Diktat Pembimbing Dan Teologi Pb

  • Uploaded by: animus saputra
  • 0
  • 0
  • January 2021
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Diktat Pembimbing Dan Teologi Pb as PDF for free.

More details

  • Words: 44,584
  • Pages: 113
Loading documents preview...
PAK dan Teologi Konseling

Pengetahuan dan Pembimbing PB

SILABUS I.

IDENTITAS Kelompok Matakuliah Nama Matakuliah Bobot SKS Prodi Semester Pertemuan Ruangan Waktu Dosen Pengajar HP/E-mail

: : : : : : : : : :

Matakuliah Keilmuan dan Keterampilan PEMBIMBING DAN TEOLOGI PERJANJIAN BARU 3 SKS Musik Gerejawi 3 (Gasal 2016/2017) 14 X 150 Menit (di luar TTS dan TAS) III/C/2 10.00 – 12.30 WIB Winardi Tarigan, M.Th. 085640228993/ [email protected]

II. DESKRIPSI Mata kuliah ini memperlengkapi mahasiswa dengan pemahaman tentang latar belakang dunia Perjanjian Baru, kanonisasi dan introduksi tiap-tiap kitab Perjanjian Baru, serta teologi kitabkitab Perjanjian Baru dari Matius s/d Wahyu.

III. STANDAR KOMPETENSI Mahasiswa memiliki pengetahuan yang memadai tentang latar belakang dunia Perjanjian Baru, kanonisasi, introduksi kitab-kitab PB dan tema-tema teologi Perjanjian Baru sebagai salah satu informasi yang digunakan untuk menafsirkan dan mengkhotbahkan kitab-kitab Perjanjian Baru dalam bidang pelayanan.

IV. KOMPETENSI DASAR Melalui a. b. c. d. e. f. g. h. i.

V.

URUTAN DAN RINCIAN MATERI No. 1

2

3 4

1

mata kuliah ini, diharapkan mahasiswa mampu untuk: Menjelaskan sejarah dan latar belakang dunia Perjanjian Baru. Menjelaskan dan menguraikan proses kanonisasi kitab-kitab Perjanjian Baru. Menjelaskan Pembagian kitab-kitab Perjanjian Baru Menjelaskan dan menguraikan Introduksi dan Teologi Injil Sinoptik dan Kisah Para Rasul. Menjelaskan dan menguraikan Introduksi dan Teologi Surat-surat Kiriman Rasul Paulus. Menjelaskan dan menguraikan Introduksi dan Teologi Surat Ibrani. Menjelaskan dan Menguraikan Introduksi dan Teologi Surat Yakobus. Menjelaskan dan Menguraikan Introduksi dan Teologi Surat 1-2 Petrus dan Yudas. Menjelaskan dan Menguraikan Introduksi dan Teologi Yohanes (Injil Yohanes, Surat 1, 2, 3 Yohanes dan Wahyu).

MATERI PERKULIAHAN 1. Penjelasan Silabus. 2. Pendahuluan: Definisi Istilah, Dunia PB, Kanonisasi dan Kitab-kitab PB Introduksi Injil Sinoptis dan Kisah Para Rasul: 1. Introduksi Injil Matius 2. Introduksi Injil Markus 3. Introduksi Injil Lukas 4. Introduksi Kisah Para Rasul Teologi Injil Sinoptik dan Kisah Para rasul

PELAKSANAAN

KET.

Introduksi Tulisan-tulisan Yohanes 1. Introduksi Injil Yohanes

Disajikan oleh: Winardi Tarigan, M.Th.

PAK dan Teologi Konseling

Pengetahuan dan Pembimbing PB

2. Introduksi Surat 1, 2, 3 Yohanes 3. Introduksi Wahyu Teologi Tulisan-tulisan Yohanes Introduksi Surat-surat Paulus 1. Paulus: Pribadi, Pelayanan dan Surat-suratnya. 2. Introduksi Surat Galatia 3. Introduksi Surat 1, 2 Tesalonika 4. Introduksi Surat 1, 2 Korintus 5. Introduksi Surat Roma Introduksi Surat-surat Paulus 1. Introduksi Surat Efesus 2. Introduksi Surat Filemon 3. Introduksi Surat Kolose 4. Introduksi Surat Filipi TEST TENGAH SEMESTER (TTS) Introduksi Surat-surat Paulus 1. Introduksi Surat 1 Timotius 2. Introduksi Surat Titus 3. Introduksi Surat 2 Timotius Teologi Paulus (bag. 1) Teologi Paulus (bag. 2) Teologi Paulus (bag. 3) 1. Introduksi dan Teologi Surat Ibrani 2. Introduksi dan Teologi Surat Yakobus 1. Introduksi Surat 1 Petrus 2. Introduksi Surat 2 Petrus 3. Introduksi Surat Yudas Teologi 1, 2 Petrus dan Yudas TEST AKHIR SEMESTER (TAS)

5

6

7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

VI. PENGALAMAN BELAJAR a. b. c. d.

Mahasiswa Mahasiswa Mahasiswa Mahasiswa

mendengarkan kuliah yang disampaikan dosen. mengakses informasi dari internet. berdiskusi tentang studi pengetahuan dan pembimbing PB. mempresentasikan hasil diskusi yang dilakukan.

VII. METODE PERKULIAHAN Ceramah, Diskusi, Pengamatan, Presentasi, Refleksi.

VIII. TUGAS PERKULIAHAN 1. Membuat laporan dari membaca Kitab-kitab PB (Matius sd Wahyu) sesuai dengan urutan atau rincian materi (bag. V), serta membuat nilai-nilai yang didapat dari membaca teks-teks tersebut. [Dikumpul hari terakhir perkuliahan: 2017] 2. Membuat makalah dengan Judul: ―Musik dalam Literatur Perjanjian Baru.‖ [Dikumpul Hari Terakhir Perkuliahan] 3. Tugas Kelompok. Mengarang Lagu Rohani yang diambil dari teks-teks dalam Kitabkitab Perjanjian Baru. Selanjutnya dipresentasikan di depan kelas. [Presentasi dimulai pada pertemuan pertama setelah TTS].

IX. STANDAR PENILAIAN

Mahasiswa dinyatakan lulus dari matakuliah ini dengan nilai: minimal C (61-65), yang terdiri dari: 1. Kehadiran dan Keaktifan di Kelas : 10% 2. Membaca Kitab-kitab PB : 10% 3. Makalah : 20%

2

Disajikan oleh: Winardi Tarigan, M.Th.

PAK dan Teologi Konseling

Pengetahuan dan Pembimbing PB

4. Tugas Kelompok dan Presentasi 5. TTS 6. TAS

X.

: 30% : 15% : 15%

MEDIA Alat Tulis, White Board, Laptop, LCD Proyektor.

XI. KEPUSTAKAAN

a. A Biblical Theology of the New Testament. Peny. Roy B. Zuck. Malang: Gandum Mas, 2011. b. Baxter, J. Sidlow. Menggali Isi Alkitab: Matius-Kisah Para Rasul. Jilid 3. Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih, 2008. c. Baxter, J. Sidlow. Menggali Isi Alkitab: Roma-Wahyu. Jilid 4. Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih, 2008. d. Chapman, Adina. Pengantar Perjanjian Baru. Bandung: Yayasan Kalam Hidup, 1993. e. Drane, John. Memahami Perjanjian Baru: Pengantar Historis-Teologis. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2005. f. Duyverman, A. E. Pembimbing ke dalam Perjanjian Baru. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1981. g. Guthrie, Donald. Teologi Perjanjian Baru 1, 2, 3. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1995. h. Morris, Leon. Teologi Perjanjian Baru. Malang: Gandum Mas, 2006. i. Packer, J. I, Merrill C. Tenney, dan William White, Jr. Dunia Perjanjian Baru. Malang: Gandum Mas, 2004. j. Tenney, Merrill C. Survei Perjanjian Baru. Malang: Gandum Mas, 2006. k. Tulluan, Ola. Introduksi Perjanjian Baru. Malang: Departemen Literatur YPPII, 1999.

Catatan:  Tidak diperkenankan absent lebih dari 2 kali (kecuali kasus khusus). Apabila absent karena sakit, harus menyerahkan surat keterangan sakit dari dokter.  Dinyatakan gagal (tidak lulus) apabila: Menyontek (ujian), copy tugas mahasiswa lain, tidak mengumpulkan tuntutan tugas yang diminta. Dan nilai dibawah C (61-65)  Tidak diperkenankan terlambat masuk kelas dengan alasan apapun (Apabila kelas sudah dimulai tidak diizinkan masuk jika terlambat dan dihitung absent). Selamat Belajar dan Mempersembahkan yang Terbaik bagi TUHAN Tuhan Yesus Memberkati!

3

Disajikan oleh: Winardi Tarigan, M.Th.

PAK dan Teologi Konseling

Pengetahuan dan Pembimbing PB

1 KANON PERJANJIAN BARU Pengumpulan naskah-naskah PB terjadi sebagai proses pimpinan Roh Kudus dalam memelihara hasil inspirasi yang dituliskan oleh para penulis Alkitab. Pengumpulan naskah-naskah PB yang akhirnya diterima sebagai kitab-kitab PB dalam Alkitab disebut sebagai Kanonisasi. Melalui beberapa peristiwa, penyeleksian penyusunan daftar kitab (kanon) itu akhirnya diterima gereja.

I.

PENGERTIAN KANON

Kata kanon berasal dari kata Yunani kanon, artinya buluh. Karena pemakaian ―buluh‖ dalam kehidupan sehari-hari jaman itu adalah untuk mengukur, maka kanon juga berarti sebatang tongkat/kayu pengukur atau penggaris. Namun pada abad ke 4 Athanasius memberikan arti teologis bahwa kanon dipakai untuk menunjuk kepada Alkitab. Sehingga artinya adalah: Daftar naskah kitab-kitab dalam Alkitab yang berjumlah 66 kitab, yang telah memenuhi standard peraturan-peraturan tertentu yang diterima oleh Gereja Tuhan sebagai kitab-kitab Kanonik yang diakui diinspirasikan oleh Allah dan memiliki otoritas penuh dan mutlak terhadap iman Kristen dan perbuatannya.

II. SEJARAH KANON PB Setelah kenaikan Tuhan Yesus Kristus ke surga, pengajaran Injil diteruskan pleh para Rasul Tuhan dengan otoritas penuh karena merekalah saksi-saksi mata tentang keselamatan yang diajarkan oleh Tuhan Yesus. Tulisan-tulisan tentang pengajaran iman Kristen oleh para Rasul sangat dibutuhkan mengingat bahwa merekalah pada saksi mata yang dapat memberitakan pengajaran Injil Yesus Kristus dengan jelas dan menafsirkannya dengan tepat, sesuai dengan pimpinan Roh Kudus kepada mereka. Selama thn. 100 – 200 M, tulisan-tulisan para Rasul itu dipakai dan dikumpulkan oleh sidang-sidang jemaat dan kemudian di teruskan oleh gereja-gereja generasi berikutnya.

III. DAFTAR KANON PB Beberapa Daftar Kanon PB yang pernah berlaku dalam sejarah gereja:

1. Daftar Marcion Daftar buku PB yang tertua disusun di Roma pada tahun 140 M oleh seorang bidat yang bernama Marcion. Menurut Marcion kitab PL harus ditolak dan juga kitab-kitab PB yang dipengaruhi oleh Yudaisme, karena menurutnya Allah PL mempunyai status yang lebih rendah dari Allah yang dinyatakan dalam diri Kristus. Itu sebabnya kanon Marcion hanya terdiri dari 2 bagian: 1. Kitab Injil Lukas (Injil yang tidak dipengaruhi oleh Yudaisme) 2. 8 Surat Paulus (3 Surat Penggembalaan tidak dimasukkan), yaitu: 1 & 2 Korintus, Efesus (Laodikia), Filipi, Kolose, 1 & 2 Tesalonika, Filemon.

2. Daftar Muratori Daftar lain yang lebih muda dikenal dengan sebutan "Fragmen Muratori", berasal dari Roma pada akhir abad dua. Pada daftar kanonnya dimasukkan: 1. Injil Matius, Markus, Lukas, Yohanes dan Kisah Para Rasul. 2. 9 Surat Paulus kepada Jemaat dan 4 kepada perorangan. 3. 2 Surat Yohanes, Wahyu Yohanes dan Wahyu Petrus (kitab dari apokrifa).

3. Konsili Hippo (393 M) dan Konsili Kartago (397 M) Konsili gereja di Afrika Utara ini menerima daftar 27 kitab-kitab PB yang kita pakai sekarang. Penerimaan mereka didasarkan pada kesadaran akan nilai kitab-kitab itu sebagai

4

Disajikan oleh: Winardi Tarigan, M.Th.

PAK dan Teologi Konseling

Pengetahuan dan Pembimbing PB

yang diinspirasikan oleh Allah. Ditambah lagi dengan fakta bahwa kita-kitab tersebut telah umum digunakan oleh gereja-gereja saat itu.

IV. INJIL DAN KISAH PARA RASUL Pada mulanya kitab-kitab Injil itu merupakan satu kumpulan kitab dalam bentuk tunggal, tetapi dilaporkan sebagai "Menurut Matius", "Menurut Markus" dsb. Tapi pada tahun 115 M, Ignatius mengenal lebih dari satu Injil, jadi mungkin yang dimaksud adalah kumpulan Injil-Injil. Sekitar tahun 170 M, seorang bernama Tatianus membuat Injil rangkap empat menjadi satu cerita yang bersambung, atau disebut "Harmoni Injil-injil" (Diatessaron), salah satu bentuk yang disukai banyak orang. Walaupun ada lebih dari 4 Injil yang dikenal jaman itu (mis. Injil Barnabas dll.), tapi Ireneus berkata bahwa tidak ada Injil lain selain 4 Injil yang sudah dikenal (Matius, Markus, Lukas, Yohanes). Ia berkata, seperti halnya 4 arah mata angin, maka gereja juga mempunyai 4 Injil sebagai tiang penyangga gereja. Kitab Kisah Para Rasul mendapatkan pengakuan kanonik karena penulisnya sama dengan Injil ketiga (Lukas). Kedudukan kitab ini penting dalam kanon PB karena merupakan kitab yang sentral, menjadi penghubung antara kitab-kitab Injil dan Surat-surat Kiriman.

5

Disajikan oleh: Winardi Tarigan, M.Th.

PAK dan Teologi Konseling

Pengetahuan dan Pembimbing PB

2 KITAB-KITAB PERJANJIAN BARU I.

NAMA

Nama Perjanjian Baru berasal dari bahasa Latin Novum Testamentum. Istilah Testament atau covenant (bhs. Inggris) ini, artinya persetujuan antar dua pihak yang mengikat, lebih kuat dari hanya sekedar janji. Bahasa Yunani dari Perjanjian Baru adalah He Kaine Diatheke, artinya pesan atau wasiat terakhir, yang melibatkan dua belah pihak dan sifatnya mengikat dan tidak dapat diubah. Oleh karena itu makna kata "Perjanjian Baru" disimpulkan sebagai perjanjian tertulis yang merupakan wujud persetujuan/kesepakatan yang baru antara Allah dan manusia melalui Kristus.

II. ISI

Isi dari Perjanjian Baru adalah penyataan rahasia janji Allah yang baru yang diwujudkan dalam catatan tentang kata-kata/pengajaran Yesus dan pada pengikut-Nya. Catatan ini terdiri dari 27 buku, yang ditulis dalam kurun waktu 45-50 tahun, ditulis oleh 8-9 orang penulis (berbangsa Yahudi kecuali Lukas). Pengelompokan isi Perjanjian Baru dapat dibagi sbb.:

A. Buku-buku yang Berisi Sejarah Kitab Injil Matius, Markus, Lukas, Yohanes dan Kisah Para Rasul; menceritakan tentang kehidupan dan kematian Yesus dan riwayat para pengikutNya setelah Yesus diangkat ke surga.

B. Buku-buku yang Berisi Pengajaran Doktrin Semua surat-surat kiriman Rasul Paulus dan Rasul-rasul lain; surat-surat itu khususnya ditujukan kepada jemaat untuk mengajarkan tentang pokok-pokok iman Kristen serta pelaksanaan hidup Kristen.

C. Buku yang Berisi Nubuat Kitab Wahyu; mengungkapkan nubuatan masa kini dan masa yang akan datang melalui penglihatan dan pengalaman supranatural.

III. SUSUNAN KITAB-KITAB PB 27 Kitab yang ada dalam Alkitab PB disusun tidak berdasarkan urutan tahun ditulis, melainkan berdasarkan kronologis sejarah kisahnya dan sebagian karena sifat-sifat sastranya. Susunan tsb. adalah sbb.:

Jenis Judul Penulis ----------------------------------------------------------------------------------------------Kitab Sejarah Matius Matius Markus Markus Lukas Lukas Yohanes Yohanes Kisah Para Rasul Lukas ----------------------------------------------------------------------------------------------Surat Kiriman Roma I Korintus II Korintus

6

Disajikan oleh: Winardi Tarigan, M.Th.

PAK dan Teologi Konseling

Pengetahuan dan Pembimbing PB

Galatia Efesus Filipi Kolose Paulus I Tesalonika II Tesalonika I Timotius II Timotius Titus Filemon ----------------------------------------------------------------------------------------------Surat Umum Ibrani Anonim Yakobus Yakobus I Petrus Petrus II Petrus Petrus I Yohanes Yohanes II Yohanes Yohanes III Yohanes Yohanes Yudas Yudas ----------------------------------------------------------------------------------------------Kitab Nubuatan Wahyu Yohanes

IV. PERIODE PB Penempatan susunan kitab-kitab dalam Alkitab tidaklah sesuai dengan urutan usia penulisannya, tetapi kronologi peristiwanya. Untuk memudahkan penyelidikan, masa dalam PB dapat dibagi menjadi 3 periode waktu:

1. PERIODE KELAHIRAN (5 SM – 30 M) Masa kehidupan Yesus diuraikan dalam kitab-kitab Injil.

2. PERIODE PERKEMBANGAN (30 M – 60 M) Masa perkembangan karya kerasulan, khususnya pelayanan Rasul Paulus kepada jemaat non-Yahudi.

3. PERIODE PEMANTAPAN (60 M – 100 M) Masa ini (60-100 M) tidak banyak diketahui, tapi yang jelas banyak tulisan-tulisan para Rasul dan juga kitab Injil yang baru beredar pada tahun-tahun ini.

7

Disajikan oleh: Winardi Tarigan, M.Th.

PAK dan Teologi Konseling

Pengetahuan dan Pembimbing PB

3 INJIL MATIUS I.

PENULIS – MATIUS Ada banyak nama "Matius" dalam kitab PB, tapi Matius yang dikenal sebagai penulis Injil Matius adalah bekas pemungut cukai, anak Alfeus yang dipanggil Tuhan Yesus menjadi muridNya seperti tertulis dalam Mat. 9:9; 10:3; Mar. 2:14; Luk. 5:27. Dan oleh Markus dan Lukas ia disebut sebagai seorang Lewi. Pemungut cukai adalah pengumpul pajak untuk pemerintah Roma, yang biasa dilakukan dengan jalan memeras, karena ia memungut uang pajak yang lebih besar daripada yang seharusnya. Dan dari situlah pemungut cukai mendapatkan uang untuk hidupnya. Itu sebabnya Matius pada mulanya tidak disukai oleh orang-orang Yahudi (Mat. 9:9-13; Mar. 2:1417; Luk. 5:27-32). Walaupun biasanya ahli kritik Alkitab mempercayai dan mengikuti tradisi dari Bapakbapak Gereja (Papias, Ireneus, Eusibius) bahwa penulis Injil ini adalah Matius anak Alfeus, tapi sekarang, berdasarkan beberapa pengamatan tentang masalah sumber-sumber Injil Sinoptik, ada keraguan khususnya sehubungan dengan sumber yang dipakai Matius; kalau memang Matius Alfeus mengapa ia harus mengandalkan orang lain (Markus) yang bukan saksi mata/murid Tuhan dalam menuliskan bukunya. Hal lain yang menjadi keraguan adalah, Matius, sebagai seorang pemungut cukai, pasti bergaul banyak dengan orang-orang non-Yahudi, tetapi jelas terlihat dari isinya Injil Matius ditujukan kepada orang-orang Yahudi, sehingga menjadi pertanyaan apakah mungkin ada Matius yang lain. Perdebatan tentang penulis Injil ini masih berlangsung terus, tetapi pendapat berikut ini masih memberikan dukungan yang kuat dalam perdebatan: a. Matius telah mengikuti Yesus selama tiga tahun, sehingga pengalaman dan pengenalannya terhadap Yesus pastilah cukup banyak. b. Latar belakang Matius sebagai seorang yang cukup berpendidikan memungkinkan hasil penulisan yang sistematis seperti Injil Matius ini. c. Kalau Matius bukan penulis Injil Matius tapi ada orang lain yang memakai namanya, maka sulit diterima karena Matius bukanlah rasul yang terkenal, sehingga tidak ada alasan untuk melakukan hal itu. Matius adalah seorang Yahudi, tetapi keterbukaannya dalam mengungkapkan tentang kegagalan Israel dan para pemimpin agamanya (Mat. 23:1-36) dan juga berita-berita misinya kepada bangsa-bangsa lain (Mat. 28:16-20), memberikan indikasi bahwa Matius mengenal dunia non-Yahudi dengan baik. Di samping itu beberapa hal yang pasti dapat diketahui mengenai penulis kitab ini, seperti: a. Pengetahuannya mengenai angka-angka tampak dari seringnya ada sebutan tentang: Uang, Perhatiannya pada jumlah uang yang besar (18:24; 25:15), Minatnya secara umum pada statistik (1:17) b. Tentulah dia seorang yang memahami kitab Perjanjian Lama. Hal ini dapat terlihat dari pokok-pokok, istilah-istilah Perjanjian Lama yang digunakannya, seperti: Kota kudus, tempat kudus (4:5; 24:15; 27:53); Anak Daud (1:1, 20; 9:27; 12:23; 15:22; 20:30-31; 21:9, 15; 22:42, 45); Penggenapan Nubuatan Perjanjian Lama (1:22; 2:5, 15; 2:17, 23; 4:14; 12:17; 13:35; 21:4, 42; 26:31, 54, 56; 27:9, 10); Kehidupan orang Yahudi (15:1, 2; 27:62); Hukum Musa (5:17-19; 5:21, 27, 33, 38, 43; 7:12; 11:13; 12:5; 15:6; 22:36, 40; 23:23); Tokoh-tokoh Perjanjian Lama: Daud (1:1), Elia (11:14), Hamaba dalam Yesaya 42:1-4 (12:15-21), Yunus (12:41); Salomo (12:42).

II. TAHUN DAN TEMPAT PENULISAN Tidak diketahui secara tepat kapan Injil Matius ini ditulis, namun banyak ahli yang memperkirakan sekitar tahun 60-65 M. Yang pasti adalah sebelum tahun 70 M, karena Matius sama sekali tidak menyinggung-nyinggung tentang kehancuran Yerusalem dalam tulisannya.

8

Disajikan oleh: Winardi Tarigan, M.Th.

PAK dan Teologi Konseling

Pengetahuan dan Pembimbing PB

Namun ada juga pendapat yang memperkirakan tahun penulisan Injil ini adalah setelah tahun 70M, khususnya kalau menafsirkan Mat. 22:7; 24:3-28, sebagai bahan yang mengacu pada peristiwa jatuhnya Yerusalem. Tempat penulisannya juga merupakan perkiraan, yaitu di Antiokia. Alasan untuk hal ini adalah karena tulisan seperti Injil Matius ini banyak terdapat di antara jemaat Siria Yahudi.

III. PEMBACA/PENERIMA Banyak istilah-istilah yang dipakai dalam Injil Matius yang hanya mungkin dimengerti oleh orang-orang Yahudi, misalnya "Mesias", "Anak Daud", ―Kerajaan Surga‖, dll. Juga dari isinya yang banyak mengutip PL tentang penggenapan nubuatan Mesias, jelas terlihat bahwa penulis menujukan Injil ini untuk orang-orang percaya yang sudah mengenal kitab Perjanjian Lama. Namun demikian tidak menutup kemungkinan Matius juga menujukan ini kepada orang non-Yahudi, karena ada berita misi "kabar baik" kepada bangsa-bangsa lain. Kondisi pada waktu itu umat pengikut Kristus merasa dipojokkan oleh orang Yahudi dan agak diasingkan. Namun di sisi laian mereka ingin menjangkau orang yang berlatar belakang agama Yahudi. Banyak di antara orang Israel menolak Yesus dan kerajaan-Nya. Mereka tidak mau percaya karena Yesus datang sebagai Mesias yang rohani, bukan sebagai Mesias dalam pengertian politis.

IV. TUJUAN PENULISAN Memberikan banyak penekanan pada berita Mesianik dengan memberikan banyak catatan tentang penggenapan nubuatan PL dalam diri Yesus Kristus (60 kali). Oleh karena itu pernyataan bahwa "Yesuslah Sang Mesias yang dijanjikan dalam PL" menjadi tujuan utama dari pemberitaan Injil Matius ini. Di dalam Dialah (yang menjadi RAJA) "Kerajaan Allah itu telah datang." Penjelasan dalam kitab ini menunjukkan bahwa Matius ingin membuktikan dan menjelaskan Yesus orang Nazaret adalah Mesias, Raja orang Yahudi yang telah lama dinubuatkan oleh nabi-nabi dan yang telah lama dinanti-nantikan mereka. Hal-hal yang menunjukkan bahwa Matius menekankan Yesus sebagai Raja: Mat 1:1 menunjukkan bahwa Yesus disebut sebagai „anak Daud‟ (raja terbesar bangsa Israel). Mat 2:1-12 menunjukkan orang-orang Majus mencari Raja yang baru dilahirkan, dan menyembah dan memberi persembahan kepadaNya. Mat 28:18 – “Yesus mendekati mereka dan berkata: „KepadaKu telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi”. Ini betul-betul merupakan ucapan yang cocok bagi seorang Raja.

V.

TEMA UTAMA A. Injil Kerajaan Matius mengungkapkan secara jelas bahwa kedatangan Mesias adalah untuk menggenapkan nubatan nabi-nabi PL. Hal ini ditunjukkan melalui pengajaran dan perkataan Tuhan Yesus yang dicatat oleh Matius. Istilah ―Kerajaan Surga‖ berulang-ulang kali disebutkan dengan maksud menunjukkan bahwa Kristus adalah Raja dan Kerajaan-Nya akan nyata di antara bangsa-bangsa.

B. Pasal-pasal Penting dalam Injil Matius Dari beberapa pengamatan terhadap isinya, dapat dilihat bahwa Matius menyusun Injil ini dengan sangat sistematis kedalam 5 bagian penting, hal ini khususnya terlihat karena setiap bagian diakhiri dengan "Dan setelah Yesus mengakhiri perkataan ini...." (Mat. 7:28; 11:1; 13:53; 19:1; 26:1). Kotbah di Bukit (pasal 5-7) - menggenapi hukum. Pengajaran kepada 12 Murid-Nya (pasal 10) - pelimpahan kekuasaan untuk berjalan keliling memberitakan Injil Kerajaan. Perumpamaan tentang "Kerajaan Allah" (pasal 13) - sudah dan akan datang. Kehidupan dalam "Kerajaan" (pasal 18) - dalam "jemaat" (ekklesia), sifat seorang murid sejati. Ajaran di Bukit Zaitun mengenai Akhir Zaman (pasal 24-25) - berjaga-jaga.

9

Disajikan oleh: Winardi Tarigan, M.Th.

PAK dan Teologi Konseling

Pengetahuan dan Pembimbing PB

VI. CATATAN A. Bahasa Asli Hal lain yang masih sering dimasalahkan adalah tentang bahasa asli yang dipakai Matius dalam Injilnya. Dari catatan sejarah, Papias menulis bahwa Matius menuliskan Injil ini dalam bahasa Aram kemudian diterjemahkan kedalam bahasa Yunani oleh orang-orang masa itu secara serampangan (sebisanya). Ireneus juga menuliskan bahwa Matius menulis sebuah Injil untuk orang Yahudi dalam bahasa daerah mereka. Pendapat kedua Bapak Gereja itu mendapat banyak tantangan karena hasil terjemahan yang serampangan sulit bisa menghasilkan bahasa Yunani yang baik seperti yang terdapat dalam Injil Matius sekarang. Dan kemungkinan besar bahasa Aram pada saat itu sudah tidak populer, bahkan sudah tidak dipakai lagi.

B. Bagian-bagian dalam Injil Matius yang Tidak Disebutkan dalam Injil Lain Penglihatan Yusuf (1:20-24); Kunjungan orang-orang Majus (2:1-12); Pelarian ke Mesir dan pembunuhan bayi-bayi (2:13-16); Kematian Yudas (27:3-10); Kebangkitan orang-orang kudus pada waktu Yesus disalibkan (27:52); Dusta Mahkamah Agung dan pemberian suap kepada para penjaga (28:12-15); 10 Perumpamaan (pasal 13; 18:23-35; 20:1-16; 21:2832; 22:1-13; 25:1-30)

GARIS BESAR INJIL MATIUS I.

Mat 1:1-4:11 A. Mat 1:1-17 B. Mat 1:18-2:23 C. Mat 3:1-12 D. Mat 3:13-17 E. Mat 4:1-11 II. Mat 4:12-18:35 A. Mat 4:12-25 B. Mat 5:1-7:29 C. Mat 8:1-9:38 D. Mat 10:1-42 E. Mat 11:1-12:50 F. Mat 13:1-58 G. Mat 14:1-17:27 H. Mat 18:1-35 III. Mat 19:1-26:46 A. Mat 19:1-20:34 B. Mat 21:1-26:46 1. Mat 21:1-22 2. Mat 21:23-22:46 3. Mat 23:1-39 4. Mat 24:1-25:46 5. Mat 26:1-16 6. Mat 26:17-30 7. Mat 26:31-46 IV. Mat 26:47-27:66 A. Mat 26:47-56 B. Mat 26:57-27:26 C. Mat 27:27-56 D. Mat 27:57-66 V. Mat 28:1-20 A. Mat 28:1-10 B. Mat 28:11-15 C. Mat 28:16-20

10

Memperkenalkan Mesias Silsilah Yahudi Yesus Kelahiran dan Pengungsian ke Mesir Perintis Jalan Sang Mesias Pembaptisan Sang Mesias Pencobaan Sang Mesias Pelayanan Mesianis Yesus di dan sekitar Galilea Ringkasan Pelayanan yang Awal di Galilea Ajaran tentang Kemuridan dalam Kerajaan Kisahan I: Perbuatan-Perbuatan Luar Biasa dari Kerajaan Ajaran tentang Pemberitaan Kerajaan Kisahan II: Kehadiran Kerajaan Ajaran tentang Rahasia Kerajaan Kisahan III: Krisis Kerajaan Ajaran tentang Keanggotaan dalam Kerajaan Puncak Pelayanan Mesianis Yesus di Yudea/Perea dan Yerusalem Perjalanan Yesus ke Yerusalem Minggu Terakhir yang dilewatkan Yesus di Yerusalem Masuk Yerusalem dan Penyucian Bait Allah Perdebatan dengan Orang Yahudi Pengecaman terhadap ahli Taurat dan Orang Farisi Ajaran di Bukit Zaitun tentang Masa Depan Kerajaan Komplotan untuk Mengkhianati Yesus Perjamuan Terakhir Getsemani Yesus Ditangkap, Diadili dan Disalibkan Yesus Ditangkap Yesus Diadili Yesus Disalibkan Yesus Dikubur Yesus Bangkit Penemuan Luar Biasa Para Wanita Saksi-Saksi Palsu Amanat Tuhan yang Bangkit

Disajikan oleh: Winardi Tarigan, M.Th.

PAK dan Teologi Konseling

Pengetahuan dan Pembimbing PB

4 INJIL MARKUS I.

PENULIS – MARKUS Selama dalam pelayanannya Tuhan Yesus dan murid-muridNya telah dibantu oleh sahabat-sahabat seiman, baik itu berupa jamuan makan maupun tempat untuk bermalam. Di antara sahabat-sahabat itu ada seorang wanita yang bernama Maria, yang tinggal di Yerusalem, yang selalu membuka rumahnya untuk para pelayan Tuhan. Diperkirakan wanita itu adalah ibu Markus, penulis Injil Markus. (Kis. 12:12) Markus, yang juga dikenal dengan nama Yohanes, bisa diperkirakan telah mengenal banyak pelayan-pelayan Tuhan, karena di antara mereka ada juga kakak sepupunya yaitu Barnabas, yang menjadi salah seorang pemimpin gereja mula-mula saat itu (Kol. 4:10). Oleh karena itu meskipun Markus bukanlah saksi mata pelayanan Tuhan Yesus, tapi karena ia telah banyak bertemu dengan murid-murid Tuhan Yesus, ia mengetahui banyak kesaksian dari para saksi mata. Dalam hal ini terutama dengan Petrus (1 Pet. 5:13). Pernah Petrus menyebutnya sebagai 'anak'nya, mungkin karena Petruslah yang membawa Markus kepada Yesus (1 Pet. 5:13). Ketika bersama-sama dengan Petrus inilah diperkirakan Markus mendapatkan informasi paling banyak tentang segala sesuatu yang dilakukan dan diajarkan oleh Tuhan Yesus.Banyak pendapat yang mendukung bahwa hubungan Markus dan Petrus tidaklah sekedar hubungan rekan sekerja tetapi juga teman seiman yang dekat. Hal ini tampak dalam beberapa tulisannya yang bersifat agak pribadi (Mar. 1:14-20; 1:29-34). Pelayanan pertama Markus adalah ketika Barnabas dan Saulus (Paulus) mengajaknya bersama-sama ikut dalam salah satu perjalanan penginjilan (Kis. 12:25; 13:5). Tapi Markus juga pernah mengundurkan diri dari pelayanan, mungkin karena kesulitan penginjilan dan kembali ke kota asalnya Yerusalem (Kis. 13:13). Ada pendapat yang mendukung kejadian ini, yaitu karena Markus berasal dari keluarga yang cukup berada dan oleh ibunya ia dimanja. Hal inilah juga yang menjadi sumber pertentangan antara Paulus dan Barnabas, karena Paulus menolak untuk membawa Markus serta dalam perjalanan berikutnya, sedangkan Barnabas tetap bertekad membawa Markus (Kis. 15:38), sehingga menyebabkan Paulus berpisah dengan Barnabas. Namun demikian, akhirnya terbukti bahwa Paulus menerima Markus kembali, bahkan disebut-sebut sebagai seorang penolong yang baik oleh Paulus (Kol. 4:10-11; 2 Tim. 4:11; Fil. 24). Dari suratnya kepada Timotius, kita ketahui mungkin Markuslah orang terakhir yang melihat Paulus hidup. Meskipun tidak ada kepastian tentang Markus sebagai penulis Injil, tapi yang jelas penulis Injil Markus adalah seorang yang mengenal baik kelompok murid-murid Yesus dan mengikuti pengajaran mereka secara langsung. Dan ia pastilah juga telah ikut ambil bagian dalam pekerjaan pelayanan termasuk menyaksikan sendiri pekerjaan misi kepada bangsa lain. Pandangan Bapa-bapa Gereja: Menurut Papias (115M), Markus memperoleh Injilnya dari hubungannya dengan Petrus. Ia mencatat dengan teliti dan benar, walaupun dia tidak memperhatikan urutan-urutan peristiwa itu, karena dia tidak pernah mengikuti dan mendengarkan Tuhan kita. Tetapi dia selalu bersama-sama dengan Petrus yang memberikan petunjuk-petunjuk yang diperlukan dan dididik di bawah pimpinan Petrus. Klemens dari Alexandria (220M), mengatakan bahwa Injil yang kedua itu ditulis oleh Markus atas dorongan dan keinginan para pendengar Petrus di kota Roma. Dengan demikian hampir dapat dipastikan bahwa Markus menulis Injil berdasarkan informasi dari Petrus, Paulus dan saksi mata lainnya.

II. TAHUN DAN TEMPAT PENULISAN Penentuan tahun penulisan Injil Markus tidaklah mudah karena adanya beberapa pertentangan pendapat dari para Bapak Gereja. Papias, Klemens dari Aleksandria dan Origen setuju bahwa Markus menulis Injil Markus berdasarkan pendiktean Petrus. Pendengar-pendengar Petruslah yang mendesak Markus untuk

11

Disajikan oleh: Winardi Tarigan, M.Th.

PAK dan Teologi Konseling

Pengetahuan dan Pembimbing PB

menuliskan pengajaran Petrus. Kalau hal ini benar maka tahun penulisan adalah berkisar sebelum tahun 60 M. Tetapi, Ireneus berpendapat lain yaitu Markus menuliskan sesudah kematian baik Petrus maupun Paulus. Maka tahun penulisannya antara tahun 65 – 68 M. Tapi kalau dilihat dari bukti dalam Injil itu sendiri, maka mungkin dapat dilihat dari keterangan Markus tentang penganiayaan dan kesengsaraan yang disebut dalam Injilnya (Mar. 8:34-38; 10:33-34, 45; 13:8-13). Jika hal ini benar maka tahun 60-70 M adalah cocok, sekitar pemerintahan kaisar Nero. Tapi kalau keterangan dalam Mar. 13:1-37 menunjuk kepada hancurnya Yerusalem, maka tahun penulisannya menjadi sangat lambat sekali yaitu sesudah tahun 70 M. Tidak ada penanggalan yang pasti, namun dari beberapa data yang ada, menunjukkan bahwa semua bahan dikumpulkan dan disusun antara tahun 50 dan 68 M. Dan pada umumnya dilihat dari segi penulisannya disetujui bahwa Injil Markus adalah Injil yang pertama atau yang lebih dahulu ditulis dari Injil yang lainnya. Sedangkan tempat penulisan diperkirakan di Roma.

III. PEMBACA/PENERIMA Banyak Jelas bahwa pembaca Injil Markus adalah orang bukan-Yahudi. Hal ini terlihat dari adanya beberapa kata-kata Aram yang muncul di kitab injil yang lain diterjemahkan ke dalam bahasa Yunani (mungkin untuk kepentingan para pembacanya). Juga ada penjelasanpenjelasan yang detail tentang kebiasaan Yahudi (Mar. 7:3-4). Ini memberikan kesan bahwa penulis menujukan tulisannya untuk mereka yang tidak mengetahui kebiasaan Yahudi. Terlihat juga tidak munculnya hal-hal yang dianggap penting oleh orang Yahudi, seperti silsilah, atau nubuatan-nubuatan tentang Mesias yang disebutkan dalam PL. Juga Tuhan Yesus tidak disebutkan dengan gelar-gelar, seperti mis."Imanuel, Raja atau Anak Allah."

IV. TUJUAN PENULISAN Kalau tulisan Markus ini dihubungan dengan Petrus, maka tujuan penulisan ini dapatlah dilihat dari kepentingan para pendengar Petrus yang menginginkan menyimpan semua pengajaran-pengajaran Petrus secara tertulis. Secara khusus kalau ditinjau dari isinya maka, Injil Markus ditulis secara khusus untuk memberikan gambaran kemanusiaan Kristus yang sejati. Oleh karena itu bisa disimpulkan bahwa mungkin Injil Markus ditulis untuk memberikan keseimbangan tentang keberadaan Kristus sebagai Allah dan sekaligus manusia untuk melawan mereka yang tidak mau menerima kenyataan ini. Hampir setengah bagian dari Injil Markus adalah menceritakan minggu kesengsaraan Yesus, untuk menunjukkan tentang kematian dan kebangkitanNya yang luar biasa. Kondisi pada saat itu: Pada tahun 60-an, orang percaya diperlakukan secara kejam oleh masyarakat dan banyak di antaranya disiksa bahkan dibunuh di bawah pemerintahan kaisar Nero. Menurut tradisi rasul Petrus mati syahid pada masa ini. Sebagai tanggapan terhadap penganiayaan ini, Markus menulis Injil ini dengan tujuan: 1. Untuk memperkenalkan Yesus sebagai Anak Allah dan Mesias, Hamba yang menderita dan setia. 2. Untuk memperkenalkan Yesus kepada para pembaca bahwa Allah adalah Allah yang bertindak dan berbuat, oleh sebab itu Markus memilih dan mengutamakan: a. Cerita tentang perbuatan-perbuatan dan pekerjaan Tuhan Yesus yang besar. b. Teks-teks penting untuk menjelaskan siapa Yesus yang sesungguhnya. 3. Untuk memperkuat dasar iman orang percaya di Roma dan mendorong agar mereka tetap setia menderita demi Injil, dengan memperhadapkan kepada mereka kehidupan, penderitaan, kematian serta kebangkitan Tuhan Yesus.

V.

TEMA UTAMA A. Yesus sebagai Hamba Sejati yang Menderita dan Dimuliakan. Persiapan menjelang kedatangan Hamba: Didahului dengan pelayanan Yohanes Pembaptis dan peristiwa pembaptisan dan pencobaan.

12

Disajikan oleh: Winardi Tarigan, M.Th.

PAK dan Teologi Konseling

Pengetahuan dan Pembimbing PB

Pelayanan Hamba: Kemanusiaan Yesus sangat ditonjolkan dalam Injil Markus. Yesus marah (3:5), Yesus heran (6:6), Yesus mengeluh (8:12), Yesus memeluk anak-anak (10:16), Yesus memandang dengan kasih (10:21). Hamba yang dipermuliakan. Setelah kemenangan kebangkitanNya Yesus duduk di sebelah kanan BapaNya, untuk kemudian memberikan kekuatan kepada murid-muridNya untuk melaksanakan amanat agung.

B. Tema-tema Lain 1. Yesus sebagai Mentor bagi murid-murid-Nya. a. Dia menyeleksi dan mengutus (1-6). b. Dia mengingatkan mereka tentang harga yang harus mereka bayar (8-14). c. Dia mengajar mereka tentang prinsip-prinsip dasar kerajaan Allah (9-12). 2. Yesus sebagai Mesias, Hamba, dan Mentor mengundang 3 macam respon: a. Orang banyak kagum akan mujizat-Nya, namun tidak tetap (1, 3, 5, 6). b. Para pemimpin religius menolak karena takut kehilangan wibawa (2, 3, 6, 7, 8). Para pengikut-Nya dibentuk menjadi seperti Dia (1-16).

VI. CIRI-CIRI KHAS 1.

2.

3.

4. 5.

Injil ini penuh kegiatan, yang lebih menekankan apa yang dilakukan Yesus daripada apa yang diajarkan-Nya. Markus mencatat: a. 18 mujizat Yesus. b. Hanya 4 perumpamaan-Nya. Injil ini khususnya untuk orang Romawi, oleh sebab itu: a. Adat-istiadat Yahudi dijelaskan. b. Daftar keturunan Yahudi dan kisah kelahiran ditiadakan. c. Penggunaan istilah Latin dan menterjemahkan kata-kata dalam bahasa Aram. Injil ini bernada mendesak: a. Dimulai dengan tiba-tiba dan bergerak dengan cepat dari episode yang satu kepada episode yang lain. b. Dapat dilihat dari penggunaan sebanyak 41 kali kata keterangan Yunani euthus yang diterjemahkan dengan ―seketika itu juga, pada saat, segera.‖ Injil ini ditulis dengan hidup, seraya menggambarkan peristiwa-peristiwa dalam kehidupan Yesus dengan ringkas dan tepat, dengan gamblang dan dengan keahlian dari seorang pujangga. Ada yang mengatakan bahwa Injil Markus ditulis dengan bahasa yang sangat sederhana dan biasa, namun demikian jelas dan hidup.

GARIS BESAR INJIL MARKUS I.

Mr A. B. C.

1:1-13 Mr 1:2-8 Mr 1:9-11 Mr 1:12-13

Persiapan untuk Pelayanan Yesus Pelayanan Yohanes Pembaptis Pembaptisan Yesus Pencobaan Yesus

Mr A. B. C. D.

1:14-3:6 Mr 1:14-20 Mr 1:21-34 Mr 1:35-45 Mr 2:1-3:6

Pelayanan yang Mula-Mula di Galilea Empat Murid yang Pertama Hari Sabat di Kapernaum Perjalanan Pelayanan yang Pertama Pertentangan dengan Orang Farisi

III. Mr A. B. C. D.

3:7-7:23 Mr 3:7-12 Mr 3:13-19 Mr 3:20-35 Mr 4:1-34

Pelayanan yang Kemudian di Galilea Menyingkir ke Pantai Pengangkatan Dua Belas Murid Sahabat dan Musuh Mengajar dengan Perumpamaan

II.

13

Disajikan oleh: Winardi Tarigan, M.Th.

PAK dan Teologi Konseling E. F. G. H. I. J.

Mr Mr Mr Mr Mr Mr

4:35-5:43 6:1-6 6:7-13 6:14-29 6:30-56 7:1-23

Mengajar Melalui Mukjizat Yesus di Nazaret Pengutusan Dua Belas Murid Herodes dan Yohanes Pembaptis Berbagai Mukjizat dan Pengajaran di Sekitar Danau Galilea Pertentangan dengan Tradisi

IV.

Mr A. B. C. D.

V.

Mr 9:30-10:52 A. Mr 9:30-50 B. Mr 10:1-52

Menuju ke Yerusalem Melalui Galilea Pelayanan di Perea

VI.

Mr 11:1-15:47

Minggu Penderitaan

A. Mr 11:1-11

Minggu: Memasuki Yerusalem dengan Jaya

B. Senin: 1. Mr 11:12-14 2. Mr 11:15-19

Mengutuk Pohon Ara Menyucikan Bait Allah

C. Selasa: 1. Mr 2. Mr 3. Mr 4. Mr

Iman dan Ketakutan Perumpamaan dan Pertentangan Khotbah di Betania Pengurapan di Betania

11:20-33 12:1-44 13:1-37 14:1-11

Pelayanan di Luar Galilea Penyembuhan Dua Orang Bukan Yahudi Mukjizat-Mukjizat Lagi Episode Kaisarea Filipi Episode Pemuliaan

D. Mr 14:12-25

Kamis: Perjamuan Akhir

E. Jumat: 1. Mr 2. Mr 3. Mr 4. Mr

Yesus di Taman Getsemani Pengadilan Yahudi Pengadilan Romawi Penyaliban dan Penguburan

VII. Mr A. B. C.

14

7:24-9:29 Mr 7:24-37 Mr 8:1-26 Mr 8:27-9:1 Mr 9:2-29

Pengetahuan dan Pembimbing PB

14:26-52 14:53-72 15:1-20 15:21-47

16:1-20 Mr 16:1-8 Mr 16:9-18 Mr 16:19-20

Kebangkitan Penemuan Kebangkitan Penampilan-Penampilan Pasca-Kebangkitan Kenaikan dan Penugasan Para Rasul

Disajikan oleh: Winardi Tarigan, M.Th.

PAK dan Teologi Konseling

Pengetahuan dan Pembimbing PB

5 INJIL LUKAS I.

PENULIS – LUKAS Sama seperti Injil-injil yang lain Injil Lukas tidak menyebutkan secara jelas nama penulisnya, namun demikian ada petunjuk pasti bahwa penulis Injil Lukas ini mempunyai kaitan erat dengan keberadaan Kitab Kisah Para Rasul. Hal ini ditunjukkan dari beberapa informasi berikut ini: 1. Ditujukan kepada orang yang sama yaitu, "Teofilus" (Luk. 1:1-4) dan disebutkan dalam Kisah Rasul 1:1 bahwa penulis telah menulis buku lain sebelumnya "bukuku yang pertama" dan jelas adalah buku Injil karena berisikan "segala sesuatu yang dikatakan dan diajarkan Yesus." 2. Penekanan tentang 40 hari sesudah kebangkitan Yesus dalam Kis. Rasul 1 sangat sesuai dengan isi Lukas 24. Demikian juga pernyataan pekerjaan Roh Kudus sangat serupa diantara kedua buku tsb. 3. Gaya bahasa dari Injil Lukas dan Kisah Para Rasul sangat serupa, sehingga tidak diragukan bahwa keduanya ditulis oleh satu orang penulis. Kalau memang benar bahwa Injil Lukas adalah ditulis oleh Lukas, maka ada cukup informasi yang dapat dikumpulkan mengenai pribadi Lukas. Lukas adalah seorang Yunani yang menjadi Kristen kemungkinan besar karena Paulus. Dari tulisan-tulisannya kita dapat melihat bahwa Lukas adalah seorang yang rendah hati dan setia kawan. Ia disebut Paulus sebagai seorang dokter (Kol. 4:14), hal ini juga terlihat dari cara Lukas menceritakan diagnosa penyakit dan bahasa yang dipakainya juga sangat kelihatan bahwa ia menguasai bidang itu (bandingkan Mark. 5:25-26 dan Luk. 8:43). Menurut Eusebius, Lukas berasal dari Antiokia (Siria). Seperti halnya dengan Markus, Lukas bukanlah murid Yesus atau saksi mata langsung, tetapi ia akrab sekali dengan Rasul Paulus. Mereka berdua bertemu di Troas lalu Lukas ikut dalam perjalanan misi Paulus yang kedua. Sesampainya di Filipi, Lukas menetap di sana dan menjadi gembala sidang di sana, sedangkan Paulus melanjutkan perjalanan ke Akhaya dan Asia Kecil. Ketika Paulus kembali ke Filipi, pada perjalanan misinya yang ke tiga, Lukas ikut lagi dan menemani Paulus sampai ke Yerusalem (20:6). Pada akhir hidup Paulus (di penjara Roma) Lukas juga disebutkan ada bersama-sama dengan Paulus (2 Tim. 4:11). Bahan-bahan tulisan Lukas bisa jadi ia dapatkan dari catatan harian yang ia buat selama melakukan perjalanan bersama Paulus itu. Dalam Kisah Para Rasul disebutkan juga tentang "nats-nats kami." Hal ini dipakai untuk menunjukkan bahwa penulis juga ikut hadir dalam perjalanan itu. Cara penulisan dan bahasa penulis menunjukkan bahwa ia adalah seorang yang Yunani yang cerdas dan berpendidikan. Dari semua kriteria yang disebutkan di atas tidak dapat disangkal bahwa Lukaslah penulis Injil Lukas, karena tidak ada teman pelayanan Paulus yang lain yang memenuhi kriteria itu.

