Cerita-cerita Inspirasi

  • Uploaded by: iqbal173
  • 0
  • 0
  • March 2021
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Cerita-cerita Inspirasi as PDF for free.

More details

  • Words: 26,579
  • Pages: 136
Loading documents preview...
Cerita, "Koin Penyok"

Alkisah, seorang lelaki keluar dari pekarangan rumahnya, berjalan tak tentu arah dengan rasa putus asa. Sudah cukup lama ia menganggur. Kondisi finansial keluarganya morat-marit. Sementara para tetangganya sibuk memenuhi rumah dengan barang-barang mewah, ia masih bergelut memikirkan cara memenuhi kebutuhan pokok keluarganya sandang dan pangan. Anak-anaknya sudah lama tak dibelikan pakaian, istrinya sering marahmarah karena tak dapat membeli barang-barang rumah tangga yang layak. Laki-laki itu sudah tak tahan dengan kondisi ini, dan ia tidak yakin bahwa perjalanannya kali inipun akan membawa keberuntungan, yakni mendapatkan pekerjaan. Ketika laki-laki itu tengah menyusuri jalanan sepi, tiba-tiba kakinya terantuk sesuatu. Karena merasa penasaran ia membungkuk dan mengambilnya. ―Uh, hanya sebuah koin kuno yang sudah penyok-penyok,‖ gerutunya kecewa. Meskipun begitu ia membawa koin itu ke sebuah bank. ―Sebaiknya koin in Bapak bawa saja ke kolektor uang kuno,‖ kata teller itu memberi saran. Lelaki itu pun mengikuti anjuran si Teller, membawa koinnya ke kolektor. Beruntung sekali, si Kolektor menghargai koin itu senilai 30 dollar. Begitu senangnya, lelaki tersebut mulai memikirkan apa yang akan dia

lakukan dengan rejeki nomplok ini. Ketika melewati sebuah toko perkakas, dilihatnya beberapa lembar kayu sedang diobral. Dia bisa membuatkan beberapa rak untuk istrinya karena istrinya pernah berkata mereka tak punya tempat untuk menyimpan jambangan dan stoples. Sesudah membeli kayu seharga 30 dollar, dia memanggul kayu tersebut dan beranjak pulang. Di tengah perjalanan dia melewati bengkel seorang pembuat mebel. Mata pemilik bengkel sudah terlatih melihat kayu yang dipanggul lelaki itu. Kayunya indah, warnanya bagus, dan mutunya terkenal. Kebetulan pada waktu itu ada pesanan mebel. Dia menawarkan uang sejumlah 100 dollar kepada lelaki itu. Terlihat ragu-ragu di mata laki-laki itu, namun pengrajin itu meyakinkannya dan dapat menawarkannya mebel yang sudah jadi agar dipilih lelaki itu. Kebetulan di sana ada lemari yang pasti disukai istrinya. Dia menukar kayu tersebut dan meminjam sebuah gerobak untuk membawa lemari itu. Dia pun segera membawanya pulang. Di tengah perjalanan dia melewati perumahan baru. Seorang wanita yang sedang mendekorasi rumah barunya melongok keluar jendela dan melihat lelaki itu mendorong gerobak berisi lemari yang indah. Si wanita terpikat dan menawar dengan harga 200 dollar. Ketika lelaki itu nampak ragu-ragu, si wanita menaikkan tawarannya menjadi 250 dollar. Lelaki itupun setuju. Kemudian mengembalikan gerobak ke pengrajin dan beranjak pulang. Di pintu desa dia berhenti sejenak dan ingin memastikan uang yang ia terima. Ia merogoh sakunya dan menghitung lembaran bernilai 250 dollar. Pada saat itu seorang perampok keluar dari semak-semak, mengacungkan belati, merampas uang itu, lalu kabur. Istri si lelaki kebetulan melihat dan berlari mendekati suaminya seraya berkata, ―Apa yang terjadi? Engkau baik saja kan? Apa yang diambil oleh perampok tadi?‖ Lelaki itu mengangkat bahunya dan berkata, ―Oh, bukan apa-apa. Hanya

sebuah koin penyok yang kutemukan tadi pagi‖. (adaptasi dari The Healing Stories karya GW Burns.) ~~~ Sahabat, Bila Kita sadar kita tak pernah memiliki apapun, kenapa harus tenggelam dalam kepedihan yang berlebihan? pahamilah makna "Innalillahi, wainna ilaihi roji'un.." : Sesungguhnya kita ini milik Allah, dan sesungguhnya kepada-Nyalah kita kembali... Ya, semuanya hanya titipan... dan saya yakin, keluhan-keluhan dan ratapanratapan yang berlebihan kita, tidak akan mengembalikan milik kita yang telah hilang...., jadi bersedihlah secukupnya, dan ikhlaskan... Hak-Nya untuk menarik kembali, sesuatu yang telah Ia titipkan kepada kita... Trimakasih telah membaca.... Salam Motivasi Selalu.... Cerita. "Ketulusan"

Alkisah di sebuah rumah mewah yang terletak dipinggiran sebuah kota, hiduplah sepasang suami istri. Dari sekilas orang yang memandang, mereka adalah pasangan yang sangat harmonis. Para tetangganya pun tahu bagaimana usaha mereka dalam meraih kehidupan mapan yang seperti saat ini. Sayang, pasangan itu belum lengkap. Dalam kurun waktu sepuluh tahun pernikahan mereka, pasangan itu belum juga dikaruniai seorang anak pun yang mereka harapkan. Karenanya walaupun masih saling mencinta, si suami berkeinginan

menceraikan istrinya karena dianggap tak mampu memberikan keturunan sebagai penerus generasinya. Setelah melalui perdebatan sengit, dengan sedih dan duka yang mendalam, si istri akhirnya menyerah pada keputusan suaminya untuk tetap bercerai. Dengan perasaan tidak menentu, suami istri itu menyampaikan rencana perceraian kepada orang tua mereka. Meskipun orang tua mereka tidak setuju, tapi tampaknya keputusan bulat sudah diambil si suami. Setelah berbincang-bincang cukup lama dan alot, kedua orang tua pasangan itu dengan berat hati menyetujui perceraian tersebut. Tetapi, mereka mengajukan syarat, yakni agar perceraian pasangan suami istri itu diselenggarakan dalam sebuah sebuah pesta yang sama besarnya seperti pesta saat mereka menikah dulu. Agar tidak mengecewakan kedua orang tuanya, maka persyaratan mengadakan pesta perceraian itu pun disetujui. Beberapa hari kemudian, pesta diselenggarakan. Sungguh, itu merupakan pesta yang tidak membahagiakan bagi siapa saja yang hadir dalam pesta itu. Si suami tampak tertekan dan terus meminum arak sampai mabuk dan sempoyongan. Sementara sang istri tampak terus melamun dan sesekali mengusap air matanya di pipinya. Di sela mabuknya si suami berkata lantang, ―Istriku, saat kau pergi nanti. semua barang berharga atau apapun yang kamu suka dan kamu sayangi, Ambillah dan Bawalah !!―. Setelah berkata seperti itu, tak lama kemudian ia semakin mabuk dan akhirnya tak sadarkan diri. Keesokan harinya, setelah pesta usai, si suami terbangun dari tidur dengan kepala berdenyut-denyut. Dia merasa tidak mengenali keadaan disekelilingnya selain sosok yang sudah dikenalnya bertahun-tahun yaitu sang istri yang ia cintai. Maka, dia pun bertanya ―Ada dimakah aku ? Kenapa ini bukan di kamar kita ? Apakah aku masih mabuk dan bermimpi ? tolong jelaskan.‖

Si istri menatap penuh cinta pada suaminya dengan mata berkaca-kaca dan menjawab, ―Suamiku, ini karena dirumah orang tuaku. Kemaren kau bilang didepan semua orang bahwa engkau berkata kepadaku, bahwa aku boleh membawa apa saja yang aku mau dan aku sayangi. Di dunia ini tidak ada satu barang yang berharga dan aku cintai dengan sepenuh hati selain kamu. karena itu kamu sekarang kubawa serta ke rumah orang tuaku. Ingat, kamu sudah berjanji dalam pesta itu.‖ Dengan perasaan terkejut setelah sesaat tersadar, si suami bangun dan memeluk istrinya, ―Maafkan aku Istriku, aku sungguh bodoh dan tidak menyadari bahwa dalamnya cintamu padaku. Walaupun aku telah menyakitimu, dan berniat menceraikanmu, tetapi engkau masih mau membawa serta diriku bersamamu dalam keadaan apapun―. Akhirnya kedua suami istri ini ini berpelukan dan saling bertangisan. Mereka akhirnya mengikat janji akan tetap saling mencintai hingga ajal memisahkannya (author : Hareem Musasi) Hmm... ketulusan cinta.... Ah, saya tidak berani berkomentar dari cerita ini... karna saya masih singgle... jadi belum berpengalaman menjalin keluarga, hehe... Silahkan bagi sahabat-sahabat yang sudah berumah tangga, bisa berbagi cerita dengan kami-kami, dalam menjaga ketulusan cinta anda... Terimakasih telah membaca, kami tunggu komentar anda... Salam Motivasi...!

Cerita, "Sebuah Baut Kecil"

Sebuah baut kecil bersama ribuan baut seukurannya dipasang untuk menahan lempengan-lempengan baja di lambung sebuah kapal besar. Saat melintasi samudera Hindia yang ganas, baut kecil itu terancam lepas. Hal itu membuat ribuan baut lain terancam lepas pula. Baut-baut kecil lain berteriak menguatkan, ―Awas! Berpeganglah erat-erat! Jika kamu lepas kami juga akan lepas!‖ Teriakan itu didengar oleh lempengan-lempengan baja yang membuat mereka menyerukan hal yang sama. Bahkan seluruh bagian kapal turut memberi dorongan semangat pada satu baut kecil itu untuk bertahan. Mereka mengingatkan bahwa baut kecil itu sangat penting bagi keselamatan kapal. Jika ia menyerah dan melepaskan pegangannya, seluruh isi kapal akan tenggelam. "Sobat kecil, bertahanlah... kami mendukungmu...!" Dukungan itu membuat baut kecil kembali menemukan arti penting dirinya di antara komponen kapal lainnya. Dengan sekuat tenaga, ia pun berusaha tetap bertahan demi keselamatan seisi kapal. (Sumber : Grup Spirit LC) ~~~ Sahabat, Sayang, dunia kerja seringkali berkebalikan dengan ilustrasi di

atas. Kita malah cenderung girang melihat rekan sekerja ―jatuh‖, bahkan kita akan merasa bangga apabila kita sendiri yang membuat rekan kerja gagal dalam tanggung jawabnya. Jika itu dibiarkan, artinya perpecahan sedang dimulai dan tanpa sadar kita menggali lubang kubur sendiri. Bagaimana sikap kita dengan rekan kerja? Mungkin saat rekan kerja menghadapi masalah, kita menganggap itu risiko yang harus ia hadapi sendiri. Tapi sebagai tim, kegagalan satu orang akan selalu membawa dampak pada keseluruhan. Jadi mengapa kita harus saling menjatuhkan? Bukankah hasilnya tentu jauh lebih baik jika kita saling mendukung dan bekerjasama menghadapi persoalan? Nabi Muhammad saw mengajarkan bahwa kita adalah satu tubuh. Jika satu anggota mengalami masalah, yang lainnya harus mendorong dan menguatkannya. Jangan sampai masalah yang dialami rekan kerja malah membuat kita senang. Tapi baiklah kita berseru, ―Berpeganglah erat-erat! Tanpa kamu, kami akan tenggelam!‖ Kegagalan atau kesuksesan rekan sekerja akan selalu mempengaruhi diri kita juga. Trimakasih sahabat telah membaca, Salam Motivasi...!

Cerita, "Menggali Bukit"

Zaman dahulu ada 2 desa yang dipisahkan sebuah bukit...sehingga desa yg satu gemah-ripah-lohjinawi atau bahasa sederhananya "SUBUR-MAKMUR dan hidup SEJAHTERA"...sedangkan desa yang satu lagi sangat TANDUS dan mereka hidup KEKURANGAN...sehingga beberapa pindah dari desa ini. WAktu terus berlalu tanpa adanya perubahan....sampai akhirnya ada seorang ayah sebut saja UMAR yang ingin mewujudkan IMPIANNYA...ingin merubah nasibnya selama ini...dan itu disampaikan kepada ke-3 anak laki2nya, "Wahai anak2ku..mulai besok ayah akan menggali bukit itu agar kondisi desa kita bisa berubah.." Tapi ke-3 anaknya menganggap itu HAL YANG MUSTAHIL DILAKUKAN..bahkan menganggap ayah mereka sudah GILA.... Keesokan harinya UMAR benar-benar melaksanakan niatnya...setelah sholat SUBUH beliau pergi ke bukit dengan membawa cangkul untuk menggali bukit...penduduk desapun menganggap UMAR sudah gila...dan ke-3 anaknya juga berusaha menasehati ayahnya..namun UMAR tidak mau merubah pendiriannya...beliau sangat yakin bisa mewujudkan IMPIANNYA..hari berganti hari..pekan berganti pekan..lama-lama ke-3 anaknya mulai berpikir ulang...‖JANGAN-JANGAN AYAH BENAR‖...akhirnya ke-3nyapun sepakat membantu ayah mereka...sehingga setip pagi satu keluarga ini mengalokasikan sebagian waktunya untuk menggali bukit...dan penduduk desapun makin yakin satu keluarga itu sudah GILA SEMUA. Tanpa terasa waktu terus berlalu...sampai akhirnya satu demi satu penduduk desa mulai membantu apa yang dilakukan oleh keluarga UMAR sampai suatu waktu IMPIAN MEREKA BENAR-BENAR TERWUJUD...sekarang nasib penduduk desa sudah berubah TOTAL yg semula serba kekurangan sekarang SUBUR, MAKMUR, dan SEJAHTERA. (Author Unknown) mengutip catatan teman... ~~~ Sahabat CCM sekalian..., Sebagian dari kita barangkali takut untuk bermimpi karena menganggap bahwa impiannya terlalu BESAR...dan

mustahil meraihnya...bagai punguk merindukan bulan... padahal kita sadar untuk BERMIMPI BESAR ITU BENAR-BENAR GRATISSS... Mungkin anda ingat ketika di dunia ini belum ada produk air putih dalam kemasan. Mereka menganggap ide BODOH dan GILA menjual air putih. Apalagi di Indonesia, yang begitu berlimpahnya air bersih. Saat itu, air putih tidak ada harganya, anda bisa memintanya di warung tanpa membayar. Tapi sungguh luar biasa, perusahaan pelopor air mineral, melihat peluang itu, dan mengubah mindset masayarakat, bahwa air putih pun harus beli. ya, konsumen harus membeli satu botol air putih lebih mahal daripada harga bensin saat itu. LUAR BIASA... Hmm..., saya yakin itu semua berawal dari impian, bukan sekedar impian kecil... tapi sebuah IMPIAN BESAR...! Trimakasih telah membaca, dan selamat bermimpi besar... dan Cerita, "Ternyata, Hidup Ini Sederhana"

Ada seseorang saat melamar kerja, memungut sampah kertas di lantai ke dalam tong sampah,dan hal itu terlihat oleh peng-interview, dan dia mendapatkan pekerjaan tersebut.Ternyata untuk memperoleh penghargaan

sangat mudah, cukup memelihara kebiasaan yang baik. —- 000 —– Ada seorang anak menjadi murid di toko sepeda.Suatu saat ada seseorang yang mengantarkan sepeda rusak untuk diperbaiki di toko tsb.Selain memperbaiki sepeda tersebut, si anak ini juga membersihkan sepeda hingga bersih mengkilap.Murid-murid lain menertawakan perbuatannya.Keesokan hari setelah sang empunya sepeda mengambil sepedanya, si adik kecil ditarik/diambil kerja di tempatnya.Ternyata untuk menjadi orang yang berhasil sangat mudah, cukup punya inisiatif sedikit saja. —- 000 —– Seorang anak berkata kepada ibunya: ―Ibu hari ini sangat cantik.‖Ibu menjawab: ―Mengapa?‖Anak menjawab: ―Karena hari ini ibu sama sekali tidak marah-marah. ‖Ternyata untuk memiliki kecantikan sangatlah mudah, hanya perlu tidak marah-marah. —- 000 —– Seorang petani menyuruh anaknya setiap hari bekerja giat di sawah.Temannya berkata: ―Tidak perlu menyuruh anakmu bekerja keras, Tanamanmu tetap akan tumbuh dengan subur.‖Petani menjawab: ―Aku bukan sedang memupuk tanamanku, tapi aku sedang membina anakku.‖Ternyata membina seorang anak sangat mudah, cukup membiarkan dia rajin bekerja. —- 000 —– Seorang pelatih bola berkata kepada muridnya:―Jika sebuah bola jatuh ke dalam rerumputan, bagaimana cara mencarinya?‖Ada yang menjawab: ―Cari

mulai dari bagian tengah.‖Ada pula yang menjawab: ―Cari di rerumputan yang cekung ke dalam.‖Dan ada yang menjawab: ―Cari di rumput yang paling tinggi.‖Pelatih memberikan jawaban yang paling tepat:―Setapak demi setapak cari dari ujung rumput sebelah sini hingga ke rumput sebelah sana.‖Ternyata jalan menuju keberhasilan sangat gampang, cukup melakukan segala sesuatunyasetahap demi setahap secara berurutan, jangan meloncat-loncat. —- 000 —– Katak yang tinggal di sawah berkata kepada katak yang tinggal di pinggir jalan:―Tempatmu terlalu berbahaya, tinggallah denganku.‖Katak di pinggir jalan menjawab: ―Aku sudah terbiasa, malas untuk pindah.‖Beberapa hari kemudian katak ―sawah‖ menjenguk katak ―pinggir jalan‖dan menemukan bahwa si katak sudah mati dilindas mobil yang lewat.Ternyata sangat mudah menggenggam nasib kita sendiri, cukup hindari kemalasan saja. —- 000 —– Ada segerombolan orang yang berjalan di padang pasir,semua berjalan dengan berat, sangat menderita,hanya satu orang yang berjalan dengan gembira.Ada yang bertanya: ―Mengapa engkau begitu santai?‖Dia menjawab sambil tertawa: ―Karena barang bawaan saya sedikit.‖Ternyata sangat mudah untuk memperoleh kegembiraan, cukup tidak serakah dan memilikisecukupnya saja."You are what you think about. Beware of your mind" —- 000 —–

Cerita, "Cermin Kesuksesan"

Dikisahkan, ada seorang pria yang sedang mengalami masalah bertubi-tubi. Rumah tangganya tidak harmonis. Bersamaan dengan itu, dia pun terkena perampingan karyawan di perusahaannya sehingga dia harus berhenti bekerja. Pada waktu yang senggang, dia berpikir dan mengevaluasi diri. Apa yang salah dengan hidupku? Mengapa aku gagal terus? Bagaimana caranya untuk merubah kegagalan dengan kesuksesan? Dimulailah pencarian jawaban atas pertanyaannya dengan pergi ke toko buku dan membeli buku-buku yang dianggapnya mampu memberi jawaban. Setelah beberapa buku habis di baca, dia merasa tidak puas dan tidak pula menemukan jawabannya. Tiba-tiba timbul inspirasi di pikirannya, kenapa aku tidak menanyakan langsung saja ke penulis buku-buku itu? Pasti akan lebih berhasil bila aku bisa mendapatkan petunjuk langsung dari si penulis. Maka ditemuilah si penulis buku. Setelah menceritakan semua kegagalan yang dialaminya, dia berkata, ―Tuan penulis, tolong ajarkan kepada saya, rumus dan cara yang bisa membuat saya sukses‖. Si penulis pun menjawab, ―Kalau anda membaca buku saya dengan teliti, dan menjalankan dengan nyata , tentu akan ditemukan cara-cara menuju sukses‖ ‖Saya sudah membaca habis, bahkan hafal isi buku anda, tetapi tetap saja belum menemukan rumus sukses. Oleh karena itu, saya memutuskan untuk bertanya langsung‖.

Si penulis berpikir sejenak dan berkata, ―Baiklah, saya akan ketemukan kamu dengan seseorang. Biar dia yang memberitahu kamu bagaimana cara sukses dalam hidup ini‖. Dengan gembira si pria bertanya, ―Dimana orang itu bisa saya temui?‖ Si penulis mengajak pria itu ke sebuah kamar, ―Dia ada di dalam kamar ini‖. Maka Pria itu pun mengetuk pintu dan segera masuk ke dalam kamar. Namun dia heran karena tidak ada seorangpun di dalam kamar tsb, yang ada hanya sebuah cermin besar. Lalu si Penulis berkata, ―Lihatlah ke cermin itu. Orang yang ada di cermin itu adalah sang penolong yang kamu cari untuk menunjukkan bagaimana caranya meraih sukses. Sesungguhnya hanya kamu yang bisa menolong dirimu sendiri, tanpa kamu berani memulai dari dirimu sendiri untuk berusaha dan berjuang maka kamu tidak akan meraih sukses!‖ Seketika itu juga si pemuda tersadar, ―Terima kasih pak penulis. Saya akan berusaha lebih tekun dan mengandalkan diri sendiri untuk mempraktekkan teori yang telah saya dapat dan pelajari! (Sumber : kaskus.us) ~~~ Sahabat, Hidup adalah rangkaian aktivitas yang kita lakukan setiap hari, kalau perasaan malas, tidak disiplin, bimbang, ragu2 dan lain sebagainya menguasai diri kita , tentu nasib buruklah yang kita dapat.

Sukses bukanlah teori, sebagai manusia yang telah di karuniai segenap kelebihan-kelebihan olah Tuhan, kita harus berani mengembangkan diri dan mengandalkan diri sendiri untuk berpikir, bergerak dan berjuang. Kalau mental kemandirian telah kita miliki, dan tidak cengeng dalam menghadapi kesulitan hidup, berani belajar dalam setiap tindakan yang kita ambil . maka pasti nasib kita akan berubah dan meraih sukses yang membanggakan! Terimakasih telah membaca, dan... SALAM MOTIVASI....! Kamis, 01 Cerita, "Raja Sehari"

Dahulu ada sebuah Kerajaan yang sangat aman, rakyatnya makmur dan sentosa. Raja ini selalu memperhatikan dan mementingkan kesejahteraan rakyatnya. Sang Raja selalu berkeliling negeri untuk melihat langsung kondisi rakyatnya. Suatu Sang Raja mendengar rintihan seorang pemuda yang kelaparan. Si Ibu dengan suara lemah mengatakan kepada anaknya bahwa dia sudah tidak memiliki lagi persediaan makanan. Raja terkejutdi negerinya ada rakyatnya yang kelaparan. Sang Raja berfikir sebentar. Kemudian dia membuat sebuah kesempatan untuk Sang pemuda. Dia memerintahkan prajuritnya. untuk secara diam-

diam membawa sang anak ke istana ketika dia tidur, malam itu juga. Ketika Pemuda itu tidur, secara diam-diam beberapa Prajurit membawa pemuda tanpa sepengatahuan siapapun termasuk pemuda itu sendiri. Raja ingin memberikan jabatannya sebagai Raja selama sehari untuk si pemuda tersebut.Diaingin tahu apa yang akan dilakuakn si Pemuda. Pagi harinya ketika terbangun dari tidurnya si anak heran, dimanakah dia berada? Segera beberapa pembantu istana menjelaskan bahwa dia saat ini di istana kerajaan dan diangkat menjadi Raja. Para Pembantu istana sibuk melayaninya.Sementara itu di tempat terpisah si ibu kebingungan dan cemas karena dia mendapati anaknya hilang dari rumahnya. Di carinya kemana-mana tapi sang anak pujaan hati tetap tak ditemukannya. Siang harinya sambil menangis dan bercucuran air mata si ibu pergi ke istana Raja untuk meminta bantuan mencari anaknya ke pelosok negeri. Di gerbang istana si ibu tertahan oleh Para Penjaga istana dan tidak diijinkan untuk bertemu dengan Raja. Namun demikian, seorang Penjaga itu masuk ke dalam dan memberi tahu kepada Sang Raja baru (Pemuda) bahwa di luar istana ada seorang ibu tua lusuh dan kelaparan yang sedang mencari anaknya yang hilang. Sang Raja kemudian memerintahkan untuk mensedekahkan satu karung beras kepada ibu tua miskin tersebut. Malam harinya Sang Raja baru itu tidur kembali di kamarnya yang megah dan mewah.Tengah malam, Sang Raja yang asli dengan Para Pembantunya secara diam-diam kembali memindahkan pemuda yang sedang tidur lelap itu kembali ke rumah ibunya. Esok pagi si ibu sangat gembira karena telah menemukan kembali anaknya yang hilang kemarin. Sebaliknya si Pemuda heran kenapa dia ada disini kembali. Si ibu bercerita bahwa kemarin dia mencarinya kesana-kemari

hingga pergi ke istana untuk minta bantuan, dan pulangnya dia diberi oleh Raja sekarung beras. Si Anak segera menyadari bahwa dialah kemarin yang memberi sekarung beras itu. Kemudian bergegas dia pergi ke istana dan menghadap Raja, dengan lugu dia minta diangkat kembali menjadi raja. Walau cuma sehari .Sang Raja segera menolak dengan mengatakan bahwa waktu/kesempatannya menjadi raja sudah habis. Si Pemuda tetap memohon,sambil menghiba-hiba Pemuda itu minta hanya sejam saja bahkan beberapa menit saja, tetapi Sang Raja tetap menolak Sang Pemuda pulang dengan hati penuh penyesalan.Kenapa dia sangat kikir dulu, seandainya dia dermawan maka tidak hanya sekarung beras yang dia kirim tetapi mungkin berton-ton beras yang dia kirim. ~~~ Tahukah sahabat ?.. Itulah analogi kehidupan kita sekarang. Kelak di akhirat ada orang-orang menyesal. Mereka tidak pernah beramal untuk akhirat. Mereka tidak pernah mengirim beras ( pahala ) yang banyak untuk kampung akhirat mereka. Mereka meminta kesempatan untuk kembali ke dunia, agar bisa beramal sebaik mungkin... tapi, itu tidak mungkin... karna hidup hanya sekali. Maka, mari kita optimalkan kehidupan didunia ini yang hanya sekali, untuk ibadah dan kebaikan. Karena kita tidak tau kapan ajal menjemput kita. Bisa saja, hari ini adalah hari terakhir kita... maka, kenapa kita masih saja berbuat dosa, dan masih ragu dan malas tuk beribadah kepada-Nya? Begitu banyak kasih sayang Allah Tuhan kita, dengan kasih sayang yang

berbentuk berbagai peringatan-peringatan yang datang kepada kita. Ya, Mungkin tulisan ini adalah yang kesekian ribu peringatan kasih sayangNya.... Tinggal diri kita,... apakah akan kita abaikan peringatan dan kesempatan itu hingga kesempatan itu habis? ... Terimakasih sahabat telah membaca, semoga bermanfaat bagi kita semua... Salam Motivasi selalu.... ^_^ Cerita, "Kekuatan Belas Kasih"

Di India utara ada sebuah desa yang memiliki kondisi alam kurang bersahabat, membuat desa hidup dalam kemiskinan. Untuk mencari makanan sehari-hari penuh dengan perjuangan. Semua orang ingin mengubah keadaan tapi tidak ada yang tahu bagaimana melakukannya. Tidak jauh dari desa tersebut ada sebuah jalan antar kota. Karena kondisi jalan jelek, banyak mobil dan truck yang jatuh disana. Suatu hari sebuah truk penuh dengan makanan kaleng terguling ke pinggir jalan dan kalengkaleng berserakan di mana-mana. Karena sopir terluka, dia menumpang kendaraan menuju ke rumah sakit dan meninggalkan makanan kaleng berserakan di tanah. Ketika penduduk desa menemukan makanan kaleng "gratis", mereka membawanya pulang. Selama beberapa hari setelah kecelakaan itu, setiap keluarga memiliki makanan kaleng di meja makan malam mereka. "keberuntungan" Ini mengilhami para penduduk desa. Sebagai pepatah lama mengatakan : "Bertahan dengan apa saja yang ada

di dekat, baik itu gunung atau danau." Sekarang penduduk desa berpikir bahwa mereka bisa hidup dari jalan raya tersebut. Mereka mulai sering pergi ke jalan raya, berharap menemukan truk rusak dan penuh makanan. Tapi kecelakaan tidak terjadi sesering yang mereka inginkan. Hanya melihat truk makanan datang dan pergi, Penduduk desa kecewa tidak mendapatkan apa-apa. Suatu hari, seseorang datang dengan ide yang cerdik. Mereka pergi ke jalan dengan sekop dan cangkul, dan menggali banyak lubang di malam hari. Tak lama kemudian, lebih dan lebih banyak mobil dan truk pecah ban di sana. Karena jalan yang buruk, truk-truk melaju sangat lambat menghindari terjadinya kecelakaan. Penduduk desa kemudian dengan mudah mengikuti dan mencuri beberapa barang di truk.

