Doktrin Eskatologi

  • Uploaded by: Anonymous jAEcgGB3
  • 0
  • 0
  • February 2021
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Doktrin Eskatologi as PDF for free.

More details

  • Words: 3,580
  • Pages: 8
Loading documents preview...
ESKATOLOGIA Oleh : Pdt. Risnawati Sinulingga

Pengantar Eskatologia berasal dari kata eschatos, artinya “yang penghabisan” (Kis2:17). Semenjak abad ke -19 ses M, istilah “eskalogia” ini dipergunakan untuk ajaran tentang hal-hal akhir, khususnya hal-hal akhir bagi individu dan hal-hal akhir secara umum yaitu umat Israel dan seluruh dunia. Dari pengertian istilah “eskalogia” jelas sekali pemahaman tentang “eskalogia” sangatlah penting. Pengharapan Kristen bukanlah pengharapan yang bertumpu kehidupan dalam dunia semata, tetapi kepada hidup yang kekal, kehidupan sesudah kematian dan sesudah kesudahan dunia. Tetapi harus diakui bahwa dalam membicarakan soal-soal yang berkaitan dengan eskatologia timbul banyak bahaya. Bahaya ini muncul dari keingintahuan yang berlebih-lebihan tentang eskalogia. Bahaya ini juga muncul dari sikap picik dan terteutup yang mau mempertahankan pendapat tradisi yang sebenarnya tidak mempunyai pondasi ya ng kuat dari Alkitab sendiri. Sementara itu Alkitab tidak memberikan informasi yang jelas dan lengkap mengenai eskalogia. Karena itu sikap yang harus dipegang adalah menghindari kedua bahaya di atas. Lagipula seseorang tidak boleh memaksakan diri untuk memperoleh informasi tentang hal yang memang tidak dikemukakan, atau memperoleh kejelasan dari hal yang memang tidak jelas diungkapkan di dalam Alkitab. Disamping perlu dipahamni bahwa bahasan tentang “eskalogia” adalah suatu bahasan yang sangat luas. Oleh karena itu pembatasan dilakukan dalam bahasan ini dengan mengangkat hanya: - Kematian manusia secara individu dan keadaan sementara, - Kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kali, kebangkitan dan penghakiman /keselamatan yang kekal. 1.

Kematian Manusia SecaraIindividu dan Keadaan Sementara

1.1

Sifat Dasar Manusia Untuk memahami keberadaan manusia ketika mati dan setelahnya perlu dimiliki pemahanan yang benar tentang sifat dasar manusia itu sendiri. Di dalam Kej 2:4-7 (band Ayb 10,11; Yeh 37:8), secara khusus dikemukakan bahwa manusia itu diciptakan dari dua hal yang sangat bertentangan, yaitu dari debu tanah yang mati dan dari roh kehidupan yang berasal dari Allah. Roh Kehidupan ini membuat debu tanah itu menjadi manusia yang hidup. Allahmempertemukan dan mempersatukan keduanya dalam diri manusia. Manusia itu diciptakan sebagai “tubuh yang berjiwa” atau sebagai “jiwa yang bertubuh”. Banyak istilah Ibrani dan Yunani yang dipergunakan untuk manusia. Beberapa yang digunakan dikemukakan berikut ini. Istilah yang Ibrani utama untuk: 1.1.1 Tubuh jasmani manusia adalah adama (debu tanah) dan basar (daging), dan dalam bahasa Yunani istilah itu adalah sarx (daging) dan soma (tubuh). Istilah yang dipergunakan bagi tubuh jasmani secara berdampingan dengan istilah bagi jiwa-roh. Misalnya dalam Maz 16:9 dikemukakan manusia itu terdiri dari basar-daging dan leb-salah satu istilah untuk jiwa roh. Maz 16:9 ini dikutip dalam Kis 2:26 dan dalam ayat ini basar diterjemahkan menjadi sarx. Istilah-istilah ini adama, basar, sarx juga menghunjuk kepada hidup yang terbatas, yang lemah, dapat rusak bahkan binasa dan tidak ada bagian dalam Kerajaan Allah dalam kehidupan sesudah kematian (Maz 78:39-“daging yang tidak akan kembali”- “basar yang tidak akan kembali”; 1Kor 15:50-sarx tidak ada bagian dalam Kerajaan Allah). Soma juga bermakna tubuh jasmani yang dapat binasa (Mat 10:26) tetapi juga tubuh rohani pada Kerajaan Allah atau Neraka sesudah kematian (at 5:30), tubuh kebangkitan dijelaskan dengan menggunakan istilah ini.