II. TAHUN DAN TEMPAT PENULISAN Kepastian tahun penulisan Injil Lukas tidak jelas, tapi kalau benar bahwa Lukas memakai sebagian bahan dari Injil Markus, maka tahun penulisannya tergantung dari tahun penulisan Injil Markus. Beberapa ahli kritik sastra Alkitab memperkirakan sesudah tahun 70 M, yaitu berdasarkan Luk. 21:5-24 (kalau tafsiran perikop itu sebagai penghancuran kota Yerusalem). Tetapi para ahli lain lebih cenderung memperkirakannya lebih awal, yaitu sekitar tahun 60-63 M. Karena pada saat itu Lukas sudah berkeliling dan mengenal ladang pelayanan yang luas bersama Paulus. Dan juga ada sela 4 tahun yang mana tidak terdengar kabar beritanya, mungkin saat itulah ia mengumpulkan dan menyelidiki data-data yang ada untuk dituliskan. Yang jelas: - Injil ini ditulis sebelum KPR (bnd. Istilah ―buku yang pertama,‖ KPR 1:1). Sedangkan KPR ditulis pada waktu Paulus dipenjarakan di Roma pertama kali (KPR 28), sehingga Injil ini ditulis sebelum masa dan peristiwa tersebut.

15

Disajikan oleh: Winardi Tarigan, M.Th.

PAK dan Teologi Konseling

Pengetahuan dan Pembimbing PB

-

Pada waktu Injil Lukas ditulis maka ―banyak orang telah berusaha menyusun suatu berita tentang peristiwa-peristiwa yang telah terjadi di antara kita (Luk. 1:1) . hal ini menunjukkan bahwa sesudah lewat beberapa tahun sejak Tuhan Yesus terangkat ke Surga (Mungkin Markus dan Matius sudah ditulis) Tidak disebutkan dimana tempat penulisan Injil Lukas, tetapi karena daerah pelayanan Lukas adalah disekitar Kaisarea, Akhaya, Asia Kecil atau Roma, maka dapat diperkirakan Lukas menulis di salah satu daerah itu.

III. PEMBACA/PENERIMA Jelas Lukas menujukan Injilnya kepada orang-orang non-Yahudi, khususnya orang Yunani. Selain karena Lukas sendiri bukan orang Yahudi, juga dapat dilihat dari isi Injilnya yang menyebut banyak hal-hal yang menjadi perhatian orang Yunani, misalnya: a. Secara pribadi tulisannya ini ditujukan kepada "yang mulia Teofilus", seorang Yunani yang pasti terkemuka (Luk. 1:1). Arti nama Teofilus sendiri adalah "kekasih Tuhan." b. Lukas menulis silsilah Yesus dengan dimulai dari Adam, dan bukan Abraham (cikal bakal orang Yahudi). Maka dapat disimpulkan bahwa Lukas menaruh perhatian kepada orang-orang Yunani supaya mereka juga mendengar Injil.

IV. TUJUAN PENULISAN Tertera dalam Luk 1:1-4, bahwa sebelum Lukas menuliskan Injilnya, sudah ada bahan/karya lain yang beredar. Tapi rupanya Lukas merasakan masih ada kebutuhan untuk menuliskan karya lain, mungkin karena yang sudah ada kurang memadai atau kurang dapat dipercaya kebenarannya. Di lain pihak bahan/informasi, hasil penyelidikan yang dilakukan dengan teliti oleh Lukas, sangat dapat dipercaya karena ia mendapatkannya dari sumber yang resmi dan orisinil, yaitu para saksi mata, khususnya Rasul Paulus sendiri. Jadi jelas di sini bahwa tujuan Lukas menuliskan Injil ini adalah supaya temantemannya (khususnya Teofilus, sebagai perantara) mendapatkan kebenaran yang jelas dan lengkap tentang semua peristiwa dan pengajaran Yesus sehingga mereka semakin diteguhkan imannya dan diperluas pengetahuannya tentang Juru Selamat mereka.

V.

TEMA UTAMA Injil Lukas satu-satunya penulis Injil yang menyoroti kehidupan Yesus di masa kecil (Luk. 1:26-56; 2:1-52). Tinjauan Lukas akan kehidupan dan pelayanan Yesus di dunia ini ingin menunjukkan bahwa Yesus adalah Anak Manusia yang tidak sama dengan manusia-manusia yang lain, karena Ia hidup secara sempurna dan penuh dengan kuasa Roh Kudus. Secara hati-hati Lukas memberikan penjelasan yang rinci tentang bagaimana Yesus memberikan perhatian dan harapan kepada semua orang (bahkan secara khusus ditunjukkan kepada "orang-orang terbuang") karena Lukas memiliki keyakinan bahwa keselamatan dan pengampunan dosa dari Yesus Kristus adalah untuk semua orang, baik untuk orang Yahudi maupun Yunani (Luk. 19:10), "Sebab Anak Manusia datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang."

VI. CATATAN Lukas mempunyai ketrampilan yang luar biasa dalam menulis. Hal ini terlihat jelas dari gaya sastra yang dihasilkannya, khususnya 4 buah puisi/nyanyian yang sangat indah dan kaya bahasanya. 4 Nyanyian menjadi karya sastra besar hingga sekarang: Magnificat-Nyanyian Maria (1:46); Benedictus-Nyanyian Zakaria (1:67); Gloria in Excelsis-Nyanyian Bala Tentara Surga (2:14); Nunc Dimittis-Nyanyian Simeon (2:28). Seluruh kehidupan Yesus dilukiskan dengan sangat lengkap dan menarik, tanpa mengabaikan nilai kebenarannya. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa nilai sejarah Injil Lukas bisa diandalkan, karena Lukas sangat hati-hati dan tepat dalam mencari sumber-sumber informasi yang benar.

16

Disajikan oleh: Winardi Tarigan, M.Th.

PAK dan Teologi Konseling

Pengetahuan dan Pembimbing PB

GARIS BESAR INJIL LUKAS I. Luk 1:1-4 Pendahuluan Injil Lukas II. Luk 1:5-2:52 Kedatangan Juruselamat A. Luk 1:5-25 Pemberitahuan Kelahiran Yohanes B. Luk 1:26-56 Pemberitahuan Kelahiran Yesus C. Luk 1:57-80 Kelahiran Yohanes Pembaptis D. Luk 2:1-20 Kelahiran Yesus E. Luk 2:21-39 Yesus di Bait Allah Sebagai Seorang Bayi F. Luk 2:40-52 Kunjungan Yesus ke Bait Allah Sebagai Seorang Anak III. Luk 3:1-4:13 Persiapan bagi Pelayanan Juruselamat A. Luk 3:1-20 Pemberitaan Yohanes Pembaptis B. Luk 3:21-22 Pembaptisan Yesus C. Luk 3:23-38 Silsilah Yesus D. Luk 4:1-13 Pencobaan Yesus IV. Luk 4:14-9:50 Pelayanan di Galilea A. Luk 4:14-30 Permulaan Pelayanan Yesus dan Penolakan di Nazaret B. Luk 4:31-44 Kapernaum: Wibawa Ilahi Yesus Dinyatakan C. Luk 5:1-11 Penangkapan Ikan yang Ajaib D. Luk 5:12-16 Penyembuhan Orang yang Sakit Kusta E. Luk 5:17-26 Wewenang Yesus Ditantang F. Luk 5:27-32 Juruselamat Orang-Orang Berdosa G. Luk 5:33-6:49 Peresmian Tatanan Baru H. Luk 7:1-8:56 Demonstrasi Kuasa Ilahi I. Luk 9:1-6 Yesus Memberikan Kuasa kepada Murid-Murid-Nya J. Luk 9:7-9 Herodes dan Yohanes Pembaptis K. Luk 9:10-17 Memberi Makan Lima Ribu Orang L. Luk 9:18-27 Pengakuan Petrus dan Tanggapan Yesus M. Luk 9:28-50 Kemuliaan Juruselamat Dinyatakan V. Luk 9:51-19:28 Pelayanan Selama Perjalanan Terakhir ke Yerusalem A. Luk 9:51-10:37 Misi Penebusan Juruselamat B. Luk 10:38-11:13 Petunjuk Khusus Yesus Mengenai Pelayanan dan Doa C. Luk 11:14-14:35 Peringatan Yesus kepada Para Musuh dan Para Pengikut D. Luk 15:1-32 Perumpamaan-Perumpamaan tentang yang Terhilang dan Ditemukan Kembali E. Luk 16:1-17:10 Perintah-Perintah Kristus kepada Para Pengikut-Nya F. Luk 17:11-19 Sembilan Orang Kusta yang Disembuhkan Namun Tak Berterima Kasih G. Luk 17:20-18:14 Kedatangan Kembali Kristus Secara Mendadak Dinubuatkan H. Luk 18:15-30 Juruselamat, Anak-Anak Kecil dan Seorang Pemimpin yang Kaya I. Luk 18:31-19:28 Menjelang Akhir Perjalanan VI. Luk 19:29-23:56 Minggu Penderitaan A. Luk 19:29-48 Yesus Memasuki Yerusalem B. Luk 20:1-21:4 Yesus Mengajar Setiap Hari di Bait Allah C. Luk 21:5-38 Yesus Bernubuat tentang Kebinasaan Bait Allah dan Kedatangan-Nya Kembali D. Luk 22:1-38 Persiapan-Persiapan Terakhir dan Perjamuan Malam E. Luk 22:39-53 Getsemani dan Pengkhianatan F. Luk 22:54-71 Pengadilan Yahudi G. Luk 23:1-25 Pengadilan Romawi H. Luk 23:26-49 Penyaliban I. Luk 23:50-56 Penguburan VII. Luk 24:1-53 Kebangkitan Sampai Kenaikan A. Luk 24:1-12 Pagi Kebangkitan B. Luk 24:13-43 Penampakan Diri Tuhan yang Sudah Bangkit C. Luk 24:44-53 Pesan-Pesan Perpisahan

17

Disajikan oleh: Winardi Tarigan, M.Th.

PAK dan Teologi Konseling

Pengetahuan dan Pembimbing PB

6 INJIL YOHANES I.

PENULIS – YOHANES Yohanes yang disebut sebagai penulis Injil Yohanes diakui oleh Bapak-bapak Gereja sebagai Yohanes anak Zebedeus. Kalau memang benar demikian maka beberapa data tentang Yohanes dapat disebutkan sbb.: Menurut Matius (Mat. 27:56) ibu Yohanes bernama Salome. Sedangkan nama Salome sendiri muncul di Injil Yohanes (Yoh. 19:25) dan disebutkan sebagai adik Maria, ibu Yesus. Keluarga Yohanes disebutkan dalam Mar. 1:20 sebagai keluarga yang cukup berada karena ayahnya mempunyai "orang-orang upahan." dan didukung kuat oleh Luk. 8:3, Salome adalah salah seorang wanita yang "melayani rombongan itu dengan kekayaan mereka." Nama Yohanes sering disebutkan sebagai salah satu dari 3 murid yang dekat dengan Yesus, selain Yakobus dan Petrus (Mar. 9:2; 14:33; Luk. 22:8). Yakobus adalah saudara Yohanes, dan keduanya digelari oleh Yesus boanerges artinya "anak-anak guruh" (Mar. 3:17). Beberapa penafsir memberikan alasan dari pemberian nama itu, yaitu karena mereka berasal dari Galilea, orang-orang yang sangat berapi-api, tetapi kurang disiplin dan kurang terarah. Terlihat dari kecaman mereka dalam Luk. 9:49; 9:52-54. Ataupun juga mungkin karena ambisi yang mereka perlihatkan melalui ibu mereka karena konsep yang salah tentang Kerajaan Yesus (Mat. 20:20-21). Bukti dari dalam bahwa Yohanes, murid Yesus, penulis Injil Yohanes, dapat dilihat dari isi tulisan tsb.: a. Dari bahasa dan isinya dapat diketahui bahwa penulisnya adalah seorang Yahudi yang mengenal bahasa Aram, terlihat dari beberapa bahasa Aram yang diselipkan dalam tulisannya, misalnya Kefas, Rabuni. Penulis juga mengerti banyak tradisi Yahudi (Yoh. 1:1928; 4:9, 20). b. Penulis pastilah seorang kelahiran Palestina karena ia mengenal betul kota Yerusalem, kota-kota di Galilea dan wilayah Samaria. Hal ini terlihat dari cara ia menjelaskan keadaan kota/daerah secara rinci (Yoh. 9:7; 11:18; 18:1; 1:44; 2:1; 4:5-6, 21). c. "kita telah melihat kemuliaanNya..," (Yoh. 1:14), berarti penulis adalah juga saksi mata dari kejadian-kejadian yang ditulisnya. Kemungkinan bahwa ia adalah murid Tuhan Yesus sangatlah besar karena ia menyebutkan tentang pelayanan awal Tuhan Yesus. Ia juga menyebut dirinya sebagai "murid yang dikasihi" (Yoh. 13:23), yang berada dekat dengan Yesus pada perjamuan malam dan juga hadir pada peristiwa penyaliban dan berada di bawah kayu salib Yesus (18:15-16; 19:26-27). d. Nama Yohanes tidak pernah disebut dalam Injil Yohanes, dan hal ini merupakan hal yang sangat ganjil karena Yohanes sangat dikenal di antara murid-murid Tuhan. Tapi hal ini sangat mungkin terjadi kalau Yohanes adalah penulis dari Injil ini.

II. TAHUN DAN TEMPAT PENULISAN Tahun penulisan Injil Yohanes sering diperdebatkan karena tidak ada kepastian yang jelas. Sebagian orang percaya bahwa penulisan Injil ini adalah sekitar 90-100 M, yaitu tahuntahun terakhir Yohanes hidup. Tetapi beberapa lagi lebih percaya tahun yang sangat awal, yaitu sekitar tahun 40-an, walaupun tidak banyak orang yang mendukung pendapat ini. Tetapi ada yang memperdebatkan tahun yang jauh lebih lambat yaitu sekitar abad 2, dengan alasan gaya tulisan Yohanes lebih menyerupai perdebatan apologetika Yunani yang populer pada abad 2. Namun demikian pendapat ini tidak lagi dipercaya karena ada hasil arkeologi yang membuktikan bahwa ada tulisan karya Rylands dari tahun 125M yang mengutip karya Yohanes ini, sehingga dipastikan Injil Yohanes sudah ditulis sebelum tahun 125 M. Sedangkan tempat penulisan diperkirakan di suatu kota Yunani yang maju baik dalam budaya maupun kekristenannya. Kota yang paling tepat adalah Efesus di Asia Kecil.

18

Disajikan oleh: Winardi Tarigan, M.Th.

PAK dan Teologi Konseling

Pengetahuan dan Pembimbing PB

III. PEMBACA/PENERIMA Kalau Injil Matius ditujukan untuk orang-orang Yahudi, dan Injil Markus ditujukan untuk orang Roma, dan Injil Lukas ditujukan untuk orang-orang Yunani, maka Injil Yohanes ditujukan untuk "setiap orang." Kondisi pada saat itu ada dua pokok yang muncul di dalam situasi kehidupan Gereja Kristen mula-mula. Poko yang pertama adalah kekristenan yang telah tersebar luas ke duania non-Yahudi, sedangkan pokokyang kedua adalah: munculnya bidat-bidat. 1.

Kekristenan yang telah tersebar luas ke dunia non-Yahudi. Pada masa ini Gereja tidak lagi hanya ada dalam kalangan ke-Yahudi-an, menlainkan sudah menjadi sangat non-Yahudi. Kebanyakan anggota jemaat tidak lagi berasal dari kalangan Yahudi, tetapi dari kalangan Helenis (non-Yahudi). Kenyataan ini menyebabkan perlunya ada penjelasan ulang tentang kekristenan itu sendiri. Kekristenan harus dinyatakan dalam suasana Helenis. Keperluan itu dirasa sangat mendesak bukan karena kebenaran Kristennya yang berubah, melainkan karena adanya perubahan dalam istilah, suasana dan ukuran-ukuran di mana kebenaran itu harus dinyatakan. Semula dipakai istilah, suasana dan ukuran Yahudi, sekarang harus dipakai yang Hellenis.(Bnd., Injil Matius tentang daftar silsilah, Raja Daud, istilah Mesias, yang semuanya tidak dipaami oleh orang Yunani). Hal tersebut merupakan persoalan yang sungguh-sungguh yang harus dihadapi oleh penulis Injil ini, sehingga harus menemukan jalan keluar yang baik. Sebagai contoh kecil, orang Yunani mempunyai dua konsep pokok, yakni: a. Pertama, mereka mengenal konsepsi tentang logos (buah pikiran, buah pikiran Allah, atau pikiran Allah yang tinggal di dalam diri manusia). Melalui konsep ini penulis injil Yohanes berpikir tentang Yesus, yakni pikiran Allah yang sekarang telah datang ke dunia di dalam diri manusia Yesus. Dengan melihat Dia, maka akan diketahui bagaimana rupa pikiran Allah itu. b. Kedua, mereka mempunyai konsepsi tentang dua dunia. Dunia yang pertama ialah dunia di mana kita hidup. Dunia ini sebeanarnya bagus, tetapi hanya merupakan bayang-bayang, tiruan-tiruan dan bukan kenyataan. Dunia yang lain ialah dunia yang nyata, di mana kenyataan- kenyataan yang besar ada untuk selama-lamanya. Bagi orang Yunani dunia yang tidak kelihatan itu adalah dunia yang nyata, sedangkan dunia yang kelihatan ini adalah dunia yang tidak nyata. Dalam tulisannya penulis menegaskan bahwa Yesus adalah kenyataan itu sendiri, yang datang ke dunia. Hanya Yesus sajalah yang mempunyai kenyataan yang benar di dalam dunia bayangbayang kita yang tak sempurna ini. Setiap tindakan yang dilakukan Yesus bukan hanya tindakan nyata dalam waktu, tetapi juga merupakan jendela yang memungkinkan kita melihat kepada kenyataan kebenaran.

2.

Munculnya bidat-bidat. Kenyataan kedua yang dihadapi Gereja pada waktu Injil Yohanes ditulis ialah munculnya bidat. Hal ini terjadi 70 tahun setelah Yesus disalib, pada waktu itu gereja sudah merupakan suatu organisasi dan lembaga. Teologi-teologi dan pengakuan iman mulai bermunculan. Dan tentu saja ada yang muncul secara tidak benar, yang mengakibtakan munculnya bidat-bidat. Ajaran bidat tidak selalu merupakan ajaran yang seluruhnya salah. Biasanya ajaran bidat itu muncul kalau ada penekanan yang berlebihan terhadap salah satu bagian dari keseluruhan kebenaran. Sedikitnya ada dua ajaran bidat yang mau ditentang oleh penulis Injil Yohanes, yaitu: a. Ada sekelompok orang Kristen, khususnya orang Kristen asal Yahudi yang mau memberikan tempat yang tinggi terhadap Yohanes Pembabtis. Bagi mereka Yohanes Pembabtis adalah penerus para nabi dan berbicara dengan suara kenabian. Di dalam KPR 19:1-7 ditemukan adanya sekelompok kecil yang terdiri dari 12 orang yang hanya mengakui babtisan Yohanes Pembabtis. Mereka adalah sebagian dari anggota Gereja Kristen mula-mula. Berulang kali dan secara pelan tapi pasti, Injil Yohanes menempatkan Yohanes Pembabtis kembali kepada kedudukannya yang benar.

19

Disajikan oleh: Winardi Tarigan, M.Th.

PAK dan Teologi Konseling

Pengetahuan dan Pembimbing PB

Secara berhati-hati penulis Yohanes menunjukkan bahwa Yohanes Pembabtis bukanlah sang terang (1:8), dia tidak pernah menuntut aspirasi-aspirasi mesianis (1:20 dst, 3:28; 4:1; 10:41). Bahakan penulis Yohanes tidak membenarkan anggapan yang mengatakan bahwa Yohanes Pembabtis saksi yang tertinggi (5:36). b. Bidat lain yang tersebar luas secara umum disebut Gnostisisme. Ajaran dasar Gnostisisme ialah: ―bahwa benda pada dasarnya adalah jahat dan bahwa roh pada dasarnya baik.‖ Menurut mereka: ―Allah tidak dapat menyentuh benda sehingga karena itu Allah tidak menciptakan benda. Apa yang diakukan Allah adalah mengeluarkan serangkaian pancaran dari diri-Nya sendiri, setiap pancaran itu makin menjauh dari diri-Nya, sampai ada satu pancaran yang bisa sedemikian jauh sehingga bisa menyentuh benda. Pancaran yang terjauh inilah yang menciptakan dunia.‖

IV. TUJUAN PENULISAN Dalam Yoh. 20:30-31, dikatakan dengan jelas bahwa tujuan penulis menuliskan/ mencatat tanda-tanda dalam Injil itu adalah "supaya kamu percaya, bahwa Yesuslah Mesias, Anak Allah, dan supaya kamu oleh imanmu memperoleh hidup kekal dalam namaNya". Jadi dengan kata lain Yohanes melihat bahwa tanda-tanda itu dilakukan oleh Yesus untuk menjadi kesempatan mengajar. Naskah kuno Yunani dari Yohanes memakai satu dari dua bentuk waktu untuk kata Yunani yang diterjemahkan ―percaya‖ (Yoh. 20:31): yaitu: aorist subjunctive (―sehingga kamu dapat mulai mempercayai‖) dan present subjunctive (―sehingga kamu dapat terus percaya‖). Jikalau Yohanes bermaksud yang pertama, ia menulis untuk meyakinkan orang yang tidak percaya untuk percaya kepada Tuhan Yesus Kristus dan diselamatkan. Kalau yang kedua, Yohanes menulis untuk menguatkan dasar iman supaya orang percaya dapat terus percaya kendatipun ada ajaran palsu, dan dengan demikian masuk dalam persekutuan penuh dengan Bapa dan Anak (bnd., Yoh. 17:3). Walaupun kedua tujuan ini didukung dalam kitab Yohanes, isi dari Injil ini pada umumnya mendukung yang kedua sebagai tujuan utama. Ada juga yang memberikan saran bahwa Injil Yohanes dituliskan untuk tujuan melengkapi berita tentang kehidupan dan pekerjaan Tuhan Yesus dari yang sudah ada pada saat itu. Tidak ada kepastian apakah Yohanes mengetahui keberadaan Injil-injil yang lain, tapi yang jelas bagi pembaca sekarang informasi-informasi yang diberikan Yohanes sangat berguna untuk melengkapi suatu berita yang utuh.

V.

TEMA UTAMA Ada 3 kata-kata penting yang terdapat dalam Injil Yohanes:

1.

Tanda-tanda

"Tanda-tanda" adalah kata lain yang dipakai oleh Yohanes untuk menyebutkan mujizat. Ada banyak tanda yang dibuat oleh Yesus, yang menurut Yohanes penting untuk dicatat sebab tanda-tanda itu menyatakan banyak hal tentang keTuhanan Yesus dan pekerjaan (karyaNya).

2.

Percaya Kata "percaya" (kata kerja) muncul lebih dari 90 kali dalam Injil Yohanes. Hubungan kata "tanda" dan "percaya" dalam Injil ini sangat penting. Cara Yohanes mengajarkan arti percaya kepada para pembacanya bukan dengan memberikan definisi kata tsb., tetapi dengan contoh-contoh nyata. Dengan melihat kepada contoh-contoh tsb. maka orang tidak mungkin mempunyai sikap yang netral, yaitu percaya atau tidak.

3.

Hidup Akibat dari percaya adalah mendapatkan "hidup." Hidup yang dimaksud adalah hidup yang kekal, sebagai lawan dari kematian yaitu dalam arti rohani seperti yang dijelaskan oleh Yesus kepada Nikodemus (Yoh. 3:15-16).

20

Disajikan oleh: Winardi Tarigan, M.Th.

PAK dan Teologi Konseling

Pengetahuan dan Pembimbing PB

VI. CIRI-CIRI KHAS A. Keilahian Yesus sebagai ―Anak Allah‖ ditekankan. Dari prolog Yohanes dengan pernyataan yang luar biasa, ―kita telah melihat kemuliaan-Nya‖ (Yoh. 1:14) sampai akhirnya dengan pengakuan Tomas, ―Ya Tuhanku dan Allahku‖ (Yoh. 20:28), Yesus adalah Putera Allah yang menjadi manusia. B. Kata ―percaya‖ yang dipakai sebanyak 98 kali adalah sama dengan menerima Kristus (Yoh. 1:12) dan meliputi tanggapan hati (bukan saja mental) yang menghasilkan suatu komitmen dari seluruh kehidupan kepada Dia. C. ―Hidup kekal‖ adalah konsep kunci dari Yohanes. Konsep ini bukan hanya menunjuk kepada suatu keberadaan tanpa akhir, tetapi lebih mengarah kepada perubahan mutu kehidupan yang datang melalui persatuan dengan Kristus. Hal ini mengakibatkan baik kebebasan dari perbudakan dosa dan setan-setan maupun pengenalan dan persekutuan yang makin bertumbuh dengan Allah. D. Pertemuan pribadi dengan Yesus diutamakan dalam Injil ini (tidak kurang dari 27). E. Pelayanan Roh Kudus memungkinkan orang percaya mengalami kehidupan dan kuasa Yesus secara terus-menerus setelah kematian dan kebangkitan Kristus. F. Injil ini menekankan ―kebenaran‖ – Yesus adalah kebenaran, Roh Kudus adalah Roh Kebenaran, dan Firman Allah adalah kebenaran. Kebenaran membebaskan orang (Yoh. 8:32), menyucikan mereka (Yoh. 15:3) serta berlawanan dengan kegiatan dan sifat Iblis (Yoh. 8:44-47,51). G. Angka tujuh sangat menonjol: tujuh tanda, dan tujuh pernyataan ―Aku adalah‖ menegaskan siapa Yesus itu (bd. Menonjolnya angka tujuh di dalam kitab Wahyu oleh penulis yang sama). 1. Tujuh tanda: a. Mengubah air menjadi anggur (2:1-11), wawasan kekuasaan: kualitas. b. Menyembuhkan anak pegawai istana (4:46-54), wawasan kekuasan: ruang. c. Menyembuhkan orang sakit di kolam Betesda (5:1-9), Penguasa atas: waktu. d. Memberi makan kepada lima ribu orang (6:1-14), Penguasa atas: kuantitas. e. Berjalan di atas air (6:16-21), kuasa-Nya atas: hukum alam. f. Penyembuhan orang buta sejak lahir (9:1-12), Penguasa atas: kemalangan. g. Pembangkitan Lazarus (11:1-46), Penguasa atas: kematian/maut. 2. Tujuh Pernyataan ―AKU ADALAH‖ (ego eimi): a. Akulah roti hidup (6:35) b. Akulah terang dunia (8:12; 9:5) c. Akulah pintu (10:7, 9) d. Akulah gembala yang baik (10:11) e. Akulah kebangkitan dan hidup (11:25) f. Akulah jalan dan kebenaran dan hidup (14:6) g. Akulah pokok anggur yang benar (15:1) H. Kata-kata dan konsep lainnya yang utama dari Yohanes adalah: ―firman‖, ―terang‖, ―daging‖, ―kasih‖, ―kesaksian‖, ―tahu‖, ―kegelapan‖, dan ―dunia‖. I. Pendekatan yang dipakai oleh Yesus untuk mengajar dikatakan oleh Yohanes sebagai pendekatan pribadi, karena dicatat banyak percakapan pribadi dilakukan oleh Yesus: Dengan Andreas, Petrus, Nikodemus, Filipus, Perempuan Samaria, orang buta, Marta & Maria, Tomas, Pilatus.

GARIS BESAR INJIL YOHANES Yoh 1:1-18 I. Yoh 1:19-51 A. Yoh 1:19-36 B. Yoh 1:37-51

Prolog tentang Logos Memperkenalkan Kristus kepada Israel Oleh Yohanes Pembaptis Kepada Murid-Murid Pertama

II.

Tanda-Tanda dan Ajaran-Ajaran Kristus kepada Israel dan Penolakan-Nya Penyataan Kristus kepada Israel Tanda Pertama -- Air Menjadi Air Anggur

Yoh 2:1-12:50 A. Yoh 2:1-11:46 1. Yoh 2:1-11

21

Disajikan oleh: Winardi Tarigan, M.Th.

PAK dan Teologi Konseling Yoh 2:12 2. Yoh 2:13-25 Yoh 2:23-25 3. Yoh 3:1-21 Yoh 3:22-4:3 4. Yoh 4:4-42 Yoh 4:43-45 5. Yoh 4:46-54 Yoh 5:1 6. Yoh 5:2-18 7. Yoh 5:19-47 8. Yoh 6:1-15 9. Yoh 6:16-21 10. Yoh 6:22-59 11. Yoh 6:60-71 Yoh 7:1 12. Yoh 7:2-36 13. Yoh 7:37-52 Yoh 7:53-8:11 14. Yoh 8:12-30 15. Yoh 8:31-59 16. Yoh 9:1-41 17. Yoh 10:1-21 Yoh 10:22-42 18. Yoh 11:1-46 B. Yoh 11:47-12:50

Pengetahuan dan Pembimbing PB

Selang Waktu Kesaksian Mula-Mula kepada Orang Yahudi di Yerusalem Hari Raya di Yerusalem (Paskah) Ajaran Pertama: Kelahiran dan Kehidupan Baru Selang Waktu: Tentang Yohanes Pembaptis dan Yesus Ajaran Kedua: Air Kehidupan Selang Waktu di Galilea Tanda Kedua: Penyembuhan Anak Pegawai Istana Hari Raya di Yerusalem Tanda Ketiga: Penyembuhan Orang di Betesda pada Hari Sabat Ajaran Ketiga: Keilahian Kristus Tanda Keempat: Memberi Makan Lima Ribu Orang Tanda Kelima: Berjalan di Atas Air Ajaran Keempat: Roti Hidup Penyaringan Murid-Murid Selang Waktu Hari Raya di Yerusalem (Pondok Daun) Ajaran Kelima: Roh yang Memberi Hidup (Wanita yang Tertangkap dalam Perzinaan) Ajaran Keenam: Terang Dunia Perdebatan dengan Orang Yahudi Tanda Keenam: Penyembuhan Orang Buta Sejak Lahirnya Ajaran Ketujuh: Gembala yang Baik Hari Raya di Yerusalem (Penahbisan) Tanda Ketujuh: Kebangkitan Lazarus Penolakan Kristus oleh Israel

III. Yoh 13:1-20:29 A. Yoh 13:1-14:31 1. Yoh 13:1-38 2. Yoh 14:1-31 B. Yoh 15:1-16:33

Kristus dan Permulaan Umat Perjanjian Baru Perjamuan Terakhir Mencuci Kaki Murid-Murid dan Lanjutan Percakapan Yesus, Jalan kepada Bapa Ajaran Tentang Pokok Anggur yang Benar dan Manfaat Persekutuan dengan Kristus C. Yoh 17:1-26 Doa Penyerahan bagi Diri-Nya dan Umat Perjanjian Baru D. Yoh 18:1-19:42 Hamba yang Menderita 1. Yoh 18:1-12 Penangkapan 2. Yoh 18:13-27 Pengadilan Yahudi 3. Yoh 18:28-19:16 Pengadilan Romawi 4. Yoh 19:17-37 Penyaliban 5. Yoh 19:38-42 Penguburan E. Yoh 20:1-29 Tuhan yang Bangkit

Yoh 20:30-31 Yoh 21:1-25

22

Pernyataan Tentang Tujuan Penulis Epilog

Disajikan oleh: Winardi Tarigan, M.Th.

PAK dan Teologi Konseling

Pengetahuan dan Pembimbing PB

7 KITAB KISAH PARA RASUL I.

PENULIS – LUKAS Kitab Kisah Para Rasul adalah buku kedua yang ditulis oleh Dokter Lukas, sesudah bukunya yang pertama Injil Lukas, Kis. 1:1 (Lihat Injil Lukas - Penulis).

II. TAHUN DAN TEMPAT PENULISAN Jelas dalam Kis. 1:9-10 dikatakan bahwa Kitab Kisah Para Rasul ditulis antara setelah kenaikan Yesus dan sebelum kematian Paulus. Peristiwa-pertistiwa yang terjadi dalam Kitab Kisah Para Rasul terjadi kira-kira dalam kurun waktu 35 tahun. Jadi diperkirakan kitab ini ditulis sekitar tahun 60-63 M, sekitar tahun pemenjaraan Paulus di Roma yang diceritakan pada bagian akhir Kisah Rasul (ps. 28).

III. PEMBACA/PENERIMA Seperti yang dikatakan dalam Kis. 1:1, Lukas menuliskan Kitab ini kepada Teofilus. Diperkirakan ia adalah seorang terkemuka bangsa Yunani yang telah mendengat Injil Yesus Kristus (Lihat keterangan Injil Lukas).

IV. TUJUAN PENULISAN 1. Sehubungan dengan sejarah, kitab ini telah memberikan sumbangsih bagi pertumbuhan gereja abad pertama. 2. Sehubungan dengan doktrin, kitab ini memberikan formula yang sangat kental dalam memberikan prinsip-prinsip pengajaran iman Kristen. 3. Sehubungan dengan pembelaan, dari tantangan yang dihadapi, Rasul Paulus memberikan suatu pembelaan iman yang paling lengkap, yang sangat berguna untuk penganutpenganut agama baru ini (Kristen). 4. Sehubungan dengan biografi, kitab ini bertujuan untuk memberikan catatan riwayat hidup rasul Paulus yang sangat lengkap.

V.

TEMA UTAMA Tema utama dalam Kisah Para Rasul adalah bagaimana pekerjaan Tuhan Yesus dimulai dan dilanjutkan melalui karya Roh Kudus; dari Yerusalem, Yudea, Samaria dan ke ujung-ujung bumi.

1. Injil di Yerusalem Gereja pertama kali lahir di Yerusalem, pada peristiwa turunnya Roh Kudus pada Hari Pentakosta. Sejak saat itu gereja bertumbuh dan berkembang dengan pesat (Kis. 2:47).

2.

Injil di Yudea Injil disebarkan makin hari makin luas bukan hanya karena orang-orang yang telah menerima Kristus pada hari Pentakosta tetapi juga karena penganiayaan yang terjadi di Yerusalem sehingga memaksa para Rasul dan pengikut-pengikut Kristus yang telah dimenangkan untuk keluar dari kota Yerusalem dan membuka jemaat di luar kota Yerusalem, yaitu di daerah sekitar Yudea.

3.

Injil di Samaria Berita keselamatan juga sampai kepada orang-orang di daerah Samaria, karena kemurahan Tuhan. Sejak saat itu terbukalah penginjilan bukan hanya kepada orangorang Yahudi tetapi juga kepada bangsa-bangsa lain (non-Yahudi).

23

Disajikan oleh: Winardi Tarigan, M.Th.

PAK dan Teologi Konseling

Pengetahuan dan Pembimbing PB

VI. CATATAN Hubungan antara Kitab Kisah Para Rasul dengan Kitab-kitab Injil dan Surat-surat Kiriman: Kitab Kisah Para Rasul memberikan peranan istimewa sebagai jembatan antara kitabkitab Inijil dan Surat-surat Kiriman, karena selain merupakan lanjutan dari kisah yang terdapat di Injil-injil juga kitab ini merupakan penggenapan akan nubuat Yesus sendiri tentang didirikannya gereja. Oleh karena itu kitab Kisah Para Rasul ini juga sekaligus bertindak sebagai latar belakang bagi Surat-surat Kiriman dari para Rasul, karena menceritakan tentang bagaimana gereja-gereja (jemaat) mula-mula didirikan.

VII. SURVEI Dalam Injil karangannya Lukas mencatat "segala sesuatu yang dikerjakan dan diajarkan Yesus" (Kis 1:1), tetapi kitab ini menerangkan apa yang selanjutnya diperbuat dan diajar oleh Yesus setelah naik ke sorga, melalui kuasa Roh Kudus yang bekerja di dalam dan melalui murid-murid-Nya dan jemaat mula-mula. Ketika Yesus naik ke sorga (Kis 1:9-11), instruksi terakhir kepada murid-murid-Nya ialah menunggu di Yerusalem hingga mereka dibaptiskan dengan Roh Kudus (Kis 1:4-5). Ayat kunci kitab ini (Kis 1:8) berisi ringkasan padat yang teologis dan geografis dari kitab ini: Yesus berjanji bahwa mereka akan menerima kuasa ketika Roh Kudus dicurahkan atas mereka -- kuasa untuk menjadi saksi-Nya: 1. "di Yerusalem" (pasal 1-7; Kis 1:1--7:60), 2. "di seluruh Yudea dan Samaria" (pasal 8-12; Kis 8:1--12:25), dan 3. "sampai ke ujung bumi" (pasal 13-28; Kis 13:1--28:31). Kisah Para Rasul mengisahkan perpaduan tindakan ilahi dengan tindakan manusia. Seluruh gereja, bukan hanya para rasul, ikut "menjelajah seluruh negeri itu sambil memberitakan Injil" (Kis 8:4). Para diaken seperti Stefanus dan Filipus (Kis 6:1-6) menjadi perkasa di dalam Roh Kudus dan iman, "mengadakan mukjizat-mukjizat dan tanda-tanda di antara orang banyak" (Kis 6:8) bahkan sampai menggoncangkan beberapa kota dengan Injil (lih. Kis 8:5-13). Umat yang saleh berdoa dengan tekun, melihat malaikat-malaikat, mendapatkan penglihatan, menyaksikan tanda dan mukjizat yang ajaib, mengusir setan-setan, menyembuhkan yang sakit serta memberitakan Injil dengan keberanian dan kekuasaan. Sekalipun di dalam gereja ada persoalan, seperti ketegangan antara orang Yahudi dan bukan Yahudi (pasal 15; Kis 15:1-41), dan kendatipun penganiayaan terus-menerus dari luar gereja oleh pemimpin agama dan penguasa sipil, nama Tuhan Yesus Kristus dimuliakan dalam perkataan dan tindakan dari kota yang satu ke kota yang lain. Dalam pasal 1-12 (Kis 1:1--12:25) pusat utama dari penjangkauan gereja adalah Yerusalem. Di situlah Petrus menjadi orang terkemuka yang dipakai Allah untuk menyebarkan Injil. Dalam pasal 13-28 (Kis 13:1--28:31) pusat utama penjangkauan gereja adalah Antiokhia di Siria; di situlah Paulus menjadi orang terkemuka yang dipakai Allah untuk menyebarkan Injil kepada orang yang bukan Yahudi. Kitab Kisah Para Rasul berakhir tiba-tiba dengan Paulus di Roma, sedang menunggu pengadilannya di depan Kaisar. Walaupun hasil pengadilan tertangguh, kitab ini diakhiri dengan nada kemenangan. Paulus masih tertawan, namun ia tetap memberitakan Kerajaan Allah dan mengajar tentang Tuhan Yesus dengan berani tanpa rintangan (Kis 28:31).

VIII. CIRI-CIRI KHAS Sembilan ciri utama menandai kitab ini: A. Gereja: kitab ini menyatakan sumber kuasa dan sifat sejati dari misi gereja, bersama beberapa prinsip yang harus menguasai gereja pada setiap angkatan. B. Roh Kudus: oknum ketiga dari Trinitas disebut secara khusus lima puluh kali; baptisan dalam dan pelayanan Roh Kudus memberikan kuasa ilahi (Kis 1:8), keberanian (Kis 4:31), ketakutan yang kudus akan Allah (Kis 5:3,5,11), kebijaksanaan (Kis 6:3,10), bimbingan (Kis 16:6-10) dan karunia-karunia Roh (Kis 19:6). C. Amanat gereja mula-mula: Lukas dengan cermat mencatat khotbah-khotbah yang diilhamkan yang disampaikan oleh Petrus, Stefanus, Paulus, Yakobus dan orang lain yang memberikan pengetahuan tentang gereja mula-mula yang tidak terdapat dalam kitab-kitab PB lainnya.

24

Disajikan oleh: Winardi Tarigan, M.Th.

PAK dan Teologi Konseling

Pengetahuan dan Pembimbing PB

D. Doa: Gereja mula-mula mengabdikan diri kepada doa yang tetap dan sungguh-sungguh; kadang-kadang sepanjang malam sehingga hasilnya luar biasa. E. Tanda-tanda, keajaiban-keajaiban dan mukjizat-mukjizat: penyataan ini menyertai pekabaran Injil di dalam kuasa Roh Kudus. F. Penganiayaan: pekabaran Injil dengan kuasa terus-menerus membangkitkan pertentangan dan penganiayaan, baik dari pihak agama maupun yang sekular. G. Urutan Yahudi -- bukan Yahudi: sepanjang kitab ini Injil pertama-tama disampaikan kepada orang Yahudi, baru kepada bangsa-bangsa lainnya. H. Wanita: keterlibatan wanita disebutkan secara khusus dalam pelaksanaan pelayanan gerejani. I. Kemenangan: tembok pemisah (nasional, keagamaan, budaya, atau suku) dan pertentangan serta penganiayaan tidak dapat menahan meluasnya Injil.

GARIS BESAR KISAH PARA RASUL Kis 1:1-11 Pendahuluan Kis 1:12-2:41 Pencurahan Roh Kudus A. Kis 1:12-26 Persiapan untuk Perjanjian B. Kis 2:1-41 Hari Pentakosta II. Kis 2:42-8:1a Hari-Hari Permulaan Gereja di Yerusalem A. Kis 2:42-47 Ciri-Ciri Gereja Rasuli Setelah Pencurahan Roh Kudus B. Kis 3:1-4:31 Mukjizat Menakjubkan dan Dampak-Dampaknya C. Kis 4:32-5:11 Percobaan yang Berkelanjutan Dalam Hal Saling Membagi D. Kis 5:12-42 Kesembuhan-Kesembuhan Lebih Lanjut dan Perlawanan Para Pemimpin Agama E. Kis 6:1-7 Pemilihan Tujuh Diaken F. Kis 6:8-8:1 Stefanus: Syahid Kristen yang Pertama III. Kis 8:1-9:31 Penganiayaan Menghasilkan Pengembangan A. Kis 8:1-4 Orang Kristen Tersebar di Seluruh Yudea dan Samaria B. Kis 8:5-40 Filipus: Pelayanan Seorang Penginjil C. Kis 9:1-31 Saulus dari Tarsus: Pertobatan Seorang Penganiaya IV. Kis 9:32-12:25 Kekristenan Mulai Tersebar di Kalangan Orang Bukan Yahudi A. Kis 9:32-43 Pelayanan Petrus di Lida dan Yope B. Kis 10:1-48 Pelayanan Petrus di Kaisarea C. Kis 11:1-18 Laporan Petrus kepada Gereja di Yerusalem dan Tindakannya Disetujui D. Kis 11:19-30 Antiokhia: Gereja Bukan Yahudi yang Pertama E. Kis 12:1-23 Penganiayaan di Bawah Herodes Agripa I F. Kis 12:24-25 Ringkasan Perkembangan Gereja V. Kis 13:1-14:28 Perjalanan Misi Pertama Paulus A. Kis 13:1-3 Paulus dan Barnabas Diutus oleh Gereja di Antiokhia B. Kis 13:4-14:28 Wilayah Tertentu Diinjili VI. Kis 15:1-35 Sidang di Yerusalem VII. Kis 15:36-18:22 Perjalanan Misi Kedua Paulus A. Kis 15:36-40 Pertentangan Paulus dengan Barnabas B. Kis 15:41-16:5 Wilayah Lama Dikunjungi Kembali C. Kis 16:6-18:21 Penginjilan Wilayah Baru D. Kis 18:22 Kembali ke Antiokhia di Siria VIII. Kis 18:23-21:16 Perjalanan Misi Ketiga Paulus A. Kis 18:23 Dalam Perjalanan ke Efesus Kis 18:24-28 Sisipan: Pelayanan Apolos B. Kis 19:1-41 Pelayanan yang Panjang di Efesus C. Kis 20:1-5 Ke Makedonia, Yunani dan Kembali ke Makedonia D. Kis 20:6-21:16 Kembali ke Yerusalem IX. Kis 21:17-28:31 Penangkapan Paulus dan Pelayanannya Dalam Penjara A. Kis 21:17-23:35 Di Yerusalem B. Kis 24:1-26:32 Di Kaisarea C. Kis 27:1-28:15 Menuju ke Roma D. Kis 28:16-31 Di Roma I.

25

Disajikan oleh: Winardi Tarigan, M.Th.

PAK dan Teologi Konseling

Pengetahuan dan Pembimbing PB

8 PAULUS: PRIBADI, PELAYANAN DAN SURAT-SURAT I.

SURAT MENYURAT DI DUNIA YUNANI-ROMAWI A. Surat sebagai Alat Komunikasi o

o

Alat komunikasi atau sarana yang dipakai sebagai penghubung antar orang atau kelompok yang secara lokal dan terpisah di dunia Yunani-romawi pada awal tarikh masehi ialah karangan yang berbentuk surat. Selain surat, waktu itu juga tersedia alat komunikasi yang disebut dengan utusan. Dan boleh jadi surat dititipkan pada utusan. Biasanya kebanyakan orang pada waktu itu memakai surat, sebab lebih murah dan lebih mudah dari pada utusan. PENTING: Di zaman PB cukup banyak orang di dunia Yunani-Romawi tahu menulis dan membaca. Itu tidak lagi menjadi suatu keterampilan rahasia yang menjadi milik khusus kelompok kecil saja. Sebab ratusan surat dari zaman PB digali dari gurun pasir di Mesir. BANDINGKAN PENDAPAT BART D. EHRMANN: Adanya pengubahan dan kesalahan penyalinan dalam kitab Suci Perjanjian Baru: Jika para penulis membuat buku untuk orang Kristen, pastilah orang-orang yang membacanya adalah orang Kristen. Tetapi konteksnya adalah zaman dahulu, sebagian besar orang tidak bisa membaca.

B. Jenis-jenis Surat di Zaman PB Berdasarkan Isinya 1. Littera a. Surat yang tidak dimaksudkan untuk umum. b. Surat yang tidak dibacakan kepada umum ataupun diedarkan. c. Selalu ada alasan tertentu dan khusus yang mendorong orang tersebut untuk mengirim surat. d. Menyangkut hal-hal yang sangat konkret dan terperinci. 2. Epistola Surat bisa juga merupakan karya sastra belaka, tidak pernah dikirim kepada orang (si teralamat) tertentu. Boleh jadi yang teralamat buah khayal belaka atau lambang. Tetapi Epistola: merupakan surat yang dipakai para sastrawan dalam mengarang dan menerbitkan karya sasteranya. Karya semacam itu dimaksudkan untuk umum, dipasarkan. - Membahas masalah-masalah umum (filsafat, politik, kesenian) - Memakai bahasa seni sastera - Dimanfaatkan untuk menyebarluaskan gagasan dan pikiran - Dipakai juga sebagai alat propaganda politik atau agama di kalangan luas.

C. Skema/Bagan Surat Zaman Yunani-Romawi 1. Mula-mula disebut nama dan gelar si penulis dan siteralamat dengan beberapa kata salam dan ucapan selamat, dan ucapan syukur. 2. Menyusul bagian inti surat. Dalam bagian ini dibahas apa yang mau dibahas dan diberitahukan. 3. Kata penutup (yang boleh ditinggalkan juga) yang boleh jado berisikan tanggal dan tempat penulisan surat, salam dari penulis serta teman-temannya kepada siteralamat serta mereka yang berdekatan dengannya.

II. PAULUS DAN LATAR BELAKANG KEHIDUPANNYA 1. Latar Belakang Paulus Paulus dilahirkan ± tahun 3 Masehi ke dalam lapisan kewarganegaraan ganda: YahudiRomawi (Kis. 22:28). Dia hidup di kota Tarsus. Dibesarkan dalam keluarga Yahudi yang fanatik, disunat pada hari ke delapan, dan berasal dari suku Benyamin (Filipi 3:5).

26

Disajikan oleh: Winardi Tarigan, M.Th.

PAK dan Teologi Konseling

Pengetahuan dan Pembimbing PB

2. Pendidikan Paulus  Disamping memperoleh pedidikan di kota yang dikenal dengan pendidikan filsafat yang tinggi, ia pun melanjutkan pendidikannya di bawah seorang Farisi anggota Sanhedrin terkenal di Yerusalem, yaitu Gamaliel (Kis. 22:3; 5:34). Gamaliel adalah:  Salah satu di antara 7 orang yang mendapat titel Rabban (pakar dari para pakar) di sepanjang sejarah Israel.  Gamaliel juga adalah cucu dari pendiri Perguruan Ilmu Tafsir Hillel.  Paulus juga diangkat sebagai Farisi. Hal ini menyatakan bahwa ia adalah seorang yang pakar dalam adat dan hukum-hukum Yahudi (Filipi 3:5).

3. Perjalanan Pelayanan Paulus 











Sesudah terjadi pengalaman konversinya pada akhir tahun 33 M, Paulus berdiam sementara di Damaskus (Kis. 9:19b; Gal 1:17); di kala usaha pembunuhan dirinya nakin gencar, ia kembali ke Yerusalem (Kis 26). Tak lama kemudian ia pulang ke kota kelairannya, Tarsus (Kis 9:30). Kemudian ia ke Arab (Gal 1:17) sekitar tahun 34-36 M, mungkin untuk melayani dan merenungi hubungannya dengan Tuhan karena ia sudah langsung melayani Tuhan sesudah perpalingannya kepada Kristus. Sesudah tiga tahun di sana (Gal 1:18), ia pergi ke Siria dan Kilikia (Gal 1:21) dan baru pada tahun 46 M, ia kembali lagi ke Antiokhia (Kis 11:25; 12:25; Gal 2:1-21), di sanalah gereja memisahkannya (Tuhan memanggilnya bersama Barnabas untuk perjalanan penginjilan pertama). Duet penginjil ini mencapai Asia Kecil dan pulau Siprus. Di Asia Kecil inilah visi pelayanan kepada orang-orang non-Yahudi dinyatakan Tuhan, di saat mana orangorang Yahudi gencar menolak Injil. Pola/strategi pelayanannya terbentuk dengan pelayanan yang dimulai dari menjangkau orang-orang Yahudi dan para petobat ke Yudhaisme, di rumah-rumah sembahyang, baru menjangkau orang-orang non Yahudi secara luas. Konggres Yerusalem (Kis 15), sangat bermanfaat bagi Paulus dan kerabat penginjilannya. Dampak positif utamanya ialah kemurnian Injil dipertahankan di mana seseorang yang berdosa bisa diselamatkan langsung karena anugerah Allah tanpa harus melalui Hukum Taurat dan tradisi Yahudi (termasuk sunat). PI kepada orang non Yahudi menjadi lebih mudah karena tanpa harus masuk dalam agama Yahudi dulu.

