.000 x = Rp 270.000.000/3 x = Rp 90.000.000 c. Harga Pokok Produksi = Persediaan Barang Proses Awal Periode + Biaya Produksi – Persediaan Barang Proses Akhir Periode = Rp 65.000.000 + Rp 565.000.000 – Rp 25.000.000 = Rp 605.000.000 d. Harga Pokok Penjualan = Harga Pokok Produksi + Barang Jadi Awal Periode – Barang Jadi Akhir Periode = Rp 605.000.000 + Rp 70.000.000 – Rp 85.000.000
16
= Rp 590.000.000 e. Laba Bersih = Laba Kotor – Beban Usaha = (Rp 723.000.000 – Rp 590.000.000) – (Rp 11.000.000 + Rp 12.000.000) = Rp 133.000.000 – Rp 23.000.000 = Rp 110.000.000 2) a. (D)Barang dalam Proses (Kr)Persediaan Bahan b. (D)Barang dalam Proses (Kr) Gaji dan Upah c. (D)Barang dalam Proses (Kr)Biaya Overhead Pabrik yang Dibebankan d. (D)Biaya Overhead Pabrik (Kr)Akumulasi Penyusutan (Kr)Biaya dibayar di muka (Kr)Kas e. (D)Biaya Overhead Pabrik yang dibebankan (Kr)Barang dalam Proses f. (D)Piutang Dagang (Kr)Penjualan (D)Beban Pokok Penjualan (Kr)Barang Jadi
Rp Rp Rp Rp
Rp
72,000,000 Rp
72,000,000
Rp
64,000,000
Rp
60,000,000
Rp Rp Rp
24,000,000 9,000,000 18,000,000
Rp
36,000,000
64,000,000 60,000,000 51,000,000
36,000,000
Rp 172,000,000 Rp 172,000,000 Rp
21,500,000 Rp
21,500,000
3) a. (D) Barang dalam Proses (Kr) Persediaan Bahan b. (D) Barang dalam Proses (Kr) Gaji dan Upah c. (D) Barang dalam Proses (Kr) Biaya Overhead Pabrik yang Dibebankan d. (D) Barang Jadi (Kr) Barang dalam Proses
2.2.3
Rp 70,000,000 Rp 70,000,000 Rp 75,000,000 Rp 75,000,000 Rp
6,800,000 Rp
6,800,000
Rp 73,600,000 Rp 73,600,000
Metode Harga Pokok Proses
1) a. Produksi ekuivalen: Bahan Baku
34.000 + (100%*6.000) = 40.000 unit
Tenaga Kerja Langsung
34.000 + (50%*6.000) = 37.000 unit
Biaya Overhead Pabrik
34.000 + (50%*6.000) = 37.000 unit
17
b. Biaya per Unit: Bahan Baku
Rp 50.000.000: 40.000 = Rp 1.250
Tenaga Kerja Langsung
Rp 45.140.000: 37.000 = Rp 1.220
Biaya Overhead Pabrik
Rp 49.950.000: 37.000 = Rp 1.350
2) Produksi Ekuivalen: Bahan Baku
8.000+ (100%*4.000) = 12.000 unit
Tenaga Kerja Langsung 8.000 + (30%*4.000) = 9.200 unit Biaya Overhead Pabrik
8.000 + (30%*4.000) = 9.200 unit
Biaya per Unit: Bahan Baku
Rp 24.200.000: 12.000 = Rp 2.016,67
Tenaga Kerja Langsung Rp 20.925.000: 9.200 = Rp 2.274.56 Biaya Overhead Pabrik
Rp 22.050.000: 9.200 = Rp 2.396,73
3) a. Biaya Produksi A. Biaya yang harus dipertanggungjawabkan: Biaya yang ditambahkan Bahan Baku Tenaga Kerja Langsung Overhead Pabrik Jumlah biaya yang harus dipertanggungjawabkan B. Pertanggungjawaban biaya: Biaya ditransfer ke dept. berikut (8,000*Rp 3,330) Bahan dalam proses akhir periode Bahan Baku (2,000*Rp 1,100) Tenaga Kerja Langsung (2,000*60%*Rp 1,125) Overhead Pabrik (2,000*60%*Rp1.105) Jumlah biaya yang dipertanggungjawabkan C. Perhitungan Biaya Per Unit Produksi Ekuivalen: Bahan Baku Tenaga Kerja Langsung dan Overhead Pabrik
Biaya per Unit: Bahan Baku Tenaga Kerja Langsung Overhead Pabrik
Total Rp Rp Rp Rp
11,000,000 10,350,000 10,166,000 31,516,000
per Unit Rp Rp Rp Rp
1,100 1,125 1,105 3,330
Rp 26,640,000 Rp Rp Rp
