1.diktat Teologi Pentakosta.doc

  • Uploaded by: jones kristanto
  • 0
  • 0
  • February 2021
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View 1.diktat Teologi Pentakosta.doc as PDF for free.

More details

  • Words: 9,560
  • Pages: 29
Loading documents preview...
TEOLOGI PENTAKOSTA

Disusun oleh: Dr. Timotius Togatorop, M.Th.

SEKOLAH TINGGI TEOLOGI REAL BATAM Teologi Pentakosta

Page 1 of 29

APRIL 2019 I.

Sejarah Gerakan Pentakosta A. Latar Belakang B. Asal –usul C. Menuju Dunia dan Indonesia 1. Mempengaruhi Amerika Serikat. 2. Menjangkau seluruh Dunia. 3. Mencapai Indonesia.

II. Ajaran Pentakosta A. Akar Ajaran Pentakosta B. Hermeneutik Pentakosta C. Ajaran Pentakosta 1. Mengapa Empat Pilar 2. Empat Pilar Ajaran Pentakosta III. Gerakan Pentakosta dan Pertumbuhan Gereja A.

Apa yang membuat Pentakosta bertumbuh?

B.

Karakteristik pertumbuhan gereja Pentakosta

C.

Catatan di Indonesia

Teologi Pentakosta

Page 2 of 29

TEOLOGI PENTAKOSTA I. Sejarah Gerakan Pentakosta Dalam bab I mengenai sejarah gerakan Pentakosta ini akan diuraikan secara singkat tentang latar belakang dan asal-usul dari gerakan Pentakosta Modern di Amerika Serikat. Juga perkembangannya ke seluruh dunia dan sampai di Indonesia.

A. Latar Belakang Gerakan Pentakosta Modern di Amerika Serikat tidak muncul secara tiba-tiba. Ada beberapa gerakan yang mendahuluinya yang memberi pengaruh terhadapnya. Seperti kita ketahui bahwa pada abad XVII datanglah imigran dari Eropa Utara yang membawa gerejanya dan negaranya. Orang Perancis yang Katolik, orang Belanda yang Reformed, orang Swedia dan Jerman yang Lutheran, orang Inggris yang Anglikan, Presbyterian, Kongregasionalis atau Baptis. Setelah Amerika Serikat melepaskan diri dari Inggris pada tahun 1783 dan menjadi negara yang berdaulat, maka ia merupakan negara pertama yang memisahkan gereja dan negara. Mereka membiasakan diri hidup bersama dan saling menghormati. Pada abad XVIII timbullah gerakan kebangunan rohani dalam gereja-gereja Protestan. Di Belanda dan Jerman yang dikenal sebagai gerakan Pietisme. Sedangkan di Inggris dan Amerika Serikat disebut Revival. Pelopor Revival di Inggris ialah John Wesley (1703-1791). Pada tahun 1735 ia berlayar dari Inggris ke Amerika. Di dalam kapal yang diamuk badai dia berjumpa dengan orang-orang Herrnhut (Moravia), yang menunjukkan “jalan yang lebih jitu. ” Tahun 1738 ia kembali ke London dan mengalami pertobatan pada tanggal 24 Mei. Setelah itu ia mulai berkotbah bersama Charles (adiknya) berkeliling di seluruh Inggris selama 50 tahun. Berkotbah di gedung gereja dan tempat terbuka (karena banyak pendeta tidak memberi izin ia berkotbah di gereja). Pada akhir hidupnya ia mendirikan Gereja Metodis, karena Gereja Anglikan tidak mau mentahbiskan kaum awam yang diutus oleh Wesley untuk menjadi pendeta. Istilah “metodis” sebenarnya merupakan ejekan karena Wesley menekankan latihan rohani secara metodis sejak ia masih mahasiswa. Tokoh Revival di Amerika Serikat yang terkemuka ialah Jonathan Edwards(1703-1758), seorang pendeta Kongregasionalis. Sekitar tahun 1740 ia berkotbah tentang kuasa dosa dan rahmat Allah. Kebangunan rohani di gerejanya, yang kemudian menjangkiti seluruh gereja di Amerika Utara dan menjadi Kebangunan Rohani yang besar (The Great Awakening). Ia mengembangkan teologia yang dapat dipertanggungjawabkan. Ia menunjuk peranan akal dan emosi dalam agama. Ia mengindahkan juga tata ge reja. Suatu pemahaman yang seimbang dan lengkap. Gerakan ini melemah setelah tahun 1750.

Teologi Pentakosta

Page 3 of 29

Suasana revival menjadi ciri gereja di Amerika. Lalu muncullah tiga gelombang kebangunan yang besar lagi dengan tokohnya: Charles Finney (tahun 1800), Dwight L. Moody (tahun 1870) dan Billy Graham (tahun 1950). Metode Finney yaitu kotbah yang bersemangat dalam bahasa sehari-hari, doa yang penuh perasaan dan panjang untuk pertobatan. Ia menekankan hal kesempurnaan Kristen dan perjuangan sosial. Kebangunan yang kedua ini membangkitkan gerakan anti perbudakan, sehingga terjadi Perang Saudara (1861-1865) dan pembebasan budak (1863). Pengaruh pelayanan Finney cukup besar dalam memberi warna gereja Protestan di Amerika. Terutama bagi Gereja Baptis dan Gereja Metodis yang berkembang sangat pesat, setelah tahun 1820. Setelah perang saudara di Amerika masyarakat Protestan terbagi dua. Ada kelompok yang mengajak gereja kembali ke Injil serta mempertahankan asas Metodis asli dengan kehidupan yang menjauhkan diri dari keduniawian, yaitu gerakan Evangelikal (Injili). Sedangkan kelompok lainnya meninggalkan ajaran kesucian dan penyempurnaan Kristen dan yang sangat terbuka terhadap ilmu pengetahuan (filsafat), yaitu aliran Liberal misalnya gerakan Unitaris dan Social Gospel. Banyak ahli sejarah gerakan Pentakosta berpendapat bahwa gerakan ini timbul dari gerakan kekudusan (Holiness movement) di Amerika yang berusaha mempertahankan doktrin Penyucian (Sanctification) dari John Wesley yang asli (di Inggris dikenal sebagai gerakan Keswick oleh William Boardman dan Robert Smith). Gerakan kekudusan ini mengadakan kebaktian kebangunan rohani di tenda (Camp Meeting) dan menyebarkan traktat dan ajaran tentang “Berkat Kedua” yaitu pengalaman kedua setelah pertobatan, untuk mencapai kekudusan dengan mengalami baptisan Roh Kudus.

B. Asal –usul Di kalangan ahli sejarah gerakan Pentakosta Modern terdapat perbedaan pendapat tentang asal-usul gerakan ini:

1. Charles W. Conn

dalam bukunya “Like A Mighty Army” berpendapat bahwa asal

mula gerakan ini terjadi pada tahun 1896 di Shearer School House di Cherokee County, North Carolina,ketika kira-kira 130 orang beribadat mencari hadirat Allah lalu mereka mengalami baptisan Roh Kudus dan berkata-kata dengan bahasa asing. Mereka adalah anggota suatu kelompok yang bernama Christian Union dibawah pimpinan Richard G. Spurling,Jr (pengkotbah-misionari Baptis) dan William F. Bryant. Pada tahun 1902 organisasi ini berganti nama menjadi Holiness Church. Dan pada tahun 1907 berubah lagi menjadi Church of God. Christian Union didirikan oleh R. G. Spurling pada 19 Agustus 1886 di Monroe County, Tennessee, adalah cikal bakal dari Church of God yang berpusat di Cleveland, Tennessee. Pada tahun 1986 diadakan perayaan 100 tahun dengan tema “A Teologi Pentakosta

Page 4 of 29

Century of Pentecostal Witness” dari gereja Pentakosta tertua dan terbesar di Amerika Serikat bahkan dunia. Church of God melakukan amalgamation (perjanjian kerjasama) dengan Gereja Bethel Injil Sepenuh (sekarang adalah Gereja Bethel Indonesia) pada tahun 1967, yang dikenal sebagai International Bethel Church of God, berpusat di Jakarta.

2. Klaude Kendrick

dalam bukunya “The Promise Fulfilled” mengatakan bahwa

gerakan ini berasal dari Sekolah Alkitab Bethel di Topeka,Kansas yang dipimpin oleh Charles F. Parham. Para siswa Alklitab mempelajari kitab Kisah Para Rasul dan menemukan bahwa bukti dari baptisan Roh Kudus adalah berkata-kata dalam bahasa asing. Dalam kebaktian tutup tahun (31 Desember 1900) mereka berdoa, dan lewat tengah malam seorang siswi bernama Agnes Ozman menerima baptisan Roh Kudus dan berkata-kata dalam bahasa asing (bahasa Cina). Jadi gerakan ini dimulai pada 1 Januari 1901 (Awal abad XX).

3. Donald Gee

dalam bukunya “The Pentecostal Movement”menunjuk pada pertemuan

di”Gereja tua” di Los Angeles. Pada tanggal 6 April 1906 William Seymour (muridnya Charles ParDham) berkotbah tentang “bahasa lidah” (speaking in tongue) di jalan Bonie Brae 214. Tujuh orang menerima baptisan Roh Kudus dan berkata-kata dalam bahasa asing. Karena orang yang datang makin bertambah maka kebaktian dipindah ke gedung tua di jalan Azusa 312. Pertemuan di Azusa Street berlanjut terus. Mereka yang hadir di lawat Allah dan penuh Roh Kudus serta berbahasa lidah. Gerakan ini bahkan meluas ke seluruh Amerika Serikat. Azusa Street menjadi “Yerusalem-nya Amerika. ” Dalam buku “Dictionary of Pentecostal and Charismatic Movements” dengan editornya Stanley M. Burgess dan Gary B. McGee serta buku “Sejarah Gerakan Pantekosta” karangan Steven H. Talumewo disinggung mengenai hal di atas.