Tetapi istilah-istilah ini juga dipergunakan untuk keseluruhan eksistensi manusia. Mis, dalam Yesaya 31:3 –dipakai isilah adam dan dalam Luk 3:6 dipergunakan istilah sarx untuk seluruh eksistensi manusia. Bahkan kadang-kadang istilah ini dipergunakan dalam makna yang sama bagi jiwa-roh. Dalam Maz 78:39 bukan hanya basar tidak akan kembali tapi juga jiwa-roh (ruakh). Dan dalam Maz 63:2; 119:120 bukan hanya jiwa-hoh yang rindu akan Allah tapi tubuh jasmani dalam hidup di dunia juga memiliki kerinduan yang sama. 1.1.2 Istilah Ibrani dan Yunani yang dipergunakan bagi bagian rohani dari manusia itu adalah nephes, leb, ruah, psykhe, kardia dan pneuma. Makhluk hidup pada Kej 2:7= le-nephes khaya. Istilah nephes dan psykhe ini dipergunakan untuk “nafsuv(makan-minum-membenci-bergirangbersyukur), keinginan, rasa lapar, dll”, (Maz 78:18; Peng 6:9; Ams 16:26); Istilah leb atau kardia dipergunakan untuk bagian yang terdalam dari manusia, yaitu sebagai tempat kehendak (baik atau jahat) yang dengan penuh kesadaran menilai, memilih dan mengadili; tempat akal budi yang dapat mengerti dan mengetahui (Kel 35:21; Mrk 7:21; Ams 14:33; Roma 12:2); Istilah ruah dan pneuma bermakna sebagai alat untuk mengetahui, menghayati dunia luar, untuk bersaksi, beribadat dan bersekutu (Maz 77:7; Mrk 2:8; Roma 1:9; 8:16; Fil 2:1); Tetapi istilah-istilah ini juga menunjuk kepada keseluruhan manusia secara pribadi, sebagai makhuk yang hidup, berpikir, berencana dan mengambil keputusan yang sifatnya bukan jasmaniah, melainkan rohani (Kej 14:21; Kej 41:8; 1Sam 1:15; 1Raj 21:5) 1.1.3 Kesimpulan Yang dimaksud dengan pengunaan istilah-istilah bagi tubuh jasmani adalah penempakan keseluruhan manusia dalam hidupnya di dunia. Manusia bukanlah manusia bila ia tanpa tubuh. Istilah-istilah itu bermakna keseluruhan bagi manusia dari segi yang lahiriah, segi keduniawian manusia (Yoh 1:13; 3:5-6) Yang dimaksud dengan penggunaan istilah-istilah bagi jiwa-roh adalah penempakan keseluruhan manusia dalam hidupnya di dunia sebagai makhluk yang bernafsu, berkehendak, berpikir, beribadah, bersekutu, dll. Penempakan itu dari segi batin rohani, manusia bukanlah manusia bila tanpa jiwa-roh Dan dalam kehidupan di dunia, jiwa-roh yang bertubuh itu beribadah kepada Tuhan Dan dalam kematian, tubuh/ daging yang berjiwa itu binasa. 1.2