4. Chart Kronologi Kehidupan Paulus TAHUN MASEHI 3 18-30 30/34 34-36 46 46-48 48-49 49-52 53-57 58-60 60-61 61-63 63-66 66-67

27

PERISTIA-PERISTIWA Kelahiran Paulus Pendidikan (Keluarga Yahudi + Gamaliel) Perpalingan/Percaya Yesus Perenungan di Arabia Perkunjungan ke Yeruslem Perjalanan PI 1 – Asia Kecil (tulis surat Galatia) Pertemuan Yerusalem Perjalanan PI 2 – Asia Kecil dan Eropa (tulis 1 dan 2 Tesalonika) Perjalanan PI 3 – Asia Kecil dan Eropa (tulis 1 dan 2 Korintus, Roma) Perjalanan ke Kaisarea Perjalanan ke Roma Pemenjaraan di Roma (tulis: Efesus, Kolose, Filemon, Filipi) Pelayanan PI ke Spanyol (tulis: 1 Timotius, Titus) Pemenjaraan dan Penganiayaan (tulis 2 Timotius)

Disajikan oleh: Winardi Tarigan, M.Th.

PAK dan Teologi Konseling

Pengetahuan dan Pembimbing PB

5. Perjalanan Misi Paulus 1. Perjalanan Misi Pertama Berdasarkan Laporan kitab Kisah Para Rasul, maka ditemukan rangkaian perjalanan misi Paulus yang pertama, sebagai berikut. Bekerja di Siprus, Salamis, Papos (13:5-11), Namanya diganti (13:9, 13), Ke Perga - Markus ditinggalkan (13:13), Kotbah di Antiokia (13:14-41), Di Ikonium (13:51), Di Listra - Paulus dirajam batu (14:8-19), Derbe -Kota terakhir yang dikunjungi (14:20), Perjalanan pulang (14:21-26).

2. Perjalanan Misi Kedua Di Listra & Sisilia (15:41), Listra - Timotius bergabung (16:1-3), Di Pergia dan Galatia (16:6), Visi ke Troas (16:9), Di Filipi, Lidia & penjaga penjara (16:13-34), Gereja Tesalonika ditemukan (17:4), Orang-orang percaya di Berea (17:11-12), Kotbah di Areopagus di Atena (17:16-33), Visi Korintus - gereja ditemukan (18:1-8), Di Efesus kunjungan singkat (18:19-20), Kembali ke Antiokia (18:22).

28

Disajikan oleh: Winardi Tarigan, M.Th.

PAK dan Teologi Konseling

Pengetahuan dan Pembimbing PB

3. Perjalanan Misi Ketiga Mengunjungi Galatia & Pirgia (18:23), Efesus (19), Di Makedonia & Grece (20:1-2), Kotbah di Troas (20:6-12), Perpisahan dengan penatua Efesus (20:17-35), Di Tyre (21:1-4), Kaesaria (21:8).

6. Surat-surat Kiriman Paulus SIFAT

SURAT-SURAT KEPADA JEMAAT UMUM

SURAT-SURAT DARI PENJARA SURAT-SURAT PASTORAL

NAMA GALATIA 1 TESALONIKA 2 TESALONIKA 1 KORINTUS 2 KORINTUS ROMA EFESUS FILEMON KOLOSE FILIPI 1 TIMOTIUS TITUS 2 TIMOTIUS

TAHUN MASEHI 48 50 50 55 55 57 62 62 62 63 63 63 67

TEMPAT PENULISAN ANTIOKHIA DI SIRIA KORINTUS KORINTUS EFESUS MAKEDONIA KORINTUS ROMA ROMA ROMA ROMA MAKEDONIA KORINTUS ROMA

TEOLOGI

SOTERIOLOGI DAN ESKATOLOGI

KRISTOLOGI

EKKLESIOLOGI

7. Isi dan Bentuk Surat-surat Paulus Isi dan bentuk dari surat-surat Paulus tersebut dapat dilihat dari 2 Timotius 3:16, yaitu: Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat   

29

(1) (2) (3) 1. 2. 3.

untuk mengajar untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan untuk mendidik orang dalam kebenaran. Doktrin Memperbaiki Kelakuan Mengoreksi Ajaran/doktrin

Disajikan oleh: Winardi Tarigan, M.Th.

PAK dan Teologi Konseling

Pengetahuan dan Pembimbing PB

Perhatikan chart berikut ini:

Doktrin

Tesalonika

Soteriologi

.

30

Koreksi Kristologi

Eskatologi

Disajikan oleh: Winardi Tarigan, M.Th.

PAK dan Teologi Konseling

Pengetahuan dan Pembimbing PB

9 SURAT ROMA I.

LATAR BELAKANG A. Kota Roma Didirikan oleh Romulus pada tahun 753 SM. Menjadi kota internasional karena di sana banyak berkumpul bangsa-bangsa dari mancanegara. Juga menjadi kota kosmopolitan dan pusat dunia, baik secara politik, keuangan maupun peradaban, tapi juga sekaligus kebobrokan moralnya. Pada jaman PB, kota Roma juga menjadi target penginjilan yang tidak mudah karena banyaknya para penentang/penganiaya orang Kristen, khususnya dari bangsa Yahudi dan kafir.

B. Jemaat Roma 1. Kelahiran Jemaat Roma Kewibawaan diketahui secara jelas siapa yang mendirikan Jemaat Kristen di Roma. Namun demikian, ada kemungkinan penjelasan sbb.: Pada peristiwa hari Pantekosta di Yerusalem ada juga penduduk Yahudi Roma yang hadir dan mendengar Injil dari kotbah Petrus lalu bertobat. Mereka itulah orangorang yang akhirnya membawa Injil ke kota Roma. Atau bisa juga orang-orang Yahudi yang bertobat dan membawa Injil ke Roma, lalu membentuk Jemaat di Roma. Namun demikian yang jelas bukan Paulus yang mendirikan Jemaat Roma, karena Paulus sendiri tidak melakukan perjalanan misi ke Roma. Akwila dan Priskila adalah contoh Jemaat Roma yang diusir dari Roma pada masa pemerintahan Kladius (49M). Dan juga bukan oleh Petrus (Rom. 15:20). Tapi kemungkinan besar orang Yahudilah yang mendirikan, karena dari Surat Paulus diketahui banyak tradisi Yahudi yang sudah tertanam sejak pertama Jemaat itu berdiri.

2. Keadaan Paulus pada Waktu Paulus Menulis Surat Roma Keberadaan Jemaat Roma yang sebagian besar terdiri dari orang Yahudi akhirnya mengalami kesulitan besar karena penganiayaan yang dilakukan oleh Kaisar Cladius (41-54MM) terhadap orang-orang Yahudi, sehingga tinggallah jemaat nonYahudi Kristen melanjutkan jemaat di Roma. Tapi setelah diganti oleh kaisar Nero, barulah jemaat Yahudi Kristen Roma kembali lagi ke Roma. Tapi justru karena kepulangan mereka itulah masalah di Jemaat mulai timbul. Jemaat Yahudi Kristen terkejut karena Jemaat Roma yang dilanjutkan oleh anggota non-Yahudi tidak lagi mengikuti tradisi Yahudi, misalnya Sunat dll. Timbullah pertanyaan besar: Apakah mungkin jemaat Kristen yang non-Yahudi harus melakukan "proselite" sebagai syarat untuk diselamatkan.

C. Surat Roma  Surat Roma ini merupakan surat Paulus yang paling panjang, paling teologis, dan paling berpengaruh. Mungkin karena alasan-alasan itulah surat ini diletakkan di depan surat-suratnya yang lain. Paulus menulis surat ini dalam rangka pelayanan rasulinya kepada dunia bukan Yahudi.  Jemaat di Roma tidak didirikan oleh Petrus atau rasul yang lain. Jemaat di Roma ini mungkin didirikan oleh orang dari Makedonia dan Asia yang bertobat di bawah pelayanan Paulus, mungkin juga oleh orang-orang Yahudi yang bertobat pada hari Pentakosta (Kis. 2:10). Paulus tidak memandang Roma sebagai wilayah khusus dari rasul lain (Rom. 15:20).  Di surat Roma Paulus meyakinkan orang percaya di Roma bahwa dia sudah berkali-kali merencanakan untuk memberitakan Injil kepada mereka, namun hingga saat itu kedatangannya masih dihalangi (Rom. 1:13-15; Rom. 15:22). Dia menegaskan

31

Disajikan oleh: Winardi Tarigan, M.Th.

PAK dan Teologi Konseling

Pengetahuan dan Pembimbing PB

kerinduan yang sungguh untuk mengunjungi mereka sehingga menyatakan rencananya untuk datang dengan segera (Rom. 15:23-32).  Ketika menulis surat ini, menjelang akhir perjalanan misioner yang ketiga (bd. Rom. 15:25-26; Kis. 20:2-3; 1Kor. 16:5-6), Paulus berada di Korintus di rumah Gayus (Rom. 16:23; 1Kor. 1:14). Sementara menulis surat ini melalui pembantunya Tertius (Rom. 16:22), dia sedang merencanakan kembali ke Yerusalem untuk hari Pentakosta (Kis 20:16; sekitar musim semi tahun 57 atau 58) untuk menyampaikan secara pribadi persembahan dari gereja-gereja non-Yahudi kepada orang-orang kudus yang miskin di Yerusalem (Rom. 15:25-27). Segera setelah itu, Paulus mengharapkan dapat pergi ke Spanyol untuk menginjil dan mengunjungi gereja di Roma pada perjalanannya untuk memperoleh bantuan dari mereka bila makin ke barat (Rom. 15:24,28).  Dari latar belakang tersebut dapat disimpulkan alasan penulisan surat ini adalah sebagai berikut: 1. Paulus merencanakan PI ke Spanyol dan akan mengunjungi Roma untuk minta dukungan doa dan dana (15:24, 28). 2. Paulus tertarik kepada jemaat Roma dan telah merencanakan kunjungan (1:13; 15:22-24, 28, 29). 3. Paulus ingin berkhotbah di Roma dan sharing spiritual kepada jemaat Roma (1:11, 15). 4. Paulus ingin mengajarkan kepada jemaat Roma doktrin Kristiani. 5. Mungkin karena Febe pergi ke Roma maka baik bagi Paulus menulis surat (16:1-2). Rencana Perjalanan Paulus Korintus Yerusalem Roma Spanyol

II. KEPENULISAN 1. Penulis Penulis Surat Roma adalah Paulus, seperti yang disebutkan dalam pembukaan Surat Roma (1:1). Juga kisah biografi Paulus yang terdapat dalam Rom. ps. 15 dan 16 cukup memberi bukti bahwa Pauluslah yang menulis Surat Roma. Tidak ada perlawanan terhadap pendapat ini. Hal yang sedikit dipertanyakan adalah keraguan terhadap keaslian penulisan Paulus atau kemungkinan bahwa Surat itu didektekan oleh Paulus kepada penulisnya. Namun alasan yang diajukan tidaklah cukup meyakinkan dan jarang orang memperdebatkannya.

2. Tahun Penulisan Diperkirakan Surat Roma ditulis sekitar tahun 55-57 M, yaitu sebelum perjalanan kunjungannya ke Yerusalem untuk membawa persembahan/bantuan kepada orang-orang kudus di Yerusalem (Rom. 15:25; Kis. 24:17). Tapi baru selang beberapa waktu kemudian surat itu sampai ke jemaat di Roma, setelah melalui perjalanan panjang untuk sampai ke Roma (dibawa oleh Febe). Saat itu kemungkinan Paulus sedang mengarahkan perhatian ke Barat, itu sebabnya dalam suratnya Paulus juga menyebut keinginannya untuk mengunjungi jemaat di Roma (Rom. 15:24). Untuk lebih jelasnya perhatikan rincian berikut ini: 1. Surat Roma mungkin ditulis pada Perjalanan P.I. Paulus III.

32

Disajikan oleh: Winardi Tarigan, M.Th.

PAK dan Teologi Konseling

Pengetahuan dan Pembimbing PB

a. Surat ditulis pada saat Paulus siap ke Yerusalem (15:25 = Tetapi sekarang aku

sedang dalam perjalanan ke Yerusalem untuk mengantarkan bantuan kepada orang-orang kudus).

b. Paulus merasa dirinya sudah menyelesaikan di bagian timur Kekaisaran Roma (15:19, 23), karena itu perjalanannya ditulis (mungkin) dalam Kis. 20—21 yang dimulai dari Korintus (bd. Kis 19:21; 20:1-3). c. Paulus rindu pergi ke Roma (1:10-13), tetapi terhalang (1:13; 15:22); sekarang ia berharap mampir ke Roma dalam perjalanannya ke Spanyol (15:23-28), tetapi pertama-tama ia akan pergi ke Yerusalem menyampaikan persembahan dari jemaat-jemaat non-Yahudi untuk orang-orang miskin (15:25-27) 2. Surat Roma ditulis antara tahun 56-57. Biasanya thn 57. a. Paulus berdiri di hadapan Gallio, proconsul Akhaya,di musirn panas 5 l (P.I. II) b. Setelah beberapa hari tinggal di Korintus (Kis. 18:18) Paulus siap ke Siria dan tinggal beberapa saat di Efesus (mungkin pemulaan musim gugur 52 (Kis 18:1921). c. Kemudian Paulus kembali ke Kaisarea turun ke Yerusalem, dan kemudian ke Jemaat Antiokia, di sana ia tinggal beberapa saat (mungkin akhir musim gugur 52 sampai dengan musim dingin 52/53 bd Kis 18.22-23) d. Paulus mulai Perjalanan PI III dari Antiokia melewati daerah Galatia (musim semi musim panas 53) dan sampai di Efesus pada musim gugur 53 di sana ia tinggal 2 3 tahun (53-56; Kis. 19:8,10; 20.31) e. Oleh sebab itu Paulus kembali ke Korintus melalui Makedonia pada musim semi atau panas 56 (Kis 20:2-3) f. Mungkin Paulus tiba di Korintus akhir musim gugur 56, dan tinggal di sana sampai permulaan 57. Oleh sebab itu surat Roma ditulis dari Korintus pada perjalanan P.I.III pada musim dingin dan permulaan musim semi 56-57.

3. Tempat Penulisan Kemungkinan besar pada waktu Paulus menulis Surat Roma ia sedang ada/menetap di Korintus, karena dalam suratnya Paulus menyebut tentang Febe yang adalah anggota gereja Korintus (Rom. 16:1) dan Gayus sebagai tuan rumah yang memberi tumpangan untuk Paulus di Korintus (Rom. 16:23; 1 Kor. 1:14). Untuk lebih jelasnya perhatikan bukti-bukti berikut ini: 1. Paulus merekomendasikan Febe sebagai pelayan dari jemaat Kengkrea (mungkin membawa surat ke Roma). ―Aku meminta perhatianmu terhadap Febe, saudari kita

yang melayani jemaat di Kengkrea,supaya kamu menyambut dia dalam Tuhan, sebagaimana seha- rus nya bagi orang-orang kudus, dan berikanlah kepadanya bantu an bila diperlukannya. Sebab ia sendiri telah memberikan bantu an kepada banyak orang, juga kepadaku sendiri‖ Roma 16:1-2.

2. Paulus menyampaikan salam dari Gayus (di rumah orang ini Paulus tinggal) yang (mungkin) adalah Gayus yang disebut dalam 1 Kor. 1:14, seorang yang dibabtis oleh Paulus di Korintus. ―Salam kepada kamu dari Gayus, yang memberi tumpangan kepadaku, dan kepada

seluruh jemaat. Salam kepada kamu dari Erastus, bendahara negeri, dan dari Kwartus, saudara kita‖ Roma 16:23 ―Aku mengucap syukur bahwa tidak ada seorangpun juga di antara kamu yang aku baptis selain Krispus dan Gayus‖ 1 Kor. 1:14

3. Paulus menyampaikan salam dari Erastus, bendahara negeri yang tinggal di Korintus (bd: Kis 19:22; 2 Tim. 4:20).  Salam kepada kamu dari Gayus, yang memberi tumpangan kepadaku, dan kepada

seluruh jemaat. Salam kepada kamu dari Erastus, bendahara negeri, dan dari Kwartus, saudara kita. Roma 16:23  Lalu ia menyuruh dua orang pembantunya, yaitu Timotius dan Erastus, mendahuluinya ke Makedonia, tetapi ia sendiri tinggal beberapa lama lagi di Asia Kis. 19:22  Erastus tinggal di Korintus dan Trofimus kutinggalkan dalam keadaan sakit di Miletus. 2Tim. 4:20.

33

Disajikan oleh: Winardi Tarigan, M.Th.

PAK dan Teologi Konseling

Pengetahuan dan Pembimbing PB

III. PENERIMA/PEMBACA SURAT Surat ini ditujukan Paulus untuk orang-orang Kristen di kota Roma (1:7) Karena Jemaat Roma memiliki 2 latar belakang golongan, maka Surat inipun terlihat:  Kadang-kadang ditujukan khusus untuk orang Yahudi (4:1)  Tapi kadang juga ditujukan untuk orang non-Yahudi (1:5, 11:13, 11:28-31) Bentuk jemaatnya kelihatannya 5 jemaat rumah. Kelima-limanya dapat salam (16:5, 10, 11, 14, 15). Paulus tidak mengalamatkan kepada ―jemaat‖ di (bd: 1Kor 1:2; 2Kor 1:1; 1Tes 1:1), tetapi: ―kepada kamu sekalian yang tinggal di Roma‖ (1:7).

IV. TEMA UTAMA Tema utama Surat Roma adalah tentang Keselamatan.

1. Keadilan dan kebenaran Allah Sifat Allah yang suci dan adil menuntut manusia untuk dihukum sebagai upah kejatuhan manusia ke dalam dosa. Manusia tidak mungkin terlepas dari hukuman kecuali Yesus menggantikan kedudukan manusia. Hanya Yesus sajalah, manusia benar yang dapat memenuhi tuntutan keadilan Allah itu (Rom 3:23-26).

2. Kebaikan dan kasih Allah Puncak kebaikan dan kasih Allah adalah Kristus mati berkorban sekalipun kita masih berdosa. Kebaikan Allah menolak kemungkinan bahwa Allah tidak adil (9:15) atau disalah gunakan (Rom. 6:14).

3. Kedaulatan Allah Kedaulatan Allah dalam menentukan umat pilihanNya (Rom. ps 8-10). Pernyataan Paulus menimbulkan kesulitan, namun demikian hasilnya justru membawa kepujian kepada Tuhan (11:33-36).

4. Hukum Allah Hukum Allah tetap berlaku, sebagai cermin bagi dosa (Rom. ps. 7), namun hukum Taurat tidak mungkin menyelamatkan, kecuali dijalankan secara sempurna. Yesuslah yang telah memenuhi hukum Taurat.

V.

TUJUAN PENULISAN 1. Tujuan Polemik Ditujukan secara khusus untuk jemaat Yahudi Kristen, sebagai sanggahan terhadap kesalahan dalam doktrin keselamatan.

2. Tujuan Pendamaian Masalah doktrinal itu akhirnya menjadi perselisihan antara jemaat Kristen Yahudi dan nonYahudi, karena jemaat non-Yahudi dipaksa untuk mengikuti tradisi Yahudi untuk menjadi Kristen. Paulus dengan tegas memperingatkan bahaya yang mengancam kesatuan jemaat.

3. Penekanan Doktrin yang Benar Surat Roma sangat sarat dengan doktrin, khususnya doktrin tentang keselamatan hanya melalui iman, walaupun sebenarnya Paulus tidak seluruhnya mengkonsentrasikan pada doktrin. Tapi karena kebutuhan jemaat Roma saat itu, maka Paulus merasa perlu memberikan dasar bagi pemahaman yang benar.

4. Tujuan Urgensi Mungkin masalah dalam Jemaat di Roma didapat dari laporan Akwila dan Priskila. Ketika mendengar hal itu Paulus ingin pergi ke Roma, tapi kemungkinan itu kelihatannya tidak

34

Disajikan oleh: Winardi Tarigan, M.Th.

PAK dan Teologi Konseling

Pengetahuan dan Pembimbing PB

mungkin (Rom. 15:23). Maka sebagai ganti kunjungannya ia menulis Surat Roma dan dititipkan kepada Febe yang saat itu sedang dalam perjalanan ke Roma (Rom. 16:1,2).

VI. KARAKTERISTIK SURAT ROMA 1. Ini adalah surat Paulus yang paling sistimatis, karena berisi uraian teologia yang sangat terperinci. 2. Surat ini menekankan pada doktrin Kristen, tentang: dosa, keselamatan, kasih karunia, iman, pembenaran, penyucian, penebusan, kematian, kebangkitan. 3. Paulus menyampaikan kebenaran Allah sebagai inti penyataan Injil (1:16-17) 4. Banyak mengutip teks Perjanjian Lama. 5. Kepedulian yang dalam pada Israel. 6. Roma 8 adalah uraian yang paling luas dalam Alkitab mengenai peranan Roh Kudus dalam kehidupan orang percaya. 7. Paulus menulis dengan gaya tanya jawab atau gaya diskusi (mis. 3:1, 4-6, 9, 31).

VII. LIMA UCAPAN BERKAT/PUJIAN Di masing-masing ucapan berkat ini, Allah atau Kristus di mohon untuk melakukan sesuatu, menyertai sidang pembaca, dan menganugerahkan kasih karunia kepada sidang pembaca.  15:13 = Ucapan berkat yang pertama mengakhiri bagian di mana Paulus melukiskan prilaku etis dari seorang Kristen dan perlunya orang Kristen hidup rukun dan penuh pengertian satu sama lain.  15:33 = Ucapan berkat kedua mengakhiri bagian di mana Paulus mengisahkan rencana perjalanannya dan kepergiannya membawa sumbangan ke Yerusalem, dan permohonan doanya bagi sumbangan ini dan rencana kepergiannya ke Roma.  16:20 = ucapan berkat ketiga mengikuti sebuah peringatan kepada orang-orang yang berprilaku dan ucapan mereka bertolak belakang dengan apa yang diajarkan.  16:24 = bagian ini kurang dukungan dari naskah yang ada.  16:25-27 = ucapan berkat yang paling menarik, karena ditemukan diberbagai tempat di dalam naskah-naskah kuno.

VIII. CATATAN 1. Kesulitan Mengenai Surat Roma. a. Gaya bahasa Paulus; Paulus memakai gaya bahasa yang saling berkait/berbalasbalasan kadang ini disengaja supaya menimbulkan perlawanan yang jelas. b. Karena permasalahan sunat dan pembenaran adalah tradisi orang Yahudi, sehingga perlu informasi yang jelas kalau tidak kita kurang bisa memahami dengan jelas.

2. Masalah Roma Pasal 16. Ada sebagian ahli yang menganggap psal 16 ini bukan bagian dari surat Roma, alasannya: a. Paulus belum pernah ke Roma, bagaimana mungkin ia kenal dengan orang-orang yang disebut dalam pasal 16. b. Febe dan Gayus adalah anggota jemaat yang dalam Kisah Rasul disebut tinggal di Korintus, sehingga orang menyimpulkan mungkin sebenarnya bagian itu adalah bagian dari surat Paulus kepada jemaat Korintus. Menurut 1 Kor. 16:19, mereka masih di Korintus waktu Paulus menulis surat itu, tidak cocok dengan Rom 16:5 --> terlalu cepat. c. Rom. 15:33 cocok dianggap sebagai penutup Surat Roma. d. Ada juga pendapat lain, bahwa mungkin ini untuk jemaat Efesus (16:5,7), karena Paulus punya banyak teman di Efesus yang akhirnya pulang ke Roma, juga gaya bahasa Rom. 15:33 tidak pas.

35

Disajikan oleh: Winardi Tarigan, M.Th.

PAK dan Teologi Konseling

Pengetahuan dan Pembimbing PB

IX. GARIS BESAR SURAT A. DOKTRIN/AJARAN (1-11) 1. Dosa (1-3) a. Orang Non-Yahudi berdosa (1) b. Orang Baik dan Yahudi berdosa (2) c. Semua orang berdosa (3) 2. Pembenaran (4-5) a. Pembenaran dilukiskan (4) b. Pembenaran diterapkan (5) 3. Pengudusan (6-8) a. Prinsip Pengudusan (6) b. Praktek Pengudusan (7) c. Kuasa hidup kudus (8) 4. Kedaulatan Allah atas Israel (9-11) a. Israel masa lalu (9) b. Israel masa kini (10) c. Israel masa depan (11) B. AMALAN/PRAKTEK (12-16) 1. 2. 3. 4.

5.

36

Saling melayani (12) Taat pemerintah (13) Jangan jadi batu sandungan (14) Misi ke Spanyol (15) Salam (16)

Disajikan oleh: Winardi Tarigan, M.Th.

PAK dan Teologi Konseling

Pengetahuan dan Pembimbing PB

10 SURAT 1 KORINTUS I.

LATAR BELAKANG KOTA KORINTUS DAN JEMAAT KORINTUS A. Kota Korintus 1. Kejayaan Kota Korintus secara Geografis - Korintus adalah sebuah kota kuno di Yunani yang letaknya begitu strategis. Korintus menjembatani Yunani Utara dengan Peloponesos dan Sparta. Di tambah dengan perjalanan laut ke Timur dan Barat. Sehingga menempatkan Korintus dalam tempat yang baik bagi perdagangan dan perhubungan. Ringkasnya: Barat : Teluk Korintus-melekuk jauh ke daratan. Timur : Teluk Saronic. Utara : Yunani Utara. Selatan : Peloponesos, Sparta, lih gambar. - Oleh sebab itu Korintus merupakan kota pusat perdagangan dan perniagaan terbesar di dunia kuno, dan sekilas tampak sebagai kota yang dibangun untuk sebuah kejayaan. - Semua lalu lintas dari Atena dan bagian selatan Yunani ke Sparta dan Peloponesos jarus melewati Korintus, karena Korintus berada pada lajur kecil daratan sejauh 4 mil yang menghubungkan keduanya. - Tidak hanya itu sebagian besar lalu lintas di Laut Tengah dari Timur ke Barat memilih melewati Korintus. 2. Kejayaan Kota Korintus secara Politik  Pada tahun 146 sM, bencana menimpa Korintus, di mana Lucius Mummius – jendral Roma, merebut Korintus dan memporak-porandakannya sebagai puingpuing.  Namun 100 tahun kemudian (46 sM), Julius Caesar membangun kembali Korintus dari puing2 yang berantakan dan Korintuspun menjadi koloni Roma.  Korintus kembali menjadi kota penting pada tahun 27 sM, karena Agustus menjadikan Korintus kediaman gubernur Romawi serta menjadi ibukota propinsi Akhaya, yang meliputi seluruh Yunani, dan sebelah selalatan Makedonia. Posisi ini memperkuat Korintus serta memperoleh kemakmuran kembali. 3. Kejayaan Kota Korintus secara Religius  Di atas tanah genting terletak bukit Akropolis yang menjulang tinggi. Di atasnya berdiri kuil besar Afrodite – sang dewi cinta.  Di kuil ini depekerjakan seribu orang perempuan yang membaktikan diri mereka sebagai pelacur.  Di malam hari, mereka turn dari Akropolis dan minjajakan diri mereka di jalan2 di Korintus.  Dalam sebuah peribahasa Yunani ada ungkapan: ―Hampir tidak ada laki-laki yang sanggup bertahan bila melakukan perjalanan ke Korintus.  Oleh sebab itu banyak pedagang dan pelaut dari berbagai belahan bumi singgah di Korintus, dengan berbagai macam perilaku yang buruk mereka bawa ke Kota Korintus. 4. Kondisi Moral di Kota Korintus  Korintus memiliki reputasi makmur di bidang perdagangan, namun tidak bagi kehidupan moralitas. Sebab terkenal sebagai tempat bagi kehidupan yang jahat.  Istilah ―korinthiazesthai‖ = Hidup seperti orang Korintus, artinya: hidup bermabukmabukan dan penyelewengan susila yang tak terkendali.  Di masa perwalian, menjadi orang Korintus berarti hidup sebagai orang kaya muda yang semberono dan liar.  Secara harafiah: Korintus sama artinya denga penyelewengan susila.  ADA 2 AKAR KEJAHATAN KOTA KORINTUS YANG TELAH DIKENAL LUAS DI DUNIA ORANG BERADAB:

37

Disajikan oleh: Winardi Tarigan, M.Th.

PAK dan Teologi Konseling

Pengetahuan dan Pembimbing PB

Pengaruh dari pelacuran bakti dari kuil Afrodite yang mempekerjakan seribu orang perempuan sebagai pelacur yang turun ke jalan2 Korintus pada malam-malam hari.  Adanya aneka macam perilaku yang buruk yang dibawa oleh para pedagang dan pelaut dari berbagai belahan bumi. SEHINGGA: Korintus tidak hanya identik dengan lambang kemakmuran, 

kemewahan, kemabukan, dan penyelewengan susila, melainkan juga kemerosotan moral.

B. Jemaat di Korintus 1. Latar Belakang Jemaat 







Sejarah berdirnya jemaat Korintus dapat terlihat dengan jelas dalam Kisah Para rasul 18. Sekitar tahun 50 M Paulus bergerak sendirian dari Makedonia melalui Atena yg tidak menanggapinya ke Korintus yg lebih hidup. Paulus tinggal bersama satu keluarga Yahudi – Akwila dan Priskila, yang barangkali telah menjadi Kristen dan yang belum lama diusir dari Roma. Jadi jemaat pertama Korintus yg pertama lahir di rumah tangga Akwila. Kemudian secara teratur pada hari Sabat Paulus berbicara dlm rumah ibadat Yahudi (Sinagoge) dan berusaha meyakinkan para anggota masyarakat Yahudi dan masyarakat non-Yahudi yang bersimpati terhadap keyakinan yahudi tentang ke-Mesias-an Yesus. Kedatangan Silas dan Timotius dari Makedonia memperkuat pemberitaan Paulus, namun akibatnya timbullah penentangan yang kuat dari orang Yahudi, sehingga menimbulkan bahaya dan kesulitan bagi Paulus. Sejak saat itu pelayanan Paulus di Korintus ditujukan kepada masyarakat non Yahudi. Puncaknya Paulus harus berdiri di hadapan pengadilan wali negeri, tetapi Galio memutuskan diluar hak hukumnya. Paulus berada di Korintus lebih lama dari biasanya, yaitu hingga 18 bulan/1 tahun 6 bulan (Kis. 18:11). Nampaknya jemaat Korintus agak besar (Kis. 18:8, 10) dan bebas dari bahaya penghambatan. Jemaat itu beranggotakan beberapa orang Yahudi. Tetapi ciri khasnya yang menonjol adalah: Non-Yahudi, Mantan penyembah berhala, Bagian terbesar anggotanya berlatarbelakang jahat (1 Kor 6:9-11). Kecenderungan Yudais memang ada di jemaat (1Kor. 12:18) tetapi tidak berpengaruh di Korintus. Secara sosial jemaat mencakup wawasan yang luas: Hubungan yg dimiliki oleh Erastus bendahara negera yg kaya itu dengan Akwila. Garis pemisah antara si kaya dan si miskin dapat ditarik melintasi persekutuan perjamuan (1 Kor. 11:21). Sekalipun bagian terbesar bukan bangsawan atau berpendidikan tinggi (1:26), namun ter-dapat lagak tuntutan sosial dan intelektual dalam jemaat: Mereka bergembira atas pidato yg muluk2 (1:20; 2:1) Membanding2kan guru mrk atas dasar yang palsu (3:4) Berlagak memiliki keunggulan yang memuaskan (4:10) Mengubah beberapa ajaran Paulus ‗yang lebih keras‘ supaya dapat diterima oleh orang berpendidikan yang sezaman (15:12)

2. Kondisi Jemaat Korintus Jemaat Korintus jatuh ke dalam berbagai masalah yang ditimbulkan oleh pengaruh lingkungan kafir di sekitar mereka. Jemaat ini menghadapi perpecahan dan perselisihan, percabulan, masalah perkawinan dan kesombongan rohani karena membanggakan karunia2 rohani, dan pertanyaan masalah kebangkitan. Latar belakang ini dapat dilacak dalam surat-surat Korintus. Banyak anggota Jemaat menjadi orang-orang ekstrem yang tidak disiplin dan memerlukan penangan keras. Inilah jemaat yang paling menyedihkan Paulus dlm hal moral, karena mereka justru memberikan contoh buruk bagi para tetangga kafir mereka. Jadi, Paulus menulis surat 1 Korintus membahasa perkara2 yang berupa persoalan-persoalan yang terjadi di dalam gereja lokal.

38

Disajikan oleh: Winardi Tarigan, M.Th.

PAK dan Teologi Konseling

Pengetahuan dan Pembimbing PB

C. Masalah dalam Jemaat Korintus a.

b.

c.

Ketika di Efesus, Paulus menerima kabar dari keluarga Kloe (1 Kor. 1:11) juga surat surat yang dikirim oleh jemaat Korintus untuk menanyakan sejumlah masalah kepada Paulus. Dari Kis. 18:8,10, kita ketahui bahwa Jemaat Korintus cukup besar jumlahnya, kelihatannya tidak mengalami hambatan, bahkan menikmati hidup dengan aman (1 Kor. 4:9). Anggotanya ada beberapa orang Yahudi, tapi kelihatan sekali bahwa mayoritas adalah orang non-Yahudi mereka. Latar belakang mereka adalah mantan penyembah berhala dan jahat (1 Kor. 6:11) dan hal ini ternyata masih menghantui kehidupan baru mereka (1 Kor. 6:15). Di lain pihak, pengaruh tradisi Yahudi tidaklah terlalu kentara. Ada disebutkan sebagai "Injil Lain" (1 Kor. 12:18), tapi tujuan utama adalah untuk menjelek-jelekkan watak Paulus dan tidak berdasarkan Taurat. Banyak masalah lain yang timbul dalam kehidupan Jemaat Korintus sepeninggal Paulus. Walaupun secara sosial Jemaat Korintus memiliki wawasan yang luas, tapi ada garis pemisah yang jelas antar kaya dan miskin (1 Kor 11:21), kaum intelektual dan bukan, mereka suka berkhotbah muluk-muluk (1 Kor. 1:20; 2:1), membandingbandingkan guru (1 Kor. 3:40) dan mengubah ajaran-ajaran Paulus (I Kor 15:12). Orang Korintus juga mempunyai kecenderungan untuk ber-klik; mereka mengambil nama-nama guru yang bermacam-macam (1 Kor. 1:12). Masalah-masalah yang muncul ini diajukan perkaranya ke pengadilan sekular (1 Kor. 6:1,6), yang membuat Paulus marah dan menyebut mereka sebagai "manusia duniawi" (1 Kor. 3:3). Masalah tentang karunia-karunia. Jemaat Korintus disebut sebagai "tidak kekurangan dalam karunia apapun" (1 Kor. 1:5). Dan khususnya dalam hal karunia berbahasa lidah (1 Kor. 12;13:1,8; 14:2) banyak masalah timbul yang menyebabkan pengelompok-ngelompokan, congkak, kepuasan diri, dan kekacauan. Termasuk juga perempuan dan semuanya menjadi tidak terkendali sehingga pusat Injil menjadi tergeser.

II. KEPENULISAN 1. Penulis Bukti2 dari dalam dan dari luar surat ini dengan jelas menyatakan bahwa RASUL PAULUS adalah penulisnya, sehingga tidak perlu memberikan perhatian terlalu besar untuk masalah ini. Bukti Internal:  Seluruh argumentasi dalam surat ini menunjuk pada tulisan Paulus – diakui para teolog  Pasal 1:1 diawali dengan wibawa/otoritas rasuli atas diri Paulus sebagai penulis surat ini – dari Paulus yang oleh kehendak Allah dipanggil menjadi rasul kristus Yesus  Pasal 16:19 – Salam dari Akwila dan Priskila, cocok dengan tempat Paulus tinggal pada waktu menulis surat.  Pasal 16:21 – Paulus mengaku menulis dgn tangannya sendiri.  Gaya penulisan, perbendaharaan kata dan isi sesuai dengan apa yang diketahui tentang Paulus dan Korintus. Bukti Eksternal: o Klemen dari Roma yg menulis sekitar tahun 95 M, menyebut bahwa surat ini ditulis oleh: ―Paulus, sang rasul yang berbahagia.‖ o Ignatius dan Polikarpus memberikan banyak bukti tambahan dari luar ditulis oleh Paulus. JADI: Dari bukti Internal dan Eksternal surat ini asli ditulis oleh Paulus

2. Tahun Penulisan Tanggal penulisan tidak dapat dipastikan. Tapi tampaknya kemungkinan surat ini ditulis pada belakangan dari masa tinggal Paulus yang cukup lama di Efesus (bnd. Kis. 19:1— 20:1). Jika demikian, maka tanggal penulisan surat ini adalah sekitar tahun 55 Masehi. Beberapa teolog mengajukan tanggal penulisan surat ini berdasarkan argumentasi mereka masing2: Harnack : tahun 53 M

39

Disajikan oleh: Winardi Tarigan, M.Th.

PAK dan Teologi Konseling

Pengetahuan dan Pembimbing PB

J. A. T. Robinson : tahun 55 M Ramsay : tahun 56 M Donald Guthrie : tahun 57 M Tapi sebagian besar teolog mengakui tahun penulisan sekitar 55 Masehi sebelum Hari Raya Pentakosta. Tepatnya pada perjalanan P.I. III.

3. Tempat Penulisan Secara umum diakui bahwa Paulus menulis surat ini dari Efesus (1 Kor. 16:8) sebelum Hari Raya Pentakosta. Atau dalam Perjalanan Misi Paulus yang ketiga.

III. PENERIMA/PEMBACA SURAT 1 Kor. 1:2, disebutkan dengan jelas oleh penulisnya bahwa surat ini ditujukan kepada Gereja Tuhan (Jemaat) di Korintus.

IV. TEMA UTAMA Tema-tema yang telah diberikan terhadap surat 1 Korintus di antaranya adalah: 1. Masalah-masalah dalam Jemaat dan Pemecahannya. 2. Persoalan-persoalan di dalam Gereja Lokal. Pembersihan Jemaat dari Konsep yang Salah tentang Pelayanan, Kesombongan Intelektual, Kejahatan Masyarakat,dan Berbagai Kekacauan dalam Jemaat. Tema-tema tersebut dapat dijabarkan lebih luas sebagai berikut:

1. Hikmat Allah Latar belakang filsafat Yunani menjadi bagian yang tidak terpisahkan bagi orang Korintus (1 Kor 1:19, 25). Oleh karena itu Paulus dengan tegas menasehatkan bahwa hikmat manusia/duniawi adalah sia-sia, karena hanya akan menghasilkan kesombongan. Tapi hikmat surga adalah menyelamatkan.

2. Penyembahan Berhala Kepercayaan lama seseorang sebelum terima Kristus mempunyai pengaruh kuat, khususnya karena sudah menjadi bagian dari budaya (punya arti sosial) mis, sinkritisme (1 Kor. 7:9-13; 8:10; 10:14-30,11; 12:14).

3. Karunia-karunia Karunia-karunia diberikan untuk membantu umatnya melayani dengan lebih baik. Tetapi orang-orang Korintus giat untuk mencari karunia-karunia dengan tujuan supaya mereka lebih dihormanti dan disegani di gereja, khususnya karunia bahasa lidah.

4. Kasih Kasih menjadi tolak ukur dalam semua tindakan manusia (karena bersifat kekal). Kasih ilahi menjadi dasar dalam menyelesaikan perselisihan, mengukur kemurnian karunia dan kesungguhan.

5. Jemaat Wanita Kebiasaan yang tidak diterima dalam masyarakat yang murni berupa budaya, harus ditaati. Wanita dalam jemaat Korintus dinilai terlalu bebas, banyak berbicara, membuat kericuhan dalam bernubuat dan berdoa.

6. Perjamuan Kudus (1Kor. 11:17) Paulus juga membahas tentang sakramen yang harus dipelihara, yaitu Baptisan (1 Kor 14) ----> tapi Paulus melarang baptisan orang mati (1 Kor. 15:29).

40

Disajikan oleh: Winardi Tarigan, M.Th.

PAK dan Teologi Konseling

Pengetahuan dan Pembimbing PB

7. Kebangkitan Kematian dan kebangkitan Kristen adalah inti dari berita Injil. 1 Kor. ps. 15 membahas secara lengkap tentang kebangkitan, karena kebangkitan adalah harapan terbesar orang Kristen saat itu.

V.

ALASAN PENULISAN Sebelum memberikan gagasan mengenai alasan penulisan surat ini, akan lebih baik untuk memahami garis besar urutan kontak dan korespondensi Paulus dengan jemaat Korintus. Memang nyaris semua butir dalam garis besar berikut masih dipersoalkan, namun untuk memahami alasan penulisan surat ini tidak dapat terlepas dari kontak dan korespondensi Paulus dengan jemaat Korintus.1 Alasan Penulisannya adalah sebagai berikut: 1. Karena Paulus telah menerima dan mendengar laporan dari orang-orang keluarga Kloë mengenai adanya perselisihan yang menyebabkan perpecahan, serta masalah-masalah yang terjadi dalam jemaat Korintus (1Kor. 1:11) 2. Utusan dari jemaat Korintus (bnd. 1 Kor. 16:17 -Stefanus, Fortunatus dan Akhaikus) menyampaikan sepucuk surat kepada Paulus untuk memohon petunjuk sang rasul atas beberapa pertanyaan tentang persoalan dalam jemaat itu. Pertanyaan2 itu dapat dilihat pada frasa kunci yang diulang-ulang ―sekarang tentang‖ (7:1, 25; 8:1; 12:1; 16:1, 12).

VI. TUJUAN PENULISAN Dari laporan keluarga Kloe dan surat-surat yang dikirim dari Jemaat Yahudi Korintus, didapat gambaran bahwa Jemaat Korintus mengalami banyak masalah yang memecah belah jemaat. Itu sebabnya Paulus merasa terdesak untuk menulis surat ini.

1. Menyelesaikan Masalah Banyaknya dosa yang merajalela di kehidupan Jemaat Korintus perlu ditangani agar jemaat tidak terpecah-pecah. Tapi dari surat 1 Korintus terlihat bahwa Paulus menulis lebih dalam dari yang diharapkan. Oleh sebab itu, Surat ini: a. Sebagai jawaban Paulus untuk membetulkan masalah yang serius dalam jemaat Korintus yang telah diberitahukan kepadanya oleh Keluarga Kloë (psl 1-6). Halhal ini meliputi pelanggaran yang di anggap remeh oleh orang Korintus, tetapi dianggap Paulus sebagai dosa serius. b. Sebagai jawaban, bimbingan dan instruksi atas berbagai pertanyaan yang telah ditulis di dalam surat mereka (psl. 7-16). Hal ini meliputi soal doktrin, prilaku dan kemurnian sebagai perorangan dan sebagai jemaat.

2. Mengambil Bantuan (1Kor. 7:1) Dorongan Paulus supaya mereka memberi bantuan dengan sukarela untuk jemaat Yerusalem (1 Kor. 16:17).

3. Tindak Lanjut Paulus sudah menulis surat terdahulu (1 Kor. 5:9), dan juga sempat singgah (1 Kor. 16:7), tapi tidak memberikan hasil yang baik, justru menyusahkan. Surat 1 Korintus merupakan harapan untuk ditanggapi, sebagai lanjutan tindakan terdahulu.

VII. SURVAI KITAB Surat kiriman ini menangani macam persoalan yang dialami oleh gereja yang para anggotanya tetap hidup ―duniawi‖ (3:1-3) dan tidak secara tegas memisahkan diri dari masyarakat di sekelilingnya yang menyembah berhala (2Kor 6:17), masalah seperti sifat memecah belah (1:10-13; 11:17-22), toleransi terhadap dosa seperti perzinahan (5:1-13), kebejatan seksual pada umumnya (6:12-20), perkara hukum sekular antara orang Kristen (6:11

Perhatikan Penjelasan tentang Korespondensi ini.

41

Disajikan oleh: Winardi Tarigan, M.Th.

PAK dan Teologi Konseling

Pengetahuan dan Pembimbing PB

11), pikiran manusiawi tentang kebenaran rasuli (psl 15) dan perselisihan mengenai ―kemerdekaan Kristen‖ (psl 8-10). Paulus juga menasihati orang Korintus tentang perkara yang berkaitan dengan hal membujang dan perkawinan (psl 7), ibadah bersama, termasuk perjamuan kudus (psl 11-14), dan pengumpulan uang bagi orang-orang kudus di Yerusalem (16:1-4).

VIII. CIRI-CIRI 1. Penekanannya pada kehidupan gereja lokal dan persoalan yang ada di dalamnya. 2. 1 Korintus merupakan tulisan yang bersifat praktis (bnd. Roma bersifat teologis) 3. Paulus lebih tampak sebagai gembala-pengajar yang berhadapan dgn masalah2 pemeliharaan jemaat (bnd. Paulus dlm surat Roma: mirip guru besar teologi Alkitabiah modern. 4. Secara menyeluruh ditekankan kesatuan jemaat lokal sebagai tubuh Kristus. Suatu fokus yang ada dalam pembahasan: perpecahan, perjamuan kudus dan karunia-karunia rohani. 5. Secara spesifik membahas tentang karunia-karunia rohani. 6. Surat ini terkenal dengan liriknya yang indah tentang kasih – Hymne Kasih (psl 13).

IX. PRINSIP-PRINSIP 1. Jemaat sebagai tubuh Kristus tidak boleh terpecah belah menjadi bagian-bagian yang terpisah (1:10, 13) 2. Kamu yang telah dipersatukan dengan Tuhan, hendaknya berprilaku baik supaya membawa hormat bagi Dia (6:17, 20) 3. Allah memberikan sebagian orang karunia menjadi seorang suami atau isteri; kepada orang lainnya, Ia berikan karunia untuk tinggal membujang demi kepentingan kerajaan-Nya (7:7, 32) 4. Lakukanlah segala sesuatu untuk membawa kemuliaan kepada Allah: jangan melakukan sesuatu pun yang bisa menyebabkan orang lain tersandung (10:31-32) atau mungkin saudara didiskualifikasi dari pertandingan (9:24-27) 5. Segala sesuatu harus dilakukan secara sopan dan teratur (14:40) 6. Kebangkitan Kristus dari kematian menjamin kebangkitan mereka yang menjadi milik Kristus ketika Ia datang kembali (15:22-23)

X.

CATATAN 1. Kesedihan dan Kekecewaan Paulus Dalam hal Surat 1 Korintus Paulus sebenarnya kecewa karena selama ini Paulus selalu mengganggap jemaat Korintus adalah Jemaat yang dewasa (Paulus melayani mereka hampir lebih dari 18 bulan). Tapi ternyata mereka masih anak-anak secara rohani, belum bisa dianggap dewasa, terbukti dari masalah-masalah yang ada dalam Jemaat. Kedatangan Paulus yang kedua untuk menyelesaikan masalah juga tidak menghasilkan hasil yang baik. Itu sebabnya dikatakan oleh Paulus sebagai kunjungan yang menyedihkan.

2. Hubungan Surat 1 Korintus dan 2 Korintus Surat I Korintus adalah peringatan keras dan juga ada nada kesedihan. Itu sebabnya Paulus agak was-was sehingga ia mencari kabar tentang hal itu. Setelah akhirnya Titus menyampaikan kabar gembira tentang jemaat di Korintus, Paulus menulis surat 2 Korintus sebagai tanggapan akan surat 1 Korintus yang sudah diterima oleh mereka.

XI. GARIS BESAR SURAT PENDAHULUAN (1:1-9) I. Pembahasan masalah-masalah yang telah diberitahukan kepada Paulus (1:10—6:20). A. Perpecahan dalam Jemaat (1:10—4:21) 1. Empat Golongan (1:10-17) 2. Penyebab perpecahan (1:18—4:5) a. Suatu pandangan yang salah mengenai hikmat (1:18—3:4) b. Suatu pandangan yang salah mengenai pelayanan Kristen (3:5—4:5)

42

Disajikan oleh: Winardi Tarigan, M.Th.

PAK dan Teologi Konseling

Pengetahuan dan Pembimbing PB

3. Imbauan untuk berdamai (4:6-21) B. Masalah-masalah moral dalam jemaat (5:1—6:20) 1. Masalah perzinahan dan disiplin gereja (5:1-13) 2. Masalah perkara-perkara hukum secular di antara orang Kristen (6:1-11) 3. Masalah kejahatan seksual (6:12-20) II. Jawaban terhadap pertanyaan yang ditulis dalam surat dari jemaat Korintus (7:1—16:19). A. Pertanyaan mengenai perkawinan (7:1-40) 1. Perkawinan dan hal hidup membujang (7:1-9) 2. Tanggung jawab Kristen dalam perkawinan (7:10-16) 3. Prinsip kepuasan hati (7:17-24) 4. Nasihat kepada orang-orang yang tidak menikah (7:25-38) 5. Pengarahan tentang nikah ulang (7:39-40) B. Pertanyaan menganai penggunaan kemerdekaan Kristen (8:1—11:1) 1. Masalah makanan yang dipersembahkan kepada berhala (8:1-13) 2. Disiplim Paulus dalam menggunakan kemerdekaannya (9:1-27) 3. Peringatan terhadap percaya diri yang berlebih-lebihan (10:1-13) 4. Ketidaksesuaian pesta penyembahan berhala dengan Meja Tuhan (10:14-23) 5. Beberapa prinsip umum dan nasihat praktis (10:24—11:1) C. Pertanyaan mengenai ibadah bersama (11:2—14:40) 1. Tudung kepala wanita dalam jemaat (11:2-16) 2. Sikap dalam mengikuti Perjamuan Tuhan (11:27-34) 3. Karunia-karunia rohani (12:1—14:40) D. Pertanyaan mengenai kebangkitan (15:1-58) 1. P: Bagaimana mungkin ada orang yang mengatakan bahwa tidak ada kebangkitan orang mati? (15:12) J: Kepastian kebangkitan (15:1-34) 2. P: Bagaimanakah orang mati dibangkitkan? Dan dengan tubuh apakah mereka akan datang kembali? (15:35) J: Sifat tubuh kebangkitan (15:35-57) 3. Kesimpulan terhadap pertanyaan itu (15:58) E. Pertanyaan mengenai pengumpulan uang bagi orang kudus (16:1-9) PENGARAHAN-PENGARAHAN AKHIR (16:10-24)

43

Disajikan oleh: Winardi Tarigan, M.Th.

PAK dan Teologi Konseling

Pengetahuan dan Pembimbing PB

11 SURAT 2 KORINTUS I.

PENTINGNYA BELAJAR 2 KORINTUS Ada 3 pelajaran penting yang dapat diperoleh dalam belajar dan memahami surat 2 Korintus. Ketiga hal penting tersebut adalah:  Di dalam surat 2 Korintus Paulus lebih membuka hati dibandingkan dengan surat-suratnya yang lain. Surat ini merupakan pencurahan isi hati, tertulis dengan ―tinta air mata‖ dan ―hati yang sangat cemas dan sesak‖ (2:14). Jadi, dengan mempelajari 2 Korintus kita bisa mengerti banyak tentang perasaan, pikiran dan motivasi Rasul Paulus.  Melalui surat 2 Korintus, kita akan lebih mengetahui pengalaman-pengalaman pelayanan dan kehidupan Paulus. Melalui surat 2 Korintus kita akan mengerti gaya kepemimpinan Paulus.