Lambat laun, keadaan semakin memburuk. Awalnya, mereka mencuri makanan hanya untuk konsumsi mereka sendiri. sekarang mereka mulai mengambil barang-barang lain dan menjualnya di pasar. Akhirnya, pencurian berubah menjadi murni perampokan. Jalan dekat desa menjadi bagian paling berbahaya di sepanjang jalan raya tersebut. Setiap bulan, polisi menerima beberapa laporan tentang perampokan. Suatu hari, polisi menangkap dua penduduk desa saat mereka merampok sebuah truk dan memenjarakan mereka. Penahanan itu tidak membuat penduduk desa lainnya jera. Mereka menjadi lebih licik dalam melakukan kejahatan ini. Mereka mengorganisasi diri mereka dan menugaskan orang-orang untuk mengawasi polisi. Setelah perampokan, mereka menyembunyikan barang atau mengubah kemasan sehingga polisi tidak bisa menemukan bukti. Pemerintah lokal mencoba berbagai cara menghentikan tindak kejahatan ini. Karena penduduk sudah terbiasa dengan cara hidup seperti ini, perampokan tidak menunjukkan tanda-tanda akan berhenti. Selama satu musim dingin, karena reputasi desa, banyak pengemudi truk

menghindari jalan desa dengan memilih jalan memutar. Hasilnya, penduduk desa tidak mendapat apa-apa selama beberapa hari berturutturut. Suatu hari, sebuah truk penuh dengan pati fosfat lewat. Pati fosfat adalah digunakan untuk industri dan beracun. Para penduduk desa kebanyakan tidak berpendidikan, dan menurut mereka, pati adalah makanan yang bisa dimasak dengan berbagai cara. Jadi, mereka menghadang truk, dan sebagaian meloncat ke atas truk dan mengambil lebih dari 20 kantong. Pengemudi yang masih muda ini menghentikan truk dan mengejar para perampok. Penduduk desa lainnya mengambil kesempatan ini, mereka membongkar semua kantong-kantong pati yang tersisa. Ketika pengemudi pergi ke desa, ia memohon kepada penduduk desa untuk mengembalikan pati tersebut. Saat ini, semua penduduk desa sudah menyembunyikannya dan tak seorang pun mengaku sebagai pencuri. Permohonan pengemudi ini tidak mendapat perhatian. Akhirnya, ia mengatakan kepada penduduk desa bahwa pati tersebut tidak dapat dimakan dan ini hanya dipakai untuk industri. Orang bisa meninggal jika mereka memakannya, jadi bagi penduduk desa ini adalah tidak bermanfaat. Pengemudi mengatakan kepada mereka kebenaran, tetapi penduduk tidak percaya kepadanya. Bagaimanapun, pati itu kelihatan dan rasanya persis sama seperti pati biasa yang bisa dimakan. Pengemudi menjadi sangat takut ketika penduduk desa tidak percaya kepadanya. Dia ingin melaporkan kejadian tersebut kepada polisi, tetapi ia juga khawatir seseorang akan memakan pati dan mati. Walaupun ia tidak akan bertanggung jawab atas kematian siapa pun, dia tidak mau seseorang meninggal karena suatu kesalahan bodoh. Dia pergi dari pintu ke pintu untuk memberitahu orang-orang kebenaran, bahkan ia berlutut dan berkata: "Saya tidak peduli tentang pati itu bahkan jika Anda tidak mengembalikannya, hal yang terburuk bukan pada kerugian ekonomi saya. tapi saya memohon kepada Anda untuk tidak memakannya, karena jika tidak, anda akan meninggal. "

Melihat desakan pengemudi itu, beberapa penduduk desa mulai ragu akan diri mereka sendiri. Seseorang memberi makan ayam dengan pati tersebut dan ayam mati dalambeberapa menit. Pengemudi itu mengatakan kebenaran! Penduduk desa terkejut, dan hati mereka sangat tersentuh. Mereka telah mencuri barang-barang pengemudi ini dan seharusnya pengemudi itu membenci mereka. Bahkan jika mereka mati karenapati beracun, mereka merasa pantas mendapatkanya. Namun pengemudi ingin menyelamatkan nyawa mereka yang sangat buruk, dia bahkan memohon dengan berlutut kepada mereka . Ini semacam rasa cinta dan belas kasih, serta kerendahan hati membuat penduduk desa merasa malu. Penduduk desa mengembalikan semua pati ke truk. Sejak hari itu, orangorang di desa tidak pernah merampok truk lagi. Ketika seseorang tergoda untuk mencuri, yang lain akan berkata: "Pikirkan tentang orang baik. Kita merampok dia, tetapi ia menyelamatkan hidup kita. Apakah kita masih ingin melakukan hal buruk ini? Apakah kita benar-benar jahat? " Sekarang jalan dekat desa ini menjadi aman kembali. Setelah semua upayaupaya penegakan hukum dan persuasi pemerintah gagal, pengemudi muda dengan belas kasih mengubah segalanya. (Sumber : ERA BARU)

Sahabat, kebiasaan orang-orang dapat diubah jika kita tahu bagaimana mendekati mereka. Belas kasih dapat bangkit dalam diri orang jika itu dilakukan dengan tepat. Ada belas kasih dalam hati setiap orang, tetapi satu-satunya cara untuk beresonansi dengan hal tersebut adalah melalui belas kasih. Jika kita ingin orang lain menjadi baik, kita yang pertama menunjukkan rasa belas kasih kepada mereka. Tidak peduli seberapa jahatnya orang itu, belas kasihnya dapat dibangkitkan dan ia dapat membuang pikiran – pikiran jahatnya. Kami percaya setiap orang memiliki

belas kasih dalam hatinya, dan jika kita semua mampu menunjukkan kepada orang lain, dunia akan menjadi tempat yang indah. Trimakasih sahabat telah membaca,... Selamat Berbagi Belas Kasih, bukan hanya sesama manusia, akan tetapi hewan dan tumbuhanpun berhak belas kasih kita.... Saya yakin merekapun merasakannya. Tak heran jika dalam riwayat Tuhan menjajikan surga, kepada seorang pelacur lantaran dia pernah memberikan minum dengan tulus, seekor anjing yang kehausan dipadang pasir. Salam Motivasi...! ^_^ Jumat, 23 Certa, "Filosofi Burung Angsa"

Sebuah renungan bagi kita semua Kalau kita tinggal di negara empat musim, maka pada musim gugur akan terlihat rombongan burung angsa terbang ke arah selatan untuk menghindari musim dingin. Burung-burung angsa tersebut terbang dengan formasi berbentuk huruf "V". Kita akan melihat beberapa fakta ilmiah tentang mengapa rombongan burung angsa tersebut terbang dengan formasi "V". Fakta: Saat setiap burung mengepakkan sayapnya, hal itu memberikan "daya

dukung" bagi burung yang terbang tepat di belakangnya. Ini terjadi karena burung yang terbang di belakang tidak perlu bersusah payah untuk menembus ―dinding udara‖ di depannya. Dengan terbang dalam formasi "V", seluruh kawanan dapat menempuh jarak terbang 71% lebih jauh daripada kalau setiap burung terbang sendirian. Pelajaran: Orang-orang yang bergerak dalam arah dan tujuan yang sama serta saling membagi dalam komunitas mereka dapat mencapai tujuan mereka dengan lebih cepat dan lebih mudah. Ini terjadi karena mereka menjalaninya dengan saling mendorong dan mendukung satu dengan yang lain. Fakta: Kalau seekor burung angsa terbang keluar dari formasi rombongan, ia akan merasa berat dan sulit untuk terbang sendirian. Dengan cepat ia akan kembali ke dalam formasi untuk mengambil keuntungan dari daya dukung yang diberikan burung di depannya. Pelajaran: Kalau kita memiliki cukup logika umum seperti seekor burung angsa, kita akan tinggal dalam formasi dengan mereka yang berjalan di depan. Kita akan mau menerima bantuan dan memberikan bantuan kepada yang lainnya. Lebih sulit untuk melakukan sesuatu seorang diri daripada melakukannya bersama-sama. Fakta: Ketika burung angsa pemimpin yang terbang di depan menjadi lelah, ia terbang memutar ke belakang formasi, dan burung angsa lain akan terbang menggantikan posisinya.

Pelajaran: Adalah masuk akal untuk melakukan tugas-tugas yang sulit dan penuh tuntutan secara bergantian dan memimpin secara bersama. Seperti halnya burung angsa, manusia saling bergantung satu dengan lainnya dalam hal kemampuan, kapasitas dan memiliki keunikan dalam karunia, talenta atau sumber daya lainnya. Fakta: Burung-burung angsa yang terbang dalam formasi ini mengeluarkan suara riuh rendah dari belakang untuk memberikan semangat kepada burung angsa yang terbang di depan sehingga kecepatan terbang dapat dijaga. Pelajaran: Kita harus memastikan bahwa suara kita akan memberikan kekuatan. Dalam kelompok yang saling menguatkan, hasil yang dicapai menjadi lebih besar. Kekuatan yang mendukung (berdiri dalam satu hati atau nilai-nilai utama dan saling menguatkan) adalah kualitas suara yang kita cari. Kita harus memastikan bahwa suara kita akan menguatkan dan bukan melemahkan. Fakta: Ketika seekor burung angsa menjadi sakit, terluka, atau ditembak jatuh, dua burung angsa yang lain akan ikut keluar dari formasi bersama burung angsa tersebut dan mengikutinya terbang turun untuk membantu dan melindungi. Mereka akan tinggal dengan burung angsa yang jatuh itu sampai ia mati atau dapat terbang lagi. Setelah itu mereka akan terbang dengan kekuatan mereka sendiri atau dengan membentuk formasi lain untuk mengejar rombongan mereka.

Pelajaran: Kalau kita punya perasaan, setidaknya seperti seekor burung angsa, kita akan tinggal bersama sahabat dan sesama kita dalam saat-saat sulit mereka, sama seperti ketika segalanya baik. Jadi apa keuntungan yang kita dapat dari perdebatan takberujung karena perbedaan? Bukankah lebih baik kita bahu membahu saling mengisi kekurangan kita? Mencari solusi terbaik bersama-sama disaat kita berbeda pandangan? Ingatlah kawan, bangsa ini bukan hanya milik kita tapi milik penerus & keturunan kita juga. Akankah kita mewariskan bangsa ini pada penerus kita bangsa yang carut marut tanpa arti? Jawabannya ada pada sahabat sekalian. "Burung angsa pun bisa melakukannya, bagaimana dengan kita, sahabat?" Semoga filosofi ini bermanfaat buat kita semua. Terimakasih telah membaca,... Salam Motivasi.

Cerita, "Lihat Jam Dinding itu!"

Sahabat,…

Ada salah satu pengalaman menarik, ketika saya menuntut ilmu di pondok pesantren. Sebuah kata-kata yang sangat menggugah diri hingga saat ini. Saya yang dahulu orangnya sangat minder, pemalu, Alhamdulillah terpicu untuk menjadi orang yang berani tampil dan berbicara didepan banyak orang. Mungkin diantara sahabat sekalian ada yang minder untuk tampil didepan banyak orang seperti saya dahulu. Hmm… semoga cerita ini bisa mengurangi minder anda, dan memicu keberanian anda…

Sahabat, saat itu saya masih duduk di kelas satu, Madrasah Tsanawiyah (MTs) di Pondok Pesantren Al Mukmin Solo, sebuah pendidikan setingkat dengan SLTP/SMP saat itu. Saya yakin anda kenal dengan pondok tersebut. Pondok tersebut populer dengan nama pondok Ngruki. Ya, anda benar, sering media mengaitkan dengan terrorist saat itu, karena ada segelintir alumni dari ratusan ribu alumninya menjadi pelaku terorris. Ah, sebuah kesimpulan yang terburu-buru menurutku, hingga mereka menuduh pondok kami mengajarkan terorisme. Ah, terserah mereka saja… saya cuma berusaha membuktikan dengan diri saya sebagai salah satu alumni. Dengan sikap saya, bahwa pernyataan itu tidak benar. Bahkan berbalik 180 derajat!... Because, My Name is Jihad, anda I am not a terrorist…!!! (he he… masih terniang dan teringat film ―My Name is Khan‖ yang saya tonton kemarin. Yang belum nonton… saya sarankan nonton. Nggak bakalan nyesel Insya Allah) Loh kok malah ngelantur…, mohon maaf sahabat. Kembali ke topik pembicaraan awal. Saat itu kami semua para santri berkumpul di masjid seusai sholat berjamaah. Kami semua menunggu ketua IST (kalau di sekolah negeri bernama OSIS) akan berceramah. Sebuah ceramah yang sangat berkesan bagiku.

―Kalian sebagai santri harus berani tampil didepan umum!‖ pekiknya. ―Percaya tidak, bahwa orang yang berani berbicara didepan banyak orang, dia mampu menguasai lebih dari 80% orang yang dihadapannya. Percaya tidak?‖ tanyanya. Saat itu kami terdiam sambil mendengarkan perkataannya yang berapi-api penuh semangat. ―Loh, kok malah diam?... Berarti kalian tidak percaya?‖ tanyanya lagi. ―Oke, kalo begitu… Coba sekarang kalian lihat jam dinding itu!‖ katanya sambil menunjuk sebuah jam dinding yang menempel tembok di belakang kami. Penasaran kamipun melihat jam dinding itu. Apa maksudnya disuruh untuk melihat jam dinding biasa itu? Tanyaku dalam hati. ―Nah…! Terbukti kan? Lebih dari 80 % kalian semua melihat jam dinding itu. Hanya yang tidur yang tidak melihat jam itu. Betul?... Sekarang percaya kan?‖ kata dia puas, dengan senyum lebar, merasa berhasil mempengaruhi kami. Ow ternyata maksudnya itu. Bibirku tersenyum takjub membenarkan katakatanya. Sejak saat itu saya memulai termotivasi untuk berani tampil dan berbicara didepan umum. Tentunya bukan sekedar berani, tapi juga harus didukung dengan pembelajaran tekhnik berbicara dan berpidato. Alhamdulillah, program Muhadoroh, sangat mendukung pembelajaranku. Sebuah program berlatih berpidato. Sepekan dua kali. Setiap hari senin dan kamis sore. Kami semua digilir untuk berpidato menggunakan bahasa Indonesia, Bahasa Arab, dan Bahasa Inggris.

Meja-meja kelas dijadikan satu, menjadi sebuah panggung. Para santri yang tidak mendapat giliran berpidato menjadi penonton. Tak jarang mereka usil mengganggu rasa percaya diri kami. Tapi tak jarang pula mereka menyemangati kami ketika kami, kikuk minder berdiri diatas panggung. Ah, sebuah kenangan indah yang tak terlupakan disana. ~~~ Sahabat…, semoga cerita sederhana ini bisa menjadi inspirasi bagi anda untuk berani tampil di depan umum. Saatnya orang-orang yang baik seperti sahabat-sahabat sekalian harus bergerak memulai perubahan kebaikan itu. Berusahalah menjadikan 80 % orang dihadapan anda jadi lebih baik dari sebelumnya. Terimakasih telah membaca…, Salam Motivasi…!

Cerita, "Gaung Kehidupan"

Suatu ketika ada sepasang anak dan ayah menjelajahi sebuah gua. Tiba-tiba sang anak terjatuh dan menjerit keras, "arggghhhhhhhhhh". Anak tersebut terkejut, dan sesaat mendengar suara yang berulang suatu tempat di gua itu.: "arggghhhhhhhhhh"

Penasaran, anak itu berteriak,"Siapa kamu?" Ia mendapat balasan sama, "Siapa Kamu" Dan kemudian ia berteriak lagi,"Aku mengagumimu" sedetik kemudian terdengar jelas balasan yang sama. Marah karena mendengar respon itu, sang anak berteriak,"PENGECUT" Dia menerima jawaban :"PENGECUT" sejurus kemudian, sang anak melihat kearah ayahnya dan bertanya,"Apa yang terjadi,ayah?" Sang Ayah tersenyum dan berkata,"Nak, perhatikan !" Sang ayah berteriak,"KAMU ADALAH PEMENANG". Dan suara jawaban terdengar sama persis seperti apa yang diteriakkan sebelumnya. Kemudian sang ayah menjelaskan kepada anaknya bahwa semua orang menyebutnya 'GAUNG'tapi itulah sebenarnya kehidupan. "Ia mengembalikan apapun yang kamu katakan dan lakukan". "Hidup ini sebenarnya adalah pantulan dari apa yang kita perbuat sebelumnya, Nak".

*** Sahabat CCM yang berbahagia, Kita tidak akan lepas dari apa yang kita lakukan sebelumnya. Semua perbuatan dan perkataan kita bisa jadi akan menentukan apa yang kita dapatkan kelak. Layaknya Gaung di goa, kita pun tidak pernah lepas dari pantulan-pantulan

kehidupan yang mengiringi langkah hidup kita kedepan. JIka kita berbuat baik, maka bisa jadi kita akan menuai kebaikan kelak. Namun kebalikannya, jika apa yang kita katakan dan perbuat tidak sesuai maka kelak kita mendapat balasan. Sama jika kita menginginkan banyak cinta mendampingi hidup kita, maka ciptakan lebih banyak cinta dalam hati kita. Jika kita inginkan keberhasilan dalam hidup, maka ciptakan suasanasuasana yang membuat kita tetap semangat dalam berusaha, teguh dalam do'a. Namun, jika kita telah terbiasa berperilaku tidak sesuai, maka kemungkinan hal-hal yang baik takkan kita capai. Tuhan Maha Adil, sehingga Ia melihat apa yang kita lakukan. Itu semua akan kembali kepada apa yang kita lakukan kemarin,sekarang atau kelak. Sahabatku, tetap semangat,,^_^ SALAM MOTIVASI,,!!! Cerita, "Cat Tembok"

Assalamu'alaikum Wr.Wb. Salam Sejahtera bagi kita semua...

Sahabatku, apakah kita selalu merasa usaha yang selama ini dilakukan tidak berbuah hasil sama sekali? ^_^ Ada sedikit ilustrasi dalam cerita berikut,,

*** Suatu ketika, ada seorang sahabat yang ingin memperbaharui suasana ruang usahanya dengan mengecat kembali ruangan tersebut. Ia merasa kalau warna cat ruangan itu sudah mulai kusam dan luntur. Kebetulan warna awalnya adalah kuning emas,dan ia hanya ingin mengecatnya dengan warna sama. Berharap kusam dan tidak ratanya cat dulu bisa tertutup. Sebenarnya,ia dan rekannya sudah merencanakan ini sejak lama. Karena sejak renovasi awal, ia merasa masih kurang puas dengan cat temboknya. Padahal, ketika itu mereka berjibaku mengecat siang dan malam. Semua peralatan sudah disiapkan sebelum hari pengecatan. Semua karyawan diliburkan. Cat tembok yang diinginkan pun telah dibeli. Dan merek cat nya pun sama dengan sebelumnya. Dengan semangat yang menggebu-gebu mereka mulai mengecat tembok. Namun, alangkah terkejutnya ketika diakhir pekerjaan, tembok yang sekiranya menjadi lebih terang dan indah, terlihat sama tidak berbeda dengan yang lalu. Padahal, mereka telah melapisinya berkali-kali. Sepertinya, ada yang tidak sesuai dengan perkiraan mereka. Semua teknik dan peralatan rasanya sudah menjadi lebih baik dari sebelumnya. Dan pengalaman mengecat pun pernah dilakoni.

Ternyata, ada hal yang harusnya mereka ketahui. Bahwasanya cat yang digunakan itu tidaklah kualitas seperti yang mereka duga. Banyak orang, teman,tetangga,saudara mereka sewaktu diminta saran berkata bahwa sebaiknya cat yang digunakan berbeda, dan yang lebih berkualitas. Tentu, harganya juga berbeda. Namun, karena alasan itu pula mereka mencoba menepisnya. Akhirnya, mereka mencoba itu, untuk mengganti cat dengan merek yang berbeda. Alhasil, sekali mengusap kuas, warna tembok menjadi lebih terang. Kusam dan tidak rata tertutupi dengan sempurna. Mereka pun tidak perlu berkali-kali mengecat karena hasilnya telah kelihatan bagus. Dan suasana ruangan itu pun menjadi lebih segar dengan warna yang cemerlang. Purwo Sucahyo *** Sahabat CCM, Terkadang disaat kita ingin menjadi lebih baik dari sebelumnya, kita tentu belajar dari pengalaman. Namun ketika itu pula kita sering terlupa akan hal-hal kecil yang bisa menjadi penentu keberhasilan kita. Ada strategi,,, kita pernah melakoni semua, kita belajar tentang itu,,, Ada usaha,,,kita tentu bisa lebih giat... Ada doa...selalu kita panjatkan,,, Namun Tuhan punya cara tersendiri membuat kita tersadar akan hal-hal kecil ,,,

itu adalah NASIHAT,,, Nasihat kepada ketulusan dan kelurusan niat kita,, apapun itu,,, sekecil apapun itu,,, sepahit apapun itu,,, Nasihat itu bagian dari semangat kita, usaha kita, dan bisa juga jawaban Tuhan akan do'a kita,,, Sahabatku, Semangat itu sesuatu yang "inkonsisten", selalu berubah,,tidakbisa selamanya sama dan kuat,,, DAN KARENANYA ADA NASIHAT,, yang menjaga semangat itu, yang bisa memacu semangat kita disaat lemah,lesu,takberdaya,,, Oleh karena itu,kita selalu diingatkan bahwa hidup adalah untuk saling menasihati, dalam hal yang baik dan bermanfaat,,,^_^

Sahabatku,,,terimakasih telah membaca,,,semoga tetap semangat ya,, Salam Motivasi... Assalamu'alaikum Wr. Wb Cerita, "Rantai Gajah"

Assalamu'alaikum Wr.Wb. Salam Sejahtera Untuk Kita semua, Amin Sahabat CCM yang tetap semangat, Terima kasih atas kesetiaannya dengan Grup ini. Maaf sebelumnya kalau pengiriman cerita kali ini telat, ^_^ Sahabatku, mungkin ada hal yang sampai detik ini membelenggu pikiran kita sehingga kita tak dapat meraih cita-cita atau harapan. Mungkin cerita ini bisa menjadi inspirasi hari ini. *** Suatu ketika ada sang pawang gajah bercerita tentang bagaimana ia bisa membuat gajah bisa tunduk patuh dan tidak takut sang gajah akan melarikan diri. Padahal tali yang dipakaikan ke gajah hanyalah seutas tali ijuk. Ia mengkisahkan bahwa sejak kecil gajah-gajah diikat kakinya dengan rantai baja yang sangat kuat. Rantai itu pun dikaitkan pada sebuag tonggak baja yang besar dan kuat tertanam. Oleh karenanya, sang gajah kecil hanya bisa berjalan sepanjang rantai terbentang. Jikapun ia ingin melarikan diri, rantainya akan menahannya. Sekuat apapun gajah kecil itu mencoba, tentu akan sangat sia-sia usahanya lepas dari cengkraman rantai baja yang memang sangat kuat. Atau mungkin karena kekuatan sang gajah kecil yang masih lemah untuk lepas dari rantai itu.

Usaha sang gajah kecil pun sepertinya selalu sia-sia. Hal ini berlangsung sampai sang gajah beranjak dewasa. Apa yang terjadi? Ternyata gajah tersebut menyerah dengan keadaan. Di benaknya apa yang berada di pergelangan kakinya itu adalah rantai baja yang sama, yang kekuatannya jauh lebih besar darinya. Ia pun pasrah dengan apa yang harus ia kerjakan. Di benaknya pula apa yang dilakukan adalah semata-mata perintah dari sang pawang yang mengikatnya, tanpa berpikir panjang bahwa ia bisa lolos dan menjadi seperti yang ia inginkan. Dengan demikian, sang pawang tidak pernah khawatir lagi akan gajahnya. Baginya mengikat gajah dengan rantai tak jauh beda dengan tali ijuk. Setiap hari, sang gajah hanya pasrah untuk dibawa ke ladang atau hutan untuk bekerja.