Kehidupan Sementara dalam Sheol atau Hades. Manusia bersifat fana-dapat mati (Maz 39:3-7; Peng 3:1,2; 1Tim 6:16; 1Kor 15:53). Yang menjadi pertanyaan apanya yang mati dan bagaimana keadaan dalam kematian sebelum kebangkitan pada saat kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kali? Dan dimanakah ia berada pada saat yang sementara ini? Ada yang menjawab bahwa yang mati adalah keseluruhan manusia. Harapan ada pada hari kebangkitan. Keadaan kehidupan sementara orang yang telah meninggal dunia tidak banyak dibahas oleh orang Israel karena pusat persekutuan mereka adalah kepada persekutuan dan kelanjutan keseluruhan umat dan keluarga mereka (O.A. Piper, hal 124-130). Oleh karena itu tidaklah mengherankan jikalau situasi sementara ini tidak banyak dibahas dalam Alkitab, khususnya Perjanjian Lama. Di dalam Perjanjian Lama tempat orang mati disebut sheol. Istilah ini diterjemahkan menjadi hades dalam LXX yang berbahasa Yunani. Dan memang istilah inilah yang dipergunakan dalam PB untuk konsep yang sama. Istilah sheol berasal dari akar kata yang maknanya ialah “lekukan tangan”. Oleh karenanya istilah ini menghunjuk kepada suatu lembah tempat orang mati. Semua orang mati (baik yang benar maupun yang jahat) langsung ke tempat ini. Tempat ini dikuasi oleh Tuhan (Am 9:2; Hos 13:14). Tetapi di tempat ini orang percaya yang benar diperlakukan dengan berbeda dengan orang jahat. Istilah ini juga bermakna “dunia bawah tanah” (Ul 32:22). Memang

menurut konsep orang Israel dulu Allah tinggak di “dunia atas”, maka dunia orang mati tentulah “dunia bawah tanah”. Sheol adalah tempat yang mengerikan bagi orang jahat. Disini yang menjadi gembala mereka adalah maut, mereka tidak memiliki kuasa dan kemuliaan, tetapi amat sengsara (Maz 49:15; Ay 24:19). Tidak ada berkat dari Allah atau pujian bagi Allah disana (Maz 6:6; 30:4; 86:3). Tetapi disini orang benar tidak akan dilalaikan. Mereka memiliki persekutuan dengan Allah ada harapan dan penuh sukacita (Maz 16:10,11: 17:15; 49:16; 73:23-25; Yes 57:1-2). Amat menarik sekali bahwa istilah yang dipergunakan untuk yang bersekutu, berpengharapan dan penuh sukacita itu adalah istilah yang bermakna bagi manusia sebagai makhluk yang rohani (nephes, mis.istilah itu dapat dilihat dalam Maz 16:10,11; 49:16) bagian yang rohani itu tidak binasa dalam kehidupn sementara walaupun dagingnya sudah binasa. Di dalam Perjanjian Baru, konsep tentang sheol dikutip untuk mejelaskan apa yang dialami Tuhan Yesus saat kematianNya (Kis 2:27,31; band Maz 16:10) konsep perlakukan yang berbeda terhadap orang benar yang percaya dan orang yang jahat dalam PL dapat pula ditemukan dalam PB (Luk 16:19-31). Selain itu cukup banyak ayat yang menjelaskan tentang keberadaan hidup orang percaya dibalik kematian jasmani (mis Yoh 8:51- bnd.Yoh 11:25,26-menyebutkan bahwa menuruti firman Kristus berarti tidak akan mati sampai selama-lamanya. Ayat-ayat lain adalah Luk 23-34; pil 1:23; Roma 8:38,39). 1.3

Keberadaan roh-roh jahat Di dalam PB dikenal istilah diabolos (Iblis) dan Satan (setan). Tetapi selain kedua istilah itu dikenal pula istilah daimonion dan ponera untuk roh-roh jahat yang menjadi anak buah diabolos dan satan yang tujuan utamanya adalah melawan Allah dan menghancurkan kehidupan manusia. Mereka berasal dari malaikat yang jatuh ke dalam dosa. (L.L.Moris, hal 401,402). Dalam kehidupan masa kini dikenal pula aneka ragam roh-roh jahat yang sering kali diidentifikasikan orang dengan roh-roh orang yang telah meninggal dunia dan masih bergentayangan di dunia ini. Roh-roh jahat itu jelas ada, tetapi bukan berasal dari roh-roh orang yang sudah meninggal dunia karena semua orang yang meninggal dunia baik yang percaya dan benar maupun yang jahat langsung perdi ke tempat sementara (sheol). 2. 2.1