II. LATAR BELAKANG 



Sebagaimana telah dijelaskan dalam pendahuluan 1 korintus, setelah mendirikan jemaat di Korintus selama perjalanan misinya yang kedua, Paulus dan jemaat itu sering berhubungan karena masalah-masalah yang terjadi dalam jemaat (lih. Hubungan dan Korespondensi). Permasalahan yang terjadi dalam jemaat itu, menyebabkan Paulus menuliskan surat 1 Korintus sebagai jawaban dan penyelesaian masalah tersebut. Ternyata surat sersebut tidak dapat menyelesaikan persoalan-persolan yang ada. Oleh sebab itu Paulus mengunjungi mereka di dalam suatu kunjungan yang tidak enak dan tergesa-gesa (2Kor. 2:1; 12:14; 13:1-2). Sesudah kunjungan yang tidak enak ini, Paulus menulis surat yang keras sekali (2Kor. 2:4). Kekhawatiran sang rasul terhadap jemaat tersebut demikian besar sehingga dia tidak sabar menunggu kedatangan Titus, pembawa surat yang keras tersebut. Walaupun Titus menyampaikan bahwa keadaan jemaat korintus sudah membaik, namun Paulus masih menerima laporan yang disampaikan kepadanya bahwa para penentang di Korintus itu masih menyerang pribadinya dan wewenang rasulinya, dengan harapan agar mereka dapat membujuk sebagian jemaat itu untuk menolak Paulus. Sebagai tanggapan terhadap laporan ini, Paulus menulis surat 2 Korintus dari Makedonia. Segera setelah itu, Paulus mengadakan perjalanan ke Korintus lagi (13:1) dan tinggal di situ selama lebih kurang 3 bulan (Kis. 20:1-3a). Dari situ ia menulis kitab Roma.

III. KEPENULISAN 1. Penulis Tidak diragukan lagi, bahwa yang menulis surat ini adalah Paulus sendiri, sebagaimana namanya disebutkan dalam pendahuluan suratnya (1:1) dan dalam 10:1.

2. Tahun Penulisan Nyaris tidak diragukan lagi bahwa surat ini ditulis pada saat perjalanan ketiga Paulus untuk memberitakan Injil. Pada umumnya surat ini ditulis sekitar tahun 55 atau 56 M – beberapa bulan atau mungkin setahun sesudah 1 Korintus ditulis.

3. Tempat Penulisan Surat ini ditulis dari Makedonia, ―mungkin dari Filipi.‖ setelah ia menunggu Titus dan berita tentang jemaat Korintus di Efesus dan di Troas (2 Kor. 2:12, 13).

IV. PENERIMA/PEMBACA SURAT 2 Kor. 1:1, jelas menunjuk Jemaat di Korintus sebagai penerima Surat.

44

Disajikan oleh: Winardi Tarigan, M.Th.

PAK dan Teologi Konseling V.

Pengetahuan dan Pembimbing PB

TEMA UTAMA 1. Panggilan Pelayanan 2 Korintus adalah surat yang paling banyak memberitahukan tentang riwayat hidup Paulus dan sangat pribadi dan sebagian besar berhubungan dengan pembelaan pelayanannya. (ps. 1-7) dan khususnya atas jabatannya sebagai Rasul (ps. 10-13). Ada banyak orang Yahudi dalam jemaat Korintus yang mengecam wewenang Rasul Paulus (11:2/5), dengan alasan: karena mungkin ia tidak terhitung diantar ke-12 murid yang dipanggil oleh Yesus. Tuduhan-tuduhan lain yang dilancarkan oleh orang-orang Yahudi penentang Paulus: a. Paulus tidak mempunyai surat kepujian (3:1; 2-3) b. Paulus bersikap keras dan tegas kalau di surat, tapi tidak waktu bertemu (10:11) c. Paulus memuji diri dan bermegah (10:12-13) d. Paulus bertindak melewati batas tugasnya. (10:14-15) e. Paulus kurang paham dalam berkata-kata (11:6) f. Paulus mementingkan diri dan bermegah saja (11:10-14) g. Paulus dan Titus mencari keuntungan Jasmaniah (12:17-19)

2. Penderitaan Seorang Utusan Allah/Kemuliaan melalui Penderitaan Peristiwa-peristiwa yang dialami Paulus yang menyebabkan penderitaan: a. Luput dari tangan orang Damsyik (1 Kor. 11:32-33). b. Penglihatan yang Paulus pada waktu ia pingsan (2 Kor.12:1-4; Kis 14:19-20) c. Paulus diberi duri dalam daging (2 Kor 12:7-9).  (2 Kor. 12:7) duri diberikan supaya ia jangan meninggikan diri. Duri = "Seorang utusan iblis untuk mengecoh aku".  (2 Kor. 12:9) supaya kuasa Ilahi nyata. Istilah "duri"diambil dari istilah yang dipakai pada masa bangsa Israel di Kanaan "Bangsa-bangsa kafir yang tidak dihalau keluar akan menjadi" duri yang menusuk lambung dan akan menyesakkan kamu...." d. Penderitaan lain-lain (2 Kor. 11:22-29) Paulus dan hampir/nyaris mati beberapa kali. Diantara pelyanan-pelayanan Tuhan yang lain, penderitaan Paulus tercatat yang paling banyak dalam Alkitab.

3. Allah Tritunggal Bagian terakhir dari surat 2 Korintus, dikenal sebagai doa berkat yang dipakai sampai sekarang di gereja-gereja (2 Kor. 13:13).

VI. ALASAN PENULISAN Setelah kepulangan Titus, keadaan jemaat Korintus masih belum sebagaimana seharusnya. Semua berita yang menggembirakan sirna akibat kenyataan bahwa di sepanjang cakrawala kehidupan jemaat Korintus ada tanda-tanda peringatan yang tidak menyenangkan. Karena itu Paulus harus mengambil tindakan dengan cepat dan tegas. Dia harus melakukan tiga hal, yaitu: Menyajikan Injil secara lebih jelas kepada jemaat di sana, Menekan mereka untuk menyelesaikan sumbangan yang mereka janjikan. Melumpuhkan semua perlawanan dengan suatu pembelaan yang tanpa tandingan terhadap pelayanan dan wewenangnya sebagai rasul. Di sekitar pokok-pokok inilah seluruh pemikiran di dalam surat kedua ini berkisar.

VII. TUJUAN PENULISAN Surat 2 Korintus ini mempunyai sifat yang agak pribadi, karena berisi pujian Paulus terhadap jemaat di Korintus. Tetapi ada sebagian orang yang memberikan tuduhan yang menyakitkan hati Paulus sehingga terpaksa ia harus memberikan pembelaannya.

1. Ucapan Syukur

Setelah was-was yang cukup lama, akhirnya Paulus mendengar kabar dari Titus bahwa Jemaat Korintus bisa menerima teguran Paulus yang agak keras itu. Hal ini membuat hati Paulus lega. Itu sebabnya dalam Surat 2 Korintus Paulus memberikan pujiannya dan ucapan syukurnya (2 Kor. 2:3; 7:5).

45

Disajikan oleh: Winardi Tarigan, M.Th.

PAK dan Teologi Konseling

Pengetahuan dan Pembimbing PB

2. Pembelaan akan Pelayanan dan Kerasulan Paulus  





Paulus menulis untuk mendorong mayoritas dalam jemaat di Korintus yang tetap setia kepadanya sebagai bapa rohani mereka. Paulus menulis untuk menantang dan menyingkapkan rasul-rasul Palsu yang terus menerus berbicara menentang dia secara pribadi dengan harapan dapat meruntuhkan wibawa dan kerasulannya dan untuk memutarbalikkan beritanya. Paulus menulis untuk menegur minoritas dalam jemaat yang sedang dipengaruhi oleh para lawan Paulus dan yang terus menerus menolak wewenang dan tegurannya. Paulus meneguhkan kembali integritas dan wewenang rasulinya, menjelaskan motivasinya dan memperingatkan mereka terhadap pemberontakan yang lebih lanjut. Dalam ps. 1-7 berisi pembelaan Paulus akan pelayanannya. Sedangkan ps. 10-13 adalah pembelaan Paulus akan kerasulannya.

3. Mengumpulkan Bantuan “Pelayanan Kasih” Setelah ditegur, akhirnya Paulus menerima uang bantuan (pelayanan kasih) yang sudah dijanjikan 1 tahun yang lalu (2 Kor. 8:9). Kitab 2 Korintus berfungsi untuk mempersiapkan jemaat secara keseluruhan untuk kunjunganya yang akan datang.

VIII. SURVAI KITAB Kitab 2 Korintus mempunyai tiga bagian utama, yaitu: a. Bagian pertama (psl. 1—7), Paulus memulai dengan mengucap syukur kepada Allah atas penghiburan yang dikaruniakan-Nya di tengah-tengah penderitaan untuk Injil, memuji jemaat Korintus karena mendisiplinkan orang yang berbuat dosa serius sambil mempertahankan integritas Paulus dalam kaitan dengan perubahan rencana perjalanannya. b. Bagian kedua (psl. 8—9), Paulus menasihati jemaat Korintus untuk menandingi kemurahan hati orang Makedonia yang dengan sepenuh hati telah menyumbangkan persembahan yang telah dikumpulkannya untuk orang Kristen yang menderita di Yerusalem. c. Bagian ketiga (psl. 10—13), nada surat berubah. Di sini Paulus mempertahankan kerasulannya dengan menguraikan panggilannya, kualifikasi, dan penderitaannya sebagai seorang rasul yang benar. Dengan ini Paulus mengharapkan jemaat Korintus akan mengenal rasul-rasul palsu di antara mereka dan dengan demikian mereka dapat luput dari disiplin yang lebih lanjut ketika ia sendiri datang lagi. Paulus mengakhiri surat 2 Korintus dengan satu-satunya ucapan berkat yang menyinggung Trinitas dalam PB (13:14).

IX. CIRI-CIRI 1. Kitab ini merupakan surat yang paling banyak memberitahukan riwayat hidup Paulus. Beberapa petunjuk yang dibuatnya tentang dirinya sendiri dengan: rendah hati, minta maaf dan bahkan dengan malu, tetapi karena terpaksa mengingat situasi yang ada di Korintus. 2. Kitab ini melampaui semua surat kiriman lain dari Paulus dalam hal menyatakan kuatnya dan dalamnya kasih serta keprihatinan bagi anak rohaninya. 3. Kitab ini berisi teologi yang paling lengkap dalam PB mengenai penderitaan Kristen (1:3-11; 4:7-18; 6:3-10; 11:23-30; 12:1-10) dan mengenai hal memberi secara kristiani (psl. 8-9). 4. Istilah-istilah kunci, seperti: kelemahan, dukacita, air mata, bahaya, kesukaran, penderitaan, penghiburan, kemegahan, kebenaran, pelayanan, dan kemuliaan menggarisbawahi sifat unik dari surat ini.

X.

ASAL DAN SIFAT PENGACAU DI KORINTUS 1. Mereka orang-orang dari luar dan bukan anggota jemaat Korintus (10:13-15; 11:4; 12:11) 2. Mereka orang-orang Yahudi (11:12), yang mau memaksa orang bukan Yahudi yang sudah percaya kepada Tuhan Yesus Kristus untuk mengikuti kebiasaan orang Yahudi dan untuk melakukan hukum Taurat. Ajaran ini disebut Paulus sebagai ―injil‖ yang lain dari pada yang telah mereka terima (11:4). 3. Mereka dipengaruhi oleh Hellenisme dan mengambil sikap serta pola pemikiran dari masyarakat tersebut.

46

Disajikan oleh: Winardi Tarigan, M.Th.

PAK dan Teologi Konseling

Pengetahuan dan Pembimbing PB

a. Hellenisme (Helan/Helas: wilayah Yunani) – Paham kebudayaan yang mencampuraduk-kan kebudayaan Yunani dengan kebudayaan bangsa di negaranegara Asia, Eropa, Afrika, yang telah ditaklukkan oleh Iskandar Agung pada tahun 325 sM. b. Ciri-ciri orang yang dipengaruhi oleh paham Hellenisme adalah: i. Mereka disenangi oleh orang-orang yang pandai berbicara (10:10) ii. Mereka suka bermegah mengenai kerohanian dan wewenang mereka (psl. 10-11) 4. Mereka menjelek-jelekkan kerasulan dan pelayanan Paulus dengan tujuan menjatuhkannya dengan tujuan menjatuhkannya dan merusakkan hubungan antara dia dan jemaat Korintus. a. Menurut mereka, Rasul Paulus kurang pandai berbicara (10:10; 11:6), ―surat-suratnya memang tegas dank eras, tetapi bila berhadapan muka sikapnya lemah dan perkataan-nya tidak berarti‖ (10:10). b. Karena Paulus tidak meminta atau menerima uang dari jemaat di Korintus untuk pelayanannya, hal itu berarti dia tidak sungguh-sungguh berwewenang (11:7-12). 5. Menurut mereka rencana Paulus tidak tetap, sering berubah-ubah (1:12—2:4).

XI. CATATAN Setelah kunjungan Paulus yang ke 3 di Korintus, dan menulis 2 Korintus, Paulus lega bahwa akhirnya semua persoalan perselisihan selesai. Pada saat itulah Paulus menulis Surat Roma, lalu menyebarkan Injil ke beberapa tempat lain.

XII. GARIS BESAR SURAT Salam dan Ucapan Syukur (1:1-11) I. Penjelasan tentang Pelayanan Paulus (1:12—7:16) A. Penyangkalan atas tuduhan bahwa ia berpendirian tidak tetap (1:12-22) B. Penjelasan mengenai perubahan rencana perjalanannya (1:23—2:17) C. Penjelasan mengenai sifat pelayanannya (3:1—6:10) 1. Pelayanan terhadap suatu perjanjian baru (3:1-18) 2. Pelayanan yang terbuka dan dalam kebenaran (4:1-16) 3. Pelayanan dalam penderitaan pribadi (4:7—5:10) 4. Pelayanan dalam penyerahan yang penuh belas kasihan (5:11—6:10) D. Permintaan pribadi dan rasa hormat yang penuh kasih sayang bagi orang Korintus (6:11—7:16) II. Rencana Pengumpulan Bantuan (8:1—9:15) A. Sifat kemurahan hati Kristen (8:1-15) B. Titus mengepalai urusan pengumpulan uang itu (8:16-24) C. Imbauan untuk tanggapan yang segera (9:1-5) D. Imbauan untuk tanggapan yang berkemurahan hati (9:6-15) III. Paulus Membela Kerasulannya (10:1—13:10) A. Jawaban terhadap tuntutan sifat pengecut dan kelemahan (10:1-18) B. Keengganan Paulus untuk membela kerasulannya (11:1—12:18) 1. Minta maaf terhadap nada menyombongkan diri (11:1-15) 2. Menegaskan bahwa ia tidak lebih rendah daripada para penganut Yudaisme (11:16— 12:10) 3. Menuntut pengakuan yang sah atas kerasulannya (12:11-18) C. Kunjungan ketiga yang mendatang disebut sebagai suatu peringatan (12:19—13:10) 1. Kekuatiran terhadap jemaat Korintus (12:19-21) 2. Ketetapan hati untuk bersikap teguh (13:1-10) Kesimpulan (13:11-14)

47

Disajikan oleh: Winardi Tarigan, M.Th.

PAK dan Teologi Konseling

Pengetahuan dan Pembimbing PB

12 SURAT GALATIA I.

LATAR BELAKANG A. Kota Galatia Nama "Galatia" dalam Alkitab memang menunjuk dua pengertian: a. Kerajaan purba bangsa Galatia di pedalaman utara, dataran tinggi di Asia Kecil. Lonjakan penduduk terjadi pada abad 3 M di Eropa tengah sehingga memaksa orang Gaul untuk pergi ke daerah Asia kecil ini dan memegang pemerintahan di sana. Secara geografis daerah utara memang dianggap biadab dan kasar. Disebut sebagai "Teori Galatia Utara". b. Galatia juga nama satu dari propinsi Romawi pada thn. 64 SM. Galatia adalah daerah protektorat Romawi. Lalu menjadi propinsi penuh thn. 25 SM. Daerah ini cukup luas dan memiliki kota-kota seperti Antiokia, Ikonium, Listra dan Derbe (kota-kota yang disebut dalam pelayanan Paulus di Kis. 13:14. Disebut sebagai "Teori Galatia Selatan.") Setelah bangsa Romawi akhirnya menguasai kedua daerah tsb. maka untuk memperluas wilayah Galatia, digabungkanlah bagian Utara dan Selatan, dan seluruh wilayah itu disebut Galatia. Itu sebabnya timbul masalah ketika Paulus menulis suratnya kepada jemaat di Galatia, dipertanyakan galatia Utara atau Selatan? Ada kecenderungan orang menerima pendapat bahwa "Galatia" yang dimaksud Paulus adalah no. b, dengan alasan:  Bagian-bagian Frigia yang disatukan ke dalam propinsi Romawi, termasuk Galatia.  Pernyataan dalam Kisah Rasul bahwa Paulus dilarang oleh Roh Kudus untuk memberitakan Injil ke Asia (Kis. 16:6). Sangat diragukan bahwa Paulus pernah mengunjungi kerajaan kuno dibagian utara.

B. Jemaat Galatia 1. Sejarah Berdirinya Jemaat Galatia Jemaat Galatia kemungkinan besar adalah hasil pelayanan Paulus dan Barnabas pada perjalanan Misi Pertama. Jemaat sebagian besar adalah orang-orang bukan Yahudi. Tapi setelah Jemaat ini berkembang, kepemimpinan diberikan kepada orang Yahudi yang ternyata memberi penekanan pada pengajaran hukum Taurat. Mereka juga menentang Rasul Paulus, dan menuduh Paulus sebagai orang yang merombak dan membatalkan Hukum Allah (Firman). Kekacauan Jemaat terjadi karena jemaat yang non-Yahudi menjadi tertekan karena harus menjalankan tradisi Yahudi untuk tetap menjadi Kristen.

2. Keadaan Jemaat pada Waktu Paulus Menulis Surat Galatia Paulus sangat sedih ketika mendengar bahwa dalam Jemaat Galatia timbul pengajaran "bahwa keselamatan juga harus melaksanakan Hukum Taurat." (Gal 1:6). Hal ini sangat membuat Paulus kecewa, "betapa cepatnya kamu berbalik dari Dia (Yesus)". Jelas persoalan berkisar pada pertanyaan-pertanyaan: a. Apakah iman kepada Yesus Kristus sebagai Tuhan dan juru selamat itu satusatunya syarat untuk selamat? b. Apakah ketaatan pada upacara dan peraturan PL diperlukan untuk memperoleh keselamatan dalam Kristus. Hal tersebutlah yang menjadi persoalan utama dalam penulisan surat ini, yakni persoalan yang sama yang dibahas dan dipecahkan dalam sidang di Yerusalem (sekitar 49 M; bd. Kis 15:1-41). Ini berarti bahwa kitab Galatia merupakan surat pertama yang ditulis oleh rasul Paulus.

48

Disajikan oleh: Winardi Tarigan, M.Th.

PAK dan Teologi Konseling

Pengetahuan dan Pembimbing PB

Selain itu beberapa orang yang tidak menyukai Paulus dan mereka memberikan tuduhan yang sangat menekan Paulus: Pertama, tentang penunjukan Paulus yang tidak sah, dijawab Paulus di Gal. 1:11-2:10. Kedua, Paulus dituduh selalu berselisih dengan Petrus tentang keselamatan orang non-Yahudi, dijawab Paulus dengan Gal. 2:11-14. Ketiga, tuduhan bahwa dulu Paulus mengajarkan keselamatan melalui sunat (Gal. 5:11), tapi karena ingin memberi kelonggaran untuk yang non-Yahudi maka Paulus mengubah pendapatnya semula (Gal. 1:10). Sebagai pendiri yang melahirkan jemaat Galatia, tuduhan-tuduhan ini sangat membuat Paulus kecewa. itu sebabnya Paulus terdorong untuk menulis Surat Galatia.

II. KEPENULISAN 1. Penulis Paulus adalah penulis Surat Galatia, sesuai dengan Gal. 1:1. Tapi ada juga yang menyebut bahwa Surat Galatia adalah Surat pseudonim (artinya nama "Paulus" hanya dipinjam oleh penulis lain yang tidak dikenal). Pendapat ini sama sekali tidak memiliki dasar oleh karena itu tidak ada pendukung. Sebaliknya, justru disetujui bahwa tangan Paulus sendirilah yang menulis (tidak melalui sekretaris), mungkin karena melihat pentingnya isi surat ini.

2. Tahun Penulisan Tentang tahun penulisan para ahli yang mengikuti "teori Galatia Selatan" berpendapat tahun yang awal, yaitu sekitar tahun 48-49M, yaitu pada perjalanan misi Paulus yang pertama setelah ia kembali ke Antiokia di Siria. Hal ini tergantung dari penafsiran kunjungan ke Yerusalem, apakah sesudah atau sebelum Sidang Yerusalem. Kalau sebelumnya maka tahun 48-49M lebih memungkinkan. Tapi menurut teori Galatia Utara, tahun penulisan adalah 54-55M. Hal ini mungkin sesuai dengan Gal. 4:13 dikatakan tentang kunjungan "pertama kali", maka mungkin Paulus menulis Surat Galatia sesudah dari Galatia dan Frigia yang kedua kalinya (Kis. 18:23) yaitu pada perjalanan misi Paulus yang ketiga. Kalau perhitungan ini benar maka Surat Galatia ditulis sekitar tahun 54-55M.

3. Tempat Penulisan Jika mengikuti "teori Galatia Selatan", maka Paulus menulis sesudah kembali ke gereja Antiokia Siria sebelum sidang Yerusalem. Tapi jika yang dimaksud "Galatia" itu adalah salah satu kelompok bangsa Galatia yang tinggal di Utara maka mungkin Paulus menulisnya ketika ia tinggal di Efesus, atau pada perjalanan melalui Makedonia.

III. PENERIMA/PEMBACA SURAT

Dituliskan dengan jelas untuk Jemaat-jemaat/Gereja di Galatia (1:2)2. Dan seperti diketahui jemaat Galatia ini terdiri dari 2 golongan, yaitu orang Kristen Yahudi dan non-Yahudi.

2

Catatan Tentang Kepenulisan: Paulus menulis surat kiriman ini kepada: jemaat-jemaat di Galatia (1:2). Secara umum dapat dikatakan bahwa:  Galatia merupakan propinsi kerajaan Romawi yang terletak di bagian timur dari negara Turki sekarang (Asia Kecil). Di situ terdapat kota-kota Ikonium, Listra, Derbe dan Antiokhi di Pisidia. Paulus membawa Injil ke sana (Kis. 13-14).  Orang Galatia: suku bangsa kalt dari Asia kecil. Sekitar tahun 530 sM, mereka menguasai Eropa Tengah. Setelah Iskandar Agung wafat (323 sM), lambat laun mereka menyusup ke Asia Kecil. Berkaitan dengan alamat surat Galatia, Paulus hanya menuliskan kepada “jemaat-jemaat di Galatia.” Berdasarkan hal ini ada dua teori mengenai para penerima surat Galatia, kedua teori tersebut adalah: “Teori Galatia Utara (Daerah Galatia) dan Teori Galatia Selatan (Propinsi Galatia).

49

Disajikan oleh: Winardi Tarigan, M.Th.

PAK dan Teologi Konseling

Pengetahuan dan Pembimbing PB

IV. TEMA UTAMA Berdasarkan keseluruhan isi surat ini, ada beberapa tema yang telah diajukan untuk surat ini, di antaranya adalah: ―Pembenaran karena Iman, Kemerdekaan oleh Injil, Keselamatan dan Kasih Karunia oleh Iman.‖ Kata ―merdeka atau bebas‖ terdapat sekitar 10 kali dalam surat ini.

1. Hukum Taurat Ajaran legalistis orang Yahudi dibawa meskipun mereka sudah menjadi Kristen. Memang sudah sejak kecil diajarkan Hukum Taurat, sehingga mereka menganggap bahwa itu dari Allah yang harus dipercaya. Haruskah Taurat itu dipertahankan? Paulus berkata: Tidak, karena kalau dipertahankan, maka sia-sialah anugerah dalam Yesus Kristus. keselamatan dalam Yesus Kristus sudah sempurna.

2. Injil yang Menyelamatkan Paulus mementingkan Injil yang diberitakannya, karena itu berasal dari Allah langsung dan bukan dari manusia. Inti Injil adalah kuasa Salib yaitu kuasa yang  melepaskan kita dari dosa (Gal 2:21; 3:21-22)  melepaskan diri dari kutuk Taurat (3:13) 2:21  melepaskan diri dari kuasa daging dan hawa nafsu (2:20; 5:31)  melepaskan kita dari kuasa duniawi (6:14)  melepaskan kita dari perbudakan Hukum Taurat (4:4-7)  membuka pintu untuk menjadi anak-anak perjanjian/ahli waris  membuka pintu kepada langkah-langkah kemenangan melalui Roh Kristusn melalui buah Raoh (5:22-25)

3. Keselamatan hanya karena Anugerah Paulus dengan tegas berkata bahwa manusia berdosa diselamatkan bukan karena perbuatannya tapi semata-mata karena kasih karunia Allah.

V.

ALASAN PENULISAN Alasan Paulus menulis surat Galatia adalah:  Karena pada saat itu Paulus kecewa terhadap sikap orang Galatia yang cepat berpaling dari kebenaran/Injil kepada ―injil yang lain‖ yang bukan Injil sebenarnya. Dalam hal ini menunjuk kepada Hukum Taurat.  Firman Tuhan diputarbalikkan oleh orang Yahudi yang menamakan diri ―golongan orang bersunat dan golongan Yakobus. Ciri-cirinya adalah: Dari permulaan istilah “orang Galatia” dipakai tentang pendatang-pendatang dari utara. Sekitar tahun 200 sM, mereka mendiami pedalaman Asia Kecil. Sejak masa itu daerah di mana mereka tinggal, disebut Galatia. Persoalannya timbul karena pada tahun 25 sM ada daerah lain di Asia Kecil bagian selatan yang menjadi propinsi Romawi. Propinsi itu juga disebut Galatia. Propinsi Galatia itu termasuk daerah Frigia Timur, Likaonia, Pisidia dan Isauria di samping daerah Galatia. Apakah daerah Galatia ataukah propinsi Galatia yang dimaksudkan dengan “jemaatjemaat di Galatia” dalam surat ini? Kalau yang dimaksud adalah propinsi Galatia, maka jemaat-jemaat di sana didirikan pada perjalanan misi yang pertama. Kalau yang dimaksud adalah daerah Galatia, maka jemaat-jemaat di sana didirikan pada perjalanan misi yang kedua, sebelum Paulus menyeberang ke Makedonia (16:6). Melalui berbagai argumentasi-argumentasi yang dijelaskan, banyak para teolog menganggap surat Galatia ditulis kepada jemaat-jemaat yang didirikan pada perjalanan misi yang kedua (Kis. 16:4-8). Itu berarti bahwa surat Galatia ditulis sekitar tahun 55-56. Namun hal kurang dapat dipertahankan. Kesimpulan: surat ini ditujukan kepada jemaat-jemaat di bagian selatan Galatia dari propinsi Galatia. Jemaat-jemaat itu dibangun pada perjalanan misi yang pertama. Pada umumnya tahun penulisan dianggap 49 M. Walaupun ada yang menganggap antara 49-52 M. Dengan demikian surat ini ditulis sesudah sidang di Yerusalem atau sebelum Paulus memulai perjalanan misi kedua, yaitu sekitar tahun 49 M waktu dia masih di Antiokhia (Kis. 15:35). -

50

Disajikan oleh: Winardi Tarigan, M.Th.

PAK dan Teologi Konseling 

Pengetahuan dan Pembimbing PB

Mereka berasal dari orang-orang Farisi (Kis. 15:5)

 Mereka berpegang kuat dengan hukum adat istiadat Yahudi  Konsep keselamatan menurut mereka harus ditambah dengan sunat (5:2-3; 6:12). VI. TUJUAN PENULISAN Paulus sungguh merasa penting untuk menuliskan surat ini dengan hati-hati, khususnya tentang Injil yang benar karena ada pengajaran salah yang mulai menyelusup di antara Jemaat, dan sebagai akibatnya orang-orang yang bertobat di Galatia ada dalam bahaya besar. a) Meluruskan kembali pengajaran tentang keselamatan dalam Yesus Kristus karena iman, bukan karena melaksanakan Hukum Taurat (tradisi Yahudi). b) Memberi peringatan untuk Jemaat Galatia terhadap kedatangan orang-orang yang membawa Injil lain yang sebenarnya bukan Injil, karena telah memutar balikkan kebenaran Injil. c) Meminta jemaat Galatia untuk berdiri di atas kemerdekaan yang sudah diberikan Kristus dan hidup sebagai orang yang tidak lagi di bawah perhambaan hukum. Tapi sekaligus memperingatkan agar tidak menggunakan kemerdekaan mereka untuk berkubang dalam dosa (5:13-15). d) Meneguhkan kembali panggilannya sebagai Rasul, bukan karena penunjukkan manusia tapi Tuhan Yesus sendiri, maka dengan demikian Surat Paulus juga memberikan otoritas penuh sebagai dari Allah.

VII. CATATAN Kemiripan dengan Surat Roma: Memang Surat Roma dan Galatia mempunyai kemiripan, khususnya dalam tema utamanya, yaitu tentang "keselamatan" dan tradisi Yahudi. Ada kemungkinan besar bahwa pengajaran yang tidak Alkitabiah itu juga menyusup ke dalam jemaat Roma. Namun demikian, jelas terlihat bahwa dalam Surat Roma Paulus membahas masalah ini dengan jauh lebih matang dan sistematis.

VIII. SURVEI 





51

Dari isi surat ini, tampaknya para pemimpin Yahudi yang melawan Paulus di Galatia menyerangnya secara pribadi supaya melemahkan pengaruhnya dalam gereja-gereja. Mereka menuduh bahwa: 1. Paulus tidak termasuk kelompok rasul-rasul yang asli, dan karena itu tidak memiliki wibawa rasuli (bd. Gal 1:1,7,12; Gal 2:8-9); 2. Berita yang disampaikannya menyimpang dari Injil yang diberitakan di Yerusalem (bd. Gal 1:9; Gal 2:2-10). 3. Beritanya mengenai kasih karunia akan mengakibatkan ketidakpatuhan kepada hukum (bd. Gal 5:1,13,16,19-21). Paulus langsung menanggapi ketiga tuduhan itu: 1. Dengan penuh semangat ia membela kekuasaannya sebagai rasul Yesus Kristus, wibawa yang diterimanya langsung dari Allah dan disahkan oleh Yakobus, Petrus, dan Yohanes (pasal 1-2; Gal 1:1—2:21). 2. Dia dengan penuh gairah mempertahankan Injil keselamatan yang terjadi karena kasih karunia oleh iman kepada Kristus (pasal 3-4; Gal 3:1—4:31). 3. Akhirnya, Paulus dengan sungguh-sungguh menyatakan bahwa Injil Yesus Kristus yang sejati meliputi kebebasan dari perhambaan legalisme Yahudi pada satu sisi dan kebebasan dari dosa dan tindakan tabiat berdosa pada sisi yang lain. Kebebasan Kristen yang sejati meliputi hidup oleh Roh dan menggenapi hukum Kristus (pasal 5-6; Gal 5:1—6:18). Surat ini berisi suatu sketsa watak orang-orang percaya Yahudi yang menentang Paulus di Galatia, Antiokhia, dan Yerusalem (Kis 15:1-2,5), dan di semua wilayah yang dilayaninya. Paulus melukiskan mereka sebagai pengacau dan pemutar balik (Gal 1:7), penghalang (Gal 5:7), dan orang yang suka menonjolkan diri secara lahiriah dan berusaha untuk mengelak penganiayaan karena penghinaan salib Kristus (Gal 6:12).

Disajikan oleh: Winardi Tarigan, M.Th.

PAK dan Teologi Konseling

Pengetahuan dan Pembimbing PB

Secara tidak langsung Paulus menggambarkan mereka sebagai orang yang ingin menyenangkan manusia (Gal 1:10), saudara-saudara palsu (Gal 2:4), saudara-saudara yang bersunat (Gal 2:12), dan manipulator (Gal 3:1).

IX. CIRI-CIRI KHAS 1.

2. 3. 4.

Surat ini merupakan pembelaan yang paling bersemangat dalam PB tentang sifat hakiki Injil. Nadanya tajam, berapi-api dan mendesak ketika Paulus menghadapi pelawanpelawan yang salah (mis. Gal 1:8-9; Gal 5:12) dan menegur anggota jemaat Galatia karena mudahnya mereka tertipu (Gal 1:6; Gal 3:1; Gal 4:19-20). Surat ini hanya diungguli oleh surat 2 Korintus dalam jumlah petunjuk mengenai kehidupan Paulus. Surat ini adalah satu-satunya surat yang dialamatkan secara tegas kepada beberapa jemaat. Surat ini berisi daftar buah Roh (Gal 5:22-23) dan daftar yang paling lengkap mengenai perbuatan-perbuatan tabiat berdosa (Gal 5:19-21).

GARIS BESAR SURAT Pendahuluan (1:1-9) I.

Paulus membela diri sebagai rasul (1:10—2:21) A. Kerasulan Paulus (1:10-17) B. Hubungan dengan rasul-rasul di Yerusalem (1:18-24) C. Kerasulan Paulus ditegaskan (2:1-10) D. Hubungan dengan Petrus (2:11-21)

II. Paulus menjelaskan berita Injilnya (3:1—4:31) A. Dijelaskan dari pengalaman orang Galatia (3:1-5) B. Dijelaskan dengan contoh Abraham (3:6-9) C. Dijelaskan atas dasar Hukum Taurat (3:10—4:11) D. Dijelaskan dengan hubungan antara Paulus dan para jemaat di Galatia pada waktu dia melayani mereka (4:12-20) E. Dijelaskan atas dasar janji Allah (4:21-31) III. Berita Injil diterapkan secara praktis (5:1—6:15) A. Injil membawa kemerdekaan (5:1-12) B. Kemerdekaan Kristen harus dipraktekkan dengan kasih (5:13-15) C. Kemerdekaan Kristen adalah kemerdekaan Roh (5:16-26) D. Kemerdekaan Kristen adalah untuk melayani (6:1-10) E. Kemerdekaan kristen memisahkan kita dari hal-hal duniawi (6:11-15) Kata Penutup (6:16-18)

52

Disajikan oleh: Winardi Tarigan, M.Th.

PAK dan Teologi Konseling

Pengetahuan dan Pembimbing PB

13 SURAT EFESUS I.

LATAR BELAKANG KOTA DAN JEMAAT EFESUS A. Kota Efesus Istilah Efesus berarti ―dirindui‖. Efesus adalah salah satu kota terkemuka di kawasan Asia Kecil, kota yang maju dan menjadi pusat perdagangan dan kebudayaan di Propinsi itu. Letaknya juga sangat strategis, menjadi pertemuan Barat dan Timur. Kota Efesus dikelilingi oleh kota-kota penting pada jaman itu. Pendirian jemaat ini juga merupakan langkah strategis penginjilan Paulus untuk memenangkan kota penting di Asia. Sebutan-sebutan yang digunakan untuk kota Efesus: 1. Kota Terang dari Asia 2. Kota Utama dari Asia. Karena merupakan kota penting secara politik. 3. Kota Dagang yang Utama. Kota ini terletak pada muara sungai Kaister dan hasil-hasil Lembah Kaister ini dibawa ke pasar Efesus. Pelabuhan Efesus besar sekali bahkan merupakan pelabuhan yang paling penting di antara pelabuhan-pelabuhan yang lain pada waktu itu. 4. Kota Merdeka. Artinya: a. Pemerintah Romawi mengizinkan penduduk2 Efesus mempunyai pemerintahan sendiri. b. Tidak ada tentara Romawi di situ. c. Penduduk Efesus memilih majelisnya sendiri. 5. Kota Olahraga Olympiade dimulai. Biasanya pada bulan Mei di Efesus diadakan olahraga untuk seluruh Asia Kecil (Ionia) 6. Kota Ibu Ilmu Sihir (lihat dalam bagian religious kota Efesus). Kota ini juga terkenal dan sangat bangga dengan kuil-kuil penyembahan dewi orang Efesus, yaitu dewi Diana/ dewi Artemis, dewi pemelihara. Keindahan kuil ini menjadi kebanggaan orang Efesus, karena:  Kuil itu mempunyai 127 tiang besar dari marmer  Beberapa dari tiang itu disalut dengan emas dan batu-batu yang indah.  Di dalam kuil (dibelakang patung Dewi Diana) terdapat ruang yang dipakai sebagai kantor bank karena di sana emas, perak, uang, dan barang-barang yang indah di simpan oleh orang banyak. Namun demikian, keindahan kuil itu berbeda sekali dengan patung dewi Diana yang ada di dalam kuil itu. Patung itu hitam, pendek, dan buruk sekali bentuknya, patung itu juga dipenuhi dengan buah dada. Sekalipun demikian, berjuta-juta orang datang untuk menyembah patung itu. Di dalam kuil itu ada imam-imam dan imam perempuan yang tidak lain dari perempuan-perempuan sundal. Kelakuan mereka dalam penyembahan sangat najis.

B. Jemaat Efesus Jemaat Efesus didirikan oleh Paulus (Kis. ps 19 & 20), pada saat Paulus melakukan perjalanan misi ketiga. Paulus sempat tinggal di Efesus dan mendidik mereka dengan penuh kasih untuk semakin berakar selama 3 tahun. Menurut kesaksian Paulus Jemaat Efesus adalah jemaat yang dewasa (Ef 1:3-14), karena mereka bisa menerima "makanan keras." Diketahui bahwa sebagian besar jemaat adalah orabg-orang non-Yahudi, hanya sebagian kecil orang Yahudi. Timotius adalah orang yang ditunjuk untuk melanjutkan pelayanan Paulus setelah Paulus pergi.

53

Disajikan oleh: Winardi Tarigan, M.Th.

PAK dan Teologi Konseling

Pengetahuan dan Pembimbing PB

II. KEPENULISAN 1. Penulis Dari tahun 95M sampai abad 2 ada banyak bukti orang menerima surat Efesus ini sebagai surat tulisan Paulus. Juga sesuai dengan bukti dari Ef. 1:1; 3:1. Tapi para ahli modern menentang fakta ini dengan tajam. Ada beberapa alasan yang diajukan: a. Surat ini gaya bahasanya tidak sama dengan surat-surat Paulus yang lain. Ada setengah dari jumlah kata-kata yang dipakai, tidak terdapat pada bagian PB yang lain. Ada 44 kata yang tidak dipakai dalam surat-surat Paulus yang lain. b. Struktur yang dipakai dalam surat ini berbeda dengan surat Paulus yang lain:  Tidak ada keakraban hubungan antara penulis dan pembaca.  Tidak ada salam dan penutup seperti surat-surat yang lain.  Tidak ada salam untuk orang-orang akrab/nama-nama tidak dicantumkan.  Tidak ada uraian yang penuh perdebatan dan uraian logis. c. Bukan gaya surat untuk dialamatkan kepada seseorang, terlalu puistis untuk surat umum. d. Tahun penulisan diperkirakan melebihi jamannya Paulus (dilihat dari ciri dan ungkapan tahun). e. Nama "Efesus" tidak tercantum di beberapa surat salinan asli yang lain. Dari alasan di atas disimpulkan bahwa kemungkinan Paulus bukanlah penulis Surat Efesus, tapi mungkin ada orang yang ingin menyebar luaskan tulisan Paulus sehingga meniru dan memakai nama Paulus. Namun demikian kesimpulan ini belum diterima sepenuhnya oleh teolog Injili.

2. Tahun Penulisan Ayat yang menunjuk jelas tentang waktu penulisan Surat ini adalah Ef. 3:1 dan 6:20, yang menceritakan keadaan Paulus waktu menulis Surat ini, yaitu ketika Ia ada di penjara Roma3. Hal ini sesuai dengan catatan dari Kol. 4:3, 10, 18 dan Kis. Rasul 28. Oleh karena itu tahun yang tepat untuk penulisan surat Efesus adalah antara thn. 60-62 M, biasanya diterima tahun 62 tahun yang sama dengan surat Filemon. 3

Ada empat surat Paulus yang ditulis pada waktu dia dipenjarakan, antara tahun 56 dan 62. Status Paulus pada sat itu adalah seorang narapidana, oleh sebab itu keempat surat ini disebut sebagai “surat-surat penjara.” Keempat tersebut adalah: Surat Efesus (Ef. 3:1; 4:1; 6:20), Surat Filipi (Flp. 1:12-13), Surat Kolose (Kol. 1:24), Surat Filimon (Fil. 1). Hal yang sering dipermasalahkan dari keempat surat tersebut adalah tempat pengiriman surat-surat tersebut. Dari penjara manakah ia menuliskan surat-surat tersebut? Ada 3 kali Paulus dipenjarakan menurut Kisah Para Rasul, yaitu pemenjaraan di Filipi, Kaisarea dan Roma. Pemejaraan di Filipi jelas harus dikesampingkan sehingga pilihannya tinggal Kaisarea atau Roma. Namun di samping ketiga tempat tersebut, ada argumentasi lain tentang pemenjaraan Paulus di Efesus. Meski tidak tercatat dalam Kisah Para Rasul, banyak teolog yang menganggap dia pernah dipenjara di sana. 3 Tafsiran tentang pemenjaraan di Efesus ini sulit diterima karena tidak ada laporan dalam Kisah Para Rasul bahwa Paulus pernah dipenjara di Efesus. Tafsiran ini tidak cocok dengan Filipi 4:10-20 yang melaporkan tentang bantuan yang dikirim kepada Paulus. Di Efesus, Paulus mempunyai banyak teman yang cukup berada. tentu tidak perlu bantuan dari luar, karena orang-orang Efesus mampu menolong dia dalam segala kebutuhannya di penjara. Jadi hanya ada 2 kemungkinan, di penjara Kaisarea (Kis. 23:23 dst) atau Roma (Kis. 28). Mana yang benar tidak dapat dipastikan, namun penting untuk memperhatikan beberapa hal berikut ini: a. Istilah “istana kaisar” (Flp. 4:22) dan “seluruh istana” (Flp. 1:3) menunjukkan bahwa ada kemungkinan besar tempat pengiriman surat-surat ini adalah Roma. b. Surat-surat tersebut memberi kesan bahwa Paulus menjalani penjara yang agak bebas. Jelaslah bahwa orang-orang boleh mengunjungi dia di penjara. Menurut laporan Kisah Para Rasul, Paulus juga dilayani oleh “sahabat-sahabatnya” waktu ia dipenjarakan di Kaisarea (Kis. 24:23). Tetapi jelaslah bahwa penjagaan lebih ketat di sana dibandingkan dengan di Roma (Kis. 28:30:31). c. Tidak masuk akal kalau Onesimus, budak Filemon melarikan diri ke Kaisarea yang adalah kota Yunani yang luasnya lebih kecil dari pada kota Roma. Karena akan sulit baginya untuk menyembunyikan diri di Kaisarea. Bila dipikirkan tempat yang paling aman untuk seorang budak adalah kota Roma.

54

Disajikan oleh: Winardi Tarigan, M.Th.

PAK dan Teologi Konseling

Pengetahuan dan Pembimbing PB

3. Tempat Penulisan Surat Efesus adalah salah satu surat yang dikenal sebagai "surat penjara", karena memang ditulis oleh Paulus pada waktu ia ada di penjara di Roma (Ef. 3:1; 6:20).

III. PENERIMA/PEMBACA SURAT Dari Ef. 1: 1 dikatakan bahwa penerima surat ini adalah orang-orang kudus dan percaya di Efesus. Namun demikan, para ahli modern meragukan berdasarkan alasan-alasannya. Menurut mereka nama Efesus sebenarnya hanyalah tambahan dan aslinya tidak tercantum nama itu (kosong). Kalau alasan-alasan mereka betul maka diduga Surat Efesus sebenarnya adalah surat edaran terbuka untuk jemaat-jemaat Asia. Tikhikus (pembawa surat), mencantumkan nama "Efesus" pada alamat di tiap naskah yang diberi tempat kosong. Naskah asli kemungkinan ditunjukan kepada jemaat Laodikia (Kol 4:16), tapi Efesus adalah jemaat terbesar yang ada di wilayah itu. Praduga tersebut dikuatkan dengan tidak adanya salam pribadi di surat Efesus.

IV. TEMA UTAMA Ada beberapa hal yang dapat dimasukkan dalam tema utama atau pokok bahasan dari surat Efesus, yakni: 1. Gereja sebagai tubuh Kristus, dengan Kristus sebagai kepalanya. Ditinjau dari 2 segi: a. Tentang kekayaan gereja di dalam Kristus (fasal 1-3) b. Tentang akibat-akibat praktis dalam kehidupan gereja (fasal 4-6) Asal mula gereja adalah menurut rencana Allah, dan adalah terdiri dari Yahudi dan nonYahudi. Mereka satu dalam Kristus. Dengan dasar bahwa keselamatan adalah anugerah (Ef. 2:1-10) Paulus ingin menjaga keseimbangan agar orang Yahudi tidak diprasangkai oleh orang non-Yahudi, atau sebaliknya. Untuk itu Paulus melihat pentingnya pemahaman gereja yang esa dimana orang Yahudi dan non-Yahudi bersatu (2:11-22). Bagi Paulus ada ruangan yang luas dalam Tubuh Kristus (Gereja) untuk orang dari berbagai macam bangsa (3:10; 5:22-6:9). Puncak dari pemetraian gereja adalah ketika gereja menjadi milik Allah. (1:14). Sedangkan dasar persaudaraan dalam gereja adalah kasih (1:16). 2. Kesatuan dan persatuan. Hal ini nyata dari: a. Kata ―BERSAMA-SAMA‖  Mempersatukan di dalam Kristus (1:10)  Menghidupkan kita bersama-sama dengan Kristus (Ef. 2:5)  Memberikan tempat bersama-sama dengan Dia di Surga (2:6)  Di dalam Dia kamu juga turut bersama-sama dibangun jadi tempat kediaman Allah (2:22) b. Kata ―SATU‖  Menjadi satu manusia baru (2:15)  Satu tubuh (2:16)  Satu Roh (2:18)  Satu pengharapan (4:4)  Satu Tuhan (4:5)  Satu iman (4:5)  Satu babtisan (4:5)  Satu Allah dan Bapa (4:6) 3. Kewajiban Baru/Hidup Baru Kehidupan jemaat yang maju ini tidak luput dari masalah. Walaupun Jemaat Efesus termasuk dalam kategori dewasa tidak berarti mereka tidak perlu mengusahakan hidup yang taat. Hukum Taurat memang tidak menjadi syarat bagi keselamatan, tapi tidak berarti orang Kristen bisa hidup sembarangan. Paulus mengingatkan akan pentingnya melaksanakan kewajiban hidup baru: - Hidup meninggalkan manusia lama (5:3) - Hidup penuh puji-pujian (5:18-21) - Hidup suami istri (5:22-33) - Hidup orang tua - anak (6:1-4) - Majikan dan hamba (6:5-9)

55

Disajikan oleh: Winardi Tarigan, M.Th.

PAK dan Teologi Konseling

Pengetahuan dan Pembimbing PB

4. Perkawinan Kasih sebagai dasar hubungan antara suami dan istri. Sama seperti Kristus dengan jemaat/gereja. Mereka harus mempersiapkan diri menyambut mempelai laki-laki (Ef. 5:2232). AYAT UTAMA – Efesus 4:13 ―sampai kita semua telah mencapai kesatuan iman dan pengetahuan yang benar tentang Anak Allah, kedewasaan penuh, dan tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus‖ POKOK2 PIKIRAN lain yang menonjol: a. Di dalam Kristus (1:1, 3, 6, 12; 2:10, 13; 3:11; 4:21) b. Di dalam sorga (1:3, 20; 2:6; 3:10) c. 1. Kekayaan kasih karunia-Nya (1:7; 2:7) 2. Betapa kayanya kemuliaan (1:18;3:16) 3. Kekayaan Kristus (3:8)

V.

TUJUAN PENULISAN Tidak seperti Surat-surat Paulus yang lain, Surat Efesus ini tidak membahas secara spesifik masalah yang dihadapi oleh jemaat. Isinya penting dan penuh konsep-konsep kekristenan tapi sangat umum sifatnya. Tujuan Paulus dalam menulis surat ini tersirat dalam Ef 1:15-17.  Dengan tekun ia berdoa sambil merindukan agar para pembacanya bertumbuh dalam iman, kasih, hikmat, dan penyataan Bapa yang mulia.  Dia sungguh-sungguh menginginkan agar hidup mereka layak di hadapan Tuhan Yesus Kristus (mis. Ef 4:1-3; Ef 5:1-2).  Paulus berusaha untuk menguatkan iman dan dasar rohani mereka dengan menyatakan kepenuhan maksud kekal Allah dari penebusan "dalam Kristus"(Ef 1:3-14; Ef 3:10-12) untuk gereja (Ef 1:22-23; Ef 2:11-22; Ef 3:21; Ef 4:11-16; Ef 5:25-27) dan untuk setiap orang (Ef 1:15-21; Ef 2:1-10; Ef 3:16-20; Ef 4:1-3,17-32; Ef 5:1—6:20).

VI. CATATAN Hal sangat ironis sekali jika dibandingkan dengan Wahyu 2:1-7, Gereja Efesus disebutkan sebagai "kaki dian yang tidak bersinar lagi", karena "engkau telah meninggakan kasih yang mula-mula.