*** Sahabatku, banyak dari kita yang mungkin merasa ada seutas rantai baja yang sangat kuat membelenggu diri kita. Mungkin saja rantai itu adalah kebodohan, kemiskinan, atau keadaan yang tidak mendukung dalam kehidupan kita. Kita merasa dididik dalam suasana yang tidak mungkin membuat kita menjadi baik dan sukses kelak. Lihat saja, kemiskinan dan pola pikir orangorang disekeliling kita begitu kuat tertanam dalam benak kita yang menjadikan kita optimis akan masa depan. Mungkin kita menganggap nasib sudah begini adanya. Tidak ada kata lain untuk bisa merubahnya. Sahabat, bukankah Tuhan memberikan kita bekal yang sama didunia ini? ada karunia Tuhan yang sangat luar biasa ada pada diri kita. Namun, semua

tergantung pada niat dan keteguhan hati apakah kita bisa merubah keadaan. Tentu ada doa dan usaha berjalan seiring... Sahabatku, bukanlah kita harus menyalahkan keadaan yang demikian. Semua itu sesungguhnya adalah karunia yang diberi Tuhan untuk kita bisa/mau belajar,,,tidak ada yang tidak mungkin sehingga Tuhan Menghendaki,,, Kita bisa melepas "rantai" itu sahabat, rantai yang membuat kita terkungkung, membuat kita tidak yakin akan masa depan yang gemilang,,, Untuk sahabatku, tetaplah semangat,,tetaplah yakin Tuhan memberi jalan yang terbaik buat kita, di dunia atau mungkin di Akherat kelak selama ada do'a,keyakinan, usaha, dan tawakkal,,, Sahabatku, Terima Kasih telah membaca..SALAM MOTIVASI !!! Assalamu'alaikum Cerita, "Coca Cola"

Sahabat, Sudah tepatkah keberadaan anda sekarang? Saya akan memberikan suatu perumpamaan bagus dari tulisan Kanezane Arihyoshi Ada 3 kaleng coca cola, ketiga kaleng tersebut diproduksi di pabrik yang sama. Ketika tiba harinya, sebuah truk datang ke pabrik, mengangkut kaleng-kaleng coca cola dan menuju ke tempat yang berbeda untuk

pendistribusian. Pemberhentian pertama adalah supermaket lokal. Kaleng coca cola pertama di turunkan disini. Kaleng itu dipajang di rak bersama dengan kaleng coca cola lainnya dan diberi harga Rp. 4.000. Pemberhentian kedua adalah pusat perbelanjaan besar. Di sana , kaleng kedua diturunkan. Kaleng tersebut ditempatkan di dalam kulkas supaya dingin dan dijual dengan harga Rp. 7.500. Pemberhentian terakhir adalah hotel bintang 5 yang sangat mewah. Kaleng coca cola ketiga diturunkan di sana. Kaleng ini tidak ditempatkan di rak atau di dalam kulkas. Kaleng ini hanya akan dikeluarkan jika ada pesanan dari pelanggan. Dan ketika ada yang pesan, kaleng ini dikeluarkan besama dengan gelas kristal berisi batu es. Semua disajikan di atas baki dan pelayan hotel akan membuka kaleng coca cola itu, menuangkannya ke dalam gelas dan dengan sopan menyajikannya ke pelanggan. Harganya Rp. 60.000. ~~~ Sahabat,... mengapa ketiga kaleng coca cola tersebut memiliki harga yang berbeda padahal diproduksi dari pabrik yang sama, diantar dengan truk yang sama dan bahkan mereka memiliki rasa yang sama? Ya, Lingkungan kita mencerminkan harga kita. Lingkungan berbicara tentang RELATIONSHIP. Apabila kita berada dilingkungan yang bisa mengeluarkan terbaik dari diri kita, maka kita akan menjadi cemerlang. Tapi bila kita berada dilingkungan yang meng-kerdil- kan diri kita, maka kita akan menjadi kerdil. (Orang yang sama, bakat yang sama, kemampuan yang sama) +

lingkungan yang berbeda = NILAI YANG BERBEDA. Sahabat, tak salah jika dalam salah satu syairnya Opick, menyatakan salah satu Obat Hati adalah berkumpulah dengan orang yang sholeh. Ya, berkumpulah dengan lingkungan orang-orang terbaik. Lingkungan yang sehat jasmani dan rohaninya. Janganlah kita berkumpul dengan lingkungan yang buruk, kecuali kita mencoba untuk memperbaikinya. Semoga grup CCM ini bisa menjadi salah satu lingkungan untuk orangorang yang baik, yang Insya Allah bisa terus memberikan nilai-nilai positif, agar diri kita menjadi lebih baik dan lebih baik lagi. Salam Motivasi...! ^_^

Cerita, "Hinaan Membawa Berkah"

Suatu hari, anak muda ini mengantar penuh muatan berisi puluhan buku ke kantor berlantai 7 di suatu perguruan tinggi ; ketika dia memanggul bukubuku tersebut menunggu di lift, seorang satpam yang berusia 50-an menghampirinya dan berkata : ―Lift ini untuk profesor dan dosen, lainnya tidak diperkenankan memakai lift ini, kau harus lewat tangga!‖

Anak muda memberian penjelasan pada satpam itu : ―Saya hanya ingin mengantar buku semobil ini ke kantor lantai 7, ini kan buku pesanan kampus ini !‖ Namun, dengan beringas satpam itu berkata : ―Saya bilang tidak boleh ya tidak boleh, kau bukan profesor atau pun dosen, tidak boleh menggunakan lift ini! Kedua orang itu berdebat cukup lama di depan pintu lift, tapi, satpam tetap bersikeras tidak mau mengalah. Dalam benak anak muda itu berpikir, jika hendak mengangkut habis buku semobil penuh ini, paling tidak harus bolak-balik 20 kali lebih ke lantai 7, ini akan sangat melelahkan! Kemudian, anak muda itu tidak dapat menahan lagi satpam yang menyusahkan ini, lantas begitu pikirannya terlintas, ia memindahkan tumpukan buku-buku itu ke sudut aula, kemudian pergi begitu saja. Setelah itu, anak muda menjelaskan peristiwa yang dialaminya kepada bos, dan bos bisa memakluminya,sekaligus juga mengajukan surat pengunduran diri pada bosnya, dan segera setelah itu ia pergi ke toko buku membeli bahan pelajaran sekolah SMU dan buku referensi, sambil meneteskan air mata ia bersumpah, saya harus bekerja keras, harus bisa lulus masuk ke perguruan tinggi, saya tidak akan membiarkan dilecehkan orang lagi. Selama 6 bulan menjelang ujian, anak muda ini belajar selama 14 jam setiap hari, sebab ia sadar, waktunya sudah tidak banyak, ia tidak bisa lagi mundur, saat ia bermalas-malasan, dalam benaknya selalu terbayang akan hinaan security yang tidak mngizinkannya memakai lift, membayangkan diskriminasi ini, ia segera memacu semangatnya, dan melipatkan gandakan kerja kerasnya.

Belakangan, anak muda ini akhirnya berhasil lulus masuk ke salah satu lembaga ilmu kedokteran. Dan kini, selama 20 tahun lebih telah berlalu, sang anak muda akhirnya berhasil menjadi seorang dokter klinik. Sang dokter merenung sejenak, ketika itu, jika bukan karena security yang sengaja mempersulitya, bagaimana mungkin ia menyeka air matanya dari hinaan itu, dan berdiri dengan berani ? Dia telah berhutang budi pada security yang menghinanya ! (Author Unknown) ~~~ Sahabat, tak terasa, grup yang kami bentuk hampir setahun yang lalu mendapat tanggapan positif dari sebagian facebooker. Saat ini anggota CCM sudah lebih dari 15 ribu anggota. dan semakin bertambah di tiap harinya. Ada perasaan bangga, tapi ada juga perasaan takut bagi diri kami. Ya, karena kami yang menulis dan mengirim cerita. Ada perasaan takut salah ketika menyampaikan cerita, dan akan sangat merasa berdosa jika 15 ribu anggota merasa kecewa dan kurang nyaman. Dan tentunya sebaliknya, ada harapan amal jariyah yang besar dari Tuhan, dengan tulisan sederhana ini. Jika 15 ribu anggota mendapatkan hal yang positif. Jadi, kepada sahabat, mohon saran dan kritik dari anda semua. Dan mohon maaf jika kami ada kesalahan dalam berbagai tulisan yang kami kirim kepada anda. Salam Hangat, dan Salam Motivasi...! Selasa, 13

Cerita, "Di Ambulance" Diposkan oleh Jihaduddin Fikri Amrullah di 08:03 0 komentar

―Mohon beri jalan!‖ ―Mobil xenia hitam, mohon beri jalan! ... MOHON BERI JALAN!‖ Mobil Ambulance dengan bunyi sirine yang keras melaju cepat. Seorang sopir yang handal detemani seorang rekannya dari BAZIS Kab. Semarang, berteriak-teriak dengan pengeras suara, membantu mengurangi hambatan laju mobil mobil. Mobil-mobilpun dengan sadar membelokan kekiri tuk memberikan jalan mobil Ambulance. Saat itu aku berada di sana. Ditemani seorang saudara, memegang erat lelaki yang berbaring berselimut jarik batik. Ya, dialah bapak saya, yang baru saja meninggal di Rumah Sakit. Berbagai perasaan berkecamuk saat itu, antara percaya dan tidak percaya, bahwa bapakku telah meninggal dunia. ‖Mas, tolong dipegangi jenazahnya! Karena mobil akan ngebut!‖ pesan sang sopir. Pesan itu tidak begitu saya pedulikan. Karena dalam pikiranku melayanglayang mengingat kejadian-kejadian yang telah lalu. Flash back mulai saat bapak persiapan operasi, kebelakang terus, ketika bapak banyak berpesan nasehat kepada diriku, ketika bincang-bincang, hingga teringat, ketika beliau mendidikku sejak kecil. Di otak ini bagaikan di setel VCD rekaman masa lalu. Aku melihatnya dengan detail. Ah, aku teringat, ketika masa kecil makanku sering bersisa. Bapakku marah,

beliau menyuruhku menghabiskan hingga butir nasi terakhir. Saat itu aku benci, tapi akhirnya aku paham, itulah makna syukur. Ketika ingat jerih payah petani, ingat saudara-saudara yang kelaparan, ada perasaan bersalah jika makanku bersisa. Aku teringat, ketika badanku cidera, dan pada waktu itu aku harus ujian catur wulan SD saat itu. Dengan bersegera beliau membawaku ke Puskesmas. Ah, ternyata antrian panjang. Tanpa pikir panjang beliau dengan berani berbicara didepan antrian. ‖Maaf, bapak-bapak, ibu-ibu, berhubung anak saya mau testing (ujian), mohon kerelaan bapak ibu sekalian, agar anak saya diperkenankan dapat urutan pertama diperiksan. Saya memohon kepada panjenengan sekalian.‖. Orang-orang menatapku dan Bapakku dengan serius. Alhamdulillah, mereka semua menerimanya. Dan saat itu pula aku mendapatkan pelajaran keberanian, ketulusan, dan berfikir cerdas mengambil solusi. ‖Din... din...din...‖ Suara klakson mobil sentak membuyarkan lamunanku. Ah... perlahan-lahan aku mulai sadar, Allah telah memanggil beliau. Ya, beliau milik-Nya, dan akan kembali kepada-Nya. Kenapa aku tidak merelakannya? Bapakku akan bertemu Sang Penciptanya. Aku harus ikhlas. Tak terasa mobil telah tiba dirumah. Orang-orang sudah berkumpul didepan rumah dengan wajah menunggu cemas. Tak sedikit dari mereka yang terisak isak menangis melihat kami. ... Pagi hari semakin banyak orang yang datang bertakziah, mensholati dan mendoakan. Ada yang spesial saat itu. Suatu hal yang sangat membanggakan bagi saya saat itu. Prof. Dr. Din Syamsuddin Ketua Umum

Muhammadiyah, datang untuk mensholati. Sosok yang dikagumi bapakku. Hal yang tak kuduga. Pak Din Syamsudin baru beberapa hari mengenal bapak saya melalui telepon. Sama sekali belum pernah berkenalan langsung. Bapak saya mengundang beliau untuk mengisi pengajian Tabligh Akbar pada hari itu. Ternyata Allah berkehendak lain. Bapakku ternyata mengundang beliau bukan hanya untuk mengisi Tabligh Akbar, tapi juga untuk mensholatinya. Subhanallah. Sesaat kumencoba keluar dari rumah untuk menemui saudara dan sahabatsahabat bapak. Tak kuduga, begitu banyak orang-orang yang bertakziah. Tratag enam plong dengan ratusan kursi penuh semua, bahkan ada yang berdiri menunggu jenazah diangkat. Bergantian para rombongan mensholati jenazah. Saat itu Aku semakin mantab, dan semakin ikhlas. Bahwa beliau memiliki banyak saudara dan sahabat yang mencintai beliau. Kekuatan silaturahmi yang sering beliau dengung-dengungkan kepadaku. Ketulusan membantu, dan perhatian kepada saudara dan sahabat. Yah, semua buah dari amal beliau itu. Hingga sampai sekarang aku sering terharu, karena segala urusan baik urusan Rumah Sakit, penguburan, hingga urusan pensiun, semuanya sudah diselesaikan oleh tetangga, saudara, dan sahabat beliau. Dengan bangga mereka bercerita kebaikan jasa bapak. Ah, tak terasa air mataku meleleh terharu. Suatu hal yang tak kuduga sebelumnya... Ya Robb. Ampunkanlah dia... Sayangilah dia..., terimalah segala amalan dia... dan letakkanlah dia di tempat terbaik-Mu ya Robb... ~~~ Terimakasih sahabat, telah membaca tulisan ini, semoga bermanfaat...

Dan terimakasih kepada seluruh sahabat, yang telah mendoakan kami. Doamu sangatlah berarti. Jazakumullah... Selasa, 13 Cerita, "Kerikil-kerikil" Diposkan oleh Jihaduddin Fikri Amrullah di 08:01 0 komentar

Kisah di sebuah pedalaman, hidup seorang pemuda yang pemurung. Seluruh hidupnya selalu dia hiasi dengan penyesalan. Kenapa aku lakukan itu tadi... Kenapa harus begini... pernyataan selalu terlontar dalam benak pemuda itu.... Entah berapa hari dia lewati dengan penuh kemurungan itu... Hingga suatu hari di saat dia duduk di depan rumahnya muncullah seorang nenek yang tua sedang meminggul sesuatu yang sangat berat di punggungnya. Herannya nenek itu tidak terlihat letih atau pun pucat. Mukanya tampak berseri-seri dan penuh senyuman. Lalu nenek itu bertanya ke pemuda itu. "Nak... Nenek mau tanya... Kalau lewat jalan ini tembusnya kemana ya?" Pemuda itu merasa heran dan menjawab "Oh Nenek mau kemana? Kalau lewat jalan ini nenek akan ke desa seberang. Ehm nek apa yang Nenek bawa itu?" pemuda itu pun penasaran dengan ap yang dibawa nenek itu. "Oh terima kasih nak... Nenek mau ke suatu tempat yang bisa menaruh apa yang nenek bawa ini" nenek itu pun menjawab. "Memang apa yang nenek bawa ini?" pemuda itu mulai penasaran.

"Nenek membawa kerikil yang nenek pungut di sepanjang perjalanan nenek ini." Nenek itu menjawab sambil tersenyum "Maksud nenek yang nenek bawa itu kerikil? Khan itu berat Nek? Kenapa nenek tidak merasa lelah membawa kerikil sebanyak itu?" Pemuda itu makin penasaran. "Karna nenek mrasa yang nenek bawa ini bukanlah sebuah kerikil yang memberatkan nenek.. Kerikil ini adalah bagian dari perjalanan nenek menuju tempat dimana harus kerikil ditaruh. Kerikil itu indah Nak... dan nenek bahagia membawanya." Perkataan nenek itu membuat pemuda itu terdiam sejenak... lalu pemuda itu bertanya "Ehm... Kalau boleh saya tahu tempat yang nenek sebut tadi untuk menaruh kerikil ini dimana nek?" Dengan senyum yang berseri... nenek itu menjawab "Kenangan Nak :-)" Lalu nenek itu berjalan lagi dan menghilang di rerimbunan hutan. (Author Unknown) ~~~ Sahabat, Kisah ini memberikan kita pengertian... bahwa setiap perjalanan hidup pasti akan ada kerikil-kerikil. Janganlah kerikil-kerikil itu dijadikan beban kita.... ambil dan taruh lah ke dalam kenangan... jangan pernah sesali apa yang telah kita lewati... karena waktu tak akan pernah kembali... Mulailah perbaiki diri... dan jadikan kerikil-kerikil tadi sebagai pelajaran hidup yang nantinya tidak terulang kembali.... Ah, saya jadi teringat film yang baru saya tonton kemarin, judulnya, Drift... apa gitu.. (maksudnya lupa ^_^). Sang tokoh bernama Han, memiliki prinsip

hidup... "AMBILAH KEPUTUSAN, DAN JANGAN PERNAH BERFIKIR TUK MENYESALINYA...." ... Trimakasih telah membaca.... Salam Motivasi selalu... Tuk Sahabat-sahabatku...! Selasa, 13 Cerita, "Kerang" Diposkan oleh Jihaduddin Fikri Amrullah di 07:59 0 komentar

Pada suatu hari seekor anak kerang di dasar laut mengadu dan mengeluh pada ibunya sebab sebutir pasir tajam memasuki tubuhnya yang merah dan lembek. "Anakku," kata sang ibu sambil bercucuran air mata, "Tuhan tidak memberikan pada kita, bangsa kerang, sebuah tangan pun, sehingga Ibu tak bisa menolongmu." Si ibu terdiam, sejenak, "Aku tahu bahwa itu sakit anakku. Tetapi terimalah itu sebagai takdir alam. Kuatkan hatimu. Jangan terlalu lincah lagi. Kerahkan semangatmu melawan rasa ngilu dan nyeri yang menggigit. Balutlah pasir itu dengan getah perutmu. Hanya itu yang bisa kau perbuat", kata ibunya dengan sendu dan lembut. Anak kerang pun melakukan nasihat bundanya. Ada hasilnya, tetapi rasa

sakit terkadang masih terasa. Kadang di tengah kesakitannya, ia meragukan nasihat ibunya. Dengan air mata ia bertahan, bertahun-tahun lamanya. Tetapi tanpa disadarinya sebutir mutiara mulai terbentuk dalam dagingnya. Makin lama makin halus. Rasa sakit pun makin berkurang. Dan semakin lama mutiaranya semakin besar. Rasa sakit menjadi terasa lebih wajar. Akhirnya sesudah sekian tahun, sebutir mutiara besar, utuh mengkilap, dan berharga mahal pun terbentuk dengan sempurna. Penderitaannya berubah menjadi mutiara; air matanya berubah menjadi sangat berharga. Dirinya kini, sebagai hasil derita bertahun-tahun, lebih berharga daripada sejuta kerang lain yang cuma disantap orang sebagai kerang rebus di pinggir jalan. ~~~ Sahabat, cerita di atas adalah sebuah paradigma yg menjelaskan bahwa penderitaan adalah lorong transendental untuk menjadikan "kerang biasa" menjadi "kerang luar biasa". Karena itu dapat dipertegas bahwa kekecewaan dan penderitaan dapat mengubah "orang biasa" menjadi "orang luar biasa". Banyak orang yang mundur saat berada di lorong transendental tersebut, karena mereka tidak tahan dengan cobaan yang mereka alami. Ada dua pilihan sebenarnya yang bisa mereka masuki: menjadi `kerang biasa' yang disantap orang atau menjadi `kerang yang menghasilkan mutiara'. Sayangnya, lebih banyak orang yang mengambil pilihan pertama, sehingga tidak mengherankan bila jumlah orang yang sukses lebih sedikit dari orang yang `biasa-biasa saja'. Mungkin saat ini kita sedang mengalami penolakan, kekecewaan, patah hati, atau terluka karena orang-orang di sekitar kita, cobalah utk tetap tersenyum dan tetap berjalan di lorong tersebut, dan sambil katakan di dalam hatimu... "Airmataku diperhitungkan Tuhan.. dan penderitaanku ini

akan mengubah diriku menjadi mutiara." Semoga........ Buat yg sedang bersedih, yang jelas sekali lagi "KESABARAN PASTI SELALU BERBUAH MANIS" (kiriman dari sahabat Arif Rahman di edit seperlunya) Selasa, 13 Cerita, "Harta Kita Yang Sebenarnya" Diposkan oleh Jihaduddin Fikri Amrullah di 07:58 1 komentar

Sahabat... Kita sering salah menyikapi HARTA KITA YANG SEBENARNYA milik kita, banyak orang menumpuk hartanya di bank, investasi saham, membeli tanah, rumah, mobil dan lains ebagainya. Apakah benar itu milik kita yang sebenarnya??? Untuk menjawabnya marilah kita belajar dengan kisah Ibu Ella yang sangat sederhana ini: Ibu Ela adalah wanita yang pekerjaannya mengumpullkan sampah plastic dari kemasan. Cuma untuk memperolehnya, dia harus memungutnya di sungai. wanita paruh baya, kurus, rambutnya diikat ke belakang, banyak warna putihnya itu berumur 54 tahun, inilah petikan wawancara tim Uang Kaget RCTI dengan Bu Ela

―Assalamu‘alaikum…‖ ―Wa‘alaikum salam. Ada apa ya Pak?‖ tanya Ibu Ela.. ―Saya dari tabloid An Nuur, mendapat cerita dari seseorang untuk menemui Ibu. Kami mau wawancara sebentar, boleh Bu…?‖ saya menjelaskan, dan mengunakan ‗Tabloid An Nuur‘ sebagai ‗penyamaran‘. ―Oh.. boleh, silahkan masuk.‖ Ibu Ela, masuk lewat pintu belakang. Saya menunggu di depan. Tak beberapa lama, lampu listrik di ruang tengahnya nyala, dan pintu depan pun dibuka. ―Silahkan masuk…‖ Saya masuk ke dalam ‗ruang tamu‘ yang diisi oleh dua kursi kayu yang sudah reot. Tempat dudukannya busa yang sudah bolong di bagian pinggir. Rupanya Ibu Ela hanya menyalakan lampu listrik jika ada tamu saja. Kalau rumahnya ditinggalkan, listrik biasa dimatikan. Berhemat katanya. ―Sebentar ya Pak, saya ambil air minum dulu‖ kata Ibu Ela. Yang dimaksud Ibu Ela dengan ambil air minum adalah menyalakan tungku dengan kayu bakar dan diatasnya ada sebuah panci yang diisi air. Ibu Ela harus memasak air dulu untuk menyediakan air minum bagi tamunya. ―Iya Bu.. ngga usah repot-repot.‖ Kata saya ngga enak. Kami pun mulai ngobrol, atau ‗wawancara‘. Ibu Ela ini usianya 54 tahun, pekerjaan utamanya mengumpulkan plastic dan menjualnya seharga Rp 7.000 per kilo. Ketika saya Tanya aktivitasnya selain mencari plastic, ―Mengaji…‖ katanya ―Hari apa aja Bu…?‖ Tanya saya ―Hari senin, selasa, rabu, kamis, sabtu…‖ jawabnya. Hari Jum‘at dan Minggu

adalah hari untuk menemani Ibunya yang dirawat di rumahnya. Oh.. jadi mengaji rupanya yang jadi aktivitas paling banyak. Ternyata dalam pengajian itu, biasanya ibu-ibu pengajian yang pasti mendapat minuman kemasan, secara sukarela dan otomatis akan mengumpulkan gelas kemasan air mineral dalam plastik dan menjadi oleh-oleh untuk Ibu Ela. Hmm, sambil menyelam minum air rupanya. Sambil mengaji dapat plastik. Saya tanya lagi, ―Paling jauh pengajiannya dimana Bu?‖ ―Di dekat terminal Bubulak, ada mesjid taklim tiap Sabtu. Saya selalu hadir; ustadznya bagus sih…‖ kata Ibu Ela. ―Kesana naik mobil dong..?‖ tanya saya. ―Saya jalan kaki‖ kata Ibu Ela ―Kok jalan kaki…?‖ tanya saya penasaran. Penghasilan Ibu Ela sekitar Rp 7.000 sehari. Saya mau tahu alokasi uang itu untuk kehidupan sehari-harinya. Bingung juga bagaimana bisa hidup dengan uang Rp 7.000 sehari. ―Iya.. mas, saya jalan kaki dari sini. Ada jalan pintas, walaupun harus lewat sawah dan jalan kecil. Kalau saya jalan kaki, khan saya punya sisa uang Rp 2.000 yang harusnya buat ongkos, nah itu saya sisihkan untuk sedekah ke ustadz…‖ Ibu Ela menjelaskan. ―Maksudnya, uang Rp 2.000 itu Ibu kasih ke pak Ustadz?‖ Saya melongo. Khan Ibu ngga punya uang, gumam saya dalam hati. ―Iya, yang Rp 2.000 saya kasih ke Pak Ustadz… buat sedekah.‖ Kata Ibu Ela, datar.

―Kenapa Bu, kok dikasihin?‖ saya masih bengong. ―Soalnya, kalau saya sedekahkan, uang Rp 2.000 itu udah pasti milik saya di akherat, dicatet sama Allah…. Kalau uang sisa yang saya miliki bisa aja rezeki orang lain, mungkin rezeki tukang beras, tukang gula, tukang minyak tanah….‖ Ibu Ela menjelaskan, kedengarannya jadi seperti pakar pengelolaan keuangan keluarga yang hebat. Dzig! Saya seperti ditonjok Cris John. Telak! Ada rambut yang serempak berdiri di tengkuk dan tangan saya. Saya Merinding! Ibu Ela tidak tahu kalau dia berhadapan dengan saya, seorang sarjana ekonomi yang seumur-umur belum pernah menemukan teori pengelolaan keuangan seperti itu. Jadi, Ibu Ela menyisihkan uangnya, Rp 2.000 dari Rp 7.000 sehari untuk disedekahkan kepada sebuah majlis karena berpikiran bahwa itulah yang akan menjadi haknya di akherat kelak? ‗Wawancara‘ yang sebenarnya jadi-jadian itu pun segera berakhir. Saya pamit dan menyampaikan bahwa kalau sudah dimuat, saya akan menemui Ibu Ela kembali, mungkin minggu depan. Saya sebenarnya on mission, mencari orang-orang seperti Ibu Ela yang cerita hidupnya bisa membuat ‗merinding‘..Saya sudah menemukan kekuatan dibalik kesederhanaan. Keteguhan yang menghasilkan kesabaran. Ibu Ela terpilih untuk mendapatkan sesuatu yang istimewa dan tak terduga. Minggu depannya, saya datang kembali ke Ibu Ela, kali ini bersama dengan tim kru televisi dan seorang presenter kondang yang mengenakan tuxedo, topi tinggi, wajahnya dihiasai janggut palsu, mengenakan kaca mata hitam dan selalu membawa tongkat. Namanya Mr. EM (Easy Money)

Kru yang bersama saya adalah kru Uang Kaget, program di RCTI yang telah memilih Ibu Ela sebagai ‗bintang‘ di salah satu episode yang menurut saya salah satu yang terbaik. Saya mengetahuinya, karena dibalik kacamata hitamnya, Mr. EM seringkali tidak kuasa menahan air mata yang membuat matanya berkaca-kaca. Tidak terlihat di televisi, tapi saya merasakannya. Ibu Ela mendapatkan ganti dari Rp 2.000 yang disedekahkannya dengan Rp 10 juta dari uang kaget. Entah berapa yang Allah akan ganti di akherat kelak. Ibu Ela membeli beras, kulkas, makanan, dll untuk melengkapi rumahnya. Entah apa yang dibelikan Allah untuk rumah indahnya di akherat kelak... Sahabat... Hidup ini fana...sementara... Kita diberi waktu di dunia ini untuk menyiapkan KEHIDUPAN YANG SEBENARNYA di akhirat. Barang siapa yang mengumpulkan hartanya hanya untuk KEDUNIAAN maka itu semua PASTI akan DITINGGALKAN... Tetapi barang siap mengumpulkan hartanya untuk NEGERI AKHIRAT, maka kita PASTI akan MENDATANGINYA.... Sudahkah kita menyiapkan HARTA KITA YANG SEBENARNYA di akherat? (Kiriman : Ogy Adna) Trimakasih telah membaca Sahabat...! SALAM MOTIVASI...! Selasa, 13 Cerita, "Pecel Lele" Diposkan oleh Jihaduddin Fikri Amrullah di 07:56 0 komentar

Kisah ini saya kutip dari buku. ‖Bahagianya Merayakan Cinta‖ karya Salim A Fillah.

Suatu hari ada seorang lelaki, yang ikut antri di warung pecel lele didaerah Monjali. Mendung bergantung sore itu, dan warna hitam yang menyeruak d ibarat mulai bergerak mendekat. Dia, berkaos putih yang leherannya mulai geripis, dikepalanya ada pecis putih yang kecil, dan celananya beberapa senti diatas mata kaki. Sandal jepit swallow yang talinya hampir putus nyangkut diantara jempol dan jari kakinya. Seperti yang lain ia juga memesan, ‖Pecel Lele, Mas!‖ ‖Berapa?‖ Tanya Mas penjual yang asyik menguleg sambal terasi sambil sesekali meraih sothil besar untuk membalik gorengan lele di wajan raksasa. Gemuruh bunyi kompor mengharuskan orang berbicara sedikit lebih keras. ‖Satu. Dibungkus..‖ Perlahan tangannya merogoh saku celana, lalu duduk sembari menghitung uangnya. Malu malu, tangannya dijorokkan sedikit ke bawah meja. Uang pecahan ratusan sudah disatukan dengan selotip bening per sepuluhan keping, pas jumlahnya sesuai harga.

‖Nggak makan sini aja Mas? Takut keburu hujan ya?‖ ‖Hihi, buat Istri‖ ‖Oo..‖ Selesai perjalanan dibungkus, bersamaan dengan bunyi keritik yang mulai menggambar titik-titik basah di tenda terpal milik Mas Pecel Lele. Agak berlari ia keluar, tetapi melebatnya sang hujan jauh lebih cepat dari tapaktapak kecilnya. Khawatir pecel lele untuk istri tercinta yang hanya dibungkus kertas akan berkuah, ia selipkan masuk ke perutnya. Bungkusan itu ia rengkuh erat dengan tangan kanan, tersembunyi dibalik kaos putih yang mulai transparan disapu air. Tangan kirinya keatas, mencoba melindungi kepalanya dari terpaan ganas hujan yang tercurah memukulmukul. Saat itu ia sadar, ia ambil pecisnya. Ia pakai juga untuk melapisi bungkusan pecel lele. Huff, lumayan aman sekarang. Tetapi 3 kilometer bukanlah jarak yang dekat untuk berjalan ditengah hujan, bukan? ~~~ Sahabat, apa perasaan anda ketika membaca kisah lelaki ini? Kasihan. Iba. Miris. Sedih. Itu kan anda! Coba tanyakan pada laki-laki itu, kalau anda bertemu. Oh, sungguh berbeda. Betapa berbunga hatinya. Dadanya dipenuhi heroisme sebagai suami yang baru yang penuh perjuangan untuk membelikan penyambung hayat istri tercinta. Jiwanya dipenuhi getaran kebanggaan, keharuan, dan kegembiraan. Kebahagiaan seolah tak terbatas, menyelam begitu dalam di kebeningan matanya. Ia membayangkan senyum yang menantinya, bagai bayangan surga yang terus terhidupkan di rumah petak kontrakannya.