Kedatangan Tuhan Yesus Kedua Kali dan Kebangkitan Tubuh Kedatangan Tuhan Yesus sebagai Hakim Kecenderungan untuk menghitung-hitung waktu kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kali harus dihindarkan. Ada dua sikap yang membawa seseorang kepada kesesatan, yakni yang ingin menghitung-hitung (2Pet 3:4) dan yang ingin mengerti akan segala pernyataan Kitab Suci tentang hal yang akan terjadi. Sikap yang lain adalah yang tidak menantikan kedatangan tersebut karena beranggapan bahwa sorga itu hanya mitos (R.Bultman), surga itu adala kesusilaan yang tinggi di dunia ini saja (Ritschel). Jelas saja bahwa Alkitab menjanjikan kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kali, dan tidak ada seorang pun yang akan mengetahui kapankah waktu kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kalinya (Kis1:7; 1Tes 5:2,4). tetapi Alkitab memberitahukan tanda-tanda yang mendahului kedatanganNya tersebut: Munculnya Kristus palsu yang mneyesatkan (Mat 24:5) Terjadinya godaan besar, penganiayaan, sehingga banyak orang murtad; saling membenci, bahkan membunuh sehingga keluarga menjadi pecah belah (Mat 24:8-11; Mrk 13:12) Adanya perang, bala kelaparan dan gempa bumi (Mat 24:68) Terjadinya bencana alam yang besar sekali (Mat 24:29) Munculnya “manusia durhaka”, anti Kristus (2Tes 2:3-7) Injil kerajaan diberitakan ke seluruh dunia (Mat 24:11) Dimulainya kerajaan 1000 tahun (Wah 20) Bangsa Yahudi akan bertobat (Roma 11:28-29)

Kedatangan ini dalam kemuliaan, disaksikan semua orang, digambarkan turun dari surga, dan disertai oleh para malaikat (1Tes 3:13; 4:16; Mat 24:31). kedatanganNya untuk menjadi Hakim bagi seluruh manusia, baik yang masih hidup maupun yang sudah mati (1Tes 3:13; 4:15; Mat 24:27-30) Yang menjadi norma pengadilan adalah sikap setiap orang kepada diriNya (Kis 10:24; 2Kor 5:10; Why 6:16). Yang percaya akan memiliki hidup yang kekal, yang tidak percaya tidak akan melihat hidup yang kekal. Yang percaya akan memiliki hidup yang kekal, yang tidak percaya tidak akan melihat hidup yang kekal (1Yoh 3:35). Perlu diperhatikan bahwa selain kepercayaan juga perbuatan akan diadili, bahkan “tiap kata-kata yang sia-sia” akan dituntut pada hari penghakiman itu (Mat 12:36; 2Kor 5:10; Why 20:12). Juga hukuman kekal tidak akan seragam, misalnya ada perbedaan-perbedaan bagi yang tahu dan tidak tahu akan Injil Yesus Kristus (Mat 11:20-24); 16:15; Roma 2:1-24; Ibr 2:2-3; 2Pet 2:21). Prinsip bahwa mereka yang kepadanya banyak diberi akan banyak dituntut akan berlaku disini (Luk 12:48). Orang yang tidak pernah mendengarkan Injil akan dihakimi seturut dengan yang mereka ketahui. Karena kapada setiap orang Allah telah menyatakan diri (Roma 1:19-32), khususnya melalui norma-norma etis dalam hati nuraninya walaupun sedikit sekali (Roma 2:14-16). Tetapi semua orang yang telah berbuat dosa sehingga akan jatuh ke bawah hukuman Allah (Roma 3:3-23). Hanyan dalam Yesus Kristus ada pengharapan akan keselamatan (Yoh 14:6; Kis 4:12) 2.2