C. Menuju Dunia dan Indonesia 1. Mempengaruhi Amerika Serikat. Pengaruh gerakan Pentakosta mulai meluas setelah peristiwa lawatan Allah di Los Angeles. Bermula di sebuah rumah di Jalan Bonie Brae 214, yang kemudian berpindah ke Jalan Azusa 312 karena meluapnya pengunjung. Dari tempat inilah, di bawah kepemimpinan William Seymour, gerakan dan ajaran Pentakosta meluas ke seluruh Amerika Serikat. Ny. Florence Crawford membawa berita Pentakosta ke Amerika Serikat bagian barat. Ia telah disembuhkan dari penyakit mata dan paru-paru. Ia mendirikan Gereja Kerasulan (Apostolic Church). Pada tahun 1966 telah ada 42 gereja lokal. William Durham pa tahun 1907 berkunjung ke Azusa Street. Ia kembali dengan ajaran baptisan Roh Kudus dan berkata-kata dengan bahasa lidah. Hal itu mempengaruhi pelayanannya di North Avenue Mission, Chicago. Salah satu pengunjungnya adalah Pdt. A. H. Argue Teologi Pentakosta

Page 5 of 29

yg kemudian membawa berita Pentakosta ke Winipeg, Kanada. Demikian pula Pdt. E. N. Bell dari Forth Worth, Texas, yang kemudian menjadi pimpinan pertama dari Assemblies of God. Pdt. G.B.Cashwell (semula pendeta gereja Metodis, lalu menjadi pendeta gereja Kesucian), di tahun 1906 berkunjung ke Azusa Street. Ia mendapat pengalaman Pentakosta lalu kembali ke Dunn, North Carolina, Amerika Serikat bagian selatan. Ia dikenal sebagai Rasul Pentakosta. Dari Dunn ia berkeliling mengadakan KKR ke MemphisTennessee,West Union, Clinton, South Carolina, Toccon, Valdosta, Georgia, Brimingham Alabama. Pengaruhnya sangat kuat, ia menerbitkan majalah “The Bridgeroom Messenger” yg memuat berita Pentakosta. Pdt. C. H. Mason, pemimpin Curch of God in Christ di Memphis mengunjungi Azusa Street. Ia menerima pengalaman Pentakosta di ssana. Sekembalinya ke Memphis diadakan reorganisasi gerejanya. Gerejanya bersifat inter-rasial. Banyak pengkotbah kulit putih dilantiknya, yang kemudian menjadi pendeta Gereja Sidang Jemaat Allah (1907-1914). Pada saat itu gerejanya menjadi kelompok Negro Pentakosta terbesar.

2. Menjangkau seluruh Dunia. (A). Eropa 1). Inggris: Gerakan Holiness menghasilkan “Keswick Convention” dan “Pentecostal Leaque”, yang menekankan perlunya pengalaman rohani yang lebih dalam, lebih dari pertobatan. Itulah penyucian yang dicapai melalui pekerjaan pemurnian oleh baptisan Roh Kudus. Kedua organisasi itu mempersiapkan Inggris untuk gerakan Pentakosta (1891-1907). Ditambah lagi dengan perjalanan penginjilan R. A. Torrey yang mengajarkan baptisan Roh Kudus supaya dapat bersaksi lebih efektif. Dan yang paling berpengaruh yaitu kebangunan rohani di Wales (1904) yang dipimpin oleh Evans Roberts, pemuda usia 26 tahun. Dalam waktu singkat menghasilkan 20. 000 petobat baru. 2). Norwegia: Api Pentakosta dibawa oleh Pdt. Thomas B. Barrat (pendeta Metodis). Tahun 1905 ia mengunjungi Azusa Street dan menerima baptisan Roh Kudus. Tahun1907 ia kembali dan berkotbah tentang berita Pentakosta. Tahun 1916 ia mendirikan Philadelphia Church, sebuah gereja besar setelah Gereja Protestan di Norwegia. 3). Swedia: Pdt. Lewi Pethrus (Baptis) mengunjungi Norwegia (1907). Ia menerima baptisan Roh melalui pelayanan Barrat. Ia kembali ke Swedia dan dipakai Tuhan secara luar biasa. Pdt. Barrat mengadakan KKR di Swedia (1907-1908). 4). Denmark, Jerman, Swiss dan Finlandia: Api Pentakosta melanda negara-negara itu sebagai hasil KKR Pdt. Barrat di sana. Pada umumnya ada seseorang dari negara itu yang

Teologi Pentakosta

Page 6 of 29

mengunjungi Norwegia, lalu menerima baptisan Roh. Lalu mengundang Pdt. Barrat untuk mengadakan KKR di negaranya. (B). Asia 1). India: Melalui seorang wanita Kristen yang terpelajar (pernah studi di England dan tinggal di Amerika) Sarasvati Rambai. Dulu ia beragama Hindu. Pada tahun 1905 ia menerima baptisan Roh. Ia mengadakan penginjilan keliling. Ia juga mendirikan panti asuhan di kota Mukti (bernama Mukti Mission). Dalam pelayanannya ada 4 anak yang berbahasa lidah. Berita Pentakosta disampaikan di Calcuta, Dhond, Allahabad, Gujarat dan kota lainnya. Ia menterjemahkan Alkitab ke dalam bahasa Marathi dan menulis buku: Life of Christ. Pelayanannya memberkati India. 2). Cina dan Hongkong: Pengalaman Pentakosta dibawa oleh Netti Moo pada tahun 1908 di sebuah sekolah di Wuchow. Ia berkotbah kepada sekelompok missionari Baptis dan China Mission serta penduduk pribumi. Mereka dibaptis dengan Roh dan berbahasa Roh. Pada tahun 1908 A. G. Garr dan istrinya datang dari Los Angeles ke Hongkong. Ia tinggal di Jalan Ladder di antara orang Cina. Ia mengadakan kebaktian dan banyak yg dibaptis dengan Roh. (C). Afrika Penginjil John G. Lake dan Thomas H. Halch dari Amerika yang memperdengarkan berita Pentakosta di sebuah gereja pribumi di Johanessburg, Afrika Selatan, pada tahun 1910. Dihadiri lebih dari 1000 orang kulit putih setiap malamnya dan mereka menerima baptisan Roh. Pada tahun 1913 datanglah Peter L. Le Roux dan mendirikan gereja “Apostolic Faith Mission of South Africa. ” William Burton dan James Salter dari Inggris membawa berita Pentakosta di Afrika Tengah. Mereka mendirikan “Conggo Evangelistic Association. ” (D). Amerika Latin 1). Chili: Pdt. Willis C. Hoover, gembala sidang Gereja Metodis di Valparaiso merindukan jemaat yang besar dan dipenuhi Roh Kudus. Minnie Abrams, teman Ny. Willis mengirim buku berjudul “Baptisan Roh Kudus dan Api” yang mengkisahkan pencurahan Roh Kudus di Mukti, India. Buku itu mendorong Pdt. Willis dan istri berdoa dan berpuasa. Ketika mereka mengadakan kebaktian Roh Kudus dicurahkan Allah. Dan mulai saat itu, pada tahun 1907 gerakan Pentakosta melanda Chili bukan karena pelayanan hamba Tuhan dari Amerika, Kanada atau Eropa, tetapi melalui sebuah buku. Pada tahun 1910 gereja Metodis yang besar di Santiago bergabung sehingga menambah hebatnya gerakan Roh Kudus di Chili. 2). Brasi: Gerakan Pentakosta masuk ke Brasil tahun 1910 melalui Luigi Francesson, penginjil Itali-Amerika, ke Sao Paulo. Ia mendirikan Gereja Pentakosta yang dalam waktu singkat berkembang dengan pesat. Demikian pula Daniel Bey dan Gunner Wingreen,

Teologi Pentakosta

Page 7 of 29

penginjil Swedia-Amerika, datang ke Para. Mereka memberitakan ajaran Pentakosta di sana. Pelayanan mereka berkembang. (E). Australia Berbeda dengan benua lain, perkembangan Pentakosta di Australia, di Timur Jauh AsiaPasifik, agak lambat. Beberapa penginjil mengadakan KKR di sana, antara lain: Smith Wigglesworth (1921), Aimee Semple Mc. Pherson (1922) dan A. C. Valdez (1925). Mereka mengadakan serangkaian KKR di Melbourne, Victoria, Sydney, New South Wales dan Brisbane, Queensland. Pada tahun 1927 berdirilah gereja Pentakosta pertama yaitu “Apostolic Faith Mission” di Melbourne. Namun lebih banyak yang kemudian bergabung dengan Assemblies of God dengan ketuanya C. L. Greenwood. Pada tahun 1947 melalui Konferensi Nasional didirikan “Commenwealth Bible College” yang menginjili suku asli Aborigin dan Papua Nugini. Bahkan mengirim missionari ke Jepang dan India. Beridiri juga The Mission Church of Australia dibawah pimpinan Ray Jackson, yang mempunyai Calvary Bible College di Melbourne.

3. Mencapai Indonesia. Menurut Th. van den End masuknya gerakan Pentakosta ke Indonesia melalui beberapa penginjil, di beberapa tempat yang berbeda pada waktu yang hampir bersamaan. Pada tahun 1919-1921 seorang pengusaha Inggris penganut ajaran Pentakosta, yaitu J. Barnhard menetap di Temanggung (Jawa Tengah). Dijumpainya sebuah kelompok doa pimpinan Zs. M. A. van Alt dan F. van Abkoude yang kemudian menjadi Pentakosta. Pada mulanya mereka bergabung dengan De Pinkstergemeente in Nederlands Oost Indie (1923), sebuah badan yg didirikan oleh para penginjil Pentakosta di Indonesia. Namun pada tahun 1931 Zs. Alt keluar dan mendirikan De Pinkster Zending (Gereja Utusan Pentakosta), yang berpusat di Temanggung. Sedang Abkoude mendirikan Gemennte van God (1931). Keluarga missionari dari Bethel Temple di Seattle, Amerika Serikat, yaitu C. Groesbeck dan D. van Klaveren tiba di Bali pada tahun 1921. Mereka memperkenalkan ajaran Pentakosta selama satu tahun, tapi diusir oleh pemerintah Hindia Belanda. Mereka lalu pindah ke Surabaya. Van Klaveren akhirnya pindah ke Lawang. Sedang Groesbeck bertemu dengan van Gessel lalu pindah ke Cepu. Di sana ia memenangkan sejumlah pegawai perusahaan minyak Belanda yang kemudian menyerahkan diri untuk melayani pekerjaan Tuhan. Cepu menjadi pusat kedua. Pada akhir tahun 1923 Groesbeck balik lagi ke Surabaya,dan. pelayanan di Cepu dilanjutkan oleh van Gessel. Pada tahun 1924-1926 lebih banyak pemuda Indonesia yang dibaptiskan dengan Roh Kudus. Pada tahun 1932 keluarga W. W. Patterson (utusan Bethel Temple) membuka Sekolah Alkitab di Jalan Embong Malang,