Ditengah cipratan air dari mobil dan bus kota yang bersicepat, juga sendalnya yang putus lalu hilang ditelan lumpur becek, ia akan tersenyum. Senyum termanis yang disaksikan jagad. Seingatnya, ia belum pernah tersenyum semanis itu saat masih membujang. Subahanallah.... Sahabat, Begitulah, karena ada konsep barokah, kita tidak diperkanankan mengukur badan orang dengan baju kita sendiri. Pada pemandangan yang tak tertembus oleh penilaian subjektif kita itu, daripada berkomentar yang sifatnya ‖iri tanda tak mampu‖ akan jauh lebih baik kita memuji Tuhan atas kebesaran-Nya. Mudah-mudahan Tuhan meluaskan barakah itu hingga kitapun merasainya. Terimakasih telah membaca.... Salam Motivasi...! Selasa, 13 Cerita, "Beruntung atau malang" Diposkan oleh Jihaduddin Fikri Amrullah di 07:54 0 komentar

Alkisah jaman dahulu kala ada seorang petani miskin yang hidup dengan seorang putera nya. Mereka hanya memiliki seekor kuda kurus yang sehari-hari membantu mereka menggarap ladang mereka yang tidak seberapa. Pada suatu hari, kuda pak tani satu-satu nya tersebut menghilang, lari begitu saja dari kandang menuju hutan.Orang-orang di kampung yang mendengar berita itu berkata: ―Wahai Pak Tani, sungguh

malang nasibmu!‖. Pak tani hanya menjawab, ―Malang atau beruntung? Aku tidak tahu …‖ Keesokan hari nya, ternyata kuda pak Tani kembali ke kandangnya, dengan membawa 100 kuda liar dari hutan. Segera ladang pak Tani yang tidak seberapa luas dipenuhi oleh 100 ekor kuda jantan yang gagah perkasa. Orang2 dari kampung berbondong datang dan segera mengerumuni ―koleksi‖ kuda-kuda yang berharga mahal tersebut dengan kagum. Pedagang-pedagang kuda segera menawar kuda-kuda tersebut dengan harga tinggi, untuk dijinakkan dan dijual. Pak Tani pun menerima uang dalam jumlah banyak, dan hanya menyisakan 1 kuda liar untuk berkebun membantu kuda tua nya. Orang-orang di kampung yang melihat peristiwa itu berkata: ―Wahai Pak tani, sungguh beruntung nasibmu!‖. Pak tani hanya menjawab, ―Malang atau beruntung? Aku tidak tahu …‖ Keesokan hari nya, anak pak Tani pun dengan penuh semangat berusaha menjinakan kuda baru nya. Namun, ternyata kuda tersebut terlalu kuat, sehingga pemuda itu jatuh dan patah kaki nya. Orang-orang di kampung yang melihat peristiwa itu berkata: ―Wahai Pak tani, sungguh malang nasibmu!‖. Pak tani hanya menjawab, ―Malang atau beruntung? Aku tidak tahu …‖ Pemuda itupun terbaring dengan kaki terbalut untuk menyembuhkan patah kaki nya. Perlu waktu lama hingga tulang nya yang patah akan baik kembali. Keesokan hari nya, datanglah Panglima Perang Raja ke desa itu. Dan memerintahkan seluruh pemuda untuk bergabung menjadi pasukan raja untuk bertempur melawan musuh di tempat yang jauh. Seluruh pemuda pun wajib bergabung, kecuali yang sakit dan cacat. Anak pak Tani pun tidak harus berperang karena dia cacat. Orang-orang di kampung berurai air mata melepas putra-putra nya bertempur, dan berkata: ―Wahai Pak tani, sungguh beruntung nasibmu!‖. Pak tani hanya menjawab, ―Malang atau beruntung? Aku tidak tahu …‖

(sumber : arifperdana.wordpress.com) ~~~ Sahabat, kisah di atas, mengungkapkan suatu sikap yang sering disebut: non-judgement. Sebagai manusia, kita memiliki keterbatasan untuk memahami rangkaian kejadian yang diskenariokan Sang Maha Sutradara. Apa2 yang kita sebut hari ini sebagai ―kesialan‖, barangkali di masa depan baru ketahuan adalah jalan menuju ―keberuntungan‖ . Maka orang-orang seperti Pak Tani di atas, berhenti untuk ―menghakimi‖ kejadian dengan label-label ―beruntung‖, ―sial‖, dan sebagainya. Karena, siapalah kita ini menghakimi kejadian yang kita sunguh tidak tahu bagaimana hasil akhirnya nanti. Seorang karyawan yang dipecat perusahaan nya, bisa jadi bukan suatu ―kesialan‖, manakala ternyata status job-less nya telah memecut dan membuka jalan bagi diri nya untuk menjadi boss besar di perusahaan lain. Maka berhentilah menghakimi apa –apa yang terjadi hari ini, kejadian – kejadian PHK , Paket Hengkang , Mutasi tugas dan apapun namanya . . . .yang selama ini kita sebut dengan ―kesialan‖ , ―musibah ‖ dll , karena .. sungguh kita tidak tahu apa yang terjadi kemudian dibalik peristiwa itu. ―Hadapi badai kehidupan sebesar apapun. Tuhan takkan lupa akan kemampuan kita. Kapal hebat diciptakan bukan untuk dilabuhkan di dermaga saja.‖ Hal semacam ini juga sering terjadi pada diri kita jika kita mau memperhatikannya. Pertanyaannya, Apakah Anda sekarang mengalami Keberuntungan Atau Kemalangan ? Trimakasih telah membaca...

Salam Motivasi...! Selasa, 13 Cerita, "Wanita itu,,," Diposkan oleh Jihaduddin Fikri Amrullah di 07:52 0 komentar

Suatu ketika, ada seorang anak laki-laki yang bertanya pada ibunya. "Ibu, mengapa Ibu menangis?". Ibunya menjawab, "Sebab aku wanita". "Aku tak mengerti" kata si anak lagi. Ibunya hanya tersenyum dan memeluknya erat. "Nak, kamu memang tak akan pernah mengerti...." Kemudian anak itu bertanya pada ayahnya. "Ayah, mengapa Ibu menangis?, Ibu menangis tanpa sebab yang jelas". sang ayah menjawab, "Semua wanita memang sering menangis tanpa alasan". Hanya itu jawaban yang bisa diberikan ayahnya. Sampai kemudian si anak itu tumbuh menjadi remaja, ia tetap bertanya-tanya, mengapa wanita menangis. Hingga pada suatu malam, ia bermimpi dan bertanya kepada Tuhan, "Ya Allah, mengapa wanita mudah sekali menangis?" Dalam mimpinya ia merasa seolah Tuhan menjawab, "Saat Kuciptakan wanita, Aku membuatnya menjadi sangat utama. Kuciptakan bahunya, agar mampu menahan seluruh beban dunia dan isinya, walaupun juga bahu itu harus cukup nyaman dan lembut untuk menahan kepala bayi yang sedang

tertidur. Kuberikan wanita kekuatan untuk dapat melahirkan dan mengeluarkan bayi dari rahimnya, walau kerap berulangkali ia menerima cerca dari anaknya itu. Kuberikan keperkasaan yang akan membuatnya tetap bertahan, pantang menyerah saat semua orang sudah putus asa. Kepada wanita, Kuberikan kesabaran untuk merawat keluarganya walau letih, walau sakit, walau lelah, tanpa berkeluh kesah. Kuberikan wanita, perasaan peka dan kasih sayang untuk mencintai semua anaknya dalam kondisi dan situasi apapun. Walau acapkali anak-anaknya itu melukai perasaan dan hatinya. Perasaan ini pula yang akan memberikan kehangatan pada bayi-bayi yang mengantuk menahan lelap. Sentuhan inilah yang akan memberikan kenyamanan saat didekap dengan lembut olehnya. Kuberikan wanita kekuatan untuk membimbing suaminya melalui masamasa sulit dan menjadi pelindung baginya. Sebab bukannya tulang rusuk yang melindungi setiap hati dan jantung agar tak terkoyak. Kuberikan kepadanya kebijaksanaan dan kemampuan untuk memberikan pengertian dan menyadarkan bahwa suami yang baik adalah yang tak pernah melukai istrinya. Walau seringkali pula kebijaksanaan itu akan menguji setiap kesetiaan yang diberikan kepada suami agar tetap berdiri sejajar, saling melengkapi dan saling menyayangi. Dan akhirnya Kuberikan ia air mata agar dapat mencurahkan perasaannya. Inilah yang khusus Kuberikan kepada wanita, agar dapat digunakan kapan pun ia inginkan. Hanya inilah kelemahan yang dimiliki wanita, walaupun sebenarnya air mata ini adalah air mata kehidupan".

*** Sahabatku, sungguh mulia kedudukan wanita sehingga Tuhan saja memberi perhatian yang khusus kepada MakhlukNya yang unik ini, begitu besar peranannya di muka bumi ini,,,maka hargailah,,,^_^ "Kepada para IBU yang telah melahirkan dan mendidik kita,,semoga Tuhan memberiMu keberkahan di dunia dan kedudukan yang mulia di Syurga Kelak, Amin,,," "Kepada para istri dan anak2 kita, semoga dapat menjadi Istri solekhah dan anak2 yang berbakti, kelak mereka pun menjelma menjadi IBU untuk anak2 kita dan cucu2 kita,," "Kepada para Wanita, sungguh Kalian adalah Unik dan spesial, maka semoga menjadi Wanita yang selalu disayang Tuhan,,,^_^" Terima kasih sahabat,,,tetap semangat !! ^_^ Salam Motivasi Selasa, 13 Cerita, "Ayahku" Diposkan oleh Jihaduddin Fikri Amrullah di 07:48 0 komentar

Sahabat, Alkisah suatu ketika, ada seorang anak yang menangis menemui guru kesayangannya. Sang anak rela berjalan jauh mendatangi rumah gurunya tersebut. Anak itu berumur sekitar 12 tahun. Namanya Ade. ―Pak Guru, aku benci pada Ayahku!... Benci sekali!‖ teriaknya sambil mendekati gurunya. ―Tenang dulu Ade... tenang...‖ sang guru mencoba menenangkan Ade, anak yang menangis tersedu-sedu, sambil memeluk dirinya. ―Kenapa Ade membenci Ayah? Coba katakan dengan tenang.‖ ‖Pak Guru, Ayah sering membentakku... Ayah sering menjewerku! Baru saja, saya dimarahin... Pokoknya aku benci dia!‖ jawab Ade sambil menangis. ‖Tenang, dulu Ade...‖, ucap Gurunya, sambil mengambil sebuah kertas dan pena, yang kemudian di berikan kepada Ade. ‖Coba Ade tuliskan di kertas ini, apa saja kekurangan Ayah Ade, sejak Ade masih kecil hingga sekarang...‖ kata sang guru kepada Ade. Ade terheranheran sambil mengusap air matanya. Dia menatap kertas yang disodorkan gurunya. Perlahan-lahan Ade mulai menuliskannya satu persatu kekurangan

Ayahnya. Ayahnya yang suka membentak, suka menjewer dia, dan marahmarah. Dia tulis satu persatu dalam kertas tersebut. ‖Sudah Ade?... Kalau sudah, sekarang coba tuliskan segala kelebihan dan kebaikan Ayahmu, sejak Ade masih kecil sekali hingga sekarang... Ayo, tuliskan...‖ pinta gurunya. Sejenak Ade berfikir, dengan pandangan condong keatas, mencoba mengingat masa lalunya. Hingga satu persatu ia tuliskan kelebihan dan kebaikan ayahnya. Ayahnya yang suka membelikan dia mainan, mengajak bermain di taman, menggendongnya, membelikan es krim, menemaninya belajar, dan lainnya. ‖Sudah Ade?‖ tanya sang guru dengan halus. Adepun menganggukkan kepalanya, sambil menatap wajah sang guru. ‖Nah coba perhatikan, ternyata jauh lebih banyak kebaikan dan kelebihan Ayahmu, dibandingkan kekurangan dan keburukan Ayahmu. Lalu kenapa Ade masih membenci beliau? Harusnya Ade, bersyukur kepada Allah, karena diberikan Ayah yang mencintaimu.‖ ‖Tahukah Ade, ketika engkau masih berada dalam kandungan ibu. Ayah sangat senang mendengar bahwa beliau akan menjadi ayah. Beliau memberitahu kepada seluruh temannya. Dengan bangga dia bercerita bahwa ia akan menjadi bapak. Anak ini Insya Allah akan menjadi anak yang sholeh atau sholehah, berguna bagi Agama, bangsa dan negara. Itulah kata-kata yang dicapkan Ayahmu kepada teman-temannya‖ ‖Tahukah engkau, ketika ibumu akan melahirkan dirimu? Beliau pontang panting mencari bidan terbaik, agar engkau lahir di dunia ini dengan sehat dan sempurna. Beliau tak peduli berapa banyak biaya yang harus dikeluarkan. Hingga tiba saatnya beliau menangis bahagia ketika melihat dirimu lahir dengan sehat. Sujud syukur dia lakukan tuk mensyukuri

karunia-Nya, sambil berdoa agar dirimu menjadi anak yang sholeh, dan berbakti.‖ ‖Tahukah engkau, ketika engkau masih bayi, Ayahmu dan Ibumulah yang membersihkan kotoranmu. Ketika engkau sulit bernafas karena pilek, beliau yang menyedot kotoran hidungmu dengan mulut beliau...‖ ‖Pasti engkau ingat Ade? Ketika engkau harus sekolah, beliau harus membelikan seragam, buku, sepatu, dan lain-lian untukmu. Tahukah engkau Ade, bahwa beliau harus hutang sana sini untuk membelikan itu semua. Beliau merelakan bekerja seharian untuk membayar hutang-hutang itu.‖ ‖Lalu, apakah pantas Ade membenci Beliau?‖ tanya sang guru. Ade menunduk, dan air matanya mengalir kembali. ‖Tidak pantas Pak Guru.‖ jawabnya lirih sambil tersedu-sedu. ‖Nah, pulanglah segera. Pasti beliau sedang mencarimu kemana-mana karena mengkhwatirkanmu. Minta maaflah kepada Beliau. Dan berjanjilah akan menjadi anak yang sholeh yang berbakti kepada orang tua.‖ ‖Tok... tok... tok... Assalamualaikum!‖ tiba-tiba terdengar seorang tamu mengetok pintu rumah. ―waalaikum salam!‖ Pak Guru segera membukakan pintu. Ade terperanjat kaget melihat seorang pria yang berada di depan pintu itu. Adepun langsung beranjak berdiri dan memeluknya. Ya, tamu itu adalah ayahnya yang sedang mencari Ade. Sang Guru hanya menatap terharu melihatnya mereka berdua berpelukan. ~~~

Sahabatku, mungkin kisah ini sama dengan pengalaman kita kepada Ayahanda kita. Mungkin ada diantara kita yang masih membenci Ayah kita, karena sikapnya yang tidak sesuai dengan harapan kita. Sudahkah engkau mengingat jasa beliau kepada kita, sebelum mengingat kekurangan beliau? Sahabat, ketahuilah... Ayah kita adalah sebaik-baik lelaki yang mencintai kita. Mungkin sikapnya tidak sesuai dengan harapan kita. Tapi yakinlah, jangan pernah meragukan, akan ketulusan dan kebesaraan cintanya kepada kita. Yakinlah itu sahabat. Terimakasih, telah membaca. Semoga bermanfaat. Salam motivasi dari sahabatmu... Jihaduddin Fikri A Selasa, 13 Cerita, ”Balon Cita-Cita” Diposkan oleh Jihaduddin Fikri Amrullah di 07:45 0 komentar

Sorak-sorak ramai terdengar. Saat itu puluhan anak sedang berusaha keras untuk meniup balon dengan pelan-pelan hingga meletus. Dag dig dug, mungkin akan terdengar suara degupan jantung di dada mereka. Hmm... mereka adalah puluhan anak-anak yatim piatu di Yayasan Sosial Yadayanu, Kab. Semarang. Saat itu kami dari remaja masjid melakukan kegiatan Santunan Anak Yatim.

Dan saya dipasrahi untuk membawakan acara game buat anak-anak. Kemudian terpikir untuk bercerita motivasi Cerita, ‖Elang‖, sebuah kisah anak elang yang hidup dilingkungan anak ayam, dan akhirnya mati layaknya seekor ayam. (Masih ingatkah? semoga anda masih ingat cerita itu ^_^). ‖Siapa tau Adik-adik disini adalah seperti anak Elang tadi, adik-adik punya bakat luar biasa jadi Elang, Yang hidup di tempat yang tertinggi, dan akan mati di tempat yang tertinggi pula...!‖ ‖Tapi sayangnya adik-adik berada dilingkungan Ayam..., maka abaikan ‖nasehat‖ ayam itu, yang mengubur impianmu menjadi Elang sejati!.. Abaikan, dan jadilah Elang!‖ kata-kataku berapi-api. ‖Sekarang Tuliskan semua cita-cita tertinggimu, di balon itu...! Dan tiuplah hingga besar dan besar hinggal meletus! Dengan semangat tuk mengimpikan dan meraih cita-cita Adik-adik sekalian! Ayo Mulai...!‖ Teriaku. Luar biasa..., satu persatu balon meletus..., ada yang mantab, ada yang ragu dan takut, bahkan ada yang tidak berani meniup balon hingga pecah, takut suaranya akan mengagetkan dirinya. Akhirnya, lima dari puluhan anak peniup balon yang paling cepat meletus, kami berikan hadiah... Terpancar senyuman dan semangat di wajah mereka. Semoga mereka tidak akan merasa minder lagi, walau mereka seorang anak Yatim Piatu yang tinggal di panti asuhan Ya Allah Tuhanku... Kabulkanlah cita-cita mereka.... ~~~ Sahabatku, dalam perjuangan meraih cita-cita pastinya halangan dan rintangan pasti akan selalu menghampiri. Dan semua rintangan sangat bergantung dengan mental diri kita. Apakah kita berani? Apakah kita tidak

ragu? Atau sebaliknya, kita ragu dan takut?. Seperti dalam cerita meniup balon tadi, terkadang kita takut jika balon itu pecah memekikkan telinga, kita takut jika pecahan itu mengenai mata kita, sehingga kita ragu dan takut. Padahal kita sudah melihat bahwa orang lain banyak yang telah berhasil melakukannya. Lalu kenapa kita musti merasa ragu dan takut? Sahabat, hilangkanlah keraguan dan ketakutanmu tuk meraih cita-cita kita..., Keberhasilan akan diraih bagi mereka yang berani. ‖Tiuplah hingga besar dan besar balon cita-cita kita hinggal meletus! Dengan semangat tuk mengimpikan dan meraih cita-cita kita! Berusahalah kita menjadi yang pertama meletuskan balon itu‖ Salam Motivasi...! Cerita, “Andaikan di Bumi hanya 100 orang” Diposkan oleh Jihaduddin Fikri Amrullah di 08:12 1 komentar

Sahabat, jika populasi bumi berkurang hingga menjadi sebuah desa dengan hanya 100 orang penduduk, seperti apakah profil desa kecil yang beragam ini, jika seluruh perhitungan rasio kependudukan dianggap masih berlaku? Philip M.Hartner, MD dari Fakultas Kedokteran Stanford University Amerika Serikat, mencoba menemukan jawaban atas pertanyaan ini. Berdasarkan analisanya, desa kecil bumi akan terdiri dari:

57 orang Asia 21 orang Eropa 14 orang berasal dari belahan bumi sebelah barat 8 orang Afrika 52 perempuan 48 laki-laki 80 bukan kulit putih 20 kulit putih 89 heteroseksual 11 homoseksual

6 orang memiliki 59% dari seluruh kekayaan bumi, dan keenam orang tersebut seluruhnya berasal dari Amerika Serikat. 80 orang tinggal di rumah-rumah yang tidak menenuhi standard 70 orang tidak dapat membaca 50 orang menderita kekurangan gizi 1 orang hampir meninggal 1 orang sedang hamil 1 orang memiliki latar belakang perguruan tinggi 1 orang memiliki komputer Marilah kita merenungkan analisa Hartner dan mulai dari hal-hal sebagai berikut : • Jika anda tinggal di rumah yang baik, memiliki banyak makanan dan dapat membaca, anda adalah bagian dari kelompok terpilih. • Jika anda memiliki rumah yang baik, makanan, dapat membaca dan

memiliki komputer, anda bagian dari kelompok elit. • Jika anda bangun pagi ini dan merasa sehat, anda lebih beruntung dari jutaan orang yang mungkin tidak akan dapat bertahan hidup minggu ini. • Jika anda tidak pernah merasakan bahaya perang, kesepian karena dipenjara, kesakitan karena penyiksaan, atau kelaparan, anda berada selangkah lebih maju dibandingkan 500 juta orang di dunia. • Jika anda dapat menghadiri pertemuan politik atau keagamaan tanpa merasa takut akan dilecehkan, ditangkap, disiksa, atau mati, anda beruntung, karena lebih dari 3 milyar orang di dunia tidak dapat melakukannya. • Jika anda memiliki makanan di lemari pendingin, baju-baju di lemari pakaian, dan memiliki atap yang menaungi tempat anda beristirahat, anda lebih kaya dari 75% penduduk di dunia ini. • Jika anda memiliki uang di bank, di dompet, dan mampu membelanjakan sebagian uang untuk menikmati hidangan di restoran, anda merupakan anggota dari 8% kelompok orang-orang kaya di dunia. • Jika orang tua anda masih hidup dan menikmat bahagianya kehidupan pernikahan mereka, maka anda termasuk salah satu dari kelompok orang yang dikategorikan langka, terutama di Amerika Serikat. • Jika anda mampu menegakkan kepala dengan senyuman dibibir dan merasa benar- benar bahagia, anda memiliki keistimewaan tersendiri, karena sebagian besar orang tidak memperoleh kenikmatan tersebut. (Hareem Musasi) ~~~

Sahabat, Masihkah Anda mengatakan Anda kurang beruntung? Semoga kita bisa menikmati hari yang indah ini. Hitunglah karunia keberuntungan kita, dan sampaikan hal ini kepada orang lain untuk mengingatkan bahwa sebenarnya, kita adalah orang-orang yang sangat beruntung. Maka tak ada kata lain kecuali Bersyukurlah kepada Tuhan, atas segala Karunia-Nya…. Dan jangan lupa, ―PAY IT FORWARD to OTHERS around YOU‖ Terimakasih telah membaca, salam hangat dari sahabatmu ini… Salam Motivasi…! Selasa, 25 Cerita, “PAY IT FORWARD” Diposkan oleh Jihaduddin Fikri Amrullah di 09:23 0 komentar

Saat terlintas keraguan apakah mungkin perbuatan baik yang kecil dan sederhana yang kita lakukan kepada orang lain akan mampu mempengaruhi kehidupan mereka, mungkin Film ―PAY IT FORWARD‖ bisa menjadi pendorong yang memberikan kita semangat untuk selalu tidak jemu-jemu berbuat baik kepada orang lain.

Kisahnya bercerita tentang seorang anak umur delapan tahun bernama Trevor yang berpikir jika dia melakukan kebaikan kepada tiga orang disekitarnya, lalu jika ke tiga orang tersebut meneruskan kebaikan yang mereka terima itu dengan melakukan kepada tiga orang lainnya dan begitu seterusnya, maka dia yakin bahwa suatu saat nanti dunia ini akan dipenuhi oleh orang-orang yang saling mengasihi. Dia menamakan ide tersebut: ―PAY IT FORWARD‖ Singkat cerita, Trevor memutuskan bahwa tiga orang yang akan menjadi bahan eksperimen adalah mamanya sendiri (yang menjadi single parent), seorang pemuda gembel yang selalu dilihatnya dipinggir jalan dan seorang teman sekelas yang selalu diganggu oleh sekelompok anak-anak nakal. Percobaanpun dimulai : Trevor melihat bahwa mamanya yang sangat kesepian, tidak punya teman untuk berbagi rasa, telah menjadi pecandu minuman keras. Trevor berusaha menghentikan kecanduan mamanya dengan cara rajin mengosongkan isi botol minuman keras yang ada dirumah mereka, dia juga mengatur rencana supaya mamanya bisa berkencan dengan guru sekolah Trevor. Sang mama yang melihat perhatian si anak yang begitu besar menjadi terharu, saat sang mama mengucapkan terima kasih, Trevor berpesan kepada mamanya ―PAY IT FORWARD, MOM‖ Sang mama yang terkesan dengan yang dilakukan Trevor, terdorong untuk meneruskan kebaikan yang telah diterimanya itu dengan pergi ke rumah ibunya (nenek si Trevor), hubungan mereka telah rusak selama bertahuntahun dan mereka tidak pernah bertegur sapa, kehadiran sang putri untuk meminta maaf dan memperbaiki hubungan diantara mereka membuat nenek Trevor begitu terharu, saat nenek Trevor mengucapkan terima kasih, si anak berpesan :‖PAY IT FORWARD, MOM‖ Sang nenek yang begitu bahagia karena putrinya mau memaafkan dan

menerima dirinya kembali, meneruskan kebaikan tersebut dengan menolong seorang pemuda yang sedang ketakutan karena dikejar segerombolan orang untuk bersembunyi di mobil si nenek, ketika para pengejarnya sudah pergi, si pemuda mengucapkan terima kasih, si nenek berpesan : ―PAY IT FORWARD, SON‖. Si pemuda yang terkesan dengan kebaikan si nenek, terdorong meneruskan kebaikan tersebut dengan memberikan nomor antriannya di rumah sakit kepada seorang gadis kecil yang sakit parah untuk lebih dulu mendapatkan perawatan, ayah si gadis kecil begitu berterima kasih kepada si pemuda ini, si pemuda berpesan kepada ayah si gadis kecil : ―PAY IT FORWARD, SIR‖ Ayah si gadis kecil yang terkesan dengan kebaikan si pemuda, terdorong meneruskan kebaikan tersebut dengan memberikan mobilnya kepada seorang wartawan TV yang mobilnya terkena kecelakaan pada saat sedang meliput suatu acara, saat si wartawan berterima kasih, ayah si gadis berpesan:‖PAY IT FORWARD‖ Sang wartawan yang begitu terkesan terhadap kebaikan ayah si gadis, bertekad untuk mencari tau dari mana asal muasalnya istilah ―PAY IT FORWARD‖ tersebut, jiwa kewartawanannya mengajak dia untuk menelusuri mundur untuk mencari informasi mulai dari ayah si gadis, pemuda yang memberi antrian nomor rumah sakit, nenek yang memberikan tempat persembunyian, putri si nenek yang mengampuni, sampai kepada si Trevor yang mempunyai ide tersebut. Terkesan dengan apa yang dilakukan oleh Trevor, Si wartawan mengatur agar Trevor bisa tampil di Televisi supaya banyak orang yang tergugah dengan apa yang telah dilakukan oleh anak kecil ini. Saat kesempatan untuk tampil di Televisi terlaksana, Trevor mengajak semua pemirsa yang sedang melihat acara tersebut untuk BERSEDIA MEMULAI DARI DIRI MEREKA SENDIRI UNTUK MELAKUKAN KEBAIKAN KEPADA ORANG-ORANG

DISEKITAR MEREKA agar dunia ini menjadi dunia yang penuh kasih. Namun umur Trevor sangat singkat, dia ditusuk pisau saat akan menolong teman sekolahnya yang selalu diganggu oleh para berandalan, selesai penguburan Trevor, betapa terkejutnya sang Mama melihat ribuan orang tidak henti-hentinya datang dan berkumpul di halaman rumahnya sambil meletakkan bunga dan menyalakan lilin tanda ikut berduka cita terhadap kematian Trevor. Trevor sendiripun sampai akhir hayatnya tidak pernah menyadari dampak yang diberikan kepada banyak orang hanya dengan melakukan kebaikan penuh kasih kepada orang lain. (Sumber : Resensi.net) ~~~ Sahabat, mungkinkah saat kita terkagum-kagum menikmati kebaikan Tuhan di dalam hidup kita, dan kita bertanya-tanya kepada Tuhan bagaimana cara untuk mengungkapkan rasa terima kasih kepadaNya, jawaban Tuhan hanya sesederhana ini: ―PAY IT FORWARD to OTHERS around YOU (Teruskanlah itu kepada orang lain yang ada disekitarmu)‖ Ya, disaat kita menemukan kebahagiaan IMAN, maka ―PAY IT FORWARD to OTHERS around YOU Disaat kita faham akan hakekat kehidupan, maka ―PAY IT FORWARD to OTHERS around YOU Disaat kita berhasil dalam meraih cinta dan kesuksesan, maka ―PAY IT FORWARD to OTHERS around YOU Dan disaat anda merasakan hal yang bermanfaat dari Grup CCM ini, maka ―PAY IT FORWARD to OTHERS around YOU

Ya, dengan mengajak sahabat-sahabat anda bergabung di Cerita Cerita Motivasi (CCM grup 3). Caranya? 1. Bagi anda yang bergabung di CCM grup 3, maka cukup dengan mengklik opsi undang teman untuk bergabung (samping kiri wall grup CCM) 2. Bagi anda yang bergabung di CCM grup 1 dan 2) dikarenakan grup 1 dam 2 sudah penuh, maka silahkan ajak sahabat anda untuk bergabung di grup 3, dengan mencopy paste alamat CCM grup 3 di dibawah ini di wall sahabat anda. Atau anda dapat mempromosikan dengan mencopy paste di wall anda. http://www.facebook.com/group.php?gid=257067436871 (silahkan di copy paste link ini di wall anda dan sahabat anda)

Trimakasih sahabat telah membaca, jangnlah lupa, ‖PAY IT FORWARD‖ dan .... SALAM MOTIVASI...! Senin, 24 Cerita, "Seorang Wanita" (aku bukan pelacur) Diposkan oleh Jihaduddin Fikri Amrullah di 08:58 0 komentar

Jika engkau melihat penampilanku, aku yakin engkau akan menganggapku cantik, meski tidak secantik bidadari. Kalau kau menengok kehidupanku, tak diragukan kau akan memberikan penilaian kehidupanku dipenuhi kebahagiaan, nyaris sempurna. Kehidupan yang diidam-idamkan oleh hampir semua wanita.