Kerajaan 1000 tahun Ada penafsir yang beranggapan, berdasarkan yang dikemukakan dalam Wahyu 20, bahwa akan terjadi kerajaan 1000 tahun sebelum penghakiman seluruh manusia. Pada masa ini setan diikat dengan rantai lalu dikurung (ayat 2,3). Dan jiwa orang mati oleh karena Yesus Kristus akan bangkit dan memerintah bersama-sama Dia (ay 4). Jiwa orang mati lainnya tidak dibangkitkan. Mereka dibangkitkan setelah waktu 1000 tahun tersebut (ay 5). Setelah lewat yang 1000 tahun Setan akan dilepas dan kembali menyesatkan orang kemudian menghimpun mereka untuk memerangi orang beriman sehingga perkemahan tentara para orang kudus berhasil mereka kepung (ay 7-9). Tetapi kemudian turunlah api untuk menghanguskan mereka. Setan sendiri dilemparkan ke dalam lautan api (ay 9-10). Baru setelah semua itu semua orang dibangkitkan untuk diadili oleh Yesus Kristus yang bertindak sebagai hakim (ay 11-14). Para penafsir ini mengajarkan bahwa kelak pada akhir jaman Kristus akan datang kembali sebanyak 2 kali. Kedatangan yang pertama untuk memerintah atas dunia ini bersama orang beriman selama 1000 tahun. Selama 1000 tahun ini Iblis akan diikat tetapi setelah akhir 1000 tahun ia akan dilepas kembali untuk menyesatkan semua orang beriman. Tuhan Yesus akan naik kembali ke surga, lalu datang untuk kedua kalinya bertindak sebagai Hakim untuk seluruh manusia, barulah ada penghukuman kekal. Pandangan ini antara lain dianut oleh gereja Adventis, Pentakosta, bahkan oleh Irenus, O. Cullmann, H. Berkhof, dll. Yang lain mengatakan bahwa ada urutan peristiwa dalam kitab Wahyu tidak boleh ditafsirkan secara harfiah, 1000 tahun adalah tepat 1000 tahun tetapi simbol dari suatu waktu yang sangat lama. Tetapi ditafsirkan dengan terfokus kapada tujuan penyingkapan kasih dalam Yesus Kristus . gambaran dalam kitab Wahyu adalah “gambaran wahyuni”. Maksudnya dengan secara wahyu atau bahasa wahyu diperlihatkan bahwa orang beriman sekarang ini sudah turut memerintah bersamasama Kristus, mereka digambarkan dengan jiwa-jiwa yang mati syahit yang turut memerintah bersama-sama Kristus. Demikian pula dengan gambaran Iblis yang diikat dengan rantai dan dilepas lagi. (Bnd Mat 12:29...”orang yang kuat yaitu Iblis harus diikat terlebih dahulu...”; Kol 2:15...”pemerinah-pemerintah dan penguasa-penguasa telah dilucuti oleh Kristus...”- menghunjuk kepada masa kini). Karena itu masa Setan dirantai pada Wahyu 20 bisa diidentikkan dengan masa anugerah yaitu masa kini, bukan kelak. Pandangan ini antara lain dianut oleh bapa gereja Agustinus. Pendapat ketiga yang dapat dikemukakan bahwa Kerajaan 1000 tahun ini belum dimulai dengan kematian dan kebangkitan YK, karena pada masa itu (20:3) Iblis tidak lagi dapat menyesatkan bangsa-bangsa, tapi justru Yohanes pada masanya itu melihat Iblis bersiap-siap untuk membujuk seluruh dunia menyembah Kaisar Romawi sebagai dewa dan untuk menyembah Iblis (13:3,4). Jadi dianggap kerajaan 1000 tahun itu diwaktu mendatang sesudah Kaisar anti Kristen itu

dibinasakan. H.B.Stewe dan A. Feullet katakan bahwa kerajaan 1000 tahun itu mulai dengan Konstantin Agung yang menjadi Kristen dan menghentikan aniaya terhadap orang Kristen. Kemudian C.C. Berkower katakan bahwa mungkin ada lagi Kerajaan2 1000 tahun di waktu mendatang, waktu dimana pengaruh besar Kristus terdapat di dunia. 2.3