Teologi Pentakosta

Page 8 of 29

Surabaya. Dari sanalah banyak dicetak hamba Tuhan Pentakosta. Sekolah itu kemudian pindah ke Lawang, dan akhirnya ke Beji,Batu,Malang. Pusat ketiga yaitu Bandung dengan perintisnya J. Thiessen. Sebelumnya ia adalah utusan Menonit di Tapanuli Selatan. Tapi ketika ia cuti ke Eropa ia tertarik dengan ajaran Pentakosta. Tahun 1923 ia datang lagi keIndonesia dan menjadi penginjil Pentakosta yang aktif sampai ia meninggal (1953). Ia mendirikan De Pinkster Beweging (Gereja Gerakan Pentakosta) pada tahun 1932 setelah ia keluar dari De Pinkstergemeente NOI. Seperti telah disinggung di atas bahwa pada tahun 1923 berdirilah De Pinkstergemeente in NOI. Pada tahun 1937 berubah nama menjadi De Pinksterkerk in NOI(Gereja Pantekosta di Hindia Timur Belanda). Pada zaman Jepang, tepatnya tahun 1942 harus berganti nama menjadi Gereja Pantekosta di Indonesia (GPdI), yang dipimpin pula oleh putera pribumi. Dari GPdI ini lahirlah beberapa sinode Pentakosta misalnya: 1946 Gereja Sing Ling Kauw Hwee (Gereja Isa Almasih, Tan Hok Tjwan) di Semarang. 1952 Gereja Bethel Injil Sepenuh (GBIS), dengan pemimpin rohani van Gessel (di Surabaya) danH. L. Senduk (Ho Liong Seng) sebagai pemimpin organisasi (di Jakarta). Dari GBIS ini lahirlah Gereja Bethel Tabernakel (GBT,1957, G. Sutopo). 1959 Gereja Pantekosta Pusat Surabaya (GPPS, Pdt. Isak Lew). GBIS pecah lagi berdirilah Gereja Nazareth Pantekosta (1960, A. Parera) dan Gereja Bethel Indonesia (GBI, 1970, Timotius Jonathan, H. L. Senduk) Di samping itu di tahun 1938 utusan dari United Pentecostal Church di Amerika Serikat mela-yani di Jawa Tengah. Dan lahirlah Gereja Pantekosta Serikat Indonesia pusatnya di Sema-rang tahun1939 (misionarinya antara lain George White, Edith Berthoux, Wynn Pardou). R. H. Devin dan R. Busby pernah menjadi misionari Pentakosta di Indonesia. Pada zaman Jepang mereka ke luar dari Indnesia. Setelah Perang Dunia I, mereka datang lagi ke Indonesia sebagai utusan dari Assemblies of God di Amerika, sehingga berdirilah Gereja Sidang-sidang Jemaat Allah di Indonesia (Ambon, Jakarta). Kemungkinan Abkoude (Gemeente van God) bergabung ke dalam sinode tersebut.

II. Ajaran Pentakosta Tentang ajaran Pentakosta atau teologia Pentakosta yang akan dibahas dalam bab II ini meliputi tiga bagian yaitu: akar ajarannya, hermeneutiknya (tafsirannya) dan pilar ajarannya.

A. Akar Ajaran Pentakosta Dalam buku Donald W. Dayton yang berjudul “Theological Roots of Pentecostalism” dikemukakan beberapa pendapat tentang akar ajaran Pentakosta. Beberapa penafsir memandang Roma Katolik dan Gereja Anglikan sebagai akar ajaran Pentakosta, khususnya Teologi Pentakosta

Page 9 of 29

ajaran tentang konfirmasi di mana ada kecenderungan untuk memisahkan penerimaan Roh Kudus dari baptisan air. Hal ini didasarkan dari Kisah Para Rasul 8:14-17 yang menjadi ayat kunci bagi ajaran Pentakosta. Orang-orang di Samaria yang bertobat dan percaya Yesus dibaptis oleh Filipus. Namun baru menerima Roh Kudus setelah Petrus dan Yohanes datang belakangan dan mendoakan mereka. Demikian pula Galatia 4:6, Dan karena kamu adalah anak, maka Allah telah menyuruh Roh AnakNya ke dalam hati kita, yang berseru: “ya Abba, ya Bapa. ” Di sini nampak adanya dua tahap pengalaman rohani. Inkorporasi (dimasukkan) ke dalam tubuh Kristus melalui baptisan, menjadi ciptaan baru. Lalu menerima Roh Kudus untuk tahap pembaruan berikutnya sebagai anak Allah. Penafsir yg lain memandang Puritanisme sebagai akar ajaran Pentakosta, khususnya ajaran tentang pekerjaan Roh Kudus setelah kelahiran baru (regeneration) dan penyucian (sanctification). Dasarnya misalnya Efesus 1:13-14 tentang dimeteraikan dengan Roh Kudus. Mereka harus menerima Roh Kudus sebagai penyuci hidup (sanctifier) sebelum menerima Roh Kudus sebagai penghibur (comforter), kemudian sebagai pemeterai (sealer) jaminan untuk menerima janji Allah seluruhnya. Dan ini berkaitan dengan hari kemuliaan bagi gereja yang bagi ajaran Pentakosta berbicara tentang kerajaan seribu tahun (milenium). Penafsir lainnya melihat Pietisme sebagai akar ajaran Pentakosta, karena ajarannya tentang anugerah Kristus yang mampu mengalahkan dosa dan dunia (yang menjadi tema penting dalam Pentakosta). Bahkan ajaran tentang kesembuhan juga ditemukan dalam Pietisme. Penafsir berikutnya melihat pengaruh Metodisme yang kuat terhadap ajaran Pentakosta. Wesley membangun teologianya di antara tradisi Kristen klasik dengan tradisi Kristen radikal. Ada beberapa tema yang dihubungkan dengan ajaran Pentakosta yaitu: a) Kerinduan (motivasi) untuk kembali kepada ajaran rasuli (apostolic faith) dari gereja abad I (primitif Kristen). , yang disaksikan dalam buku Kisah Para Rasul. Namun Wesley lebih menekankan nuansa sejarahnya, dan ini berbeda dengan Pentakosta yang lebih mengedepankan aspek biblikanya. Wesley menemukan pola hidup yang sempurna dari gereja awal, yang harus menjadi norma sikap dan tingkahlaku kristen. b) Teologia Roh Kudus (pneumatologi) Wesley yang lebih dikaitkan dengan keselamatan, tentang kesaksian Roh yang ada di dalam orang percaya, yang meyakinkannya bahwa ia adalah anak Allah (bandingkan Roma 8:15,16). Ajaran Wesley menolak pemisahan kesaksian Roh dengan buah Roh. Karena itu Wesley tidak tertarik dengan karunia-

Teologi Pentakosta

Page 10 of 29

karunia Roh, yang diberikan kepada sedikit orang. Ia lebih interes dengan karya Roh untuk setiap orang percaya bagi penyucian dan keselamatan pribadi. c) Ajaran Wesley tentang keselamatan (salvation) merupakan tema utama. Ia menekankan hal pemulihan gambar Allah melalui tahapan karya anugerah, misalnya: 

Preventing grace yaitu anugerah awal yg memampukan manusia dosa untuk dilepaskan dari kebutaan, ketidakpekaan rohani (anugerah yg melenyapkan hambatan).



Convincing grace yaitu anugerah yang meyakinkan dirinya sebagai orang berdosa yang harus bertobat. Ia dilepaskan dari hati batu, sehingga keselamatan mulai mendatanginya.



Through grace we are saved by faith yaitu anugerah yang mengaruniakan iman untuk menerima keselamatan, yang dialami melalui: pembenaran (justification) dan penyucian (sanctification).

Jadi keselamatan itu dialami secara instant (seketika) namun juga secara bertahap (gradual). Keselamatan dimulai pada saat seorang dibenarkan dan merupakan proses penyucian menuju kepenuhannya (entire sanctification) atau disebutnya kekristenan yang sempurna (Christian perfection).

B. Hermeneutik Pentakosta Untuk memahami ajaran Pentakosta harus dimulai dengan mengerti bahwa ada perbedaan hermeneutik dan metodologi yang mendasar dari kalangan Pentakosta dengan Protestan. Protestan membaca atau mamahami Perjanjian Baru melalui kacamata Paulus, sedang Pentakosta membacanya melalui kacamata Lukas. W. J. Hollenweger berkomentar bahwa Pentakosta melandasi pandangannya secara eksklusif pada Injil Lukas dan Kisah Para Rasul, yang berbentuk narasi dan bukan pengajaran. Lukas cuma seorang dokter dan sejarahwan. Ia bukan seorang teolog. Sehingga ajaran Pentakosta dinilai tidak cukup sahih (valid) karena hanya berdasarkan pengalaman pribadi orang percaya dan data sejarah. Hermeneutik yang subyektif. Sebaliknya kalangan Protestan telah memaksakan cara baca Paulus terhadap tulisan Lukas. Misalnya Frederick Dale Brunner dalam bukunya “Theology of the Holy Spirit” dan James Dunn dalam bukunya “Baptism in the Holy Spirit. ” Namun kita patut bersyukur dengan terbitnya buku Roger Strondstad yang berjudul “Teologi Karismatik (Santo) Lukas.” Buku yang merupakan revisi dari tesis Masternya. Strondstad mengatakan agar dapat menafsirkan catatan Lukas dengan benar tentang Roh Kudus, maka harus dipecahkan tiga masalah metodologi yang mendasar: 1). Homogenitas kesusasteraan dan teologis dalam Injil Lukas dan Kisah Para Rasul. 2). Karakter teologi dari historiografi yang dibuat Lukas. Teologi Pentakosta

Page 11 of 29

3). Kemandirian Lukas sebagai seorang teolog. Secara mengagumkan Strondstad dapat membuktikan secara ilmiah (akademis) dan menawarkan untuk mengembangkan metodologi yg baru dan segar bagi penafsiran tentang Roh Kudus dalam Injil Lukas dan Kisah Para Rasul, dengan memperhatikan prinsip penting yaitu: 1). Injil Lukas dan Kisah Para Rasul secara teologi adalah homogen. 2). Lukas adalah seorang teolog dan seorang sejarahwan. 3). Lukas adalah seorang teolog independen yang mandiri. Sebagai contoh, bagi Lukas Roh Kudus tidak dikaitkan dengan keselamatan atau pengudusan, namun dikaitkan dengan pelayanan (dimensi ketiga dari kehidupan Kristen). Lukas memiliki teologi Roh Kudus yang bersifat karismatis, bukan soteriologis. Buku ini sangat penting bagi teologia Pentakosta karena memberikan sumbangan dari aspek biblikal-akademis, sehingga dapat menangkal pandangan Protestan tentang hermeneuitik Pentakosta yang subyektif dan tidak sahih di atas. Teologia Pentakosta pantas mendapat penghargaan seperti yang pernah diberikan kepada pemikiran Luther, Calvin dan Wesley. Roger menguraikan beberapa tema yang menarik dan penting,misalnya: 

Roh Allah yang karismatik dalam Perjanjian Lama



Roh Kudus dalam Injil Lukas: Kristus yang karismatik



Roh Kudus pada hari Pentakosta: Komunitas karismatik



Roh Kudus dalam Kisah Para Rasul: Komunitas karismatik dalam misi



Teologi Karismatik Lukas: Sintesis dan Tantangan

C. Ajaran Pentakosta Sebelum menjelaskan hal ajaran Pentakosta yang disebut Empat Pilar Ajaran Pentakosta, akan dibahas lebih dulu tentang dua pola (pattern) ajaran Pentakosta dengan sub judul: Mengapa Empat Pilar?