Tapi, cobalah engkau selami jiwaku, akan kau temukan gelombang besar terjang-menerjang. Pasti kau lihat lorong gua yang kelam dan gelap. Apa yang kau rasakan? Hancur berkeping-keping? Ahh terlalu dilebih-lebihkan, yang tepat jiwaku meranggas. Jiwaku selalu memangggil-manggil kedamaian, ia ingin memeluk kesucian, setelah hampir saja, ya hampir saja diriku terperosok dalam kubangan lumpur hitam. Sebagai wanita, sama seperti kalian, aku ingin mendapat sentuhan lembut dan penuh cinta seorang lelaki idaman. Jiwa wanita akan terus mengembara mencari lelaki idaman, karena itu wanita tak mudah jatuh cinta pada lelaki. Lelaki, makhluk itu hanya mencari kepuasan, kenikmatan, bukan cinta. Lelaki bila bertemu dengan perempuan yang cantik dan putih, ia akan jatuh cinta. Tapi wanita tidak begitu. Meski ia berjumpa dengan lelaki tampan, bertubuh aduhai, berduit lagi, ia tak akan langsung menyerah. Karena wanita ditakdirkan menjadi mata air cinta, ia akan selalu jernih memaknai cinta. Wanita akan memberi kesejukan, tempat tetirah yang nyaman bagi orang yang dicintai. Pun begitu, atas nama cinta perempuan juga bisa menjadi singa lapar, mengaum keras, menerjang, mencakar, dan mencabik-cabik tubuh siapa saja yang berani menodai cintanya. Bila wanita sudah memilih seseorang sebagai pelabuhan cinta, maka akan ia berikan semua yang ia miliki, akan ia korbankan harga dirinya demi orang yang ia cintai. Dan itulah yang membuat lelaki menilai perempuan sebagai makhluk lemah. Ahh, tahu apa lelaki tentang kekuatan cinta. Kelemahan perempuan merupakan kekuatan cinta. Perempuan yang kehilangan kekuatan cinta, ia akan menghina dirinya sendiri dengan cara mengemis pengakuan kesederajatan pada lelaki. Akupun baru tahu hakekat cinta setelah hampir saja, ya hampir saja aku jatuh dalam lubang berlumpur hitam. Ketika jarak antara kehinaan dan kemuliaan cinta tinggal satu helai rambut saja, aku tersadar tentang cinta. Sejak itu aku terus berusaha mencercap manis madu cinta, meski dalam

pandangan mata orang lain madu cinta itu pahit rasanya. Cinta dan kesetiaan, bagai cawan dan anggur. Bagaimana mungkin engkau bisa mereguk anggur bila tak ada cawan. Dan cawan akan kehilangan hakekatnya bila ia tak diisi anggur. Jangan engkau berkata cinta bila ada benih-benih selingkuh dalam pikiran atau perasaanmu. Jangan pernah engkau berdusta pada cinta, karena pasti engkau akan disiksa oleh rasa penyesalan. Dan itulah yang aku alami, penyesalan itu masih terus menyiksaku hingga kini, saat usiaku tak muda lagi. (Sumber : SPIRIT Learning Community) ~~~ Sahabat, hikmah apa yang anda dapatkan dari cerita diatas?... silahkan sahabat bisa berbagi hikmah dengan menulis komentar di wall grup ini... Trimakasih... Salam Motivasi...! Selasa, 18 Cerita, “Mie Ayam Mas Jason” Diposkan oleh Jihaduddin Fikri Amrullah di 05:27 2 komentar

Sahabat, cerita pada kali ini adalah motivasi bisnis. Kisah strategi unik Mas Jason menjual Mie Ayamnya. Mungkin anda pernah

membacanya. Ya, karena cerita ini tidak jelas sumbernya. Bagi anda yang belum pernah membacanya, kami ucapkan selamat membaca… HATIHATI…! Mungkin anda akan dibuat terheran-heran… ^_^ ~~~ Cerita, ―Mie Ayam Mas Jason‖ Kejadian ini bermula ketika secara tak sengaja aku berpapasan dengan tukang Mie Ayam keliling yang biasa beredar di depan rumah. Siang itu, kulihat dia tengah ber-asyik masyuk di pinggir jalan, cekikikan sambil melihat sesuatu yang ada di tangannya. Bahkan saking asiknya, gerobak mie ayam itu ditinggalkannya begitu saja, seakan mengundang pemulung jail untuk mengangkutnya. Karena penasaran, diriku pun bertanya.. "Mas Jason (panggil saja demikian, karena dia sering dipanggil Son ama pelanggannya) "Son.. mie ayamnya siji maning sooon.." , sedang apa kok asik bener di pojokan?" tanyaku "Eh mas ganteng…( satu hal yang aku suka dari Jason adalah : Orangnya suka bicara Jujur!), ini mas, lagi update status!!…" WADEZIG!! "weehhh… njenengan fesbukan juga to??" tanyaku heran "Ya iyalah mas… hareee geneee ga fesbukan?!.. . "Lagian kan lumayan juga buat menjaring pelanggan lewat fesbuk, kata pak

Hermawan Kertajaya kan dalam berdagang kita harus selalu melakukan diferensiasi termasuk dalam hal pemasaran mas.. " GLEK!! kalah gw.. Gw yang sering naik Kereta ke jawa aja gak tau kalo ada yg namanya Hermawan Kereta Jaya "emang mas statusnya apa?" tanyaku penasaran "nih mas aku bacain : Promo Mie Ayam, beli dua gratis satu mangkok, beli tiga gratis nambah kuah, beli empat gratis timbang badan… takutnya anda obesitas… segera saya tunggu di gang Jengkol, depan tengkulak Beras Mpok Hepi. Mie Ayam Jason : Melayani dengan Hati… ampela, usus dan jeroan ayam lainnya.." GUBRAK!! Dua kosong untuk mas jason… Gw yg uda lama fesbukan aja ga bisa bikin status se atraktif dia.. Tapi ada yg aneh pas kulirik ke henpon yang dia pake. Aku kira henponnya blekberi atau minimal nokia seri baru yang uda bisa pake internetan. Selidik punya selidik, ternyataa… henponnya lawas bin jadul… HP yang masih monokrom, suara belum poliponik, dan masih pake antena luar kayak radio AM. "mas, tapi kok bisa update fesbuk pake henpon sederhana gitu? (bahasa halusnya henpon lawas), Gimana caranya ??"

"Owwh.. gampang mas, saya tinggal nulis statusnya lewat SMS lalu kirim ke Tri ?.. jawab dia datar "Ohh.. mas nya pake Kartu Three ya? Yang gratis internetan itu?" " Bukaaaan mas, Tri itu lengkapnya Tri Ambarwati… Dia itu pacar saya, sama-sama dari Tegal, yang kerjaannya jagain Warnet 24 Jam! Jadi kalo butuh update, tinggal sms dia aja nanti dia yang gantiin status saya, Lha wong dia tiap hari di depan komputer jagain warnet. Paling sebagai balesannya saya gratisin mie ayam seminggu sekali… murah to…" Mendadak kepalaku pusing Bagaikan menderita dehidrasi akut sekaligus hipotermia tingkat tiga, aku limbung mendengar jawaban spektakuler dari mas jason… BRUK!! "lho mas.. mas… jadi beli mie ayam ndak…kepriben iki?" (Author Unknown) ~~~ He he…. Semoga anda menapat hikmah dari cerita unik ini… ^_^ Salam Suksessss…!!! Jumat, 14 Cerita, "Ikan Kelaparan" Diposkan oleh Jihaduddin Fikri Amrullah di 08:28 1 komentar

Sahabat, Beberapa tahun yang lalu sebuah penelitian ilmiah yang penting dilakukan melalui sebuah film documenter. Di situ ditampilkan Dr. Eden Ryl seorang psikolog spesialis perilaku. Di dalam eksperimennya, seekor ikan great northern (sejenis salmon yang bias tumbuh 1,4 meter dengan berat 21 kg) dimasukkan ke dalam akuarium besar. Dia diberi makan berupa ikan-ikan minnow, sejenis ikan sungai yang berukuran kecil 6-10 cm. Selama beberapa hari, kamera digunakan untuk merekam aktivias kedua jenis ikan ini. Beberapa waktu kemudian, para peneliti mengubah kondisi akuarium degan meletakkan penyekat kaca antar ikan besar dengan ikan kecil Setiap kali ikan besar berupaya memangsa ikan kecil, setiap kali pula ia membentur kaca. Kegagalan demi kegagalan ia alami dalam memperoleh mangsanya dan merasakan sakit di seluruh tubh akibat benturan-benturan pada kaca. Mungkin dalam hatinya ikan itu berkata... "Waduh... streesss guwe, dari tadi mulut ini terbentur benda keras terus..." "Heran, perasaan tidak ada benda didepan guwe.... Wah, mending guwe nyerah ajalah... bisa-bisa mulut guwe, jadi monyong kayak ikan tukul arwana nih, kalo nyoba terus...." (^_^) "Nyerah bro... guwe nyerah..." kata ikan dalam hati Nah, akhirnya Ikan besar itupun menghentikan usahanya. Setelah diperkirakan ikan besar sangat kelaparan, peneliti ini mengangkat sekat kaca pembatas tersebut. Ikan-ikan kecilpun dapat berenang bebas

demikian pula ikan besar kelaparan tadi. Apa yang Terjadi ?

Tenyata ikan besar itu tidak berusaha memburu ikan-ikan kecil, sebaliknya ia berenang-renang dikelilingi buruannya. Sebetulnya ia sangat kelaparan, tetapi ia sudah putus asa. Karena gagal mendapatkan mangsanya dan luka di tubuhnya, akhirnya ikan besar ini mati dalam keadaan kelaparan dalam akuarium yang justru dipenuhi dengan makanannya sendiri ! Makanan itupun gagal didapatkannya. Ikan itu sudah YAKIN bahwa makanan itu sudah tidak bisa diraih ! Mungkin ikan-ikan kecil itu bicara dalam hati... "Dasar Bodoh... badan besar, kok mental kecil dan mudah nyerah... kaciaaaaan deh loe...!" kata ikan kecil sambil meliuk-liukan jari siripnya... he he... (Mengutip tulisan Hareem Musasi, maaf sedikit modivikasi dan variasi versi saya ^_^) ~~~ Sahabat, banyak orang yang gagal ketika berada di dalam potensi kesuksesannya. Mereka terus memikirkan jerih payah dan penderitaan yang dilakukan dan terus terpaku pada kegagalan masa lalu. Rasa malu dan sakit akibat kegagalan-kegagalan untuk mencapai sasaran, kecewa karena penolakan-penolakan dan hal lainnya yang mematahkan semangat juangnya. Lama kelamaan terbentuk opini dalam diri mereka bahwa keberhasilan dan kehidupan yang bermakna TIDAK AKAN PERNAH BISA MEREKA RAIH. Putus asa dan daya juang ketika Kesuksesan berada di depan mata.

Lalu, bagaimana dengan anda Sahabat? Terima kasih sahabat, dan Salam Motivasi....!!! Rabu, 05 Cerita, "Cinta dan Waktu" Diposkan oleh Jihaduddin Fikri Amrullah di 09:05 0 komentar

Beberapa sahabat ada yang meminta cerita tentang Cinta. Hmm... semoga cerita ini bisa sedikit memahami tentang luasnya pemahaman cinta. Ciyeee... ^^

Cerita, "Cinta dan Waktu" Dahulu kala, ada sebuah pulau kecil dengan berbagai macam kehidupan. Kebahagiaan, Kesedihan, Pengetahuan, dan Cinta, serta Emosi-Emosi yang lain, tinggal di pulau ini. Suatu hari, Emosi mengetahui bahwa pulau itu akan tenggelam. Setiap orang kemudian bersiap-siap untuk meninggalkan pulau itu, kecuali Cinta. Cinta bersikeras bahwa dia akan tinggal di pulau itu hingga menit terakhir. Beberapa hari kemudian, ketika pulau itu hampir tenggelam, Cinta berpikirkan untuk meminta bantuan. Pada saat itu, ia melihat Kekayaan lewat dengan sebuah kapal besar. Cinta bertanya: "Kekayaan, maukah Anda membawa saya bersama Anda?"

Kekayaan berkata: "Tidak, kapalku penuh dengan emas, perak dan harta lainnya. Tidak ada ruang untuk Anda." Lalu Cinta melihat Kesombongan sedang di atas sebuah kapal yang sangat megah dan bertanya: "Kesombongan, tolong bantu saya! "

Kesombongan berkata: "Saya tidak bisa membantu Anda. Anda basah kuyup dan dan hanya akan mengotori kapal saya yang indah. " Ketika Kesedihan lewat, Cinta meminta bantuan: "Kesedihan, biarkan saya pergi dengan Anda." "Oh, saya sangat sangat sedih, saya hanya ingin sendirian!" jawab Kesedihan. Ketika Kebahagiaan lewat, karena terlalu gembira, ia tidak mendengar saat Cinta memanggilnya minta tolong. Tiba-tiba, sebuah suara memanggil: "Kemarilah, Cinta. Saya akan membawa Anda bersama saya.‖ Dia adalah seorang bapak tua. Cinta sangat bersuka cita karena harapannya terwujud hingga lupa untuk menanyakan nama orang tua tersebut. Ketika mereka sampai di darat, orang tua itu telah pergi. Cinta sangat berterima kasih dan bertanya kepada orang tua yang lain siapa nama orang tua yang telah menyelamatkan dirinya tadi. "Namanya adalah Waktu," Pengetahuan menjawab. "Waktu?" Cinta bertanya, "Mengapa Waktu berkehendak untuk menolong saya?" Pengetahuan tersenyum: "Itu karena hanyalah Waktu, satu-satunya yang dapat memahami betapa besarnya Cinta itu‖. (Di Posting Oleh : BaoYuan 粱寶榞) ~~~ Sahabat, dalam tulisan Salim A Fillah menyatakan bahwa, CINTA, SEBUAH

KATA KERJA. Erich Fromm mengatakan, ‖Cinta merupakan seni.‖, tulisannya dalam ‖The Art of Loving‖, ‖Maka cinta memerlukan pengetahuan dan perjuangan. Sayang, pada masa ini cinta lebih merupakan masalah dicintai (to be loved), bukan mencintai (to love) atau kemampuan untuk mencintai. Ya persoalannya cinta menjadi tidak sederhana, karena cinta dalam latar pikir kita adalah persoalan ‘dicintai‘. Bahwa cinta bukanlah gejolak hati yang datang sendiri melihat paras ayu atau jenggot rapi. Bahwa, sebagaimana cinta kepada Allah (Tuhan), yang tak serta merta mengisi hati kita, setiap cinta memang harus diupayakan. Dengan KERJA. Dengan pengorbanan, dengan air mata, dan bahkan darah... Disini kalimat seorang suami yang suatu hari mengadu untuk bercerai menjadi tidak relevan, ‖Aku sudah tak mencintaimu lagi.‖ Justru karena kau tak mencintainya lagi, maka cintailah dia. Karena cinta adalah kata kerja. Lakukanlah kerja jiwa dan raga untuk mencintainya. Kerjakan cinta yang kumaksudkan agar kau temukan cinta yang kau maksudkan. Seorang istri yang menerima seorang lelaki dengan keterpaksaan juga tak mempan, ‖Aku tidak mencintainya.‖ Engkau bisa memilih. Untuk mencintai atau membenci. Dan dalam keaadaan kini, mencintai adalah pilhan yang lebih masuk akal. Bukan perasaan itu. Mungkin ia memang belum hadir. Yang kumaksudkan adalah sebuah kerja untuk mencintai. Karena cinta adalah kata kerja.... Kata Salim A Fillah dalam bukunya Jalan Cinta Para Pejuang. Jadi,... Hanya Waktu yang bisa memahami seberapa besar anda memperjuangkan Cinta kepada pasangan hidup anda... Terimakasih telah membaca sahabat...

Salam Cinta tuk semua...! Rabu, 05 Cerita, "Tolong Aku Mama...!" Diposkan oleh Jihaduddin Fikri Amrullah di 09:04 2 komentar

Sahabat, saya mendapatkan cerita ini dari salah seorang sahabat. Ketika saya membaca cerita ini, saya langsung teringat ketika seorang ustadz memperlihatkan video tentang proses aborsi dalam kajiannya. Terlihat gambar yang tidak begitu jelas, tapi sang dokter menjelaskan secara detail mana sang janin, dan sebuat alat penyedotnya. Sebuah alat besar dimasukan ke perut sang ibu untuk mencabik-cabik dan menyedot organ-organ sang janin yang sudah remuk. Hingga bagian kepala yang susah untuk disedot, maka dimasukanlah alat seperti sebuah tang untuk meremukan tengkorak kepala sang bayi, agar bisa disedot. Ah... saya tidak mampu menuliskannya dengan detail. Sebuah kekejian yang luarbiasa, yang dilakukan dokter, dan ibunya sendiri. Mungkin dari cerita rekaan ini bisa menggambarkan bagaimana keadaan sang bayi kecil tak berdosa itu... (Di Posting Oleh : BaoYuan 粱寶榞) Mama sayang, Aku di surga sekarang, duduk di pangkuan Tuhan. Ia mengasihiku dan

menangis bersamaku sebab pedih pilu hatiku. Begitu ingin aku menjadi putri mungil mu. Tidak terlalu mengerti aku akan apa yang telah terjadi. Aku begitu bergairah ketika mulai Menyadari keberadaanku. Aku ada di suatu tempat yang gelap, namun nyaman. Aku melihat aku punya jari-jari dan jempol. Aku cantik seturut perkembanganku, tapi belum siap meninggalkan tempatku. Aku menghabiskan sebagian besar waktuku dengan berpikir atau tidur. Bahkan sejak hari-hari pertamaku, aku merasakan ikatan istimewa antara engkau dan aku. Kadang aku mendengarmu menangis, dan aku menangis bersamamu. Kadang engkau berteriak dan memaki, lalu aku menangis. Aku dengar Papa memaki balik. Aku sedih dan berharap engkau akan segera baik kembali. Aku heran mengapa engkau begitu sering menangis. Suatu hari engkau menangis hampir sepanjang hari. Pilu hatiku karenanya. Tak dapat kubayangkan mengapa engkau begitu berduka. Pada hari itu juga, hal yang paling mengerikan terjadi. Suatu monster yang amat keji masuk ke tempat hangat dan nyaman di mana aku berada. Aku sangat takut, aku mulai menjerit, tapi tak sekalipun engkau berusaha menolong. Mungkin engkau tak pernah mendengarku........ Monster itu semakin lama semakin dekat sementara aku terus berteriak, "Mama, Mama, tolong aku....., Mama......tolong aku." Suatu teror yang ngeri aku rasakan. Aku berteriak dan berteriak.......hingga tak sanggup lagi. Lalu monster itu mulai mencabik lenganku. Sungguh sakit rasanya, sakit yang tak kan pernah dapat kuungkapkan dengan kata. Monster itu tidak berhenti. Oh....bagaimana aku harus mohon agar ia

berhenti. Aku menjerit sekuat tenaga sementara ia mencabik putus kakiku. Sepenuhnya aku dalam kesakitan, aku sekarat. Aku tahu tak kan pernah aku melihat wajahmu atau mendengarmu membisikkan betapa engkau mengasihiku. Aku ingin menghapus butir-butir air matamu. Aku punya begitu banyak rencana untuk membuatmu bahagia, Mama....Tapi aku tak dapat. Mimpi-mimpiku musnah sudah. Walau menanggung sakit tak terperi pedih dan pilunya hati kurasakan melampaui segalanya. Lebih dari segalanya aku ingin menjadi putrimu. Tak ada gunanya sekarang, aku meregang nyawa dalam sengsara tak terkatakan. Hanya hal-hal buruk yang terlintas di benakku. Begitu ingin aku mengatakan bahwa aku mengasihimu, sebelum aku pergi. Tapi, aku tak tahu kata-kata yang dapat engkau mengerti. Dan segera saja, aku tak lagi punya napas untuk mengatakannya; aku mati. Aku merasa diriku terangkat, seorang malaikat besar membawaku ke suatu tempat yang besar dan indah. Aku masih menangis, tapi segala rasa sakit tubuhku sirna sudah. Malaikat membawaku kepada Tuhan dan membaringkanku dalam pelukan Nya. Tuhan mengatakan bahwa Ia mencintaiku. Lalu, aku merasa bahagia. Kutanya pada-Nya, apa itu yang membunuhku. Jawab-Nya, "Aborsi, Aku menyesal, karena Aku tahu bagaimana ngeri rasanya." Aku tidak tahu apa itu aborsi; Aku pikir mungkin nama monster itu. Aku menulis untuk mengatakan betapa aku mengasihimu......dan mengatakan padamu betapa ingin aku menjadi putri mungilmu.

Aku telah berjuang sehabis-habisnya untuk hidup, aku ingin hidup......! Kuat keinginanku, tapi aku tak mampu; monster itu terlalu kuat...Dicabikcabiknya lengan dan kakiku dan akhirnya seluruh tubuhku..... Tak mungkin bagiku untuk hidup. Aku hanya ingin engkau tahu bahwa aku berusaha tinggal bersamamu. Aku tidak mau mati! Juga Mama, berhatihatilah terhadap monster bernama aborsi itu. Mama aku mengasihimu.....Aku sedih engkau harus menanggung rasa sakit seperti yang kualami. Berhati-hatilah, Peluk cium, Bayi Perempuanmu......... ~~~ Sahabat, saya sangat sedih ketika membaca cerita ini. Saya yakin andapun juga. Saya memiliki data, walaupun data lama, yakni ‖Setiap tahunnya sekitar 150 ribu anak di bawah 18 tahun terjebak jadi pelacur. Dan, 4% kasus kehamilan remaja lebih banyak terjadi pada remaja putri di bawah 18 tahun dan 7% pada remaja putri di bawah 16 tahun. Sementara sebanyak 43,1% gadis berusia di bawah 18 tahun melakukan aborsi‖ (Guntoro Utamadi, staf Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) di harian Kompas 1997) Itu tahun 1997, Entahlah apakah dari tahun ke tahun semakin naik ataukah semakin turun. Tapi hati kecilku mengatakan semakin naik. Ah, semoga itu hanya prasangkaku belaka. Tak ada kata lain sahabat. Mari kita bersatu padu untuk mencegah terjadinya praktek pembunuhan janin ini. Saya lebih suka menyebut

pembunuh, daripada sekedar pelaku aborsi. Yuk, paling tidak mulai dari diri kita sendiri. Hindarilah, dan jauhilah dari perbuatan zina. Karena zina memang menjadi biangkerok pembunuhan itu. Maaf, kalau kata-kata saya pada kali ini terasa emosional. Tapi memang itulah kenyataannya. Tidak terbayang, sebuah kekejian orang tua kepada anak kandungnya sendiri. Na‘udzubillahimindzalik... . Terimakasih telah membaca, sahabatku.... Rabu, 05 Cerita, "Mengapa Saya?" (Kisah Nyata) Diposkan oleh Jihaduddin Fikri Amrullah di 09:01 0 komentar

Arthur Ashe adalah petenis kulit hitam dari Amerika yang memenangkan tiga gelar juara Grand Slam; Amerika Open (1968), Australia Open (1970), dan Wimbledon (1975). Pada tahun 1979 ia terkena serangan jantung yg mengharuskannya menjalani operasi by pass. Setelah dua kali operasi, bukannya sembuh ia malah harus menghadapi kenyataan pahit, terinfeksi HIV melalui transfusi darah yang ia terima. Seorang penggemar menulis surat padanya, "Mengapa Tuhan memilihmu untuk menderita penyakit itu?"

Ashe menjawab, "Di dunia ini ada 50 juta anak yang ingin bermain tenis, di antaranya 5 juta orang yang bisa belajar bermain tenis, 500 ribu belajar menjadi pemain tenis profesional, 50 ribu datang ke arena untuk bertanding, 5.000 mencapai turnamen grand slam, 50 orang berhasil sampai ke Wimbledon, empat orang di semi final, dua orang berlaga di final. Dan ketika saya mengangkat trofi Wimbledon, saya tidak pernah bertanya kepada Tuhan, 'Mengapa saya?' Jadi ketika sekarang saya dalam kesakitan, tidak seharusnya juga saya bertanya kepada Tuhan, 'Mengapa saya?'" (*note ini di kutip dari milist Parileg )

Sahabat, sadar atau tidak, kerap kali kita merasa hanya pantas menerima hal-hal baik dalam hidup ini; kesuksesan, karier yang mulus, kesehatan. Ketika yang kita terima justru sebaliknya; penyakit, kesulitan, kegagalan, kita menganggap Tuhan tidak adil. Sehingga kita merasa berhak untuk menggugat Tuhan. Namun Ashe, tidak demikian. Itulah cerminan hidup beriman; tetap teguh dalam pengharapan, pun bila beban hidup menekan berat. Ketika menerima sesuatu yang buruk ingatlah saat-saat ketika kita menerima yang baik.