Kebangkitan Tubuh. Dalam PL ide kabangkitan tubuh tidak terlalu jelas dibahas (Dan 12:2-3; Ayub 14:13; Maz 16:10; 49:15). Tetapi teks-teks dari Qumran banyak memberikan bahasan mengenai hal ini. Judaisme sendiri terbagi dalam dua kelompok, yaitu kelompok Saduki yang tidak percaya akan adanya kebangkitan tubuh dan kelompok Farisi yang percaya akan hal itu. Dalam PB ide kebangkitan lebih jelas dibahas. Kebangkitan tubuh manusia dikaitkan dengan kebangkitan Yesus Kritus, kebangkitan itu menjadi dasar harapan orang percaya (1Kor 15:22; 1Pet 1:3). Tubuh kebangkitan itu serupa dengan tubuh kebangkitan Yesus yang mulia (Fil 3:21) Yesus yang bangkit itu dapat dikenal, ada tanda paku pada dirinya, seperti anak domba yang disembelih/ telah mati dan duduk di sebelah kanan Allah Bapa (Yoh 20:25); Wahyu 5:6; 1:18; 2:8; Kis 5:30,31) Kebangkitan tubuh akan terjadi setelah kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kalinya (lihat bahasan di depan) Manusia dibangkitkan itu utuh dalam tubuh dan jiwa-roh, tetapi yang dimaksud tubuh adalah tubuh rohaniah (soma), tubuh yang dimuliakan bukan lagi tubuh jasmani (sarx). Tubuh itu tidak fana, tidak hina, tidak lemah, tidak jasmani. Tetapi ada kesinambungan antara tubuh jasmaniah yang lama dengan tubuh rohaniah yang baru, entahkan itu dalam bentuk atau dalam materinya (1Kor 15:35-44). Tubuh ini dikuasai sepenuhnya oleh Roh Kudus (Roma 8:11) Dikatakan dalam Kitab Suci bahwa orang percaya akan ikut mengadili para malaikat (1Kor 6:2,3,4; Mat 19:28) kemudian yang dimaksudkan adalah bahwa setelah orang percaya diadili dalam pengadilan mereka yang membebaskan mereka dari segala penghukuman mereka juga turut mengadili orang yang tidak percaya dan malaikat yang tidak setia. Setelah pengadilan orang percaya akan memiliki hidup yang kekal, dia akan melihat Allah, bahkan bersekutu dengan Allah dengan sempurna (Ep3:20; Wah 5:12; 7:12) dan setiap orang mempunyai hubungan persaudaraan yang sangat erat, bukan didasarkan kepada hubungan keluarga dalam perkawinan (Mat 22:32-33) 3. 3.1

Langit dan Bumi yang baru dalam WAHYU 21:1-2 Latar Belakang Wahyu 21:1-2 yang mengutip Yesaya 65. Jemaat mendapat tantangan luar biasa, antara lain kehidupa umum yang sangat sekuler, penyembahan berhala, tindasan dari pemerintah atau kaisar yang adakalanya menuntut penyembahan Penulisan cara apokalyptis yang tak boleh ditafsir dengan harfiah (mis. Wahyu 13). Seharusnya lihat konteks penulisan (abad pertama sM) dan tradisi yang dipakai (Yes 65 pada masa sesudah pembuangan oleh murid Yesaya) 3.2 Wahyu 21:1 “langit pertama dan bumi pertama telah berlalu” Beberapa pandangan tentang langit dan bumi pertama yang berlalu (RSV “...passed away..” Langit dan bumi yang pertama itu dihancurkan dan diciptakan langit dan bumi yang baru . ini pandangan Lutheran (Luther). Dasar Alkitabnya yang utama adalah Mat 19:28; 2Pet 3:7-13; Wahyu 20:11 Langit dan bumi yang pertama itu tidak dihancurkan tetapi dibaharui. Ini pandangan aliran Reformed (Calvin). Dasar Alkitab nya adalah Kis3:21; Ib 12:27; Mzm 102:26-27. Istilah Yunani yang dopergunakan dalam Wahyu 21:1-4: apelton, artinya: Dalam kamus bahasa Yunani: pergi, berlalu, lenyap atau dilenyapkan tapi bisa juga dibaharui, dalam arti yang dilenyapkan adalah kualitas hidup bumi atau manusia yang lama