1. Mengapa Empat Pilar Dari aspek sejarah, sebenarnya ajaran Pentakosta terdiri dari lima pilar, yang disebut dengan Injil Sepenuh. Hal ini tertuang dalam Pernyataan Kebenaran dari Persekutuan Pentakosta Amerika Utara pada tahun 1948 (ada 15 organisasi), antara lain: 

Kami percaya keselamatan orang berdosa melalui kelahiran baru



Kami percaya akan Injil Sepenuh termasuk kehidupan dan hati yang suci, kesembuhan untuk tubuh dan baptisan Roh Kudus dengan bukti berkata-kata dalam bahasa asing seperti yang diilhamkan oleh Roh



Kami percaya kedatangan Kristus kembali.

Teologi Pentakosta

Page 12 of 29

Di Sekolah Alkitab Bethel di Topeka pimpinan Charles F. Parham kelima pokok di atas menjadi mata pelajaran penting (berdasarkan laporan Desember 1900). Pola yang sama muncul pula dalam gereja Negro yg kuat yakni First Baptized Holiness Church of God (tahun 1926). Demikian juga dalam kalangan Pentakosta terdahulu yg mendasarkan ajarannya dari kebangunan rohani di Azusa Street yaitu Apostolic Faith Mission :”… tiga pengalaman rohani yang penting: pembenaran, penyucian, baptisan Roh Kudus… ditambah dengan ajaran tentang kesembuhan ilahi dan kedatangan Yesus yang kedua (premilenium)…” Namun bagi kelompok Pentakosta yang menggabungkan dua ajaran pertama (pembenaran dan penyucian) maka Injil Sepenuh adalah Injil Empat Segi (Four-fold Gospel). Stanley Horton, teolog modern dari Gereja Sidang Jemaat Allah (Assemblies of God), menulis buku panduan untuk pendeta di sinodenya, “Into All Truth,” membahas tentang Empat Ajaran Fundamental yaitu: Keselamatan, Kesembuhan, Baptisan Roh Kudus dan Kedatangan Kristus Kedua Kali. Alasannya bahwa empat ajaran tersebut telah mendapat penekanan khusus dan pengilhaman oleh Roh Kudus selama kebangunan Pentakosta masa kini. Aimee Semple McPherson, pendiri “The International Church of the Foursquare Gospel” seorang pengkotbah wanita yang luar biasa, mendasarkan pemberitaannya berikut ini: “Yesus menyelamatkan (Yohanes 3:16). Ia membaptis dengan Roh Kudus (Kisah 2:4). Ia menyembuhkan tubuh (Yakobus 5:14,15). Dan Yesus akan datang kembali menjemput kita (I Tesalonika 4:16,17). ” Injil empat segi menjawab kebutuhan manusia seutuhnya: tubuh,jiwa,roh dan kekekalan. Ia pernah mendapat penglihatan hal empat wajah mahluk dalam Yehezkiel 1:4-10, yang kemudian mengilhami kotbah dan pengajarannya (pada tahun 1921). Demikian pula pendiri Christian and Missionary Alliance, A. B. Simpson, pada akhir abad XIX, berbicara tentang Kristus sebagai Penyelamat, Penyuci, Penyembuh dan Raja yang akan datang bagi kita. (Christ our “Saviour,Sanctifier,Healer dan Coming King”). Ajarannya ini mengalami perkembangan dan mencapai puncaknya dalam ajaran Pentakosta. Oleh karena itu, menurut Donald W. Dayton, pola empat pilar ini dapat dijadikan “ Landasan dan Analisa dari Sejarah dan Teologia Pentakosta. ” Alasannya, pola ini merupakan karakter (ciri) dari gerakan Pentakosta dan cukup memadai untuk studi analisa ajaran Pentakosta. Empat pilar ini lebih universal. Memang bagi gereja yang berlatar belakang atau menekankan kekudusan, keberatan dengan pemilihan ini.

Gereja Bethel Indonesia (GBI)

Teologi Pentakosta

Page 13 of 29

Bagi Gereja Bethel Indonesia menetapkan untuk memilih Empat Pilar Ajaran Pentakosta, karena pendiri sinode, Dr. H. L. Senduk, menulis dalam buku “Mekanisme Organisasi Gereja Bethel Indonesia” tentang Empat Pokok Pengajaran Dasar, yang harus dikotbahkan dan diajarkan sebagai Injil Sepenuh. Inilah pengajaran Kristus dan para rasulNya yang menjadi dinamika dan pertumbuhan gereja. Itulah sebabnya dalam bagian Pendahuluan dari buku “Pengajaran Dasar Gereja Bethel Indonesia” dituliskan tentang Empat Pilar Ajaran yang dikembangkan oleh Gerakan Pentakosta Modern pada awal abad XX, yang memberi warna teologia yang spesifik, walaupun tidak seluruhnya merupakan ajaran baru. Itu hanya upaya menekankan kembali ajaran yang sudah ada, tetapi sebagai suatu paket.

2. Empat Pilar Ajaran Pentakosta Dalam bagian ini akan dibahas Empat Pilar Ajaran Pentakosta berikut ini. 1). KESELAMATAN yaitu pengalaman lahir baru yang mencakup dua aspek : a. Pembenaran oleh iman dan anugerah Allah (diajarkan oleh Martin Luther). b. Penyucian atau pengudusan oleh karya Roh Kudus (diajarkan oleh John Wesley). 2). BAPTISAN ROH KUDUS sebagai pengalaman rohani kedua setelah lahir baru. Orang percaya akan menerima Roh Kudus yang akan memimpinnya untuk mencapai kesucian hidup (diajarkan oleh Wesley). Orang percaya dilengkapi dengan kuasa Roh Kudus untuk menjadi saksi dan melayani (diajarkan oleh Charles Finney). Ajaran Pentakosta menekankan tentang tanda atau bukti awal dari orang percaya yang dibaptiskan dengan Roh Kudus yaitu berkata-kata dengan bahasa Roh sebagaimana diilhamkan oleh Roh Kudus. 3). KESEMBUHAN ILAHI yang dapat dialami orang percaya karena bilur Kristus (diajarkan oleh Charles Cultis, A. J. Gordon,A. B. Simpson,John Alexander Dowie). 4).

KEDATANGAN

KRISTUS

KEDUA

KALI

yang menganut

ajaran

Premilenial-

Dispensasional yaitu kedatangan Kristus kembali yang terjadi dalam dua tahap (diajarkan oleh Plymouth Brethern,John Nelson,R. A. Torrey). Seperti telah disinggung di atas bahwa Dr. H. L. Senduk menekankan hal Empat Pokok Pengajaran Dasar yang berpusat pada Tuhan Yesus Kristus (Kristosentris) yaitu: 1. Tuhan Yesus Kristus adalah Juruselamat dan Pelepas dosa umat manusia berdasarkan kematian, kebangkitan dan kenaikanNya ke dalam sorga. 2. Tuhan Yesus Kristus adalah Pembaptis dengan Roh Kudus dan pemberi segala karunia Roh Kudus dan segala berkat jasmani kepada orang percaya.

Teologi Pentakosta

Page 14 of 29

3. Tuhan Yesus Kristus adalah Dokter yg maha kuasa yg dapat menyembuhkan segala penyakit semua orang yg percaya dalam kurban gafirat-Nya (penebusan-Nya). 4. Tuhan Yesus Kristus adalah Mempelai dari gereja-Nya dan Raja atas segala raja yang akan datang untuk membangun KerajaanNya dalam dunia ini. Dalam Pengakuan Iman Gereja Bethel Indonesia Empat Pilar tersebut tertuang dalam butir – butir berikut: Tentang Keselamatan terdapat dalam butir 4, 5, 7 dan 8: Semua manusia sudah berdosa dan kehilangan kemuliaan Allah sehingga harus bertobat dan berpaling kepada Allah untuk menerima keampunan dosa 94). Pembenaran dan kelahiran baru terjadi karena iman di dalam darah Yesus Kristus hal mana dikerjakan oleh Roh Kudus (5). Penyucian hidup adalah buah kelahiran baru karena percaya dalam darah Yesus Kristus yang dikerjakan oleh kuasa Firman Allah dan Roh Kudus (7). Penyucian itulah azas dan prinsip hidup umat Kristen (8). Tentang Baptisan Roh Kudus terdapat dalam butir 9 dan 10: Baptisan Roh Kudus adalah karunia Tuhan untuk semua orang yang telah disucikan hatinya (9). Tanda awal Baptisan Roh Kudus adalah berkata-kata dalam bahasa Roh sebagaimana diilhamkan oleh Roh Kudus (10). Tentang Kesembuhan Ilahi tertulis dalam butir 12: Kesembuhan Ilahi tersedia dalam kurban penebusan Yesus untuk semua orang yang percaya. Tentang Kedatangan Kristus Kedua Kali tertuang dalam butir 13: Tuhan Yesus Kristus akan datang kembali ntk membangkitkan semua umatNya yg telah mati dan mengangkat semua umatNya yang masih hidup lalu bersama-sama bertemu dengan Dia di udara, kemudian Ia akan mendirikan Kerajaan Seribu Tahun di bumi ini.

(A) Keselamatan Ajaran tentang keselamatan ini sebenarnya cukup luas, namun dalam bagian ini hanya dikemukakan tema-tema penting secara singkat, karena penjelasan yang rinci sudah diberikan dalam mata kuliah Dogmatika Kristen II (Soteriologi). Dalam bagian ini penekanan diberikan pada pembenaran yg diterima oleh iman kepada anugerah Allah dalam Yesus Kristus, seperti yg diperjuangkan Martin Luther: Sola Fide, Sola Gratia, Sola Scriptura. Kemudian tentang penyucian hidup yg diutamakan oleh John Wesley. Langkah-langkah untuk menerima keselamatan:

1. Pertobatan. Teologi Pentakosta

Page 15 of 29

Seorang berdosa harus bertobat (berpaling) kepada Allah setelah menyadari dirinya berdosa. Pertobatan (metanoia) yaitu perubahan pikiran (yang dimulai dari dalam) yang dilanjutkan dengan perubahan yang nampak di luar (epistrophe). Pertobatan ini terlihat dalam perumpamaan Anak yang hilang dalam Lukas 15:11-24. Ia menyadari keadaannya (ayat 17). Aku akan bangkit dan pergi kepada bapa (ayat 18,19). Maka bangkitlah ia dan pergi kepada bapanya (ayat 20). Menginsyafi dosa dan bertobat adalah karya Roh Kudus (Yohanes 16:8; Kisah 5:31,32; I Tesalonika 1:9,10).