2,200,000 1,350,000 1,326,000 Rp 4,876,000 Rp 31,516,000
(8,000 + (100%*2000) (8,000 + (60%*2000)
= 10,000 unit = 9,200 unit
Rp 11,000,000 10,000 Rp 10,350,000 9,200 Rp 10,166,000 9,200
= Rp 1,100 = Rp 1,125 = Rp 1,105
18
b. (D) Barang dalam Proses Departemen 2
Rp 26.640.000
(K) Barang dalam Proses Departemen 1
Rp 26.640.000
4) a. PT MESRA Laporan Biaya Produksi Departemen B (Perakitan) Bulan Juni Produksi dalam Unit A Produksi yang harus dipertanggungjawabkan:
Unit yang diterima dari dept. A Jumlah unit yang harus dipertanggungjawabkan B Pertanggungjawaban Produksi: Unit yang ditransfer ke gudang barang jadi Unit barang dalam proses akhir periode (tingkat penyelesaian biaya konversi 40%) Jumlah unit yang dipertanggungjawabkan
45,000 45,000 42,000 3,000 45,000
Biaya Produksi A. Biaya yang harus dipertanggungjawabkan:
Biaya dari dept. A Biaya yang ditambahkan Tenaga Kerja Langsung Overhead Pabrik Jumlah biaya yang ditambahkan Jumlah biaya yang harus dipertanggungjawabkan
B. Pertanggungjawaban biaya: Biaya ditransfer ke persediaan barang jadi *(42,000* Rp 4,553) Bahan dalam proses akhir periode Biaya dari departemen A(3,000*Rp2,200) Tenaga Kerja Langsung(3,000*40%*Rp 1,214) Overhead Pabrik(3,000*40%*Rp 1,139)
Rp
Total 99,000,000
Rp
per unit 2,200
Rp Rp Rp Rp
52,430,000 49,220,000 101,650,000 200,650,000
Rp Rp Rp Rp
1,214 1,139 2,353 4,553
Rp
191,226,400
Rp Rp
9,423,600 200,650,000
Rp Rp Rp
6,600,000 1,456,800 1,366,800
Jumlah biaya yang dipertanggungjawabkan C. Perhitungan biaya per unit
Produksi ekuivalen: Tenaga kerja langsung dan overhead pabrik
Biaya per unit: Tenaga Kerja Langsung Overhead Pabrik
42,000+ (40%*3,000)
= 43,200 unit
Rp 52,430,000 43,200 Rp 49,220,000 43,200
= Rp 1,214 = Rp 1.139
19
*(42,000*Rp 4,553) Selisih Pembulatan Biaya yang ditransfer
= Rp 191,226,000 400 = Rp 191,226,400
b. (D) Barang Jadi
Rp 191.226.400
(K) Barang dalam Proses Dept B
Rp 191.226.400
5) a. PT TULUS Laporan Biaya Produksi Departemen B (Perakitan) Bulan Desember Produksi dalam Unit A. Produksi yang harus dipertanggungjawabkan: Unit yang diterima dari dept. A Jumlah unit yang harus dipertanggungjawabkan B. Pertanggungjawaban Produksi: Unit yang ditransfer ke gudang barang jadi Unit barang dalam proses akhir periode (tingkat penyelesaian biaya tenaga kerja langsung dan overhead pabrik 50%) Jumlah unit yang dipertanggungjawabkan
60,000 60,000 50,000
10,000 60,000
Biaya Produksi A. Biaya yang harus dipertanggungjawabkan: Biaya dari dept. A Biaya yang ditambahkan Tenaga Kerja Langsung Overhead Pabrik Jumlah Biaya yang ditambahkan Jumlah biaya yang harus dipertanggungjawabkan B. Pertanggungjawaban Biaya: Biaya ditransfer ke persediaan barang jadi *(50,000*Rp 1,983) Bahan dalam proses akhir periode: Biaya dari departemen A (10,000*Rp760) Tenaga Kerja Langsung (10,000*50%*Rp 580) Overhead Pabrik (10,000*50%* Rp 643) Jumlah biaya yang dipertanggungjawabkan
Rp Rp Rp
Total 45,600,000
per Unit Rp 760
Rp 31,920,000 Rp 35,340,000 Rp 67,260,000 Rp 112,860,000
Rp 580 Rp 643 Rp 1,223 Rp 1,983
Rp
Rp
99,145,000