VII. SURVEI Secara paling sederhana Efesus terdiri atas dua tema dasar: 1. Bagaimana kita ditebus oleh Allah (1:1—3:21), dan Pasal 1-3 dimulai dengan suatu paragraf pembukaan yang merupakan salah satu nas yang paling indah dalam di Alkitab (Ef 1:3-14). Kidung penebusan yang sangat indah ini menaikkan pujian karena Bapa telah memilih, menentukan dan mengangkat kita sebagai anak-anak-Nya (Ef 1:3-6), karena Putra yang menebus kita dengan darah-Nya (Ef 1:712), dan karena Roh Kudus sebagai meterai dan jaminan warisan kita (Ef 1:13-14). Di bagian ini Paulus menekankan bahwa dalam penebusan karena kasih karunia oleh iman, Allah memperdamaikan kita dengan diri-Nya (Ef 2:1-10) dan dengan sesama umat tertebus (Ef 2:11-15), dan sedang mempersatukan kita di dalam Kristus dalam satu tubuh, yaitu gereja (Ef 2:16-22). Tujuan penebusan adalah "mempersatukan di dalam Kristus sebagai Kepala segala sesuatu baik yang di sorga maupun yang di bumi," (Ef 1:10). 2. Bagaimana kita harus hidup sebagai umat tertebus itu (4:1—6:24). Pasal 4-6 (Ef 4:1—6:24) pada umumnya terdiri atas arahan-arahan praktis bagi gereja mengenai tuntutan penebusan di dalam Kristus atas kehidupan pribadi dan kehidupan bersama kita. Di antara 35 pengarahan yang diberikan dalam surat ini mengenai bagaimana seorang tertebus harus hidup, ditekankan tiga kategori luas.  Orang percaya dipanggil kepada suatu kehidupan baru yang murni dan terpisah dari dunia. Mereka dipanggil untuk: "kudus dan tak bercacat di hadapan-Nya" (Ef 1:4), "menjadi bait Allah yang kudus" (Ef 2:21),

56

Disajikan oleh: Winardi Tarigan, M.Th.

PAK dan Teologi Konseling





Pengetahuan dan Pembimbing PB

"hidup ... berpadanan dengan panggilan (mereka) itu" (Ef 4:1), "mencapai ... kedewasaan penuh" (Ef 4:13), hidup "di dalam kebenaran dan kekudusan yang sesungguhnya" (Ef 4:24), "hiduplah di dalam kasih" (Ef 5:2; bd. Ef 3:17-19), dan menjadi kudus "dengan ... firman" (Ef 5:26) agar Kristus bisa memperoleh "jemaat ... tanpa cacat atau kerut ... kudus dan tidak bercela" (Ef 5:27). Orang percaya dipanggil kepada suatu cara hidup baru dalam hubungan keluarga dan kerja (Ef 5:22—6:9). Semua hubungan ini hendaknya dikuasai oleh prinsipprinsip yang menandai orang percaya berbeda sekali dari masyarakat sekular di mana mereka hidup. Akhirnya, orang percaya dipanggil untuk tetap berdiri teguh terhadap semua rencana jahat Iblis dan terhadap "roh-roh jahat di udara" yanghebat sekali (Ef 6:1020).

VIII. CIRI-CIRI KHAS Lima ciri utama menandai surat ini. a. Penyingkapan kebenaran teologis akbar dalam pasal 1-3 (Ef 1:1--3:21) dihentikan sejenak oleh dua doa rasuli yang paling berkuasa dalam PB: yang pertama memohon hikmat dan wahyu dalam pengenalan akan Allah (Ef 1:15-23); yang kedua berfokus pada mengenali kasih, kuasa, dan kemuliaan Allah (Ef 3:14-21). b. "Di dalam Kristus", sebuah istilah Paulus yang sangat berbobot (dipakai 160 kali dalam surat-surat Paulus) secara khusus menonjol dalam surat ini (sekitar 36 kali). "Setiap berkat rohani" dan setiap persoalan praktis dalam hidup ini berhubungan dengan perihal berada "di dalam Kristus". c. Maksud dan tujuan abadi Allah bagi gereja ditekankan dalam surat Efesus. d. Beraneka segi dari peranan Roh Kudus di dalam kehidupan Kristen ditekankan (Ef 1:1314,17; Ef 2:18; Ef 3:5,16,20; Ef 4:3-4,30; Ef 5:18; Ef 6:17-18). e. Surat Efesus kadang-kadang dianggap sebagai "surat kembar" dengan Kolose, karena persamaan dalam isi dan ditulis kira-kira pada waktu yang sama.

GARIS BESAR SURAT PENDAHULUAN (1:1-2) I.

GEREJA YANG HIDUP DI DALAM KRISTUS (1:3—3:21) 1. Berkat rahasia Allah (1:3-14) 2. Doa Paulus yang pertama (1:15-23) 3. Gereja diselamatkan oleh anugerah Allah (2:1-10) 4. Kesatuan Gereja (2:11-22) 5. Rahasia Allah dinyatakan (3:1-13) 6. Doa Paulus yang kedua (3:14-21)

II. GEREJA YANG BERFUNGSI DI DALAM DUNIA (4:1—6:24) 1. Kesatuan di dalam Roh – berbeda-beda karunia (4:1-16) 2. Kehidupan gereja berbeda dari kehidupan dunia (4:17-32) 3. Kehidupan gereja adalah di dalam kasih (5:1-21) 4. Kehidupan rumah tangga Kristen (5:22—6:9) 5. Kehidupan gereja mengalami peperangan rohani (6:10-20) PENUTUP (6:21-24)

57

Disajikan oleh: Winardi Tarigan, M.Th.

PAK dan Teologi Konseling

Pengetahuan dan Pembimbing PB

14 SURAT FILIPI I.

LATAR BELAKANG KOTA DAN JEMAAT FILIPI A. Kota Filipi Kota Filipi ditemukan thn. 360 SM, sebagai suatu dusun kecil orang Trasia yang didirikan oleh Filipus (Filip II, Ayah Alexander Agung). Dulu nama kota itu Krenides, artinya: ―Tempat Sumber‖ dan setelah ditaklukkan oleh Raja Filip II diganti dengan namanya sendiri. Pada thn. 168 SM kota ini jatuh ke tangan Romawi dan pada thn. 42 SM dijadikan sebagai menjadi koloni kekaisaran Romawi. Oleh Kaisar Agustus kota ini akhirnya dijadikan sebagai propinsi Romawi dan menjadi pangkalan militer terkenal.

B. Jemaat Filipi Pada thn. 51 M, Jemaat ini didirikan oleh Paulus dan teman sekerjanya (Timotius, Silas, dan Lukas), dalam perjalanan Misi Paulus kedua. Jemaat ini lahir sebagai tanggapan akan panggilan melalui penglihatan Allah kepada Paulus di Troas, yang sering disebut sebagai "panggilan Makedonia" (Kis 16:9-40) dan jemaat Filipi adalah jemaat pertama yang didirikan di Eropa. Ketika pertama kali Paulus ke Filipi ia tidak menemukan sinagoge tapi menemukan sekelompok wanita yang berhimpun pada hari Sabat, ditempat sembahyang, di tepi sungai. Seorang diantaranya adalah Lidia, "Penjual kain ungu". Ia akhirnya menjadi wanita pertama yang bertobat di sana dan membuka rumahnya untuk dijadikan tempat persekutuan. Petobatan lain yang dicatat adalah kepala penjara Filipi. Berkembanglah persekutuan ini menjadi jemaat Filipi. Jemaat ini termasuk Jemaat yang sangat baik dikenal Paulus (intim) dan paling setia dibanding jemaat-jemaat yang lain. Selain mereka sering mengirim bantuan keuangan, mereka juga memberi sumbangan kepada Paulus dan rekan-rekannya waktu mereka di penjara Roma. Jemaat sempat ditinggalkan Paulus dan jemaat juga sempat dianiaya, tetapi tidak tawar hati. Kemungkinan Lukas ditinggal di Filipi untuk memelihara Jemaat muda ini. Dan pada perjalanan misinya ketiga Paulus sempat mengunjungi untuk yang ke 2 kali. Epafroditus seorang pesuruh jemaat Filipi telah datang ke Roma untuk mengunjungi Paulus dalam penjara dan membawa persembahan jemaat Filipi sebagai tanda terimakasih mereka (2:25; 4:10, 14, 18) kepada Paulus. Epafroditus mengalami sakit dan hampir mati dalam perjalanan itu, dan kabar sakitnya telah sampai di Filipi (2:25-29). Sekarang Paulus memakai kesempatan untuk mengirim surat ini bersama denga Epafroditus untuk mencurahkan rasa terimakasihnya kepada jemaat di sana.

II. KEPENULISAN 1. Penulis Penulis Surat ini adalah Rasul Paulus (Fil. 1:1). Ditunjukkan dengan banyaknya referensi pribadi, dan juga mempunyai ciri-ciri yang sama dengan surat-surat Paulus yang lain. Jadi tidak ada keraguan. Namun demikian ada beberapa pendapat yang muncul kemudian bahwa sekalipun ini surat Paulus tetapi mungkin Timotiuslah yang menulis dan Paulus yang mendikte. Itu sebabnya dalam pembukaan dituliskan dari "Paulus dan Timotius".

2. Tahun Penulisan Sama seperti surat Efesus, penulis sedang berada di penjara (Fil. 1:7-30). Namun demikian tidak disebutkan dengan jelas bahwa itu adalah penjara di Roma. Kalau betul maka

58

Disajikan oleh: Winardi Tarigan, M.Th.

PAK dan Teologi Konseling

Pengetahuan dan Pembimbing PB

kemungkinan ditulis pada saat yang bersamaan dengan surat-surat penjara yang lain, yaitu sekitar thn. 62-63 M (Kis. 28).

3. Tempat Penulisan Penjara di Roma (Fil 1:7,13,17), tapi ada yang berpendapat kemungkinan penjara yang dimaksud adalah di Efesus (Kis. 19).

III. PENERIMA/PEMBACA SURAT Surat Filipi adalah surat yang bersifat pribadi yang ditulis secara umum, untuk sekelompok orang yang mempunyai hubungan yang erat dengan penulis suratnya. Disebutkan dalam Fil. 1:1, bahwa "orang-orang kudus di Filipi" adalah penerima surat ini.

IV. TEMA UTAMA a. b.

V.

Sukacita  Meskipun surat ini singkat, namun kata kuncinya yaitu: ―sukacita‖ terdapat ± 16 kali. Persekutuan. Terlihat dalam dua bagian:  1:27 – 2:18  4:1-9 Nasihat Paulus yang penting bagi persekutuan adalah 2:6-11.

TUJUAN PENULISAN Tidak ada tanda-tanda bahwa Paulus menulis surat ini untuk menyelesaikan masalah, tapi lebih sebagai ucapan syukur dan pemberian semangat. 1. Ucapan Terimakasih Paulus bersyukur bahwa jemaat Filipi mempunyai beban untuk membantu pelayanan dengan selalu mengirimkan bantuan keuangan kepada Paulus. Serta menenangkan jemaat bahwa utusan mereka (Epafroditus) telah menunaikan tugasnya dengan setia dan tidak kembali kepada mereka sebelum waktunya (Flp 2:25-30). 2. Menyampaikan Berita tentang Pribadi Paulus Surat Filipi adalah surat yang bersifat pribadi, karena di dalamnya Rasul Paulus banyak memberitakan tentang dirinya (Flp. 1:12-26; 3:4-14; 4:10-20). Paulus memberi kabar tentang keadaannya yang sekarang dan meyakinkan jemaat tentang keberhasilan maksud Allah dalam hukuman penjaranya (Flp. 1:12-30). 3. Peringatan Ajaran Sesat Sesudah ditinggalkan kurang lebih selama 10 tahun, Paulus mendengar adanya penyusuppenyusup yang membawa ajaran Palsu dan bahaya perpecahan dalam gereja. Itu sebabnya Paulus memberikan peringatannya agar jemaat waspada. 4. Memberi Semangat Paulus menyadari bahwa penganiayaan dapat membuat kehidupan Kristen merosot, tetapi Paulus bersyukur karena Jemaat Filipi tidak takut aniaya, bahkan mereka telah dianiaya tetapi tidak putus asa. Juga, mendorong mereka untuk maju agar mengenal Tuhan dalam persatuan, kerendahan hati, persekutuan, dan damai sejahtera.

VI. SURVEI 



59

Surat Filipi tidak ditulis terutama untuk menyelesaikan berbagai persoalan dan pertentangan dalam gereja seperti banyak surat Paulus yang lain. Nada utama surat ini ialah kasih sayang yang hangat dan penghargaan terhadap jemaat itu. Dari salamnya (Fili 1:1) sampai ke doa berkat (Fili 4:23), surat ini memusatkan perhatian pada Kristus Yesus sebagai tujuan hidup dan pengharapan orang percaya akan hidup kekal. Dalam surat ini, Paulus memang berbicara mengenai tiga masalah kecil di Filipi: 1. Keputusasaan mereka karena masa hukumannya yang begitu lama (Fili 1:12-26); 2. Benih-benih perpecahan di antara dua orang wanita di dalam gereja (Fili 4:2; bd. Fili 2:2-4);

Disajikan oleh: Winardi Tarigan, M.Th.

PAK dan Teologi Konseling

Pengetahuan dan Pembimbing PB

3. 

Ancaman ketidaksetiaan yang selalu ada dalam gereja oleh karena para penganut agama Yahudi dan orang-orang yang berpikiran duniawi (pasal 3; Fili 3:1-16). Karena ketiga masalah yang potensial ini, kita mempunyai ajaran Paulus yang paling kaya mengenai: - Sukacita di tengah-tengah segala keadaan hidup (mis. Fili 1:4,12; Fili 2:17-18; Fili 4:4,11-13), - Kerendahan hati dan pelayanan Kristen (Fili 2:1-18), - Nilai pengenalan akan Kristus yang melebihi segala sesuatu (pasal 3; Fili 3:1-16).

VII. CIRI-CIRI KHAS Lima ciri utama menandai surat ini. 1. Sifatnya sangat pribadi dan penuh kasih sayang, serta mencerminkan hubungan akrab Paulus dan orang percaya di Filipi. 2. Sangat memusatkan perhatian kepada Kristus, serta mencerminkan hubungan dekat Paulus dengan Kristus (mis. 1:21; 3:7-14). 3. Memberikan salah satu pernyataan yang paling mendalam mengenai Kristologi dalam Alkitab (2:5-11). 4. Merupakan terutama suatu "surat sukacita" PB. 5. Menyajikan standar kehidupan Kristen yang sangat kuat, termasuk:  Hidup dengan rendah hati dan sebagai seorang hamba (2:1-8),  Berusahan dengan sungguh-sungguh untuk mencapai tujuan (3:13-14),  Bersukacita selalu di dalam Tuhan (4:4),  Mengalami kebebasan dari kecemasan (4:6),  Merasa senang dalam segala keadaan (4:11),  Melakukan segala hal karena kasih karunia Kristus yang memberi kekuatan (4:13).

GARIS BESAR SURAT Pendahuluan (1:1-2) I.

Kristus – Inti Kehidupan Kita (1:3-30) a. Ucapan syukur dan doa bagi orang-orang Kudus (1:3-11) b. Paulus dan keadaannya (1:12-26) c. Orang percaya dan kelakuan mereka (1:27-30)

II. Kristus – Alam Pikiran Kita (2:1-30) a. Kristus dan teladan-Nya (2:1-18) b. Timotius dan Epafroditus sebagai teladan praktis (2:19-30) III. Kristus – Tujuan Kita (3:1—4:1) a. Paulus sebelum percaya (3:1-6) b. Tujuan baru sesudah bertobat (3:7-11) c. Perlombaan iman untuk mencapai tujuan akhir (3:12-16) d. Nasihat-nasihat kepada jemaat di Filipi (3:17—4:1) IV. Kristus – Kekuatan Kita (4:2-20) Nasihat-nasihat dan terimakasih Penutup (4:21-23)

60

Disajikan oleh: Winardi Tarigan, M.Th.

PAK dan Teologi Konseling

Pengetahuan dan Pembimbing PB

15 SURAT KOLOSE I.

KEPENULISAN Surat ini tetap diakui ditulis oleh rasul Paulus sendiri, meskipun banyak orang meragukan tentang keotentikannya. Surat ini ditulis bersamaan dengan surat Efesus ketika Paulus berada di penjara Roma pada tahun 62 M. pada waktu itulah surat ini ditulis. Pualus mengirimkan surat ini kepada: ―saudara-saudara yang kudus dan yang percaya dalam Kristus di Kolose‖ (1:2). Kota Kolose terletak dekat Laodikia (Kol 4:16) di bagian barat daya Asia Kecil, kira-kira 160 kilometer tepat di sebelah timur kota Efesus. Kota ini juga berada di Lembah Likus di anak sungai Meander, suatu distrik pegunungan yang sangat indah.

II. GEREJA DI KOLOSE Agaknya jemaat Kolose telah didirikan sebagai akibat tiga tahun pelayanan yang luar biasa dari Paulus di Efesus (Kis 20:31). Pengaruh pelayanannya begitu luar biasa dan luas jangkauannya sehingga "semua penduduk Asia mendengar firman Tuhan, baik orang Yahudi maupun orang Yunani" (Kis 19:10). Walaupun Paulus sendiri mungkin tidak pernah mengunjungi Kolose (Kol 2:1), ia telah memelihara hubungannya dengan gereja itu melalui Epafras, seorang yang kemungkinan bertobat di bawah pelayanannya dan rekan kerjanya dari Kolose (Kol 1:7; Kol 4:12). Epafraslah yang tampaknya memperkenalkan Paulus kepada ―kasihmu [jemaat Kolose] dalam Roh (1:8). Dari rujukan kepada Epafras, masuk akal untuk menduga jemaat Kolose berdiri sebagai buah pelayanannya. - Dalam 1:7 Paulus berkata ―Semuanya itu telah kamu ketahui dari Epafras, kawan pelayan yang kami kasihi, yang bagi kamu adalah pelayan Kristus yang setia,‖ yang menunjukkan bahwa Epafras bertanggung jawab untuk mendidik mereka. - Dalam 4:12-13 Epafras disebut ―seorang dari antaramu‖ yang berarti dia adalah orang Kolose, dan Paulus menyaksikan susah payahnya bagi jemaat di kotanya dan bagi orang Kristen di Lembah Likus.





III. SURAT KOLOSE VS SURAT EFESUS  Banyak orang beranggapan bahwa surat Kolose dan surat Efesus adalah surat kembar. Hal tersebut dapat terlihat dalam 3 aspek, yaitu: a. Waktu dan tempat penulisannya sama (Sekitar 62 M dari penjara Roma) b. Tema atau pokok bahasannya sama  Kristologi (Kolose: Keunggulan Kristus; Efesus: Kristus dan gereja-Nya) c. Ada banyak persamaan dalam isinya (lih. Penjelasan selanjutnya).  Anggapan beberapa ahli: surat Kolose ditulis lebih dahulu dari surat Efesus dan bahwa surat Efesus merupakan jiplakan dari surat Kolose. Anggapan ini membawa banyak ahli untuk menyangkal ketulenan surat Efesus.  Beberapa Kesamaan Kolose dan Efesus No. 1 2 3 4

61

NATS

KESAMAAN Keduanya menguraikan tentang pribadi Kristus dgn perkataan2 yang mirip Keduanya menguraikan tentang gereja sebagai tubuh Kristus Keduanya menekankan tentang pertumbuhan dan kesatuan gereja Keduanya mempunyai penekanan etis yang sama:  Manusia lama dan manusia baru

KOLOSE 1:18; 2:19 2:10 1:18, 24 2:19 3:15

EFESUS 1:22; 4:15; 5:23 1:21 1:23; 4:12; 5:23, 30 4:16 2:16; 4:4

3:9-10 3:5-8; 3:12-24

4:22-24 4:25; 5:5; 4:2-3

Disajikan oleh: Winardi Tarigan, M.Th.

PAK dan Teologi Konseling

Pengetahuan dan Pembimbing PB

 Daftar dosa yang sama 3:7; 1:10; 2:6; 4:5 2:2; 4:17; 2:10;  Hidup dalam dosa dan hidup dalam 4:1; 5:2, 8, 15 kesucian 5 Keduanya menekankan pentingnya rumah 3:18; 4:1 5:22; 6:9 tangga Kristen, sampai kata-katanyapun sama Kata yang khas dalam kedua surat ini: Hikmat, pengetahuan, kepenuhan Allah, rahasia Allah yang sekarang dinyatakan, pemerintah, penguasa yang kelihatan dan yang tidak kelihatan  Walaupun ada banyak persamaan antara kedua surat ini, jelaslah bahwa ada juga perbedaan-perbedaannya, secar khusus dalam penekanan masing-masing surat.  Perbedaan: No. Kolose 1 Tujuannya memperbaiki yang rusak 2 Bersifat mengoreksi dan membetulkan 3 Tekanan: Kristus sebagai kepala tubuh, yaitu gereja 4 Lebih konkrit dr surat Efesus 5

Bersifat polemik: penuh dengan argumen2 dan diskusi untuk mempertahankan kebenaran dlm jemaat itu.

Efesus Bersifat mengajar Bersifat menguraikan Tekanan: Gereja sebagai tubuh Kristus Bersifat umum: karena tidak menyinggung masalah2 konkrit dalam satu jemaat. Mengupas kebenaran itu secara umum

 KESIMPULAN: Surat Efesus bukanlah jiplakan dari surat Kolose. Kedua surat ini ditulis pada waktu yang sama, yaitu pada waktu Paulus dalam penjara di Roma, dan dititipkan pada orang yang sama, yaitu Tikhikus. Namun demikian kedua surat ini saling melengkapi.

IV. LATAR BELAKANG DAN ALASAN PENULISAN Salah satu alasan perjalanan Epafras ke Roma dan kerelaannya untuk sementara waktu mendampingi Paulus dalam penjara (Fil. 23) adalah keinginannya untuk memberi tahu Paulus tentang kemajuan Injil di Lembah Likus guna menguatkan hati rasul Paulus. Tetapi alasan utamnya juga mengunjungi Paulus adalah memberitahukan tentang situasi di Kolose karena munculnya ajaran palsu dan sesat yang mengancam keamanan dan masa depan rohani jemaat Kolose (2:8). Dengan demikian Epafras bisa mendapatkan nasihat dari Paulus untuk menghadapi bidat berbahaya yang muncul di tengah-tengah jemaat itu. Sebab ada kemungkinan bahwa Epafras tidak bisa menjawab argumentasi mereka yang terlihat bagus sehingga direndahkan oleh pemimpin dari guru-guru palsu itu dan memerlukan hikmat yang baik dari rasul Paulus. Sebagai tanggapan atas laporan dari Epafras tersebut, maka Paulus menanggapinya dengan menuliskan surat Kolose ini. Dengan tegas Paulus menjelaskan dan menekankan Injil Kristus yang murni.

V.

BERBAGAI PANDANGAN MENGENAI BIDAT DI KOLOSE Sifat yang tepat dari ajaran palsu yang terdapat di Kolose ini tidak diuraikan dengan jelas dalam surat ini, karena para pembaca yang mula-mula sudah memahaminya dengan baik. Akan tetapi dari berbagai pernyataan Paulus yang menentang ajaran palsu itu, nyatalah bahwa bidat yang hendak meruntuhkan dan menggantikan Yesus Kristus sebagai inti kepercayaan Kristen adalah suatu campuran yang aneh yang terdiri atas ajaran Kristen, tradisi-tradisi Yahudi tertentu di luar Alkitab dan filsafat kafir (serupa dengan campuran kultus-kultus dewasa ini). Di pihak lain ada yang berkata bahwa ada 2 unsur dalam ajaran sesat yang muncul di tengah-tengah jemaat Kolose, yaitu:  Unsur Yudaisme. Orang-orang Yahudi yang mempersoalkan keselamatan orang-orang kafir, khususnya hubungannya dengan hukum Taurat

62

Disajikan oleh: Winardi Tarigan, M.Th.

PAK dan Teologi Konseling

Pengetahuan dan Pembimbing PB

Unsur ajaran Gnostik yang berbau mistik. Pada abad kedua gereja berhadapan dengan munculnya sebuah gerakan dengan ajaran sesat yang dikenal dengan nama Gnostik. Beberapa prinsip dasarnya sudah dikenal pada abad pertama. Cirri-ciri Gnostik ini secara umum adalah: - Lebih merupakan sebuah sikap dan kecenderungan berpikir religius-filosofis daripada sebuah system, dan sikap ini dapat menyesuaikan diri dengan pandangan Yahudi, Kristen atau kelompok2 kafir lainnya. - Dualisme metafisika - Makhluk-makhluk perantara - Penebusan melalui pengetahuan atau gnosis - Semua agama merupakan manifestasi dari kebenaran yang tersembunyi, yang berusaha untuk menuntun orang menuju pengetahuan mengenai kebenaran tersebut. - Karena manusia terikat pada dunia materi yang jahat, dia hanya dapat menghampiri Allah dengan bantuan berbagai makhluk seperti malaikat. Ajaran sesat di Kolose menggabungkan unsur-unsur Yahudi dan Helenis: ketaatan kepada peraturan2 makanan dan hari Sabat, upacara penyunatan dan fungsi perantara dari para malaikat mengingatkan kepada kebiasaan dan kepercayaan Yahudi (2:11, 16, 18); penekanan pada hikmat dan pengetahuan dari kekuatan2 alam dan penilaian rendah terhadap tubuhb jasmaniah mencerminkan pemikiran Yunani (2;3, 8, 23). Lebih sederhananya, Donald Guthrie mendeduksikan bahwa bidat di Kolose merupakan pensinkretisan Yahudi-Gonstik, dengan bukti-bukti: a. Kristologinya: dalam beberapa hal pengajaran sesat ini merendahkan pribadi Kristus, sehingga Paulus sangat meninggikan keutamaan Kristus (1:15-19) b. Karakter filsafatnya: Paulus memperingatkan jemaat tentang ―filsafat yang kosong dan palsu‖ (2:8), yang menunjukkan sebagiann jemaat Kolose codong tertarik olehnya. Kata ―plērōma: kepenuhan‖ (1:19), ―gnōsis: pengetahuan‖ (2:3) dan ―apseidia sōmatos: menyiksa diri‖ (2:23) biasa dipakai dalam Gnostikisme abad kedua. c. Lingkungan Yahudinya: banyak unsure Yahudi dalam Kolose. Yang paling menyeluruh adalah rujukan kepada sunat (2:11; 3:11). Peringatan akan tradisi manusia (2:8) amat tepat untuk menegur kecondongan khas Yahudi untuk melapisi hukum Taurat dengan tradisi tua-tua, tetapi juga bisa dipahami sebagai tradisi non-Yahudi yang terkait dengan filsafat. d. Penyembahan kepada malaikat: menurut pemikiran Yahudi, malaikat menjalankan fungsi perantara dalam kaitan dengan Taurat, meskipun tidak ada bukti orang Yahudi menyembah mereka. Bisa jadi beberapa guru dengan latar belakang Yahudi menjadikan para agen perantara itu sebagai obyek penyembahan. e. Unsur dunia (stoicheia): bisa dipahami dalam dua cara – sebagai roh-roh dasar atau sebagai suatu pengajaran dasar. Dalam kasus ini stoicheia akan berarti roh dunia yang sangat kuat, yang pada waktu itu luas dipercaya mengendalikan urusan dunia natural. 

VI. TEMA UTAMA Inti masalah yang dihadapi oleh Jemaat Kolose adalah jemaat perlu diberikan pengajaran yang benar supaya mereka tahu membedakan yang benar dan yang salah. Dan metode itulah yang digunakan Paulus untuk menolong jemaat di Kolose - membeberkan kebenaran supaya Jemaat menemukan sendiri kesalahan-kesalahan dari ajaran sesat itu dan diharapkan mereka berbalik dari kepercayaan yang tidak sesuai dengan Firman Tuhan a. Keunggulan Kristus. Pengajaran ini merupakan campuran antara pengajaran Yahudi dan Gnostik, yang mencoba menurunkan kekristenan dan merendahkan pekerjaan Kristus. Untuk itulah Paulus memberikan kebenaran tandingan dan membeberkan keunggulan dan gelar-gelar Kristus secara sistematis:  Gambar Allah yang tiada kelihatan  Yang sulung, lebih utama dari segala yang diciptakan  Di dalam Dialah roh telah diciptakan segala sesuatu  Segala sesuatu ada dalam Dia

63

Disajikan oleh: Winardi Tarigan, M.Th.

PAK dan Teologi Konseling         

Pengetahuan dan Pembimbing PB

Kepala Jemaat Ia yang sulung, yang pertama bangkit dari antar orang mati. Seluruh kepenuhan Allah berkenan di dalam Dia. Oleh Dialah Ia memperdamaikan segala sesuatu. Kristus ditengah-tengah kamu, Kristus yang adalah pengharapan akan kemuliaan. Di dalam dialah tersembunyi segala harta hikmat dan pengetahuan. (2:3) Dalam dialah berdiam secara jasmaniah seluruh kepenuhan ke Allahan (2:9) Kamu telah dipenuhi di dalam Dia (2:10) Kepala semua pemerintahan dan penguasa (2:10)

b. “Ibadat Kolose Dikenal dengan istilah "ibadat Kolose" karena unsur-unsur pemujaan yang menjadi ciri dalam jemaat Kolose: 1. Menyembah kuasa-kuasa dari dunia roh dan malaikat (Kol. 2:18) Yang benar adalah Kristus mempunyai kuasa atas roh-roh dan kuasa segala kepenuhan Ilahi ada pada Kristus. Dengan melakukan pemujaan kepada kuasa-kuasa roh berarti kita telah memberi tempat sempit untuk Kristus (Kol. 1:16, 20; 2:5) 2. Memelihara hal-hal lahiriah Yang benar adalah kekudusan hanya dapat dicapai dengan menyerahkan diri/kendali pada Kristus, membuang segala sesuatu yang bertentangan dengan kebenaranNya. Oleh karena itu memelihara hari-hari raya dan puasa, bulan baru dan sabat, sunat dll. sebagai jalan untuk mengekang diri dari penaklukan kedagingan adalah sia-sia, sebaliknya malah justru menimbulkan kesombongan rohani. 3. Hikmat manusia yang diagung-agungkan: Yang benar adalah "perkataan Kristus" memberikan pentunjuk hidup baru dan bukan pengetahuan (gnosis)/hikmat manusia. c.

Doa Paulus (Kolose 1:9-12) Salah satu dari 4 doa Paulus yang terindah yang dicatat dalam surat-surat Paulus. Doa-doa yang lain: Ef. 1:16-19, Ef. 3:14-19, Fil. 1:9-11.

VII. TUJUAN PENULISAN 1. 2.

Untuk memberantas ajaran palsu yang berbahaya di Kolose yang sedang menggantikan keunggulan Kristus dan kedudukan-Nya sebagai inti dalam ciptaan, penyataan, penebusan, dan gereja = masalah doktrinal tentang pribadi Kristus. Untuk menekankan sifat sebenarnya dari hidup baru di dalam Kristus dan tuntutannya pada orang percaya = masalah praktika tentang keidupan orang Lristen.

VIII. SURVEI Setelah menyampaikan salam jemaat dan mengungkapkan rasa syukur karena iman, kasih, dan pengharapan mereka, dan karena mereka terus-menerus maju sebagai orang percaya, maka Paulus memusatkan perhatian pada dua pokok persoalan yang penting: ajaran yang betul (Kol 1:13—2:23) dan nasihat-nasihat praktis (Kol 3:1—4:6). Dari segi teologi, Paulus menekankan sifat sejati dan kemuliaan Tuhan Yesus Kristus. Dialah gambar Allah yang tidak kelihatan (Kol 1:15), kepenuhan ke-Allahan dalam bentuk jasmaniah (Kol 2:9), Pencipta segala sesuatu (Kol 1:16-17), kepala gereja (Kol 1:18) dan sumber yang serba cukup dari keselamatan kita (Kol 1:14,20-22). Kristus benar-benar memadai, sedangkan bidat di Kolose itu sama sekali tidak memadai -- hampa, palsu, dan bersifat kemanusiaan (Kol 2:8); dangkal secara rohani dan angkuh (Kol 2:18); serta tanpa kuasa terhadap keinginan-keinginan berdosa dari tubuh (Kol 2:23). Dalam nasihat-nasihat praktisnya, Paulus mengimbau agar hidup ini didasarkan pada kecukupan dari Kristus sebagai satu-satunya cara untuk maju dalam kehidupan Kristen. Realitas Kristus yang hidup di dalam kita (Kol 1:27) harus tampak dalam perilaku Kristen (Kol 3:1-17), hubungan rumah tangga (Kol 3:18—4:1) dan disiplin rohani (Kol 4:2-6).

64

Disajikan oleh: Winardi Tarigan, M.Th.

PAK dan Teologi Konseling

Pengetahuan dan Pembimbing PB

IX. CIRI-CIRI KHAS Tiga ciri utama menandai surat ini. 1. Kolose memusatkan perhatian pada kebenaran rangkap dua dari keutamaan Kristus dan kesempurnaan orang percaya di dalam Dia, bahkan lebih dari kitab-kitab lain dalam PB. 2. Kitab ini dengan tegas meneguhkan kepenuhan ke-Allahan Kristus (Kol 2:9) dan berisi salah satu bagian yang paling agung di PB mengenai kemuliaan-Nya (Kol 1:15-23). 3. Kitab ini sering dianggap sebagai "surat kembar" bersama kitab Efesus, karena keduanya mempunyai beberapa persamaan dalam hal isi dan ditulis kira-kira pada waktu yang sama.

GARIS BESAR SURAT Pendahuluan (1:1-2) I.

SIFAT DARI KETUHANAN KRISTUS (1:3—2:7) A. Ucapan syukur atas iman jemaat di Kolose dalam Kristus (1:3-8) B. Doa agar mereka bertumbuh di dalam Kristus (1:9-14) C. Kristus sebagai Tuhan (1:15-19) 1. Tuhan atas ciptaan (1:15-17) 2. Tuhan atas ciptaan baru (1:18-19) D. Kristus sebagai Pendamai dari Allah (1:20-23) 1. Mendamaikan segala sesuatu (1:20) 2. Mendamaikan orang Kristen di Kolose (1:21-23) E. Paulus: Hamba Kristus untuk pendamaian (1:24-29) 1. Ikut berbagi penderitaan Kristus (1:24) 2. Pembawa berita tentang rahasia Kristen (1:25-27) 3. Pengajar orang-orang kudus (1:28-29) F. Keprihatinan Paulus terhadap orang Kristen di Lembah Likus (2:1-7)

II. KETUHANAN KRISTUS DAN AJARAN PALSU DI KOLOSE (2:8—3:4) A. Kecukupan mutlak dari Kristus (2:8-15) 1. Kristus: Tuhan atas segala pemerintah dan penguasa (2:8-10) 2. Kristus: sumber kehidupan baru orang Kristen (2:11-14) 3. Kristus: Pemenang atas segala kuasa di bumi (2:15) B. Berbagai praktik jemaat Kolose yang berdifat menyangkal Ketuhanan Kristus (2:16-19) 1. Keterikatan pada ritual, kemunduran ke masa lalu (2:16-17) 2. Tunduk kepada kekuatan-kekuatan seperti malaikat, meninggalkan Kristus (2:18-19) C. Berbagai praktik jemaat Kolose yang bertentangan dengan kehidupan bersama mereka dalam Kristus (2:20—3:4) 1. Mati bersama Kristus berarti mati terhadap peraturan-peraturan ―zaman lama‖ (2:2023) 2. Kebangkitan bersama Kristus menuntut suatu pandangan hidup ―zaman baru‖ (3:1-4) III. KETUHANAN KRISTUS DALAM KEHIDUPAN KRISTEN (3:5—4:6) A. Kewajiban Kristiani: Amalkan secara pribadi kenyataan hidup ―di dalam Kristus‖ (3:5-17) 1. Sifat zaman lama harus ditanggalkan (3:5-9) 2. Sifat zaman baru harus dikenakan (3:10-17) B. Ketetapan-ketetapan khusus (3:18—4:6) 1. Rumah tangga Kristen (3:18—4:1) 2. Doa (4:2-4) 3. Hubungan dengan orang non-Kristen (4:5-6) Penutup (4:7-18) A. Rekomendasi untuk para pembawa surat (4:7-9) B. Salam dari rekan-rekan sekerja Paulus (4:10-14) C. Salam dan berkat sang rasul (4:15-18)

65

Disajikan oleh: Winardi Tarigan, M.Th.

PAK dan Teologi Konseling

Pengetahuan dan Pembimbing PB

16 SURAT PAULUS KEPADA FILEMON I.

LATAR BELAKANG Sebenarnya surat Filemon termasuk surat-surat Penggembalaan (Pastoral) a. Bersifat pribadi b. Berisikan nasihat-nasihat pastoral Itulah sebabnya dalam kanon PB dimasukkan sesudah surat-surat penggembalaan. Namun demikian surat ini dibahas sehubungan dengan surat-surat lain yang ditulis oleh Paulus dalam penjara. Jadi, hubungan surat Filemon dengan surat Efesus dan Kolose sangat erat dan digolongkan dalam bagian dari surat-surat dari penjara.

A. Filemon Filemon, jemaat di Kolose, seorang yang kaya raya, terlihat dari banyaknya budak yang dipunyai. Ia menjadi Kristen karena pelayanan perkabaran Injil Paulus. Kehidupannya yang baru mendorong Filemon menyerahkan rumahnya untuk digunakan sebagai tempat bersekutu/pertemuan jemaat. Paulus selalu menganggap Filemon adalah sahabat dan rekan pelayanannya yang setia (Fil.1:19).

B. Onesimus Onesimus adalah bekas budak milik Filemon, yang melarikan diri tuannya. Pemuda Onesimus pasti seorang yang gagah perkasa, karena budak biasanya dipilih dari keadaan fisiknya. Ia juga berasal dari Kolose (4:9). Sebelum melarikan diri ke Roma Onesimus juga mencuri milik tuannya. Tetapi ketika ada di Roma, ia bertemu dengan Paulus dan bertobat, lalu ia dengan setia membantu Paulus dalam penjara. Sebagaimana disebutkan di atas, Onesimus adalah budak pelarian yang telah melarikan diri dari Filemon, tuannya. Di kota Roma dia bertemu dengan Paulus yang kemudian melayani dia. Akhirnya Onesimus bertobat dan melayani Paulus dalam penjara (ay. 10-13). Tetapi masalahnya adalah: budak-budak pelarian jika tertangkap kembali dapat saja dijatuhi hukuman mati. Namuan demikian Paulus merasa bahwa Onesimus harus kembali kepada tuannya, yaitu Filemon. Paulus mengirim Onesimus kembali bersama dengan Tikhikus, dan mereka membawa surat ini dengan permohonan supaya Onesimus diterima kembali sebagai saudara dalam Kristus. Onesimus rela mendengar nasihat Paulus untuk kembali kepada tuannya. Setelah Filemon menerima surat ini,maka ia sangat tergerak dan setahu kita dia menerima Onesimus kembali sebagai saudara dalam Kristus. Menurut tradisi lama Onesimus kemudian hari menjadi uskup di Efesus.

II. KEPENULISAN Berdasarkan ayat 2, surat ini ditulis oleh Paulus yang dialamatkan kepada: 1. Filemon: yang kekasih, teman sekerja kami. Sapakah dia?  Filemon adalah orang Kolose yang merupakan buah pekabaran Injil Paulus (ay. 9). Menurut Kis. 19 Paulus pernah melayani di ruang kuliah Tiranus. Waktu itu Efesus menjadi pusat Pekabaran Injil di seluruh daerah itu. Ada kemungkinan besar bahwa Filemon bertobat sebagai akibat dari pelayanan itu.  Di Kolose, Filemon berkedudukan tinggi dan mempunyai rumah yang cukup besar di mana diadakan kebaktian-kebaktian (ay. 2). Dan juga dipakai untuk menyambut hamba-hamba Tuhan (ay. 22).  Dia telah demikian maju secara rohani sehingga Paulus memanggil dia teman sekerjanya (ay. 1)  Filemon adalah orang kaya yang mempunyai budak-budak (ay. 15-16). Di antara budak-budaknya itu adalah Onesimus yang telah menipu hartanya serta melarikan diri.

66

Disajikan oleh: Winardi Tarigan, M.Th.

PAK dan Teologi Konseling

Pengetahuan dan Pembimbing PB

2. Apfia dan Arkhipus. Menurut banyak penafsir ada kemungkinan bahwa Apfia adalah isteri Filemon, dan Arkhipus adalah anaknya. Tetapi penafsiran ini tidak memiliki bukti yang kuat untuk dipertahankan. Yang jelas Paulus menyebut orang ini sebagai ―teman seperjuangan kita . Ditulis dari Penjara Roma, sekitar tahun 62 Masehi.

III. SISTEM PERBUDAKAN PADA ZAMAN KERAJAAN ROMAWI Pada waktu itu, dikerajaan Romawi jumlah budak sangat banyak dan menjadi ketentuan sosialpolitik dalam system kehidupan masyarakat. Berikut ini adalah konsep perbudakan pada zaman itu: Budak-budak itu dijadikan seperti barang yang dapat diperjualbelikan, Kebanyakan dari mereka melaksanakan pekerjaan kasar bagi tuannya. Budak yang ―lebih pandai atau cantik‖ ditempatkan dalam keluarga untuk melakukan pekerjaan yang lebih tinggi nilainya. Kalau mereka mempunyai keterampilan khusus, maka mereka dihargai oleh tuannya sehingga boleh melayani melalui keahliannya itu (mis. Jadi dokter pribadi atau guru keluarga). Jika seorang budak berlaku setia dan berjasa, maka tuannya akan secara resmi membebaskan dia sehingga menjadi seorang yang berstatus bebas. Hsl ini adalah penghargaan besar bagi para budak. Bila dia ingin bekerja dengan tuannya,maka biasanya diizinkan bekerja, namun statusnya sebagai seorang upahan. Para budak tidak mempunyai hak asasi:  Tidak bebas untuk menikah dan berkeluarga.  Tidak memiliki harta pribadi.  Jika membuat kesalahan, maka tuannya boleh secara bebas menjatuhi hukuman atanya, termasuk hukuman mati.  Tidak ada orang yang bisa membela mereka. TANGGAPAN DAN SIKAP PAULUS TERHADAP PERBUDAKAN: 1. Paulus tidak bangkit melawan system perbudakan itu. 2. Paulus juga tidak mau menghapus perbudakan itu sebagai ketentuan sosial dan juga tidak mendesak pemerintah untuk menghapuskannya. 3. Secara hukum, Paulus masih mengakui hak Filemon atas budaknya. 4. Bagi Paulus yang penting adalah Onesimus sudah menjadi budak Kristus, akibatnya: Dengan demikian Filemon sudah kehilangan haknya atas Onesimus. Onesimus sudah menjadi saudara seiman, dan Filemon tidak lagi dapat menganggapnya sebagai budaknya Dalam persekutuan orang Kristen status hukum tidak dipersoalkan, semua sudara mempunyai hak yang sama Semua terikat kepada Kristus sehinga menjadi satu keluarga dalam persekutuan kasih. 5. Paulus tidak meruntuhkan system itu, melainkan membangun hubungan persekutuan kasih antara Filemon dan Onesimus di mana hubungan tuan dan budak harus dikembangkan dan dihilangkan karena sudah sama-sama Kristen

IV. TUJUAN PENULISAN Paulus menyurati Filemon untuk mengurus persoalan khusus tentang hambanya Onesimus yang telah melarikan diri. Menurut hukum Romawi, hamba yang melarikan diri dapat dihukum mati. Paulus menjadi perantara untuk Onesimus dengan Filemon dan memohon supaya Onesimus diterima kembali secara ramahsebagai orang percaya dan sahabat Paulus, dengan kasih yang sama sebagaimana dia akan menerima Paulus sendiri.

V.

SURVEI Permohonan Paulus adalah sebagai berikut:

67

Disajikan oleh: Winardi Tarigan, M.Th.

PAK dan Teologi Konseling

Pengetahuan dan Pembimbing PB

a. Dia memohon dengan sangat supaya Filemon, sebagai saudara dalam Kristus (8-9, 20-21) menerima Onesimus kembali, bukan sebagai hamba tetapi sebagai saudara dalam Kristus (15-16). b. Paulus menyatakan bahwa Onesimus (yang artinya "berguna") yang dahulu "tidak berguna", tetapi sekarang "berguna" bagi Paulus dan Filemon (10-12). c. Paulus ingin Onesimus dapat tinggal di Roma, tetapi sebaliknya mengirimnya kembali kepada tuan yang memilikinya(13-14). Paulus menawarkan diri sebagai pengganti untuk hutang Onesimus dan mengingatkan Filemon tentang hutang budinya kepada Paulus (17-19). Surat ditutup dengan salam dari beberapa teman sekerja di Roma (23-24) dan pengucapan syukur (25).

VI. CIRI-CIRI KHAS Tiga ciri utama menandai surat ini.  Surat ini adalah yang terpendek di antara surat-surat Paulus.  Lebih dari lain bagian PB, surat ini menjelaskan bagaimana Paulus dan gereja mula-mula menghadapi persoalan perbudakan Roma. Daripada menyerang langsung atau menimbulkan pemberontakan bersenjata, Paulus mengemukakan prinsip Kristen yang menyingkirkan kekerasan dari perbudakan Roma dan akhirnya menghapuskannya sama sekali antara orang Kristen.  Surat ini memberikan pengertian unik ke dalam kehidupan Paulus, karena dia begitu erat manunggal dengan seorang hamba sehingga Onesimus disebut "buah hatiku" (1:12).

GARIS BESAR SURAT Pendahuluan (ayat 1-3) I.

Doa bagi pelayanan Filemon serta pengucapan syukur (ayat 4-7)

II.

Permintaan Paulus supaya Onesimus diterima kembali (ayat 8-21)

III.

Kemungkinan kunjungan Paulus (ayat 22)

Penutup (ayat 23-25)

68

Disajikan oleh: Winardi Tarigan, M.Th.

PAK dan Teologi Konseling

Pengetahuan dan Pembimbing PB

17 SURAT 1 TESALONIKA I.

LATAR BELAKANG KOTA DAN JEMAAT TESALONIKA A. Kota Tesalonika Kota Tesalonika terletak dipersimpangan jalan darat dan padat penduduknya. Kota terbesar di wilayah Makedonia. Sampai saat ini kota Tesalonika masih menjadi kota besar. Nama kota ini diambil dari nama adik perempuan Iskandar Zulkarnain, "Salonika". Kota ini didirikan pada thn. 315SM. Penduduk sebagian besar adalah orang non-Yahudi, tapi ada juga orang Yahudi. Kota pelabuhan yang indah, kota Yunani yang bebas otonom.

B. Jemaat Tesalonika Pada perjalanan Misi kedua, Paulus dan Timotius dan Silas pergi ke Tesalonika sekembalinya dari Filipi (1 Tes. 2:2). Dari Kis. 17:1-9 diketahui bahwa Mereka mengunjungi dan mengajar di rumah ibadat Yahudi di selama 3 hari sabat berturut-turut. Orang-orang non-Yahudi rupanya menerima Injil dengan gembira. Diantara yang hadir adalah wanita terkemuka di wilayah itu. Perkembangan Injil sangat pesat, sehingga Paulus tinggal di Tesalonika beberapa bulan. Tapi orang-orang Yahudi tidak senang melihat apa yang terjadi. Paulus dan temantemannya didakwa sebagai penghianat oleh orang Yahudi yang iri hati. Mereka menyewa para perusuh pasar untuk melakukan huru hara. Paulus dan Silas tinggal di rumah Yason, yang adalah petobat baru. Pada malam hari mereka berusaha menangkap Paulus di rumah Yason. Tapi ketika tidak ditemukan, mereka merusak dan menangkap Yason dan mengajukan perkara ini ke para pembesar. Sebagai tuduhan dikatakan bahwa Paulus mengajar tentang kedatangan seorang raja lain yang bernama Yesus. Hal ini membuat orang Romawi gelisah. Setelah mendapat jaminan dari Yason, akhirnya mereka diminta meninggalkan Tesalonika pada malam hari.

C. Keadaan Jemaat Tesalonika pada Saat Penulisan Surat Berita tentang keadaan kota Tesalonika diterima Paulus dari Silas dan Timotius ketika Paulus ada di Korintus. Isi berita tsb. adalah: Kabar baik, jemaat setia dalam iman walaupun banyak penderitaan (2:14). Tapi ada juga kabar yang tidak gembira yaitu adanya masalah-masalah yang timbul di jemaat Tesalonika, yaitu jemaat masih melakukan dosa-doa seperti misalnya, pecabulan (1 Tes. 4:2-7). Selain itu ada juga ajaran-ajaran sesat tentang hari kedatangan Tuhan sehingga membuat jemaat tidak melakukan tugas-tugasnya.

II. KEPENULISAN 1. Penulis Paulus mengindentifikasikan diri, bersama dua rekan pelayanannya Timotius dan Silas, sebagai penulis surat 1 Tesalonika (1 Tes. 1:1; 2:18). Namun demikian kita ketahui bahwa Pauluslah yang memegang peranan dalam hal ini, karena keterlibatan Timotius dan Silas tidak terlihat jelas dalam surat itu. Paulus menulis surat ini kepada jemaat di Tesalonika.

2. Tahun Penulisan Dapat dipastikan Paulus menulis surat 1 Tesalonika dari Korintus, ketika Timotius dan Silas baru saja bergabung dengan Paulus (Kis. 18:5; 2 Kor. 1;19). Kalau benar demikian maka tahun penulisan surat ini adalah sekitar thn. 50 M dan menjadi salah satu tulisan awal yang ditulis Paulus.

69

Disajikan oleh: Winardi Tarigan, M.Th.

PAK dan Teologi Konseling

Pengetahuan dan Pembimbing PB

3. Tempat Penulisan Seperti penjelasan di atas, Surat ini ditulis dari Korintus.

4. Pembaca/Penerima Jelas surat ini ditujukan kepada Jemaat Tesalonika (1 Tes.1:1).

III. TEMA UTAMA Paulus melihat bahwa orang-orang Kristen non-Yahudi di Tesalonika membutuhkan tuntunan pengajaran yang benar sehingga mereka bisa menjalankan hidup Kristennya dengan lebih bertanggung jawab. 1. Kemerosotan Moral Menjaga kekudusan hidup merupakan bagian dari kehidupan Kristen yang benar. Semakin dekat "Hari Tuhan" semakin perlu kita meninggalkan hidup yang tidak kudus, supaya ketika Tuhan Yesus datang, Ia akan akan mendapati kita tak bercacat (1 Tes. 4:1-12). 2. Kasih Persaudaraan Kasih persaudaraan seharusnya tidak diterima untuk kepentingan pribadi. Petobat-petobat Kristen yang kaya patut menunjukkan kebaikan mereka dengan memberikan bantuan kepada orang-orang miskin. Tapi bukan berarti memberi kesempatan kepada orang-orang miskin untuk hidup bermalas-malas, karena itu bertntangan dengan hukum kasih (1 Tes. 5:12-14). 3. Kedatangan “Hari Tuhan” Paulus banyak mengutip pengajaran Yesus tentang kedatangannya yang ke dua kali. Mis.: Mat. 24:30,31 Mrk. 13:32 -37 Luk. 21:25-35 Mat. 25:13 Luk. 12:39,46 Pengajaran yang salah dapat membuat orang Kristen mempunyai ketakutan yang tidak beralasan. Kepastian bahwa orang-orang yang mati dalam Tuhan akan bertemu kembali dengan orang-orang yang dikasihi merupakan suatu penghiburan yang besar.