2. Iman yang menyelamatkan. Dalam pengalaman keselamatan bertobat dan iman kepada Kristus tidak dapat dipisahkan. Keduanya muncul sekaligus. Iman dan pertobatan mendahului pengampunan dosa (Kisah 5:31; 10:43; 13:39). Iman adalah sarana anugerah keselamatan Allah di dalam Kristus. “Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu; jangan ada orang yang memegahkan diri. ” (Efesus 2:8,9).

3. Pembenaran. Sebagai akibat dari pertobatan dan iman kepada Kristus dan karyaNya maka orang tersebut mengalami pembenaran (justification) dan pengampunan dosa (Roma 3:24; 4:25; 5:1). Dalam status yang dibaharui karena dibenarkan itu ia mengalami kelahiran baru atau diperanakan kembali (Yohanes 3:3,5,7). Kelahiran baru (regenerasi) mencakup perubahan hidup secara radikal sehingga disebut sebagai ciptaan baru (II Korintus 5:17; Galatia 6;15). Pembenaran dan kelahiran baru yang terjadi karena iman di dalam darah Yesus Kristus ini dikerjakan oleh Roh Kudus (Titus 3:5-7; I Petrus 1:18,19; I Korintus 12:3). Pembenaran ini terjadi pada saat orang berdosa percaya kepada Yesus (Yohanes 1:12). Ia dipanggil keluar dari kegelapan untuk memiliki terang dan menjadi kepunyaan Allah (I Petrus 2:9,10). Ia dipindahkan dari maut ke dalam hidup kekal (Yohanes 5:24).

4. Penyucian hidup. Kelahiran baru itu akan menghasilkan penyucian hidup (sanctification) yang dikerjakan oleh Firman Allah dan Roh Kudus. Penyucian hidup yang menunjuk pada perubahan kualitas ini merupakan suatu proses yang berlangsung terus menerus (Efesus 4: 23,24; Kolose 3:9,10). Peranan Firman Allah (Mazmur 119:9-11; I Petrus 1:23) dan pimpinan Roh Kudus (Roma 8:14,15; Galatia 5:16,17) sangat penting dalam proses penyucian hidup menuju kepada kesempurnaan untuk menjadi seperti Yesus (Roma 8:29; Filipi 3:12-14). Di sini perlu diajarkan pentingnya perbuatan baik dalam kehidupan Kristen. Memang kita telah diselamatkan oleh iman dan bukan oleh perbuatan baik, namun setelah diselamatkan kita harus berbuat baik karena itu merupakan kehendak Allah dan untuk memuliakan nama Bapa (Efesus 2:9; Matius 5:16; Yakobus 2:17,22). Berbuat baik artinya melakukan kehendak Allah Teologi Pentakosta

Page 16 of 29

sesuai FirmanNya (Matius 7:21-23; Roma 12:2; I Yohanes 2:15-17). Perbuatan baik akan mendatangkan upah (Wahyu 14:13; 22:12).

5. Kerjakan keselamatan. Dalam Filipi 2:12 disebutkan “… karena itu tetaplah kerjakan keselamatanmu dengan takut dan gentar…” Mengerjakan keselamatan berarti memelihara keselamatan yang adalah anugerah Allah, yang diterima dengan iman kepada Kristus. Hal ini jangan dipakai sebagai dalih untuk pembelaan kelemahan kita, sehingga muncul pemahaman yang salah bahwa keselamatan adalah anugerah, sekali selamat tetap selamat, biarpun hidup kita amburadul (semaunya sendiri). Karena keselamatan itu dapat terlepas dan hilang. Mengapa bisa terjadi? Coba renungkanlah Keluaran 32:32; Mazmur 69:29; Wahyu 3:5. Orang percaya yang telah dibenarkan (justification) dipanggil untuk memenuhi proses penyucian (sanctification). Karena setelah dimerdekakan dari dosa harus menjadi hamba Allah, beroleh buah yang membawa kepada pengudusan dan sebagai kesudahannya ialah hidup yang kekal (Roma 6:22). Lagi pula keselamatan yang kita miliki sekarang harus menjadi dorongan untuk memperoleh seluruhnya (Efesus 1:14; Filipi 3:20,21).

6. Yesus Kristus Juruselamat manusia dan dunia. Ketika Dia lahir malaekat memberitakan bahwa ada kesukaan besar bagi seluruh bangsa, karena telah lahir Juruselamat (Lukas 2:10,11). Nama Yesus mempunyai arti Dia yang akan menyelamatkan umatNya dari dosa (Matius 1:21). Yohanes 3:16 yang disebut intisari Alkitab menunjuk Yesus sebagai Juruselamat dunia, menggenapi janji induk Allah kepada manusia dalam Kejadian 3:15. Yohanes Pembaptis juga memberi kesaksian bahwa Yesus Anak Domba Allah yang menghapus dosa dunia (Yohanes 1:29). Bahkan orang banyak mengakui bahwa Yesus benar-benar Juruselamat dunia (Yohanes 4:42). Bahkan Yesus sendiri telah berkata: “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku. ” (Yohanes 14:6).

(B) Baptisan Roh Kudus Ajaran Baptisan Roh Kudus ini paling ditekankan dibanding ajaran yang lain. Atau ada yang memahami bahwa ajaran Pentakosta itu hanyalah Baptisan Roh yang dikaitkan dengan bahasa Roh. Meskipun hal itu tidak benar. Dalam bagian ini tidak akan dibahas secara rinci, karena ajaran ini sudah diuraikan dalam mata kuliah Dogmatika III tentang Roh Kudus (Pneumatologi). Meskipun begitu akan diberikan beberapa catatan penting.

1. Pengalaman rohani setelah kelahiran baru. Baptisan Roh Kudus sebagai pengalaman rohani yang berbeda dengan kelahiran baru. Dalam ajaran Wesley pengalaman pertobatan berbeda dengan pengalaman penyucian, yaitu bila orang percaya mau menyerahkan diri sepenuhnya dan mengijinkan Roh Kudus Teologi Pentakosta

Page 17 of 29

memimpin hidupnya. Inilah yang disebutnya sebagai berkat kedua. Charles Finney juga mengajarkan tentang baptisan Roh Kudus sebagai pengalaman setelah pertobatan, yaitu tatkala orang percaya dilengkapi dengan kuasa untuk bersaksi dan melayani. Demikianlah ajaran Pentakosta membedakan antara pengalaman pertobatan (kelahiran baru) dengan pengalaman baptisan Roh Kudus. Ajaran ini didasarkan atas beberapa peristiwa penerimaan Roh Kudus yang disaksian kitab Kisah Para Rasul pasal 2 (di Yerusalem), pasal 8 (di Samaria), pasal 9 (di Damsyik), pasal 10 (di Kaisarea), pasal 19 (di Efesus). Di mana nampak jelas mereka yang menerima Roh Kudus adalah mereka yang telah lahir baru (bertobat, percaya dan dibaptis). Khususnya peristiwa di Yerusalem dan Samaria, pengalaman baptisan Roh Kudus sebagai pengalaman rohani kedua. Sedangkan peristiwa di Damsyik, Kaisarea dan Efesus pengalaman kelahiran baru (termasuk dibaptis) dapat dikatakan terjadi pada waktu yang relatif bersamaan. Dalam ajaran Protestan penerimaan Roh Kudus dan pertobatan (kelahiran baru) terjadi secara bersamaan pada saat baptisan. Dasar ajaran ini yaitu peristiwa baptisan Yesus (Matius 3:16,17) dan Kisah 2:38 “… bertobatlah…dibaptis… maka kamu akan menerima karunia Roh Kudus. ” Kalaupun mereka berbicara tentang baptisan Roh yang dimaksud yaitu penyatuan (inkorporasi) ke dalam tubuh Kristus (gereja), berdasarkan I Korintus 12:13). Dalam Pengakuan Iman Gereja Bethel Indonesia (butir 9) dikatakan bahwa baptisan Roh Kudus adalah karunia Tuhan untuk semua orang yang telah disucikan hatinya, artinya telah mengalami kelahiran baru.

2. Tanda awal baptisan Roh Kudus adalah berkata-kata dengan bahasa Roh sebagaimana diilhamkan oleh Roh Kudus. Pernyataan tersebut tertuang dalam butir 10 Pengakuan Iman Gereja Bethel Indonesia. Di mana saja manifestasi berbahasa Roh muncul di dalam Kisah Para Rasul selalu dalam (atau dihubungkan dengan) peristiwa baptisan Roh. Bahasa Roh yang bersumber atau diberikan oleh Roh itu sendiri. “ Maka penuhlah mereka dengan Roh Kudus, lalu mereka mulai berkata-kata dalam bahasa-bahasa lain seperti yang diberikan oleh Roh itu kepada mereka untuk mengatakannya. ” (Kisah 2:4). Karena itu bahasa Roh tidak dapat dipelajari, diajarkan, dihafalkan atau diformulakan oleh siapapun. Sehingga tidak terjadi ekses. Di samping itu jangan berhenti hanya pada tanda awal, harus ada tanda berikutnya. Karena itu perlu pemahaman yang mendalam dan penekanan yang benar. Bagi Wesley dan kelompok Injili tanda baptisan Roh Kudus yaitu buah Roh yang dikeluarkan oleh orang itu, seperti yang tertulis dalam Galatia 5:22,23.

3. Tujuan baptisan Roh Kudus. Sesungguhnya tujuan baptisan Roh Kudus yaitu untuk memberdayakan orang percaya untuk menjadi saksi dan untuk pelayanan. Hal ini sangat penting, itulah sebabnya sebelum Yesus naik ke surga Ia memerintahkan :”…kamu harus tinggal di dalam kota ini sampai kamu Teologi Pentakosta

Page 18 of 29

diperlengkapi dengan kekuasaan dari tempat tinggi. ” (Lukas 24:49). “Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksiKu di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi. ” (Kisah1:8). Menarik untuk menyimak kesaksian Rasul Paulus tentang pelayanannya. “Baik perkataanku maupun pemberitaanku tidak kusampaikan dengan kata-kata hikmat yang meyakinkan, tetapi dengan keyakinan akan kekuatan Roh, supaya iman kamu jangan bergantung pada hikmat manusia, tetapi pada kekuatan Allah. ” (I Korintus 2:4,5). Tujuan baptisan Roh Kudus bukan untuk merasa lebih rohani dari yang lain atau menjadi sombong rohani. Sebaliknya Roh Kudus menolongnya untuk tetap rendah hati dan Yesus yang dipermuliakan dan menjadi pusat kesaksiannya (Yohanes 16:13,14). Sekali lagi tujuan atau maksud baptisan Roh adalah pemberdayaan orang percaya untuk suatu pelayanan, dan juga memberi daya (kekuatan, keberanian) kepada pelayan Tuhan (orang yang melayani) untuk bertahan dalam penderitaan dan kesulitan akibat pelayanannya itu.