Rp Rp
13,715,000 112,860,000
7,600,000 2,900,000 3,215,000
20
C. Perhitungan Biaya per Unit: Produksi Ekuivalen: Tenaga Kerja Langsung dan Overhead Pabrik (50,000 + (50%*10,000) Biaya per Unit: Tenaga Kerja Langsung Overhead Pabrik
55,000 unit Rp 31,920,000 55,000 Rp 35,340,000 55,000
*(50,000*Rp 1,983) Selisih Pembulatan Biaya yang ditransfer
= Rp 580 = Rp 643 Rp 99,150,000 Rp (5,000) Rp 99,145,000
b. (D) Barang Jadi
Rp 99,145,000
(K) Barang dalam Proses Dept B
Rp 99,145,000
6) a. PT PELITA Laporan Biaya Produksi Departemen 2(Perakitan) Bulan Januari Produksi dalam Unit A. Produksi yang harus dipertanggungjawabkan: Unit yang diterima dari dept 1 Jumlah unit yang harus dipertanggungjawabkan
30,000 30,000
B. Pertanggungjawaban Produksi: Unit yang ditransfer ke dept 3 Unit barang dalam proses akhir periode (tingkat penyelesaian biaya konversi 60%) Jumlah unit yang dipertanggungjawabkan
20,000 10,000 30,000
Biaya Produksi A. Biaya yang harus dipertanggungjawabkan: Biaya dari dept 1 Biaya yang ditambahkan Tenaga Kerja Langsung Overhead Pabrik Jumlah biaya yang ditambahkan Jumlah biaya yang harus dipertanggungjawabkan
Total Rp 22,650,000
per Unit Rp 755
Rp Rp Rp Rp
Rp Rp Rp Rp
14,740,000 12,864,000 27,604,000 50,254,000
567 495 1,062 1,817
21
B. Pertanggungjawaban biaya: Biaya ditransfer ke dept 3 *(20,000* Rp 1817) Bahan dalam proses akhir periode: Biaya dari dept 1 (10,000*755) Tenaga Kerja Langsung (10,000*60%*Rp567) Overhead Pabrik (10,000*60%*Rp495)
Rp 36,332,000 Rp Rp Rp
7,550,000 3,402,000 2,970,000 Rp 13,922,000 Rp 50,254,000
Jumlah biaya yang dipertanggungjawabkan C. Perhitungan biaya per unit:
Produksi Ekuivalen: Tenaga Kerja Langsung dan Overhead Pabrik (20,000 + (60%* 10,000))
Biaya per unit: Tenaga Kerja Langsung
26,000 unit
Rp 14,740,000 = Rp 567 26000 Rp 12,864,000 = Rp 495 26000 Rp 36,340,000 Rp (8,000) Rp 36,332,000
Overhead Pabrik *(20,000*Rp 1.817) Selisih Pembulatan Biaya yang ditransfer
b.(D) Barang Dalam Proses Dept 3
Rp 36,332,000
(K) Barang dalam Proses Dept 2
Rp 36,332,000
7) PT Musi Departemen Pemotongan Laporan Biaya Produksi – Metode rata-rata tertimbang dan Metode FIFO Produksi ekuivalen: Bahan Baku Tenaga Kerja Langsung dan Overhead Pabrik
28.000 + (100%*4.000) = 32.000 28.000 + ( 60%* 4.000) = 30.400
Produksi ekuivalen: Unit yang selesai dan ditransfer Unit dalam proses awal periode Unit yang selesai dari produksi periode berjalan Barang dalam proses awal periode Barang dalam proses akhir periode Jumlah
Bahan Tenaga Kerja Langsung Baku Overhead Pabrik 28,000 28,000 -2,000 -2,000 26,000 26,000 0 800 4,000 2,400 30,000 29,200 22
PT Musi Departemen Perakitan Laporan Biaya Produksi – Metode rata-rata tertimbang dan metode FIFO Produksi ekuivalen: Tenaga Kerja Langsung Overhead Pabrik
27,400 + (50%*1,500)
= 28.150
Produksi ekuivalen:
Tenaga Kerja Langsung Overhead Pabrik 27,400 -900 26,500 603 750 27,853
Unit yang selesai dan ditransfer Unit dalam proses awal periode Unit yang selesai dari produksi periode berjalan Barang dalam proses awal periode Barang dalam proses akhir periode Jumlah