IV. TUJUAN PENULISAN 1. Pujian kepada Jemaat Paulus mendengar penderitaan mereka karena aniaya Paulus merasa perlu untuk mengingatkan akan penderitaannya sendiri dan perjuangan imannya (1Tes. 1:2-10). 2. Peringatan untuk Menjaga Kekudusan Hidup Alangkah mudahnya kehidupan percaya terperosok lagi ke kehidupan daging, seperti pencabulan (1 Tes. 4:2-7), hidup dengan bermalas-malas (1 Tes. 4:10-12), dll., khususnya untuk orang-orang non-Yahudi yang kurang memperhatikan disiplin hidup. 3. Mengoreksi Ajaran Kedatangan “Hari Tuhan” Anggota jemaat Tuhan mulai bertanya tentang "Hari Tuhan", karena sepeninggal Paulus banyak anggota yang sudah mati. Bagaimana keadaan mereka yang mati sebelum kedatangan Hari Tuhan,?apakah mereka menjadi kurang beruntung? Akankah kita bertemu lagi dengan mereka? (1 Tes. 4:13-18: 5:2).

V.

SURVEI Setelah memberi salam kepada jemaat itu (1Tes 1:1), Paulus dengan sukacita memuji jemaat Tesalonika atas semangat dan iman mereka yang tabah di tengah segala penderitaan (1Tes 1:2-10; 1Tes 2:13-16). Paulus menanggapi kecaman dengan mengingatkan mereka akan kemurnian motivasinya (1Tes 2:1-6), kesungguhan kasih dan perhatiannya terhadap mereka

70

Disajikan oleh: Winardi Tarigan, M.Th.

PAK dan Teologi Konseling

Pengetahuan dan Pembimbing PB

(1Tes 2:7-8,17-20; 1Tes 3:1-10), serta kelakuannya yang jujur di tengah mereka (1Tes 2:912). Paulus menekankan perlunya dan pentingnya kekudusan dan kuasa dalam kehidupan Kristen. Orang percaya harus kudus (1Tes 3:13; 1Tes 4:1-8; 1Tes 5:23-24), dan Injil harus disertai kuasa dan penyataan Roh Kudus (1Tes 1:5). Paulus mendorong jemaat itu supaya jangan mereka memadamkan api Roh dengan meremehkan penyataan-Nya, khususnya nubuat (1Tes 5:19-20). Tema yang menonjol adalah kedatangan Kristus untuk membebaskan umat-Nya dari murka Allah di atas muka bumi ini (1Tes 1:10; 1Tes 4:13-18; 1Tes 5:1-11). Rupanya beberapa anggota jemaat sudah meninggal sehingga menimbulkan kekhawatiran mengenai keikutsertaan mereka dalam keselamatan terakhir yang akan dinyatakan ketika Tuhan datang. Oleh karena itu, Paulus menerangkan rencana Allah bagi orang kudus yang sudah dipanggil pulang bila Kristus kembali bagi gereja-Nya (1Tes 4:13-18) dan menasihatkan mereka yang masih hidup tentang pentingnya kesiagaan ketika Kristus datang (1Tes 5:1-11). Paulus menutup surat ini dengan berdoa untuk kekudusan dan pemeliharaan mereka (1Tes 5:23-24).

VI. CIRI-CIRI KHAS Empat ciri utama menandai surat ini. 1. Surat ini adalah salah satu dari kitab-kitab PB yang pertama ditulis. 2. Itu berisi bagian-bagian penting mengenai orang-orang kudus yang sudah mati yang dibangkitkan oleh Allah ketika Kristus kembali untuk mengangkat gereja (1Tes 4:13-18) dan tentang "hari Tuhan" (1Tes 5:1-11). 3. Kelima pasal ini berisi petunjuk tentang kedatangan Kristus dan artinya bagi orang percaya (1Tes 1:10; 1Tes 2:19; 1Tes 3:13; 1Tes 4:13-18; 1Tes 5:1-11,23). 4. Surat ini memberikan wawasan yang unik a. Mengenai kehidupan gereja tahun 50-an yang belum dewasa tetapi penuh semangat, dan b. Mengenai mutu pelayanan Paulus sebagai perintis pemberitaan Injil.

GARIS BESAR SURAT Salam (1:1) I. Terimakasih Pribadi Paulus karena Orang Tesalonika (1:2—3:13) a. Bersukacita Tentang Hidup Baru Mereka di dalam Kristus (1:2-10) 1. Iman, Kasih dan Pengharapan Mereka (1:2-3) 2. Pertobatan Mereka yang Sejati (1:4-6) 3. Teladan Baik Mereka kepada Orang Lain (1:7-10) b. Mengenangkan Peranannya dalam Hidup Mereka (2:1—3:8) 1. Meninjau Kembali Pelayanannya (2:1-12) 2. Mengingat Tanggapan Mereka (2:13-16) 3. Memelihara Perhatiannya (2:17—3:8) c. Mendoakan Kesempatan Kunjungan Kembali serta Kemajuan Rohani dan Kemantapan Mereka dalam Kekudusan (3:9-13) II. Pengarahan Praktis Paulus bagi Jemaat Tesalonika (4:1—5:22) a. Mengenai Kekudusan Seksual (4:1-8) b. Mengenai Kasih Persaudaraan (4:9-10) c. Mengenai Kerja yang Jujur (4:11-12) d. Mengenai Kedatangan Kristus (4:13—5:11) 1. Keadaan Mereka yang Mati dalam Kristus (4:13-18) 2. Kesiagaan Mereka yang Hidup dalam Kristus (5:1-11) e. Mengenai Kehormatan bagi Pemimpin Rohani (5:12-13) f. Mengenai Kehidupan Kristen (5:14-18) g. Mengenai Pengenalan Rohani (5:19-22) Penutup (5:23-28) A. Doa untuk Pengudusan dan Pemeliharaan Merekan (5:23-24) B. Permohonan Terakhir dan Berkat (5:25-28)

71

Disajikan oleh: Winardi Tarigan, M.Th.

PAK dan Teologi Konseling

Pengetahuan dan Pembimbing PB

18 SURAT 2 TESALONIKA I.

LATAR BELAKANG Ketika surat ini ditulis, situasi jemaat Tesalonika sama saja dengan ketika ia menulis surat yang pertama. Oleh karena itu, mungkin surat ini ditulis beberapa bulan saja setelah surat pertama ketika Paulus masih bekerja di Korintus bersama Silas dan Timotius (2Tes 1:1; bd. Kis 18:5). Rupanya ketika diberi tahu mengenai penerimaan surat pertama dan beberapa perkembangan baru di tempat itu, Paulus tergerak untuk menulis surat kedua ini.

II. KEPENULISAN 1. Penulis Sesuai dengan 2 Tes. 1:1 dan 3:17, surat ini dikenal sebagai Paulus sebagai penulisnya. Tapi sesudah abad 2 Surat 2 Tesalonika mengalami banyak tantangan dari ahli kitab tentang pendapat Paulus sebagai penulisnya. Alasan yang paling kuat adalah karena pengajaran doktrin eskatologi di kedua Surat memiliki kontradiksi. Pembelaan terhadap pendapat ini adalah bukti dari dalam surat sendiri yaitu 2 Tes. 2:5 dan 3:10. Apabila bukan Paulus sendiri yang menuliskan surat ini maka akan terdengar ganjil dan kesulitan akan mudah diatasi.

2. Tahun Penulisan Tahun penulisan surat 2 Tesalonika adalah tidak lama setelah mengirimkan surat 1 Tesalonika (2 Tes. 2:15). Masalah tentang "Hari Tuhan" yang diungkapkan Rasul Paulus dalam 1 Tesalonika telah membangkitkan persoalan yang lain lagi. Oleh karena itu cepatcepat Paulus menuliskan surat 2 Tesalonika untuk meluruskan masalah.

3. Tempat Penulisan Kedua surat Tesalonika ditulis oleh Paulus ketika ada di Korintus.

4. Pembaca/Penerima Surat ini ditujukan untuk Jemaat Tesalonika (2 Tes. 1:1).

III. TEMA UTAMA Setelah Paulus mengirimkan Surat 1 Tesalonika hal kedatangan "Hari Tuhan" masih menjadi masalah untuk jemaat Tesalonika. 1. Hari Tuhan sudah dekat Ada ajaran sesat yang beredar di antara jemaat tentang waktu kedatangan "Hari Tuhan". Karena kedatangan Yesus kedua kali sudah "dekat" maka tidak perlu lagi bekerja sehingga Paulus harus memberikan keyakinan akan tanda-tanda kedatangan "Hari Tuhan": 2 Tes. 2:3; 2 Tes. 2:4; 2 Tes. 2:6,7; 2 Tes. 2:9,10. 2. Pengharapan orang percaya pada kedatangan “Hari Tuhan” Pengajaran yang benar akan menghasilkan pengharapan yang benar. Demikian pula tentang ajaran kedatangan Kristus yang kedua kali. Untuk orang pilihan hal ini menjadi suatu berkat dan penghiburan karena kemenangan dari musuh sudah dijamin. Oleh karena itu kita harus melaksanakan hidup yang bertanggung jawab sampai "Hari Tuhan" datang.

72

Disajikan oleh: Winardi Tarigan, M.Th.

PAK dan Teologi Konseling

Pengetahuan dan Pembimbing PB

IV. TUJUAN PENULISAN Tujuan Paulus memberikan susulan surat karena ada beredar pengajaran sesat yang lain tentang "Hari Tuhan" sehingga Paulus perlu memberikan penjelasan akan masalah itu. 1. Meluruskan pengajaran yang salah dan tindak lanjut dari respon atas suratnya yang pertama. 2. Memberi nasehat untuk menertibkan hidup yang kurang bertanggung jawab karena ajaran penyesat, khususnya mereka yang menjadi malas bekerja dan tidak menghiraukan masa depannya.

V.

SURVEI Jikalau hubungan Paulus dengan jemaat Tesalonika dari surat yang pertama bernada seorang perawat lembut yang merawat anak-anak kecil (1Tes 2:7), dalam surat ini nadanya lebih seperti bapa yang mendisiplin anak-anak yang kurang tertib dan memperbaiki jalannya (2Tes 3:7-12; bd. 1Tes 2:11). Namun demikian Paulus memuji mereka karena iman yang teguh dan mendorong mereka lagi untuk tetap setia dalam penganiayaan yang mereka hadapi (2Tes 1:3-7). Bagian utama surat ini membahas hari Tuhan pada akhir zaman (2Tes 2:1-12; bd. 2Tes 1:6-10). Dari 2Tes 2:2 tampaknya bahwa beberapa orang dalam jemaat menyatakan, entah melalui "nubuat" (suatu penyataan), "laporan" (berita lisan) atau "surat" (katanya dari Paulus) bahwa masa kesengsaraan besar dan hari Tuhan sudah mulai. Paulus memperbaiki salah paham ini dengan mengatakan bahwa tiga peristiwa penting akan menandai tibanya hari Tuhan (2Tes 2:2); 1. Akan terjadi kemurtadan dan pemberontakan besar (2Tes 2:3); 2. Penahanan yang ditentukan Allah terhadap kejahatan akan diangkat (2Tes 2:6-7) dan 3. "Manusia durhaka" akan dinyatakan (2Tes 2:3-4,8-12). Paulus menegur mereka di dalam gereja yang mempergunakan penantian akan kedatangan Kristus ini sebagai alasan untuk tidak bekerja. Ia mendorong semua orang percaya untuk hidup dengan rajin dan disiplin (2Tes 3:6-12).

VI. CIRI-CIRI KHAS Tiga ciri utama menandai surat ini, 1. Surat ini berisi bagian yang paling lengkap dalam PB mengenai pelanggaran hukum yang tanpa kendali dan penipuan pada akhir sejarah (2Tes 2:3-12). 2. Penghakiman Allah yang adil akan menyertai kedatangan kedua Kristus digambarkan dengan istilah apokaliptis, mirip dengan kitab Wahyu (2Tes 1:6-10; 2Tes 2:8). 3. Kitab ini memakai istilah-istilah eskatologi untuk Antikristus yang tidak digunakan di bagian Alkitab yang lain (2Tes 2:3,8).

GARIS BESAR SURAT Salam (1:1-2) I. Paulus Menghibur Jemaat Tesalonika yang Dianiaya (1:3-12) a. Rasa Syukur karena Pertumbuhan Rohani (1:3) b. Pujian atas Ketabahan Gereja Lainnya (1:4) c. Keyakinan Mengenai Hasil Akhir (1:5-10) d. Doa Paulus bagi Mereka (1:11-12) II. Paulus Memperbaiki Pengakuan Kepercayaan Jemaat Tesalonika (2:1-17) a. Hari Tuhan belum Tiba (2:1-2) b. Manusia Durhaka akan Dinyatakan Dahulu (2:3-12) c. Berdiri Teguh di dalam Kepastian Kebenaran dan Kasih Karunia (2:13-17) III. Paulus Menasihati Jemaat Tesalonika tentang Hal-hal Praktis (3:1-15) c. Mendoakan Dirinya (3:1-2) d. Tetap Setia Bertahan di dalam Tuhan (3:3-5) e. Menjauhi Orang yang Tidak Mau Patuh dan Hidup Berdisiplin (3:6-15) Salam Penutup dan Berkat (3:16-18)

73

Disajikan oleh: Winardi Tarigan, M.Th.

PAK dan Teologi Konseling

Pengetahuan dan Pembimbing PB

19 SURAT 1 TIMOTIUS I.

LATAR BELAKANG TIMOTIUS DAN JEMAAT EFESUS A. Timotius Timotius adalah dari perkawinan campuran; ibunya seorang Yahudi dan ayahnya adalah seorang Yunani (Kis 16:1 dan 2 Tim 1:5). Ia lahir di Listra 16:1. Dari kesaksian Paulus ia banyak dihormati saudara-saudara Kristennya. Tidak tahu persis kapan ia menjadi Kristen. Tapi ada kemungkinan ia bertobat waktu Paulus mengadakan perjalanan misi pertama di Listra. Ibu Timotius juga dikenal sebagai orang Kristen Yahudi.

B. Pribadi Timotius Timotius adalah seorang yang masih muda untuk tugas yang harus diembannya. Ia juga seorang yang pemalu dan selalu ragu-ragu. Paulus meminta supaya orang Korintus tidak menghina dia (I Kor 16:10-11; 4:17). Seorang yang penuh kasih sayang, tapi penakut dan penuh nafsu orang muda. Orang yang paling sering dipuji Paulus, terutama karena kedatangannya yang selalu tepat pada saat dibutuhkan.

C. Timotius dan Pelayanannya 1. Paulus mengajak Timotius, mungkin untuk menggantikan Yohanes Markus (Kis 15:36; 1Tim 1:18). 2. Timotius menerima penumpangan tangan untuk karunia dan tugas khusus (1 Tim 4:14, 2 Tim 1:6). 3. Timotius disunat sebelum melakukan perjalanan untuk menghilangkan perlawanan yang tidak perlu. 4. Ia banyak melihat teladan hidup Paulus karena 7 tahun bersama dengan Paulus. 5. Diutus ke Tesalonika untuk meneguhkan hati orang-orang percaya karena dianiaya . 6. Waktu perjalanan Paulus di Korintus Timotius hadir, juga di Efesus dan Yerusalem. 7. Pelayanan Timotius tidak selalu berhasil, namun demikian Paulus terus mendorong. 8. Ia selalu disebut sebagai "anak kesayangan Paulus", "anak yang syah dalam iman" "anakku yang kekasih"

D. Hubungan Timotius dengan Paulus Paulus sering menyebut Timotius sebagai anak dalam iman yang dikasihi. Banyak ahli berpendapat bahwa Timotius dipersiapkan Paulus untuk menjadi penggantinya, meskipun Timotius sendiri tidak berani dan segan. Timotius ditunjuk Paulus untuk menjadi penatua, dan yang dipercayai sebagai pilihan Allah melalui nubuat dan penumpangan tangan. Ia menjadi teman sekerja Paulus dalam penginjilan (I Tim 4:14, 2 Tim 1:6-7), membantu Paulus sebagai penulis. Ketika di penjara Timotius membantu Paulus, bahkan sampai menjelang ajal, Timotius tetap melayani Paulus, sementara sudah banyak rekan lain sudah meninggalkannya (2 Tim 4:9-13).

E. Latar Belakang Jemaat Efesus Paulus memulai jemaat ini kira-kira thn. 54-57 M, sempat tinggal di sana selama 3 tahun. Ketika Paulus melayani di Efesus, banyak petobat- petobat baru, bahkan ribuan (Kis. 19) Pada jaman rasul-rasul, kota Efesus ini berkembang besar dan menjadi kota Kristen terbesar. Mereka berkumpul di keluarga-keluarga Kristen karena saat itu belum ada bangunan gereja, baru ada sesudah abad 2. Masing-masing persekutuan keluarga mempunyai pemimpin rohani dan jumlahnya tentu banyak.

74

Disajikan oleh: Winardi Tarigan, M.Th.

PAK dan Teologi Konseling

Pengetahuan dan Pembimbing PB

Ketika Paulus akhirnya meninggalkan Efesus ia menyerahkan tongkat estafet kepemimpinannya kepada Timotius, sebagai "Penilik jemaat" atau penatua. Ini berarti ia membawahi banyak sekali pemimpin rohani di Efesus untuk dididik. Itu sebabnya Timotius merasa sangat takut dan gentar.

II. KEPENULISAN 1. Penulis Menurut 1 Tim. 1:1 Rasul Paulus adalah penulis Surat 1 Timotius.

2. Tahun Penulisan Menurut tradisi Paulus di penjara di Roma antara tahun 60-62 M, lalu Paulus dibebaskan untuk naik banding kepada kaisar. Tapi Paulus akhirnya dihukum mati oleh Kaisar Nero dalam kunjungannya kembali ke Roma tahun 67 M (Kis 20:38). Diperkirakan pada tahun pembebasannya itu Paulus menulis Surat 1 Timotius, yaitu thn, 62/63 M.

3. Tempat Penulisan Tidak jelas dimana Paulus tinggal ketika menunggu untuk naik banding, yaitu pada saat ia menulis surat 1 Timotius ini. Tapi yang jelas ia tidak sedang dipenjara (1 Tim 1:13), kemungkinan ia sedang ada di Makedonia.

4. Pembaca/Penerima Surat 1 Timotius jelas ditujukan untuk Timotius (1 Tim. 1:1-2).

III. TEMA UTAMA Tugas yang dibebankan oleh Paulus membutuhkan kecakapan dalam mengelola jemaat dan menangani hal-hal yang perlu, khususnya tentang menjaga doktrin pengajaran yang benar. 1. Ajaran Sesat (1 Tim. 1:3-4, 7) Penyelewengan-penyelewengan yang menyusup ke dalam gereja perlu mendapat penanganan yang tanggap. Hal pengajaran Taurat merupakan pokok yang sangatpenting tapi hanya dengan terang Alkitab Hukum Taurat dapat dimengerti dengan benar (1Tim. 1:9, 15). 2. Tata Tertib Ibadah/Gereja Gereja yang ideal menurut Paulus: a. Mempunyai kehidupan doa yang selayaknya (1 Tim. 2) b. Organisasi yang selayaknya (1 Tim. 3:1-13). c. Administrasi yang sepantasnya (1 Tim. 5:1-6:10) d. Ada tata tertib ibadah:  Kebaktian doa: mengadahkan tangan (2:8)  Kealiman dan kepatuhan wanita (2:11)  Membaca, berkhotbah dan mengajar (4:13)  Penumpangan tangan untuk memberikan karunia (4:14)  Cara berpakaian, rambut, dll.

IV. TUJUAN PENULISAN Perhatian Paulus kepada Timotius mempunyai alasan yang kuat karena Paulus mempunyai harapan besar untuk Timotius bisa melanjutkan pelayanannya. 1. Memberikan pembimbingan rohani Surat ini ditulis Paulus mengingat keadaan jemaat di Efesus. Untuk mengirim Timotius ke Efesus, Paulus perlu membekalinya dia dengan hal-hal yang perlu diketahui oleh seorang pemimpin bagi keterlibatan dan pertumbuhan jemaat yang cukup besar.

75

Disajikan oleh: Winardi Tarigan, M.Th.

PAK dan Teologi Konseling

Pengetahuan dan Pembimbing PB

2. Memberikan semangat Ada kesan bahwa walaupun Timotius adalah seorang yang dapat dipercaya tetapi ia kurang bersemangat. Paulus menganggap Timotius masih muda, belum cukup dewasa (1 Tim 4:12), penakut (II Tim 1:6,7) dan sering terganggu pencernaannya (1 Tim 5:23). Surat yang khusus ditujukan kepada Timotius ini diharapkan dapat membesarkan hati dan meneguhkan dia untuk menerima tugas berat yang dilimpahkan kepadanya.

V.

SURVEI Salah satu hal utama yang disampaikan Paulus kepada pembantu mudanya ialah supaya Timotius tetap berjuang untuk mempertahankan iman yang sejati dan membuktikan kesalahan ajaran palsu yang melemahkan kuasa Injil yang menyelamatkan (1Tim 1:3-7; 1Tim 4:1-8; 1Tim 6:3-5,20-21). Paulus juga menginstruksikan Timotius mengenai syarat-syarat kerohanian dan sifat bagi para pemimpin gereja dan memberikan gambaran tersusun dari macam orang yang diizinkan menjadi pemimpin rohani gereja (lih. daftar syarat terperinci di garis besar). Antara lain, Paulus menasihatkan Timotius bagaimana bergaul dengan berbagai kelompok dalam jemaat, seperti perempuan (1Tim 2:9-15; 1Tim 5:2), janda-janda (1Tim 5:3-16), orang laki-laki tua dan muda (1Tim 5:1), para penatua (1Tim 5:17-25), budak (1Tim 6:1-2), guru palsu (1Tim 6:3-10) dan orang kaya (1Tim 6:17-19). Paulus memberikan lima instruksi jelas kepada Timotius yang harus dilaksanakannya (1Tim 1:18-20; 1Tim 3:14-16; 1Tim 4:11-16; 1Tim 5:21-25; 1Tim 6:20-21). Di dalam surat ini Paulus menyatakan kasih sayangnya kepada Timotius sebagai anak rohaninya dalam iman dan mengajukan suatu standar kesalehan yang tinggi untuk kehidupannya dan untuk gereja.

VI. CIRI-CIRI KHAS Empat ciri utama menandai surat ini. 1. Surat ini yang dialamatkan langsung kepada Timotius sebagai wakil Paulus di jemaat Efesus, sangat pribadi dan ditulis dengan emosi dan perasaan yang mendalam. 2. Bersama dengan surat 2 Timotius, maka lebih dari surat PB lainnya surat ini menekankan tanggung jawab pendeta untuk memelihara Injil agar tetap murni dan bebas dari ajaran palsu yang akan melemahkan kuasanya untuk menyelamatkan. 3. Surat ini menekankan nilai unggul dari Injil, pengaruh setan di belakang semua pencemaran, panggilan gereja yang kudus dan syarat tinggi yang ditetapkan Allah bagi para pemimpinnya. 4. Surat ini memberikan pedoman yang paling lengkap dalam PB mengenai bagaimana seorang gembala harus berhubungan secara patut dengan pria dan wanita serta dengan semua kelompok usia dan sosial dalam gereja.

GARIS BESAR SURAT Pendahuluan (1:1-20) I.

76

Pengarahan tentang Pelayanan Gereja (2:1—4:5) a. Pentingnya Doa (2:1-8) b. Perilaku Wanita yang Sopan (2:9-15) c. Syarat-syarat bagi Penilik Jemaat (3:1-7) 1. Pribadi a. Tak Bercacat (3:2) b. Dapat Menahan Diri (3:2) c. Bijaksana (3:2) d. Sopan (3:2) e. Suka Memberi Tumpangan (3:2) f. Cakap Mengajar (3:2) g. Bukan Peminum (3:3) h. Bukan Pemarah (3:3) i. Peramah (3:3)

Disajikan oleh: Winardi Tarigan, M.Th.

PAK dan Teologi Konseling j. k. l. m.

Pengetahuan dan Pembimbing PB

Pendamai (3:3) Bukan Hamba Uang (3:3) Jangan Orang Baru Bertobat (3:6) Mempunyai Nama Baik (3:7)

2. Keluarga a. Suami dari Satu Isteri (3:2) b. Kepala Keluarga yang Baik (3:4-5) c. Disegani dan Dihormati oleh Anak-anaknya (3:4) d. Syarat-syarat bagi Diaken (3:8-12) 1. Pribadi a. Orang Terhormat (3:8) b. Jangan Bercabang Lidah (3:8) c. Jangan Penggemar Anggur (3:8) d. Jangan Serakah (3:8) e. Orang yang Memelihara Rahasia Iman dalam Hati Nurani yang Suci (3:9) f. Diuji dan Tak Bercacat (3:10) 2. Keluarga a. Suami dari Satu Isteri (3:12) b. Isteri adalah Orang Terhormat (3:11) c. Mengurus Anak-anak dan Keluarga dengan Baik (3:12) e. Alasan Gereja Memerlukan Syarat Tinggi bagi Pemimpin (3:13—4:5) II. Pengarahan Tentang Pelayanan Timotius (4:6—6:19) a. Kehidupan Pribadinya (4:6-16) b. Hubungan dengan Orang dalam Gereja (5:1—6:19) 1. Orang yang Tua dengan Orang Muda (5:1) 2. Perempuan Tua dan Perempuan Muda (5:2) 3. Janda-janda (5:3-16) 4. Penatua dan Calon Penatua (5:17-25) 5. Budak-budak (6:1-2) 6. Guru-guru Palsu (6:3-10) Sisipan: Nasihat kepada Timotius sendiri (6:11-16) 7. Orang-orang Kaya (6:17-19) Penutup (6:20-21)

77

Disajikan oleh: Winardi Tarigan, M.Th.

PAK dan Teologi Konseling

Pengetahuan dan Pembimbing PB

20 SURAT 2 TIMOTIUS I.

LATAR BELAKANG Inilah surat terakhir Paulus. Pada saat menulis surat ini, kaisar Nero sedang berusaha untuk menghentikan perkembangan kekristenan di Roma dengan penganiayaan yang bengis terhadap orang percaya; Paulus sekali lagi menjadi tahanan negara di Roma (2Tim 1:16). Dia menderita kekurangan sebagai seorang penjahat biasa (2Tim 2:9), ditinggalkan oleh kebanyakan sahabatnya (2Tim 1:15), dan sadar bahwa pelayanannya sudah berakhir dan kematiannya sudah dekat (2Tim 4:6-8,18) untuk pembahasan yang lebih lanjut mengenai latar belakang dan kepenulisan). Paulus menulis kepada Timotius sebagai "anakku yang kekasih" (2Tim 1:2) dan teman sekerja yang setia (bd. Rom 16:21). Hubungan yang erat serta kepercayaannya terhadap Timotius dilihat dalam halnya Paulus menyebutkan Timotius ikut terlibat dalam mengirimkan enam buah surat, kehadiran Timotius dengan Paulus dalam tahanan yang pertama (Fili 1:1; Kol 1:1; File 1:1) dan kedua surat pribadi kepadanya. Pada saat Paulus menghadapi kemungkinan dihukum mati adalah dekat, dua kali ia minta Timotius menemaninya di Roma (2Tim 4:9,21). Ketika Paulus mengirim surat kedua ini, Timotius masih berada di Efesus (2Tim 1:18; 2Tim 4:19).

II. KEPENULISAN 1. Penulis Rasul Paulus adalah penulis Surat 2 Timotius (2 Tim. 1:1).

2. Tahun Penulisan Jelas surat ini ditulis semasa akhir hidup Paulus. Paulus ingin bertemu dengan Timotius, karena takut tidak bisa bertahan sampai musim dingin nanti (64-68M).

3. Tempat Penulisan Paulus menuliskan Surat 2 Timotius ketika ia ada di penjara Roma (1 Tim 1:8; 2:9). Tapi rupanya Paulus tidak mengharapkan mendapatkan kemenangan dengan naik bandingnya. Dan ia tahu hukuman mati sudah menantinya.

4. Pembaca/Penerima Surat 2 Timotius ditujukan untuk Timotius (2 Tim 1:2).

III. TEMA UTAMA 1. Kemurtadan zaman akhir Cara terpenting dalam menghadapi arus kefasikan dan pengajaran-pengajaran sesat adalah: pengetahuan akan kitab suci (2 Tim 3:15). 2. Pidato Perpisahan Paulus (2 Tim 4:6-8) Paulus meninggalkan pesan-pesannya yang terakhir kepada Timotius, anak rohani kesayangannya, sekaligus didalamnya memuat warisan yang akan ditinggalkan kepada Timotius, yaitu perkamennya.

IV. TUJUAN PENULISAN Kepada anaknya yang terkasih saja Paulus ingin menghabiskan hari-hari terakhirnya. Itu sebabnya Paulus menulis surat ke Timotius untuk bisa bertemu dan sekaligus memberikan pesan-pesannya yang terakhir.

78

Disajikan oleh: Winardi Tarigan, M.Th.

PAK dan Teologi Konseling

Pengetahuan dan Pembimbing PB

1. Memberi Instruksi Penganalan Paulus dengan Timotius mendorongnya memberi dorongan agar ia jangan malu, tapi ikut menderita (2 Tim. 1:8) dan berani melanjutkan amanat pengajaran dengan setia dan bijaksana. (2 Tim. 2:2), contoh: anak (2:1,2), prajurit (2:3,4), olah ragawan (2:5), petani (2:6), pekerja (2:15), hamba (2:24,25). 2. Menguatkan Tugas Panggilan Panggilan Timotius jelas yaitu memberitakan firman (4:2).

V.

SURVEI Dalam pasal 1; (2Tim 1:1-18) Paulus meyakinkan Timotius tentang kasih dan doanya yang tetap sambil mendorong dia untuk tetap setia tanpa berkompromi tehadap Injil, memelihara kebenaran dengan tekun dan mengikuti teladannya. Dalam pasal 2; (2Tim 2:1-26) Paulus menugaskan anak rohaninya untuk tetap memelihara iman dengan mempercayakan kebenarannya kepada orang lain yang dapat dipercayai untuk mengajarkannya kepada orang lain (2Tim 2:2). Paulus menasihati gembala yang muda ini untuk menanggung kesukaran seperti prajurit yang baik (2Tim 2:3), melayani Allah dengan rajin dan memberitakan firman kebenaran dengan tepat (2Tim 2:15), memisahkan diri dari mereka yang meninggalkan kebenaran rasuli (2Tim 2:18-21), memelihara kemurniannya (2Tim 2:22) dan bekerja dengan tekun sebagai guru (2Tim 2:23-26). Dalam pasal berikutnya Paulus mengingatkan Timotius bahwa kejahatan dan kemurtadan akan meningkat (2Tim 3:1-9), tetapi Timotius harus tetap setia kepada iman yang diwarisinya dan kepada Alkitab (2Tim 3:10-17). Dalam pasal terakhir Paulus menugaskan Timotius untuk memberitakan Firman serta melaksanakan semua tugas pelayanannya (2Tim 4:1-5). Paulus menutup surat ini dengan memberitahukan Timotius tentang keadaan dirinya pada saat dia menghadapi kematian, sambil memohon Timotius datang dengan cepat (2Tim 4:6-22).

VI. CIRI-CIRI KHAS Lima ciri utama menandai surat ini. 1. Surat ini berisi perkataan terakhir Paulus yang ditulis sebelum pelaksanaan hukum mati oleh kaisar Nero di Roma hampir 35 tahun setelah pertobatannya kepada Kristus di jalan ke Damsyik. 2. Surat ini berisi pernyataan yang paling terang dalam Alkitab mengenai pengilhaman dan tujuan ilahi Alkitab (2Tim 3:16-17): Paulus menekankan bahwa Alkitab harus ditafsirkan dengan cermat oleh pelayan-pelayan Firman (2Tim 2:15) dan mendorong penyerahan Firman Allah kepada orang yang dapat dipercayai yang kemudian dapat mengajar orang lain (2Tim 2:2). 3. Sepanjang surat ini muncul nasihat-nasihat pendek tetapi tepat misalnya, "mengobarkan karunia Allah" (2Tim 1:6), "janganlah malu" (2Tim 1:8), "menderita bagi Injil-Nya" (2Tim 1:8), "Peganglah ... ajaran yang sehat" (2Tim 1:13), "peliharalah harta yang indah" (2Tim 1:14), "jadilah kuat oleh kasih karunia" (2Tim 2:1), "ikutlah menderita" (2Tim 2:3), "memberitakan perkataan kebenaran" (2Tim 2:15), "hindarilah" (2Tim 2:16), "jauhilah ... kejarlah" (2Tim 2:22), berhati-hatilah terhadap kemurtadan yang mendekat (2Tim 3:1-9), "tetap berpegang kepada kebenaran" (2Tim 3:14), "beritakanlah Firman" (2Tim 4:2), "lakukanlah pekerjaan pemberita Injil" (2Tim 4:5), "tunaikanlah tugas pelayananmu" (2Tim 4:5). 4. Tema yang berulang-ulang dari banyak nasihatnya adalah untuk berpegang pada iman (Yesus Kristus dan Injil asli dari rasul-rasul), jagalah iman itu dari pemutarbalikan dan

79

Disajikan oleh: Winardi Tarigan, M.Th.

PAK dan Teologi Konseling

Pengetahuan dan Pembimbing PB

kerusakan, menentang guru palsu, dan beritakan Injil yang benar dengan ketekunan yang teguh. 5. Kesaksian terakhir Paulus adalah suatu contoh yang mengharukan dari keberanian dan harapan ketika menghadapi mati syahid yang sudah pasti (2Tim 4:6-8).

GARIS BESAR SURAT Pendahuluan (1:1-4) I.

Pesan Paulus kepada Timotius (1:5-18) a. Mengobarkan Karunia Allah (1:5-7) b. Bersedia Menderita untuk Injil (1:8-10) c. Teladan Paulus (1:11-12) d. Peganglah dan Pelihara Kebenaran (1:13-14) e. Sahabat-sahabat Paulus di Roma yang Setia dan Tidak Setia (1:15-18)

II. Tuntutan-tuntutan terhadap Hamba Tuhan yang Setia (2:1-26) A. Jadilah Kuat oleh Kasih Karunia (2:1) B. Percayakan Berita kepada Orang yang dapat Dipercayai (2:2) C. Bertahan dalam Kesukaran (2:3-7) 1. Sebagai Prajurit yang Baik (2:3-4) 2. Sebagai Olahragawan yang Berdisiplin (2:5) 3. Sebagai Petani yang Bekerja Keras (2:6-7) D. Mati dan Menderita dengan Yesus Kristus (2:8-13) E. Hindarilah Soal-soal yang Bodoh dan Mempertahankan Injil dalam Cara yang Tidak Tercela (2:14-26) III. Peningkatan Kejahatan Terakhir yang Mendekat (3:1-9) IV. Ketekunan dalam Kebenaran (3:10-17) A. Yang Dipelajari dari Paulus (3:10-14) B. Yang Dipelajari dari Alkitab (3:15-17) V. Beritakanlah Firman Allah (4:1-5) VI. Kesaksian dan Pengarahan Paulus (4:6-18) a. Kesaksian Perpisahan Paulus (4:6-8) b. Pengarahan Pribadi untuk Timotius (4:9-13) c. Sebuah Kata Peringatan (4:14-15) d. Keyakinan tentang Kesetiaan Allah (4:16-18) Penutup (4:19-22)

80

Disajikan oleh: Winardi Tarigan, M.Th.

PAK dan Teologi Konseling

Pengetahuan dan Pembimbing PB

21 SURAT TITUS I.

LATAR BELAKANG A. Titus Informasi tentang Titus tidak banyak disebutkan, bahkan tidak disebut di Kisah Rasul. Tapi yang diketahui adalah Titus seorang Yunani yang berasal dari Anthiokia atau Siria. Mungkin bertobat ketika Paulus dan Barnabas melayani di Antiokia dalam rangka perjalanan ke Sidang di Yerusalem, karena disitulah Titus disebut pertama kalinya (Gal 2:1-3). Paulus menyebut Titus sebagai teladan bagi orang-orang non-Yahudi ketika mereka berkumpul di Yerusalem. Dari pengalaman pelayanan Titus tampil sebagai seorang yang pandai mengatasi kesulitan (II Kor 7:6-10, 13-16), seperti yang terjadi ketika ia dikirim ke Korintus untuk meredakan masalah di sana. Selain itu di Korintus Titus juga bertanggung jawab untuk membawa persembahan untuk saudara-saudara di Yerusalem. Titus telah mengikuti Paulus selama dalam perjalanan misi kedua dan ketiga. Dari Titus 1:5 diketahui bahwa Paulus pernah berada di Kreta bersama-sama Titus dan sekali lagi Titus dipercaya Paulus untuk memelihara jemaat ini (Tit. 1:5), dan juga pelayanan di provinsi Dalmatia (2 Tim. 4:10). Selama memulai pelayanannya Paulus menolak menyunatkan Titus, tidak seperti kepada Timotius (Gal. 2;1-3).

B. Kreta Pulau yang juga disebut Kandia itu, terletak di sebelah Tenggara Yunani, perbatasan laut Agia dan Laut Tengah (250 km panjang, 10-45 km lebar). Penuh gunung, subur dan banyak penduduknya. Pulau itu juga mendapatkan julukan Pulau Seratus Kota. Kota ini juga mempunyai latar belakang penyembahan Dewa. Gunung Ida yang ada di pulau itu dianggap sebagai tempat Zeus. Orang-orang Kreta terkenal sebagai seorang yang pemberani dan pandai memanah. Selain orang Yunani, banyak juga orang Yahudi yang tinggal di sana. Penduduk Kreta adalah termasuk keturunan/bersaudara dengan orang Filistin. Jemaat di Kreta kemungkinan besar didirikan oleh Paulus karena Paulus biasanya tidak mau mendirikan bangunan di atas dasar orang lain. Atau mungkin juga buah pelayanan Paulus di Korintus atau Efesus karena letaknya dekat.

II. KEPENULISAN 1. Penulis Titus 1:1 menyebutkan bahwa penulis Surat Titus adalah Paulus.

2. Tahun Penulisan Sama seperti Surat Timotius, Surat Titus ini ditulis oleh Paulus pada perjalanan misi keempat (yaitu sesudah masa pemenjaraan Paulus di Roma). Kemungkinan bisa diperkirakan antara thn. 62-64 M.

3. Tempat Penulisan Pada waktu menuliskan surat ini Paulus sedang berada di Makedonia (Titus 3:12).

4. Pembaca/Penerima Sesuai dengan judulnya Surat ini ditujukan kepada Titus, yang disebut sebagai anak rohani Paulus (Tit. 1:4).

81

Disajikan oleh: Winardi Tarigan, M.Th.

PAK dan Teologi Konseling

Pengetahuan dan Pembimbing PB

III. TEMA UTAMA Surat Timotius, Titus dan Filemon dikenal dengan nama surat-surat Penggembalaan, yang sangat diperlukan untuk memberi keseimbangan antara pengajaran dan penggelola kehidupan jemaat. 1. Perbuatan Baik sebagai Buah Keselamatan Keadaan jemaat Kreta sangat mengecewakan. Gereja kurang terorganisir, dan ditambah lagi dengan tingkah laku jemaat sangat ceroboh. Mungkin ada kecerobohan dalam menerima Injil keselamatan, bahwa kita diselamatkan karena kasih anugerah (1:16; 2:7,14; 3:1,8,14). Untuk itulah Paulus merasa perlu menekankan buah dari keselamatan yaitu perbuatan baik. 2. Rumusan Tritunggal Hubungan Allah Bapa, Anak dan Roh Kudus disebutkan dengan lengkap di Titus 2:11-14. Suatu rumusan Tritunggal yang menjadi pengakuan iman PB. 3. Tugas Titus "Mengatur apa yang masih perlu diatur dan supaya engkau menetapkan penatua-penatua disetiap kota" (1:5). Bandingkan ini dengan surat 1 Timotius.

IV. TUJUAN PENULISAN Paulus memberikan perhatian kepada Titus dengan mengirimkan Surat ini mengingat bahwa Titus akan dipercaya sebagai penilik jemaat di Pulau Kreta. Sama dengan surat Timotius, sebagian isinya adalah membicarakan tentang pengaturan organisasi gereja dan tentu saja tentang pengajaran yang benar. 1. Mengatur Organisasi Gereja (Titus 1:5-16) Pertumbuhan gereja secara rohani harus diimbangi dengan pengaturan pelayanan sehingga semua pekerjaan pelayanan dapat dilakukan dengan efektif. 2. Memberi Pedoman untuk Pembaharuan di Jemaat Kreta Adanya hidup yang tidak tertib dalam jemaat memberikan suasana yang tidak kondusif untuk bertumbuh. Mis., Tit. ps. 2-3 Untuk itu Paulus juga menunjuk Artemas dan Tikhikus untuk pelaksanaan tugas ini. 3. Nasihat untuk Menjaga Ajaran yang Benar Firman Tuhan menjadi dasar kehidupan Kristen, kalau diterima baik akan menghasilkan pekerjaan yang baik. ajaran sehat menjadi standar azas yang resmi untuk yang menghasilkan tingkah laku yang benar dalam jemaat.

V.

SURVEI Paulus membahas empat pokok utama di dalam surat ini. 1. Dia menginstruksikan Titus mengenai tabiat dan syarat rohani yang diperlukan mereka yang akan dipilih menjadi penatua (penilik jemaat) di dalam gereja. Penatua haruslah orang saleh yang sifatnya terbukti, berhasil menuntun keluarganya sendiri (Tit 1:5-9). 2. Paulus menyuruh Titus mengajarkan doktrin yang benar serta membungkam dan menegur para guru palsu (Tit 1:10--2:1). Di dalam surat ini Paulus memberikan dua rangkuman tentang ajaran yang sehat (Tit 2:11-14; Tit 3:4-7). 3. Paulus menggambarkan untuk Titus (bd. 1Tim 5:1--6:2) peranan yang patut untuk laki-laki yang sudah lanjut usia (Tit 2:1-2), wanita yang sudah tua (Tit 2:3-4), wanita yang masih muda (Tit 2:4-5), para pemuda (Tit 2:6-8), dan para budak (Tit 2:9-10). 4. Akhirnya, Paulus menekankan bahwa kebajikan dan kehidupan yang benar adalah buah yang perlu dari iman yang sejati (Tit 1:16; Tit 2:7,14; Tit 3:1,8,14; bd. Yak 2:14-26).

VI. CIRI-CIRI KHAS Tiga ciri utama menandai surat ini.

82

Disajikan oleh: Winardi Tarigan, M.Th.

PAK dan Teologi Konseling

Pengetahuan dan Pembimbing PB

1. Surat ini berisi dua ringkasan klasik mengenai sifat sesungguhnya dari keselamatan dalam Kristus Yesus (Tit 2:11-14; Tit 3:4-7). 2. Surat ini menekankan bahwa gereja dan pelayanannya harus dibangun di atas landasan rohani, teologis dan etis yang sangat kuat. 3. Surat ini berisi salah satu dari dua daftar panjang yang menyebutkan syarat yang harus dipenuhi pemimpin dalam pelayanan gerejani (Tit 1:5-9; bd. 1Tim 3:1-13).

GARIS BESAR SURAT Pendahuluan (1:1-4) I.

Pengarahan Mengenai Penugasan Penatua (1:5-9) a. Tetapkan Penatua di Tiap Kota (1:5) b. Berbagai Syarat bagi Penatua (1:6-9) 1. Pribadi a. Tak Bercacat (1:6) b. Pelayan yang Dapat Dipercayai (1:7) c. Tidak Angkuh (1:7) d. Bukan Pemberang (1:7) e. Bukan Peminum (1:7) f. Bukan Pemarah (1:7) g. Tidak Serakah (1:7) h. Suka Memberi Tumpangan (1:8) i. Suka akan yang Baik (1:8) j. Bijaksana (1:8) k. Adil (1:8) l. Saleh (1:8) m. Berpegang kepada Perkataan yang Benar (1:9) n. Sanggup Menasihati Berdasarkan Ajaran (1:9) o. Sanggup Meyakinkan Para Penentang (1:9) 2. Keluarga a. Mempunyai Hanya Satu Isteri (1:6) b. Anak-anaknya Hidup Beriman (1:6) c. Anak-anaknya Hidup Senonoh dan Tertib (1:6)

II. Pengarahan Mengenai Guru Palsu (1:10-16) A. Tabiat Mereka (1:10) B. Kelakuan Mereka (1:11-12) C. Penegoran Mereka (1:13-16) III. Pengarahan Mengenai Aneka Kelompok dalam Gereja (2:1-15) A. Lingkup Pengarahan (2:1-10) B. Dasar Pengarahan (2:11-14 C. Tanggung Jawab Titus (2:15) IV. Nasihat Tentang Kebajikan (3:1-11) a. Kelakuan Terhadap Sesama (3:1-2) b. Kemurahan Allah kepada Kita (3:3-7) c. Membedakan yang Berguna dan Mana yang Tidak (3:8-11) Penutup (3:12-15)

83

Disajikan oleh: Winardi Tarigan, M.Th.

PAK dan Teologi Konseling

Pengetahuan dan Pembimbing PB

22 PENDAHULUAN SURAT-SURAT UMUM I.

PEMBAGIAN Pembagian Surat-surat Lain/Umum/Gereja: 1. Penderitaan : Surat Ibrani, Yakobus, 1 Petrus 2. Ajaran palsu : 2 Petrus, 1,2,3 Yohanes,Yudas

II. LATAR BELAKANG POLITIK A. Pemerintah Romawi Gereja-gereja jaman PB pada umumnya tidak terlibat banyak dalam gerakan politik tapi jemaat diajarkan untuk menghormati dan menjalankan hukum yang perlu. Namun demikian ada beberapa prinsip-prinsip yang diajarkan yang secara tidak langsung mempunyai konsekwensi politik, misalnya "Religio Licita", yaitu hukum yang berkata bahwa Agama Yahudi diijinkan dan dilindungi oleh negara, sejauh tak bertentangan dengan kepentingan negara (menimbulkan kerusuhan). Dalam kenyataan sering terjadi keributan yang ditimbulkan oleh orang-orang Yahudi yang tidak menerima kehadiran Injil yang diberitakan oleh Tuhan Yesus. Bahkan akhirnya berkata kepada pemerintah Romawi bahwa Yesus telah membawa agama baru, agama Kristen. Dengan pernyataan itu, pemerintah Romawi tidak lagi terikat dengan hukum yang ada (Religio Licita) dan mulai melihat agama Kristen sebagai ancaman bagi negara. Dan mulailah pemerintah Romawi menganiaya orang Kristen untuk alasan keamaanan politik.

B. Permulaan Perlawanan Terhadap Gereja Keterpisahan agama Kristen dengan agama Yahudi juga menimbulkan perang terbuka. khususnya sehubungan isi pengajaran agama Kristen yang dinilai oleh agama Yahudi sebagai penghianatan terhadap tradisi Yahudi yang sudah dibangun beribu-ribu tahun. Untuk itulah orang Yahudi membunuh Yesus, sebagai jalan menyelamatkan tradisi dan agama Yahudi yang terancam kemurniannya. Melihat kesempatan yang ada orang Yahudi rela bekerjasama dengan pemerintah Romawi sehingga tujuan untuk menghabisi keberadaan orang-orang Kristen dan pengajarannya akan lebih mudah tercapai. Apalagi melihat pertumbuhan kekristenan yang semakin pesat, baik diantara orang-orang Kristen Yahudi maupun orang-orang Kristen non-Yahudi. Selain dari orang-orang Yahudi, orang-orang Romawi juga melancarkan perlawanannya terhadap orang-orang Kristen baru dengan memberikan berbagai macam aniaya. Namun demikian prinsip pengajaran Injil tidak memungkinkan mereka melawan atau membalas. Mereka tetap bertahan sekalipun dianiaya. Tapi justru hal ini membuat penganiayaan semakin besar, bukan hanya dalam hal fisik tapi juga mental. Banyak peraturan baru dibuat dan juga perubahan sistem kebijaksanaan pemerintahan, sebagai usaha untuk membatasi kebebasan orang Kristen. Kematian Paulus menjadi salah satu tanda akan perubahan kebijaksanaan pemerintah dan kebencian yang semakin kejam. Perlawanan paling besar berlangsung kira-kira selama 30 tahun pertama kekristenan.

C. Tantangan dari dalam Gereja Sendiri Pertumbuhan gereja yang pesat tidak luput dari kesulitan yang datang justru dari dalam sendiri, yaitu menyusupnya ajaran-ajaran paslu/sesat diantara gereja-gereja PB. Bukti-bukti mengatakan bahwa "gereja berduka oleh kesesatan" dan "hancur berkepingkeping oleh perpecahan". Inilah juga yang menyebabkan Paulus dan rasul-rasul yang lain dengan tidak bosan-bosan mengingatkan gereja-gereja yang ada, akan adanya penyesatpenyesat yang akan membuat jemaat yang lemah berpaling dari kebenaran Alkitab. Dengan latar belakang inilah Surat-surat Kiriman Lain/Umum diawali, yaitu menanggani kemelut yang terjadi disekitar gereja mula-mula, baik itu berupa serangan yang datang dari luar maupun dari dalam.

84

Disajikan oleh: Winardi Tarigan, M.Th.

PAK dan Teologi Konseling

Pengetahuan dan Pembimbing PB

23 SURAT IBRANI I.

LATAR BELAKANG A. Bangsa Ibrani/Yahudi Ibrani pertama kali muncul dalam PL dengan mengidentifikasikan diri sebagai Israel (budak-budak), yang berasal dari suku Abraham dan keturunannya (Kej 14:13). Tapi pada masa PB sebutan "orang Ibrani" menjadi panggilan eksklusi bagi orang Yahudi yang mewarisi unsur utama kebudayaan dan agama yang tidak dirasuki oleh proses Helenisasi. (Kis 6:1). Helenisasi adalah proses perkawinan antara orang/tradisi Yahudi dengan orang/tradisi kafir/Yunani. Orang Ibrani sangat menghina dan merendahkan orang-orang Yahudi yang akhirnya mengadopsi gaya hidup, cara berpikir dan agama orang-orang kafir (hasil proses Helenisasi). Orang Ibrani juga memandang rendah orang-orang non-Yahudi. Namun demikian apabila diantara orang-orang non-Yahudi itu ingin mengadopsi gaya hidup, tradisi dan khususnya agama Yahudi (Yudaisme), maka mereka bersedia menerima mereka asal mereka mau melakukan "proselite", yaitu melakukan adat/tradisi Yahudi, seperti misalnya sunat, puasa, memelihara hari Sabbath, dll.