4. Bagaimana supaya dibaptis dengan Roh Kudus ? Sesungguhnya baptisan Roh Kudus adalah karunia Allah untuk semua orang yang percaya Yesus, mereka yang telah disucikan hatinya (Yohanes 7:39; Kisah 2:38). Tetapi ia juga harus mempunyai kerinduan atau kesadaran akan kebutuhannya, datang dengan percaya bahwa Yesus Pembaptis dengan Roh Kudus serta datang dengan kerendahan hati (Yohanes 7:37,38). Janji dibaptis dengan Roh Kudus tidak hanya bagi anggota gereja Pentakosta, tetapi untuk semua orang yang percaya Yesus. Roh Kudus dalam zaman Perjanjian Baru tidak dibatasi untuk orang tertentu seperti dalam zaman Perjanjian Lama.

5. Dipenuhi Roh Kudus terus menerus. Setelah orang percaya dipenuhi Roh Kudus untuk pertama kalinya, yang disebut dibaptis dengan Roh Kudus, maka ia dapat mengalami kepenuhan Roh Kudus berulang-ulang. Bandingkan murid-murid di Yerusalem dalam Kisah 2:1-4 dengan Kisah 4:31. Mereka adalah jemaat yang sama. Karena mereka memang harus dipenuhi Roh Kudus terus menerus, tidak hanya satu kali saja. Supaya dari hati dan kehidupan mereka mengalir aliran air (sungai) hidup bagi orang lain (Yohanes 7:38). Rasul Petrus dan Yohanes juga mengalami kepenuhan Roh berulang kali. Demikian pula rasul Paulus (Kisah 9:17; 13:9). Itulah sebabnya Paulus menulis dalam Efesus 5:17-18 menasehati jemaat di Efesus untuk “… mengerti kehendak Allah… dan hendaklah kamu penuh dengan Roh…” Di sini Paulus tidak menggunakan Aorist Imperative yang hanya terjadi satu kali saja, tetapi Present Imperative yang menunjukkan sesuatu yang terjadi terus menerus. Hendaklah kamu penuh Roh terusmenerus. Jangan kita hanya merayakan suatu pengalaman dari masa lampau, tetapi hendaklah kita berjalan terus dalam kuasa Roh Kudus. Yang penting bukan apakah anda pernah (telah) dibaptis dengan Roh, melainkan apakah anda tetap penuh dengan kuasa Teologi Pentakosta

Page 19 of 29

Roh,dipimpin oleh Roh. Supaya kita memulai pelayanan dengan Roh dan tidak mengakhirinya dengan daging (bandingkan Galatia 3:3).

6. Yesus Kristus Pembaptis dengan Roh Kudus. Ketika Yesus dibaptiskan, Yohanes memberi kesaksian:” …Dia yang mengutus aku untuk membaptis dengan air, telah berfirman kepadaku: Jikalau engkau melihat Roh itu turun ke atas seseorang dan tinggal di atasNya, Dialah itu yang akan membaptis dengan Roh Kudus…” (Yohanes 1:32-34). Sebelum naik ke surga Yesus berkata:”…sebab Yohanes membaptis dengan air, tetapi tidak lama lagi kamu akan dibaptis dengan Roh Kudus…” (Kisah 1:4,5). Jadi Yesus bukan hanya Tuhan dan Juruselamat, tetapi ia juga adalah Pembaptis dengan Roh Kudus. Kaarena itu bukan para rasul atau hamba Tuhan yang membaptis orang percaya dengan Roh, tetapi Yesus sendiri. Mereka hanyalah alat di dalam Tuhan. Dalam Kisah Para Rasul kita temukan cara orang percaya yang menerima Roh Kudus melalui penumpangan tangan para rasul (Kisah 8:17; 9:17; 19:6). Namun ada juga peristiwa dipenuhi Roh tanpa penumpangan tangan (Kisah 2:1-4; 4:31; 10:44-46). Namun yang pasti orang percaya menerima Roh Kudus pada saat berdoa (Kisah 2). Dapat dikatakan bahwa pemberian karunia baptisan Roh ini adalah kedaulatan Roh Kudus kepada orang percaya.

(C). Kesembuhan Ilahi Bagi gerakan Pentakosta tema Kesembuhan Ilahi ini dikotbahkan dan dipraktekkan dalam pelayanan sebagai bagian dari kebenaran yang penting dalam berita “Injil Sepenuh. ”

1. Dasar Alkitab untuk Kesembuhan Ilahi a) Perjanjian Allah untuk umatNya (Keluaran 15:26). b) Penebusan Kirstus membawa kesembuhan, seperti halnya dosa manusia membawa penyakit (Yesaya 53: 5-9; I Petrus 2:22-25). Oleh bilur-bilurNya kamu telah sembuh. c) Pelayanan Yesus disertai Kesembuhan Ilahi (Matius 12:15; 14:36; Lukas 4:40; 6:19; Kisah 10:38). d) Kesembuhan Ilahi adalah Perintah Yesus (Markus 16: 15-18). e) Gereja mula-mula mempraktekkan pelayanan Kesembuhan Ilahi. Petrus dan Yohanes menyembuhkan seorang lumpuh dari lahirnya, sehingga Yerusalem gempar dan banyak orang percaya Yesus (Kisah pasal 3 dan 4).

2. Maksud dari Kesembuhan Ilahi a) Untuk melepaskan manusia dari penderitaan (kesengsaraan). Dalam pelayanan Yesus kita baca bahwa tergeraklah hatiNya oleh belas kasihan, lalu Ia menyembuhkan orang banyak (Matius 9:35,36). Teologi Pentakosta

Page 20 of 29

b) Untuk membuktikan bahwa Yesus adalah Anak Allah yg berkuasa (Yoh 10:36-38). c) Untuk kemuliaan Allah (Markus 2:11,12; Yohanes 11: 4). d) Untuk membangun iman yang mulai goyah, membangkitkan iman yang mulai mati (Kisah 3:7-10, 16).

3. Langkah menerima Kesembuhan Ilahi a) Mengetahui dengan yakin bahwa zaman mujizat belum berlalu dan kesembuhan Ilahi adalah bagian dari pelayanan (pekerjaan) Tuhan Yesus pada hari ini. Tuhan Yesus tidak berubah (Ibrani 13;8). b) Mengetahui janji-janji Allah dalam Alkitab tentang kesembuhan Ilahi dan yakin bahwa janji itu untuk dirimu (Keluaran 15:26; Mazmur 193:3). c) Mengerti dan percaya bahwa Tuhan menghendaki supaya engkau sehat. Hanya setanlah yang menghendaki engkau sakit dan menderita (III Yohanes 1:3). d) Yakin bahwa keselamatan jiwa dan kesembuhan itu berjalan bersama-sama. (Markus 2:5,11). e) Meminta supaya Tuhan menyembuhkan sesuai dengan perjanjianNya dan percaya sepenuhnya Tuhan akan memberikan ((Yohanes 15:7; I Yohanes 5:14,15).

4. Mengapa tidak mengalami Kesembuhan Ilahi? Ada beberapa kemungkinan sehingga orang tidak mengalami kesembuhan Ilahi dari Kristus, sang Tabib. Berikut ini sebagai penyebabnya: 

Kurang pengetahuan tentang kehendak Allah hal kesembuhan Ilahi



Tidak percaya akan kesembuhan Ilahi



Tidak mau menerima Yesus sebagai Juruselamat dan Tabib dalam hidupnya



Hatinya berpaling kepada dosa dan terikat kepadanya



Kesuaman dalam gereja dan pengajaran yang melemahkan iman



Tidak mau mengampuni, tidak mau berdamai



Bimbang, karena hanya melihat penyakitnya dan tidak percaya kepada doa yang dinaikkan



Tidak bertindak sesuai dengan iman



Tuhan mengijinkan penyakit untuk maksud (rohani) yang lebih baik. Misalnya kepada Paulus (II Korintus 12:7-10).

5. Yesus Kristus Tabib yang ajaib. Teologi Pentakosta

Page 21 of 29

Yang membedakan Yesus (yang adalah seorang Rabi, guru agama Yahudi) dengan para rabi yang lain ialah bahwa Yesus mengajar dengan kuasa Allah (Matius 7:28,29). Yesus mengajar lalu menyembuhkan semua orang sakit dan mengusir setan yang merasuki orang tertentu (Matius 8:14-17; Lukas 5:15; Kisah 10:38). Yesus mengutus murid-murid-Nya untuk memberitakan kerajaan surga dan menyembuhkan orang sakit, mengusir setan. Yesus memberi kuasa kepada mereka (Matius 10:7,8). Dan akhirnya Yesus mati disalib di Golgota untuk menggenapi nubuatan nabi Yesaya: “Dialah yang memikul kelemahan kita dan menanggung penyakit kita. ” (Matius 8:17; Yesaya 53:4) dan “Oleh bilur-bilur-Nya kita menjadi sembuh. ” (Yesaya 53:5; I Petrus 2:24). Dengan demikian Yesus menjadi Tabib kita. Penyembuh bagi orang percaya. Tuhan Yesus tidak berubah. Kasih dan kuasa-Nya juga tidak berubah (Ibrani 13:8).

(D). Kedatangan Kristus Kedua Kali Ajaran tentang kedatangan Kristus kedua kali atau kedatangan Kristus kembali dalam dogmatika dibicarakan dalam bagian Eskatologi (Akhir Zaman). Sepanjang sejarah gereja ajaran ini tidak terlupakan, walaupun tidak ada masa di mana eskatologi menjadi pusat pemikiran Kristen yang menonjol. 1. Janji kedatangan Kristus kembali merupakan pengharapan Kristen yang penuh kebahagiaan. Karya Kristus yang dimulai pada kedatanganNya yang pertama itu akan disempurnakan pada kedatanganNya yang kedua kali. Oleh karena itu ajaran ini merupakan hal yang penting dan sekaligus menarik (karena belum terjadi, namun diyakini pasti terjadi). Gereja meyakini Kristus akan datang kembali oleh karena Yesus sendiri mengucapkan janji itu (Yohanes 14:1-3). Malaekat juga mengatakannya ketika Yesus naik ke surga (Kisah 1:911). Janji tentang kedatangan Kristus yang pertama telah digenapi secara sempurna, sehingga kita boleh yakin bahwa janji (nubuatan) tentang kedatanganNya yang kedua pasti digenapi. Karena Allah tidak pernah melalaikan janjiNya (II Petrus 3:9). 2. Ajaran Pentakosta tentang kedatangan Kristus kembali menganut paham premilenium, yaitu: pandangan yang mengajarkan bahwa Yesus akan datang kembali ke dunia secara nyata. Setelah itu Ia akan memerintah dalam kerajaan seribu tahun damai di bumi ini. Jadi Ia datang sebelum (pre atau pra) kerajaan seribu tahun (milenium) yang tertulis dalam Wahyu 20:1-6. Mengenai premilenium ada dua paham yaitu: a) Premilenium klasik (historis), yang berpendapat bahwa kedatangan Yesus kembali merupakan peristiwa tunggal, yang terjadi bersamaan dengan pengangkatan gereja.