Terimakasih telah membaca.... Semoga Bermanfaat... Salam Motivasi...! Rabu, 05 Cerita,"Mengejar Mimpi" Diposkan oleh Jihaduddin Fikri Amrullah di 08:59 0 komentar

Assalamu'alaikum Wr. Wb SALAM MOTIVASI Sahabat CCM yang berbahagia, yang selalu semangat berubah menjadi lebih baik dan lebih baik lagi,,, TAK ADA KATA MENYERAH BAGI KITA, sebagai insan Tuhan yang diciptakan begitu sempurna dibandingkan makhluk lainnya... Yang diberi akal dan hati,,yang bisa memilih jalan hidup : "maju, mundur atau diam ditempat" Sahabatku, kami sangat tertarik dengan berbagai tayangan media tentang kisah2 orang Indonesia yang SEMANGAT luar biasa, tidak ada kata menyerah,,, MEREKA BISA, KITA PUN MAMPU,,, (inspirasi dari Kick Andy TV Show) Banyak jalan menuju Roma,mungkin ini salah satu pepatah yang bisa menggambarkan mereka-mereka yang punya semangat unutk belajar. Misalnya kisah Winarno, seorang anak yang lahir dari keluarga miskin. Ayahnya seorang informan polisi yang tidak lulus SD dan ibunya seorang tukang pijat yang buta huruf.

Masa sekolah dan kuliah Winarno identik dengan perjuangan keras, dari urusan biaya, fasilitas untuk bersekolah, hingga transfortasi yang cukup jauh. Satu prinsip kuat yang ia yakini saat itu adalah, kalau pintar pasti bisa berhasil. Maka ia pun memompa semangatnya untuk bisa meraih nilai tertinggi. Untuk urusan kuliah, ia menemukan taktik untuk bisa memperoleh sekolah gratis. Dari seluruh perjuangannya, Winarno kini sudah meraih gelar professor untuk bidang ilmu dan teknologi pangan. Di usianya yang sudah berkepala tujuh, ia masih aktif sebagai Rektor di Universitas Katolik Atmajaya, Jakarta. Kisah Basuki asal Sragen, lain lagi. Sejak kecil ia disibukan dengan urusan membantu perekonomian keluarga dari mulai jualan kantong plastik, semir sepatu, atau ngojek paying saat hujan. Kala itu keluarga mereka hijrah ke Ibukota untuk meningkatkan taraf hidup dan malangnya, tidak berhasil. PHK yang menimpa ayahnya, kemudian memaksa keluarga ini kembali ke kota asal mereka, Sragen. Menjelang masa kuliah, Basuki mulai merambah usaha baru, yakni jadi loper koran. Jadi masa kuliah pun ia jalani sambil berjualan koran dan di waktu luang jadi pedagang asongan. Pada Januari 2010 lalu, Basuki mendapatkan pengukuhan gelar Doktor Ilmu Komunikasi dari Universitas Indonesia. Dan kini tercatat sebagai dosen di Universitas Pembangunan Nasional, Yogyakarta. Dari Yogakarta, ada kisah menarik milik Purwadi. Putra pasangan Ridjan dan Yatinem ini harus bekerja keras sejak kecil agar bisa meneruskan sekolahnya hingga ke bangku kuliah. Ayahnya seorang buruh tani dan ibunya yang penjual bakul sayur, tak memiliki kemampuan ekonomi yang cukup untuk membiayainya. Alhasil Purwadi harus pintar-pintar mencari cara. Masa kuliah ia berjualan kantung gandum, menjual majalah bekas, hingga memberi les gamelan.

Untuk mengirit biaya buku dan makanan, ia memiliki trik trik khusus semasa kuliah. Perjuangan yang tak kenal lelah telah mengantar Purwadi meraih gelar Doktor Filsafat dari Universitas Gajah Mada, Yogyakarta Anda mengenal Saldi Isra? Seorang Ahli Hukum Tata Negara yang cukup menonjol di tanah air. Di usianya yang ke 42 tahun, ia sudah menyandang gelar Profesor Doktor. Tahukah anda Saldi Isra lahir dari keluarga seperti apa? ―Orang tua saya petani yang buta hurup, dan masa sekolah saya harus dilakukan sambil membantu orang tua membajak sawah,‖ Kisah yang penuh spirit juga hadir dari seorang dokter bedah syaraf kaliber dunia, Eka Julianta. Dokter yang telah berhasi melakukan banyak operasi otak dan batang otak ini, kini sering mendapat undangan untuk melakukan presentasi di berbagai Fakultas kedokteran dan symposium di berbagai Negara baik Asia, Afrika, Eropa dan Amerika. Tapi tahukah anda, bahwa perjuangan Eka, untuk mengejar mimpi dan mewujudkan cita-citanya sebagai dokter, dimulai dengan membantu ibunya menumbuk singkong getuk, dan menjajakannya di sekolah. Banyak anggapan menilai mereka yang bisa kuliah lagi karena ada dana yang mencukupi. Namun anggapan itu tak selamanya benar. Walau ada dana yang cukup namun jika tidak ada kemauan dan semangat untuk belajar tentunya tidak bisa terwujud. Atau ada anggapan bahwa untuk mengejar mimpi seperti itu tidaklah realistis dikala himpitan ekonomi menjadi alasan. Memang pendidikan di negeri ini seakan2 memupus orang2 tidak kecukupan untuk bersekolah, namun, lihat masih banyak orang yang hanya bermodal semangat dan kerja keras mampu meraih mimpi itu,,, Semangat mereka dalam menuntut ilmu memang patut diapresiasi.

KEPADA BANGSA INDONESIA, MODAL KITA ADALAH SEMANGAT JUANG DARI DIRI KITA SENDIRI Semoga menjadi inspirasi sahabat2 CCM,,, SALAM MOTIVASI !!! Terima kasih Cerita, "Biarlah Tuhan Menilaimu" Diposkan oleh Jihaduddin Fikri Amrullah di 20:21 0 komentar

Alkisah, seorang Ayah dan anak sedang perjalanan jauh sambil menuntun onta yang terlihat beberapa barang yang diletakkan diatas Onta tersebut..., sampai mereka berpapasan dengan seseorang pedagang pertama. Dia berkata, "Dasar bodoh kalian... onta yang kuat dan kekar itu kok tidak dinaiki oleh salah satu dari kalian? Dasar Bodoh!" Sang ayah kaget, dan menyuruh sang anak untuk naik onta tersebut. Tak lama kemudian mereka berpapasan dengan pedagang kedua. Dia Berkata, "Emang anak tak tau diri, masak Ayahnya dibiarkan berjalan menuntun onta yang dinaiki anaknya...!" Sang Anak kaget, kemudia dia mempersilahkan ayahnya untuk naik onta. Tak lama kemudian mereka berpapasan dengan pedangang ketiga. Dia berkata,

"Wah... wah... tega nian ini sang Ayah... masak anak yang belum besar ini disuruh menuntun onta, sedang ayahnya bersantai diatas onta...?" Sang Ayah kaget, kemudian mengajak anaknya untuk naik bersama-sama ke atas Onta. Hingga mereka bertemu dengan pedagang ke empat. Dia berkata. "Dasar manusia-manusia tidak berperikehewanan! Onta kok dinaiki oleh dua orang dan barang-barang?... kasihanilah onta tersebut...!" Kemudian sang ayah berkata kepada anaknya, "Anakku, memang ketika kita mengharap nilai dari manusia, maka akan seperti ini.... tidak jelas..., maka biarlah Tuhan yang menilai kita...!" ~~~ Sahabatku, Biarlah Tuhan Menilaimu... Apabila engkau berbuat baik, orang lain mungkin akan berprasangka bahwa ada maksud-maksud buruk di balik perbuatan baik yang kau lakukan. Tetapi, tetaplah berbuat baik. Terkadang orang berpikir secara tidak masuk akal dan bersikap egois. Tetapi, bagaimanapun juga, terimalah mereka apa adanya. Apabila engkau sukses, engkau mungkin akan mempunyai musuh dan juga teman yang iri hati atau cemburu. Tetapi teruskanlah kesuksesanmu itu. Apabila engkau jujur dan terbuka, orang lain mungkin akan menipumu. Tetapi, tetaplah bersikap jujur dan terbuka. Apa yang telah engkau bangun bertahun-tahun lamanya, dapat

dihancurkan orang dalam satu malam saja. Tetapi, janganlah berhenti dan tetaplah membangun. Apabila engkau menemukan kedamaian dan kebahagiaan di dalam hati, orang lain mungkin akan iri hati kepadamu. Tetapi, tetaplah berbahagia. Kebaikan yang kau lakukan hari ini, mungkin besok dilupakan orang. Tetapi, teruslah berbuat baik. Berikan yang terbaik dari apa yang kau miliki, dan itu mungkin tidak akan pernah cukup. Tetapi, tetap berikanlah yang terbaik. Sadarilah bahwa semuanya itu ada di antara engkau dan Tuhan. Tidak akan pernah ada antara engkau dan orang lain. Jangan pedulikan apa yang orang lain pikir atas perbuatan baik yang kau lakukan. Tetapi percayalah bahwa mata Tuhan tertuju pada orang-orang jujur dan Dia sanggup melihat ketulusan hatimu. Salam Motivasi...!

Minggu, 31 Cerita, "Senandung Kehidupan" Diposkan oleh Jihaduddin Fikri Amrullah di 20:18 0 komentar

Saya mungkin bukan penggemar lagu dangdut. Namun, 1 jam agaknya waktu yang terlalu sebentar buat saya untuk menikmatinya. Suatu ketika, saya harus pulang walau larut malam. Sebenarnya, itu bukan saat yang tepat untuk pulang. Sebab, hari itu adalah hari yang menyebalkan

dan menyedihkan. Nilai tes saya gagal,tidak ada kesempatan untuk mengikuti SPMB karena jadwal tes yang sama, dan beberapa hal lain yang membuat saya kesal. Memang, hari itu bukanlah hari terbaik buat saya. Karena sudah terlalu larut, tak ada yang lagi kendaraan yang bisa mengantar saya ke rumah saudara yang letaknya agak jauh dari jalan. Tak ada ojek, apalagi angkot yang lewat. Lengkaplah sudah "penderitaan" ini. Lelah, kesal, dan perasaan marah, berkumpul pada saat itu. Saya lihat jam waktu itu sudah berada pada pukul 11. Ditengah perjalanan, di sela-sela gang, saya bertemu dengan orkes pengamen jalanan. Suasana riuh saat itu. Lewat lagu dangdut yang mereka senandungkan, ada banyak orang yang berjoget, menari, dan ikut bernyanyi bersama pengamen itu. Dengan hanya bermodal gerobak dorong yang diisi dengan perangkat suara sederhana, mereka tampak bergembira menikmati malam itu. Saya berhenti, dan memperhatikan mereka. Duh, begitu senang dan bahagia. Saya lihat lagi tawa yang mereka lepaskan. Begitu bebas. Begitu kontras dengan suasana hati saya malam itu. Ketipung dan Tamborine yang mereka mainkan, melagukan senandung yang meriah. Ada beberapa pria yang berjoget, juga beberapa anak jalanan. Asyik dan seru. Saya masih tetap terpaku, dan tersihir akan kebahagiaan yang mereka pancarkan. Saya lihat wajah-wajah lelah, namun bahagia, dalam gurat-gurat muka mereka. Ah, pastinya mereka adalah orang-orang kecil, yang bekerja keras di siang hari, dan sedang melepaskan lelah di malam ini. Saya tatap mata-mata mereka. Mata-mata yang bahagia, walau hanya mampu menonton orkes kampung, dan bukan konser di panggung gemerlap. Tak ada spotlight dan efek kabut dalam pentas ini. Yang ada hanya cahaya bulan, dan asap rokok yang mereka hisap. Tak ada gitar elektris, dan piano yang berdenting. Yang ada hanya ketipung dan tamborine yang

digoyangkan. Tak ada bintang-bintang top malam itu. Yang ada hanyalah kuli-kuli bangunan, pekerja kasar, tukang-tukang becak, dan anak jalanan. Namun, "orkestra" malam itu, terasa lebih indah. Saya masih tersihir dan menikmati lagu-lagu dangdut yang mereka mainkan. Ah, wajah-wajah itu kembali tergelak tertawa. Bejoget, berputar, meliuk-liuk, dan bergoyang, memutari gerobak dorong itu. Dduh, tangantangan itu kembali menari. Menjulang, mengalun, melambai seperti angin yang menghembus. Tuhan, memang Maha Adil. Dia selalu datang dengan cara-cara yang tak terduga. Dia sedang menasehati saya dengan orang-orang kecil ini. Kebahagiaan yang mereka senandungkan, dapat meredam suasana hati saya malam itu. Lewat gendang ketipung dan kecrekan tamborine, mereka "membagikan" saya ketenangan agar terbebas dari rasa kesal ini. Saya merasa iri dengan mereka, yang dapat berbahagia dengan apapun yang mereka miliki. Senandung, dan lagu-lagu kehidupan yang mereka lantunkan, adalah cerita tentang kebahagiaan yang tak pernah habis. Alunan bait-bait syair kehidupan yang mereka ucapkan, layaknya kisah tentang semangat pantang menyerah yang selalu mereka lakukan. Tak terasa, sudah 1 jam berlalu, dan saya masih terpaku disana. Ah, mereka begitu jujur dan ikhlas menitipkan saya bahagia. Sambil diam-diam merasa iri dan cemburu dengan mereka, saya melangkah kembali pulang. Terima kasih kuli-kuli bangunan, tukang-tukang becak, anak-anak jalanan, ketipung, tamborine, gitar kayu, speaker tua, gerobak dorong, rembulan, dan bahagia-bahagia itu." "Sekali lagi, terima kasih". ***

Sahabat, begitulah. Sikap dan perilaku yang kita lakukan, adalah layaknya senandung-senandung dalam hidup. Lantunan sifat yang kita perbuat, adalah layaknya suara-suara lagu yang mengalun. Ucapan dan pikiranpikiran kita adalah seperti nada-nada yang sedang kita mainkan. Namun, senandung macam apakah yang sedang kita lagukan? Adakah senandung-senandung marah dan kesal yang kita lontarkan? Lalu, lantunan lagu macam apa yang kita alunkan? Apakah lantunan dengki dan kesal? Nada-nada apakah yang sedang kita mainkan? Nada-nada sumbang, parau dan serak? Adakah kita sedang melagukan "senandung-senandung" bahagia dan damai? Adakah, kita sedang melantunkan "lagu-lagu" ikhlas dan jujur? Atau, adakah kita sedang memainkan nada-nada indah sabar dan tawakal? Adakah itu semua dapat memberikan bahagia pada orang-orang di sekeliling kita? Sahabat, lagu dan senandung kehidupan yang sedang kita dendangkan, adalah cermin bagi jiwa kita. Manakah yang Anda pilih? Senandung, alunan lagu, dan nada-nada damai dan nyaman? Ataukah senandung sumbang, alunan lagu benci dan dengki, atau nada-nada marah dan kesal? Anda sendirilah yang akan menjadi komposer bagi semua itu. Padukanlah dengan indah. Terima kasih telah membaca dan semoga menjadi inspirasi Sahabat hari ini.... Salam Motivasi!!! Minggu, 31 Cerita, "Secangkir Teh Pembawa Sial"

Diposkan oleh Jihaduddin Fikri Amrullah di 20:14 0 komentar

Tak seperti biasa sebut saja Budi (bukan nama sebenarnya) memulai harinya dengan wajah yang lesu. Semalam ia harus menyelesaikan tugas matakuliah karena memang esok adalah hari terakhir mengumpulkannya. Raut lesu dan sayup terlihat jelas karena baru jam 3 pagi ia baru bisa terlelap.Padahal jadwal kuliah dimulai pukul delapan pagi. Pagi itu, sang ibu yang memaksa Budi untuk bangun dan tak lupa ibunya menyiapkan sarapan ala kadarnya untuk keluarga. Menjadi kebiasaan dikala pagi, Budi sekeluarga sarapan bersama. Namun, tak disangka pagi itu, saat sarapan, adik perempuannya menumpahkan secangkir teh tepat disamping Budi. Tak pelak Budi terhenyak, dan segala umpatan dan emosi keluar dari mulut Budi. Akibatnya sang adik pun menangis dan menyebabkan ketinggalan naik bis sekolah. Budi pun terpaksa harus mengantar adiknya karena jarak sekolahnya cukup jauh. Kegiatan yang semula direncanakan mulai berantakan. Budi pun harus merelakan waktunya untuk mengantarkan adik. Di jalan ia memacu laju kendaraannya begitu cepat dan berbahaya.Namun sayang,jam sekolah telah dimulai dan adiknya pun dianggap telat oleh gurunya. Hari itu menjadi hari terburuk Budi. Berawal dari teh yang tumpah,seakanakan menjadi kutukan dalam kejadian-kejadian berikutnya. Sang adik telat, ia pun juga. Bahkan yang lebih parah, Budi kena tilang karena menerobos lampu lalulintas dan mengendarai motor melampaui batas kecepatan. "kalau tau begini, tadi gak usah sarapan saja,," begitulah ungkapan sesal Budi.

*** Sahabatku, apa yang telah terjadi diatas, atau mungkin dengan versi yang berbeda dengan apa yang kita alami sehari-hari adalah wujud dari ketidaksempurnaan kita untuk menguasai apa yang/akan kita lakukan. Sahabatku, bukanlah salah karena Budi ditakdirkan menerima tumpahan teh dari adiknya namun reaksi setelah itu yang menjadi penentu kenapa Budi bernasib buruk. "10% kehidupan dibuat oleh hal-hal yang terjadi terhadap kita." "90% kehidupan ditentukan oleh bagaimana kita bereaksi/memberi respon." Kita sungguh-sungguh tidak dapat mengontrol 10% kejadian-kejadian yang menimpa kita. Kita tidak dapat mencegah kerusakan mobil. Pesawat mungkin terlambat, dan mengacaukan seluruh jadwal kita. Seorang supir mungkin menyalip kita di tengah kemacetan lalu-lintas. dan Kita tidak punya kontrol atas hal yang 10% ini. Namun yang 90% lagi berbeda. itu adalah reaksi kita. Kita tidak dapat mengontrol lampu merah, tapi dapat mengontrol reaksi kita. Kita tidak dapat mengontrol jatuhnya sebuah cangkir, namun kita dapat mengendalikan reaksi! kita! Kenapa Budi? Karena reaksinya pagi itu. Kenapa hari nya buruk? a) Karena secangkir teh yang tumpah? b) Kecerobohan adiknya?

c) Polisi yang menilang? d) Karena dirinya sendiri? Jawaban-nya adalah D. Budi tidak dapat mengendalikan tumpahnya teh itu. Namun bagaimana reaksi-nya 5 detik kemudian itu, yang menyebabkan harinya menjadi buruk. Ini yang mungkin terjadi jika ia bereaksi dengan cara yang berbeda. Teh tumpah di kemejanya. Adiknya sudah siap menangis. namun ia bisa dengan Lembut berkata : "Tidak apa-apa sayang/adik, lain kali kamu lebih hati-hati ya". Budi pergi mengganti kemeja dengan tenang dan melihat sang adik sedang naik ke dalam bus sekolah. Budi dapat tiba di kampus 5 menit lebih awal karena tidak perlu berurusan dengan polisi, dan dengan riang Menyalami para kawan.. Lihat perbedaannya. Dua skenario yang berbeda. Keduanya dimulai dari hal yang sama, tapi berakhir dengan hal yang berbeda. Kenapa? Karena REAKSI kita. Sungguh kita tidak dapat mengontrol 10% hal-hal yang terjadi.Tapi yang 90% lagi ditentukan oleh reaksi kita. Terima kasih telah membaca dan semoga reaksi kita bisa lebih baik dalam menyikapi hal-hal diluar kehendak dan keinginan kita. Ingat Tuhan punya rencana indah buat hamba-hambaNya,namun IA pun berhak menilai seberapa jauh hambanya yang bertakwa... SALAM MOTIVASI... Minggu,

24 Cerita, "Raja yang menjadi tukang kebun" Diposkan oleh Jihaduddin Fikri Amrullah di 18:15 0 komentar

Alkisah adalah seorang raja yang sangat besar kekuasaannya. Oleh karena kehidupan yang mewah dan serba cukup tidak membuat ketenangan kepada jiwanya. Sang raja akhirnya memilih untuk hidup sebagai rakyat biasa dengan menyamar sebagai tukang kebun. Sang Raja akhirnya bekerja di salah seorang saudagar kaya yang mempunyai kebun delima yang cukup luas. Ia pun menjaga kebun itu dengan patuh dan rajin. Suatu hari datanglah tuan kebun itu dan meminta pekerja kebun membawakan sebiji delima yang masak lagi manis kepadanya. Pekerja itu pun segera menuju ranting-ranting delima untuk mencari buah delima yang paling masak.

Kemudian tuannya memakan delima tersebut, air mukanya berubah. Kemudian berkata: "Wahai pekerjaku tolong bawakan kepadaku sebiji delima yang lebih manis dari ini." Sekali lagi, sang raja yang menjadi tukang kebun tadi pergi mencari buah delima yang lain tanpa mengetahui mengapa tuannya menyuruh dia membawakan sebiji lagi. Setelah buah yang diberikan kepada tuannya itu dimakan, dengan spontan buah itu dibuang oleh tuannya itu. Oleh karena terlalu marah sebab buah yang dimakannya itu ternyata masih masam, ia pun berkata dengan suara yang keras: "Wahai pekerja! Heran

sekali aku melihat engkau. Sudah begini lama engkau menjaga kebunku, tidakkah engkau tahu yang masam dan manis?" Lalu jawab sang raja tadi dengan suara yang lemah dan sopan : "Tuan, bukankah saya ini diamanahkan untuk menjaga kebun supaya sentiasa subur buah-buahan, tetapi tuan tidak memberi izin kepada saya untuk mencicipi buahnya." Betapa terkejutnya tuannya itu setelah mendengar jawaban tersebut. Tidak terduga sama sekali akan besarnya sifat amanah yang ada pada tukang kebunnya itu. Namun, alahngkah terkejutnya sang tuan tatkala mengetahui bahwa pekerja kebunnya adalah seorang raja mahsyur yang memang tengah mencari kehidupan sebagai rakyat biasa. Sang tuan pun akhirnya menyadari bahwa memang pantaslah ia menjadi seorang raja yang terkenal bijak seantero negri. Jadi rakyat kecilpun beliau bisa betul-betul menjaga pekerjaannya walau sangat sepele. Ia pun segera meminta maaf dan sekaligus mendoakan sang raja.

(diilhami dari kisah Ibrahim bin Adham) **** Sahabatku, kisah tersebut diatas merupakan salah satu refleksi bagaimana seorang manusia dengan sangat amanah dalam menjalani pekerjaannya. Bagaimana dengan kita ? tentu para sahabat sangat mengerti bagaimana seharusnya kita menjaga amanah dalam setiap pekerjaan. sekecil apapun itu, namun nilainya sangat berharga. Dari seorang pekerja bahkan pemimpin pun sangat diperlukan sikap ini. Kembali kepada hati nurani masing-masing, bagaimana kita bisa jujur

sekecil apapun dengan apa yang kita lakukan, Tentu Tuhan lah yang menilai dan membalas apa yang kita lakukan. Sahabatku, sederhana namun bermakna,,,"mulai dari diri kita sendiri dan mulai lah saat ini" (Aa Gym mode on)..^_^ Terima kasih telah membaca dan semoga selalu semangat dalam menjalani hidup.. SALAM MOTIVASI !!! Minggu, 24 Cerita, "Lalat dan Semut" Diposkan oleh Jihaduddin Fikri Amrullah di 18:10 0 komentar

Beberapa ekor lalat nampak terbang berpesta di atas sebuah tong sampah di depan sebuah rumah. Suatu ketika, anak pemilik rumah keluar dan tidak menutup kembali pintu rumah. Kemudian nampak seekor lalat bergegas terbang memasuki rumah itu. Si lalat langsung menuju sebuah meja makan yang penuh dengan makanan lezat. "Saya bosan dengan sampah-sampah itu, ini saatnya menikmati makanan segar," katanya. Setelah kenyang, si lalat bergegas ingin keluar dan terbang menuju pintu saat dia masuk, namun ternyata pintu kaca itu telah terutup rapat. Si lalat hinggap sesaat di kaca pintu memandangi kawan-kawannya yang melambai-lambaikan tangannya seolah meminta agar dia bergabung kembali dengan mereka. Si lalat pun terbang di sekitar kaca, sesekali melompat dan menerjang kaca itu, dengan tak kenal menyerah si lalat mencoba keluar dari pintu kaca. Lalat itu merayap mengelilingi kaca dari atas ke bawah dan dari kiri ke

kanan bolak-balik, demikian terus dan terus berulang-ulang. Hari makin petang, si lalat itu nampak kelelahan dan kelaparan. Esok paginya, nampak lalat itu terkulai lemas terkapar di lantai. Tak jauh dari tempat itu, nampak serombongan semut merah berjalan beriringan keluar dari sarangnya untuk mencari makan. Dan ketika menjumpai lalat yang tak berdaya itu, serentak mereka mengerumuni dan beramai-ramai menggigit tubuh lalat itu hingga mati. Kawanan semut itu pun beramairamai mengangkut bangkai lalat yang malang itu menuju sarang mereka. Dalam perjalanan, seekor semut kecil bertanya kepada rekannya yang lebih tua, "Ada apa dengan lalat ini, Pak? Mengapa dia sekarat?" "Oh.., itu sering terjadi, ada saja lalat yang mati sia-sia seperti ini. Sebenarnya mereka ini telah berusaha, dia sungguh-sungguh telah berjuang keras berusaha keluar dari pintu kaca itu. Namun ketika tak juga menemukan jalan keluar, dia frustasi dan kelelahan hingga akhirnya jatuh sekarat dan menjadi menu makan malam kita. " Semut kecil itu nampak manggut-manggut, namun masih penasaran dan bertanya lagi, "Aku masih tidak mengerti, bukannya lalat itu sudah berusaha keras? Kenapa tidak berhasil?" Masih sambil berjalan dan memanggul bangkai lalat, semut tua itu menjawab, "Lalat itu adalah seorang yang tak kenal menyerah dan telah mencoba berulang kali, hanya saja dia melakukannya dengan cara-cara yang sama." Semut tua itu memerintahkan rekan-rekannya berhenti sejenak seraya melanjutkan perkataannya, namun kali ini dengan mimik dan nada lebih serius, "Ingat anak muda, jika kamu melakukan sesuatu dengan cara yang sama tapi mengharapkan hasil yang berbeda, maka nasib kamu akan seperti lalat ini." "Para pemenang tidak melakukan hal-hal yang berbeda, mereka hanya melakukannya dengan cara yang berbeda."

dari http://sahabatz.blogspot.co Selasa, 19 Cerita, "Kisah Nyata Mantan Bintang Porno SHELLEY LUBBEN" Diposkan oleh Jihaduddin Fikri Amrullah di 02:34 0 komentar

Sebuah kisah dari seorang bintang film porno yang kini sudah bertobat. Dan saat ini Shelley aktif mengkampanyekan untuk meninggalkan dunia porno. Berikut adalah penuturannya. Jika anda penasaran dengan kisah ini berkunjunglah ke situsnya di shelleylubben.com Gadis cantik, tubuh sexy, dan mata yg membangkitkan gairah seakan-akan berkata "aku menginginkanmu". Itu yg biasa kamu lihat di cover film porno, bisa jadi itulah tipuan terbesar sepanjang masa. Percayalah, Aku tahu. Aku dulu pernah melakukannya sepanjang waktu dan aku melakukannnya karena "nafsuku" akan kekuasaan dan kecintaanku kepada UANG. Aku tidak pernah menyukai sex. Bahkan Aku tidak menginginkannya dan faktanya aku lebih banyak minum "Jack Daniels" daripada bersama para pria yg dibayar seperti aku untuk "berpura-pura" di film. Ya Benar tidak ada diantara kami – gadis-gadis blonde yg menyukai "being in porn movie". Kami benci disentuh oleh orang asing yg sama sekali tidak peduli dengan kami. Kami benci dianggap rendah oleh mereka, laki-laki dengan keringat dan bau busuknya. Beberapa diantara kami sering sampai muntah di kamar mandi saat break

syuting. Sedangkan yg lainnya berusaha menenangkan diri dengan merokok Marlboro tanpa henti. Tapi industri porno ingin agar "KAMU" selalu berpikir kalau kami artis porno sangat menyukai sex. Mereka ingin kamu percaya bahwa kami senang dilecehkan seperti binatang dalam berbagai jenis adegan di film. Kenyataannya, artis porno sering tidak tahu apa saja adegan yg akan mereka lakukan saat pertama kali datang ke lokasi syuting dan kami hanya diberi dua pilihan oleh produser : "Lakukan atau Pulang Tanpa Bayaran. Kerja atau tidak akan bisa kerja lagi." ya memang benar kami punya pilihan. Beberapa diantara kami memang sangat memerlukan uang. Tapi kami dimanipulasi, dipaksa bahkan diancam. Beberapa diantara kami terjangkit AIDS karena profesi ini. Atau tertular herpes dan berbagai macam penyakit kelamin lain yg sukar disembuhkan. Salah seorang artis film porno setelah syuting dgn menahan sakit sepanjang hari setelah sampai dirumah menembak kepalanya dengan pistol. Mati Kebanyakan dari artis porno mungkin berasal dari keluarga yg berantakan dan pernah mengalami pelecehan seksual dan perkosaan dari keluarga atau tetangganya sendiri. Saat kami kecil kami hanya ingin bermain dengan boneka, bukan mendapatkan trauma saat seorang laki-laki dewasa berada diatas tubuh kami. Jadi sejak kecil kami belajar bahwa sex bisa membuat kami berharga. Dan dengan semua pengalaman mengerikan itu kami menipu kalian di depan kamera padahal sebenarnya kami membenci di setiap menitnya. Karena trauma itu kebanyakan artis porno hidupnya tergantung kepada alkohol dan narkotika. Dan hidup kami juga selalu diliputi ketakutan akan terjangkit HIV atau penyakit kelamin lainnya. Herpes, gonorrhea, syphilis, chlamydia, dll setiap hari menghantui kami.