B. Perpecahan dengan Yudaisme Pada permulaan petumbuhan kekristenan Injil diberitakan untuk orang-orang Yahudi dan banyak orang-orang Yahudi yang menerima Injil dengan gembira. Tapi mereka melihat tidak ada alasan untuk meninggalkan kebiasaan, tradisi dan hukum-hukum Yudaisme. Bahkan mereka juga masih berharap bahwa orang-orang non-Yahudi yang juga menerima Injil masih harus menjalankan "proselite". Pertumbuhan kekristenan terjadi sangat pesat, dan dari hari ke hari semakin banyak orang non-Yahudi yang menerima Injil sehingga ketegangan dengan orang-orang Yahudi semakin memuncak. Gagasan untuk hidup bersama bangsa-bangsa lain bagi orang-orang Yahudi sulit mereka terima. Larangan "proselite" dalam kekristenan menumbuhkan ketakutan, karena identitas Yahudi akan terancam luntur. Karena itulah lambat laun orangorang Yahudi secara tegas mengundurkan diri dan menolak kekristenan, bahkan sebalikknya melancarkan serangan untuk menghentikan kekristenan demi kelangsungan tradisi Yahudi dan sifat nasionalisme mereka. Ini merupakan kesulitan yang dihadapi oleh pemimpin-pemimpin gereja, karena pada umumnya orang-orang Kristen dari golongan Yahudi mempunyai pengetahuan Kitab Suci (PL) yang jauh lebih kuat daripada orang non-Yahudi. Jadi pengunduran diri orang-orang Yahudi dari gereja merupakan kerugian besar dan kemajuan gereja pasti terpengaruh karenanya. Bagaimana gereja harus mengambil sikap terhadap keraguan orang-orang Kristen Yahudi dalam menerima Kekristenan ini? Surat Kiriman Ibrani memang ditulis untuk menjawab masalah ini?

II. KEPENULISAN 1. Penulis Menjadi teka-teki besar karena penulisannya tidak menyebutkan nama identitas pribadi. Namun demikian dari surat Ibrani sendiri dapat ditarik suatu kriteria: a. Penulis pasti seorang yang mengetahui, memiliki pengetahuan sastra yang tinggi. Gaya penulisannya mendekati gaya Yunani klasik. b. Ia bukan seorang rasul secara langsung tapi mengenal Injil dari para rasul, tidak dari Yesus. c. Ahli PL karena banyaknya kutipan-kutipan PL. d. Mungkin orang Yahudi karena sering menggunakan kata ganti orang pertama jamak ketika berbicara kepada pembaca Yahudinya. e. Punya hubungan dengan Timotius, atau bahkan mungkin rekan-rekan Paulus (13:23). Ibr. 10:38 - seperti kutipan Paulus Rom 1:17 dan Gal 3:11.

85

Disajikan oleh: Winardi Tarigan, M.Th.

PAK dan Teologi Konseling

Pengetahuan dan Pembimbing PB

2. Berbeda Pendapat Gereja Timur berpendapat bahwa ini adalah tulisan Rasul Paulus dalam bahasa Ibrani, tapi diterjemahkan Lukas ke dalam Yunani. Hanya saja gaya suratnya agak berbeda kalau dibandingkan dengan surat-surat kiriman Rasul Paulus. Origen pernah memberi komentar: "Mungkin Paulus yang menulis, tapi yang jelas Allah yang tahu". Gereja-gereja Barat berpendapat lain, lebih cocok Barnabas yang menulis surat Ibrani. Dikenal dari tindkaannya yang sering memberi semangat kepada pelayan-pelayan Tuhan yang lain (Kis. 4:36). Juga karena ia adalah keturunan Yahudi Lewi pada jaman Penyebaran (Dispersion). Pendapat-pendapat lain:  Salah seorang rekan Paulus maka ajarannya juga mirip.  Lukas dan Clement dari Roma  Apolos, Yahudi Kristen dari Aleksandria, dll.

3. Tahun Penulisan Karena tidak ada data jelas maka hanya dapat dilihat dari referensi-referensi dalam surat. Jelas ditulis semasa generasi kedua kristen (Ibr 2:1-4), karena pemimpin mereka telah meninggal dunia (Ibr. 13:7). Mereka adalah orang-orang yang mendengar Injil bukan dari Yesus, tapi dari para Rasul (Ibr. 2:3). Gereja saat itu juga sedang menghadapi ketakutan karena penganiayaan dan pengkucilan dari organisasi Yahudi (Ibr. 10:32-34; 13:12, 13), tapi belum sampai meneteskan darah/martir. Mungkin dalam gereja sedang terjadi transisi kepemimpinan (Ibr. 13:7, 17). Saat itu Timotius telah dipenjarakan (Ibr. 13:23), tapi masih hidup, juga dibebaskan. Bait Allah masih berdiri, dan upacara korban masih diadakan (Ibr. 10:2, 3). Perkiraan tahun penulisan adalah 64 M, ketika Kaisar Nero berkuasa.

4. Tempat Penulisan Tidak diketahui dengan jelas di mana Surat ini dibuat. Tapi ada yang memperkirakan di Yerusalem. Namun tidak banyak pendukung bagi gagasan ini.

III. PENERIMA/PEMBACA SURAT Tidak ada kejelasan kepada siapa sebenarnya Surat Ibrani ini ditujukan, karena tidak ada salam seperti surat-surat yang lain. Namun demikian melihat judul dan isi Surat ini dapat diambil kesimpulan sbb.: Surat ini ditujukan untuk orang-orang Ibrani, sesuai dengan judul suratnya. Mereka adalah orang-orang Yahudi yang sudah dididik dalam kitab-kitab PL dengan baik. Dan sekaligus mereka adalah orang-orang yang sudah mendengar Injil dan bahkan menerima kebenaran Injil dengan setia (Ibr. 2:3-4; 10:32-34). Ibr. 13:24, "Terimalah salam dari saudara-saudara di Italia" ditafsirkan bahwa Surat ini ditujukan kepada orang-orang Yahudi di Italia, dikirim oleh orang Kristen Yahudi yang samasama sedang menggumulkan tentang keraguan apakah mereka akan tetap bertekun dalam persekutuan dengan orang-orang Kristen atau kembali ke sinagoge.

IV. TEMA UTAMA Surat ini jelas ditulis oleh seorang Yahudi yang mengetahui banyak PL, dan memberikan pembelaan terhadap keunggulan Krisus sebagai Imam Besar untuk menguatkan iman pendengarnya. 1. Keunggulan Kristus (Superioritas)  Kristus lebih unggul dari nabi-nabi (1:1-4)  Kristus lebih unggul dari malaikat-malaikat (1:5-2:18)  Kristus lebih unggul dari Musa (3:1-19)  Kristus lebih unggul dari Yosua (4:1-13)  Kristus lebih unggul dari Harun (4:14-10:18)

86

Disajikan oleh: Winardi Tarigan, M.Th.

PAK dan Teologi Konseling

Pengetahuan dan Pembimbing PB

2. Tugas Kristus – Keimaman Orang-orang PL menyadari kekurang sempurnaan Perjanjian PL dan sistem korban, tetapi justru mereka menemukannya dalam Kristus. a. Tugas keimaman - ditentukan Allah (4:14 - 5:10) b. Sesuai peraturan Malkisedek (5:11-7:28) c. Sifat penebusan Kristus yang sempurna. 3. Pahlawan Iman Konsep praktis Iman, seperti dicontohkan oleh para tokoh Alkitab, teladan perbuatan yang berbobot. Orang Kristen ditantang untuk tetap bertahan dalam iman mereka dalam menghadaoi aniaya dan kesultian.

V.

TUJUAN PENULISAN Dari keadaan keraguan yang dihadapi oleh orang-orang Kristen Yahudi tentang menerima Injil atau kembali ke sinagoge, penulis berusaha memberikan pengarahan dan keyakinan iman agar orang-orang Kristen Yahudi itu bertahan dalam segala keadaan, termasuk kalau dihadapkan pada penganiayaan. 1. Menguatkan Iman Surat ibrani ditujukan untuk menguatkan iman orang percaya untuk membuktikan keunggulan dalam Kristus dan supaya orang-orang Yahudi siap menghadapi aniaya dan hal-hal yang tidak diinginkan lain-lain (kejatuhan Yerusalem). Dengan jelas ditegaskan agar mereka jangan kembali kepada Yudaisme/hidup yang lama (ps. 6 dan 10), sebab berarti mereka menyalibkan Yesus lagi. 2. Memberikan Nasihat Praktis Beberpa nasehat diberikan oleh penulis Surat ini, seperti misalnya "Jagalah supaya kau jangan menolak Dia yang berfirman." Dan beberapa peringatan lain yang intinya agar kita orang-orang percaya tetap dalam persekutuan untuk saling menguatkan iman.

VI. SURVEI Surat Ibrani ini lebih mirip dengan suatu khotbah daripada sebuah surat. Penulis menggambarkan karyanya ini sebagai "kata-kata nasihat" (Ibr 13:22). Surat ini terdiri atas tiga bagian utama. 1. Pertama, Yesus sebagai Putra Allah yang penuh kuasa (Ibr 1:1-3) dinyatakan sebagai penyataan Allah yang sempurna kepada umat manusia -- lebih tinggi daripada para nabi (Ibr 1:1-3), malaikat (Ibr 1:4--2:18), Musa (Ibr 3:1-6) dan Yosua (Ibr 4:1-11). Di dalam bagian ini terdapat suatu peringatan yang sungguh-sungguh mengenai berbagai akibat apabila kita secara rohani makin menjauh dari iman atau mengeraskan hati dalam ketidakpercayaan (Ibr 2:1-3; Ibr 3:7--4:2). 2. Bagian yang kedua menampilkan Yesus sebagai Imam Besar dengan kualifikasi (Ibr 4:14-5:10; Ibr 6:19--7:25), watak (Ibr 7:26-28), dan pelayanan (Ibr 8:1--10:18) yang sempurna dan abadi. Di bagian ini diberikan suatu peringatan yang sungguh-sungguh mengenai ketidakdewasaan rohani atau bahkan "kemurtadan" setelah mengambil bagian di dalam Kristus (Ibr 5:11--6:12). 3. Bagian yang terakhir (Ibr 10:19--13:17) dengan tegas mendorong orang-orang percaya agar tetap tabah dalam keselamatan, iman, penderitaan, dan kekudusan.

VII. CIRI-CIRI KHAS Delapan ciri utama menandai surat ini. 1. Surat ini unik di antara surat-surat PB karena bentuknya, "surat ini berawal seperti sebuah risalah, dilanjutkan bagaikan khotbah, dan diakhiri seperti surat" (Origenes). 2. Di antara semua kitab PB surat ini menggunakan bahasa yang paling halus, paling mendekati gaya penulisan Yunani klasik daripada penulis PB lainnya (mungkin kecuali Lukas dalam Luk 1:1-4).

87

Disajikan oleh: Winardi Tarigan, M.Th.

PAK dan Teologi Konseling

Pengetahuan dan Pembimbing PB

3. Inilah satu-satunya kitab PB yang mengembangkan konsep pelayanan Yesus sebagai Imam Besar. 4. Ajarannya tentang Kristus ini sangat kaya variasi, dan memakai lebih daripada dua puluh nama dan gelar untuk Kristus. 5. Kata kuncinya adalah "lebih baik" (dipakai tiga belas kali). Yesus lebih baik daripada para malaikat dan semua tokoh perantara PL. Ia memberikan perhentian, perjanjian, pengharapan, keimaman, korban pendamaian, dan janji-janji yang lebih baik. 6. Surat ini berisi pasal yang paling menonjol dalam Alkitab mengenai iman (pasal 11; Ibr 11:1-40). 7. Kitab ini sarat dengan kutipan dan petunjuk kepada PL sehingga memberikan pengertian yang berharga mengenai penafsiran umat Kristen mula-mula terhadap sejarah dan ibadah PL, khususnya dalam bidang lambang-lambang. 8. Surat ini memberikan lebih banyak peringatan mengenai bahaya-bahaya kemurtadan rohani daripada kitab lainnya dalam PB.

GARIS BESAR KITAB I.

Argumentasi: Kristus dan Iman Kristen Lebih Unggul dari pada Agama Orang Yahudi (1:1— 10:18) A. Dalam Penyataan (1:1—4:13) Yesus Kristus adalah Penyataan Penuh dan Akhir dari Allah kepada Manusia 1. Lebih Unggul dari Para Nabi (1:1-3) 2. Lebih Unggul dari Para Malaikat (1:4—2:18) 3. Lebih Unggul dari Musa (3:1-6) Peringatan: Bahaya Ketidakpercayaan (3:7-19) 4. Lebih Unggul dari Yosua (4:1-13) B. Dalam Renungan (4:14—10:18) Sebagai Imam Besar Kita, Yesus Jauh Melebihi Keimaman Lewi 1. Lebih Unggul Kualifikasi-Nya (4:14—7:25) Peringatan: Bahaya Ketidakdewasaan Rohani (5:11—6:3) Peringatan: Bahaya Kemurtadan (6:4-20) 2. Lebih Unggul Watak-Nya (7:26-28) 3. Lebih Unggul Pelayanan-Nya (8:1—10:18) a. Bertempat di Tempat Kudus yang Lebih Baik (8:1-5) b. Berlandaskan Perjanjian yang Lebih Baik (8:6-13) c. Terlaksana Melalui Pelayanan yang Lebih Baik (9:1-22) d. Digenapi Melalui Korban yang Lebih Sempurna (9:23—10:18)

II. Penerapan: Nasihat untuk Bertekun (10:19—13:17) A. Dalam Bidang Keselamatan (10:19-38) B. Dalam Bidang Iman (10:39—11:40) 1. Sifat-sifat Iman (10:39—11:3) 2. Teladan Iman dari Perjanjian Lama (11:4-38) 3. Pembenaran Iman: Disempurnakan dalam Kristus (11:39-40) C. Dalam Bidang Ketabahan (12:1-13) D. Dalam Bidang Kekudusan (12:14—13:17) 1. Pengutamaan Kekudusan (12:14-29) 2. Pelaksanaan Kekudusan (13:1-17) Penutup (13:18-25)

88

Disajikan oleh: Winardi Tarigan, M.Th.

PAK dan Teologi Konseling

Pengetahuan dan Pembimbing PB

24 SURAT YAKOBUS I.

LATAR BELAKANG NAMA YAKOBUS Di a. b. c.

dalam Kitab-kitab PB paling sedikit ada 3 nama Yakobus: Yakobus Zebedeus, saudara Yohanes, murid Yesus (Luk 6:16). Yakobus anak Alfeus, murid Yesus. Yakobus saudara Yesus (Gal. 1:19).

Yakobus saudara Yesus Dari referensi banyak orang berpendapat bahwa Yakobus yang dimaksud sebagai penulis Surat Yakobus adalah adik Yesus. Saudara penulis yang lain adalah Yudas dan Yohanes/Simon (Mat 13:55; Mar. 6:3). Namun demikian pada waktu Yesus masih hidup, Yakobus tidak mengakui otoritas-Nya (Yoh 7:5). Tapi ia akhirnya bertobat justru sesudah penampakkan Yesus (1 Kor. 15:7) dan menjadi pemimpin Gereja Kristen Yahudi di Yerusalem (Gal. 2:9). Yakobus terkenal sebagai seorang yang saleh dan taat pada hukum dengan ketat. Mendapat gelar "orang benar". Ia juga seorang yang sangat berpengaruh dan menjadi uskup pertama melalui penunjukkan Yesus. Ia jugalah yang menjadi pemimpin Sidang Pertama di Yerusalem (Kis. 15). Menurut cerita dikatakan bahwa kulit lutut Yakobus menjadi tebal seperti kulit unta karena terlalu banyak digunakan untuk berdoa. Yakobus diperkirakan mati syahid sebelum Yerusalem dihancurkan tahun 70-an jaman Imam Besar Ananias. Para imam takut dengan jumlah orang Kristen yang bertambah banyak, maka akhirnya mengancam Yakobus untuk dibunuh kecuali kalau mau menyangkali dan menghujat Yesus di depan umum, yaitu dengan berdiri di serambi Bait Allah untuk dilihat oleh semua dan berkata " Yesus bukan Mesias". Tapi Yakobus menolak untuk menyangkal Yesus, dan justru sebaliknya ia mengatakan bahwa "Yesus adalah Putera dan Hakim dunia". Hal ini membangkitkan kemarahan orang-orang Yahudi, Yakobus akhirnya mati syahid setelah dilemparkan dari lantai atas Bait Allah dan dirajam batu pada tahun 62 M.

II. KEPENULISAN 1. Penulis Yak. 1:1 menyebutkan bahwa Surat Yakobus ditulis: "Dari Yakobus, hamba Allah dan Yesus Kristus". Namun demikian, sampai pada abad ke 4 Surat Yakobus ini belum mendapat pengakuan sebagai kitab kanon secara umum. Hanya setelah diselidiki bahwa Yakobus yang dimaksud bukanlah Yakobus bin Zebedeus (yang sudah mati martir pada tahun ke 4) tapi Yakobus saudara Yesus maka Surat ini akhirnya diterima secara resmi sebagai kitab kanon, karena memenuhi syarat kerasulan. Martin Luther adalah salah seorang teolog yang menolak menerima Surat Yakobus sebagai kitab kanon, karena menurutnya pandangan Yakobus mengenai "dibenarkan karena perbuatan" (Yak. 2:24) bertentangan dengan pandangan Paulus "dibenarkan karena iman" (Rom. 3:28). Kitab ini oleh Martin Luther disebut sebagai "surat gadungan/surat jerami".

2. Tahun Penulisan Surat Yakobus tidak menyebutkan dengan jelas tahun penulisannya. Tetapi para ahli memperkirakannya antara tahun 44 – 62 M. Acuan yang dipakai adalah sekitar tahun-tahun dimulainya penganiayaan atau sekitar persidangan pertama di Yerusalem (Kis. 15), yaitu tahun 49 M. Kalau hal itu betul maka Surat Yakobus ini menjadi dokumen PB yang ditulis terpagi.

3. Tempat Penulisan Tidak disebutkan tetapi kemungkinan besar di Yerusalem, karena Yakobus jemaat Yerusalem untuk selang waktu yang cukup lama (30 tahun).

89

melayani

Disajikan oleh: Winardi Tarigan, M.Th.

PAK dan Teologi Konseling

Pengetahuan dan Pembimbing PB

III. PENERIMA/PEMBACA SURAT Meskipun tidak ada keterangan jelas kepada siapa Surat ini ditujukan, tapi sesuai dengan judul Suratnya maka Surat ini mungkin ditujukan kepada sekelompok orang Kristen Yahudi yang ada di perantauan (Yak. 1:1), yang mengalami banyak aniaya dan penderitaan. Tapi ini sulit dimengerti kalau diartikan sebagai orang-orang Kristen di seluruh dunia. Bisa jadi hanya semacam istilah yang biasa dipakai untuk sebutan Israel. Tapi yang jelas selama banyak Tahun Yakobus melayani di Jemaat Yerusalem, yang sangat mungkin bahwa jemaatnya hanya terdiri dari orang-orang Kristen Yahudi, karena dalam Surat itu tidak disinggung sama sekali tentang masalah pertentangan dengan orang Kristen non-Yahudi.

IV. TEMA UTAMA Jelas melihat dari isi Suratnya, Yakobus sangat menaruh perhatian dengan hal-hal keyahudian dan praktek-praktek hidup yang berkenaan dengan sifat orang Yahudi yang sangat tertutup (eksklusif). Penyajian Surat Yakobus tidak disusun secara sistematis, tapi dari seluruh isi buku dapat dirangkumkan sebagai berikut: 1. Iman dan Perbuatan Pengajaran tentang pentingnya perbuatan tidak boleh disalah artikan, dan menganggap hanya perbuatan saja yang penting untuk keselamatan. Perlu ada keseimbangan yang sehat antara iman karena anugerah dan perbuatan karena usaha manusia sebagai buah dari anugerah (Yak. 2:14-26). 2. Pencobaan Hidup untuk Memurnikan Iman Pencobaan mempunyai segi kebahagiaan, walaupun itu bukan datang dari Allah. Allah mengijinkan pencobaan itu ada untuk menguji iman, apakah iman itu murni atau palsu. Iman yang murni akan bertekun dan bertahan dalam pencobaan (1:2-18; 5:7-11). 3. Pelaku Firman Bukti bahwa kita taat pada Firman Tuhan adalah apabila kita melakukanNya.Tindakan kita adalah bukti bahwa kita ada iman (Firman) (Yak. 1:19-27). Dicontohkan oleh Yakobus tindakan-tindakan yang benar adalah tidak melakukan dosa lidah, tidak memfitnah orang, tidak bermegah karena kaya, dll. (Yak. 3:1-12; 4:11-12; 5:1-6). 4. Doa Orang Benar Besar Kuasanya Keberhasilan Yakobus dalam pelayanan dan ketekunannya adalah dalam doa. Tercatat dalam cerita tradisi, Yakobus adalah pendoa syafaat (Yak. 5:13-20).

V.

TUJUAN PENULISAN Sebagai seorang Yahudi Kristen yang mempunyai kedudukan pemimpin, Yakobus menanggap perlu untuk menghibur, mendorong dan sekaligus menegur praktek-prakterk hidup Kristen yang tidak benar. 1. Menghibur mereka yang menderita Banyaknya tekanan yang menghimpit mereka khususnya dari pihak penguasa dan orangorang Yahudi yang menolak Injil, membuat orang Kristen Yahudi merasa terasing di daerah sendiri. Percobaan-percobaan dan aniaya yang menimpa adalah ujian untuk menghasilkan ketekunan (Yak. 1:3,4). 2. Menegor mereka yang menyeleweng Iman yang benar harus menghasilkan hidup benar . Hal ini untuk mengimbangi pengajaran tentang keselamatan yang diselewengkan. Maka Yakobus berkata kalau tidak ada hidup benar maka ini membuktikan tidak adanya iman (Yak 2:14-26). 3. Mendorong jemaat untuk menghasilkan buah-buah iman (pelaku firman) Yakobus mengajarkan pembacanya untuk menerapkan iman dalam kehidupan praktis khususnya melalui teladan Yakobus sendiri yang menunjukkan ketaatannya pada hukum. Ia

90

Disajikan oleh: Winardi Tarigan, M.Th.

PAK dan Teologi Konseling

Pengetahuan dan Pembimbing PB

kuatir dengan perilaku manusia yang ceroboh sehingga merusak nama baik agama Kristen (mis. dosa lidah, hawa nafsu yang jahat, tidak mengikut sertakan Tuhan dalam hidup, dll).

VI. SURVEI Surat ini membahas serangkaian pokok yang cukup beragam berkaitan dengan menjalankan kehidupan Kristen yang sejati. Yakobus mendorong orang percayauntuk menanggung pencobaan dengan sukacita dan menarik manfaat daripadanya (Yak 1:2-11); melawan godaan (Yak 1:12-18); menjadi pelaku Firman dan bukan hanya pendengar (Yak 1:19-27); serta menunjukkan iman yang aktif dan bukan pengakuan yang kosong (Yak 2:1426). Yakobus dengan sungguh-sungguh mengingatkan tentang berdosanya lidah yang sukar dikendalikan (Yak 3:1-12; Yak 4:11-12), hikmat duniawi (Yak 3:13-16), kelakuan berdosa (Yak 4:1-10), kehidupan yang congkak (Yak 4:13-17) dan kekayaan yang mementingkan diri sendiri (Yak 5:1-6). Yakobus menutup dengan menekankan kesabaran, doa, dan memulihkan mereka yang sudah mundur (Yak 5:7-20). Sepanjang kelima pasal ini, hubungan di antara iman yang benar dan kehidupan yang saleh ditekankan. Iman yang sejati adalah:  Iman yang teruji (1:2-16),  Aktif (1:19-27),  Mengasihi sesama seperti dirinya sendiri (2:1-13),  Menyatakan diri dalam perbuatan baik (2:14-26),  Menguasai lidah dengan benar (3:1-12),  Mencari hikmat Allah (3:13-18),  Tunduk kepada Allah selaku hakim yang adil (4:1-12),  Mempercayai Allah dalam kehidupan sehari-hari (4:13-17),  Tidak mementingkan diri atau memuaskan keinginan sendiri (5:1-6),  Sabar dalam penderitaan (5:7-12),  Tekun dalam doa (5:13-20).

VII. CIRI-CIRI KHAS Tujuh ciri utama menandai surat ini. 1. Surat ini kemungkinan besar merupakan kitab PB yang pertama-tama ditulis. 2. Walaupun hanya dua kali menyebut nama Kristus, surat ini lebih banyak berisi kenangan akan ajaran Yesus, termasuk setidak-tidaknya 15 petunjuk kepada Khotbah di Bukit, lebih dari semua surat PB tergabung. 3. Dari 108 ayatnya, lebih daripada separuhnya adalah perintah. 4. Dalam banyak hal, surat ini merupakan Amsal PB karena a. Penuh dengan hikmat ilahi dan instruksi praktis untuk menjalankan kehidupan Kristen yang sejati. b. Ditulis dengan gaya penulisan yang tegas dan tepat, dengan perintah yang singkat dan analogi yang hidup. 5. Yakobus adalah pengamat cermat tentang cara bekerjanya alam dan tabiat manusia berdosa. Dia sering kali menarik pelajaran dari alam untuk menyingkapkan tabiat manusia berdosa (mis. Yak 3:1-12). 6. Surat ini lebih menekankan hubungan di antara iman dengan perbuatan daripada kitab PB lainnya (khususnya: Yak 2:14-16). 7. Yakobus sering kali disebut sebagai Amos PB, karena dia dengan bersemangat membahas persoalan ketidakadilan dan ketidaksetaraan sosial.

91

Disajikan oleh: Winardi Tarigan, M.Th.

PAK dan Teologi Konseling

Pengetahuan dan Pembimbing PB GARIS BESAR SURAT

I.

Salam (1:1)

II. Menghadapi Pencobaan dan Manfaatnya (1:2-18) A. Menerimanya Sebagai Sarana Pertumbuhan (1:2-4) B. Memohon Hikmat untuk Mengatasinya (1:5-8) C. Bersukacita Dalam Tindakan Penyamarataannya (1:9-12) D. Mengetahui Bedanya Pengujian dan Pencobaan (1:13-18) III. Mendengarkan Firman Allah dan Melakukannya (1:19-27) IV. Tidak Pilih Kasih dan Menunjukkannya (2:1-13) V. Mengaku Beriman dan Membukatikannya (2:14-26) VI. Menyadari Jebakan-Jebakan dan Mengelakkannya (3:1—5:6) A. Lidah yang Sukar Dikendalikan (3:1-12) B. Hikmat yang Tidak Rohani (3:13-18) C. Kelakuan Berdosa (4:1-10) D. Memfitnah Saudara Seiman (4:11-12) E. Hidup dengan Congkak (4:13-17) F. Kekayaan yang Mementingkan Diri Sendiri (5:1-6) VII. Kebijakan dan Kehidupan Kristen (5:7-20) A. Kesabaran dan Ketekunan (5:7-11) B. Kejujuran yang Polos (5:12) C. Doa Tak Berkeputusan untuk Orang Sakit (5:13-18) D. Memulihkan yang Terhilang (5:19-20)

92

Disajikan oleh: Winardi Tarigan, M.Th.

PAK dan Teologi Konseling

Pengetahuan dan Pembimbing PB

25 SURAT 1 PETRUS I.

LATAR BELAKANG A. Nama Petrus Nama asli Petrus adalah Simon bin Yunus. Petrus sudah berkeluarga (Mrk. 1:30). Pada perjalanan misinya, istrinya juga ikut (I Kor. 9:5). Petrus berasal dari Betsaida, kota di daerah Golan, dengan penduduk kebanyakan Yunani (Yoh. 1:44). Ada juga rumah Petrus di Kapernaum di Galilea (Mrk. 1:21). Pekerjaan Petrus sebelum menjadi murid Yesus adalah sebagai nelayan. Bahasa yang dipakai di daerah di mana Petrus tinggal adalah bahasa Aram (Mrk. 14:70). Sekalipun Petrus adalah seorang Yahudi tapi ia tidak mempunyai pendidikan agama Yahudi dan tidak belajar Hukum Taurat (Kis. 4:13: mungkin ia buta huruf????). Adiknya bernama Andreas (nama Yunani), murid Yohanes Pembaptis (Yoh. 1:39). Petrus mengenal Yesus karena adiknya ini. Petrus menjadi salah satu murid terdekat dari 12 murid Yesus dan mendapat nama baru "Kepha" (bhs. Aram) atau "Kefas" (bhs. Ind.). artinya batu karang/batu besar (Mat. 16:18; Gal 2:9). Dalam bhs. Yunani nama itu menjadi "Petrus". Dalam Markus 16:8 ia disebut "Simon Petrus".

B. Pribadi Petrus dan Pelayanannya Petrus dikenal sebagai seorang pemberani dan pemimpin di antara murid-murid Yesus. Ia sering menjadi juru bicara bagi murid-murid Yesus, mungkin karena suara Petrus paling lantang, bahkan ia sering disebut sebagai si Mulut Besar, cepat bertindak tapi kadang kurang berpikir. Tuhan secara pribadi memanggil Petrus (Luk. 24:34; I Kor. 15:5) dan menubuatkannya bahwa di atas pengakuannya Tuhan akan mendirikan jemaat-Nya Mat. 16:18). Petrus termasuk salah satu murid terdekat Yesus dan bersama dengan Yohanes dan Yakobus, Petrus mendapat kehormatan untuk menyaksikan Yesus dipermuliakan di atas gunung (Mat. 17:1-8) dan juga diajak berdoa bersama-sama Yesus di Getsemani (Mat. 26:36-37). Ada juga masa suram pelayanannya, yaitu ketika ia menyangkali Tuhan 3 kali. Ini merupakan pukulan yang hebat untuk Petrus. Tapi justru karena itulah akhirnya Petrus dipulihkan oleh Tuhan dan mendapat tugas untuk memelihara domba-domba-Nya (Yoh. 21:15-19). Sebelum Pantekosta Petrus memimpin persekutuan di antara rasul-rasul (Kis. 1:15). Pada hari Pantekosta ia menjadi pengkhotbah utama dan 3000 orang bertobat (Kis. 2:1441). Dalam perkembangan gereja mula-mula Petrus menjadi juru bicara di hadapan penguasa Yahudi (Kis. 4:8). Ia juga menjadi pimpinan dalam pelaksanaan tata tertib gereja (Kis. 5:3). Pelayanannya juga dilengkapi Tuhan dengan kuasa adi kodrati (Kis. 5:15). Pelayanannya juga sampai ke Samaria (Kis. 8:14). Ia juga menjadi penginjil pertama untuk orang non-Yahudi (Kis.10:1). Pernah berbeda pendapat dengan Paulus soal "proselite" untuk orang-orang Kristen non-Yahudi, tapi akhirnya persoalan selesai melalui Sidang di Yerusalem. Misi pelayanan Petrus tidak mudah dilacak. Mungkin ia menginjili daerah Palestina sampai masa penganiayaan kaisar Nero. Nama Petrus juga dihubungkan dengan daerah Bitinia, di Asia kecil. Itu sebabnya Paulus dilarang untuk pergi ke Bitania, sebab Petrus sudah di sana.

C. Akhir Hidup Petrus Menurut cerita tradisi pelayanan Petrus banyak dihambat oleh penganiayaan dari kaisar Nero. Sahabat-sahabat Petrus menasehatkannya untuk meninggalkan kota Roma, sehingga ia masih bisa melakukan pelayanan di luar Roma dengan bebas. Untuk meninggalkan kota Roma Petrus harus menyamar karena ia telah menjadi buronan. Tetapi dalam perjalanan melarikan diri itu Petrus bertemu dengan Yesus dan berkata "Quo Vadis?" (akan kemana?). Yesus berkata: "Aku pergi ke Roma untuk disalibkan." Dan sadarlah Petrus, lalu ia kembali ke Roma dengan sukacita dan memuji Tuhan. Akhir Petrus

93

Disajikan oleh: Winardi Tarigan, M.Th.

PAK dan Teologi Konseling

Pengetahuan dan Pembimbing PB

tetap tinggal di Roma, dianiaya dan dihukum mati oleh Kaisar Nero di kota Roma. Dan atas permintaannya sendiri Petrus mati di salib dengan kaki di atas dan kepala di bawah.

II. KEPENULISAN 1. Penulis Selain penulis sendiri yang memperkenalkan diri dalam 1 Petrus 1:1, secara tradisi diterima bahwa penulis Surat 1 Petrus adalah Rasul Petrus. Tidak ada sanggahan dalam hal ini, namun demikian ada beberapa kesulitan untuk menerima bahwa Petrus sendirilah yang menulis surat itu. Perdebatan tersebut disebabkan antara lain: 1. Kemungkinan bahwa bukan Petrus sendiri yang menulis Surat Petrus dengan alasannya: a. Surat Petrus mempunyai gaya bahasa yang sangat baik, bahkan lebih baik dari surat Paulus yang terpelajar, padahal Petrus adalah seorang nelayan, yang kemungkinan besar buta huruf. b. Petrus berbahasa Aram, jadi tidak mempunyai kemampuan cukup dalam bahasa Yunani. Sanggahan terhadap alasan di atas: a. Pada abad 1, banyak orang Galilea yang mempunyai dwi bahasa (Aram dan Yunani). b. Profesi nelayan tidak selalu berarti tidak terpelajar, hanya mereka tidak mendapat pendidikan formal. c. Ada jangka waktu 30 tahun sejak Petrus menjadi nelayan, jadi kemungkinan Petrus telah banyak belajar (termasuk bahasa formal/Yunani). 2. Kalau bukan Petrus? a. Kemungkinan Markus (Yohanes Markus, penulis Injil Markus), karena ia banyak bersama-sama dengan Petrus, bahkan sampai Petrus meninggal. b. Silwanus/Silas (teman Paulus sebagai pengantar surat). 3. Petrus mempunyai sekretaris. Kemungkinan lain adalah Petrus mempunyai penulis untuk menyampaikan buah pikirannya.

2. Tahun Penulisan Penetapan tahun penulisan tergantung dari penafsiran "Babilon", karena penulis mengatakan ia sedang berada di "Babilon" ketika menuliskan surat ini (I Ptr. 5:12-13). Kalau penafsiran "Babilon" berarti kota Roma, maka perkiraan tahun penulisan adalah antara 60-68 M. Beberapa peristiwa seperti misalnya penganiayaan dan pembinasaan terhadap orang-orang Kristen sangat cocok dengan keadaan tahun 63-64 M.

3. Tempat Penulisan Menurut 1 Petrus 5:13, penulis sedang ada di "Babilon" ketika menuliskan Suratnya. "Babilon" jelas bukan arti harafiah, tapi simbolis. Tempat mana kira-kira yang dimaksud penulis? Ada beberapa tafsiran dengan "Babilon": (1) Babilon kuno di Mesopotamia, ditepi sungai Efrat, (2) Sebuah Kota militer di Mesir, (3) Nama simbolis untuk kota Roma. Tidak ada tradisi yang menceritakan bahwa Petrus pernah ada di Mesopotamia/Mesir. Jadi kemungkinan no. 3 lebih tepat, yaitu Roma. Hal ini didukung dengan bukti-bukti:  Pet. 5:13, bahwa Markus berada bersama-sama Petrus, dan menurut Paulus (Kol. 4:10) Markus bersama-sama dengan Petrus di Roma.  Nama "Babilon/Babel" pada abad 1 dikenal sebagai nama lain untuk kota Roma, juga dilihat dari kitab Wahyu 17:5.  Dari tradisi diketahui bahwa Petrus mati di kota Roma.

III. PENERIMA/PEMBACA SURAT Petrus menuliskan Surat 1 Petrus untuk "Orang-orang pendatang, yang tersebar di (1:1) di Pontus, Galatia, Asia kecil, dan Bitinia." Mirip dengan Surat Yakobus, tapi dari data-data selanjutnya kita temukan bahwa Petrus menujukan Surat ini kepada orang-orang non-Yahudi

94

Disajikan oleh: Winardi Tarigan, M.Th.

PAK dan Teologi Konseling

Pengetahuan dan Pembimbing PB

(1 Pet. 1:14, 18: 2:9-10; 4:3). Orang-orang yang menurut Petrus sedang dalam keadaan berdukacita, dihambat (1:6,7) dan diejek (3:9,16).

IV. TEMA UTAMA Tema utama Surat Petrus adalah Penderitaan dan Pencobaan 1. Penderitaan dan Pencobaan sebagai ujian Iman Kata "penderitaan dan pencobaan" dipakai lebih dari 10 kali dalam Surat 1 Petrus. Ini merupakan satu sisi kehidupan Kristen yang sering dilupakan. Allah tidak hanya menjanjikan berkat tapi juga penderitaan. Dan justru karena itulah orang Kristen dipanggil, untuk mengikuti jejak Kristus yang lebih dahulu sudah menderita untuk kita (1 Pet. 2:21). 2. Pengharapan dalam Kristus Untuk tujuan apakah penderitaan dan pendocaan itu diberikan? Untuk menguji iman kita, apakah murni seperti emas yang keluar dari perapian? Kristus telah menjadi teladan bagi kita. Ia telah menang untuk kita (3:18b-22). Inilah penghiburan bagi pengikutpengikutNya, bahwa kita juga akan menang. 3. Penggembalaan Pertama, Petrus memberi perintah kepada jemaat untuk melayani sesama (1 Pet. 4:7-11). Kedua Petrus juga memberi perintah kepada pemimpin jemaat untuk mengasihi dombadomba kawanannya dan memelihara mereka dengan benar. Salah satu ciri Surat 1 Petrus ini adalah banyak menggunakan kata perintah.

V.

TUJUAN PENULISAN Sebagai pemimpin yang dituakan Petrus memberikan beberapa penghiburan kepada kawanan gembalaannya: 1. Memberikan penghiburan dan semangat Petrus melihat dan mengalami kejamnya penganiayaan dari pemerintah dan orang-orang non-Kristen. Oleh karena itu sangat perlu sebagai pemimpin jemaat ia mengirimkan Surat bagi orang-orang Kristen untuk bertahan dalam segala penderitaan. Karena akhir dari semuanya itu akan menghasilkan iman yang murni karena telah teruji oleh api penderitaan (1 Pet. 1:3-12; 2:21-25: 3:13-4:6). 2. Nasehat untuk menjalankan hidup baru Orang-orang Kristen mempunyai kelebihan dibanding dengan orang-orang yang bukan Kristen, mereka memiliki kemampuan untuk hidup kudus karena kekuatan dari Firman Tuhan. Orang Kristen harus menjadi teladan, hidup sebagai umat Allah yang terpilih, dan jangan seperti orang Israel yang justru menjadi batu sandungan (1 Pet. 1:13-2:25). 3. Nasehat untuk para pemimpin dan gembala Petrus menasehatkan para pemimpin dan penatua untuk menggembalakan kawanan domba Allah dengan baik. Tdak semua orang dapat menjadi pemimpin, itu sebabnya Petrus juga memberikan syarat-syarat agar dapat dipertanggungjawabkan kepada Gembala Agung kita (1 Pet. 5:1-11).

VI. SURVEI 1 Petrus mulai dengan mengingatkan orang percaya: 1. Bahwa mereka mempunyai suatu panggilan yang mulia dan warisan sorgawi di dalam Yesus Kristus (1Pet 1:2-5); 2. Bahwa iman dan kasih mereka di dalam hidup ini akan diuji dan dimurnikan sehingga akan mengakibatkan pujian, hormat, dan kemuliaan pada saat kedatangan Tuhan (1Pet 1:6-9); 3. Bahwa keselamatan yang besar ini sudah dinubuatkan oleh nabi-nabi PL (1Pet 1:10-12); dan 4. Bahwa orang percaya harus hidup kudus, jelas berbeda dari dunia yang tidak selamat di sekitar mereka (1Pet 1:13-21). Orang percaya, yang terpilih dan dikuduskan (1Pet 1:2) merupakan bayi-bayi yang bertumbuh yang memerlukan susu murni Firman Allah (1Pet 2:1-3), batu-batu hidup yang sedang dibangun menjadi suatu rumah rohani (1Pet 2:4-10),

95

Disajikan oleh: Winardi Tarigan, M.Th.

PAK dan Teologi Konseling

Pengetahuan dan Pembimbing PB

dan orang asing yang mengembara melewati negara asing (1Pet 2:11-12); mereka harus hidup dengan hormat dan rendah hati dalam hubungan mereka dengan setiap orang selama perjalanan ini (1Pet 2:13--3:12). Amanat 1 Petrus terutama berkaitan dengan sikap patuh dan menderita karena kebenaran bagi Kristus dan menurut teladan-Nya sendiri (1 Pet. 2:18-24; 1 Pet. 3:9 – 5:11). Petrus meyakinkan orang percaya bahwa apabila mereka menderita karena kebenaran, maka mereka akan disenangi oleh Tuhan dan mendapat pahala. Di dalam konteks pengajaran mengenai menderita karena Kristus ini, Petrus menekankan tema-tema yang saling berhubungan dari keselamatan, pengharapan, kasih, sukacita, iman, kekudusan, kerendahan hati, takut akan Allah, ketaatan, dan ketundukan.

VII. CIRI-CIRI KHAS Lima ciri utama menandai surat ini. 1. Bersama dengan surat Ibrani dan kitab Wahyu, berita surat ini berkisar pada orang percaya yang menghadapi kemungkinan penganiayaan yang berat karena persatuan mereka dengan Yesus Kristus. 2. Surat ini memberikan pengarahan praktis bagaimana orang Kristen harus menanggapi penganiayaan dan penderitaan yang tidak adil, lebih daripada kitab lainnya dalam PB (1Pet 3:9--5:11). 3. Petrus menekankan kebenaran bahwa orang percaya adalah pendatang dan perantau di dunia ini (1Pet 1:1; 1Pet 2:11). 4. Banyak nama untuk umat Allah dari PL digunakan untuk orang percaya PB (mis. 1Pet 2:5,9-10). 5. Surat ini berisi ayat PB yang paling sulit ditafsirkan: kapan, di mana, dan bagaimana Yesus "memberitakan Injil kepada roh-roh yang di dalam penjara, ... pada waktu Nuh" (1Pet. 3:19-20).

GARIS BESAR SURAT I. Salam (1:1-2) II. Hubungan Orang Percaya dengan Allah (1:3—2:10) A. Keselamatan oleh Iman (1:3-12) B. Kekudusan karena Ketaatan (1:13—2:10) III. Hubungan Orang Percaya dengan Sesamanya (2:11—3:12) A. Tanggung Jawab Umum (2:11-17) B. Tanggung Jawab Rumah Tangga (2:18—3:7) 1. Tanggung Jawab Budak Terhadap Tuannya (2:18-25) 2. Tanggung Jawab Isteri Terhadap Suaminya (3:1-6) 3. Tanggung Jawab Suami Terhadap Isterinya (3:7) C. Ringkasan Prinsip-prinsip yang Mengatur Hubungan Orang Percaya dengan Sesamanya (3:8-12). IV. Hubungan Orang Percaya dengan Penderitaan (3:13—5:11) A. Ketabahan Menghadapi Penderitaan (3:13—4:11) 1. Karena Berbahagia dari Menderita dengan Tidak Adil (3:13-17) 2. Karena Teladan Kristus yang Berkuasa (3:18—4:6) 3. Karena Urgensi pada Akhir Zaman (4:7-11) B. Bersukacita dalam Menghadapi Penderitaan (4:12-19) 1. Karena Menguji Realitas Iman Kita (4:12) 2. Karena Ikut Mengambil Bagian dalam Penderitaan Kristus (4:13a, 14-16) 3. Karena Mempersiapkan Kita untuk Kemuliaan Kedatangan-Nya (4:13b, 17-19) C. Nasihat dalam Menghadapi Penderitaan (5:1-11) 1. Kepada Penatua – Gembalakan Domba (5:1-4) 2. Kepada Orang yang Lebih Muda (5:5-11) V. Penutup (5:12-14)

96

Disajikan oleh: Winardi Tarigan, M.Th.

PAK dan Teologi Konseling

Pengetahuan dan Pembimbing PB

26 SURAT 2 PETRUS I.

KEPENULISAN 1. Penulis Penulis Surat 2 Petrus menurut 2 Pet. 1:1, adalah Simon Petrus. Didukung juga dengan informasi dari surat-surat PB yang lain. Bukti dari dalam surat sendiri adalah penulis merupakan saksi mata peristiwa Transfigurasi (2 Pet.1:16-18), juga dari 2 Pet. 3:1 penulis mengkaitkan keberadaan Surat 1 Petrus. Penulis juga menyatakan bahwa ia mengenal Tuhan yesus secara langsung (2 Pet.14; Yoh. 21:18). Namun demikian masih ada perdebatan yang memberatkan kebenarannya: 1. Surat 2 Petrus kurang dihargai oleh Bapak-bapak Gereja, karena paling jarang dibicarkan/dikutip. 2. Ada kesamaan antara Surat 2 Petrus dengan Yudas. Ada anggapan 2 Petrus mengutip Surat Yudas. 3. Perbedaan dalam gaya penulisan terlihat jelas sekali antara Surat 1 Petrus dan 2 Petrus. Kemungkin ini bisa terjadi karena Petrus memakai penulis yang berbeda. Sanggahan terhadap keberatan bahwa Petrus adalah penulis Surat 2 Petrus: 1. Pada abad ke 4, Bapak Gereja Athanasius, Ambrose dan Agustine menerima Surat Petrus sebagai Kitab Kanon. 2. Perbedaan dengan Surat 2 Petrus tidaklah mutlak, karena ada bagian-bagian yang mempunyai kesamaan dengan kata-kata Petrus dalam Kis. Rasul, misalnya dalam penggunaan kata khusus "eusebeia" (hidup yang saleh) dalam 2 Pet. 1:3, 6, 7 ; 3;11, yang juga terdapat dalam Kis. 3:12. Selain Petrus (dalam Kis. 3:12 itu) tidak ada rasul lain yang menggunakannya.

2. Tahun Penulisan Kepastian yang jelas, Surat 2 Petrus ditulis sebelum tahun 68 M (kematian Petrus). Dari 2 Pet. 1:14 ada petunjuk bahwa penulisan surat ini adalah mendekati tahun kematian penulis. Jadi diperkirakan bahwa Petrus menulis Surat 2 Petrus sesudah tahun 65-67M.

3. Tempat Penulisan Seperti halnya Surat 1 Petrus, kota Roma adalah tempat penulis menuliskan surat ini, khususnya dengan kepastian bahwa Petrus mati di kota Roma.

II. PENERIMA/PEMBACA SURAT Dari 2 Petrus1:1, 2 Surat Petrus ini ditujukan kepada semua orang Kristen secara umum.

III. TEMA UTAMA Tema utama Surat 2 Petrus ini adalah pengenalan dan pengetahuan. Kata-kata ini muncul lebih dari 15 kali dalam Surat 2 Petrus. 1. Ajaran-ajaran Sesat Untuk dapat mengenali dan mengoreksi ajaran-ajaran palsu yang menyusup kedalam kehidupan jemaat, maka kita perlu mengenal dan mengetahui kebenaran yang sejati. Dari siapakah ajaran-ajaran sesat itu muncul? dari guru-guru palsu, dari dalam jemaat, dari orang-orang Kristen (1 Pet. 2:1, 13, 20, 21). Hal ini terlihat dari sikap hidup dan perbuatan yang meninggalkan kebenaran (2:10-14). 2. Kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kali (3:3-4) Hari Tuhan yang datang lambat (3,9-13) sehingga membuat mereka sangsi. Kelambatan hari Tuhan harus diartikan, bahwa Tuhan masih panjang sabar dan bertahan terhadap ejekan.

97

Disajikan oleh: Winardi Tarigan, M.Th.

PAK dan Teologi Konseling

Pengetahuan dan Pembimbing PB

3. Kedewasaan Iman dalam Kristus (1:3-11) Allah menyediakan segala sesuatu yang berguna untuk hidup saleh, yaitu pengenalan akan Kristus dan kuasaNya. Kedewasaan iman adalah seperti anak tangga (1:5-7), yaitu iman, kebajikan, pengetahuan, penguasaan diri, kesalehan, kasih akan saudara-saudara dan kasih akan semua orang.

IV. TUJUAN PENULISAN 1. Memberikan Peringatan akan Pengajaran Sesat Petrus dan Paulus adalah rasul-rasul yang gencar sekali dalam memberikan nasehat supaya orang-orang Kristen menjauhkan diri dari penyesat-penyesat yang mempunyai ciri-ciri 2:120). 2. Penegasan akan Pentingnya Ajaran Paulus Banyak orang menafsirkan bahwa Paulus mempunyai permusuhan dengan Petrus yang tidak henti-hentinya. Memang Paulus dan Petrus pernah berselisih. Tapi dari Surat 2 Petrus kita melihat tidak benar. Surat-surat Paulus rupanya sudah banyak beredar dan dibaca, juga kitab-kitab lain dan (2 Pet. 3:15-16). Namun demikian Petrus mengakui bahwa tulisantulisan Paulus tidaklah mudah dipahami sehingga mereka yang tidak teguh iman akan memutarbalikkannya. 3. Penghiburan untuk mereka yang menderita Disampaikan karena keadaan-keadaan yang mendesak dan penganiayaan yang semakin besar. Gereja menghadapi kebimbangan karena situasi yang tidak menentu. itulah sebabnya Surat 2 Petrus berisi banyak nasehat tentang perlunya pengetahuan supaya di tengah aniaya mereka tidak terombang-ambing.

V.