Teologi Pentakosta

Page 22 of 29

b) Premilenium dispensasional, yang berpendapat bahwa kedatangan Kristus kembali terjadi dalam dua tahap yakni pengangkatan gereja (rapture atau parousia) dan penampakan Kristus (revelation atau apocalypse atau epiphany) ketika Kristus datang secara nyata bersama gerejaNya untuk memerintah di bumi. 3.

Paham premilenium

dispensasional

ini

berkembang

karena adanya

teori

pengangkatan (rapture). Gereja diangkat dan tidak memasuki masa tribulasi (aniaya), karena ia mendapat dispensasi. Yang menjadi persoalan yaitu kapan gereja diangkat, sehingga muncul beberapa teori: a) Pretribulasi: Kristus akan mengangkat orang-orang kdudusNya (rapture), kemudian Ia akan datang bersama orang-orang kudusNya (revelation) setelah masa antikristus memerintah di bumi selama tujuh tahun berakhir. Ayat landasannya: I Tesalonika 1:10; 4:13-18; Yohanes 14:1-3; I Korintus 15:51-58. b) Pengangkatan parsial: Hanya orang percaya yang berjaga dan menantikan kedatangan Tuhan yang akan diangkat pada waktu yang berbeda-beda, sebelum atau selama masa tribulasi. Ayat landasannya: Matius 24: 40-51; Filipi 3:10-14; Wahyu 2:11; 3:5,10. c) Midtribulasi: Gereja akan diangkat pada pertengahan masa tribulasi yaitu sebelum masa aniaya besar 3 ½ tahun (great tribulation). Masa pemerintahan antikristus di bumi adalah tujuh tahun, dan dibagi dalam dua masa. Masa “damai” 3 ½ tahun dana masa aniaya besar 3 ½ tahun. Ayat landasannya: Daniel 7:9,27; 12:7; Wahyu 11:23; 12:3,6,14; I Tesalonika 4:15,16). d) Posttribulasi: Gereja akan diangkat menjelang akhir masa aniaya besar yaitu pada kedatangan Kristus tahap kedua. Kata-kata yang berbeda tentang kedatangan Kristus kembali dalam Perjanjian Baru sebenarnya tidak mengarah kepada tahapan dari kedatangan itu. Ayat landasannya: Matius 13:24; 24:3-31; Wahyu 3:10; 20:4-6; II Tesalonika 2:8. 4. Dalam Pengakuan Iman Gereja Bethel Indonesia butir 13 disebutkan: “ Tuhan Yesus Kristus akan datang kembali untuk membangkitkan semua umatNya yang telah mati dan mengangkat semua umatNya yang masih hidup lalu bersama-sama bertemu dengan Dia di udara, kemudian akan mendirikan kerajaan seribu tahun di bumi ini. ” Pengakuan Iman butir 13 tersebut dijelaskan lebih lanjut dalam penjabarannya berikut: 

“Kedatangan Kristus yg kedua kali akan terjadi pada waktu atau saat yg tidak ada seorang pun mengetahuinya (Matius 24:43,44; Markus 13:32; Kisah 1:7; I Tesalonika 5:2; II Petrus 3:10; Wahyu 3:3). Oleh karena itu kita menolak usaha-usaha untuk menghitung dan menetapkan saat kedatangan Yesus. Tanda-tanda kedatanganNya sebagaimana

Teologi Pentakosta

Page 23 of 29

disebutkan dalam Matius 24 hanyalah untuk mengingatkan kita bahwa Kristus pasti datang kembali, dan itu bisa terjadi setiap saat. Kedatangan Kristus yang kedua tersebut akan terjadi dalam dua tahap. Tahap pertama adalah pengangkatan gerejaNya dari bumi ini (I Tesalonika 4:13-18). Orang yang sungguh-sungguh percaya kepada Kristus tidak akan memasuki masa sengsara besar yg akan terjadi saat itu bersamaan dengan munculnya antikristus (I Tesalonika 5:9-11). Dan tahap kedua adalah kedatanganNya bersama gerejaNya utk mendirikan kerajaan 1000tahun di bumi yg akan mencapai puncaknya di dalam pemenuhan kerajaan-Nya yg kekal & mulia (II Petrus 3:13; Wahyu 21:1). ” Dari uraian di atas jelaslah bahwa Gereja Bethel Indonesia menganut paham premilenium dispensasional, dan tidak menekankan kepada teori pengangkatan tertentu karena bersifat spekulatif. Dari “Declaration of Faith” gereja mitra GBI yaitu Church of God artikel 13 tertulis: 

“We believe in the premillenial second coming of Jesus. First, to resurrect the righteous and to catch away the living saints to Him in the air. Second, to reign on the earth a thousand years. ” Terjemahannya: “Kami percaya dalam kedatangan Yesus kedua kali dalam paham premilenial. Pertama, untuk membangkitkan orang benar dan mengangkat orang-orang kudusNya yang masih hidup untuk bertemu Dia di udara. Kedua, untuk memerintah selama seribu tahun di bumi ini. ”

Dapat disimpulkan bahwa Gereja Bethel Indonesia menolak upaya menghitung dan menetapkan saat kedatangan Yesus kembali. Ajaran ini menyesatkan, karena Alkitab dengan tegas menyatakan bahwa tidak seorangpun yang tahu, hanya Bapa sendiri (Matius 24:36; kisah 1:7). Adalah lebih bertanggung jawab untuk mengajarkan dan menekankan halhal yang diperintahkan Yesus sambil kita menantikan kedatangan-Nya kedua kali, yakni: bertahan sampai kesudahan dan hidup dalam kasih (Matius 24:12,13). Memberitakan Injil kepada seluruh bangsa (Matius 24:14). Berjaga-jaga dan berdoa serta siap sedia (Matius 24:42,44; Lukas 21:34-36). Melakukan tugas yang diberikan tuannya (Matius 24:46) dan menjalin kebersamaan dan kerjasama di antara para hamba Tuhan (Matius 24:49-51). Menjaga agar pelita tetap menyala dan tidak kehabisan minyak (Matius 25:1-13). Mengembangkan dan mengerjakan talenta (modal, potensi) supaya dikatagorikan sebagai hamba yang baik dan setia (Matius 25:14-30). Giat melakukan pelayanan kasih sebagai wujud kepedulian bagi yang tersisih dan membutuhkan pertolongan (Matius 25:31-46). Keyakinan yang teguh bahwa janji kedatangan Kristus kembali pasti digenapi (Matius 24:35; II Petrus 3:8,9; Bilangan 23:19), yang sekaligus merupakan pengharapan yang penuh Teologi Pentakosta

Page 24 of 29

bahagia ini tidak membuat kita melepaskan tanggung jawab untuk masa kini yaitu menjadi garam dan terang dunia (Matius 5:13-16). Gereja harus menjadi saksi Yesus serta menjadi berkat yang mendatangkan transformasi bagi dunia. 5. Yesus Kristus Raja di atas segala raja. Ketika Yesus mengajar tentang akhir zaman, Dia menubuatkan tentang kedatanganNya (Anak Manusia). “…Anak Manusia akan datang di atas awan-awan di langit dengan segala kekuasaan dan kemuliaanNya. Dan Ia akan menyuruh keluar malaekat-malaekatNya dengan meniup sangkakala yang dahsyat bunyinya dan mereka akan mengumpulkan orang-orang pilihanNya dari keempat penjuru bumi, dari ujung langit yang satu ke ujung langit yang lain…” (Matius 24:30,31). Kemudian setelah kematian dan kebangkitanNya dari maut, sebelum Yesus naik kesurga Ia memproklamirkan hal yang sangat penting kepada murid-muridNya: “KepadaKU telah diberikan segala kuasa di surga dan di bumi. ” (Matius 28:18). Hal ini senada dengan Mazmur Kristus yang dinyanyikan rasul Paulus: Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepadaNya nama di atas segala nama, supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yg ada di langit dan yg ada di atas bumi dan yg ada di bawah bumi, dan segala lidah mengaku: “Yesus Kristus adalah Tuhan,” bagi kemuliaan Allah, Bapa! (Filipi 2:9-11). Akan tiba saatnya Anak Manusia yang dilihat Daniel dalam visionnya akan mendirikan kerajaan yang tidak akan musnah (Daniel 7:11-14). KerajaanNya tidak tergoncangkan (Ibrani 12:28). Yesus Kristus akan datang sebagai Raja di atas segala raja. “Maranatha! Amin. Datanglah Tuhan Yesus. ” (Wahyu 22:20).

III. Gerakan Pentakosta dan Pertumbuhan Gereja Pada bab terahir ini akan dipaparkan secara sekilas pengaruh gerakan Pentakosta terhadap pertumbuhan gereja di dunia ini. Untuk bagian ini sumber yang penting dan menarik yaitu “Azusa Street and Beyond” Pentecostal Missions and Church Growth in the Twentieth Century yang ditulis oleh L. Grant McClung,Jr seorang misiolog dan pengajar dinamis di Church of God School of Theology di Cleveland, Tennessee. C. Peter Wagner menulis dalam kata pengantar buku itu bahwa kalangan pentakosta lebih dikenal sebagai Pelaku Firman, dibandingkan hanya sebagai Pendengar Firman atau Penulis Firman. Sesungguhnya kita hidup pada zaman Gelombang Ketiga, di mana kita menjumpai pertambahan jumlah dari kalangan bukan Pentakosta telah mengalami kuasa Allah yang supranatural seperti yang dialami oleh kelompok Pentakosta.