Dalam ay.4 yang dilenyapkan adalah kualitas hidup yang lama seperti perkabungan dan maut Kata ini dipergunakan dalam bagian PB yang lain juga dalam 2 konotasi yang berbeda seperti yang disebutkan di atas, misal Mat 22:22, Mrk 1:20; Yak 1:24 dalam arti pergi atau berlalu (konotasi 1) Kemudian dalam Mark 1:42 yang lenyap adalah kualitas kehidupan yang buruk (penyakit); Mat 4:24 dengan arti pemulihan dari penyakit (konotasi 2) dll Istilah Yunani lain yang dipergunakan untuk bahasan yang sama tentang langit dan bumi yang baru juga memiliki dua makna seperti yang dikemukakan di atas: luthesontai dalam 2Pet 3:12 (TB: langit akan binasa; RSV ...will be kindled and dissolved...) tapi dalam kamus Yunani dengan arti “disucikan atau dibersihkan” bukan dihancurkan dan kata teketai (TB: dunia akan hancur; RSV: will be melted...) dengan arti hancur, lebur, meleleh paragetoi dalam 1Yoh 2:17 (TB: ...lenyap...; RSV: passed away...) dengan arti “lewat, berlalu” dalam Kamus Bahasa Yunani. Efugen dalam Wahyu 16:20 dan 20:11 (TB: hilang..; RSV: fled away...) dengan arti “berlalu, hilang” 3.3 3.4

Kesimpulan dua makna berpeluang bagi Wahyu 21:1-4 Kemungkinan lain selain dua kemungkinan di atas (1Kor 15:36-49) Tubuh yang hancur menjadi tanah (tidak hilang) //dengan biji yang ditanamkan (ay. 3637) Tubuh yang baru // tumbuhan baru yang berasal dari biji (ay.38) Ada kontinuitas ada diskontinuitas antara tubuh yang hancur dengan tubuh yang dibangkitkan, yang dibangkitkan berasal dari yang hancur (ay.38) Tubuh yang dibangkitkan mulia, tidak bisa binasa, rohani, surgawi dama dengan Dia yang berasal dari surga (ay.39-49) Tubuh alamiah berasal dari debu tanah, bersifat jasmani, dapat binasa dan hancur (ay.3949) Kontinuitas itu adalah tubuh kebangkitan berasal dari tubuh alamiah yang bisa hancur Diskontinuitas tubuh kebangkitan beda dengan tubuh alamiah, mulia, tidak binasa, dan surgawi Hubungan langit dan bumi yang lama dengan langit dan bumi yang baru juga demikian. Langit dan bumi yang lama hancur ini dibangun langit dan bumi yang mulia, tidak binasa, rohani, dan surgawi tentunya tidak lagi ada di sana serigala, kambing dan domba, budaya, harta benda dan iptek yang dikembangkan di dunia, dll. Langit dan bumi yang lama dihancurkan dan yang dihancurkan ini dibaharui menjadi langit dan buni yang baru. Kedua makna kata-kata yang dipergunakan di dalamnya. 3.5

Hubungan dengan Yes 65:17-25 dengan Wahyu 21:1-4. Penulis Kitab Wahyu mengutip Yes65:17 “Sebab sesungguhnya Aku menciptakan langit dan bumi yang baru” ...Aku menciptakan Yerusalam penuh sorak-sorak: ...disitu tidak ada bayi yang hidup beberapa hari...atau ornag tua yang tidak mencapai umur suntuk...mereka dirikan rumahrumah...menanami kebun-kebun anggur dan memakan buahnya...ornag pilihanKu menikmati pekerjaan mereka...tidak akan bersusah-susah dengan percuma...tidak akab melahirkan anak yang mati mendadak...srigala dan anak domba akan bersama-sama makan rumput...” Menafsir Wahyu 21:1-4 harus melihat makna Yes 65:17-25 dan menafsir Yes 65 Harus memperhatikan konteks bangsa Israel sesudah pembuangan yang sangat kecewa dengan kondisi mereka, yang sangat berbeda dengan realita, sehingga Yesaya