Memang setiap bulan kami diperiksa tapi kamu tahu kalo hal tersebut tidak akan bisa mencegah kami tertular penyakit-penyakit mematikan itu. Selain penyakit, adegan syuting tdk kalah mengerikannya, banyak dari kami mengalami luka sobek atau luka pada organ tubuh bagian dalam kami. Diluar syuting kami sering berharap bisa menjalani hidup yg normal. Tapi sangat sulit menjalin hubungan yg normal dengan laki-laki *biasa*, maka dari itu kebanyakan dari kami menikah dengan sutradara film porno atau menjalani hidup sebagai lesbian. Buat aku momen yg gk akan terlupakan adalah ketika tanpa sengaja anak perempuanku melihat ibunya yg telanjang sedang berciuman dengan gadis lain. Anakku pasti akan terus mengingatnya juga. Pada hari yg lain kami bisa berubah seperti zombie dengan botol bir di tangan kanan dan gelas wisky di tangan kiri. Kami tdk suka bersih-bersih jadi sering kali kami harus menyewa pembantu untuk membersihkan kotoran kami. Selain itu artis porno benci memasak sendiri. Biasanya kami memesan makanan yg kemudian kami muntahkan lagi karena kebanyakan dari kami menderita *bulimia*. Bagi artis porno yg memiliki anak, kami adalah ibu yg paling BURUK. Kami menjerit dan bahkan memukul anak kami tanpa alasan. Seringkali saat kami begitu mabuknya sampai-sampai anak kami yg berumur 4 tahun yg menyeret kami dari lantai. Dan ketika ada tamu (kebanyakan karena alasan sex) kami harus mengunci anak kami terlebih dulu dikamar dan menyuruh mereka untuk diam. Kalau aku biasa membekali anak gadisku dengan *pager* dan kusuruh dia menungguku di taman sampai aku selesai dengan tamuku. Kebenarannya ada di luar sana…. *Tidak Ada Fantasi di Porn Industry. Semua Tipuan... Kalo kamu bisa melihat lebih dalam kehidupan artis film porno mungkin kamu akan kehilangan

minat menonton film porno. Kenyataan sebenarnya kami artis film porno ingin mengakhiri semua rasa malu ini dan semua trauma dalam hidup kami. Tapi sayangnya kami tidak bisa melakukannya sendiri. Kami berharap kalian kaum pria membantu kami, memperjuangkan kebebasan dan kehormatan kami. Kami ingin kalian memeluk kami saat kami menghapus air mata dan menyembuhkan luka di hati kami. Kami berharap kalian mau berdoa untuk kami dan semoga Tuhan akan mendengar dan mengampuni semua kesalahan kami di masa lalu. Porn Movie tidak lebih dari Sex Palsu dan Tipuan Kamera. Percayalah…….! Sabtu, 16 Cerita. “Harimau dan Serigala” Diposkan oleh Jihaduddin Fikri Amrullah di 20:26 0 komentar

Di sebuah hutan, tinggallah seekor serigala pincang. Hewan itu hidup bersama seekor harimau yang besar berbadan coklat keemasan. Luka yang di derita serigala, terjadi ketika ia berusaha menolong harimau yang di kejar pemburu. Sang serigala berusaha menyelamatkan kawannya. Namun sayang, sebuah panah yang telah di bidik malah mengenai kaki belakangnya. Kini, hewan bermata liar itu tak bisa berburu lagi bersama harimau, dan tinggal di sebuah gua, jauh dari perkampungan penduduk. Sang harimau pun tahu bagaimana membalas budi. Setiap selesai berburu, di mulutnya selalu tersisa sepotong daging untuk dibawa pulang. Walaupun sedikit, sang serigala selalu mendapat bagian daging hewan buruan. Sang harimau paham, bahwa tanpa bantuan sang kawan, ia pasti sudah mati terpanah si pemburu. Sebagai balasannya, sang serigala selalu

berusaha menjaga keluarga sang harimau dari gangguan hewan-hewan lainnya. Lolongan serigala selalu tampak mengerikan bagi siapapun yang mendengar. Walaupun sebenarnya ia tak bisa berjalan dan hanya duduk teronggok di pojok gua. Rupanya, peristiwa itu telah sampai pula ke telinga seorang pertapa. Sang pertapa, tergerak hatinya untuk datang, bersama beberapa orang muridnya. Ia ingin memberikan pelajaran tentang berbagi dan persahabatan, kepada anak didiknya. Ia juga ingin menguji keberanian mereka, sebelum mereka dapat lulus dari semua pelajaran yang diberikan olehnya. Pada awalnya banyak yang takut, namun setelah di tantang, mereka semua mau untuk ikut. Di pagi hari, berangkatlah mereka semua. Semuanya tampak beriringan, dipandu sang pertapa yang berjalan di depan rombongan. Setelah seharian berjalan, sampailah mereka di mulut gua, tempat sang harimau dan serigala itu menetap. Kebetulan, sang harimau baru saja pulang dari berburu, dan sedang memberikan sebongkah daging kepada serigala. Melihat kejadian itu, sang pertapa bertanya bertanya kepada murid-muridnya, "Pelajaran apa yang dapat kalian lihat dari sana..?".Seorang murid tampak angkat bicara, "Guru, aku melihat kekuasaan dan kebaikan Tuhan. Tuhan pasti akan memenuhi kebutuhan setiap hamba-Nya. Karena itu, lebih baik aku berdiam saja, karena toh Tuhan akan selalu memberikan rezekinya kepada ku lewat berbagai cara." Sang pertapa tampak tersenyum. Sang murid melanjutkan ucapannya, "Lihatlah serigala itu. Tanpa bersusah payah, dia bisa tetap hidup, dan mendapat makanan." Selesai bicara, murid itu kini memandang sang guru. Ia menanti jawaban darinya. "Ya, kamu tidak salah. Kamu memang memperhatikan, tapi sesungguhnya kamu buta. Walaupun mata lahirmu bisa melihat, tapi mata batinmu lumpuh. Berhentilah berharap menjadi serigala, dan mulailah berlaku seperti harimau."

*** Adalah benar bahwa Tuhan ciptakan ikan kepada umat manusia. Adalah benar pula, Tuhan menghamparkan gandum di tanah-tanah petani. Tapi apakah Tuhan ciptakan ikan-ikan itu dalam kaleng-kaleng sardin? Atau, adakah Dia berikan kepada kita gandum-gandum itu hadir dalam bentuk seplastik roti manis? Saya percaya, ikan-ikan itu dihadirkan kepada kita lewat peluh dan kerja keras dari nelayan. Saya juga pun percaya, bahwa gandum-gandum terhidang di meja makan kita, lewat usaha dari para petani, dan kepandaian mereka mengolah alat panggang roti. Begitulah, acapkali memang dalam kehidupan kita, ada fragmen tentang serigala yang lumpuh dan harimau yang ingin membalas budi. Memang tak salah jika disana kita akan dapat menyaksikan kebesaran dan kasih sayang dari Tuhan. Dari sana pula kita akan mendapatkan pelajaran tentang persahabatan dan kerjasama. Namun, ada satu hal kecil yang patut diingat disana, bahwa: berbagi, menolong, membantu sudah selayaknya menjadi prioritas dalam kehidupan kita. Bukan karena hal itu adalah suatu keterpaksaan, bukan pula karena di dorong rasa kasihan dan ingin membalas budi. Berbagi dan menolong, memang sepatutnya mengalir dalam darah kita. Disana akan ditemukan nilai-nilai dan percikan cahaya Tuhan. Sebab disana, akan terpantul bahwa kebesaran Tuhan hadir dalam tindak dan perilaku yang kita lakukan. Di dalam berbagi akan bersemayan keluhuran budi, keindahan hati dan keagungan kalbu. Sahabat, jika kita bisa memilih, berhentilah berharap menjadi serigala lumpuh, dan mulailah meniru teladan harimau. Salam Motivasi… ! ^_^ Rabu, 13 Cerita, "Cinta Lelaki Biasa" (kisah nyata)

Diposkan oleh Jihaduddin Fikri Amrullah di 07:28 0 komentar

Menjelang hari H, Nania masih saja sulit mengungkapkan alasan kenapa dia mau menikah dengan lelaki itu. Baru setelah menengok ke belakang, hari-hari yang dilalui, gadis cantik itu sadar, keheranan yang terjadi bukan semata miliknya, melainkan menjadi milik banyak orang; Papa dan Mama, kakak-kakak, tetangga, dan teman-teman Nania. Mereka ternyata sama herannya. Kenapa? Tanya mereka di hari Nania mengantarkan surat undangan. Saat itu teman-teman baik Nania sedang duduk di kantin menikmati hari-hari sidang yang baru saja berlalu. Suasana sore di kampus sepi. Berpasang-pasang mata tertuju pada gadis itu. Tiba-tiba saja pipi Nania bersemu merah, lalu matanya berpijar bagaikan lampu neon limabelas watt. Hatinya sibuk merangkai kata-kata yg barangkali beterbangan di otak melebihi kapasitas. Mulut Nania terbuka. Semua menunggu. Tapi tak ada apapun yang keluar dari sana. Ia hanya menarik nafas, mencoba bicara dan? menyadari, dia tak punya kata-kata! Dulu gadis berwajah indo itu mengira punya banyak jawaban, alasan detil dan spesifik, kenapa bersedia menikah dengan laki-laki itu. Tapi kejadian di kampus adalah kali kedua Nania yang pintar berbicara mendadak gagap. Yang pertama terjadi tiga bulan lalu saat Nania menyampaikan keinginan Rafli untuk melamarnya. Arisan keluarga Nania dianggap momen yang tepat karena semua berkumpul, bahkan hingga generasi ketiga, sebab kakak-kakaknya yang sudah berkeluarga membawa serta buntut mereka. Kamu pasti bercanda! Nania kaget. Tapi melihat senyum yang tersungging di wajah kakak tertua, disusul senyum serupa dari kakak nomor dua, tiga, dan terakhir dari Papa dan Mama membuat Nania menyimpulkan: mereka serius ketika mengira Nania bercanda. Suasana sekonyong-konyong hening. Bahkan keponakan-keponakan Nania yang balita melongo dengan

gigi-gigi mereka yang ompong. Semua menatap Nania! Nania Cuma mau Rafli, sahutnya pendek dengan airmata mengambang di kelopak. Hari itu dia tahu, keluarganya bukan sekadar tidak suka, melainkan sangat tidak menyukai Rafli. Ketidaksukaan yang mencapai stadium empat. Parah. Tapi kenapa? Sebab Rafli cuma laki-laki biasa, dari keluarga biasa, dengan pendidikan biasa, berpenampilan biasa, dengan pekerjaan dan gaji yg amat sangat biasa. Bergantian tiga saudara tua Nania mencoba membuka matanya. Tak ada yang bisa dilihat pada dia, Nania! Cukup! Nania menjadi marah. Tidak pada tempatnya ukuran-ukuran duniawi menjadi parameter kebaikan seseorang menjadi manusia. Di mana iman, di mana tawakkal hingga begitu mudah menentukan masa depan seseorang dengan melihat pencapaiannya hari ini? Setahun pernikahan. Orang-orang masih sering menanyakan hal itu, masih sering berbisik-bisik di belakang Nania, apa sebenarnya yang dia lihat dari Rafli. Jeleknya, Nania masih belum mampu juga menjelaskan kelebihankelebihan Rafli agar tampak di mata mereka. Nania hanya merasakan cinta begitu besar dari Rafli, begitu besar hingga Nania bisa merasakannya hanya dari sentuhan tangan, tatapan mata, atau cara dia meladeni Nania. Hal-hal sederhana yang membuat perempuan itu sangat bahagia. Tidak ada lelaki yang bisa mencintai sebesar cinta Rafli pada Nania. Nada suara Nania tegas, mantap, tanpa keraguan. Ketiga saudara Nania hanya memandang lekat, mata mereka terlihat tak percaya. Bisik-bisik masih terdengar, setiap Nania dan Rafli melintas dan bergandengan mesra. Bisik orang-orang di kantor, bisik tetangga kanan dan kiri, bisik saudara-saudara Nania, bisik Papa dan Mama. Sungguh beruntung suaminya. Istrinya cantik. Cantik ya? dan kaya! Tak imbang! Dulu bisik-bisik itu membuatnya frustrasi. Sekarang pun masih, tapi Nania belajar untuk bersikap cuek tidak peduli. Toh dia hidup dengan perasaan bahagia yang kian membukit dari hari ke hari.

Tahun kesepuluh pernikahan, hidup Nania masih belum bergeser dari puncak. Anak-anak semakin besar. Nania mengandung yang ketiga. Selama kurun waktu itu, tak sekalipun Rafli melukai hati Nania, atau membuat Nania menangis. *** Bayi yang dikandung Nania tidak juga mau keluar. Sudah lewat dua minggu dari waktunya. Plasenta kamu sudah berbintik-bintik. Sudah tua, Nania. Harus segera dikeluarkan! Mula-mula dokter kandungan langganan Nania memasukkan sejenis obat ke dalam rahim Nania. Obat itu akan menimbulkan kontraksi hebat hingga perempuan itu merasakan sakit yang teramat sangat. Jika semuanya normal, hanya dalam hitungan jam, mereka akan segera melihat si kecil. Rafli tidak beranjak dari sisi tempat tidur Nania di rumah sakit. Hanya waktu-waktu shalat lelaki itu meninggalkannya sebentar ke kamar mandi, dan menunaikan shalat di sisi tempat tidur. Sementara kakak-kakak serta orangtua Nania belum satu pun yang datang. Anehnya, meski obat kedua sudah dimasukkan, delapan jam setelah obat pertama, Nania tak menunjukkan tanda-tanda akan melahirkan. Rasa sakit dan melilit sudah dirasakan Nania per lima menit, lalu tiga menit. Tapi pembukaan berjalan lambat sekali. Baru pembukaan satu. Belum ada perubahan, Bu. Sudah bertambah sedikit, kata seorang suster empat jam kemudian menyemaikan harapan. Kondisi perempuan itu makin payah. Sejak pagi tak sesuap nasi pun bisa ditelannya. Bang? Rafli termangu. Iba hatinya melihat sang istri memperjuangkan dua kehidupan. Dokter? Kita operasi, Nia. Bayinya mungkin terlilit tali pusar. Mungkin? Rafli dan Nania berpandangan. Kenapa tidak dari tadi kalau begitu? Bagaimana jika terlambat? Mereka berpandangan, Nania berusaha mengusir kekhawatiran. Ia senang karena Rafli tidak melepaskan genggaman tangannya hingga ke pintu kamar operasi. Ia tak suka merasa sendiri lebih awal.

Pembiusan dilakukan, Nania digiring ke ruangan serba putih. Sebuah sekat ditaruh di perutnya hingga dia tidak bisa menyaksikan ketrampilan dokterdokter itu. Sebuah lagu dimainkan. Nania merasa berada dalam perahu yang diguncang ombak. Berayun-ayun. Kesadarannya naik-turun. Terakhir, telinga perempuan itu sempat menangkap teriakan-teriakan di sekitarnya, dan langkah-langkah cepat yang bergerak, sebelum kemudian dia tak sadarkan diri. Kepanikan ada di udara. Bahkan dari luar Rafli bisa menciumnya. Bibir lelaki itu tak berhenti melafalkan zikir. Seorang dokter keluar, Rafli dan keluarga Nania mendekat. Pendarahan hebat! Rafli membayangkan sebuah sumber air yang meluap, berwarna merah. Ada varises di mulut rahim yang tidak terdeteksi dan entah bagaimana pecah! Bayi mereka selamat, tapi Nania dalam kondisi kritis. Mama Nania yang baru tiba, menangis. Sudah seminggu lebih Nania koma. Selama itu Rafli bolak-balik dari kediamannya ke rumah sakit. Begitulah Rafli menjaga Nania siang dan malam. Dibawanya sebuah Quran kecil, dibacakannya dekat telinga Nania yang terbaring di ruang ICU. Kadang perawat dan pengunjung lain yang kebetulan menjenguk sanak famili mereka, melihat lelaki dengan penampilan sederhana itu bercakap-cakap dan bercanda mesra.. Pada hari ketigapuluh tujuh doa Rafli terjawab. Nania sadar dan wajah penat Rafli adalah yang pertama ditangkap matanya. Seakan telah begitu lama. Rafli menangis, menggenggam tangan Nania dan mendekapkannya ke dadanya, mengucapkan syukur berulang-ulang dengan airmata yang meleleh. Asalkan Nania sadar, semua tak penting lagi. Rafli membuktikan kata-kata yang diucapkannya beratus kali dalam doa. Lelaki biasa itu tak pernah lelah merawat Nania selama sebelas tahun terakhir. Memandikan dan menyuapi Nania, lalu mengantar anak-anak ke sekolah satu per satu. Setiap sore setelah pulang kantor, lelaki itu cepat-cepat menuju rumah dan menggendong Nania ke teras, melihat senja datang sambil memangku Nania seperti remaja belasan tahun yang sedang jatuh cinta.

Ketika malam Rafli mendandani Nania agar cantik sebelum tidur. Membersihkan wajah pucat perempuan cantik itu, memakaikannya gaun tidur. Ia ingin Nania selalu merasa cantik. Meski seringkali Nania mengatakan itu tak perlu. Bagaimana bisa merasa cantik dalam keadaan lumpuh? Tapi Rafli dengan upayanya yang terus-menerus dan tak kenal lelah selalu meyakinkan Nania, membuatnya pelan-pelan percaya bahwa dialah perempuan paling cantik dan sempurna di dunia. Setidaknya di mata Rafli. Setiap hari Minggu Rafli mengajak mereka sekeluarga jalan-jalan keluar. Selama itu pula dia selalu menyertakan Nania. Belanja, makan di restoran, nonton bioskop, rekreasi ke manapun Nania harus ikut. Anakanak, seperti juga Rafli, melakukan hal yang sama, selalu melibatkan Nania. Begitu bertahun-tahun. Awalnya tentu Nania sempat merasa risih dengan pandangan orang-orang di sekitarnya. Mereka semua yang menatapnya iba, lebih-lebih pada Rafli yang berkeringat mendorong kursi roda Nania ke sana kemari. Masih dengan senyum hangat di antara wajahnya yang bermanik keringat. Lalu berangsur Nania menyadari, mereka, orang-orang yang ditemuinya di jalan, juga tetangga-tetangga, sahabat, dan teman-teman Nania tak puas hanya memberi pandangan iba, namun juga mengomentari, mengoceh, semua berbisik-bisik. Baik banget suaminya! Lelaki lain mungkin sudah cari perempuan kedua! Nania beruntung! Ya, memiliki seseorang yang menerima dia apa adanya. Tidak, tidak cuma menerima apa adanya, kalian lihat bagaimana suaminya memandang penuh cinta. Tapi dia salah. Sangat salah. Nania menyadari itu kemudian. Orang-orang di luar mereka memang tetap berbisik-bisik, barangkali selamanya akan selalu begitu. Hanya saja, bukankah bisik-bisik itu kini berbeda bunyi? Dari teras Nania menyaksikan anak-anaknya bermain basket dengan ayah mereka.. Sesekali perempuan itu ikut tergelak melihat kocak permainan. Ya. Duapuluh dua tahun pernikahan. Nania menghitung-hitung semua, anakanak yang beranjak dewasa, rumah besar yang mereka tempati, kehidupan yang lebih dari yang bisa dia syukuri. Meski tubuhnya tak berfungsi sempurna.

Meski kecantikannya tak lagi sama karena usia, meski karir telah direbut takdir dari tangannya. Waktu telah membuktikan segalanya. Cinta luar biasa dari laki-laki biasa yang tak pernah berubah, untuk Nania.

catatan : true story From : Bramanryo IS1, sumber:Unknown

Selasa, 12 Cerita, "Odol" dari Surga Diposkan oleh Jihaduddin Fikri Amrullah di 01:26 0 komentar

ditulis oleh Made Teddy Artiana, S. Kom (fotografer yang hobby menulis) Cerita menggelikan ini kudengar ketika duduk dibangku SMA dulu. Cerita yang akhirnya tertulis begitu dalam di relung-relung hati. Cerita yang meskipun naif, namun bermakna sangat dalam. Kisah nyata dari seseorang yang dalam episode hidupnya sempat ia lewati dalam penjara. Bermula dari hal yang sepele. Lelaki itu kehabisan odol dipenjara. Malam itu adalah malam terakhir bagi odol diatas sikat giginya.

Tidak ada sedikitpun odol yang tersisa untuk esok hari. Dan ini jelas-jelas sangat menyebalkan. Istri yang telat berkunjung, anak-anak yang melupakannya dan diabaikan oleh para sahabat, muncul menjadi kambing hitam yang sangat menjengkelkan. Sekonyong-konyong lelaki itu merasa sendirian, bahkan lebih dari itu : tidak berharga ! Tertutup bayangan hitam yang kian membesar dan menelan dirinya itu, tiba-tiba saja pikiran nakal dan iseng muncul. Bagaimana jika ia meminta odol pada TUHAN ? Berdoa untuk sebuah kesembuhan sudah berkali-kali kita dengar mendapatkan jawaban dari-NYA . Meminta dibukakan jalan keluar dari setumpuk permasalahanpun bukan suatu yang asing bagi kita. Begitu pula dengan doa-doa kepada orang tua yang telah berpulang, terdengar sangat gagah untuk diucapkan. Tetapi meminta odol kepada Sang Pencipta jutaan bintang gemintang dan ribuan galaksi, tentunya harus dipikirkan berulangulang kali sebelum diutarakan. Sesuatu yang sepele dan mungkin tidak pada tempatnya. Tetapi apa daya, tidak punya odol untuk esok hari –entah sampai berapa hari- menjengkelkan hatinya amat sangat. Amat tidak penting bagi orang lain, tetapi sangat penting bagi dirinya. Maka dengan tekad bulat dan hati yang dikuat-kuatkan dari rasa malu, lelaki itu memutuskan untuk mengucapkan doa yang ia sendiri anggap gila itu. Ia berdiri ragu-ragu dipojok ruangan sel penjara, dalam temaram cahaya, sehingga tidak akan ada orang yang mengamati apa yang ia lakukan. Kemudian dengan cepat, bibirnya berbisik : ―TUHAN, Kau mengetahuinya aku sangat membutuhkan benda itu‖. Doa selesai. Wajah lelaki itu tampak memerah. Terlalu malu bibirnya mengucapkan kata amin. Dan peristiwa itu berlalu demikian cepat, hingga lebih mirip dengan seseorang yang berludah ditempat tersembunyi. Tetapi walaupun demikian ia tidak dapat begitu saja melupakan insiden tersebut. Sore hari diucapkan, permintaan itu menggelisahkannya hingga malam menjelang tidur. Akhirnya, lelaki itu –walau dengan bersusah payah- mampu melupakan doa sekaligus odolnya itu.

Tepat tengah malam, ia terjaga oleh sebuah keributan besar dikamar selnya. ―Saya tidak bersalah Pak !!!‖, teriak seorang lelaki gemuk dengan buntalan tas besar dipundak, dipaksa petugas masuk kekamarnya,‖ Demi TUHAN Pak !!! Saya tidak salah !!! Tolong Pak…Saya jangan dimasukin kesini Paaaaaaaaak..!!!‖ Sejenak ruangan penjara itu gaduh oleh teriakan ketakutan dari ‗tamu baru‘ itu. ―Diam !!‖, bentak sang petugas,‖Semua orang yang masuk keruangan penjara selalu meneriakkan hal yang sama !! Jangan harap kami bisa tertipu !!!!‖ ―Tapi Pak…Sssa..‖ Brrrraaaaang !!!! Pintu kamar itu pun dikunci dengan kasar. Petugas itu meninggalkan lelaki gemuk dan buntalan besarnya itu yang masih menangis ketakutan. Karena iba, lelaki penghuni penjara itupun menghampiri teman barunya. Menghibur sebisanya dan menenangkan hati lelaki gemuk itu. Akhirnya tangisan mereda, dan karena lelah dan rasa kantuk mereka berdua pun kembali tertidur pulas. Pagi harinya, lelaki penghuni penjara itu terbangun karena kaget. Kali ini karena bunyi tiang besi yang sengaja dibunyikan oleh petugas. Ia terbangun dan menemukan dirinyanya berada sendirian dalam sel penjara. Lho mana Si Gemuk, pikirnya. Apa tadi malam aku bemimpi ? Ah masa iya, mimpi itu begitu nyata ?? Aku yakin ia disini tadi malam.

―Dia bilang itu buat kamu !!‖, kata petugas sambil menunjuk ke buntalan tas dipojok ruangan. Lelaki itu segera menoleh dan segera menemukan benda yang dimaksudkan oleh petugas. Serta merta ia tahu bahwa dirinya tidak sedang bermimpi. ―Sekarang dia dimana Pak ?‖, tanyanya heran. ―Ooh..dia sudah kami bebaskan, dini hari tadi…biasa salah tangkap !‖, jawab petugas itu enteng, ‖saking senangnya orang itu bilang tas dan segala isinya itu buat kamu‖. Petugas pun ngeloyor pergi. Lelaki itu masih ternganga beberapa saat, lalu segera berlari kepojok ruangan sekedar ingin memeriksa tas yang ditinggalkan Si Gemuk untuknya. Tiba-tiba saja lututnya terasa lemas. Tak sanggup ia berdiri. ―Ya..TUHAAANNN !!!!‖, laki-laki itu mengerang. Ia tersungkur dipojok ruangan, dengan tangan gemetar dan wajah basah oleh air mata. Lelaki itu bersujud disana, dalam kegelapan sambil menangis tersedu-sedu. Disampingnya tergeletak tas yang tampak terbuka dan beberapa isinya berhamburan keluar. Dan tampaklah lima kotak odol, sebuah sikat gigi baru, dua buah sabun mandi, tiga botol sampo, dan beberapa helai pakaian sehari-hari. ~~~ Sahabat, Kisah tersebut sungguh-sunguh kisah nyata. Sungguh-sungguh pernah terjadi. Dan aku mendengarnya langsung dari orang yang mengalami hal itu. Semoga semua ini dapat menjadi tambahan bekal ketika kita meneruskan berjalan menempuh kehidupan kita masing-masing. Jadi suatu ketika, saat kita merasa jalan dihadapan kita seolah terputus.