8) PT Barito Departemen 1(Departemen Pemotongan) Laporan Biaya Produksi – Metode Rata-Rata Tertimbang dan FIFO Produksi Ekuivalen: Bahan Baku Tenaga Kerja Langsung dan Overhead Pabrik
39,000 + (4,000*100%)
= 43,000
39,000 + (4,000*60%)
= 41,400
Produksi ekuivalen: Unit yang selesai dan ditransfer Unit dalam proses awal periode Unit yang selesai dari produksi periode berjalan Barang dalam proses awal periode Barang dalam proses akhir periode Jumlah
Bahan Tenaga Kerja Langsung Baku Overhead Pabrik 39,000 39,000 -3,000 -3,000 36,000 36,000 0 2,010 4,000 2,400 40,000 40,410
PT Barito Departemen 2 (Departemen Perakitan) Laporan Biaya Produksi – Metode Rata-Rata Tertimbang dan FIFO Produksi ekuivalen: Tenaga Kerja Langsung Overhead Pabrik
37,000 + (50%*3,000)
= 38,500
23
Produksi ekuivalen:
Tenaga Kerja Langsung Overhead Pabrik 37,000 -1,000 36,000 600 1,500 38,100
Unit yang selesai dan ditransfer Unit dalam proses awal periode Unit yang selesai dari produksi periode berjalan Barang dalam proses awal periode Barang dalam proses akhir periode Jumlah
PT Barito Departemen 3 (Departemen Perakitan) Laporan Biaya Produksi – Metode Rata-Rata Tertimbang dan FIFO Produksi ekuivalen: Tenaga Kerja Langsung Overhead Pabrik
36,000 + (50%*3,000)
= 37,500
Produksi ekuivalen: Unit yang selesai dan ditransfer Unit dalam proses awal periode Unit yang selesai dari produksi periode berjalan Barang dalam proses awal periode Barang dalam proses akhir periode Jumlah
Tenaga Kerja Langsung Overhead Pabrik 36,000 -2,000 34,000 800 1,500 36,300
9) a. Biaya per unit: Tenaga Kerja Langsung Overhead Pabrik
Rp 1,220,000 + Rp 31,580,000 32,000 Rp 1,440,000 + Rp 39,520,000 32,000
= Rp 1,025 = Rp 1,280
b. Barang dalam proses akhir periode Biaya dari dept 1
= 2,000 + = 2,000 + = 2,000 + = Rp 6,290,000
Rp 6,300,000 + 3000 + Rp 103,785,000 33,000 Rp 3,145
Rp 97,485,000 30,000
24
10) a. PT Kapuas Departemen B (Departemen Perakitan) Laporan Biaya Produksi Metode Rata-Rata Tertimbang Bulan Maret Produksi dalam Unit A. Produksi yang harus dipertanggungjawabkan: Unit dalam proses awal periode (tingkat penyelesaian Tenaga kerja langsung dan overhead pabrik 60%) Unit yang diterima dari dept A Jumlah unit yang harus dipertanggungjawabkan
B. Pertanggungjawaban produksi: Unit yang ditransfer ke dept C Unit dalam proses ahkir periode (tingkat penyelesaian Tenaga kerja langsung dan overhead pabrik 50%) Jumlah unit yang dipertanggungjawabkan Biaya Produksi A. Biaya yang harus dipertanggungjawabkan: Biaya dari departemen A Barang dalam proses awal periode 4,000 Diterima selama periode berjalan 20,000 Jumlah 24,000 Biaya yang ditambahkan: Barang dalam Proses awal periode Tenaga Kerja Langsung Overhead Pabrik Barang yang ditambahkan selama periode berjalan Tenaga Kerja Langsung Overhead Pabrik Jumlah biaya yang ditambahkan Jumlah biaya yang harus dipertanggungjawabkan B. Pertanggungjawaban biaya: Biaya ditransfer ke gudang barang jadi *(22,000* Rp 6,967) Barang dalam proses akhir periode Biaya dari dept A (2,000*Rp 4,167) Tenaga kerja langsung (2,000*50%*Rp 1,200) Overhead Pabrik (2,000*50%*Rp 1,600) Jumlah biaya yang dipertanggungjawabkan