menyampaikan firman untuk menguatkan merekadalam kehidupan mereka di dunia (akan ada kehidupan yang lebih baik), tetapi firman yang disampaikan juga bermakna eskatologis (penggenapan secara sempurna pada kedatangan TY kedua kali) Tidak boleh harfiah bahwa di langit dan bumi baru nanti akan ada perkawinan, sehinga ibu-ibu melahirkan; tidak ada serigala dan domba karena binatang tidak mempunyai hidup yang kekal, tetapi ide-ide tentang kehidupan yang terbaik dalam dunia dipakai untuk menggambarkan kehidupan kelak di langit dan bumi yang baru Wahyu 21:2 ...Yerusalem yang baru turun dari surga ...” “...Yerusalem...”. seperti dikemukakan di atas, penulid Kitab Wahyu disini mengutip dari kitab Yesaya. Yang kalau berbicara tentang langit dan bumi yang baru juga bicara tentang kota yaitu Yerusalem baru (mis.Yes 65:17; 65:18). Dan dulu pada jaman PL kota dengan temboktembok sekitarnya adalah keamanan. “...turun dari surga...” bermakna bahwa ia berasal dari atau ciptaan Allah “... surga...” istilah Ibrani yang dipakai untuk kata ini bisa juga bermakna langit (surga) adalah kediaman Allah. Konsep ini tidak boleh dopahami secara ilmiah atau harfiah tetapi lambang dari tempat kediaman Allah dan para malaikatNya (UL 26:15; Mat 5:45; Mark13:32) Allah adalah Allanya surga (Yes 65:17; 66:12; Yoh 1:9; Ep 1:2). Surga yang menjadi kediaman Allah juga yang adalah yang dinantikan dan menjadi tujuan orang beriman (2 Sam 22:8; Amos 8:27-28; 1Pet 1:4) surga berbeda dengan Firdaus atau tempat sementara bagi orang beriman (2Kor 12:2). Jadi surga tidak mungkin tidak penting dan sementara karena itu adalah tempat berdiamnya Allah dan malaikat dan menjadi tujuan akhir kehidupan manusia. 3.6

Bibliography Berkhof, L. 1974 Hadiwijono, H. 1990 Deer, J.J. 1978 2002 Jacob, E 1972 1973 Mc Keinna, David 1994 Minear, Paul S 1091 Mounce, Robert H 1972 Robinson, J.A.T 1972 Van Niftrik, G.E 1995 Wilcook, Michael 1996 Wongso, Peter 1996 Zondervan, 1974

Sistematic Theology, Michigan, William. B. Eerdmans Iman Kristen, Jakarta, BPK Gunung Mulia Tafsiran Wahyu Yohanes II, Jakarta, BPK Gunung Mulia Tafsiran Alkitab, Injil Matius, Jakarta, BPK Gunung Mulia “Death” The Interpreters Dictionary of the Bible, Vl.3, Michigan, W. Eerdmans “Immortality”, The Interpreters Dictionary of the Bible, Vl.2 Mastering of the Old Testament- Isaiah 40-68, Dallas, Word Publishing New Testament Apocalyptic, Nashville, Interpreting Biblical Text “Life”, The Interpreters Dictionary of the Bible, Vl.3 “Resurection”, The Interpreters Dictionary of the Bible Vl.4 The New Century Bible Commentary-Isaiah 40-68, London, Wm, B. Eerdmans Pub Co Message o Revelation, The Bible Speaks Today, Leicester, Intervarsity Eksposisi Doktrin Alkitab: Kitab Wahyu, Malang, Seminari Alkitab Asiaa Tenggara, 1996 The Analytical Greek Lexicon, Revised, Grand Rapids, Michigan, 1978

Related Documents

Doktrin Eskatologi
February 2021 1
Doktrin Alkitab
February 2021 1
Doktrin Kristologi
February 2021 1
Doktrin Alkitab.docx
February 2021 1
Eskatologi - Kata Pengantar
February 2021 2
Doktrin Alkitabiah Mendasar
February 2021 1

More Documents from "Deboratobing"