Teologi Pentakosta

Page 25 of 29

Ada empat aspek yang dikemukakan dalam buku itu: Perspektive Sejarah, Motivasi Teologis, Isu Strategis Praktis, Gerakan Pentakosta dan Pertumbuhan Gereja dalam menyongsong masa depan yang penuh tantangan. Dalam bab III ini hanya dikedepankan kaitannya dengan pertumbuhan gereja yang ditulis oleh Donald A. McGavran dan C. Peter Wagner. McGavran yang dikenal sebagai Bapak Pertumbuhan Gereja menulis buku “The Bridges of God” pada tahun 1955 sebagai pendekatan misi yang baru. Ia melakukan analisa tentang pertumbuhan gereja Pentakosta. Sedang Wagner menulis buku “On the Crest of the Wave” pada tahun 1983 yang sangat terkenal tentang pertumbuhan gereja. Itulah sebabnya McClung memberikan pendahuluan dengan judul “From Bridges to Waves: Pentecostal and the Church Growth Movement. ” Menunjuk kepada penelitian, dokumentasi, penerbitan dan ajaran tentang pertumbuhan gereja di kalangan Pentakosta.

A. Apa yang membuat Pentakosta bertumbuh? Artikel ini ditulis Donald A. McGavran dalam buletin pertumbuhan gereja edisi Januari 1977 dengan judul di atas (What makes Pentecostal Churches grow?). Terlepas dari masalah penginjil Pentakosta yang tidak mengeluarkan buah Roh, atau yang sangat emosi. Ia memaparkan fakta adanya pertumbuhan gereja Pentakosta berdasarkan riset. Beberapa catatan diberikan Gavran berikut ini: 1. Pentakosta menekankan penyerahan yg penuh kepada Roh Kudus. Percaya bahwa Bapa surgawi berkuasa dan amat dekat. Adanya pengalaman rohani dengan Allah. Allah memberikan kuasaNya dan mereka menyalurkan kuasa itu kepada orang lain. 2. Pentakosta mengajarkan bahwa Allah Roh Kudus menyatakan kuasaNya melalui orang Kristen awam. Bahkan yang lemah dan bodoh dipilih Allah untuk mempermalukan yang kuat dan pandai (I Korintus 1:27,28). 3. Semangat anggota gerejanya untuk bersaksi kepada para sahabat atau kenalan. Berarti menjadi Jembatan Allah untuk memberitakan Injil. Mereka amat militan dan potensial. 4. Pentakosta percaya bahwa dalam Nama Yesus segala kuasa jahat dikalahkan dan semua penyakit disembuhkan. Mereka menyadari adanya peperangan rohani dan mempercayai kesembuhan ilahi. 5. Pentakosta tidak terikat (kaku) kepada pola yang tidak produktif. Mereka terbuka dan fleksibel terhadap pola Allah yang baru.

Teologi Pentakosta

Page 26 of 29

B. Karakteristik pertumbuhan gereja Pentakosta. Artikel ini ditulis C. Peter Wagner dengan judul aslinya “Characteristics of Pentecostal Church Growth. ” Dimuat dalam The Pentecostal Minister (Summer 1982). Apakah gereja Pentakosta mengalami pertumbuhan yang tercepat? Kalau benar, apakah penyebabnya? Karakter apa yang mereka miliki? Wagner menyatakan bahwa ia bukanlah anggota gereja Pentakosta atau Karismatik. Namun ia adalah anggota aktif suatu gereja yang percaya ajaran Alkitab dan pengajar suatu seminari yang bersifat interdenominasi. Sehingga dalam penelitiannya ia berusaha untuk bersikap seobyektif mungkin. Ia menemukan bahwa gereja-gereja Pentakosta memimpin dalam percepatan pertumbuhan gereja. Contohnya Full Gospel Central Church di Korea adalah gereja Pentakosta yg tercepat pertumbuhannya di dunia. Saat ia menulis artikel ini (1982) anggota gereja lebih dari 200. 000. Dan setiap bulan bertambah lebih dari 5. 000 petobat baru. Di Afrika penginjil Pentakosta menggunakan tenda utk 10. 000 orang dan itu terlalu sempit. Di Amerika Latin 70% penginjilnya dari gereja Pentakosta, bahkan di Chili 90%. Apakah rahasia pertumbuhan itu? Pertama dan terutama diakui bahwa pertumbuhan gereja Pentakosta yang mengagumkan itu adalah karya Allah yang mahakuasa. Paulus berkata, meskipun ia menanam dan Apolos menyiraminya, tetapi Allah yang memberi pertumbuhan (I Korintus 3:6). Yesus berkata: “Aku akan mendirikan jemaatKu” (Matius 16:18). Gereja adalah milik Kristus. Ia juga pembangunNya. Segala kemuliaan hanya bagi Allah (Roma 11:36). Namun, bukankah Allah yang sama yang dijumpai dalam gereja Episcopal, Menonit, Presbyterian, Lutheran dan Pentakosta juga. Tetapi apakah yang menyebabkan pertumbuhan di gereja Pentakosta lebih dari gereja yang lain? Ia menemukan adanya: Empat Karakteristik Pertumbuhan Gereja Pentakosta. 1). Gereja yang Murni (Churches of Purity). Mereka mempunyai tradisi (prinsip) kemurnian dalam tiga area yaitu kepercayaan kepada Alkitab, Ajaran Kristen dan Pola hidup (Lifestyle). Mereka percaya bahwa Alkitab adalah Firman Allah. Alkitab mempunyai otoritas tertinggi. Penelitian membuktikan bahwa semakin Alkitab ditafsirkan secara hurufiah, demikianlah gereja itu bertumbuh. Gereja Pentakosta bertumbuh karena mereka memegang teguh kemurnian Alkitab. Mereka menjaga kemurnian ajaran. Injil adalah menerima keselamatan dan hidup kekal melalui pertobatan dan iman kepada Yesus serta membuka diri untuk karya pembaruan Roh Kudus. Siapa yang tidak percaya Yesus tidak memiliki hidup kekal. Itulah sebabnya mereka Teologi Pentakosta

Page 27 of 29

dapat berkata bersama Paulus: Celakalah aku apabila aku tidak memberitakan Injil (I Korintus 9:16). Mereka menekankan kemurnian pola hidup. Mereka mengalami perubahan hidup yg radikal. Mereka dilepaskan dari cara hidup lama yang duniawi. Mereka giat beribadah dan suka memberi persepuluhan. 2). Gereja yang Berdoa (Churches of Prayer). Mereka merupakan jemaat yang suka berdoa. Mereka mengutamakan keintiman dengan Allah. Mereka juga berdoa dalam bahasa Roh. Mereka juga mengalami penyataan Roh seperti yang tertulis dalam I Korintus 12 (seperti nubuat, hikmat), yang memang dikaruniakan Roh untuk kepentingan bersama dan pertumbuhan gereja. Dan doa itu erat hubungannya dengan pertumbuhan gereja. 3). Gereja yang Berkuasa (Churches of Power). Kehidupan doa mendatangkan tanda dan mujizat Allah dalam gereja. Mereka mengembalikan kuasa mujizat dari gereja Perjanjian Baru dalam kehidupan dan pelayanan gereja masa kini. Mereka bertumbuh karena memberi kebebasan kepada Roh Kudus untuk memanifestasikan kuasaNya melalui hidup orang percaya. Mereka tidak hanya percaya kepada kuasa mujizat, tetapi juga kuasa untuk memenangkan jiwa. Mereka percaya Allah dapat melakukan perkara besar, dan Allah menghormati iman mereka. 4). Gereja orang Miskin (Churches of the Poor). Allah mengasihi orang miskin. Allah mempunyai perhatian khusus kepada orang miskin. Orang miskin merupakan saksi yang kuat bagi Kristus. Pada abad XVIII ketika Gereja Anglikan di Inggris mengabaikan orang miskin, Allah membangkitkan Gereja Metodis. Ketika gereja Metodis datang ke Amerika dan melayani orang miskin mereka mengalami kemajuan. Namun 100 tahun kemudian mereka menjadi gereja kelas menengah, maka Allah membangkitkan Gereja Kesucian dan Gereja Pentakosta untuk kembali melayani orang miskin. Penelitian membuktikan bahwa kelompok pekerja lebih mudah menerima Injil dibandingkan dengan kelas atas. Lagi pula Allah memberikan berkat khusus bagi hamba-Nya yang memberitakan Injil kepada orang miskin. Itulah pemaparan hasil penelitian Wagner. Ia yakin bila gereja Pentakosta tetap menjadi gereja yang murni, berdoa, berkuasa dan melayani yang miskin, mereka akan menjadi gereja yang kuat. Tetapi bila salah satu karakter itu hilang, mereka akan menjadi seperti Simson yang digunting rambutnya.

Teologi Pentakosta

Page 28 of 29

C. Catatan di Indonesia Berikut ini sebuah catatan kecil tentang sinode gereja Pentakosta di Indonesia. 1. Sinode yang tertua dan terbesar di Indonesia saat ini yaitu Gereja Pantekosta di Indonesia (GPdI). Kantor sinode di Jakarta. Sistem pemerintahan gerejanya ialah sentralisasi. Mereka mempunyai banyak sekolah Alkitab dan Sekolah Tinggi Teologia tersebar di seluruh Indonesia. Mereka menerbitkan majalah dan buku rohani. Penulis seniornya yaitu Pdt. A. H. Mandey. 2. Sinode yang (ter)muda tapi terpesat pertumbuhannya yaitu Gereja Bethel Indonesia (GBI) yang lahir tahun 1970. Kantor sinode di Jakarta. Sistem pemerintahan gerejanya desentralisasi. Mereka mempunyai banyak sekolah Penginjil di seluruh Nusantara. Dan mempunyai beberapa Sekolah Tinggi Teologia. Mereka menerbitkan majalah dan buku rohani. Penulis seniornya Pdt. H. L. Senduk. 3. Sinode lainnya antara lain: Gereja Sidang-sidang Jemaat Allah (GSJA), Gereja Pantekosta Pusat Surabaya (GPPS), Gereja Bethel Injil Sepenuh (GBIS), Gereja Bethel Tabernakel (GBT), Gereja Gerakan Pantekosta (GGP), Gereja Utusan Pantekosta (GUP), Gereja Isa Almasih (GIA), Gereja Pantekosta Serikat Indonesia (GPSI), Gereja Pekabaran Injil (GPI),Gereja Pantekosta Indonesia,dll. 4. Pada umumnya Sinode Gereja Pantekosta, Sekolah Alkitab atau STT serta Yayasan mereka tergabung dalam Persekutuan Gereja Pantekosta Indonesia (PGPI) dahulu Dewan Pantekosta Indonesia (DPI).

Teologi Pentakosta

Page 29 of 29

Related Documents

Teologi
February 2021 2
Teologi
January 2021 2
Teologi Pb
January 2021 3
Teologi Pb
January 2021 1
Teologi Pb.doc.doc
January 2021 2
Teologi Yudas
February 2021 0

More Documents from "Chlemenci Dutu"