4,000 20,000 24,000
22,000 2,000 24,000
Rp Rp Rp
12,000,000 88,000,000 100,000,000
Rp Rp
2,400,000 2,000,000
Rp Rp Rp Rp
25,200,000 34,800,000 64,400,000 164,400,000
Rp 8,334,000 Rp 1,200,000 Rp 1,600,000
Rp 4,167
Rp Rp Rp Rp
1,200 1,600 2,800 6,967
Rp
153,266,000
Rp Rp
11,134,000 164,400,000
25
C. Perhitungan biaya per unit Produksi ekuivalen: Tenaga Kerja Langsung dan Overhead Pabrik Biaya per unit: Tenaga kerja langsung
22,000 + (50%*2,000) Rp 2,400,000 + Rp 25,200,000 23,000 Rp 2,000,000 + Rp 34,800,000 23,000
Overhead Pabrik
*(22,000* Rp 6,967) Selisih Pembulatan Produksi yang selesai periode ini
Rp Rp Rp
b. (D) Barang dalam proses Dept C
= Rp 1,200 = Rp 1,600
153,274,000 (8,000) 153,266,000
Rp 153,266,000
(K) Barang dalam proses Dept B
2.2.4
= 23,000
Rp 153,266,000
Penentuan Harga Pokok atas Produk Bersama dan Produk
Sampingan 1) a. Metode nilai pasar Produk
A B C Jumlah
Jumlah Unit Produksi 10,000 8,000 12,000
Harga jual per Unit Rp 7,000 Rp 8,000 Rp 5,500
Rp Rp Rp Rp
Jumlah Nilai Pasar 70,000,000 64,000,000 66,000,000 200,000,000
Nilai Pasar Relatif(%) 35% 32% 33% 100%
Rp Rp Rp Rp
Alokasi dari biaya bersama 42,000,000 38,400,000 39,600,000 120,000,000
b. Metode unit fisik
Produk A B C
Jumlah Unit yang dihasilkan 10,000 8,000 12,000 30,000
Alokasi dari Biaya bersama Rp 40,000,000 Rp 32,000,000 Rp 48,000,000 Rp 120,000,000
2) Metode Nilai Pasar Produk
X Y Z
Jumlah Unit Produksi 6,000 10,000 8,000
Nilai Pasar per Unit Rp 10,000 Rp 12,000 Rp 15,000
Rp Rp Rp Rp
Jumlah Nilai Pasar 60,000,000 120,000,000 120,000,000 300,000,000
Biaya Pengolahan Setelah Titik Pisah Rp 5,000,000 Rp 8,000,000 Rp 7,000,000 Rp 20,000,000
26
Nilai Pasar Hipotesis Rp Rp Rp Rp
55,000,000 112,000,000 113,000,000 280,000,000
Alokasi dari biaya bersama Rp 27,500,000 Rp 56,000,000 Rp 56,500,000 Rp 140,000,000
3) a. Metode biaya per unit rata-rata biasa Produk P Q R S
Jumlah Unit yang dihasilkan 2,000 8,000 6,000 4,000 20,000
Alokasi dari Biaya bersama Rp 3,000,000 Rp 12,000,000 Rp 9,000,000 Rp 6,000,000 Rp 30,000,000
b. Metode biaya per unit rata-rata tertimbang Produk P Q R S
Jumlah unit yang dihasilkan 2,000 8,000 6,000 4,000
Bobot 10 4 8 6
Jumlah unit tertimbang 20,000 32,000 48,000 24,000 124,000
Alokasi dari Biaya bersama Rp 4,838,000 Rp 7,742,000 Rp 11,614,000 Rp 5,806,000 Rp 30,000,000
4) Pendapatan penjualan Penjualan: Produk Utama Produk Sampingan Jumlah Penjualan Beban Pokok Penjualan: Biaya Produksi Persediaan Akhir Jumlah Beban Pokok Penjualan Laba Bruto Beban Pemasaran dan Administrasi Laba Operasi Pendapatan Lain-lain: Pendapatan dari Penjualan Produk Sampingan Laba Bersih sebelum Pajak Penghasilan
Pendapatan lain-lain
Rp Rp Rp
32,000,000 1,200,000 33,200,000
Rp
32,000,000
Rp
32,000,000
Rp Rp Rp Rp Rp Rp
26,000,000 6,000,000 20,000,000 13,200,000 2,200,000 11,000,000
Rp Rp Rp Rp Rp Rp