SURVEI Surat yang singkat ini sungguh-sungguh mendorong orang percaya agar mempertahankan kehidupan dan kesalehan melalui pengenalan yang benar akan Kristus. Pasal pertama menekankan pentingnya pertumbuhan Kristen. Setelah mulai dengan iman, orang percaya harus dengan tekun mengejar keunggulan moral, pengetahuan, penguasaan diri, ketekunan, kesalehan, kasih akan saudara-saudara, dan kasih akan semua orang, yang akan menghasilkan iman dewasa dan pengenalan yang benar akan Tuhan Yesus (2Pet 1:3-11). Pasal berikut dengan sungguh-sungguh mengingatkan mereka tentang para nabi dan guru palsu yang muncul di kalangan gereja. Petrus mengecam guru-guru palsu itu sebagai orang yang tidak mengenal hukum (2Pet 2:1,3; 2Pet 3:17) yang menuruti keinginan jahat dari hawa nafsu (2Pet 2:2,7,10,13-14,18-19), yang serakah (2Pet 2:3,14-15), congkak (2Pet 2:18) dan keras kepala (2Pet 2:10), dan menghina pemerintahan Allah (2Pet 2:10-12). Petrus berusaha untuk melindungi orang percaya sejati terhadap pengajaran sesat yang membinasakan itu (2Pet 2:1) dengan menyingkapkan maksud dan kelakuan mereka yang jahat. Dalam pasal 3 (2Pet 3:1-18), Petrus membuktikan salahnya keragu-raguan guru-guru ini terhadap kedatangan Tuhan (2Pet 3:3-4). Sebagaimana angkatan Nuh dengan keliru mencemoohkan pikiran tentang hukuman banjir besar dari Allah, para pencemooh ini juga buta rohani tentang janji-janji kedatangan Kristus. Tetapi dengan tindakan menentukan yang sama dengan hukuman air bah tersebut (2Pet 3:5-6), Kristus akan kembali dan menghanguskan bumi ini dengan api (2Pet 3:7-12) lalu menciptakan tatanan baru yang benar (2Pet 3:13). Mengingat semuanya ini, orang percaya harus hidup kudus dan saleh pada zaman ini (2Pet 3:11,14).

VI. CIRI-CIRI KHAS Empat ciri utama menandai surat ini. 1. Surat ini berisi pernyataan yang paling kuat dalam Alkitab mengenai pengilhaman, keterandalan, dan kekuasaan Kitab Suci (2Pet 1:19-21). 2. Pasal dua dan surat Yudas sangat mirip dalam pengecaman guru palsu. Mungkin Yudas, yang kemudian menghadapi persoalan yang sama dengan guru-guru palsu, menggunakan bagian-bagian dari ajaran Petrus yang diilhami untuk mengatakan hal yang sama.

98

Disajikan oleh: Winardi Tarigan, M.Th.

PAK dan Teologi Konseling

Pengetahuan dan Pembimbing PB

3. Pasal tiga merupakan salah satu pasal PB yang agung tentang kedatangan Kristus yang kedua. 4. Petrus secara tidak langsung menunjuk kepada tulisan Paulus sebagai Firman Allah dengan menyebutkannya dalam hubungan dengan "tulisan-tulisan yang lain" (2Pet 3:15-16).

GARIS BESAR SURAT I.

Salam (1:1-2)

II. Pujian atas Pengenalan yang Benar (1:2b-21) A. Kuasa Pengenalan akan Allah yang Mengubah Hidup (1:2b-4) B. Sifat Progresif Pertumbuhan Kristen (1:5-11) C. Kesaksian Rasul Terhadap Firman Kebenaran (1:12-21) 1. Motivasinya (1:12-15) 2. Metodenya (1:16-21) a. Saksi Mata dari Firman yang Dinubuatkan (1:16-19) b. Pengilhaman Kitab Suci yang Dinubuatkan (1:20-21) III. Kecaman Terhadap Guru-guru Palsu (2:1-22) A. Yang dapat Diharapkan dari Guru Palsu (2:1-3) B. Yang dapat Mereka Harapkan dari Allah (2:4-10a) C. Beberapa Ciri Guru-guru Palsu (2:10b-19) D. Bahaya-bahaya Kemunduran dari Kebenaran (2:20-22) IV. Kepastian Kedatangan Tuhan (3:1-18a) A. Penyangkalan Kedatangan-Nya (3:1-7) B. Kepastian Kedatangan-Nya (3:8-10) C. Hidup Menantikan Kedatangan-Nya (3:11-18a) V. Ucapan Berkat (3:18b)

99

Disajikan oleh: Winardi Tarigan, M.Th.

PAK dan Teologi Konseling

Pengetahuan dan Pembimbing PB

27 SURAT 1 YOHANES I.

LATAR BELAKANG A. Yohanes Yohanes adalah anak Zebedeus yang muda, karena Yakobus selalu disebut lebih dahulu. Tapi Lukas selalu memberikan urutan Petrus, Yohanes dan Yakobus, mungkin karena Yohanes hubungannya lebih dekat dengan Petrus. Ibu Yohanes adalah Salome, dalam Matius 27:50, ia disebut "Ibu anak-anak Zebedeus". Salome selalu diasosiasikan sebagai adik Maria Ibu Yesus, karena dalam Yohanes 19:25 dikatakan ada 4 perempuan berdiri dekat salib Yesus, yaitu Maria ibu Yesus, 2 orang Maria dan adik ibu Yesus. Kalau benar maka Yohanes adalah ipar Yesus. Markus 1:20 memberitakan bahwa ayahnya mempunyai orang-orang upahan, berarti Yohanes berasal dari keluarga yang cukup berada. Lukas 8:3 juga menyebutkan bahwa Salome melayani mereka dengan kekayaannya. Yohanes ada kemungkinan pernah menjadi murid Yohanes Pembaptis, tetapi tidak ada bukti jelas. Yohanes dan juga saudaranya sering dijuluki Yesus sebagai: "Anak-anak guruh" (Mrk. 3:17) mungkin karena mereka orang-orang Galilea yang penuh vitalitas, semangat dan nelayan yang pantang menyerah, tetapi kurang terarah. Hal itu terbukti dari pandangan yang salah tentang kerajaan Yesus; ambisi yang dirasuki oleh nalar yang tidak benar (Luk. 9:52-54). Yohanes berada di Golgota pada saat Yesus disalib dan juga pada saat Yesus menyerahkan ibunya dalam pemeliharaan Yohanes. Ia juga yang berlari dengan Petrus menengok kubur Yesus yang kosong. Ia juga yang bersama murid-murid yang lain pada waktu Yesus menampakkan diri di danau Tiberias. Yohanes juga yang disebut akan memiliki umur panjang (Yoh. 21:23). Setelah hari Pantekosta murid-murid Yesus berbicara dengan sangat jelas tentang Injil dan orang-orang keheranan karena mereka orang-orang yang tidak terpelajar (Kis. 4:13). Di dalam kehidupan gereja mula-mula Yohanes termasuk tokoh utama dalam gereja Yerusalem bersama Petrus. Tidak diketahui pasti kapan Yohanes meninggalkan Yerusalem. kemungkinan besar dia pergi ke Efesus di mana ia lalu dibuang ke Pulau Patmos. Selain Surat Kiriman ini Yohanes juga menulis Kitab Injil yang berisi pemberitaan tentang Yesus, pelayanan dan pengajaran-Nya.

B. Latar Belakang Surat-surat Kiriman Yohanes Pada waktu penulis menulis surat-surat ini perpecahan antara orang Kristen dan Sinagoge sudah terjadi. Tapi pertentangan antara perbuatan dan iman sudah mereda. Pada waktu orang-orang non-Yahudi mulai masuk gereja, banyak latar belakang budaya filsafat mempengaruhi pengajaran doktrinal. Mulai banyak timbul pertanyaan-pertanyaan yang menjadi dilema. Bahkan hingga hari ini, khususnya tentang hakikat Yesus (sifat-sifat ke-Allah-an dan kemanusian-Nya). Gejala Gnostisisme menjadi bahaya besar bagi gereja sampai akhir abad 2. Gnotisisme adalah suatu filsafat agama (bukan sistem agama) yang percaya pada ajaran bahwa Roh itu baik, tubuh jahat. Di antara keduanya tidak ada hubungan yang kekal. Keselamatan berarti kebebasan dari dunia jasmani ke dunia rohani. Sarana untuk mendapat kebebasan bermacam-macam, salah satunya ialah pengetahuan (Gnosis = pengetahuan/Bahasa Yunani), supaya manusia dapat melampui ikatan belenggu jasmani menuju pengetahuan surgawi. Pertentangan yang paling tajam antara agama Kristen dan pengetahuan adalah yang menyangkut tentang pribadi Kristus. Bagaimana mungkin Roh yang begitu suci dan Agung (Allah) dapat bersatu dengan tubuh jasmani (Kristus). Gejalagejala kepercayaan ini berbahaya untuk menafsirkan pengajaran Injil. Hal inilah yang menjadi tema utama Surat-surat Yohanes.

II. KEPENULISAN 1. Penulis Walaupun penulis tidak mencantumkan namanya dalam Surat 1 Yohanes, tapi kita mempunyai keyakinan bahwa Rasul Yohanes adalah penulisnya. Kepastian akan

100

Disajikan oleh: Winardi Tarigan, M.Th.

PAK dan Teologi Konseling

Pengetahuan dan Pembimbing PB

kebenarannya tidak dimasalahkan. Selain tradisi Kristen mempercayainya, juga bukti-bukti dari dalam memperlihatkan bahwa Surat Yohanes ini mempunyai kemiripan kuat dengan Injil Yohanes, baik dalam hal isi, gaya bahasa, maupun perbendaharaan katanya. Contoh: I Yoh. 1:1 dan Yoh. 1:1.

2. Tahun Penulisan Sekitar tahun 90 M, karena kemungkinan sudah adanya ajaran-ajaran sesat Gnostik yang menyusup di gereja. Tapi yang jelas saat itu penulis sudah dalam usia yang lanjut. Pendapat lain memperkirakan bahwa Surat 1 Yohanes ini sudah diedarkan lebih dulu daripada Injil Yohanes. Tapi hal ini sulit diterima karena dari isi Surat 1 Yohanes terlihat bahwa pembaca diperkirakan sudah mempunyai pengetahuan tentang Injil dan juga dalam Injil Yohanes tidak ada tanda-tanda tentang perlawanan terhadap ajaran Gnostik. Pendapat lain memperkirakan tahun yang lebih lambat, yaitu dengan membandingkan dengan tulisan-tulisan Bapak-bapak gereja yang menceritakan hal yang sama dengan Surat Yohanes, yaitu tentang perlawanan ajaran Gnostik. Kalau hal itu betul mungkin tahun penulisan akan sekitar 110 M.

3. Tempat Penulisan Diperkirakan Yohanes menulis Surat 1 Yohanes ini ketika ia ada di Efesus.

III. PENERIMA/PEMBACA SURAT Yohanes memanggil pembaca-pembacanya dengan "anak-anakku" (1 Yoh. 2:1), mungkin Yuhanes menuliskan ini untuk sekelompok orang yang memiliki hubungan yang dekat dengan Yohanes. Juga karenaYohanes pada saat itu sudah berusia lanjut, maka sudah sepantasnya ia memanggil orang-orang di sekitarnya dengan sebutan itu.

IV. TEMA UTAMA Yohanes menggunakan kata "tahu, mengetahui dan mengenal" lebih dari 35 kali dalam Suratnya ini. Dan ada 3 kata yang harus menjadi dasar, yaitu kasih, terang dan hidup kekal. Seperti dalam bukunya Injil Yohanes, pengalaman hidup Kristen berpusat pada ketiga kata kunci ini. Allah adalah kasih, kasih Allah nyata dalam diri Yesus Kristus. Dan kita yang berasal dari Dia akan hidup dalam terang Allah, karena Allah itu Terang. Dan barang siapa memiliki Anak, ia memiliki hidup, hidup yang kekal (1 Yoh. 3:7-21; 1:5-10; 5:12). Hanya di dalam konteks inilah orang Kristen dapat bertumbuh dan menghasilkan kemurnian hidup yang ideal, hidup yang diimpikan oleh pengikut aliran gnostik. Tanpa anugerah Allah, dan pengenalan penyataanNya maka kita tidak akan memiliki pengetahuan yang sempurna.

V.

TUJUAN PENULISAN Tujuan utama Rasul Yohanes menulis Surat 1 Yohanes ini adalah untuk melawan dan memerangi gnostisisme. Yohanes memberi nasehat kepada pembacanya bahwa hanya dengan mengetahui kebenaran, maka tidak ada tindakan yang benar. Di antara nasehatnya itu ada 7 pokok patokan untuk mempunyai kelakuan yang baik:  Berjalan dalam terang (1:5-7)  Jangan menipu (1:8-10)  Turuti perintah-Nya (2:1-5)  Tirulah Kristus (2:6)  Kasihilah sesamamu (2:7-14)  Jangan mengasihi dunia (2:15-17)  Tinggallah dalam Kristus dan perbuatlah yang benar (2:18-3:10)

VI. SURVEI Kepercayaan dan kelakuan dijalin secara erat sekali dalam surat ini. Para guru palsu, yang oleh Yohanes dinamakan "antikristus" (1Yoh 2:18-22) sedang meninggalkan ajaran rasuli mengenai Kristus dan kehidupan yang benar. Seperti surat 2 Petrus dan Yudas, surat ini dengan penuh semangat menolak dan menghukum guru palsu (mis. 1Yoh. 2:18-19, 22-23, 26; 1Yoh. 4:1, 3, 5) dengan ajaran dan kelakuan mereka yang merusak.

101

Disajikan oleh: Winardi Tarigan, M.Th.

PAK dan Teologi Konseling

Pengetahuan dan Pembimbing PB

Dari segi yang positif, surat ini mengemukakan ciri-ciri persekutuan yang sejati dengan Allah (mis. (1Yoh. 1:3—2:2) dan menyatakan lima ujian khusus bagi orang percaya untuk mengetahui dengan yakin bahwa mereka mempunyai hidup yang kekal: 1. Ujian kebenaran rasuli mengenai Kristus (1Yoh. 1:1-3; 1Yoh. 2:21-23; 1Yoh. 4:2-3,15; 1Yoh. 5:1,5,10,20); 2. Ujian iman yang taat kepada perintah Kristus (1Yoh. 2:3-11; 1Yoh. 5:3-4); 3. Ujian hidup yang kudus, yaitu berbalik dari dosa kepada persekutuan dengan Allah (1Yoh. 1:6-9; 1Yoh. 2:3-6, 15-17, 29; 1Yoh. 3:1-10; 1Yoh. 5:2-3); 4. Ujian kasih akan Allah dan sesama orang percaya (1Yoh. 2:9-11; 1Yoh. 3:10-11, 14, 16-18; 1Yoh. 4:7-12, 18-21); dan 5. Ujian kesaksian Roh (1Yoh 2:20, 27; 1Yoh 4:13; 1Yoh 5:7-12). Yohanes menyimpulkan bahwa orang dapat mengetahui dengan pasti bahwa mereka memiliki hidup kekal (1Yoh 5:13) jikalau buah dari kelima bidang hidup ini nyata dalam hidup mereka.

VII. CIRI-CIRI KHAS Lima ciri utama menandai surat ini: 1. Surat ini mendefinisikan kehidupan Kristen dengan memakai istilah yang bertentangan dan dengan seakan-akan tidak memberikan peluang kompromi di antara terang dan gelap, kebenaran dan kebohongan, kebenaran dan dosa, kasih dan kebencian, mengasihi Allah dan mengasihi dunia, anak-anak Allah dan anak-anak setan. 2. Yang penting, surat ini merupakan satu-satunya kitab PB yang berbicara mengenai Yesus sebagai pengantara (Yun. parakletos) kita dengan Bapa pada saat kita sebagai orang yang sungguh percaya berbuat dosa (1Yoh. 2:1-2; bd. Yoh. 14:16-17, 26; Yoh. 15:26; Yoh. 16:7-8). 3. Berita yang disampaikan surat ini didasarkan hampir seluruhnya pada kesaksian rasuli dan bukan pada penyataan PL dahulu; petunjuk kepada PL jelas tidak ada. 4. Karena surat ini menyampaikan Kristologi berhubungan dengan penyangkalan suatu bentuk ajaran sesat tertentu, maka itu berfokus pada penjelamaan dan darah (yaitu, salib) Yesus tanpa menyebutkan kebangkitan-Nya secara khusus. 5. Gaya penulisannya sederhana dan berulang sewaktu Yohanes membahas berbagai istilah seperti "terang", "kebenaran", "percaya", "tetap tinggal", "mengenal", "mengasihi", "kebenaran", "kesaksian", "lahir dari Allah", dan "hidup kekal".

GARIS BESAR SURAT I.

Pendahuluan (1:1-4)

II. Persekutuan dengan Allah (1:5—2:28) A. Prinsip-prinsip Persekutuan dengan Allah (1:1—2:2) 1. ―Tidak Ada Kegelapan‖ dalam Allah (1:5) 2. Tidak Ada Persektutuan dalam Kegelapan (1:6) 3. Persekutuan dalam Terang (1:7) 4. Persekutuan dalam Penyucian dari Dosa (1:8—2:2) B. Manifestasi-manifestasi Persekutuan dengan Allah (2:3-28) 1. Ketaatan (2:3-5) 2. Keserupaan dengan Kristus (2:6) 3. Kasih (2:7-11) 4. Pemisahan dari Dunia (2:12-17) 5. Kesetiaan kepada Kebenaran (2:18-28) III. Anak-anak Allah (2:29—3:24) A. Ciri-ciri khas Anak-anak Allah (2:29—3:18) B. Keyakinan Anak-anak Allah (3:19-24) IV. Roh Kebenaran (4:1-6) A. Mengenali Roh Kesesatan (4:1, 3, 5) B. Mengakui Roh Kebenaran (4:2, 4, 6)

102

Disajikan oleh: Winardi Tarigan, M.Th.

PAK dan Teologi Konseling

Pengetahuan dan Pembimbing PB

V. Kasih Allah (4:7—5:3) A. Asal Usul Ilahi dari Kasih (4:7-10) B. Tanggapan yang Layak Terhadap Kasih Allah (4:11-13, 19-21) C. Tinggal dalam Kasih Allah (4:14-16) D. Kesempurnaan Kasih (4:17-18) E. Ketaatan Kasih (5:1-3) VI. Jaminan dari Allah (5:4-20) A. Mengenai Hal Mengalahkan Dunia (5:4-5) B. Mengenai Keterandalan Injil (5:6-10) C. Mengenai Hidup Kekal di dalam Anak-Nya (5:11-13) D. Mengenai Jawaban-jawaban untuk Doa (5:14-17) E. Mengenai Tiga Kepastian Besar (5:18-20) VII. Penutup (5:21)

103

Disajikan oleh: Winardi Tarigan, M.Th.

PAK dan Teologi Konseling

Pengetahuan dan Pembimbing PB

28 SURAT 2 YOHANES I.

KEPENULISAN 1. Penulis Sama seperti surat sebelumnya (1 Yohanes) dan Injil Yohanes, pengarang Surat 2 Yohanes adalah Yohanes anak Zebedeus. Hal ini terlihat jelas dari gaya dan isi Suratnya.

2. Tahun Penulisan Surat 2 Yohanes ini ditulis pada tahun yang hampir bersamaan dengan Surat 1 Yohanes, yaitu sekitar tahun 90 M.

3. Tempat Penulisan Ditulis oleh Yohanes di Efesus, gereja di Asia.

II. PENERIMA/PEMBACA SURAT Salam pembukaan Surat ini tertulis "kepada ibu yang terpilih dan anak- anaknya" (1 Yoh. 1:1). Banyak tafsiran dalam hal ini: 1. Arti harafiah, seorang wanita yang rumahnya dipakai untuk persekutuan. 2. Arti figuratif, gereja/jemaat-jemaat Tuhan. Hal ini sesuai dengan panggilan penatua kepada jemaatnya. 3. Sekelompok orang Kristen tertentu, dimana penulis menjadi penanggung jawab, khususnya untuk keadaan yang sedang mengancam (ajaran sesat). Terlihat dari beberapa ungkapan yang lain, seperti: "di dalam rumahmu" "aku berharap datang sendiri padamu" (2 Yoh.1:1, 10, 12).

III. TEMA UTAMA Kunci kata penting dalam surat 2 Yohanes ini adalah: kebenaran. Kebenaran ajaran Kristus harus menjadi dasar. Khususnya untuk melawan mereka yang menyangkal Kristus sebagai anak manusia. Kalau pengajaran sesat masuk dan diterima maka berarti harus membuang iman. Oleh karena itu Yohanes mendorong kita untuk bertekun mengikuti kebenaran yang sudah ada dalam hati dan menggenapinya dalam hukum kasih

IV. TUJUAN PENULISAN 1. Tujuan Rasul Yohanes menulis surat 2 Yohanes jelas tertulis dalam Suratnya: "sebab banyak penyesat telah muncul" (2 Yoh.1: 7). Jadi Surat yang pendek ini membahas persoalan yang sama yaitu menasehati jemaat untuk berhati-hati terhadap pengajarpengajar sesat, kalau perlu jangan diterima di rumah supaya tidak menipu (2 Yoh. 1:10). 2. Penulis, sebagai penatua mengutarakan harapannya mengunjungi mereka, dan pada akhir suratnya ia membagikan salam dari jemaatnya sendiri.

V.

SURVEI Surat ini menggarisbawahi suatu peringatan yang juga terdapat dalam 1 Yohanes mengenai bahaya guru palsu yang menyangkal penjelmaan Yesus Kristus dan menyimpang dari berita rasuli (ayat 2Yoh 1:7-8). Yohanes memuji "Ibu yang terpilih" dan anak-anaknya yang "hidup dalam kebenaran" (2Yoh. 1:4). Kasih yang sejati terwujud dalam menaati perintah Kristus dan mengasihi sesama (2Yoh. 1:6). Kasih Kristen harus membedakan di antara kebenaran dan kesalahan dan tidak membuka pintu bagi guru palsu (2Yoh. 1:7-9). Menerima guru palsu dengan ramah berarti berpartisipasi dalam kesalahan mereka (2Yoh. 1:10-11). Surat ini singkat karena Yohanes merencanakan untuk berkunjung kepada ibu ini untuk berbicara "berhadapan muka" (2Yoh. 1:12).

104

Disajikan oleh: Winardi Tarigan, M.Th.

PAK dan Teologi Konseling

Pengetahuan dan Pembimbing PB

VI. CIRI-CIRI KHAS Tiga ciri utama menandai surat ini: 1. Surat ini merupakan kitab terpendek dalam PB. 2. Surat ini sangat mirip dengan 1 dan 3 Yohanes dalam berita, kosakata dan gaya penulisannya yang sederhana. 3. Surat ini memberikan keseimbangan yang penting bagi berita surat 3 Yohanes dengan memperingatkan terhadap dukungan yang sembarangan kepada pekerja yang bukan dari jemaat sendiri. Surat ini mendorong supaya memakai kebijaksanaan saksama dengan mengingat ajaran Kristus dan para rasul sebelum membantu pekerja tersebut.

GARIS BESAR SURAT I.

Salam (1:1-3) A. Kepada Ibu yang Terpilih dan Anak-anaknya (1) B. Oleh karena Kebenaran (2-3)

II. Pujian dan Perintah (1:4-6) A. Kesetiaan yang Lampau kepada Kebenaran Dipuji (4) B. Kasih dan Ketaatan Diperintahkan (5-6) III. Nasihat dan Peringatan (1:7-11) A. Mengenali Guru-guru Palsu (7) B. Waspada agar Jangan Terpengaruh oleh Mereka (8-9) C. Jangan Membiarkan Mereka Memakai Rumahmu (10-11) IV. Penutup (1:12-13)

105

Disajikan oleh: Winardi Tarigan, M.Th.

PAK dan Teologi Konseling

Pengetahuan dan Pembimbing PB

29 SURAT 3 YOHANES I.

KEPENULISAN 1. Penulis Dilihat dari gaya dan struktur surat maka Surat 3 Yohanes dapat dipastikan penulisnya sama dengan surat-surat Yohanes sebelumnya, Rasul Yohanes.

2. Tahun Penulisan Sama dengan surat-surat sebelumnya tahun 90 M. Tapi ada yang berpendapat mungkin ditulis lebih awal, sekitar 80-an, tapi tidak ada alasan jelas.

3. Tempat Penulisan Penulis menuliskan surat ini di Efesus, gereja di Asia.

II. PENERIMA/PEMBACA SURAT Surat 3 Yohanes dituliskan untuk Gayus, saudara kekasih Yohanes yang ada di Korintus (1 Kor. 1:14). Gayus juga adalah teman sekerja Paulus. Ia rupanya menjabat sebagai gembala dan pemimpin Gereja (Kis. 19:29, Kis. 20:4, Rom. 16:23). Nama lain yang disebut adalah Demetrius, mungkin salah seorang penginjil.

III. TEMA UTAMA "Kesediaan menerima tamu" Menurut Yohanes setiap jemaat wajib memperlihatkan sikap Kristiani mereka dalam menerima para penginjil keliling yang telah melakukan tugas panggilannya, misalnya memberi tumpangan kepada mereka. Ini merupakan tindakan saling menolong di antara pelayan-pelayan Tuhan yang akan memberikan kesaksian yang baik untuk nama Tuhan.

IV. TUJUAN PENULISAN Sebagai sahabat dan penatua Yohanes perlu menulis surat kepada Gayus untuk: Memberi pujian kepada Gayus atas sikapnya yang benar dalam menerima para penginjil keliling yang telah memberitakan Injil. Namun demikian ternyata sikap Gayus ini tidak diterima oleh pemimpin gereja lain (yang mungkin mempunyai gereja yang berdekatan dengan gereja Gayus), yang bernama Diotrefes. Diotrefes sama sekali tidak mengindahkan nasihat Yohanes, bahkan mengucapkan kata-kata yang kurang baik, karena ia tidak senang kalau ada campur tangan orang luar dalam urusan gerejanya. Yohanes memberitahukan Gayus tentang hal ini, dan bermaksud untuk berbicara kepada Diotrefes.

V.

SURVEI Ada tiga orang yang disebut namanya di dalam surat ini. 1. Gayus yang dipuji dengan hangat atas perilaku hidupnya yang saleh di dalam kebenaran (3Yoh. 1:3-4) serta teladannya menyediakan tumpangan bagi saudara seiman yang berkeliling (3Yoh. 1:5-8). 2. Diotrefes, seorang pemimpin yang bersifat diktator, dikecam karena kesombongannya ("ingin menjadi orang terkemuka", 3Yoh. 1:9) beserta manifestasinya: menolak surat Yohanes yang dikirim sebelumnya (3Yoh. 1:9), memfitnah Yohanes, menolak untuk menerima utusan-utusan Yohanes dan mengancam akan mengucilkan orang yang menerima mereka (3Yoh. 1:10). 3. Demetrius, yang mungkin pembawa surat ini atau seorang gembala sidang dalam suatu masyarakat sekitar situ, dipuji sebagai seorang yang mempunyai reputasi baik dan setia kepada kebenaran (3Yoh. 1:12).

106

Disajikan oleh: Winardi Tarigan, M.Th.

PAK dan Teologi Konseling

Pengetahuan dan Pembimbing PB

VI. CIRI-CIRI KHAS Dua ciri utama menandai surat ini. 1. Sekalipun singkat, surat ini memberikan pengertian mengenai beberapa segi sejarah gereja mula-mula menjelang akhir abad pertama. 2. Terdapat beberapa persamaan mencolok di antara 2 Yohanes dengan surat ini. Meskipun demikian, kedua surat tersebut berbeda dalam satu aspek penting: 3 Yohanes menganjurkan penyediaan tumpangan dan bantuan bagi pekerja keliling yang dapat dipercaya, sedangkan 2 Yohanes mendorong agar tumpangan dan dukungan tidak disediakan bagi pekerja yang tidak dapat dipercaya sehingga orang percaya tidak dituduh mendukung perbuatan jahat.

GARIS BESAR SURAT I.

Salam (1:1)

II. Pujian bagi Gayus (1:2-8) A. Karena Kesehatan Rohaninya (2) B. Karena Hidup dalam Kebenaran (3-4) C. Karena Kesediaan Menerima Saudara-saudara yang dalam Perjalanan (5-8) III. Nasihat untuk Gayus (1:9-12) A. Mengenai Contoh Jelek Diotrefes (9-11) B. Mengenai Teladan Baik Demetrius (12) IV. Penutup (1:13-14)

107

Disajikan oleh: Winardi Tarigan, M.Th.

PAK dan Teologi Konseling

Pengetahuan dan Pembimbing PB

30 SURAT YUDAS I.

LATAR BELAKANG Sekalipun ada beberapa nama Yudas yang dikenal dalam PB, namun hanya ada seorang Yudas yang menyebut dirinya, "hamba Yesus dan saudara Yakobus" (Yud.1:1), yaitu Yudas saudara (adik) Yesus. Karena Yakobus adalah nama yang cukup dikenal dikalangan pemimpin gereja mula-mula, dan ia adalah saudara (adik) Tuhan Yesus. Referensi lain Matius 13:55, Markus 6:3, Galatia 1:19, Kisah Para Rasul 1:14.

II. KEPENULISAN 1. Penulis Seperti dalam pembukaan suratnya (Yud. 1:1) penulis adalah Yudas saudara (adik) Yakobus yang adalah saudara (adik) Yesus.

2. Tahun Penulisan

Ada persamaan hal yang ditulis dalam Surat 2 Petrus dengan Surat Yudas, yaitu tentang adanya orang-orang yang disebut guru-guru palsu/pengajar-pengajar sesat. Petrus menyebut, "akan datangnya guru-guru palsu". Yudas menyebut: "Adanya orang tertentu yang telah masuk menyusup ...". Jadi kalau memang keduanya mempunyai hubungan maka kitab Yudas ditulis sesudah Petrus, yaitu thn. 65-67 M. Tapi ada juga yang berpendapat, apabila belum disinggung tentang pengajaran gnostik, mungkin ditulis sekitar tahun 75 M.

3. Tempat Penulisan

Tidak ada keterangan yang jelas. Tapi Yudas melayani gereja-gereja Yahudi di Palestina sebelum kehancuran Yerusalem. Jadi mungkin di sanalah ia menulis.

III. PENERIMA/PEMBACA SURAT Surat ini ditujukan "kepada mereka yang terpanggil, yang dikasihi dalam Allah Bapa ..." (Yud.1:1). Hal ini memberi kesan bahwa surat ini ditujukan kepada umat kristen seluruh dunia. Tapi bisa juga untuk sekelompok orang dalam jemaat tertentu.

IV. TEMA UTAMA 1. Hukuman atas Pengajar-pengajar Sesat Sudah ada contoh dari masa lalu adanya orang-orang murtad: Yak. 1:5 - umat Israel yang murtad binasa di padang gurun. Yak. 1:6 - malaikat yang tidak taat. Yak. 1:7 - penduduk daerah Sodom dan Gomora. Hukuman yang Tuhan jatuhkan untuk orang-orang murtad pasti akan datang, sekalipun mungkin lambat. 2. Mempertahankan Iman Benih-benih penyesatan itu ditaburkan ke dalam persekutuan gereja, bahkan oleh gembala-gembala mereka sendiri. Tapi orang percaya tidak perlu takut kalau sudah melindungi diri dengan membangun iman dan berdoa dalam kuasa Roh Kudus. Untuk menghadapi orang yang lemah iman karena penyesatan ini, kita diajarkan untuk merebutnya kembali dengan kasih.

V.

TUJUAN PENULISAN Penulis menuliskan bahwa keinginan semula adalah untuk menuliskan tentang keselamatan. Tapi akhirnya ia tergerak untuk menuliskan tentang hal lain yaitu nasihat untuk mempertahankan iman (apologetik), khususnya sehubungan dengan perlawanan terhadap munculnya ajaran-ajaran sesat dari para pengajar palsu.

VI. CATATAN Surat Yudas mempunyai kemiripan dengan 2 Petrus. Ada beberapa pendapat mengenai hal ini:

108

Disajikan oleh: Winardi Tarigan, M.Th.

PAK dan Teologi Konseling 1. 2. 3. 4.

Pengetahuan dan Pembimbing PB

Kedua surat tersebut tidak ada hubungan apa-apa kecuali bahwa surat-surat ditujukan pada orang-orang yang sedang menghadapi keadaan yang sama. Kedua surat disadur dari sumber yang sama. Petrus mengambil data-data dari Yudas. Pendataan dari Yudas lebih pasti dan nyata, susunan lebih jelas. Surat Petrus penjabaran dari Yudas. Yudas menulis suratnya setelah melihat surat Petrus, dan mengubahnya dengan bebas. Dari Yudas 1:3 penulis ingin menulis tentang keselamatan tapi tidak jadi karena melihat apa yang diramalkan Petrus sudah terjadi.

VII. SURVEI Setelah memberikan salam (Yud. 1:1-2), Yudas menyatakan bahwa tujuannya mula-mula ialah menulis tentang sifat keselamatan (Yud. 1:3a). Akan tetapi, sebaliknya dia terdorong untuk menulis surat ini karena guru-guru palsu yang memutarbalikkan kasih karunia Allah dan dengan demikian melemahkan kebenaran dalam gereja (Yud. 1:4). Yudas menuduh mereka sebagai tidak suci secara seksual (Yud. 1:4,8,16,18), berkompromi seperti Kain (Yud. 1:11), serakah seperti Bileam (Yud. 1:11), suka memberontak seperti Korah (Yud. 1:11), congkak (Yud. 1:8,16), penipu (Yud. 1:4,12), sensual (Yud. 1:19) dan memecah-belah (Yud. 1:19). Yudas menyatakan kepastian hukuman Allah atas semua orang yang berbuat dosa seperti itu dan menggambarkannya dengan enam contoh dari PL (Yud. 1:5-11). Gambaran dua belas ciri kehidupan mereka menunjukkan bahwa mereka siap untuk menerima murka Allah (Yud. 1:1216). Orang percaya didorong untuk waspada dan untuk menaruh belas kasihan bercampur ketakutan bagi mereka yang goyah (Yud. 1:20-23). Yudas menutup suratnya dengan suatu peningkatan pengilhaman dalam ucapan berkatnya (Yud. 1:24-25).

VIII. CIRI-CIRI KHAS Empat ciri utama menandai surat ini. 1. Surat ini berisi celaan yang paling blak-blakan dan bersemangat dari PB terhadap para guru palsu. Itu menggarisbawahi betapa seriusnya ancaman ajaran palsu terhadap iman yang sejati dan hidup yang kudus bagi segala angkatan. 2. Surat ini menunjukkan kesenangan untuk memberikan ilustrasi dengan memakai rangkaian tiga -- misalnya: tiga contoh penghukuman dalam PL (Yud. 1:5-7), tiga ciri guru palsu (Yud. 1:8), dan tiga contoh orang tidak kudus dalam PL (Yud. 1:11). 3. Di bawah pengaruh penuh dari Roh Kudus, Yudas dengan leluasa menunjukkepada sumber-sumber tertulis: (a) Alkitab PL (Yud. 1:5-7,11), (b) Tradisi Yahudi (Yud. 1:9,1415) dan (c) 2 Petrus, serta mengutip langsung 2Pet 3:3, yang diakuinya sebagai berasal dari rasul-rasul (Yud. 1:17-18). 4. Surat ini berisi ucapan berkat PB yang paling agung.

GARIS BESAR SURAT I. Salam (1:1-2) II. Penjelasan Mengenai Penulisan Surat Ini (1:3-4) III. Menyingkapkan Guru-guru Palsu (1:5-16) A. Ajal Mereka Digambarkan dalam Masa Lampau (5-7) 1. Pengalaman Israel (5) 2. Pengalaman Malaikat-malaikat Pemberontak (6) 3. Pengalaman Sodom dan Gomora (7) B. Penggambaran Mereka Sekarang Ini (1:8-16) 1. Bahasa yang Tidak Sopan (8-10) 2. Sifat yang Tidak Kudus (11) 3. Perilaku yang Salah (12-16) IV. Nasihat bagi Orang-orang Percaya Sejati (1:17-23) A. Ingat Nubuat Para Rasul (17-19) B. Peliharalah Dirimu di dalam Kasih Allah (20-21) C. Tolonglah Orang Lain dengan Kemurahan, Bercampur dengan Takut (22-23) V. Lagu Pujian (1:24-25)

109

Disajikan oleh: Winardi Tarigan, M.Th.

PAK dan Teologi Konseling

Pengetahuan dan Pembimbing PB

31 KITAB WAHYU I.

LATAR BELAKANG A. Keunikan Kitab Wahyu Wahyu berasal dari kata "apokalipsis", artinya rahasia yang dinyatakan. Kitab Wahyu mempunyai keunikan yaitu menjadi Kitab penutup kanon PB. Namun tidak jelas apakah berarti bahwa Kitab Wahyu adalah kitab yang paling akhir ditulis. Kitab Wahyu juga satusatunya kitab PB yang berisi hampir sepenuhnya tentang nubuatan yang menyangkut tentang masa depan.

B. Ciri-ciri Apokaliptik yang Ada di Kitab Wahyu a. Melukiskan tentang keputusasaan yang besar dalam menghadapi keadaan yang sedang berlangsung dan pengharapan yang besar akan campur tangan Allah dimasa mendatang. b. Memakai bahasa-bahasa simbolik; impian dan penglihatan iblis dll. c. Menampilkan kuasa-kuasa surgawi dan iblis sebagai utusan dan perantara dalam perencanaan Allah. d. Sebagai nubuat bahwa kecelakaan untuk orang-orang fasik, tapi orang benar akan dilewati. e. Nama penulis biasanya tidak disebut. C.

Keadaan Saat Kitab Wahyu Ditulis Gereja-gereja (7 gereja) di propinsi Asia yang sudah berdiri lama, tapi mengalami pasang surut dalam pertumbuhan rohaninya. Keadaan itu di latar belakangi oleh kelaparan, perang, wabah penyakit, kemiskinan, penganiayaan. Digambarkan bahwa Romawi adalah kekuasaan yang menjadi musuh utama umat Kristen (binatang dan pelacur). Kekaisaran saat itu mungkin diperintah oleh Domitianus, kalau dilihat dari sifat pemerintah saat itu yang sewenang-wenang dari diktator dan juga desakan untuk menyembahnya sebagai dewa. Pada akhir abad pertama orang Kristen dimusuhi dimana-mana.

D.

Pulau Patmos Sebuah pulau karang di perairan pantai Yunani, dari kepulauan Dodekanese. Panjang pulau 12 km lebar 7 km. Sekarang termasuk daerah Yunani. Yohanes dibuang dari Efesus selama beberapa bulan kira-kira tahun 95 M. Dibuang karena imannya, sebagai hukuman atas ketaatannya pada Allah (Wah. 1:9). Ketika berada disana, ia mendapat penglihatan yang harus dituliskannya dan disampaikan kepada ke 7 jemaat di Asia (1:10), 95 km dari Efesus.

II. KEPENULISAN 1. Penulis Penulis Kitab Wahyu disebutkan sebagai Yohanes, murid Yesus dan seorang yang sangat dikenal di kalangan gereja-gereja di Asia Kecil. Penulis juga adalah saksi mata dari segala sesuatu yang telah dilihatnya (1:1-2). Para Bapak gereja menerima kitab itu sebagai tulisan Yohanes. Tapi pada abad 3 ada beberapa pendapat yang kurang menyetujui melihat penyelidikan terhadap jenis sastera dan gaya bahasa Kitab Wahyu yang bertentangan dengan Injil & Surat 1-3 Yohanes dan bahkan kitab-kitab PB yang lain. Ahli bahasa memperkirakan bahwa sastera Wahyu kurang begitu matang/berkembang. Jadi mungkin ditulis lebih awal dari pada Injil dan Surat Yohanes. Atau kemungkinan lain Kitab Wahyu ditulis sendiri oleh Yohanes sedang yang lain oleh penulisnya.

2. Tahun Penulisan Kitab Wahyu jelas ditulis pada masa penganiayaan gereja. Ada 2 pemerintahan kaisar Romawi yang sangat kejam dan penganiayaan orang Kristen, yaitu kaisar Nero dan

110

Disajikan oleh: Winardi Tarigan, M.Th.

PAK dan Teologi Konseling

Pengetahuan dan Pembimbing PB

Domitianus. Kalau mengambil tahun masa kekaisaran Nero, terlalu awal dan orang-orang Kristen masih baru dan masih bersemangat. Tapi keadaan saat itu sudah semakin sulit dan capai untuk orang Kristen berjuang melawan penindasan-penindasan itu, jadi mungkin kitab Wahyu ditulis setelah masa Nero, yaitu pemerintahan Domitianus, tahun 95 M.

3. Tempat Penulisan Yohanes menuliskan Surat Wahyu sesudah ia dibebaskan dari pembuangan di Pulau Patmos, dan kemungkinan ia kembali ke di Efesus ketika menuliskan ini.

III. PENERIMA/PEMBACA SURAT Dari Wah. 1:4 disebutkan Surat ini ditujukan kepada "Ketujuh Jemaat di Asia Kecil.", mereka adalah Efesus (2:1-7), Smirna (2:8-11), Perganus (2:12-17), Natra (2:18-24), Filadelfia (3:713), Sardis (3:1-6), Laudikia (3:14-22). Beberapa tafsiran tidak membatasi hanya ditujukan kepada 7 jemaat ini melainkan meliputi gereja dari segala abad dan segala tempat. Kitab wahyu penuh dengan lambang-lambang angka 7 sebagai lambang kepenuhan yang suci. Jadi 7 jemaat bisa menjadi lambang kepenuhan umat suci (Wah. 1:6).

IV. TEMA UTAMA 1. Tujug Jemaat di Asia Kecil a. Efesus (2:4). Pengajaran tepat tapi dicela karena mereka telah meninggalkan kasih mula- mula. b. Smirna (2:10). Akan mengalami penderitaan. c. Pergamus (2:13-15). Menyimpang, tapi setia. 316 M Konstatianus menjadi Kristen, tidak ada aniaya tetapi gereja suam. d. Tiatira (2:20). Menyimpang pengajarannya tapi sedang bertumbuh. Berhala kekafiran dibawa ke dalam jemaat. e. Sardis (3:1-3). Melakukan pekerjaan baik, tapi kerohanian sudah mati dan perlu bertobat. f. Filadelfia. (3:7-9). Anak-anak Tuhan hidup ditengah kemurtadan. Tapi Tuhan "membuka pintu yang yang tiada dapat ditutup oleh seorangpun." g. Laodikia (3:17). Melambangkan zaman akhir, keadaan mereka kaya tapi miskin. Akan dimuntahkan oleh Tuhan. Pada masa-masa akhir jemaat Tuhan akan banyak yang murtad. 2. Kristus sebagai Anak Domba Kristus sebagai Anak Domba yang akan membuka gulungan kitab bermeterai. Ini melukiskan arti sentral kehidupan, kematian dan kebangkitan Yesus secara historis (Wah. 5:1-8). 3. Pengelihatan oleh Yohanes Berisi penglihatan bagaimana Allah menghakimi semua kekuatan yang melawanNya (Wah. 6:1-21:4), seperti tulah-tulah yang terjadi di Mesir. Tapi Tuhan berjanji akan ada dunia baru dan Yerusalem baru, dimana manusia dapat mengenal Allah langsung (21:9-27). 4. Penyembahan yang Meninggikan Kristus Bahwa segalanya akan terbukti bahwa Allah dan umatNya menang. Dan Kristus berkuasa atas raja-raja (Wah. 1:5; 15:3), kemuliaan adalah bagi Dia untuk selama-lamanya (Wah. 1:6; 19:1-7).

V.

TUJUAN PENULISAN Kitab Wahyu dituliskan oleh Yohanes untuk: 1. Memberikan teguran terhadap 7 gereja-gereja di Asia kecil. 2. Memberikan penghiburan kepada jemaat-jemaat yang terus menerus melihat umat Tuhan dimusuhi, bahwa semua itu akan ada akhirnya.

111

Disajikan oleh: Winardi Tarigan, M.Th.

PAK dan Teologi Konseling

Pengetahuan dan Pembimbing PB

3. Menunjukkan kepada hamba-hamba Tuhan apa yang akan atau harus terjadi, mis. bagaimana kembalinya Kristus, apa yang terjadi sebelum itu dll.

VI. CATATAN 1. Hal-hal Penting a. Angka 7 dan Simbol-simbol - 7 Meterai (Wah. 6:1-8:1) - 7 penglihatan tentang ular naga dan kerajaan (Wah. 12-13) - 7 penglihatan tentang Anak domba Allah (wah. 14) - 7 cawan murka Allah terhadap kejahatan (Wah. 15-16) - 7 penglihatan tentang jatuhnya "Babel" (Wah. 17-19:10) - 7 penglihatan tentang jaman akhir (Wah. 19:11-21:4) b. Masa 1000 tahun (20:4-6). c. Nama yang tertulis dalam Kitab Kehidupan.

2. Berbagai Tafsiran Ada 4 golongan/kelompok tafsiran: a. Golongan Preterist Simbolisme dalam kitab Wahyu hanya berhubungan dengan kejadian-kejadian pada saat ia ditulis dan tidak ada kaitannya dengan masa depan. Terjadi hanya pada masa lalu tidak ada hubungannya dengan sekarang. b. Golongan Idealis Wahyu sekedar gambaran simbolis dari peperangan yang tidak ada habisnya antara kebaikan dan kejahatan (orang kristen dan orang kafir). Simbol-simbol dan peristiwaperistiwa tidak benar secara sejarah. Yang diambil segi etis dan rohaninya. "sifat" pengrohaniayanya telah dihilangkan. Penghakiman datang setiap saat kita membuat keputusan moral. c. Golongan Historis Wahyu menceritakan sejarah gereja dari jaman Pantekosta hingga kedatangan Kristus (seperti Organ). Pergumulan gereja dengan dunia. Para penakluk masa lalu berusaha menghancurkan gereja, tetapi mereka selalu gagal. d. Golongan Futurist Berdasar pasal 1-3, Drama yang akan terjadi pada 7 jemaat hanya terbatas pada abad pertama saja. Dari pasal 4- seterusnya menceritakan tentang masa yang akan datang.

3. Untuk Mengerti Wahyu a. Tidak akan dimengerti dengan mutlak. Kerendahan hati dan ketulusan diperlukan. b. Kitab ini berisi hal-hal rahasia dan peringatan-peringatan untuk anak-anak Tuhan dan memberi jaminan akan perlindungan Tuhan kepada anak-anaknya dalam jaman yang sulit ini dan penuh penganiayaan.

4. Mengapa Penting a. Karena berisi pokok-pokok rahasia yang akan digenapkan pada Akhir Zaman. b. Janji kebahagiaan/berkat kepada barangsiapa yang membaca, mendengar dan menantinya. c. Tanpa mengerti surat Wahyu, isi kitab-kitab lain tidak jelas kurang lengkap dan kurang berarti. d. Ada banyak ajaran tentang Kristus, Anak Domba yang tidak ada di buku-buku lain di Alkitab. e. Banyak petunjuk tentang cara bagaimana Allah akan melaksanakan hukumannya nanti. f. Dibentangkan kemenangan yang sempurna atas kegelapan.

112

Disajikan oleh: Winardi Tarigan, M.Th.

PAK dan Teologi Konseling

Pengetahuan dan Pembimbing PB

VII. PERBANDINGAN TEMA DALAM KITAB KEJADIAN DAN WAHYU4 NO. 1. 2. 3. 4.

KEJADIAN Inisiasi Surga dan Dunia (1:1) Permulaan Dosa dan Kutuk (3:1-19) Kehadiran Setan dan kegiatan-kegiatannya (3:1-7) Pohon Kehidupan Dilenyapkan (2:9; 3:24) Kematian Masuk ke dalam Dunia (2:17; 5:5) Kesusahan mulai (3:16) Pra-Dosa (1, 2) Pembuka

5. 6. 7. 8.

WAHYU Inagurasi Surga dan Dunia (21:1) Penghapusan Dosa dan Kutuk (21:27; 22:3) Kehancuran Setan dan kegiatan-kegiatannya (20:10) Pohon Kehidupan Dikembalikan (22:2) Kematian Keluar dari Dunia (21:4) Kesusahan Lenyap (21:4) Post-Dosa (22) Penutup

GARIS BESAR KITAB I. Prolog (1:1-8) II. Tuhan yang Diagungkan dan Jemaat-jemaat-Nya (1:9—3:22) A. Pengelihatan dari Tuhan yang Diagungkan di antara Kaki-kaki Dian (1:9-20) B. Berita-Nya kepada Ketujuh Jemaat (2:1—3:22) III. Anak Domba yang Layak dan Peran-Nya pada Akhir Sejarah (4:1—11:19) A. Pengelihatan dari Ruang Pengadilan yang Megah di Sorga (4:1—5:14) 1. Allah Pencipta atas Takhta-Nya dalam Kekudusan yang Mempesona (4:1-11) 2. Gulungan Kitab yang Dimeterai dan Anak Domba yang Layak (5:1-14) B. Pengelihatan dari Anak Domba dalam Hubungan dengan Tujuh Meterai dan Tujuh Sangkakala (6:1—11:19) 1. Pembukaan Enam Meterai yang Pertama (6:1-17) SELINGAN PERTAMA: Dua Kumpulan Orang Banyak (7:1-17) 2. Pembukaan Meterai yang Ketujuh: Tujuh Malaikat dengan Tujuh Sangkakala (8:1-6) 3. Enam Sangkakala yang Pertama (8:7—9:21) SELINGAN KEDUA: Gulungan Kitab Kecil (10:1-11) Dua Orang Saksi (11:1-14) 4. Sangkakala yang Ketujuh (11:15-19) IV. Tuhan Allah dan Kristus-Nya dalam Konflik Besar dengan Iblis (12:1—22:5) A. Perspektif Mengenai Konflik Itu (12:1—15:8) 1. Dari Pandangan Musuh-musuh Bumi (12:1—13:18) a. Naga Besar (12:1-17) b. Binatang Laut (13:1-10) c. Binatang Bumi (13:11-18 2. Dari Pandangan Sorga (14:1-20) SELINGAN KETIGA: Tujuh Malaikat dengan Tujuh Malapetaka (15:1-8) B. Perkembangan Terakhir dari Perjuangan Itu (16:1—19:10) 1. Tujuh Cawan Murka Allah (16:1-21) 2. Hukuman atas Pelacur Besar (17:1-18) 3. Jatuhnya Babel yang Besar (18:1-24) 4. Sorak-sorai di Sorga (19:1-10) C. Puncak Konflik Itu (19:11—20:10) 1. Kedatangan Kembali dan Kemenangan Kristus (19:11-18) 2. Kekalahan Binatang Itu dan Sekutu-sekutunya (19:19-21) 3. Iblis Diikat, Dilepaskan Kembali dan Akhirnya Dikalahkan (20:1-10) D. Sesudah Konflik (20:11—22:5) 1. Penghakiman Takhta Putih yang Besar (20:11-15) 2. Nasib Orang-orang yang Tidak Benar (20:14-15; 21:8) 3. Langit yang Baru dan Bumi yang Baru (21:1—22:5) V. Epilog (22:6-21) 4

Chris Marantika, Eksposisi Kitab Wahyu. Diktat Kuliah STTII Yogyakarta.

113

Disajikan oleh: Winardi Tarigan, M.Th.

Related Documents

Diktat Teologi Pb I
January 2021 1
Teologi Pb
January 2021 3
Teologi Pb
January 2021 1

More Documents from "Imannuel Setiawan"