Sementara harapan seakan menguap diganti deru ketakutan, kebimbangan dan putus asa. Pada saat seperti itu ada baiknya kita mengingat sungguh-sungguh bahkan Odol pun akan dikirimkan oleh Surga bagi siapapun yang membutuhkannya. Apalagi jika kita meminta sesuatu yang mulia. Sesuatu yang memuliakan harkat manusia dan DIA yang menciptakan kita. Seperti kata seorang bijak dalam sebuah buku : ―Seandainya saja engkau mengetahui betapa dirimu dicintai-NYA, hati mu akan berpesta pora setiap saat‖. Salam Motivasi...! ~~~ Sudahkah anda berinfak hari ini di kotak CCM Peduli anda? Jika belum berinfaklah... ^_^ Salam Berbagi...!

Selasa, 12 Cerita, "Arai Sang Pemimpi" Diposkan oleh Jihaduddin Fikri Amrullah di 01:18 0 komentar

Sahabat, beberapa waktu lalu saya bersama keluarga sempat menikmati sebuah karya yang luar biasa, Film Sang

Pemimpi. Sungguh memotivasi. Mungkin anda juga sudah melihat Film tersebut, atau membaca novelnya. Saya berniat menuliskan salah satu adegan yang sangat menginspirasi saya dari film tersebut. Menurut informasi yang saya terima, kisah-kisah dalam Novel atau Film tersebut adalah kisah nyata dari si penulis, Andrea Hirata. (sebelumnya maaf jika salah, kurang sesuai dengan novelnya ^_^) Suatu ketika Arai sahabat Ikal memecahkan celengan uang mereka yang hampir setahun lamanya mereka menabung. Arai seorang anak SMP yang penuh semangat, mengajak Ikal ke toko, untuk membelikan sesuatu dari hasil tabungan mereka. Tiba-tiba Arai memesan tepung, gula, dan berbagai bahan-bahan kue. Melihat kejadian itu, Ikal langsung marah. "Apa-apaan kau Rai... Tabungan yang kita kumpulkan setahun lamanya, cuma kau belikan tepung dan Gula... Gila kau Rai. Lagian tabunganku lebih banyak dari kau" Protes Ikal. "Percayalah dengan Aku" "Percaya dari mana?" Sampai perkelahian kecil terjadi diantara mereka. Hingga Ikalpun mengalah, dengan mengikuti ide aneh Arai. Arai mengajak Ikal ke rumah tetangganya, seorang janda beranak satu, yang sering meminta beras di rumah Ikal. Janda tersebut terpaksa mengemis dan menjual barang-barang dirumahnya tuk menyambung hidup semenjak ditinggal suaminya.

Arai dan Ikal pun menemui Ibu janda tersebut, dan memberikan bahanbahan kue itu kepadanya. "Katanya, ibu pandai buat kue ya? Cobalah Ibu menjual kue tuk dijual, pasti laris. Ini bahan-bahan kue untuk Ibu dari tabungan kami", kata Arai. Sang Ibu, langsung terharu dengan memeluk mereka. Ucapan terimakasih berkali-kali terlontar dari mulut ibu tersebut. Saat itulah Ikal semakin takjub dengan kemuliaan dan ketulusan hati Arai. Bukan Cuma ketulusan, tapi kecerdasan Arai tuk berfikir solusi. ~~~ Sahabat, kisah tersebut bagaikan tamparan yang membuat malu kepada diri saya sendiri. Ya, malu kepada seorang anak SMP yang peduli dan berfikir sangat dewasa. Dia bukan sekedar membantu sementara, tapi berusaha memberikan solusi jangka panjang kepada tetangganya tersebut. Sejak saat itupun saya berfikir, berkali-kali kami mengadakan Training Motivasi Spiritual, ternyata kalah dengan Arai. Arai yang berfikir efektif dan mengena. Sedangkan kami hanya memotivasi dari lisan, sekedar koar-koar dari mulut belum ada tindakan nyata yang efektif tuk mengurangi permasalahan di sekitar kita. Kemudian saya terinpirasi tuk membentuk suatu program sosial, yang saya namai program "KOTAK CCM PEDULI" Sahabat, ini adalah sebuah gerakan menabung, dengan program sebagai berikut : 1. Buatlah sebuah kotak tabungan di rumah atau kamar anda, yang anda namai KOTAK CCM PEDULI atau nama lainnya silahkan yang memotivasi anda untuk berinfak.

2. Isilah setiap hari, rutin, setiap anda berangkat beraktifitas atau rutin setelah pulang dari beraktifitas. 3. Isilah minimal Rp.500,- di kotak CCM PEDULI Anda disiplin setiap hari. 4. Ajaklah keluarga dan sahabat-sahabat anda untuk mengikuti gerakan ini. 5. Enam bulan ke depan akan kita evaluasi bersama. Sahabat, saya membayangkan, ketika tiap dari anda mengamalkan program ini, misalkan 5000 dari 8000 lebih seluruh anggota CCM ini mengamalkan. Setiap satu anggota CCM membantu satu fakir miskin dengan memberikan modal usaha kecil. 5000 orang akan mendapatkan pekerjaan dari penganggurannya. Sebuah gerakan sangat efektif dan DAHSYAT tuk membantu perekonomian saudara kita yang membutuhkan.... atau misalkan dana disatukan, misalkan dengan Rp.500 x 30 hari x 12 bulan x 5000 anggota, maka akan terkumpul dana sebesar Rp. 900.000.000,- sangat cukup untuk mendirikan Yayasan Sosial. Ah, saya tidak begitu mengharapkan uang infak anda terkumpul jadi satu. Selain saya nantinya pusing, dengan amanah yang sangat besar, saya yakin andapun belum bisa sepenuhnya percaya dengan saya. Saya lebih mengharapkan, 1 orang anggota CCM dapat mengentaskan 1 orang pengangguran fakir miskin. Saya kira suatu cita-cita yang tidak terlalu muluk-muluk. Seorang anak SMP Arai saja bisa, kenapa kita tidak bisa. Malu donk... ! ;), Silahkan bisa 2 tahun atau tiga tahun dalam artian tidak usah memasang target khusus. Mungkin suatu saat tetangga atau saudara anda terkena musibah, bukalah kota peduli anda tersebut. Siapa tau bisa meringankan beban mereka. Hmm..., Apakah anda setuju konsep saya ini? Dan siap mejalankan program KOTAK CCM PEDULI..?

Silahkan balas pesan saya ini. Jika banyak dari anda setuju, maka kami akan serius memanajemen program ini. Jika tidak, itu hak anda... Trimakasih dan Salam Motivasi...! ^_^

Senin, 11 Cerita, "Pohon Tua" Diposkan oleh Jihaduddin Fikri Amrullah di 17:38 0 komentar

Suatu ketika, di sebuah padang, tersebutlah sebatang pohon rindang. Dahannya rimbun dengan dedaunan. Batangnya tinggi menjulang. Akarnya, tampak menonjol keluar, menembus tanah hingga dalam. Pohon itu, tampak gagah di banding dengan pohon-pohon lain di sekitarnya. Pohon itupun, menjadi tempat hidup bagi beberapa burung disana. Mereka membuat sarang, dan bergantung hidup pada batang-batangnya. Burungburung itu membuat lubang, dan mengerami telur-telur mereka dalam kebesaran pohon itu. Pohon itupun merasa senang, mendapatkan teman, saat mengisi hariharinya yang panjang. Orang-orang pun bersyukur atas keberadaan pohon tersebut. Mereka kerap singgah, dan berteduh pada kerindangan pohon itu. Orang-orang itu sering duduk, dan membuka bekal makan, di bawah naungan dahan-dahan. "Pohon yang sangat berguna," begitu ujar mereka

setiap selesai berteduh. Lagi-lagi, sang pohon pun bangga mendengar perkataan tadi. Namun, waktu terus berjalan. Sang pohon pun mulai sakit-sakitan. Daundaunnya rontok, ranting-rantingnya pun mulai berjatuhan. Tubuhnya, kini mulai kurus dan pucat. Tak ada lagi kegagahan yang dulu di milikinya. Burung-burung pun mulai enggan bersarang disana. Orang yang lewat, tak lagi mau mampir dan singgah untuk berteduh. Sang pohon pun bersedih. "Ya Tuhan, mengapa begitu berat ujian yang Kau berikan padaku? Aku butuh teman. Tak ada lagi yang mau mendekatiku. Mengapa Kau ambil semua kemuliaan yang pernah aku miliki?" begitu ratap sang pohon, hingga terdengar ke seluruh hutan. "Mengapa tak Kau tumbangkan saja tubuhku, agar aku tak perlu merasakan siksaan ini? Sang pohon terus menangis, membasahi tubuhnya yang kering. Musim telah berganti, namun keadaan belumlah mau berubah. Sang pohon tetap kesepian dalam kesendiriannya. Batangnya tampak semakin kering. Ratap dan tangis terus terdengar setiap malam, mengisi malam-malam hening yang panjang. Hingga pada saat pagi menjelang. "Cittt...cericirit...cittt" Ah suara apa itu? Ternyata, .ada seekor anak burung yang baru menetas. Sang pohon terhenyak dalam lamunannya. "Cittt...cericirit...cittt, suara itu makin keras melengking. Ada lagi anak burung yang baru lahir. Lama kemudian, riuhlah pohon itu atas kelahiran burung-burung baru. Satu...dua...tiga...dan empat anak burung lahir ke dunia. "Ah, doaku di jawab-Nya," begitu seru sang pohon. Keesokan harinya, beterbanganlah banyak burung ke arah pohon itu. Mereka, akan membuat sarang-sarang baru. Ternyata, batang kayu yang kering, mengundang burung dengan jenis tertentu tertarik untuk mau bersarang disana. Burung-burung itu merasa lebih hangat berada di dalam batang yang kering, ketimbang sebelumnya. Jumlahnya pun lebih banyak

dan lebih beragam. "Ah, kini hariku makin cerah bersama burung-burung ini", gumam sang pohon dengan berbinar. Sang pohon pun kembali bergembira. Dan ketika dilihatnya ke bawah, hatinya kembali membuncah. Ada sebatang tunas baru yang muncul di dekat akarnya. Sang Tunas tampak tersenyum. Ah, rupanya, airmata sang pohon tua itu, membuahkan bibit baru yang akan melanjutkan pengabdiannya pada alam. ~~~ Sahabat, begitulah. Adakah hikmah yang dapat kita petik disana? Tuhan memang selalu punya rencana-rencana rahasia buat kita. Tuhan, dengan kuasa yang Maha Tinggi dan Maha Mulia, akan selalu memberikan jawaban-jawaban buat kita. Walaupun kadang penyelesaiannya tak selalu mudah di tebak, namun, yakinlah,Tuhan Maha Tahu yang terbaik buat kita. Saat dititipkan-Nya cobaan buat kita, maka di saat lain, diberikan-Nya kita karunia yang berlimpah. Ujian yang sandingkan-Nya, bukanlah harga mati. Bukanlah suatu hal yang tak dapat disiasati. Saat Tuhan memberikan cobaan pada sang Pohon, maka, sesungguhnya Tuhan, sedang MENUNDA memberikan kemuliaan-Nya. Tuhan tidak memilih untuk menumbangkannya, sebab, Dia menyimpan sejumlah rahasia. Tuhan, sedang menguji kesabaran yang dimiliki. Sahabat, yakinlah, apapun cobaan yang kita hadapi, adalah bagian dari rangkaian kemuliaan yang sedang dipersiapkan-Nya buat kita. Jangan putus asa, jangan lemah hati. Tuhan, selalu bersama orang-orang yang sabar. Salam Motivasi...!!! Sabtu,

02 Cerita,"Pengrajin Emas dan Kuningan" Diposkan oleh Jihaduddin Fikri Amrullah di 09:42 0 komentar

Di sebuah negeri, hiduplah dua orang pengrajin yang tinggal persebelahan. Seorang diantaranya, adalah pengrajin emas, sedang yang lainnya pengrajin kuningan. Keduanya telah lama menjalani pekerjaan ini, sebab, ini adalah pekerjaan yang diwariskan secara turuntemurun. Telah banyak pula barang yang dihasilkan dari pekerjaan ini. Cincin, kalung, gelang, dan untaian rantai penghias, adalah beberapa dari hasil kerajinan mereka. Setiap akhir bulan, mereka membawa hasil pekerjaan ke kota. Hari pasar, demikian mereka biasa menyebut hari itu. Mereka akan berdagang barangbarang logam itu, sekaligus membeli barang-barang keperluan lain selama sebulan. Beruntunglah, pekan depan, akan ada tetamu agung yang datang mengunjungi kota, dan bermaksud memborong barang-barang yang ada disana. Kabar ini tentu membuat mereka senang. Tentu, berita ini akan membuat semua pedagang membuat lebih banyak barang yang akan dijajakan. Siang-malam, terdengar suara logam yang ditempa. Setiap dentingnya, layaknya nafas hidup bagi mereka. Tungku-tungku api, seakan tak pernah padam. Kayu bakar yang tampak membara, seakan menjadi penyulut semangat keduanya. Percik-percik api yang timbul tak pernah di hiraukan mereka. Keduanya sibuk dengan pekerjaan masing-masing. Sudah puluhan cincin, kalung, dan untaian rantai penghias yang siap dijual. Hari pasar makin dekat. Dan lusa, adalah waktu yang tepat untuk berangkat ke kota.

Hari pasar telah tiba, dan keduanya pun sampai di kota. Hamparan terpal telah digelar, tanda barang dagangan siap dijajakan. Keduanya pun berjejer berdampingan. Tampaklah, barang-barang logam yang telah dihasilkan. Namun, ah sayang, ada kontras yang mencolok diantara keduanya. Walaupun terbuat dari logam mulia, barang-barang yang dibuat oleh pengrajin emas tampak kusam. Warnanya tak berkilau. Ulir-ulirnya kasar, dengan pokok-pokok simpul rantai yang tak rapi. Seakan, sang pembuatnya adalah seorang yang tergesa-gesa. ―Ah, biar saja,‖ demikian ucapan yang terlontar saat pengrajin kuningan menanyakan kenapa perhiasaannya kawannya itu tampak kusam. ―Setiap orang akan memilih daganganku, sebab, emas selalu lebih baik dari kuningan,‖ ujar pengrajin emas lagi, ―Apalah artinya loyang buatanmu dibanding logam mulia yang kupunya, aku akan membawa uang lebih banyak darimu.‖ Pengrajin kuningan, hanya tersenyum. Ketekunannya mengasah logam, membuat semuanya tampak lebih bersinar. Ulir-ulirnya halus. Lekuk-lekuk cincin dan gelang buatannya terlihat seperli lingkaran yang tak putus. Liku-liku rantai penghiasnya pun lebih sedap di pandang mata. Ketekunan, memang sesuatu yang mahal. Hampir semua orang yang lewat, tak menaruh perhatian kepada pengrajin emas. Mereka lebih suka mendatangi, dan melihat-melihat cincin dan kalung kuningan. Begitupun tetamu agung yang berkenan datang. Mereka pun lebih menyukai bendabenda kuningan itu dibandingkan dengan logam mulia. Sebab, emas itu tidaklah cukup mereka tertarik, dan mau membelinya. Sekali lagi, terpampang kekontrasan di hari pasar itu. Pengrajin emas yang tertegun diam, dan pengrajin kuningan yang tersenyum senang. Hari pasar telah usai, dan para tetamu telah kembali pulang. Kedua pengrajin itu pun telah selesai membereskan dagangan. Dan agaknya, keduanya mendapat pelajaran dari apa yang telah mereka lakukan hari itu.

~~~ Sahabat, ketekunan memang sesuatu yang mahal. Tak banyak orang yang bisa menjalani pekerjaan ini. Begitupun juga kemuliaan dan harga diri, tak banyak orang yang menyadari, bahwa kedua hal itu, kadang tak berasal dari apa yang kita sandang hari ini. Setidaknya, tindak-laku kedua pengrajin itu, adalah potongan siluet kehidupan kita. Ketekunan, adalah titian panjang yang licin berliku. Seringkali, jalan panjang itu membuat kita terpelincir, dan jatuh. Seringkali pula, titian itu menjadi saringan penentu bagi setiap orang yang hendak menuju kebahagiaan di ujung simpulnya. Namun, percayalah, ada balasan bagi setiap ketekunan. Di ujung sana, akan ada sesuatu yang menunggu setiap orang yang mau menekuni jalan itu. Emas dan kuningan, bisa jadi punya nilai yang berbeda. Namun, apakah kemuliaan dinilai hanya dari apa disandang keduanya? Apakah harga diri hanya ditunjukkan dari simbol-simbol yang tampak di luar? Sebab, kita sama-sama belajar dari pengrajin kuningan, bahwa loyang, kadang bernilai lebih dibanding logam mulia. Dan juga bahwa kemuliaan, adalah buah dari ketekunan. Bisa jadi saat ini kita pandai, kaya, punya kedudukan yang tinggi, dan hidup sempurna layaknya emas mulia. Namun, adakah semua itu berharga jika ulir-ulir hati kita kasar dan kusam? Adakah itu mulia jika, lekuk-lekuk kalbu kita koyak dan penuh dengan tonjolan-tonjolan kedengkian? Adakah itu semua punya harga, jika, pokok-pokok simpul jiwa yang kita punya, tak di penuhi dengan simpul-simpul ikhlas dan perangai yang luhur? Sahabat, mari kita asah kalbu dan hati kita agar bersinar mulia. Mari, kita bentuk ulir dan lekuk-lekuk jiwa kita dengan ketekunan agar menampilkan cahaya-Nya. Susunlah simpul-simpul itu, dengan jalinan keluhuran budi dan perilaku. Tempalah dengan kesungguhan diri, agar hati kita tak keras, dan

menjadi lembut, luwes serta mampu memenuhi hati orang lain. Percayalah, akan ada imbalan untuk semua itu. Amin. Salam Motivasi... Sabtu, 02 Cerita, "Cinta Kakek" Diposkan oleh Jihaduddin Fikri Amrullah di 09:39 0 komentar

Dikisahkan, ada sebuah keluarga besar. Kakek dan nenek mereka merupakan pasangan suami istri yang tampak serasi dan selalu harmonis satu sama lain. Suatu hari, saat berkumpul bersama, si cucu bertanya kepada mereka berdua, "Kakek nenek, tolong beritahu kepada kami resep akur dan cara kakek dan nenek mempertahan cinta selama ini agar kami yang muda-muda bisa belajar." Mendengar pertanyaan itu, sesaat kakek dan nenek beradu pandang sambil saling melempar senyum. Dari tatapan keduanya, terpancar rasa kasih yang mendalam di antara mereka. "Aha, nenek yang akan bercerita dan menjawab pertanyaan kalian," kata kakek. Sambil menerawang ke masa lalu, nenek pun memulai kisahnya. "Ini pengalaman kakek dan nenek yang tak mungkin terlupakan dan rasanya perlu kalian dengar dengan baik. Suatu hari, kami berdua terlibat obrolan tentang sebuah artikel di majalah yang berjudul ‗bagaimana memperkuat tali pernikahan'. Di sana dituliskan, masing-masing dari kita diminta mencatat hal-hal yang kurang disukai dari pasangan kita. Kemudian,

dibahas cara untuk mengubahnya agar ikatan tali pernikahan bisa lebih kuat dan bahagia. Nah, malam itu, kami sepakat berpisah kamar dan mencatat apa saja yang tidak disukai. Esoknya, selesai sarapan, nenek memulai lebih dulu membacakan daftar dosa kakekmu sepanjang kurang lebih tiga halaman. Kalau dipikir-pikir, ternyata banyak juga, dan herannya lagi, sebegitu banyak yang tidak disukai, tetapi tetap saja kakek kalian menjadi suami tercinta nenekmu ini," kata nenek sambil tertawa. Mata tuanya tampak berkaca-kaca mengenang kembali saat itu. Lalu nenek melanjutkan, "Nenek membacanya hingga selesai dan kelelahan. Dan, sekarang giliran kakekmu yang melanjutakan bercerita." Dengan suara perlahan, si kakek meneruskan. "Pagi itu, kakek membawa kertas juga, tetapi....kosong. Kakek tidak mencatat sesuatu pun di kertas itu. Kakek merasa nenekmu adalah wanita yang kakek cintai apa adanya, kakek tidak ingin mengubahnya sedikit pun. Nenekmu cantik, baik hati, dan mau menikahi kakekmu ini, itu sudah lebih dari cukup bagi kakek." Nenek segera menimpali, "Nenek sungguh sangat tersentuh oleh pernyataan kakekmu itu sehingga sejak saat itu, tidak ada masalah atau sesuatu apapun yang cukup besar yang dapat menyebabkan kami bertengkar dan mengurangi perasaan cinta kami berdua." Pembaca yang budiman, Sering kali di kehidupan ini, kita lebih banyak menghabiskan waktu dan energi untuk memikirkan sisi yang buruk, mengecewakan dan yang menyakitkan. Padahal, pada saat yang sama kita pun sebenarnya punya kemampuan untuk bisa menemukan banyak hal indah di sekeliling kita. Saya yakin dan percaya, kita akan menjadi manusia yang berbahagia jika kita mampu berbuat, melihat, dan bersyukur atas hal-hal baik di kehidupan

ini dan senantiasa mencoba untuk melupakan yang buruk yang pernah terjadi. Dengan demikian, hidup akan dipenuhi dengan keindahan, pengharapan, dan kedamaian. Salam sukses luar biasa!!! (Andrie Wongso) ~~~ Sahabat, Cinta, bukanlah apa yang bisa kau dapatkan dari orang yang kau cintai... Akan tetapi apa yang bisa kau berikan untuk orang yang kau cintai... Alangkah dahsyatnya ketika Suami Istri menerapkan konsep saling memberi... bukan saling menuntut..., saya yakin bunga-bunga cinta anda dan pasangan anda kan semakin merekah... tentunya dengan seizin-Nya" .... Di tahun baru ini, mari kita perbarui konsep Cinta kita... Instalah programprogram cinta yang baik, dan segera remove program-program error yang mungkin masih kita pakai saat ini... dan jangan lupa, instal pula antivirus, yang akan mengkokohkan cinta anda, dari serangan-serangan cobaan hidup, dengan anti virus iman... yang tentunya harus kita update setiap

hari... Sahabat sekalian yang kami cintai... Salam Motivasi... Sabtu, 02 Cerita, "Titik Hitam" Diposkan oleh Jihaduddin Fikri Amrullah di 09:35 0 komentar

Ustadz, Terus terang , saya merasa kehidupan dunia ini hampa, tidak ada yang istimewa dan layak disyukuri. " Seorang lelaki curhat pada Seorang Ustadz ".. Sampai-sampai , saat tidurlah menjadi suatu momen kebahagiaan terindah." " Saya tidak puas atas apa yang saya miliki, istri, pekerjaan, kehidupan, kemampuan serta fisik yang saya miliki sepertinya tidak sesuai harapan. Saya selalu merasa menjadi orang yang kekurangan di dunia ini. " "Lalu ? " Ustadz dengan peci haji dikepalanya hanya tersenyum dan mendengarkan keluhan lelaki ini " Semakin kuat saya berusaha untuk merubah keadaan, yang saya terima adalah semakin banyak kekecewaan. " Katanya menunduk "Ya...aku mengerti apa yang kau alami, itu manusiawi.. " Kata Ustadz tersenyum. " sekarang aku akan ambil satu kertas putih kosong dan aku

tunjukkan padamu ... nah, apa yang kamu lihat ? " "Aku tidak melihat apa-apa... semuanya putih," jawab lelaki itu. Sambil mengambil spidol hitam dan membuat satu titik ditengah kertasnya Lelaki berpeci putih itu berkata, "Nah.. sekarang aku telah beri sebuah titik hitam diatas kertas itu, sekarang gambar apa yang kamu lihat?". "Saya melihat satu titik hitam, tadz " "Pastikan lagi !", timpal Ustadz. "titik hitam ! ", Jawabnya yakin. "Sekarang aku tahu penyebab masalahmu. Kenapa engkau hanya melihat satu titik hitam saja dari kertas tadi? cobalah rubah sudut pandangmu, Menurutku yang kulihat bukan titik hitam tapi tetap sebuah kertas putih meski ada satu noda didalamnya, aku melihat lebih banyak warna putih dari kertas tersebut sedangkan kenapa engkau hanya melihat hitamnya saja dan itu pun hanya setitik ?". Jawab lelaki berpeci putih. "Sekarang mengertikah kamu ? Dalam hidup, bahagia atau tidaknya hidupmu tergantung dari sudut pandangmu memandang hidup itu sendiri, jika engkau selalu melihat titik hitam tadi yang bisa diartikan kekecewaan, kekurangan dan keburukan dalam hidup maka hal-hal itulah yang akan selalu hinggap dan menemani dalam hidupmu .. "Cobalah fahami, bukankah disekelilingmu penuh dengan warna putih, yang artinya begitu banyak anugerah yang telah diberikan oleh Alloh kepada kamu, kamu masih bisa melihat, mendengar, membaca, berjalan, fisik yang utuh dan sehat, anak yang lucu-lucu dan begitu banyak kebaikan dari istrimu daripada kekurangannya, berapa banyak suami-suami yang

kehilangan istrinya ? Juga begitu banyak kebaikan dari pekerjaanmu di lain sisi banyak orang yang antri dan menderita karena mencari pekerjaan. Begitu banyak orang yang lebih miskin bahkan lebih kekurangan daripada kamu, kamu masih memiliki rumah untuk berteduh, aset sebagai simpananmu di hari tua, tabungan , asuransi dan teman-teman yang baik yang selalu mendukungmu. Kenapa engkau selalu melihat sebuah titik hitam saja dalam hidupmu ?" betapa mudahnya melihat keburukan orang lain, padahal begitu banyak hal baik yang telah diberikan orang lain kepada kita... betapa mudahnya melihat kesalahan dan kekurangan orang lain, sedangkan kamu lupa kelemahan dan kekurangan diri kita.. betapa mudahnya menyalahkan dan mengingkari- Nya atas kesusahan hidupmu, padahal begitu besar anugerah dan karunia yang telah diberikan oleh-Nya dalam hidup kita... betapa mudahnya menyesali hidup kamu padahal banyak kebahagiaan telah diciptakan untuk kamu dan menanti kamu.. "Mengapa kamu hanya melihat satu titik hitam pada kertas ini? PADAHAL SEBAGIAN KERTAS INI BERWARNA PUTIH ?, sekarang mengetikah engkau?", ucap ustadz "Ya saya mengerti. Betul, ini tetap kertas putih.. hanya saja ada titik kecil hitam ditengahnya", Ucap lelaki cerah .... (Kiriman : Pak Budi Hidayat)

~~~ Trimakasih kepada sahabat-sahabat yang ikut memberikan masukan, nasehat, curhat di Halaman Penggemar CCM, sehingga terjalin komunikasi dengan baik. Kami harap anda sering membuka Halaman tersebut, karena banyak dari sahabat-sahabat yang lain yang menuliskan permasalahan mereka dan membutuhkan solusi dari masalah yang dihadapi mereka... Alangkah DAHSYATnya, ketika ratusan kepala, bahkan ribuan memberikan solusi positif atas pengalaman masing-masing... saya yakin, kita semua akan sanggup menghadapi segala permasalahan yang ada, dengan barbagi solusi terbaik bersama... Tentunya dengan izin-Nya... Trimakasih..., SALAM MOTIVASI....!!!

Related Documents


More Documents from "majalah_inspirasi"