26,000,000 6,000,000 20,000,000 12,000,000 2,200,000 9,800,000
Rp
11,000,000
Rp Rp
1,200,000 11,000,000
27
Pengurang dari HPP Produk Utama Rp 32,000,000
Penjualan: Produk Utama Beban Pokok Penjualan Biaya Produksi Persediaan Akhir Jumlah Beban Pokok Penjualan Pendapatan dari Penjualan Produk Sampingan Beban Pokok Penjualan Neto Laba Bruto Beban Pemasaran dan Administrasi Laba Bersih sebelum Pajak Penghasilan
Rp Rp Rp Rp
26,000,000 6,000,000 20,000,000 1,200,000
Rp Rp Rp Rp
18,800,000 13,200,000 2,200,000 11,000,000
Pengurang dari biaya produksi Rp 32,000,000
Penjualan Beban Pokok Penjualan Biaya Produksi Pendapatan dari penjualan produk sampingan Biaya Produksi Neto Persediaan Akhir Jumlah Beban Pokok Penjualan Laba Bruto Beban Pemasaran dan Administrasi Laba Bersih sebelum pajak Penghasilan
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
26,000,000 1,200,000 24,800,000 5,775,000 19,025,000 12,975,000 2,200,000 10,775,000
5) A
Penjualan: Produk Utama Produk Sampingan Jumlah Penjualan Beban Pokok Penjualan: Biaya Produksi Persediaan Akhir Jumlah Beban Pokok Penjualan Laba Bruto Beban Pemasaran dan Administrasi Laba Operasi
Pendapatan penjualan
Pendapatan lain-lain
Rp 144,000,000 Rp 6,400,000 Rp 150,400,000
Rp 144,000,000
Rp Rp Rp Rp Rp Rp
Rp Rp Rp Rp Rp Rp
62,000,000 8,000,000 54,000,000 96,400,000 16,000,000 80,400,000
Rp 144,000,000 62,000,000 8,000,000 54,000,000 90,000,000 16,000,000 74,000,000
28
Pendapatan Lain-lain: Pendapatan dari Penjualan Produk Sampingan Laba Bersih sebelum Pajak Penghasilan
Rp
80,400,000
Rp Rp
6,400,000 80,400,000
Pengurang dari HPP Produk Utama Rp 144,000,000
Penjualan: Produk Utama Beban Pokok Penjualan Biaya Produksi Persediaan Akhir Jumlah Beban Pokok Penjualan Pendapatan dari Penjualan Produk Sampingan Beban Pokok Penjualan Neto Laba Bruto Beban Pemasaran dan Administrasi Laba Bersih sebelum Pajak Penghasilan
Penjualan Beban Pokok Penjualan Biaya Produksi Pendapatan dari penjualan produk sampingan Biaya Produksi Neto Persediaan Akhir Jumlah Beban Pokok Penjualan Laba Bruto Beban Pemasaran dan Administrasi Laba Bersih sebelum pajak Penghasilan
Rp Rp
62,000,000 8,000,000
Rp Rp Rp Rp Rp Rp
54,000,000 6,400,000 47,600,000 96,400,000 16,000,000 80,400,000
Pengurang dari biaya produksi Rp 144,000,000 Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
62,000,000 6,400,000 55,600,000 6,360,000 49,240,000 94,760,000 16,000,000 78,760,000
6) Biaya Produksi Sebelum Pisah Nilai Pasar Laba Bruto (20%*Rp3,200,000) Beban Pemasaran dan Administrasi (2%* Rp 3,200,000) Jumlah Dikurangi Biaya Produksi Taksiran Setelah Pisah
Produk Utama Rp 40,000,000
Produk Sampingan Rp
3,200,000
Rp Rp
576,000 2,624,000
Rp
820,000
Rp 640,000 Rp 64,000
29
Jumlah produk sampingan yang dikreditkan ke Produk Utama Jumlah Harga Pokok Produk Utama Ditambah Biaya Produksi yang Sesungguhnya Setelah Pisah Jumlah Harga Pokok Produk Sampingan Jumlah Unit Produksi Harga Pokok per Unit
Rp
1,804,000
Rp
38,196,000
10,000 Rp 3,819.60
Rp
1,804,000
Rp
770,000
Rp
2,574,000 2,000 1,287.00
Rp
30